Implementasi Logika Fuzzy Untuk Prediksi Penyakit Kulit (H. Akik Hidayat - Andri Sukmaindrayana) IMPLEMENTASI LOGIKA FUZZY UNTUK PREDIKSI PENYAKIT KULIT H. Akik Hidayat1, Andri Sukmaindrayana2 1) Prodi Teknik Informatika, Departement Ilmu Komputer Fakultas MIPA UNPAD Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21 Jatinangor Sumedang 45363 E-mail: [email protected] 2) Prodi Teknik Informatika STMIK DCI Kp. Cibinuang RT/RW 17/03 Ds Sukamahi Kec. Sukaratu Kab. Tasikmalaya E-mail: [email protected] ABSTRAK Kulit merupakan organ terluas penyusun tubuh manusia yang terletak palingluar dan menutupi seluruh permukaan tubuh. Fungsi kulit ialah melindungi permukaan tubuh, memelihara suhu tubuh, dan mengeluarkan kotoran-kotoran tertentu. Kulit juga penting bagi produksi vitamin D oleh tubuh yang berasal dari sinar ultraviolet. Selain sebagai pelindung tubuh, kulit juga memiliki nilai estetika. Kulit yang bersih dan terawat akan tampak indah dilihat. Gangguan pada kulit sering terjadi karena berbagai faktor penyebab, antara lain yaitu iklim, lingkungan tempat tinggal, kebiasaan hidup yang kurang sehat,alergi, dan lain-lain.Pengetahuan tentang penyakit kulit sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah penyakit kulit tersebut secara cepat dan Berdasarkan permasalah diatas, maka penulis berkeinginan melakukan penelitian tentang penyakit kulit yang penulis terapkan dengan sebuah Logika fuzzy (logika samar) itu sendiri merupakan logika yang berhadapan dengan konsep kebenaran sebagian dengan metode perangkingan. diharapkan penilaian akan lebih sehingga mendapatkan hasil yang lebih akurat terhadap penyakit kulit. Katakunci: Penyakit, Kulit, Fuzzy I. PENDAHULUAN Dalam tubuh manusia, Kulit merupakan organ terluas penyusun tubuh manusia yang terletak palingluar dan menutupi seluruh permukaan tubuh. Karena letaknya paling luar, maka kulit yang pertama kali menerima rangsangan seperti rangsangan sentuhan, rasa sakit, maupun pengaruh buruk dari luar. Fungsi kulit antara lain: melindungi permukaan tubuh, memelihara suhu tubuh, dan mengeluarkan kotoran-kotoran tertentu. Kulit juga penting bagi produksi vitamin D oleh tubuh yang berasal dari sinar ultraviolet. Mengingat pentingnya kulit sebagai pelindung organ-organ tubuh di dalamnya, maka Kulit perlu dijaga kesehatannya. Selain sebagai pelindung tubuh, kulit juga memiliki nilai estetika. Kulit yang bersih dan terawat akan tampak indah dilihat. Gangguan pada kulit sering terjadi karena berbagai faktor penyebab, antara lain yaitu iklim, lingkungan tempat tinggal, kebiasaan hidup yang kurang sehat,alergi, dan lain-lain. Pengetahuan tentang penyakit kulit sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah penyakit kulit tersebut secara cepat dan tepat. Meski kadang orang menganggapnya sepele, gangguan kulit ternyata bisa sangat berbahaya bila salah dalam perawatannya. Untuk itu 1 Implementasi Logika Fuzzy Untuk Prediksi Penyakit Kulit (H. Akik Hidayat - Andri Sukmaindrayana) II. LANDASAN TEORI 2.1 Penyakit Kulit Kulit dan apendicesnya merupakan struktur kompleks yang membentuk jaringan tubuh yang kuat dan keras. Fungsinya dapat dipengaruhi oleh kerusakan terhadap struktur demikia juga oleh penyakit. Karena terdapat banyak penyakit yang memengaruhi kulit maka hanya yang paling sering ditemukan saja yang akan dibahas di sini. Kulit terdiri dari 2 lapisan epidermis atau lapisan luar, dan dermis atau kulit sebenarnya. Terdapat juga apendices pada kulit yang termasuk rambut dan kuku. pengobatannya tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Berdasarkan permasalah diatas, maka penulis berkeinginan melakukan penelitian tentang penyakit kulit yang penulis terapkan dengan sebuah Logika fuzzy (logika samar) itu sendiri merupakan logika yang berhadapan dengan konsep kebenaran sebagian, dimana logika klasik menyatakan bahwa segala hal dapat di ekspresikan dalam istilah binary (0 atau 1). Logika fuzzy memungkinkan nilai keanggotaan antara 0 dan 1. Berbagai teori didalam perkembangan logika fuzzy menunjukkan bahwa pada dasarnya logika fuzzy dapat digunakan untuk memodelkan berbagai sistem. Logika fuzzy dianggap mampu untuk memetakan suatu input kedalam suatu output tanpa mengabaikan faktor–faktor yang ada. Logika fuzzy diyakini dapat sangat fleksibel dan memiliki toleransi terhadap data-data yang ada. Dengan berdasarkan logika fuzzy, akan dihasilkan suatu model dari suatu sistem yang mampu membantu penentuan apa dan bagaimana penyakit kulit itu, tentang gejala dan bagaimana cara mengatasi penyait kulit. Dengan metode perangkingan tersebut, diharapkan penilaian akan lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dan bobot yang sudah ditentukan sehingga akan mendapatkan hasil yang lebih akurat terhadap penyakit kulit apa yang diderita oleh seeorang berdasarkan analisa yang dilakukan fuzzy terhadap sistem dan timbulah pemikiran bagaimana cara mengatasi penyakit dan merawat kulit untuk tanpa harus seorang pakar penyakit kulit. 2.1.1 Epidermis Epidermis terdiri dari sel epitel yang mengalami keratinisasi yang mengandung bahan lemak yang menjadikan kulit kedap air, sehingga body lotion tidak akan memberikan pengaruh terhadap kulit.Sel superfisial dari stratum ini secara kostan dilepaskan dan diganti. Sel lain mengandung cairan berminyak. Lapisan ketiga tediri dari sel-sel yang mengandung granula yang mampu merefraksi cahaya dan membantu memberikan warna putih pada kulit. Lapisan keempat mengandung sel yang memproduksi melanin, suatu bahan yang bertindak sebagai perlindungan terhadap pengaruh sinar UV. Epidermis tidak mengandung pembuluh darah, tetapi limfe bersirkulasi dalam ruang interselular 2.1.2 Dermis Dermis terdiri dari jaringan fibrosa yang lebih padat pada bagian superficial dibandingkan bagian dalamnya. Dapat diidentifikasi 2 lapisan: yang pertama mengandung akhiran saraf sensorik, pembuluh darah dan limfatika ; yang kedua mengandung serat kolagen, serat elastik, 2 Implementasi Logika Fuzzy Untuk Prediksi Penyakit Kulit (H. Akik Hidayat - Andri Sukmaindrayana) glandula sebasea, glandula sudorifera, folikel rambut dan muskulus arrektor pilli. glandula sebasea dan radiks dari sejumlah rambut. Pemberian zat makanan dermis atau porium tergantung pada vena dan limfatika. Baik saraf bermielin maupun tidak bermielin ditemukan dalam kulit yang berisi organ akhir dan banyak serat saraf. Organ ini memberikan respon sensasi panas, dingin, nyeri, gatal, dan raba ringan. modifikasi pada mana kuku melekat dengan kuat. 2.1.3 Hipodermis Hipodermis Ini merupakan zona transisional di antara kulit dan jaringan adiposa di bawahnya. Mengandung sel lemak demikian juga jaringan ikat putih dan kuning, kumparan dari sejumlah 2.1.4 Kelenjar Keringat Kelenjar keringat terdiri dari glomerolus atau bagian sekresi dan duktus. Secara relatif terdapat catu darah yang kaya dan menskresi keringat yang agak keruh, hampir tidak berbau, hampir mengandung 99% air, dan sejumlah kecil khlorida, urea, amonium, asam urat dan kreatinin. Berbagai tipe kelenjar keringat ditemukan pada area seperti genetalia, anus, aksila dan puting susu dan masingmasing juga mempunyai bau yang khas. 2.1.6 Sidik Jari Sidik jari 7sudah terbentuk pada bulan ketiga kehidupan intra uterin dan ini mempunyai aplikasi penting dalam genetika dan kedokteran. Masing-masing individu mempunyai pola sidik jari tersendiri dan fakta ini digunakan sebagai cara identifikasi polisi dan di RS tertentu. Ditemukan bahwa pada sejumlah cacat genetika terdapat sidik jari atau sidik kaki abnormal. Misalnya pada sindroma down (mongolisme), sidik jari yang beransa lebih sering dari biasanya, dan pada sindroma turner terdapat lebih banyak ridge dibandingkan keadaan normal. 2.1.5 Appendises Appendises termasuk rambut dan kuku. Rambut berasal epitel dan terbentuk dari sel tanduk yang mengalami modifikasi yang timbul dalam struktur yang kompleks, yaitu folikel yang terletak dalam lapisan dermis yang lebih dalam. Pada saat rambut melintasi lapisan permukaan dari dermis maka rambut dilapisi oleh sebum yang merupakan eksresi dari glandula kecil yang terletak berdekatan dengan batang rambut. Fungsinya adalah melumasi kulit dan menjaga kulit tetap lentur, bertindak sebagai penolak air dan melindungi kulit dari udara yang kering. Kuku terdiri dari sel tanduk yang mengalami modifikasi yang bersatu dengan kuat. Pada bagian proksimal kuku terbentuk dalam matriks kulit. Dasar kuku terdiri dari sel prickle yang mengalami 2.1.7 Kulit Neonatus Kulit pada bayi neonatus ditutupi oleh bahan berminyak, yaitu verniks kaseosa yang memperbesar mantel pelindung normal yang ditemukan pada kulit orang dewasa. Bahan ini dihasilkan oleh hormon sek maternal yang merangsang sekresi dari glandula kulit bayi. Pengaruh dari hormon ini berlangsung selama beberapa bulan setelah lahir, tetapi glandula kulit bayi sendiri secara relatif tetap inaktif hingga pubertas. Verniks harus dibiarkan lepas atau diangkat secara perlahan-lahan. Jika kulit bersih dari verniks, maka bayi dapat 3 Implementasi Logika Fuzzy Untuk Prediksi Penyakit Kulit (H. Akik Hidayat - Andri Sukmaindrayana) dimandikan dengan menggunakan sabun dan dikeringkandengan lembut. Pengeringan selanjutnya dapat ditingkatkan dengan menggunakan bedak talkum halus. Beberapa bayi dilahirkan dengan kulit kering. Hal ini tampaknya merupakan keadaan yang diwariskan, dimana terdapat kelebihan lapisan tanduk dan seringkali lebih sedikit dan kelenjar keringat yang kurang aktif dibandingkan kulit normal. 2.2 Logika Fuzzy Fuzzy Logic atau sistem fuzzy merupakan suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output. Gambar 2.1 merupakan salahsatu contoh gambar dari pemetaan suatu ruang input ke output. Ruang Input Ruang Output KOTAK HITAM Gambar 2.1 Contoh Pemetaan input-output pada fuzzy logic Beberapa alasan digunakan fuzzy logic, antara lain (Sri Kusumadewi, 2004): 1. Konsep fuzzy logic mudah dimengerti, karena didalam logika fuzzy terdapat konsep matematis sederhana dan mudah dimengerti yang mendasari penalaran fuzzy. 2. Fuzzy logic sangat fleksibel. 3. Fuzzy logic memiliki toleransi terhadap data yang tidak tepat 4. Fuzzy logic mampu memodelkan fungsi-fungsi nonlinear yang sangat kompleks 5. Fuzzy logic dapat bekerjasama dengan teknik-teknik kendali secara konvensional 6. Fuzzy logic didasarkan pada bahasa alami. 7. Fuzzy logic dapat membangun dan mengaplikasikan pengalamanpengalaman pada pakar secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan. 2.2.1 Himpunan Fuzzy Himpunan Fuzzy adalah himpunanhimpunan yang akan dibicarakan pada suatu variable dalam sistem fuzzy, Himpunan fuzzy digunakan untuk mengantisipasi nilai – nilai yang bersifat tidak pasti. Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu item dalam suatu himpunan dapat memiliki dua kemungkinan, yaitu satu (1), yang berarti bahwa suatu item menjadi anggota dalam suatu himpunan, atau nol (0), yang berarti suatu item tidak menjadi anggota dalam suatu himpunan. Sedangkan pada himpunan fuzzy nilai keanggotaan terletak pada rentang 0 sampai 1, yang berarti himpunan fuzzy dapat mewakili intepretasi tiap nilai berdasarkan perndapat atau keputusan dan probabilitasnya. Himpunan fuzzy bernilai dua tribut, yaitu (Sri Kusumadewi, 2004): a. Linguistik, yaitu penamaan suatu grup yang mewakili suatu keadaan atau kondisi tertentu dengan menggunakan 4 Implementasi Logika Fuzzy Untuk Prediksi Penyakit Kulit (H. Akik Hidayat - Andri Sukmaindrayana) b. bahasa alami seperti: DEKAT, SEDANG, JAUH. c. Numeris, yaitu suatu nilai (angka) yang menunnjukan ukuran dari suatu variable seperti: 40, 25, 50 dan sebagiannya. yang harus diambil dengan beberapa kriteria yang akan menjadi bahan pertimbangan. Satu hal yang menjadi permasalah adalah apabila bobot kepentingan dari setiap kriteria dan derajat kecocokan setiap alternative terhadap setiap kriteria mengandung ketidakpastian. Biasanya penilaian yang diberikan oleh pengambil keputusan dilakukan secara kualitatif dan direpresentasikan secara linguistic (Sri Kusumadewi Idham Guswaludin, 2005). 2.2.3 Fuzzy Multi Criteria Decision Making (FMCDM) Multi Criteria Decision Making (MCDM) adalah salah satu metode yang bisa membantu pengambilan keputusan terhadap beberapa altenatif keputusan III. ANALISIS MASALAH 3.1. Penyebab Penyakit Kulit Penyakit kulit adalah penyakit infeksi yang paling umum, terjadi pada orangorang dari segala usia. Sebagian besar pengobatan infeksi kulit membutuhkan waktu lama untuk menunjukkan efek. Masalahnya menjadi lebih mencemaskan jika penyakit tidak merespon terhadap pengobatan. Tidak banyak statistik yang membuktikan bahwa frekuensi yang tepat dari penyakit kulit, namun kesan umum sekitar 10-20 persen pasien mencari nasehat medis jika menderita penyakit pada kulit. Matahari adalah salah satu sumber yang paling menonjol dari kanker kulit dan trauma terkait. Penyakit kulit untuk sebagian orang terutama wanita akan menghasilkan kesengsaraan, penderitaan, ketidakmampuan sampai kerugian ekonomi. Selain itu, mereka menganggap cacat besar dalam masyarakat. Namun akibat kemajuan teknologi dan perkembangan ilmu kedokteran bekas luka kulit dapat berhasil dilepas dengan perencanaan plastik, terapi laser, pencangkokan kulit dan lain sebagainya. 5 Implementasi Logika Fuzzy Untuk Prediksi Penyakit Kulit (H. Akik Hidayat - Andri Sukmaindrayana) 3.2 Analisa Data Implementasi Logika Fuzzy untuk Prediksi Penyakit Kulit 3.2.1 Diagram Alur Pada Diagram alur ini user dapat melakukan proses input. Gambar 3.1 Diagram Alur IV. PERANCANGAN SISTEM Perancangan Sistem merupakan bagian dari metodologi pengembangan suatu perangkat lunak yang dilakukan setelah melalui tahapan analisis. Tujuan dari perancangan sistem adalah untuk memenuhi kebutuhan dari pemakai sistem atau pengguna mengenai gambaran yang jelas rancangan sistem yang akan dibuat serta diimplementasikan. 4.1 Rancang Diagram Konteks dan Data Flow Diagram (DFD) 4.1.1. Diagram Konteks Gambar 4.1 Diagram Konteks Sistem 6 Implementasi Logika Fuzzy Untuk Prediksi Penyakit Kulit (H. Akik Hidayat - Andri Sukmaindrayana) 4.1.2 DFD Level 0 dari Diagram Konteks Gambar 4.2 DFD Level 0 dari Diagram Konteks 4.2 Perancangan Basis Data Dalam merancang basis data yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasikan terlebih dahulu file-file yang diperlukan oleh sistem dan basisnya file-file tersebut dapat dilihat pada diagram arus data atau Data Flow Diagram (DFD) yang sebelumnya penentuan file-file tersebut melalui Entity Relationship Diagram (ERD). Dibawah ini merupakan gambaran ERD yang di usulkan penulis: 7 Implementasi Logika Fuzzy Untuk Prediksi Penyakit Kulit (H. Akik Hidayat - Andri Sukmaindrayana) Gejala n memiliki 1 Linguistik n Penyakit Gambar 4.8 Diagram ERD pendeteksi penyakit kulit dengan menggunakan logika fuzzy e. Mouse Standard 2. Perangkat Lunak a. Sistem Operasi Microsoft Windows XP Professional b. MATLAB 7.5.0 R2007b c. Perangkat pengolah kata Microsoft Office Word 2003 d. Perangkat pengolah bentuk (shape) Microsoft Visio 2003 V. IMPLEMENTASI 5.1 Implementasi Tahap implementasi merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap untuk dioperasikan. Tahap ini dilakukan setelah tahap analisis dan perancangan. Kegiatan yang dilakukan dalam implementasi sistem adalah memindahkan logika program dalam aturan-aturan ke dalam bahasa pemrograman untuk menguji sistem. Dalam tahap implementasi, penulis membagi perangkat-perangkat yang digunakan menjadi 2 bagian, yaitu perangkat untuk lingkungan pengembangan dan perangkat untuk lingkungan operasional. 5.1.2 Lingkungan Operasional Lingkungan operasional adalah lingkugan tempat aplikasi dapat berjalan, dengan spesifikasi minimal untuk perangkat keras dan perangkat lunak sebagai berikut : 1. Perangkat Keras a. Processor Intel Pentium 4 600 MHz b. Memory 512 MB c. Harddisk Samsung 40 GB d. Keyboard standard e. Mouse Standard 2. Perangkat Lunak a. Sistem Operasi Microsoft Windows XP Professional b. Perangkat pengolah kata Microsoft Office Word 2003 c. Perangkat pengolah bentuk (shape) Microsoft Visio 2003 5.1.1 Lingkungan Pengembangan Lingkungan pengembangan adalah lingkungan tempat aplikasi dibuat atau dikembangkan. Berdasarkan jenisnya, perangkat yang digunakan terbagi menjadi 2 bagian, yaitu perangkat keras dan perangkat lunak. 1. Perangkat Keras a. Processor Intel Pentium 4 600 MHz b. Memory 1 GB c. Harddisk Samsung 80 GB d. Keyboard standard 8 Implementasi Logika Fuzzy Untuk Prediksi Penyakit Kulit (H. Akik Hidayat - Andri Sukmaindrayana) 5.2 Implementasi Tampilan Program Tampilan Antar muka Program Gambar 5.1 Tampilan Antar Muka VI. KESIMPULAN DAM SARAN 5.1 Kesimpulan Telah dibangun sebuah sistem pendukung keputusan untuk membantu penentuan penyakit yang diderita seseorang dengan menggunakan logika fuzzy. Sehingga nilainya akan bisa dilakukan proses pengambilan untuk mencari alternatif terbaik. Berdasarkan hasil analisis, perancangan serta implementasi, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal berikut: 1. Penggunaan logika fuzzy dalam pengambilan keputusan terhadap analisa penyakit kulit dapat lebih memberikan hasil-hasil keputusan yang lebih tepat. 2. Pengambilan kesimpulan atas penyakit kulit yang diderita yang diterapkan pada program ini dapat mempersingkat waktu pengerjaan proses dibanding jika dikerjakan secara manual. 3. Serta dibantunya dengan adanya pene akan lebih memperrapan logika fuzzy maka akan mempermudah proses sistem ini. 5.2 Saran Adapun saran yang dapat disampaikan oleh penulis adalah: 1. Untuk pihak-pihak yang selalu berurusan dengan permasalan pengambilan keputusan yang dihubungkan dengan loggika fuzzy dalam pemecahan pengambilan keputusan disarankan untuk memanfaatkan penggunaan Logika Fuzzy untuk lebih mengakuratkan dan mengoptimalkan hasil keputusan yang diinginkan. 2. Untuk para peneliti selanjutnya, agar mengembangkan kekurangan yang ada pada tugas akhir ini, karena masih banyak metode atau cara yang digunakan untuk bisa mendapatkan hasil keputusan yang optimal dalam pengambilan simpulan penyakit yang diderita. 9 Implementasi Logika Fuzzy Untuk Prediksi Penyakit Kulit (H. Akik Hidayat - Andri Sukmaindrayana) VII. DAFTAR PUSTAKA Marwali, H. (2000), Kusta, dala, Ilmu Penyakit Kulit, Cetakan 1,260-270, Jakarta, Hipokrates, Ditjen PPM & PL Depkes R.I,2001. Kusumadewi, Sri. Analisis dan Sistem Fuzzy menggunakan Tool Box Matlab. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, 2003. Kusumadewi, Sri. Aplikasi Logika Fuzzy untuk Pedukung Keputusan. Penerbit Graha Ilmu, Yogjakarta, 2004. Kusumadewi, Sri. Artificial Intellingence (Teknik dan Aplikasinya). Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, 2003. Modul Epidemiologi Penyakit Kusta dan Program Pemberantassan Penyakit Kusta 1 - 10, Jakarta. Kosasih, Aetal, Kusta, (2005) Dalam: Juanda Adhi, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, FKUI Edisi IV,73 – 88 Jakarta. 10