SP-Novita Sari Mujahid

advertisement
UNIVERSITAS INDONESIA
EFEK ELEKTROAKUPUNKTUR, AKUPRESUR DAN
ONDANSENTRON TERHADAP INSIDEN MUAL MUNTAH
INTRA DAN PASCAOPERASI SECTIO CAESARIA PADA
PASIEN YANG DILAKUKAN ANESTESI SPINAL
TESIS
NOVITA SARI MUJAHID
1206236981
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
PROGRAM STUDI SPESIALIS-1 AKUPUNKTUR MEDIK
JAKARTA
JUNI 2014
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
UNIVERSITAS INDONESIA
EFEK ELEKTROAKUPUNKTUR, AKUPRESUR DAN
ONDANSETRON TERHADAP INSIDENS MUAL MUNTAH
INTRA DAN PASCAOPERASI SECTIO CAESARIA PADA
PASIEN YANG DILAKUKAN ANESTESI SPINAL
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Dokter Spesialis
Akupunktur Medik
NOVITA SARI MUJAHID
1206236981
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
PROGRAM STUDI SPESIALIS-1 AKUPUNKTUR MEDIK
JAKARTA
JUNI 2014
i
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini dilakukan
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Dokter Spesialis
Akupunktur Medik melalui Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 Akupunktur
Medik di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa,
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai
pada penyusunan tesis ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan tesis ini.
Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
(1) dr. Hasan Mihardja, Mkes, SpAk, dr. Adiningsih Srilestari, M.Epid,
MKes, SpAk, dr. Med Damar Prasmusinto, SpOG (K) dan dr. Riyadh
Firdaus SpAn selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,
tenaga, dan pikiran untuk membaca naskah, memberi perbaikan, masukan
dan mengarahkan saya dalam penyusunan tesis ini.
(2) dr. Adiningsih Srilestari, M.Epid, M.Kes, SpAk, selaku kepala
Departemen
Medik
Akupunktur
RSCM
yang
telah
mendidik,
membimbing dan memberikan saran kepada saya sehingga saya dapat
menyelesaikan tesis ini.
(3) dr. Christina Simadibrata, M.Kes, SpAk, dr. Fransiskus Kristanto, M.Kes,
Sp.Ak (alm); dr. C. Pramono, M.Kes, Sp.Ak; dr. Kemas Abdurrohim,
MARS, M.Kes, Sp.Ak; dr. Dharma Kumara Widya, M.Kes, Sp.Ak; dr.
Kiswojo, M.Kes, Sp.Ak (alm); dr. Yvonne Siboe, Sp.Ak; dr. Ratnawati
Latief, Sp.Ak; dr. Shinta Sukandar, MM, Sp.Ak; dr. Haryanto Budi, Sp.Ak
(alm) sebagai staf pengajar Departemen Medik Akupunktur FKUI-RSCM
yang telah mendidik dan mengarahkan saya selama menjalani Pendidikan
Dokter Spesialis Akupunktur Medik, serta memberikan dorongan kepada
saya untuk menyelesaikan pendidikan ini.
(4) Kepala Departemen Obstetri dan Ginelokogi FKUI-RSCM dan RSUP
Persahabatan serta Kepala Departemen Anestesi FKUI-RSCM dan RSUP
iv
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Persahabatan yang telah mengijinkan dilakukannya penelitian ini di
lingkungan institusi yang beliau pimpin.
(5) Rekan-rekan peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis dan paramedic
di departemen Obstetri-Ginekologi dan Anestesi FKUI-RSCM dan RSUP
Persahabatan yang telah membantu dalam penelitian ini.
(6) Seluruh rekan-rekan peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis
Akupunktur Medik atas pertemanan, inspirasi, dorongan yang saya
dapatkan.
(7) Seluruh paramedik, karyawan Departemen Medik Akupunktur RSCM
yang turut memberikan dorongan dan bantuan dalam kelancaran
pelaksanaan penelitian ini.
(8) Para responden penelitian atas kesediaan dan kerjasamanya untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini.
(9) Kepada orang tua saya Hj. Habibah Lida, H. Donansyah Thaib dan Hj.
Faridah Abdul Kadir, suami saya dr Subhan Thaib Sp.OT dan kedua orang
anak saya Aurelya Ratu Annetha dan Nazuya Aliyyah Alfath yang turut
memberikan dorongan dan doanya sehingga penelitian ini dapat saya
selesaikan.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Saya menyadari bahwa tesis ini
masih jauh dari sempurna. Namun saya berharap semoga tesis ini dapat membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Jakarta, 05 Juni 2014
Penulis
v
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
ABSTRAK
Nama
: Novita Sari Mujahid
Program Studi : Akupunktur Medik
Judul
: Efek Elektroakupunktur, Akupresur dan Ondansentron Terhadap
Insiden Mual Muntah Intra dan Pascaoperasi Sectio Caesaria
pada Pasien yang Dilakukan Anestesi Spinal
Kejadian mual dan muntah pada prosedur anestesia spinal untuk sectio caesaria
berkisar dari 28%-63% dan tetap tinggi meskipun telah diperkenalkan obat
antiemetik baru. Penatalaksanaan untuk mual muntah saat ini meliputi terapi
farmakologis dan nonfarmakologis. Terapi nonfarmakologis yang dimaksud salah
satunya adalah akupunktur. Akupunktur diharapkan dapat menjadi salah satu
pilihan terapi ataupun terapi penunjang untuk tatalaksana mual muntah intra dan
pascaoperasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek elektroakupunktur
(EA), akupresur dan ondansetron dalam menurunkan insiden mual muntah intra
dan pascaoperasi. Desain penelitian yang digunakan adalah uji klinis acak
terkontrol. Penelitian ini melibatkan 36 pasien yang dilakukan sectio caesaria
dengan anestesi spinal. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya penurunan
insiden mual yang bermakna pada kelompok perlakuan bila dibandingkan dengan
kelompok kontrol (p=0,02). Insiden muntah pada kelompok perlakuan juga
mengalami penurunan bila dibandingkan dengan kelompok kontrol, namun
penurunan ini tidak bermakna (p=0,089). Kesimpulan penelitian ini bahwa EA,
akupresur dan ondansetron mempunyai efek menurunkan insiden mual secara
signifikan bila dibandingkan dengan pemberian ondansetron saja, namun tidak
terdapat perbedaan bermakna pada insiden muntah.
Kata kunci:
elektroakupunktur; akupresur; ondansetron; mual; muntah
vii
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
ABSTRACT
Name
Study Program
Title
: Novita Sari Mujahid
: Medical Acupuncture
: Effects of Electroacupuncture, Acupressure and
Ondansentron on The Incidence of Intra and Postoperative
Nausea and Vomiting Among Patients Undergoing Spinal
Anesthesia for Sectio Caesaria
Incidence of nausea and vomit in spinal anesthesia procedures for sectio caesaria
ranging from 28% -63% and remain high even though it has introduced a new
antiemetic drug. Treatment for nausea and vomit currently include
pharmacological and non-pharmacological therapies. One of nonpharmacologic
therapy is acupuncture. Acupuncture is expected to be one of therapeutic option or
adjunctive therapy for the treatment intra and postoperative nausea and vomit.
This study aimed to determine the effect of electroacupuncture (EA), acupressure
and ondansetron in reducing the incidence of intra and postoperative nausea and
vomit. Design of this study is a randomized controlled clinical trial. This study
included 36 patients who performed under spinal anesthesia sectio Caesarea. The
results showed a significant decrease in the incidence of nausea in the treatment
group when compared with the control group (p = 0.02). The incidence of
vomiting in the treatment group also decreased when compared with the control
group, but this decrease was not significant (p = 0.089). The conclusion of this
study that EA, acupressure and ondansetron were significantly reduced the
incidence of nausea when compared with administration of ondansetron alone, but
there was no significant difference in the incidence of vomiting.
Key words:
electroacupuncture, acupressure, ondansetron, nausea, vomit
viii
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
KATA PENGANTAR ......................................................................................
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI……………………………..
ABSTRAK ........................................................................................................
ABSTRACT .....................................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK ...................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................
DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................
1. PENDAHULUAN …….…………………………………………………..
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................
1.3 Hipotesis ....................................................................................
1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................
1.5 Manfaat Penelitian .....................................................................
i
ii
iii
iv
vi
vii
viii
ix
xi
xii
xiii
xiv
1
1
4
5
5
5
2. TINJAUAN PUSTAKA …….……………………………………………
2.1 Mual Muntah Intra dan Pascaoperasi…………………………...
2.1.1 Definisi ................................................................................
2.1.2 Epidemiologi .......................................................................
2.1.3 Faktor Risiko dan Patofisilogi PONV..................................
2.1.4 Penatalaksanaan………………............................................
2.2 Anestesia Spinal…………….……………………………………
2.3 Elektroakupunktur.........................................................................
2.4 Akupresur………………………………………………………..
2.5 Mekanisme Kerja dan Efek Akupunktur ………………………..
2.6 Efek Samping dan Kontraindikasi Akupunktur…………………
2.7 Penelitian Akupunktur pada PONV……………………………..
2.8 Kerangka Teori .............................................................................
2.9 Kerangka Konsep .........................................................................
7
7
7
7
7
11
15
17
19
21
23
24
28
29
3. METODE PENELITIAN ………….…………………………………….
3.1 Desain Penelitian ......................................................................
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................
3.3 Populasi ……………………………………………………….
3.4 Besar Sampel ….………………………………………………
3.5 Cara Pengambilan Sampel ……………………………………
3.6 Definisi Operasional ………………………………………….
3.7 Kerangka Alur Penelitian ..........................................................
3.7 Cara Kerja…………..................................................................
3.8 Titik Akupunktur…....................................................................
30
30
30
30
31
32
32
33
34
35
ix
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
3.9 Pengumpulan Data......................................................................
3.10 Penilaian ……………………...................................................
3.11 Pengolahan & Analisis Data.......................................................
3.12 Penyajian Data……....................................................................
3.13 Kajian Etik .................................................................................
36
36
37
37
37
4. HASIL PENELITIAN .................................................................................
5. PEMBAHASAN ...........................................................................................
6. SIMPULAN DAN SARAN ………..............................................................
38
43
46
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
LAMPIRAN ......................................................................................................
47
50
x
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Titik PC 6 Neiguan…..………….................................................
xi
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
35
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Karakteristik Responden ………..........................................................
38
Tabel 4.2 Perbandingan Insiden Mual Antara Kelompok Perlakuan dan
Kontrol………………………………………………….…………….
39
Tabel 4.3 Perbandingan Insiden Muntah Antara Kelompok Perlakuan dan
Kontrol…………………………………………………………………
40
Tabel 4.4 Perbandingan Skor Mual Antara Kelompok Perlakuan dan Kontrol
………………………………………………………………………….
41
Tabel 4.5 Perbandingan Frekuensi Muntah Antara Kelompok Perlakuan dan
Kelompok Kontrol…………………………………………………
xii
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
41
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Keterangan Lolos Kaji Etik ......................................................
50
Lampiran 2
Penjelasan Mengenai Penelitian ...............................................
51
Lampiran 3
Surat Persetujuan …………………..........................................
54
Lampiran 4
Status Penelitian ........................................................................
55
Lampiran 5
Four Point Scale ………..……………………………………..
56
Lampiran 6
Tabel Data Induk.......................................................................
57
Lampiran 7
Hasil Uji Statistik ............................................................................
61
xiii
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
DAFTAR SINGKATAN
PONV
Postoperative Nausea and Vomit
IONV
Intraoperative Nausea and Vomit
5HT3
5 Hidroksitriptamin
EA
Elektroakupunktur
TENS
Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation
POV
Postoperative Vomit
SSP
Sistem Saraf Pusat
CTZ
Chemoreceptor Trigger Zone
NK-1
Neurokinin 1
fMRI
Functional Magnetic Resonance Imaging
HIV
Human Immunodeficiency Virus
RSUPN
Rumah Sakit Umum Pusat Nasional
RSU
Rumah Sakit Umum
xiv
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah.
Mual dan muntah pascaoperasi (Postoperative Nausea and Vomit =
PONV), didefinisikan sebagai mual dan / atau muntah yang terjadi dalam periode
24 jam setelah operasi, terjadi pada 20% - 30% pasien.1,2,3 Sebanyak 70% sampai
80% dari pasien berisiko tinggi akan mengalami hal ini.
1,3
Mual dan muntah
pascaoperasi merupakan keluhan umum setelah anestesia umum, regional, atau
lokal. Kejadian mual dan muntah yang terjadi pada prosedur anestesia spinal
untuk sectiocaesar berkisar dari 28% sampai 63% dan tetap tinggi meskipun
sudah diperkenalkan obat antiemetik baru. Episode mual dan muntah ini dapat
terjadi baik selama (mual dan muntah intraoperatif -IONV) dan setelah operasi
(PONV). 3
Mual dan muntah pascaoperasi adalah dua dari komplikasi yang paling
umum setelah anestesia dan bedah. PONV memiliki efek yang signifikan pada
morbiditas, kepuasan pasien dan biaya. Survei menunjukkan bahwa PONV adalah
efek samping anestesia yang paling ditakuti, bahkan di atas nyeri.1,2 Meskipun
dalam kebanyakan kasus PONV dapat menghilang dengan sendirinya, namun
PONV dapat memperpanjang waktu pasien berada di unit perawatan pasca
anestesia dan total lama tinggal di rumah sakit.2 Konsekuensi serius PONV
termasuk luka menjadi terbuka, ruptur esofagus, kelainan elektrolit dan aspirasi
paru-paru.1,2
Etiologi PONV dianggap multifaktorial melibatkan faktor risiko individu,
anestesia, dan bedah. Pada wanita hamil yang dilakukan anestesia spinal untuk
Sectio Caesaria, etiologi komplikasi ini bersifat multifaktorial melibatkan
perubahan fisiologis yang terjadi selama kehamilan, hipotensi intraoperatif,
peningkatan aktivitas vagal, stimulasi viseral, efek pemberian opioid dan
penggunaan oksitosin.3 Faktor risiko PONV pada orang dewasa adalah jenis
kelamin perempuan, status tidak merokok, riwayat PONV atau mabuk perjalanan,
penggunaan anestesia volatil, opioid, durasi operasi yang lebih lama dan jenis
operasi.1,2,4-6
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
2
Sampai saat ini, cara yang paling sederhana dan paling efektif untuk
mendeteksi resiko
pasien terhadap
PONV adalah Apfel’s score
yang
disederhanakan. Pasien dengan Apfel’s score >2 memiliki prediksi insiden PONV
yang tinggi. Terdapat 4 karakteristik yang dinilai dalam Apfel’s score meliputi
jenis kelamin perempuan, riwayat mabuk perjalanan atau PONV, tidak merokok
dan direncanakan pemberian opioid pascaoperasi. Untuk setiap karakteristik yang
dipenuhi mendapatkan skor 1 dengan skor total maksimal 4. Semakin tinggi
jumlah skor maka kemungkinan terjadinya PONV semakin besar.7
Strategi untuk mencegah dan mengobati PONV juga multifaktorial.
Strategi tersebut dibagi menjadi 3 yaitu: strategi pengurangan risiko, intervensi
farmakologis, intervensi non-farmakologis. Strategi pengurangan risiko yaitu
dengan menghindari penggunaan anestesia volatil, oksida nitrit, opioid dan
neostigmin dosis tinggi.2
Berdasarkan konsep etiologi multifaktorial dalam beberapa tahun terakhir
manajemen multimodal antiemetik mempergunakan kombinasi obat dan teknik
dengan mekanisme aksi yang berbeda untuk mengoptimalkan keberhasilan. Dari
berbagai teknik dan obat-obatan yang tersedia untuk pencegahan dan pengobatan
mual dan muntah, metode non-farmakologis telah mengalami peningkatan
popularitas karena biaya yang rendah, sederhana, efek samping yang rendah dan
sudah terbukti, selain itu metode non-farmakologis memiliki karakteristik yang
sangat penting dalam kebidanan karena tidak ditransfer melalui plasenta dan tidak
disekresi dalam ASI. Termasuk dalam metode non farmakologis adalah
akupunktur yaitu stimulasi titik akupunktur Perikardium 6 Neiguan ( PC 6 ).3
Obat hanya sebagian efektif mencegah PONV dan dapat menyebabkan
kejadian yang tidak diharapkan. Antagonis 5-hydroxytryptamine3 (5-HT3)
contohnya ondansetron memiliki efek samping sakit kepala, nyeri abdomen,
kenaikan enzim hati, flushing, konstipasi dan bradikardi. Deksametason harus
dihindari pada penderita diabetes melitus karena dapat meningkatkan kadar gula
darah secara signifikan selama beberapa hari. Antihistamin (antagonis H1)
contohnya cyclizine memiliki efek samping nyeri pada tempat penyuntikan dan
takikardia. Fenotiazin (misalnya proklorperazin) memiliki Efek samping
ekstrapiramidal, sedasi dan efek antikolinergik seperti mulut kering dan
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
3
takikardia. Benzamid contohnya Metoklopramid memiliki efek samping
ekstrapiramidal. Butirofenon contohnya Droperidol memiliki efek samping
kardiovaskular.2,8
Dokter anestesi terus mencari pendekatan yang lebih efektif dalam hal
biaya maupun efektivitas untuk meningkatkan hasil terapi pada pasien, perhatian
telah difokuskan pada metode sederhana, murah, dan non-invasif untuk mencegah
PONV. Kepedulian tentang biaya dan efek samping dari obat telah menyebabkan
minat dalam penggunaan metode alternatif untuk mencegah mual muntah.
Berbagai teknik non-farmakologis telah diuji coba sebagai alternatif obat-obatan
antiemetik,
termasuk
akupunktur,
elektro-akupunktur,
akupunktur
laser,
Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS), stimulasi titik akupunktur,
akupresur. Kebanyakan penelitian non-farmakologis berfokus pada stimulasi
pergelangan tangan di titik Perikardium 6 Neiguan ( PC 6 ) untuk mengurangi
mual dan muntah. Ulasan ini menunjukkan bahwa teknik ini lebih efektif dari
plasebo (perlakuan sham atau tanpa perlakuan) dalam mencegah PONV. Pada
Cochrane review yang dilakukan oleh Lee tahun 2004 dari 26 penelitian (n =
3347) menunjukkan bahwa terdapat penurunan yang signifikan pada risiko mual
(RR 0,72, 95% CI 0,59-0,89), muntah (RR 0,71, 95 % CI 0,56-0,91) dan
kebutuhan rescue antiemetic (RR 0,76, 95% CI 0,58-1,00) pada kelompok
stimulasi titik PC 6 dibandingkan dengan kelompok sham.9
Lee A, Fan LT pada tahun 2011 melakukan tinjauan sistematik mengenai
stimulasi titik akupunktur PC 6 di pergelangan tangan untuk mencegah mual dan
muntah pascaoperasi. Tinjauan sistematik ini memasukkan 40 penelitian dan
melibatkan 4858 peserta. Hasil tinjauan tersebut bahwa bila dibandingkan dengan
sham maka stimulasi titik akupunktur PC 6 secara signifikan mengurangi mual
(RR 0,71, 95% CI 0,61 - 0,83), muntah (RR 0,70, 95% CI 0,59 - 0,83), dan
kebutuhan untuk rescue antiemetics (RR 0,69, 95% CI 0,57 - 0,83).9
White dkk, melakukan penelitian acak tersamar ganda di satu pusat
penelitian. Penelitian tersebut membandingkan efektivitas stimulasi di titik
akupunktur menggunakan alat ReliefBand® dibandingkan ondansetron untuk
pencegahan PONV. Penelitian melibatkan 120 pasien rawat jalan yang menjalani
prosedur operasi plastik. ReliefBand® merupakan perangkat stimulasi yang
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
4
dipasang pada titik PC 6 ekstremitas dominan. ReliefBand® efektif sebagai
alternatif ondansetron untuk pencegahan PONV setelah operasi plastik. Namun,
penggunaan kombinasi ReliefBand® dan ondansetron lebih efektif secara
signifikan (p < 0,05). Kualitas pemulihan pasien dan kepuasan terhadap terapi
antiemetik secara signifikan ditingkatkan dengan terapi kombinasi dibandingkan
metode pengobatan lain. Pada penelitian ini disimpulkan bahwa perangkat
stimulasi ReliefBand® memiliki efek antiemetik aditif dalam kombinasi dengan
ondansetron.6
Pada pedoman yang disusun oleh Executive and Council of the Society of
Obstetricians and Gynaecologists in Canada ditetapkan bahwa stimulasi elektrik
titik akupunktur dapat digunakan sebagai alternatif atau terapi adjuvan untuk
mencegah PONV. Anjuran ini memiliki level of evidence II-1A yaitu bukti
didapatkan dari penelitian terkontrol yang dirancang dengan baik tanpa
randomisasi.1
Akupunktur memiliki efek samping yang relatif ringan. Efek samping
sementara yang tidak serius pada Akupunktur adalah rasa nyeri pada penusukan,
hematoma, perdarahan ringan, masalah ortostatik dan iritasi kulit lokal.
Ketidaknyamanan dengan plester akupresur juga pernah dilaporkan dalam
beberapa penelitian mual dan muntah.10
1.2
Rumusan Masalah.
Mual dan muntah intra dan pascaoperasi merupakan efek samping yang sering
terjadi pada prosedur anestesia spinal untuk sectiocaesar yang terjadi pada 28%63%. Insiden ini tetap tinggi meskipun sudah diperkenalkan obat antiemetik baru.
Obat hanya sebagian efektif mencegah mual muntah intra dan pascaoperasi, selain
itu dapat menyebabkan efek samping. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
stimulasi akupunktur serupa dengan obat antiemetik dalam mencegah terjadinya
mual muntah, juga memiliki efek antiemetik aditif dalam kombinasi dengan obat
antiemetik lainnya. Atas dasar ini, peneliti merumuskan pertanyaan penelitian
sebagai berikut: Apakah elektroakupunktur (EA), Akupresur dan Ondansentron
dapat menurunkan insiden terjadinya mual muntah intra dan pascaoperasi pada
pasien yang dilakukan sectiocaesar dengan anestesia spinal?
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
5
1.3
Hipotesis.
Insiden mual muntah intra dan pascaoperasi lebih rendah pada pasien
yang
dilakukan sectiocaesaria dengan anestesi spinal disertai kombinasi EA,
Akupresur dan Ondansentron.
1.4
Tujuan Penelitian.
1.4.1
Tujuan Umum :
Untuk mengetahui pengaruh pemberian EA, Akupresur dan
Ondansentron
terhadap
insiden
mual
muntah
intra
dan
pascaoperasi pada pasien yang dilakukan sectio caesaria dengan
anestesia spinal
1.4.2
Tujuan Khusus :

Membandingkan angka kejadian mual muntah antara kelompok
akupunktur dengan kelompok kontrol

Membandingkan rerata skor mual pada pasien yang mengalami
keluhan mual antara kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol

Membandingkan
rerata
frekuensi
muntah
pasien
yang
mengalami muntah antara kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol

Untuk mengetahui angka kejadian efek samping yang
ditimbulkan dari tindakan EA dan Akupresur pada kelompok
perlakuan
1.5
Manfaat Penelitian.
1.5.1. Pendidikan :
Dapat memberikan data insiden mual muntah, intensitas mual dan
frekuensi muntah intra dan pascaoperasi pada pasien yang
dilakukan section caesaria dengan anestesia spinal
1.5.2. Pelayanan :
Menjadikan EA dan akupresur sebagai alternatif terapi maupun
tambahan untuk mencegah terjadinya mual muntah intra dan
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
6
pascoperasi pada pasien yang dilakukan sectio caesaria dengan
anestesia spinal
1.5.3. Penelitian :
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk penelitian
selanjutnya.
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mual Muntah Intra dan Pascaoperasi
2.1.1
Definisi
Mual merupakan respon subjektif (tidak dapat diamati) yang dilaporkan
oleh pasien. Muntah adalah pengeluaran isi lambung melalui mulut yang dapat
diamati. Istilah-istilah ini sering digunakan secara bergantian, tetapi mekanisme
fisiologisnya berbeda.6 Mual dan muntah pascaoperasi didefinisikan sebagai mual
dan/atau muntah yang terjadi dalam waktu 24 jam setelah operasi .1 Mual muntah
intraoperatif didefinisikan sebagai mual muntah yang terjadi selama operasi
berlangsung.3
2.1.2
Epidemiologi
Angka Kejadian PONV bervariasi dari berbagai kepustakaan. PONV dapat
terjadi sampai 35 % pasien setelah operasi.11 Kepustakaan lain menuliskan bahwa
dalam populasi yang menjalani prosedur bedah umum, insiden PONV adalah 20
% - 30 % dan pada pasien yang dianggap berisiko tinggi untuk PONV, kejadian
ini mungkin mencapai 70 % - 80 % dari pasien berisiko tinggi.1,3,5
Insiden mual dan muntah selama dan sesudah prosedur anestesi spinal
pada bedah untuk proses kelahiran berkisar dari 28% sampai 63 % dan tetap
tinggi meskipun telah diperkenalkan obat antiemetik baru.3 Penelitian
menunjukkan bahwa kejadian muntah berkisar dari 12 % sampai 26 %.12 Insiden
muntah pasca operasi (POV) pada anak-anak dua kali lebih tinggi daripada orang
dewasa. Orangtua memberikan peringkat POV sebagai efek samping paling tidak
diinginkan untuk anak mereka.4
2.1.3
Faktor Resiko dan Patofisiologi PONV
Menurut Golembiewski dkk, etiologi pasti dari PONV tidak diketahui,
tetapi penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang sifatnya multifaktorial.
Faktor risiko untuk PONV meliputi usia, jenis kelamin, status merokok,
kecemasan, obesitas, riwayat PONV, riwayat mabuk perjalanan, durasi/jenis
anestesi, penggunaan opioid, anestesi inhalasi, dan jenis operasi. Identifikasi
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
8
faktor-faktor risiko adalah rejimen multimodal untuk pencegahan dan pengobatan
PONV.4-6
Faktor risiko yang terkait dengan mual dan/atau muntah selama persalinan
dan melahirkan adalah tidak merokok ( OR 2.16 ), analgesia opioid ( OR 1,95 ),
riwayat mabuk perjalanan/ PONV ( OR 1,85 ) dan indeks masa tubuh yang lebih
tinggi ( OR 1,07 ). Umur, asupan makanan yang baru saja diberikan, obat-obatan,
durasi proses persalinan dan penggunaan oksitosin, oksida nitrit atau analgesia
epidural tidak ditemukan sebagai faktor risiko yang signifikan ( semua nilai P >
0,05 ).13
Pada wanita hamil yang dilakukan anestesi spinal untuk bedah caesar,
episode mual dan muntah adalah komplikasi yang mungkin terjadi baik selama
dan setelah operasi. Etiologinya multifaktorial, melibatkan perubahan fisiologis
yang terjadi selama kehamilan, hipotensi intraoperatif, peningkatan aktivitas
vagal, stimulasi viseral, dan efek dari pemberian opioid serta penggunaan
oksitosin.3
Apfel dkk mengidentifikasi empat faktor risiko yang membentuk dasar
untuk sistem skoring Apfel. Identifikasi risiko menggunakan kriteria Apfel
penting karena peningkatan faktor risiko meningkatkan jumlah terapi yang
diperlukan.12 Apfel dkk menyusun skor risiko yang disederhanakan untuk
memprediksi PONV. Mereka menyimpulkan bahwa ada 4 faktor risiko utama:
jenis kelamin perempuan, riwayat motion sickness atau PONV, tidak merokok,
dan penggunaan opioid pasca operasi. Probabilitas PONV diperkirakan 10 % , 21
% , 39 % dan 78 % dengan 1, 2, 3, dan 4 faktor risiko berturut-turut.1
Meskipun Apfel mendefinisikan kriteria risiko yang memiliki dampak
terbesar pada PONV, beberapa faktor risiko lainnya telah diidentifikasi. Ini dapat
dibagi menjadi tiga kategori: faktor risiko pasien, teknik anestesi, dan prosedur
bedah. Faktor risiko pasien termasuk jenis kelamin perempuan, status tidak
merokok, riwayat PONV/mabuk perjalanan, dan predisposisi genetik. Teknik
anestesi meliputi penggunaan agen inhalasi, oksida nitrit, dosis tinggi neostigmin,
dan penggunaan opioid intraoperatif dan pasca operasi. Faktor bedah termasuk
durasi operasi yang lama, dengan setiap kenaikan 30 menit durasi operasi
meningkatkan risiko PONV sebesar 60 % dan jenis operasi yang berbeda.1,12
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
9
Namun, apakah operasi yang lebih lama secara langsung sebagai penyebab sulit
dibuktikan, karena dosis tinggi opioid yang lebih tinggi dan paparan terhadap
anestesi inhalasi lebih lama mungkin terjadi yang diketahui sebagai faktor risiko
PONV.12
Penelitian yang berkualitas baik mengenai PONV relatif baru. Tidak ada
salah satu faktor yang menjamin PONV, namun lebih kearah beberapa faktor
memberikan suatu efek gabungan untuk meningkatkan risiko. Prediktor terkuat
dari PONV adalah jenis kelamin perempuan. Ini mungkin meningkatkan dua atau
bahkan empat kali lipat risiko PONV dibandingkan dengan laki-laki. Menariknya,
hal ini terjadi hanya pada pasca pubertas, banyak penelitian telah gagal untuk
menunjukkan efek PONV selama tahap-tahap yang berbeda dari siklus
menstruasi. Merokok sangat terkait dengan penurunan risiko PONV. Mekanisme
di balik hal ini tidak jelas, meskipun jangka waktu antara rokok terakhir dan
anestesi penting. Semakin baru merokok, semakin rendah risiko PONV. Sifat
emetogenik dari anestesi volatil dan opioid tampaknya berhubungan dengan dosis,
dengan prosedur yang lebih lama maka lebih mungkin menyebabkan masalah.
Banyak penelitian telah menemukan bahwa jenis operasi bukan merupakan faktor
risiko independen, lebih merupakan cerminan dari lamanya prosedur dan
dominasi pasien berisiko tinggi. Riwayat mabuk atau PONV sebelumnya
memiliki korelasi yang kuat. Beberapa penelitian juga menunjukkan hubungan
antara PONV pada anak-anak dan saudara atau orang tua mereka. Hal ini
menunjukkan adanya komponen genetik. Usia pasien mungkin memiliki efek,
meskipun tidak termasuk dalam salah satu sistem penilaian resiko. Insiden
meningkat dari lahir sampai puncaknya pada usia tiga dan kemudian turun,
kemudian naik lagi pada usia 14 tahun. Setelah itu, ada pengurangan 10 % dengan
setiap dekade kehidupan. Banyak sistem penilaian resiko telah mencoba untuk
memprediksi kemungkinan PONV tapi hanya bisa memprediksi kemungkinan
muntah dalam suatu populasi, bukan pada individu pasien. Yang paling terkenal
adalah skor Apfel yang disederhanakan.2
Mual dan muntah disebabkan oleh rangsangan mekanisme neurologis di
otak dan saluran pencernaan. Sistem saraf pusat (SSP) berfungsi sebagai pusat
kontrol untuk mual dan muntah. SSP menerima input dari sensor perifer dan
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
10
korteks serebral. SSP kemudian mengintegrasikan informasi dan mengaktifkan
sistem saraf motorik dan serabut otonom saluran pencernaan. Hasil aktivasi ini
adalah muntah.6
Dua situs anatomi SSP untuk mengendalikan mual dan muntah adalah
pusat muntah dan CTZ. Pusat muntah mengontrol muntah atau refleks muntah
melalui interaksi yang kompleks dan manipulasi neurotransmiter dan reseptor di
sistem saraf pusat, batang otak, dan saluran pencernaan. Stimulasi gastrointestinal
pada mekanoreseptor di dinding usus karena distensi dan manipulasi
menyebabkan penglepasan serotonin. Hal ini menyebabkan informasi viseral
berjalan dari saluran pencernaan ke pusat muntah melalui saraf vagus. Pusat
muntah terletak di dorsolateral formasio retikularis dari medula oblongata.
Serabut saraf aferen simpatis dan parasimpatis mengirimkan impuls ke pusat
muntah di medula. Pusat muntah dirangsang oleh histamin, dopamin, serotonin,
dan asetilkolin. Nukleus traktus solitarius, nukleus dorsal motorik nervus vagus,
dan nukleus ambiguus adalah tiga inti yang menyusun pusat muntah. Nukleus
traktus solitarius, yang terletak di medula bagian bawah, menerima informasi
sensorik dari beberapa jalur aferen. Nukleus traktus solitarius banyak terdapat
enkefalin, histamin, reseptor muskarinik dan kolinergik. Nukleus ambiguus dan
nukleus dorsal motorik nervus vagus mengkoordinasikan aktivitas motorik
sewaktu muntah. Muntah terjadi ketika pusat muntah menerima impuls aferen dari
CTZ, korteks serebral, pusat labirin vestibularis, dan sistem neurovegatif.
Tindakan mekanis muntah adalah hasil dari ditransmisikan impuls motor melalui
beberapa saraf kranial: nervus trigeminus (V), nervus fasialis (VII), nervus
glossofaringeal (IX), nervus vagus (X), dan nervus hipoglossus (XII) ke saluran
gastrointestinal melalui saraf spinal ke diafragma dan otot perut. CTZ berdekatan
dengan pusat muntah di daerah postrema dasar ventrikel keempat otak dan dapat
menginisiasi muntah secara independen dari pusat muntah. CTZ tidak dilindungi
oleh sawar darah otak, memungkinkan stimulasi oleh bahan kimia dan
neurotransmiter baik dari cairan serebrospinal dan darah. CTZ dirangsang oleh
dopamin, serotonin, opioid, dan obat anestesi tertentu. Fasikulus solitarius
menghubungkan CTZ dan pusat muntah. Agen antiemetik bekerja dengan
menghalangi reseptor muskarinik, kolinergik, histaminik, dan enkefalin yang
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
11
ditemukan dalam fasikulus solitarius. Bau dan tekanan fisiologis seperti sakit,
kecemasan, dan rangsangan visual, sensorik, kognitif yang berlebihan dapat
merangsang korteks serebral, menyebabkan aktivasi dari pusat muntah melalui
jalur aferen primer. Pusat labirinvestibularis dapat mengirim masukan ke pusat
muntah saat menghadapi perubahan mendadak pada gerakan dan tekanan atau
yang disebabkan oleh penggunaan oksida nitrit. Hipotensi menyebabkan batang
otak hipoksia dan memicu pusat muntah untuk menginduksi muntah. Respon
terhadap hipotensi ini dapat dihambat melalui penggunaan oksigen tambahan
untuk mengurangi mual berhubungan dengan hipotensi. Hipotensi menyebabkan
penurunan aliran darah ke CTZ, yang juga dapat menyebabkan mual dan
muntah.2,6,11
2.1.5
Penatalaksanaan
Strategi penatalaksanaan PONV adalah mengidentifikasi individu yang
berisiko dan kemudian memberikan pengobatan yang terarah. Hal ini
meningkatkan efektivitas biaya dengan meningkatkan rasio manfaat dan resiko.
Dalam beberapa kasus, meskipun faktor risiko rendah, konsekuensi dari muntah
sangat tidak diinginkan (pemasangan wire mandibula, bedah esofagus,
peningkatan tekanan intrakranial/okular) sehingga profilaksis harus diberikan.
PONV memiliki etiologi multifaktorial, oleh karena itu strategi untuk mencegah
dan mengobati juga
multifaktorial.
Strategi
tersebut meliputi: strategi
pengurangan risiko, intervensi farmakologis, intervensi non farmakologis.2
Strategi pengurangan risiko yaitu menghindari anestesi volatile, oksida
nitrit, opioid dan neostigmin dosis tinggi. Intervensi farmakologis menggunakan
obat anti muntah. Untuk pasien dengan risiko PONV sedang sampai berat,
pencegahan dengan satu atau dua obat diindikasikan. Jika menggunakan dua obat,
maka obat yang digunakan harus dari kelas farmakologis yang berbeda. Secara
umum, kombinasi obat memiliki khasiat lebih besar daripada terapi obat tunggal.2
Banyak obat antiemetik yang tersedia, obat ini bekerja dengan menekan
aksi dari empat neurotransmitter yang diidentifikasi memiliki peran dalam respon
antiemetik di reseptor dopaminergik, histamin, muskarinik, atau serotonin.6 Ada
beberapa obat untuk pencegahan dan pengobatan PONV antara lain 5-
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
12
hidroksitriptamin (5-HT)3 antagonis: antagonis reseptor 5-HT3 selektif memblok
reseptor serotonin. Antagonis 5-HT3 yang umum digunakan adalah dolasetron,
granisetron dan ondansetron. Obat utama dari kelas ini adalah ondansetron.
Ondansetron memiliki efek samping sakit kepala, flushing, sembelit, diare,
bradikardia, aritmia, nyeri abdomen, dan peningkatan enzim hati. 2,6,8,12
Steroid: Deksametason adalah anti muntah yang efektif dan harus
diberikan pada awal operasi untuk efek yang maksimal. Ada beberapa efek
samping yaitu pusing, perubahan mood, cemas dan secara signifikan dapat
meningkatkan kadar gula darah selama beberapa hari.2,12 Mekanisme kerjanya
belum dipahami dengan jelas, namun diperkirakan bekerja dengan menghambat
reseptor serotonin dan menghalangi sintesis prostaglandin. Prostaglandin telah
diidentifikasi sebagai pemicu untuk PONV. 6
Antihistamin (antagonis H1): Hanya H1 antagonis yang memiliki sifat anti
emetik. Obat yang berasal dari kelas ini dan umum digunakan adalah cyclizine.
Obat ini memiliki beberapa efek samping yang membatasi penggunaannya yaitu
nyeri pada injeksi ( karena pH nya 3,2 ) dan takikardia.2 Efek samping lain yaitu
kebingungan, keringnya membran mukosa, sedasi, retensi urin.12
Fenotiazin: Fenotiazin (misalnya proklorperazin) adalah kelompok utama
obat anti psikotik namun efek samping cenderung membatasi penggunaannya.
Bahkan
dengan
pemberian
jangka
pendek
dapat
menimbulkan
efek
ekstrapiramidal, sedasi, efek antikolinergik berupa mulut kering dan takikardia.2
Benzamides: Metoklopramid adalah contoh utama golongan ini namun
efek antiemetiknya rendah. Dosis yang lebih tinggi (di atas 20 mg) yang diberikan
pada akhir anestesi adalah paling efektif. Mekanisme kerjanya terutama melalui
blokade D2 di CTZ, namun obat ini memiliki beberapa efek prokinetik pada perut.
Efek samping ekstrapiramidal mungkin terjadi hingga 72 jam setelah dosis
tunggal dan lebih sering terjadi pada wanita muda.2
Antikolinergik: Antikolinergik diartikan sebagai antagonis asetilkolin
muskarinik yang termasuk atropin, hiosin dan skopolamin. Obat ini sekarang
jarang digunakan untuk PONV.2 Skopolamin diperkirakan mengurangi PONV
dengan mengubah fungsi aparatus vestibular melalui blokade transmisi impuls ke
medula. Obat ini juga memberikan efek antiemetik dengan memblokir reseptor
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
13
M1 di korteks otak dan pons, hipotalamus dan pusat muntah. Skopolamin
menekan sistem noradrenergik, sehingga respon menurun dan meningkatkan
adaptasi terhadap stimulasi vestibular .6
Butirofenon: Droperidol adalah obat utama di golongan ini dan merupakan
obat yang paling efektif dari semua PONV. Obat ini ditarik di Inggris karena efek
samping kardiovaskular yang berlebihan. Mekanisme kerjanya bersifat antagonis
terhadap reseptor D2 di CTZ dan mengurangi stimulasi pusat muntah. Antagonis
terhadap reseptor α-adrenergik juga dapat menyebabkan hipotensi tapi masalah ini
jarang terjadi pada dosis rendah yang digunakan untuk PONV.2 Efek samping
yang dapat ditimbulkan yaitu interval QT yang memanjang (pada dosis ≥ 0,1 mg /
kg), hipotensi, takikardia, gejala ekstrapiramidal.12
Obat lain yang memiliki sifat anti emetik: Sejumlah obat yang digunakan
dalam anestesi memiliki sifat anti emetik yaitu propofol dan efedrin. Propofol
tidak berguna sebagai anti muntah ketika diberikan sebagai bolus induksi anestesi,
tapi pada penggunaannya dalam anestesi total intravena memperlihatkan
penurunan PONV yang nyata.2,12 Penggunaan neurokinin-1 ( NK-1/Substansi P )
antagonis juga menjadi perhatian. Ketika digunakan kombinasi antara 5-HT3 dan
NK-1 reseptor antagonis tampak banyak mengurangi kejadian PONV.2 Inhibitor
Neurokinin memiliki efek samping pusing, diare, sakit kepala, kelemahan.12
Analisis risiko dan biaya memberikan kontribusi untuk keputusan
penggunaan antiemetik profilaksis. Pembiayaan akan lebih efektif bila secara
selektif diberikan antiemetik profilaksis pada pasien dengan riwayat PONV atau
pasien yang akan menjalani prosedur emetogenik seperti laparoskopi, laparotomi,
operasi plastik, operasi payudara mayor, kraniotomi, prosedur otolaryngologic
dan
operasi
strabismus.
Setiap
episode
muntah
berhubungan
dengan
keterlambatan kira-kira 20 menit pascaanestesi, mengakibatkan pengeluaran biaya
beberapa ratus juta dolar per tahun. Biaya keseluruhan lebih rendah dengan
pemberian antiemetik profilaksis dibandingkan dengan plasebo pada pasien bedah
yang diidentifikasi berisiko tinggi untuk PONV. Gan dkk menemukan bahwa
pasien di unit perawatan pasca operasi bersedia membayar rata-rata $56-$100
untuk antiemetik yang akan menghilangkan PONV. 6
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
14
Penelitian tentang profilaksis nonfarmakologis menyatakan bahwa
sebagian besar teknik nonfarmakologis murah, sederhana dan memiliki sedikit
efek samping.6 Akupunktur dan akupresur titik PC 6 Neiguan telah dinyatakan
sebagai tindakan pencegahan PONV. Tindakan ini meliputi stimulasi dengan
jarum, TENS atau penekanan. Stimulasi sebaiknya dilakukan sebelum induksi
anestesi.2,5,14
Lee dan Done melakukan meta analisis terhadap 19 uji acak dan menilai
efektivitas teknik nonfarmakologis: akupunktur, elektro-akupuntur, TENS,
stimulasi titik akupunktur dan akupresur untuk mencegah PONV. Analisis ini
menemukan bahwa teknik acupoint nonfarmakologis pada orang dewasa serupa
dengan antiemetik dalam mencegah muntah awal ( RR 0,89, 95 % CI 0,47-1,6 )
dan muntah akhir (RR 0,80, 95% CI 0,35-1,81). Teknik acupoint nonfarmakologis
unggul dibanding plasebo untuk mencegah mual awal (RR 0,34, 95 % CI 0,200,58), dan mual akhir ( RR 0,47, 95 % CI 0,34-0,64 ) pada orang dewasa. Steine
dkk mengevaluasi efektivitas akupresur dibandingkan dengan metoklopramid
pada 75 wanita yang menjalani operasi caesar elektif dengan anestesi spinal.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa akupresur sama efektifnya dengan
metoklopramid untuk mengurangi rasa mual pada ibu yang menjalani operasi
caesar elektif dengan anestesi spinal. Turgut dkk mengevaluasi efektivitas
akupresur menggunakan SeaBands di titik akupunktur PC 6 untuk pencegahan
PONV. Seratus perempuan yang menjalani operasi ginekologi elektif yang dibagi
rata menjadi kelompok akupresur dan kelompok kontrol. Hasil penelitian
menunjukkan kejadian mual, muntah dan penggunaan antiemetik penyelamatan
pada kelompok akupresur lebih rendah secara signifikan bila dibandingkan
dengan kelompok kontrol (p < 0,05). Para peneliti menyimpulkan bahwa
akupresur pada PC 6 efektif untuk pencegahan PONV pada pasien yang menjalani
operasi elektif ginekologi.6
Penelitian telah membuktikan bahwa kejadian PONV dapat dikurangi
dengan penekanan jari, menusuk manual, merangsang listrik atau TEAS pada titik
PC 6 Neiguan.15 Stimulasi listrik di titik akupunktur dapat digunakan sebagai
alternatif atau terapi adjuvan untuk pencegahan PONV dengan level of evidence
II - 1A (Bukti berasal dari uji coba terkontrol yang dirancang dengan baik tanpa
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
15
randomisasi. Pedoman ini telah disetujui oleh Executive and Council of the
Society of Obstetricians and Gynaecologists of Canada.1
Pasien yang mengalami muntah pasca-operasi harus diperiksa tanda-tanda
vital mereka dan dilakukan penilaian penyebab patologis lain dari muntah (
hipotensi, distensi abdomen, blokade nasogastric tube). Setelah ditetapkan bahwa
PONV adalah penyebabnya, pengobatan simtomatik dapat dimulai.2 Pendekatan
utama untuk mengendalikan mual dan muntah pasca operasi saat ini adalah
farmakologis. Meskipun efektif, obat ini bukan tanpa efek samping atau biaya.8
Terapi obat hanya sebagian efektif dalam mencegah PONV
menyebabkan
efek
samping,
seperti
sedasi,
sakit
kepala
dan dapat
dan
reaksi
ekstrapiramidal. Muntah pasca operasi yang tidak diinginkan, efek terbatas obat
antiemetik dan efek samping mengindikasikan perlunya pengobatan profilaksis
tambahan. Oleh karena itu, adalah tepat untuk mempertimbangkan penggunaan
metode nonfarmakologis untuk mencegah PONV. Metode non farmakologis salah
satunya adalah stimulasi PC 6 yang sama efektif melalui berbagai metode
stimulasi, apakah invasif (akupunktur) atau non invasif (akupresur).4
Walaupun jarang mengancam jiwa, gejala ini sangat menyusahkan. Pasien
mengganggap bahwa PONV merupakan komplikasi yang serius dari anestesi.
PONV menyebabkan peningkatan ketidaknyamanan pasien dan ketidakpuasan
serta peningkatan biaya yang berkaitan dengan lama tinggal di rumah sakit,
menunda pulihnya asupan oral, menambah masa rawat inap, meningkatkan
perdarahan,
luka
tidak
menutup,
pneumonia
aspirasi.
Sebuah
studi
mengungkapkan bahwa waktu perawatan meningkat sebesar 25 % pada pasien
dengan PONV.1,5,11
2.2
Anestesia Spinal
Anestesia spinal (intratekal, intradural, subdural, subaraknoid) ialah
pemberian obat anestesik lokal ke dalam ruang subaraknoid. Anestesia spinal
diperoleh dengan cara menyuntikkan anestetik lokal ke dalam ruang subaraknoid.
Teknik ini sederhana, cukup efektif dan mudah dikerjakan.16
Indikasi anestesia spinal yaitu pada bedah ekstremitas bawah, bedah
panggul, tindakan sekitar rektum-perineum, bedah obstetri ginekologi, bedah
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
16
urologi, bedah abdomen bawah. Kontraindikasi absolut yaitu pasien menolak,
infeksi pada tempat suntikan, hipovolemia berat, koagulopati, tekanan intrakranial
meninggi. Kontraindikasi relatif yaitu infeksi sistemis (sepsis, bakteremi), infeksi
sekitar tempat suntikan, kelainan neurologis, kelainan psikis, bedah lama,
hipovolemia ringan, nyeri punggung kronis. Komplikasi tindakan anestesia spinal
yaitu hipotensi berat, bradikardi, hipoventilasi, trauma pembuluh darah, trauma
saraf, mual-muntah, blok spinal tinggi atau spinal total.16
Pemilihan obat spinal secara seksama, dosis, dan posisi pasien diperlukan
sebelum memulai anestesia spinal. Pemilihan obat spinal yang optimal
dipengaruhi oleh kecepatan onset, reliabilitas, derajat blokade motorik, durasi
anestesi, profil efek samping, dan analgesia pascaoperasi. Bupivakain adalah
anestetik lokal yang paling banyak digunakan untuk blokade spinal pada operasi
SC di amerika serikat. Telah dilakukan uji klinis ekstensif mengenai penggunaaan
bupivakain untuk anestesia spinal dan keuntungannya meliputi keamanan,
prediktabilitas, dan efektivitas biaya. Bupivakain intratekal (7,5-15 mg) memiliki
onset cepatdan durasi blokade 90-120 menit. Efek samping berkaitan dengan
dosis dan penggunaan adjuvan.17
Tabel 1. Anestetik Lokal untuk Anestesia Spinal pada SC 17
Obat
Dosis
Durasi
Lidokain
50 – 90 mg
45 – 75 menit
Mepivakain
60 mg
60 menit
Bupivakain
7,5 – 15 mg
60 – 120 menit
Ropivakain
15 – 25 mg
60 – 120 menit
Levobupivakain
7,5 – 15 mg
60 – 120 menit
Tetrakain
7 – 10 mg
120 – 180 menit
Mual dan muntah merupakan efek samping yang umum terjadi selama
operasi SC dengan anestesia spinal. Mual dan muntah berkaitan dengan hipotensi,
nyeri viseral, dan pemberian medikasi seperti oksitosin. Hipotensi biasanya terjadi
dalam 20 menit pertama setelah induksi anestesia spinal. Nyeri viseral terjadi
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
17
ketika dilakukan manipulasi pada uterus saat proses persalinan atau penutupan
fascia.17
2.3
Elektroakupunktur
Elektroakupunktur (EA) didefinisikan secara luas sebagai suatu istilah
komprehensif untuk semua prosedur berlandaskan pada pengukuran atau terapi
yang berasal dari akupunktur cina namun menggunakan alat elektronik modern.
Namun, istilah elektroakupunktur dapat dimengerti dalam cara yang berbeda
tergantung pelatihan dan kecenderungan mereka. Beberapa menganggap EA
secara terbatas, sebagai stimulasi elektrik pada titik akupunktur secara eksklusif
melalui jarum.18 Kepustakaan lain menyebutkan bahwa EA melibatkan aliran
listrik ke jaringan tubuh melalui jarum akupunktur, untuk keperluan terapi atau
analgesia.19
Terdapat beberapa alasan mengapa seseorang menggunakan EA, karena
EA memberikan beberapa keuntungan antara lain: EA lebih efektif dibandingkan
dengan akupunktur manual pada beberapa situasi, dan sering memberikan
potensiasi efek yang diperoleh dari metode manual; EA lebih menghemat waktu
dan lebih sedikit tergantung pada praktisi akupunktur dibandingkan dengan
akupunktur manual; pada beberapa kasus dapat memberikan hasil yang lebih
cepat dan bertahan lebih lama; EA memiliki efek spesifik terhadap nyeri,
relaksasi, sirkulasi dan otot yang berbeda dari akupunktur manual; EA lebih
terkontrol, terstandarisasi dan dapat diukur secara objektif dibanding dengan
akupunktur manual.18
Elektroakupunktur diklasifikasikan menjadi 2 frekuensi yaitu frekuensi
rendah jika frekuensi < 10 Hz dan frekuensi tinggi jika frekuensi sekitar 50-200
Hz.18 Elektroakupunktur frekuensi rendah mengeluarkan neurotransmiter βendorfin dan enkefalin yang berinteraksi dengan reseptor opioid µ dan  di otak
dan medula spinalis sedangkan EA frekuensi tinggi mengeluarkan dinorfin yang
berinteraksi dengan reseptor opioid κ.18, 20 Ketika frekuensi 2 Hz, 100 Hz atau 15
Hz diberikan secara bergantian selama masing-masing 3 detik, ketiga tipe reseptor
opioid terlibat.21
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
18
Frekuensi EA
sering dikombinasi agar terdapat banyak variasi
neurotransmitter yang dikeluarkan dan mengurangi kemungkinan akomodasi dari
ujung-ujung saraf. Contohnya untuk terapi, EA frekuensi rendah sering diselingi
dengan periode frekuensi tinggi, secara bergantian dalam interval tertentu. Istilah
untuk kombinasi ini adalah dense dispersed.19
Elektroakupunktur tidak dapat diterapkan pada semua kasus. Menurut
WHO stimulasi EA dikontraindikasikan pada pasien yang hamil, pasien yang
menggunakan pacemaker, kurangnya sensibilitas kulit dan lesi kulit yang luas.22
Mayor DF membagi kontraindikasi EA menjadi 2 yaitu kontraindikasi absolut dan
relatif. Kontraindikasi absolut EA meliputi: kehamilan trimester pertama
(walaupun beberapa otoritas menyatakan bahwa terapi dengan hati-hati
diperbolehkan untuk kasus hiperemesis apabila pengobatan lainnya potensial
berbahaya untuk fetus); stimulasi melalui atau dekat uterus dilarang pada
kehamilan sebelum proses melahirkan; elektrostimulasi sebaiknya tidak dilakukan
pada pasien syok atau koma, demam akut (temperatur > 38ºC), septikemia;
stimulasi sebaiknya tidak dilakukan pada anak-anak dibawah usia 12 tahun;
stimulasi tidak dilakukan melewati sinus karotikus karena respon hipotensi, dekat
dengan laring pada kasus restriksi saluran pernapasan terutama menggunakan
frekuensi tinggi; stimulasi dikontraindikasikan pada pasien yang menggunakan
synchronous cardiac pacemaker; stimulasi kuat (terutama pada frekuensi tinggi)
dihindari pada pasien dengan tekanan darah tinggi. Kontraindikasi relatif EA
meliputi: epilepsi (stimulasi kuat dan menetap sebaiknya tidak digunakan
khususnya bila melalui korteks motorik menggunakan frekuensi tinggi); kanker
aktif; nyeri atau pembengkakan yang belum terdiagnosis; tulang belakang yang
tidak stabil; kehamilan mulai bulan keempat (kecuali pada presentasi bokong, saat
partus atau induksi partus), stimulasi kuat di tungkai dihindari; pasien dengan
konstitusi
tubuh
lemah,
hipotensi;
jika
pasien
hipertensi,
mengalami
cerebrovascular accident (misalnya menangioma atau aneurisma) atau besar
kemungkinan terjadi transient ischemic attack maka dimonitor ketat saat
distimulasi di regio kepala atau di servikal atas; jika terdapat defek kongenital
pada tulang maka hindari peletakan elektroda didekat defek tersebut; pada pasien
dengan riwayat kelainan jantung, hindari arus melewati kedua lengan, EA
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
19
dihindari pada kasus aritmia atau serangan jantung (yang terjadi < 3 bulan);
elektrostimulasi dikontraindikasikan pada kelainan vena akut; jika pasien
memiliki implan metal (misalnya implan metal sendi pangkal paha) maka
elektroda harus diatur agar arus listrik tidak melewati implan tersebut; penjaruman
tidak dilakukan pada tungkai yang mengalami limfedema moderat maupun
berat.18
Stimulasi yang lebih kuat pada hampir semua frekuensi akan mengaktivasi
sistem saraf simpatis, menaikkan tekanan darah dan denyut jantung. Stimulasi
yang kurang kuat dapat meningkatkan aktivitas parasimpatis, meningkatkan
relaksasi dan meningkatkan temperatur secara umum. Stimulasi EA yang nyeri
merangsang serabut saraf A dan serabut saraf C nosiseptif, sedangkan pada
stimulasi EA yang tidak nyeri akan merangsang serabut saraf Aβ dan serabut saraf
C mekanoreseptor.18
Toleransi dapat terjadi jika EA digunakan terlalu sering sehingga
pengobatan menjadi kurang efektif. Toleransi terjadi pada satu frekuensi tidak
menyebabkan toleransi pada frekuensi yang lain. Angka kejadian toleransi juga
berbeda pada spesies yang berlainan. Secara umum, toleransi lebih mudah terjadi
pada stimulasi EA frekuensi tinggi intensitas rendah bila dibandingkan dengan EA
frekuensi rendah intensitas tinggi atau TENS. Toleransi dapat terjadi melalui
mekanisme perifer atau sentral. Secara sentral, enkefalin dapat berkurang.
Neurokimia yang dikeluarkan oleh aktivasi opioid yang berkepanjangan juga
mengambil peran pada toleransi. Neurokimia tersebut mencakup noradrenalin dan
kolesistokinin.18
2.4
Akupresur
Akupresur adalah terapi medis komplementer dimana tekanan fisik
diterapkan secara manual untuk titik-titik tertentu pada tubuh dengan atau tanpa
berbagai perangkat dalam rangka untuk menyeimbangkan fungsi internal tubuh.23
Ada pula yang menyebutkan bahwa akupresur melibatkan stimulasi titik
akupunktur tertentu melalui penekanan jari atau menggunakan tungkai, lengan
atau sendi. Hal ini didasarkan pada model teoritis yang sama seperti akupunktur
tetapi sifatnya tidak invasif.24 Akupresur telah digunakan dalam berbagai uji
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
20
klinis, dan telah terbukti bebas dari beberapa efek samping dari terapi alternatif
lain seperti TENS, manipulasi tulang belakang.23
Beberapa peneliti mencoba untuk menginterpretasikan mekanisme
akupresur dalam terminologi kedokteran barat kontemporer. Sebagai contoh, Wu
dkk
menjelaskan
bahwa
stimulasi
titik
akupunktur
dapat
melepaskan
neurotransmiter dan neurohormon. Demikian pula, Takeshige, Sato dan Han
menunjukkan bahwa efek stimulasi titik akupunktur disebabkan oleh aktivasi
sistem opioid endogen. Penelitian ini menemukan bahwa stimulasi akupuntur
yang dilakukan pada bagian tubuh tertentu (acupoints) dapat memfasilitasi
pelepasan neuropeptida tertentu (misalnya, endorfin) dalam sistem saraf pusat,
mengakibatkan efek fisiologis seperti berkurangnya rasa sakit dan refleks muntah.
Selain itu, Dale dan Dold menyatakan bahwa stimulasi titik akupunktur dalam
meridian membangkitkan sinyal dan konduksi elektromagnetik.25
Salah satu penjelasan mengenai efek akupresur pada pencegahan PONV
adalah melalui serat saraf α dan β yang membentuk sinapsis di kornu dorsalis.
Saraf ini diaktifkan melalui kulit reseptor sensorik yang menyebabkan stimulasi
frekuensi rendah dan pelepasan endorfin yang lebih tinggi di hipotalamus.
Akupresur meningkatkan kadar β-endorfin dalam cairan cerebrospinal. Teori lain
adalah bahwa akupresur mengaktifkan serat serotoninergik dan norepinefrinergik,
sehingga mengubah kadar serotonin dan memberikan efek positif pada PONV.
Terdapat pula kemungkinan bahwa reseptor dopaminergik sentral memiliki peran
dalam mekanisme antiemetik akupresur, yang mirip dengan mekanisme efek
antiemetik metoklopramid yakni efek dopamin antagonis sentral. Metoklopramid
memblok reseptor dopamin D2 di chemoreseptor trigger zone di medula (area
postrema), sehingga menghasilkan efek anti-mual yang kuat. Dengan demikian,
terlepas dari mekanisme kerja dan teori, akupresur telah menunjukkan efek
antiemetik dalam banyak penelitian sebagai entitas independen atau dalam
kombinasi dengan antiemetik lainnya.6, 14, 26
Beberapa penulis telah menunjukkan bahwa rangsangan akupresur melalui
PC 6 menyebabkan peningkatan kelistrikan di inti motorik saraf vagus di batang
otak dan kemudian menginduksi prolonged slow waves peristaltik lambung yang
diperlihatkan oleh electrogastrography. Prolonged slow waves, bersama-sama
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
21
dengan penurunan spike waves dapat mengurangi antiperistalsis, yang merupakan
penyebab mual dan muntah.27 Mekanisme akupresur mempengaruhi tubuh juga
dapat melalui modulasi sistem saraf otonom, dan memunculkan ''respon
relaksasi''. Sebuah penelitian terkontrol dengan plasebo, tersamar tunggal
menemukan bahwa akupresur aktif memberikan efek relaksasi lebih cepat dan
lebih besar daripada plasebo.28
Akupresur memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan akupunktur
tradisional, yaitu sifatnya non invasif, tidak menyakitkan dan ditoleransi dengan
baik oleh anak-anak. Juga masalah jarum steril dan pendarahan dieliminasi.29
Akupresur sangat menarik karena dengan instruksi yang tepat, akupresur dapat
dipelajari oleh seorang pemula, memungkinkan untuk dilakukan sendiri.30
Stimulasi akupresur multi-point mampu merangsang dengan kuat struktur otak
spesifik dan resinkronisasi fungsi otak serta normalisasi kadar neurotransmiter.
Walaupun mekanisme bagaimana kombinasi multi-acupoint ini mengaktifkan atau
mengakses struktur dan fungsi subkortikal dan kortikal spesifik belum diketahui,
bukti ilmiah baru-baru ini mengenai aktivasi yang sangat spesifik dari struktur
kortikal dan subkortikal dengan stimulasi acupoint spesifik yang dibahas di atas
memberikan setidaknya mekanisme yang memungkinkan pada akupresur.29
2.5
Mekanisme Kerja dan Efek Akupunktur
Mekanisme kerja elektroakupunktur pada kasus PONV melalui TRPV1
(Receptor Potential Vanilloid Type-1) yang diduga memegang peranan penting
dalam memediasi transduksi sinyal EA ke susunan saraf pusat. Beberapa studi
menunjukkan bahwa saraf aferen primer somatik maupun viseral, keduanya
mengekspresikan TRPV1, dan molekul ini diekspresikan oleh terminal di spinal
dan perifer. TRPV1 diekspresikan terutama pada proyeksi serabut saraf A dan C
menuju medula spinalis dan modulasi respon susunan saraf pusat. Aktivasi
TRPV1 menyebabkan depolarisasi membran, yang selanjutnya menyebabkan
aktivasi saluran natrium dan kalsium. Depolarisasi membran saraf perifer
menyebabkan perambatan stimulus ke susunan saraf pusat, sehingga dalam hal ini
elektroakupunktur dapat menimbulkan efek pada modulasi respon susunan saraf
pusat.31
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
22
Beberapa mekanisme kerja telah diusulkan untuk efek stimulasi PC 6 pada
PONV, tetapi mekanisme yang persis dimana akupunktur mencegah PONV belum
ditetapkan. Salah satu mekanisme yang diajukan adalah bahwa PC 6 bekerja
melalui neurotransmiter. Banyak penelitian eksperimental telah menunjukkan
bahwa akupunktur mempengaruhi sistem opioid endogen serta transmisi serotonin
melalui aktivasi serat serotonergik dan noradrenergik. Neurotransmiter mengubah
pengalaman tidak nyaman (misalnya nyeri, mual dan muntah) atau melepaskan
bahan kimia lain yang mempengaruhi sistem pengaturan tubuh, termasuk sistem
kekebalan
tubuh.
Mekanisme
melalui
persarafan
diajukan
berdasarkan
kemampuan anestesi lokal untuk memblokir aksi antiemetik akupresur PC 6.8, 13, 32
Stimulasi PC 6 meningkatkan pelepasan β-endorfin dari hipotalamus ke dalam
cairan cerebrospinal. β-endorfin dianggap memiliki efek antiemetik yang
dimediasi oleh reseptor µ. Aktivasi sistem serotonergik dan norepinefrinergik
mengubah transmisi serotonin, menginduksi serotonin untuk mempromosikan
transformasi transportasi juga bisa memberikan kontribusi pada efek antiemetik
stimulasi PC6. 3, 5, 14, 15
Mekanisme PC 6 yang kedua yang diajukan adalah melalui pengaruh
langsung pada otot polos usus. Elektrostimulasi PC 6 dapat mengurangi
takiaritmia lambung yang diinduksi oleh motion sickness ( Hu et al, 1995; Stern et
al, 2001) dan meningkatkan persentase gelombang lambat regular yang dilihat
melalui electrogastrography. Elektroakupunktur di PC 6 mengalami menekan
kontraksi peristaltik retrograd dan mengurangi episode muntah. Efek ini
dihilangkan dengan nalokson, sehingga penulis menyimpulkan bahwa jalur opioid
sentral terlibat.3,32
Mekanisme PC 6 ketiga yang diusulkan bahwa PC 6 bekerja melalui
refleks somatoviseral. Elektrostimulasi di PC 6 menghambat frekuensi transient
lower oesophageal sphincter relaxations yang dipicu oleh distensi lambung.
Berbeda dengan studi sebelumnya, efek ini tidak dihambat oleh nalokson, dengan
demikian diajukan adanya mekanisme non-opioid.3,13,32 Mekanisme keempat yang
diajukan bahwa PC 6 bekerja melalui inhibisi input sensorik. Menurut teori ini,
ketika input sensorik dari distensi lambung dihambat maka frekuensi transient
lower oesophageal sphincter relaxations juga dihambat.13,32 Mekanisme kelima
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
23
yang diajukan yaitu PC 6 merangsang refleks somatosimpatetik yang
menginduksi relaksasi lambung. Pusat refleks berada di medula, dan neuron
medula ventrolateral mungkin memainkan peran penting.32 Mekanisme keenam
yang diusulkan keenam bahwa PC 6 dapat meningkatkan modulasi vagal.3, 8, 32
Mekanisme ketujuh yang diusulkan bahwa PC 6 dapat mempengaruhi
cerebella vestibular neuromatrix. Dalam beberapa penelitian Pencitraan
Resonansi Magnetik Fungsional (fMRI) digunakan untuk menyelidiki substrat
saraf yang merespon stimulasi akupunktur di PC 6 Neiguan. Data menunjukkan
bahwa otak berfungsi sebagai lokus penting aktivasi selama stimulasi akupunktur
PC 6, dan efektifitas klinis PC 6 dapat dimediasi oleh cerebella vestibular
neuromatrix .13, 32, 33Ada juga kemungkinan peran reseptor dopaminergik sentral
dalam mekanisme antiemetik akupresur, dan akupresur PC 6 secara tidak
langsung dapat menimbulkan efek melalui reseptor dopaminergik sentral ini.14
Kombinasi dari mekanisme ini juga dapat menjelaskan efek yang diamati pada
berkurangnya mual dan muntah.8
2.6
Efek Samping dan Kontraindikasi Akupunktur
Tinjauan terhadap
efek yang tidak diharapkan dari akupunktur
menegaskan bahwa akupunktur, di tangan praktisi yang berkualifikasi adalah
aman.10 Akupunktur umumnya merupakan prosedur yang aman dengan sedikit
kontraindikasi atau komplikasi. Namun, selalu terdapat resiko potensial walaupun
kecil, yaitu transmisi infeksi dari satu pasien ke pasien lainnya (HIV atau
hepatitis) atau memasukkan organisme patogen. Oleh karena itu untuk keamanan
akupunktur memerlukan kewaspadaan dalam mempertahankan standar tinggi
kebersihan, sterilitas dan teknik aseptik.22
Efek serius yang tidak diharapkan seperti pneumotoraks, tamponade
jantung, perlukaan organ visera dan sistem saraf dapat dicegah melalui tindakan
yang hati-hati dan pengetahuan anatomi. Efek yang tidak diharapkan yang
sementara dan tidak serius meliputi nyeri pada penusukan, hematoma, perdarahan
minor, masalah ortostatik, jarum tertinggal, dan iritasi kulit lokal. Walaupun PC 6
Neiguan dekat dengan nervus medianus, efek yang tidak diharapkan dari stimulasi
titik PC 6 Neiguan sangat jarang. Hanya ada satu laporan mengenai neuropati
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
24
nervus medianus yang disebabkan oleh jarum akupunktur yang patah di dalam
terowongan karpal dekat titik PC 6 Neiguan. Ketidaknyamanan plester / perban
akupresur, iritasi kulit, nyeri sementara dan pergelangan tangan yang bengkak
diuraikan dalam sebuah penelitian mengenai mual dan muntah (Lee and Done,
2004; Ezzo et al., 2005).10
Dari sudut pandang “aksi regulasi” akupunktur, adalah sulit untuk
menetapkan kontraindikasi absolut untuk terapi akupunktur. Namun, untuk alasan
keamanan, akupunktur dihindari pada kondisi kehamilan (kecuali untuk tujuan
terapi tertentu), kedaruratan medis dan kondisi pembedahan, tumor ganas (namun
dapat digunakan sebagai kombinasi dengan terapi lain, untuk meringankan nyeri
dan gejala lain, untuk meringankan efek samping kemoterapi dan radioterapi dan
meningkatkan kualitas hidup), kelainan perdarahan (pasien dengan kelainan
perdarahan dan pembekuan darah atau pasien yang menggunakan terapi
antikoagulan).22
2.7
Penelitian Akupunktur pada PONV
Terdapat beberapa penelitian mengenai penggunaan akupunktur untuk
PONV. Penelitian-penelitian tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Lee A, Fan LT pada tahun 2011 melakukan systematic review mengenai
stimulasi titik akupunktur PC 6 di pergelangan tangan untuk mencegah
mual dan muntah pasca operasi. Tinjauan sistematis ini bertujuan untuk
menentukan efikasi dan keamanan stimulasi PC 6 dalam mencegah
PONV. Dilakukan pencarian hasil penelitian yang dimuat di CENTRAL (
The Cochrane Library, Edisi 3, 2008), MEDLINE (Januari 1966 sampai
September 2008), EMBASE (Januari 1988 sampai September 2008), ISI
Web of Science (Januari 1965 sampai September 2008), daftar publikasi
penelitian akupunktur di national library of medicine, dan daftar referensi
dari artikel. Kriteria seleksi adalah semua penelitian random menggunakan
teknik stimulasi PC 6 yang dibandingkan dengan sham atau terapi obat
untuk pencegahan PONV. Intervensi yang digunakan dalam penelitian
tersebut termasuk akupunktur, elektroakupuntur, TENS, stimulasi laser,
plester capsicum, perangkat akustimulasi dan akupresur pada pasien yang
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
25
menjalani operasi. Hasil primer yang dinilai adalah risiko mual dan
muntah. Hasil sekunder adalah kebutuhan untuk terapi antiemetik
penyelamatan dan efek samping. Dua orang penilai independen menilai
kualitas penelitian dan mengekstraksi data. Terdapat 40 percobaan yang
melibatkan 4858 partisipan. Bila dibandingkan dengan sham maka
stimulasi titik PC 6 secara signifikan mengurangi: mual ( RR 0,71, 95 %
CI 0,61-0,83 ); muntah ( RR 0,7 , 95 % CI 0,59-0,83 ), dan kebutuhan
untuk antiemetik penyelamatan ( RR 0,69 , 95 % CI 0,57-0,83 ).9
2. Soltani AE dkk pada Tahun 2010 melakukan penelitian mengenai
akupresur, ondansetron, metoklopramid pada penurunan PONV setelah
operasi strabismus. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efikasi
klinis akupresur dengan obat ondansetron dan metoklopramid pada
penurunan keparahan PONV setelah operasi strabismus. Terdapat 200
pasien dengan ASA kelas I- II, usia 10 sampai 60 tahun, yang menjalani
operasi strabismus diikutsertakan dalam penelitian prospektif, tersamar
ganda, menggunakan plasebo sebagai kontrol. Kelompok I adalah kontrol,
kelompok II mendapat metoklopramid 0,2 mg/kg, dan kelompok III
mendapat ondansetron 0,15 mg/kg intravena segera sebelum induksi
anestesi. Kelompok IV dipasang gelang akupresur pada titik PC 6. Gelang
akupresur tidak ditempatkan tepat untuk responden kelompok I- III.
Gelang akupresur dipasang 30 menit sebelum induksi anestesi dan
dilepaskan enam jam setelah operasi selesai. PONV dievaluasi pada 0-2
jam dan 2-24 jam setelah operasi oleh pengamat yang tidak mengetahui
perlakuan yang diberikan. Insiden PONV tidak berbeda bermakna antara
kelompok akupresur, metoklopramid dan ondansetron selama 24 jam.
Selain itu tingkat keparahan PONV tidak berbeda bermakna antara
akupresur, metoklopramid dan ondansetron di ruang pemulihan.
Kesimpulan penelitian ini bahwa akupresur pada titik P6 menyebabkan
penurunan insiden dan keparahan PONV yang signifikan pada 24 jam
setelah operasi strabismus demikian pula metoklopramid (0,2 mg/kg) dan
ondansetron (0,15mg/kg) intravena untuk pasien berusia 10 tahun atau
lebih tua.14
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
26
3. Larson dkk JD Tahun 2010 melakukan penelitian prospektif, acak,
tersamar mengenai efek elektroakustimulasi pada mual, muntah dan nyeri
pascaoperasi di ruang rawat pasien bedah plastik. Seratus dua puluh dua
pasien yang menjalani prosedur bedah di pusat bedah rawat jalan diacak
menjadi dua kelompok. Kelompok pertama menerima perlakuan sham,
ReliefBand sebuah electroacustimulation band ditempatkan di titik PC 6
namun dimatikan. Perangkat tersebut ditutupi dengan pita buram, sehingga
tidak diketahui apakah perangkat itu aktif atau nonaktif. Kelompok kedua
menggunakan ReliefBand yang telah disetujui oleh US Food and Drug
Administration, merupakan perangkat elektrostimulasi
digunakan
kembali,
dioperasikan dengan baterai,
yang dapat
seharga
$150.
Elektroakustimulasi merupakan turunan dari terapi akupunktur yang
menggunakan arus listrik kecil untuk merangsang titik-titik akupunktur
pada tubuh manusia. Hasil yang dinilai adalah nyeri, mual-muntah dan
kebutuhan obat penyelamatan serta waktu yang dibutuhkan untuk keluar
perawatan.
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
kelompok
elektroakustimulasi memiliki skor mual lebih rendah yang signifikan pada
30 menit dan 120 menit pasca operasi (p < 0,05 ). Selain itu, analisis
subkelompok menunjukkan temuan yang signifikan bahwa pasien bedah
pada kelompok perlakuan memerlukan lebih sedikit obat penghilang rasa
sakit dan waktu yang lebih pendek untuk keluar dari perawatan bila
dibandingkan dengan kontrol.5
4. Liodden I dkk Tahun 2010 melakukan penelitian terandomisasi dengan
kontrol mengenai akupunktur perioperatif dan akupresur pasca operasi
dalam mencegah muntah pasca operasi setelah operasi tonsilektomi atau
adenoidektomi anak-anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
efektivitas akupunktur dan akupresur sebagai tambahan terhadap
pengobatan standar untuk muntah pasca operasi pada anak-anak yang
menjalani tonsilektomi dan/atau adenoidektomi. Seratus lima puluh empat
anak ikut serta dalam penelitian ini. Pada kelompok perlakuan dilakukan
akupunktur pada PC 6 bilateral, lalu dipasang gelang akupresur selama 24
jam serta diberikan pengobatan standar. Kelompok kontrol menerima
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
27
pengobatan standar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak
dalam kelompok akustimulasi mengalami episode muntah yang lebih
sedikit dibandingkan dengan kelompok kontrol, 46,8 % banding 66,2 % (p
= 0,015).4
5. Frey UH dkk Tahun 2009 melakukan penelitian mengenai efektivitas
akustimulasi PC 6 dalam mengurangi mual dan muntah pascaoperasi pada
pasien berisiko tinggi. Dua ratus perempuan yang menjalani histerektomi
terlibat dalam penelitian ini. Penelitian ini merupakan penelitian
prospektif, tersamar (pengamat), acak, menggunakan kontrol. Kelompok
yang menerima akustimulasi selama 24 jam ( n = 101 ), dibagi secara acak
menjadi subkelompok yaitu kelompok pra-induksi (n = 48) dan pascainduksi ( n=53). Kelompok stimulasi sham (n = 99), dibagi menjadi
subkelompok pra-induksi (n = 49) atau pasca induksi ( n = 50). Mual dan
muntah dicatat selama 24 jam setelah operasi pada seluruh kelompok.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa insiden PONV dan kebutuhan untuk
terapi penyelamatan secara signifikan lebih rendah pada kelompok
akustimulasi daripada di kelompok sham ( PONV, 33 % vs 63 %, P
=0,001, terapi penyelamatan 39 % vs 61 %, P=0,001 ). Rasio risiko untuk
akustimulasi dan PONV adalah 0,29 [ 95% CI 0,16-0,52 ] dan untuk terapi
penyelamatan adalah 0,38 ( 95 % CI 0,21-0,66 ). Tidak terdapat perbedaan
yang signifikan dalam efek mengurangi PONV antara pemberian
akustimulasi pra dan pasca induksi. Akustimulasi menggunakan perangkat
ReliefBand®, merupakan perangkat non-invasif, disetujui FDA, portabel
(34 g),
menggunakan baterai (dua 3 V lithium), seperti jam tangan,
memiliki frekuensi 31 Hz dan arus listrik sampai dengan 35 mA yang
dibagi dalam lima kekuatan. Pada kedua kelompok dipasang ReliefBand®
di ruang induksi anestesi pada titik PC 6 pada pergelangan tangan
dominan. Pada kelompok Sham, elektrode ReliefBand dinonaktifkan
elektroda dengan penutup silikon, yang tak terlihat bagi pasien dan
peneliti. Pada kelompok perlakuan ReliefBand diaktifkan ( 31 Hz,
kekuatan kelas III) selama 24 jam setelah operasi.3
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
28
2.8 Kerangka Teori
AKUPUNKTUR
TRPV1
Cerebellar Vestibular
Neuromatrix
 Obat-obatan
(Apomorfin, Cisplatin,
Digitalis, dll)
 Uremia
 Hipoksia
 Bupivakain
 Oksitosin
Penyakit Vestibular/
Motion Sickness
Vagal Modulation
Transformasi &
Transportasi Serotonin
 Relaksasi gaster
 Mengurangi
takiaritmia gaster
 Meningkatkan regular
slow waves yang
terlihat oleh
electrogastrography
 Menekan peristaltik
retrograde
Chemoreceptor
Trigger Zone
 5-HT3 antagonis :
ondansetron,
dolasetron,
granisetron
 Benzamides
:
metoklopramid
 Butirofenon
:
droperidol
Antikolinergik :
 antropin
 hiosin
 skopolamin
PUSAT MUNTAH
Keterangan:
: Merangsang
Gejala Mual Muntah
: Menghambat
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
29
2.9 Kerangka Konsep
EA,
Akupresur
dan
Ondansentron
(i.v) 4 mg
Pasien SC dengan
Anestesia Spinal
PONV
PONV
Ondansentron
(i.v) 4 mg
PONV
atau
tetap
Faktor resiko:





Jenis kelamin perempuan
Tidak merokok
Riwayat PONV/ mabuk
perjalanan
Penggunaan anestesi volatile dan
opioid
Durasi operasi
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
30
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah uji klinis acak
terkontrol.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dimulai pada tanggal 10 Februari 2014 sampai dengan 30 Maret
2014 di Ruang Operasi RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta dan RSUP
Persahabatan Jakarta.
3.3 Populasi
Populasi terjangkau penelitian ini adalah pasien ibu hamil yang akan
dilakukan operasi Sectio Caesarea menggunakan anestesia spinal yang
memenuhi kriteria.
3.3.1 Kriteria Penerimaan :
- Pasien ibu berusia ≥ 18 tahun in partu
- Direncanakan SC
- Termasuk dalam klasifikasi ASA I-II
- Menandatangani informed consent
- Direncanakan anestesia spinal menggunakan Bupivakain
- Diberikan anti emetik Ondansentron (i.v) 4 mg
3.3.2 Kriteria Penolakan :
- Terdapat infeksi di daerah titik akupunktur
- Menggunakan cardiac pacemaker
- Telah terjadi mual dan muntah sebelum induksi anestesia spinal
3.3.3 Kriteria Gugur / Drop Out :
-
Pasien batal dilakukan tindakan SC
- Anestesia spinal tidak menggunakan Bupivakain
- Pasien diberikan tambahan dosis Ondansentron
- Pasien diberikan obat-obat anti emetik selain Ondansentron
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
31
- Apabila terjadi perubahan tindakan dari anestesia spinal menjadi
anestesia umum
- Pada pasien berkembang menjadi kritis ( emboli paru, apnoe intra
operasi, pendarahan berat ) sehingga harus menjalani perawatan di
ICU
3.4 Besar Sampel
Berdasarkan rancangan penelitian, besar sampel dihitung dengan rumus:34
Ζα √2PQ + Ζβ √P1Q1 + P2Q2
n1 = n2=
2
(P1-P2) 2
n1 = n2 = 15,82
Keterangan :
n
= besar sampel minimal.
Ζα (1-tailed)
= nilai Z pada tingkat kesalahan 0,05 adalah 1,645
Ζβ (1-tailed)
= nilai Z dengan power 0,80 adalah 0,842
P1
= insiden terjadinya mual pada kelompok kontrol,
didapatkan berdasarkan kepustakaan sebesar 0,63.33
P2
= insiden terjadinya mual pada kelompok akupunktur yaitu
0,23.
Koreksi besar sampel untuk antisipasi drop out sebagai berikut :
n'
=
n / (1-f)
Keterangan :
n’
= koreksi besar sampel
n
= besar sampel yang dihitung
f
= perkiraan proporsi drop out sebesar 10%
’
n
= 15,82 / 0,9
= 17,58
= 18
Dengan rumus tersebut didapatkan nilai n’ = 18.
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
32
3.5 Cara pengambilan Sampel
Subjek penelitian dialokasikan secara acak menggunakan teknik
randomisasi blok
3.6.Definisi Operasional
3.6.1 Subjek penelitian adalah pasien yang akan dilakukan operasi Sectio
Caesaria oleh dokter spesialis Obsetri Ginekologi dengan anestesia
spinal di RS dr. Cipto Mangunkusumo atau di RSUP Persahabatan,
Jakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria
eksklusi.
3.6.2 Anestesia spinal adalah anestesia spinal dengan Bupivakain oleh dokter
spesialis anestesi.
3.6.3 Kelompok kontrol diberikan anti emetik Ondansentron ( i.v) 4 mg.
3.6.4 Kelompok perlakuan dilakukan EA dilanjutkan dengan akupresur dan
diberikan antiemetik Ondansentron ( i.v) 4 mg.
3.6.5 EA adalah penusukan jarum akupunktur di titik PC 6 Neiguan bilateral.
Jarum yang sudah ditusukkan dihubungkan dengan elektrostimulator
gelombang dense disperse (2 Hz/10 Hz) dan besar intensitas sesuai
dengan kenyamanan pasien. EA dilakukan selama 30 menit sebelum
induksi anestesia spinal.
3.6.6 Akupresur adalah pemasangan biji-bijian (Vaccaria) dan kemudian
direkatkan dengan plester di titik PC 6 Neiguan bilateral segera setelah
prosedur EA selesai. Plester akan dilepas pada 24 jam pascaoperasi.
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
33
3.7. Kerangka Alur Penelitian
Pasien yang direncanakan SC dengan
anestesi spinal
Memenuhi Kriteria Inklusi& Tidak
Memenuhi Kriteria Ekslusi
Informed Consent
Randomisasi
Kontrol
Ondansentron
(i.v) 4 mg
Perlakuan
Elektroakupunktur,
Akupresur,
Ondansentron (i.v)
4 mg
Penilaian Insiden Mual-Muntah
Terjadi Mual-Muntah
Tidak Terjadi Mual-Muntah
Penilaian Intensitas Mual dan
Frekuensi Muntah
Analisis Data
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
34
3.7 Cara Kerja.
3.7.1 Alat Yang Disediakan.
- Jarum akupunktur disposable ukuran 0,25 x 25 mm merk DongBang.
- Elektrostimulator merk Hwato
- Pengukur waktu (timer) merk Master.
- Alcohol Swab 70%.
- Biji- bijian (Vaccaria)
- Plester Micropore merk 3M
3.7.2 Persiapan Pasien.
- Menentukan pasien yang masuk dalam kriteria penerimaan.
- Mengisi lembar informed consent.
- Mengisi status penelitian.
- Menentukan pasien termasuk pada kelompok kontrol atau perlakuan
3.7.3 Tindakan pada kelompok perlakuan
Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada tempat yang akan ditusuk.
Dilakukan penusukan dengan jarum akupunktur pada titik PC 6 Neiguan
bilateral. Kedua jarum akupunktur yang sudah ditusukkan dihubungkan
dengan elektrostimulator. Rangsang elektrostimulator yang digunakan
adalah gelombang dense disperse frekuensi 2/10 Hz, dengan besar
intensitas sesuai dengan kenyamanan pasien. Tindakan EA dilakukan
sebelum induksi anestesia. Jarum ditinggalkan selama 30 menit. Setelah
30 menit, elektrostimulator dimatikan dan jarum dicabut. Pada pasien
dipasang biji-bijian (Vaccaria) di titik PC 6 Neiguan bilateral kemudian
diplester. Setelah prosedur EA dan akupresur dilakukan maka dilanjutkan
dengan induksi anestesi spinal dengan Bupivakain dan injeksi antiemetik
Ondansentron (i.v) 4 mg.
3.7.4 Penilaian insiden mual muntah
Dilakukan penilaian insidens terjadinya mual dan muntah dengan
menanyakan keluhan subyektif mual terhadap pasien dan mengamati
terjadinya muntah pada pasien. Penilaian dilakukan 2 kali yaitu pada
periode setelah induksi sampai dengan 2 jam pascaoperasi oleh peneliti
dan 2-24 jam pascaoperasi oleh perawat di ruang perawatan.
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
35
3.7.5
Penilaian intensitas mual dan frekuensi muntah
Pada pasien yang mengalami keluhan mual dilakukan penilaian intensitas
muntah menggunakan four Point Scale ( 0= tidak mual, 1= mual ringan,
2= mual sedang, dan 3= mual berat). Pada pasien yang mengalami muntah
dihitung frekuensi muntah yang terjadi.
3.8.Titik Akupunktur35, 36
PC 6 Neiguan

Lokasi
: pada sisi anterior lengan bawah, diantara
tendon palmaris longus dan flexor carpi radialis, 2 inch proksimal dari
lipat pergelangan tangan.

Persarafan
: nervus medianus dan nervus kutaneus
lateralis

Vaskularisasi
: a/v medianus
Gambar 3.1. Titik PC 6 Neiguan
Sumber: World Health Organization.
WHO standard acupuncture point
 Persarafan
locations
in western pasific regions.:
Geneva: World Health Organization.
 154.
Vaskularisasi
:
2009:
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
36
3.9 Pengumpulan Data

Pada saat setelah induksi sampai dengan 2 jam pascaoperasi dilakukan
penilaian insidens dan intensitas mual dan muntah serta frekuensi
muntah.

Pada 2-24 jam pascaoperasi dilakukan penilaian insidens dan intensitas
mual muntah serta frekuensi muntah.
3.10
Penilaian
Kriteria keberhasilan efek EA, Akupresur dan Ondansentron terhadap
penurunan insiden mual ditetapkan sebagai berikut :

Berhasil : Bila insiden terjadinya mual pada kelompok perlakuan
lebih rendah bila dibandingkan dengan kelompok kontrol

Gagal
: Bila insiden terjadinya mual pada kelompok perlakuan
lebih tinggi atau sama bila dibandingkan dengan kelompok kontrol
Kriteria keberhasilan efek EA, Akupresur dan Ondansentron terhadap
penurunan insiden muntah ditetapkan sebagai berikut :

Berhasil : Bila insiden terjadinya muntah pada kelompok perlakuan
lebih rendah bila dibandingkan dengan kelompok kontrol

Gagal
: Bila insiden terjadinya muntah pada kelompok perlakuan
lebih tinggi atau sama bila dibandingkan dengan kelompok kontrol
Kriteria keberhasilan efek EA, Akupresur dan Ondansentron terhadap
penurunan intensitas mual ditetapkan sebagai berikut :

Berhasil : Bila intensitas mual yang terjadi pada pasien di kelompok
perlakuan lebih rendah bila dibandingkan dengan intensitas mual
yang terjadi di kelompok kontrol

Gagal
: Bila intensitas mual yang terjadi pada pasien di kelompok
perlakuan lebih tinggi atau sama bila dibandingkan dengan kelompok
kontrol
Kriteria keberhasilan efek EA, Akupresur dan Ondansentron terhadap
penurunan frekuensi muntah ditetapkan sebagai berikut :
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
37

Berhasil : Bila frekuensi muntah yang terjadi pada pasien di
kelompok perlakuan lebih rendah bila dibandingkan dengan
kelompok kontrol

Gagal
: Bila frekuensi muntah yang terjadi pada pasien di
kelompok perlakuan lebih tinggi atau sama bila dibandingkan dengan
kelompok kontrol
3.11 Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data penelitian ini menggunakan 2 jenis uji statistik. Data insiden
dan frekuensi merupakan variabel nominal oleh karena itu digunakan uji Chi
Square dan uji Fisher sebagai alternatif. Data skor intensitas mual termasuk
variabel numerik oleh karena itu digunakan uji T tidak berpasangan dan uji
Mann Whitney sebagai alternatif. Pada penelitian ini ditetapkan bila hasil uji
hipotesis komparatif menunjukkan nilai p > α (p > 0,05) dapat diartikan tidak
terdapat perbedaan bermakna antara variabel yang dibandingkan, sebaliknya
bila nilai p < α (p < 0,05), berarti terdapat perbedaan bermakna dari variabel
yang dibandingkan. 37
3.12 Penyajian Data
Data akan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.
3.13 Kajian Etik
Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari Komite
Etik Penelitian
Kesehatan FKUI-RSCM No: 55/H2.F1/ETIK/2014. Subjek penelitian yang
diikut sertakan telah setuju berpartisipasi dengan menandatangani informed
consent yang dijamin kerahasiaannya dan bersifat sukarela.
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
38
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan terhadap 36 pasien yang menjalani
prosedur
sectio caesaria dengan anestesi spinal. Responden yang dimasukkan dalam
penelitian ini adalah pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Responden dibagi
menjadi dua
kelompok
yaitu
kelompok
yang mendapatkan perlakuan
(elektroakupunktur dan akupresur) dan kelompok kontrol. Kedua kelompok
mendapatkan obat-obatan anestesi dan antiemetik standar.
Selama penelitian
tidak terdapat responden yang drop out. Keseluruhan responden ini dianalisa
secara statistik.
4.1 Karakteristik Responden
Tabel 4.1. Karakteristik Responden
Karakteristik
Kelompok
Umur
Perlakuan
32.06 ± 4.63
32.50 ( 22 – 40 )
Kontrol
31.56 ± 6.35
31.50 ( 24 – 41 )
Perlakuan
28.57 ± 4.52
29.16 ( 18.51 – 35.33 )
Kontrol
27.78 ± 4.58
27.28 ( 21 – 38.54 )
Durasi operasi Perlakuan
73.89 ± 21.113
67.50 ( 40 – 120 )
(menit)
Kontrol
81.11 ±14.405
85
Apfel Score
Perlakuan
-
1(1–2)
Kontrol
-
1(1–2)
Perlakuan
-
2(1–2)
Kontrol
-
2(1–2)
IMT
Kelas ASA
*
#
Mean ± SD
Median ( Range )
p
0.727 *
0.607 #
0.052 #
( 60 – 100 )
1*
0.305 *
Bermakna pada p < 0.05, Uji statistik Mann Whitney
Bermakna pada p < 0.05, Uji statistik Independent T Tes
Tabel 4.1 menunjukkan karakteristik responden, terlihat bahwa semua
karakteristik responden homogen pada kedua kelompok
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
39
4.2. Perbandingan Hasil Penelitian Setelah Intervensi
Tabel 4.2. Perbandingan Insiden Mual Antara Kelompok Perlakuan dan
Kontrol
Insiden
Kelompok
mual
p
Perlakuan Kontrol
Induksi – 24
Ya
8
14
jam
Tidak
10
4
Induksi – 2
Ya
7
10
jam
Tidak
11
8
2 – 24 jam
Ya
3
8
15
10
Tidak
*
0.02*
0.1585*
0.035*
Bermakna pada p < 0.05, Uji Statistik Chi Square
Perbandingan insiden mual antara kelompok perlakuan dan kontrol secara
keseluruhan memperlihatkan bahwa insiden mual pada kelompok perlakuan lebih
rendah bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Perbedaan ini bermakna
secara statistik menggunakan uji Chi Square. Pada kelompok perlakuan terdapat 8
responden ( 44.44%)
yang mengalami mual sedangkan pada kelompok kontrol
terdapat 14 responden ( 77.77%) yang mengalami mual.
Perbandingan insiden mual antara kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol saat setelah induksi sampai dengan 2 jam pascaoperasi memperlihatkan
bahwa insiden mual pada kelompok perlakuan lebih rendah bila dibandingkan
dengan kelompok kontrol. Namun penurunan ini tidak bermakna secara statistik
yang diuji menggunakan Chi Square. Pada kelompok perlakuan terdapat 7
responden ( 38.88%)
yang mengalami mual sedangkan pada kelompok kontrol
terdapat 10 responden ( 55.55%) yang mengalami mual.
Perbandingan insiden mual antara kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol pada saat 2 jam sampai dengan 24 jam pascaoperasi memperlihatkan
bahwa insiden mual pada kelompok perlakuan lebih rendah bila dibandingkan
dengan kelompok kontrol. Penurunan ini bermakna secara statistik menggunakan
uji Chi Square. Pada kelompok perlakuan terdapat 3 responden ( 16.66%) yang
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
40
mengalami mual sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 8 responden
(44.44%) yang mengalami mual.
Tabel 4.3 Perbandingan Insiden Muntah antara Kelompok Perlakuan dan
Kelompok Kontrol
Insiden
Kelompok
p
muntah
Perlakuan Kontrol
0.089 #
Induksi – 24
Ya
jam
Tidak
Induksi – 2
Ya
jam
Tidak
17
13
2 – 24 jam
Ya
0
0
Tidak
0
0
#
1
5
17
13
1
5
Bermakna pada p < 0.05, Uji Statistik Fischer’s Exact Test
Perbandingan insiden muntah antara kelompok perlakuan dan kontrol
secara keseluruhan memperlihatkan bahwa insiden muntah pada kelompok
perlakuan lebih rendah bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Namun
perbedaan ini tidak bermakna secara statistik yang diuji menggunakan Fischer’s
Exact T. Pada kelompok perlakuan terdapat 1 responden ( 5.55%)
yang
mengalami muntah sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 5 responden
(27.77%) yang mengalami muntah.
Tidak terdapat responden yang muntah pada saat 2 jam sampai dengan 24
jam pascaoperasi. Tidak dilakukan uji statistik pada perbandingan insiden muntah
saat setelah induksi sampai dengan 2 jam pascaoperasi maupun saat 2 jam sampai
dengan 24 jam pascaoperasi karena insiden muntah saat setelah induksi sampai
dengan 2 jam pascaoperasi sama dengan insiden muntah secara keseluruhan.
Tidak terdapat responden yang muntah saat 2 jam sampai dengan 24 jam
pascaoperasi pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol.
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
41
Tabel 4.4 Perbandingan Skor Mual antara Kelompok Perlakuan dan
Kelompok Kontrol
Skor mual
Kelompok
Median
p
(range)
Induksi – 2 Perlakuan
0.00 ( 0 – 3 )
jam
Kontrol
1.50 ( 0 – 3 )
2 – 24 jam
Perlakuan
0.00 ( 0 – 1 )
Kontrol
0.00 ( 0 – 2 )
*
0.039*
0.023*
Bermakna pada p < 0.05, Uji statistik Mann Whitney
Perbandingan skor mual antara kelompok perlakuan dan kontrol saat setelah
induksi sampai 2 jam secara keseluruhan memperlihatkan bahwa skor intensitas
mual pada kelompok perlakuan lebih rendah bila dibandingkan dengan kelompok
kontrol. Penurunan ini bermakna secara statistik yang diuji menggunakan uji
Mann Whitney. Perbandingan skor mual antara kelompok perlakuan dan kontrol
saat 2 jam sampai dengan 24 jam pascaoperasi memperlihatkan bahwa skor
intensitas mual pada kelompok perlakuan lebih rendah bila dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Penurunan ini bermakna secara statistik yang diuji
menggunakan uji Mann Whitney.
Tabel 4.5 Perbandingan Frekuensi Muntah antara Kelompok Perlakuan
dan Kelompok Kontrol
Frekuensi muntah
Kelompok
Induksi – 24 jam
Perlakuan
Median
(range)
0
Kontrol
Induksi – 2 jam
2 – 24 jam
*
p
0
Perlakuan
0.00 ( 0 – 1 )
Kontrol
0.00 ( 0 – 2 )
Perlakuan
0
Kontrol
0
0.037*
Bermakna pada p < 0.05, Uji statistik Mann Whitney
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
42
Perbandingan frekuensi muntah antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
memperlihatkan bahwa frekuensi muntah saat induksi sampai dengan 2 jam
pascaoperasi pada kelompok perlakuan lebih rendah bila dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Penurunan ini bermakna secara statistik yang diuji
menggunakan uji Mann Whitney. Tidak dilakukan uji statistik pada perbandingan
frekuensi muntah saat setelah induksi sampai dengan 24 jam pascaoperasi maupun
saat 2 jam sampai dengan 24 jam pascaoperasi karena frekuensi muntah saat
induksi sampai dengan 2 jam pascaoperasi sama dengan frekuensi muntah secara
keseluruhan. Tidak terdapat responden yang muntah saat 2 jam sampai dengan 24
jam pascaoperasi pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol.
Penilaian efek samping tindakan akupunktur dan akupresur meliputi
pengamatan ada tidaknya hematoma, iritasi kulit lokal dan ketidaknyamanan
dengan plester akupresur. Hasil pengamatan memperlihatkan bahwa tidak terjadi
efek samping pada kelompok perlakuan.
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
43
BAB 5
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan terhadap 36 pasien perempuan yang menjalankan
prosedur sectio caesaria dengan anestesi spinal. Responden yang dimasukkan
dalam penelitian ini adalah pasien yang memenuhi kriteria inklusi yang
ditetapkan. Responden dibagi menjadi dua kelompok menggunakan teknik
randomisasi
blok.
Kedua
kelompok
mendapatkan
obat-obatan
anestesi
(Bupivakain dan Fentanyl) dan antiemetik standar (Ondansentron). Selama
penelitian tidak terdapat responden yang drop out. Keseluruhan responden ini
dianalisa secara statistik.
Kelompok perlakuan mendapatkan tindakan elektroakupunktur sebelum
induksi anestesi selama 30 menit dilanjutkan dengan akupresur sampai dengan 24
jam pascaoperasi. Penusukan dilakukan di titik PC 6 Neiguan bilateral. Rangsang
elektrostimulator menggunakan gelombang dense disperse frekuensi 2/10 Hz,
dengan besar intensitas sesuai dengan kenyamanan pasien.
Penelitian ini menggunakan titik PC 6 Neiguan karena berdasarkan hasil
beberapa penelitian dan juga telah dilakukan systematic review bahwa tindakan
akupunktur pada titik PC 6 Neiguan dapat menurunkan insiden maupun intensitas
PONV.9 Mekanisme kerja akupunktur pada kasus PONV dapat dijelaskan sebagai
berikut: akupunktur memiliki efek pada modulasi SSP yang terlihat melalui
pengaruhnya terhadap sistem opioid endogen dan neurotransmiter.8,13,31 β-endorfin
dianggap memiliki efek antiemetik. Aktivasi sistem serotoninergik dan
norefinefrinergik mengubah transmisi serotonin, menginduksi serotonin untuk
mempromosikan transformasi transportasi.3,5,14,15 Akupunktur dapat memodulasi
sistem saraf otonom yaitu modulasi nervus vagus sehingga dapat mempengaruhi
otot polos lambung dengan mengurangi takiaritmia lambung, mengurangi
antiperistaltik
(peristaltik
retrogad)
yang
terlihat
melalui
pemeriksan
electrogastrography.3,27,31 Refleks somatosimpatetik juga dapat terangsang
sehingga menginduksi relaksasi lambung.30 Semua kombinasi efek ini
menghasilkan adanya penurunan insiden dan intensitas mual muntah intra dan
pascaoperasi.
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
44
Pada penelitian ini digunakan pula ondansetron pada kedua kelompok.
Ondansetron merupakan obat golongan 5-hidroksitriptamin (5-HT)3 antagonis
yang selektif memblok reseptor serotonin 3. Namun, obat ini memiliki efek
samping sakit kepala, flushing, sembelit, diare, bradikardia, aritmia, nyeri
abdomen, dan peningkatan enzim hati. 2,6,8,12
Karakteristik responden pada penelitian ini homogen pada kedua
kelompok. Karakteristik yang dinilai adalah umur, IMT, Apfel Score, dan kelas
ASA. Beberapa jurnal menyatakan bahwa IMT dan apfel score mempengaruhi
insiden terjadinya PONV. Penelitian ini memiliki keunggulan karena sebaran
karakteristik kedua kelompok homogen sehingga hasil penelitian lebih dapat
dipercaya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapatnya penurunan insiden mual
secara keseluruhan pada kelompok perlakuan yang bermakna bila dibandingkan
dengan kelompok kontrol. Bila dilakukan pengamatan yang lebih terperinci
mengenai insiden mual yang terjadi pada saat setelah induksi sampai dengan 2
jam pascaoperasi dan 2 jam sampai dengan 24 jam pascaoperasi, maka terlihat
bahwa insiden mual pada kelompok perlakuan saat setelah induksi sampai dengan
2 jam pascaoperasi mengalami penurunan yang tidak bermakna secara statistik.
Sedangkan saat 2 jam sampai dengan 24 jam pascaoperasi terjadi penurunan
bermakna insiden mual pada kelompok perlakuan bila dibandingkan dengan
kelompok kontrol.
Skor intensitas mual pada kelompok perlakuan saat setelah induksi sampai
dengan 2 jam pascaoperasi dan saat 2 jam sampai dengan 24 jam pascaoperasi
lebih rendah bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Penurunan ini
bermakna secara statistik yang diuji menggunakan uji Mann Whitney. Hal ini
menunjukkan
bahwa
tindakan
elektroakupunktur
dan
akupresur
dapat
menurunkan intensitas mual pada pasien.
Frekuensi muntah saat setelah induksi sampai dengan 2 jam pascaoperasi
pada kelompok perlakuan juga lebih rendah bila dibandingkan dengan kelompok
kontrol. Perbedaan ini bermakna secara statistik yang diuji menggunakan uji
Mann Whitney. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan elektroakupunktur dan
akupresur dapat menurunkan frekuensi muntah pada pasien.
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
45
Tidak dilakukan uji statistik pada perbandingan insiden dan frekuensi
muntah saat setelah induksi sampai dengan 2 jam pascaoperasi maupun saat 2 jam
sampai dengan 24 jam pascaoperasi karena insiden dan frekuensi muntah saat
setelah induksi sampai dengan 2 jam pascaoperasi sama dengan insiden dan
frekuensi muntah secara keseluruhan. Tidak terdapat responden yang muntah saat
2 jam sampai dengan 24 jam pascaoperasi pada kelompok perlakuan maupun
kelompok kontrol.
Bila dilakukan perbandingan hasil penelitian ini dengan hasil penelitian
sebelumnya maka didapatkan beberapa hal sebagai berikut: pada penelitian ini
didapatkan insiden muntah secara keseluruhan pada kelompok perlakuan sebesar
44,44 % dan pada kelompok kontrol sebesar 77,77%, berarti pada kelompok
perlakuan terjadi perbedaan insiden mual sebesar 33,33 %. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Frey UH dkk pada pasien histerektomi menunjukkan bahwa
elektroakustimulasi menyebabkan penurunan insiden mual sebesar 30 % (insiden
kelompok perlakuan 33 %, insiden kelompok kontrol 63 %). Dari perbandingan
ini telihat bahwa hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang
dilakukan oleh Frey UH dkk. 33
Pada penelitian ini didapat insiden muntah pada kelompok perlakuan
sebesar 5,55 % dan pada kelompok kontrol sebesar 27,77%. Hal ini menunjukkan
bahwa terjadi perbedaan insiden muntah sebesar 22,33 %. Liodden I dkk
melakukan penelitian mengenai efek akustimulasi pada anak yang menjalankan
operasi adenoidektomi atau tonsilektomi, memperlihatkan adanya penurunan
insiden muntah pada kelompok akustimulasi sebesar 19,4 % (insiden muntah
kelompok perlakuan 46,8%, insiden muntah kelompok kontrol 66,2%). Dari
perbandingan ini terlihat bahwa hasil penelitian ini menunjukkan penurunan
insiden muntah yang lebih rendah dibandingkan dengan penelitian terdahulu.4
Penilaian efek samping tindakan akupunktur dan akupresur meliputi
pengamatan ada tidaknya hematoma, iritasi kulit lokal dan ketidaknyamanan
dengan plester akupresur. Hasil pengamatan memperlihatkan bahwa tidak terjadi
efek samping pada kelompok perlakuan.
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
46
BAB 6
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 SIMPULAN
1 Pemberian tindakan EA, akupresur dan ondansetron dapat menurunkan
insiden mual muntah intra dan pascaoperasi pada pasien yang
dilakukan Sectio Caesarea dengan anestesia spinal.
2 Insiden mual pada kelompok perlakuan sebesar 44.44% sedangkan
pada kelompok kontrol sebesar 77.77% (p = 0.02). Insiden muntah
pada kelompok perlakuan sebesar 5.55% sedangkan pada kelompok
kontrol sebesar 27.77% (p = 0.089).
3 Rerata skor mual saat setelah induksi sampai dengan 2 jam
pascaoperasi pada kelompok perlakuan sebesar 0.50 ± 0.786
sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 1.28 ± 1.274 (p = 0.039).
Rerata skor mual saat 2 jam sampai dengan 24 jam pascaoperasi pada
kelompok perlakuan sebesar 0.17 ± 0.383 sedangkan pada kelompok
kontrol sebesar 0.67 ± 1.274 (p = 0.023).
4 Rerata frekuensi muntah pada kelompok perlakuan sebesar 0.06 ±
0.236 sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 0.33 ± 0.594 (p =
0.037).
5 Tidak terjadi efek samping tindakan EA dan akupresur pada kelompok
perlakuan.
6.2 SARAN
1 Melakukan penelitian untuk mengetahui efektifitas metode akupresur
saja pada PONV
2 Akupunktur digunakan sebagai bagian dalam tatalaksana PONV
3 Melakukan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih banyak
4 Melakukan penelitian metode akupunktur paling efektif untuk
mengatasi PONV pada pasien yang berisiko tinggi
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
47
DAFTAR PUSTAKA
1. McCracken G, Houston P, Lefebvre G, MD, Toronto. Guideline for the
Management of Postoperative Nausea and Vomiting. SOGC Clinical
practice guideline. 2008; 209: 600-7
2. Gibbison B, Spencer R. Post-operative nausea and vomiting. Anaesthesia
and intensive care medicine. 2009; 10(12): 583-5.
3. Branco LHC, Lima LC, Costa MCF, Lira MS, Coelho RQG, Couceiro
TCM, Soares AD, Alcoforado EMB, Carvalho ME. Stimulation of the P6
Acupuncture Point for Prophylaxis of Nausea and Vomiting in Pregnant
Women Submitted to Cesarean Section: A Blinded Clinical Trial. Open
Journal of Anesthesiology. 2013; 3: 161-4.
4. Liodden I, Howley M, Grimsgaard AS, Fonnebo VM, Borud EK, Alraek
T, Norheim JA. Perioperative acupuncture and postoperative acupressure
can prevent postoperative vomiting following paediatric tonsillectomy or
adenoidectomy: a pragmatic randomised controlled trial. Acupunct Med.
2011; 29: 9-15.
5. Majholm B, Moller AM. Acupressure at acupoint P6 for prevention of
postoperative nausea and vomiting: a randomised clinical trial.. Eur J
Anaesthesiol. 2011; 28: 412–9.
6. Nunley C, Wakim J, Guinn C. The Effects of Stimulation of Acupressure
Point P6 on Postoperative Nausea and Vomiting: A Review of Literature.
Journal of PeriAnesthesia Nursing. 2008; 23(4): 247-61.
7. Sigaut S, Merckx P, Peuch C, Necib S, Pingeon F, Mantz J. Does an
educational strategy based on systematic preoperative assessment of
simplified Apfel’s score decrease postoperative nausea and vomiting?
Annales Francaises d’Anesthesie et de Reanimation. 2010; 29: 765–9
8. Larson JD, Gutowski KA, Marcus BC, Rao VK, Avery PG, Stacey H,
Yang RZ. The Effect of Electroacustimulation on Postoperative Nausea,
Vomiting, and Pain in Outpatient Plastic Surgery Patients: A Prospective,
Randomized, Blinded, Clinical Trial. Plast. Reconstr. Surg. 2010; 125:
989-94.
9. Lee A, Fan LTY. Stimulation of the wrist acupuncture point P6 for
preventing postoperative nausea and vomiting. The Cochrane
Collaboration. 2011; 1: 1-120..
10. Streitberger K, Ezzo J, Schneider A. Acupuncture for nausea and
vomiting: An update of clinical and experimental studies. Autonomic
Neuroscience: Basic and Clinical. 2006; 129: 107–117.
11. Philippi B. Bab 15 Nausea dan muntah pasca bedah (PONV) dalam:
Kedokteran perioperatif: Manajemen pasien bedah dengan kelainan medis.
Cetakan kedua. Jakarta: Farmedia, 2002. h.70-5.
12. Candrakartan A, Glass PSA. Multimodal therapies for postoperative
nausea and vomiting and pain. British Journal of Anaesthesia. 2011; 2740.
13. Sinha A, Paech MJ, Thew ME, Rhodes M, Luscombe K, Nathanc E. A
randomised, double-blinded, placebo-controlled study of acupressure
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
48
wristbands for the prevention of nausea and vomiting during labour and
delivery. International Journal of Obstetric Anesthesia. 2011; 20: 110–7.
14. Soltani AE, Mohammadinasab H, Goudarzi M, Arbabi S, Mohtaram R,
Afkham K, Momenzadeh S, Darabi ME. Acupressure using Ondansetron
versus Metoclopramide on Reduction of Postoperative Nausea and
Vomiting after Strabismus Surgery. Archives of Iranian Medicine. 2010;
13 (4): 288-93.
15. Zheng LH, Sun H, Wang GN, Liang J, Wu HX. Effect of Transcutaneous
Electrical Acupoint Stimulation on Nausea and Vomiting Induced by
Patient Controlled Intravenous Analgesia with Tramadol. Chin J Integr
Med. 2008; 14(1) : 61-64.
16. Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR. Petunjuk praktis anestesiologi. Edisi
kedua. Jakarta: Bagian anestesiologi dan terapi intensif FKUI, 2002.
h.107-12.
17. Sullivan JT. Chapter 14 Neuroaxial blokade for obstetric surgery. In:
Wong CA. Spinal and epidural anesthesia. Chicago: McGrawHill. 2007. p
281-90.
18. Mayor DF. Electroacupuncture a practical manual and resource. Spain:
Churchill livingstone. 2007.
19. White A. Electroacupuncture and acupuncture analgesia. In: Filshie J,
White A. Medical acupuncture: A western scientific approach. London:
Churchill Livingstone, 2004. p153-60.
20. Han JS. Acupuncture research & neuroscience development. In: Han JS.
the neurochemical basis of pain relief by acupuncture. vol 3. Peking
university Medical press. 2006. p.18-23.
21. Han JS. Opioid and antiopioid peptides: a model of yin yang balance in
acupuncture mechanisms of pain modulation. In: the neurochemical basis
of pain relief by acupuncture. vol 3. Peking university Medical press.
2006. p30-40.
22. World Health Organization. Guidelines on Basic Training and Safety in
Acupuncture. 1999. Disitasi dari:
http://apps.who.int/medicinedocs/en/d/jwhozip56e/4.html. p1-31.
23. Kashefi F, Khajehei M, Ashraf AR, Jafari P. The Efficacy of Acupressure
at the Sanyinjiao Point in the Improvement of Women’s General Health.
The Journal of Alternative and Complementary Medicine; 17 (12). 2011:
1141–7.
24. Jeong SL, Myeong SL, Kyungyoon M, Jae HL, Beom JL. Acupressure for
Treating Neurological Disorders: A Systematic Review. International
Journal of Neuroscience. 2011; 121: 409–14.
25. Yeong HS, Tae IK, Mi SS, Hee SJ. Effect of Acupressure on Nausea and
Vomiting During Chemotherapy Cycle for Korean Postoperative Stomach
Cancer Patients. Cancer Nursing™. 2004; 27(4): 267-74.
26. Hirsa I, Luki A, Fumi NN, Keki M, Kotaran J. Acupressure and
metoclopramide comparison in postoperative nausea and vomiting
prevention on laparatomy patients. Acupuncture and Related Therapies 1.
2013: 42–45.
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
49
27. Alessandrini M, Napolitano B, Micarelli A, Padova A, Bruno E. P6
Acupressure Effectiveness on Acute Vertiginous Patients: A Double Blind
Randomized Study. The Journal of Alternative and Complementary
Medicine. 2012; 18 (12): 1121–6.
28. Kristina L. McFadden, Kyle MH, Miranda LD, Jesse TK, Tiffany AI,
Theresa DH. Acupressure as a Non-Pharmacological Intervention for
Traumatic Brain Injury (TBI). Journal of Neurotrauma. 2011; 28: 1–14.
29. Charles TK. Acupressure Effects on Brain Function. Applied Physiology.
p1-6.
30. Kristina L. McFadden, Theresa D. Hernández. Cardiovascular benefits of
acupressure (Jin Shin) following stroke. Complementary Therapies in
Medicine. 2010; 18: 42-48.
31. Abraham TS, Chen ML, Ma SX. TRPV1 expression in acupuncture
points: Response to electroacupuncture stimulation. Journal of Chemical
Neuroanatomy (2011): 41: 129-36.
32. Said ZMO. Acupressure for chemotherapy-induced nausea and vomiting
in breast cancer patients: a multicenter, randomised, double-blind,
placebo-controlled clinical trial. Thesis. An- Najah National University
Faculty of Graduate Studies. 2009.
33. Modulation of cerebellar activities by acupuncture stimulation: evidence
from fMRI study. Neuroimage. 2004; 22(2): 932-40
34. Frey UH, Scharmann P, Lohlein C, Peters J, Germany. P6 acustimulation
effectively decreases postoperative nausea and vomiting in high-risk
patients. British Journal of Anaesthesia :2009;1-6.
35. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. edisi
ke-4. Jakarta: Sagung Seto, 2011. h.362.
36. Anonim. Acupuncture points. Disitasi dari: tttp://www.opentcm.com.
37. World Health Organization. WHO standard acupuncture point locations in
western pasific regions. Geneva: World Health Organization, 2009.
38. Dahlan MS. Teori sederhana prosedur pemilihan uji hipotesis. Dalam:
Statistik untuk kedokteran dan Kesehatan. Edisi ke-5. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika, 2011. h.1-27.
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
50
Lampiran 1: Keterangan Lolos Kaji Etik
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
51
Lampiran 2: Penjelasan Mengenai Penelitian
Efek Elektroakupunktur, Akupresur dan Ondansentron Terhadap Insiden
Mual Muntah Intra dan Pascaoperasi Sectio Caesaria Pada Pasien yang
Dilakukan Anestesia Spinal
Pendahuluan
Peneliti dari Departemen Medik Akupunktur RSUPN Dr Cipto
Mangunkusumo bekerja sama dengan Departemen Obstetri Ginekologi dan
Departemen Anestesia RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo dan RSU Persahabatan
Jakarta, merencanakan melakukan penelitian mengenai efek jarum akupunktur
yang dihubungkan dengan alat rangsang listrik, akupresur dan obat anti mual
muntah terhadap insiden mual muntah selama dan pascaoperasi pada pasien yang
dilakukan anestesia spinal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek
jarum akupunktur yang dihubungkan dengan alat rangsang listrik, akupresur dan
obat anti mual muntah terhadap insiden mual muntah pascaoperasi yang
menggunakan anestesia spinal. Selain itu ingin diketahui efek jarum akupunktur
yang dihubungkan dengan alat rangsang listrik, akupresur dan obat anti mual
muntah terhadap intensitas mual maupun frekuensi muntah yang terjadi selama
dan pascaoperasi.
Anda diharapkan berpartisipasi dalam penelitian ini. Partisipasi Anda
bersifat sukarela, dan Anda dapat mengundurkan diri dari penelitian ini setiap
saat. Sebelum menyetujui untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, Anda dapat
membaca informasi berikut ini dan apabila ada hal-hal yang belum jelas atau tidak
dimengerti, Anda dapat menanyakannya langsung pada peneliti.
Ringkasan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek jarum akupunktur yang
dihubungkan dengan alat rangsang listrik, akupresur dan obat anti mual muntah
terhadap insiden mual muntah pascaoperasi pada pasien yang dilakukan anestesia
spinal. Pertama-tama Anda ditawarkan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Apabila Anda setuju, maka Anda akan diberi penjelasan lengkap mengenai
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
52
penelitian ini termasuk surat persetujuan yang perlu ditanda tangani. Semua
peserta penelitian akan dialokasikan secara acak kedalam dua kelompok yaitu
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Peserta penelitian yang masuk dalam
kelompok kontrol tidak akan diberikan perlakuan tambahan. Peserta penelitian
yang masuk dalam kelompok perlakuan akan dilakukan penusukan di 2 titik
akupunktur di lengan bawah, jarum akupunktur yang telah ditusukkan tersebut
akan
dihubungkan
ke
suatu
alat
rangsang
listrik
yang
dinamakan
elektrostimulator. Perangsangan elektrostimulator akan berlangsung selama 30
menit kemudian dilepas dilanjutkan dengan pemasangan biji-bijian (Vaccaria)
kedua titik akupunktur tersebut lalu diplester. Plester tersebut akan dibuka pada 24
jam kemudian. Pada semua peserta penelitian akan dilakukan pencatatan
mengenai insiden terjadinya mual muntah. Pada peserta penelitan yang
mengalami muntah akan ditanyakan mengenai intensitas muntah menggunakan
Four Point Scale ( 0= tidak mual, 1= mual ringan, 2= mual sedang, dan 3= mual
berat). Peserta penelitian yang mengalami muntah akan dicatat frekuensi muntah
yang terjadi. Pengambilan data insiden mual muntah, intensitas muntah dan
frekuensi muntah dilakukan saat setelah induksi anestesi sampai dengan 2 jam
setelah operasi dan 2-24 jam setelah operasi.
Saat dilakukan penusukan di titik akupunktur mungkin anda mengalami
sensasi penjaruman seperti ngilu, pegal, atau kadang rasa tersengat arus listrik
yang rendah. Efek samping yang terjadi dapat dikatakan sangat rendah seperti rasa
nyeri sesaat dan kadang dapat timbul kebiruan (perdarahan di bawah kulit)
dimana hal ini tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya dalam
beberapa hari.Peneliti menggunakan jarum akupunktur steril dan sekali pakai
buang untuk menjaga sterilitas dari tindakan ini. Jadi dapat dikatakan bahwa
tindakan akupunktur ini sangat aman terhadap infeksi karena menggunakan jarum
steril yang sekali pakai buang.
KERAHASIAAN
Nama dan identitas Anda akan dirahasiakan dan tidak akan muncul dalam
publikasi apapun serta tidak diberikan pada siapapun tanpa persetujuan dari Anda.
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
53
MANFAAT
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada Anda, yaitu
menurunkan insiden terjadinya mual muntah pascaoperasi.
KOMPENSASI
Anda tidak perlu mengeluarkan biaya apapun dalam penelitian ini. Peneliti akan
menanggung biaya pemeriksaan maupun tindakan yang dilakukan dalam
penelitian ini.
INFORMASI LAIN
Partisipasi Anda bersifat sukarela. Setelah membaca penjelasan ini, anda
berhak menolak ikut sebagai peserta. Anda juga bebas untuk mengundurkan diri
sewaktu-waktu.Anda berhak menanyakan semua hal yang belum jelas
sehubungan dengan penelitian ini.
Bila anda tidak menaati instruksi yang diberikan oleh peneliti, anda dapat
dikeluarkan dari penelitian ini. Bila sewaktu-waktu terjadi efek samping atau
membutuhkan penjelasan, maka anda dapat menghubungi peneliti: dr Novita Sari
Mujahid;di nomor : +6281360030001.
Dengan ikut sertanya anda pada penelitian ini berarti ada telah
menyumbang hal yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan. Peneliti mengucapkan
terima kasih atas partisipasi anda dalam penelitian ini.
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
54
Lampiran 3: Surat Persetujuan
Surat Persetujuan Subyek Penelitian
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
- Nama
: ....................................
- Umur
: .............. tahun.
- Jenis Kelamin
: L / P
- Alamat
: .....................................
- No. Telepon
: .....................................
Setelah mendapatkan keterangan sejelas-jelasnya serta menyadari manfaat dan resiko dari
penelitian yang berjudul : "Efek Elektroakupunktur, Akupresur dan Ondansentron
Terhadap Insiden Mual Muntah Pascaoperasi Sectio Caesaria Pada Pasien Yang
Dilakukan Anestesia Spinal", bersedia mengikuti penelitian tersebut dengan sukarela
Surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, ...........................................
Saksi
(………………………….. )
Pasien/ keluarga pasien
(........................................)
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
55
Lampiran 4: Status Penelitian
Med. Rec. : …………………….
No. Urut Penelitian : ………………
Kelompok : Kontrol/Perlakuan*
Tanggal
: ........................
Identitas Pasien :
Nama
: ........................................
Umur/Jenis kelamin : .......................................
Pekerjaan
: .......................................
Alamat
: ........................................
No. Telepon
: ........................................
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
1.
2.
3.
4.
Pemeriksaan Fisik
Tanda vital
:
Berat badan
:
Tinggi Badan
:
IMT
:
Tindakan anestesia :
Jenis & dosis Obat yang digunakan
:
Waktu dilakukan induksi anestesia
:
Pemberian anti emetik :
Jenis & dosis Obat yang digunakan
:
Waktu dilakukan induksi anti emetik
:
Penilaian :
Induksi -2 Jam pascaoperasi
2-24 jam Pascaoperasi
Terjadinya mual
Terjadinya muntah
Intensitas mual
Frekuensi muntah
5. Penilaian Efek Samping
Efek Samping yang dinilai
 Hematoma
 Iritasi kulit lokal
 Ketidaknyamanan dengan plester akupresur
Ya
Tidak
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
56
Lampiran 5 : Four Point Scale
Skor
Skala
0
Tidak mual
1
Mual ringan
2
Mual sedang
3
Mual berat
Duman A, Apilogullari S, Gok F, Sutcu E, Soysal S, Toy H. A Randomized
Comparison of Dimenhydrinate, Metoclopramide And Placebo For The Prevention
Of Nausea And Vomiting Following Intrathecal Fentanyl And Morphine
For
Cesarean Delivery. Model Medicus. 2009; 1-12.
Universitas Indonesia
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Lampiran 6: Tabel Data Induk
No
Kel
Umur
(Thn)
ASA
Apfel
Score
IMT
1
A
22
1
1
26.17
2
B
33
2
1
27.38
3
B
24
1
1
21.00
4
A
34
1
1
35.33
5
A
30
2
1
30.48
6
B
41
2
1
24.34
7
B
26
2
2
26.63
8
B
25
2
1
27.18
Jenis&Dosis Obat
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg
Lama
Operasi
Skor Mual
Frekuensi Muntah
Ind-2 jam
3
2-24 jam
1
Ind-2 jam
1
2-24 jam
-
1 jam 30
menit
-
2
1
-
1 jam 30
menit
-
-
-
-
2 jam
-
-
-
-
2 jam
-
-
-
-
1 jam
2
1
-
-
1 jam
3
-
-
-
1 jam 10
menit
1
-
-
-
1 jam
57
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
9
A
35
2
1
22.18
10
B
30
1
1
33.32
11
A
34
2
1
18.51
12
B
39
2
1
23.19
13
A
35
2
14
A
28
2
2
29.01
15
A
30
2
1
28.11
16
B
35
2
1
25.10
17
B
24
2
1
24.60
18
A
25
2
2
24.03
19
B
39
2
2
35.55
23.55
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg/
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg
1 jam
-
1
-
-
1 jam
1
-
-
-
1 jam 20
menit
-
-
-
-
1 jam
-
2
-
-
1 jam
-
-
-
-
1 jam 15
menit
1
-
-
-
1 jam 20
menit
-
-
-
-
1 jam 30
menit
2
-
-
-
1 jam 20
menit
3
2
1
-
1 jam
-
-
-
-
1 jam 40
menit
-
2
1
-
58
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
20
A
36
2
1
29.31
21
B
39
1
1
28.33
22
B
40
1
1
21.09
23
B
25
2
1
31.42
24
A
36
1
1
31.66
25
A
28
1
1
34.58
26
B
30
1
1
38.54
27
B
36
1
1
29.51
28
A
31
2
1
31.22
29
A
35
2
1
31.63
30
B
24
1
1
30.43
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg
1 jam 30
menit
1
-
-
-
1 jam
-
-
-
-
1 jam 20
menit
3
-
1
-
1 jam 15
menit
3
-
2
-
1 jam 15
menit
1
-
-
-
1 jam
1
-
-
-
1 jam 30
menit
2
1
-
-
1 ajm 15
menit
-
-
-
-
1 jam
-
-
-
-
1 jam 30
menit
-
-
-
-
1 jam 40
menit
-
1
-
-
59
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
31
B
33
1
1
29.52
32
A
38
2
1
28.71
33
A
40
2
1
25.20
34
B
28
1
1
25.82
35
B
27
2
1
30.41
36
A
30
2
1
31.22
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg
Bupivakain 0.5% 10 mg,
Fentanyl 25µg,
Ondansetron 4 mg
1 jam 40
menit
-
-
-
-
1 jam 20
menit
-
-
-
-
40 menit
-
-
-
-
1 jam 30
menit
2
-
-
-
1 jam 30
menit
2
1
-
=
1 jam
1
1
-
-
Keterangan:
A : Kelompok Perlakuan
B: Kelompok Kontrol
60
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
61
Lampiran 7: Hasil Uji Statistik
Karakteristik Responden
Descriptives
kelompok pasien
umur
perlakuan
Statistic
Mean
32.06
95% Confidence Interval for
Lower Bound
29.75
Mean
Upper Bound
34.36
5% Trimmed Mean
32.17
Median
32.50
Variance
4.633
Minimum
22
Maximum
40
Range
18
Interquartile Range
6
Skewness
-.407
.536
Kurtosis
-.105
1.038
Mean
31.56
1.498
95% Confidence Interval
Lower Bound
28.40
for Mean
Upper Bound
34.72
5% Trimmed Mean
31.45
Median
31.50
Variance
40.379
Std. Deviation
6.354
Minimum
24
Maximum
41
Range
17
Interquartile Range
14
Skewness
Kurtosis
IMT
perlakuan
1.092
21.467
Std. Deviation
kontrol
Std. Error
Mean
.166
.536
-1.668
1.038
28.5678
1.06477
95% Confidence Interval
Lower Bound
26.3213
for Mean
Upper Bound
30.8142
5% Trimmed Mean
28.7509
Median
29.1600
Variance
Std. Deviation
20.407
4.51743
Minimum
18.51
Maximum
35.33
Range
16.82
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
62
Interquartile Range
6.73
Skewness
-.584
Kurtosis
kontrol
Mean
perlakuan
kontrol
1.038
1.07901
Lower Bound
25.5035
for Mean
Upper Bound
30.0565
5% Trimmed Mean
27.5589
Median
27.2800
20.957
Std. Deviation
apfel score
-.127
27.7800
95% Confidence Interval
Variance
.536
4.57787
Minimum
21.00
Maximum
38.54
Range
17.54
Interquartile Range
5.88
Skewness
.691
.536
Kurtosis
.627
1.038
Mean
1.11
.076
95% Confidence Interval
Lower Bound
.95
for Mean
Upper Bound
1.27
5% Trimmed Mean
1.07
Median
1.00
Variance
.105
Std. Deviation
.323
Minimum
1
Maximum
2
Range
1
Interquartile Range
0
Skewness
2.706
.536
Kurtosis
5.977
1.038
1.11
.076
Mean
95% Confidence Interval
Lower Bound
.95
for Mean
Upper Bound
1.27
5% Trimmed Mean
1.07
Median
1.00
Variance
.105
Std. Deviation
.323
Minimum
1
Maximum
2
Range
1
Interquartile Range
Skewness
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
0
2.706
.536
63
Kurtosis
kelas ASA
perlakuan
Mean
1.49
Upper Bound
1.95
5% Trimmed Mean
1.75
Median
2.00
Variance
.212
Std. Deviation
.461
Minimum
1
Maximum
2
Range
1
Interquartile Range
1
Mean
-1.085
.536
-.942
1.038
1.56
.121
95% Confidence Interval
Lower Bound
1.30
for Mean
Upper Bound
1.81
5% Trimmed Mean
1.56
Median
2.00
Variance
.261
Std. Deviation
.511
Minimum
1
Maximum
2
Range
1
Interquartile Range
1
Kurtosis
Karakteristik Berdasarkan Umur
b
Test Statistics
umur
Mann-Whitney U
151.000
Wilcoxon W
322.000
-.349
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.109
Lower Bound
Skewness
Asymp. Sig. (2-tailed)
1.72
for Mean
Kurtosis
Z
1.038
95% Confidence Interval
Skewness
kontrol
5.977
.727
.743
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok pasien
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
-.244
.536
-2.199
1.038
64
Karakteristik Berdasarkan IMT
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Sig.
(2F
IMT Equal variances
Sig.
.009
t
.927
df
tailed)
Mean
Std. Error
Difference Difference
Difference
Lower
Upper
.520
34
.607
.78778
1.51592 -2.29294 3.86849
.520
33.994
.607
.78778
1.51592 -2.29296 3.86851
assumed
Equal variances
not assumed
Karakteristik Berdasarkan Apfel Score
b
Test Statistics
apfel score
Mann-Whitney U
162.000
Wilcoxon W
333.000
Z
.000
Asymp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
1.000
1.000
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok pasien
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
65
Karakteristik Berdasarkan Kelas ASA
b
Test Statistics
kelas ASA
Mann-Whitney U
135.000
Wilcoxon W
306.000
Z
-1.026
Asymp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.305
.406
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok pasien
Insiden Mual Secara Keseluruhan
Chi-Square Tests
Value
Asymp. Sig. (2-
Exact Sig.
Exact Sig.
sided)
(2-sided)
(1-sided)
df
a
1
.040
Continuity Correction
2.922
1
.087
Likelihood Ratio
4.314
1
.038
Pearson Chi-Square
4.208
b
Fisher's Exact Test
.086
Linear-by-Linear Association
4.091
N of Valid Cases
1
.043
.043
36
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Insiden Mual Saat Setelah Induksi Sampai Dengan 2 Jam Pascaoperasi
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
df
Continuity Correction
Likelihood Ratio
Exact Sig.
Exact Sig.
(2-sided)
(2-sided)
(1-sided)
a
1
.317
.446
1
.504
1.008
1
.315
1.003
b
Asymp. Sig.
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
.505
.975
1
.323
36
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.50.
b. Computed only for a 2x2 table
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
.253
66
Insiden Mual Saat 2-24 Jam Pascaoperasi
Chi-Square Tests
Value
Asymp. Sig.
Exact Sig.
Exact Sig. (1-
(2-sided)
(2-sided)
sided)
df
a
1
.070
Continuity Correction
2.095
1
.148
Likelihood Ratio
3.365
1
.067
Pearson Chi-Square
3.273
b
Fisher's Exact Test
.146
Linear-by-Linear Association
3.182
N of Valid Cases
1
.073
.074
36
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.50.
b. Computed only for a 2x2 table
Insiden Muntah Secara Keseluruhan
Chi-Square Tests
Value
df
Asymp. Sig.
Exact Sig.
Exact Sig.
(2-sided)
(2-sided)
(1-sided)
a
1
.074
Continuity Correction
1.800
1
.180
Likelihood Ratio
3.446
1
.063
Pearson Chi-Square
3.200
b
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
.177
3.111
1
.078
36
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
.089
67
Insiden Muntah Saat Setelah Induksi Sampai Dengan 2 Jam Pascaoperasi
Chi-Square Tests
Value
df
Asymp. Sig.
Exact Sig. (2-
Exact Sig.
(2-sided)
sided)
(1-sided)
a
1
.074
Continuity Correction
1.800
1
.180
Likelihood Ratio
3.446
1
.063
Pearson Chi-Square
3.200
b
Fisher's Exact Test
.177
Linear-by-Linear Association
3.111
N of Valid Cases
1
.089
.078
36
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Uji Normalitas Data Skor Mual dan Frekuensi Muntah
Tests of Normalityb,c
a
Kolmogorov-Smirnov
kelompok pasien
skor mual 0-2 jam perlakuan
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
.349
18
.000
.649
18
.000
kontrol
.286
18
.000
.785
18
.001
skor mual 2-24
perlakuan
.501
18
.000
.457
18
.000
jam
kontrol
.342
18
.000
.728
18
.000
frekuensi muntah
perlakuan
.538
18
.000
.253
18
.000
0-2 jam
kontrol
.435
18
.000
.614
18
.000
a. Lilliefors Significance Correction
b. frekuensi muntah 2-24jam is constant when kelompok pasien = perlakuan. It has been omitted.
c. frekuensi muntah 2-24jam is constant when kelompok pasien = kontrol. It has been omitted.
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
68
Skor Mual Saat Setelah Induksi Sampai Dengan 2 jam Pascaoperasi
b
Test Statistics
skor mual 0-2
jam
Mann-Whitney U
111.000
Wilcoxon W
282.000
Z
-1.760
Asymp. Sig. (2-tailed)
.078
a
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.111
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok pasien
Skor Mual 2-24 Jam Pascaoperasi
Test Statisticsb
skor mual 2-24
jam
Mann-Whitney U
111.000
Wilcoxon W
282.000
Z
-1.991
Asymp. Sig. (2-tailed)
.046
a
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.111
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok pasien
Frekuensi Muntah Saat Setelah Induksi Sampai Dengan 2 Jam Pascaoperasi
b
Test Statistics
frekuensi
muntah 0-2 jam
Mann-Whitney U
125.500
Wilcoxon W
296.500
Z
-1.784
Asymp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.074
.252a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok pasien
Efek elektroakupunktur ..., Novita Sari Mujahid, FK UI, 2014
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Download