penerapan model pembelajaran literasi untuk meningkatkan

advertisement
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI
SISWA KELAS IV SDN MOJOMANIS 2 NGAWI
MELALUI TEKNIK GROUP FIELD TOUR
Iswandi
Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Abstrak: Group field tour sebagai teknik pembelajaran akan mampu
membawa anak berpikir dan bernalar lebih kreatif. Dari dasar itulah,
peneliti akan berusaha memanfaatkan lingkungan alam sekitar sebagai
sumber pembelajaran menulis. Tujuan penelitian ini adalah
memperoleh deskripsi onjektif tentang peningkatan kemampuan
menulis deskripsi siswa kelas IV SDN Mojomanis 2 pada semester 2
Tahun pelajaran 2012/2013 dengan menggunakan Teknik Group Field
Tour. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis
rancangan penelitian kelas.Penelitian dimulai dengan studi
pendahuluan pada bulan Pebruari tahun 2013. Subjek penelitian
adalah siswa kelas IV SD Negeri Mojomanis 2 Kwadungan
berjumlah 20 siswa. Kegiatan penelitian meliputi lima tahap, yaitu (1)
tahap pramenulis (2) tahap pengedrafan (3) tahap perbaikan, (4)
penyuntingan , dan (5) penyajian/pemublikasian. Hasil penelitian
menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan peningkatan nilai
siswa dalam setiap siklus di atas KKM. Pada siklus I, subtopik dalam
kerangka tulisan telah dikembangkan siswa ke dalam buram awal
tulisan deskripsi. Berdasarkan hasil observasi pada siklus I nilai
aktivitas siswa adalah 69,70 yang masih termasuk kategori cukup dan
nilai produk menulis deskripsi 73,24. Pada siklus II dengan
mengadakan perubahan pada rencana pelaksanaan pembelajaran dan
peningkatan dalam pemberian bimbingan dapat meningkatkan
aktivitas siswa menjadi 77,80% dengan kategori baik dan nilai hasil
rata-rata 80,04. Dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 75 maka
secara individual maupun secara klasikal sudah tuntas.
Kata kunci: peningkatan, kemampuan, menulis deskrepsi, group field tour.
Pada umumnya guru pendidikan
bahasa Indonesia menggunakan
metode
mengajar
secara
konvensional, yaitu guru lebih
banyak mengajarkan teori-teori,
fakta-fakta, dan masalah-masalah
dengan metode ceramah saja,
sedangkan
siswa
hanya
mendengarkan,
mencatat
dan
menghafalkannya saja. Dalam proses
belajarmengajar yang seperti itu
hanya akan melahirkan manusia
terdidik dengan intelektual statis dan
kurang kreatif (Sidi, 2000:3).
Di
sekolah
dasar
keterampilan menulis merupakan
salah satu keterampilan yang
ditekankan
pembinaannya,
di
samping membaca dan berhitung.
Berkaitan dengan pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia, dalam
Kurikulum
Tingkat
Satuan
NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 220
Pendidikan (KTSP), pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia
diarahkan
untuk
meningkatkan
kemampuan
siswa
untuk
berkomunikasi
dalam
bahasa
Indonesia dengan baik dan benar,
baik secara lisan maupun tertulis.
Teknik
pembelajaran
merupakan pola pembelajaran yang
didesain sedemikian rupa, diterapkan
dan dievaluasi secara sistematis
dalam rangka mencapai tujuantujuan pembelajaran yang efektif.
Teknik pembelajaran merupakan hal
mutlak dilakukan dalam rangka
peningkatan mutu pendidikan. Proses
pendidikan bisa berjalan efektif,
apabila model pembelajaran yang
diterapkan
di
kelas
mampu
menumbuhkan gairah siswa untuk
belajar.
Berdasarkan hasil observasi
yang dilakukan peneliti pada waktu
pembelajaran bahasa Indonesia siswa
kelas V SDN Mojomanis 2, pada
aspek menulis dengan pokok bahasan
menulis
deskripsi
berdasarkan
pengalaman ditemukan fakta bahwa
sebagian besar siswa mengalami
kesulitan dalam belajar menulis
deskripsi,
misalnya
dalam
menggunakan ejaan dan teknik
penulisan, penggunaan kosa kata,
keefektifan kalimat, struktur kalimat
dan sebagainya.
Dalam pembelajaran yang
dilakukan oleh guru, guru sudah
memberikan bimbingan bagaimana
cara menulis karangan dengan benar
secara lisan, memberi contoh
bagaimana cara/teknik menulis.
Namun, tetap kemampuan siswa
dalam menulis masih rendah.
Menurut Supamo (1998) dalam
Gipayana, ada 4 faktor bermasalah
dalam
pembelajaran
bahasa
Indonesia, yaitu faktor guru, siswa,
buku ajar, dan evaluasi hasil belajar.
Pertama, faktor guru. Dalam
melaksanakan
tugas-tugas
pembelajarannya dan evaluasi dalam
rangka meningkatan prestasi hasil
belajar masih perlu ditingkatkan.
Kedua, faktor siswa. Siswa yang
malas belajar dan menulis sehingga
guru kesulitan menerapkan berbagai
model. Ketiga, fator buku ajar.
Keempat, faktor evaluasi hasil
belajar.
Berdasarkan hasil observasi
dan wawancara dengan guru kelas IV
di lokasi penelitian menunjukkan
lingkungan kelas yang kurang
kondusif, belum dimaksimalkan dan
dikembangkannya fasilitas kelas
seperti perpustakaan kelas dan
madding kelas untuk hasil karya
siswa. Guru dalam pembelajarannya
di kelas masih kurang maksimal dan
kurang siap melaksanakan tugastugas pembelajarannya, hal ini
dibuktikan dengan tidak terdapat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang seharusnya dibuat oleh
guru sebelum mengajar. Dalam
proses pembelajaran guru kurang
tepat dalam pemilihan model
pembelajaran, guru merasa bingung
dan tidak tahu dengan strategi atau
model dalam pembelajaran bahasa
Indonesia,
guru
cenderung
menggunakan metode ceramah,
tanya jawab dan penugasan. Guru
hanya menggunakan sumber belajar
yaitu soal-soal latihan (LKS yang
tidak relevan) yang dimiliki siswa.
Sehingga siswa merasa jenuh dan
malas mengerjakan tugas yang
diberikan oleh gurunya, dan seperti
memperhatikan jika gurunya sedang
menjelaskan tentang materi tetapi
melamun dan ada yang bermain atau
sibuk didalam lacinya dengan
barangnya. Tidak adanya kriterian
atau instrument penilaian yang sesuai
dengan materi, guru hanya menilai
NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 221
berdasarkan panjang pendeknya
cerita sehingga belum memacu siswa
untuk menulis lebih baik.
Berdasarkan hasil observasi
tersebut,
peneliti
mencoba
menerapkan
suatu
teknik
pembelajaran group fiel tour untuk
meningkatkan kemampuan menulis
deskripsi siswa kelas V SDN
Mojomanis 02. Penggunaan teknik
pembelajaran group fiel tour dapat
meningkatkan kemampun menulis
siswa yaitu khususnya menulis
deskripsi.
Rumusan masalah penelitian
ini adalah (1) bagaimanakah
peningkatan proses kemampuan
menulis deskripsi siswa kelas IV
SDN Mojomanis 2 Kecamatan
Kwadungan
Kabupaten
Ngawi
melalui teknik group field tour? (2)
bagaimanakah peningkatan hasil
kemampuan menulis deskripsi siswa
kelas IV SDN Mojomanis 2
Kecamatan Kwadungan Kabupaten
Ngawi melalui teknik group field
tour?
Menulis
adalah
suatu
aktivitas
komunikasi
yang
menggunakan
bahasa
sebagai
mediumnya.
Wujudnya
berupa
tulisan yang terdiri atas rangkaian
yang bermakna dengan segala
kelengkapannya seperti ejaan, dan
tanda baca. Menulis juga merupakan
suatu proses penyampaian gagasan,
pesan, sikap, dan pendapat kepada
pembaca dengan lambang bahasa
yang dapat dilihat dan disepakati
bersama oleh penulis dan pembaca
(Akhadiah, 1989:1.3).
Suatu tulisan atau karangan
secara umum terdiri dari dua hal.
Pertama, isi yaitu suatu tulisan
menyampaikan sesuatu yang ingin
diungkapkan penulisnya. Dalam
pengungkapannya tulisan itu bisa
bersifat formal dan informal, dan
ragam wacana yang digunakan lebih
bersifat
naratif,
eksposisi,
argumentatif, dan persutif. Kedua,
bentuk yang merupakan unsur
mekanik karangan seperti ejaan, tata
kalimat, dan paragraf.
Tahapan Menulis
Tahapan-tahapan
dalam
menulis sebagaimana dikemukakan
Arief (2006:22-23) dikemukakan
sebagai berikut (1) Tahap pramenulis
(2)
Tahap
pengedratan/pemburaman (3) Tahap
perevisian (4) Tahap penyuntingan
(5) Tahap penyajian/pemublikasian
Pada akhir kegiatan pengeditan siswa
memilih salah satu hasil karya
terbaik pada setiap kelompok untuk
memajang pada papan pajangan.
Group field tour adalah
teknik baru yang memberikan
kebebasan kepada siswa untuk
melakukan penjelajahan di luar
kelas, sebagai upaya menggairahkan
dan menggugah inspirasi siswa untuk
berbicara yang diubahnya menjadi
bentuk tulisan (puisi). Karena
pengajaran
yang
baik
harus
memperhatikan lingkungan tempat
belajar. Hal ini seperti yang
dinyatakan Jeannette Vos (dalam
Ulumuddin, 2010) yang menyatakan
ada enam kiat pengajaran yang
efektif salah satunya penciptaan
kondisi belajar yang terbaik bagi
siswa. Nurhadi (dalam Ulumuddin,
2010)
dalam
pembelaja-rannya
menyatakan bahwa belajar akan
berjalan efektif jika dimulai dari
lingkungan belajar yang berpusat
pada siswa. Dari guru akting didepan
kelas, siswa menonton ke siswa
akting bekerja dan berkarya, guru
mengarahkan
Pembelajaran
berkembang
cepat
dan
mudah
melalui
penjelajahan
dan
kesenangan.
Kondisi kelas yang baik adalah
NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 222
kondisi suasana pembelajaran siswa
merasa senang dan bergairah untuk
belajar secara maksimal Gordon
Dryden (dalam Ulumuddin, 2010).
Lingkungan luar kelas merupakan
tempat belajar yang efektif karena
siswa merasa bebas dan senang
untuk mencari pengalaman yang
akan diceritakan untuk melatih
keterampilan menulis kreatif puisi,
sehingga siswa dapat melihat
langsung ke objek yang akan ditulis
menjadi sebuah puisi. Ketika
seseorang
banyak
berinteraksi
dengan lingkungan, maka semakin
mahir pula ia mengatasi situasisituasi yang menantang dan semakin
mudah mendapat informasi baru.
Group Field Tour ini
merupakan
sebuah
teknik
pembelajaran yang berpijak pada
keinginan untuk menghidupkan
kelas. Kelas yang hidup adalah kelas
yang memberdayakan siswa dengan
segala aktivitas belajarnya untuk
mencapai
kompetensi
yang
diinginkan (Nurhadi 2004: 100).
Pembelajaran ini bermula dari
filsafat progressive John Dewey.
Pembelajaran ini menyatakan bahwa
cara belajar terbaik adalah siswa
mengontruksi sendiri secara aktif
pemahamannya.
Group field tour adalah
teknik pembelajaran yang dilakukan
oleh siswa dengan cara melakukan
perjalanan atau penjelajahan di
lingkungan luar kelas secara
berkelompok, dalam perjalanan
tersebut siswa menemukan sesuatu
yang menarik kemudian satu persatu
anggota kelompok berdiskusi, dalam
diskusi tersebut melalui perasaan
sehingga muncul kata-kata yang akan
dituliskan menjadi sebuah ide pokok
menulis deskripsi
Setelah
mengikuti
pembelajaran, siswa diharapkan
mengalami perubahan perilaku ke
arah positif. Tujuan dari teknik group
field tour adalah pembentukan
manusia, dengan pembelajaran ini
diharapkan dapat menghasilkan
output (siswa) yang menguasai
kompetensi-kompetensi tertentu yang
dibutuhkan dalam kehidupannya
sebagai anggota keluarga atau
anggota masyarakat.
Pembelajaran pada teknik ini
siswa tidak menghafal materi tetapi
langsung mempraktekan materi
tersebut, sehingga siswa mengalami
sendiri secara langsung. Pusat
pembelajaran
kontekstual
pada
kegiatan belajar, siswa diarahkan
untuk
aktif,
sedangkan
guru
mengarahkan dan membimbing
siswa
dalam
kegiatannya.
Pembelajaran ini dapat dikatakan
sebagai proses pendidikan bukan
pengajaran.
Pembelajaran dengan teknik
group
field
tour
memiliki
karakteristik yang berbeda dengan
pembelajaran yang menggunakan
dengan
teknik
lain.
Dalam
pembelajaran ada kerja sama antar
siswa, antara siswa dengan guru
sebagai fasilitator dan motivator.
Karakteristik yang kedua yaitu saling
menunjang
dalam
kegiatan
pembelajaran, menyenangkan dan
tidak membosankan sehingga siswa
lebih bergairah dalam belajar.
Siswa saat di dalam kelas
aktif dan senantiasa sharing atau
diskusi dengan teman mengenai
materi yang sedang mereka pelajari.
Siswa juga kritis terhadap pelajaran
yang sedang dipelajari. Guru hanya
sebagai fasilitator dan motivator bagi
siswa, meskipun demikian guru juga
harus kreatif dalam mengelola kelas
agar
kelas
tersebut
tidak
membosankan
dan
dapat
membangkitkan gairah belajar siswa.
NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 223
METODE
Subjek penelitian difokuskan
pada siswa kelas IV SDN Mojomanis
02
Ngawi.
Pelaksanaannya
berlangsung mulai tanggal 21 Januari
2013 sampai dengan 30 Juni 2013.
Kegiatannya bersifat kolaboratif,
bekerjasama dengan guru kelas.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
menggunakan model guru sebagai
peneliti, dengan kerjasama antara
peneliti sebagai pelaksana tindakan
dan guru kelas IV sebagai observer.
Sesuai dengan rancangan di
atas,
maka
langkah-langkah
penelitian ini mengikuti siklus yang
bersifat refleksi diri, diawali dengan
perencanaan, tindakan, observasi,
dan refleksi. Data yang dijaring
meliputi data hasil
orientasi,
perencanaan awal, dan implementasi
model pembelajaran. Pengumpulan
data dilakukan dengan teknik melalui
tes. Tes dilakukan dengan pemberian
tugas menulis deskripsi berdasarkan
hasil pengamatan observasi (catatan
lapangan, jurnal) dan non observasi
(wawancara, kuesioner, dokumen).
Analisis data perkembangan
kemampuan menulis karangan siswa
menggunakan instrument penilaian
karangan yang diadaptasi dari
Jacobs, dkk dalam Ommigio
(Himmah, 2007: 1 07-1 09) yang
meliputi 5 aspek dalam menulis
karangan, yaitu isi, struktur paparan,
struktur kalimat, kola kata, dan ejaan
dan teknik penulisan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada kegiatan awal yaitu
kegiatan observasi yang dilakukan
sebelummelaksanakan
penelitian,
berdasarkan studi pendahuluan yang
dilakukan
diperoleh
kondisi
lingkungan dan fisik siswa, kondisi
lingkungan yang belum mendukung
proses pembelajaran, seperti belum
adanya perpustakaan kelas, bukubuku bacaan. Kondisi fisik siswa
yang
belum
siap
dalam
pembelajaran, misalnya mengantuk
dan malas ketika pembelajaran
berlangsung, bermain dan sibuk
dengan dirinya sendiri. Metode atau
strategi yang digunakan guru masih
konvensional,
strategi
yang
digunakan guru tidak melibatkan
siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran sehingga siswa mudah
bosan dengan penjelasan materi yang
disampaikan. Pada saat pembelajaran
berlangsung, terlihat kurangnya
partisipasi aktif dari siswa. Siswa
cenderung pasif, kurang respons dan
kurang tanggap terhadap aktivitas
guru di depan kelas.
Kegiatan pra tindakan yang
dilakukan
peneliti
sebelum
menerapkan teknik pembelajaran
group fielg tour menghasilkan hasil
belajar yang sangat rendah di bawah
SKM. Seharusnya nilai yang
diperoleh diatas SKM yang telah
ditentukan yaitu 70, tetapi terdapat
15 siswa yang tidak tuntas dalam
belajar dengan nilai kurang 70.
Sedangkan siswa yang memperoleh
nilai diatas SKM yang tuntas dalam
belajar hanya beberapa siswa,
dengan prosentasi 25%.
Kegiatan pembelajaran pada
siklus 1 tampak RPP yang telah
disiapkan sebagian besar terlaksana
tetapi mengalami hambatan pada
pengalokasian waktu dan hambatan
bagaimana
mengaktifkan
siswa
dalam
melakukan
kegiatan
pembelajaran group fielg tour. Tetapi
pada pertemuan berikutnya kegiatan
pembelajaran sudah sesuai dengan
RPP dan kegiatan pembelajaran
literasi
berjalan
cukup
baik.
Keaktifan siswa dalam berdiskusi
NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 224
dan pertemuan pertama sampai
pertemuan kedua pada siklus ini
cukup baik, untuk pertemuan
pertama keaktifan siswa dalam
mengajukan
pertanyaan
atau
permasalahan masih jarang, hanya
ada beberapa siswa aktif dalam
mengajukan pertanyaan maupun
jawaban. Tetapi pada pertemuan
kedua aktivitas proses pembelajaran
yaitu membahas evaluasi menulis
karangan berdasarkan pengalaman
siswa mulai meningkat, penerapan
teknik pembelajaran group fielg tour
sudah mulai nampak, keaktifan siswa
meningkat
dalam
proses
pembelajaran menulis, beberapa
siswa saja yang pasif dalam
mengajukan pertanyaan maupun
jawaban.
Persentase
keberhasilan
tindakan pada siklus 1 pertemuan 1
untuk keaktifan dalam menentukan
topik, menyusun butir-butir pokok
pengalaman, mengembangkan butirbutir pokok pengalaman, mengedit,
memperbaiki,
menulis
kembali
karangan utuh atau jadi telah
mencapai 67,7%. Pada pertemuan ke
2 keaktifan dalam menentukan topik,
menyusun
butir-butir
pokok
pengalaman, mengembangkan butirbutir pokok pengalaman, mengedit,
memperbaiki,
menulis
kembali
karangan utuh atau jadi telah
mencapai 73,24%. Jadi dapat
disimpulkan
untuk
keaktifan
mengalami kenaikan pada tiap
pertemuan.
Keberanian
dalam
membacakan karangan yang sudah
ditulisnya
pada pertemuan 1
mencapai 40,6%, pada pertemuan 2
mencapai 84,3%. Untuk siklus 1
mencapai
peningkatan
pada
pertemuan 1 dan 2, pada interaksi
antar siswa dalam kelompok pada
pertemuan 1 hanya mencapai 37,5%,
hal tersebut dikarenakan kerja pada
kelompok dilakukan sendiri oleh
siswa
yang
merasa
mampu.
Sedangkan siswa yang belum mampu
dia hanya diam melihat dan
mendengarkan pendapat teman. Pada
pertemuan 1 kerja sama antar siswa
kurang dalam kelompok. Pada
pertemuan yang ke 2 aktivitas dalam
berinteraksi
dengan
kelompok
semakin meningkat telah mencapai
81,2%. Hampir seluruh anggota
kelompok
melakukan
tahapantahapan
pembelajaran
literasi.
Mereka dalam kelompok bekerja
sama
dalam
menulis
sebuah
karangan.
Bila dihitung kemampuan
daya serap pembelajaran menulis
karangan siswa secara klasikal pada
siklus
1
secara
keseluruhan
memperoleh
nilai
rata-rata
67,7.Dapat disimpulkan kemampuan
daya
serap
anak
terhadap
pembelajaran menulis karangan
berdasarkan pengalaman dilihat dan
studi pendahuluan yang sudah
dilakukan mengalami kenaikan.
Kegiatan pembelajaran pada
siklus 2 tampak RPP yang telah
disiapkan sudah terlaksana dengan
baik. Kegiatan pembelajaran sudah
sesuai dengan RPP dan kegiatan
pembelajaran literasi berjalan dengan
baik. Keaktifan siswa dalam
berdiskusi pada siklus ini semakin
baik, aktivitas proses pembelajaran
menggunakan guru sebagai media
bercerita membuat mereka antusias
dalam
menulis
karangan,
menentukan topik, menyusun butirbutir
pokok
pengalaman,
mengembangkan butir-butir pokok
pengalaman, memperbaiki, menulis
kembali karangan jadi, aktivitas
proses pembelajaran tentang menulis
karangan terpusat pada siswa,
penerapan pembelajaran literasinya
NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 225
berjalan dengan baik, semua siswa
aktif dalam berdiskusi, menjawab
pertanyaan dari guru. Keaktifan
siswa meningkat dalam menulis
karangan.
Bila dihitung kemampuan
daya serap pembelajaran menulis
karangan siswa secara klasikal pada
siklus
2
secara
keseluruhan
memperoleh nilai rata-rata 73,5.
Dapat disimpulkan kemampuan daya
scrap anak terhadap pembelajaran
menulis
karangan
berdasarkan
pengalaman dilihat dari siklus 1 yang
sudah
dilakukan
mengalami
kenaikan.
Dalam kegiatan pembelajaran
menulis
karangan
berdasarkan
pengalaman
siswa
sebelum
implementasi model pembelajaran
group fielg tour pada kegiatan pra
tindakan diperoleh nilai rata-rata
kelas dengan nilai 57,6. Setelah
penerapan
model
pembelajaran
group fielg tour terjadi peningkatan
dan pada siklus 2 mencapai nilai
rata-rata 67,5 dengan peningkatan
sebesar 4,9%. Jadi dapat diambil
kesimpulan bahwa dengan penerapan
teknik pembelajaran group fielg tour
dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam menulis deskripsi.
Hasil
penelitian
ini
membuktikan
bahwa
model
pembelajaran literasi sebagai konsep
unggulan untuk memaksimalkan
kualitas pembelajaran menulis di
SDN
Mojomanis
2.
Model
pembelajaran group fielg tour
sebagai salah satu alternatif guru
dalam melaksanakan pembelajaran
khususnya Bahasa Indonesia di
kelas. Prosesnya yang mendorong
siswa untuk memahami teks,
menentukan topik, menyusun butirbutir pokok pengalaman atau
kerangka karangan, menulis draf
karangan,
merevisi,
menulis
karangan
perbaikan,
mengedit,
menulis karangan jadi, menilai, dan
memajangnya, merupakan aktivitas
yang
mendekati
kenyataan
bagaimana sesungguhnya orang
menulis.
Penyusunan
kegiatan
pembelajarannya di awali dengan
pengaturan
materi
dan
langkahlangkah. Isinya meliputi : (1)
identitas program, (2) persiapan
guru, dan (3) kegiatan pembelajaran.
Identitas program meliputi
tema, kelas, lokasi, semester, dan
indikator. Pada indikator diisi tujuantujuan pembelajaran yang meliputi
ranah
afektif,
kognitif,
dan
psikomotorik.
Tujuan yang bertajuk sikap
dan kebiasaan mengarah pada
penanaman sikap dan kebiasaan
siswa dalam menulis. Tujuan yang
bertajuk
membangun
makna
mengarah
pada
pengembangan
kemampuan
siswa
dalam
membangun
makna.
baik
berdasarkan
pengetahuan
latar
belakang yang dimilikinya, petunjuk
yang ada pada teks, atau keduanya.
Tujuan yang bertajuk strategi
mengarah
pada
pengembangan
kemampuan
siswa
dalam
menggunakan model strategi kognitif
dalam membangun makna. Tujuan
yang
bertajuk
keterampilan
mengarah
pada
pengembangan
keterampilan menulis siswa, seperti
merencanakan, memperbaiki, dan
mengedit karangan.
Dalam
kegiatan
pembelajarannya meliputi persiapan
guru yaitu diisi dengan petunjuk
yang penting dilakukan oleh guru
sebelum
model
tersebut
diimplementasikan. Adapun format
kegiatan pembelajaran diisi dengan
petunjuk-petunjuk kegiatan sebagai
pemandu pelaksanaan, berupa urutan
NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 226
kegiatan, prosedur pelaksanaan, dan
catatan-catatan
yang
perlu
diperhatikan. Dalam format ini,
pendekatan
proses
menulis,
penilaian,
teknik
pembelajaran,
kegiatan guru, dan kegiatan siswa
haruslah tergambar jelas secara jelas.
Penerapan
pembelajaran
group fielg tour meliputi komponen
menulis mandiri. Langkah awal yang
dilakukan guru adalah memberikan
motivasi kepada siswa, di sini
motivasi siswa dibangun oleh
lingkungan yang baru, sikap guru,
dan partisipasi orang tua (Gipayana,
2009). Lingkungan yang group fielg
tour antara lain didukung oleh
perpustakaan
kelas,
tempat
membaca, menulis, diskusi, dan
pajangan.
Sikap
guru
dalam
pembelajaran group fielg tour adalah
memperlakukan anak sebagai penulis
dengan
perkembangan
mereka
sehingga anak belajar dengan penuh
kebermaknaan
tanpa
paksaan,
menarik dan tentunya berguna. Siswa
dapat membuat pilihannya sendiri.
Pada
kegiatan
menulis
mandiri siswa menulis karangan
berdasarkan pengalamannya dengan
tahapan-tahapan
atau
langkahlangkah menulis karangan. Pada
siklus 1 dan 2 terlihat aktivitas siswa
dalam berdiskusi menentukan topik,
menyusun dan mengembangkan
butir-butir
pokok
pengalaman,
memberikan saran kepada karangan
teman, memperbaiki dan menulis
kernbali karangan jadi. Kegiatan ini
membuat siswa seakan-akan mereka
menjadi penulis yang sebenamya
tanpa ada persaingan maupun
paksaan, tetapi mereka paham dan
mengerti bagaimana menulis yang
benar.
Pada kegiatan siklus 1 dalam
menulis deskripsi masih banyak
siswa yang mengalami kesalahan
pada ejaan dan tanda baca, misalnya
penggunaan huruf kapital yang salah,
penggunaan tanda titik dan koma
yang tidak tepat. Tetapi pada siklus 2
siswa mulai mengerti dan kesalahan
dalam penulisan berkuran 2. Saat
memberikan tanggapan, saran dan
masukan kepada karangan teman
siswa lebih aktif, banyak yang
bertanya maupun menanggapi.
Kemampuan
menulis
deskripsi siswa meningkat, hal ini
terbukti dengan hasil belajar dan
proses belajar siswa mengalami
perbaikan
dibanding
sebelum
implementasi teknik pembelajaran
tersebut.
Pada penelitian ini banyak
siswa yang mengalami kesulitan
dalam menuangkan ide atau gagasan
dalam bentuk tulisan, sehingga isi
dan karangan yang dibuat oleh siswa
banyak yang tidak sesuai dengan
judul yang mereka buat. Hal itu
disebabkan karena siswa kurang
menguasai topik yang dipilihnya.
Tidak hanya itu saja yang lebih
banyak ditemukan kesalahan adalah
dalam penggunaan ejaan dan teknik
penulisan.
Hal
tersebut
dibuktikan
dengan tidak adanya peningkatan
pada aspek menulis deskripsi yaitu
ejaan
dan
teknik
penulisan.
Sedangkan isi, paparan, struktur
kalimat, dan kosa kata mengalami
peningkatan
meskipun
tidak
signifikan. Terlihat dari hasil belajar
pada pra tindakan, siklus 1, dan
siklus
2
sudah
mengalami
peningkatan, di mana pada tahap pra
tindakan hasil yang diperoleh siswa
dibawa standar ketuntasan minimal
yaitu dengan nilai rata-rata 57,6.
pada siklus 1 kemampuan menulis
siswa
mengalami
peningkatan
dengan nilai rata-rata mencapai 67,6,
sedangkan pada siklus 2 juga
NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 227
mengalami peningkatan dengan nilai
rata-rata mencapai 73,5. jadi dapat
disimpulkan
bahwa
dengan
pembelajaran group fielg tour
kemampuan menulis deskripsi siswa
dapat meningkat.
SIMPULAN DAN SARAN
Secara
umum
dapat
disimpulkan bahwa kemampuan
menulis deskripsi melalui teknik
group field tour siswa kelas IV SDN
Mojomanis 2 Kabupaten Ngawi
dapat ditingkatkan. Peningkatan
kemampuan
tersebut
dilakukan
melaui pelaksanaan tindakan dalam
dua siklus.
Penilaian
hasil
terhadap
kemampuan menulis deskripsi siswa
dari refleksi awal, penerapan siklus I
dan siklus II telah mengalami
peningkatan.
Setelah penerapan siklus I
dari jumlah keseluruhan 20 siswa,
sudah tidak ada siswa yang mendapat
nilai kurang atau dengan skor 0-5,9.
Kategori cukup dengan skor 6-7,4
dicapai oleh siswa sebanyak 14 siswa
atau 70,80%, kategori baik dengan
skor 7,5-8,4 dicapai oleh 6 siswa atau
29.20%, sedangkan siswa yang
mencapai kategori sangat baik atau
dengan skor 8,5-10 belum ada.
Pada penerapan siklus II dari
jumlah keseluruhan 20 siswa, sudah
tidak ada siswa yang mendapat nilai
kurang atau dengan skor 0-5,9.
Kategori cukup dengan skor 6-7,4
juga sudah tidak ada, kategori baik
dengan skor 7,5-8,4 dicapai oleh 17
siswa atau 88,19%, sedangkan siswa
yang mencapai kategori sangat baik
atau dengan skor 8,5-10 dicapai oleh
3 siswa atau 11,81%. Rata-rata
secara klasikal mengalami kenaikan
dari 6,74 pada nilai pratindakan naik
menjadi 7,32 pada siklus I atau
9,27% dan meningkat menjadi
menjadi 8,13 atau 9,28% pada siklus
II.
Dari
data
tersebut
jika
dikonfirmasikan dengan pedoman
penerapan siklus sebagaimana dalam
bab III maka dapat dipastikan bahwa
dengan penerapan siklus II ini maka
penelitian dapat dihentikan. Dengan
kata lain, mengingat ketuntasan
secara individu telah mencapai 100%
penelitian sudah sesuai dengan
tujuan dan kreteria yang ditetapkan
yakni siklus akan dihentikan jika
ketuntasan secara individu dan
klasikal lebih dari atau sama dengan
75.
Salah satu faktor yang
memperngaruhi
peningkatan
kemampuan siswa tersebut adalah
keterlibatan siswa secara aktif dan
kreatif dalam pembelajaran. Untuk
itu, kepada guru kelas IV untuk: (a)
merancang rencana pembelajaran
dengan menempatkan siswa sebagai
pusat aktivitas pembelajaran; (b)
menerapkan teknik pembelajaran
group field tour atau teknik lainnya
yang
dapat
meningkatkan
kemampuan menulis deskripsi, (c)
menggunakan media pembelajaran
menulis deskripsi yang sesuai dengan
usia,
kematangan
kepribadian,
pengetahuan, dan pengalaman siswa,
(d) memberikan saran dan masukan
baik
yang
berkaitan
dengan
kesalahan maupun kelebihan pada
tulisan
deskripsi
siswa,
(e)
memberikan kebebasan siswa untuk
menyampaikan ide/gagasan selama
pembelajaran menulis deskripsi, dan
(f) memberikan arahan dan motivasi
selama siswa melakukan kegiatan
pembelajaran menulis deskripsi.
Dengan hasil penelitian ini
hendaknya siswa menyadari bahw
(1) menulis deskripsi melalui teknik
group field tour merupakan kegiatan
menyampaikan ide/gagasan tentang
fakta/peristiwa/kejadian yang terdiri
NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 228
dari beberapa tahapan; (2) menulis
deskripsi akan lebih mudah jika
dilakukan secara bersama-sama
dalam satu kelas; dan (3) kegiatan
menulis deskripsi tentang bendabenda di sekitar pada hakikatnya
adalah penyampaian ide/gagasan
tentang fakta/peristiwa/
ejadian
secara deskriptif
berdasarkan
informasi yang diperoleh melalui
pengamatan secara langsung.
Pendidikan. Jakarta: Logos
Wacana Ilmu.
Soeparno. 1988. Pengajaran Bahasa
Indonesia di Sekolah. Jakarta:
Erlangga.
DAFTAR RUJUKAN
Akhadiah, S. 1989. Pembinaan
Kemampuan Menulis Bahasa
Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
Arief, N. F. 2002. Evaluasi
Pengajaran Bahasa Indonesia.
Malang: Tidak Dipublikasikan.
Gipayana,M. 2009. Pengajaran
Literasi Fokus Menulis Di SDMI. Malang: A3 (Asih Asah
Asuh).
Himmah,U.
2007.
Kemampuan
Menulis Karangan Sederhana.
Skripsi
tidak
diterbitkan.
Malang:
Jurusan
Bahasa
Indonesia UM.
Nurhadi,dkk.2004.
Pembelajaran
bahasa Indonesia Melalui
Pendekatan
Konstektual.
Malang: UM Press.
Ulumuddin, Arisul. 2010. Pengembangan Teknik Pembelajaran
Menulis Kreatif Deskrepsi
Dengan Menggunakan Teknik
Group Field Tour. (Online).
(http://ikippgrismg.ac.id/index.
php?option=com. diakses 9
Januari 2013)
Sidi, Indra Djati. 2000. Menuju
Masyarakat
Belajar,
Menggagas Paradigma Baru
NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 229
Download