PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI SISWA KELAS IV SDN MOJOMANIS 2 NGAWI MELALUI TEKNIK GROUP FIELD TOUR Iswandi Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Group field tour sebagai teknik pembelajaran akan mampu membawa anak berpikir dan bernalar lebih kreatif. Dari dasar itulah, peneliti akan berusaha memanfaatkan lingkungan alam sekitar sebagai sumber pembelajaran menulis. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh deskripsi onjektif tentang peningkatan kemampuan menulis deskripsi siswa kelas IV SDN Mojomanis 2 pada semester 2 Tahun pelajaran 2012/2013 dengan menggunakan Teknik Group Field Tour. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis rancangan penelitian kelas.Penelitian dimulai dengan studi pendahuluan pada bulan Pebruari tahun 2013. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Mojomanis 2 Kwadungan berjumlah 20 siswa. Kegiatan penelitian meliputi lima tahap, yaitu (1) tahap pramenulis (2) tahap pengedrafan (3) tahap perbaikan, (4) penyuntingan , dan (5) penyajian/pemublikasian. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan peningkatan nilai siswa dalam setiap siklus di atas KKM. Pada siklus I, subtopik dalam kerangka tulisan telah dikembangkan siswa ke dalam buram awal tulisan deskripsi. Berdasarkan hasil observasi pada siklus I nilai aktivitas siswa adalah 69,70 yang masih termasuk kategori cukup dan nilai produk menulis deskripsi 73,24. Pada siklus II dengan mengadakan perubahan pada rencana pelaksanaan pembelajaran dan peningkatan dalam pemberian bimbingan dapat meningkatkan aktivitas siswa menjadi 77,80% dengan kategori baik dan nilai hasil rata-rata 80,04. Dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 75 maka secara individual maupun secara klasikal sudah tuntas. Kata kunci: peningkatan, kemampuan, menulis deskrepsi, group field tour. Pada umumnya guru pendidikan bahasa Indonesia menggunakan metode mengajar secara konvensional, yaitu guru lebih banyak mengajarkan teori-teori, fakta-fakta, dan masalah-masalah dengan metode ceramah saja, sedangkan siswa hanya mendengarkan, mencatat dan menghafalkannya saja. Dalam proses belajarmengajar yang seperti itu hanya akan melahirkan manusia terdidik dengan intelektual statis dan kurang kreatif (Sidi, 2000:3). Di sekolah dasar keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang ditekankan pembinaannya, di samping membaca dan berhitung. Berkaitan dengan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, dalam Kurikulum Tingkat Satuan NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 220 Pendidikan (KTSP), pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis. Teknik pembelajaran merupakan pola pembelajaran yang didesain sedemikian rupa, diterapkan dan dievaluasi secara sistematis dalam rangka mencapai tujuantujuan pembelajaran yang efektif. Teknik pembelajaran merupakan hal mutlak dilakukan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Proses pendidikan bisa berjalan efektif, apabila model pembelajaran yang diterapkan di kelas mampu menumbuhkan gairah siswa untuk belajar. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada waktu pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V SDN Mojomanis 2, pada aspek menulis dengan pokok bahasan menulis deskripsi berdasarkan pengalaman ditemukan fakta bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam belajar menulis deskripsi, misalnya dalam menggunakan ejaan dan teknik penulisan, penggunaan kosa kata, keefektifan kalimat, struktur kalimat dan sebagainya. Dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru, guru sudah memberikan bimbingan bagaimana cara menulis karangan dengan benar secara lisan, memberi contoh bagaimana cara/teknik menulis. Namun, tetap kemampuan siswa dalam menulis masih rendah. Menurut Supamo (1998) dalam Gipayana, ada 4 faktor bermasalah dalam pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu faktor guru, siswa, buku ajar, dan evaluasi hasil belajar. Pertama, faktor guru. Dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajarannya dan evaluasi dalam rangka meningkatan prestasi hasil belajar masih perlu ditingkatkan. Kedua, faktor siswa. Siswa yang malas belajar dan menulis sehingga guru kesulitan menerapkan berbagai model. Ketiga, fator buku ajar. Keempat, faktor evaluasi hasil belajar. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas IV di lokasi penelitian menunjukkan lingkungan kelas yang kurang kondusif, belum dimaksimalkan dan dikembangkannya fasilitas kelas seperti perpustakaan kelas dan madding kelas untuk hasil karya siswa. Guru dalam pembelajarannya di kelas masih kurang maksimal dan kurang siap melaksanakan tugastugas pembelajarannya, hal ini dibuktikan dengan tidak terdapat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang seharusnya dibuat oleh guru sebelum mengajar. Dalam proses pembelajaran guru kurang tepat dalam pemilihan model pembelajaran, guru merasa bingung dan tidak tahu dengan strategi atau model dalam pembelajaran bahasa Indonesia, guru cenderung menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan. Guru hanya menggunakan sumber belajar yaitu soal-soal latihan (LKS yang tidak relevan) yang dimiliki siswa. Sehingga siswa merasa jenuh dan malas mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya, dan seperti memperhatikan jika gurunya sedang menjelaskan tentang materi tetapi melamun dan ada yang bermain atau sibuk didalam lacinya dengan barangnya. Tidak adanya kriterian atau instrument penilaian yang sesuai dengan materi, guru hanya menilai NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 221 berdasarkan panjang pendeknya cerita sehingga belum memacu siswa untuk menulis lebih baik. Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti mencoba menerapkan suatu teknik pembelajaran group fiel tour untuk meningkatkan kemampuan menulis deskripsi siswa kelas V SDN Mojomanis 02. Penggunaan teknik pembelajaran group fiel tour dapat meningkatkan kemampun menulis siswa yaitu khususnya menulis deskripsi. Rumusan masalah penelitian ini adalah (1) bagaimanakah peningkatan proses kemampuan menulis deskripsi siswa kelas IV SDN Mojomanis 2 Kecamatan Kwadungan Kabupaten Ngawi melalui teknik group field tour? (2) bagaimanakah peningkatan hasil kemampuan menulis deskripsi siswa kelas IV SDN Mojomanis 2 Kecamatan Kwadungan Kabupaten Ngawi melalui teknik group field tour? Menulis adalah suatu aktivitas komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Wujudnya berupa tulisan yang terdiri atas rangkaian yang bermakna dengan segala kelengkapannya seperti ejaan, dan tanda baca. Menulis juga merupakan suatu proses penyampaian gagasan, pesan, sikap, dan pendapat kepada pembaca dengan lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati bersama oleh penulis dan pembaca (Akhadiah, 1989:1.3). Suatu tulisan atau karangan secara umum terdiri dari dua hal. Pertama, isi yaitu suatu tulisan menyampaikan sesuatu yang ingin diungkapkan penulisnya. Dalam pengungkapannya tulisan itu bisa bersifat formal dan informal, dan ragam wacana yang digunakan lebih bersifat naratif, eksposisi, argumentatif, dan persutif. Kedua, bentuk yang merupakan unsur mekanik karangan seperti ejaan, tata kalimat, dan paragraf. Tahapan Menulis Tahapan-tahapan dalam menulis sebagaimana dikemukakan Arief (2006:22-23) dikemukakan sebagai berikut (1) Tahap pramenulis (2) Tahap pengedratan/pemburaman (3) Tahap perevisian (4) Tahap penyuntingan (5) Tahap penyajian/pemublikasian Pada akhir kegiatan pengeditan siswa memilih salah satu hasil karya terbaik pada setiap kelompok untuk memajang pada papan pajangan. Group field tour adalah teknik baru yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk melakukan penjelajahan di luar kelas, sebagai upaya menggairahkan dan menggugah inspirasi siswa untuk berbicara yang diubahnya menjadi bentuk tulisan (puisi). Karena pengajaran yang baik harus memperhatikan lingkungan tempat belajar. Hal ini seperti yang dinyatakan Jeannette Vos (dalam Ulumuddin, 2010) yang menyatakan ada enam kiat pengajaran yang efektif salah satunya penciptaan kondisi belajar yang terbaik bagi siswa. Nurhadi (dalam Ulumuddin, 2010) dalam pembelaja-rannya menyatakan bahwa belajar akan berjalan efektif jika dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa. Dari guru akting didepan kelas, siswa menonton ke siswa akting bekerja dan berkarya, guru mengarahkan Pembelajaran berkembang cepat dan mudah melalui penjelajahan dan kesenangan. Kondisi kelas yang baik adalah NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 222 kondisi suasana pembelajaran siswa merasa senang dan bergairah untuk belajar secara maksimal Gordon Dryden (dalam Ulumuddin, 2010). Lingkungan luar kelas merupakan tempat belajar yang efektif karena siswa merasa bebas dan senang untuk mencari pengalaman yang akan diceritakan untuk melatih keterampilan menulis kreatif puisi, sehingga siswa dapat melihat langsung ke objek yang akan ditulis menjadi sebuah puisi. Ketika seseorang banyak berinteraksi dengan lingkungan, maka semakin mahir pula ia mengatasi situasisituasi yang menantang dan semakin mudah mendapat informasi baru. Group Field Tour ini merupakan sebuah teknik pembelajaran yang berpijak pada keinginan untuk menghidupkan kelas. Kelas yang hidup adalah kelas yang memberdayakan siswa dengan segala aktivitas belajarnya untuk mencapai kompetensi yang diinginkan (Nurhadi 2004: 100). Pembelajaran ini bermula dari filsafat progressive John Dewey. Pembelajaran ini menyatakan bahwa cara belajar terbaik adalah siswa mengontruksi sendiri secara aktif pemahamannya. Group field tour adalah teknik pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan cara melakukan perjalanan atau penjelajahan di lingkungan luar kelas secara berkelompok, dalam perjalanan tersebut siswa menemukan sesuatu yang menarik kemudian satu persatu anggota kelompok berdiskusi, dalam diskusi tersebut melalui perasaan sehingga muncul kata-kata yang akan dituliskan menjadi sebuah ide pokok menulis deskripsi Setelah mengikuti pembelajaran, siswa diharapkan mengalami perubahan perilaku ke arah positif. Tujuan dari teknik group field tour adalah pembentukan manusia, dengan pembelajaran ini diharapkan dapat menghasilkan output (siswa) yang menguasai kompetensi-kompetensi tertentu yang dibutuhkan dalam kehidupannya sebagai anggota keluarga atau anggota masyarakat. Pembelajaran pada teknik ini siswa tidak menghafal materi tetapi langsung mempraktekan materi tersebut, sehingga siswa mengalami sendiri secara langsung. Pusat pembelajaran kontekstual pada kegiatan belajar, siswa diarahkan untuk aktif, sedangkan guru mengarahkan dan membimbing siswa dalam kegiatannya. Pembelajaran ini dapat dikatakan sebagai proses pendidikan bukan pengajaran. Pembelajaran dengan teknik group field tour memiliki karakteristik yang berbeda dengan pembelajaran yang menggunakan dengan teknik lain. Dalam pembelajaran ada kerja sama antar siswa, antara siswa dengan guru sebagai fasilitator dan motivator. Karakteristik yang kedua yaitu saling menunjang dalam kegiatan pembelajaran, menyenangkan dan tidak membosankan sehingga siswa lebih bergairah dalam belajar. Siswa saat di dalam kelas aktif dan senantiasa sharing atau diskusi dengan teman mengenai materi yang sedang mereka pelajari. Siswa juga kritis terhadap pelajaran yang sedang dipelajari. Guru hanya sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa, meskipun demikian guru juga harus kreatif dalam mengelola kelas agar kelas tersebut tidak membosankan dan dapat membangkitkan gairah belajar siswa. NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 223 METODE Subjek penelitian difokuskan pada siswa kelas IV SDN Mojomanis 02 Ngawi. Pelaksanaannya berlangsung mulai tanggal 21 Januari 2013 sampai dengan 30 Juni 2013. Kegiatannya bersifat kolaboratif, bekerjasama dengan guru kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan model guru sebagai peneliti, dengan kerjasama antara peneliti sebagai pelaksana tindakan dan guru kelas IV sebagai observer. Sesuai dengan rancangan di atas, maka langkah-langkah penelitian ini mengikuti siklus yang bersifat refleksi diri, diawali dengan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data yang dijaring meliputi data hasil orientasi, perencanaan awal, dan implementasi model pembelajaran. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik melalui tes. Tes dilakukan dengan pemberian tugas menulis deskripsi berdasarkan hasil pengamatan observasi (catatan lapangan, jurnal) dan non observasi (wawancara, kuesioner, dokumen). Analisis data perkembangan kemampuan menulis karangan siswa menggunakan instrument penilaian karangan yang diadaptasi dari Jacobs, dkk dalam Ommigio (Himmah, 2007: 1 07-1 09) yang meliputi 5 aspek dalam menulis karangan, yaitu isi, struktur paparan, struktur kalimat, kola kata, dan ejaan dan teknik penulisan. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada kegiatan awal yaitu kegiatan observasi yang dilakukan sebelummelaksanakan penelitian, berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan diperoleh kondisi lingkungan dan fisik siswa, kondisi lingkungan yang belum mendukung proses pembelajaran, seperti belum adanya perpustakaan kelas, bukubuku bacaan. Kondisi fisik siswa yang belum siap dalam pembelajaran, misalnya mengantuk dan malas ketika pembelajaran berlangsung, bermain dan sibuk dengan dirinya sendiri. Metode atau strategi yang digunakan guru masih konvensional, strategi yang digunakan guru tidak melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa mudah bosan dengan penjelasan materi yang disampaikan. Pada saat pembelajaran berlangsung, terlihat kurangnya partisipasi aktif dari siswa. Siswa cenderung pasif, kurang respons dan kurang tanggap terhadap aktivitas guru di depan kelas. Kegiatan pra tindakan yang dilakukan peneliti sebelum menerapkan teknik pembelajaran group fielg tour menghasilkan hasil belajar yang sangat rendah di bawah SKM. Seharusnya nilai yang diperoleh diatas SKM yang telah ditentukan yaitu 70, tetapi terdapat 15 siswa yang tidak tuntas dalam belajar dengan nilai kurang 70. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai diatas SKM yang tuntas dalam belajar hanya beberapa siswa, dengan prosentasi 25%. Kegiatan pembelajaran pada siklus 1 tampak RPP yang telah disiapkan sebagian besar terlaksana tetapi mengalami hambatan pada pengalokasian waktu dan hambatan bagaimana mengaktifkan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran group fielg tour. Tetapi pada pertemuan berikutnya kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan RPP dan kegiatan pembelajaran literasi berjalan cukup baik. Keaktifan siswa dalam berdiskusi NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 224 dan pertemuan pertama sampai pertemuan kedua pada siklus ini cukup baik, untuk pertemuan pertama keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan atau permasalahan masih jarang, hanya ada beberapa siswa aktif dalam mengajukan pertanyaan maupun jawaban. Tetapi pada pertemuan kedua aktivitas proses pembelajaran yaitu membahas evaluasi menulis karangan berdasarkan pengalaman siswa mulai meningkat, penerapan teknik pembelajaran group fielg tour sudah mulai nampak, keaktifan siswa meningkat dalam proses pembelajaran menulis, beberapa siswa saja yang pasif dalam mengajukan pertanyaan maupun jawaban. Persentase keberhasilan tindakan pada siklus 1 pertemuan 1 untuk keaktifan dalam menentukan topik, menyusun butir-butir pokok pengalaman, mengembangkan butirbutir pokok pengalaman, mengedit, memperbaiki, menulis kembali karangan utuh atau jadi telah mencapai 67,7%. Pada pertemuan ke 2 keaktifan dalam menentukan topik, menyusun butir-butir pokok pengalaman, mengembangkan butirbutir pokok pengalaman, mengedit, memperbaiki, menulis kembali karangan utuh atau jadi telah mencapai 73,24%. Jadi dapat disimpulkan untuk keaktifan mengalami kenaikan pada tiap pertemuan. Keberanian dalam membacakan karangan yang sudah ditulisnya pada pertemuan 1 mencapai 40,6%, pada pertemuan 2 mencapai 84,3%. Untuk siklus 1 mencapai peningkatan pada pertemuan 1 dan 2, pada interaksi antar siswa dalam kelompok pada pertemuan 1 hanya mencapai 37,5%, hal tersebut dikarenakan kerja pada kelompok dilakukan sendiri oleh siswa yang merasa mampu. Sedangkan siswa yang belum mampu dia hanya diam melihat dan mendengarkan pendapat teman. Pada pertemuan 1 kerja sama antar siswa kurang dalam kelompok. Pada pertemuan yang ke 2 aktivitas dalam berinteraksi dengan kelompok semakin meningkat telah mencapai 81,2%. Hampir seluruh anggota kelompok melakukan tahapantahapan pembelajaran literasi. Mereka dalam kelompok bekerja sama dalam menulis sebuah karangan. Bila dihitung kemampuan daya serap pembelajaran menulis karangan siswa secara klasikal pada siklus 1 secara keseluruhan memperoleh nilai rata-rata 67,7.Dapat disimpulkan kemampuan daya serap anak terhadap pembelajaran menulis karangan berdasarkan pengalaman dilihat dan studi pendahuluan yang sudah dilakukan mengalami kenaikan. Kegiatan pembelajaran pada siklus 2 tampak RPP yang telah disiapkan sudah terlaksana dengan baik. Kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan RPP dan kegiatan pembelajaran literasi berjalan dengan baik. Keaktifan siswa dalam berdiskusi pada siklus ini semakin baik, aktivitas proses pembelajaran menggunakan guru sebagai media bercerita membuat mereka antusias dalam menulis karangan, menentukan topik, menyusun butirbutir pokok pengalaman, mengembangkan butir-butir pokok pengalaman, memperbaiki, menulis kembali karangan jadi, aktivitas proses pembelajaran tentang menulis karangan terpusat pada siswa, penerapan pembelajaran literasinya NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 225 berjalan dengan baik, semua siswa aktif dalam berdiskusi, menjawab pertanyaan dari guru. Keaktifan siswa meningkat dalam menulis karangan. Bila dihitung kemampuan daya serap pembelajaran menulis karangan siswa secara klasikal pada siklus 2 secara keseluruhan memperoleh nilai rata-rata 73,5. Dapat disimpulkan kemampuan daya scrap anak terhadap pembelajaran menulis karangan berdasarkan pengalaman dilihat dari siklus 1 yang sudah dilakukan mengalami kenaikan. Dalam kegiatan pembelajaran menulis karangan berdasarkan pengalaman siswa sebelum implementasi model pembelajaran group fielg tour pada kegiatan pra tindakan diperoleh nilai rata-rata kelas dengan nilai 57,6. Setelah penerapan model pembelajaran group fielg tour terjadi peningkatan dan pada siklus 2 mencapai nilai rata-rata 67,5 dengan peningkatan sebesar 4,9%. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa dengan penerapan teknik pembelajaran group fielg tour dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis deskripsi. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa model pembelajaran literasi sebagai konsep unggulan untuk memaksimalkan kualitas pembelajaran menulis di SDN Mojomanis 2. Model pembelajaran group fielg tour sebagai salah satu alternatif guru dalam melaksanakan pembelajaran khususnya Bahasa Indonesia di kelas. Prosesnya yang mendorong siswa untuk memahami teks, menentukan topik, menyusun butirbutir pokok pengalaman atau kerangka karangan, menulis draf karangan, merevisi, menulis karangan perbaikan, mengedit, menulis karangan jadi, menilai, dan memajangnya, merupakan aktivitas yang mendekati kenyataan bagaimana sesungguhnya orang menulis. Penyusunan kegiatan pembelajarannya di awali dengan pengaturan materi dan langkahlangkah. Isinya meliputi : (1) identitas program, (2) persiapan guru, dan (3) kegiatan pembelajaran. Identitas program meliputi tema, kelas, lokasi, semester, dan indikator. Pada indikator diisi tujuantujuan pembelajaran yang meliputi ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik. Tujuan yang bertajuk sikap dan kebiasaan mengarah pada penanaman sikap dan kebiasaan siswa dalam menulis. Tujuan yang bertajuk membangun makna mengarah pada pengembangan kemampuan siswa dalam membangun makna. baik berdasarkan pengetahuan latar belakang yang dimilikinya, petunjuk yang ada pada teks, atau keduanya. Tujuan yang bertajuk strategi mengarah pada pengembangan kemampuan siswa dalam menggunakan model strategi kognitif dalam membangun makna. Tujuan yang bertajuk keterampilan mengarah pada pengembangan keterampilan menulis siswa, seperti merencanakan, memperbaiki, dan mengedit karangan. Dalam kegiatan pembelajarannya meliputi persiapan guru yaitu diisi dengan petunjuk yang penting dilakukan oleh guru sebelum model tersebut diimplementasikan. Adapun format kegiatan pembelajaran diisi dengan petunjuk-petunjuk kegiatan sebagai pemandu pelaksanaan, berupa urutan NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 226 kegiatan, prosedur pelaksanaan, dan catatan-catatan yang perlu diperhatikan. Dalam format ini, pendekatan proses menulis, penilaian, teknik pembelajaran, kegiatan guru, dan kegiatan siswa haruslah tergambar jelas secara jelas. Penerapan pembelajaran group fielg tour meliputi komponen menulis mandiri. Langkah awal yang dilakukan guru adalah memberikan motivasi kepada siswa, di sini motivasi siswa dibangun oleh lingkungan yang baru, sikap guru, dan partisipasi orang tua (Gipayana, 2009). Lingkungan yang group fielg tour antara lain didukung oleh perpustakaan kelas, tempat membaca, menulis, diskusi, dan pajangan. Sikap guru dalam pembelajaran group fielg tour adalah memperlakukan anak sebagai penulis dengan perkembangan mereka sehingga anak belajar dengan penuh kebermaknaan tanpa paksaan, menarik dan tentunya berguna. Siswa dapat membuat pilihannya sendiri. Pada kegiatan menulis mandiri siswa menulis karangan berdasarkan pengalamannya dengan tahapan-tahapan atau langkahlangkah menulis karangan. Pada siklus 1 dan 2 terlihat aktivitas siswa dalam berdiskusi menentukan topik, menyusun dan mengembangkan butir-butir pokok pengalaman, memberikan saran kepada karangan teman, memperbaiki dan menulis kernbali karangan jadi. Kegiatan ini membuat siswa seakan-akan mereka menjadi penulis yang sebenamya tanpa ada persaingan maupun paksaan, tetapi mereka paham dan mengerti bagaimana menulis yang benar. Pada kegiatan siklus 1 dalam menulis deskripsi masih banyak siswa yang mengalami kesalahan pada ejaan dan tanda baca, misalnya penggunaan huruf kapital yang salah, penggunaan tanda titik dan koma yang tidak tepat. Tetapi pada siklus 2 siswa mulai mengerti dan kesalahan dalam penulisan berkuran 2. Saat memberikan tanggapan, saran dan masukan kepada karangan teman siswa lebih aktif, banyak yang bertanya maupun menanggapi. Kemampuan menulis deskripsi siswa meningkat, hal ini terbukti dengan hasil belajar dan proses belajar siswa mengalami perbaikan dibanding sebelum implementasi teknik pembelajaran tersebut. Pada penelitian ini banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan, sehingga isi dan karangan yang dibuat oleh siswa banyak yang tidak sesuai dengan judul yang mereka buat. Hal itu disebabkan karena siswa kurang menguasai topik yang dipilihnya. Tidak hanya itu saja yang lebih banyak ditemukan kesalahan adalah dalam penggunaan ejaan dan teknik penulisan. Hal tersebut dibuktikan dengan tidak adanya peningkatan pada aspek menulis deskripsi yaitu ejaan dan teknik penulisan. Sedangkan isi, paparan, struktur kalimat, dan kosa kata mengalami peningkatan meskipun tidak signifikan. Terlihat dari hasil belajar pada pra tindakan, siklus 1, dan siklus 2 sudah mengalami peningkatan, di mana pada tahap pra tindakan hasil yang diperoleh siswa dibawa standar ketuntasan minimal yaitu dengan nilai rata-rata 57,6. pada siklus 1 kemampuan menulis siswa mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata mencapai 67,6, sedangkan pada siklus 2 juga NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 227 mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata mencapai 73,5. jadi dapat disimpulkan bahwa dengan pembelajaran group fielg tour kemampuan menulis deskripsi siswa dapat meningkat. SIMPULAN DAN SARAN Secara umum dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis deskripsi melalui teknik group field tour siswa kelas IV SDN Mojomanis 2 Kabupaten Ngawi dapat ditingkatkan. Peningkatan kemampuan tersebut dilakukan melaui pelaksanaan tindakan dalam dua siklus. Penilaian hasil terhadap kemampuan menulis deskripsi siswa dari refleksi awal, penerapan siklus I dan siklus II telah mengalami peningkatan. Setelah penerapan siklus I dari jumlah keseluruhan 20 siswa, sudah tidak ada siswa yang mendapat nilai kurang atau dengan skor 0-5,9. Kategori cukup dengan skor 6-7,4 dicapai oleh siswa sebanyak 14 siswa atau 70,80%, kategori baik dengan skor 7,5-8,4 dicapai oleh 6 siswa atau 29.20%, sedangkan siswa yang mencapai kategori sangat baik atau dengan skor 8,5-10 belum ada. Pada penerapan siklus II dari jumlah keseluruhan 20 siswa, sudah tidak ada siswa yang mendapat nilai kurang atau dengan skor 0-5,9. Kategori cukup dengan skor 6-7,4 juga sudah tidak ada, kategori baik dengan skor 7,5-8,4 dicapai oleh 17 siswa atau 88,19%, sedangkan siswa yang mencapai kategori sangat baik atau dengan skor 8,5-10 dicapai oleh 3 siswa atau 11,81%. Rata-rata secara klasikal mengalami kenaikan dari 6,74 pada nilai pratindakan naik menjadi 7,32 pada siklus I atau 9,27% dan meningkat menjadi menjadi 8,13 atau 9,28% pada siklus II. Dari data tersebut jika dikonfirmasikan dengan pedoman penerapan siklus sebagaimana dalam bab III maka dapat dipastikan bahwa dengan penerapan siklus II ini maka penelitian dapat dihentikan. Dengan kata lain, mengingat ketuntasan secara individu telah mencapai 100% penelitian sudah sesuai dengan tujuan dan kreteria yang ditetapkan yakni siklus akan dihentikan jika ketuntasan secara individu dan klasikal lebih dari atau sama dengan 75. Salah satu faktor yang memperngaruhi peningkatan kemampuan siswa tersebut adalah keterlibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Untuk itu, kepada guru kelas IV untuk: (a) merancang rencana pembelajaran dengan menempatkan siswa sebagai pusat aktivitas pembelajaran; (b) menerapkan teknik pembelajaran group field tour atau teknik lainnya yang dapat meningkatkan kemampuan menulis deskripsi, (c) menggunakan media pembelajaran menulis deskripsi yang sesuai dengan usia, kematangan kepribadian, pengetahuan, dan pengalaman siswa, (d) memberikan saran dan masukan baik yang berkaitan dengan kesalahan maupun kelebihan pada tulisan deskripsi siswa, (e) memberikan kebebasan siswa untuk menyampaikan ide/gagasan selama pembelajaran menulis deskripsi, dan (f) memberikan arahan dan motivasi selama siswa melakukan kegiatan pembelajaran menulis deskripsi. Dengan hasil penelitian ini hendaknya siswa menyadari bahw (1) menulis deskripsi melalui teknik group field tour merupakan kegiatan menyampaikan ide/gagasan tentang fakta/peristiwa/kejadian yang terdiri NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 228 dari beberapa tahapan; (2) menulis deskripsi akan lebih mudah jika dilakukan secara bersama-sama dalam satu kelas; dan (3) kegiatan menulis deskripsi tentang bendabenda di sekitar pada hakikatnya adalah penyampaian ide/gagasan tentang fakta/peristiwa/ ejadian secara deskriptif berdasarkan informasi yang diperoleh melalui pengamatan secara langsung. Pendidikan. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. Soeparno. 1988. Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah. Jakarta: Erlangga. DAFTAR RUJUKAN Akhadiah, S. 1989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud. Arief, N. F. 2002. Evaluasi Pengajaran Bahasa Indonesia. Malang: Tidak Dipublikasikan. Gipayana,M. 2009. Pengajaran Literasi Fokus Menulis Di SDMI. Malang: A3 (Asih Asah Asuh). Himmah,U. 2007. Kemampuan Menulis Karangan Sederhana. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Jurusan Bahasa Indonesia UM. Nurhadi,dkk.2004. Pembelajaran bahasa Indonesia Melalui Pendekatan Konstektual. Malang: UM Press. Ulumuddin, Arisul. 2010. Pengembangan Teknik Pembelajaran Menulis Kreatif Deskrepsi Dengan Menggunakan Teknik Group Field Tour. (Online). (http://ikippgrismg.ac.id/index. php?option=com. diakses 9 Januari 2013) Sidi, Indra Djati. 2000. Menuju Masyarakat Belajar, Menggagas Paradigma Baru NOSI Volume 1, Nomor 3, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 229