BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam
meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi ekonomi,
pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang
surplus dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Sementara dalam
melaksanakan fungsi keuangan, pasar modal menyediakan dana yang dibutuhkan
oleh pihak yang memerlukan dana, dan pihak yang memiliki kelebihan dana dapat
ikut terlibat dalam kepemilikan perusahaan tanpa harus menyediakan aktiva riil
yang diperlukan untuk melakukan investasi (Bachri, 2002). Kehadiran pasar
modal sangat penting bagi perusahaan dan investor. Perusahaan sebagai pihak
yang membutuhkan dana dapat menghimpun dana melalui pasar modal dengan
menjual sahamnya kepada publik atau menerbitkan surat hutang (obligasi),
sedangkan investor sebagai pihak yang memiliki dana dapat mempergunakan
pasar modal sebagai salah satu alternatif investasi guna memperoleh keuntungan.
Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak perjanjian
antara pemberi pinjaman (investor) dengan yang diberi pinjaman (emiten) yang
berarti emiten mengakui berhutang kepada pemilik obligasi. Penerbitan (emisi)
obligasi dapat ditinjau dari dua sisi yaitu dari sisi emiten/perusahaan maupun dari
sisi investor. Dari sisi emiten, diterbitkannya obligasi pada dasarnya adalah untuk
mendapatkan dana dalam menunjang aktivitas perusahaan, karena obligasi
merupakan salah satu alternatif pendanaan yang relatif lebih murah dibandingkan
dengan pinjaman dari pihak lain. Sedangkan dari sisi investor, investasi pada
obligasi merupakan alternatif yang aman, karena obligasi memberikan
penghasilan tetap berupa kupon bunga yang dibayar secara tetap dengan tingkat
bunga yang kompetitif serta pokok utang yang dibayar secara tepat waktu pada
saat jatuh tempo yang telah ditentukan.
Kelebihan investasi obligasi dibanding saham yaitu dalam hal pembayaran
return.Pendapatan yang diterima dari saham berasal dari deviden dan capital
gain.Pembayaran deviden diberikan ketika pembayaran kupon obligasi telah
dilakukan.Apabila dari pembayaran kupon obligasi tidak terdapat sisa untuk
deviden, maka pemegang saham tidak mendapat keuntungan dari saham yang
dimiliki. Keuntungan lain yang diperoleh dari investasi obligasi adalah pemegang
obligasi memiliki hak pertama atas aset perusahaan jika perusahaan tersebut
mengalami likuidasi. Hal tersebut terjadi karena perusahaan telah ada kontrak
perjanjian untuk melunasi obligasi yang telah dibeli oleh pemegang obligasi.
Dengan kata lain, investasi pada obligasi relatif lebih baik (aman) dibanding
dengan investasi saham. Meskipun obligasi dianggap sebagai investasi yang
aman, namun obligasi tetap memiliki risiko.Salah satu risiko tersebut adalah
ketidakmampuan perusahaan untuk melunasi obligasi kepada investor.
Sebelum ditawarkan, obligasi dianalisis dengan menggunakan peringkat
obligasi oleh agen pemeringkat obligasi (rating agency). Agen pemeringkat
obligasi adalah lembaga independen yang memberikan informasi peringkatan
skala risiko yang dapat menunjukkan keamanan suatu obligasi bagi investor.
Keamanan tersebut ditunjukkan oleh kemampuan suatu perusahaan dalam
membayar bunga dan melunasi pokok pinjaman (Almilia, 2007). Proses
peringkatan ini dilakukan untuk menilai kinerja perusahaan, sehingga pemodal
bisa menggunakan jasa agen pemeringkat obligasi tersebut untuk mendapatkan
informasi mengenai peringkat obligasi. Proses peringkatan ini dilakukan untuk
menilai kinerja perusahaan, sehingga rating agency dapat menyatakan layak atau
tidaknya obligasi tersebut diinvestasikan.
Pemilik modal yang berminat membeli obligasi seharusnya memperhatikan
peringkat obligasi karena peringkat obligasi akan memberikan informasi dan
signal tentang probabilitas kegagalan utang suatu perusahaan dan menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajibannya dimasa yang akan
datang. Pemeringkatan terhadap obligasi yang akan diterbitkan bertujuan untuk
menilai kinerja perusahaan. Dan juga pemeringkatan terhadap obligasi dinilai
sangat penting karena dapat dimanfaatkan untuk memutuskan apakah obligasi
tersebut layak terbit atau tidak serta mengetahui tingkat risikonya.Semakin tinggi
peringkat obligasi, semakin rendah risiko yang dihadapi oleh investor mengingat
semakin kecil kemungkinan obligasi mengalami kegagalan dalam membayar
bunga dan pokok pinjamannya (Hadianto, 2010).Peringkat obligasi merupakan
skala resiko dari semua obligasi yang diperdagangkan.Selain itu investor juga
memerlukan pengetahuan yang cukup tentang obligasi dan mempunyai daya
analisis yang baik dalam memperkirakan faktor-faktor yang bisa mempengaruhi
investasi pada obligasi.
Di Indonesia terdapat dua lembaga pemeringkat sekuritas utang, yaitu PT.
PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia) dan PT. Kasnic Credit Rating
Indonesia.Objek PEFINDO hanya memperingkat efek utang dan perusahaan.
Sedangkan PT Kasnic memberikan jasa pelayanan pemeringkatan bond,
commercial paper, collateralized bonds,
dan
general obligation
(Raharjo,
2003).
Meskipun objek pemeringkatan lebih banyak PT Kasnic, namun perusahaanperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia lebih banyak yang
menggunakan jasa PEFINDO untuk memperingkat obligasi yang akan diterbitkan.
Oleh karena itu penelitian ini lebih mengacu pada hasil yang diberikan oleh PT
PEFINDO.Pemilihan PEFINDO diharapkan dapat memberikan informasi yang
relevan karena sebagian perusahaan menggunakan jasa tersebut yang berarti
memiliki kepercayaan atas penilaian agen rating tersebut.
Pemilihan variabel-variabel yang diduga dapat mempengaruhi peringkat
obligasi mengacu pada beberapa model penelitian terdahulu. Adanya perbedaan
hasil penelitian seperti penelitian Desmon (2009) yang menyimpulkan bahwa
likuiditas berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi perusahaan
manufaktur dan penelitian Puryanti (2010) yang menemukan bahwa likuiditas
tidak berpengaruh terhadap
peringkat obligasi perusahaan obligasi; Luciana
(2007) yang menemukan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap
peringkat obligasi perusahaan manufaktur dan Lina (2010) yang menemukan
bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap peringkat
obligasi
perusahaan manufaktur. Menurut Burton (2003) size/ukuran perusahaan
menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap peringkat
obligasi perusahaan manufaktur.
Selain itu obligasi masih membutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai
pengaruh variabel yang telah dipergunakan tersebut dan penelitian mengenai
obligasi masih jarang dilakukan di Indonesia. Berdasarkan penelitian-penelitian
tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali variabel-variabel
manakah yang mempunyai kemampuan data yang signifikan dalam membentuk
model untuk memprediksi peringkat obligasi di Indonesia.
Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur
yang mengeluarkan obligasi dan diperingkat oleh PEFINDO periode tahun 20102013.Peneliti memilih perusahaan manufaktur karena pada umumnya perusahaan
manufaktur merupakan perusahaan yang paling dominan di Indonesia.
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Apakah
profitabilitas
berpengaruh
terhadap
peringkat
obligasi
pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah ukuran perusahaan (size) berpengaruh terhadap peringkat obligasi
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
3. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap peringkat obligasi pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas dalam prediksi peringkat obligasi
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan (size) dalam prediksi
peringkat obligasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
3. Untuk menganalisis pengaruh likuiditas dalam prediksi peringkat obligasi
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian yang akan dilakukan ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan manufaktur penerbit obligasi, diharapkan penelitian ini dapat
memberikan masukan mengenai faktor-faktor yang berpotensi mempengaruhi
peringkat obligasi yang dijualnya di pasar modal.
2. Bagi investor obligasi, diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan
bahkan panduan untuk berinvestasi di instrumen obligasi perusahaan
manufaktur.
3. Bagi peneliti yang ingin melakukan kajian di bidang yang sama, diharapkan
penelitian ini dapat menjadi referensi dan memberikan landasan pijak untuk
penelitian selanjutnya.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas dan tidak mengarah, maka
pada penelitian ini dibatasi pada masalah pengaruh profitabilitas, ukuran
perusahaan, dan likuiditas terhadap peringkat obligasi. Hal-hal lain diluar unsur
atau variabel tersebut akan disinggung sepanjang hal tersebut dipandang perlu.
Adapun objek yang diteliti adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) tahun 2010 - 2013.
Download