BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya adalah kajian terhadap hasil-hasil karya yang relevan dengan penelitian ini. Hasil-hasil penelitian tersebut akan diuraikan secara singkat. Selanjutnya penjelasan-penjelasan tersebut akan dijadikan rujukan guna melengkapi hasil penelitian ini. 1. Penelitian yang dilakukan Jesse Adam Godsey (2010) yang berjudul “Organic Restaurant Business Plan“ dalam penelitian ini penulis menjelaskan mengenai tentang bisnis restoran yang organik. Strategi analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk menentukan apabila restoran tersebut menjadi kompetitor yang sah diantara banyak restoran yang ada di San luis Obispo. Dalam penelitian ini juga menggunakan analisis SWOT (strengths, weakness, opportunities and threats) Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian diatas adalah melakukan penelitian di restoran. Sedangkan perbedaannya berada di lokasi penelitian dan fokus penelitian, dimana pada penelitian ini membahas tentang paket wisata cooking class. 2. Penelitian yang dilakukan Sittithai (2011) program Pariwisata Pengembangan Industri dan Manajemen, The Phetchaburi Rajabhat University Thailand. Penulis meneliti tentang “The Use Of Thai-Seafood As a Tourist Support Amenity to Promote Tourism in Coastal Area Royal Coast, Thailand“. Penelitian ini memiliki tujuan untuk survei potensi Thai-Seafood sebagai kemudahan dukungan wisata, mempromosikan potensi pariwisata yang ada serta menunjukkan model potensi Penggunaan “Thai Seafood” untuk 11 mempromosikan pariwisata di daerah pesisir yang membantu dan memaksimalkan kepuasan pelanggan. Pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan menggunakan data kuantitatif dan kualitatif dan penyebaran kusioner disekitaran restoran. Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan observasi langsung. Sedangkan perbedaannya pada lokasi penelitian. 3. Penelitian yang dilakukan Simon (2010) program Division of Hospitality Management and Education, Departement of Human Development and Family Studies, National Taiwan Normal University. Penelitian tersebut meneliti tentang “Exploring Marketing Strategy of Culinary Tourism Development in Hongkong and Singapore“. Penelitian ini di fokuskan kepada Hongkong dan Singapura yang bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara strategi pangan dan pembangunan wisata kuliner, strategi pemasaran, dan menganalisis kerangka kerja untuk pemasaran strategi mengembangkan wisata kuliner. Metodologi penelitian yang dilakukan penulis dengan cara wawancara mendalam dan dibantu dengan analisis isi dokumen akademik dan publikasi resmi pariwisata untuk mengeksplorasi strategi pemasaran wisata kuliner di Hongkong dan Singapura. Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam kepada informan dan teknik analisis data. Sedangkan perbedaannya pada lokasi penelitian. Berikut ini adalah kajian terhadap hasil karya tulis berupa jurnal internasional yang telah diterjemahkan dan dijadikan sebagai rujukan dalam melengkapi penelitian ini. 12 1. Adapun penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan pada penelitian yang dilakukan oleh Tiera (2012) dengan judul “Strategi Promosi Universitas Swasta dalam menarik mahasiswa baru. Dalam penelitian ini membahahas mengenai strategi pemasaran dengan menggunakan bauran promosi yang terdiri dari produk, harga, promosi, saluran distribusi, personal, bukti fisik, dan proses yang kemudian dipadukan dengan pendekatan SWOT. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dengan pihak manager corporate marketing communication universitas bina nusantara. Selain itu dilakukan diskusi dengan 7 responden sebagai informan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan promosi yang dilakukan corporate marketing communication universitas bina nusantara untuk menarik minat mahasiswa baru. Hasil penelitian adalah strategi promosi yang dijalankan corporate marketing communication universitas bina nusantara berjalan baik, berhasil mencapai target, sedangkan image dari universitas bina nusantara sangat baik, karena mayoritas informan lebih memilih universitas bina nusantara dibandingkan universitas lainnya. Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian diatas adalah memiliki fokus yang sama, yaitu dibidang strategi promosi, teknik analisis data yaitu SWOT, dan teknik pengumpulan data deskriptif kualitatif. Sedangkan perbedaannya terdapat pada lokasi penelitian. 2. Penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan kedua pada penelitian ini adalah: penelitian yang dilakukan oleh Elistyawati (2011) program Pasca Sarjana 13 Universitas Udayana yang berlokasi di Ubud Bali. Penelitian tersebut meneliti tentang “Modifikasi Makanan Tradisional Berbahan Dasar Bebek Sebagai Pendukung Industri Pariwisata di Ubud” dalam penelitian ini penulis menjelaskan mengenai upaya yang cocok untuk pengembangan wisata kuliner di Ubud Bali, dengan melihat kendala yang ada dikombinasikan dengan keunggulan yang ada pada makanan tradisional yang ditawarkan kepada wisatawan di Ubud Bali adalah sebagai berikut upaya mengembangkan produk makanan yang berbahan dasar bebek, baik dari segi bumbu, proses pengolahan, rasa, penyajian dan variasi menu yang berbahan dasar bebek. Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian diatas adalah meneliti di bidang kajian yang sama yaitu bidang makanan. Sedangkan perbedaannya penelitian diatas membahas modifikasi makanan akan tetapi penelitian ini membahas strategi promosi penjualan paket wisata. 2. Penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan ketiga pada penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Freddy Tambunan (2010) mahasiswa Universitas Udayana Fakultas Pariwisata dengan judul “Strategi Promosi Dinas pariwisata Kabupaten Simalungun Pada Kawasan Parapat Sumatera Utara” dalam penelitian ini membahas mengenai strategi promosi dengan bauran promosi. Penelitian ini juga dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT agar diketahui kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang bagi dinas pariwisata kabupaten Simalungun. Untuk itu peneliti menggunakan data kualitatif, yaitu dengan cara melakukan wawancara mendalam dengan pihak dinas pariwisata kabupaten Simalungun untuk mengetahui promosi-promosi apa saja yang sudah dilakukan untuk mengenalkan Kabupaten Simalungun 14 kepada wisatawan ataupun calon wisatawan agak tertarik untuk berkunjung ke Kabupaten Simalungun. Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian diatas adalah meneliti dengan bidang fokus yang sama, seperti menggunakan analisis SWOT dan metode penelitian kualitatif. Adapun perbedaannya terdapat pada lokasi penelitian. 1.2 Tinjauan Konsep 2.2.1 Tinjauan Tentang Strategi Menurut Yoeti (1993) mengatakan strategi berasal dari kata “strategos” atau strategis yang berarti “jenderal” jadi strategi artinya seni para jenderal atau sebagai cara menempatkan pasukan atau tentara dalam medan perang agar musuh dapat dikalahkan. Wahab mengatakan dalam bukunya “Pemasaran Pariwisata” (1997) strategi adalah metode operasional yang dipergunakan untuk mencapai sasaran atau tujuan perang secara keseluruhan, dalam suatu pertempuran yang luas atau suatu tenggang waktu yang lama. Strategi merupakan tindakan incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan (Rangkuty, 2002). Dengan demikian perencanaan strategis hamper dimulai “dari apa yang dapat terjadi” dan bukan dimulai dari “apa yang terjadi”. Jadi strategi adalah misi perusahaan dalam merencanakan kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran secara explicit dengan mempertimbangkan aspek persaingan dan pengaruh kekuatan faktor lingkungan. Menurut UU No. 9 tahun 1990 disebutkan bahwa “Pariwisata adalah segala sesuatau yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dalam bidang tersebut”. Dalam buku 15 karangan Yoeti menjelaskan definisi pariwisata sebagai berikut: “Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari tempat satu ke tempat lain dengan maksud bukan untuk bekerja di tempat yang dikunjungi tapi semata-mata untuk menikmati perjalanan guna untuk bertamasya dan berekreasi” (Yoeti, 1996 : 3). Menurut Spillane dalam bukunya Pariwisata Indonesia memberi batasan pariwisata yaitu suatu perjalanan dari satu tempat ke tempat lain yang bersifat sementara, dilakuakan perseorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan, keserasian dan kebahagiaan dalam lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu (dalam Spillane, 1987 : 27) Sedangkan Hunziker dan Krapf memberikan batasan mengenai pariwisata sebagai berikut: “Sejumlah hubungan-hubungan dan gejala-gejala yang dihasilkan dari tinggalnya orang-orang asing, asalkan tinggalnya tidak menyebabkan timbulnya tempat tinggal serta usaha-usaha yang bersifat sementara atau permanen sebagai usaha mencari kerja penuh” (Pendit, 1994 : 41) Berdasarkan dari beberapa pengertian di atas maka kita dapat menarik kesimpulan antara lain : 1. Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain. 2. Perjalanan itu dilakukan hanya untuk sementara waktu. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak bertujuan untuk mencari nafkah di tempat yang di kunjunginya, semata-mata hanya sebagai konsumen serta untuk mencari pengalaman yang sebelumnya ia dapatkan. 16 2.2.2 Tinjauan Tentang Pemasaran Pemasaran adalah suatu kegiatan yang tidak putus-putus mulai dari riset tentang barang atau jasa yang akan diproduksi. Menurut suatu lembaga marketing di Amerika, yaitu American Marceting Association (AMA) yang dikutip oleh Yoeti (1996) yang dimaksud dengan pemasaran adalah pelaksanaan kegiatan usaha yang diuraikan kepada dan bersangkutan dengan barang-barang dan jasajasa dari produsen ke konsumen atau pemakai. Wahab (1997 : 64) mengatakan yang dimaksud dengan pemasaran ialah proses usaha, baik dengan permintaan yang nyata maupun yang masih potensial akan barang-barang dan jasa-jasa gormulasi, diusahakan dan disediakan oleh penjual. Proses itu mencakup upaya semua bidang fungsi penjual yang bekerja sama untuk menghasilkan jasa-jasa atau produk yang harganya tepat, waktunya pasti, tempatnya jelas sehingga dapat memenuhi permintaan pasar dan mencapai tingkat keuntungan pasar itu. Secara sederhana pemasaran sebagai proses dan aktivitas untuk mengantisipasi permintaan, mengenali permintaan, mendorong timbulnya permintaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu proses berkesinambungan yang memberikan corak dan arah semua kegiatan manajerial (analisis, perencanaan, implementasi, pengorganisasian dan pengendalian) untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan melalui kepuasan pelanggan. 2.2.3 Tinjauan Tentang Promosi Menurut pendapat Asri (1991:3) menyatakan bahwa promosi adalah salah satu bagian dari marketing mix yang besar peranannya. Promosi merupakan suatu 17 ungkapan dalam arti luas tentang kegiatan-kegiatan yang secara aktif dilakukan oleh perusahaan (penjual) untuk mendorong konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan”. Menurut Kotler (1996 : 237) memberikan batasan mengenai pengertian promosi dimana promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku, yang semula tidak mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut”. Menurut Martin (1996 : 349) menyatakan bahwa promosi adalah “semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan”. Menurut Perreault (1999 : 380) mengemukakan bahwa : “Promotion is communicating between seller and potential buyer and others in the channel to influence attitude and behavior”. “Promosi adalah penyampaian dan pertukaran informasi antara penjual dengan calon pembeli potensial atau golongan lainnya dalam suatu saluran atau cara penyampaian yang mengakibatkan terpengaruhnya sikap dan tingkah laku/kebiasaan”. Berdasarkan pengertian-pengertian yang diuraikan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa promosi merupakan arus informasi untuk mengarahkan dan mendorong terjadinya permintaan atau pertukaran. Hal ini menyangkut kepuasan konsumen. mereka merasa aman kalau mengetahui dengan pasti siapa yang membuat produk tersebut, mereka merasa puas juga kalo mengenal penjualnya terlebih dahulu. Ada tiga fungsi utama yang dipegang kegiatan promotion ini, ketiga fungsi tersebut adalah : 18 1. Mencari dan mendapatkan perhatian “attention” dari calon pembeli, perhatian calon pembeli harus diperoleh karena ini merupakan titik awal proses pengambilan keputusan pembelian barang atau jasa. Seorang tidak menaruh perhatian pada sesuatu dapat dipastikan tidak akan membelinya. 2. Menciptakan dan meneumbuhkan “interest” pada diri calon pembeli, perhatian yang sudah yang sudah diberikan seseorang mungkin akan dilanjutkan dengan tahap berikutnya atau mungkin berhenti. Tahap selanjutnya adalah timbulnya rasa tertarik atas barang atau jasa yang ditawarkan. Menimbulkan dan menumbuhkan rasa tertarik inilah yang menjadi bagian dari promosi. Proses tumbuhnya rasa tertarik pada sesuatu ternyata berbeda antara satu orang dengan orang lainnya. 3. Mengembangkan rasa ingin “desire” calon pembeli untuk membeli barang yang ditawarkan (Surabaya, 2008 : 125). Hal ini merupakan kelanjutan dari tahap selanjutnya dari tahap sebelumnya. Setelah seseorang tertarik pada sesuatu maka akan timbul rasa ingin memilikinya, dan bila iya merasa mampu (dalam hal harga, cara pemakaiannya dan sebagainya) maka rasa ini semakin besar dan akan diikuti oleh suatu keputusan positif. Agar konsumen atau wisatawan mengerti, tahu dan memahami produk yang dihasilkan oleh produsen dalam hal ini adalah industri restarutant, maka perlu dilaksanakan komunikasi yang efektif melalui kontak-kontak yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung kepada konsumen, sehingga merangsang konsumen untuk membeli produk-produk yang dihasilkan. Dengan demikian dapat memotivasi dan mendorong konsumen untuk menikmati produk yang 19 dihasilkan agar menjadi salah satu kebutuhan mereka, sehingga bersedia untuk menyisihkan sebagian uangnya untuk membeli produk tersebut. Jadi secara umum dapat disimpulkan bahwa promosi dalam usaha dunia restoran adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh pihak manajemen restoran didalam usahanya memajukan perusahaan dengan cara memperkenalkan produkproduk yang dihasilkan atau yang dimiliki perusahaannya kepada calon konsumen dan membujuk mereka untuk membeli produk-produknya, serta termasuk didalam usahanya untuk mengingatkan kembali konsumen lama agar melakukan pembelian ulang terhadap produk yang ditawarkan sebelumnya, sehingga dari kegiatan promosi yang dilakukannya bisa meningkatkan penerimaan restaurant (restaurant revenue). Bentuk-bentuk promosi yang dapat digunakan dalam mempromosikan suatu produk antara lain: 1. Periklanan: merupakan suatu cara yang baik untuk memberitahukan hasil produk kepada konsumen yang sama sekali belum mereka kenal . keuntungan penggunaan iklan ini terutama yang jangkauanya yang luas, dapat menjangkau banyak orang melalui masmedia seperti: surat kabar, majalah, radio televisi, website dan lain-lain. Di dalam kepariwisataan dikenal juga bentuk periklanan yang lain seperti: a. Outdoor Travel Advertising: sifatnya yang statis, dia hanya ditempatkan pada tempat-tempatyang strategis di sepanjang jalan, mulai dari air port, stasiun, terminal, shopping centre. Dalam hal ini digunakan kalimatkalimat yang merupakan slogan yang mudah diingat, karena dibaca spintas 20 lalu. Diisi lambing atau merek perusahaan, memegang peranan penting untuk ditempatkan pada poster-poster atau billboard travel destination. b. Point Of Sales Advertising: ini adalah suatu bentuk periklanan yang pembuatannya disesuaikan dengan tempat dimana pesan iklan dimuat. Biasanya dibuat dari karton-karton yang dibentuk dengan bermacammacam yang diletakkan dimeja atau digantung didalam ruangan kantor, jendela, atau berupa travel bag, pulpen, map atau folder untuk penyimpanan dokumen perjalanan. 2. Sales Suport: dapat diartikan sebagai bantuan kepada penjual dengan memberikan semua bentuk promotion material yang direncanakan untuk diberikan kepada umum atau travel trade yang khusus ditunjuk sebagai prantara. 3. Public Relation: merupakan suatu proses yang berkelanjutan dalam usaha untuk memperoleh kesan baik dan pengertian dari pada langganannya dan masyarakat pada umumnya. 4. Personal Selling: merupakan presentasional/ lisan dalam suatu percakapan dengan satu atau lebih prospektif pelanggan untuk suatu tujuan penjualan. Merupakan bentuk promosi yang efektif dengan mendatangi langsung sasaran segmen pasar. Melalui presentasi atau komunikasi tatap muka (face to face) terhadap calon konsumen merupakan peluang besar untuk bisa lebih mempengaruhi calon konsumen membeli produk yang ditawarkan dan juga melalui personal selling bisa diketahui langsung tanggapan calon konsumen terhadap produk yang ditawarkan. 21 Dalam usaha melaksanakan promosi ada beberapa hal yang dapat dikatakan menjadi tujuan utama didalam menjalankan kegiatan promosi. Menurut Tjiptono (2008:221) tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Secara rinci ketiga tujuan promosi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Menginformasikan (informing), dapat berupa: a. Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru, b. Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk, c. Menyampaikan perubahan harga kepada pasar, d. Menjelaskan cara kerja suatu produk, e. Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan, f. Meluruskan kesan yang keliru, g. Mengurangi ketakutan dan kekhawatiran pembeli, h. Membangun citra perusahaan. 2. Membujuk pelanggan sasaran (persuasing) untuk: a. Membentuk pilihan merek, b. Mengalihkan ke merek tertentu, c. Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk, d. Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga, e. Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga (salesman). 22 3. Mengingatkan (reminding), dapat terdiri atas: a. Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat. b. Mengingatkan pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan. c. Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan. Dalam memasarkan produknya, perusahaan memerlukan suatu komunikasi dengan para konsumen, karena dengan adanya komunikasi maka konsumen dapat mengetahui produk yang ditawarkan oleh perusahaan. 2.2.4 Tinjauan Tentang Bauran Promosi Adapun pengertian bauran promosi menurut para ahli adalah sebagai berikut Bauran promosi menurut Assauri (2011 : 243), yaitu : “Bauran promosi adalah kombinasi strategi yang paling baik dari unsur-unsur promosi tersebut, maka untuk dapat efektifnya promosi yang dilakukan oleh suatu perusahaan, perlu ditentukan terlebih dahulu peralatan atau unsur promosi apa yang sebaiknya digunakan dan bagaimana pengkombinasian unsur-unsur tersebut agar hasilnya dapat optimal”. Adapun unsur-unsur dari promosi tersebut adalah sebagai berikut : Advertensi, yang merupakan suatu bentuk penyajian dan promosi dari gagasan barang/ jasa yang dibiayai oleh suatu sponsor tertentu yang bersifat non personal. 23 Personal Selling, yang merupakan penyajian secara lisan dalam suatu pembicaraan dengan seseorang atau lebih calon pembeli dengan tujuan agar dapat terealisasinya penjualan. Promosi penjualan, kegiatan yang merangsang pembelian oleh konsumen dan keefektifan agen seperti pameran, pertunjukkan, demontrasi dan segala usaha penjualan yang tidak dilakukan secara kontinyu. Publisitas, yang merupakan usaha untuk merangsang permintaan dari suatu produk secara non personal dengan membuat, baik yang berupa berita yang bersifat komersil tentang produk tersebut didalam media tercetak atau tidak, maupun hasil wawancara yang disiarkan dalam media tersebut. Bauran komunikasi pemasaran atau yang lebih dikenal dengan bauran promosi menurut Kotler (1998 : 205), terdiri atas lima cara komun`ikasi utama yaitu : 1. Periklanan (Advertising) adalah semua bentuk penyajian non personal dan promosi ide barang atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor tertentu. 2. Promosi penjualan (Sales Promotion) adalah berbagai intensif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu barang atau jasa. 3. Hubungan masyarakat dan publisitas (Public Relation) adalah berbagai program untuk mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya. 4. Penjualan secara pribadi (Personal selling) adalah interaksi langsung dengan calon pembeli atau lebih untuk melakukan presentasi menjawab pertanyaan dan menerima pesanan. 24 5. Pemasaran langsung (Direct Selling) adalah penggunaan surat telepon, faximile, e-mail, dan alat penghubung non personal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan. Dari pengertian diatas bauran promosi adalah cara untuk mengkomunikasikan suatu produk kepada konsumen dengan penggunaan unsurunsur promosi, yaitu promosi penjualan, humas dan publitas, penjualan secara pribadi, iklan dan pemasaran langsung. 1. Sales Promotion Semua kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan arus barang atau jasa dari produsen sampai pada penjualan akhirnya. Point of sales promotion terdiri dari brosur,information sheets,dan lain-lain. Sales promotion dapat diberikan kepada : a. Customer, berupa free offers, samples, demonstrations, coupons, cash refunds, prized, contest (lomba) dan warranties (garansi). Intermediaries (penyalur), berupa free goods, discount, advertising allowances, cooperative advertising, distribution contests, awards. b. Sales force (salesman), berupa bonus, penghargaan, contest, dan hadiah buat tenaga penjual terbaik (prized for best performer) 2. Public Relation Merupakan kiat pemasaran penting lainnya, dimana perusahaan tidak harus berhubungan dengan pelanggan, pemasok, dan penyalur, tetapi ia juga harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan public yang lebih besar. Public Relation sangat peduli terhadap beberapa tugas pemasaran,yaitu antara lain : 25 a. Membangun image (citra) Public Relation bertugas membangun image terhadap perusahaan lain agar kepentingan perusahaan tetap berjalan dengan lancar. b. Mendukung aktifitas komunikasi lainnya Public Relation memiliki tugas untuk mendukung aktifitas komunitas lain yang dilakukan oleh perusahaan. c. Mengatasi persoalan dan isu yang ada Public Relation memiliki tugas untuk mengatasi persoalan dan isu yang ada dan telah berkembang dimasyarakat untuk membuat citra perusahaan tidak jatuh. d. Memperkuat positioning perusahaan Public relation memiliki tugas untuk memperkuat positioning perusahaan di lingkungan perusahaan lain agar menjadi partner penting dalam mengembangkan bisnis diantara perusahaan tersebut. e. Mempengaruhi public yang spesifik Public relation memiliki tugas untuk mempengaruhi public yang spesifik agar public memiliki kepercayaan kepada perusahaan tersebut. f. Mengadakan launching untuk produk/jasa baru Public relation juga memiliki tugas untuk mengadakan launching produk/jasa baru dimana dapat membuat perusahaan tetap berjalan dan tetap memiliki hati masyarakat. g. Progam Public Relation antara lain yaitu : Publikasi, Events. Public Relation juga memiliki program membuat publikasi dan event yang dimana ini diperuntukan kepada masyarakat agar melihat produk/jasa baru 26 yang dikeluarkan oleh masyarakat dan membuat penghargaan kepada masyarakat yang telah setia memakai barang/jasa yang perusahaan jual. 3. Personal Selling Merupakan presentasional/lisan dalam suatu percakapan dengan satu atau lebih prospektif pelanggan untuk suatu tujuan penjualan. Merupakan bentuk promosi yang efektif dengan tujuan penjualan. Merupakan bentuk promosi yang efektif dengan mendatangi langsung sasaran segmen pasar. Melalui presentasi atau komunikasi tatap muka (face to face) terhadap calon konsumen merupakan peluang besar untuk bisa lebih mempengaruhi calon konsumen membeli produk yang ditawarkandan juga melalui personal selling bisa diketahui langsung tanggapan calon konsumen terhadap produk yang ditawarkan. 2.2.5 Tinjauan Tentang Paket Wisata Yoeti (2003) mengartikan paket wisata adalah setiap perjalanan yang dipublikasikan atau perjalanan yang dilakukan ke satu daya tarik wisata yang meliputi pelayanan transportasi, akomodasi, faktor-faktor yang mendukung kegiatan perjalanan tersebut atau dapat menyediakan kegiatan liburan lainnya. Selain itu menurut Darmadji (dalam Yoeti, 2003) mendefinisikan bahwa paket wisata sebagai suatu rencana atau acara perjalanan wisata yang telah tersusun secara tetap dengan harga tertentu yang telah termasuk pula biaya-biaya untuk transportasi, akomodasi, fasilitas, darmawisata dikota-kota atau obyek wisata dan atraksi-atraksi wisata yang tercantum pada susunan acara. Produk wisata sebagai salah satu objek penawaran dalam pemasaran pariwisata memiliki unsure-unsur utama yang terdiri dari tiga bagian Yoeti (2003): 27 1. Daya tarik daerah tujuan wisata, termasuk didalamnya citra yang dibayangkan oleh wisatawan. 2. Fasilitas yang dimiliki daerah tujuan wisata meliputi akomodasi, usaha pengolahan makanan, parker, transportasi, rekreasi dan lain-lain. 3. Kemudahan untuk mencapai daerah tujuan wisata tersebut. Menurut Yoeti (2003), dalam bukunya “Tour and Travel Management” paket wisata adalah sebagai berikut: “Package Tour” atau paket wisata adalah tour yang direncanakan dan diselenggarakan oleh suatu travel agent atau tour operator atas resiko dan tanggung jawab sendiri dimana acara, lama, waktu tour, tempat mana yang akan dikunjungi, akomodasi, transportasi, serta makanan dan minuman dalam suatu harga yang sudah ditentukan. Jadi dapat disimpulkan pengertian paket wisata adalah suatu rencana atau susunan dari beberapa komponenen wisata yang dibuat oleh biro perjalanan wisata yang didalamnya meliputi destinasi wisata, hotel, restoran, transportasi dan lainnya sesuai dengan permintaan wisatawan dengan harga yang telah ditetapkan untuk dapat memuaskan keinginan wisatawan. 2.2.6 Tinjauan Tentang Wisata Kuliner Dalam buku karangan Suryani yang berjudul Seni Kuliner bali mengungkapkan tentang ketertarikan wisatawan mengenai masakan tradisional. Masakan tradisional terbukti memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan nusantara dan mancanegara. Dalam bukunya makanan tradisional yang bersumber dari bahan alami menjadi salah satu daya tarik buat seseorang berkunjung kesuatu daerah yang kaya akan makanan tradisional. Wisata kuliner juga memiliki keunggulan tersendiri terutama dalam masakan tradisional, hal ini dapat 28 dibuktikan dengan pengolahan bahan segar dan alami, kandungan lemak yang relatif lemah, tidak menggunakan zat adiktif, relative aman bagi kesehatan, sesuai dengan selera dan kebiasaan, biaya relatif murah dan bervariasi. Hal itu yang mendorong orang untuk melakukan wisata kuliner. Menurut Fadiati seorang pakar dibidang boga, seni kuliner merupakan seni yang mempelajari tentang makanan dan minuman serta berbagai hal yang berhubungan dengan makanan dan minuman tersebut, mulai dari persiapan, pengolahan, penyajian dan penyimpanannya. Sedangkan seni kuliner Indonesia adalah suatu seni yang mempelajari tentang makanan dan minuman yang memiliki cirri yang khas yang spesifik dari hidangan tradisional di seluruh plosok nusantara (Ariani, 1994). Dari seni kuliner ini berkembanglah istilah yang sangat marak dewasa ini yaitu wisata kuliner. Wolf (2004) menyatakan bahwa “Culinary tourism is not pretentious or exclusive. It includes any unique and memorable gastronomic experience, not just restaurant rate four star or batter, and include both and all type of beverages”. Bahwasanya wisata kuliner bukanlah suatu yang mewah dan eklusif. Wisata kuliner merupakan pengalaman yang unik dan mengesankan, bukan pada kemewahan restoran maupun kelengkapan jenis makanan maupun minuman yang tersedia. International Culinary Tourism Association (ICTA) menyatakan wisata kuliner bukan hal yang baru, berhubungan dengan agrowisata namun lebih terfokus pada bagaimana suatu makanan maupun minuman dapat menarik kedatangan wisatawan untuk menikmatinya. Wisata kuliner dapat memajukan pengalaman gastronomi yang khusus dan mengesankan. Jika ditengok kebelakang 29 wisata kuliner adalah suatu wadah yang penting untuk membantu perkembangan ekonomi dan pembangunan masyarakat dan dapat mengembangkan pemahaman antar budaya. Wisata kuliner dapat ditemukan baikdi daerah perkotaan dan pedesaan. Selanjutnya Wolf memberikan beberapa contoh dari aktifitas yang memenuhi persyaratan sebagai objek dan daya tarik wisata kuliner, yaitu: 1. kelas memasak maupun semiloka dari suatu produk makanan, baik didaerah perkotaan maupun pedesaan. 2. Ruang mencicipi anggur yang menarik, misalnya didalam sebuah gudang tua. 3. Sebuah restoran di pedesaan yang membuat makanan terbaik sehingga orangorang rela mengemudi lebih dari 3 jam untuk mencapainya. 4. Bir yang begitu unik: orang-orang melakukan suatu ziarah ke daerah pembuatan bir tersebut, setidak-tidaknya sekali seumur hidup. Untuk membantu perkembangan wisata kuliner, sebuah produk makanan maupun minuman harus disajikan secara unik dan mengesankan bagi wisatawan. Produk ini bisa dibuat dari perkebunan, pertanian maupun peternakan yang diolah dengan resep rahasia turun-temurun yang memiliki kekhasan dan rasa terbaik. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa wisata kuliner menekankan pada pengalaman gastronomi yang unik dan mengesankan. Bukan suatu hal yang mewah, walaupun sederhan tapi memberikan kesan lain dari biasanya, seperti makan mengibung, ini adalah sesuatu yang unik yang tidak ditemukan di daerah asal wisatawan. 30 2.2.7 Tinjauan Tentang Restoran Menurut Atmodjo (2005) restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisir secara komersil, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua konsumennya baik berupa makanan maupun minuman. Tujuan operasional restoran adalah untuk mencari keuntungan dan membuat puas para konsumennya. Menurutnya restoran terbagi kedalam tujuh kategori, yaitu : a. A La Carte Restaurant Adalah restoran yang telah mendapatkan ijin penuh untuk menjual makanan,lengkap dengan banyak variasi. Dimana konsumen bebas memilih sendiri makanan yang mereka kehendaki. Tiap-tiap makanan yang tersedia di restoran jenis ini memiliki harga tersendiri. b. Table D’hote Restaurant Adalah restoran yang khusus menjual menu yang lengkap (dari hidangan pembuka sampai hidangan penutup), dan tertentu dengan harga yang telah ditentukan. c. Cafetaria atau Cafe Adalah restoran kecil yang mengutamakan penjualan kue, roti, kopi dan teh. Pilihan makanan terbatas dan tidak menjual minuman beralkohol. d. Inn Tavern Adalah restoran dengan harga yang relatif cukup terjangkau dan dikelola oleh perorangan di tepi kota. Suasana dibuat dekat dan ramah dengan konsumennya serta menyediakan hidangan yang lezat. 31 e. Snack Bar atau Milk Bar Adalah restoran dengan tempat yang tidak terlalu luas yang sifatnya tidak resmi dengan pelayanan yang cepat, konsumen mengumpulkan makanan mereka diatas baki yang diambil dari atas counter (meja panjang yang membatasi dua ruangan) kemudian membawanya sendiri ke meja makan. Konsumen bebas memilih makanan yang disukai, disini lebih dikenal dengan nama restoran cepat saji (fast food). Makanan yang tersedia umumnya hamburger, roti isi, kentang goreng, ayam goreng, nasi, dan mie. f. Specialty Restaurant Adalah restoran yang suasana dan dekorasi seluruhnya disesuaikan dengan tipe khas makanan yang disajikan atau temanya. Restoran-restoran semacam ini menyediakan masakan Eropa, China, Jepang, India dan sebagainya. Pelayanan sedikit banyak berdasarkan tata cara negara asal makanan. g. Family Type Restaurant Adalah restoran sederhana yang menghidangkan makanan dan minuman dengan harga yang relatif murah dan terjangkau. Terutama disediakan untuk tamu-tamu keluarga maupun rombongan. Menurut Sugiarto (1996) menyatakan bahwa restoran adalah suatu tempat dengan jajaran meja-meja yang tersusun rapi, timbulnya aroma semerbak dari dapur dan adanya pelayanan yang baik. Menurut Soekresno (2001) restoran adalah suatu usaha komersial yang menyediakan jasa pelayanan makan dan minum bagi umum dan dikelola secara profesional. Sedangkan menurut Marsum (2001) menyatakan bahwa restoran adalah suatu tempat atau ruangan yang 32 dikelola secara komersial yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya baik berupa makanan dan minuman. 2.2.8 Tinjauan Tentang Analisis SWOT Menurut (Rangkuti, 2013) analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Oppurtunities) namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis harus menganalisis faktor-faktor strategi perusahaan. Setelah mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman, maka dapat disusun suatu rencana strategi yang ingin ditentukan. Untuk membuat sebuah analisis SWOT dengan cara membandingkan dari faktor eksternal (peluang dan ancaman) dan internal (kekuatan dan kelemahan) untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar diagram 2.1 diagram analisis SWOT. 33 Diagram 2.1 Analisis SWOT Peluang Eksternal III I Turn Around Agresif Kelemahan Internal Kekuatan Internal IV II Defensif Diversifikasi Ancaman Eksternal (Sumber : Rangkuti, 2013) Kuadran I: merupakan situasi yang sangat menguntungkan perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy). Kuadran II: meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar). Kuadran III: perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar tapi dilain pihak ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Strategi 34 perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Kuadran IV: merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Alat yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks ini menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks SWOT ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1 Matriks SWOT. Tabel 2.1 Matriks SWOT IFAS Strenght (S) tentukan 5-10 Weakness (W) tentukan 5-10 EFAS faktor kekuatan internal faktor kelemahan internal Strategi SO ciptakan strategi Strategi WO ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan yang meminimalkan untuk memanfaatkan peluang kelemahan untuk Oppurtunity (O) tentukan 510 faktor peluang eksternal memanfaatkan peluang Strategi ST ciptakan strategi Strategi WT ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan yang meminimalkan untuk mengatasi ancaman kelemahan dan menghindari Threats (T) tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal ancaman Sumber : Rangkuti, 2013. 35 Pada tabel 2.1 dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Strategi SO (Strength- Opportunity) Strategi ini di buat berdasarkan jalan pikiran perusahaan yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan yang ada untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. 2) Strategi ST (Strenght- Threats) Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan untuk mengatasi ancaman. 3) Strategi WO (Weakness- Oppurtunity) Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatn peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelamahan yang ada. 4) Strategi WT (Weakness- Threats) Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. 36