1. Kesalahan Merawat Bayi dan Menghindarinya by Raja Rasita Ramiyanti Walaupun orang tua sudah berusaha merawat bayinya sebaik mungkin dan sarat dengan teori-teori yang dibaca dari buku-buku mengenai cara merawat bayi/anak, ibu dan ayah yang baru memiliki bayi masih sering melakukan kesalahan. Mulai dari bayi yang tidak berhenti menangis sampai ke harus ruang gawat darurat sebuah rumah sakit. Berikut kesalahan yang kerap dilakukan dan cara mengatasinya. 1. Menengok bayi yang baru lahir Bayi berusia di bawah enam bulan memerlukan waktu untuk membentuk sistem ketahanan tubuh yang kuat. Oleh sebab itu, Anda tidak boleh sungkan-sungkan meminta teman dan kerabat yang datang untuk mencuci tangan sebelum memegang bayi Anda dan minta kepada mereka untuk tidak berada terlalu dekat dengan bayi, terutama bila mereka sedang batuk atau flu. Selain itu, hindari keramaian. Bila harus membawa si kecil keluar rumah, gendong anak dan hadapkan mukanya ke wajah Anda untuk menghindari orang yang tak dikenal berada dekat-dekat dengannya, 2. Pakaian Bayi yang baru lahir sangat mudah kepanasan. Jadi, sebaiknya pakaikan baju yang tidak terlalu tertutup. Kenakan baju bayi sesuai cuaca sehingga dia tidak merasa terlalu kepanasan atau terlalu kedinginan. 3. Kunci sebagai pengganti mainan Membiarkan anak Anda bermain dengan kunci sebagai pengganti mainan akan berisiko kunci tersebut dimasukkan ke dalam mulutnya. Bila gigi si kecil mulai tumbuh, simpan kunci-kunci karena kunci biasanya mengandung timah. Walaupun kadarnya rendah, tetap merupakan salah satu faktor penyebab penurunan IQ. Kadar timah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan otak. 4. Tidur tengkurap Penelitian menunjukkan, bayi yang tidur tengkurap di atas selimut yang lembut berisiko 21 kali lipat terserang SIDS (sudden infant death syndrome/sindroma kematian bayi mendadak) dibanding bayi yang tidur telentang di atas selimut yang tak terlalu lembut atau mudah bergeser. 5. Kekurangan cairan pada bayi yang tidak rewel Ada bayi yang tenang dan tidak rewel dan orang tua mengira bayinya tidak lapar. Hal ini ternyata keliru. Beri makanan pada bayi secara teratur dan perhatikan apakah ia sudah cukup makan atau belum. Tanda-tanda seorang bayi cukup makan adalah bila bayi mengompol paling tidak 6 kali dalam sehari pada usia satu minggu pertama sesudah kelahirannya. Bila Anda tidak melihat tanda-tanda ini, konsultasikan ke dokter. 6. Antibiotik Banyak orang tua yang meminta dokter untuk memberikan antibiotik pada buah hatinya yang sedang sakit. Antibiotik tidak baik untuk penyakit yang disebabkan oleh virus yang umum seperti flu, muntah-muntah, diare, dan sakit tenggorokan (kecuali bila infeksi yang disebabkan oleh bakteri streptokokus). Selain itu, kebiasaan mengonsumsi antibiotik menyebabkan bayi menjadi kebal dan pada saat yang diperlukan antibiotik menjadi tidak berfungsi. 7. Dosis tepat Beri obat pada si kecil sesuai dengan dosis yang disarankan. Dosis untuk bayi dan pada anak yang usianya lebih tua tidaklah sama. Untuk menghindari pemberian dosis yang berlebihan, ikuti saran yang diberikan dokter. 8. Benda-benda berbahaya "Suatu hari saya menemukan kapur barus di dalam hidung anak saya", cerita seorang ibu yang mempunyai balita berusia 1,5 tahun. Begitu si kecil dapat merangkak, periksa seluruh sudut rumah Anda, perhatikan hal-hal yang berbahaya yang dapat dijangkau oleh anak Anda. Pindahkan stop kontak yang berada di bawah, singkirkan vas, pajanganpajangan lain yang terbuat dari pecah-belah, ujung furnitur yang runcing, dan simpan obat-obatan dari tempat yang terjangkau oleh anak. 9. Anggapan bahwa alami berarti aman Jangan menganggap bahwa produk alami aman bagi bayi sampai Anda mendapatkan kepastiannya dari dokter Anda. Hal yang sama berlaku bagi obat-obatan yang dapat Anda temukan di internet. Cetak informasi tersebut dan konsultasikan pada dokter anak Anda. TIPS PENTING * Kotoran bayi Anda tidak perlu khawatir. Kadang kotoran bayi anda tampak aneh. Ada bayi yang kotorannya tidak keras, ada pula yang agak keras. * Menggendong bayi Pada usia 6 bulan sejak kelahirannya, sebaiknya Anda jangan terlalu sering menggendong si kecil. * Demam Pada bayi usia 6 minggu, Anda tidak perlu khawatir bila panas badannya mencapai 37°C sejauh dia tampak aktif dan gembira. Anda tidak perlu melarikannya ke rumah sakit, cukup menelepon dokter anak Anda. 2. Kiat Atasi Panik Saat Anak Sakit by Raja Rasita Ramiyanti Jangan lupa, kapan pun anak mengalami kondisi gawat darurat, ia harus segera dibawa ke dokter atau rumah sakit. Tanda-tanda gawat darurat pada anak di antaranya rewel atau menangis terus menerus tidak dapat ditenangkan, kesadaran menurun, tidur terus menerus, lemas dan sulit dibangunkan, kejang atau kaku kuduk leher, sakit kepala hebat yang menetap, gangguan napas yang menyebabkan bibir dan wajah membiru, muntah dan diare terus-menerus, muntah menyemprot, dehidrasi, kejang berulang atau lama, demam tinggi pada bayi kurang dari 6 bulan. PANIK! Perasaan ini pasti pernah dialami oleh kebanyakan ibu bila anaknya sakit. Apalagi kalau anak baru satu, rasa gelisah dan was-was saat buah hati tergolek lemas, sering kali menyiksa. Wajar memang, tapi sedini mungkin belajar mengatasi panik saat anak sakit sebetulnya akan sangat menguntungkan bagi anak dan orang tua. Bahkan, berdamai dengan panik bisa menghemat pengeluaran lho! Kok bisa? Ya, karena panik ketika anak sakit, sering kali malah menyebabkan ibu bingung. Padahal penyakit langganan yang kerap diderita anak seperti demam, batuk, pilek, dan mencret, tidak selamanya memerlukan obat. Mekanisme pertahanan tubuh manusia kerap ampuh melawan penyakit-penyakit ringan tanpa butuh ke dokter atau minum obat. Yang sering terjadi, ibu akan buru-buru membawa anaknya, yang demamnya baru sehari misalnya, ke dokter. Akibatnya, kunjungan ke dokter malah lebih sering. Pengeluaran semakin membengkak, tubuh anak pun kerap terpapar obat yang mungkin sebenarnya tidak perlu. Nah , panik memang merugikan bukan? Saat yang tepat ke dokter Jadi bagaimana agar ibu tidak panik ketika anak sakit? Knowledge is power , begitu kata Sir Francis Bacon. Dalam hal ini, ibu perlu membekali dirinya dengan mengenali tandatanda kapan anak harus dibawa ke dokter dan kondisi gawat darurat pada anak. Pengetahuan tersebut akan membuat ibu tenang dan lebih mudah memutuskan tindakan yang akan diambil. Kapan dokter dihubungi? Demam Biasanya, anak baru demam ringan saja ibu sudah buru-buru memberinya obat penurun panas, atau membawanya ke dokter. Padahal, kebanyakan demam tidak berbahaya dan belum tentu memerlukan obat penurun panas. Namun ada beberapa kondisi demam yang perlu diwaspadai. Dalam situs familydoctor.org ibu dianjurkan menghubungi dokter bila: - Bayi berusia kurang dari 3 bulan mengalami demam dengan suhu tubuh lebih dari 38 derajat Celcius. - Bayi berusia 3 hingga 6 bulan mengalami demam dengan suhu tubuh lebih besar dari 38,5 derajat Celcius. - Bayi serta anak berusia di atas 6 bulan mengalami demam dengan suhu tubuh di atas 40 derajat Celcius. Jika demam terus berlanjut lebih dari 72 jam, ibu juga perlu menghubungi dokter. Muntah dan diare Anak mengalami muntah umumnya bersamaan dengan diare atau penyakit perut lain yang disebabkan virus. Anak perlu segera dibawa ke dokter bila ia muntah terus menerus, ada nyeri perut hebat, dan anak mengalami dehidrasi. Tanda-tanda dehidrasi di antaranya buang air kecil menjadi jarang, bibir kering, berat badan turun, mata cekung, pada bayi ubun-ubun besar terlihat cekung, air kencing berwarna lebih tua dari biasanya, dan elastisitas kulit menurun. Anak juga perlu dibawa ke dokter bila ia sama sekali tidak mau minum, cairan muntahnya berwarna kehitaman atau kehijauan, cairan muntah keluar menyemprot, dan bila muntah disertai sakit kepala hebat. Jika anak muntah disertai adanya bintik-bintik merah muda atau keunguan yang tidak hilang saat ditekan, sebaiknya anak pun dibawa ke dokter. Begitu pula dengan diare. Anak yang diare perlu segera dibawa ke dokter bila ia mengalami tanda-tanda dehidrasi seperti yang telah disebutkan di atas. Dokter juga perlu segera dihubungi bila diare yang terjadi disertai demam tinggi, terdapat darah dalam tinja, atau bila anak mengalami diare kronis (lebih dari 2 minggu). Batuk dan pilek Sekalipun ingus yang keluar berwarna hijau, tak selamanya anak dengan batuk pilek harus dibawa ke dokter. Batuk pilek umumnya disebabkan virus, tak perlu antibiotika. Namun bila ingus kental berwarna hijau ini berlanjut hingga lebih dari 2 minggu, barulah anak perlu dibawa ke dokter. Dokter juga perlu dikunjungi bila anak mengalami batuk lebih dari satu minggu atau anak mengeluh nyeri telinga. Prinsipnya, bila kondisi anak dengan batuk pilek memburuk dalam 3-5 hari bawalah ia ke dokter. Akan tetapi, jika kondisi anak tetap baik, biarkan daya tahan tubuh anak yang mengobati batuk pileknya. Jika batuk pileknya tak kunjung sembuh dalam 10 hingga 14 hari, segera bawa anak ke dokter. Kondisi dikatakan memburuk bila anak mengalami batuk hebat disertai sesak napas (bernapas dengan sekuat tenaga), tampak kebiruan di sekitar bibir, mulut, dan wajah, batuk hebat disertai muntah-muntah, sangat rewel, susah dibangunkan (letargi), mengalami dehidrasi, dan dahak mengeluarkan darah. Terdapat perkecualian pada bayi yang berusia kurang dari 3 bulan. Dokter tetap harus dihubungi bila si bayi mengalami batuk pilek atau terbatuk-batuk selama beberapa jam. Kondisi gawat darurat Jangan lupa, kapan pun anak mengalami kondisi gawat darurat, ia harus segera dibawa ke dokter atau rumah sakit. Tanda-tanda gawat darurat pada anak di antaranya rewel atau menangis terus menerus tidak dapat ditenangkan, kesadaran menurun, tidur terus menerus, lemas dan sulit dibangunkan, kejang atau kaku kuduk leher, sakit kepala hebat yang menetap, gangguan napas yang menyebabkan bibir dan wajah membiru, muntah dan diare terus-menerus, muntah menyemprot, dehidrasi, kejang berulang atau lama, demam tinggi pada bayi kurang dari 6 bulan. Nah , bila Ibu sudah mengenali tanda-tanda kapan anak perlu dibawa ke dokter dan kondisi gawat darurat pada anak, Ibu tak perlu panik lagi bila anak sakit. Agar Ibu semakin tenang, sambil memantau kondisi anak, Ibu bisa mencari informasi tentang gejala penyakit yang diderita anak dari buku, internet, atau sumber-sumber yang dapat dipercaya. Dengan demikian, pemahaman Ibu semakin bertambah, Ibu bisa bertindak tenang, tepat dan cepat. Uang pun tak terbuang untuk hal-hal yang tak diperlukan, menguntungkan bukan? 3. Cara Memandikan Bayi by Raja Rasita Ramiyanti Tuangkan air dingin ke dalam bak mandi, kemudian tambahkan air panas secukupnya sampai mencapai suhu 40 derajat Celsius untuk bayi berumur sampai 2 bulan, lalu berangsur turunkan suhu sampai 27 derajat Celsius untuk bayi di atas 2 bulan. Isilah bak mandi dengan air setinggi kira-kira 7,5 cm dari dasar bak. Untuk bayi yang baru lahir, bersihkan terlebih dahulu kedua matanya dengan kapas yang telah direndam air matang. Bersihkan mata bayi dari ujung mata ke arah hidung, Gunakan kapas yang berbeda untuk masing-masing mata. Bersihkan pula lubang hidung si kecil secara perlahan-lahan dengan cotton buds yang telah terlebih dahulu dicelupkan ke dalam air bersih. Gantilah kapas untuk masingmasing lubang hidung. Hati-hati, jangan memasukkan cotton buds terlalu dalam. Kemudian bersihkan juga daun telinga si kecil dengan cotton buds yang telah diberi baby oil. Jangan masukkan cotton buds ke dalam lubang telinga, bersihkan bagian luar telinganya saja. Sebelum membersihkan tubuhnya, bukalah baju bayi secara bertahap. Mula-mula bukalah baju bagian atas, baru kemudian popok atau celana bayi. Bersihkan alat kelamin dan pantat bayi dengan kapas bulat yang sudah dibasahi air. Bersihkan setiap lipatannya. Kemudian mulailah menyabuni rambutnya serta seluruh badan bayi, terutama lipatanlipatan kaki, paha, tangan serta lehernya dengan menggunakan sabun bayi. Ukur kembali suhu air dalam bak mandi. Kemudian selipkan tangan kiri Anda ke bawah tengkuk si kecil, lalu pegang erat-erat ketiaknya. Sanggahlah tengkuk si kecil dengan pergelangan tangan Ibu, lalu pegang tubuhnya dengan tangan kanan Ibu. Angkatlah si kecil dan masukkan ke dalam bak mandi. Sementara tangan kiri Anda menyangga kepala dan memegangi ketiaknya, tubuhnya sebagian terendam dalam air. Gunakan tangan kanan Ibu untuk membersihkan sabun di telinga, leher, dan seluruh badannya. Biarkan si kecil bermain dalam air selama sekitar 2-5 menit. Bila si kecil sudah cukup besar, berikan mainan kapal-kapalan atau bebek-bebekan agar acara mandi semakin menyenangkan. Untuk membersihkan bagian belakang tubuhnya, balikkan badan si kecil, kemudian sanggah badannya dengan tangan kiri Anda dan pegang erat-erat ketiaknya. Lalu dengan tangan kanan, bersihkanlah punggungnya. Setelah acara mandi selesai, angkatlah tubuh si kecil dari dalam air, lalu bungkuslah tubuhnya dengan handuk. Sambil mengajaknya bercengkrama, keringkan tubuh bayi dengan cara menekan-nekankan handuk bayi ke tubuhnya. Setelah tubuhnya kering, taburkan bedak bayi di dada, perut dan punggungnya, agar tubuhnya wangi dan segar. Perhatikan setiap lipatan dan lekukan khususnya di daerah kemaluaannya. Usapkan lipatan pada kemaluan si kecil dengan baby oil. Terakhir, pakaikan popok dan baju bayi, lalu sisirlah rambutnya dengan sisir khusus untuk rambut bayi. Bila cuaca mengijinkan, ajakan si kecil jalan-jalan atau berjemur di bawah sinar matahari pagi. 4. Menghitung Masa Subur by Raja Rasita Ramiyanti Menghitung masa subur. Hamil adalah suatu masa dari mulai terjadinya pembuahan dalam rahim seorang wanita sampai bayinya dilahirkan. Kehamilan terjadi ketika seorang wanita melakukan hubungan seksual pada masa ovulasi atau masa subur dan sperma pria pasangannya akan membuahi sel telur matang wanita tersebut. Kehamilan adalah suatu hal yang ditunggu-tunggu bagi pasangan suami isteri yang mendambakan hadirnya seorang anak di keluarganya. Dengan hadirnya buah hati, keluarga akan penuh dihiasi oleh gelak canda tawa anak, suara riang anak, keluarga terasa semakin "hidup" dan yang terpenting keluarga terasa makin lengkap. Namun, ada kalanya pasangan suami isteri merasa kecewa karena kehamilan yang ditunggu-tunggu tidak jua kunjung datang. Sulitnya untuk hamil tersebut sampai-sampai menimbulkan stress yang mendalam pada pasangan suami isteri. Banyak kendala yang membuat mereka sulit untuk mendapatkan kehamilan di mulai dari masalah Kesuburan, tingkat psikologi mereka, disfungsi hormon, dll. Namun ada kalanya kehamilan tidak mereka dapatkan karena mereka tidak tepat melakukan hubungan seksual. Mereka tidak mengetahui, kapan wanita memasuki masa subur sehingga kesempatan untuk terjadi ovulasi semakin besar. Masa subur sangat besar artinya bagi mereka yang menginginkan hamil dan bagi yang ingin menunda kehamilan. Bagi yang menginginkan kehamilan, masa subur bisa dijadikan patokan untuk melakukan hubungan seksual karena saat ini ovulasi sedang terjadi sehingga kemungkinan hamil sangat besar. Sedangkan bagi yang mau menunda kehamilan, masa subur merupakan masa yang harus dihindari untuk mencegah terjadinya kehamilan. Banyak cara dan metode yang dapat digunakan untuk mengetahui kapan masa subur tersebut, yaitu: Sistem kalender. Menentukan masa subur dengan menggunakan sistem kalender ada dua cara yaitu : Bagi yang siklus haidnya teratur, masa subur berlangsung 14 +/- 1 hari haid berikutnya. Artinya masa subur berlangsung pada hari ke 13 sampai hari ke 15 sebelum tanggal haid yang akan datang. Bagi yang siklus haidnya tidak teratur maka pertama tama harus dicatat panjang siklus haid sekurang kurangnya selama 6 siklus. Dari jumlah hari pada siklus terpanjang, dikurangi dengan 11 akan diperoleh hari subur terakhir dalam siklus haid tersebut. Sedangkan dari jumlah hari pada siklus terpendek dikurangi 18, diperoleh hari subur pertama dalam siklus haid tersebut. Misal : siklus terpanjang = 31, sedangkan siklus terpendek = 26, maka masa subur dapat dihitung, 31 – 11 = 20, dan 26 -18 = 8, jadi masa subur berlangsung pada hari ke 8 sampai hari ke 20. Yang Tidak Boleh Dilakukan Selama Kehamilan by Raja Rasita Ramiyanti on Saturday, 17 December 2011 at 12:19 Mendapatkan kehamilan, berarti mendapatkan anugerah yang tidak terkira dari Yang Maha Kuasa. Kehamilan adalah suatu anugerah yang harus diperhatikan betul, dipelihara dan dijaga dengan baik hingga nantinya saat lahir menjadikannya seorang bayi yang sehat dan berkualitas. Namun ada kalanya seorang ibu hamil belum mengetahui secara pasti hal-hal apa saja yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan selama kehamilan, terutama pada saat kehamilan pertama. Hal ini justeru penting diketahui oleh para ibu hamil untuk menjaga kehamilan tetap sehat dan berkualitas. Berikut kami coba berikan tips mengenai hal-hal yang tidak boleh dilakukan selama kehamilan. Memakai Sepatu Hak Tinggi Penggunaan sepatu hak tinggi dapat menyebabkan peregangan otot-otot di daerah pinggang. Ibu hamil akan lebih sering mengeluskan rasa sakit dan pegal di daerah pinggang. Hal ini disebabkan pada saat hamil terjadi perubahan sumbu tubuh, dimana tubuh akan cenderung condong ke depan, sehingga ibu hamil berusaha menegakkan tubuh dengan cara meregangkan otot pinggang dan punggung. Nah, jika ibu hamil menggunakan sepatu dengan hak tinggi, peregangan otot di daerah pinggang dan punggung akan semakin bertambah, karena beban ke depan menjadi double, dari kehamilan itu sendiri dan juga dari sepatu hak tinggi, dan ini mengakibatkan pinggang dan punggung terasa semakin sakit. Selain itu sepatu dengan hak tinggi dapat mengganggu keseimbangan tubuh, terutama pada saat kehamilan mulai membesar. Hal ini menimbulkan ibu hamil beresiko untuk jatuh. Akibat terjatuh, biasanya kehamilan dan ibu hamil itu sendiri akan mengalami trauma, dan yang lebih buruk akan terjadinya cacat janin atau keguguran. Menggunakan Obat Anti Nyamuk Obat anti nyamuk mengandung baham kimia aktif yang termasuk golongan pestisida. Efek samping zat kimia ini antara lain memicu kerusakan saraf. Obat anti nyamuk semprot bahkan mengandung minyak tanah yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal pada janin. Obat anti nyamuk dalam bentuk oles atau lotion mengandung bahan korosif dan dapat diserap kulit sehingga menjadi racun dalam tubuh. Untuk itu, penggunaan obat anti nyamuk baik dalam bentuk semprot, bakar, listrik, maupun oles (lotion) tidak adianjurkan bagi ibu hamil. Pakailah kelambu di tempat tidur atau kasa nyamuk di setiap ventilasi rumah untuk menghindari gigitan nyamuk. Ibu hamil juga dapat menggunakan kayu putih sebagai obat anti nyamuk. Melewati Perjalanan Yang Jelek Banyak pertanyaan selama ini ke kami mengenai boleh tidaknya seorang ibu hamil mengendarai motor atau mobil. Banyak beranggapan bahwa seorang ibu hamil tidak boleh mengendarai sepeda motor atau mobil, karena dapat menggangu kesehatan kehamilan. Namun, sebetulnya yang tidak boleh itu adalah mengendarai kendaraan bermotor melewati jalan yang jelek, karena hal ini dapat memberikan guncangan kepada kehamilan itu sendiri. Guncangan yang sering akan memberikan trauma kepada kehamilan. Selain itu guncangan pada saat melewati jalan yang jelek adalah dapat membuat otot punggung, pinggang, perut dan paha ibu hamil meregang sehingga ibu hamil mudah mengalami kelelahan. Kurangilah kecepatan kalo melewati jalan yang jelek atau lebih baik cari rute lain dengan jalan yang lebih baik. Selain itu, untuk mengendarai mobil, sebaiknya ibu hamil dengan kehamilan 7 bulan ke atas jangan mengendarai mobil, dikhawatirkan perut yang semakin membesar membuat mengendarai steer mobil menjadi terganggu, dan mengendarai mobil menjadi tidak aman. Mengkonsumsi Obat-obatan Tanpa Petunjuk Dokter Obat yang dikonsumsi ibu hamil dapat masuk ke dalam plasenta dan sirkulasi janin. Beberapa jenis obat bahkan dapat di sekresi melalui ASI sehingga kadarnya dalam sirkulasi tubuh bayi hampir sama dengan kadar dalam darah ibu yang dalam beberapa situasi akan membahayakan bayi. Beberapa jenis obat boleh diminum selama kehamilan ataupun menyusui karena terbukti aman, baik bagi ibu hamil maupun janin. Namun, beberapa jenis obat lain yang berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan ibu hamil dan janin. Dan kami yakin, tidak semua ibu hamil mengetahui mana obat yang aman dan mana yang tidak. Oleh karena itu setiap jenis obat ataupun jamu yang akan dikonsumsi, lebih baik konsultasikan dulu dengan dokter anda, jangan hanya percaya pada "kata orang". Diet Selama Kehamilan Melakukan diet selama kehamilan akan membahayakan ibu hamil dan janin. Diet selama kehamilan akan menyebabkan kekurangan vitamin, mineral, dan zat-zat lain yang sangat diperlukan selama kehamilan. Lagian untuk apa diet? toh kalo hamil perut akan terus membesar, jadi nggak ada gunanya sama sekali diet selama kehamilan. Jenis Konsumsi Yang Beresiko Bagi Kehamilan Untuk mengetahui jenis konsumsi baik makanan ataupun minuman yang dapat memberikan efek jelek bagi kehamilan, silahkan baca artikel kami mengenai "Konsumsi Yang Beresiko Selama Kehamilan" 5. Waspadai Keguguran by Raja Rasita Ramiyanti Memiliki anak merupakan dambaan setiap pasangan yang telah menikah. Tapi apa daya jika kehamilan itu tidak dapat dipertahankan atau biasa disebut keguguran. Kenali apa saja penyebab keguguran tersebut dan hal hal apa yang mesti dilakukan agar keguguran dapat dihindari. Apa sih keguguran itu? Menurut Dr. Kanadi Sumapraja, SpOG(K), staf bagian obserti dan Ginekologi FKUI-RSCM Keguguran adalah penghentian proses kehamilan pada usia dibawah 20 minggu. Pada saat itu janin memiliki berat kurang lebih 500 gram. Keguguran ada yang bersifat sporadic atau dikenal dengan keguguran berulang.dimana keguguran sporadis tidak memiliki pola dan sebagian besar disebabkan oleh kelainan kromosom, bisa pada sel telur atau sel sperma. Apa sih penyebab keguguran? Selain penyebab kelainan kromosom, ada banyak factor yang diduga menjadi penyebab keguguran, antara lain adalah: ·Penyakit Autoimun, yaitu penyakit systemic lupuserythematosus (SLE) dan adanya antiphospolipid antibody(APLAs) ·Kelainan anatomi, biasanya diakibatkan oleh kelainan rahim atau leher rahim. ·Adanya infeksi, ada beberapa kuman yang dapat menyebabkan keguguran misalnya chlamidia trachomatis dan nesseiria gonorrhoe. ·Pengaruh lingkungan dan gaya hidup. Perhatikan gaya hidup. Keguguran juga dapat diakibatkan oleh gaya hidup. Wanita yang cenderung merokok, mengkonsumsi minuman keras, obesitas atau berat badan kurang dapat memiliki gangguan hormon yang berakibat gangguan kehamilan. Belum ada penelitian yang akurat tentang keadaan wanita stress dapat menyebabkan keguguran. Tidak usah khawatir dan tidak usah mengurangi waktu kerja, karena belum ada data jika tetap mengerjakan pekerjaan harian tanpa menguranginya dapat menimbulkan keguguran terhadap wanita. Apa saja sih jenis keguguran?Pada saat wanita mengalami keguguran ada beberapa tingkatan yang. Tingkat dan tindakan yang dilakukan saat keguguran ditentukan semuanya oleh dokter. Jenis jenisnya adalah : 1.Abortus komplet, dimana jika wanita mengalami keguguran tingkat ini semua hasil konsepsi keluar semua. Tandanya antara lain, embrio sudah berbentuk janin dan lepas semua dari dinding rahim. Terjadi biasanya diawal kehamilan ketika plasenta belum terbentuk. Janin sendiri akan keluar dari rahim, baik secara spontan maupun dengan alat bantu. Pada abortus ini biasanya tidak dilakukan tindakan apa apa. Sementara jika pasien datang dengan pendarahan dan masih terlihat sisa jaringannya, maka dilakuakn pembersihan sisa jaringan melalui cara kuret. 2.Abortus tidak lengkap (inkomplet), tandanya antara lain sebagian jaringan embrio sudah terlepas dari dinding rahim dan sebagian jaringan ada dimulut rahim. Untuk kasus ini jika terjadi pendarahan terus menerus embrio / janin harus segera dikeluarkan. 3.Abortus insipiens, sebagian jaringan sudah turun dan berada dimulut rahim, tapi seluruh embrio masih berada didalam rahim. Pada kasus ini sangat kecil kemungkinan untuk mempertahankan kehamilan. 4.Abortus imminens, tandanya hasil pepbuahan (embrio) lepas sebagian atau terjadi pendarahan dibelakang tempat embrio menempel. Karena embrio masih berada dibelakang rahim dan dapat bertahan hidup, sehingga masih bisa diselamatkan. Tanda tanda jika mengalami keguguranBiasanya sebelum mengalami keguguran, akan didahului dengan tanda-tanda. Apa saja? ·Pendarahan. Tanda keguguran yang paling umum dan sering terjadi ini hanya bisa berupa bercak bercak yang berlangsung lama sampai pendarahan hebat. ·Kram dan kejang pada perut, seperti yg biasanya terjadi pada mereka yang terserang kram perut pada awal datang bulan. Biasanya kram perut ini terjadi berulang kali dalam waktu yang lama. ·Nyeri pada bagian bawah perut. Rasa nyeri biasanya cukup mengganggu dan dalam waktu lama. Sakit yang tak kunjung redapada bagian bawah panggul, selangkangan dan daerah alat kelamin. Keluhan ini biasanya muncul beberapa jam bahkan beberapa hari setelah muncul gejala pendarahan. Kapan sih waktu yang tepat untuk kembali hamil setelah mengalami keguguran?Tidak ada alasan untuk menunda kehamilan , anda bisa hamil kapan saja. Kecuali jika ada masalah kejiwaan karena trauma dengan keguguran, atau memiliki masalah kesehatan lain misalnya diabetes atau penyakit tiroid. Jika keguguran anda dikarenakan infeksi (mis: toksoplasma) maka perlu waktu untuk tubuh untuk membentuk zat antibody selama 6- 8 minggu. Banyak wanita yang khawatir setelah megalami keguguran. Tidak usah khawatir, bagi anda yang pernah mengalami keguguran, maka kemungkinan anda untuk melahirkan anak masih cukup tinggi. Kemungkinan untuk keguguran kembali hanya 15%. Sehingga tidak diperlukan pengobatan khusus. Tapi untuk wanita yang telah mengalami keguguran 2 kali bahkan sampai 3 kali berturut turut, kemungkinan untuk kembali keguguran menjadi lebih besar. Untuk pasien yang mengalami hal tersebut dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya. Mungkin saja ada kelainan genetic atau mengalami kelainan lain seperti sindrom APS atau trombophilia. Tingkatkan gaya hidup yang sehat, untuk menghindari keguguran. 6. Bayi Muntah by Raja Rasita Ramiyanti Hampir setiap bayi pernah muntah dan bisa terjadi di usia berapa saja. muntah seperti apa yang harus diwaspadai? Para ibu, apakah Anda masih memakaikan gurita pada si kecil? Bila ya, sebaiknya segeralah hentikan. Sebab, seperti dituturkan dr. Kishore R.J., SpA dari RSIA Hermina Podomoro, pemakaian gurita dapat menyebabkan bayi muntah . Lo, apa hubungannya? “Pemakaian gurita membuat lambung si bayi tertekan. Bila dalam keadaan seperti itu si bayi dipaksakan minum, maka cairannya akan tertekan. muntah lah dia,” jelas Kishore. Hal lain yang paling sering bikin bayi muntah ialah posisi menyusui. Sering ibu menyusui sambil tiduran dengan posisi miring sementara si bayi tidur telentang. Akibatnya, cairan tersebut tidak masuk ke saluran pencernaan, tapi ke saluran nafas. Bayi pun muntah . Karena itu, Kishore mengingatkan, “Kalau menyusui, posisi bayi dimiringkan. Kepalanya lebih tinggi dari kaki sehingga membentuk sudut 45 derajat. Jadi cairan yang masuk bisa turun ke bawah.” Untuk bayi yang menyusu dari botol, pemakaian bentuk dot juga berpengaruh pada muntah. Jika si bayi suka dot besar lalu diberi dot kecil, ia akan malas mengisap karena lama. Akibatnya susu tetap keluar dari dot dan memenuhi mulut si bayi. Hal ini bisa membuat bayi tersedak yang lalu muntah. Sebaliknya bayi yang suka dot kecil diberi dot besar akan refleks muntah karena ada benda asing. GUMOH muntah yang sering terjadi dan biasa dialami pada bayi ialah muntah yang disebut gumoh. Hal ini disebabkan fungsi pencernaan bayi dengan peristaltik (gelombang kontraksi pada dinding lambung dan usus) untuk makanan dapat masuk dari saluran pencernaan ke usus, masih belum sempurna. Itu sebabnya ada makanan yang masih tetap di lambung, tidak keluar-keluar karena peristaltiknya tidak bagus. Akibatnya, terjadilah muntah atau gumoh. Biasanya bayi mengalami gumoh setelah diberi makan. Selain karena pemakaian gurita dan posisi saat menyusui, juga karena ia ditidurkan telentang setelah diberi makan. “Cairan yang masuk di tubuh bayi akan mencari posisi yang paling rendah. Nah, bila ada makanan yang masuk ke oserfagus atau saluran sebelum ke lambung, maka ada refleks yang bisa menyebabkan bayi muntah ,” terang Kishore. Lambung yang penuh juga bisa bikin bayi gumoh. Ini terjadi karena makanan yang terdahulu belum sampai ke usus, sudah diisi makanan lagi. Akibatnya si bayi muntah. “Lambung bayi punya kapasitasnya sendiri. Misalnya bayi umur sebulan, ada yang sehari bisa minum 100 cc, tapi ada juga yang 120 cc. Nah, si ibu harus tahu kapasitas bayinya. Jangan karena bayi tetangganya minum 150 cc lantas si ibu memaksakan bayinya juga harus minum 150 cc, padahal kapasitasnya cuma 120. Jelas si bayi muntah.” BISA MASUK PARU-PARU muntah pada bayi bukan cuma keluar dari mulut, tapi juga bisa dari hidung. Tapi tak usah cemas. Hal ini terjadi karena mulut, hidung, dan tenggorokan punya saluran yang berhubungan. Pada saat muntah, ada sebagian yang keluar dari mulut dan sebagian lagi dari hidung. Mungkin karena muntah nya banyak dan tak semuanya bisa keluar dari mulut, maka cairan itu mencari jalan keluar lewat hidung. Yang perlu dikhawatirkan, seperti dituturkan Kishore, bila si bayi tersedak dan muntah nya masuk ke saluran pernafasan alias paru-paru. “Nah, itu yang bahaya,” tukasnya. Lebih bahaya lagi jika si bayi tersedak susu yang sudah masuk ke lambung karena sudah mengandung asam dan akan merusak paru-paru. Jika ini yang terjadi, tak ada pilihan lain kecuali membawanya ke dokter. Untuk mencegah kemungkinan tersedak, Kishore menganjurkan agar setiap kali bayi muntah selalu dimiringkan badannya. Akan lebih baik jika sebelum si bayi muntah (saat menunjukkan tanda-tanda akan muntah ) segera dimiringkan atau ditengkurapkan atau diberdirikan sambil ditepuk-tepuk punggungnya. Adakalanya ibu yang kasihan melihat bayinya muntah lalu diberi minum lagi. Menurut Kishore, boleh-boleh saja, “Asal proses muntahnya sudah dibersihkan sehingga tak ada lagi sisa muntah. Kalau muntah nya masih ada terus diberi minum lagi, si bayi bisa kelepekan sehingga masuk ke saluran nafas.” Soal sampai kapan si bayi berhenti muntah dalam arti gumoh, menurut lulusan FK Universitas Airlangga Surabaya yang mengambil spesialisasinya di FKUI ini, tak sama pada setiap bayi. Tapi pada umumnya, setelah si bayi mulai bisa duduk dan berdiri, biasanya frekuensi muntahnya berkurang banyak karena cairan turun ke bawah menjadi lebih gampang. muntah Yang Harus Diwaspadai. Ada beberapa bentuk muntah pada bayi yang harus diwaspadai para ibu, yakni: * muntah sehabis diberi makan atau disusui bila muntah nya berwarna hijau tua. Hal ini menunjukkan ada kelainan pada saluran pencernaan si bayi, yakni ada sumbatan di bawah usus halus. Warna hijau tua pada muntah merupakan cairan dari empedu yang keluar. Kadang kalau ada sumbatan, meskipun si bayi tidak makan, ia bisa muntah karena cairan empedu keluar dan enzim-enzim lain tak bisa lewat. Ada dua macam sumbatan, yang penuh dan parsial (sebagian). Sumbatannya bisa di mana saja. Bisa di antara oserfagus dan lambung atau antara lambung dan usus. Karena ada sumbatan yang parsial, kadang kelainan ini tak bisa diketahui secara pasti penyebabnya sebelum dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Misalnya dengan rontgen atau USG dicari penyebabnya lalu dihilangkan. Bila perlu dilakukan operasi jika sumbatannya akibat tumor atau kelainan bawaan. Tapi kasus seperti ini jarang terjadi. * Bentuk muntah annya menyemprot seperti air mancur. Makan atau tidak makan, si bayi mengelurkan muntah yang menyemprot seperti air mancur. Ini harus segera diperiksakan ke dokter. Karena muntah yang demikian menunjukkan ada kelainan pada susunan saraf pusat di otak si bayi. Biasanya terjadi jika si bayi habis terjatuh. * muntah karena keracunan. Anda mungkin bingung. Bayi, kok, bisa keracunan makanan? “Memang seharusnya tidak boleh terjadi keracunan makanan pada bayi mengingat bayi hanya makan makanan rumah. Tapi hal itu bisa saja terjadi,” tutur Kishore. Misalnya, pengasuh tak mencuci tangannya dengan bersih sebelum membuatkan makanan bayi. Atau botol susunya tidak disterilkan. Hal ini selain menyebabkan keracunan, juga bisa membuat infeksi pada saluran pencernaan. Gejala awal keracunan adalah muntah-muntah yang lalu diikuti diare. Tapi kalau infeksi pada saluran pencernaan, diare lebih dulu yang terjadi. Baru setelah itu ada gangguan keseimbangan elektrolit yang menyebabkan muntah. Bentuk muntahnya sama, berupa cairan. Bayi harus diberi banyak cairan setiap kali habis muntah dan diare. Cairan apa saja. Entah itu air tajin, larutan gula garam, teh manis pakai gula, maupun jus buah (asal jangan yang asam). Dibanding diare, menurut Kishore, muntah lebih berbahaya. Karena muntah berarti tak ada cairan yang masuk, yang bisa menyebabkan kekurangan cairan atau dehidrasi. Tapi kalau diare dan si bayi masih mau minum, tak masalah sebetulnya, selama yang diminum dan dikeluarkan proporsinya sama. Bayi yang mengalami dehidrasi dapat dilihat dari mulutnya yang mengering, mata cekung, hampir tak ada air mata, bila ditekan kulitnya tak kembali ke bentuk semula (tidak elastis sebagaimana kulit normal). “Mungkin kalau bayi lebih gampang terlihat dari berat badannya. Kalau turun berarti ada tanda-tanda dehidrasi,” tutur Kishore. Jika berat badan si bayi turun lebih besar atau sama dengan 5-10 persen dari berat badannya, maka si bayi harus diinfus. * muntah darah. Ada kemungkinan bayi muntah disertai darah. Jika hanya berupa bercak, berarti ada streching (luka di tenggorokan) akibat muntah. Jika muntahnya berwarna merah dan byor-byoran, bisa dicurigai ada pembuluh darah yang pecah. Jika darahnya berwarna hitam, berarti ada darah di lambung. “Kadang si bayi mimisan dan darahnya tertelan sampai ke lambung. Hal ini menimbulkan rasa tak enak, sehingga si bayi refleks untuk muntah ,” terang Kishore. Pemeriksaan ke dokter dilakukan tergantung pada jenis dan banyaknya darah. Pendarahan yang banyak sangat berbahaya karena menurunkan kadar hemoglobin sehingga bayi kekurangan cairan dalam pembuluh darah. Membersihkan muntah . Langsung bersihkan bekas muntah dengan lap basah atau kering agar tak sempat berkontak terlalu lama dengan kulit si bayi. Kalau tidak, kulit akan memerah atau terjadi iritasi, yang berarti harus dilakukan pengobatan khusus. Untuk membersihkan bekas muntah pada perabot atau lantai maupun pakaian yang terkena muntah, gunakan campuran air dan soda kue. Selain dapat menghilangkan noda yang menetap, juga akan menghilangkan baunya. Mencegah muntah. Masih ada beberapa hal lagi yang perlu diperhatikan para ibu untuk mencegah kemungkinan bayi muntah , yakni: * Jangan memberi minum susu selagi bayi menangis. Berhentilah menyusui untuk menenangkannya. * Tegakkan bayi setegak mungkin selama dan beberapa waktu setelah minum susu. * Pastikan dot botol tak terlalu besar atau terlalu kecil, dan botol dimiringkan sedemikian rupa sehingga susu, bukan udara, yang memenuhi bagian dotnya. * Jangan mengangkat-angkat si bayi selama atau sesudah ia minum. Jika mungkin letakkan dan ikat sebentar si bayi pada kursi bayi atau kereta dorongnya. * Jangan lupa membuat bayi bersendawa. 7. Posisi Tidur yang Baik Selama Hamil by Raja Rasita Ramiyanti Pada kehamilan trimester awal ibu hamil bisa tidur dengan posisi apapun yang dapat memberikan rasa nyaman untuk dirinya, karena perutnya belum membesar. Ibu hamil biasanya mulai cemas ketika memasuki trimester ke dua. Namun sebenarnya ibu hamil tidak perlu khawatir. Kenapa? Karena sesungguhnya tubuh ibu di ciptakan begitu unik sehingga dapat memberikan perlindungan. selain itu, bagi janin dalam kandungan ibu hamil tidak pernah merasa tak nyaman karena keberadaannya mengapung dalam cairan ketuban dan mempunyai ruang sendiri untuk bergerak bebas. Walaupun begitu ibu hamil juga harus hati-hati dalam memilih posisi tidur, seperti tips berikut ini: Tidur Dengan Posisi Tengkurap Posisi ini sebenarnya cukup aman untuk ibu hamil. Tapi biasanya pasca kehamilan trimester pertama, karena adanya pembesaran payudara dan juga rangsang payudara yang lebih sensitif akan menimbulkan ketidaknyamanan untuk tidur tengkurap. Dan pada saat di mana perut anda sudah mulai membesar (awal 14 minggu) tidur dengan posisi tengkurap menjadi sangat tidak nyaman karena anda harus menyokong paha dengan bantal untuk dapat tidur tengkurap karena perut yang mulai membesar. Tidur Dengan Posisi Terlentang Posisi ini di anjurkan setelah kehamilan 16 minggu ibu hamil untuk tidak tidur terlentang, karena dengan tidur posisi terlentang Anda akan meletakan seluruh berat rahim ke bagian belakang, usus, dan vena cava inferior. Tidur posisi terlentang juga dapat meningkatkan resiko sakit pinggang, wasir,dan gangguan pencernaan, dan mengganggu pernapasan dan sirkulasi. Posisi tidur terlentang pada trimester kedua dan ketiga juga dapat mempengaruhi tekanan darah. Untuk beberapa wanita, dapat menyebabkan penurunan darah yang membuat mereka merasa pusing, untuk yang lain malah meningkatkan tekanan darah. Pada kasus kehamilan dengan tekanan darah tinggi , tidur pada posisi terlentang sangat tidak dianjurkan. Tidur Dengan Posisi Miring Lalu posisi tidur yang bagaimanakah yang terbaik? Sampai saat ini belum ada penelitian lebih lanjut tentang posisi tidur yang aman untuk wanita hamil. Tapi sangat dianjurkan setelah kehamilan 16 minggu, sebaiknya ibu hamil tidur dengan posisi miring ke sebelah kiri, karena posisi ini memberi keuntungan untuk bayi anda untuk mendapatkan aliran darah dan nutrisi yang maksimal ke plasenta karena adanya vena besar (vena cava inferior ) dibagian belakang sebelah kanan svina yang mengembalikan aliran darah ke tubuh bagian bawah ke jantung. yang juga dapat membantu ginjal untuk membuang sisa produk dan cairan dari tubuh ibu sehingga mengurangi pembengkakan pada kaki, pegelangan kaki dan tangan. Tidur posisi ke kanan juga baik. Anda dapat mengganti posisi ke kanan dan ke kiri untuk membuat anda tidur lebih nyaman. Jika anda terbangun di malam hari dan menemukan ternyata anda tidur terlentang, Anda jangan kwawatir karena anda tidak melakukan sesuatu yang mencelakai bayi anda. Kembali saja pada posisi miring. Lagi pula pada kehamilan lanjut, dimana perut sudah membesar, disertai kondisi lain seperti kram, sering kencing, kontraksi palsu, bayi yang menendang perut, rasa asam lambung yang meningkat yang akan menyebabkan ibu hamil akan terbangun beberapa kali di malam hari, karena ibu hamil sudah pasti akan berubah posisi tidur beberapa kali dan otomatis tidak seterusnya tidur dengan posisi terlentang. Tips:Untuk tidur dengan posisi miring yang lebih nyaman letakan bantal diantara dengkul anda dan satu di punggung anda. Atau anda dapat membeli khusus bantal ibu hamil 8. Makanan Yang Harus Dihindari Selama hamil by Raja Rasita Ramiyanti Makanan merupakan faktor yang penting guna membentuk sebuah kehamilan yang sehat. Dengan makanan yang memiliki nutrisi dan gizi yang cukup dapat menjadikan ibu hamil senantiasa fit dan sehat dalam menjalani kehamilannya. Selain itu janin yang sedang dikandungnyapun akan mendapatkan asupan gizi yang baik sehingga diharapkan ketika lahir menjadi seorang bayi yang sehat pula. Ingatlah bahwa perkembanga bayi dalam kandungan anda tergantung dari apa yang anda makan selama ini. Untuk mendapatkan makanan yang baik dan sehat, diperlukan prinsip-prinsip makanan yang baik. Mengenai hal ini, bisa di baca di artikel : Prinsip Makanan Yang Baik Selama Kehamilan. Dalam menentukan makanan ini, biasanya juga banyak sekali muncul pertanyaan dikalangan ibu hamil tentang makanan apa saja yang boleh dan yang sebaiknya dihindari yang beresiko atau bahkan tidak boleh sama sekali selama masa kehamilan, dan juga kenapa makanan itu boleh dan tidak boleh. Ada beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari selama kehamilan karena dapat menyebabkan infeksi-infeksi seperti: salmonella, toksoplasmosis, listeria, Ecoli, yang dapat membahayakan bayi dalam kandungan . Berikut ini adalah jenis makanan yang harus dihindari: . Jangan makan daging mentah(sushi) atau yang dimasak kurang matang, karena mengandung Toksoplasmosis sebuah parasit yang dapat menyebabkan infeksi serius pada janin anda dan juga Ecoli yang berbahaya bagi ibu hamil. . Toksoplasmosis terdapat pada sayuran yang tidak dicuci dengan baik, oleh karena itu bersihkan sayuran dengan baik, apalagi untuk salad atau lalapan yang di makan mentah. Hindari juga kotoran kucing atau bermain-main dengan kucing karena mengandung toksoplasmosis. . Jangan makan daging ayam dan telur yang di masak kurang matang atau mentah, hindari makanan hati ayam atau daging yang mungkin sumber salmonella yang dapat menyebabkan diare yang berat pada ibu hamil. Juga harus di perhatikan piring, alat-alat masakan yang terkena daging ayam mentah ini untuk dicuci. . Ikan tuna steak, ikan sea bass, shark, atau ikan-ikan berukuran besar yang diketahui mengandung tingkat mercuri yang tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan saraf jika dimakan dalam jumlah yang besar. . Keju lunak seperti brie dan camembert, blueveined, cheese juga keju dari susu kambing dan domba, serta jangan minum susu yang tidak di pasteurisasi. Semua produk ini mempunyai resiko membawa listeria. Listeria tipe bakteri yang mampu menembus plasenta dan menyebabkan infeksi janin. Listeria dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, dan keracunan dalam darah. Sebaiknya hindari makanan jenis ini sampai melahirkan bayi anda. . Jangan minum-minuman yang mengandung alkohol karena dapat menyebabkan kelainan perkembangan pada janin dan juga problem emosional pada bayi. . Minuman yang mengandung cafein seperti kopi, teh, sebaiknya dihindari atau di batasi karena kopi dapat mempengaruhi berat badan rendah pada bayi, keguguran dan juga bisa mengurangi penyerapan zat besi. 9. Bahan Makanan Pereda Keluhan Saat Hamil by Raja Rasita Ramiyanti Bahan Makanan Pereda Keluhan Saat Hamil Saat sedang mengandung, seorang wanita kerap mengeluh karena mengalami beberapa gangguan kesehatan, seperti misalnya rasa mual yang sering muncul di pagi hari, diare, atau bahkan kesulitan buang air besar. Seringkali selera makan turut serta menyurut seiring dengan munculnya keluhan-keluhan tersebut. Ada pula ibu hamil yang merasa kehilangan selera makannya, padahal…asupan nutrisi selama hamil sangat menentukan kesehatan ibu dan janin, lho. Oleh karena itu, berikut ini kami coba berikan beberapa contoh keluhan yang sering dirasakan oleh wanita hamil beserta resep praktis untuk mengatasinya: – Munculnya rasa mual pada pagi hari Cobalah untuk makan biskuit (crackers), sereal, atau pretzel sebelum tidur. Usahakan untuk mengurangi porsi makanan, tetapi menambah frekuensi makannya. Hindari makanan berlemak, termasuk gorengan. – Kesulitan buang air besar Perbanyak konsumsi buahbuahan dan sayuran. Ditambah lagi, usahakan untuk selalu mengikuti anjuran minum air sebanyak 6 hingga 8 gelas per hari. – Diare Perbanyak konsumsi makanan yang mengandung pektin dan gum, kedua jenis serat ini dipercaya mampu menyerap kelebihan air. Contoh makanan yang mengandung kedua serat tersebut, antara lain: saus apel, pisang, nasi putih, oatmeal, roti gandum, dan selai kacang. – Jantung berdebar Makanlah dalam porsi kecil dengan frekuensi yang lebih sering. Usahakan untuk minum susu sebelum makan dan batasi asupan makanan serta minuman yang mengandung kafein. Jangan menuruti selera makan yang menurun, apalagi sampai tidak makan. Hal tersebut bisa menghambat pertumbuhan janin di dalam rahim. Bukankah semua Bunda pasti menginginkan buah hatinya tumbuh dan berkembang sehat…? Jadi… silahkan mencoba! Mudah-mudahan bermanfaat ya, Bunda… Saat sedang mengandung, seorang wanita kerap mengeluh karena mengalami beberapa gangguan kesehatan, seperti misalnya rasa mual yang sering muncul di pagi hari, diare, atau bahkan kesulitan buang air besar. Seringkali selera makan turut serta menyurut seiring dengan munculnya keluhan-keluhan tersebut. Ada pula ibu hamil yang merasa kehilangan selera makannya, padahal…asupan nutrisi selama hamil sangat menentukan kesehatan ibu dan janin, lho. Oleh karena itu, berikut ini kami coba berikan beberapa contoh keluhan yang sering dirasakan oleh wanita hamil beserta resep praktis untuk mengatasinya: – Munculnya rasa mual pada pagi hari Cobalah untuk makan biskuit (crackers), sereal, atau pretzel sebelum tidur. Usahakan untuk mengurangi porsi makanan, tetapi menambah frekuensi makannya. Hindari makanan berlemak, termasuk gorengan. – Kesulitan buang air besar Perbanyak konsumsi buahbuahan dan sayuran. Ditambah lagi, usahakan untuk selalu mengikuti anjuran minum air sebanyak 6 hingga 8 gelas per hari. – Diare Perbanyak konsumsi makanan yang mengandung pektin dan gum, kedua jenis serat ini dipercaya mampu menyerap kelebihan air. Contoh makanan yang mengandung kedua serat tersebut, antara lain: saus apel, pisang, nasi putih, oatmeal, roti gandum, dan selai kacang. – Jantung berdebar Makanlah dalam porsi kecil dengan frekuensi yang lebih sering. Usahakan untuk minum susu sebelum makan dan batasi asupan makanan serta minuman yang mengandung kafein. Jangan menuruti selera makan yang menurun, apalagi sampai tidak makan. Hal tersebut bisa menghambat pertumbuhan janin di dalam rahim. Bukankah semua Bunda pasti menginginkan buah hatinya tumbuh dan berkembang sehat…? Jadi… silahkan mencoba! Mudah-mudahan bermanfaat ya, Bunda… 10. Mual Muntah saat Hamil Muda by Raja Rasita Ramiyanti Morning sickness atau rasa mual dan muntah yang terjadi pada masa 3 bulan awal kehamilan (trimester pertama kehamilan) . Setiap wanita hamil akan memiliki derajat mual yang berbeda-beda, ada yang tidak terlalu merasakan apa-apa, tapi ada juga yang merasa mual dan bahkan ada yang merasa sangat mual dan muntah setiap saat sehingga memerlukan pengobatan (hiperemesis gravidarum). Ingat setiap wanita hamil spesial dengan karakteristik masing-masing, begitu juga anda! Dibawah ini Beberapa tips untuk membantu anda mengatasi “morningsickness” atau mual-muntah selama awal kehamilan: • Makan dalam jumlah sedikit tapi sering, jangan makan dalam jumlah atau porsi besar hanya akan membuat anda bertambah mual. Berusahalah makan sewaktu anda dapat makan, dengan porsi kecil tapi sering. • Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat untuk membantu mengatasi rasa mual anda. Banyak mengkonsumsi buah dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti, kentang, biscuit, dll • Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru terbangun, cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun. Bila anda merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snak atau biscuit didekat tempat tidur anda, dan anda dapat memakannya dahulu sebelum anda mencoba untuk berdiri. • Hindari makanan yang berlemak, berminyak dan pedas yang akan memperburuk rasa mual anda. • Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah. Minumlah air putih, ataupun juice. Hindari minuman yang mengandung kafein dan karbonat. • Vitamin kehamilan kadang memperburuk rasa mual, tapi anda tetap memerlukan folat untuk kehamilan anda ini. Bila mual muntah sangat hebat, konsultasikan ke dokter anda sehingga dapat diberikan saran terbaik untuk vitamin yang akan anda konsumsi. Dan dokter anda mungkin akan memberikan obat untuk mual bila memang diperlukan. • Vitamin B 6 efektif untuk mengurangi rasa mual pada ibu hamil. Sebaiknya Konsultasikan dahulu dengan dokter anda untuk pemakaiannya. • Pengobatan Tradisional : Biasanya orang menggunakan jahe dalam mengurangi rasa mual pada berbagai pengobatan tradisional. Penelitian di Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi. Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya. • Istirahat dan relax akan sangat membantu anda mengatasi rasa mual muntah. Karena bila anda stress hanya akan memperburuk rasa mual anda. . Ambilan waktu untuk anda! cobalah beristirahat yang cukup dan santai, dengarkan musik, membaca buku bayi atau majalah kesayangan anda dll. Hadapilah kehamilan anda dengan kebahagian, karena ini adalah anugerahNya. Ingat! Hubungi dokter anda bila mual-muntah menjadi sangat hebat, sehingga anda tidak dapat makan atau minum apapun juga sehingga dapat menimbulkan kekurangan cairan/dehidrasi. (Hiperemesis gravidarum). Percayalah Morning sickness atau mual muntah pada kehamilan awal ini akan segera berlalu tanpa anda sadari dan ini akan menjadi salah satu pengalaman selama kehamilan anda—bayangkan saja tentang si kecil yang akan segera hadir membawa sejuta kebahagian. 11. Tumbuh kembang anak by Raja Rasita Ramiyanti Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, atau ukuran, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram) dan ukuran panjang (cm, meter), sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam strukturdan fungsi tubuh yang lebih kompleks dari seluruh bagian tubuh sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil berinteraksi dengan lingkungannya. Secara umum terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, yaitu: 1. Faktor genetik Faktor genetik ini yang menentukan sifat bawaan anak tersebut. Kemampuan anak merupakan ciri-ciri yang khas yang diturunkan dari orang tuanya. 2. Faktor lingkungan Yang dimaksud lingkungan yaitu suasana di mana anak itu berada. Dalam hal ini lingkungan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang sejak dalam kandungan sampai dewasa. Lingkungan yang baik akan menunjang tumbuh kembang anak, sebaliknya lingkungan yang kurang baik akan menghambat tumbuh kembangnya. PERTUMBUHAN FISIK 1. Pertumbuhan janin dalam kandungan Pertumbuhan pada masa janin merupakan pertumbuhan yang paling pesat yang dialami seseorang dalam hidupnya. Janin tumbuh dari berat 0,0000175 gram menjadi 3700 gram, dan panjang badan dari 0,01 menjadi 50 cm. 2. Pertumbuhan setelah lahir Indikator pertumbuhan: 1. Berat badan Berat badan lahir rata-rata 3,4 kg (2,7-4,1 kg) Bayi yang dilahirkan cukup bulan akan kehilangan berat badannya selama 3-4 hari pertama dan akan kembali sama dengan berat badan lahir pada hari ke-8-9 Berat badan meningkat: 2 x berat badan lahir pada umur 5 bulan, 3 x berat badan lahir pada umur 1 tahun, 4 x berat badan lahir pada umur 2½ tahun Penambahan berat badan 6 bl ke-1 : 0,5-1,0 kg/bl 6 bl ke-2 : 0,3-0,5 kg/bl 1-2 th : 0,2 kg/bl 2. Tinggi Badan Rata-rata tinggi (panjang) badan lahir + 50 cm Panjang badan meningkat 1½ x panjang badan pada umur 1 tahun Penambahan panjang badan: Umur 6 bl ke-1 : 2,5 cm/bl 6 bl ke-2 : 1,25 cm/bl 1-7 th : 7,5 cm/th 3. Lingkar Kepala Rata-rata lingkar kepala lahir 33,0 – 35,6 cm Pada tahun ke-1, lingkar kepala menjadi 44,4 – 46,9 cm ( + 10 cm) Pada tahun ke-2 menjadi 46,9 – 49,5 cm ( + 2,5 cm) Pada tahun ke-3 menjadi 47,7 – 50,8 cm ( + 1,25 cm) 4. Erupsi gigi Gigi pertama tumbuh pada umur 5 – 9 bulan dan gigi susu yang berjumlah 20 buah biasanya telah tumbuh seluruhnya pada umur 2,5 th. 12. Diagnosis Fisik Pada Anak by Raja Rasita Ramiyanti Penanganan anak dilakukan sebaik mungkin hingga pulih kembali dan tumbuh kembang optimal sesuai potensi genetiknya. Perlu: penegakan diagnosis yang akuratUntuk ini maka diperlukan diagnosa fisis yg merupakan cara yang baku dan harus dikuasai setiap dokter Caranya diawali dengan anamnesis (pemeriksaan dengan wawancara) kemudian diikuti dengan: - pemeriksaan fisik - pemeriksaan penunjang - diagnosis kerja - diagnosis banding (dd/) - diagnosis akhir Anamnesis harus dilakukan secara teliti, teratur, lengkap (pengaruhnya 80% thd d/ suatu penyakit) 13. Imunisasi bcg Puskesmas by Raja Rasita Ramiyanti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Imunisasi / pengebalan adalah suatu usaha untuk membuat seseorang menjadi kebal terhadap penyakit tertentu dengan menyuntikan vaksin. Vaksin adalah kuman hidup yang dilemahkan / kuman mati / zat yang bila dimasukkan ke tubuh menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu. Imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit : Poliomyelitis (kelumpuhan), Campak (measles), Difteri (indrak), Pertusis (batuk rejan / batuk seratus hari), Tetanus, Tuberculosis (TBC), Hepatitis B dan untuk mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh wabah yang sering berjangkit. 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan umum Setelah melaksanakan praktek lapangan dipuskesmas diharapkan mahasiswa dapat memberikan asuhan kebidanan bayi dengan imunisasi BCG. 1.2.2 Tujuan khusus 1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data. 2. Mahasiswa mampu memberikan analisa data untuk menentukan diagnosa. 3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa potensial. 4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan segera. 5. Mahasiswa mampu menyusun rencana askeb berdasarkan diagnosa. 6. Mahasiswa mampu melaksanakan askeb sesuai rencana yang dibuat. 7. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil askeb yang telah dilaksanakan. 1.3 Metode penulisan 1.3.1 Metode pendekatan yang sifatnya mengungkapkan peristiwa yang terjadi. 1.3.2 Pengumpulan data dan pengolahan data melalui observasi, wawancara dan pemeriksaan fisik. 1.3.3 Sumber data primer dari klien dan data sekunder dari petugas kesehatan. 1.3.4 Sumber teori dari literature. 1.4 Ruang lingkup Laporan asuhan kebidanan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas di Puskesmas Medokan Ayu pada tanggal 5 s/d 30 Maret 2007. 1.5 Sistematika penulisan BAB I : PENDAHULUAN Meliputi : Latar belakang, Tujuan penulisan, Metode penulisan, Ruang lingkup, dan Sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Meliputi : Konsep dasar imunisasi, Konsep dasar asuhan kebidanan. BAB III : TINJAUAN KASUS Meliputi : Pengkajian, Analisa data/ Diagnosa, Dignosa potensial, Identifikasi kebutuhan segera, Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi. BAB IV : PENUTUP Meliputi : Kesimpulan, Saran. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Imunisasi 2.1.1 Pengertian Imunisasi / pengebalan adalah suatu usaha untuk membuat seseorang menjadi kebal terhadap penyakit tertentu dengan menyuntikan vaksin. Vaksin adalah kuman hidup yang dilemahkan / kuman mati / zat yang bila dimasukkan ke tubuh menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu. 2.1.2 Tujuan Imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit : a. Poliomyelitis (kelumpuhan). b. Campak (measles) c. Difteri (indrak) d. Pertusis (batuk rejan / batuk seratus hari) e. Tetanus f. Tuberculosis (TBC) g. Hepatitis B Dan untuk mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh wabah yang sering berjangkit. 2.1.3 Manfaat a. Manfaat untuk anak Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian. b. Manfaat untuk keluarga Menghilangkan kecemasan dan biaya pengobatan bila anak sakit. Mendorong keluarga kecil apabila si orang tua yakin bahwa anak-anak akan menjalani masa kanak-kanak dengan aman. c. Manfaat untuk negara Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara dan memperbaiki citra bangsa Indonesia diantara segenap bangsa didunia. 2.1.4 Macam Vaksin dan Cara Pemberian a. Vaksin Polio Bibit penyakit yang menyebabkan polio adalah virus, vaksin yang digunakan oleh banyak negara termasuk Indonesia adalah vaksin hidup (yang telah diselamatkan) vaksin berbentuk cairan. Kemasan sebanyak 1 cc / 2 cc dalam 1 ampul. b. Vaksin Campak Bibit penyakit yang menyebabkan campak adalah virus. Vaksin yang digunakan adalah vaksin hidup. Kemasan dalam flacon berbentuk gumpalan yang beku dan kering untuk dilarutkan dalam 5 cc pelarut. Sebelum menyuntikkan vaksin ini, harus terlebih dahulu dilarutkan dengan pelarut vaksin (aqua bidest). Disebut beku kering oleh karena pabrik pembuatan vaksin ini pertama kali membekukan vaksin tersebut kemudian mengeringkannya. Vaksin yang telah dilarutkan potensinya cepat menurun dan hanya bertahan selama 8 jam. c. Vaksin BCG Vaksin BCG adalah vaksin hidup yang berasal dari bakteri. Vaksin BCG adalah vaksin beku kering seperti campak berbentuk bubuk. Vaksin BCG melindungi anak terhadap penyakit tuberculosis (TBC), Dibuat dari bibit penyakit hidup yang telah dilemahkan, ditemukan oleh Calmett Guerint. Sebelum menyuntikkan BCG, vaksin harus lebih dulu dilarutkan dengan 4 cc cairan pelarut (NaCl 0,9%). Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan dalam waktu 3 jam. Vaksin akan mudah rusak bila kena sinar matahari langsung. Tempat penyuntikan adalah sepertinya bagian lengan kanan atas. d. Vaksin Hepatitis B Bibit penyakit yang menyebabkan hepatitis B adalah virus. Vaksin hepatitis B dibuat dari bagian virus yaitu lapisan paling luar (mantel virus) yang telah mengalami proses pemurnian. Vaksin hepatitis B akan rusak karena pembekuan dan pemanasan. Vaksin hepatitis B paling baik disimpan pada temperatur 2,8°C. e. Vaksin DPT, TT, dan DT Terdiri toxoid difteri, baketi pertusis dan tetanus toxoid, kadang disebut “triple vaksin”. Vaksin DPT disimpan pada suhu 2,8°C kemasan yang digunakan : - 5 cc untuk DPT - 5 cc untuk TT - 5 cc untuk DT Pemberian imunisasi DPT, DT, TT dosisnya adalah 0,5 cc. f. Vaksin toxoid difteri Vaksin ini merupakan bagian dari DPT atau DT, difteri disebabkan oleh bakteri yang memproduksi racun, vaksin terbuat dari toxoid yaitu racun difteri yang telah dilemahkan. Vaksin difteri akan rusak jika dibekukan dan juga akan rusak oleh panas. g. Vaksin pertusis Merupakan bagian dari vaksin DPT, penyebab penyakit pertusis adalah bakteri vaksin dibuat dari bakteri yang telah dimatikan, akan mudah rusak, bila kena panas, sama seperti vaksin BCG, dalam vaksin DPT komponen pertusis merupakan vaksin yang paling mudah rusak. h. Vaksin tetanus Vaksin ini merupakan bagian dari vaksin DPT, DT atau sebagai tetanus toxoid (TT). Tetanus disebabkan oleh bakteri yang memproduksi toxin. Vaksin terbuat dari toxin tetanus yang telah dilemahkan, tetanus toxoid akan rusak bila dibekukan dan akan rusak bila kena panas. 2.1.5 Indikasi Imunisasi Gizi kurang, alergi terhadap mono vaksin, misalnya makanan dan obat-obatan. 2.1.6 Kontra Indikasi a. BCG b. DPT 1 c. DPT 2 atau 3 : Sakit kulit (luka) di tempat suntikan Panas lebih dari 38°C, riwayat kejang demam : : Reaksi berlebihan setelah imunisasi DPT (misalnya suhu tinggi dengan kejang, penurunan kesadaran, shock). d. DT : Tidak ada e. TT : Tidak ada f. Polio g. Campak : : Diare Riwayat kejang demam, panas lebih dari 38°C h. Hepatitis B : Tidak ada 2.1.7 Penyimpanan Vaksin, Masa Simpan dan Suhu Vaksin Di Prov dengan listrik sampai 3 bulan Di prov dengan listrik sampai 2 bulan Di Puskesmas dengan listrik sampai 1 bln Polio oral campak - 20°C sampai – 25°C + 2°C sampai +8°C DPT DT BCG TT Hep. B +2°C sampai + 8°C +2°C sampai +8°C 2.1.8 Dosis, Jumlah dan Waktu Pemberian Serta Efek Samping a. BCG Umur Dosis Cara 0 – 11 bln : : : 0,05 cc Intrakutan, lengan kanan Jumlah suntikan Efek samping : Satu kali : 1. Reaksi normal Bakteri BCG ditubuh bekerja dengan sangat lambat. Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil merah di tempat penyuntikan dengan garis tengah 10 mm. Setelah 2 – 3 minggu kemudian, pembengkakan menjadi abses kecil yang kemudian menjadi luka dengan garis tengah 10 mm, jangan berikan obat apapun pada luka dan biarkan terbuka atau bila akan ditutup gunakan kasa kering. Luka tersebut akan sembuh dan meninggalkan jaringan parut tengah 3-7 mm. 2. Reaksi berat Kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat atau abses yang lebih dalam, kadang juga terjadi pembengkakan di kelenjar limfe pada leher / ketiak, hal ini disebabkan kesalahan penyuntikan yang terlalu dalam dan dosis yang terlalu tinggi. 3. Reaksi yang lebih cepat Jika anak sudah mempunyai kekebalan terhadap TBC, proses pembengkakan mungkin terjadi lebih cepat dari 2 minggu, ini berarti anak tersebut sudah mendapat imunisasi BCG atau kemungkinan anak tersebut telah terinfeksi BCG. b. DPT Umur Dosis Cara 2 – 11 bln : : : 0,05 cc IM / SC, jumlah suntikan : 3 x Selang pemberian : Minimal 4 minggu Efek samping : 1. Panas Kebanyakan anak akan menderita panas pada sore hari setelah mendapat imunisasi DPT, tapi panas ini akan sembuh 1 – 2 hari. Anjurkan agar jangan dibungkus dengan baju tebal dan dimandikan dengan cara melap dengan air yang dicelupkan ke air hangat. 2. Rasa sakit di daerah suntikan Sebagian anak merasa nyeri, sakit, kemerahan, bengkak. 3. Peradangan Bila pembengkakan terjadi seminggu atau lebih, maka hal ini mungkin disebabkan peradangan, mungkin disebabkan oleh jarum suntik yang tidak steril karena : - Jumlah tersentuh - Sebelum dipakai menyuntik jarum diletakkan diatas tempat yang tidak steril. - Sterilisasi kurang lama. - Pencemaran oleh kuman. 4. Kejang-kejang Reaksi yang jarang terjadi sebaliknya diketahui petugas reaksi disebabkan oleh komponen dari vaksin DPT. c. Polio Umur 0 – 11 bln : Dosis : Cara : Selang waktu : 2 tetes Meneteskan ke dalam mulut Berikan 4 x dengan jarak minimal 4 minggu. Efek samping : Bila anak sedang diare ada kemungkinan vaksin tidak bekerja dengan baik karena ada gangguan penyerapan vaksin oleh usus akibat diare berat. d. Hepatitis D Umur : Mulai umur 0 bulan Dosis : 0, 5 cc / pemberian Cara : Suntikan IM pada bagian luar Jumlah suntikan Selang pemberian : : 3x 3 dosis dengan jarak suntikan 1 bulan dan 5 bulan. Efek samping : tidak ada e. Campak Cara Jumlah suntikan Umur : 9 bln. Dosis : 0, 5 cc : : Suntikan secara IM di lengan kiri atas 1 x dapat diberikan bersamaan dengan pemberian vaksin lain tapi tidak dicampur dalam 1 semprit. Efek samping vaksin campak : panas dan kemerahan. Anak-anak mungkin panas selama 1 – 3 hari setelah 1 minggu penyuntikan, kadang disertai kemerahan seperti penderita campak ringan. 2.1.9 Jadwal Pemberian Imunisasi Vaksin Pemberian Imunisasi Selang Waktu Umur BCG 1x 0 – 11 bulan DPT 3 x (1, 2, 3) 4 mgg 2 – 11 bulan Polio 4x (1, 2, 3, 4) 4 mgg 0 – 11 bulan Campak 1x 9 – 11 bulan Hep. B 3 x (1, 2, 3) 4 mgg 0 – 11 bulan 2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Adalah aktivitas / intervensi yang dilaksanakan oleh bidan kepada klien yang mempunyai kebutuhan atau permasalahan khususnya bidang KIA / KB. 2.2.1 Pengkajian Merupakan langkah awal dan komponen terpenting dalam memberikan asuhan kebidanan. A. Data Subjektif 1. Identitas * Bayi - Nama bayi - Tempal, tanggal lahir - Umur - Jenis kelamin * Orang tua - Nama ibu - Nama ayah - Umur - Umur - Suku / Bangsa - Suku / Bangsa - Agama - Agama - Pendidikan - Pendidikan - Pekerjaan - Pekerjaan - Alamat - Alamat 2. Keluhan utama 3. Riwayat penyakit sekarang 4. Riwayat penyakit keluarga 5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu. 6. Riwayat imunisasi yang lalu 7. Pola aktifitas sehari-hari a. Pola nutrisi b. Pola aktivitas c. Pola eliminasi d. pola istirahat e. Personal hygiene B. Data Obyektif 1. Pemeriksaan umum a. Keadaan umum b. Suhu c. Pernafasan d. BB e. Nadi 2. Pemeriksaan fisik a. Kepala b. Mata c. Telinga d. Mulut e. Hidung f. Leher g. Dada h. Ekstremitas i. Genetalia 2.2.2 Diagnosa Masalah Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. 2.2.3 Mengidentifikasi Masalah Potensial Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa / masalah potensial yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. 2.2.4 Tindakan Segera Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. 2.2.5 Intervensi Dalam rangka ini direncanakan asuhan menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi / diantisipasi. 2.2.6 Implementasi Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke-5 dilaksanakan efisien dan aman. 2.2.7 Evaluasi Pada langkah ke-7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dan asuhan yang tidak diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam diagnosa dan masalah. BAB III TINJAUAN KASUS 3.1 PENGKAJIAN Anamnesa tanggal : 20 Maret 2007 Jam : 08.00 WIB Oleh : Ari setiyarini A. Data Subjektif 1. Identitas Nama bayi : By “S” Tempat dan tanggal lahir : Surabaya, 6 Maret 2007 Umur Jenis kelamin : 2 minggu : Perempuan Nama ibu : Ny. “N” Nama ayah : Tn. “L” Umur : 28 th Umur : 30 th Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia Agama : Islam Agama : Islam Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta Alamat : Medokan Utara III Alamat : Medokan Utara III 2. Keluhan Utama Ibu mengatakan ingin mengimunisasikan bayinya dan pada saat ini bayinya dalam keadaan sehat. 3. Riwayat penyakit sekarang Ibu klien mengatakan bayinya dalam keadaan sehat 4. Riwayat penyakit keluarga Ibu klien mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit menular dan menurun dan menahun seperti TBC, Hepatitis B, Asma, Jantung, Diabetes Militus, Hipertensi. 5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu No. Suami ke Usia kehamilan Jenis Persalinan Penolong ♀/ ♂ BB/PB Umur Sekarang Meneteki KB 1 1 9 bln Spontan B Bidan ♀ 2800 kg/ 49 cm 2 minggu 2 minggu - 6. Riwayat imunisasi yang lalu Ibu klien mengatakan bayinya sudah mendapatkan imunisasi Hepatitis I, polio I tanggal 07 – 03 – 2007. 7. Pola aktivitas sehari-hari a. Pola nutrisi Ibu klien mengatakan bayinya minum ASI dan diberi sesuai dengan kebutuhan bayi b. Pola aktivitas Ibu klien mengatakan bayinya aktif, tidak lemah, jika dipanggil memberi respon, menangis seperti biasa, reflek normal, dan pergerakannya banyak. c. Pola eliminasi BAB : Ibu klien mengatakan bayinya BAB 1 x / hari, lembek, warna kuning tengguli. BAK : Ibu klien mengatakan bayinya BAK 5 – 6 x / hari, cair, warna kuning, lancar, bau pesing. d. Pola istirahat Ibu klien mengatakan bayinya tidur ± 19 jam. e. Personal hygiene Ibu klien mengatakan bayi mandi 2 x / hari, ganti baju dan popok setiap buang air besar dan kecil. B. Data Obyektif 1. Pemeriksaan umum a. Keadaan umum : Baik : 365°C b. Suhu c. Pernafasan : 32x / menit. d. Nadi : 140 x/menit 1. BB : 2900 gram 2. Pemeriksaan Fisik a. Kepala : b. Mata : c. Telinga d. Mulut : e. Hidung Rambut bersih, tipis Simetris, tidak ikterus : Simetris Simetris, tidak ada stomatitis : Simetris f. Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis g. Dada h. Ekstremitas : : Lengkap tidak ada kelainan, simetris i. Genetalia 3.2 Dx DS : Simetris : Tidak ada kelainan. INTERPRETASI DATA : bayi dengan imunisasi BCG Ibu mengatakan ingin mengimunisasikan bayinya yang lahir 2 minggu lalu pada tanggal 6 Maret 2007 dan pada saat ini bayinya dalam keadaan sehat. DO : Keadaan umum baik. TTV : S : BB : RR : PB N 3.3 : 365°C 2900 gr 32 x / menit : 51 cm 140 x / menit ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL Tidak ada 3.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA Tidak ada 3.5 INTERVENSI Tgl/jam Diagnosa Intervensi Rasional 20-03-07 08.30 Bayi dengan imunisasi BCG Tujuan : Kriteria Setelah dilakukan imunisasi ± 10 menit diharapkan tidak terjadi komplikasi pada bayi. : - Timbul benjolan dengan diameter tidak lebih dari 0,5 cm. - KU : baik - RR : TTV: S : 365°C BB : 2900 gr 32 x / menit N : PB : 51 cm 140 x / menit Rencana tindakan 1. Lakukan pendekatan terapeutik pada klien dan ibu. 1. Menjalin kerjasama antara klien dengan petugas kesehatan. 2. Siapkan imunisasi BCG 2. Agar proses imunisasi berjalan lancar. 3. Lakukan imunisasi BCG dengan teknik yang benar. 3. Tidak terjadi kesalahan penyuntikan. 4. Berikan HE tentang : 4. Agar ibu tahu tentang keberhasilan dari imunisasi BCG - Perawatan luka bekas suntikan - Fisiologis imunisasi BCG - Komplikasi 5. Jelaskan untuk kembali mendapatkan imunisasi selanjutnya. 5. Ibu mengetahui bayinya masih memerlukan imunisasi yang lain. 6. Ingatkan ibu klien untuk segera mengikuti KB. 6. Untuk menjaga kelahiran bayi sehingga memberi perhatian dan mengasuh secara optimal. 3.6 IMPLEMENTASI Tgl / jam Diagnosa Implementasi 20-03-07 08.30 Bayi dengan imunisasi BCG 1. Melakukan pendekatan terapeutik pada klien dengan cara menyapa pasien dengan ramah, tanyakan keluhannya. 2. Mempersiapkan imunisasi BCG Mempersiapkan vaksin BCG, Spuit 1cc, kapas air DTT. 3. Melakukan imunisasi BCG dengan teknik yang benar. Tekniknya : a. Mencuci tangan b. Menggedong bayi dengan lengan kanan atas di buka. c. Melakukan desinfeksi pada 1/3 lengan kanan atas dengan kapas air DTT. d. Melakukan penyuntikan secara IC (Intra Cutan). e. Memasukkan vaksin dengan dosis 0,05 ml. 4. - Memberikan HE tentang Luka bekas imunisasi jangan ditekan. - 1 minggu timbul seperti jerawat dibiarkan saja. - Kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat atau abses yang lebih dalam. 1. Menjelaskan untuk kembali ketika bayi berusia 2 bulan (8 Mei 2007) untuk mendapatkan imunisasi DPT I, HB II dan Polio. 6. Mengingatkan ibu klien untuk segera mengikuti KB. 3.7 EVALUASI Tanggal : 20-03-2007 S : Jam : 08.40 Ibu klien mengatakan bayinya sudah dilakukan imunisasi BCG. O : Keadaan pasien baik. S : 365°C N : 140x / menit RR : 32 x / menit BB : 2900 gram Terdapat gelembung bekas imunisasi pada lengan kanan. A : P : Bayi dengan imunisasi BCG 1. Mengingatkan ibu HE tentang - Luka bekas imunisasi jangan ditekan. - 1 minggu timbul seperti jerawat dibiarkan saja. - Kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat atau abses yang lebih dalam. 1. Mengingatkan untuk kembali ketika bayi berusia 2 bulan (8 Mei 2007) untuk mendapatkan imunisasi DPT I, HB II dan Polio. 2. Mengingatkan ibu klien untuk segera mengikuti KB untuk menjaga jarak kelahiran. BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada By. S dengan imunisasi BCG di Puskesmas Medokan Ayu Surabaya, dapat ditarik kesimpulan : Dalam melakukan pengkajian perlu diperlukan adanya ketelitian, kepekaan dan diperluakn peran ibu sebagi orang tua sehingga diperoleh data yang menunjang untuk menerangkan diagnosa kebidanan. Dalam analisa data dan menegakkan diagnosa kebidanan pada dasarnya mengacu pada tinjauan pustaka. Adanya perubahan dan kesenjangan dengan tinjauan pustaka tergantung pada kondisi bayi. Pada dasarnya perencanaan yang ada pada tinjauan pustaka tidak semuanya dapat direncanakan pada kasus nyata. Karena pada perencanaan disesuaikan dengan masalah yang ada pada saat itu sehingga masalah yang ada pada tinjauan kasus tidak direncanakan. Pada dasarnya pelaksanaan merupakan perwujudan dan perencanaan, akan tetapi tidak semua rencana dapat dilaksanakan. Pada kasus nyata hanya dilakukan penyuluhan saja sehingga klien akan melakukan sendiri dirumah sesuai petunjuk. Evaluasi merupakan tahap terakhir dari asuhan kebidanan yang mana setelah penulis mengadakan evaluasi pada By. S dengan imunisasi BCG di Puskesmas Medokan Ayu Surabaya, maka diharapkan ibu klien bersedia kontrol jika obat sudah habis tapi bayi belum sembuh atau sewaktu-waktu jika ada keluhan sehingga dapat dideteksi lebih dini jika terjadi komplikasi. 4.2 Saran Bagi petugas Meningkatkan peranan bidan dalam fungsinya sebagai pelaksana pengajar kebidanan lebih meningkatkan kemampuan yang dimiliki. Bidan meningkatkan kerjasama yang baik dengan petugas kesehatan yang lain, klien dan keluarga. Bagi klien Untuk keberhasilan dalam asuhan kebidanan diperlukan kerjasama yang baik dari klien dalam usaha memecahkan masalah klien. Bagi pendidikan Supaya lebih memperhatikan mahasiswa ditempat praktek. Berusaha membimbing semua kelompok. Bagi rumah sakit Mempertahankan pelayanan yang sudah dan berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi klien. DAFTAR PUSTAKA 1. Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan dan Kandungan. Jakarta: EGC. 2. Ilmu Kesehatan Anak Jilid I. 1985. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 3. Rustam, Mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta: EGC. 4. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. 5. Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Acuan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. DAFTAR ISI Lembar Pengesahan.................................................................................................... i Kata Pengantar.......................................................................................................... ii Daftar Isi................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang................................................................................... 1 1.2 Tujuan............................................................................................... 1 1.3 Metode Penulisan............................................................................... 2 1.4 Ruang Lingkup................................................................................... 2 1.5 Sistematika Penulisan......................................................................... 2 BAB 2 TINJAUAN TEORI.................................................................................... 3 2.1 Konsep Dasar.................................................................................... 3 2.1.1 Pengertian................................................................................. 3 2.1.2 Tujuan...................................................................................... 3 2.1.3 Manfaat.................................................................................... 3 2.1.4 Manfaat Vaksin dan Cara Pemberian........................................ 4 2.1.5 Indikasi Imunisasi...................................................................... 6 2.1.6 Kontra Indikasi......................................................................... 6 2.1.7 Penyimpanan Vaksin Masa simpan dan suhu.............................. 6 2.1.8 Dosis, Jumlah dan waktu pemberian serta efek samping............. 7 2.1.9 Jadwal Pemberian Imunisasi...................................................... 9 2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan.................................................... 10 2.2.1 Pengkajian.............................................................................. 10 2.2.2 Diagnosa Masalah................................................................... 11 2.2.3 Mengidentifikasi Masalah Potensial.......................................... 11 2.2.4 Tindakan Segera..................................................................... 12 2.2.5 Intervensi................................................................................ 12 2.2.6 Implementasi........................................................................... 12 iii 2.2.7 Evaluasi.................................................................................. 12 BAB III TINJAUAN KASUS................................................................................ 13 3.1 Pengkajian....................................................................................... 13 3.2 Interpretasi Data.............................................................................. 15 3.3 Antisipasi Masalah Potensial............................................................. 15 3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera.......................................................... 15 3.5 Intervensi......................................................................................... 16 3.6 Implementasi.................................................................................... 17 3.7 Evaluasi 18 BAB IV PENUTUP 19 4.1 Kesimpulan...................................................................................... 19 4.2 Saran 20 Daftar Pustaka KATA PENGANTAR Saya menyadari bahwa penyusunan Askeb ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan makalah ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.