Document

advertisement
1. Kesalahan Merawat Bayi dan Menghindarinya
by Raja Rasita Ramiyanti
Walaupun orang tua sudah berusaha merawat bayinya sebaik mungkin dan sarat dengan
teori-teori yang dibaca dari buku-buku mengenai cara merawat bayi/anak, ibu dan ayah
yang baru memiliki bayi masih sering melakukan kesalahan. Mulai dari bayi yang tidak
berhenti menangis sampai ke harus ruang gawat darurat sebuah rumah sakit. Berikut
kesalahan yang kerap dilakukan dan cara mengatasinya.
1. Menengok bayi yang baru lahir
Bayi berusia di bawah enam bulan memerlukan waktu untuk membentuk sistem
ketahanan tubuh yang kuat. Oleh sebab itu, Anda tidak boleh sungkan-sungkan meminta
teman dan kerabat yang datang untuk mencuci tangan sebelum memegang bayi Anda dan
minta kepada mereka untuk tidak berada terlalu dekat dengan bayi, terutama bila mereka
sedang batuk atau flu.
Selain itu, hindari keramaian. Bila harus membawa si kecil keluar rumah, gendong anak
dan hadapkan mukanya ke wajah Anda untuk menghindari orang yang tak dikenal berada
dekat-dekat dengannya,
2. Pakaian
Bayi yang baru lahir sangat mudah kepanasan. Jadi, sebaiknya pakaikan baju yang tidak
terlalu tertutup. Kenakan baju bayi sesuai cuaca sehingga dia tidak merasa terlalu
kepanasan atau terlalu kedinginan.
3. Kunci sebagai pengganti mainan
Membiarkan anak Anda bermain dengan kunci sebagai pengganti mainan akan berisiko
kunci tersebut dimasukkan ke dalam mulutnya. Bila gigi si kecil mulai tumbuh, simpan
kunci-kunci karena kunci biasanya mengandung timah. Walaupun kadarnya rendah, tetap
merupakan salah satu faktor penyebab penurunan IQ. Kadar timah yang tinggi dapat
menyebabkan kerusakan otak.
4. Tidur tengkurap
Penelitian menunjukkan, bayi yang tidur tengkurap di atas selimut yang lembut berisiko
21 kali lipat terserang SIDS (sudden infant death syndrome/sindroma kematian bayi
mendadak) dibanding bayi yang tidur telentang di atas selimut yang tak terlalu lembut
atau mudah bergeser.
5. Kekurangan cairan pada bayi yang tidak rewel
Ada bayi yang tenang dan tidak rewel dan orang tua mengira bayinya tidak lapar. Hal ini
ternyata keliru. Beri makanan pada bayi secara teratur dan perhatikan apakah ia sudah
cukup makan atau belum. Tanda-tanda seorang bayi cukup makan adalah bila bayi
mengompol paling tidak 6 kali dalam sehari pada usia satu minggu pertama sesudah
kelahirannya. Bila Anda tidak melihat tanda-tanda ini, konsultasikan ke dokter.
6. Antibiotik
Banyak orang tua yang meminta dokter untuk memberikan antibiotik pada buah hatinya
yang sedang sakit. Antibiotik tidak baik untuk penyakit yang disebabkan oleh virus yang
umum seperti flu, muntah-muntah, diare, dan sakit tenggorokan (kecuali bila infeksi yang
disebabkan oleh bakteri streptokokus). Selain itu, kebiasaan mengonsumsi antibiotik
menyebabkan bayi menjadi kebal dan pada saat yang diperlukan antibiotik menjadi tidak
berfungsi.
7. Dosis tepat
Beri obat pada si kecil sesuai dengan dosis yang disarankan. Dosis untuk bayi dan pada
anak yang usianya lebih tua tidaklah sama. Untuk menghindari pemberian dosis yang
berlebihan, ikuti saran yang diberikan dokter.
8. Benda-benda berbahaya
"Suatu hari saya menemukan kapur barus di dalam hidung anak saya", cerita seorang ibu
yang mempunyai balita berusia 1,5 tahun. Begitu si kecil dapat merangkak, periksa
seluruh sudut rumah Anda, perhatikan hal-hal yang berbahaya yang dapat dijangkau oleh
anak Anda. Pindahkan stop kontak yang berada di bawah, singkirkan vas, pajanganpajangan lain yang terbuat dari pecah-belah, ujung furnitur yang runcing, dan simpan
obat-obatan dari tempat yang terjangkau oleh anak.
9. Anggapan bahwa alami berarti aman
Jangan menganggap bahwa produk alami aman bagi bayi sampai Anda mendapatkan
kepastiannya dari dokter Anda. Hal yang sama berlaku bagi obat-obatan yang dapat Anda
temukan di internet. Cetak informasi tersebut dan konsultasikan pada dokter anak Anda.
TIPS PENTING
* Kotoran bayi
Anda tidak perlu khawatir. Kadang kotoran bayi anda tampak aneh. Ada bayi yang
kotorannya tidak keras, ada pula yang agak keras.
* Menggendong bayi
Pada usia 6 bulan sejak kelahirannya, sebaiknya Anda jangan terlalu sering menggendong
si kecil.
* Demam
Pada bayi usia 6 minggu, Anda tidak perlu khawatir bila panas badannya mencapai 37°C
sejauh dia tampak aktif dan gembira. Anda tidak perlu melarikannya ke rumah sakit,
cukup menelepon dokter anak Anda.
2. Kiat Atasi Panik Saat Anak Sakit
by Raja Rasita Ramiyanti
Jangan lupa, kapan pun anak mengalami kondisi gawat darurat, ia harus segera dibawa ke
dokter atau rumah sakit. Tanda-tanda gawat darurat pada anak di antaranya rewel atau
menangis terus menerus tidak dapat ditenangkan, kesadaran menurun, tidur terus
menerus, lemas dan sulit dibangunkan, kejang atau kaku kuduk leher, sakit kepala hebat
yang menetap, gangguan napas yang menyebabkan bibir dan wajah membiru, muntah
dan diare terus-menerus, muntah menyemprot, dehidrasi, kejang berulang atau lama,
demam tinggi pada bayi kurang dari 6 bulan.
PANIK! Perasaan ini pasti pernah dialami oleh kebanyakan ibu bila anaknya sakit.
Apalagi kalau anak baru satu, rasa gelisah dan was-was saat buah hati tergolek lemas,
sering kali menyiksa. Wajar memang, tapi sedini mungkin belajar mengatasi panik saat
anak sakit sebetulnya akan sangat menguntungkan bagi anak dan orang tua. Bahkan,
berdamai dengan panik bisa menghemat pengeluaran lho! Kok bisa?
Ya, karena panik ketika anak sakit, sering kali malah menyebabkan ibu bingung. Padahal
penyakit langganan yang kerap diderita anak seperti demam, batuk, pilek, dan mencret,
tidak selamanya memerlukan obat. Mekanisme pertahanan tubuh manusia kerap ampuh
melawan penyakit-penyakit ringan tanpa butuh ke dokter atau minum obat. Yang sering
terjadi, ibu akan buru-buru membawa anaknya, yang demamnya baru sehari misalnya, ke
dokter. Akibatnya, kunjungan ke dokter malah lebih sering. Pengeluaran semakin
membengkak, tubuh anak pun kerap terpapar obat yang mungkin sebenarnya tidak perlu.
Nah , panik memang merugikan bukan?
Saat yang tepat ke dokter
Jadi bagaimana agar ibu tidak panik ketika anak sakit? Knowledge is power , begitu kata
Sir Francis Bacon. Dalam hal ini, ibu perlu membekali dirinya dengan mengenali tandatanda kapan anak harus dibawa ke dokter dan kondisi gawat darurat pada anak.
Pengetahuan tersebut akan membuat ibu tenang dan lebih mudah memutuskan tindakan
yang akan diambil. Kapan dokter dihubungi?
Demam
Biasanya, anak baru demam ringan saja ibu sudah buru-buru memberinya obat penurun
panas, atau membawanya ke dokter. Padahal, kebanyakan demam tidak berbahaya dan
belum tentu memerlukan obat penurun panas. Namun ada beberapa kondisi demam yang
perlu diwaspadai. Dalam situs familydoctor.org ibu dianjurkan menghubungi dokter bila:
- Bayi berusia kurang dari 3 bulan mengalami demam dengan suhu tubuh lebih dari 38
derajat Celcius.
- Bayi berusia 3 hingga 6 bulan mengalami demam dengan suhu tubuh lebih besar dari
38,5 derajat Celcius.
- Bayi serta anak berusia di atas 6 bulan mengalami demam dengan suhu tubuh di atas 40
derajat Celcius. Jika demam terus berlanjut lebih dari 72 jam, ibu juga perlu
menghubungi dokter.
Muntah dan diare
Anak mengalami muntah umumnya bersamaan dengan diare atau penyakit perut lain
yang disebabkan virus. Anak perlu segera dibawa ke dokter bila ia muntah terus menerus,
ada nyeri perut hebat, dan anak mengalami dehidrasi. Tanda-tanda dehidrasi di antaranya
buang air kecil menjadi jarang, bibir kering, berat badan turun, mata cekung, pada bayi
ubun-ubun besar terlihat cekung, air kencing berwarna lebih tua dari biasanya, dan
elastisitas kulit menurun. Anak juga perlu dibawa ke dokter bila ia sama sekali tidak mau
minum, cairan muntahnya berwarna kehitaman atau kehijauan, cairan muntah keluar
menyemprot, dan bila muntah disertai sakit kepala hebat. Jika anak muntah disertai
adanya bintik-bintik merah muda atau keunguan yang tidak hilang saat ditekan,
sebaiknya anak pun dibawa ke dokter.
Begitu pula dengan diare. Anak yang diare perlu segera dibawa ke dokter bila ia
mengalami tanda-tanda dehidrasi seperti yang telah disebutkan di atas. Dokter juga perlu
segera dihubungi bila diare yang terjadi disertai demam tinggi, terdapat darah dalam tinja,
atau bila anak mengalami diare kronis (lebih dari 2 minggu).
Batuk dan pilek
Sekalipun ingus yang keluar berwarna hijau, tak selamanya anak dengan batuk pilek
harus dibawa ke dokter. Batuk pilek umumnya disebabkan virus, tak perlu antibiotika.
Namun bila ingus kental berwarna hijau ini berlanjut hingga lebih dari 2 minggu, barulah
anak perlu dibawa ke dokter. Dokter juga perlu dikunjungi bila anak mengalami batuk
lebih dari satu minggu atau anak mengeluh nyeri telinga. Prinsipnya, bila kondisi anak
dengan batuk pilek memburuk dalam 3-5 hari bawalah ia ke dokter. Akan tetapi, jika
kondisi anak tetap baik, biarkan daya tahan tubuh anak yang mengobati batuk pileknya.
Jika batuk pileknya tak kunjung sembuh dalam 10 hingga 14 hari, segera bawa anak ke
dokter.
Kondisi dikatakan memburuk bila anak mengalami batuk hebat disertai sesak napas
(bernapas dengan sekuat tenaga), tampak kebiruan di sekitar bibir, mulut, dan wajah,
batuk hebat disertai muntah-muntah, sangat rewel, susah dibangunkan (letargi),
mengalami dehidrasi, dan dahak mengeluarkan darah.
Terdapat perkecualian pada bayi yang berusia kurang dari 3 bulan. Dokter tetap harus
dihubungi bila si bayi mengalami batuk pilek atau terbatuk-batuk selama beberapa jam.
Kondisi gawat darurat
Jangan lupa, kapan pun anak mengalami kondisi gawat darurat, ia harus segera dibawa ke
dokter atau rumah sakit. Tanda-tanda gawat darurat pada anak di antaranya rewel atau
menangis terus menerus tidak dapat ditenangkan, kesadaran menurun, tidur terus
menerus, lemas dan sulit dibangunkan, kejang atau kaku kuduk leher, sakit kepala hebat
yang menetap, gangguan napas yang menyebabkan bibir dan wajah membiru, muntah
dan diare terus-menerus, muntah menyemprot, dehidrasi, kejang berulang atau lama,
demam tinggi pada bayi kurang dari 6 bulan.
Nah , bila Ibu sudah mengenali tanda-tanda kapan anak perlu dibawa ke dokter dan
kondisi gawat darurat pada anak, Ibu tak perlu panik lagi bila anak sakit. Agar Ibu
semakin tenang, sambil memantau kondisi anak, Ibu bisa mencari informasi tentang
gejala penyakit yang diderita anak dari buku, internet, atau sumber-sumber yang dapat
dipercaya. Dengan demikian, pemahaman Ibu semakin bertambah, Ibu bisa bertindak
tenang, tepat dan cepat. Uang pun tak terbuang untuk hal-hal yang tak diperlukan,
menguntungkan bukan?
3. Cara Memandikan Bayi
by Raja Rasita Ramiyanti
Tuangkan air dingin ke dalam bak mandi, kemudian tambahkan air panas secukupnya
sampai mencapai suhu 40 derajat Celsius untuk bayi berumur sampai 2 bulan, lalu
berangsur turunkan suhu sampai 27 derajat Celsius untuk bayi di atas 2 bulan. Isilah bak
mandi dengan air setinggi kira-kira 7,5 cm dari dasar bak.
Untuk bayi yang baru lahir, bersihkan terlebih dahulu kedua matanya dengan kapas yang
telah direndam air matang. Bersihkan mata bayi dari ujung mata ke arah hidung,
Gunakan kapas yang berbeda untuk masing-masing mata.
Bersihkan pula lubang hidung si kecil secara perlahan-lahan dengan cotton buds yang
telah terlebih dahulu dicelupkan ke dalam air bersih. Gantilah kapas untuk masingmasing lubang hidung. Hati-hati, jangan memasukkan cotton buds terlalu dalam.
Kemudian bersihkan juga daun telinga si kecil dengan cotton buds yang telah diberi baby
oil. Jangan masukkan cotton buds ke dalam lubang telinga, bersihkan bagian luar
telinganya saja.
Sebelum membersihkan tubuhnya, bukalah baju bayi secara bertahap. Mula-mula
bukalah baju bagian atas, baru kemudian popok atau celana bayi.
Bersihkan alat kelamin dan pantat bayi dengan kapas bulat yang sudah dibasahi air.
Bersihkan setiap lipatannya.
Kemudian mulailah menyabuni rambutnya serta seluruh badan bayi, terutama lipatanlipatan kaki, paha, tangan serta lehernya dengan menggunakan sabun bayi.
Ukur kembali suhu air dalam bak mandi. Kemudian selipkan tangan kiri Anda ke bawah
tengkuk si kecil, lalu pegang erat-erat ketiaknya. Sanggahlah tengkuk si kecil dengan
pergelangan tangan Ibu, lalu pegang tubuhnya dengan tangan kanan Ibu.
Angkatlah si kecil dan masukkan ke dalam bak mandi. Sementara tangan kiri Anda
menyangga kepala dan memegangi ketiaknya, tubuhnya sebagian terendam dalam air.
Gunakan tangan kanan Ibu untuk membersihkan sabun di telinga, leher, dan seluruh
badannya. Biarkan si kecil bermain dalam air selama sekitar 2-5 menit. Bila si kecil
sudah cukup besar, berikan mainan kapal-kapalan atau bebek-bebekan agar acara mandi
semakin menyenangkan.
Untuk membersihkan bagian belakang tubuhnya, balikkan badan si kecil, kemudian
sanggah badannya dengan tangan kiri Anda dan pegang erat-erat ketiaknya. Lalu dengan
tangan kanan, bersihkanlah punggungnya.
Setelah acara mandi selesai, angkatlah tubuh si kecil dari dalam air, lalu bungkuslah
tubuhnya dengan handuk. Sambil mengajaknya bercengkrama, keringkan tubuh bayi
dengan cara menekan-nekankan handuk bayi ke tubuhnya.
Setelah tubuhnya kering, taburkan bedak bayi di dada, perut dan punggungnya, agar
tubuhnya wangi dan segar. Perhatikan setiap lipatan dan lekukan khususnya di daerah
kemaluaannya. Usapkan lipatan pada kemaluan si kecil dengan baby oil.
Terakhir, pakaikan popok dan baju bayi, lalu sisirlah rambutnya dengan sisir khusus
untuk rambut bayi. Bila cuaca mengijinkan, ajakan si kecil jalan-jalan atau berjemur di
bawah sinar matahari pagi.
4. Menghitung Masa Subur
by Raja Rasita Ramiyanti
Menghitung masa subur. Hamil adalah suatu masa dari mulai terjadinya pembuahan
dalam rahim seorang wanita sampai bayinya dilahirkan. Kehamilan terjadi ketika seorang
wanita melakukan hubungan seksual pada masa ovulasi atau masa subur dan sperma pria
pasangannya akan membuahi sel telur matang wanita tersebut. Kehamilan adalah suatu
hal yang ditunggu-tunggu bagi pasangan suami isteri yang mendambakan hadirnya
seorang anak di keluarganya. Dengan hadirnya buah hati, keluarga akan penuh dihiasi
oleh gelak canda tawa anak, suara riang anak, keluarga terasa semakin "hidup" dan yang
terpenting keluarga terasa makin lengkap. Namun, ada kalanya pasangan suami isteri
merasa kecewa karena kehamilan yang ditunggu-tunggu tidak jua kunjung datang.
Sulitnya untuk hamil tersebut sampai-sampai menimbulkan stress yang mendalam pada
pasangan suami isteri.
Banyak kendala yang membuat mereka sulit untuk mendapatkan kehamilan di mulai dari
masalah Kesuburan, tingkat psikologi mereka, disfungsi hormon, dll. Namun ada
kalanya kehamilan tidak mereka dapatkan karena mereka tidak tepat melakukan
hubungan seksual. Mereka tidak mengetahui, kapan wanita memasuki masa subur
sehingga kesempatan untuk terjadi ovulasi semakin besar.
Masa subur sangat besar artinya bagi mereka yang menginginkan hamil dan bagi yang
ingin menunda kehamilan. Bagi yang menginginkan kehamilan, masa subur bisa
dijadikan patokan untuk melakukan hubungan seksual karena saat ini ovulasi sedang
terjadi sehingga kemungkinan hamil sangat besar. Sedangkan bagi yang mau menunda
kehamilan, masa subur merupakan masa yang harus dihindari untuk mencegah terjadinya
kehamilan.
Banyak cara dan metode yang dapat digunakan untuk mengetahui kapan masa subur
tersebut, yaitu:
Sistem kalender.
Menentukan masa subur dengan menggunakan sistem kalender ada dua cara yaitu :
Bagi yang siklus haidnya teratur, masa subur berlangsung 14 +/- 1 hari haid berikutnya.
Artinya masa subur berlangsung pada hari ke 13 sampai hari ke 15 sebelum tanggal haid
yang akan datang.
Bagi yang siklus haidnya tidak teratur maka pertama tama harus dicatat panjang siklus
haid sekurang kurangnya selama 6 siklus. Dari jumlah hari pada siklus terpanjang,
dikurangi dengan 11 akan diperoleh hari subur terakhir dalam siklus haid tersebut.
Sedangkan dari jumlah hari pada siklus terpendek dikurangi 18, diperoleh hari subur
pertama dalam siklus haid tersebut. Misal : siklus terpanjang = 31, sedangkan siklus
terpendek = 26, maka masa subur dapat dihitung, 31 – 11 = 20, dan 26 -18 = 8, jadi masa
subur berlangsung pada hari ke 8 sampai hari ke 20.
Yang Tidak Boleh Dilakukan Selama Kehamilan
by Raja Rasita Ramiyanti on Saturday, 17 December 2011 at 12:19
Mendapatkan kehamilan, berarti mendapatkan anugerah yang tidak terkira dari Yang
Maha Kuasa. Kehamilan adalah suatu anugerah yang harus diperhatikan betul, dipelihara
dan dijaga dengan baik hingga nantinya saat lahir menjadikannya seorang bayi yang sehat
dan berkualitas. Namun ada kalanya seorang ibu hamil belum mengetahui secara pasti
hal-hal apa saja yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan selama kehamilan,
terutama pada saat kehamilan pertama. Hal ini justeru penting diketahui oleh para ibu
hamil untuk menjaga kehamilan tetap sehat dan berkualitas.
Berikut kami coba berikan tips mengenai hal-hal yang tidak boleh dilakukan selama
kehamilan.
Memakai Sepatu Hak Tinggi
Penggunaan sepatu hak tinggi dapat menyebabkan peregangan otot-otot di daerah
pinggang. Ibu hamil akan lebih sering mengeluskan rasa sakit dan pegal di daerah
pinggang. Hal ini disebabkan pada saat hamil terjadi perubahan sumbu tubuh, dimana
tubuh akan cenderung condong ke depan, sehingga ibu hamil berusaha menegakkan
tubuh dengan cara meregangkan otot pinggang dan punggung. Nah, jika ibu hamil
menggunakan sepatu dengan hak tinggi, peregangan otot di daerah pinggang dan
punggung akan semakin bertambah, karena beban ke depan menjadi double, dari
kehamilan itu sendiri dan juga dari sepatu hak tinggi, dan ini mengakibatkan pinggang
dan punggung terasa semakin sakit.
Selain itu sepatu dengan hak tinggi dapat mengganggu keseimbangan tubuh, terutama
pada saat kehamilan mulai membesar. Hal ini menimbulkan ibu hamil beresiko untuk
jatuh. Akibat terjatuh, biasanya kehamilan dan ibu hamil itu sendiri akan mengalami
trauma, dan yang lebih buruk akan terjadinya cacat janin atau keguguran.
Menggunakan Obat Anti Nyamuk
Obat anti nyamuk mengandung baham kimia aktif yang termasuk golongan pestisida.
Efek samping zat kimia ini antara lain memicu kerusakan saraf. Obat anti nyamuk
semprot bahkan mengandung minyak tanah yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal
pada janin. Obat anti nyamuk dalam bentuk oles atau lotion mengandung bahan korosif
dan dapat diserap kulit sehingga menjadi racun dalam tubuh. Untuk itu, penggunaan obat
anti nyamuk baik dalam bentuk semprot, bakar, listrik, maupun oles (lotion) tidak
adianjurkan bagi ibu hamil.
Pakailah kelambu di tempat tidur atau kasa nyamuk di setiap ventilasi rumah untuk
menghindari gigitan nyamuk. Ibu hamil juga dapat menggunakan kayu putih sebagai obat
anti nyamuk.
Melewati Perjalanan Yang Jelek
Banyak pertanyaan selama ini ke kami mengenai boleh tidaknya seorang ibu hamil
mengendarai motor atau mobil. Banyak beranggapan bahwa seorang ibu hamil tidak
boleh mengendarai sepeda motor atau mobil, karena dapat menggangu kesehatan
kehamilan. Namun, sebetulnya yang tidak boleh itu adalah mengendarai kendaraan
bermotor melewati jalan yang jelek, karena hal ini dapat memberikan guncangan kepada
kehamilan itu sendiri. Guncangan yang sering akan memberikan trauma kepada
kehamilan. Selain itu guncangan pada saat melewati jalan yang jelek adalah dapat
membuat otot punggung, pinggang, perut dan paha ibu hamil meregang sehingga ibu
hamil mudah mengalami kelelahan.
Kurangilah kecepatan kalo melewati jalan yang jelek atau lebih baik cari rute lain dengan
jalan yang lebih baik. Selain itu, untuk mengendarai mobil, sebaiknya ibu hamil dengan
kehamilan 7 bulan ke atas jangan mengendarai mobil, dikhawatirkan perut yang semakin
membesar membuat mengendarai steer mobil menjadi terganggu, dan mengendarai mobil
menjadi tidak aman.
Mengkonsumsi Obat-obatan Tanpa Petunjuk Dokter
Obat yang dikonsumsi ibu hamil dapat masuk ke dalam plasenta dan sirkulasi janin.
Beberapa jenis obat bahkan dapat di sekresi melalui ASI sehingga kadarnya dalam
sirkulasi tubuh bayi hampir sama dengan kadar dalam darah ibu yang dalam beberapa
situasi akan membahayakan bayi.
Beberapa jenis obat boleh diminum selama kehamilan ataupun menyusui karena terbukti
aman, baik bagi ibu hamil maupun janin. Namun, beberapa jenis obat lain yang
berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan ibu hamil dan janin. Dan kami yakin, tidak
semua ibu hamil mengetahui mana obat yang aman dan mana yang tidak. Oleh karena itu
setiap jenis obat ataupun jamu yang akan dikonsumsi, lebih baik konsultasikan dulu
dengan dokter anda, jangan hanya percaya pada "kata orang".
Diet Selama Kehamilan
Melakukan diet selama kehamilan akan membahayakan ibu hamil dan janin. Diet selama
kehamilan akan menyebabkan kekurangan vitamin, mineral, dan zat-zat lain yang sangat
diperlukan selama kehamilan. Lagian untuk apa diet? toh kalo hamil perut akan terus
membesar, jadi nggak ada gunanya sama sekali diet selama kehamilan.
Jenis Konsumsi Yang Beresiko Bagi Kehamilan
Untuk mengetahui jenis konsumsi baik makanan ataupun minuman yang dapat
memberikan efek jelek bagi kehamilan, silahkan baca artikel kami mengenai
"Konsumsi Yang Beresiko Selama Kehamilan"
5. Waspadai Keguguran
by Raja Rasita Ramiyanti
Memiliki anak merupakan dambaan setiap pasangan yang telah menikah. Tapi apa daya
jika kehamilan itu tidak dapat dipertahankan atau biasa disebut keguguran. Kenali apa
saja penyebab keguguran tersebut dan hal hal apa yang mesti dilakukan agar keguguran
dapat dihindari.
Apa sih keguguran itu? Menurut Dr. Kanadi Sumapraja, SpOG(K), staf bagian obserti
dan Ginekologi FKUI-RSCM Keguguran adalah penghentian proses kehamilan pada usia
dibawah 20 minggu. Pada saat itu janin memiliki berat kurang lebih 500 gram.
Keguguran ada yang bersifat sporadic atau dikenal dengan keguguran berulang.dimana
keguguran sporadis tidak memiliki pola dan sebagian besar disebabkan oleh kelainan
kromosom, bisa pada sel telur atau sel sperma.
Apa sih penyebab keguguran? Selain penyebab kelainan kromosom, ada banyak factor
yang diduga menjadi penyebab keguguran, antara lain adalah:
·Penyakit Autoimun, yaitu penyakit systemic lupuserythematosus (SLE) dan adanya
antiphospolipid antibody(APLAs)
·Kelainan anatomi, biasanya diakibatkan oleh kelainan rahim atau leher rahim.
·Adanya infeksi, ada beberapa kuman yang dapat menyebabkan keguguran misalnya
chlamidia trachomatis dan nesseiria gonorrhoe.
·Pengaruh lingkungan dan gaya hidup.
Perhatikan gaya hidup. Keguguran juga dapat diakibatkan oleh gaya hidup. Wanita
yang cenderung merokok, mengkonsumsi minuman keras, obesitas atau berat badan
kurang dapat memiliki gangguan hormon yang berakibat gangguan kehamilan.
Belum ada penelitian yang akurat tentang keadaan wanita stress dapat menyebabkan
keguguran.
Tidak usah khawatir dan tidak usah mengurangi waktu kerja, karena belum ada data jika
tetap mengerjakan pekerjaan harian tanpa menguranginya dapat menimbulkan keguguran
terhadap wanita.
Apa saja sih jenis keguguran?Pada saat wanita mengalami keguguran ada beberapa
tingkatan yang. Tingkat dan tindakan yang dilakukan saat keguguran ditentukan
semuanya oleh dokter. Jenis jenisnya adalah :
1.Abortus komplet, dimana jika wanita mengalami keguguran tingkat ini semua hasil
konsepsi keluar semua. Tandanya antara lain, embrio sudah berbentuk janin dan lepas
semua dari dinding rahim. Terjadi biasanya diawal kehamilan ketika plasenta belum
terbentuk. Janin sendiri akan keluar dari rahim, baik secara spontan maupun dengan alat
bantu. Pada abortus ini biasanya tidak dilakukan tindakan apa apa. Sementara jika pasien
datang dengan pendarahan dan masih terlihat sisa jaringannya, maka dilakuakn
pembersihan sisa jaringan melalui cara kuret.
2.Abortus tidak lengkap (inkomplet), tandanya antara lain sebagian jaringan embrio
sudah terlepas dari dinding rahim dan sebagian jaringan ada dimulut rahim. Untuk kasus
ini jika terjadi pendarahan terus menerus embrio / janin harus segera dikeluarkan.
3.Abortus insipiens, sebagian jaringan sudah turun dan berada dimulut rahim, tapi seluruh
embrio masih berada didalam rahim. Pada kasus ini sangat kecil kemungkinan untuk
mempertahankan kehamilan.
4.Abortus imminens, tandanya hasil pepbuahan (embrio) lepas sebagian atau terjadi
pendarahan dibelakang tempat embrio menempel. Karena embrio masih berada
dibelakang rahim dan dapat bertahan hidup, sehingga masih bisa diselamatkan.
Tanda tanda jika mengalami keguguranBiasanya sebelum mengalami keguguran,
akan didahului dengan tanda-tanda. Apa saja?
·Pendarahan. Tanda keguguran yang paling umum dan sering terjadi ini hanya bisa
berupa bercak bercak yang berlangsung lama sampai pendarahan hebat.
·Kram dan kejang pada perut, seperti yg biasanya terjadi pada mereka yang terserang
kram perut pada awal datang bulan. Biasanya kram perut ini terjadi berulang kali dalam
waktu yang lama.
·Nyeri pada bagian bawah perut. Rasa nyeri biasanya cukup mengganggu dan dalam
waktu lama. Sakit yang tak kunjung redapada bagian bawah panggul, selangkangan dan
daerah alat kelamin. Keluhan ini biasanya muncul beberapa jam bahkan beberapa hari
setelah muncul gejala pendarahan.
Kapan sih waktu yang tepat untuk kembali hamil setelah mengalami
keguguran?Tidak ada alasan untuk menunda kehamilan
, anda bisa hamil kapan saja. Kecuali jika ada masalah kejiwaan karena trauma dengan
keguguran, atau memiliki masalah kesehatan lain misalnya diabetes atau penyakit tiroid.
Jika keguguran anda dikarenakan infeksi (mis: toksoplasma) maka perlu waktu untuk
tubuh untuk membentuk zat antibody selama 6- 8 minggu.
Banyak wanita yang khawatir setelah megalami keguguran. Tidak usah khawatir, bagi
anda yang pernah mengalami keguguran, maka kemungkinan anda untuk melahirkan
anak masih cukup tinggi. Kemungkinan untuk keguguran kembali hanya 15%. Sehingga
tidak diperlukan pengobatan khusus. Tapi untuk wanita yang telah mengalami keguguran
2 kali bahkan sampai 3 kali berturut turut, kemungkinan untuk kembali keguguran
menjadi lebih besar. Untuk pasien yang mengalami hal tersebut dokter akan melakukan
pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya. Mungkin saja ada kelainan
genetic atau mengalami kelainan lain seperti sindrom APS atau trombophilia.
Tingkatkan gaya hidup yang sehat, untuk menghindari keguguran.
6. Bayi Muntah
by Raja Rasita Ramiyanti
Hampir setiap bayi pernah muntah dan bisa terjadi di usia berapa saja. muntah
seperti apa yang harus diwaspadai?
Para ibu, apakah Anda masih memakaikan gurita pada si kecil? Bila ya, sebaiknya
segeralah hentikan. Sebab, seperti dituturkan dr. Kishore R.J., SpA dari RSIA Hermina
Podomoro, pemakaian gurita dapat menyebabkan bayi muntah
.
Lo, apa hubungannya? “Pemakaian gurita membuat lambung si bayi tertekan. Bila dalam
keadaan seperti itu si bayi dipaksakan minum, maka cairannya akan tertekan. muntah
lah dia,” jelas Kishore.
Hal lain yang paling sering bikin bayi muntah ialah posisi menyusui. Sering ibu
menyusui sambil tiduran dengan posisi miring sementara si bayi tidur telentang.
Akibatnya, cairan tersebut tidak masuk ke saluran pencernaan, tapi ke saluran nafas. Bayi
pun muntah
. Karena itu, Kishore mengingatkan, “Kalau menyusui, posisi bayi dimiringkan.
Kepalanya lebih tinggi dari kaki sehingga membentuk sudut 45 derajat. Jadi cairan yang
masuk bisa turun ke bawah.”
Untuk bayi yang menyusu dari botol, pemakaian bentuk dot juga berpengaruh pada
muntah. Jika si bayi suka dot besar lalu diberi dot kecil, ia akan malas mengisap karena
lama. Akibatnya susu tetap keluar dari dot dan memenuhi mulut si bayi. Hal ini bisa
membuat bayi tersedak yang lalu muntah. Sebaliknya bayi yang suka dot kecil diberi dot
besar akan refleks muntah karena ada benda asing.
GUMOH
muntah yang sering terjadi dan biasa dialami pada bayi ialah muntah yang disebut
gumoh. Hal ini disebabkan fungsi pencernaan bayi dengan peristaltik (gelombang
kontraksi pada dinding lambung dan usus) untuk makanan dapat masuk dari saluran
pencernaan ke usus, masih belum sempurna. Itu sebabnya ada makanan yang masih tetap
di lambung, tidak keluar-keluar karena peristaltiknya tidak bagus. Akibatnya, terjadilah
muntah
atau gumoh.
Biasanya bayi mengalami gumoh setelah diberi makan. Selain karena pemakaian gurita
dan posisi saat menyusui, juga karena ia ditidurkan telentang setelah diberi makan.
“Cairan yang masuk di tubuh bayi akan mencari posisi yang paling rendah. Nah, bila ada
makanan yang masuk ke oserfagus atau saluran sebelum ke lambung, maka ada refleks
yang bisa menyebabkan bayi muntah
,” terang Kishore.
Lambung yang penuh juga bisa bikin bayi gumoh. Ini terjadi karena makanan yang
terdahulu belum sampai ke usus, sudah diisi makanan lagi. Akibatnya si bayi muntah.
“Lambung bayi punya kapasitasnya sendiri. Misalnya bayi umur sebulan, ada yang sehari
bisa minum 100 cc, tapi ada juga yang 120 cc. Nah, si ibu harus tahu kapasitas bayinya.
Jangan karena bayi tetangganya minum 150 cc lantas si ibu memaksakan bayinya juga
harus minum 150 cc, padahal kapasitasnya cuma 120. Jelas si bayi muntah.”
BISA MASUK PARU-PARU
muntah pada bayi bukan cuma keluar dari mulut, tapi juga bisa dari hidung. Tapi tak usah
cemas. Hal ini terjadi karena mulut, hidung, dan tenggorokan punya saluran yang
berhubungan. Pada saat muntah, ada sebagian yang keluar dari mulut dan sebagian lagi
dari hidung. Mungkin karena muntah
nya banyak dan tak semuanya bisa keluar dari mulut, maka cairan itu mencari jalan
keluar lewat hidung.
Yang perlu dikhawatirkan, seperti dituturkan Kishore, bila si bayi tersedak dan muntah
nya masuk ke saluran pernafasan alias paru-paru. “Nah, itu yang bahaya,” tukasnya.
Lebih bahaya lagi jika si bayi tersedak susu yang sudah masuk ke lambung karena sudah
mengandung asam dan akan merusak paru-paru. Jika ini yang terjadi, tak ada pilihan lain
kecuali membawanya ke dokter.
Untuk mencegah kemungkinan tersedak, Kishore menganjurkan agar setiap kali bayi
muntah selalu dimiringkan badannya. Akan lebih baik jika sebelum si bayi muntah (saat
menunjukkan tanda-tanda akan muntah
) segera dimiringkan atau ditengkurapkan atau diberdirikan sambil ditepuk-tepuk
punggungnya.
Adakalanya ibu yang kasihan melihat bayinya muntah lalu diberi minum lagi. Menurut
Kishore, boleh-boleh saja, “Asal proses muntahnya sudah dibersihkan sehingga tak ada
lagi sisa muntah. Kalau muntah
nya masih ada terus diberi minum lagi, si bayi bisa kelepekan sehingga masuk ke saluran
nafas.”
Soal sampai kapan si bayi berhenti muntah dalam arti gumoh, menurut lulusan FK
Universitas Airlangga Surabaya yang mengambil spesialisasinya di FKUI ini, tak sama
pada setiap bayi. Tapi pada umumnya, setelah si bayi mulai bisa duduk dan berdiri,
biasanya frekuensi muntahnya berkurang banyak karena cairan turun ke bawah menjadi
lebih gampang.
muntah Yang Harus Diwaspadai.
Ada beberapa bentuk muntah pada bayi yang harus diwaspadai para ibu, yakni:
* muntah sehabis diberi makan atau disusui bila muntah
nya berwarna hijau tua.
Hal ini menunjukkan ada kelainan pada saluran pencernaan si bayi, yakni ada sumbatan
di bawah usus halus. Warna hijau tua pada muntah merupakan cairan dari empedu yang
keluar. Kadang kalau ada sumbatan, meskipun si bayi tidak makan, ia bisa muntah
karena cairan empedu keluar dan enzim-enzim lain tak bisa lewat.
Ada dua macam sumbatan, yang penuh dan parsial (sebagian). Sumbatannya bisa di mana
saja. Bisa di antara oserfagus dan lambung atau antara lambung dan usus. Karena ada
sumbatan yang parsial, kadang kelainan ini tak bisa diketahui secara pasti penyebabnya
sebelum dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Misalnya dengan rontgen atau USG dicari
penyebabnya lalu dihilangkan. Bila perlu dilakukan operasi jika sumbatannya akibat
tumor atau kelainan bawaan. Tapi kasus seperti ini jarang terjadi.
* Bentuk muntah
annya menyemprot seperti air mancur.
Makan atau tidak makan, si bayi mengelurkan muntah yang menyemprot seperti air
mancur. Ini harus segera diperiksakan ke dokter. Karena muntah yang demikian
menunjukkan ada kelainan pada susunan saraf pusat di otak si bayi. Biasanya terjadi jika
si bayi habis terjatuh.
* muntah
karena keracunan.
Anda mungkin bingung. Bayi, kok, bisa keracunan makanan? “Memang seharusnya tidak
boleh terjadi keracunan makanan pada bayi mengingat bayi hanya makan makanan
rumah. Tapi hal itu bisa saja terjadi,” tutur Kishore. Misalnya, pengasuh tak mencuci
tangannya dengan bersih sebelum membuatkan makanan bayi. Atau botol susunya tidak
disterilkan. Hal ini selain menyebabkan keracunan, juga bisa membuat infeksi pada
saluran pencernaan.
Gejala awal keracunan adalah muntah-muntah yang lalu diikuti diare. Tapi kalau infeksi
pada saluran pencernaan, diare lebih dulu yang terjadi. Baru setelah itu ada gangguan
keseimbangan elektrolit yang menyebabkan muntah. Bentuk muntahnya sama, berupa
cairan. Bayi harus diberi banyak cairan setiap kali habis muntah
dan diare. Cairan apa saja. Entah itu air tajin, larutan gula garam, teh manis pakai gula,
maupun jus buah (asal jangan yang asam).
Dibanding diare, menurut Kishore, muntah lebih berbahaya. Karena muntah
berarti tak ada cairan yang masuk, yang bisa menyebabkan kekurangan cairan atau
dehidrasi. Tapi kalau diare dan si bayi masih mau minum, tak masalah sebetulnya, selama
yang diminum dan dikeluarkan proporsinya sama.
Bayi yang mengalami dehidrasi dapat dilihat dari mulutnya yang mengering, mata
cekung, hampir tak ada air mata, bila ditekan kulitnya tak kembali ke bentuk semula
(tidak elastis sebagaimana kulit normal). “Mungkin kalau bayi lebih gampang terlihat
dari berat badannya. Kalau turun berarti ada tanda-tanda dehidrasi,” tutur Kishore. Jika
berat badan si bayi turun lebih besar atau sama dengan 5-10 persen dari berat badannya,
maka si bayi harus diinfus.
* muntah
darah.
Ada kemungkinan bayi muntah disertai darah. Jika hanya berupa bercak, berarti ada
streching (luka di tenggorokan) akibat muntah. Jika muntahnya berwarna merah dan
byor-byoran, bisa dicurigai ada pembuluh darah yang pecah. Jika darahnya berwarna
hitam, berarti ada darah di lambung. “Kadang si bayi mimisan dan darahnya tertelan
sampai ke lambung. Hal ini menimbulkan rasa tak enak, sehingga si bayi refleks untuk
muntah
,” terang Kishore.
Pemeriksaan ke dokter dilakukan tergantung pada jenis dan banyaknya darah.
Pendarahan yang banyak sangat berbahaya karena menurunkan kadar hemoglobin
sehingga bayi kekurangan cairan dalam pembuluh darah.
Membersihkan muntah
.
Langsung bersihkan bekas muntah
dengan lap basah atau kering agar tak sempat berkontak terlalu lama dengan kulit si bayi.
Kalau tidak, kulit akan memerah atau terjadi iritasi, yang berarti harus dilakukan
pengobatan khusus.
Untuk membersihkan bekas muntah pada perabot atau lantai maupun pakaian yang
terkena muntah, gunakan campuran air dan soda kue. Selain dapat menghilangkan noda
yang menetap, juga akan menghilangkan baunya.
Mencegah muntah.
Masih ada beberapa hal lagi yang perlu diperhatikan para ibu untuk mencegah
kemungkinan bayi muntah
, yakni:
* Jangan memberi minum susu selagi bayi menangis. Berhentilah menyusui untuk
menenangkannya.
* Tegakkan bayi setegak mungkin selama dan beberapa waktu setelah minum susu.
* Pastikan dot botol tak terlalu besar atau terlalu kecil, dan botol dimiringkan sedemikian
rupa sehingga susu, bukan udara, yang memenuhi bagian dotnya.
* Jangan mengangkat-angkat si bayi selama atau sesudah ia minum. Jika mungkin
letakkan dan ikat sebentar si bayi pada kursi bayi atau kereta dorongnya.
* Jangan lupa membuat bayi bersendawa.
7. Posisi Tidur yang Baik Selama Hamil
by Raja Rasita Ramiyanti
Pada kehamilan trimester awal ibu hamil bisa tidur dengan posisi apapun yang dapat
memberikan rasa nyaman untuk dirinya, karena perutnya belum membesar. Ibu hamil
biasanya mulai cemas ketika memasuki trimester ke dua. Namun sebenarnya ibu hamil
tidak perlu khawatir.
Kenapa? Karena sesungguhnya tubuh ibu di ciptakan begitu unik sehingga dapat
memberikan perlindungan. selain itu, bagi janin dalam kandungan ibu hamil tidak pernah
merasa tak nyaman karena keberadaannya mengapung dalam cairan ketuban dan
mempunyai ruang sendiri untuk bergerak bebas. Walaupun begitu ibu hamil juga harus
hati-hati dalam memilih posisi tidur, seperti tips berikut ini:
Tidur Dengan Posisi Tengkurap
Posisi ini sebenarnya cukup aman untuk ibu hamil. Tapi biasanya pasca kehamilan
trimester pertama, karena adanya pembesaran payudara dan juga rangsang payudara yang
lebih sensitif akan menimbulkan ketidaknyamanan untuk tidur tengkurap. Dan pada saat
di mana perut anda sudah mulai membesar (awal 14 minggu) tidur dengan posisi
tengkurap menjadi sangat tidak nyaman karena anda harus menyokong paha dengan
bantal untuk dapat tidur tengkurap karena perut yang mulai membesar.
Tidur Dengan Posisi Terlentang
Posisi ini di anjurkan setelah kehamilan 16 minggu ibu hamil untuk tidak tidur terlentang,
karena dengan tidur posisi terlentang Anda akan meletakan seluruh berat rahim ke bagian
belakang, usus, dan vena cava inferior. Tidur posisi terlentang juga dapat meningkatkan
resiko sakit pinggang, wasir,dan gangguan pencernaan, dan mengganggu pernapasan dan
sirkulasi. Posisi tidur terlentang pada trimester kedua dan ketiga juga dapat
mempengaruhi tekanan darah. Untuk beberapa wanita, dapat menyebabkan penurunan
darah yang membuat mereka merasa pusing, untuk yang lain malah meningkatkan
tekanan darah. Pada kasus kehamilan dengan tekanan darah tinggi , tidur pada posisi
terlentang sangat tidak dianjurkan.
Tidur Dengan Posisi Miring
Lalu posisi tidur yang bagaimanakah yang terbaik? Sampai saat ini belum ada penelitian
lebih lanjut tentang posisi tidur yang aman untuk wanita hamil. Tapi sangat dianjurkan
setelah kehamilan 16 minggu, sebaiknya ibu hamil tidur dengan posisi miring ke sebelah
kiri, karena posisi ini memberi keuntungan untuk bayi anda untuk mendapatkan aliran
darah dan nutrisi yang maksimal ke plasenta karena adanya vena besar (vena cava
inferior ) dibagian belakang sebelah kanan svina yang mengembalikan aliran darah ke
tubuh bagian bawah ke jantung. yang juga dapat membantu ginjal untuk membuang sisa
produk dan cairan dari tubuh ibu sehingga mengurangi pembengkakan pada kaki,
pegelangan kaki dan tangan.
Tidur posisi ke kanan juga baik. Anda dapat mengganti posisi ke kanan dan ke kiri untuk
membuat anda tidur lebih nyaman.
Jika anda terbangun di malam hari dan menemukan ternyata anda tidur terlentang, Anda
jangan kwawatir karena anda tidak melakukan sesuatu yang mencelakai bayi anda.
Kembali saja pada posisi miring. Lagi pula pada kehamilan lanjut, dimana perut sudah
membesar, disertai kondisi lain seperti kram, sering kencing, kontraksi palsu, bayi yang
menendang perut, rasa asam lambung yang meningkat yang akan menyebabkan ibu hamil
akan terbangun beberapa kali di malam hari, karena ibu hamil sudah pasti akan berubah
posisi tidur beberapa kali dan otomatis tidak seterusnya tidur dengan posisi terlentang.
Tips:Untuk tidur dengan posisi miring yang lebih nyaman letakan bantal diantara dengkul
anda dan satu di punggung anda. Atau anda dapat membeli khusus bantal ibu hamil
8. Makanan Yang Harus Dihindari Selama hamil
by Raja Rasita Ramiyanti
Makanan merupakan faktor yang penting guna membentuk sebuah kehamilan yang
sehat. Dengan makanan yang memiliki nutrisi dan gizi yang cukup dapat menjadikan ibu
hamil senantiasa fit dan sehat dalam menjalani kehamilannya. Selain itu janin yang
sedang dikandungnyapun akan mendapatkan asupan gizi yang baik sehingga diharapkan
ketika lahir menjadi seorang bayi yang sehat pula. Ingatlah bahwa perkembanga bayi
dalam kandungan anda tergantung dari apa yang anda makan selama ini. Untuk
mendapatkan makanan yang baik dan sehat, diperlukan prinsip-prinsip makanan yang
baik. Mengenai hal ini, bisa di baca di artikel : Prinsip Makanan Yang Baik Selama
Kehamilan.
Dalam menentukan makanan ini, biasanya juga banyak sekali muncul pertanyaan
dikalangan ibu hamil tentang makanan apa saja yang boleh dan yang sebaiknya dihindari
yang beresiko atau bahkan tidak boleh sama sekali selama masa kehamilan, dan juga
kenapa makanan itu boleh dan tidak boleh. Ada beberapa jenis makanan yang sebaiknya
dihindari selama kehamilan karena dapat menyebabkan infeksi-infeksi seperti:
salmonella, toksoplasmosis, listeria, Ecoli, yang dapat membahayakan bayi dalam
kandungan . Berikut ini adalah jenis makanan yang harus dihindari:
. Jangan makan daging mentah(sushi) atau yang dimasak kurang matang, karena
mengandung Toksoplasmosis sebuah parasit yang dapat menyebabkan infeksi serius pada
janin anda dan juga Ecoli yang berbahaya bagi ibu hamil.
. Toksoplasmosis terdapat pada sayuran yang tidak dicuci dengan baik, oleh karena itu
bersihkan sayuran dengan baik, apalagi untuk salad atau lalapan yang di makan mentah.
Hindari juga kotoran kucing atau bermain-main dengan kucing karena mengandung
toksoplasmosis.
. Jangan makan daging ayam dan telur yang di masak kurang matang atau mentah,
hindari makanan hati ayam atau daging yang mungkin sumber salmonella yang dapat
menyebabkan diare yang berat pada ibu hamil. Juga harus di perhatikan piring, alat-alat
masakan yang terkena daging ayam mentah ini untuk dicuci.
. Ikan tuna steak, ikan sea bass, shark, atau ikan-ikan berukuran besar yang diketahui
mengandung tingkat mercuri yang tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan saraf jika
dimakan dalam jumlah yang besar.
. Keju lunak seperti brie dan camembert, blueveined, cheese juga keju dari susu kambing
dan domba, serta jangan minum susu yang tidak di pasteurisasi. Semua produk ini
mempunyai resiko membawa listeria. Listeria tipe bakteri yang mampu menembus
plasenta dan menyebabkan infeksi janin. Listeria dapat menyebabkan keguguran,
kelahiran prematur, dan keracunan dalam darah. Sebaiknya hindari makanan jenis ini
sampai melahirkan bayi anda.
. Jangan minum-minuman yang mengandung alkohol karena dapat menyebabkan
kelainan perkembangan pada janin dan juga problem emosional pada bayi.
. Minuman yang mengandung cafein seperti kopi, teh, sebaiknya dihindari atau di batasi
karena kopi dapat mempengaruhi berat badan rendah pada bayi, keguguran dan juga bisa
mengurangi penyerapan zat besi.
9. Bahan Makanan Pereda Keluhan Saat Hamil
by Raja Rasita Ramiyanti
Bahan Makanan Pereda Keluhan Saat Hamil
Saat sedang mengandung, seorang wanita kerap mengeluh karena mengalami beberapa
gangguan kesehatan, seperti misalnya rasa mual yang sering muncul di pagi hari, diare,
atau bahkan kesulitan buang air besar. Seringkali selera makan turut serta menyurut
seiring dengan munculnya keluhan-keluhan tersebut.
Ada pula ibu hamil yang merasa kehilangan selera makannya, padahal…asupan nutrisi
selama hamil sangat menentukan kesehatan ibu dan janin, lho. Oleh karena itu, berikut ini
kami coba berikan beberapa contoh keluhan yang sering dirasakan oleh wanita hamil
beserta resep praktis untuk mengatasinya: – Munculnya rasa mual pada pagi hari Cobalah
untuk makan biskuit (crackers), sereal, atau pretzel sebelum tidur. Usahakan untuk
mengurangi porsi makanan, tetapi menambah frekuensi makannya. Hindari makanan
berlemak, termasuk gorengan. – Kesulitan buang air besar Perbanyak konsumsi buahbuahan dan sayuran. Ditambah lagi, usahakan untuk selalu mengikuti anjuran minum air
sebanyak 6 hingga 8 gelas per hari. – Diare Perbanyak konsumsi makanan yang
mengandung pektin dan gum, kedua jenis serat ini dipercaya mampu menyerap kelebihan
air. Contoh makanan yang mengandung kedua serat tersebut, antara lain: saus apel,
pisang, nasi putih, oatmeal, roti gandum, dan selai kacang. – Jantung berdebar Makanlah
dalam porsi kecil dengan frekuensi yang lebih sering. Usahakan untuk minum susu
sebelum makan dan batasi asupan makanan serta minuman yang mengandung kafein.
Jangan menuruti selera makan yang menurun, apalagi sampai tidak makan. Hal tersebut
bisa menghambat pertumbuhan janin di dalam rahim. Bukankah semua Bunda pasti
menginginkan buah hatinya tumbuh dan berkembang sehat…? Jadi… silahkan mencoba!
Mudah-mudahan bermanfaat ya, Bunda…
Saat sedang mengandung, seorang wanita kerap mengeluh karena mengalami beberapa
gangguan kesehatan, seperti misalnya rasa mual yang sering muncul di pagi hari, diare,
atau bahkan kesulitan buang air besar. Seringkali selera makan turut serta menyurut
seiring dengan munculnya keluhan-keluhan tersebut.
Ada pula ibu hamil yang merasa kehilangan selera makannya, padahal…asupan nutrisi
selama hamil sangat menentukan kesehatan ibu dan janin, lho. Oleh karena itu, berikut ini
kami coba berikan beberapa contoh keluhan yang sering dirasakan oleh wanita hamil
beserta resep praktis untuk mengatasinya: – Munculnya rasa mual pada pagi hari Cobalah
untuk makan biskuit (crackers), sereal, atau pretzel sebelum tidur. Usahakan untuk
mengurangi porsi makanan, tetapi menambah frekuensi makannya. Hindari makanan
berlemak, termasuk gorengan. – Kesulitan buang air besar Perbanyak konsumsi buahbuahan dan sayuran. Ditambah lagi, usahakan untuk selalu mengikuti anjuran minum air
sebanyak 6 hingga 8 gelas per hari. – Diare Perbanyak konsumsi makanan yang
mengandung pektin dan gum, kedua jenis serat ini dipercaya mampu menyerap kelebihan
air. Contoh makanan yang mengandung kedua serat tersebut, antara lain: saus apel,
pisang, nasi putih, oatmeal, roti gandum, dan selai kacang. – Jantung berdebar Makanlah
dalam porsi kecil dengan frekuensi yang lebih sering. Usahakan untuk minum susu
sebelum makan dan batasi asupan makanan serta minuman yang mengandung kafein.
Jangan menuruti selera makan yang menurun, apalagi sampai tidak makan. Hal tersebut
bisa menghambat pertumbuhan janin di dalam rahim. Bukankah semua Bunda pasti
menginginkan buah hatinya tumbuh dan berkembang sehat…? Jadi… silahkan mencoba!
Mudah-mudahan bermanfaat ya, Bunda…
10. Mual Muntah saat Hamil Muda
by Raja Rasita Ramiyanti
Morning sickness atau rasa mual dan muntah yang terjadi pada masa 3 bulan awal
kehamilan (trimester pertama kehamilan) . Setiap wanita hamil akan memiliki derajat
mual yang berbeda-beda, ada yang tidak terlalu merasakan apa-apa, tapi ada juga yang
merasa mual dan bahkan ada yang merasa sangat mual dan muntah setiap saat sehingga
memerlukan pengobatan (hiperemesis gravidarum). Ingat setiap wanita hamil spesial
dengan karakteristik masing-masing, begitu juga anda!
Dibawah ini Beberapa tips untuk membantu anda mengatasi “morningsickness”
atau mual-muntah selama awal kehamilan:
• Makan dalam jumlah sedikit tapi sering, jangan makan dalam jumlah atau porsi besar
hanya akan membuat anda bertambah mual. Berusahalah makan sewaktu anda dapat
makan, dengan porsi kecil tapi sering.
• Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat untuk membantu
mengatasi rasa mual anda. Banyak mengkonsumsi buah dan sayuran dan makanan yang
tinggi karbohidrat seperti roti, kentang, biscuit, dll
• Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru terbangun, cobalah
duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun. Bila anda merasa sangat mual ketika
bangun tidur pagi siapkanlah snak atau biscuit didekat tempat tidur anda, dan anda dapat
memakannya dahulu sebelum anda mencoba untuk berdiri.
• Hindari makanan yang berlemak, berminyak dan pedas yang akan memperburuk rasa
mual anda.
• Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah. Minumlah air putih,
ataupun juice. Hindari minuman yang mengandung kafein dan karbonat.
• Vitamin kehamilan kadang memperburuk rasa mual, tapi anda tetap memerlukan folat
untuk kehamilan anda ini. Bila mual muntah sangat hebat, konsultasikan ke dokter anda
sehingga dapat diberikan saran terbaik untuk vitamin yang akan anda konsumsi. Dan
dokter anda mungkin akan memberikan obat untuk mual bila memang diperlukan.
• Vitamin B 6 efektif untuk mengurangi rasa mual pada ibu hamil. Sebaiknya
Konsultasikan dahulu dengan dokter anda untuk pemakaiannya.
• Pengobatan Tradisional : Biasanya orang menggunakan jahe dalam mengurangi rasa
mual pada berbagai pengobatan tradisional. Penelitian di Australia menyatakan bahwa
jahe dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk
ibu dan bayi. Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau
permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya.
• Istirahat dan relax akan sangat membantu anda mengatasi rasa mual muntah. Karena
bila anda stress hanya akan memperburuk rasa mual anda. . Ambilan waktu untuk anda!
cobalah beristirahat yang cukup dan santai, dengarkan musik, membaca buku bayi atau
majalah kesayangan anda dll. Hadapilah kehamilan anda dengan kebahagian, karena ini
adalah anugerahNya.
Ingat! Hubungi dokter anda bila mual-muntah menjadi sangat hebat, sehingga anda tidak
dapat makan atau minum apapun juga sehingga dapat menimbulkan kekurangan
cairan/dehidrasi. (Hiperemesis gravidarum).
Percayalah Morning sickness atau mual muntah pada kehamilan awal ini akan segera
berlalu tanpa anda sadari dan ini akan menjadi salah satu pengalaman selama kehamilan
anda—bayangkan saja tentang si kecil yang akan segera hadir membawa sejuta
kebahagian.
11. Tumbuh kembang anak
by Raja Rasita Ramiyanti
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda,
tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, atau ukuran,
yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram) dan ukuran panjang (cm, meter),
sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam strukturdan fungsi
tubuh yang lebih kompleks dari seluruh bagian tubuh sehingga masing-masing
dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah
laku sebagai hasil berinteraksi dengan lingkungannya.
Secara umum terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi tumbuh kembang
anak, yaitu:
1. Faktor genetik
Faktor genetik ini yang menentukan sifat bawaan anak tersebut. Kemampuan anak
merupakan ciri-ciri yang khas yang diturunkan dari orang tuanya.
2. Faktor lingkungan
Yang dimaksud lingkungan yaitu suasana di mana anak itu berada. Dalam hal ini
lingkungan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak untuk tumbuh
kembang sejak dalam kandungan sampai dewasa. Lingkungan yang baik akan
menunjang tumbuh kembang anak, sebaliknya lingkungan yang kurang baik akan
menghambat tumbuh kembangnya.
PERTUMBUHAN FISIK
1. Pertumbuhan janin dalam kandungan
Pertumbuhan pada masa janin merupakan pertumbuhan yang paling pesat yang
dialami seseorang dalam hidupnya. Janin tumbuh dari berat 0,0000175 gram
menjadi 3700 gram, dan panjang badan dari 0,01 menjadi 50 cm.
2. Pertumbuhan setelah lahir
Indikator pertumbuhan:
1. Berat badan
Berat badan lahir rata-rata 3,4 kg (2,7-4,1 kg)
Bayi yang dilahirkan cukup bulan akan kehilangan berat badannya
selama 3-4 hari pertama dan akan kembali sama dengan berat badan
lahir pada hari ke-8-9
Berat badan meningkat:
2 x berat badan lahir pada umur 5 bulan,
3 x berat badan lahir pada umur 1 tahun,
4 x berat badan lahir pada umur 2½ tahun
Penambahan berat badan
6 bl ke-1 : 0,5-1,0 kg/bl
6 bl ke-2 : 0,3-0,5 kg/bl
1-2 th : 0,2 kg/bl
2. Tinggi Badan
Rata-rata tinggi (panjang) badan lahir + 50 cm
Panjang badan meningkat 1½ x panjang badan pada umur 1 tahun
Penambahan panjang badan:
Umur 6 bl ke-1 : 2,5 cm/bl
6 bl ke-2 : 1,25 cm/bl
1-7 th : 7,5 cm/th
3. Lingkar Kepala
Rata-rata lingkar kepala lahir 33,0 – 35,6 cm
Pada tahun ke-1, lingkar kepala menjadi 44,4 – 46,9 cm ( + 10 cm)
Pada tahun ke-2 menjadi 46,9 – 49,5 cm ( + 2,5 cm)
Pada tahun ke-3 menjadi 47,7 – 50,8 cm ( + 1,25 cm)
4. Erupsi gigi
Gigi pertama tumbuh pada umur 5 – 9 bulan dan gigi susu yang
berjumlah 20 buah biasanya telah tumbuh seluruhnya pada umur
2,5 th.
12. Diagnosis Fisik Pada Anak
by Raja Rasita Ramiyanti
Penanganan anak dilakukan sebaik mungkin hingga pulih kembali dan tumbuh kembang
optimal sesuai potensi genetiknya.
Perlu: penegakan diagnosis yang akuratUntuk ini maka diperlukan diagnosa fisis yg
merupakan cara yang baku dan harus dikuasai setiap dokter
Caranya diawali dengan anamnesis (pemeriksaan dengan wawancara) kemudian diikuti
dengan:
- pemeriksaan fisik
- pemeriksaan penunjang
- diagnosis kerja
- diagnosis banding (dd/)
- diagnosis akhir
Anamnesis harus dilakukan secara teliti, teratur, lengkap (pengaruhnya 80% thd d/ suatu
penyakit)
13. Imunisasi bcg Puskesmas
by Raja Rasita Ramiyanti
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Imunisasi / pengebalan adalah suatu usaha untuk membuat seseorang menjadi kebal
terhadap penyakit tertentu dengan menyuntikan vaksin.
Vaksin adalah kuman hidup yang dilemahkan / kuman mati / zat yang bila dimasukkan ke
tubuh menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu.
Imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit : Poliomyelitis
(kelumpuhan), Campak (measles), Difteri (indrak), Pertusis (batuk rejan / batuk seratus
hari), Tetanus, Tuberculosis (TBC), Hepatitis B dan untuk mencegah penyakit dan
kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh wabah yang sering berjangkit.
1.2 Tujuan
1.2.1
Tujuan umum
Setelah melaksanakan praktek lapangan dipuskesmas diharapkan mahasiswa dapat
memberikan asuhan kebidanan bayi dengan imunisasi BCG.
1.2.2
Tujuan khusus
1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data.
2. Mahasiswa mampu memberikan analisa data untuk menentukan diagnosa.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa potensial.
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan segera.
5. Mahasiswa mampu menyusun rencana askeb berdasarkan diagnosa.
6. Mahasiswa mampu melaksanakan askeb sesuai rencana yang dibuat.
7. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil askeb yang telah dilaksanakan.
1.3 Metode penulisan
1.3.1
Metode pendekatan yang sifatnya mengungkapkan peristiwa yang terjadi.
1.3.2
Pengumpulan data dan pengolahan data melalui observasi, wawancara dan
pemeriksaan fisik.
1.3.3
Sumber data primer dari klien dan data sekunder dari petugas kesehatan.
1.3.4
Sumber teori dari literature.
1.4 Ruang lingkup
Laporan asuhan kebidanan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas di Puskesmas
Medokan Ayu pada tanggal 5 s/d 30 Maret 2007.
1.5 Sistematika penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Meliputi : Latar belakang, Tujuan penulisan, Metode penulisan, Ruang lingkup, dan
Sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Meliputi : Konsep dasar imunisasi, Konsep dasar asuhan kebidanan.
BAB III : TINJAUAN KASUS
Meliputi : Pengkajian, Analisa data/ Diagnosa, Dignosa potensial, Identifikasi kebutuhan
segera, Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi.
BAB IV : PENUTUP
Meliputi
: Kesimpulan, Saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Konsep Dasar Imunisasi
2.1.1 Pengertian
Imunisasi / pengebalan adalah suatu usaha untuk membuat seseorang menjadi kebal
terhadap penyakit tertentu dengan menyuntikan vaksin.
Vaksin adalah kuman hidup yang dilemahkan / kuman mati / zat yang bila dimasukkan ke
tubuh menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu.
2.1.2 Tujuan
Imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit :
a. Poliomyelitis (kelumpuhan).
b. Campak (measles)
c. Difteri (indrak)
d. Pertusis (batuk rejan / batuk seratus hari)
e. Tetanus
f. Tuberculosis (TBC)
g. Hepatitis B
Dan untuk mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh
wabah yang sering berjangkit.
2.1.3 Manfaat
a. Manfaat untuk anak
Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau
kematian.
b. Manfaat untuk keluarga
Menghilangkan kecemasan dan biaya pengobatan bila anak sakit. Mendorong keluarga
kecil apabila si orang tua yakin bahwa anak-anak akan menjalani masa kanak-kanak
dengan aman.
c. Manfaat untuk negara
Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk
melanjutkan pembangunan negara dan memperbaiki citra bangsa Indonesia diantara
segenap bangsa didunia.
2.1.4 Macam Vaksin dan Cara Pemberian
a. Vaksin Polio
Bibit penyakit yang menyebabkan polio adalah virus, vaksin yang digunakan oleh banyak
negara termasuk Indonesia adalah vaksin hidup (yang telah diselamatkan) vaksin
berbentuk cairan.
Kemasan sebanyak 1 cc / 2 cc dalam 1 ampul.
b. Vaksin Campak
Bibit penyakit yang menyebabkan campak adalah virus. Vaksin yang digunakan adalah
vaksin hidup. Kemasan dalam flacon berbentuk gumpalan yang beku dan kering untuk
dilarutkan dalam 5 cc pelarut. Sebelum menyuntikkan vaksin ini, harus terlebih dahulu
dilarutkan dengan pelarut vaksin (aqua bidest). Disebut beku kering oleh karena pabrik
pembuatan vaksin ini pertama kali membekukan vaksin tersebut kemudian
mengeringkannya. Vaksin yang telah dilarutkan potensinya cepat menurun dan hanya
bertahan selama 8 jam.
c. Vaksin BCG
Vaksin BCG adalah vaksin hidup yang berasal dari bakteri.
Vaksin BCG adalah vaksin beku kering seperti campak berbentuk bubuk.
Vaksin BCG melindungi anak terhadap penyakit tuberculosis (TBC),
Dibuat dari bibit penyakit hidup yang telah dilemahkan, ditemukan oleh Calmett Guerint.
Sebelum menyuntikkan BCG, vaksin harus lebih dulu dilarutkan dengan 4 cc cairan
pelarut (NaCl 0,9%). Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan dalam waktu 3 jam.
Vaksin akan mudah rusak bila kena sinar matahari langsung. Tempat penyuntikan adalah
sepertinya bagian lengan kanan atas.
d. Vaksin Hepatitis B
Bibit penyakit yang menyebabkan hepatitis B adalah virus. Vaksin hepatitis B dibuat dari
bagian virus yaitu lapisan paling luar (mantel virus) yang telah mengalami proses
pemurnian. Vaksin hepatitis B akan rusak karena pembekuan dan pemanasan. Vaksin
hepatitis B paling baik disimpan pada temperatur 2,8°C.
e. Vaksin DPT, TT, dan DT
Terdiri toxoid difteri, baketi pertusis dan tetanus toxoid, kadang disebut “triple vaksin”.
Vaksin DPT disimpan pada suhu 2,8°C kemasan yang digunakan :
- 5 cc untuk DPT
- 5 cc untuk TT
- 5 cc untuk DT
Pemberian imunisasi DPT, DT, TT dosisnya adalah 0,5 cc.
f. Vaksin toxoid difteri
Vaksin ini merupakan bagian dari DPT atau DT, difteri disebabkan oleh bakteri yang
memproduksi racun, vaksin terbuat dari toxoid yaitu racun difteri yang telah dilemahkan.
Vaksin difteri akan rusak jika dibekukan dan juga akan rusak oleh panas.
g. Vaksin pertusis
Merupakan bagian dari vaksin DPT, penyebab penyakit pertusis adalah bakteri vaksin
dibuat dari bakteri yang telah dimatikan, akan mudah rusak, bila kena panas, sama seperti
vaksin BCG, dalam vaksin DPT komponen pertusis merupakan vaksin yang paling
mudah rusak.
h. Vaksin tetanus
Vaksin ini merupakan bagian dari vaksin DPT, DT atau sebagai tetanus toxoid (TT).
Tetanus disebabkan oleh bakteri yang memproduksi toxin. Vaksin terbuat dari toxin
tetanus yang telah dilemahkan, tetanus toxoid akan rusak bila dibekukan dan akan rusak
bila kena panas.
2.1.5 Indikasi Imunisasi
Gizi kurang, alergi terhadap mono vaksin, misalnya makanan dan obat-obatan.
2.1.6 Kontra Indikasi
a. BCG
b. DPT 1
c. DPT 2 atau 3
:
Sakit kulit (luka) di tempat suntikan
Panas lebih dari 38°C, riwayat kejang demam
:
: Reaksi berlebihan setelah imunisasi DPT (misalnya suhu tinggi
dengan kejang, penurunan kesadaran, shock).
d. DT
:
Tidak ada
e. TT
:
Tidak ada
f. Polio
g. Campak
:
: Diare
Riwayat kejang demam, panas lebih dari 38°C
h. Hepatitis B
:
Tidak ada
2.1.7 Penyimpanan Vaksin, Masa Simpan dan Suhu
Vaksin
Di Prov dengan listrik sampai 3 bulan
Di prov dengan listrik sampai 2 bulan
Di Puskesmas dengan listrik sampai 1 bln
Polio oral campak
- 20°C sampai – 25°C
+ 2°C sampai +8°C
DPT
DT
BCG
TT
Hep. B
+2°C sampai + 8°C
+2°C sampai +8°C
2.1.8 Dosis, Jumlah dan Waktu Pemberian Serta Efek Samping
a. BCG
Umur
Dosis
Cara
0 – 11 bln
:
:
:
0,05 cc
Intrakutan, lengan kanan
Jumlah suntikan
Efek samping
:
Satu kali
:
1. Reaksi normal
Bakteri BCG ditubuh bekerja dengan sangat lambat. Setelah 2 minggu akan terjadi
pembengkakan kecil merah di tempat penyuntikan dengan garis tengah 10 mm.
Setelah 2 – 3 minggu kemudian, pembengkakan menjadi abses kecil yang kemudian
menjadi luka dengan garis tengah 10 mm, jangan berikan obat apapun pada luka dan
biarkan terbuka atau bila akan ditutup gunakan kasa kering. Luka tersebut akan sembuh
dan meninggalkan jaringan parut tengah 3-7 mm.
2. Reaksi berat
Kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat atau abses yang lebih dalam,
kadang juga terjadi pembengkakan di kelenjar limfe pada leher / ketiak, hal ini
disebabkan kesalahan penyuntikan yang terlalu dalam dan dosis yang terlalu tinggi.
3. Reaksi yang lebih cepat
Jika anak sudah mempunyai kekebalan terhadap TBC, proses pembengkakan mungkin
terjadi lebih cepat dari 2 minggu, ini berarti anak tersebut sudah mendapat imunisasi
BCG atau kemungkinan anak tersebut telah terinfeksi BCG.
b. DPT
Umur
Dosis
Cara
2 – 11 bln
:
:
:
0,05 cc
IM / SC, jumlah suntikan : 3 x
Selang pemberian
:
Minimal 4 minggu
Efek samping
:
1. Panas
Kebanyakan anak akan menderita panas pada sore hari setelah mendapat imunisasi DPT,
tapi panas ini akan sembuh 1 – 2 hari. Anjurkan agar jangan dibungkus dengan baju tebal
dan dimandikan dengan cara melap dengan air yang dicelupkan ke air hangat.
2. Rasa sakit di daerah suntikan
Sebagian anak merasa nyeri, sakit, kemerahan, bengkak.
3. Peradangan
Bila pembengkakan terjadi seminggu atau lebih, maka hal ini mungkin disebabkan
peradangan, mungkin disebabkan oleh jarum suntik yang tidak steril karena :
- Jumlah tersentuh
- Sebelum dipakai menyuntik jarum diletakkan diatas tempat yang tidak steril.
- Sterilisasi kurang lama.
- Pencemaran oleh kuman.
4. Kejang-kejang
Reaksi yang jarang terjadi sebaliknya diketahui petugas reaksi disebabkan oleh
komponen dari vaksin DPT.
c. Polio
Umur
0 – 11 bln
:
Dosis
:
Cara
:
Selang waktu
:
2 tetes
Meneteskan ke dalam mulut
Berikan 4 x dengan jarak minimal 4 minggu.
Efek samping
:
Bila anak sedang diare ada kemungkinan vaksin tidak bekerja dengan baik karena ada
gangguan penyerapan vaksin oleh usus akibat diare berat.
d. Hepatitis D
Umur
:
Mulai umur 0 bulan
Dosis
:
0, 5 cc / pemberian
Cara
:
Suntikan IM pada bagian luar
Jumlah suntikan
Selang pemberian
:
:
3x
3 dosis dengan jarak suntikan 1 bulan dan 5 bulan.
Efek samping
:
tidak ada
e. Campak
Cara
Jumlah suntikan
Umur
:
9 bln.
Dosis
:
0, 5 cc
:
:
Suntikan secara IM di lengan kiri atas
1 x dapat diberikan bersamaan dengan pemberian vaksin lain
tapi tidak dicampur dalam 1 semprit.
Efek samping vaksin campak : panas dan kemerahan.
Anak-anak mungkin panas selama 1 – 3 hari setelah 1 minggu penyuntikan, kadang
disertai kemerahan seperti penderita campak ringan.
2.1.9 Jadwal Pemberian Imunisasi
Vaksin
Pemberian Imunisasi
Selang Waktu
Umur
BCG
1x
0 – 11 bulan
DPT
3 x (1, 2, 3)
4 mgg
2 – 11 bulan
Polio
4x (1, 2, 3, 4)
4 mgg
0 – 11 bulan
Campak
1x
9 – 11 bulan
Hep. B
3 x (1, 2, 3)
4 mgg
0 – 11 bulan
2.2
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
Adalah aktivitas / intervensi yang dilaksanakan oleh bidan kepada klien yang mempunyai
kebutuhan atau permasalahan khususnya bidang KIA / KB.
2.2.1 Pengkajian
Merupakan langkah awal dan komponen terpenting dalam memberikan asuhan
kebidanan.
A. Data Subjektif
1. Identitas
* Bayi
- Nama bayi
-
Tempal, tanggal lahir
- Umur
- Jenis kelamin
* Orang tua
- Nama ibu
- Nama ayah
- Umur
- Umur
- Suku / Bangsa
- Suku / Bangsa
- Agama
- Agama
- Pendidikan
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Pekerjaan
- Alamat
- Alamat
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit keluarga
5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
6. Riwayat imunisasi yang lalu
7. Pola aktifitas sehari-hari
a. Pola nutrisi
b. Pola aktivitas
c. Pola eliminasi
d. pola istirahat
e. Personal hygiene
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum
b. Suhu
c. Pernafasan
d. BB
e. Nadi
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
b. Mata
c. Telinga
d. Mulut
e. Hidung
f. Leher
g. Dada
h. Ekstremitas
i. Genetalia
2.2.2 Diagnosa Masalah
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
2.2.3 Mengidentifikasi Masalah Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial
berdasarkan diagnosa / masalah potensial yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan.
2.2.4 Tindakan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
dengan kondisi klien.
2.2.5 Intervensi
Dalam rangka ini direncanakan asuhan menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau
diagnosa yang telah diidentifikasi / diantisipasi.
2.2.6 Implementasi
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada
langkah ke-5 dilaksanakan efisien dan aman.
2.2.7 Evaluasi
Pada langkah ke-7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dan asuhan yang tidak diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam diagnosa dan masalah.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1
PENGKAJIAN
Anamnesa tanggal : 20 Maret 2007 Jam : 08.00 WIB Oleh : Ari setiyarini
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama bayi
:
By “S”
Tempat dan tanggal lahir : Surabaya, 6 Maret 2007
Umur
Jenis kelamin
:
2 minggu
:
Perempuan
Nama ibu
: Ny. “N”
Nama ayah
: Tn. “L”
Umur
: 28 th
Umur
: 30 th
Suku / Bangsa
: Jawa / Indonesia
Suku / Bangsa
: Jawa / Indonesia
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Medokan Utara III
Alamat
: Medokan Utara III
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan ingin mengimunisasikan bayinya dan pada saat ini bayinya dalam
keadaan sehat.
3. Riwayat penyakit sekarang
Ibu klien mengatakan bayinya dalam keadaan sehat
4. Riwayat penyakit keluarga
Ibu klien mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit
menular dan menurun dan menahun seperti TBC, Hepatitis B, Asma, Jantung, Diabetes
Militus, Hipertensi.
5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No.
Suami ke
Usia kehamilan
Jenis
Persalinan
Penolong
♀/ ♂
BB/PB
Umur Sekarang
Meneteki
KB
1
1
9 bln
Spontan B
Bidan
♀
2800 kg/ 49 cm
2 minggu
2 minggu
-
6. Riwayat imunisasi yang lalu
Ibu klien mengatakan bayinya sudah mendapatkan imunisasi Hepatitis I, polio I tanggal
07 – 03 – 2007.
7. Pola aktivitas sehari-hari
a. Pola nutrisi
Ibu klien mengatakan bayinya minum ASI dan diberi sesuai dengan kebutuhan bayi
b. Pola aktivitas
Ibu klien mengatakan bayinya aktif, tidak lemah, jika dipanggil memberi respon,
menangis seperti biasa, reflek normal, dan pergerakannya banyak.
c. Pola eliminasi
BAB :
Ibu klien mengatakan bayinya BAB 1 x / hari, lembek, warna kuning tengguli.
BAK :
Ibu klien mengatakan bayinya BAK 5 – 6 x / hari, cair, warna kuning, lancar,
bau pesing.
d. Pola istirahat
Ibu klien mengatakan bayinya tidur ± 19 jam.
e. Personal hygiene
Ibu klien mengatakan bayi mandi 2 x / hari, ganti baju dan popok setiap buang air besar
dan kecil.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum
:
Baik
: 365°C
b. Suhu
c. Pernafasan
:
32x / menit.
d. Nadi
:
140 x/menit
1. BB
:
2900 gram
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
:
b. Mata
:
c. Telinga
d. Mulut
:
e. Hidung
Rambut bersih, tipis
Simetris, tidak ikterus
:
Simetris
Simetris, tidak ada stomatitis
:
Simetris
f. Leher
:
Tidak ada pembesaran vena jugularis
g. Dada
h. Ekstremitas
:
:
Lengkap tidak ada kelainan, simetris
i. Genetalia
3.2
Dx
DS
:
Simetris
:
Tidak ada kelainan.
INTERPRETASI DATA
:
bayi dengan imunisasi BCG
Ibu mengatakan ingin mengimunisasikan bayinya yang lahir 2 minggu lalu pada
tanggal 6 Maret 2007 dan pada saat ini bayinya dalam keadaan sehat.
DO :
Keadaan umum baik.
TTV :
S
:
BB :
RR
:
PB
N
3.3
:
365°C
2900 gr
32 x / menit
:
51 cm
140 x / menit
ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
3.4
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Tidak ada
3.5
INTERVENSI
Tgl/jam
Diagnosa
Intervensi
Rasional
20-03-07
08.30
Bayi dengan imunisasi BCG
Tujuan
:
Kriteria
Setelah dilakukan imunisasi ± 10
menit diharapkan tidak terjadi
komplikasi pada bayi.
: - Timbul benjolan dengan diameter tidak lebih dari 0,5 cm.
-
KU : baik
-
RR :
TTV:
S :
365°C
BB :
2900 gr
32 x / menit
N :
PB :
51 cm
140 x / menit
Rencana tindakan
1. Lakukan pendekatan terapeutik pada klien dan ibu.
1. Menjalin kerjasama antara klien dengan petugas kesehatan.
2. Siapkan imunisasi BCG
2. Agar proses imunisasi berjalan lancar.
3. Lakukan imunisasi BCG dengan teknik yang benar.
3. Tidak terjadi kesalahan penyuntikan.
4. Berikan HE tentang :
4. Agar ibu tahu tentang keberhasilan dari imunisasi BCG
-
Perawatan luka bekas suntikan
-
Fisiologis imunisasi BCG
-
Komplikasi
5. Jelaskan untuk kembali mendapatkan imunisasi selanjutnya.
5. Ibu mengetahui bayinya masih memerlukan imunisasi yang lain.
6. Ingatkan ibu klien untuk segera mengikuti KB.
6. Untuk menjaga kelahiran bayi sehingga memberi perhatian dan mengasuh secara
optimal.
3.6
IMPLEMENTASI
Tgl / jam
Diagnosa
Implementasi
20-03-07
08.30
Bayi dengan imunisasi BCG
1. Melakukan pendekatan terapeutik pada klien dengan cara menyapa pasien dengan
ramah, tanyakan keluhannya.
2.
Mempersiapkan imunisasi BCG
Mempersiapkan vaksin BCG, Spuit 1cc, kapas air DTT.
3.
Melakukan imunisasi BCG dengan teknik yang benar.
Tekniknya :
a. Mencuci tangan
b. Menggedong bayi dengan lengan kanan atas di buka.
c. Melakukan desinfeksi pada 1/3 lengan kanan atas dengan kapas air DTT.
d. Melakukan penyuntikan secara IC (Intra Cutan).
e. Memasukkan vaksin dengan dosis 0,05 ml.
4.
-
Memberikan HE tentang
Luka bekas imunisasi jangan ditekan.
- 1 minggu timbul seperti jerawat dibiarkan saja.
- Kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat atau abses yang lebih dalam.
1. Menjelaskan untuk kembali ketika bayi berusia 2 bulan (8 Mei 2007) untuk
mendapatkan imunisasi DPT I, HB II dan Polio.
6. Mengingatkan ibu klien untuk segera mengikuti KB.
3.7
EVALUASI
Tanggal : 20-03-2007
S :
Jam : 08.40
Ibu klien mengatakan bayinya sudah dilakukan imunisasi BCG.
O :
Keadaan pasien baik.
S
:
365°C
N
:
140x / menit
RR
:
32 x / menit
BB :
2900 gram
Terdapat gelembung bekas imunisasi pada lengan kanan.
A :
P :
Bayi dengan imunisasi BCG
1. Mengingatkan ibu HE tentang
- Luka bekas imunisasi jangan ditekan.
- 1 minggu timbul seperti jerawat dibiarkan saja.
- Kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat atau abses yang lebih dalam.
1. Mengingatkan untuk kembali ketika bayi berusia 2 bulan (8 Mei 2007) untuk
mendapatkan imunisasi DPT I, HB II dan Polio.
2. Mengingatkan ibu klien untuk segera mengikuti KB untuk menjaga jarak
kelahiran.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada By. S dengan imunisasi BCG di
Puskesmas Medokan Ayu Surabaya, dapat ditarik kesimpulan :
Dalam melakukan pengkajian perlu diperlukan adanya ketelitian, kepekaan dan
diperluakn peran ibu sebagi orang tua sehingga diperoleh data yang menunjang untuk
menerangkan diagnosa kebidanan.
Dalam analisa data dan menegakkan diagnosa kebidanan pada dasarnya mengacu pada
tinjauan pustaka. Adanya perubahan dan kesenjangan dengan tinjauan pustaka tergantung
pada kondisi bayi.
Pada dasarnya perencanaan yang ada pada tinjauan pustaka tidak semuanya dapat
direncanakan pada kasus nyata. Karena pada perencanaan disesuaikan dengan masalah
yang ada pada saat itu sehingga masalah yang ada pada tinjauan kasus tidak
direncanakan.
Pada dasarnya pelaksanaan merupakan perwujudan dan perencanaan, akan tetapi tidak
semua rencana dapat dilaksanakan. Pada kasus nyata hanya dilakukan penyuluhan saja
sehingga klien akan melakukan sendiri dirumah sesuai petunjuk.
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari asuhan kebidanan yang mana setelah penulis
mengadakan evaluasi pada By. S dengan imunisasi BCG di Puskesmas Medokan Ayu
Surabaya, maka diharapkan ibu klien bersedia kontrol jika obat sudah habis tapi bayi
belum sembuh atau sewaktu-waktu jika ada keluhan sehingga dapat dideteksi lebih dini
jika terjadi komplikasi.
4.2 Saran
Bagi petugas
Meningkatkan peranan bidan dalam fungsinya sebagai pelaksana pengajar kebidanan
lebih meningkatkan kemampuan yang dimiliki. Bidan meningkatkan kerjasama yang baik
dengan petugas kesehatan yang lain, klien dan keluarga.
Bagi klien
Untuk keberhasilan dalam asuhan kebidanan diperlukan kerjasama yang baik dari klien
dalam usaha memecahkan masalah klien.
Bagi pendidikan
Supaya lebih memperhatikan mahasiswa ditempat praktek. Berusaha membimbing semua
kelompok.
Bagi rumah sakit
Mempertahankan pelayanan yang sudah dan berusaha memberikan pelayanan yang
terbaik bagi klien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan dan Kandungan. Jakarta: EGC.
2. Ilmu Kesehatan Anak Jilid I. 1985. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI.
3. Rustam, Mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta: EGC.
4. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
5. Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Acuan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka.
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan.................................................................................................... i
Kata Pengantar.......................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang................................................................................... 1
1.2
Tujuan............................................................................................... 1
1.3
Metode Penulisan............................................................................... 2
1.4
Ruang Lingkup................................................................................... 2
1.5
Sistematika Penulisan......................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN TEORI.................................................................................... 3
2.1
Konsep Dasar.................................................................................... 3
2.1.1 Pengertian................................................................................. 3
2.1.2 Tujuan...................................................................................... 3
2.1.3 Manfaat.................................................................................... 3
2.1.4 Manfaat Vaksin dan Cara Pemberian........................................ 4
2.1.5 Indikasi Imunisasi...................................................................... 6
2.1.6 Kontra Indikasi......................................................................... 6
2.1.7 Penyimpanan Vaksin Masa simpan dan suhu.............................. 6
2.1.8 Dosis, Jumlah dan waktu pemberian serta efek samping............. 7
2.1.9 Jadwal Pemberian Imunisasi...................................................... 9
2.2
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan.................................................... 10
2.2.1 Pengkajian.............................................................................. 10
2.2.2 Diagnosa Masalah................................................................... 11
2.2.3 Mengidentifikasi Masalah Potensial.......................................... 11
2.2.4 Tindakan Segera..................................................................... 12
2.2.5 Intervensi................................................................................ 12
2.2.6 Implementasi........................................................................... 12
iii
2.2.7 Evaluasi.................................................................................. 12
BAB III TINJAUAN KASUS................................................................................ 13
3.1
Pengkajian....................................................................................... 13
3.2
Interpretasi Data.............................................................................. 15
3.3
Antisipasi Masalah Potensial............................................................. 15
3.4
Identifikasi Kebutuhan Segera.......................................................... 15
3.5
Intervensi......................................................................................... 16
3.6
Implementasi.................................................................................... 17
3.7
Evaluasi
18
BAB IV PENUTUP
19
4.1
Kesimpulan...................................................................................... 19
4.2
Saran
20
Daftar Pustaka
KATA PENGANTAR
Saya menyadari bahwa penyusunan Askeb ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan makalah ini. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi pembaca.
Download