Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm 23-34 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN PRESERVASI KOLEKSI BAHAN PUSTAKA AKIBAT BENCANA ALAM DI PERPUSTAKAAN SDN KUDANG TASIKMALAYA 1 Eka Dian Oktaningrum1, Fitri Perdana2 Kepala Perpustakaan STAI Tasikmalaya, 2Program Studi Ilmu Perpustakaan Unpad 1 [email protected], [email protected] ABSTRACT - Elementary School Library Kudang Manonjaya Tasikmalaya as one of the rescue efforts of library materials from further damage by appropriate methods commonly referred to preservation activities. Preservation in question is the preservation of library materials that aim to maintain and preserve library materials from further destruction and extinction. After a disaster occurs with a bad impact on the condition of the library needed a plan to restore the library to its original normal conditions, when the recovery process can not be done quickly it is feared physical facilities both buildings, collections, inventory, document, and archive will undergo further damage and can not be saved anymore. This study used a qualitative approach, with greater emphasis in the way of description reveal phenomena experienced by study subjects. The subject of research that SDN library Kudang Manonjaya District of Tasikmalaya regency. The object studied is the preservation process before, during and after the incident occurrence earthquake. Results from this study indicate that preservation before disaster events has not been properly implemented among others is the establishment of natural disaster prevention planning team. At the time of the incident, Tasikmalaya earthquake of 2009 occurred at 14:55:21 pm, at which time the teaching and learning activities in SDN Kudang been completed, so that no one who was on the scene. Under these conditions of preservation at the time of earthquake occurrence is only carried out on goods that are at risk of more severe damaged. Preservation after earthquake occurrence has been able to be implemented properly. Rescue efforts of library materials held in SDN Kudang post events Tasikmalaya earthquake of 2009 is to evacuate the library materials, identify the types of library materials are damaged, then the restoration, cleaning, tightening the cover, patch, connect, and re binding. Keywords: preservation, collection, earthquakes. ABSTRAK - Perpustakaan Sekolah Dasar Negeri Kudang Manonjaya Tasikmalaya merupakan salah satu sekolah yang terkena bencana alam, sebagai salah satu upaya penyelamatan bahan pustaka dari kerusakan yang lebih parah maka dilakukanlah kegiatan preservasi. Preservasi yang dimaksud adalah pelestarian bahan pustaka yang bertujuan untuk memelihara dan menjaga bahan pustaka dari kerusakan lebih lanjut dan dari kepunahan. Setelah bencana terjadi dengan dampaknya yang buruk terhadap kondisi perpustakaan dibutuhkan suatu perencanaan untuk mengembalikan perpustakaan kepada kondisi normal semula, bila proses recovery tidak bisa dilakukan secara cepat maka dikhawatirkan fasilitas fisik baik gedung, koleksi, invenstori, dokumen, dan arisp akan mengalami kerusakan yang lebih parah dan tidak bisa diselamatkan lagi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan lebih menekankan cara deskripsi dalam mengungkapkan fenomena yang dialami oleh subyek penelitian. Adapun yang menjadi subyek penelitian yaitu perpustakaan SDN Kudang Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. Objek yang dikaji adalah proses preservasi sebelum, saat kejadian dan setelah kejadian bencana alam gempa bumi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa preservasi sebelum kejadian bencana belum dilaksanakan dengan baik diantaranya adalah belum dibentuknya tim perencanaan pencegahan bencana alam. Pada saat kejadian, Gempa Bumi Tasikmalaya Tahun 2009 terjadi pada pukul 14:55:21WIB, dimana pada saat tersebut kegiatan belajar mengajar di SDN Kudang sudah selesai, sehingga tidak ada orang yang berada di lokasi. Dengan kondisi tersebut preservasi pada saat kejadian gempa bumi hanya dilakukan pada barang-barang yang beresiko rusak lebih parah. Preservasi setelah kejadian gempa bumi telah dapat dilaksanakan dengan baik. Upaya penyelamatan bahan pustaka yang dilaksanakan di SDN Kudang paska kejadian gempa bumi Tasikmalaya Tahun 2009 adalah ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP 23 24 Eka Dian, dkk. JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN dengan cara mengevakuasi bahan pustaka, mengidentifikasi jenis bahan pustaka yang mengalami kerusakan, kemudian dilakukan pemulihan, pembersihan, pengencangan sampul, menambal, menyambung, dan penjilidan ulang. meletus. Sementara itu, bencana yang diakibatkan oleh manusia antara lain perusakan bahan pustaka (vandalism). Kedua jenis bencana tersebut memiliki konsekuensi yang sama yaitu adanya Kata Kunci: preservasi, koleksi, gempa bumi. dampak yang ditimbulkan berupa kerusakan sarana PENDAHULUAN Bencana yang cukup sering terjadi di Indonesia adalah Gempa Bumi. Hal ini diakibatkan oleh letak geografis daerah Indonesia yang berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik yang saling bergerak satu sama lainnya, menjadikan sebagai salah satu penyebab Indonesia sering dilanda bencana alam sehingga tidak heran apabila ada yang menjuluki Indonesia sebagai supermarket of disaster. Dampak dari bencana alam akan dirasakan oleh semua yang terkena bencana termasuk perpustakaan. Sebagai upaya penyelamatan bahan pustaka dari kerusakan yang lebih parah sebagai akibat dari bencana alam, maka diperlukan adanya penanganan yang baik sehingga koleksi dapat diselamatkan. Untuk itu sebagai upaya penyelamatan bahan pustaka di butuhkan suatu metode yang tepat yang biasa disebut dengan kegiatan preservasi. Preservasi berasal dari kata preserve atau to preserve adalah salah satu aspek dari menajemen di perpustakaan, dimana dalam sebuah perpustakaan mengenal 4 aspek penting, yaitu: berkaitan dengan bagaimana mengumpulkan bahan pustaka, pengolahan, penyebarluasan dan pelestarian/preservasi. Secara umum, bencana dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu bencana alam dan bencana yang disebabkan oleh manusia. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh alam, seperti gempa bumi, banjir, tsunami, atau gunung dan prasarana. Disaster (bencana) didefinisikan sebagai suatu kejadian yang waktu terjadinya tidak dapat diprediksi dan dapat bersifat sangat merusak. Pengertian ini mengenali sebuah kejadian yang memiliki empat faktor utama, yaitu datang tiba-tiba, tidak diharapkan, dapat sangat merusak, dan kurang adanya perencanaan. Bencana terjadi dengan frekuensi yang tidak menentu kapan terjadinya dan akibat yang ditimbulkannya bisa terjadi sangat merusak bagi mereka yang tidak mempersiapkan diri terhadap kemungkinan timbulnya bencana. Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa bencana alam sampai saat ini belum dapat diprediksi kapan dan dimana, sehingga kita tidak dapat melakukan persiapan dalam menghadapi dampak yang akan ditimbulkan oleh bencana tersebut. Pada tahun 2009 Tasikmalaya di guncang gempa bumi yang cukup besar berkekuatan 7,3 SR yang mengakibatkan sarana dan prasarana mengalami kerusakan, mulai kerusakan ringan sampai kerusakan yang berat. Perpustakaan SDN Kudang Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu bangunan yang terkena dampak dari gempa tersebut. Sebagian besar bangunan mengalami kerusakan khususnya pada bagian dinding dan atap sehingga mengakibatkan koleksi yang ada di perpustakaan mengalami kerusakan yang cukup parah. Kerusakan bahan pustaka ini mencapai kurang lebih 75 % dari jumlah koleksi yang ada. Sebagai Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm 23-34 25 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN upaya penyelamatan bahan pustaka dari kerusakan sampai batas waktu yang selama mungkin. yang lebih parah sebagai akibat dari bencana Sebagaimana diungkapkan diatas bahwa dalam alam, maka diperlukan adanya penanganan yang upaya penyelamatan bahan pustaka dari kerusakan baik sehingga koleksi dapat diselamatkan. Untuk yang lebih parah sebagai akibat dari bencana itu sebagai upaya penyelamatan bahan pustaka di alam, maka diperlukan adanya penanganan yang butuhkan suatu metode yang tepat yang biasa baik sehingga koleksi dapat diselamatkan, dalam disebut dengan kegiatan preservasi. Preservasi hal ini penanganan koleksi akibat bencana perlu berasal dari kata preserve atau to preserve adalah dilakukan dengan prosedur/tata cara penanganan aspek dari sebuah menajemen perpustakaan. yang baik, sehingga koleksi dapat diselamatkan Pelestarian (preservation) menurut International dengan baik. Federation of Library (IFLA) Kerusakan yang cukup parah yang dialami mencakup semua aspek usaha melestarikan bahan oleh Perpustakaan SD Negeri Kudang Manonjaya pustaka, keuangan, ketenagaan, metode dan sebagai akibat Bencana Alam Gempa Bumi teknik, serta penyimpanannya (Martoatmodjo, tersebut memerlukan adanya penanganan sesuai 2009). Ballofet prosedur preservasi yang baik sehingga koleksi mendeskripsikan preservasi sebagai kegiatan yang yang ada dapat diselamatkan dan dimanfaatkan mencakup kegiatan fisik dokumen dan informasi kembali oleh pemustaka, dari hal ini penulis yang meliputi merasa tertarik untuk meneliti “Bagaimana proses penyusunan kembali, penempatan ulang, dan preservasi koleksi akibat bencana alam gempa penggunaan dari wadah atau tempat pelindung bumi di Perpustakaan SD Negeri yang bertujuan memperluas akses untuk informasi Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya?” Sementara terkandung Association itu di Nelly dalamnya, Kudang yang kemungkinan bisa hilang karena halaman yang hilang, atau karena dokumen yang rusak (Ballofet, 2005). Menurut Pengertian Perpustakaan pengertian tersebut, makna preservasi atau perawatan bahan pustaka secara umum adalah kegiatan melestarikan, memelihara dan memperbaiki bahan pustaka dari kehancuran, kerapuhan karena manusia, serangga, debu, cahaya dan lingkungan alam. Kegiatan preservasi atau aktivitas yang dilakukan pada persevasi tergantung TINJAUAN PUSTAKA pada kondisi, persoalan dan kemungkinan yang dapat dikembangkan dalam upaya pemeliharaan lebih lanjut. Pada dasarnya preservasi adalah upaya mempertahankan sumber daya kultural dan intelektual agar dapat digunakan Dalam pandangan umum, perpustakaan dipahami sebagai sebuah tempat atau gedung dimana didalamnya terdapat deretan buku-buku dan bahan bacaan lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh para pembacanya. Pemahaman tersebut cukup beralasan, dimana perpustakaan didefinisikan oleh Sulistyo Basuki sebagai: a. Kumpulan buku dan materi perpustakaan lainnya yang disimpan untuk keperluan bacaan, belajar dan konsultasi. ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP 26 Eka Dian, dkk. JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN b. Sebuah tempat, gedung, ruang atau Menurut pengertian diatas dapat dipahami sejumlah ruang yang diatur untuk bahwa perpustakaan sekolah merupakan bagian menyimpan dan menggunakan koleksi yang tidak terpisahkan dan harus menjadi bagian buku (Basuki, 2010). penting dari sekolah sehingga tujuan pendidikan Dari definisi tersebut dapat dipahami di sekolah yang bersangkutan dapat tercapai. Hal bahwa perpustakaan sebagai kumpulan buku dan ini juga menunjukkan bagaimana perpustakaan materi lainnya yang disimpan untuk keperluan seharusnya bisa berperan sebagai komponen bacaan, belajar dan konsultasi pada sebuah penting dalam keberhasilan proses pendidikan dan tempat, gedung atau sejumlah ruangan yang diatur kegiatan pembelajaran di sekolah. sehingga memudahkan bagi para pengguna. Definisi lain mengnai perpustakaan dikemukakan oleh ALA (The American Library Association) Pengertian Preservasi Preservasi bahan pustaka merupakan suatu dimana ALA menggunakan istilah perpustakaan kebutuhan untuk suatu pengertian yang luas yaitu termasuk keberlangsungan perpustakaan. Secara etimologis pengertian “pusat media, pusat belajar, pusat preservasi berasal dari kata preserve atau to sumber pusat preserve yang dalam kamus Inggris-Indonesia dokumentasi dan pusat rujukan“. Sedangkan yang disusun oleh Jhon M. Echols dan Hasan menurut Keputusan Presiden RI nomor 11, Sadily berarti disebutkan bahwa “Perpustakaan merupakan salah pengawetan. Selanjutnya, pengertian preservasi satu sarana pelestarian bahan pustaka sebagai telah banyak dikemukakan oleh para ahli. Salah hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai satu definisi preservasi dikemukakan oleh Nelly sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi Ballofet yaitu sebagai : pendidikan, pusat informasi, yang sangat pemeliharaan, penting bagi penjagaan dan dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan “Kegiatan yang mencakup kegiatan fisik kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan dokumen dan informasi yang terkandung di pembangunan nasional. dalamnya. Meliputi penyusunan kembali, Adapun pengertian perpustakaan sekolah penempatan ulang, dan penggunaan dari wadah menurut Sulistyo Basuki adalah: atau tempat pelindung yang memperluas akses untuk “Perpustakaan yang berada pada lembaga bertujuan pendidikan lingkungan informasi yang kemungkinan bisa hilang pendidikan dasar dan menengah yang karena halaman yang hilang, atau karena merupakan bagian integral dari kegiatan dokumen yang rusak”. (Ballofet, 2005) sekolah yang bersangkutandan merupakan Selanjutnya formal di UNESCO tahun 1979 pusat sumber belajar untuk mendukung mengartikan istilah preservasi sebagai penanganan tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang yang dihubungkan secara langsung dengan benda, bersangkutan.” (Basuki, 2010). kerusakan oleh udara lembab, faktor kimia, serangan mikroorganisme atau biologi yang harus Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm 23-34 27 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN dihentikan, untuk mencegah kerusakan lebih sehingga dapat digunakan dalam bentuk seutuh lanjut (Dureu, 1992 ). Definisi lain dari preservasi mungkin. dikemukakan dalam The Principles for The dilakukan oleh perpustakaan. Hal ini bertujuan Preservation Library untuk melestarikan kandungan informasi yang ada yang disusun oleh J.M Dureau dan pada bahan pustaka. Preservasi ini, meliputi Material and conservation of Preservasi bahan pencegahan lebih luas lagi, yaitu mencakup unsur-unsur koleksi, perawatan fisik, seperti dengan menjilid bagaimana ulang, keuangan, cara melaminasi faktor-faktor perlu D.G.W Clements, preservasi mempunyai arti yang pengelolaan terhadap pustaka bahan perusak pustaka atau penyimpanan, tenaga/SDM, teknik dan metode mereproduksi bahan pustaka, seperti photokopi, yang digunakan untuk melestarikan informasi alih bentuk (misalnya dari kertas ke microfilm, dalam bentuk fisik bahan pustaka. Dari pengertian mikrofis atau digital). diatas, preservasi dipahami sebagai bagian kegiatan pada perpustakaan, preservasi masuk Usaha pada bidang pelestarian bahan pustaka yang Kerusakan bahan Pustaka bertujuan untuk memelihara dan menjaga bahan Tindakan Preventif (Pencegahan) pustaka dari kerusakan lebih lanjut dan dari Pencegahan Pencegahan dan Penanggulangan merupakan usaha untuk kepunahan dan kerusakan yang mencakup unsur mengatasi suatu bencana sehingga resiko dari bagaimana bencana tersebut dapat dihindari atau diperkecil pengelolaan keuangan, cara penyimpanan, tenaga, teknik dan metode yang (Perpustakaan Nasional, 1995: digunakan, sehingga dapat memperpanjang usia pengertian tersebut bahan pustaka dan informasi yang ada di merupakan usaha yang harus dilakukan untuk dalamnya. meminimalisir kerusakan yang diakibatkan oleh tindakan 96). Dari pencegahan bencana. Usaha dalam melakukan pencegahan Tujuan dan Fungsi Preservasi dari kerusakan bahan pustaka yang dilakukan Tujuan dan fungsi preservasi menurut UNESCO adalah untuk memperpanjang usia bahan pustaka dan informasi yang ada didalamnya. Sementara itu berdasarkan The Internasional Review Team for Conservation and Preservation serta J.M .Dureau dan D.G.W Clements dalam “dalam principles for the Preservasion and conservation of Library Materials” bahwa pelestarian bahan pustaka bertujuan melestarikan kandungan informasi ilmiah yang direkam dengan dialihkan pada media lain dan melestarikan bentuk fisik bahan pustaka sejak dini merupakan tindakan yang baik dan lebih tepat dari pada melakukan perbaikan bahan pustaka yang kondisinya telah parah. Secara preventif perpustakaan harus mempersiapkan secara matang kemungkinan yang akan terjadi. Mulai dari bangunan atau gedung yang harus diperhatikan, peralatan yang digunakan untuk menunjang sarana dan prasarana perpustakaan, suhu ruangan yang harus selalu dijaga agar koleksi perpustakaan tidak lembab, kebersihan ruangan perpustakaan yang harus diperhatikan, serta mengelola jajaran koleksi (shelving) dengan ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP 28 Eka Dian, dkk. JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN benar merupakan beberapa kegiatan preservasi Sebagaimana dikemukakan diatas bahwa secara preventif. Selain itu Perpustakaan juga ada harus menyediakan alat seperti alat pemadam kerusakan bahan pustaka, yaitu faktor fisika, untuk antisipasi terjadinya kebakaran. Pencegahan kimia, biologi. Ketiga faktor tersebut dapat secara kerusakan bahan pustaka secara preventif menurut sendiri-sendiri merusak bahan pustaka. Dalam Karmidi Martoatmodjo dalam buku Pelestarian kegiatan pelestarian bahan pustaka, pengetahuan Bahan Pustaka terutama bertujuan agar : jenis bahan, penyebab kerusakan, dan tingkat 1) Kerusakan yang lebih hebat dapat tiga faktor kerusakannya yang dapat sangat menyebabkan diperlukan untuk dihindarkan. Koleksi yang dimakan menetapkan bahan dan metoda penanganan yang oleh serangga atau binatang pengerat tepat. Secara kuratif preservasi yang dilakukan dapat diselamatkan. oleh perpustakaan diantaranya dengan melakukan 2) Koleksi yang terkena penyakit, misalnya terkena jamur dapat terkena kerusakan diobati kecil yang dapat di perbaiki. 1)Fumigasi adalah penyakit maupun kerusakan lainnya. salah melestarikan bahan mengasapi 3) Koleksi yang masih baik dapat terhindar dari kegiatan-kegiatan satu kegiatan pustaka dengan cara bahan pustaka agar jamur tidak tumbuh dengan melalui pembakaran atau penguapan zat kimia tertentu yang mengandung racun. 4) Kelestarian fisik bahan pustaka terjaga. 5) Kelestarian informasi yang terkandung dalam bahan pustaka tersebut dapat terjaga. 2)Kegiatan laminasi yaitu cara melapisi bahan pustaka dengan menggunakan kertas khusus agar bahan pustaka menjadi lebih awet. 3)Kegiatan enkapsulasi adalah salah satu cara 6) Pustakawan atau pegawai yang bekerja di perpustakaan sadar bahwa bahan pustaka bersifat rawan kerusakan. melindungi kertas dari kerusakan dengan cara menempatkan setiap lembar kertas diantara dua plastik transparan, kemudian pinggiran plastik 7) Para pemakai, terdidik untuk berhati-hati tersebut dilem sehingga bahan pustaka tidak dalam menggunakan buku serta ikut terlepas. Bahan pustaka yang di enkapsulasi menjaga keselamatannya. biasanya berupa lembaran-lembaran seperti 8) Semua pihak, baik petugas perpustakaan maupun pemakai perpustakaan selalu menjaga kebersihan lingkungan. (Martoatmodjo, 2009:3.2) naskah kuno. 4)Penjilidan ulang, penjilidan pada dasarnya merupakan kegiatan menggabungkan menghimpun atau lembaran-lembaran lepas sehingga menjadi satu, yang dilindungi oleh sampul. Tindakan Kuratif (Penanggulangan) METODE PENELITIAN Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm 23-34 29 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN Metode yang digunakan dalam penelitian bumi di Perpustakaan SD Negeri Kudang ini adalah metode kualitatif. Penelitian Kualitatif Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. menurut Lexy J. Moleong dalam buku Metodologi Adapun untuk menjabarkan fokus penelitian Penelitian bahwa tersebut dilakukan melalui proses preservasi Penelitian Kualitatif adalah “penelitian yang koleksi sebelum, saat kejadian dan setelah menghasilkan kejadian Kualitatif mengemukakan prosedur analisis yang tidak bencana alam gempa bumi yang menggunakan prosedur analisis statistik atau cara dilaksanakan di Perpustakaan SD Negeri Kudang kuantifikasi 6). Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian kuantitatif didasarkan pada upaya Melalui pendekatan kualitatif ini, diharapkan membangun pandangan mereka yang diteliti yang dapat memperoleh data yang lebih lengkap untuk rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran memahami holistik observasi/pengamatan langsung, wawancara, studi lainnya”. dan rumit. (Moleong, 2010: Selanjutnya Moleong mengemukakan bahwa: fenomena yang terjadi, melalui kepustakaan, dll. “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian, misalnya Sebagaimana dikemukakan di atas, bencana persepsi, alam Gempa Bumi Tasikmalaya Tahun 2009 juga motivasi, tindakan dll secara holistik dan menimbulkan dampak kerusakan pada SDN dengan cara deskripsi dalam bentuk kata- Kudang. kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus bangunan perpustakaan merupakan salah satu yang alamiah dan dengan memanfaatkan prasarana yang mengalami kerusakan cukup berbagai parah, hal ini disebabkan karena usia bangunan metode perilaku, HASIL DAN PEMBAHASAN alamiah.” (Moleong, 2010:6). Dari dampak kerusakan tersebut, yang sudah cukup tua yaitu dibangun pada sekitar tahun 1980, sehingga banyak bagian yang sudah Menurut pengertian diatas dapat dipahami lapuk. Kerusakan yang cukup parah ini juga salah bahwa penelitian kualitatif lebih menekankan cara satunya disebabkan oleh karena struktur bangunan deskripsi dalam mengungkapkan kejadian yang yang dibuat tanpa tiang beton sehingga tidak tahan dialami oleh subyek penelitian. Dengan demikian gempa. Kerusakan bangunan perpustakaan ini, penelitian dapat juga menyebabkan sarana dan prasarana yang ada mengungkapkan proses pemecahan permasalahan di perpustakaan turut mengalami kerusakan yang yang diteliti. Hal ini sesuai dengan fungsi dan cukup parah. Dari informasi yang diperoleh pemanfaatan yaitu melalui hasil wawancara dengan nara sumber, “dimanfaatkan oleh peneliti yang ingin meneliti kerusakan sarana dan prasarana perpustakaan sesuatu dari segi prosesnya” (Moleong, 2009:7). berupa rusaknya bahan pustaka, rak penyimpanan, Pada penelitian ini yang menjadi fokus adalah meja dan kursi baca serta sarana dan prasarana preservasi bahan pustaka yang disebabkan gempa yang lainnya. kualitatif akan penelitian lebih kualitatif ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP 30 Eka Dian, dkk. JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN sebuat ruang perpustakaan. Hal ini diperlukan Preservasi Koleksi Sebelum Kejadian Gempa untuk memberikan kenyamanan bagi petugas Bumi perpustakaan dan pengguna perpustakaan serta Pencegahan merupakan usaha yang pertama dapat mempermudah proses evakuasi pada saat harus dilakukan dalam preservasi koleksi. Dengan terjadi bencana sehingga dapat meminimalisir pencegahan, maka resiko yang ditimbulkan oleh kerusakan bahan pustaka dan jatuhnya korban. bencana dapat diminimalisir sehingga koleksi Dalam hal penataan ruang, bangunan bahan pustaka bisa diselamatkan. Salah satu upaya perpustakaan SDN Kudang secara umum telah pencegahan Sebelum dilaksanakan dengan baik, dimana lemari berada terjadinya gempa bumi Tasikmalaya Tahun 2009 di samping ruangan dan meja baca serta rak bumi di Perpustakaan SDN Kudang secara formal tidak berada terdapat tim. Hal ini disebabkan Perpustakaan memberikan ruang yang cukup bagi pengguna SDN Kudang sebagai perpustakaan adalah perencanaan. perpustakaan sekolah ditengah ruangan. dalam Hal tersebut melakukan aktivitas. belum memiliki pustakawan yang secara khusus Penataan yang baik ini juga akan memudahkan menangani perpustakaan. proses evakuasi jika terjadi bencana. Sebagai perpustakaan masih Pengelolaan para upaya penyelamatan koleksi bahan pustaka dari pendidik/guru sehingga untuk pembentukan tim kerusakan yang lebih parah, maka diperlukan sebagaimana diatas belum dapat direalisasikan. perencanaan persiapan lokasi pemindahan koleksi Dengan kondisi mengandalkan seperti ini, maka perpustakaan yang lebih aman jika terjadi perencanaan penanggulangan bencana di SDN kerusakan gedung perpustakaan akibat bencana. Kudang tidak akan dapat dilaksanakan dengan Dalam baik yang pada akhirnya preservasi tidak akan pemindahan koleksi perpustakaan di perpustakaan dapat dilaksanakan secara optimal. Bangunan SDN Kudang pada dasarnya belum mempunyai perpustakaan SDN Kudang, merupakan bangunan perencanaan lokasi sebagai tempat penyimpanan lama yang dibangun pada Tahun 1980-an, yang koleksi bahan pustaka jiga terjadi bencana. Pihak dibangun dengan struktur bangunan batu bata sekolah tidak memiliki ruang yang cukup sebagai tanpa dilengkapi dengan tiang beton bertulang. cadangan ruang sebagai tempat evakuasi baik dari Begitupun pondasi bangunan terdiri dari pasangan segi sarana dan prasarana jika terjadi bencana. batu tanpa diikat dengan beton bertulang. Hal hal Perencanaan Persiapan alat persiapan pemadam lokasi kebakaran tersebut mengakibatkan kerusakan yang dialami diperlukan karena tidak jarang terjadi kebakaran oleh bangunan perpustakaan SDN Kudang ketika pasca terjadi Gempa Bumi Tasikmalaya Tahun 2009 penyediaan alat pertolongan pertama berupa cukup berat, dimana bangunan tidak dapat peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan menahan goncangan dan mengalami ambruk di lainnya diperlukan sebagai antisipasi akibat bagian atap dan dinding. Merencanakan tata ruang gempa bumi. Dalam hal ini Perpustakaan SDN perpustakaan sangat diperlukan dalam mengatur Kudang tidak dilengkapi dengan alat pemadam bencana gempa bumi, sedangkan Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm 23-34 31 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN kebakaran dan alat pertolongan pertama, sehingga dengan cara mengevakuasi bahan pustaka yang apabila terjadi kebakaran akan sangat susah rusak terkena bencana dengan memindahkannya mencari alat untuk memadamkan api. Pelatihan ke tempat yang lebih aman. Dalam hal ini upaya dan pendidikan dasar penanggulangan bencana evakuasi yang dilakukan oleh SDN Kudang untuk sangat menyelamatkan bahan bustaka adalah dengan diperlukan bagi para petugas yang mengelola sebuah tempat pelayanan, termasuk memindahkan bahan petugas di perpustakaan. Dengan adanya pelatihan bencana ke dalam ruangan kelas yang tidak dan pendidikan diharapkan para petugas memiliki mengalamai kerusakan sehingga bahan pustaka pengetahuan dan keahlian dalam penanggulangan dapat terhindar dari kerusakan yang lebih parah. bencana termasuk penanggulangan dampak dari Selain itu, mengidentifikasi jenis bahan pustaka bencana. Petugas pengelola perpustakaan SDN yang mengalami kerusakan, jumlah dan tingkat Kudang belum pernah dibekali dengan pelatihan kerusakannya sangat diperlukan untuk proses atau pendidikan tentang penanggulangan bencana. preservasi bahan pustaka selanjutnya. Identifikasi Preservasi Koleksi Pada Saat Kejadian Gempa dilakukan untuk pustaka yang mempermudah terkena penanganan bahan pustaka yang mengalami kerusakan dengan Bumi memilah jenis dan tingkat keruskan, sehingga Bencana seperti gempa memang tidak pernah diharapkan, akan tetapi sering terjadi sepanjang sejarah. Respon yang baik oleh berbagai pihak dalam menanggapi gempa sangat dibutuhkan untuk penyelamatan jiwa manusia dan koleksi perpustakaan. Dalam hal preservasi pada saat kejadian gempa bumi, gempa bumi Tasikmalaya Tahun 2009 terjadi pada pukul 14:55:21WIB, pada saat tersebut kegiatan belajar mengajar di SDN Kudang sudah selesai, sehingga tidak ada orang yang berada di lokasi. Selanjutnya Evakuasi barang dan koleksi dilaksanakan 1 (satu) hari setelah kejadian gempa dengan memindahkan barang dan koleksi ke tempat yang lebih aman, yaitu kedalam ruangan kelas yang kerusakannya tidak cukup parah. dilakukan terhadap bahan pustaka tersebut. Hasil identifikasi yang dilakukan oleh perpustakaan SDN Kudang terhadap kerusakan yang ditimbulkan akibat bencana gempa bumi Tasikmalaya Tahun 2009 khususnya kerusakan bahan pustaka adalah rusak berat sebanyak 1.054 eksemplar terdiri dari 998 eksemplar buku dan 56 eksemplar majalah, rusak sedang sebanyak 294 eksemplar yang terdiri dari 274 eksempar buku dan 20 eksemplar majalah serta rusak ringan sebanyak 114 eksempalar yang terdiri dari 103 eksempalar buku dan 11 eksemplar majalah. Sebagaimana dikemukakan di atas dari hasil identifikasi, maka bahan pustaka yang mengalami kerusakan dipilah sesuai dengan tingkat dan jenis Preservasi Koleksi Sesudah Kejadian Gempa Bumi Upaya dapat ditentukan proses perbaikan apa yang akan kerusakan. Hal memepermudah penyelamatan yang pertama dilakukan paska kejadian gempa bumi adalah ini dalam bertujuan menentukan untuk tindakan perbaikan apa yang akan dilakukan terhadap bahan pustaka tersebut. ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP 32 Eka Dian, dkk. JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN Dari hasil penelitian paska terjadinya identifikasi, bahan pustaka yang memungkinkan bencana alam gempa bumi Tasikmalaya Tahun untuk 2009 di perpustakaan SDN Kudang terdapat kerusakan sedang dan ringan. Adapun proses sebanyak 1.375 eksempar buku dan sebanyak 81 preservasi yang dapat dilaksanakan antara lain eksemplar majalah yang mengalami kerusakan. berupa : Bahan kerusakan 1.Pembersihan pembersihan dilakukan terhadap tersebut setelah diidentifikasi kemudian dipilah bahan pustaka yang kotor akibat debu dan menurut tingkat kerusakannya. Setelah dilakukan kotoran lainnya. pustaka yang mengalami identifikasi dan memilah bahan pustaka yang terkena bencana sesuai tingkat 2.Pengencangan proses Sampul preservasi dilakukan adalah terhadap jenis bahan pustaka yang mengalami sampul tersebut harus kendur. Kerusakan sampul kendur dialami dilindungi agar tidak terjadi kerusakan lebih lanjut oleh bahan pustaka berupa buku dan majalah yang pada akhirnya bahan pustaka tersebut tidak yang sampulnya menggunakan teknik jahit dapat diselamatkan. Dalam hal perlindungan, dan hekter. kerusakan, maka bahan pustaka dan dilakukan maka bahan pustaka hasil identifikasi dan 3.Menambal dilakukan untuk menutup lubang- pemilahan harus ditempatkan pada ruangan yang lubang pada kertas atau dilakukan terhadap lebih aman sehingga terhindar dari kerusakan bahan pustaka yang mengalami kerusakan yang lebih parah. Hasil penelitian di perpustakaan berupa sobek. SDN Kudang, bahan pustaka yang telah 4.Menyambung dilakukan untuk menyatukan diidentifikasi dan dipilah nkemudian ditempatkan kembali kertas yang sobek dan terlepas dari pada satu ruangan yang aman yaitu didalam ruang bahan pustaka. Kepala Sekolah sehingga dapat terlindung dari 5.Penjilidan ulang dilakukan terhadap baha kerusakan yang lebih parah. Bahan pustaka yang pustaka yang mengalami kerusakan sedang memungkinkan untuk di preservasi adalah bahan berupa kerusakan pada sampul yaitu sampul pustaka yang mengalami kerusakan sedang dan yang lepas dan isi buku yang lepas. ringan. Dari kondisi tersebut, maka dalam menentukan kebutuhan bahan harus disesuaikan Bahan pustaka yang telah melalui proses dengan kebutuhan proses preservasi kerusakan perbaikan dan penyelamatan, maka bahan pustaka bahan pustaka tersebut. tersebut diidentifikasi untuk kemudian dipilah Identifikasi bahan yang dilaksanakan di sesuai dengan klasifikasi. Bahan pustaka yang SDN Kudang hanya terbatas pada bahan yang telah melalui proses klasifikasi ini kemudian sifatnya sederhana diantaranya adalah kuas, ditempatkan kembali untuk dapat digunakan oleh spon/busa, lem, solatif, kertas dan lain-lain. Proses pemustaka. Dalam hal ini bahan pustaka pebaikan utama dari preservasi paska bencana adalah dan penyelamatan di SDN Kudang ditempatkan pelaksanaan penyelamatan bahan pustaka sesuai pada lemari di ruangan kelas yang difungsikan tingkat dan jenis kerusakan. Sebagaimana hasil sebagai ruang perpustakaan sementara. Vol.5/No.1, Juni 2017, hlm 23-34 33 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN DAFTAR PUSTAKA Ballofet, SIMPULAN Perpustakaan SDN Kudang secara formal tidak memiliki tim tentang and Preservation perencanaan libraries pencegahan bencana alam. Hal ini disebabkan perpustakaan SDN Kudang sebagai perpustakaan Nelly and and Basuki, Sulistyo. khusus menangani perpustakaan. Pengelolaan Terbuka. mengandalkan para (2005). conservation archives. (2010). Perpustakaan, masih Hille for Chicago: American Library Association. sekolah belum memiliki pustakawan yang secara perpustakaan Jenny Pengantar Jakarta: Ilmu Universitas Dureau, J.M & D.G.W Clements (1992). Dasar- pendidik/guru sehingga untuk pembentukan tim dasar sebagaimana diatas belum dapat direalisasikan. Bahan Pustaka. Jakarta: Perpustakaan Gempa Bumi Jawa Barat 2009 terjadi pada Pelestarian dan Pengawetan Nasional RI. hari Rabu tanggal 2 September 2009 pada pukul Gustin, Joseph F. (1996). Disaster Recorvery 14:55:21 WIB, dimana pada saat tersebut Planing : guide facilities for mananger. kegiatan belajar mengajar di SDN Kudang sudah (electronic book). selesai, sehingga tidak ada orang yang berada di (2009). Pelayanan lokasi. Dengan kondisi tersebut preservasi pada Bahan Pustaka, Jakarta: Universitas saat kejadian gempa bumi hanya dilakukan pada Terbuka. barang-barang yang beresiko rusak lebih parah. Upaya penyelamatan bahan pustaka yang dilaksanakan di SDN Kudang pasca kejadian gempa bumi 2009 adalah mengevakuasi bahan pustaka dengan Martoatmodjo, Karmidi. Moleong, Lexy J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. cara Sitepu, Apallidya, dkk. (2009). Kesiapan dalam yang terkena antisipasi bencana di perpustakaan dan bencana dan memindahkan ke tempat yang lebih pusat arsip. Jurnal BACA, vol. 30 No. 1 aman yaitu ke dalam ruangan kelas yang tidak Agustus 2010. mengalamai kerusakan sehingga bahan pustaka Sugiharto, Dhani, (2010). dapat terhindar dari kerusakan yang lebih parah, Informasi kemudian mengidentifikasi jenis bahan pustaka Teknologi Digital. Jakarta, Jurnal BACA yang mengalami kerusakan, jumlah dan tingkat Vol. 31, No. 1, Agustus 2010. kerusakannya akibat bencana gempa bumi, dan memilah bahan pustaka yang terkena bencana sesuai tingkat dan jenis kerusakan. Setelah diidentifikasi, kemudian dilakukan pembersihan, pengencangan sampul dan penjilidan ulang. ISSN: 2303-2677 / © 2017 JKIP Dokumen Penyelamatan Arsip di Era 34 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN Eka Dian, dkk.