Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional Tahun 2014

advertisement
KEMENTERIAN SOSIAL
S . O. S
S eBa
a
Orang S
t
u
r
REPUBLIK INDONESIA
PEDOMAN PELAKSANAAN
Peringatan
Hari
Kesetiakawanan
Sosial
Nasional
Tahun 2014
Alamat Sekretariat :
Pusat :
Direktorat K2KS
Gedung Kementerian Sosial RI Lantai 5
Jl. Salemba Raya No. 28, Jakarta Pusat
Telp./Fax. (021) 3100436
Daerah :
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jambi
Jl. M.T. Sugiono RT. 10 No.29 Telanaipura - Jambi
Telp. 0741 - 63493
ha
Sa
Se
tu
One Day
One Care
ri Berbag
i
Panitia Pusat Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional
dan
Kementerian Sosial RI
Bersatu Untuk Sesama
KATA PENGANTAR
Assalamu’ alaikum Wr. Wb.
Salam Kesetiakawanan Sosial
Dalam usaha untuk melakukan pengembangan nilai-nilai Kesetiakawanan Sosial
digunakan strategi pendekatan melalui peringatan hari besar, yaitu “Hari Kesetiakawanan
Sosial Nasional”, adapun implementasi aksi disusun dalam bentuk rangkaian kegiatan HKSN
yang di laksanakan di tingkat pusat dan di tingkat daerah.
Buku ini dapat menjadi pedoman bagi pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat
untuk turut berperan aktif dalam rangkaian kegiatan HKSN. Momentum peringatan ini
menjadi wadah aktualisasi nilai-nilai Kesetiakawanan Sosial untuk merintis jalan kearah
terciptanya interaksi sosial masyarakat dengan semangat peduli dan berbagi.
Rangkaian kegiatan HKSN tahun 2014 dan seterusnya, bertolak dari Piagam Makassar
yang mengamanatkan tindak lanjut empat produk antara lain :
a. Komite Kesetiakawanan Sosial Nasional,
b. Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial,
c. Satuan Tugas Kesetiakawanan Sosial,
d. Pos Komunikasi Sosial.
dan bingkai rangkaian kegiatan HKSN tahun 2014 ini adalah Sehari Berbagi-Satu Orang
Satu (Sebar-S.O.S).
Buku pedoman ini dipersembahkan untuk seluruh masyarakat Indonesia, dan
para penyelenggara kesejahteraan sosial dalam usaha untuk pengembangan nilai-nilai
Kesetiakawanan Sosial, baik di Kabupaten, Kota dan Propinsi sesuai dengan kondisi setempat.
Akhir kata, saya berharap, buku pedoman ini dapat bermanfaat dan menjadi motivasi
gerakan Kesetiakawanan Sosial di seluruh Indonesia.
Wassalamu’ alaikum Wr. Wb.
Jakarta,
Juli 2014
Direktur Kepahlawanan,
Keperintisan dan Kesetiakawanan Sosial
Drs. Andi Hanindito, M.Si.
NIP. 19630213 198703 1 002
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
1i
Bersatu Untuk Sesama
KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA
JL. SALEMBA RAYA 28 JAKARTA PUSAT 10430
TELEPON (021) 3100436 LAMAN : HTTP://www.kemsos.go.id
PERATURAN DIREKTUR JENDERALPEMBERDAYAAN SOSIAL
DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
NOMOR :
/DYS-PK.6/KPTS/07/2014
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN PERINGATAN HARI KESETIAKAWANAN SOSIAL
NASIONAL (HKSN) TAHUN 2014
DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN SOSIAL
DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN,
Menimbang
Mengingat
:
:
a.
bahwa kegiatan Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial
Nasional (HKSN) tahun 2014 dilaksanakan secara Nasional
di tingkat Pusat dan tingkat daerah, maka dalam
pelaksanaannya diperlukan adanya suatu Pedoman
Pelaksanaan sebagai landasan dan acuan serta petunjuk
sekaligus rambu-rambu bagi semua unsur yang terlibat;
b.
bahwa dalam melaksanakan kegiatan Peringatan Hari
Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) tahun 2014 perlu
adanya kesamaan pemahaman, persepsi, sehingga
kegiatan dapat dilaksanakan dengan benar, tepat waktu,
tepat sasaran, transparan dan akuntabel;
c.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan huruf b, maka perlu menetapkan Peraturan
Direktur
Jenderal
Pemberdayaan
Sosial
dan
Penanggulangan
Kemiskinan
tentang
Pedoman
Pelaksanaan Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial
Nasional (HKSN) Tahun 2014;
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antar Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437);
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar,
Tanda Jasa Dan Tanda Kehormatan (GTK);
ii
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Bersatu Untuk Sesama
4. Undang-Undang Nomor 5 PRPS Tahun 1964 tentang
Pemberian
Penghargaan/Tunjangan
kepada
Perintis
Pergerakan Kebangsaan/Kemerdekaan;
5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang
Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4967);
6. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara Republik
IndonesiaTahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5235);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara tahun Anggaran 2014;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai
Daerah Otonom.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang
Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4405);
10. Keputusan Presiden RI No. 42 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja
Negara;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
pengelolaan Keuangan Daerah; (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578)
12. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009
tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Tugas Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintah
Daerah
Provinsi,
Dan
Pemerintahan
Kabupaten/Kota;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Uang Negara/ Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 83, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4738);
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
iii
Bersatu Untuk Sesama
15. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 68 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5294);
16. Keputusan Presiden RI No. 42 Tahun 2002 tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja
Negara;
17. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 50/HUK/2007 tentang
Pembentukan Tim Percepatan Penyelesaian Tindak Lanjut
Hasil Pengawasan di Lingkungan Kementerian Sosial RI;
18. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 86/HUK/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial RI;
19. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 80/HUK/2014 Tentang
Panitia Pusat Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial
Nasional Tahun 2014.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN
DIREKTUR
JENDERAL
PEMBERDAYAAN
SOSIAL DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN TENTANG
PEDOMAN
PELAKSANAAN
PERINGATAN
HARI
KESETIAKAWANAN SOSIAL NASIONAL (HKSN) TAHUN 2014.
Pasal 1
Pedoman Pelaksanaan Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN)
Tahun 2014 merupakan suatu acuan dan petunjuk sekaligus sebagai rambu-rambu
bagi dinas sosial provinsi, kabupaten/kota dan para stake holder lainnya agar tercipta
kesamaan persepsi dan pemahaman dalam melaksanakan rangkaian kegiatan
Peringatan HKSN tahun 2014, dan kegiatan dapat terselenggara tepat waktu, tepat
sasaran, transparan dan akuntabel.
Pasal 2
Pedoman Pelaksanaan Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN)
Tahun 2014, disusun dengan sistematika sebagai berikut:
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.
VIII.
iv
PENDAHULUAN
SEJARAH HARI KESETIAKAWANAN SOSIAL NASIONAL
LANDASAN HUKUM
PENGERTIAN KESETIAKAWANAN SOSIAL
TUJUAN PERINGATAN HKSN
TEMA HKSN
RANGKAIAN KEGIATAN HKSN 2014
KEPANITIAAN
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
IX.
X.
XI.
XII.
TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB
PELAPORAN
SUMBER DANA
PENUTUP
Bersatu Untuk Sesama
Pasal 3
Pedoman Pelaksanaan Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN)
Tahun 2014 sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
Pasal 4
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal,
Juli 2014
DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN SOSIAL
DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN,
HARTONO LARAS
NIP. 19630306 198503 1 005
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
v
Bersatu Untuk Sesama
DAFTAR ISI
Halaman
I.
PENDAHULUAN1
II.
SEJARAH HARI KESETIAKAWANAN SOSIAL NASIONAL
2
III.
LANDASAN HUKUM5
IV.
PENGERTIAN KESETIAKAWANAN SOSIAL6
V.
TUJUAN PERINGATAN HKSN6
VI.
TEMA HKSN TAHUN 20146
VII.
RANGKAIAN KEGIATAN HKSN 20147
VIII.
KEPANITIAAN9
IX.
TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB10
X.
PELAPORAN10
XI
SUMBER BIAYA10
XII.
PENUTUP11
XIII.
LAMPIRAN
vi
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Bersatu Untuk Sesama
I.PENDAHULUAN
K
esetiakawanan Sosial adalah bagian dari nilai, sikap dan perilaku prososial yang berakar dalam konteks tata budaya nusantara dan masyarakat
majemuk Indonesia berdasarkan Pancasila. Dilandasi pengertian,
kesadaran dan tanggung jawab sosial seluruh komponen masyarakat,
bangsa dan negara dalam kerangka mengekspresikan kebudayaan Pancasila. Dalam
konteks itu, nilai kesetiakawanan sosial sebagai dimensi modal sosial memiliki posisi
strategis untuk menumbuh kembangkan semangat kebersamaan, saling percaya
dan menerima, integrasi dan keterikatan sosial, yang dinyatakan melalui kerelaan
proaktif, serta kepedulian untuk berkorban bersama masyarakat yang membutuhkan
dalam kerangka mewujudkan Indonesia Sejahtera berbudaya Pancasila.
Indonesia sejahtera adalah cita-cita yang perlu segera diwujudkan dalam
mengejawantahkan pembukaan UUD RI 1945 aline ke-IV yang menegaskan bahwa
“Negara melindungi segenap tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan
bangsa, memajukan kesejahteraan umum serta ikut serta menciptakan perdamaian
dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Kondisi
tersebut akan menjamin (1) setiap warga Negara Indonesia terlindungi dari berbagai
goncangan dan resiko (2) setiap warga Negara berhak untuk memenuhi kebutuhan
dan hak dasarnya (3) setiap warga Negara Indonesia terbebas dari berbagai
masalah kesejahteraan sosial (4) terbebasnya Indonesia dari kemiskinan,
kebencanaan, keterasingan/ keterbelakangan, kecacatan dan ketunaan dan (5)
kian kuatnya peran masyarakat dan Pemerintah sebagai mitra kesejajaran dalam
penyelenggaraan pembangunan nasional pada umumnya dan kesejahteraan sosial
pada khususnya. Bahwa untuk mempercepat tingkat pencapaian atas cita-cita yang
perlu diwujudkan, maka kesetiakawanan sosial sangat efektif sebagai nilai dasar.
Undang-undang nomor 11 tahun 2011 tentang Kesejahteraan Sosial pasal 2 huruf
(a) yang menegaskan bahwa kesetiakawanan menjadi asas dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial.
Kesetiakawanan Sosial Nasional hakekatnya merefleksikan budaya dan
kearifan nasional (nilai-nilai Pancasila) serta budaya dan kearifan (masyarakat
majemuk Indonesia) yang berujung pada solidaritas kebangsaan dan integrasi
nasional karena kesamaan nasib, kesamaan kebangsaan, kesamaan nusantara,
kesamaan kultural, dan bahasa sebagai modal sosial kebangsaan yang menempatkan
konsepsi ”kekamian” dan ”kekitaan” secara strategis menjadi iklim kondusif bagi
proteksi dan pegembangan konsepsi “keakuan”. Pendekatan ini sangat berakar kuat
pada kultur dan kearifan komunal masyarakat Indonesia, dimana setiap anggota
atau individu mendapatkan tempatnya dan mengembangkan potensi dirinya. Gestur
“tat twam asi” dalam arti aku adalah engkau dan engkau adalah aku, selalu menjadi
tradisi dan piranti sosial dalam setiap penyelesaian berbagai masalah di lingkungan
masyarakat.
Kultur yang mengakar kuat ini menjadi jati diri bangsa dan semangat yang
mendasari setiap perilaku dalam kehidupan sehari-hari, hanya saja dewasa ini
semangat kesetiakawanan sosial yang menjadi jati diri bangsa mulai dilupakan dan
kurang dirasakan keberadaanya di tengah-tengah masyarakat. Di bidang ekonomi,
nilai kesetiakawanan sosial belum sepenuhnya menjadi kesadaran nasional, baik di
level struktural, institusional, maupun personal.
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
1
Bersatu Untuk Sesama
Kesenjangan terjadi antar wilayah, antara pusat dan daerah, antar pulau,
antar etnik, dan antar golongan. Selain itu, revolusi globalisme di berbagai
negara ditengarai tengah menetrasi berbagai modal sosial lokal, ditandai dengan
sejumlah gejala antara lain menguatnya semangat individualis yang berujung pada
proses penggerusan semangat kebersamaan, mencuatnya identitas komunal dan
kedaerahan, melemahnya semangat kebangsaan dan nasionalisme serta makin
memudarnya modal sosial masyarakat yang dilandasi oleh saling percaya, komitmen
bersama, kesepakatan bersama dan aturan main dalam kehidupan berbangsa,
bermasyarakat dan bernegara. Bahkan dalam beberapa hal, terjadi kanibal sosial
(social cannibalism), yaitu sifat saling menghancurkan, saling membunuh karakter
dan berujung pada saling mematikan.Kesetiawakanan sosial nyaris terjadi pergulatan
pemaknaan di tengah kehidupan masyarakat saat ini. Memudarnya perasaan empati
dan peduli dan saling berbagi menjadi kepentingan individualis dan kolektif dari
pada kepentingan sosial telah mendongkrak sistem perilaku sosial pro sosial dan
altruistik bergeser kearah sistem perilaku prokolektif dan individualis di lingkungan
masyarakat. Kohesi sosial makin bergeser menjadi kohesi kolektif berdasarkan
kepentingan dan kesadaran kolektif. Makin jauhnya nilai keadilan, konflik suku,
antar ras dan agama (SARA), kesenjangan ekonomi serta berbagai masalah sosial
lainnya menunjukkan bahwa refleksi kesetiakawanan sosial kian menjadi isu
nasional.
Konflik sosial juga terjadi hampir disemua wilayah. Dalam catatan Kementerian
Dalam Negeri, jumlah konflik sosial pada tahun 2012 meningkat menjadi 89 kasus
dari semula 77 kasus di tahun 2011. Menurut mantan Menteri Sosial Bachtiar
Chamsyah (2006), ada tiga hal yang menggerus nilai kesetiakawanan sosial. Pertama,
menguatnya semangat individualis karena globalisasi. Gelombang globalisasi
dengan paradigma kebebasan langsung atau tidak berdampak pada lunturnya nilainilai kultural masyarakat. Kedua, menguatnya identitas komunal dan kedaerahan.
Ketiga, lemahnya otoritas kepemimpinan. Hal ini terkait keteladanan para
kepemimpinan yang kian memudar. Terkikisnya nilai kesetiakawanan menimbulkan
ketidakpercayaan sosial, baik antara masyarakat dan pemerintah maupun antara
masyarakat dan masyarakat, karena terpecah dalam aneka golongan.
II.
2
Kesenjangan-kesenjangan tersebut telah mengikis rasa kesetiakawan yang
ada dan mengurangi semangat nasionalisme pada diri masyarakat Indonesia. Untuk
mengatasi hal tersebut maka rasa nasionalisme harus dikembalikan pada diri
masyarakat dengan mengingatkan kembali nilai-nilai kesetiakawanan sosial yang
menjadi jati diri bangsa. Kesetiakawanan sosial hakekatnya merupakan kehendak
untuk bersatu dalam solidaritas sosial, kesamaan nasib, dan keinginan menjadi
pribadi anggota komunitas yang saling membangun persaudaraan sejati. Oleh karena
itu, sebagai salah satu cara mengingatkan kembali bahwa kesetiakawanan sosial itu
ada maka diselenggarakanlah peringatan hari kesetiakawanan sosial nasional yang
selalu diperingati bersama setiap tanggal 20 Desember.
SEJARAH HARI KESETIAKAWANAN SOSIAL NASIONAL
Perang mempertahankan kemerdekaan yang terjadi dari tahun 1945 hingga tahun
1948 mengakibatkan permasalah sosial semakin bertambah jumlahnya. Kementerian
Sosial menyadari bahwa untuk menanggulangi dan mengatasi permasalahan sosial
tersebut diperlukan dukungan menyeluruh dari unsur masyarakat. Oleh sebab itu, maka
pada bulan Juli 1949 di kota Yogyakarta, Kementerian Sosial mengadakan Penyuluhan
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Bersatu Untuk Sesama
Sosial bagi tokoh-tokoh masyarakat dan Kursus Bimbingan Sosial bagi Calon Sosiawan
atau Pekerja Sosial, dengan harapan dapat menjadi mitra bagi pemerintah dalam
menanggulangi dan mengatasi permasalahan sosial yang sedang terjadi.
Para Sosiawan atau Pekerja Sosial telah bekerja dengan jiwa dan semangat
kebersamaan, kegotongroyongan, kekeluargaan serta kerelaan berkorban tanpa
pamrih yang tumbuh di dalam masyarakat dapat diperkokoh, sehingga masyarakat
dapat menanggulangi dan mengatasi permasalahan sosial yang timbul saat itu dalam
rangka mencapai kesejahteraan sosial bagi masyarakat.
Nilai kesetiakawanan sosial yang telah tumbuh didalam masyarakat perlu
dilestarikan dan diperkokoh. Begitu juga dengan kinerja dan persatuan para sosiawan
atau pekerja sosial perlu ditingkatkan. Untuk hal tersebut, Kementerian Sosial berinisiatif
membuat Lambang Pekerjaan Sosial dan Kode Etik atau Sikap Sosiawan. Lambang
Pekerjaan Sosial dan Kode Etik Sosiawan diciptakan pada tanggal 20 Desember 1949,
tanggal tersebut dipilih karena bertepatan dengan peristiwa bersejarah bersatunya
seluruh lapisan masyarakat untuk mengatasi permasalahan dalam mempertahankan
kedaulatan negara, yaitu pada tanggal 20 Desember 1948, sehari setelah tentara
kolonial Belanda menyerbu dan menduduki ibukota negara Yogyakarta. Maka tanggal
tersebut oleh Kementerian Sosial dijadikan sebagai HARI SOSIAL.
Hari Sosial atau Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) diperingati pada
tanggal 20 Desember setiap tahun sebagai rasa syukur dan hormat atas keberhasilan
seluruh lapisan masyarakat Indonesia dalam menghadapi ancaman bangsa lain yang
ingin menjajah kembali bangsa kita.
Peringatan Hari Sosial atau Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN)
tersebut merupakan upaya untuk mengenang, menghayati dan melakukan aksi dengan
semangat persatuan, kesatuan, kegotong-royongan dan kekeluargaan rakyat Indonesia
bahu membahu mengatasi permasalahan dalam mempertahankan kedaulatan bangsa
atas pendudukan kota Yogyakarta sebagai Ibu Kota Republik Indonesia oleh tentara
Belanda pada tahun 1948.
Adapun sejarah lahirnya Hari Sosial yang pada akhirnya berubah menjadi Hari
Kebhaktian Sosial, dan berganti lagi menjadi Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional
adalah sebagai berikut :
1.
HARI SOSIAL ke I atau pertama kali diperingati pada tanggal 20 Desember 1958
dicetuskan oleh Menteri Sosial Bapak H. Moeljadi Djojomartono.
3.
Pada Peringatan yang ke XXVI tanggal 20 Desember 1983, oleh Menteri Sosial
Ibu Nani Soedarsono, SH. nama HARI KEBAKTIAN SOSIAL diubah lagi menjadi
HARI KESETIAKAWANAN SOSIAL NASIONAL.
2.
4.
Pada Peringatan yang ke XIX tanggal 20 Desember 1976, oleh Menteri Sosial
Bapak HMS. Mintardja, SH. Nama HARI SOSIAL diubah menjadi HARI KEBAKTIAN
SOSIAL.
Pada Peringatan yang ke LVI Tanggal 20 Desember 2013 di lapangan Karebosi
Makassar dihasilkan PIAGAM MAKASSAR dengan 4 produk yaitu :
a. Komite Kesetiakawanan Sosial Nasional
b. Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial
c. Satuan Tugas Kesetiakawanan Sosial
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
3
Bersatu Untuk Sesama
d. Pos Komunikasi Sosial
Keempat produk ini untuk selanjutnya menjadi garis kebijakan Nasional sebagai
penggerak implementasi Kesetiakawanan Sosial Nasional (KSN) di seluruh Indonesia.
Jiwa dan semangat kebersamaan, kegotongroyongan, kekeluargaan dan
kerelaan berkorban tanpa pamrih yang tumbuh di dalam masyarakat tersebut harus
dikembangkan, direvitalisasi, didayagunakan dalam kehidupan berbangsa.
Pada saat ini bangsa Indonesia masih berhadapan dengan berbagai masalah
kesejahteraan sosial yang meliputi kemiskinan, keterlantaran, ketunaan, keterpencilan
dan kebencanaan yang jumlahnya tidak kecil. Sementara pemerintah memiliki
kemampuan terbatas, sehingga diperlukan peran serta masyarakat.
Kesetiakawanan sosial masa kini adalah instrumen menuju kesejahteraan
masyarakat melalui gerakan peduli dan berbagi oleh, dari dan untuk masyarakat
baik sendiri-sendiri maupun secara bersamaan berdasarkan nilai kemanusiaan,
kebersamaan, kegotongroyongan dan kekeluargaan yang dilakukan secara terencana,
terarah dan dan berkelanjutan menuju terwujudnya Indonesia Sejahtera (INDOTERA).
Peringatan HKSN
diharapkan dapat menjadi “alat pengungkit” untuk
menggerakkan kembali nilai-nilai kesetiakawanan sosial yang ada dimasyarakat, yang
dilaksanakan ditingkat pusat, propinsi dan kabupaten/kota dengan berdasarkan pada
tiga prinsip, yaitu :
1.Prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat yang berarti bahwa kegiatan Peringatan
HKSN memerlukan peran aktif seluruh unsur masyarakat, antara lain TNI dan
Polri, organisasi sosial/ lembaga swadaya masyarakat, unsur generasi muda,
lembaga pendidikan, dunia usaha, media massa, pemuka masyarakat dan
agama, relawan sosial dan masyarakat secara umum yang didayagunakan untuk
kepentingan masyarakat.
2. Prinsip Tri Daya, yaitu bahwa penyelenggaraan HKSN diharapkan dapat
memberdayakan manusia, usaha, dan lingkungan sosial sebagai satu kesatuan.
3.
Prinsip berkelanjutan, bahwa kegitan-kegiatan dalam rangka Kesetiakawanan
Sosial Nasional hendaknya dilaksanakan secara terus menerus sepanjang tahun
(No Day Without Solidarity) dengan berdasarkan pada kedua prinsip tersebut di
atas.
Peringatan Hari Kesetiakawanan sosial Nasional saat ini dilaksanakan dalam
bentuk Bulan Bhakti Kesetikawanan Sosial yang dimaksudkan sebagai upaya
mengarahkan percepatan gerakan Indonesia Peduli menuju terwujudnya Indonesia
baru, dengan tujuan menumbuhkan kesadaran dan tanggungjawab sosial masyarakat
untuk mengkristalisasikan kesetiakawanan sosial serta meningkatkan jumlah
masyarakat peduli dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Peringatan HKSN diharapkan mampu mengatasi berbagai permasalahan sosial
yang ada, dengan mengacu pada parameter kesejahteraan :
1.
2.
4
Terpenuhinya kebutuhan dasar setiap warga negara Indonesia (sandang,
pangan, papan, pendidikan dan kesehatan).
Terlindungi hak sipil setiap warga negara (hak memperoleh KTP, Akte
Kelahiran, hak berorganisasi, hak mengemukakan pendapat dll).
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Bersatu Untuk Sesama
3.
4.
Terlindunginya setiap warga negara dari berbagai resiko yang bertautan
dengan siklus hidup, ketidakpastian ekonomi, resiko kerusakan lingkungan dan
resiko sosial maupun politik (kecacatan, konflik, bencana, pengangguran).
Terdapatnya kemudahan memperoleh berbagai akses pelayanan dasar
(pendidikan, kesehatan, ekonomi/keuangan, politik dll).
5.Terpenuhinya jaminan keberlangsungan hidup bagi setiap warga negara
(asuransi, jaring pengamanan sosial, bantuan sosial dan lain-lain).
III. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844);
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antar
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4437);
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa Dan Tanda
Kehormatan (GTK);
Undang-Undang Nomor 5 PRPS Tahun 1964 tentang Pemberian Penghargaan/
Tunjangan kepada Perintis Pergerakan Kebangsaan/ Kemerdekaan;
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4967);
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin
(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2011 Nomor 83, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5235);
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara tahun Anggaran 2014;
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah
dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom;
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405);
10. Keputusan Presiden RI No. 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan Belanja Negara;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang pengelolaan Keuangan
Daerah; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan UndangUndang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan;
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
5
Bersatu Untuk Sesama
13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Tugas
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Dan
Pemerintahan Kabupaten/Kota;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 83, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4738);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan UndangUndang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 68 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5294);
16. Keputusan Presiden RI No. 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan Belanja Negara;
17. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 50/HUK/2007 tentang Pembentukan
Tim Percepatan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pengawasan di Lingkungan
Kementerian Sosial RI;
18. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 86/HUK/2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Sosial RI;
IV.
V.
19. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 80/HUK/2014 Tentang Panitia Pusat
Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional Tahun 2014;
PENGERTIAN KESETIAKAWANAN SOSIAL
Kesetiakawanan Sosial adalah nilai, sikap dan perilaku sosial yang mengatur
hubungan sosial antara warga satu dengan lainnya dengan menumbuhkan sikap dan
tindakan saling peduli dan berbagi yang dilandasi oleh altruistik, kerelaan, kesetiaan,
kebersamaan, toleransi, dan kesetaraan guna meningkatkan harkat, martabat dan
harga diri setiap warga negara Indonesia.
Filosofi Kesetiakawanan Sosial adalah kepekaan rasa ingin menjadi bagian
atau terlibat dari suatu keadaan sehingga muncul keinginan untuk menolong secara
sukarela/ tanpa pamrih apapun.
Esensi dari Peringatan HKSN adalah untuk menggugah perasaan, empati
terhadap kesulitan orang lain secara bersama-sama melalui aksi nyata (togetherness
for willingness / menggugah kesadaran bersama untuk kebaikan semua).
TUJUAN PERINGATAN HKSN
1.
2.
3.
Menjadi gerak dasar untuk memudahkan dan memperlancar penyelenggaraan
Gerakan Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial secara terkoordinasi, sinergis,
terencana, terarah dan berkelanjutan.
Terwujudnya tata kehidupan dan penghidupan masyarakat yang dilandasi oleh
kesetiakawanan sosial
Terciptanya kondisi sosial yang menjamin kesetiakawanan sosial mampu menjadi
pilar dasar dalam mewujudkan Indonesia sejahtera.
VI. TEMA HKSN
"BERSATU UNTUK SESAMA"
6
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Bersatu Untuk Sesama
Bersatu dimaksudkan agar segenap komponen bangsa dapat bekerjasama, saling
membantu, peduli dan dapat menyelesaikan permasalahan "sosial" secara bersamasama.
Sesama ini berarti kita memandang masyarakat Indonesia secara keseluruhan
adalah sama, menciptakan keadilan sosial tanpa prasangka, tanpa diskriminasi, tidak
membeda-bedakan dalam membantu. Tema ini merupakan wujud dari kesetiakawanan
sosial itu sendiri sebagai kehendak/ cita-cita dan tindakan.
VII. RANGKAIAN KEGIATAN HKSN 2014
1.
2.
Seminar Kesetiakawanan Sosial Nasional
Kegiatan Seminar Kesetiakawanan Sosial dimaksudkan untuk, media sosialisasi
kegiatan dan mewadahi masukan dan saran dari segenap komponen masyarakat
tentang implementasi Rencana Aksi Nasional Kesetiakawanan Sosial Tahun 2014
yang lebih membumi dan dapat diterima oleh masyarakat luas.
Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial
Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
secara terarah, terencana, dan berkelanjutan dari oleh dan untuk masyarakat
guna memperkokoh, memelihara, meningkatkan, serta mengembangkan
kesetiakawanan sosial.
Kegiatan-kegiatan ini dicerminkan dalam event Sehari Berbagi - Satu
Orang Satu (SEBAR-S.O.S.) / One Day One Care, kegiatan ini dimaksudkan
untuk membangun ingatan kolektif dan kesadaran tentang makna peduli
dan berbagi sebagai nilai yang harus diperkuat untuk menjaga kelangsungan
berbangsa dan bernegara sepanjang masa. Sehari menjadi framing waktu sebagai
titik tolak untuk hari-hari berikutnya membiasakan aktifitas bernilai baik yaitu
berbagi, dengan munculnya kesadaran, empati yang berasal dari individu "Satu
Orang Satu ...." kemudian terakumulasi dan menjadi usaha kolektif sehingga
permasalahan sosial yang kompleks menjadi ringan dan sederhana untuk
ditangani secara bersama. Kegiatan-kegiatan SEBAR-S.O.S. / One Day One Care
ini antara lain dapat berupa :
a. Donor Darah
b. Ziarah wisata ke Taman Makam Pahlawan Nasional Utama kalibata dan
Taman makam Pahlawana di wilayah setempat.
c. Pengobatan Gratis
d. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Masyarakat
e. Rehabilitasi Sosial Kawasan Kumuh
f.
Bantuan Sosial untuk ODK/Orang Dengan Kecacatan, (tangan palsu, kaki
palsu, alat bantu dengar, kursi roda, tongkat Kruk dll.)
g. Bantuan sosial untuk Lansia dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
PMKS lainnya
h. Gerakan Kali Bersih
i.
Senam Sehat
j.
Jalan Sehat
k. Pertandingan Persahabatan
l.
Lomba Cipta Lagu bertema Kesetiakawanan Sosial
m. Lomba Menyanyi bertema Kesetiakwanan Sosial
n. Lomba Theatrikal bertema Kesetiakawanan Sosial
o. Lomba Kebersihan
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
7
Bersatu Untuk Sesama
3.
4.
5.
6.
7.
8.
8
p.
q.
r.
s.
t.
u.
v.
w.
x.
Lomba Desain Poster bertema Kesetiakawanan Sosial
Nikah Massal
Sunatan Massal
Cerdas Cermat bertema Kesetiakawanan Sosial
Penyuluhan Re-sosialisasi Panti Sosial
Training Masalah Remaja
Ajang Seni Budaya Lokal
Penghargaan Tokoh Inspiratif Daerah
Sesuai kreatifitas dan kebutuhan daerah.
Pengusulan Penghargaan bagi warga negara yang berjasa besar dibidang
kemanusiaan, khususnya dibidang usaha kesejahteraan sosial, antara lain :
a. Satyalancana Kebaktian Sosial adalah tanda kehormatan yang diberikan
oleh Presiden sebagai penghargaan kepada Warga Negara Indonesia atau
seseorang yang telah berjasa dalam lapangan perikemanusiaan pada
umumnya atau dalam suatu bidang perikemanusiaan pada khususnya.
b. Piagam Kesetiakawanan Sosial adalah penghargaan yang diberikan oleh
Menteri Sosial sebagai bentuk pengakuan kepada Warga Negara Indonesia
atau seseorang yang telah berjasa dalam bidang usaha kesejahteraan sosial.
Pembangungan Karakter Bangsa (Nation Character Buliding)
Merupakan rangkaian kegiatan yang terencana dan berkesinambungan untuk
menanamkan Karakter Kebangsaan pada generasi muda, dengan melakukan
internalisasi nilai-nilai Kepahlawanan (esensi: Pengorbanan), Keperintisan
(esensi : militansi) dan Kesetiakawanan sosial (esensi : Kepekaan/Sense of).
Pembentukan Satgas Kesetiakawanan Sosial
Satuan Tugas Kesetiakawanan Sosial (Satga-KS) adalah tenaga inti penyelenggaraan
usaha kesejahteraan sosial urusan kebangsaan di desa/ kelurahan, Satgas-KS
juga merupakan representasi perwujudan individu pejuang, sebagai pejuang
kemanusiaan masa kini, dalam usaha untuk mengangkat kaum marjinal melalui
pendekatan rekayasa sosial, mereka diharapkan dapat menjadi aktor perubahan
menuju Indonesia yang berkarakter dan menjadi lebih baik.
Pos Komunikasi Sosial
Kegiatan pembentukan Pos Komunikasi Sosial sebagai tempat/ wadah
komunikasi, informasi, edukasi, persuasi dan motivasi perhimpunan Satuan
Tenaga Kesetiakawanan Sosial (Satgas KS) dalam rangka menggerakkan dan
mengarahkan Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial, pelaksanaan Rencana Aksi
Nasional (RAN) dan internalisasi kesetiakawanan sosial di lingkungan masyarakat
setempat.
Kampanye Sosial (Social Campaign)
a. Pegelaran Seni Budaya Rakyat sebagai media integrasi dan penyuluhan
sosial
b. Kampanye sosial melalui media cetak, elektronik dan peragaan
Acara Puncak HKSN Pusat
Acara Puncak Peringatan HKSN 2014 dilaksanakan pada tanggal 20 Desember
2014 di Kota Jambi, Provinsi Jambi yang merupakan puncak acara dari berbagai
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Bersatu Untuk Sesama
9.
rangkaian kegiatan peringatan HKSN yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Kegiatan ini diselenggarakan dalam bentuk Upacara Peringatan diikuti kegiatan
- kegiatan lainnya yang dihadiri oleh para pejabat pemerintah, TNI, dan Polri,
tokoh masyarakat, tokoh agama, organisasi sosial / lembaga swadaya
masyarakat, unsur generasi muda, lembaga pendidikan, dunia usaha, media
massa, relawan sosial maupun warga masyarakat lainnya.
Susunan Acara Puncak HKSN sebagai berikut :
a. Laporan Ketua Panitia Pusat HKSN
b.Sambutan-sambutan
c. Penyerahan Penghargaan (Satyalancana Kebhaktian Sosial, Piagam
Kesetiakawanan Sosial, Satyalancana Karya Satya, Satyalancana Perintis
Kemerdekaan dan sebagainya)
d. Penyerahan bantuan - bantuan
e. Amanat Presiden RI
f.
Atraksi seni budaya
g. Peninjauan lokasi Karya Bhakti Sosial
Acara Puncak HKSN Daerah
Acara Puncak Peringatan HKSN 2014 dilaksanakan pada tanggal 20 Desember
2014 di Provinsi yang merupakan puncak acara dari berbagai rangkaian
kegiatan peringatan HKSN yang telah dilaksanakan sebelumnya. Kegiatan ini
diselenggarakan dalam bentuk Upacara Peringatan diikuti kegiatan-kegiatan
lainnya yang dihadiri oleh para pejabat pemerintah, TNI, dan Polri, tokoh
masyarakat, tokoh agama, organisasi sosial/ lembaga swadaya masyarakat,
unsur generasi muda, lembaga pendidikan, dunia usaha, media massa, relawan
sosial maupun warga masyarakat lainnya.
Acara Puncak HKSN di Daerah dengan susunan acara sebagai berikut:
a. Laporan Ketua Panitia HKSN Daerah
b.Sambutan-sambutan
c. Penyerahan Penghargaan (Gubernur Bupati, Walikota).
d. Penyerahan bantuan - bantuan
e. Amanat Gubernur/ Kepala daerah
f.
Atraksi seni budaya
g. Peninjauan lokasi Karya Bhakti Sosial
VIII.KEPANITIAAN.
1.
2.
3.
Panitia Pusat HKSN
Kepanitiaan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) Pusat Tahun 2014
dibentuk melalui Surat Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 80/HUK/2014
tanggal 16 Juli 2014 tentang Panitia Pusat Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial
Nasional.
Panitia HKSN Daerah
Kepanitiaan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional di Daerah, di bentuk di daerah
dengan melibatkan unsur masyarakat secara luas, melalui Surat Keputusan
Gubernur Kepala Daerah di Provinsi setempat di seluruh Indonesia.
Panitia HKSN Kota/ Kabupaten
Kepanitiaan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional di Kota/ Kabupaten, di bentuk
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
9
Bersatu Untuk Sesama
di daerah dengan melibatkan unsur masyarakat secara luas, melalui Surat
Keputusan Bupati/ Walikota Kepala Daerah di Kota/ Kabupaten setempat di
seluruh Indonesia.
IX. TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB
A.
Tingkat Pusat
B.
Menteri Sosial bertugas dan bertanggung jawab :
1. Menyusun dan merumuskan kebijakan Nasional dan pedoman
Penyelenggaraan Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN)
Tahun 2014.
2. Menyelenggarakan Peringatan HKSN di tingkat Nasional.
3. Melaksanakan Sosialisasi penyelenggaraan HKSN di tiap Provinsi.
4. Memantau, mengevaluasi dan melaporkan penyelenggaraan HKSN secara
Nasional.
C.
Gubernur bertugas dan bertanggung jawab :
1. Menyusun dan merumuskan kebijakan daerah/provinsi untuk
penyelenggaraan HKSN di tingkat Provinsi.
2. Menyelenggarakan Peringatan HKSN Tahun 2014 di Tingkat Provinsi.
3. Melaksanakan koordinasi untuk Penyelenggaraan Peringatan HKSN tahun
2014 dengan Pusat dan Kabupaten/Kota.
4. Memantau, mengevaluasi dan melaporkan penyelenggaraan HKSN Tahun
2014 di tingkat Provinsi.
X. Pada Tingkat Provinsi
Pada Tingkat Kabupaten/Kota
Bupati/Walikota bertugas dan bertanggung jawab untuk menyelenggarakan
Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional di tingkat Kabupaten/Kota.
PELAPORAN
A.Kabupaten/Kota
Bupati/Walikota melaporkan hasil Penyelenggaraan Peringatan HKSN Tahun
2014 kepada Gubernur/Provinsi.
B.Provinsi
Gubernur melaporkan hasil Penyelenggaraan Peringatan HKSN Tahun 2014
kepada Menteri Sosial/Pusat.
C.Pusat
Menteri Sosial melaporkan hasil Penyelenggaraan Peringatan HKSN Tahun 2014
kepada Presiden RI.
XI. SUMBER DANA
Seluruh rangkaian kegiatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) sebaiknya
tidak bertumpu pada dana APBN dan APBD saja, tetapi harus dimaknai sebagai bentuk
10
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Bersatu Untuk Sesama
sinergi kegiatan antara masyarakat, Dunia Usaha dan Pemerintah sebagai satu kesatuan
dalam bingkai Kesetiakawanan Sosial.
XII.PENUTUP
1. Penyelenggaraan Peringatah HKSN Tahun 2014 menjadi Gerakan masyarakat yang
melibatkan 3 tungku utama yaitu : Pemerintah/Pemerintah Daerah, Dunia Usaha
dan Masyarakat, oleh sebab itu kegiatan ini menempatkan masyarakat/ Dunia
Usaha sebagai pelaku utama, sedangkan Pemerintah/ Pemerintah Daerah adalah
sebagai fasilitator.
2. Hal-hal yang belum tercantum dalam Pedoman Pelaksanaan ini akan ditentukan
lebih lanjut.
3. Pedoman pelaksanaan ini digunakan sebagai panduan umum Penyelenggaraan
HKSN 2014 baik di tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota yang pelaksanaannya
disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
11
Bersatu Untuk Sesama
SEMINAR KESETIAKAWANAN SOSIAL NASIONAL
12
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Bersatu Untuk Sesama
1. Seminar Kesetiakawanan Sosial Nasional
a. Pendahuluan
Kesetiakawanan Sosial merupakan nilai (Value), sikap (Attitude) dan
perilakusosial (Social Behavior) yang sangat diperlukan penguatan dan
internalisasinya pada saat ini ditengah munculnya sejumlah gejala sosial yang
bertumpu pada tribalisme (ikatan yang berbasis kesukuan), uncivilized(menurunnya
nilai-nilai keberadaban), social canibaliism (saling memangsa/menghancurkan),
hedonism (gaya hidup mewah/berlebihan, mengutamakan nilai-nilai materi) dan
berbagai persoalan lain dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Gejala sosial semacam ini sudah sangat mengancam tatanan sosial dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kesetiakawanan sosial adalah salah satu
nilai yang secara ideologis dan filosofis bersumber dari kearifan lokal dan perlu
dipelihara, diperkuat serta dikembangkan dalam instrument sistem perilaku setiap
warga negara Indonesia, karena didalamnya mengandung nilai, sikap dan perilaku
yang memperkuat kedudukan individu sebagai mahkluk sosial dengan jargon
“homo homini socious”.
Dengan demikian, maka merekonstruksi ideologi kesejahteraan sosial
berwawasan kesetiakawanan sosial dimaknai sebagai upaya stratejik untuk
mengukur dan mengkalkulasi penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara terukur,
akuntabel dan transparan, yang kemudian berujung kesetiakawanan sosial sebagai
modal sosial (Social Capital), yang mampu menjamin aktualitas setiap warga
negara Indonesia sebagai mahluk sosial. Ideologi kesejahteraan sosial yang dianut
memberikan peluang, ruang dan kesempatan kepada masyarakat seluas-luasnya
sebagai lintas pelaku dalam menggerakkan internalisasi kesetiakawanan sosial
secara utuh dan menyeluruh.
Kebijakan nasional tentang kesetiakawanan sosial perlu direkonstruksi
dengan membuat Desain Sistem Nasional Kesetiakawanan Sosial sebagai solusi
yang harus disiapkan secara khusus dalam satu dekade mendatang.
Berdasarkan fakta dan sejumlah persoalan sebagaimana dikemukakan diatas,
maka perlu dilaksanakan Seminar Kesetiakawanan Sosial Nasional yang diharapkan
mampu menghasilkan beberapa kesepakatan untuk menjawab permasalahan yang
berkaitan dengan pengembangan nilai-nilai Kesetiakawanan Sosial.
b. Maksud dan Tujuan
Kegiatan Seminar Kesetiakawanan Sosial dimaksudkan sebagai media
sosialisasi kegiatan dan mewadahi masukan dan saran dari segenap komponen
masyarakat tentang implementasi Rencana Aksi Nasional Kesetiakawanan Sosial
Tahun 2014 yang lebih membumi dan dapat diterima oleh masyarakat luas.
Adapun tujuan kegiatan antara lain :
1) Sebagai media Kritisi atas Desain Induk Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial
Melalui Penanaman Nilai Kesetiakawanan Sosial Tahun 2015-2025 sebagai
Pola baru implementasi Nilai Kesetiakawanan Sosial dalam memperkuat
bentuk aksi dan melibatkan partisipan yang lebih besar,
2) Sosialisasi dan Internalisasi nilai-nilai kesetiakawanan sosial pada peserta
seminar, 3) Membukukan rekomendasi dan hasil pemikiran peserta seminar
sebagai bentuk partisipasi masyarakat untuk ditempatkan dalam base data
khasanah Implementasi nilai-nilai Kesetiakawanan Sosial di Indonesia.
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
13
Bersatu Untuk Sesama
c. Pelaksanaan
• Waktu dan Tempat
Seminar Kesetiakawanan Sosial Nasional akan dilaksanakan selama 1 (satu)
hari, selama kurun waktu tahun 2014.
Pelaksanaan Seminar Kesetiakawanan Sosial Nasional dapat bertempat di
lokasi yang memenuhi standar kenyamanan untuk menghadirkan peserta
dalam jumlah tertentu dan berdikusi dengan baik.
• Narasumber
Narasumber dapat berjumlah 3 orang dengan satu orang moderator, narasumber
dapat terdiri dari latar belakang : 1) Akademisi, 2) Praktisi, 3) Pemerintahan
yang terkait.
• Peserta Seminar
Jumlah peserta menyesuaikan dengan kemampuan daerah dan atau bersifat
terbuka untuk umum, dapat terdiri dari unsur : Akademisi, Organisasi
Masyarakat, Praktisi, Budayawan, Relawan, Politisi, TNI/POLRI, Birokrat, Dunia
Usaha, Organisasi Sosial, Organisasi Kepemudaan, Kelompok Profesional dan
lainnya.
• Metode Pelaksanaan (Rundown Acara)
Kegiatan menggunakan metode Seminar, Seminar Kesetiakawanan Sosial
merupakan pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah
dibawah suatu pimpinan seorang ahli atau pakar Kesetiakawanan Sosial . Seminar
ini melibatkan adanya sumber informasi dan penerima informasi. Adapun
komponen yang terlibat dalam seminar itu adalah : Panitia Penyelenggara,
Pemandu Acara (Moderator), Pemakalah, Pembanding, Penambat (Notulen),
dan Pengamat.
No
1
2
3
14
Sebagai contoh rundown acara dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
Waktu
08.30 - 09.00
09.00 - 09.10
09.10 – 11.45
Uraian Kegiatan
Pembukaan :
1.
Menyanyikan lagu Kebangsaan
2.
Laporan penyelenggaraan
kegiatan oleh Ketua Tim Panitia Penyelenggara
3.
Arahan Pimpinan Lembaga,
sekligus membuka acara secara resmi
Cofeebreak
Contoh Paparan materi tentang :
1.
Desain Induk Penyelenggaraan
Kesejahteraan Sosial Melalui Penanaman Nilai Kesetiakawanan Sosial Tahun
2015-2024
2.
Kesetiakawanan Sosial ditinjau
dari aspek sosial politik
3.
Kesetiakawanan Sosial ditinjau
dari perspektif sejarah lahir dan pertumbuhan pembangunan di Indonesia
Narasumber / Pembicara
Moderator
Dirigen
...........
MC
1.
................
(Pemakalah)
Pemandu
Acara
.........
............
2.
................
(Pembanding)
3.
.................
(Pengamat/ Penanggap)
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Ket
Bersatu Untuk Sesama
4
5
6
11.45 - 12.30
12.30 - 13.00
13.00 - .........
Diskusi
Hasil rekomendasi dan penutupan
Selesai
Seluruh Peserta
Pemandu Acara
Pemandu
Acara
Penambat
(Notulen)
• Sarana dan Perlengkapan Kebutuhan
Persiapan kelengkapan seminar antara lain dapat disediakan : Akomodasi,
Protokoler, Publikasi, Dokumentasi, Konsumsi, Administrasi, undangan,
makalah/ materi seminar, biodata narasumber, Absensi Peserta, Transportasi,
Penyediaan tempat (gedung, audio, infocus, laptop, White board, meja kursi,
tata ruang, sound system, pencahayaan, spanduk, back drop, umbul-umbul,
dsb sesuai kebutuhan untuk mendukung kelancaran kegiatan).
d. Hasil yang diharapkan dan pelaporan
Hasil yang diharapkan dari terlaksanakan Seminar Kesetiakawanan Sosial
Nasional ini adalah :
1) Desain induk Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial Melalui Penanaman
Nilai Kesetiakawanan Sosial sebagai Pola baru 2015-2024 mencerminkan
Partisipasi masyarakat.
2) Peserta seminar memahami Desain induk Penyelenggaraan Kesejahteraan
Sosial Melalui Penanaman Nilai Kesetiakawanan Sosial.
3) Tersedianya base data khasanah Implementasi nilai-nilai Kesetiakawanan
Sosial di Indonesia.
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
15
Bersatu Untuk Sesama
BULAN BAKTI KESETIAKAWANAN SOSIAL
SEBAR S.O.S (SATU ORANG SATU) / ONE DAY ONE CARE
SATGAS KESETIAKAWANAN SOSIAL
POS KOMUNIKASI SOSIAL
KAMPANYE SOSIAL (SOCIAL CAMPAIGN)
ACARA PUNCAK HKSN TK NASIONAL
ACARA PUNCAK HKSN DI DAERAH
16
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Bersatu Untuk Sesama
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Seiring dengan dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di
era reformasi dan globalisasi ini maka peradaban kesetiakawanan sosialpun tengah
mengalami pergeseran mendasar dan paradigmatik. Nilai-nilai kesetiakawanan sosial
sebagai modal sosial strategis budaya Pancasila, kini mengalami proses destruksi
sistematis dan kian kritis selang beberapa dekade terakhir, di era reformasi, otonomi
daerah dan globalisasi dewasa ini. Kondisi faktual tersebut nampak antara lain
berbentuk: a) kesetiakawanan sosial, yang sering menampakan wajah secara terbatas
di ruang politik, namun dengan semangat membela kepentingan masing-masing
golongan. b) menguatnya kesetiakawanan sosial berwajah kedaerahan yang mewujud
dalam komunalisme dan tribalisme. c) di bidang ekonomi, nilai kesetiakawanan sosial
belum sepenuhnya menjadi kesadaran nasional, baik di level struktural, institusional,
maupun personal. Menguatnya kesenjangan ekonomi dan sosial merupakan indikator
melemahnya kesetiakawanan sosial, yang kemudian menjadi alir deras munculnya
berbagai masalah kesejahteraan sosial. d) selain itu revolusi globalisme ditengarai
tengah menetrasi berbagai modal sosial lokal, ditandai dengan sejumlah gejala antara
lain menguatnya semangat individualis, kian memudarnya semangat kebersamaan,
mencuatnya identitas komunal dan kedaerahan, melemahnya semangat kebangsaan
dan nasionalisme serta makin memudarnya modal sosial masyarakat yang dilandasi
oleh saling percaya, komitmen bersama, kesepakatan bersama dan aturan main dalam
kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara. Bahkan dalam beberapa hal,
terjadi kanibal sosial (social cannibalism), yaitu sifat saling menghancurkan, saling
membunuh karakter dan berujung pada saling mematikan.
Kesetiakawanan Sosial adalah bagian dari nilai, sikap dan perilaku pro sosial yang
berakar dalam konteks tata budaya nusantara dan masyarakat majemuk Indonesia
berdasarkan Pancasila. Nilai dasar ini mengandung spektrum kesantunan serta
kepedulian sosial yang mendasar dan kontekstual. Dilandasi pengertian, kesadaran
dan tanggung jawab sosial seluruh komponen masyarakat, bangsa dan negara
dalam kerangka mengekspresikan kebudayaan Pancasila, Dalam konteks itu, nilai
kesetiakawanan sosial sebagai dimensi modal sosial memiliki posisi strategis untuk
menumbuh kembangkan semangat kebersamaan, saling percaya dan menerima,
integrasi dan keikatan sosial, yang dinyatakan melalui kerelaan proaktif, serta ke
pedulian untuk berkorban bersama bersama warga masyarakat yang membutuhkan
dalam kerangka mewujudkan Indonesia Sejahtera berbudaya Pancasila. Artinya,
kesetiakawanan sosial hakekatnya suatu kemauan untuk bersatu dalam solidaritas
sosial, kesamaan nasib, dan keinginan menjadi makluk sosial yang saling peduli dan
berbagi dalam membangun persaudaraan sejati, persaudaraan masyarakat majemuk
Indonesia berbudaya Pancasila. Kepentingan pribadi diletakkan dalam kerangka
kesadaran atas kewajiban sebagai makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Destruksi kesetiawakanan sosial, nyaris melahirkan pergulatan pemaknaan di tengah
kehiduan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara saat ini. Memudarnya perasaan
empati, kepedulian sosial dan saling berbagi sebagai ekspresi kesetiakawanan
sosial menjadi kepentingan individualis dan kelompok secara eksklusif dengan
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
17
Bersatu Untuk Sesama
18
memarginalkan kepentingan sosial, telah mendongkrak sistem perilaku sosial prososial dan altruistik bergeser kearah sistem perilaku prokelompok eksklusif dan
individualis di lingkungan masyarakat. Kohesi sosial makin bergeser menjadi kohesi
kelompok berdasarkan kepentingan dan kesadaran kelompok. Makin jauhnya nilai
keadilan sosial, maraknya konflik berbasis suku, ras dan agama (SARA), kesenjangan
ekonomi serta berbagai masalah sosial lainnya menunjukkan bahwa refleksi terhadap
landasan kesetiakawanan sosial berbudaya Pancasila, kian menjadi isu nasional yang
sangat serius, mendasar, kontekstual dan strategis.
Pada sisi lain, kesenjangan sosial yang makin terstruktur dan membudaya, nampak
secara jelas, jika dilihat dari angka jumlah penduduk miskin yang terus meningkat.
Hal mana, baik sebagai konsekuensi belum nampaknya penurunan signifikan
angka penduduk miskin selama ini, maupun meningkatnya angka penduduk miskin
sebagai dampak berbagai eskalasi dan frekuensi bencana alam dan sosial di berbagai
daerah dewasa ini. Kesenjangan distribusi pendapatan antar kelompok masyarakat
berpenghasilan tinggi dan kelompok masyarakat berpenghasilan rendah, antar daerah
perkotaan dan daerah pedesaan serta tertinggal, karena ketimpangan penguasaan
asset serta akses pengelolaan sumber alam dan ekonomi dalam berbagai bentuk,
makin menjadikan jurang kesenjangan sosial ekonomi, kian kentara terang benderang,
baik secara vertikal, maupun horisontal.
Oleh sebab itu, sangatlah beralasan dan dapatlah dimengerti secara strategiskonstitusional, betapa pentingnya kehadiran Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009
tentang Kesejahteraan Sosial yang telah meletakkan kedudukan dan fungsi konsepsi
dan nilai Kesetiakawanan Sosial sebagai kerangka dasar dan mandat konstitusional
dalam pengelolaan kesejahteraan sosial di Indonesia. Nilai strategis-konstitusional
Kesetiakawanan Sosial dalam konstruk budaya Pancasila itu, akan terus digali,
dikembangkan dan didayagunakan berbasis pada kekayaan budaya dan kearifan lokal
masyarakat majemuk Indonesia dalam mewujudkan cita-cita luhur Indonesia merdeka
yang adil dan sejahtera. Sebagai mandat strategis-konstitusional kesejahteraan sosial,
kesetiakawanan sosial perlu terus direvitalisasi dan direlevansikan sesuai dengan
kondisi aktual masyarakat, bangsa dan bangsa serta diimplementasikan dalam wujud
nyata melalui dinamika kehidupan masyarakat, bangsa dan negara di tengah panggilan
era reformasi, otonomi daerah dan globalisasi dengan segala konsekuensinya.
Belajar dari sejumlah fakta kondisi keprihatinan sosial sebagaimana diuraikan di
atas, maka mewujudkan kesetiakawanan sosial sebagai modal sosial masyarakat,
bangsa dan negara melalui suatu gerakan nasional, menjadi keharusan, baik sebagai
mandat strategis-konstitusional maupun mandat budaya dan kearifan lokal seluruh
masyarakat, bangsa, negara majemuk nusantara, tanpa kecuali. Dalam konsteks
dwi-mandat konstitusional dan kultural strategis itulah, sudah sepantasnya, seluruh
masyarakat, bangsa dan negara Indonesia memiliki “grand national solidarity”, berupa
agenda nasional untuk mewujudkan solidaritas kesetiakawanan sosial nasional menuju
Indonesia Sejahtera, sebagai kerangka acuan dalam rangka penyusunan “grand national
reality”. Grand national solidarity adalah suatu upaya sengaja, terpola, sistematis, dan
berkelanjutan dalam rangka pembudayaan semangat solidaritas dan kesetiakawanan
sosial nasional membangun bangsa, yang didasarkan atas spirit, visi, tekad, dan
komitmen yang diajarkan dan diwariskan founding father’s negara Indonesia merdeka.
Sedangkan grand national reality, berkaitan dengan upaya bersama mengimplementasi
Grand National Solidarity ke konteks masa kini dinamika reformasi. otonomi daerah
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Bersatu Untuk Sesama
B.
dan globalisasi dengan segala dampak destruktifnya terhadap kesetiakawanan dan
kesejahteraan social nasional, sehingga pilihan strategi implementasi seharusnya
sensitif dan responsif terhadap dinamika kebutuhan kontekstual dan kontemporer
masa kini.
Pengkondisian manajemen perubahan akan ditempuhmelalui tahapan-tahapan
strategis : a). proteksi dan konsolidasi sosial, b). pemberdayaan sosial sistemik, dan c).
budaya pembangunan kesetiakawanan dan kesejahteraan social berkelanjutan, sebagai
iklim kondusif transformasi secara struktural, fungsional dan kultural yang dilakukan
secara terencana, terpola, sistematis, terarah, dan berkelanjutan melalui Gerakan
Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial secara nasional.Suatu gerakan transformasi
nasional kesetiakawanan dan kesejahteraan sosial mencakup wilayah pusat, provinsi,
kabupaten/ kota, kecamatan dan desa/ kelurahan secara holistik dan integratif, dengan
mengoptimalkan peran seluruh pilar modal sosial masyarakat, bangsa dan negara:
jajaran Pemerintah/ Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, Dunia Usaha,TNI dan Polri,
berbagai elemen masyarakat, dan sebagainya.
Bahwa untuk mewujudkan makna kesetiakawanan sosial sebagai modal sosial nasional
strategis dalam rangka mewujudkan, menegakkan dan memajukan kesejahteraan
sosial, harmonisasi dan keadilan sosial nasional sebagaimana yang diharapkan, maka
perlu disusun secara sistematis dalam bentuk Pedoman Bulan Bhakti Kesetiakawanan
Sosial Nasional sebagai acuan kerja nasional. Pedoman ini dimaksimalkan sebagai
tuntunan, pegangan, acuan dan arahan bagi semua pihak yang berkepentingan dalam
penyelenggaraan Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial secara nasional. Artinya,
bermanfaat dalam memudahkan dan memperlancar penyelenggaraan Bulan Bhakti
Kesetiakawanan Sosial secara nasional yang dilakukan oleh seluruh pemangku
kepentingan.
Maksud dan Tujuan
1.Maksud
Rencana Aksi Nasional Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial dimaksudkan sebagai
tuntunan, panduan dan acuan bagi Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha,
dan seluruh elemen masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian,
pengawasan, pembinaan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan Bulan Bhakti
Kesetiakawanan Sosial.
2.Tujuan
Tujuan Penyusunan Pedoman ini adalah :
a. Menjadi gerak dasar untuk memudahkan dan memperlancar penyelenggaraan
Gerakan Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial secara terkoordinasi, sinergis,
terencana, terarah dan berkelanjutan.
b. Terwujudnya tata kehidupan dan penghidupan masyarakat yang dilandasi oleh
kesetiakawanan sosial
c. Terciptanya kondisi sosial yang menjamin kesetiakawanan sosial mampu
menjadi pilar dasar dalam mewujudkan Indonesia sejahtera.
C.Pengguna
Pengguna Pedoman ini adalah :
1. Instansi/ Badan/ Lembaga/ Organisasi/ yayasan dan pemangku kepentingan
lainnya di Pusat, Provinsi, Kabupaten/ Kota, Kecamatan hingga Desa/ kelurahan
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
19
Bersatu Untuk Sesama
2.
3.
4.
5.
Dunia Usaha
perguruan Tinggi
Pelaku dan Pemerhati penyelenggaraan kesejahteraan sosial terkait.
Pemangku kepentingan lainnya
D.Pengertian
1. Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial adalah upaya yang terarah, terpadu, dan
berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat
dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga
negara, yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan
perlindungan sosial.
2. Kesetiakawanan Sosial Nasional adalah nilai, pandangan dan sifat yang mengatur
hubungan sosial antara warga satu dengan lainnya dengan menumbuhkan sikap
dan tindakan saling peduli dan berbagi yang dilandasi oleh kerelaan, kesetiaan,
kebersamaan, toleransi, dan tidak diskriminasi guna mewujudkan harkat, martabat
dan harga diri setiap warga negara Indonesia.
3. Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
secara terarah, terencana dan berkelanjutan dari, oleh dan untuk masyarakat guna
memperkokoh, memelihara, meningkatkan serta mengembangkan kesetiakawanan
sosial.
4.Komite Kesetiakawanan Sosial Nasional adalah Kepengurusan Nasional
yang bertugas untuk mempersiapkan, melaksanakan dan mengendalikan
penyelenggaraan Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial secara nasional.
5.Satuan Tugas Kesetiakawanan Sosial yang kemudian disebut sebagai Satgas
Kesetiakawanan Sosial adalah warga masyarakat yang karena kepeduliannya
diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh Kepala
Desa/ Lurah untuk menggerakkan Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial di desa/
kelurahan atau di wilayah sederajat.
6. Pos Komunikasi Sosial adalah tempat yang digunakan sebagai wadah dan atau
sarana pertukaran informasi, komunikasi dan edukasi dalam pembudayaan
kesetiakawanan sosial berkedudukan di desa/ kelurahan.
7. Menteri adalah Menteri yang membidangi urusan sosial.
8. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
20
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Bersatu Untuk Sesama
BAB II
PENYELENGGARAAN
GERAKAN BULAN BHAKTI KESETIAKAWANAN SOSIAL NASIONAL
A.Hakekat
1. Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial pada hakekatnya berperan sebagai gerak
dasar untuk menumbuhkan, memperkuat, memelihara, meningkatkan dan
mengembangkan kesetiakawanan sosial dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara berdasarkan saling menghormati, saling menghargai
dan saling peduli tanpa membedakan garis keturunan, agama, warna kulit dan
golongan.
2. Gerak dasar yang dimaksudkan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
secara bersama-sama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat
secara terarah, terencana dan berkelanjutan dengan tujuan agar tercipta keiklasan
kemauan, kesadaran dan kemampuan untuk peduli, saling berbagi dan toleransi
antar warga menuju terwujudnya Indonesia sejahtera
B.Sasaran
Kelompok sasaran Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial terdiri dari sasaran populasi
dan kewilayahan
1. Sasaran populasi Bulan Bhakti Kesetiakawanan sosial yang dimaksudkan adalah
penyandang masalah kesejahteraan sosial dan atau pengguna pelayanan, potensi
dan sumber kesejahteraan sosial, Pemangku kepentingan dan sasaran lainnya
yang ditetapkan oleh Menteri, Gubernur dan atau Bupati/ Walikota Kepala Daerah
setempat.
2. Sasaran kewilayahan yang dimaksudkan adalah seluruh wilayah Republik
Indonesia, dengan prioritas utama sejumlah wilayah rawan masalah kesejahteraan
sosial, gugus pulau/ pulau-pulau kecil, pulau terdepan, perbatasan antar negara
dan daerah, daerah pesisir, daerah tertinggal, daerah pedalaman/ terpencil, daerah
konsentrasi masalah kesejahteraan sosial, daerah rawan konflik dan daerah rawan
sosial lainnya, sekurang-kurangnya :
a.
Wilayah tersebut benar-benar rawan baik sosial, ekonomi, politik dan budaya
b. Wilayah konsentrasi masalah kesejahteraan sosial
c.
Memiliki potensi dan sumber kesejahteraan sosial yang dapat dikembangkan.
d. Memiliki dampak positif bagi wilayah lainnya.
C.
Nilai Dasar
D.
Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial dilaksanakan berdasarkan nilai dasar keswadayaan,
kemandirian, inisiatif lokal, partisipasi, efisiensi, efektivitas, transparansi, akuntabilitas,
profesional, sinergis, terkoordinasi, terencana dan berkelanjutan.
1.Waktu
Waktu dan Lokasi
a. Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial dilaksanakan selama 1 (satu) tahun
penuh mulai dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember.
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
21
Bersatu Untuk Sesama
2.
b.
Acara Puncak Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional ditetapkan setiap tanggal
20 Desember.
Lokasi
a. Penyelenggaraan Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial dilaksanakan secara
serentak di seluruh wilayah Republik Indonesia, dengan prioritas daerah
sesuai kriteria yang telah ditentukan dengan Keputusan pejabat yang
berwenang.
b. Acara Puncak Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional ditetapkan oleh Pejabat
yang berwenang dengan surat keputusan.
c.
E.Strategi
Acara Puncak Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional dilaksanakan di wilayah
yang telah ditetapkan dari tahun sebelumnya melalui serah terima pataka KSN
dari tuan rumah kepada Gubernur terpilih. Sedangkan lokasi acara puncak di
daerah ditetapkan oleh Gubernur/ Walikota/ Bupati setempat sesuai dengan
tingkat kewenangannya.
Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial diselenggarakan dengan menjunjung tinggi
peran dan partisipasi seluruh masyarakat baik secara individual, kelompok, keluarga,
organisasi/ badan/ Lembaga yang dibentuk oleh Pemerintah atau pemerintah daerah
dan masyarakat, dunia usaha maupun kelompok warga lainnya. Oleh sebab itu, Bulan
Bhakti Kesetiakawanan Sosial diselenggarakan bersama-sama antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah dan Masyarakat. Untuk mewujudkan hal demikian, maka strategi
Bulan Bhakti ditempuh melalui :
1. Promosi dan kampanye sosial
2. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
3. Penguatan kelembagaan Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat
4. Optimalisasi peran media
5. Optimalisasi pendayagunaan gugus tugas
6. Aksi Sosial secara serentak
7. Optimalisasi peran masyarakat dan mitra sosial
8. Optimalisasi peran pemangku kepentingan melalui koordinasi, sinkronisasi dan
integrasi kebijakan, program dan kegiatan
9. Optimalisasi peran keluarga
F.Pendekatan
Sejumlah pendekatan yang dilakukan dalam penyelenggaraan Bulan Bhakti
Kesetiakawanan Sosial adalah :
1.Pendekatan kewilayahan, artinya penyelenggaraan Bulan Bhakti dengan
memperkuat sistem aksi sosial berdasarkan konsentrasi wilayah tertentu.
Pendekatan ini digunakan untuk memperkuat pusat pertumbuhan dan pemerataan
pembangunan di wilayah tertentu Konsentrasi wilayah didasarkan pada hasil
identifikasi
2.Pendekatan keterpaduan, artinya penyelenggaraan Bulan Bhakti haruslah
melibatkan berbagai unsur masyarakat, dunia usaha, TNI,POLRI, tokoh masyarakat,
kelompok, organisasi, Instansi Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah mulai dari
tingkat desa/ kelurahan, kecamatan, Kabupaten/ Kota, Provinsi hingga nasional
secara terkoordinasi dan terintegrasi.
3.Pendekatan lintas batas, artinya penyelenggaraan Bulan Bhakti haruslah
22
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Bersatu Untuk Sesama
mengandung berbagai aksi sosial lintas program dan atau lintas aksi tanpa dibatasi
oleh kepentingan sektoral.
G.Kegiatan
1. Lingkup Nasional
Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial adalah serangkaian kegiatan Bulan bakti
Kesetiakawanan Sosial yang diselenggarakan dalam lingkup nasional meliputi
agenda :
a. Harmonisasi kebijakan nasional untuk kesetiakawanan sosial nasional
b. Persemaian budaya kesetiakawanan sosial secara nasional melalui sosialisasi,
diseminasi, lokakarya/ workshop, seminar, diskusi publik, pendidikan,
pelatihan, penataran, pemantapan dan atau sarasehan kesetiakawanan sosial
c.Kerjasama regional, nasional dan internasional untuk mewujudkan
kemanusiaan universal dan hak asasi manusia
d. Penyelenggaraan Acara Puncak Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional
e. Pendidikan Masyarakat termasuk organisasi dan kader pembangunan secara
nasional
f. Operasi Kemanusiaan secara regional, nasional dan internasional, antara lain
santunan/ bantuan sosial, pengobatan massal, sunatan massal, pasar murah,
donor darah dan lain-lain
g. Pemberian penghargaan kepada desa / kelurahan peduli dan tokoh yang
berjasa dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial berskala nasional
h. Safari Bhakti Kesetiakawanan Sosial.
i. Rehabilitasi sosial/ bedah kampung terhadap daerah kumuh/ tertinggal/
pedalaman dan atau perbatasan antar negara.
j. Kampanye sosial melalui media cetak, elektronik dan peragaan
k. Pengembangan keswadayaan masyarakat berbasis kearifan lokal seperti gugur
gunung, lumbung kesetiakawanan sosial untuk pangan dan ketahanan sosial,
gerakan seribuan dan sebagainya.
l. Bulan dana kesetiakawanan sosial secara nasional.
m. Kegiatan lainnya sesuai kebutuhan.
2. Lingkup Provinsi, Kabupaten/ Kota dan Kecamatan
Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial di wilayah Provinsi, Kabupaten/ Kota dan
kecamatan adalah serangkaian kegiatan Bulan bakti Kesetiakawanan Sosial
yang diselenggarakan dalam lingkup Provinsi, Kabupaten/ Kota dan kecamatan
meliputi :
a. Harmonisasi kebijakan Daerah untuk pembudayaan kesetiakawanan sosial
b. Persemaian budaya kesetiakawanan sosial melalui sosialisasi, diseminasi,
lokakarya/ workshop, seminar, diskusi publik, pendidikan, pelatihan,
penataran, pemantapan dan atau sarasehan kesetiakawanan sosial
c. Kerjasama daerah untuk mewujudkan kemanusiaan universal dan hak asasi
manusia
d. Penyelenggaraan Acara Puncak Hari Kesetiakawanan Sosial di Provinsi,
Kabupaten, Kota dan Kecamatan
e. Pendidikan Masyarakat termasuk organisasi dan kader pembangunan di
daerah
f. Operasi Kemanusiaan secara antara lain santunan/ bantuan sosial, pengobatan
massal, sunatan massal, pasar murah, dan lain-lain
g. Pemberian penghargaan kepada desa / kelurahan peduli dan tokoh yang
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
23
Bersatu Untuk Sesama
berjasa dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial berskala daerah
h. Safari Bakti Kesetiakawanan Sosial nasional di daerah
i. Rehabilitasi sosial/ bedah kampung terhadap daerah kumuh/ tertinggal/
pedalaman dan atau perbatasan antar negara, antara lain rumah tidak layak
huni, kali bersih, penataan lingkungan sosial, pelestarian lingkungan hidup,
bakti sosial, gerakan penghijauan dan lain-lain.
j. Kampanye sosial melalui media cetak, elektronik dan peragaan
k. Pengembangan keswadayaan masyarakat berbasis kearifan local seperti gugur
gunung, lumbung kesetiakawanan sosialm untuk pangan dan ketahanan sosial,
gerakan seribuan dan sebagainya.
l. Bulan dana kesetiakawanan sosial sdecara nasional.
m. Kegiatan lainnya sesuai kebutuhan.
H.
3. Lingkup Desa/ Kelurahan
Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial di desa/ kelurahan adalah serangkaian
kegiatan Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial yang diselenggarakan di desa/
kelurahan atau wilayah sederajat yang meliputi :
a. Aksi Sosial berbasis kearifan lokal, seperti gotong royong, kerja bakti, aksi
sosial, lumbung kesetiakawanan sosial, gugur gunung, desa bersih, kali bersih,
perbaikan kampung, perbaikan rumah tidak layak huni, jimpitan beras; bulan
dana kesetiakawanan sosial, gerakan masyarakat peduli bencana, Posko
bencana dan lain-lain.
b. Operasi kemanusiaan seperti sunatan massal, operasi bibir sumbing,
pengobatan gratis, bantuan beras miskin, santunan kematian, santunan sosial
dan sebagainya.
c. Kampanye sosial dan penyuluhan sosial seperti sarasehan, pemasangan
spanduk/ baliho, iklan layanan masyarakat dan sebagainya.
d. Pendidikan Bela Negara
e. Rehabilitasi sosial daerah kumuh/ Bedah kampung/ Perbaikan kampung/
Program kali bersih, pelestarian lingkungan hidup, penghijauan, keamanan
dan sebagainya
f. Memperkokoh kerukunan hidup beragama dan kemasyarakatan.
g. Memelihara sikap toleransi tanpa membedakan latar belakang suku, agama,
keturunan dan golongan dan sebagainya.
h. Gerakan asuransi dan dana sosial masyarakat
i. Penguatan relawan sosial
j. Kegiatan lainnya sesuai kebutuhan.
Mekanisme Penyelenggaraan
1. Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial Nasional dilaksanakan secara mandiri dan
terintegrasi berdasarkan kemandirian.
2. Bulan Bakti kesetiakawanan Sosial nasional mandiri dilakukan oleh perseorangan,
kelompok, keluarga, organisasi/ lembaga/ badan, Instansi atau masyarakat yang
karena peduli dan tanggungjawabnya melaksanakan sejumlah aksi sosial baik
secara insidentil maupun berkelanjutan.
3. Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial diintegrasi dilakukan secara bersama-sama,
terorganisir, terpadu, terkoordinasi dan sinergis yang dilakukan oleh perseorangan,
kelompok, keluarga, organisasi/ lembaga/ badan, Instansi atau masyarakat
yang karena peduli dan tanggungjawabnya melaksanakan aksi sosial baik secara
24
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Bersatu Untuk Sesama
insidentil maupun berkelanjutan.
4. Setiap daerah dapat melaksanakan Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial secara
otonom sesuai kebutuhan dan kemampuannya dengan tetap memperhatikan
pedoman ini.
I.Langkah-langkah
Sejumlah langkah yang perlu ditempuh meliputi :
1.Penjajagan
Yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi tahap awal
tentang kriteria lokasi, masalah, kebutuhan dan sumber-sumber yang dapat
didayagunakan. Tujuannya adalah teridentifikasikannya masalah, kebutuhan
dan sumber serta ketepatan lokasi bulan bakti. Sasarannya adalah wilayah yang
dinilai memenuhi kriteria sebagai prioritas. Kegiatan ini meliputi pemetaan sosial,
menemukenali masalah, menemukenali kebutuhan, menemukenali akar masalah,
analisis masalah dan kebutuhan, menemukenali potensi dan sumber kesejahteraan
sosial serta verifikasi Identifikasi dilakukan berdasarkan pendekatan partisipatif.
2. Studi Kelayakan.
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi obyektif tentang sasaran
bulan bakti. Kegiatan ini meliputi penelitian tindakan, asessment dengan tehnik
perencanaan partisipatif dan seminar hasil studi kelayakan.
3. Menyusun Perencanaan
Yang meliputi :
a. Penyusunan Kerangka acuan
b. Penetapan tujuan
c. Penyusunan rencana kerja ;
d.Koordinasi
e. Penyusunan kegiatan dan anggaran ;
f. Menetapkan Tim Kerja (working group)
4.Pelaksanaan
Sesuai rencana yang telah ditetapkan. Pelaksanaan Bulan Bhakti Kesetiakawanan
Sosial dilaksanakan secara mandiri, dan atau terintegrasi. Pelaksanaan Bulan
Bhakti Kesetiakawanan Sosial direncanakan, dikerjakan, dan dikendalikan oleh
sebuah Komite yang ditetapkan oleh Pejabat berwenang. Kegiatan ini meliputi
pengorganisasian, pengkoordinasian dan kegiatan aksi. Pelaksanaan Bulan
Bhakti Kesetiakawanan Sosial harus melibatkan semua pihak yang mempunyai
kepedulian dan tanggung jawab sosial.
5.Pengendalian.
Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya untuk memantau, mengevaluasi dan
penyusunan laporan. Pengendalian dilakukan dalam bentuk supervisi, pemantauan,
evaluasi dan pelaporan. Kegiatan ini dilakukan secara berjenjang mulai dari
Kabupaten/ Kota, Provinsi sampai di tingkat pusat.
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
25
Bersatu Untuk Sesama
BAB III
ACARA PUNCAK BULAN BHAKTI KESETIAKAWANAN SOSIAL
A.Hakekat
1. Acara puncak Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial pada hakekatnya serangkaian
kegiatan terpadu, terarah dan terencana sebagai agenda puncak dalam
penyelenggaraan Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial
2. Acara Puncak Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial dilaksanakan bertepatan
dengan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional.
B.Sasaran
Acara Puncak Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial dilaksanakan secara terpusat dilokasi
yang telah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dengan tetap memperhatikan :
1. Wilayah tersebut benar-benar sebagai daerah rawan baik sosial, ekonomi, politik
dan budaya
2. Wilayah konsentrasi penyelenggaraan Bulan Bhakti Kesetiakawanan sosial selama
setahun terakhir.
3. Memiliki dampak positif bagi wilayah lainnya.
C.
D.
E.
26
Nilai Dasar
Acara Puncak dilaksanakan berdasarkan nilai dasar integrasi, sinkronisasi, koordinatif,
terpadu lintas sektor dan mampu membangkitkan kesadaran, komitmen dan tanggung
jawab sosial bersama.
Waktu dan Lokasi
Acara Puncak Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial dilakukan bertepatan dengan
Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional yang ditetapkan setiap tanggal 20
Desember. Agenda puncak dapat dilaksanakan antara tanggal 19- 22 Desember sesuai
kondisi daerah
Lokasi ditetapkan oleh pejabat yang berwenang atas usulan Komite yang telah dibentuk
secara berjenjang. Kriteria lokasi acara puncak sekurang-kurangnya memenuhi kriteria
antara lain :
1. Lokasi Acara puncak Bulan Bakti Kesetiakawanan Sosial Nasional ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang.
2. Acara Puncak berskala nasional ditetapkan oleh Menteri Sosial.
3. Acara Puncak berskala Daerah ditetapkan oleh Gubernur, Bupati/ Walikota dan
atau Camat kepala Wilayah Kecamatan yang bersangkutan.
4. Acara puncak di Desa/ kelurahan dapat dilakukan secara sendiri atau berintegrasi
di kecamatan.
Inspektur Upacara, Komandan Upacara, Peserta dan Penyelengggara.
1. Inspektur Upacara: Presiden RI (Nasional), Gubernur (Provinsi), Bupati/ Walikota
(untuk Kabupaten/ Kota) dan Camat Kepala Wilayah (untuk wilayah kecamatan).
2. Komandan Upacara ditetapkan oleh Komite yang telah ditetapkan berdasarkan
Surat Keputusan dari Pejabat yang berwewenang.
3. Peserta berasal dari unsur TNI/ POLRI, Instansi/ Badan/ Lembaga Pemerintah dan
swasta, Pramuka/ OSIS/ Pelajar/ mahasiswa, Lembaga Keswadayaan Masyarakat,
dunia usaha, tokoh masyarakat/ tokoh agama dan budaya dan sebagainya.
4. Penyelengggara adalah Komite yang telah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang
secara berjenjang mulai dari Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/ Kota.
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Bersatu Untuk Sesama
F.
Agenda Kegiatan
Agenda acara Puncak dilaksanakan dalam bentuk :
1. Acara Pokok
G.
Agenda pada acara puncak Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial dilaksanakan
dalam bentuk Upacara resmi, dengan susunan acara sebagai berikut :
a.Pembukaan
b. Lagu Hymne dan Mars Kesetiakawanan Sosial
c. Laporan Ketua Panitia
d. Pembacaan deklarasi
e. Penandatanganan prasasti (jika ada)
f. Pemberian Penghargaan
g. Sambutan Inspektur Upacara
h. Atraksi (jika diperlukan)
i.Doa
j. Ramah tamah dilanjutkan dengan dialog interaktif antara Inspektur Upacara
dengan warga masyarakat.
k. Diakhiri dengan kunjungan proyek-proyek keswadayaan masyarakat dalam
mendukung terselenggaranya Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial
2. Kegiatan Penunjang
Acara puncak Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial didukung dengan sejumlah
kegiatan antara lain :
a. Persemaian budaya Kesetiakawanan Sosial melalui sosialisasi, diseminasi,
lokakarya/ workshop, seminar, diskusi publik, pendidikan, pelatihan, penataran,
pemantapan dan atau sarasehan kesetiakawanan sosial
b. Penandatanganan kerjasama dalam mewujudkan kemanusiaan universal dan
hak asasi manusia
c. Operasi Kemanusiaan antara lain santunan/ bantuan sosial, pengobatan massal,
sunatan massal, pasar murah, pameran, dan lain-lain
d. Rehabilitasi sosial/ bedah kampung
e. Kampanye sosial melalui media cetak, elektronik dan peragaan
f. Peresmian proyek-proyek keswadayaan masyarakat berbasis kearifan lokal
seperti bersih desa bersih, gugur gunung, lumbung kesetiakawanan sosial untuk
pangan dan ketahanan sosial, gerakan seribuan, perbaikan saluran air bersih
dan irigasi, MCK, panen raya, penanaman bibit, plesterisasi, dan sebagainya.
g. Kegiatan lainnya sesuai kebutuhan.
Mekanisme
1. Acara puncak dilaksanakan secara mandiri dan terintegrasi berdasarkan
keswadayaan
2. Setiap daerah dapat melaksanakan acara puncak Bulan Bhakti Kesetiakawanan
Sosial secara otonom sesuai kebutuhan dan kemampuannya dengan tetap
memperhatikan petunjuk tehnis pelaksanaannya yang akan diatur lebih lanjut.
3. Laporan wajib dibuat dan disampaikan kepada pejabat yang berwenang selambatlambatnya 2 (dua) minggu setelah acara puncak dilaksanakan.
a. Camat kepala wilayah menyampaikan laporan secara tertulis kepada
Bupati/ Walikota setempat
b. Bupati/ Walikota menyampaikan laporan secara tertulis kepada Gubernur
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
27
Bersatu Untuk Sesama
c.
d.
Gubernur menyampaikan laporan secara tertulis kepada Menteri Sosial
Menteri Sosial menyampaikan laporan secara tertulis kepada Presiden RI
H.Langkah-langkah
Sejumlah langkah yang perlu ditempuh meliputi :
1. Penjajagan yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi
tahap awal tentang kriteria lokasi, masalah, kebutuhan dan sumber-sumber
yang dapat didayagunakan. Tujuannya adalah teridentifikasikannya masalah,
kebutuhan dan sumber serta ketepatan lokasi bulan bakti. Sasarannya
adalah wilayah yang dinilai memenuhi kriteria sebagai prioritas. Kegiatan ini
meliputi pemetaan sosial, menemukenali masalah, menemukenali kebutuhan,
menemukenali akar masalah, analisis masalah dan kebutuhan, menemukenali
potensi dan sumber kesejahteraan sosial serta verifikasi Identifikasi dilakukan
berdasarkan pendekatan partisipatif
2.
3.
4.
Studi kelayakan. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi obyektif
tentang sasaran bulan bakti. Kegiatan ini meliputi penelitian tindakan, asessment
dengan tehnik perencanaan partisipatif dan seminar hasil studi kelayakan.
Menyusun Perencanaan yang meliputi :
a. Penyusunan Kerangka acuan
b. Penetapan tujuan
c. Penyusunan rencana kerja ;
d.Koordinasi
e. Penyusunan kegiatan dan anggaran ;
f.
Menetapkan Kepanitiaan
Pelaksanaan acara puncak sesuai rencana yang telah ditetapkan. Pelaksanaan bulan
bakti kesetiakawanan sosial dilaksanakan secara mandiri, dan atau terintegrasi.
Pelaksanaan bulan bakti kesetiakawanan sosial nasional direncanakan,
dikerjakan, dan dikendalikan oleh sebuah Komite yang ditetapkan oleh Pejabat
berwenang. Kegiatan ini meliputi pengorganisasian, pengkoordinasian dan
kegiatan aksi. Pelaksanaan bulan bakti kesetiakawanan sosial harus melibatkan
semua pihak yang mempunyai kepedulian dan tanggung jawab sosial
5. Pengendalian. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya untuk memantau,
mengevaluasi dan penyusunan laporan. Pengendalian dilakukan dalam bentuk
supervisi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan. Kegiatan ini dilakukan secara
berjenjang mulai dari Kabupaten/ Kota, Provinsi sampai di tingkat Pusat.
28
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Bersatu Untuk Sesama
BAB IV
KELEMBAGAAN
A.Penyelenggara
1. Panitia Pelaksana
Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial dilakukan secara terkoordinasi dan berjenjang
oleh sebuah Komite yang ditetapkan berdasarkan Surat keputusan dari pejabat
yang berwenang.
a. Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial secara nasional dilaksanakan oleh
Komite Kesetiakawanan Sosial Nasional.
b. Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial Provinsi dilaksanakan oleh Komite
Kesetiakawanan Sosial Provinsi
c. Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial di Kabupaten/ Kota dilaksanakan oleh
Komite Kesetiakawanan Sosial Kabupaten/ Kota
d. Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial di Kecamatan dilaksanakan oleh Komite
kesetiakawanan Sosial Kecamatan
e. Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial di Desa/ Kelurahan dilaksanakan oleh
Satuan Tugas Kesetiakawanan Sosial
2.
Penetapan Komite
a. Komite Pusat
1) Komitte Kesetiakawanan Sosial Nasional diangkat, ditetapkan dan
disahkan oleh Menteri dengan Surat keputusan untuk jangka waktu 3
(tiga) tahun dan dapat dipilih kembali pada periode berikutnya.
2)
3)
b.
Kepengurusan Komite Kesetiakawanan Sosial Nasional terdiri
a) Pembina : Presiden Republik Indonesia
b) Pengarah : Seluruh Menteri
c) Ketua : Gubernur
d) Sekretaris : Pejabat setingkat eselon I di lingkungan Kementerian
tehnis
e) Anggota : seluruh Gubernur dan Tokoh Nasional
Tugas Komite Kesetiakawanan Sosial Nasional adalah :
a) Menyampaikan masukan dan pertimbangan dalam melaksanakan
Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial secara nasional
b) Mempersiapkan dan melaksanakan Bulan Bhakti Kesetiakawanan
Sosial secara nasional
c) Mengendalikan penyelenggaraan Bulan Bhakti Kesetiakawanan
Sosial secara nasional
d) Melaporkan penyelenggaraan bulan Bhakti Kesetiakawanan
Sosial secara nasional kepada Menteri
e) Melaksanakann advokasi sosial, politik dan anggaran
f) Mobilisasi pembudayaan kesetiakawanan sosial secara nasional.
Komite Provinsi
1) Komite Kesetiakawanan Sosial Provinsi diangkat, ditetapkan dan
disahkan oleh Gubernur dengan Surat keputusan untuk jangka waktu
3 (tiga) tahun dan dapat dipilih kembali pada periode berikutnya.
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
29
Bersatu Untuk Sesama
2)
3)
c.
Kepengurusan Komite Kesetiakawanan Sosial Provinsi terdiri
a) Pembina : Gubernur
b) Pengarah : Seluruh Kepala Instansi Provinsi
c) Ketua : Bupati / Walikota yang ditunjuk
d) Sekretaris : Pejabat setingkat eselon I di lingkungan Pemerintah
Provinsi
e) Anggota : seluruh Bupati/ Walikota dan Tokoh Masyarakat
Tugas Komite Kesetiakawanan Sosial Provinsi adalah :
a) Menyampaikan masukan dan pertimbangan dalam melaksanakan
Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial di provinsi
b) Mempersiapkan dan melaksanakan Bulan Bhakti Kesetiakawanan
Sosial di provinsi
c) Mengendalikan penyelenggaraan Bulan Bhakti Kesetiakawanan
Sosial di provinsi
d) Melaporkan penyelenggaraan Bulan Bhakti Kesetiakawanan
Sosial kepada Gubernur
e) Melaksanakan advokasi sosial, politik dan anggaran di Provinsi
f) Mobilisasi pembudayaan kesetiakawanan sosial berskala
Provinsi
Komite Kabupaten/ Kota
1) Komite Kesetiakawanan Sosial Kabupaten/ Kota diangkat, ditetapkan
dan disahkan oleh Bupati/ Walikota dengan Surat keputusan untuk
jangka waktu 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih kembali pada periode
berikutnya.
2) Kepengurusan Komite Kesetiakawanan Sosial Kabupaten/ Kota
terdiri
a) Pembina : Bupati/ Walikota
b) Pengarah : Seluruh Kepala Instansi Kabupaten/ Kota
c) Ketua : Sekretaris Wilayah Daerah Kab/ Kota setempat
d) Sekretaris : Kepala Instansi Sosial Kabupaten/ Kota
e) Anggota : seluruh Camat Kepala Wilayah dan Tokoh Masyarakat
3)
30
Tugas Komite Kesetiakawanan Sosial Kabupaten/ Kota adalah :
a) Menyampaikan masukan dan pertimbangan dalam melaksanakan
Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial di Kabupaten/ kota
b) Mempersiapkan dan melaksanakan Bulan Bhakti Kesetiakawanan
Sosial di Kabupaten/ Kota
c) Mengendalikan penyelenggaraan Bulan Bhakti Kesetiakawanan
Sosial di Kabupaten/ kota
d) Melaporkan penyelenggaraan Bulan Bhakti Kesetiakawanan
Sosial kepada Bupati/ Walikota
e) Melaksanakann advokasi sosial, politik dan anggaran di
Kabupaten/ kota
f) Mobilisasi pembudayaan kesetiakawanan sosial berskala
Kabupaten/ Kota
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Bersatu Untuk Sesama
d.
Komite Kecamatan
1) Komite Kesetiakawanan Sosial Kecamatan diangkat, ditetapkan
dan disahkan oleh Bupati/ Walikota dengan Surat keputusan untuk
jangka waktu 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih kembali pada periode
berikutnya.
2)
3)
e.
Kepengurusan Komite Kesetiakawanan Sosial kecamatan terdiri
a) Pembina : Bupati/ Walikota
b) Pengarah : Seluruh Kepala Instansi Kabupaten/ kota
c) Ketua : Camat Kepala Wilayah
d) Sekretaris : Kepala Instansi Sosial Kecamatan
e) Anggota : seluruh Kepala Desa/ Lurah dan Tokoh Masyarakat
Tugas Komite Kesetiakawanan Sosial Kecamatan adalah :
a) Menyampaikan masukan dan pertimbangan dalam melaksanakan
Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial di Kecamatan
b) Mempersiapkan dan melaksanakan Bulan Bhakti Kesetiakawanan
Sosial di Kecamatan
c) Mengendalikan penyelenggaraan Bulan Bhakti Kesetiakawanan
Sosial di Kecamatan
d) Melaporkan penyelenggaraan Bulan Bhakti Kesetiakawanan
Sosial kepada Bupati/ Walikota
e) Melaksanakan advokasi sosial, politik dan anggaran di kecamatan
f) Mobilisasi pembudayaan Kesetiakawanan Sosial berskala
Kecamatan
Penyelenggara di tingkat Desa/ Kelurahan
1) Penyelenggaraan Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial di desa/
kelurahan dilaksanakan oleh Satuan Tugas Kesetiakawanan Sosial
yang diangkat, ditetapkan dan disahkan oleh Kepala Desa/ Lurah
dengan Surat Keputusan
2) Setiap desa/ kelurahan wajib memiliki sekurang-kurangnya 10
(sepuluh) orang Satuan Tugas Kesetiakawanan Sosial
3)
4)
Satuan Tugas Kesetiakawanan Sosial bertugas :
a) Menggerakkan pelaksanaan Bulan Bhakti Kesetiakawanan
Sosial di desa/ kelurahan
b) Mengendalikan Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial di desa/
kelurahan
c) Menggerakkan potensi kesejahteraan sosial untuk mendukung
terlaksananya Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial di desa/
kelurahan.
Satuan Tugas Kesetiakawanan Sosial yang dimaksud dalam ayat (2)
adalah warga masyarakat yang memenuhi kriteria
a) Tokoh masyarakat
b) Usia sekurang-kurangnya 18 tahun
c) Memiliki kerelaan, dedikasi dan integritas sebagai anggota
Satuan Tugas Kesetiakawanan Sosial
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
31
Bersatu Untuk Sesama
f.
d)
Berlatar belakang pendidikan minimal SLTA
Pos Komunikasi Sosial
1) Pos Komunikasi Sosial dapat dibentuk dan berkedudukan di Desa/
kelurahan
2) Pos Komunikasi Sosial sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dibentuk,. Dari, oleh dan untuk masyarakat setempat
3)
B.
Peranan Pemerintah dan Pemerintah Daerah
Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial Nasional menjadi tanggung jawab Pemerintah
dan atau Pemerintah Daerah.
1.
2.
32
Pos Komunikasi Sosial dimaksud berfungsi sebagai :
a) Sarana komunikasi, informasi, edukasi dan persuasi bagi Satgas
Kesetiakawanan Sosial dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya
b) Sarana pertukaran informasi dan komunikasi di desa/ kota
c) Media pengaduan masyarakat dalam penyelenggaraan Bulan
Bhakti Kesetiakawanan Sosial
d) Media perantara antara kepentingan Pemerintah dengan
masyarakat
Peranan Pemerintah Pusat
Pemerintah memiliki peranan yang cukup besar dalam penyelenggaraan Bulan
Bhakti Kesetiakawanan Sosial secara nasional. Dalam hal ini, Pemerintah
menetapkan Menteri Sosial sebagai penanggung jawab penyelenggaraan Bulan
Bhakti Kesetiakawanan Sosial berskala nasional. Menteri memiliki kewenangan:
a. Menetapkan kebijakan tehnis penyelenggaraan Bulan Bhakti
Kesetiakawanan Sosial
b. Menetapkan Norma, Standar, Prosedur, Pedoman dan Kriteria
penyelenggaraan Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial
c. Menyelenggarakan bimbingan tehnis ;
d. Memfasilitasi penghargaan kepada desa/ kelurahan peduli tingkat nasional
dan tokoh masyarakat peduli tingkat nasional.
e. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan
Bulan Bakti Kesetiakawanan Sosial secara nasional
f. Koordinasi dengan lintas kementerian terkait, Komite Kesetiakawanan
Sosial Nasional dan instansi sosial provinsi atau kabupaten/ kota dalam
penyelenggaraan bulan bakti kesetiakawanan sosial tingkat nasional.
Peranan Pemerintah Provinsi
Pemerintah Daerah memiliki peranan yang cukup besar dalam penyelenggaraan
Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial berskala Provinsi Dalam hal ini, Gubernur
Kepala Daerah sebagai penanggung jawab penyelenggaraan Bulan Bhakti
Kesetiakawanan Sosial berskala Provinsi. Gubernur memiliki kewenangan:
a.
Menetapkan kebijakan Pemerintah Provinsi dalam penyelenggaraan Bulan
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Bersatu Untuk Sesama
3.
Bhakti Kesetiakawanan Sosial
b. Mensosialisasikan Norma, standar, prosedur, pedoman dan kriteria
penyelenggaraan Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial
c. Menyelenggarakan pembinaan teknis ;
d. Memfasilitasi penghargaan kepada desa / Lurah peduli dan tokoh peduli
tingkat provinsi dan mengajukan kepada Menteri Sosial untuk memperoleh
penghargaan secara nasional.
e. Melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan Bulan Bhakti
Kesetiakawanan Sosial di Provinsi
f. Koordinasi dengan lintas Instansi terkait dan Komite Nasional
Kesetiakawanan Sosial Provinsi atau kabupaten/ kota dalam
penyelenggaraan Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial tingkat provinsi
Peranan Pemerintah Kabupaten/ Kota
Pemerintah Kabupaten/ Kota memiliki peranan yang cukup besar dalam
penyelenggaraan Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial di Kabupaten/ Kota .
Dalam hal ini, Bupati/ Walikota sebagai penanggung jawab penyelenggaraan
Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial berskala Kabupaten/ Kota. Bupati/ Walikota
memiliki kewenangan :
a. Menetapkan kebijakan Kabupaten/ Kota dalam penyelenggaraan Bulan
Bhakti Kesetiakawanan Sosial
b. Melaksanakan Norma, Standar, Prosedur, Pedoman dan Kriteria
penyelenggaraan Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial
c. Menyelenggarakan pembinaan teknis di Kabupaten/ Kota ;
d. Memfasilitasi penghargaan kepada Desa peduli dan tokoh peduli tingkat
kabupaten/ kota dan mengusulkan kepada Gubernur untuk memperoleh
penghargaan ke tingkat provinsi.
e. Melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan Bulan Bhakti
Kesetiakawanan Sosial di Kabupaten/ Kota
f.
Koordinasi dengan lintas Instansi terkait dan Komite Kesetiakawanan Sosial
Kabupaten/ Kota dalam penyelenggaraan Bulan Bhakti Kesetiakawanan
Sosial di Kab/ Kota.
C.Koordinasi
Setiap penyelenggaraan Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial haruslah dilakukan
secara terkoordinasi.
1.
Kementerian Sosial secara proaktif melakukan koordinasi antara pemangku
kepentingan di tingkat pusat dan daerah.
2. Instansi Sosial Provinsi atau Kabupaten/ Kota secara proaktif melakukan
koordinasi antar pemangku kepentingan di Tingkat Provinsi, dan Lintas Provinsi,
serta Kabupaten/ Kota dan Lintas Kabupaten/ Kota.
3.
4.
Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), berupa usulan
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian Bulan Bhakti Kesetiakawanan
Sosial yang perlu dilakukan secara terintegrasi
Kegiatan Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial yang strategis dan menyangkut
kepentingan nasional yang diselenggarakan oleh Daerah dikoordinasikan dengan
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
33
Bersatu Untuk Sesama
D.
Kementerian Sosial.
Sarana dan Prasarana
1. Dalam rangka peningkatan kualitas dan kuantitas penyelenggaraan Bulan Bhakti
Kesetiakawanan Sosial Nasional, perlu didukung sarana dan prasarana yang
meliputi :
a. Sarana dan prasarana Komite Kesetiakawanan Sosial Nasional; secara
berjenjang
b. Sarana dan prasarana Pos Komunikasi Sosial
c. Sarana dan prasarana Satuan Tugas Kesetiakawanan Sosial
2.
34
Penataan sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud ditetapkan oleh Menteri,
Gubernur, Bupati/ Walikota, Camat Kepala Wilayah sesuai kebutuhan dan
kemampuan.
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Bersatu Untuk Sesama
BAB V
PENGENDALIAN
A.Monitoring
1.
2.
Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/
kota melakukan pemantauan untuk menjamin sinergi, kesinambungan, dan
efektifitas langkah-langkah secara terpadu dalam pelaksanaan kebijakan,
program, dan kegiatan Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial
Pemantauan dilakukan secara berkala melalui koordinasi dan pemantauan
langsung terhadap pelaksanaan Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial
Bentuk pemantauan meliputi :
a. Pengukuran pencapaian tujuan jangka panjang
b. Pengukuran kinerja Komite dan Pos Komunikasi Sosial
c. Pembinaan kualitas kerja Satuan Tugas Kesetiakawanan Sosial
d. Perbaikan dan pengembangan kegiatan Bulan Bhakti Kesetiakawanan
Sosial pada tahun berikutnya.
Komponen penyelenggaraan Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial yang perlu dipantau
dan di evaluasi adalah:
1.
Administrasi & Keuangan
2. Kapasitas SDM dan proses rekruitment
3. Proses Perencanaan dan Pengambilan Keputusan
4. Pengelolaan kegiatan Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial
5. Ketepatan penggunaan alokasi dana masyarakat
6. Ketepatan sasaran
7. Dukungan publik
B.Evaluasi
1.
2.
3.
Menteri, gubernur, bupati/ walikota sesuai dengan kewenangannya melakukan
evaluasi pelaksanaan kebijakan, program, dan kegiatan dilakukan pada akhir
tahun anggaran.
Hasil evaluasi pelaksanaan kebijakan, program, dan kegiatan Bulan Bhakti
Kesetiakawanan Sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk
perencanaan tahun berikutnya dalam rangka perbaikan program.
Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bentuk Evaluasi meliputi :
a. Pengukuran keluaran dan outcomes
b. Pengukuran kemajuan capaian tugas yang dilakukan oleh Komite
c. Pencapaian kualitas kerja Satuan Tugas Kesetiakawanan Sosial
d. Rekomendasi yang diperoleh untuk peningkatan dan penyempurnaan
penyelenggaraan Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial Nasional pada tahun
mendatang.
Komponen penyelenggaraan Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial yang perlu dipantau
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
35
Bersatu Untuk Sesama
dan dievaluasi adalah:
1. Administrasi & Keuangan
2. Kapasitas SDM dan proses rekruitment
3. Proses Perencanaan dan Pengambilan Keputusan
4. Pengelolaan kegiatan Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial
5. Ketepatan penggunaan alokasi dana masyarakat
6. Ketepatan sasaran
7. Dukungan publik
8. Tingkat keluaran
9. Tingkat capaian hasil (outcomes)
10. Tingkat manfaat
11. Dampak yang terjadi
C.Pelaporan
Salah satu dokumen yang sangat penting dan diperlukan dalam penyelenggaraan
Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial adalah penyusunan laporan baik secara tertulis
maupun lisan. Laporan berfungsi sebagai bentuk pertanggung- jawaban sekaligus
pendokumentasian atas proses dan hasil yang telah dicapai. Bahan laporan adalah
hasil evaluasi.
1.
D.
Setiap Penyelenggaraan Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial wajib membuat
laporan tertulis yang dilakukan secara berjenjang
2. Bupati/ Walikota berkewajiban menyampaikan laporan tertulis mengenai
Pelaksanaan Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial di wilayahnya kepada Gubernur.
3. Gubernur berkewajiban menyampaikan laporan tertulis mengenai Pelaksanaan
Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial di wilayahnya kepada Menteri.
4. Menteri menyampaikan laporan secara tertulis kepada Presiden selambatlambatnya 12 (dua) minggu setelah Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial Nasional
dilaksanakan.
5. Pelaporan pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dilakukan setiap tahun.
6. Bentuk dan tata cara pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan.
Pembinaan dan Pengawasan
1.
Menteri melakukan pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan kebijakan,
program, dan kegiatan terhadap Komite Kesetiakawanan Sosial Nasional dan
Pemerintah Provinsi.
2. Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan kebijakan,
program, dan kegiatan Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial dalam terhadap
Komite Kesetiakawanan Sosial Provinsi dan pemerintah kabupaten/ kota.
3. Bupati/ walikota melakukan pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan
kegiatan Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial terhadap Komite Kesetiakawanan
Sosial di Kab/ Kota, Kecamatan serta terhadap Satuan Tugas Kesetiakawanan
Sosial di Desa/ kelurahan.
4. Masyarakat dapat melakukan pengawasan terhadap kegiatan Pelaksanaan
Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial sesuai dengan mekanisme dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
36
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Bersatu Untuk Sesama
5.
6.
Bahwa untuk menampung aspirasi masyarakat, maka Pos Komunikasi Sosial
dapat dibentuk di desa/ kelurahan
Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dimaksudkan sebagai upaya
untuk memberikan motivasi dan arahan teknis guna keberlanjutan kegiatan
Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial pada tahun berikutnya.
E.Pembiayaan
1.
Biaya penyelenggaraan Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial bersumber dari :
a. Swadaya masyarakat
b.APBN;
c.APBD;
d. Sponsor dan
e. Sumber-sumber lainnya yang sah.
2. Untuk meningkatkan kegiatan Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial secara
bermutu, Pemerintah Daerah dapat mengalokasikan Anggaran sekurangkurangnya 1% dari APBD.
3. Biaya penyelenggaraan Bulan Bhakti Kesetiakawanan
sebagaimana dimaksud digunakan untuk :
a. Administrasi Kegiatan
b. Kegiatan Operasional
c. Seminar, sarasehan dan workshop
d. Kampanye sosial
e. Operasi kemanusiaan
f.
Sarana dan prasarana sesuai kebutuhan
g. Kegiatan lainnya yang dianggap perlu.
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Sosial
Nasional
37
Bersatu Untuk Sesama
BAB V
PENUTUP
Pedoman Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial merupakan dokumen tertulis yang
difungsikan sebagai penuntun, tunjuk dan pegangan bagi siapapun dalam melaksanakan
kegiatan sesuai yang direncanakan. Dengan adanya Pedoman ini diharapkan setiap pihak
bisa memanfaatkan tuntunan ini dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
Semua pelaksanaan Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial baik yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/ kota pada saat ditetapkannya
pedoman ini perlu segera menyesuaikan. Dalam hal demikian, maka Komite Nasional serta
perangkat pendukungnya harus dibentuk selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah
pedoman ini diterbitkan.
38
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Bersatu Untuk Sesama
PENGHARGAAN BAGI WARGA NEGARA YANG BERJASA BESAR
DI BIDANG KEMANUSIAAN
KHUSUSNYA DI BIDANG USAHA KESEJAHTERAAN SOSIAL
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
39
Bersatu Untuk Sesama
Pengusulan Penghargaan bagi warga negara
yang berjasa besar di bidang kemanusiaan,
khususnya dibidang usaha kesejahteraan sosial,
a.Pendahuluan
Satyalancana Kebaktian Sosial adalan tanda kehormatan yang diberikan sebagai
penghargaan kepada Warga Negara Indonesia atau seseorang yang telah berjasa dalam
lapangan perikemanusiaan pada umumnya atau dalam suatu bidang perikemanusiaan
pada khususnya.
Tanda Kehormatan adalah penghargaan negara yang diberikan Presiden kepada
seseorang yang berjasa dan berprestasi luar biasa dalam mengembangkan dan
memajukan suatu bidang tertentu yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.
Jasa adalah nilai kemenangan dan atas prestasi yang telah dicapai termasuk pula
segala tindak dan atau perbuatan yang menyebabkan tercapainya kemenangan dan
atas prestasi yang dilaksanakan melampaui tuntutan dan kewajiban.
Penghargaan dari kepala daerah merupakan inisiatif daerah dalam memberikan
reward atas jasa warganya yang peduli dibidang usaha kesejahteraan sosial,
penetapannya menggunakan tata aturan oleh kepala daerah yang tidak bertentangan
dengan peraturan diatasnya.
b.
Bentuk penghargaan :
1. Satyalancana Kebaktian Sosial adalah tanda kehormatan yang diberikan oleh
Presiden sebagai penghargaan kepada Warga Negara Indonesia atau seseorang
yang telah berjasa dalam lapangan perikemanusiaan pada umumnya atau dalam
suatu bidang perikemanusiaan pada khususnya.
2. Piagam Kesetiakawanan Sosial adalah penghargaan yang diberikan oleh Menteri
Sosial sebagai bentuk pengakuan kepada Warga Negara Indonesia atau seseorang
yang telah berjasa dalam bidang usaha kesejahteraan sosial.
3. Penghargaan dari Kepala Daerah untuk warga masyarakat dan atau lembaga yang
peduli dan bergerak di bidang Usaha Kesejahteraan Sosial.
Sumber Hukum
1. Undang-Undang No.20 Tahun 2009 Tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda
Kehormatan (GTK).
2. Undang-Undang No.11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial.
3. Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
4. PP No 35 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2009 tentang Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan.
5. PP Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan kewenangan
Provinsi sebagai Daerah Otonom.
6. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 36/HUK/2004 tentang Pedoman
Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana Kebaktian Sosial.
c.Kriteria
A.Umum
1. Warga Negara Indonesia atau seseorang yang berjuang di wilayah yang
sekarang menjadi wilayah NKRI.
2. Memiliki Integritas moral dan keteladanan.
3. Berjasa terhadap bangsa dan negara
4. Setia dan tidak menghianati bangsa dan negara, dan
40
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Bersatu Untuk Sesama
5.
6.
d.
e.
Tidak pernah dipidana penjara berdasarkan keputusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan.
Hukum tetap karena melakukan tindakan pidana yang diancam dengan
pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun.
B.Khusus
1. Berjasa dalam lapangan perikemanusiaan pada umumnya atau dalam suatu
bidang perikemanusiaan pada khususnya secara terus menerus selama 5
tahun.
2. Telah melakukan kegiatan yang hasilnya dapat dirasakan manfaatnya dan
diakui masyarakat.
3. Telah menghasilkan inovasi/ penemuan yang dapat meningkatkan
kesejahteraan sosial masyarakat.
4. Jasa dan kegiatan yang dilakukan dilandasi oleh kemandirian, kesadaran,
prakarsa sendiri dan rasa tanggung jawab sosial.
5. Seseorang dapat juga diusulkan untuk dianugerahi Satyalancana Kebaktian
Sosial, apabila orang tersebut melakukan donor darah sebanyak 100 kali
atau lebih, yang dinyatakan oleh instansi terkait.
6. Tidak pernah berkhianat kepada negara, pancasila, UUD 1945 dan
pemerintah yang sah.
Persyaratan Admninistrasi
1. Rekomendasi Gubernur setempat.
2. Daftar riwayat hidup calon penerima tanda kehormatan Satyalancana Kebaktian
Sosial.
3. Foto atau dokumentasi atau bukti lain tentang yang dilakukan calon yang
diusulkan untuk menerima tanda kehormatan Satyalancana Kebaktian Sosial.
4. Pernyataan tertulis dari pejabat instansi sosial setempat yang menjelaskan
kebenaran kegiatan calon yang diusulkan untuk menerima tanda kehormatan
Satyalancana Kebaktian Sosial.
Tata Cara Pengusulan
1. Setiap Individu, keluarga, kelompok dan organisasi dapat mengusulkan secara
tertulis calon penerima tanda kehormatan Satyalancana Kebaktian Sosial kepada
Bupati/ Walikota setempat.
2. Bupati/ Walikota atas pertimbangan Tim Penilai kabupaten/kota mengusulkan
kepada Menteri Sosial, usulan Bupati/ Waliokota tersebut dilengkapi dengan
rekomendasi gubernur setempat.
3. Gubernur dapat mengusulkan kepada Menteri Sosial calon penerima Satyalancana
Kebaktian Sosial.
4. Menteri Sosial atas pertimbangn Tim penilai Pusat mengusulkan kepada Presiden
melalui Dewan Tanda Kehormatan RI.
5. Presiden mentapkan penerima tanda kehormatan Satyalancana dengan
Keputusan Presiden.
f.Penganugerahan
Setelah Presiden dan atau Meteri Sosial dan atau Kepala Daerah menetapkan tanda
kehormatan Satyalancana Kebaktian Sosial dan atau penghargaan jenis lainnya, selanjutnya
dilaksanakan penganugerahan pada Acara Puncak hari Kesetiakawanan Sosial Nasional
(HKSN) setiap tanggal 20 Desember di tingkat Pusat maupun di tingkat daerah.
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
41
Bersatu Untuk Sesama
PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA
NATION CHARACTER BUILDING
42
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Bersatu Untuk Sesama
Pembangungan Karakter Bangsa (Nation Character Building)
a.Pendahuluan
Kegiatan pembangunan karakter bangsa adalah suatu kegiatan yang terdiri atas
aktivitas dalam kelas dan luar kelas dalam rangka menanamkan aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik tentang karakter ke-Indonesiaan.
Salah satu cara untuk memupuk nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan
kesetiakawanan sosial ini dilakukan kepada generasi muda sebagai generasi penerus
bangsa agar mempunyai jiwa cinta tanah air, jujur, disiplin, berpegang teguh pada
nilai dan norma dalam masyarakat. Beberapa alasan mengapa perlu dilaksanakan
penanaman nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan kesetiakawanan sosial melalui
generasi muda, antara lain:
1.
Generasi muda mudah terpengaruh.
2.
Generasi muda berada dalam kondisi pencarian jati diri, memerlukan tokoh, dan
berada dalam tahap pembentukan mental.
3.
Usia generasi muda yang berada dalam rentang 16 – 25 tahun masih mempunyai
jiwa yang labil, dan mudah terpengaruh atau terprovokasi oleh lingkungan
sekitar. Saat generasi muda ini mendapatkan pengaruh yang tidak baik maka
dia akan dengan mudah terbawa arus dan melakukan hal-hal yang tidak baik
pula. Untuk itu diperlukan pengaruh yang dapat menjadikan generasi muda ini
tumbuh menjadi pribadi yang penuh dengan nilai-nilai yang baik.
Berdasarkan beberapa penelitian mengenai kenakalan yang dilakukan oleh
generasi muda, yang menjadi faktor penyebab klasik adalah mereka memerlukan
tokoh atau figur yang dapat mereka contoh dan memberikan penyemangat bagi
mereka untuk melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat.
Masuknya teknologi informasi tanpa saringan menyebabkan mental dari generasi
muda ini menjadi sangat buruk sehingga menimbulkan permasalahan yang tidak
hanya berbentuk kenakalan tetapi sudah menjadi kejahatan. Seperti anak sekolah
yang lebih suka membolos dan main game online, pencurian yang dilakukan
karena mereka menginginkan gaya hidup seperti yang mereka lihat di media
tetapi dengan keterbatasan kondisi orang tua, sampai dengan kejahatan seksual
yang dilakukan karena rasa penasaran ataupun karena bebasnya komunikasi
yang mereka lakukan di dunia maya.
Generasi muda harus tahu tentang bagaimana Indonesia ini ada.
Rentang waktu proses perjuangan pembentukan menjadi Indonesia hingga detik
ini sangatlah panjang, generasi muda perlu mewarisi ingatan, perasaan dan sikap
seperti para pendahulu mereka agar dapat menjadi generasi yang mempunyai
karakter dan berjati diri.
4. Generasi muda merupakan generasi berikutnya yang akan meneruskan
pembangunan bangsa.
Kaderisasi dan pencontohan yang tidak baik akan menyebabkan hilangnya satu
generasi dan terhambatnya proses pembangunan, oleh karena itu generasi muda
harus dipersiapkan sedini mungkin supaya mereka mempunyai landasan nilai-
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
43
Bersatu Untuk Sesama
nilai yang kuat dan siap untuk meneruskan proses pembangunan berikutnya.
Masa depan bangsa Indonesia ke depan ditentukan oleh generasi muda saat ini.
5. Generasi muda mempunyai pola pikir yang berbeda dengan generasi
pendahulunya.
b.
Pada kenyataannya, kita tidak boleh menutup diri dengan berpikiran bahwa
pendapat kitalah yang paling benar. Pola pendidikan yang mendoktrin bahwa
orang tua selalu benar akan menyebabkan anak menjadi tidak kreatif dan
beranggapan bahwa mereka tidak pernah diperdulikan. Oleh karena itu
diperlukan ruang terbuka untuk berdiskusi antara semua pihak dan sebagai
ruang untuk generasi muda ini menyampaikan apa yang mereka alami mereka
rasakan dan mereka inginkan untuk kebaikan mereka dimasa-masa yang akan
datang.
Dengan latar belakang diatas, dipandang perlu untuk menyelenggarakan kegiatan
Pembangunan Karakter Bangsa Melalui Penanaman Nilai Kepahlawanan, Keperintisan
Dan Kesetiakawanan Sosial Serta Wawasan Kebangsaan, terhadap generasi muda.
Maksud dan Tujuan
1.Maksud
Membangun jiwa generasi muda untuk memahami dan mengamalkan nilainilai Kepahlawanan, Keperintisan dan Kesetiakawanan Sosial sehingga menjadi
karakter bangsa Indonesia.
2.Tujuan
a. Tercapainya efektifitas proses pembelajaran dalampelaksanaan Kegiatan
Pembangunan Karakter Bangsa melalui penanaman Nilai Kepahlawanan,
Keperintisan, Kesetiakawanan Sosial, dan Wawasan Kebangsaan.
b. Tercapainya hasil pembelajaran dalam pelaksanaan Kegiatan Pembangunan
Karakter Bangsa Melalui penanaman Nilai Kepahlawanan, Keperintisan,
Kesetiakawanan Sosial, dan Wawasan Kebangsaan.
c.Pelaksanaan
A.Indoor
1
2
44
No
Materi
Pembekalan
Acara
Upacara Pembukaan
Tujuan
Peserta memahami :
• Nama kegiatan.
• Maksud dan tujuan
kegiatan
• Tata tertib kegiatan
• Output kegiatan
• Rundown kegiatan
• Laporan panitia
• Sambutan Kepala
daerah
• Peresmian peserta
NCB
Waktu
Alat & Bahan
45 mnt
• KAK Kegiatan
• ATK
• PC/ Laptop
• Sound Sistem dan
• Tempat seminar
• Kamera dan Video
60 mnt
• Sound Sistem
• Tempat seminar
• Kamera dan Video
• Bendera merah putih
dan Bendera KSN
• Susunan Upacara
Tenaga
• Instruktur
• Asop
• Notulen
• Seksi dok kamera
• Seksi dok video
• Sound Control
• Runner 2 orang
• Pemimpin Upacara
• Seluruh Panitia
• Tamu Undangan
• Protokol upacara
• Dirigen
• Seksi dok kamera
• Seksi dok video
• Sound
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Bersatu Untuk Sesama
3
Kearifan lokal
dan Strategi
Penguatan
Kesetiakawanan Sosial di
Daerah
Peserta memahami :
120 mnt
• Kekayaan kearifan
lokal di daerahnya.
• Kecintaan pada kearifan lokal.
• Potensi kearifan lokal
sebagai media penguatan KSN
• Strategi pelestarian
kearifan lokal.
4
Membangun
Nasionalisme
Baru dengan
Semangat Kesetiakawanan
Sosial
5
Pembentukan
Kelompok
6
Diskusi Kelom- • Terbentuk struktur
pok
kelompok
• Pemilihan nama, dan
lambang kelompok.
• Tersusunnya visi dan
misi kelompok.
• Terciptanya yel-yel
dan lagu kebangsaan.
60 mnt
7
Pemaparan
Kelompok
(optional: out
door)
150 mnt
• ATK
• Kertas Plano
• Selotip/ masking tip
• Sound Sistem
• Tempat seminar
• Kamera dan Video
• PC/ Laptop
• Instruktur
• Seksi dok kamera
• Seksi dok video
• Sound Control
• Petugas Pencatat
• Asop
8
Pemilihan
Ketua Angkatan (optional:
out door)
60 mnt
• Sound Sistem dan
• Tempat seminar
• Kamera dan Video
• PC/ Laptop
• Instruktur
• Seksi dok kamera
• Seksi dok video
• Sound Control
• Petugas Pencatat
• Asop
120mnt
Peserta Memahami:
• Pengertian KSN
• Sejarah KSN sebagai
dasar pendirian
negara.
• KSN sebagai
pemersatu bangsa.
• Langkah membangun
nasionalisme baru
dengan semangat
KSN.
Terbentuknya kelompok yang terdiri dari
berbagai daerah dan
unsur.
• Kelompok memaparkan hasil diskusi.
• Respon kelompok
lain pada kelompok
pemateri.
• Melatih peserta untuk berbicara.
• Melatih peserta
responsif dan cermat
menganalisis materi
Terpilihnya ketua angkatan tahun berjalan
yang menyatikan gerak
langkah peserta pasca
pengukuhan
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
30 mnt
• Materi seminar
• ATK
• PC/ Laptop
• LCD dan layar
• Sound Sistem
• Tempat seminar
• Kamera
• Moderator
• Instruktur
• Asop
• Notulen
• Seksi dok kamera
• Seksi dok video
• Sound Control
• Runner 2 orang
• Materi seminar
• ATK
• PC/ Laptop
• LCD dan layar
• Sound Sistem
• Tempat seminar
• Kamera
• Moderator
• Instruktur
• Asop
• Notulen
• Seksi dok kamera
• Seksi dok video
• Sound Control
• Runner 2 orang
• Sound Sistem
• Tempat seminar
• Kamera dan Video
• ATK
• PC/Laptop
• Instruktur
• Seksi dok kamera
• Seksi dok video
• Sound Control
• Petugas Pencatat
• Asop
• ATK
• Kertas Plano
• Kain Polos berbagai
warna.
• Tongkat bendera sejumlah kelompok.
• Sound Sistem
• Tempat seminar
• Kamera dan Video
• PC/ Laptop
• Instruktur
• Seksi dok kamera
• Seksi dok video
• Sound Control
• Petugas Pencatat
• Asop
45
Bersatu Untuk Sesama
No
46
B.Outdoor
Materi
Tujuan
Waktu
Pelaksaan
1
Senam Pagi
Mengoptimalkan
Kondisi Peserta
2
Kereta
Lompat
(Jumping
Train)
3
Kelompok
Terpanjang
– Kelompok
Terpendek
Membentuk kara- 30 mnt • Kelompok berkter:
baris berbanjar.
• Anggota meme• Rela berkorban
• Tanggung Jawab
gang pundak
teman di depan• Kejujuran
• Konsentrasi
nya.
• Instruktur memberikan perintah ke depan,
belakang, kanan,
dan kiri
• Sifat perintah
adalah normal,
kebalikan dan
atau campuran.
Membentuk rasa:
• Rasa kebersamaan
• Rela berkorban
• Keterampilan membaca
situasi
• Semangat bersaing.
30 mnt Sesuai arahan
instruktur
30 mnt • Kelompok membuat barisan
terpanjang.
• Semua barang
yang melekat
dibadan boleh
digunakan.
• Langkah kedua
kelompok membentuk barisan
terpendek
Esensi
• Setiap kelompok melambangkan negara.
• Setiap anggota
adalah suku
yang harus ditumbuhkan rasa
kebersamaan
• Kesalahan 1
suku, 1 negara
terkena dampak.
• Setiap suku
merupakan
bagian penting
negara.
• Kelompok
ibarat negara
Indonesia di
tengah-tengah
persiangan
dunia.
• Setiap anggota
dapat mengukur kompetensi (panjang)
negara.
• Masyarakat
harus mampu
membaca
situasi mengenai apa yang
dibutuhkan oleh
negara.
• Masyarakat
rela berkorban
untuk menjadi
tumpuan yang
lain.
Alat & Bahan
• Sound Sistem
• Lapangan
• Kamera dan
Video
• Laptop
Tenaga
• Instruktur
• Seksi dok
kamera
• Seksi dok
video
• Sound
Control
• Asop
• Sound Sistem
dan wireless
• Lapangan/
gedung luas
• Kamera dan
Video
• Laptop
• Instruktur
• Seksi dok
kamera
• Seksi dok
video
• Sound
Control
• Asop
• Petugas
pencatat
• Sound Sistem
dan wireless
• Lapangan/
gedung luas
• Kamera dan
Video
• Laptop
• Instruktur
• Seksi dok
kamera
• Seksi dok
video
• Sound
Control
• Asop
• Petugas
pencatat
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Bersatu Untuk Sesama
4
Jaring Silang
(Cross Net)
Menumbuhkan:
• Konsenterasi
• Kesabaran
• Kerjasama Tim
5
Simpul Besar Melatih:
Tanggung jawab
(The Big
Kesabaran
Knot)
Kebersamaan
Rela berkorban
Persatuan
Rasa setiakawan
Kerjasama
30 mnt • Anggota dibelenggu kedua
tangannya menggunakan tali dan
saling bersilangan dengan
anggota lain.
• Kelompok harus
menemukan cara
tercepat membebaskan diri.
• Anggota tidak
boleh melepas
atau menukar
tali, tapi boleh
memegang tali.
• Esensi adalah
penyelesaian
masalah (problem solving).
• Tali yang berkaitan layaknya
masalah yang
dihadapi oleh
bangsa Indonesia.
• Masalah yang
satu dengan masalah yang lain
saling berkaitan
• Setiap anggota
melambangkan berbagai
suku bangsa di
negara Indonesia.
• Kerjasama
setiap suku
bangsa dan
kesabaran serta
penyelesaian
yang tepat maka
jalan keluar
dapat ditemukan.
60 mnt • Tali kapal, atau
• Tali kapal
tali tebal dengan
diibaratkan
panjang lebih
dengan negara
dari 100 meter
Indonesia. Pada
diaduk.
awal pendirian
• Semua kelompok
negara, semua
bersatu mengumasalah dan
raikan tali.
rintangan men• Tali tidak boleh
jadi satu dan
menyentuh tanah
sangat besar
sama sekali
sehingga sulit
• Semua anggota
diatasi.
memberikan
• Dengan adandil sekecil
anya semangat
apapun dalam
persatuan dan
menguraikan tali
rela berkormenjadi 1 helai.
ban. Setiap
suku bangsa
meminjamkan
kekuatannya
saling menopang, saling
membantu, saling peduli, maka
satu peratu
simpul dapat
diselesaikan.
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
• Tali Karet
berukuran 50
cm sejumlah
peserta.
• Sound Sistem
dan wireless
• Lapangan/
gedung luas
• Kamera dan
Video
• Laptop
• Instruktur
• Seksi dok
kamera
• Seksi dok
video
• Sound
Control
• Asop
• Petugas
pencatat
• Tali kapal/
tali berukuran
tebal dengan
panjang 100
m.
• Sound Sistem
dan wireless
• Lapangan/
gedung luas
• Kamera dan
Video
• Laptop
• Instruktur
• Seksi dok
kamera
• Seksi dok
video
• Sound
Control
• Asop
• Petugas
pencatat
47
Bersatu Untuk Sesama
6
Pembacaan
Ikrar Manggala
Menyatukan
15 mnt • Peserta berbaris
rasa dan pikiran
dengan susunan
peserta untuk
pendek di depan.
berkomitmen
• Pembacaan
dalam menyebarikrar dilakukan
kan semangat KSN
bersama-sama
dengan dipimpin
satu peserta.
7
Renungan
(optional)
Merenungi rekam
jejak perjuangan
pahlawan
45 mnt • Dilaksanakan di
TMPN.
• Instruktur membacakan bait
renungan yang
menggambarkan
perjuangan para
pahlawan.
8
Malam Inagurasi
Membentuk
keakraban diantara
peserta NCB
120
mnt
9
Upacara
pengukuhan
Manggala
Terbentuknya
Manggala Indonesia
d.
48
Panitia menyiapkan panggung
atau hiburan bagi
peserta.
Komitmen yang
dibacakan merupakan sumpah
peserta, untuk selalu cinta pada tanah air, dan mengingat perjuangan
untuk mengisi
kemerdekaan ada
pada pundak
peserta.
Merenungi rekam
jejak perjuangan
para pahlawan,
mengingatkan
kembali bahwa
pengorbanan
tidak boleh disiasiakan. Semangat
mempertahankan
dan mengisi
kemerdekaan
harus dilanjutkan, karena
manggala adalah
barisan terdepan
dalam menyebarkan semangat
kesetiakawanan
sosial nasional.
• Lapangan/
alam terbuka.
Diusahakan
pada tempat
yang memiliki
nilai sejarah
perjuangan
bangsa.
• Kamera dan
Video
• Instruktur
• Seksi dok
kamera
• Seksi dok
video
• TMPN atau
tempat bernilai sejarah.
• Lilin secukupnya.
• Naskah renungan.
• Sound system
• Musik
pembangkit
perasaan.
• Kamera dan
video
• Instruktur
• Seksi dok
kamera
• Seksi dok
video
• Sound
Control
• Asop
• Organ Tunggal
• LCD dan Layar
• Laptop
• Sound Sistem
• Kamera dan
Video
• Naskah lagu
Mars Manggala dan Indonesia Pusaka
• Instruktur
• Seksi dok
kamera
• Seksi dok
video
• Sound
Control
• Asop
• Sound Sistem
dan wireless
• Lapangan
Luas/ auditorium
• Kamera dan
Video
• Bendera
merah putih
dan Bendera
KSN.
• Susunan
upacara
• Pemimpin
Upacara
• Seluruh
Panitia
• Tamu Undangan
• Protokol
upacara
• Dirigen
• Seksi dok
kamera
• Seksi dok
video
• Sound
Control
Waktu dan Tempat
1)Waktu Pelaksanaan
:
Kegiatan NCB dilaksanakan selama tiga hari dengan mempertimbangkan
beberapa hal. Antara lain saat liburan sekolah, atau mengambil hari jum’at, sabtu,
dan minggu, atau sesuai kebutuhan daerah.
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Bersatu Untuk Sesama
2)
3)
Sifat kegiatan
Acara NCB dapat dilaksanakan dalan dua format. Yaitu format, full day dan full
board. Bila kegiatan dilaksanakan secara full day, maka kegiatan berlangsung
selama 10 jam per hari dan peserta tidak menginap. Sedangkan bila kegiatan
dilaksanakan secara full board maka kegiatan berlangsung selama tiga hari
penuh, dan peserta harus menginap.
Tempat kegiatan
Penyelenggaraan acara NCB menggunakan beberapa tempat. Hal ini disesuaikan
dengan format acara NCB yang menggunakan sesi acara in door dan out door,
karena itu beberapa alternatif yang dapat digunakan dalam penyelenggaraaan
NCB disesuaikan dengan anggaran yang ada, antara lain:
a.Indoor
1) Aula hotel
2) Gedung seminar kampus (universitas)
3) Aula Kantor Pemerintahan
4) Dan lain-lain
b.Outdoor
1)GOR
2) Lapangan Sepak Bola
3)TMPN
4) Dan lain-lain
e.Narasumber
Narasumber dapat berjumlah tiga orang dengan tujuh Instruktur dan satu orang
moderator, narasumber dapat terdiri dari latar belakang : 1) Akademisi, 2) Praktisi, 3)
Pemerintahan yang terkait.
f.
g
Peserta Kegiatan
Peserta Kegiatan Pembangunan Karaklter Bangsa / Sasaran kegiatan ini adalah generasi
muda bangsa indonesia dan kelompok-kelompok masyarakat yang akan menjadi agen
perubahan
Metode Pelaksanaan (Rundown Acara)
Metode pembelajaran yang digunakan adalah Indoor dan Outdoor antara lain Paparan
materi dari narasumber, Diskusi, Pemutaran Film, Latihan Baris Berbaris, Outbound
untuk penyadaran, aksi spontan, Pembekalan keterampilan Sosial, Ikrar, Pembentukan
Jaringan/ Lembaga Manggala Indonesia (Penjaga NKRI).
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
49
Bersatu Untuk Sesama
50
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Bersatu Untuk Sesama
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
51
Bersatu Untuk Sesama
52
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Bersatu Untuk Sesama
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
53
Bersatu Untuk Sesama
54
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Bersatu Untuk Sesama
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
55
Bersatu Untuk Sesama
56
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Bersatu Untuk Sesama
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
57
Bersatu Untuk Sesama
58
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Bersatu Untuk Sesama
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
59
Bersatu Untuk Sesama
SUSUNAN ORGANISASI DAN TUGAS POKOK PANITIA PUSAT
PERINGATAN HARI KESETIAKAWANAN SOSIAL NASIONAL
(HKSN) TAHUN 2014
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pelindung :
Memberikan perlindungan kepada Panitia Pusat Peringatan Hari Kesetiakawanan
Sosial Nasional Tahun 2014 dalam pelaksanaan kegiatan Peringatan Hari Kes
etiakawanan Sosial Nasional Tahun 2014.
Penasehat :
Memberikan saran dan nasehat untuk kelancaran dan kesempurnaan pelaksanaan
Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional Tahun 2014.
Penanggungjawab Umum :
Menetapkan kebijakan umum serta memberikan arahan dalam penyelenggaraan
Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional Tahun 2014.
Penanggungjawab Teknis dan Wakil Penanggungjawab Teknis :
Menetapkan kebijakan teknis serta memberikan arahan dalam penyelenggaraan
Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional Tahun 2014.
Pengarah Umum :
Memberikan arahan dan pertimbangan penyelenggara dalam rangka Pelaksanaan
Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional Tahun 2014.
Pengarah Teknis :
Memberikan saran dan petunjuk teknis untuk kelancaran dan kesempurnaan
pelaksanaan Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional Tahun 2014.
Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum :
Mengkoordinasikan dan mengendalikan secara teknis penyelenggaraan Peringatan
Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional Tahun 2014 baik di Pusat dan Daerah.
Ketua Pelaksana Harian dan Wakil Ketua Pelaksana Harian :
Membantu tugas-tugas Ketua Umum dan mengkoordinasikan tugas sehari-hari para
Ketua Bidang secara operasional dalam melaksanakan tugas-tugas kepanitiaan dalam
rangka Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional Tahun 2014.
Sekretaris I dan Sekretaris II :
Membantu Pimpinan dalam bidang administrasi untuk kelancaran penyelenggaraan
Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional Tahun 2014 mulai dari persiapan,
pelaksanaan dan laporan.
10. Bendahara I dan Bendahara II :
a. Menyiapkan, menyimpan dan membayarkan untuk pelaksanaan kegiatankegiatan Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional Tahun 2014 sesuai
dengan anggaran.
60
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Bersatu Untuk Sesama
b.
Mempertanggungjawabkan administrasi keuangan yang dipergunakan dalam
pelaksanaan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional Tahun 2014 sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
11. Ketua dan Wakil Ketua Bidang I - Puncak Acara Peringatan HKSN 2014 :
Mengkoordinasikan dan bertanggungjawab atas pelaksanaan secara operasional kegiatan yang dilaksanakan dalam lingkup tugas :
a. Seksi Acara
b. Seksi Protokol
c.
Seksi Penganugerahan
d. Seksi Pengerahan Massa
12. Sekretaris Bidang I - Puncak Acara Peringatan HKSN 2014 :
Membantu Pimpinan dalam bidang administrasi untuk kelancaran penyelenggaraan
Bidang Puncak Acara Peringatan HKSN Tahun 2014.
13. Ketua dan Wakil Ketua Bidang II - Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial :
Mengkoordinasikan dan bertanggungjawab atas pelaksanaan secara operasional
kegiatan yang dilaksanakan dalam lingkup tugas :
a. Seksi Rehabilitasi Sosial Rumah Tangga Tidak Layak Huni (RS-RTLH)
b. Seksi Bhakti Sosial.
c. Seksi Pengobatan Massal
d
Seksi Donor Darah dan Ziarah Wisata.
14. Sekretaris Bidang II - Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial :
Membantu Pimpinan dalam bidang administrasi untuk kelancaran penyelenggaraan
Bulan Bhakti Kesetiakawanan Sosial. Mengkoordinasikan dan bertanggungjawab atas
pelaksanaan secara operasional kegiatan yang dilaksanakan dalam lingkup tugas :
a. Seksi Rehabilitasi Sosial Rumah Tangga Tidak Layak Huni (RS-RTLH)
b. Seksi Bhakti Sosial.
c. Seksi Pengobatan Massal
d
Seksi Donor Darah dan Ziarah Wisata.
15. Ketua dan Wakil Ketua Bidang III - Pendayagunaan Potensi.
Mengkoordinasikandan bertanggungjawab atas pelaksanaan secara operasional kegiatan yang dilaksanakan dalam lingkup tugas :
a. Seksi Seminar / Sarasehan
b. SeksiBantuan Kemitraan dan Hubungan Antar Lembaga
c. Seksi Penggalangan Dana
d. Seksi Kreativitas
16. Sekretaris Bidang III - Pendayagunaan Potensi :
Membantu Pimpinan dalam bidang administrasi untuk kelancaran penyelenggaraan
Bidang Pendayagunaan Potensi.
17. Ketua dan Wakil Ketua Bidang IV - Publikasi, Dokumentasi dan Pameran.
Mengkoordinasikandan bertanggungjawab atas pelaksanaan secara operasional kegiatan yang dilaksanakan dalam lingkup tugas :
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
61
Bersatu Untuk Sesama
a.
b.
b.
Seksi Publikasi.
Seksi Dokumentasi.
Seksi Pameran Pembangunan Kesetiakawanan Sosial
18. Sekretaris Bidang IV - Publikasi, Dokumentasi dan Pameran :
Membantu Pimpinan dalam bidang administrasi untuk kelancaran penyelenggaraan
Publikasi, Dokumentasi dan Pameran Pembangunan Kesetiakawanan Sosial.
19. Ketua dan Wakil Ketua Bidang V - Umum
Mengkoordinasikandan bertanggungjawab atas pelaksanaan secara operasional kegiatan yang dilaksanakan dalam lingkup tugas :
a. Seksi Penyuluh Sosial.
b. Seksi Tata Laksana
b. Seksi Sarana dan Prasarana
20. Sekretaris Bidang V - Umum
Membantu pimpinan dalam bidang administrasi untuk kelancaran penyelenggaraan
operasional kegiatan yang dilaksanakan dalam lingkup tugas :
a. Seksi Penyuluh Sosial.
b. Seksi Tata Laksana
b. Seksi Sarana dan Prasarana
TUGAS – TUGAS SEKSI :
1.
2.
3.
4.
5.
62
Seksi Acara Puncak :
Menyusun rencana, persiapan dan pelaksanaan Acara Puncak Peringatan HKSN 2014
di Lapangan Ex MTQ Provinsi Jambi serta mengkoordinasikan dengan pihak-pihak
terkait.
Seksi Protokol :
Menyusun rencana, persiapan dan pelaksanaan protokoler Acara Puncak Peringatan
HKSN 2014 di Lapangan Ex MTQ Provinsi Jambi serta mengkoordinasikan dengan
pihak-pihak terkait.
Seksi Penganugerahan :
Menyusun rencana, persiapan dan pelaksanaan Penganugerahan Tanda Jasa dalam
Acara Puncak Peringatan HKSN 2014 di Lapangan Ex MTQ Provinsi Jambi serta
mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait.
Seksi Pengerahan Massa :
Menyusun rencana, persiapan dan pelaksanaan pengerahan massa dalam Acara Puncak
Peringatan HKSN 2014 di Lapangan Ex MTQ Provinsi Jambi serta mengkoordinasikan
dengan pihak-pihak terkait.
Seksi Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) :
Menyusun rencana, persiapan dan pelaksanaan kegiatan Rehabilitasi Sosial Rumah
Tidak Layak Huni serta mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait.
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Bersatu Untuk Sesama
6.
7.
8.
9.
Seksi Bhakti Sosial :
Menyusun rencana, persiapan dan pelaksanaan Bhakti Sosial dalam rangka Peringatan
HKSN 2014 serta mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait.
Seksi Pengobatan Massal :
Menyusun rencana, persiapan dan pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan atau
Pengobatan Massal dalam rangka Peringatan HKSN 2014 serta mengkoordinasikan
dengan pihak-pihak terkait.
Seksi Donor Darah dan Ziarah Wisata :
Menyusun rencana, persiapan dan pelaksanaan Donor Darah dan Ziarah Wisata dalam
rangka Peringatan HKSN 2014 serta mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait.
Seksi Seminar / Sarasehan :
Menyusun rencana, persiapan dan pelaksanaan Seminar dan Dialog Nasional
tentang Kesetiakawanan Sosial Nasional dalam rangka Peringatan HKSN 2014 serta
mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait.
10. Seksi Kemitraan dan Hubungan Antar Lembaga :
Menyusun rencana, persiapan dan pelaksanaan Kemitraan dan Hubungan Antar
Lembaga dalam rangka Peringatan HKSN 2014 serta mengkoordinasikan dengan
pihak-pihak terkait.
11. Seksi Donor Darah Sukarela :
Menyusun rencana, persiapan dan pelaksanaan Penggalangan Dana dalam rangka
Peringatan HKSN 2014 serta mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait.
12. Seksi Kreatifitas :
Menyusun rencana, persiapan dan pelaksanaan Kreatifitas dalam rangka Peringatan
HKSN 2014 serta mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait.
13. Seksi Publikasi :
Menyusun rencana, persiapan dan pelaksanaan Publikasi dalam rangka Peringatan
HKSN 2014 serta mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait.
14. Seksi Dokumentasi :
Menyusun rencana, persiapan dan Mendokumentasikan kegiatan Peringatan HKSN
2014 serta mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait.
15. Seksi Pameran Pembangunan Kesetiakawanan Sosial :
Menyusun rencana, persiapan dan pelaksanaan Pameran Pembangunan Kesetiakawanan
Sosial dalam rangka Peringatan HKSN 2014 serta mengkoordinasikan dengan pihakpihak terkait.
16. Urusan Penyuluhan Sosial :
Menyusun rencana, persiapan dan melaksanakan urusan Penyuluhan Sosial dalam
rangka Peringatan HKSN 2014 serta mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait.
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
63
Bersatu Untuk Sesama
17. Urusan Tata Laksana :
Menyusun rencana, persiapan dan melaksanakan urusan Tata Laksana dalam rangka
Peringatan HKSN 2014 serta mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait.
18. Urusan Sarana dan Prasarana :
Menyusun rencana, persiapan dan melaksanakan urusan Sarana dan Prasarana dalam
rangka Peringatan HKSN 2014 serta mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait.
64
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Bersatu Untuk Sesama
MARS KESETIAKAWANAN SOSIAL
Ciptaan : Rinto Harahap
Arr : Januar Ishak
Musik : Januar Ishak
Kesetiakawanan Sosial
Kembangkan di hatimu
Saling tolong saling bantu
Wujud kepribadian luhur
Galanglah persatuan
Terjang semua rintangan
Demi pembangunan bangsa
Satukanlah rasa
Mantapkan cita-cita
Didalam Karya Nyata
Wujud dari pengabdian
Bangsa Indonesia
Kesetiakawanan Sosial
Bhineka Tunggal Ika
Tumbuh kembang seirama
Nilai-nilai budaya bangsa
Perangi kemiskinan
Dan keterbelakangan
Berbekal ilmu dan iman
Raih masa depan
Keutuhan Negara
Tanggung jawab bersama
Amalkanlah Pancasila
Untuk Indonesia
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
65
Bersatu Untuk Sesama
HYMNE KESETIAKAWANAN SOSIAL
Ciptaan : tb. Sadikin Zuchara
Arr : Januar Ishak
Musik : Januar Ishak
Bahu membahu seiya sekata
Membangun negara yang jaya
Ulurkan tangan bagi yang masih nestapa
”Tuk mengangkat martabat bangsa
Galanglah Kesetiakawanan Sosial
Menuju sejahtera bersama
Itulah tujuan mulia bangsa kita
Hidup dalam alam Pancasila
Kesetiakawanan Sosial
Budaya bangsa kita
Bangkitkan ”Smangat
Giat bekerja
Nikmati kejayaan bersama
66
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
Bersatu Untuk Sesama
LOGO KSN :
Pedoman Pelaksanaan Peringatan HKSN 2014
67
Download