perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB V PENUTUP A. Simpulan Hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Tradisi pattidana yang dilaksanakan oleh masyarakat agama Buddha di Desa Jatisari merupakan tradisi yang berasal dari agama Buddha sebagai wujud bakti terhadap leluhur. Ciri khusus dari tradisi pattidana adalah prosesi penuangan air sebagai wujud penyaluran kebajikan yang telah dilakukan oleh sanak keluarga yang telah ditinggalkan oleh leluhurnya. 2. Tradisi pattidana saat ini mengalami berbagai perkembangan sehingga mengakibatkan perubahan pada tradisi pattidana. Perubahan tradisi pattidana terjadi pada bentuk, fungsi dan makna tradisi pattidana. Tradisi pattidana mengalami perubahan karena beberapa faktor antara lain: faktor sosial budaya, ekonomi, faktor pendidikan, dan faktor kepercayaan masyarakat setempat (agama) 3. Proses perubahan bentuk, fungsi dan makna tradisi pattidana pada masyarakat agama Buddha di Desa Jatisari. Dalam perkembangannya tradisi pattidana di Desa Jatisari telah mengalami perbuahan dalam bentuknya. Altar dalam tradisi pattidana sebaiknya tidak diberi sesaji yang berlebihan seperti makanan dan minuman. Tradisi pattidana mengalami perubahan fungsi, itu dapat terlihat dengan jelas, yaitu pada awalnya tradisi pattidana merupakan tradisi yang memiliki nilai spiritual yang hanya dibolehkan untuk dilaksanakan dengan tujuan yaitu untuk mendoakan leluhur dengan cara menyalurkan jasa perbuatan baik commit to user 106 107 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id yang telah dilakukan kepada leluhur yang telah meninggal tetapi sekarang berubah menjadi tradisi yang harus dilakukan ketika ada keluarga yang meninggal tanpa mengetahui fungsi dari pattidana tersebut. Dalam tradisi pattidana air sebagai media penyaluran kebajikan yang telah dilakukan untuk diberikan kepada leluhur yang telah meninggal. Masyarakat agama Buddha menganggap air tersebut dapat membuat leluhur menjadi tidak kepanasan di alam berikutnya. Perubahan makna yang terjadi dalam tradisi pattidana yang dilakukan oleh masyarakat agama Buddha di Desa Jatisari yaitu melimpahkan jasa kepada leluhur atau berdoa demi keselamatan leluhur. Pada hakikatnya makna dari tradisi pattidana tidak sebatas mendoakan leluhur akan tetapi dapat meningkatkan keyakinan dan mengingatkan kita akan kematian. 4. Dari beberapa reaksi masyarakat agama Buddha yang diambil dari masyarakat di Desa Jatisari dan anggota Sangha yaitu para Bhikkhu menegaskan bahwa tradisi pattidana merupakan tradisi yang luhur. Pelaksanaan tradisi pattidana yang mengalami perubahan tidak dapat dengan mudah untuk di luruskan kembali. Butuh kesadaran dari masyarakat agaam Buddha agar pelaksanaan tradisi pattidana ini tidak menyimpang dari ajaran Buddha. Perubahan dalam tradisi pattidana merupakan tanggung jawab dari pandita, bimas Buddha, dan Bhikkhu Sangha yang merupakan pihak yang bertugas memberikan pengetahuan tentang agama Buddha kepada masyarakat agama Buddha. B. Saran Saran yang dapat penulis rekomendasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: commit to user 108 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 1. Bagi masyarakat agama Buddha di Desa Jatisari, meskipun tradisi pattidana mengalami perubahan dimana banyak masyarakat yang belum mengerti tentang bentuk, fungsi dan makna dari tradisi pattidana, seharusnya masyarakat dapat menjadikan tradisi pattidana menjadi tradisi yang selalu diwariskan kepada sanak keluarganya. 2. Bagi pemerintah, khusunya yang menangani tentang bimbingan masyarakat agama Buddha, tradisi pattidana harus lebih banyak mendapatkan perhatian. Pemerintah dalam hal ini pembimbing masyarakat agama Buddha Provinsi Jawa Tengah memiliki peranan penting dalam upaya memberikan pengertian tentang bentuk, makna dan fungsi dari tradisi pattidana. commit to user