PENDAHULUAN Latar Belakang Ubi jalar (Ipomea batatas L.) merupakan tanaman semusim yang tumbuh di daerah tropis. Di Indonesia, ubi jalar dijadikan sebagai makanan pokok bagi sekelompok penduduk, terutama bagi penduduk di Provinsi Irian Jaya. Daerah penghasil ubi jalar terbesar di Indonesia yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Papua, dan Sumatera. Ubi jalar mengandung banyak karbohidrat, pro-vitamin A, vitamin B, vitamin C, mineral, dan sedikit lemak serta protein. Warna daging ubi jalar bermacam-macam, ada yang berwarna putih, jingga, merah dan ungu. Warna daging umbi ubi jalar memiliki hubungan dengan kandungan gizi. Ubi jalar berdaging jingga adalah sumber β-karoten yang baik, ubi jalar merah mengandung vitamin A dan E, dan ubi jalar ungu mengandung antosianin. Pigmen warna ungu pada ubi jalar ungu bermanfaat sebagai antioksidan, karena dapat menyerap polusi udara, racun, oksidasi dalam tubuh, dan menghambat penggumpalan sel-sel darah. Ubi jalar ungu juga mengandung oligosakarida terutama rafinosa, stakhiosa, dan verbakosa. Oligosakarida dapat mencegah sembelit, tetapi pada orang yang sangat sensitif dapat mengakibatkan kembung. Oligosakarida yang terkandung dalam ubi jalar ungu bersifat fungsional karena tidak dapat dicerna oleh enzim-enzim pada pencernaan manusia (Silalahi, 2006). Oligosakarida yang terkandung dalam ubi jalar merupakan prebiotik bagi bakteri baik yang menguntungkan untuk kesehatan karena merangsang 1 Universitas Sumatera Utara 2 pertumbuhan atau aktivitas kelompok mikroba bifidobacterium di dalam kolon (usus besar). Bifidobacterium merupakan bakteri asam laktat yang hidup di dalam usus besar manusia atau hewan. Bakteri ini mampu menghasilkan vitamin B kompleks dan mencegah pertumbuhan bakteri patogen. Oligosakarida tidak aktif secara fisik, tetapi memiliki efek biologis yaitu memudahkan fermentasi oleh mikroorganisme yang menguntungkan dalam kolon (Silalahi, 2006). Ubi jalar dapat digunakan sebagai bahan baku minuman probiotik (mengandung mikroorganisme hidup). Minuman probiotik merupakan pangan fungsional yang berfungsi untuk menyeimbangkan komposisi mikroorganisme pada usus, sehingga menguntungkan bagi kesehatan (Suhartini, 2009). Salah satu minuman probiotik yang sudah dikenal masyarakat adalah yoghurt. Yoghurt merupakan produk fermentasi susu yang mudah dicerna. Yoghurt menggunakan biakan bakteri asam laktat seperti Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus thermophillus, Lactobacillus acidhophilus dan Bifidobacterium. Starter bakteri tersebut dapat mencegah pertumbuhan bakteri patogen dalam usus. Harga susu dan produk olahannya yang mahal, menyebabkan masih banyak masyarakat dari kalangan bawah belum mampu membeli dan mengkonsumsi minuman probiotik. Pengolahan ubi jalar ungu menjadi minuman probiotik diharapkan dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan keanekaragaman produk pangan khususnya dari ubi jalar. Selain itu, merupakan alternatif pengganti bahan baku yoghurt seperti susu hewani atau bahan nabati yang umumnya berasal kacang kedelai (soygurt) dan santan kelapa (cocogurt) yang harganya relatif mahal. Berdasarkan hasil penelitian Ginting dan Pasaribu (2005), penggunaan susu sapi full cream sebagai bahan dasar pembuatan yoghurt memberikan hasil Universitas Sumatera Utara 3 yang terbaik dan disukai panelis dari segi rasa, aroma dan tekstur. Hal ini dikarenakan susu full cream mengandung lemak dan nutrisi yang lebih lengkap, sedangkan yoghurt dari susu skim, teksturnya lebih encer dan rasanya kurang disukai panelis. Dari hasil penelitian Ariani (2010), diketahui bahwa perlakuan terbaik pada minuman fermentasi ubi jalar merah dengan menggunakan bakteri Lactobacillus yaitu minuman fermentasi dengan penambahan susu full cream 10%. Dalam pembuatan minuman probiotik juga sering ditambahkan zat penstabil yang berfungsi untuk mencegah terjadinya sineresis. Salah satu penstabil yang sering digunakan yaitu gelatin. Gelatin sering digunakan dalam industri makanan, karena gelatin mempunyai beberapa fungsi sekaligus yaitu mencegah terjadinya sineresis dan membuat tekstur lebih halus. Selain itu, gelatin mempunyai sifat yang unik yaitu akan meleleh apabila dipanaskan dan akan kembali padat apabila didinginkan. Penelitian tentang minuman probiotik ubi jalar ungu sudah pernah dilakukan sebelumnya. Handayani (2011), melakukan penelitian tentang pembuatan media fermentasi berbasis ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L. Var. Ayamurasaki) sebagai kandidat minuman probiotik berantosianin dengan perlakuan lama pengukusan ubi jalar dan lama fermentasi media menggunakan bakteri Lactobacillus plantarum B2. Ainovi (2010) juga meneliti tentang minuman sinbiotik ubi jalar ungu dengan menggunakan bakteri Lactobacillus casei yaitu perlakuan lama fermentasi 24 jam dan konsentrasi starter 5%. Penelitian lain yaitu pembuatan minuman probiotik ubi jalar ungu (Ipomoea Universitas Sumatera Utara 4 batatas L. var. Ayamurasaki) dengan perlakuan penambahan sukrosa dan flavor anggur menggunakan bakteri Lactobacillus acidophilus (Rahmania, 2011). Pembuatan minuman probiotik sari ubi jalar ungu dengan starter campuran bakteri Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus thermophilus, Lactobacillus acidhophillus, dan Bifidobacterium belum ada di pasaran. Penambahan gelatin sebagai bahan penstabil diharapkan dapat menghasilkan minuman probiotik sari ubi jalar ungu dengan mutu yang baik, sehingga diperoleh produk pangan fungsional yang dapat memberikan efek kesehatan dan juga sebagai inovasi pangan. Tujuan Penelitian Mengetahui pengaruh konsentrasi susu bubuk dan gelatin yang tepat untuk menghasilkan mutu minuman probiotik sari ubi jalar ungu terbaik, dan memperkenalkan olahan minuman probiotik dari sari ubi jalar ungu. Kegunaan Penelitian Sebagai sumber informasi pada pembuatan minuman probiotik dan sebagai sumber data dalam penyusunan skripsi di Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Hipotesis Penelitian Ada pengaruh konsentrasi susu bubuk dan gelatin serta interaksi antara konsentrasi susu bubuk dan gelatin terhadap mutu minuman probiotik sari ubi jalar ungu. Universitas Sumatera Utara