V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Kabupaten Sumedang memiliki luas wilayah 152.220 Ha yang terbagi kedalam luasan darat seluas 118.944 Ha (78,14%) dan pesawahan seluas 33.276 Ha (21,86%). Daerahnya berbukit-bukit dengan ketinggian tempat antara 25-1500 meter di atas permukaan laut, beriklim tropis terletak diantara garis Meridian 7050’ Bujur Barat, 68045’ Bujur Timur, 1023’ Lintang Selatan dan 1043’ Lintang Utara. Batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Indramayu dan Subang, sebelah Barat dengan Kabupaten Bandung, sebelah Selatan dengan Kabupaten Garut dan sebelah Timur dengan Kabupaten Majalengka. 5.2 Jenis Tanah Terdapat tiga jenis tanah di Kabupaten Sumedang yaitu Aluvial, Tektonik dan Vulkanik. Deskripsi, luasan dan lokasi mengenai jenis-jenis tanah antara lain : a. Tanah Aluvial yang terbentuk dari hasil sedimentasi tanah dengan bahan induk andesit, alluvium, dan koluvium dari aneka macam topografi datar, agak datar sampai sedikit bergelombang di daerah daratan, cekungan dan daerah aliran sungai luasnya 19.762 Ha. Terdapat di Kecamatan Sumedang Selatan, Sumedang Utara, Ganeas, Cimalaka, Conggeang, Paseh, Buahdua, Surian, Tomo, dan Ujungjaya. b. Tanah Tektonik terbentuk dari bahan induk batu lempung, dengan topografi berombak, bergelombang dan berbukit kecil. Terdapat di Kecamatan Darmaraja, Cisitu, Jatinunggal, Jatigede, Tomo, Ujungjaya, dan Cibugel. c. Tanah Vulkanik terbentuk dari bahan induk andesit, topografi bergunung, berbukit kecil, berombak, bergelombang dan agak datar. Terdapat di seluruh kecamatan. 35 5.3 Iklim Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson, keadaan curah hujan termasuk pada iklim agak basah yaitu tipe C. Selama tahun 2010, curah hujan berkisar dari 3.229 s.d 4.805 mm, dengan hari hujan berkisar dari 151 s.d 332 HH. 5.4 Penduduk Jumlah penduduk di kabupaten Sumedang pada tahun 2010 yaitu 1.091.323 orang (Sumber BPS kabupaten Sumedang). Jumlah penduduk berdasarkan lapangan pekerjaan dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 9. Jumlah Petani dan Tenaga Kerja Pertanian di Kabupaten Sumedang No Status Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase 1 Petani Penggarap 42.471 15 2 Pemilik Penggarap 177.270 64 3 Buruh tani 56.191 20 Berdasarkan tabel tersebut, petani yang memiliki lahan sendiri sebesar 64 persen dibandingkan jenis petani lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa petani memiliki kebebasan untuk menanam komoditi sesuai dengan yang diinginkannya. 5.5 Penggunaan Lahan di Kabupaten Sumedang Penggunaan lahan pada tahun 2010 dibandingkan dari tahun 2009 menunjukkan adanya perubahan alih fungsi lahan dari areal pertanian menjadi non pertanian seperti perumahan, jalan dan industri. Adanya pengurangan areal sawah bisa menyebabkan produksi ubi maupun padi menjadi berkurang. Perincian penggunaan lahan dapat dilihat pada Tabel 10. 36 Tabel 10. Penggunaan Lahan di Kabupaten Sumedang Tahun 2010 Jenis Lahan Luas (Ha) 2009 Perkembangan 2010 Sawah Irigasi Teknis 3.485 3.446 -1,1317 Irigasi Setengah Teknis 5.742 5.494 -4,5140 14.741 15.479 4,7677 6.437 5.754 -11,8700 118.943 118.944 0,99 Irigasi Sederhana Tadah Hujan Bukan lahan Sawah 5.6 Komoditas Unggulan dalam Skala Optimistik Agribisnis Pada tahun 2004-2008, Dinas Pertanian Kabupaten Sumedang telah menentukan komoditas unggulan yaitu Padi, Jagung, Ubi Jalar, Kedelai, Kacang Tanah, Jeruk Cikoneng, Sawo Sukatali, Salak, Pisang dan Mangga. Realisasi atau kondisi skala optimistik agribisnis komoditas unggulan tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Kondisi Kawasan Agribisnis Padi dan Palawija kabupaten Sumedang Tahun 2009-2013 Komoditas Padi Lokasi Target Realisasi Realisasi Realisasi 2009-2013 s/d 2008 s/d 2009 s/d 2010 Tanjungkerta, 3.500 Ha 1.500 Ha 2.000 Ha 2.500 Ha Darmaraja, (7 unit) (3 unit) (4 unit) (5 unit) Pamulihan, 1000 Ha 100 Ha 150 Ha 200 Ha Rancakalong (2 unit) 150 Ha 200 Ha 250 Ha Sumedang Selatan, Conggeang, Ganeas Ubi Jalar Kedelai Ujungjaya, 1.500 Ha Jatinunggal (3 unit) 37 Dengan adanya program yang didukung oleh pemerintah yaitu target penanaman ubi jalar Cilembu 1.000 Ha bisa menjadi peluang untuk pengusahaannya agar dapat meningkatkan produksi dan memenuhi permintaan domestik maupun luar negeri. 5.7 Desa Penghasil Ubi Jalar Berdasarkan kondisi kawasan Agribisnis, Kecamatan Pamulihan dan Rancakalong adalah daerah yang ditentukan untuk pengembangan ubi jalar karena memiliki ekotype tanah yang hampir sama. Di Kecamatan Pamulihan memiliki luas wilayah 5.785 Ha yang terdiri dari 11 Desa sedangkan Kecamatan Rancakalong memiliki luas wilayah 5.228 Ha dan terdiri dari 10 Desa. Adapun perbandingan antara kedua desa dapat dilihat pada tabel 12. Tabel 12. Perbandingan Potensi Desa Cilembu Tahun 2010 (Kecamatan Pamulihan) dan Nagarawangi (Kecamatan Rancakalong) Keterangan Desa Cilembu Desa Nagarawangi Luas Pesawahan 137,9 Ha/m2 110,01 Ha/m2 Sawah tadah hujan 40 Ha/m2 10 Ha/m2 Curah hujan 3528 mm 4000 mm Jumlah bulan hujan 5 bulan 5 bulan Suhu rata-rata harian 320C 320C Tinggi Tempat (dpl) 986 m dpl 700 m dpl Warna tanah Hitam Hitam Tekstur tanah Lampungan Lampungan Luas Lahan Ubi Jalar 45 Ha 30 Ha Potensi Ubi jalar 7 ton/Ha 10 ton/Ha Luas Lahan Padi sawah 137 Ha 110,01 Ha Potensi Padi sawah 4 ton/Ha 9 ton/Ha Jumlah petani 547 orang 972 orang Buruh Tani 203 orang 457 orang 38 Berdasarkan tabel tersebut, usahatani ubi Cilembu sangat cocok untuk ditanam di kedua desa tersebut, sehingga bdapat mengahsilkan ubi Cilembu yang berkualitas baik. Dari hasil menegristek di bidang pendayagunaan dan pemasyarakatan IPTEK bahwa, kedua desa memiliki karakteristik yang disyaratkan yaitu suhu rata-rata harian 27-320C dan di bawah ketinggian 1.000 mdpl dengan tekstur tanah lempung. 39