sistem komplemen

advertisement
SISTEM KOMPLEMEN
Dr. TETTY AMAN NASUTION, M.Med.Sc
DEPARTEMEN MIKROBIOLOGI FK-USU
MEDAN
Komplemen
• Salah satu sistem enzim serum yyang
g berfungsi
g
dalam inflamasi, opsonisasi partikel antigen, dan
kerusakan membran patogen
• Merupakan molekul sistem imun nonspesifik
larut dalam keadaan tidak aktif.
aktif
• Aktivasi Æ enzim utk reaksi berikut
berikut, enzim
pengontrol, & bbp tanpa aktivitas enzim.
EFEK BIOLOGIK SISTEM
KOMPLEMEN
Akibat aktivasi sistem komplemen :
1.Reaksi inflammasi
2K
2.Kemotaksis
t k i d
dan opsonisasi
i
i
3.Aktivitas sitolitik
REAKSI INFLAMASI
• Reaksi tubuh terhadap masuknya benda
asing, invasi mikroorganisme atau
k
kerusakan
k jjaringan.
i
• Usaha pertama tubuh, mengerahkan
elemen2 sistem imun ke tempat
p benda asing
g
dan mikroorganisme yang masuk tubuh
atau jaringan yg rusak tsb
Inflammation
anaphylotoxins
C3a, C4a---increased
vascular permeability
C5a—chemoattraction
C3a, C4a----activation
Proses inflamasi ada 3 hal :
1 Peningkatan
1.
P i k t persediaan
di
d
darah
h ke
k ttempatt
benda asing, mikroorganisme yang masuk
atau jaringan yang rusak
2. Peningkatan
g
p
permeabilitas kapiler
p
(pengerutan sel endotel Æ molekul yg lebih
besar spt antibodi & fagosit bergerak keluar
pembuluh darah) dan sampai di tempat tsb
3 Leukosit,
3.
Le kosit terutama
ter tama fagosit PMN dan
makrofag dikerahkan dari sirkulasi dan
bergerak ke tempat benda asing
asing,
mikroorganisme yang masuk atau
jjaringan
g yyang
g rusak.
Mediator yg dilepas saat
k
komplemen
l
di
diaktifkan
k ifk
• C1qrs Æ meningkatkan permeabilitas
vaskular
• C2 Æ mengaktifkan kinin
• C3a & C5a Æ kemotaksis mengerahkan
l k it jjuga sbg
lekosit
b anafilatoksin
fil t k i Æ
mempengaruhi mastosit
• C3b Æ opsonin & adherens imun
• C4b Æ opsonin
p
Mediator yg dilepas saat
k
komplemen
l
di
diaktifkan
k ifk
• C 5-6-7
5 6 7 Æ kemotaksis
• C 8-9 Æ melepas sitolisin Æ
menghancurkan sel
C3a dan C5a merupakan anafilatoksin
ANAFILATOKSIN : bahan dengan
BM kecil Æ degranulasi mastosit atau
basofil Æ pelepasan histamin
basofil,
histamin.
Histamin Æ meningkatkan
permeabilitas
bili
vaskular
k l & kkontraksi
k i
otot polos Æ menimbulkan gejala2
l i Æ pada
lain
d reaksi
k i All
Allergii
Peningkatan
g
permeabilitas vaskular
menimbulkan oedem.
Yaitu akumulasi cairan dalam
jaringan yg mengandung lbh byk antibodi
& komponen komplemen Æ
meningkatkan lagi pelepasan
anafilatoksin Æ memperluas reaksi.
reaksi
Dlm proses inflamasi, byk lekosit
dihancurkan, kemudian makrofag lain
memasuki daerah tsb Æ mengakhiri
reaksi inflamasi.
Fagositosis
g
komponen penting
g pada
inflamasi
FAGOSITOSIS : proses
menghancurkan patogen dalam sel
tanpa kerusakan jaringan sekitarnya
sekitarnya.
Proses ini tjd bila neutrofil,
monosit, makrofag, dan eosinofil
kontak dgn sasaran inflamasi (bakteri,
parasit, bahan asing, dsb)
Fagosit
agos a
akhirnya
ya memakan
e a a be
benda
da
asing, mikroorganisme atau jaringan yg
rusak.
Selama proses tsb, enzim lisosom
dil
dilepas
oleh
l h makrofag
k f kke lluar sell shg
h d
dptt
merusak jaringan sekitar.
Akibat kerja sama sistem imun non
p
dan spesifik
p
dapat
p terjadi
j
reaksi
spesifik
tubuh spt panas, bengkak, sakit dan
g ((tanda2 inflamasi))
kerusakan jjaringan
Sel PMN lbh sering ditemukan pada
inflamasi akut.
Proliferasi monosit ditemukan pada
p
inflamasi kronik
Eosinofil kurang berfungsi sbg fagosit
g dg
g neutrofil. Sasaran eosinofil
dibanding
biasanya parasit ukuran besar.
KEMOTAKSIS DAN OPSONISASI
KEMOTAKSIS : gerakan fagosit ke tempat
i f k i Æ respons thd berbagai
infeksi
b b
i faktor
f kt sptt
produk bakteri & faktor biokimiawi yg lepas pd
aktivasi komplemen.
p
Jaringan
g yg rusak atau mati
dpt juga melepas faktor kemotaksis.
Sel PMN bergerak cepat Æ berada di
tempat infeksi dalam 2-4 jam
Monosit bergerak lbh lambat Æ perlu waktu
7 8 jjam untuk
7-8
t k sampaii di ttujuan
j
C3a, C5a dan C5-6-7 mempunyai efek
kemotaksis
Opsonization / Phagocytosis
C3b or iC3b
CR1, CR3, or CR4
opsonized
i db
bacteria
t i
OPSONISASI : proses melapisi partikel
antigen oleh antibodi dan/atau oleh
komponen komplemen sehingga lebih
mudah dan cepat dimakan fagosit.
Hal ini oleh karena ada reseptor pd fagosit
utk fraksi Fc dr IgG
IgG, C3b dan CRP (C(C
Reaktif Protein) yg berfungsi sbg
opsonin.
opsonin
OPSONIN : molekul
l k l yg dpt
d t diikat
diik t oleh
l h
partikel yg hrs difagositir dan oleh
reseptor
t fagosit.
f
it
Sehingga
S
hi
opsonin
i merupakan
k jjembatan
b t
antara 2 protein reaktif tersebut di atas.
AKTIVITAS SITOLITIK
Eosinofil dan sel PMN mempunyai
p y reseptor
p utk C3b
dan IgG Æ C3b dpt mengaktifkan sitotoksisitas sel
efektor ADCC (Antibody Dependant Cellular
Cytotoxicity) Æ kerjanya bergantung pd IgG
Sel darah merah yg disensitisasi C3b dpt
dihancurkan oleh makrofag
f tanpa fagositosis,
f
disebut
kerusakan kontak (contactual damage).
Akhir aktivasi komplemen, C8-9 merusak membran
sebagai akibat lisis osmotik
ADHERENS IMUN
Partikel Antigen yang dilapisi Antibodi Æ atas
pengaruh komplemen Æ melekat pada berbagai
permukaan.
permukaan
Cth: permukaan pembuluh darah
Sehingga Antigen akan mudah dimakan fagosit
C3b berfungsi dalam adherens imun.
AKTIVASI KOMPLEMEN
Sistem komplemen diaktifkan melalui
3 jjalur
l yaitu
it
1.Jalur Klasik
2.Jalur Lectin
3.Jalur Alternatif
Aktivasi jalur klasik dimulai dengan C1
C1, aktivasi
jalur alternatif dimulai dengan C3. Aktivasi jalur
klasik diaktifkan oleh kompleks imun (antigenantibodi)
tib di) sedang
d
jjalur
l alternatif
lt
tif tid
tidak.
k
Overview of Complement
Classical Pathway
Antibody binds to specific
antigen on pathogen surface
Clearance of
Apoptotic Cells
Lectin Pathway
Alternative Pathway
Mannose-binding protein
binds pathogen surface
Pathogen surface creates
environment conducive to
complement activation
Complement Activation
Formation of C3 and C5 convertases
Membrane Attack Pathway
Cytolysis of some pathogens
Opsonization & phagocytosis
of some pathogens
Inflammatory response
Clearance of
Immune complexes
COMPLEMENT
AKTIVASI KOMPLEMEN MELALUI JALUR KLASIK
IgM dan IgG1, IgG2, IgG3 (IgM lebih kuat
dib di d
dibanding
dgn IIgG)
G) membentuk
b t k kkompleks
l k
imun dgn antigen Æ mengaktifkan komplemen
melalui jalur klasik
Melibatkan 9 komplemen protein utama yaitu
C1 9 S l
C1-9.Selama
aktivasi,
kti
i protein-protein
t i
t i ttersebut
b t
diaktifkan secara beruntun.
Produk yang dihasilkan Æ katalisator reaksi
berikutnya. Jadi stimulus kecil Æ menimbulkan
rangkaian aktivasi komplemen
Dapat mengaktifkan
g
komplemen melalui
jalur klasik :
• kompleks imun (IgG dan IgM)
• agregat antibodi (IgG1,IgG2, IgG3)
• lipid A dari endotoxin
• protease
• kristal urat
• polinukleotide
• membran virus tertentu
• CRP
Activation of the Classical Pathway
IgG
IgM
C3 convertase
YYY
Y
Y
C3b
C3 convertase
C1
YY
C3
(IgG1, IgG2, IgG3)
C1
C3
C3b
Antigen
(b t i l or yeastt cell
(bacterial
ll surface)
f
)
-Note: only antigen-antibodies complexes can activate the classical pathway! Antibody
alone
l
cannott
-Classical pathway results in formation of a C3 convertase (C4b2b) that generates C3b
-C3b is covalently attached to pathogen; triggers complement activation and biological
activity
Clinical Immunology
gy byy Sheehan
AKTIVASI KOMPLEMEN MELALUI JALUR
LECTIN
Mannan Binding Protein secara struktur mirip
C1q tetapi ikatan ini bergabung langsung
dengan grup manosa pada dinding sel bakteri
tanpa adanya antibodi spesifik
MASP adalah protease yang mampu bereaksi
dengan C4 & C2 menyebabkan terbentuknya
C4bC2b sama dengan konvertase C3 yang
terbentuk pada Jalur Klasik
Activation of the Lectin Pathway
C3b
mannan binding lectin
(MBL)
mannose
a ose
sugars
C3 convertase
C3
MBL
“activating surface”
(bacterial or yeast cell surface)
-mannan binding lectin (MBL) recognizes mannose sugars on microbial cells
-host mannose is hidden and is not accessible to MBL
-lectin pathway results in the formation of a C3 convertase (C4b2b) that generates C3b
AKTIVASI KOMPLEMEN JALUR ALTERNATIF
Terjadi tanpa melalui 3 reaksi pertama yg terdapat
pada jalur klasik (C1
(C1, C4
C4, dan C2)
Dapat mengaktifkan komplemen melalui jalur
alternatif :
•Bakteri (endotoksin)
•Jamur, virus, parasit
•Zimosan
Zi
•Agregat IgA (IgA1, IgA2) dan IgG4
•Faktor nefritik
C3b dlm jumlah sedikit di dalam serum, dapat
mengikat
g
faktor serum yyang
g disebut faktor B
Komplemen ini selanjutnya diaktifkan faktor D
dalam serum yang mengikat C3bB membentuk
kompleks imun C3bBD yang berfungsi sebagai
konvertase C3 yang melepas C3a dan C3b.
Kompleks C3bBD dengan cepat dipecah oleh
protein serum tetapi pemecahan tersebut
dicegah oleh protein lain dalam serum yaitu
P
Properdin
di
Properdin bersifat menstabilkan kompleks
C3bBD
C3b yg jumlahnya sedikit dalam serum diduga
berasal dari aktivasi C3 atas pengaruh faktor B
d D
dan
Pelepasan C3b sebagian besar dihambat oleh
2 faktor yg belum banyak diketahui yaitu faktor
H dan I
Activation of the Alternative Pathway
Soluble
C3 convertase
(Sources of C3b)
C3
C3b
C3 convertase
C3 tickover
C3
C3b
C3b
C3b
YY
C1
“activating surface”
(bacterial or yeast cell surface)
-the alternative pathway is initiated by C3b binding to a bacterial or yeast cell surface
-this
this C3b can come from the classical pathway or “C3
C3 tickover”
tickover
-C3b preferentially interacts with bacterial or yeast cells; host cells are spared
-this is a primitive distinction of self versus non-self
AKTIVASI C1
-Terdiri atas C1q (BM 400.000 Da), C1r (BM 95.000 Da), C1s
(BM 85.000Da)
- C1q
C1 terdiri
t di i atas
t 6 sub
b unit
it id
identik
tik
- Aktivasi C1q memerlukan ikatan subunit C1q dengan sedikitnya
2 fraksi Fc dari IgG1, IgG2 atau IgG3, ikatan ini hanya dpt terjadi
dengan 1 molekul IgM yang pentamerik
-IgM antibodi yg efisien mengaktifkan komplemen
-IgG4,
I G4 IgA
I A dan
d IgE
I E tdk dpt
d t mengaktifkan
ktifk C1
C1q
-C1q mengaktifkan C1r dan yang akhirnya mengaktifkan C1s
-C1s
C1s mempunyai sifat esterolitik dan proteolitik
-C1s mengaktifkan C4
AKTIVASI C4
-Komponen komplemen ke2 yg diaktifkan
-Glikoprotein
Glikoprotein dengan BM 180.000 Da
-Dibentuk oleh makrofag
-C4
C4 aktif menyebabkan :
1. Berikatan dg membran sel yg letaknya tdk jauh dr
tempat Ab yg diikat oleh epitop Ag dan C1q
2. Berinteraksi dg C1s shg menimbulkan lbh byk ikatan
dg C2 dan aktivasi C2
AKTIVASI C2
-Glikoprotein
dg BM 115.000 Da
-Diikat
Diik t oleh
l h C1
C1s d
dan C4 yang di
diaktifkan
ktifk
-C2 yg diaktifkan tetap berikatan dg C4
-Gabungan C4 dan C2 (C 4 2) aktif adalah
enzim yg disebut konvertase C3 karena
mengaktifkan C3
AKTIVASI C3
-Globulin dg BM 180.000 Da
-Dilepas sbg pro C3 oleh makrofag
-Diaktifkan oleh C 4 2 (konvertase C3) menjadi C3a yg kecil dan C3b
yg lebih besar
-Satu
Satu C 4 2 dpt mengaktifkan ratusan molekul C3
-Fungsi C3a dan C3b :
1. Berikatan dg
g membran sel ((sel drh merah,, bakteri,, PMN,, makrofag,
g,
trombosit) yg mempunyai reseptor utk C3b
2. Berikatan dgn C 4 2 dan membentuk C 4 2 3, enzim yg disebut
konvertase C5
3. C3a tetap dalam fase cair
IgG4, IgA1,IgA2 dapat mengaktifkan C3
-IgG4,
AKTIVASI C5, C6, C7
-
Protein globuler
-BM 180.000 Da (C5), BM 130.000 Da (C6),
BM 120.000 Da (C7)
-Akibat konvertase C5 (C 423), C5 dipecah
menjadi C5a (BM 11
11.000
000 Da) dan C 5b
-C5b mengikat C6 dan C7 membentuk C
567 pd membran sel
-Kompleks
Kompleks C 567 mengaktifkan C8 dan C9
AKTIVASI
S C8 DAN C9
-Protein dg BM 160.000 Da (C8) dan 80.000
Da (C9)
-Jk C5b diendapkan di membran sel, berikatan
dg C6
C6, C7,
C7 C8 dan C9 akan terbentuk struktur
C5C678 dan polimerik C9 yg merupakan
Membrane Attack Complex (MAC)
-Sifat molekul tsb seperti detergen
-Atas pengaruh MAC dlm membran sel terbtk
lubang2 dg diameter 80-100 mikrometer shg
t j di kkebocoran
terjadi
b
osmose d
darii sell d
dan lilisis
i
Urutan Peristiwa Membrane
Att k
Attack
• C3 convertase berikatan juga dengan C3b
untuk menghasilkan C5 convertase.
• C5b memulai pembentukan dari Membrane
Attack Complex
• C6 & C7 berikatan dengan C5b,
menimbulkan suatu binding site pada C7
sehingga mempermudah penembusan ke
dalam lapisan lipid bi-layer
• C8 berikatan dan juga menembus ke dlm
lapisan lipid bilayer dan memulai polimerisasi
dari C9
The Membrane Attack
Pathway
MAC
The MAC iis especially
Th
i ll iimportant
t t ffor th
the iimmune response against
i t
Neisseria spp. Membrane proteins (CD59, HRF) prevent MAC
formation on host cells.
Fragmen Komplemen Kecil
• C3a, C4a & C5a
–bersifat
b if t kemotaxis,
k
t i dapat
d
t menarik
ik sel2
l2 d
dalam
l
reaksi inflamasi spt neutrofil ke tempat aktivasi
komplemen (infeksi)
(infeksi).
–bersifat
bersifat anaphylatoxin dan menyebabkan
degranulasi mast cells yg melepaskan
histamine dan zat2 vasoaktif lainnya yang dapat
meningkatkan permeabilitas terhadap
pembuluh darah.
DEFISIENSI KOMPLEMEN PADA PENYAKIT
KETURUNAN (diturunkan secara autosomal resesif)
Komponen
Penyakit yg berhubungan
Jalur Klasik
Lupus
p like syndromes,
y
, termasuk
C1-C4
vasculitis
glomerulonephritis, arthralgia,
C3
Infeksi disseminated khususnya oleh
bakteri pyogenik
J l L
Jalur
Lysis
i
I f k i disseminated
Infeksi
di
i t d neisseria,
i
i
rheumatoid syndromes
C9
none
C1 inhibitor
hereditary angioedema
Download