Kepuasan Pasien Terhadap Kinerja Perawat dan Bidan Dalam

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap
penduduk mampu hidup sehat sehingga dapat mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal, yang merupakan salah satu
unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan
nasional. Hal tersebut sejalan dengan tujuan sistem
kesehatan nasional yaitu tercapainya kemampuan hidup
sehat, melalui upaya perbaikan dan peningkatan kualitas
pelayanan rumah sakit baik rumah sakit pemerintah maupun
swasta.
Mutu
pelayanan
keperawatan
mempengaruhi kualitas pelayanan
kesehatan,
sangat
bahkan
menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan
kesehatan di mata masyarakat (Aditama, 2004).
Keperawatan adalah salah satu profesi di rumah
sakit yang berperan penting dalam penyelenggaraan upaya
menjaga mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pada
standar tentang evaluasi dan pengendalian mutu dijelaskan
bahwa pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan
keperawatan yang bermutu tinggi dengan terus-menerus
1
2
melibatkan diri dalam program pengendalian mutu di rumah
sakit (Achir Yani, 2007).
Sebagaimana semangat UU Nomor 36 pasal 5
tahun
2009
yang
menyatakan
bahwa
setiap
orang
mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas
sumber
daya
di
bidang
kesehatan.
Setiap
individu
mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu
berhak
mendapatkan
pelayanan
kesehatan
yang
berkualitas. Rumah Sakit Kristen (RSK) Tayu, Pati sebagai
penyedia sarana kesehatan terus berbenah diri dengan
meningkatkan
sarana,
prasarana
termasuk
tenaga
keperawatan yang profesional dan bisa diandalkan. Sesuai
dengan
visi
RSK
Tayu
“Menjadi
sarana
pelayanan
kesehatan yang dapat mencerminkan kasih Allah kepada
manusia,” dan misinya “Dengan semangat cinta kasih
melayani sesama melalui pelayanan medis yang tulus agar
Tuhan
dimuliakan,”
maka
RSK
Tayu
berkomitmen
memberikan kualitas pelayanan prima kepada setiap pasien.
Demikian pula dalam menyediakan pelayanan
keperawatan maternitas, RSK Tayu berusaha meningkatkan
kualitas sarana, prasarana maupun profesionalisme para
tenaga keperawatan khususnya perawat dan bidan. Perawat
dan bidan, sebagai bagian dari sub-sistem pelayanan
3
kesehatan khususnya pelayanan maternitas berkolaborasi
dengan tenaga kesehatan lainnya dalam membantu klien
dan keluarga beradaptasi terhadap masalah yang mungkin
timbul pada periode prenatal dan di luar periode prenatal.
Dalam
penelitian
ini
keperawatan
maternitas
dikhususkan pada pasien persalinan normal kala 1, sebab
persalinan bagi primipara dua kali lebih lama dari multipara
(Hamilton, 1999). Lamanya kala I rata-rata 6 jam sampai
dengan 18 jam pada primipara, dan 2 sampai 10 jam pada
multipara dengan variasi individu yang sangat besar. Oleh
sebab itu perlu perhatian khusus dari para perawat dan
bidan dalam memandu proses persalinan
Permasalahan serius yang sering dihadapi pasien
persalinan adalah rasa nyeri yang dialami saat melahirkan.
Nyeri merupakan hal fisiologis saat persalinan, karena
respon dari kontraksi uterus. Jika manajemen nyeri tidak
dilakukan dengan baik, dapat mempengaruhi fisiologis dan
psikologis ibu saat melahirkan normal. Nyeri hebat dapat
membuat ibu kelelahan saat melahirkan, stres dan depresi
saat persalinan. Jika hal itu terjadi dapat menyebabkan
gawat janin. Persalinan yang lama membuat janin semakin
lama tertekan di jalan lahir dan mengakibatkan janin
menjadin hipoksia (Bobak, 2005).
4
Strategi penatalaksanaan stres dan nyeri dengan
intervensi
keperawatan
khususnya
teknik
relaksasi
pernafasan, sangat baik untuk mengatasi nyeri bersalin.
Metode ini sangat sesuai bagi perawat dari aspek legal etik
kewenangan
perawat.
Metode
non-farmakologi
untuk
menurunkan nyeri tidak berpotensi menimbulkan efek
bahaya pada ibu dan bayi. Beberapa manfaat teknik
relaksasi
selain
menurunkan
nyeri
persalinan
juga
mempunyai sifat non-invasif, efektif dan tanpa efek bahaya.
Ketika diberikan obat analgesik pada ibu, perawat
masih perlu memberikan teknik relaksasi, karena nyeri yang
hebat
dapat
mengakibatkan
syok neurogenik.
Peran
perawat sangat penting dalam menerapkan teknik relaksasi
pernafasan untuk manajemen nyeri pada persalinan kala 1.
Dengan demikian pasien dapat terlayani dengan baik,
merasa nyaman dan memperkecil resiko-resiko persalinan.
Dalam hal tersebut, kinerja perawat sering menjadi
sorotan utama, karena kinerja mereka sangat berpengaruh
terhadap kepuasan pasien. Hal itu tentu sangat wajar
karena harapan masyarakat untuk mendapatkan kepuasan
optimal dalam pelayanan kesehatan, sehingga mereka
cenderung memilih rumah sakit yang mampu memberikan
pelayanan prima.
5
Purnomo (2003) mengartikan kepuasan pelanggan
(dalam hal ini pasien) sebagai “perbedaan antara harapan
dengan kinerja atau hasil yang diharapkan.” Dengan kata
lain, kepuasan pasien tercipta jika pasien merasakan outcome atau hasil pekerjaan sesuai dengan harapan, bahkan
melebihi harapan pelanggan.
Definisi kepuasan
juga
dikemukakan oleh Tse dan Wilson (2004) bahwa kepuasan
atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan
terhadap evaluasi ketidaksesuaian atau diskonfirmasi yang
dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual
produk yang dirasakan setelah pemakaian.
Memang menurut David Gefen (2001), kualitas
pelayanan sangat bergantung dari subyektifitas pelanggan.
Namun dalam penatalaksanaan manajemen nyeri melalui
teknik relaksasi, ada aspek-aspek yang harus dikerjakan
dengan baik oleh perawat/bidan sehingga pasien bisa
terlayani dan merasakan kepuasan pelayanan. Aspek-aspek
tersebut adalah: pendampingan pasien oleh bidan/perawat
selama
perawatan,
stimulus
yang
diberikan
oleh
perawat/bidan dalam hal relaksasi, motivasi perawat/bidan
kepada pasien, dan empati perawat/bidan terhadap pasien.
Berdasarkan
latar
belakang
tersebut,
maka
penelitian ini mengangkat judul tentang kepuasan pasien
6
terhadap
kinerja
manajemen
perawat/bidan
nyeri persalinan
dalam
pelaksanaan
normal kala1 di ruang
maternitas Rumah Sakit Kristen Tayu, Pati.
1.2.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan laporan kegiatan layanan maternitas
RSK Tayu, menunjukkan peningkatan jumlah kunjungan
yang cukup signifikan. Hal ini tentu layak menjadi perhatian
khusus bagi pihak rumah sakit, untuk meningkatkan kualitas
pelayanan sarana dan prasarana. Namun yang perlu diteliti
lebih lanjut adalah, apakah peningkatan itu karena visi, misi,
motto rumah sakit, atau karena kualitas yang dimiliki oleh
rumah sakit atau karena faktor lainnya. Tentu saja yang
melakukan kontak awal dengan pasien adalah tenaga
keperawatan.
Kontak langsung antara perawat/bidan dengan
pasien adalah kualitas pelayanan atau kinerja mereka.
Benarkah faktor kinerja perawat/bidan menjadi faktor yang
mempengaruhi tingkat kepuasan pasien? penelitian ini
hendak mencari tahu lebih dalam tentang pengaruh kinerja
perawat/bidan terhadap kepuasan para pasien persalinan
normal kala I di ruang maternitas RSK Tayu. Sebagaimana
telah dijelaskan bahwa kinerja dalam penatalaksanaan
manajemen
nyeri
berkaitan
dengan
faktor-faktor:
7
pendampingan,
stimulus,
motivasi,
dan
empati
perawat/bidan.
Apakah para pasien persalinan normal kala I di
ruang maternitas RSK Tayu telah merasakan kepuasan
dalam hal-hal di atas.
1.3.
Batasan Masalah
Untuk mengarahkan pokok bahasan penelitian ini
menjadi lebih fokus sehingga dapat menjawab pertanyaan
penelitian, maka perlu dilakukan pembatasan masalah.
Pembatasan masalah ini dilakukan dengan mendefinisikan
istilah-istilah penting dalam topik penelitian ini, sehingga
ruang lingkup penelitian menjadi jelas dan spesifik.
Manajemen Nyeri. Menurut IASP 1979 (International
Association for the Study of Pain) nyeri adalah “suatu
pengalaman
sensorik
dan
emosional
yang
tidak
menyenangkan, yang berkaitan dengan kerusakan jaringan
yang nyata atau yang berpotensi untuk menimbulkan
kerusakan
jaringan,”
mendefinisikan
Sedangkan
“manajemen”
Ricky
sebagai
W.
Griffin
sebuah
proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals)
secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat
dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien
8
berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,
terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Jadi manajemen
nyeri adalah seni mengatur suatu pengalaman sensorik dan
emosional yang tidak menyenangkan, yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan yang nyata atau yang berpotensi
untuk menimbulkan kerusakan jaringan, pada orang lain
ataupun diri sendiri. Dalam hal ini adalah rasa nyeri yang
dialami oleh pasien karena proses persalinan.
Kinerja Perawat/bidan. Kata “kinerja” dari kata dasar
“kerja” yang difenisikan sebagai “hasil kerja” (Sugono,
2008). “Perawat” adalah tenaga kesehatan profesional yang
bertugas memberikan keperawatan pada klien atau pasien
baik berupa aspek biologis, psikologis, sosial, dan spiritual
dengan menggunakan proses keperawatan (Sugono, 2008).
Sedangkan Bidan perempuan yg pekerjaannya menolong
dan merawat orang yg melahirkan dan bayinya (Sugono,
2008). Jadi kinerja perawat dan adalah hasil kerja tenaga
kesehatan profesional dalam memberikan perawatan pada
klien
atau
pasien
dengan
menggunakan
proses
keperawatan dalam proses kelahiran bayi.
Kepuasan Pasien. Dari kata dasar “puas” yang
dalam Kamus Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai
“merasa senang,” sedangkan “kepuasan” sendiri diartikan
9
sebagai
“perihal
atau
perasaan
puas,
kesenangan,
kelegaan” (Sugono, 2008).
Persalinan Normal Kala I. Persalinan normal proses
pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan melalui
jalan lahir dengan letak belakang kepala/ubun-ubun kecil,
tanpa memakai alat bantu, serta tidak melukai ibu maupun
bayi, kecuali episiotomi (Manuaba, 1998). Persalinan kala I
adalah
kala
pembukaan
yang
berlangsung
antara
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap.
Jadi topik penelitian ini dibatasi dalam pengertian
perasaan puas yang didapatkan oleh pasien karena hasil
kerja
tenaga
pengalaman
kesehatan
sensorik
profesional
dan
mengatur
emosional
yang
suatu
tidak
menyenangkan, yang berkaitan dengan kerusakan jaringan
yang nyata atau yang berpotensi untuk menimbulkan
kerusakan jaringan pada proses pengeluaran hasil konsepsi
(janin atau uri) yang telah cukup bulan atau hidup di luar
kandungan melalui jalan lahir dengan letak belakang
kepala/ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat bantu, serta
tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi) kala
pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol
sampai pembukaan lengkap.
10
1.4.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi
masalah
dan
batasan
masalah
penelitian
ini,
maka
perumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
kinerja
perawat
dan
bidan
dalam
menerapkan manajemen nyeri dengan teknik relaksasi
pada persalinan normal kala-1 di ruang maternitas RSK
Tayu.
2. Bagaimana tingkat kepuasan pasien terhadap kinerja
perawat dan bidan dalam menerapkan manajemen nyeri
dengan teknik relaksasi pada persalinan normal kala-1 di
ruang maternitas RSK Tayu.
3. Bagaimana hubungan antara kinerja perawat dan bidan
dalam menerapkan manajemen nyeri dengan teknik
relaksasi pada persalinan normal kala-1, terhadap
kepuasan pasien di ruang maternitas RSK Tayu.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mendiskripsikan
kinerja
perawat
dan
bidan
dalam
menerapkan manajemen nyeri dengan teknik relaksasi
pada persalinan normal kala-1 di ruang maternitas RSK
Tayu.
11
2. Mendiskripsikan tingkat kepuasan pasien terhadap kinerja
perawat dan bidan dalam menerapkan manajemen nyeri
dengan teknik relaksasi pada persalinan normal kala-1 di
ruang maternitas RSK Tayu.
3. Mendiskripsikan hubungan antara kinerja perawat dan
bidan dalam menerapkan manajemen nyeri dengan teknik
relaksasi
pada
persalinan
normal
kala-1,
terhadap
kepuasan pasien di ruang maternitas RSK Tayu.
1.6 Manfaat Penelitian
Secara akademis teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk
menambah referensi kepustakaan tentang teknik manajemen
nyeri persalinan.
Secara praktis, penelitian ini bermanfaat bagi tenaga
profesional kesehatan dalam hal ini perawat untuk menambah
referensi dalam meningkatkan pelayanan terhadap pasien.
Demikian juga bagi rumah sakit, atau penyedia jasa layanan
kesehatan maternitas, bermanfaat sebagai referensi untuk
meningkatkan kemampuan para perawat atau bidan sehingga
pasien terlayani dengan maksimal. Dengan meningkatnya
kemampuan para tenaga keperawatan, pasien tidak hanya
merasakan kepuasan, namun kualitas rumah sakit sebagai
sarana pelayanan kesehatan akan semakin baik.
Download