PRODUKSI BARANG MEWAH DIBALIK PEMBUNUHAN HEWAN Oleh

advertisement
RechtsVinding Online
PRODUKSI BARANG MEWAH DIBALIK PEMBUNUHAN HEWAN
Oleh :
Yerrico Kasworo*
Naskah Diterima: 10 Juli 2017; Disetujui: 13 Juli 2017
Manusia dan makhluk hidup lainnya
diciptakan
oleh
tuhan
untuk
hidup
brand tas nomor 1 dunia yang menjual tas
ratusan
juta
hingga
milyaran
rupiah
beriringan di atas bumi dan segala sumber
mempromosikan barang mereka dengan
daya
disekitarnya.
memakai bahan kulit asli hewan-hewan
Hewan-hewan yang hidup di alam sekitar
sebagai daya jual tinggi untuk menarik
kita memiliki hak yang harus dihormati
konsumen.
alam
yang
berada
untuk dapat hidup bebas sesuai dengan
habitatnya
bagaimana
masing-masing.
jika
Namun
manusia-manusia
yang
Tidak dapat dipungkiri bahwa daya
saing pasar yang semakin tinggi dan jumlah
permintaan
yang
semakin
meningkat
memiliki kepentingan untuk mendapatkan
membuat banyak perusahaan berlomba-
uang dengan cara menyiksa, mengkuliti dan
lomba melakukan inovasi terhadap barang-
membunuh dengan sadis hewan-hewan
barang produksi mereka. Sampai pada
untuk dapat diolah menjadi barang-barang
akhirnya banyak sekali perusahaan yang
yang memiliki nilai jual yang tinggi. Dewasa
menjual barang dengan kulit asli hewan-
ini semakin banyak brand-brand ternama di
hewan tertentu. Tidak hanya buaya dan
Indonesia bahkan di dunia yang menjual
harimau yang menjadi incaran, sekarang ini
barang-barang dengan menggunakan kulit
bahkan kucing, anjing, burung unta dan
asli hewan-hewan tak berdaya sebagai
masih banyak hewan lainnya yang sudah
bahan baku yang memiliki daya jual sangat
menjadi pemburuan masal dari mereka agar
tinggi.
ternama
dapat meraup uang sebanyak-banyaknya.
dunia diisukan menggunakan cara ini untuk
Pemburuan terhadap hewan-hewan ini
mendapatkan keuntungan, bahkan sebuah
dilakukan dengan cara yang sangat kejam,
Beberapa
brand-brand
1
RechtsVinding Online
inilah yang menjadi salah satu titik berat
dilakukan tindakan yang berkaitan dengan
dari permasalahan ini. Bagaimana tidak,
penangkapan
sebelum hewan-hewan ini dibunuh, mereka
penempatan
terlebih dulu disiksa, dikuliti dengan cara
pemeliharaan
dan
yang
pengangkutan,
pemotongan
sangat
keji
dan
masih
banyak
dan
penanganan,
dan
pengandangan,
perawatan,
perlakuan kejam yang dilakukan oleh para
pembunuhan
pemburu ini. Lalu dimana letak keadilan
pengayoman yang wajar terhadap hewa.
untuk menolong ciptaan tuhan yang tak
Ditambahkan lagi denga isi dari Pasal 66
berdaya itu?
ayat
2
serta
dan
huruf
c
perlakuan
dikatakan
bahwa
Di
Indonesia
sendiri
tindakan
pemeliharaan,
kejahatan
terhadap
hewan
rupanya
dan pengayoman hewan dilakukan dengan
semakin marak. Ironisnya, pelaku kekerasan
sebaik-baiknya sehingga hewan bebas dari
seolah
rasa
bangga
dengan
apa
yang
lapar
pengamanan,
dan
dan
haus,
perawatan
rasa
sakit,
dilakukannya. Bahkan mereka dengan tidak
penganiayaan dan penyalahgunaan, serta
segan menggunggah foto-foto penyiksaan
rasa takut dan tertekan. Yang dimaksud
terhadap hewan tersebut ke media social.
dengan ‘penganiayaan’ adalah tindakan
Jika melihat undang-undang perlindungan
untuk memperoleh kepuasan dan/atau
terhadap hewan, rasanya sudah cukup jelas
keuntungan
dan tegas. Namun yang menjadi pertanyaan
memperlakukan
mengapa kekerasan terhadap hewan kian
kemampuan biologis dan fisiologis hewan.
marak? Sudah berlakukah undang-undang
Sedangkan
perlindungan hewan di Indonesia?
‘penyalahgunaan’ adalah tindakan untuk
Pengaturan
terkait
perlindungan
memperoleh
dari
hewan
hewan
yang
diluar
dimaksud
kepuasan
dari
dengan
hewan
batas
dengan
dan/atau
terhadap hewan sudah diatur di dalam
keuntungan
dengan
Undang Undang Nomor 18 Tahun 2009
memperlakukan hewan secara tidak wajar
tentang Peternakan dan Kesehatan hewan.
Di dalam Pasal 66 ayat 1 berbunyi bahwa
untuk kepentingan kesejahteraan hewan
2
RechtsVinding Online
dan/atau tidak sesuai dengan peruntukan
penyiksaan berat sampai dengan kematian.
atau kegunaan hewan tersebut.1
Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Pengaturan
larangan
Pidana pun mengatur pula mengenai
perlakuan tidak wajar terhadap hewan tidak
kejahatan terhadap hewan ini dari yang
hanya diatur di dalam Undang-undang
paling
Nomor 18 Tahun 2009 saja, namun di dalam
kematian. Seperti yang terdapat di dalam
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990
Pasal 302 KUHP yang menyatakan bahwa
tentang Konservasi Sumber Daya Alam
ancaman dengan pidana penjara paling
Hayati dan Ekosistemnya juga mengatur
lama tiga bulan atau pidana denda paling
mengenai
yang
banyak empat ribu lima ratus rupiah karena
terdapat di dalam Pasal 2 yang mengatur
melakukan penganiayaan ringan terhadap
mengenai
pembunuhan,
hewan: 1) barang siapa tanpa tujuan yang
penyimpananan, pengkulitan, pemusnahan,
patut atau secara melampaui batas, dengan
perusakan satwa yang dilindungi di larang
sengaja menyakiti atau melukai hewan atau
oleh undang-undang. Sanksi pidana bagi
merugikan kesehatannya; 2) barang siapa
orang yang sengaja melakukan pelanggaran
tanpa tujuan yang patut atau dengan
terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud
melampaui batas yang diperlukan untuk
dalam Pasl 21 ayat 2 adalah dengan pidana
mencapai tujuan itu dengan sengaja tidak
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan
memberi makanan yang diperlukan untuk
denda paling banyak Rp. 100.000.000,00
hidup kepada hewan, yang seluruhnya atau
(seratus juta rupiah).
sebagian menjadi kepunyaannya dan ada di
hal
terhadap
tersebut,
penangkapan,
Pengaturan
seperti
mengenai
ringan
samoai
menyebabkan
kejahatan
bawah pengawasannya, atau kepada hewan
terhadap hewan memang sudah ada sejak
yang wajib dipeliharanya. Sedangkan jika
dahulu kala. Hukum di Indonesia sendiri
perbuatan itu mengakibatkan sakit lebih
sudah dengan tegas mengatur terkait
dari seminggu, atau cacat atau menderita
pelanggaran
luka-luka berat lainnya, atau mati, yang
tersebut.
Tidak
hanya
1
http://m.hukumonline.com/klinil/detail/lt5181e7cb5
77f6/jerat-hukum-penganiayaan-binatang
bersalah diancam dengan pidana penjara
paling lama semblan bulan, atau pidana
3
RechtsVinding Online
denda paling banyak tiga ratus rupiah,
kepada satwa-satwa yang terdapat di alam
Karena penganiayaan hewan.
sekitar. Peraturan yang ada pun sudah
Penderitaan satwa terkait industri
cukup mewakili segala permasalahan terkait
ini sungguh luar biasa. Satwa-satwa yang
kejahatan
seharusnya dapat hidup layak dan beberapa
baiknya pengaturan ini tidak hanya dari
yang harus memiliki habitat yang luas dan
undang-undang saja namun tingkat Perda
bebas
kenyataannya
pun juga adanya pengaturan terhadap
mendapatkan perlakuan yang sangat kejam
pemeliharaan dan pengawasan terhadap
dan harus menunggu giliran agar dapat
satwa-satwa ini. Untuk saat ini dibeberapa
dibunuh untuk diambil dagingnya dan kulit-
daerah
kulit mereka yang memiliki nilai jual yang
perlindungan
tinggi. Di beberapa negara permasalahan ini
contohnya Pera Provinsi Lampung Nomor 8
merupakan permasalahan yang sangat pelik
Tahun
yang bahkan terdapat mafia-mafia yang
Peternakan dan Kesehatan Hewan, di dalam
berlomba-lomba
Peraturan
namun
pada
berburu
hewan-hewan
tersebut,
sudah
namun
memiliki
terhadap
2014
tentang
Daerah
ini
alangkah
perda
terkait
hewan
seperti
Penyelenggaraan
mengatur
jelas
untuk mereka kumpulkan kedalam satu
terhadap peternakan dan kesehatan hewan
kandang yang kemudian mereka gilir agar
yang
dapat disiksa sampai mati agar dapat
perlindungan terhadap hewan.
didalamnya
mengatur
pula
mereka ambil kulit-kulitnya untuk dijadikan
Alangkah baiknya jika pengaturan
tas mewah, perhiasan, sarung tangan, topi
lebih merata sampai diseluruh daerah di
atau hiasan kulit lainnya.
Indonesia
Di Indonesia sendiri sudah jelas
dan
sosialisasi
yang
lebih
digalakkan agar masyarakat lebih terbuka
bahwa pembunuhan hewan harus sesuai
pengetahuannya
dengan
terhadap kejahatan hewan dan kedepannya
peraturan
yang
telah
ada.
terhadap
berkurang
tekait
pengaturan
Mayoritas pemotongan hewan dilakukan
semakin
pelanggaran
secara aman, sehat, umum dan halal
terhadap kejahatan hewan dalam bentuk
(ASUH). Sosialisasi selalu dilakukan oleh
apapun.
pemerintah agar masyarakat lebih peduli
4
RechtsVinding Online
*Penulis Adalah Analis Hukum di Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, Badan Pembinaan Hukum Nasional
5
Download