DIPLOMASI EKONOMI REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK TERHADAP KAWASAN EROPA BARAT Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Departemen Ilmu Hubungan Internasional NADIAH KHAERIAH KADIR E131 13 512 DEPARTEMEN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2017 KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Wr. Wb. Syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Salam dan shalawat kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta para keluarga dan sahabat-sahabatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Diplomasi Ekonomi Republik Rakyat Tiongkok Terhadap Kawasan Eropa Barat”. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, dan banyak kekurangan baik dalam metode penulisan maupun dalam pembahasan materi. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis. Sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun yang mana segala kekurangannya dapat diperbaiki dikemudian hari. Penghargaan dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Ayahanda tercinta Dr. H. Abd Kadir Ahmad, M.S APU dan ibunda yang tersayang Hj. Nur Fadhilah Mappaselleng, S.H, M.H, Ph.D yang telah mencurahkan segenap cinta dan kasih sayang serta perhatian moril maupun materil, dan juga selalu memberikan dukungan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi penulis dengan tepat waktu. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat, kesehatan, karunia dan keberkahan di dunia dan di akhirat atas segala yang telah dilakukan kepada penulis. Selain itu, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada kakak penulis, Zul Khaidir Kadir S.H, yang juga membantu penulis di dalam menyelesaikan skripsi penulis di Fakultas Hukum, Universitas Muslim Indonesia, sehingga penulis bisa lebih fokus dan membagi pikiran untuk menyelesaikan skripsi di Ilmu Hubungan Internasional ini. Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak, sehingga pada kesempatan kali ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya bagi semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai, yaitu kepada : 1. Ibu Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu M.Si, selaku Rektor Universitas Hasanuddin beserta jajarannya. 2. Bapak Prof. Dr. Andi Alimuddin Munde, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNHAS beserta jajarannya. 3. Bapak H. Darwis, M.A, Ph.D, selaku Ketua Jurusan Ilmu Hubungan Internasional. 4. Bapak Drs. Patrice Lumumba, MA atas kesabarannya dan kebaikan hatinya selama menjadi pembimbing I penulis. Ucapan terima kasih tak henti-hentinya kepada beliau yang telah membimbing penulis dalam penyusunan skripsi. Tanpa bimbingan dan dukungan beliau, penulis tidak bisa menyelesaikan skripsi pada waktunya. 5. Bapak Burhanuddin, S.IP, M.Si atas dukungan serta kesabarannya selama menjadi pembimbing II. 6. Seluruh staff pengajar Jurusan Ilmu Hubungan Internasional atas segala ilmu yang telah diberikan hingga hari ini. 7. Kak Rahma, selaku salah satu staff Jurusan Ilmu Hubungan Internasional yang mana telah membantu penulis di dalam menyelesaikan segala urusan administrasi, baik pada saat perkuliahan, pengurusan KRS, pada saat ujian proposal, dan pada akhirnya penulis bisa ujian skripsi. Terima kasih atas segala kemampuan dan kesabarannya di dalam menghadapi sikap penulis selama ini. Walaupun terjadi banyak halangan dan rintangan, tetapi semuanya dapat terselesaikan berkat bantuan Kak Rahma. Semoga Kak Rahma selalu sehat wal’afiat agar bisa membantu mahasiswa Hubungan Internasional di dalam mengurus segala urusan perkuliahan. 8. Kepada kawan-kawan Jalanin Aja Dulu (JAD) selaku sahabat-sahabat penulis yang telah mengukir kenangan manis, mulai dari masa perkuliahan hingga saat ini. Suasana perkuliahan cukup sangat membosankan tanpa kehadiran mereka. Pembentukan awal yang cukup aneh dan unik, membuat kami bisa bersatu. Walaupun dengan karakter yang berbedabeda, kami bisa menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing individu. Dukungan serta harapan menjadi tujuan utama terbentuknya dan terpeliharanya JAD sampai saat ini. Puput, sahabat perempuan penulis yang tiada hari tanpa dilema tentang kisah percintaannya yang menurut dia begitu rumit, tetapi sebenarnya gampang untuk diselesaikan. Sahabat yang selalu menemani penulis jalan kemana saja asalkan tidak pada waktu mengajar, perempuan yang selalu sibuk tiap harinya, selalu meminta pendapat jika sedang bingung mengambil keputusan, dan menjadi tempat berbagi cerita penulis, karena dia bisa menjadi pendengar yang baik. Tenri, salah satu sahabat penulis yang moody-an, sudah dekat dari zaman belum terbentuknya JAD, menjadi Lord Mother sejak terbentuknya JAD, selalu menemani penulis mengisi kekosongan, cukup tangguh menjalani kisah cinta beda pulau, hidupnya tidak pernah susah asalkan ada Starbucks, Mcd, serta Cheese Cake, dan bisa menjadi sahabat yang baik ketika diajak berdiskusi. Riska, sahabat penulis yang hidupnya tiada hari tanpa games dan drakor, baik hati dan suka menolong, punya sifat yang sangat tidak enakan kepada orang-orang terdekat, salah satu sahabat penulis di JAD yang selalu riang bagaimanapun keadaannya, membuat orang-orang di sekitarnya ikut senang. Ardi, sahabat lelaki yang selalu mencubit lengan penulis ketika bertemu, selalu mengisi kekosongan harihari penulis, cerdas dan pintar, tempat meminjam buku referensi skripsi, menjadi salah satu sahabat lelaki yang sudah sejak lama tidak memiliki pacar, maka dari itu sangat membutuhkan kasih sayang seorang wanita, dan suka mencubit lengan penulis setiap bertemu. Dyva, sahabat penulis yang sangat hedon, selalu mengajak penulis jalan seharian, selalu bercerita mengenai dilema percintaan, menjadi tumpangan sejati penulis setiap jalan, anak dari calgub yang cita-citanya mau gabung ke parpol juga, anak debat yang English nya super sekali. Arfan, sahabat penulis yang sangat suka dengan wanita bermata sipit dan berkulit selembut dan seputih sutra, selalu menggalaukan dua wanita yang kerap mewarnai separuh hidupnya, selalu meminta saran tentang cara bersikap terhadap wanita, juga sekaligus sahabat penulis yang kerap meminta bantuan to give something special kepada sang pujaan hatinya. Ayyub, anak dekan sospol yang cukup hits seantero Unhas, anaknya supel, punya teman banyak, punya organisasi banyak tetapi tidak sombong, wajah tampannya memikat banyak hati wanita, ada tidak ada teman tidak menjadi alasan untuk berhenti jalan kemanapun dia mau. Asrin, lelaki asal Lombok yang super duper baik dan sopan, menjadi salah satu partner ujian proposal penulis yang sangat sabar menghadapi segala cobaan, banyak wanita yang menyukainya tapi dia ingin ta’aruf saja, memiliki orang tua yang sangat baik kepada temantemannya, dan memiliki dua kakak yang tampan, sehingga tak heran banyak wanita yang ingin menjadi salah satu dari keluarganya, Iccang, sahabat penulis yang otaknya seencer air, asik diajak berdiskusi tentang segala macam hal, salah satu partner ujian skripsi penulis yang menemani penulis mencari tanda tangan penguji serta bersabar menghadapi segala macam cobaan pada saat sebelum dan sesudah sidang, anaknya supel dan tidak neko-neko. Chandra, sahabat penulis yang akhirnya telah mendapatkan pujaan hatinya setelah sekian lama hidup sendiri, anak bogor yang juga hits di kalangan masyarakat SulSel, kemana-mana selalu berpenampilan stylish menjadi salah satu alasan seorang wanita tertarik kepadanya. Beatrix, sahabat penulis yang sangat tomboy tetapi masih dengan hati selembut hello kitty, salah satu anggota JAD yang sangat susah ditemukan keberadaannya. Annisa, sahabat penulis yang wajahnya mirip rektor Unhas, baik hati, tidak sombong, dan suka menolong. Keberadaan kawan-kawan JAD di hidup penulis sangatlah berarti, karena mereka bukan hanya sekedar sahabat melainkan lebih dari saudara bagi penulis. Semoga persahabatan kita bisa awet, tak terpisahkan, dan tak tergantikan hingga akhir zaman, amiin. 9. Kawan-kawan HI 2013, SEATTLE, yang telah banyak mengukir lembaran kisah-kisah pahit dan manis bersama. JAD takkan terbentuk jika bukan dari awal mula bertemunya penulis dengan kawan-kawan Seattle yang datang dari berbagai penjuru, mulai dari yang hanya berbeda daerah sampai berbeda kota. Kekompakan Seattle selama ini tidak terlepas dari campur tangan Thorgib sebagai ketua angkatan Seattle yang telah mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuannya agar keharmonisan kawan-kawan Seattle dapat terjalin dan terjaga hinga saat ini. Penulis yakin tidak mudah bagi seorang ketua angkatan untuk bisa menyatukan kawan-kawan Seattle yang berasal dari berbagai suku, adat, ras, maupun agama, dengan sifat dan karakter yan berbeda-beda tiap masing-masing individu. Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada Thorgib atas segala yang dilakukannya, mulai dari masih menjadi maba hingga telah banyak kawan-kawan yang menjadi sarjana. Semoga urusannya kedepannya dapat berjalan dengan lancar, amiin. Selanjutnya ialah Enggra, kawan yang berasal dari Kotamobagu yang juga menjadi salah satu alasan dibalik kekompakan kawan-kawan Seattle dan bisa menyatukan kami yang “notabene” saling berkubu. Terima kasih eng, semoga selalu sukses kedepannya. Pupe dan Oching, salah satu partner ujian proposal penulis yang pada awalnya berjuang bersama-sama penulis. Tetapi karna satu dan banyak hal, akhirnya mereka berdua lebih dulu selesai. Terima kasih sudah mengukir cerita bersama, menjadi anak bimbingan skripsi Pak Patrice. Semoga kita bisa sukses bersama-sama. Mardiyah, Indah, teman-teman partner ujian skripsi penulis, beserta Iccang, yang sama-sama menghadapi pahitnya mengejar wisuda September dengan mengurus segala sesuatunya serba dadakan. But yeah, I now we can, there’s a will, there’s a way, right? Terima kasih sudah berjuan bersama-sama penulis, semoga kedepannya kita bisa sukses bersama-sama, amiin. Dan tak ketinggalan, terdapat beberapa kawankawan penulis di Seattle yang selama beberapa tahun ini menjadi cerita manis sekaligus pahit bagi penulis. Rani, Fahira, Ziza, terima kasih telah mengukir kisah manis pada masa-masa awal perkuliahan hingga masamasa pertengahan perkuliahan. Tak pernah ada kata menyesal telah mengenal kalian, hanya saja mungkin penulis dan kalian memiliki akhir cerita yang berbeda. Walaupun terasa pahit pada akhirnya, tapi setidaknya kita pernah melewati kisah manis bersama. Semoga dengan beberapa kalimat ini bisa mewakilkan ungkapan maaf dan terima kasih penulis kepada kalian. Semoga kedepannya, hubungan kita bisa baik, sebaik sejak pertama kali kita saling mengenal satu sama lain. Dan untuk kawan-kawan Seattle yang belum sempat penulis sebutkan satu persatu, penulis mengucapkan terima kasih banyak dan mohon maaf sebesar-besarnya jika penulis memiliki kesalahan baik yang disengaja maupun tidak, baik yang berkenan di hati kawan-kawan maupun tidak, pada masa-masa perkuliahan hingga saat ini. Semoga kita semuanya sehat wal’afiat dan bisa menjalankan kehidupan dan urusan masing-masing dengan lancar dan tanpa hambatan. Tiada satupun yang bisa mengalahkan kecintaan dan kebanggaan penulis telah mengenal dan menjadi salah satu bagian dari Seattle. 10. HIMAHI FISIP UNHAS, yang memberikan tertentu di awal perkuliahan saya. 11. Teman-teman KKN Tematik Makassar Kelurahan Sudiang, Kecamatan Biringkanaya, yang telah memberikan pengalaman tambahan kepada penulis. 12. And yap, the last but not least, salah satu alasan dibalik pencapaian penulis dalam menyelesaikan dua skripsi dalam waktu setahun ini, ialah berkat dukungan dan do’a dari seseorang yang jauh disana, Muhammad Farraz. Terima kasih telah meluangkan banyak waktunya demi mendengarkan keluh kesah penulis dalam penyusunan skripsi. Yang selalu mengingatkan penulis untuk tetap semangat dan berusaha meski harus melalui semuanya dengan berbagai macam cobaan, membantu penulis dalam mendapatkan referensi skripsi dengan mengirimkan buku-buku dari Bandung. Of course, selain untuk orang tua, this double degree I dedicated for you, too! Jarak dan ruang tidak menghalangimu untuk selalu ada untuk penulis. Semoga doa dan harapan kita kedepannya bisa terwujudkan dan dimudahkan oleh Allah SWT, amiiin. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga kedepannya penulis bisa lebih baik lagi dan berguna untuk masyarakat. Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamith Thariq Wassalamu Alaikum Wr. Wb Makassar, 29 Agustus 2017 Nadiah Khaeriah Kadir Penulis ABSTRAKSI Nadiah Khaeriah Kadir, E13113512. "Diplomasi Ekonomi Republik Rakyat Tiongkok Terhadap Kawasan Eropa Barat" dibawah bimbingan Patrice Lumumba, selaku pembimbing I, dan Burhanuddin selaku pembimbing II, pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan diplomasi ekonomi Republik Rakyat Tiongkok (RRT) terhadap kawasan Eropa Barat. Secara spesifik penelitian ini bertujuan untuk , mengetahui (1) penerapan diplomasi ekonomi RRT (2) wujud diplomasi ekonomi RRT terhadap Jerman dan Belanda. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah metode analisis deskriptif, yang bertujuan untuk menggambarkan tentang diplomasi ekonomi RRT terhadap kawasan Eropa Barat. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalaha metode berbasis telaah pustaka, yang bersumber dari berbagai literatur, seperti buku-buku, jurnal-jurnal, artikel, surat kabar harian, dan internet yang terkait dengan permasalahan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, penulis juga menggunakan teknik analisis data kualitatif, yang menganalisa penerapan diplomasi ekonomi RRT dan wujud diplomasi ekonomi RRT terhadap Jerman dan Belanda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa diplomasi ekonomi RRT terhadap kawasan Eropa Barat merupakan salah satu penerapan kebijakan luar negeri RRT, yaitu dengan menjalin hubungan dengan negara-negara lain untuk meningkatkan perekonomian RRT. Hubungan RRT dengan kawasan Eropa Barat merupakan salah satu tujuan utama RRT di dalam memainkan perannya dalam bidang ekonomi di kawasan Eropa secara keseluruhan. Kata Kunci: Diplomasi Ekonomi, Republik Rakyat Tiongkok, Kepentingan Nasional, Kawasan Eropa Barat. ABSTRACT Nadiah Khaeriah Kadir, E13113512. "Economic Diplomacy of the People's Republic of China towards Western Europe" under the guidance of Patrice Lumumba, as advisor I, and Burhanuddin as advisor II, at the Department of International Relations, Faculty of Social and Political Sciences, Hasanuddin University. This study aims to describe the economic diplomacy of the People's Republic of China (PRC) Towards the Western European region. Specifically, this study aims to determine (1) The application of economic diplomacy of PRC (2) Forms of economic diplomacy of PRC towards Germany and the Netherlands. The research method used in the preparation of this thesis is descriptive analysis, which aims to analyze economic diplomacy of PRC towards the Western Europe region. Data completion technique used is literature based study method from various literatures, such as books, journals, articles, daily newspapers, and internet for data related to the research. In this study, the authors also used qualitative data analysis techniques, which analyzed the application of economic diplomacy of PRC and the form of economic diplomacy of PRC towards Germany and the Netherlands. The results of this study indicate that the economic diplomacy of PRC towards Western Europe is one of the implementation of China's foreign policy, namely by establishing relationships with other countries to improve the PRC economy. China's relations with Western Europe is one of the main goals of PRC in playing its role in the economic field in the European region. Keywords: Economic Diplomacy, People's Republic of China, National Interest, Western Europe Region. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, adanya interaksi dengan negara lain sangat diperlukan oleh suatu negara. Selain untuk menunjukkan eksistensinya dengan negara lain, interaksi antarnegara juga bertujuan untuk dapat menjalin hubungan antara satu negara dengan negara lain, salah satunya dengan cara diplomasi. Diplomasi adalah mengelola suatu urusan untuk kepentingan tertentu melalui wakilnya. Diplomasi erat kaitannya dengan negara sebagai salah satu instrumen penting dalam pelaksanaan politik luar negeri. Diplomasi dilakukan untuk menjalin, mempererat, dan meningkatkan hubungan antara suatu negara dengan negara lain guna mencapai kepentingan bersama, dengan cara mengutus seorang diplomat yang menguasai banyak hal terkait dengan pemerintah/negara lain sebagai wakilnya. Inti diplomasi adalah kesediaan untuk saling memberi dan menerima guna mencapai saling pengertian antara dua negara, tiga negara, atau banyak negara. Diplomasi pada umunya dilakukan secara resmi antar pemerintah negara namun, bisa juga secara tidak resmi melalui antar lembaga informal atau antarpenduduk atau antarkomunitas dari negara yang berbeda. Tindakan diplomatik digunakan dalam rangka untuk menjaga maupun meningkatkan kepentingan nasional yang harus bisa dilaksanakan dengan cara yang baik. Maka dari itu, pemeliharaan perdamaian dengan tidak merusak kepentingan dari negaranegara merupakan tujuan utama dari adanya diplomasi. Diplomasi mewakili tekanan politik, ekonomi, dan militer kepada negaranegara yang terlibat dalam aktivitas diplomasi, yang diformulasikan dalam pertukaran permintaan dan konsesi antara para pelaku negosiasi.1 Diplomasi dapat dilakukan dalam berbagai bidang, misalnya pertahanan keamanan dan politik, ekonomi, dan budaya. Diplomasi ekonomi diartikan sebagai berbagai upaya yang dilakukan dalam kerjasama antar dua Negara untuk memperoleh hasil-hasil ekonomi yang akan dapat dinikmati oleh keduanya. Hal ini biasanya meliputi berbagai upaya dibidang pemberdayaan perdagangan dan investasi. Diplomasi ekonomi akan menyertakan berbagai organ ekonomi negara misalnya kementerian perdagangan, kementerian perindustrian, bank sentral, bea dan cukai, dan tentunya kementerian luar negeri. Namun diplomasi ekonomi masa kini, dimana peran serta masyarakat disertakan didalamnya, juga akan memasukkan asosiasi bisnis.2 Diplomasi ekonomi merupakan perpanjangan dari politik dalam negeri, dan melayani konstruksi ekonomi domestik. Selain bantuan dan perdagangan luar negeri, asisten perusahaan ekspansi ke luar negeri, investasi luar negeri dan berpartisipasi dalam kerja sama keuangan telah menjadi komponen yang semakin penting dari diplomasi ekonomi.3 1 Hal. 4. 2 Sukawarsini Djelantik, 2008, Diplomasi antara Teroi & Praktik, Yogyakarta : Graha Ilmu, A. Irawan J.H, Giandi Kartasasmita, 2015, Diplomasi Komersial Indonesia ke Belanda Masa Kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2014), https://media.neliti.com/media/publications/12723-ID-diplomasi-komersial-indonesia-kebelanda-masa-kepemimpinan-presiden-susilo-bamba.pdf, Diakses pada 11 Agustus 2017. 3 Ye Hao, 2013, Some Thoughts on Deepening Economic Diplomacy, China International Studies, China : Beijing Shengtong Printing Co., Ltd, Hal. 118. Diplomasi ekonomi juga didefinisikan sebagai seni di dalam melayani adanya keamanan ekonomi dan kepentingan strategis negara dengan menggunakan instrument ekonomi di dalam melakukan hubungan antara satu negara dengan negara yang lain. Diplomasi ekonomi tersebut dirancang untuk mempengaruhi kebijakan dan keputusan peraturan pemerintah asing, serta anggota dari organisasi internasional. Agenda diplomasi ekonomi mencakup isu-isu yang berkaitan dengan hubungan perdagangan luar negeri, seperti ekspor-impor dan mempromosikan kepentingan ekonomi nasional di negara-negara lain.4 Building a Harmonius World adalah prinsip utama Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dalam menetapkan kebijakan luar negeri. Diplomasi memiliki kaitan yang erat dengan politik luar negeri RRT yang mana hal tersebut telah dilakukan oleh RRT sejak lama.5 Selain menjalin hubungan diplomatik dengan negara lain, RRT juga turut berperan aktif dan ikut tergabung di dalam berbagai organisasi internasional, salah satunya ialah tergabung dalam World Trade Organization (WTO). RRT telah menjalin hubungan diplomatik dengan hampir seluruh negara di dunia, dan lebih berfokus kepada kerjasama ekonomi sebagai salah satu tujuan utama dari negara RRT yaitu untuk terus meningkatkan perekonomiannya agar bisa melampaui perekonomian negara maju lainnya. Adanya globalisasi ekonomi 4 Ditmir Bushati, 2013, Economic Diplomacy on The Focus of Foreign Policy, Diakses dari http://www.punetejashtme.gov.al/en/mission/economic-diplomacy, Diakses pada tanggal 23 Januari 2017. 5 Sukawarsini Djelantik, Op cit, Hal. 12. saat ini memaksa banyak negara, termasuk RRT, untuk mengkaji kebijakan luar negerinya agar dapat terus memajukan kehidupan ekonomi masyarakatnya. 6 Menurut International Monetary Fund (IMF), RRT merupakan negara superpower urutan kedua di dunia, dengan perekonomian yang hampir setara dengan Amerika Serikat (AS) berdasarkan jumlah nominal Gross Domestic Product (GDP) dan keseimbangan kemampuan berbelanja/Purchasing Power Parity (PPP) yang stabil dari tahun ke tahun. PDB RRT pada tahun 2014 berdasarkan PPP sudah menembus 18,1 trilyun dollar AS, sedangkan AS 17,3 trilyun dollar, yang mana terjadi peningkatan pada tahun-tahun sebelumnya.7 Kemampuan RRT dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi semakin memperlihatkan masa depan RRT. Bergsten menyebutkan bahwa jika RRT dapat terus mempertahankan pertumbuhan ekonominya, maka dapat dipastikan pada tahun 2035 RRT akan mengambil alih posisi AS sebagai ekonomi terbesar di dunia.8 Kawasan ini tumbuh menjadi negara yang maju, termasuk dalam aspek perekonomiannya yang terus meningkat, dilihat dari banyaknya produk-produk buatan RRT yang tersebar di negara lain, yang dikenal juga sebagai Made In China. Mulai dari telepon genggam, tekstil, atau mobil, menjadi salah satu contoh produk yang dihasilkan, dengan mengandalkan sumber daya alam maupun sumber 6 Banyu Perwita, 2011, Optimalisasi Diplomasi Ekonomi Untuk Meningkatkan Ekonomi Nasional, Diakses dari http: // www. Tabloid diplomasi. org / pdf /2011/ Diplomasi % 20Februari %202011. pdf, Diakses pada tanggal 23 Januari 2017. 7 Republika, 2015, China Sudah Menyalip As? http://www.republika.co.id/berita/koran/teraju/15/10/20/nwicea1-cina-sudah-menyalip-as, Diakses pada 1 Agustus 2017. 8 Bergsten, 2009, China as an Economic Power in The Contemporary Era of Globalization, Jurnal of Asian and African Studies, Vol. 35 No. 5, Hal. 497-521. daya manusia, dengan jumlah penduduk mencapai sekitar 1,3 milyar jiwa. Walaupun produk RRT ini dijual dengan harga yang relatif murah, tetapi kualitas dari barang-barang tersebut tidak dapat diragukan., yang dikenal dengan sebutan “cheap but well made. 9 Bukan hanya dalam bentuk produk saja, RRT mulai memainkan perannya dalam bentuk perdagangan melalui e-niaga. Saat ini, beberapa pemilik toko di RRT sangat disibukkan dengan pelayanan konsumennya melalui dunia maya. Dengan kata lain, RRT berusaha untuk mengembangkan perekonomiannya dengan memanfaatkan internet. Karena itu pula, berbelanja melalui internet di RRT jauh lebih popular daripada di negara-negara Barat. Jack Ma, CEO perusahaan terkemuka Alibaba, mengatakan bahwa di negara-negara lain, e-niaga hanya salah satu cara berbelanja, sedangkan di RRT telah menjadi gaya hidup 10. Pada saat ini, 40% konsumen di RRT membeli kebutuhan sembakonya melalui internet. Pada tahun 2014, penjualan sembako melalui internet di RRT meningkat 50%. Ini berarti bahwa rata-rata konsumen di RRT lebih mengandalkan berbelanja melalui internet atau e-niaga daripada berbelanja langsung di pusat perbelanjaan.11 Hal tersebut juga dirasakan oleh negara-negara di Eropa, khususnya Eropa Barat. Salah satu contohnya ialah negara Jerman. Hubungan ekonomi RRTJerman telah berlangsung lama dan berjalan dengan baik. RRT telah tumbuh 9 Tiara Maharani, 2013, Pertumbuhan dan Perkembangan China sebagai Tanda Kemunculan Kekuatan Baru Dilihat dari Teori Poer Transition, Universitas Indonesia, Hal. 8. 10 Duncan Clark, 2017, Alibaba : Kerajaan Yang Dibangun oleh Jack Ma, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, Hal. 11. 11 Ibid, Hal. 12. menjadi salah satu mitra utama perdagangan Jerman dan bahkan mungkin menjadi mitra dagang terbesar kedua setelah Perancis. Pada tahun 2006, contoh diplomasi ekonomi RRT di Jerman ialah ekspor barang dalam jumlah besar seperti mainan, pakaian, sepatu, dan produk elektronik. Seperempat dari semua produk tekstil impor berasal dari RRT. Begitupun dengan mainan dan elektronik berteknologi tinggi yang diimpor langsung dari RRT sebanyak 60 persen, yang mana sejak tahun 1996 gadget buatan RRT telah popular di Jerman, beserta televisi, radio, komputer, dan elektronik lainnya. 12 Hal tersebut merupakan bukti dari keberhasilan diplomasi ekonomi RRT di Jerman. Tidak hanya Jerman, hubungan RRT-Belanda juga terjalin cukup baik dilihat dari berbagai kerjasama ekonomi yang dilakukan oleh kedua negara tersebut. Pada tahun 2014, Belanda merupakan tujuan investasi terbesar kedua untuk perusahaan RRT di Eropa Barat, setelah Inggris. Investasi perusahaan RRT di Belanda mencapai $ 1,2 Milyar, dimana tiga puluh tujuh perusahaan dengan terciptanya lebih dari 500 lapangan kerja baru di Greenfield.13 Perusahaan tersebut sebagian besar meliputi elektronik, teknik industri, pertanian, makanan, teknologi informasi dan komunikasi, serta industri kimia. Tujuan RRT berinvestasi di Belanda ialah karena lebih banyak perusahaan yang mulai berkolaborasi dengan perusahaan teknologi tinggi dan perguruan 12 Vera Tellmann, Christoph Jumpelt, 2007, “Made In China” Large Hugely Popular In Germany, Diakses dari http://www.dw.com/en/made-in-china-label-hugely-popular-ingermany/a-2845341, Diakses pada tanggal 22 Januari 2017. 13 Chen Yingqun, 2015, Chinese investments In Netherlands Hit Record High, Diakses dari http://www.chinadaily.com.cn/world/2015-03/20/content_19868111.htm, Diakses pada tanggal 22 Januari 2017. tinggi di Belanda. Hal tersebut membuat RRT melakukan diplomasi ekonomi di Belanda dengan memasukkan perusahaan-perusahaan RRT ke Belanda agar terciptanya peluang dalam aspek industri, pertanian, dan jasa. Baik yang dilakukan oleh RRT di Jerman dan Belanda merupakan salah satu contoh bagaimana penerapan diplomasi ekonomi RRT di Kawasan Eropa Barat. Melihat jalinan hubungan dengan beberapa negara di kawasan Eropa Barat tersebut, RRT telah berusaha memainkan peran strategisnya dalam memainkan kapasitas diplomasinya dengan mengutamakan kerjasama ekonomi dalam kerangka hubungan bilateral dengan negara-negara di kawasan Eropa Barat di era modernisasi ini. Usaha ini telah dilakukan dalam bentuk adaptasi dan transformasi diplomasi dan kebijakan luar negeri RRT di Kawasan Eropa Barat. Meskipun dalam praktiknya, RRT tetap menghadapi tantangan dalam menjalankannya. Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul yang membahas tentang “Diplomasi Ekonomi Republik Rakyat Tiongkok terhadap Kawasan Eropa Barat”. B. Batasan dan Rumusan Masalah Untuk lebih memudahkan pembahasan ini, penulis tidak akan mengkaji secara menyeluruh bagaimana Diplomasi RRT terhadap seluruh negara di Kawasan Eropa Barat, tetapi hanya berfokus pada bagaimana diplomasi ekonomi RRT dengan beberapa negara di Kawasan Eropa Barat, yaitu Belanda. Jerman dan Dengan batasan tersebut dan agar penilitian ini terarah, maka penulis merumuskan dua (2) rumusan masalah dalam penelitian ini, antara lain: 1. Apa yang mendasari penerapan Diplomasi Ekonomi Republik Rakyat Tiongkok ? 2. Bagaimana wujud Diplomasi Ekonomi Republik Rakyat Tiongkok terhadap Jerman dan Belanda ? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini diciptakan dengan tujuan yaitu: a. Untuk mengetahui Penerapan Diplomasi Ekonomi Republik Rakyat Tiongkok. b. Untuk mengetahui wujud Diplomasi Ekonomi Republik Rakyat Tiongkok terhadap Jerman dan Belanda. 2. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini yaitu: a. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan ide untuk nantinya dapat diaplikasikan demi kebaikan bangsa dan Negara. b. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat sebagai informasi dan referensi bagi pelajar ilmu hubungan internasional terkait isu diplomasi ekonomi antara RRT dengan kawasan Eropa Barat. D. Kerangka Konseptual 1. Diplomasi Ekonomi Pada tulisan kali ini, penulis menggunakan konsep diplomasi ekonomi dan menjadi salah satu sasaran dan topik utama di dalam menjelaskan dan menganalisa hubungan RRT terhadap negara-negara di Kawasan Eropa Barat. Dalam dunia internasional, interaksi antar aktor atau pelaku ekonomi dicapai melalui komunikasi, salah satunya dengan diplomasi. Diplomasi sendiri merupakan suatu aktivitas yang pada awalnya dilakukan oleh pihak tertentu yang mewakili negaranya di negara lain dengan tujuan mencapai kepentingan nasional. Diplomasi adalah ekspresi dari pemerintahan suatu negara membagi-bagikan untuk dirinya sendiri dalam hubungan eksternal. Seperti bentuk-bentuk lain dari pemerintahan, ia berakar dalam visi, khasiat, organisasi dan motivasi dari orangorang dan lembaga, termasuk para pemimpin, pejabat, dan masyarakat sipil pada umumnya14. Diplomasi secara umum dapat dipahami sebagai cara mengelola hubungan antar bangsa melalui jalan perundingan. Tujuan utama diplomasi sesungguhnya adalah untuk menemukan solusi atas persoalan-persoalan yang timbul dalam hubungan antara negara dengan mengutamakan perundingan untuk menghindari sejauh mungkin penggunaan kekerasan yang sering merugikan banyak pihak. 14 Kishan S. Rana, 2007, Economic Diplomacy: the Experience of Developing Countries, http://www.cuts-citee.org/CDS03/pdf/CDS03-Session1-02.pdf. DIakses pada tanggal 19 Desember 2016. Menurut Brian Hocking, diplomasi ekonomi merupakan perkembangan baru dari istilah diplomasi secara umum dan baru mulai berkembang pada tahun 1980-an, walaupun praktek diplomasi ekonomi sesungguhnya jauh lebih tua dari definisinya.15 Salah satu tugas utama diplomasi yang lainnya adalah mendorong hubungan ekonomi negara yang diwakili terhadap negara tujuan, khususnya dalam hal menjaga hubungan pasar, proteksi, dan pengawasan. Aktivitas inilah yang kemudian disebut sebagai diplomasi ekonomi sebagaimana dikemukakan oleh Pavol Baranay yaitu : Diplomasi ekonomi merupakan aktivitas resmi diplomatik yang fokus pada tujuan kepentingan ekonomi suatu negara dalam level internasional. Hal ini mencakup upaya peningkatan ekspor, menarik investasi asing, dan partisipasi kerja dalam berbagai organisasi ekonomi internasional.16 Dalam kaitannya dengan hubungan RRT terhadap negara-negara di Kawasan Eropa Barat, diplomasi ekonomi kerap dilakukan guna mencapai kepentingan nasional kedua pihak. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Rana yaitu : Diplomasi ekonomi merupakan suatu proses dimana negara berhubungan dengan dunia luar dalam upaya memaksimalkan tujuannya di segala bentuk aktivitas, seperti perdagangan, investasi, dan bentuk lainnya dari interaksi ekonomi.17 15 Lee, Donna, Brian Hocking, 2010, Economic Diplomacy, The International Studies Encyclopedia, Vol. II Hal. 1216-1227. 16 Pavol Baranay, 2009, Modern Economic Diplomacy, Latvia: Publications of Diplomatic Economic Club, Hal. 1. 17 Ibid, Hal. 7 RRT dalam hal ini mencoba untuk menunjukkan nya Great Power Style melalui diplomasi ekonomi.18 Diplomasi ekonomi mampu menjalankan peran yang fleksibel, berbeda dengan persaingan ideologi terdahulu yang cenderung menghalangi terjalinnya kerjasama ekonomi. Lebih jelasnya lagi, dalam hubungan RRT dengan negara-negara di Kawasan Eropa Barat, diplomasi ekonomi juga membantu RRT di dalam meningkatkan pengaruh internasionalnya secara luas di Kawasan Eropa Barat. Selain itu, diplomasi ekonomi dapat memdorong hubungan internasional yang terlepas dari perbedaan ideologi, mendorong terjalinnya hubungan antarnegara, ketergantungan, dan hubungan win-win atau saling menguntungkan.19 Hal yang serupa dikemukakan Gao dimana terdapat empat prinsip dasar diplomasi ekonomi. Pertama, diplomasi harus lebih terbuka dalam aspek ekonomi. Karena diketahui bahwasanya diplomasi ekonomi adalah bagian paling penting dari diplomasi. Kedua, diplomasi ekonomi dan kebijakan RRT harus berjalan beriringan dan negara harus merencanakan diplomasi ekonomi melalui pikiran yang terbuka. Ketiga, RRT harus mempertahankan dan memperluas peran perdagangan dan kerjasama ekonomi sebagai saluran utama dalam diplomasi ekonominya. Keempat, diplomasi ekonomi tidak harus dikejar sebagai “zero-sum game” melainkan menciptakan rasa saling menguntungkan sehingga baik RRT 18 Yang Jiang, 2011, Great Power Style’ in China’s Economic Diplomacy: Filling the Shoes of a Benign Hegemon?, Hague Journal of Diplomacy Vol.6 No.1 Hal. 63-81. 19 Ye Hao, 2013, China International Studies, Beijing: Beijing Shengtong Printing, Hal. 114. maupun negara-negara di kawasan Eropa Barat dapat mencapai tujuan yang diingankan.20 2. Eropa Barat Eropa Barat dalam pengertiannya yang paling umum adalah konsep politik yang muncul dan dipakai pada Perang Dingin. Perbatasannya terbentuk pada akhir Perang Dunia II, dan terdiri dari negara-negara yang tidak diduduki oleh tentara Uni Sovyet dan tidak dikuasai oleh rezim komunis. Erropa Barat ini berbeda dengan Eropa Timur lebih unggul dalam bidang ekonomi dan politik dibandingan dengan geografi.21 Konsep Eropa Barat ini lebih dihubungkan dengan konsep demokrasi liberal, kapitalisme, dan Uni Eropa. Negara - negara anggotanya memiliki kebudayaan Barat, dan hubungan ekonomi dan politik yang baik dengan Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Oceania. Dalam pengertian lain, Eropa Barat juga merupakan subbagian dari Eropa yang lebih kecil dari pembagian politik tradisionalnya. Negara-negara yang termasuk dalam Eropa Barat yang didefinisikan oleh PBB adalah Austria, Belgia, Perancis, Liechtenstein, Jerman, Luksemburg, Monako, Belanda, dan Swiss. 20 Hucheng Gao, 2015, Let Chinese Dream Lighten a Beautiful World: Study and Implement General Secretary Xi Jinping’s Economic Diplomacy Thought. http://english.mofcom.gov.cn/article/newsrelease/significantnews/201404/20140400552783.sh tml. Diakses pada tanggal 6 Januari 2017. 21 Wikipedia. 2017, Eropa Barat, https://id.wikipedia.org/wiki/Eropa_Barat, Diakses pada 1 Agustus 2017. Pembagian ini merupakan bagian dari geoscheme untuk benua Eropa yang dikembangkan oleh Divisi Statistik PBB.22 Diantara beberapa negara yang termasuk dalam kawasan Eropa Barat, maka penelitian ini hanya membahas dua negara, yaitu Jerman dan Belanda. E. Metode Penelitian 1. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penulisan ini ialah tipe deskriptif analitik yaitu penelitian yang menggunakan pola penggambaran keadaan fakta empiris yang disertai argument yang relevan. Hasil uraian tersebut dilanjutkan dengan analisis yang berujung pada kesimpulan bersifat analitik. Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran terkait kasus ataupun fenomena yang terjadi yang relevan dengan masalah penelitian. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan fakta terkait diplomasi ekonomi RRT terhadap kawasan Eropa Barat. 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode Library Research untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk penelitian ini. Data – data tersebut dapat didapatkan melalui buku, jurnal, artikel, dokumen, serta berbagai media terkait lainnya seperti situs resmi maupun surat kabar. Adapun bahan- bahan tersebut dapat diperoleh melalui: a. Situs Resmi RRT 22 Tedi Mulyadi, 2016, Kondisi Geografis dan Penduduk Eropa Barat, http://budisma.net/2016/11/kondisi-geografis-dan-penduduk-eropa-barat.html, Diakses pada 1 Agustus 2017. b. Perpustakaan Wilayah Makassar c. Perpustakaan Pusat Universitas Hasanuddin di Makassar 3. Sumber Data Dalam tulisan ini, penulis menggunakan data yang diperoleh melalui studi literatur seperti buku, jurnal, artikel, situs resmi, surat kabar, insititusi, lembaga terkait dan sumber pendukung lainnya. 4. Teknik Analisis Data Penulis menggunakan teknik analisis data kualitatif berupa data-data deskriptif dan data pendukung lainnya yang menunjukkan bentuk diplomasi ekonomi RRT terhadap kawasan Eropa Barat. 5. Metode Penulisan Metode penulisan yang digunakan adalah metode deduktif, yaitu dengan menggambarkan secara umum masalah yang diteliti, kemudian menarik kesimpulan secara khusus dalam menganalisis data. BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG DIPLOMASI EKONOMI REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK DAN KAWASAN EROPA BARAT A. Diplomasi Ekonomi RRT 1. Landasan Diplomasi Ekonomi RRT Salah satu diplomasi terpenting yang mendorong kebangkitan RRT adalah diplomasi ekonomi. Diplomasi ini dimulai dengan RRT membuka pasarnya yang besar bagi investor yang datang. RRT berhasil menumbuhkan kepercayaan masyarakat internasional mengenai keuntungan berbisnis dengan RRT dengan menyediakan lingkungan bisnis yang prospektif, kondusif, dan visioner. Tidak hanya berhasil memenangkan kepercayaan negara-negara maju, RRT juga berhasil menarik negara-negara berkembang untuk berinvestasi dan melakukan berbagai kerjasama perdagangan. Dilihat dari sudut pandang pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan RRT dalam kurun waktu tiga puluh tahun terakhir memang terlihat lebih menjanjikan. Reformasi ekonomi RRT dimulai pada tahun 1978 yang dicetuskan oleh mantan pemimpin Partai Komunis RRT kala itu, Deng Xiaoping. 23 RRT telah bertransformasi dari sebuah negara dengan sistem perekonomian tertutup menjadi sebuah negara dengan sistem ekonomi terbuka, yang berorientasi pada pasar dengan pertumbuhan sektor swasta yang cepat dan telah menjadi pemain utama dalam perekonomian global. Reformasi yang dimulai sekitar tiga puluh tahun ini 23 Martin Jacques, 2011, When China Rules The World : Kebangkitan Dunia Timur dan Akhir Dunia Barat, Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara, Hal. 169. bermula dari sistem ekonomi berbasis pertanian menjadi sistem liberalisasi harga, desentralisasi fiskal, meningkat dan bertumbuhnya badan usaha milik negara, sistem perbankan yang mengacu pada sistem ekonomi liberal, dan pemaparan diri RRT terhadap perdagangan dan investasi asing. RRT baru secara signifikan aktif melakukan diplomasi ekonomi sejak tahun 1978. Sebelumnya, aktivitas diplomasi RRT pada masa Mao Zedong sangat fokus pada aspek-aspek politik hingga pasca sepeninggal Mao Zedong, RRT mengalami krisis yang cukup menyusahkan perekonomian. Setelah masa pemerintahan diganti oleh Deng Xiaoping, tepatnya sejak tahun 1978, RRT melakukan reformasi ekonomi dengan membuka perekonomiannya terhadap asing.24 Kebijakan ini diambil karena RRT sangat membutuhkan banyak dana setelah mengalami kekacauan selama satu dasawarsa yang hampir menyebabkan negara ini jatuh ke dalam jurang kebangkrutan.25 Proses reformasi pada tahun 1978 dimulai dengan pembentukan beberapa zona ekonomi khusus di sepanjang pesisisir tenggara, termasuk Provinsi Guangdong, dimana komune pedesaan dibubarkan dan petani diberi kontrol atas tanah dengan sewa jangka panjang dan didorong untuk memasarkan hasil panen mereka. Reformasi ini didasarkan pada pendekatan selangkah demi selangkah, sepotong-sepotong, dan coba-coba.26 24 Peter Nolan, 2005, Transforming China : Globalization, Transition and Development, London : Anthem Press, hal. 217. 25 Duncan Clark, Op cit, Hal. 45. 26 John Gitting, 2005, The Changing Face of China, Oxford : Oxford University Press, hal. 186. Pada 1976, Deng Xiaoping memperkuat posisinya dengan segera mengupayakan hubungan yang lebih dekat dengan negara barat. Pada Tahun 1979, Amerika Serikat memberikan pengenalan diplomatik penuh pada RRT dan menandatangani kesepakatan Presiden Carter dalam kunjungan historis ke Amerika Serikat. Deng Xiaoping secara konsisten mengubah sistem perekonomian RRT dari sistem komunis menjadi sistem kapitalis. Komune dibubarkan, "periuk nasi besi" (lambang welfare state) dihancurkan, perusahaan milik negara diprivatisasikan, pengusaha swasta diberi ruang, investor asing diberi insentif tinggi, pasar saham diizinkan, dan sebagainya. Perdagangan internasional digalakkan seraya memacu ekspor ke negara lain.27 Reformasi ekonomi tersebut dapat dijelaskan dalam tiga preposisi, yaitu berupa mulai dibukanya ekonomi RRT terhadap investasi asing dan private ownership, memperbolehkan kekuatan pasar mempengaruhi harga dan alokasi barang, serta mengharuskan material incentives menjadi mekanisme utama dalam menstimulus peningkatan produktivitas dan efisiensi.28 Reformasi ini sendiri dilakukan dengan slogan “reforming and opening”, yaitu modernisasi yang dilakukan dengan menggunakan ilmu dan teknologi Barat yang dilakukan dengan aturan sosialis.29 Sejak saat itu, diplomasi ekonomi RRT dilakukan melalui bantuan dan perdagangan luar negeri, bantuan terhadap ekspansi perusahaan domestik, penyebaran investasi asing ke luar negeri, serta 27 A, Zaenurrofik, 2008, China Naga Raksasa Asia, Yogyakarta: Garasi, Hal. 162. Harry Harding, 1987, China’s Second Revolution: Reform After Mao, Washington: Allen &Unwin, Hal. 99-100. 29 Kokubun Ryosei dan Wang Jisi, 2004, The Rise of China and a Changing East Asian Order, Tokyo: Japan Center for International Exchange, Hal. 25. 28 berpartisipasi dalam kerjasama finansial. 30 Bagi kepemimpinan RRT, tujuan reformasi ekonomi sama sekali bukan pembaratan, melainkan keinginan untuk memulihkan legitimasi partai sepeninggal Mao melalui pertumbuhan ekonomi dan demikian dapat membangun sebuah bangsa dan negara yang kuat.31 Semenjak reformasi yang dicanangkan oleh Deng Xiaoping, RRT mengalami ledakan jumlah wirausahawan yang mulai menggantikan Marxisme dengan pasar, sehingga menjadi negara sosialis yang “berkarakter China”. 32 Penetapan “sistem tanggung jawab kontrak rumah tangga” memberi kesempatan bagi petani untuk menjual kelebihan hasil panen mereka ke pasar terbuka. Perintis bisnis swasta mulai berkembang dalam bentuk perusahaan desa dan kota, yaitu Perusahaan desa yang dikendalikan oleh pemerintah, namun sepenuhya dijalankan oleh swasta. Rintisan ini kemudian memicu sektor bisnis swasta di RRT.33 Sejak awal tahun 1980-an, pemerintah RRT mulai mengakui keberadaan para wirausahawan, yang diawali dari wirausahawan perorangan lalu meluas ke bisnis yang mereka jalankan. Nyaris sejak awal mula terjadinya diberlakukannya reformasi ekonomi, tingkat pertumbuhan ekonomi mengalami transformasi dari 4 - 5 persen dari periode Mao menjadi 9,5 persen per tahun antara tahun 1978 dan 1992.34 Selama 30 Ye Hao, 2014, Some Thoughts on Deepening Economic Diplomacy, China Institute of International Studies, http://www.ciis.org.cn/english/2014-01/20/content_6623715.htm diakses pada 10 April 2017. 31 John Gitting, Op cit, Hal. 186. 32 Duncan Clark, Op cit, Hal. 84. 33 Ibid, Hal. 63. 34 Zheng Youngnian, 1999, Discovering Chinese Nationalism in China : Modernization Identitiy, and International Relation, Cambridge : Cambridge University Press, Hal. 31-32. tahun 1990-an, dengan menyingkirkan hambatan tariff dan mengizinkan arus besar investasi asing secara langsung, RRT menciptakan lingkungan kompetitif yang brutal dimana perusahaan-perusahaan domestik mati-matian bertahan menghadapi pesaing-pesaing Barat yang lebih kaya dan maju. RRT memanfaatkan arus deras modal asing terebut dan membuat perusahaan-perusahaan RRT dapat memanfaatkannya untuk dapat belajar dari dunia luar, walaupun dengan biaya yang cukup mahal.35 Diplomasi ekonomi RRT saat ini telah menganut prinsip interest-oriented. Sebelumnya, diplomasi ekonomi dilaksanakan berdasarkan faktor ideologi. RRT hanya memberikan bantuan kepada negara-negara yang setuju dengan ideologi RRT. Namun, kepentingan utama pembangunan RRT saat ini adalah konstruksi ekonomi nasional, yang mana hal ini ditunjang melalui diplomasi ekonomi. 36 Li dan Sun mengidentifikasi empat tahap utama dalam evolusi diplomasi ekonomi RRT. Pertama, era reformasi dan keterbukaan pada tahun 1970an dan 1980an menandai pertunangan awal RRT, membangun hubungan dengan sistem ekonomi internasional dan prinsip dasarnya. Selanjutnya, RRT memasuki fase "integrasi" dari tahun 1990an, membangun kerjasama ekonomi dengan Jepang, negara-negara Eropa, dan akhirnya Amerika Serikat sebagai sarana untuk 35 Yu Yongding, 2005, China’s Structural Adjusment, Konferensi Seoul, Hal. 2. melawan sanksi internasional setelah insiden Tiananmen. RRT juga menjadi bagian dari dialog internasional dan regional.37 Selanjutnya, RRT memulai diplomasi ekonomi "partisipatif", secara aktif mempromosikan tata kelola ekonomi global serta zona perdagangan bebas di tingkat regional. Akhirnya, sejak krisis keuangan 2008 dan setelah RRT menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia pada tahun 2010, ia telah meluncurkan "kepemimpinan" diplomasi ekonomi, mendorong inisiatif ekonominya sendiri, mengambil peran kepemimpinan dalam organisasi internasional, dan mengemukakan prinsip-prinsip baru. Pada abad ke-21, RRT dapat dikatakan sebagai salah satu negara yang berpengaruh dalam perdagangan internasional. Telah banyak kerjasama yang dilakukan oleh RRT kepada negara-negara di dunia. RRT cukup peka dalam melihat sebuah peluang untuk menguntungkan negaranya dalam melakukan kerjasama. Sebagai salah satu negara yang berada di kawasan Asia, RRT melihat banyaknya peluang yang bisa dilakukan untuk memajukan perekonomian negaranya, mengingat negara yang berbatasan dengan RRT baik secara daratan maupun lautan merupakan negara-negara yang strategis bagi RRT dalam melakukan kerjasama.38 Melihat adanya peluang kekuatan yang RRT miliki dan sesuatu yang dibutuhkan oleh negara tersebut, RRT melakukan kerjasama dengan negara37 Audrye Wong, 2017, Chinese Perspectives On Economic Diplomacy, http://www.theasanforum.org/chinese-perspectives-on-economic-diplomacy/. The Asan Forum, Vol. 5, No. 3. Diakses pada 10 Juli 2017 38 Bob Widyahartono, 2004, Bangkitnya Naga Besar Asia, Yogyakarta : ANDI, hal. 131135. negara disekitarnya. Banyak negara-negara yang menjadi perhatian RRT untuk menjalin maupun meningkatkan kerjasama, termasuk di kawasan Eropa Barat. Maka dari itu, RRT tentunya perlu menjalin dan meningkatkan kerjasama dengan negara-negara yang berada di sekitarnya, dikarenakan RRT menempati posisi yang cukup strategis dalam menjalin hubungan kerjasama dengan negaranegara di kawasan Eropa Barat, yaitu Jerman dan Belanda, untuk meningkatkan pertumbuhan negaranya serta mempererat hubungannya dengan kedua negara tersebut. 2. Tujuan Diplomasi Ekonomi RRT Sebagai hasil dari globalisasi ekonomi yang semakin dalam dan peningkatan kekuatan ekonomi RRT, diplomasi ekonomi secara bertahap dianggap penting di dalam keseluruhan komponen diplomasi RRT. Wang Yei, seorang peneliti The Institute of International Studies di Universitas Fudan telah mendefinisikan diplomasi ekonomi sebagai “kesatuan dialektis ekonomi dan diplomasi”. Dia menekankan bahwa diplomasi ekonomi terdiri dari kebijakan yang tidak hanya mencakup tujuan ekonomi, tetapi mencakup tujuan politik dan strategis juga.39 Zhen Bingxi, seorang peneliti dari The China Institute of International Studies juga memdefinisikan diplomasi ekonomi secara rinci sebagai berikut : “Diplomasi ekonomi menurut karakteristik RRT yaitu pemanfaatan langkah ekonomi eksternal dalam kerangka kerja dari keseluruhan 39 Wang Yiwei, 2004, Economic Diplomacy Unveils China’s http://www.people.com.cn/GB/guoji/1030/3034453.html. Diakses pada 22 Juli 2017. Appeal, diplomasi negara untuk melindungi dan meneruskan kepentingan nasional, melakukan tindakan seperti membimbing ekonomi dengan kebijakan, menggunakan ekonomi untuk mempromosikan politik, dan penggabungan politik dan dibutuhkannya sumber daya, pasar, modal, teknologi, dan orang-orang berbakat untuk pembangunan nasional dan untuk mempertahankannya secara efektif dan merespon berbagai resiko yang datang dari arena ekonomi internasional”.40 Menurut pemaparan Zhen diatas, terdapat beberapa hal yang penting tentang diplomasi ekonomi RRT. Pertama, diplomasi ekonomi melibatkan keseluruhan ekonomi dan langkah-langkah keuangan, termasuk perdagangan, investasi, dan segala bentuk kerjasama ekonomi. Dan juga mencakup diplomasi, militer, dan jenis kebijakan lainnya, asalkan kebijakan tersebut mendorong keuntungan ekonomi. Kedua, diplomasi ekonomi dirancang untuk mengamankan sumber daya, pasar, modal, teknologi, dan tenaga kerja yang terampil yang mana diperlukan untuk menopang pembangunan nasional. Ketiga, diplomasi ekonomi beroperasi sebagai kerangka tujuan diplomatik negara yang lebih luas dan objektif. Hal ini menunjukkan bahwa koordinasi yang cukup besar sangat diperlukan untuk memastikan kemajuan yang mantap menuju tujuan diplomasi ekonomi. Keempat, pemahaman RRT mengenai diplomasi ekonomi dikaitkan dengan masalah keamanan, yang banyak diantaranya berkaitan dengan struktur ekonomi internasional dan keamanan limgkungan yang beroperasi di dalamnya. Zhen menjelaskan 40 bahwa “pertahanan” melawan ancaman ekonomi Zhen Bingxi. 2009. How to Protect National Interests Overseas in the New Situation, http://www.nbr.org/publications/asia_policy/free/AP22/AsiaPolicy22_Heath_July2016.pdf, Diakses pada 22 Juli 2017. mengharuskan RRT untuk berpartisipasi aktif dalam proses arus reformasi sistem ekonomi, perdagangan, dan keuangan internasional untuk meningkatkan kemampuan RRT di dalam mengatur wacana, harga dan kebijakan sistem internasional dan untuk membangun lingkungan internasional yang lebih menguntungkan bagi perlindungan kepentingan luar negeri RRT.41 Keadaan internal RRT telah berubah dan begitu juga dengan diplomasi ekonomi. Pemikiran baru di RRT mengenai diplomasi ekonomi adalah cerminan dari perkembangan ekonomi negara dan kekuatan material yang baru ditemukan. Dalam konteks sekarang ini, kepentingan ekonomi dan diplomatik saling terkait dan kompleks, memerlukan strategi kebijakan luar negeri yang terus berlanjut. Dengan demikian, diplomasi ekonomi sekarang perlu lebih proaktif dalam memecahkan masalah baru, berbeda dengan pendekatan konservatif sebelumnya.42 Diplomasi ekonomi yang direalisasikan dalam bentuk kerjasama ekonomi tersebut akan membuka peluang bagi RRT dalam melebarkan kerjasama ke bidang-bidang lain, baik politik maupun pertahanan. Pada intinya, RRT ingin membagi kue ekonomi yang selama ini dinikmatinya sendiri dengan negara lain agar dapat mempererat hubungan bilateralnya dengan negara lain.43 41 Ibid. Ibid. 43 Untung Suropati, Yohanes Sulaiman, Ian Montratama, 2016, Arungi Samudra Bersama Sang Raja : Sinergi Poros Maritim Dunia dan Jalur Sutra Maritim Abad ke-21, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, Hal. 113. 42 B. Kawasan Eropa Barat 1. Potensialitas Kawasan Eropa Barat Negara-negara Eropa Barat adalah penentu perekonomian Eropa. Perekonomian negara-negara di kawasan ini didasarkan pada industri, meskipun pertanian akan selalu menjadi bagian yang penting. Beberapa contoh ialah industri mobil Jerman yang bernilai tinggi, industri jam Swiss dan instrument lainnya yang berteknologi tinggi, serta kereta api berkecepatan tinggi yang dimiliki oleh Perancis. Sebuah tambahan baru untuk perekonomian Eropa Barat adalah dimana Perancis dan Jerman berupaya untuk memasuki industri pesawat terbang. Upaya mereka disebut Airbus, dengan pabrik-pabrik di Perancis dan Jerman, yang melayani semua maskapai besar di seluruh dunia.44 Salah satu negara yang masih unggul di bidang pertanian adalah Belanda, terutama di dalam menghasilkan produk susu, daging, sayuran, dan makanan lainnya. Amsterdam adalah sebuah kota pelabuhan yang sibuk yang memiliki perdagangan berlian yang sangat makmur serta berbagai jenis manufaktur ringan. Jerman pun tak kalah unggul. Produk Jerman memiliki reputasi yang luar biasa di seluruh dunia, karena produk asal Jerman mengandalkan standar kualitas tinggi, penelitian, dan pendidikan profesional khusus. Standar kebersihan yang ketat juga berlaku dalam industri makanan dan fokus pada sumber daya lokal. “Made in Germany” sudah terkenal atas kualitasnya dengan kehandalan, daya tahan, dan inovasi energik selama beberapa dekade terakhir. Jadi, tidak mengherankan jika Jerman adalah termasuk salah satu eksportir terkemuka di 44 Jessica Davis, 2008, Western Europe, http://maps.unomaha.edu/peterson/geog1000/notes/notes_exam2/we.html, Diakses pada 22 Juli 2017. Eropa, kawasan Eropa Barat, bahkan dunia. Produksi susu tunduk pada peraturan ketat dan ekstensif di Jerman dan dikombinasikan dengan teknologi mutakhir, menjamin bahwa bahan baku berkualitas tinggi diproses secara sehat dan aman.45 Walaupun demikian, produk buatan Jerman masih akan terus bersaing dengan produk buatan RRT. Persaingan terus meningkat pada hampir semua sektor dan perusahaan.46 Meningkatkan kualitas produk buatan masing-masing menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan agar dapat lebih unggul dalam perdagangan internasional yang sangat kompetitif saat ini. 2. Nilai Ekonomis Kawasan Eropa Barat Sebagai sebuah benua, Eropa memiliki ekonomi terbesar. Perekonomian nasional terbesar di Eropa ialah Jerman, yang terletak di Barat dan menempati peringkat ketiga dalam PDB nominal secara global, dan keempat dalam paritas daya beli PDB (PPP). Eropa Barat adalah salah satu daerah terkaya di dunia. Jerman memiliki GDP tertinggi di Eropa dan surplus keuangan terbesar dari negara manapun, Luksemburg memiliki GDP per kapita tertinggi, dan Perancis memiliki Kekayaan Nasional Bersih tertinggi dari setiap negara Eropa. Liechtenstein memiliki upah 45 Made In Germany, http://www.oldenburger-dairy.com/products.html, Diakses pada 23 Juli 2017 46 Rolf Wenker, 2014, How Much is “Made in Germany” really worth?” http://www.dw.com/en/how-much-is-made-in-germany-really-worth/a-17372908, Diakses pada 23 Juli 2017. rata-rata tertinggi dari setiap negara di Eropa dan Swiss peringkat tertinggi di Eropa pada Indeks Kemajuan Sosial.47 Seperti benua lain, kekayaan negara-negara di benua Eropa bervariasi. Perbedaan kekayaan di seluruh Eropa dapat dilihat pada pembagian secara kasar antara Timur dan Barat. Semua Negara-negara Eropa Barat memiliki PDB dan standar hidup yang tinggi, sedangkan banyak ekonomi Eropa Timur muncul dari runtuhnya Uni Soviet dan Yugoslavia. Eropa Barat, dengan sejarah panjang dalam bidang perdagangan, sistem pasar bebas, dan tingkat tinggi pembangunan di abad sebelumnya, lebih kaya dan stabil jika dibandingkan dengan Eropa Timur. Pada permulaan abad ke-19, PDB per kapita di Eropa Barat dua kali lebih besar jika dibandingkan dengan Asia Selatan dan kira-kira setara dengan Jepang dan pesisir selatan serta timur RRT. Dan pada tahun 1900, pendapatan per kapita di Eropa Barat melampaui RRT dengan selisih sekurang-kurangnya sepuluh kali lipat.48 Jerman merupakan salah satu negara maju di Eropa Barat yang berbatasan dengan enam negara-negara lainnya di wilayah Eropa. Karena lokasinya yang menguntungkan, negara ini selain menjadi tujuan pasar ekspor yang prospektif, juga sebagai salah satu pintu gerbang untuk memperluas pasar ekspor ke wilayah Eropa lainnya. Dengan 12.600 km jalan bebas hambatan, 37.900 km jalur kereta api, 7500 km jalur laut, serta 26 bandara internasional, maka lalu lintas 47 Wikipedia, 2017, Western Europe, https://en.wikipedia.org/wiki/Western_Europe, Diakses pada 22 Juli 2017. 48 Martin Jacques, Op cit, Hal. 37. perdagangan bisnis dan pengiriman barang di Jerman dapat dilakukan dengan cepat dan efisien.49 Dalam hal perekonomian, Jerman merupakan negara terbesar ke-5 (lima) di dunia dalam hal paritas daya beli dengan GDP (PPP) US$ 3.979 triliun (est. 2017) dan terbesar di Eropa sekaligus sebagai eksportir terkemuka mesin, kendaraan, bahan kimia, dan peralatan rumah tangga dengan dukungan dari tenaga kerja terampil yang dimilikinya. 50 Jerman adalah negara dengan perekonomian terbesar di Eropa, dengan ekspor barang-barang manufaktur yang kuat. Untuk mendapatkan pendapatan nasional, Jerman telah mempromosikan manufaktur sebagai komponen utama ekonominya. Sebagian besar ekspor ada di mobil, mesin, logam, dan barangbarang kimia. Selain itu, sektor jasa juga berkontribusi besar terhadap perekonomiannya. Deutsche Bank memegang posisi yang patut ditiru sebagai salah satu perusahaan paling menguntungkan dalam daftar Fortune 500. 51 Dalam sektor perdagangan, Jerman adalah salah satu negara yang paling penting untuk perdagangan di seluruh dunia. Menurut data dari World Trade 49 Ibid http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/admin/docs/researchcorner/2901377080 246.pdf. DIakses pada 2 Mei 2017. 51 Saylor Academy, 2012, Regions of Western Europe, https://saylordotorg.github.io/text_world-regional-geography-people-places-andglobalization/s05-04-regions-of-western-europe.html, Diakses pada 1 Agustus 2017. 50 Organization (WTO), Jerman merupakan negara eksportir terbesar dan importir terbesar ketiga di dunia pada tahun 2009.52 Jerman juga dikenal sebagai pembuat mobil, pemasok mobil, perusahaan mesin, dan pembuat alat mesin yang telah lama dianggap sebagai pemimpin dunia di bidang manufaktur. Hal ini karena sebagian besar kemampuan sumber daya manusia Jerman untuk membuka potensi pada perangkat lunak, sensor, jaringan, dan perangkat elektronik dan mengubahnya menjadi sebuah barang jadi yang berkualitas. Kini, Jerman juga merintis fase baru yaitu manufaktur digital global yang akan mengubah “proses” pembuatan segala sesuatu mulai dari mobil hingga kereta, pesawat, mesin, dan lain-lain.53 Strategi Jerman yaitu “Industrie 4.0” merupakan salah satu langkah Jerman di dalam mengembangkan perekonomiannya melalui sektor industri. Industrie 4.0 adalah inisiatif strategis Jerman untuk mengambil peran dalam industri IT yang saat ini merevolusi sektor manufaktur. Strategi Industrie 4.0 akan memungkinkan Jerman untuk tetap memiliki ekonomi upah tinggi yang kompetitif secara global. Jerman memiliki potensi untuk mengembangkan posisinya sebagai pemasok terkemuka dan menjadi pasar terdepan untuk solusi Industrie 4.0, sehingga memperkuat ekonomi Jerman, mengintensifkan kerja sama internasional dan menciptakan pasar baru yang berbasis internet. 54 Untuk 52 Holger Gorg, Dennis Gorlich, 2012, Trade and Labour Market Outcomes in Germany, https://www.oecd.org/site/tadicite/50287849.pdf, Diakses pada 1 Agustus 2017. 53 Thomas Kautzsch, 2016, German Manufacturing Is Leading a Digital Industrial Revolution, https://hbr.org/2016/06/german-manufacturing-is-leading-a-digital-industrialrevolution, Diakses pada 22 Juli 2017. 54 William MacDougall, 2014, INDUSTRIE 4.0 : Smart Manufacturing for The Future, Berlin : Germany Trade and Invest, Hal. 3. menunjang hal tersebut, Jerman memungkinkan untuk dapat menjalin hubungan kerjasama dengan RRT yang notabene merupakan negara manufaktur terbesar pada tahun 2017. Jerman, dengan produksi tahunan hampir 43 juta ton baja mentah pada tahun 2014, adalah produsen baja terbesar ketujuh di dunia dan terbesar di Uni Eropa. Dengan 17,2 miliar euro, industri baja di Jerman bertanggung jawab atas sekitar 30 persen dari penciptaan nilai yang dicapai oleh industri baja Eropa. 55 Sebagai industri dasar, sektor baja sangat penting bagi rantai penciptaan nilai di Jerman. Berbagai inovasi yang diimplementasikan oleh industri ini berkaitan yang erat dengan sektor industri lainnya, misalnya, industri mobil atau konstruksi mesin. Sektor baja memasok sekitar seperlima dari pembelian input untuk konstruksi mesin dan 12 persen untuk industri otomotif. Sektor penting lainnya termasuk teknik elektro, sektor bangunan serta pengolahan baja dan logam. Sektor baja merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Jerman. Selain Jerman, Belanda memiliki sejumlah kekuatan yang membuatnya menarik perusahaan RRT ingin masuk ke pasar Eropa. Kekuatan dari Belanda antara lain lokasi geografis, infrastruktur yang baik, iklim fiskal yang menguntungkan, keahlian logistik, pengetahuan teknologi, fleksibilitas, kemampuan bahasa yang luas dan masyarakat yang berorientasi internasional. 55 Martin Theuringer, 2017, Steel Industry in Germany, http://en.stahlonline.de/index.php/topics/economics/steel-industry-in-germany/, Diakses pada 23 Juli 2017. Belanda merupakan negara yang menerapkan sistem perekonomian terbuka, yaitu dengan mengikuti alur perdagangan internasional.56 Walaupun dari sejumlah negara di benua eropa, Belanda tidak termasuk negara paling maju, akan tetapi Belanda termasuk negara dengan kondisi perekonomian paling stabil di Eropa jika dibandingkan dengan negara besar lainnya. Sektor utama ekonomi di Belanda ialah industri jasa, seperti pelabuhan dan bandara. Belanda berfungsi sebagai pintu gerbang ke Eropa karena infrastrukturnya yang sangat baik dengan pelabuhan terbesar di Eropa, yaitu Pelabuhan Rotterdam, dan bandara terbesar keempat, Bandara Schiphol Amsterdam.57 Sektor agrikultur, yaitu sektor pertanian dan pangan, juga menjadi salah satu sektor utama perekonomian Belanda yang menyumbang 20% dari pendapatan keuangan Belanda. Hasil pertanian yang diandalkan adalah gandum, perkebunan anggur, susu sapi, dan makanan olahan seperti keju, dan lain-lain. Sektor agribisnis dan makanan di Belanda semakin memperkuat posisinya di pasar dunia. Pada tahun 2016, ekspor agribisnis dan makanan mencapai hampir 94 miliar euro, dibandingkan dengan 90 miliar pada tahun 2015. Produk pertanian menyumbang 85 miliar euro dan bahan pertanian, pengetahuan dan teknologi menyumbang 9 miliar euro, yang mana hal ini merupakan rekor baru bagi Belanda. 56 Anne Ahira, 2014, Menengok Budaya, Politik, dan Sistem Perekonomian Belanda, http://www.anneahira.com/perekonomian-belanda.htm, Diakses pada 11 Agustus 2017. 57 Ibid. Pada tahun 2015, sektor agribisnis dan pangan sekarang mencapai 22% dari total ekspor. Barang yang banyak diekspor adalah bahan makanan, seperti sayuran, buah, susu, daging dan produk olahan. Hal yang mendasari ekspor agribisnis dan makanan secara besar-besaran adalah meningkatnya permintaan akan bahan pertanian Belanda yang memiliki inovasi dan teknologi berkualitas tinggi.58 Menteri Pertanian Belanda, Van Dam, mengatakan bahwa Belanda telah berhasil memperkuat posisinya di Eropa bahkan dunia dengan ekspor agribisnis dan makanan yang telah tumbuh secara signifikan. “Made in Holland” tidak lagi menjadi label yang hanya diperuntukkan bagi tulip dan keju, tetapi juga terdapat pada bidang pengetahuan dan teknologi pertanian yang terus berkembang. Van Dem berharap bahwa kedepannya Belanda dapat berkontribusi terhadap penyediaan makanan yang efektif, sehat dan berkelanjutan di seluruh dunia, dengan modal produk dan teknologi inovatif yang telah ada.59 Dengan ekspor pertanian sebesar 85 milyar euro, Belanda menempati pengekspor pertanian terbesar kedua di dunia, dibawah AS, dan diikuti oleh Jerman, Brazil dan RRT. Produk yang paling banyak di ekspor ke luar Eropa yaitu bunga, tanaman, yang diikuti oleh produk daging dan susu. Belanda merupakan eksportir nomor satu bunga tulip di seluruh dunia, dan juga eksportir tomat terbesar di dunia. Ekspor utama lainnya dari Belanda terdiri dari sepatu, berbagai 58 Kamerbrief, 2017, Agri & Food Exports Achieve Record High In 2016, https://www.government.nl/latest/news/2017/01/20/agri-food-exports-achieve-record-high-in2016, Diakses pada 23 Juli 2017. 59 Ibid macam alas kaki dan pakaian, dengan jumlah sekitar 10 persen dan obat-obatan sekitar 5 persen.60 Tidak hanya dalam bidang agribisnis dan makanan, Belanda juga dikenal dengan peralatan dan mesin transportasi, dan juga dalam bidang bahan bakar berbasis minyak dan mineral, yang mana merupakan seperempat dari seluruh ekspor Belanda. Pada tahun 2015, sektor mesin juga menempati peringkat pertama produk ekspor utama Belanda.61 Total ekspor mesin Belanda hampir mencapai 13 milyar euro atau setara dengan sekitar 2 persen dari PDB Belanda. Selanjutnya ialah gas alam yang diproduksi di dalam negeri yang merupakan produk ekspor kedua yang paling unggul di Belanda. Total pendapatan Belanda melalui ekspor barang dari produk-produk agribisnis, makanan, mesin, dan gas alam tersebut ialah sebesar 53,5 milyar euro atau 7,9 persen dari PDB Belanda. Selain itu, salah satu aspek yang juga menunjang perekonomian Belanda yaitu terdapat pada sektor baja. Belanda adalah eksportir baja terbesar ke tiga belas di dunia, yang mengekspor 10,7 juta metrik ton baja pada 2015. 62 Ekspor dari Belanda mewakili sekitar 2 persen dari seluruh baja yang diekspor secara global. Belanda mengekspor baja ke lebih dari 160 negara dan wilayah. 60 Jan M, 2017, What Are The Main Export Products of The Netherlands?, http://www.netherlands-tourism.com/main-export-products-netherlands/, Diakses pada 23 Juli 2017. 61 Central Bureau voor de Statistiek, 2017, Machinery Most Profitable Dutch Export Product, https://www.cbs.nl/en-gb/news/2017/06/machinery-most-profitable-dutch-exportproduct, Diakses pada 23 Juli 2017. 62 International Trade Administration, 2017, Steel Export Report : Netherlands, http://www.trade.gov/steel/countries/pdfs/exports-dutch.pdf, Diakses pada 23 Juli 2017. Perekonomian ekonomi RRT-Belanda sangat saling melengkapi satu sama lain. Dalam bidang infrastruktur, pelabuhan Rotterdam memainkan peran penting sebagai pusat transportasi internasional, dan menjadi peran penting dalam hubungan ekonomi antara RRT dan Belanda, dan Eropa Barat secara keseluruhan.63 Negara RRT dan negara-negara Eropa Barat, khususnya Jerman dan Belanda, telah mengirim sinyal pada dunia, bahwa ketiga negara tersebut akan bekerjasama dalam mempromosikan ekonomi terbuka untuk dunia sekaligus menjaga sistem perdagangan global berdasarkan pada World Trade Organization (WTO). Mogherini, seorang Diplomat Uni Eropa menegaskan bahwa situasi internasional saat ini mendorong pentingnya bagi Jerman, Belanda, dan RRT untuk memperkuat kerjasama bilateral. Uni Eropa selalu menganggap “Negeri Tirai Bambu” itu sebagai mitra kerja dan bukan ancaman. 64 Selain itu, Belanda menawarkan tarif pajak rendah perusahaan hanya dengan 25,5 persen dan telah menandatangani sejumlah besar perjanjian pajak dengan negara-negara di seluruh dunia. Hal ini merupakan salah satu alasan mengapa RRT tertarik untuk menjadikan Belanda sebagai wadah di dalam memainkan perannya di Kawasan Eropa Barat.65 63 Trade and Development Cooperation, 2013, Trade and Investment between The Netherlands and China, http://china. nlambassade. org/binaries /content/assets /postenweb/c /china/zaken-doen-in-china/trade-relations-nl-and-cn-may-2013.pdf, Diakses pada 8 Juli 2017. 64 Dina Fadillah, 2017, China dan Eropa Kerja Sama Promosikan Ekonomi Terbuka, www.jurnas.com/artikel/13944/China-dan-Eropa-KErja-Sama-Promosikan-Ekonomi-Terbuka/. Diakses pada 8 Juli 2017. 65 Enzio Willemsen, 2014, Relationship between China and the Netherlands, https://www.linkedin.com/pulse/20140901010935-242619421-relationship-between-china-andthe-netherlands, Diakses pada 11 Agustus 2017. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN A. KESIMPULAN 1. Diplomasi Ekonomi Republik Rakyat Tiongkok (RRT) merupakan salah satu penerapan dari kebijakan luar negerinya yaitu dengan menjalin hubungan dengan negara-negara lain dengan tujuan untuk mencapai kepentingan nasional RRT, salah satunya ialah meningkatkan perekonomian RRT, agar dapat menjadi negara dengan ekonomi terbesar di dunia dan dapat terus bersaing di perdagangan internasional. Dasar penerapan diplomasi ekonomi RRT yaitu adanya keruntuhan ekonomi RRT pasca pemerintahan Mao Zedong, merupakan salah satu landasan diterapkannya reformasi ekonomi RRT pada tahun 1978. 2. Wujud diplomasi ekonomi Republik Rakyat Tiongkok terhadap Jerman dan Belanda berupa perjanjian kerjasama ekonomi antar negara RRT dan Jerman serta Belanda, meliputi kerjasama dalam sektor manufaktur, ekspor impor, dan lain sebagainya. B. SARAN-SARAN 1. Republik Rakyat Tiongkok (RRT) perlu untuk mengembangkan kualitas produkproduk RRT terlebih jika ingin bersaing dengan Jerman dan Belanda, yang mana kedua negara tersebut merupakan negara-negara yang unggul di kawasan Eropa Barat. Hal ini harus diperhatikan guna mengembangkan penerapan Diplomasi Ekonomi RRT di Kawasan Eropa Barat. 2. Republik Rakyat Tiongkok (RRT) perlu untuk menerapkan Diplomasi Ekonomi nya dengan memperluas kerjasama ekonomi terhadap negara-negara di Kawasan Eropa Barat, bukan hanya berfokus pada Jerman dan Belanda saja, agar terjadi kesetaraan hubungan antara RRT dengan negara-negara di Kawasan Eropa Barat. DAFTAR PUSTAKA A. Buku-Buku Baranay, Pavol. 2009. Modern Economic Diplomacy, . Latvia: Publications of Diplomatic Economic Club. Budiono Kusumohamidjojo, Budiono. 1987. Hubungan Internasional : Kerangka Studi Analitis. Jakarta: Bina Cipta. Deutsch, Karl. 1969. Nationalism and Its Alternatives. New York : Alfred A. Knopf. Didi Krisna, Didi. 1993. Hubungan Bilateral dan Politik Internasional. Jakarta: Gramedia. Djelantik, Sukawarsini. 2008. Diplomasi Antara Teori dan Praktik. Yogyakarta : Graha Ilmu. Gitting, John. 2005. The Changing Face of China. Oxford : Oxford University Press. Hao, Ye. 2013. China International Studies, Beijing: Beijing Shengtong Printing. Harding, Harry. 1987. China’s Second Revolution: Reform After Mao. Washington: Allen & Unwin. Hartshorne. 1959. Perspective on the Nature of Geography. Chicago : Rand McNally. Hooghe, Marks dan Schakel. 2010. Rise of Regional Authority. London : Routledge. Jack C. Plano, Roy Olton. 1969. The International Relationship Dictionary. England and California: ABC-CLIO. Jackson, Robert. 2009. Pengantar Hubungan Internasional. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Jacques, Martin. 2011. When China Rules The World : Kebangkitan Dunia Timur dan Akhir Dunia Barat. Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara. Jemadu, Aleksius. 2008. Politik Global dalam Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Kokubun Ryosei, Wang Jisi. 2004. The Rise of China and a Changing East Asian Order. Tokyo: Japan Center for International Exchange. Kumar, Madam. 2008. Nepal : A Generic Guideline for Development through Economic Diplomacy. Nepal : Institute Of Affairs, Kathmandu. MacDougall, William. 2014. INDUSTRIE 4.0 : Smart Manufacturing for The Future. Berlin : Germany Trade and Invest. Maharani, Tiara. 2013. Pertumbuhan dan Perkembangan China sebagai Tanda Kemunculan Kekuatan Baru Dilihat dari Teori Poer Transition. Universitas Indonesia. Ministry of Trade. 2015. Produk Sepatu Tekstil (HSD 6404) di Jerman. Atase Perdagangan Kedutaan Besar Republik Indonesia Berlin. Mochtar Mas’oed, Mochtar. 1994. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES. N. Rosenau, James. 2006. The Study of World Politics, Volume 2 : Globalization and Governance. London and Newyork : Routledge. Nicholas Bayne, Stephen Woolcock. 2003. The New Economic Diplomacy: Decision Making and Negotiation in International Economic Relations. Ashgate, London. Nolan, Peter. 2005. Transforming China : Globalization, Transition and Development. London : Anthem Press. Nye, Joseph. 1971. Peace in Parts: Integration and Conflicts in Regional Integration. Boston : Little, Brown and Company. Paasi. 1986. The Institutionalisation of Regions: A Theoretical Framework for Understanding the Emergence of Regions and the Constitution of Regional Identity. Fennia. Rana, S.K. 2007. Economic Diplomacy: the Experience of Developing States, dalam The New Economic Diplomacy : Decision – Making and Negotiation in International Economic Relations, ed. Nicholas Bayne dan Stephen Woolcock. Hampshire: Ashgate Publishing. Raphie Hayat, Raphie. 2007. Dutch Offshoring to and Trade with China : A Quantitative Analysis. Amsterdam : Free University. Robert Jackson, Georg Sorensen. 2009. Pengantar Studi Hubungan Internasional, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sitepu, P. Anthonius. 2011. Studi Hubungan Internasional, Yogyakarta: Graha Ilmu. Theodore A. Coulumbis, James H. Walfe. 1990. Pengantar Hubungan Internasional: Keadilan dan Power. Bandung : Abardin. Untung Suropati, Yohanes Sulaiman, Ian Montratama. 2016. Arungi Samudra Bersama Sang Raja : Sinergi Poros Maritim Dunia dan Jalur Sutra Maritim Abad ke-21. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Van Den, H, Berg. 2005. Economic Growth and Development. New York : Mc.Graw Hill Irwin. Widyahartono, Bob. 2004. Bangkitnya Naga Besar Asia. Yogyakarta : ANDI. Yongding, Yu. 2005. China’s Structural Adjusment. Konferensi Seoul. Younding, Yu. 2005. China’s Rise Twin Surplus and The Change of China’s Development Strategy. Kyoto : Tokyo Club Conference. Youngnian, Zheng. 1999. Discovering Chinese Nationalism in China : Modernization Identitiy, and International Relation. Cambridge : Cambridge University Press. Zaenurrofik, A. 2008. China Naga Raksasa Asia. Yogyakarta: Garasi. B. Jurnal Bergsten. 2009. “China as an Economic Power in The Contemporary Era of Globalization”, Jurnal of Asian and African Studies, Vol. 35 No. 5, Hal. 497521. E, Nuechterlein, Donald. 1979. “The Concept of “National Interest”: A Time for New Approaches”. Orbis : A Journal of World Affairs, Vol. 23, No. 1. Fawn, Richard. 2009. Regions and Their Study: Wherefrom, What for a Whereto? Review of International Studies. No. 35. Hal. 5-34 Jiang, Yang. 2011. “Great Power Style’ in China’s Economic Diplomacy: Filling the Shoes of a Benign Hegemon?”, Hague Journal of Diplomacy Vol.6 No.1. Hal. 63-81. Lee, Donna, Brian Hocking. 2010. “Economic Diplomacy”, The International Studies Encyclopedia, Vol. 2, Hal. 1216-1227. Raymond Saner, Lichia Yiu. 2003. “International Economic Diplomacy : Mutations In PostModern Times”, Discussion Paper in Diplomacy, No.48, Hal. 13. Van Langenhove, Luk. 2013. “What is a Region? Toward a Statehood Theory of Region”, Journal Contemporary Politics. Vol. 19 Issue 4, Hal. 5. Wong, Audrye. 2017. “Chinese Perspectives On Economic Diplomacy”, The Asan Forum, Vol. 5, No. 3. C. Internet Adriyanto, Heru. 2013. “ Gusur AS, China Negara Dagang Terbesar di Dunia”. http://www.beritasatu.com/ekonomi/96032-gusur-as-china-menjadi-negaradagang-terbesar-di-dunia.html. Diakses pada tanggal 19 Januari 2017. Anne Ahira. 2014. “Menengok Budaya, Politik, dan Sistem Perekonomian Belanda”. http://www.anneahira.com/perekonomian-belanda.htm. Diakses pada 11 Agustus 2017. Arum. 2014. “China dan Jerman Miliki Peluang Kerjasama Ekonomi”, http://blj.co.id/2014/03/30/china-dan-jerman-miliki-peluang-kerjasamaekonomi/. Diakses pada 8 Juli 2017. Bociaga, Robert. 2017. “Chinese Tech : The Made in China 2025 Strategy. http://themarketmogul.com/chinese-tech/”. Diakses pada 23 Juli 2017. Bushati, Ditmir. 2013. “Economic Diplomacy on The Focus of Foreign Policy”. Diakses dari http:// www. punetejashtme. gov.al/en/mission/ economicdiplomacy. Diakses pada tanggal 23 Januari 2017. Central Bureau voor de Statistiek. 2017. “Machinery Most Profitable Dutch Export Product”. https://www.cbs.nl/en-gb/news/2017/06/machinery-mostprofitable-dutch-export-product. Diakses pada 23 Juli 2017. Chu, Wung. 2016. “China’s 13th Five Year Plan : Made in China 2025 and Industrie 4.0 Cooperative Opportunities”.http://economists-pickresearch.hktdc.com/business-news/article/Research-Articles/China-s-13thFive-Year-Plan-Made-in-China-2025-and-Industrie-4-0-CooperativeOpportunities/rp/en/1/1X000000/1X0A6AZ7.htm. Diakses pada 11 Agustus 2017. Deutsche Welle. 2014. “Cina dan Jerman Tingkatkan Hubungan Dagang”. http://m.dw.com/id/cina-dan-jerman-tingkatkan-hubungan-dagang/a17527929. Diakses pada 11 Agustus 2017. Diplomat Magazine. 2017. “A Brighter Future for China-The Netherlands Friendship”. http://www.diplomatmagazine.nl/2017/06/03/a-brighter-futurefor-the-china-netherlands-friendship/. Diakses pada 11 Agustus 2017. EU SME Centre. 2011. “The Machinery Sector in China”. https://www.ccilc.pt/sites/default/files/machinery_sectorreport_v3_en.pdf, DIakses pada 23 Juli 2017. Fadillah, Dina. 2017. “China dan Eropa Kerja Sama Promosikan Ekonomi Terbuka”. www.jurnas.com/artikel/13944/China-dan-Eropa-KErja-SamaPromosikan-Ekonomi-Terbuka/. Diakses pada 8 Juli 2017. Foreign Trade and Development Organization. 2013. “The Netherland and China”. http://china.nlambassade.org/binaries/content/assets/postenweb/c/china/zaken -doen-in-china/trade-relations-nl-and-cn-may-2013.pdf. Diakses pada 1 Agustus 2017. Gao, Hucheng. 2015. “Let Chinese Dream Lighten a Beautiful World: Study and Implement General Secretary Xi Jinping’s Economic Diplomacy Thought”. http://english.mofcom.gov.cn/article/newsrelease/significantnews/201404/201 40400552783.sh tml. Diakses pada tanggal 6 Januari 2017. Hao, Ye. 2014. “Some Thoughts on Deepening Economic Diplomacy”, China Institute of International Studies, http://www.ciis.org.cn/english/201401/20/content_6623715.htm diakses pada 10 April 2017. Hauser, Jens. 2010. “Export Marketing Survey : German Market for Textile and Clothing”. http:// ukrexport. gov.ua /i/imgsupload /file/ Market _Survey_Textile_Germany_en.pdf. Diakses pada 19 Juli 2017. Hisyam, Amdya. 2010. “Organisasi dan Kerjasama Internasional : Uni Eropa (European Union)”. https://amdyahisyam.com/2010/10/31/organisasikerjasama-internasional-uni-eropa-european-union/. Diakses pada 1 Agustus 2017. Holger Gorg, Dennis Gorlich. 2012. “Trade and Labour Market Outcomes in Germany”. https://www.oecd.org/site/tadicite/50287849.pdf. Diakses pada 1 Agustus 2017. http://www.kemendag.go.id/files/pdf/2016/09/20/report-1474352918.pdf. Diakses pada tanggal 6 Januari 2017. Institute Of Exports & International Trade News. 2017. “China Now Germany’s largest trading partner”, www.eksport.org.uk/news/334787/china-nowgermanys-largest-trading-partner.htm. diakses pada 8 Juli 2017. International Trade Administration, 2017, Steel Export Report : Netherlands, http://www.trade.gov/steel/countries/pdfs/exports-dutch.pdf, Diakses pada 23 Juli 2017. International Trade Center. 2011. “The Chinese Market for Clothing”. http://www.intracen.org/uploadedFiles/intracenorg/Content/Exporters/Sectors /Food_and_agri_business/Cotton/AssetPDF/China%20final%20technical%20 document%20for%20print1.pdf. Diakses pada 11 Juli 2017. ITI Manufacturing Staff. 2015. Product Quality and Chinese Manufacturing. https://www.itimanufacturing.com/chinese-manufacturing/product-qualityand-chinese-manufacturing/. Diakses pada 19 Juli 2017. Jane, Anastacia. 2015. “Karakteristik Kawasan Eropa”. http://www.academia.edu/ 10392096/Karakteristik_Kawasan_Eropa. Diakses pada 1 Agustus 2017. Jessie Bakens, Ray Barrell, Piet Buitelaar. 2006. “China and Ducth Economy”. http://dare.ubvu.vu.nl/bitstream/handle/1871/21819/china-and-dutcheconomy.pdf?sequence=2. Diakses pada 11 Agustus 2017. Kamerbrief. 2017. “Agri & Food Exports Achieve Record High In 2016”. https://www.government.nl/latest/news/2017/01/20/agri-food-exportsachieve-record-high-in-2016. Diakses pada 23 Juli 2017. Kautzsch, Thomas. 2016. “German Manufacturing Is Leading a Digital Industrial Revolution”. https://hbr.org/2016/06/german-manufacturing-is-leading-adigital-industrial-revolution. Diakses pada 22 Juli 2017. M, Jan. 2017. “What Are The Main Export Products of The Netherlands?”, http://www.netherlands-tourism.com/main-export-products-netherlands/, Diakses pada 23 Juli 2017. Monexnews. 2013. “PM Li Keqiang : China-Jerman Bisa Jadi “Dream Team”. http://www.monexnews.com/world-economy/pm-li-keqiang-china-jermanbisa-jadi-dream-team.htm. Diakses pada 23 Agustus 2017. Morrison, Wayne. 2015. “China’s Economic Rise : History, Trends, Challenges, and Implications for the United States”. https://fas.org/sgp/crs/row/RL33534.pdf. Diakses pada 11 Juli 2017. Muhammad Nugraha, Fajar. 2012. “Berkenalan dengan Uni Eropa / European Union (EU)”, http://nederindo.com/2012/04/berkenalan-dengan-uni-eropaeuropean-union-eu. Diakses pada 1 Agustus 2017. Mulyadi, Tedi. 2016. “Kondisi Geografis dan Penduduk Eropa Barat”. http://budisma.net/2016/11/kondisi-geografis-dan-penduduk-eropabarat.html. Diakses pada 1 Agustus 2017. Otero, Miguel. 2015. “The rise of ‘Chermany’: Germany and China, the big winners in economic globalization”. http://www.realinstitutoelcano.org/wps/portal/rielcano_en/contenido?WCM_ GLOBAL_CONTEXT=/elcano/elcano_in/specials/globalpresenceindexiepg/ari55-2015-oteroiglesias-chermany-germany-china-big-winnerseconomic-globalisation. Diakses pada tanggal 19 Januari 2017. Perwita, Banyu. 2011. “Optimalisasi Diplomasi Ekonomi Untuk Meningkatkan Ekonomi Nasional”. Diakses dari http://www. tabloiddiplomasi.org/ pdf/2011/Diplomasi %20Februari%202011.pdf, Diakses pada tanggal 23 Januari 2017. R.A. Kaliwarang, Renne. 2010. “Pembentukan Uni Eropa”. http://dunia.news.viva.co.id/ news/read/127178-pembentukan_uni_eropa. Diakses pada 1 Agustus 2017. Rana, Kishan S. 2007. “Economic Diplomacy: the Experience of Developing Countries”. http://www.cuts-citee.org/CDS03/pdf/CDS03-Session1-02.pdf. Diakses pada tanggal 19 Desember 2016. Saylor Academy. 2012. “Regions of Western Europe”. https://saylordotorg.github.io/text_world-regional-geography-people-places- and-globalization/s05-04-regions-of-western-europe.html. Diakses pada 1 Agustus 2017. Sun, P, Heshmati, A. 2010. “International Trade and its Effects on Economic Growth in China”. Discussion Paper Series, IZA DP No. 5151, August. http://ftp.iza.org/dp5151.pdf. Diakses pada 11 Agustus 2017. Syamsiar Larasati, Syamsiar. 2015. “China is a New Super Power”, www.academia.edu/12974364/China_is_a_new_super_power. Diakses pada 8 Juli 2017. The Ministry of Economic Affairs Of The Kingdom Of The Netherlands and Ministry of Agriculture of P. R. China. 2014. “The Framework Agreement on Dairy Industry Development Cooperation between The Ministry of Economic Affairs Of The Kingdom Of The Netherlands and Ministry of Agriculture of P. R. China”. http: //china. nlambassade. org/binaries /content/ assets/ postenweb/c/china/zaken-doen-in-china/2014/dairy-framework-mou-eng.pdf. Diakses pada 10 Juli 2017. Theuringer, Martin. 2017. “Steel Industry in Germany”. http://en.stahlonline.de/index.php/topics/economics/steel-industry-in-germany/. Diakses pada 23 Juli 2017. Trade and Development Cooperation. 2013. “Trade and Investment between The Netherlands and China”. http:// china.nlambassade.org/ binaries/ content/ assets/postenweb/c/china/zaken-doen-in-china/trade-relations-nl-and-cn-may2013.pdf. Diakses pada 8 Juli 2017. Trading Economics. 2015. “China Exports Netherlands”. https://tradingeconomics.com/china/exports/netherlands. Diakses pada 22 Juli 2017.. Trading Economics. 2016. “Germany Import By Category”. https://tradingeconomics.com/germany/imports-by-category. Diakses pada 1 Agustus 2017. Vera Tellmann, Christoph Jumpelt. 2007. “Made In China” Large Hugely Popular In Germany. Diakses dari http://www.dw.com/en/made-in-chinalabel-hugely-popular-in-germany/a-2845341, Diakses pada tanggal 22 Januari 2017. Von Hein, Matthias. 2012. “Hubungan Jerman-Cina Bukan Sekedar Diplomasi Panda”. www.dw.com/id/hubungan-jerman-cina-bukan-sekedar-diplomasipanda/a-16199700. diakses pada tanggal 8 Juli 2017. Wang Yi, Foreign Minister. 2016. “Stakeholder : China’s Diplomacy and ChinaEurope Relation in 2015”. https://euobserver.com/stakeholders/131704. Diakses pada tanggal 6 Januari 2017. Weiguo Lu, Dr. 1995. “Reforms of China’s Trade Policy”. http://www.aph.gov.au/binaries/library/pubs/rp/1995-96/96rp19.pdf. Diakses pada 11 Agustus 2017. Wikipedia. 2017. “Eropa Barat”. https://id.wikipedia.org/wiki/Eropa_Barat. Diakses pada 1 Agustus 2017. Wikipedia. 2017. “Western Europe”. https://en. wikipedia.org /wiki /Western __ Europe. Diakses pada 22 Juli 2017. Willemsen, Enzio. 2014. “Relationship between China and the Netherlands”. https://www.linkedin.com/pulse/20140901010935-242619421-relationshipbetween-china-and-the-netherlands. Diakses pada 11 Agustus 2017. Yingqun, Chen. 2015. “Chinese investments In Netherlands Hit Record High”. http://www.chinadaily.com.cn/world/2015-03/20/content_19868111.htm. Diakses pada tanggal 22 Januari 2017. Z. Lawrence, Robert. 2006. “China And The Multilateral Trading System”. National Bureau Of Economic Research. http://www.nber.org/papers/w12759. Diakses pada 11 Agustus 2017. Zhang, Allan. 2017. “Why is The “Made in China 2025” initiative important to China and Foreign Firms?”. https://www.linkedin.com/pulse/why-madechina-2025-initiative-important-foreign-firms-allan-zhang. Diakses pada 23 Juli 2017.