DIPLOMASI EKONOMI REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

advertisement
DIPLOMASI EKONOMI REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK
TERHADAP KAWASAN EROPA BARAT
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Departemen Ilmu Hubungan Internasional
NADIAH KHAERIAH KADIR
E131 13 512
DEPARTEMEN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Salam dan shalawat kepada Nabi Besar
Muhammad SAW beserta para keluarga dan sahabat-sahabatnya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Diplomasi Ekonomi Republik
Rakyat Tiongkok Terhadap Kawasan Eropa Barat”.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna, dan banyak kekurangan baik dalam metode penulisan maupun dalam
pembahasan materi. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis.
Sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun yang
mana segala kekurangannya dapat diperbaiki dikemudian hari.
Penghargaan dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Ayahanda
tercinta Dr. H. Abd Kadir Ahmad, M.S APU dan ibunda yang tersayang Hj.
Nur Fadhilah Mappaselleng, S.H, M.H, Ph.D yang telah mencurahkan segenap
cinta dan kasih sayang serta perhatian moril maupun materil, dan juga selalu
memberikan dukungan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi
penulis dengan tepat waktu. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat,
kesehatan, karunia dan keberkahan di dunia dan di akhirat atas segala yang telah
dilakukan kepada penulis.
Selain itu, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada kakak
penulis, Zul Khaidir Kadir S.H, yang juga membantu penulis di dalam
menyelesaikan skripsi penulis di Fakultas Hukum, Universitas Muslim Indonesia,
sehingga penulis bisa lebih fokus dan membagi pikiran untuk menyelesaikan
skripsi di Ilmu Hubungan Internasional ini.
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak,
sehingga pada kesempatan kali ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa
hormat penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya bagi semua
pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai, yaitu kepada
:
1. Ibu Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu M.Si, selaku Rektor
Universitas Hasanuddin beserta jajarannya.
2. Bapak Prof. Dr. Andi Alimuddin Munde, M.Si, selaku Dekan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNHAS beserta jajarannya.
3. Bapak H. Darwis, M.A, Ph.D, selaku Ketua Jurusan Ilmu Hubungan
Internasional.
4. Bapak Drs. Patrice Lumumba, MA atas kesabarannya dan kebaikan
hatinya selama menjadi pembimbing I penulis. Ucapan terima kasih tak
henti-hentinya kepada beliau yang telah membimbing penulis dalam
penyusunan skripsi. Tanpa bimbingan dan dukungan beliau, penulis tidak
bisa menyelesaikan skripsi pada waktunya.
5. Bapak Burhanuddin, S.IP, M.Si atas dukungan serta kesabarannya
selama menjadi pembimbing II.
6. Seluruh staff pengajar Jurusan Ilmu Hubungan Internasional atas segala
ilmu yang telah diberikan hingga hari ini.
7. Kak Rahma, selaku salah satu staff Jurusan Ilmu Hubungan Internasional
yang mana telah membantu penulis di dalam menyelesaikan segala urusan
administrasi, baik pada saat perkuliahan, pengurusan KRS, pada saat ujian
proposal, dan pada akhirnya penulis bisa ujian skripsi. Terima kasih atas
segala kemampuan dan kesabarannya di dalam menghadapi sikap penulis
selama ini. Walaupun terjadi banyak halangan dan rintangan, tetapi
semuanya dapat terselesaikan berkat bantuan Kak Rahma. Semoga Kak
Rahma selalu sehat wal’afiat agar bisa membantu mahasiswa Hubungan
Internasional di dalam mengurus segala urusan perkuliahan.
8. Kepada kawan-kawan Jalanin Aja Dulu (JAD) selaku sahabat-sahabat
penulis yang telah mengukir kenangan manis, mulai dari masa perkuliahan
hingga saat ini. Suasana perkuliahan cukup sangat membosankan tanpa
kehadiran mereka. Pembentukan awal yang cukup aneh dan unik,
membuat kami bisa bersatu. Walaupun dengan karakter yang berbedabeda, kami bisa menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing
individu. Dukungan serta harapan menjadi tujuan utama terbentuknya dan
terpeliharanya JAD sampai saat ini. Puput, sahabat perempuan penulis
yang tiada hari tanpa dilema tentang kisah percintaannya yang menurut dia
begitu rumit, tetapi sebenarnya gampang untuk diselesaikan. Sahabat yang
selalu menemani penulis jalan kemana saja asalkan tidak pada waktu
mengajar, perempuan yang selalu sibuk tiap harinya, selalu meminta
pendapat jika sedang bingung mengambil keputusan, dan menjadi tempat
berbagi cerita penulis, karena dia bisa menjadi pendengar yang baik.
Tenri, salah satu sahabat penulis yang moody-an, sudah dekat dari zaman
belum terbentuknya JAD, menjadi Lord Mother sejak terbentuknya JAD,
selalu menemani penulis mengisi kekosongan, cukup tangguh menjalani
kisah cinta beda pulau, hidupnya tidak pernah susah asalkan ada
Starbucks, Mcd, serta Cheese Cake, dan bisa menjadi sahabat yang baik
ketika diajak berdiskusi. Riska, sahabat penulis yang hidupnya tiada hari
tanpa games dan drakor, baik hati dan suka menolong, punya sifat yang
sangat tidak enakan kepada orang-orang terdekat, salah satu sahabat
penulis di JAD yang selalu riang bagaimanapun keadaannya, membuat
orang-orang di sekitarnya ikut senang. Ardi, sahabat lelaki yang selalu
mencubit lengan penulis ketika bertemu, selalu mengisi kekosongan harihari penulis, cerdas dan pintar, tempat meminjam buku referensi skripsi,
menjadi salah satu sahabat lelaki yang sudah sejak lama tidak memiliki
pacar, maka dari itu sangat membutuhkan kasih sayang seorang wanita,
dan suka mencubit lengan penulis setiap bertemu. Dyva, sahabat penulis
yang sangat hedon, selalu mengajak penulis jalan seharian, selalu bercerita
mengenai dilema percintaan, menjadi tumpangan sejati penulis setiap
jalan, anak dari calgub yang cita-citanya mau gabung ke parpol juga, anak
debat yang English nya super sekali. Arfan, sahabat penulis yang sangat
suka dengan wanita bermata sipit dan berkulit selembut dan seputih sutra,
selalu menggalaukan dua wanita yang kerap mewarnai separuh hidupnya,
selalu meminta saran tentang cara bersikap terhadap wanita, juga sekaligus
sahabat penulis yang kerap meminta bantuan to give something special
kepada sang pujaan hatinya. Ayyub, anak dekan sospol yang cukup hits
seantero Unhas, anaknya supel, punya teman banyak, punya organisasi
banyak tetapi tidak sombong, wajah tampannya memikat banyak hati
wanita, ada tidak ada teman tidak menjadi alasan untuk berhenti jalan
kemanapun dia mau. Asrin, lelaki asal Lombok yang super duper baik dan
sopan, menjadi salah satu partner ujian proposal penulis yang sangat sabar
menghadapi segala cobaan, banyak wanita yang menyukainya tapi dia
ingin ta’aruf saja, memiliki orang tua yang sangat baik kepada temantemannya, dan memiliki dua kakak yang tampan, sehingga tak heran
banyak wanita yang ingin menjadi salah satu dari keluarganya, Iccang,
sahabat penulis yang otaknya seencer air, asik diajak berdiskusi tentang
segala macam hal, salah satu partner ujian skripsi penulis yang menemani
penulis mencari tanda tangan penguji serta bersabar menghadapi segala
macam cobaan pada saat sebelum dan sesudah sidang, anaknya supel dan
tidak neko-neko. Chandra, sahabat penulis yang akhirnya telah
mendapatkan pujaan hatinya setelah sekian lama hidup sendiri, anak bogor
yang juga hits di kalangan masyarakat SulSel, kemana-mana selalu
berpenampilan stylish menjadi salah satu alasan seorang wanita tertarik
kepadanya. Beatrix, sahabat penulis yang sangat tomboy tetapi masih
dengan hati selembut hello kitty, salah satu anggota JAD yang sangat
susah ditemukan keberadaannya. Annisa, sahabat penulis yang wajahnya
mirip rektor Unhas, baik hati, tidak sombong, dan suka menolong.
Keberadaan kawan-kawan JAD di hidup penulis sangatlah berarti, karena
mereka bukan hanya sekedar sahabat melainkan lebih dari saudara bagi
penulis. Semoga persahabatan kita bisa awet, tak terpisahkan, dan tak
tergantikan hingga akhir zaman, amiin.
9. Kawan-kawan HI 2013, SEATTLE, yang telah banyak mengukir
lembaran kisah-kisah pahit dan manis bersama. JAD takkan terbentuk jika
bukan dari awal mula bertemunya penulis dengan kawan-kawan Seattle
yang datang dari berbagai penjuru, mulai dari yang hanya berbeda daerah
sampai berbeda kota. Kekompakan Seattle selama ini tidak terlepas dari
campur tangan Thorgib sebagai ketua angkatan Seattle yang telah
mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuannya agar keharmonisan
kawan-kawan Seattle dapat terjalin dan terjaga hinga saat ini. Penulis
yakin tidak mudah bagi seorang ketua angkatan untuk bisa menyatukan
kawan-kawan Seattle yang berasal dari berbagai suku, adat, ras, maupun
agama, dengan sifat dan karakter yan berbeda-beda tiap masing-masing
individu. Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada Thorgib atas
segala yang dilakukannya, mulai dari masih menjadi maba hingga telah
banyak
kawan-kawan
yang menjadi
sarjana.
Semoga
urusannya
kedepannya dapat berjalan dengan lancar, amiin. Selanjutnya ialah
Enggra, kawan yang berasal dari Kotamobagu yang juga menjadi salah
satu alasan dibalik kekompakan kawan-kawan Seattle dan bisa
menyatukan kami yang “notabene” saling berkubu. Terima kasih eng,
semoga selalu sukses kedepannya. Pupe dan Oching, salah satu partner
ujian proposal penulis yang pada awalnya berjuang bersama-sama penulis.
Tetapi karna satu dan banyak hal, akhirnya mereka berdua lebih dulu
selesai. Terima kasih sudah mengukir cerita bersama, menjadi anak
bimbingan skripsi Pak Patrice. Semoga kita bisa sukses bersama-sama.
Mardiyah, Indah, teman-teman partner ujian skripsi penulis, beserta
Iccang, yang sama-sama menghadapi pahitnya mengejar wisuda
September dengan mengurus segala sesuatunya serba dadakan. But yeah, I
now we can, there’s a will, there’s a way, right? Terima kasih sudah
berjuan bersama-sama penulis, semoga kedepannya kita bisa sukses
bersama-sama, amiin. Dan tak ketinggalan, terdapat beberapa kawankawan penulis di Seattle yang selama beberapa tahun ini menjadi cerita
manis sekaligus pahit bagi penulis. Rani, Fahira, Ziza, terima kasih telah
mengukir kisah manis pada masa-masa awal perkuliahan hingga masamasa pertengahan perkuliahan. Tak pernah ada kata menyesal telah
mengenal kalian, hanya saja mungkin penulis dan kalian memiliki akhir
cerita yang berbeda. Walaupun terasa pahit pada akhirnya, tapi setidaknya
kita pernah melewati kisah manis bersama. Semoga dengan beberapa
kalimat ini bisa mewakilkan ungkapan maaf dan terima kasih penulis
kepada kalian. Semoga kedepannya, hubungan kita bisa baik, sebaik sejak
pertama kali kita saling mengenal satu sama lain. Dan untuk kawan-kawan
Seattle yang belum sempat penulis sebutkan satu persatu, penulis
mengucapkan terima kasih banyak dan mohon maaf sebesar-besarnya jika
penulis memiliki kesalahan baik yang disengaja maupun tidak, baik yang
berkenan di hati kawan-kawan maupun tidak, pada masa-masa perkuliahan
hingga saat ini. Semoga kita semuanya sehat wal’afiat dan bisa
menjalankan kehidupan dan urusan masing-masing dengan lancar dan
tanpa hambatan. Tiada satupun yang bisa mengalahkan kecintaan dan
kebanggaan penulis telah mengenal dan menjadi salah satu bagian dari
Seattle.
10. HIMAHI FISIP UNHAS, yang memberikan tertentu di awal perkuliahan
saya.
11. Teman-teman
KKN
Tematik
Makassar
Kelurahan
Sudiang,
Kecamatan Biringkanaya, yang telah memberikan pengalaman tambahan
kepada penulis.
12. And yap, the last but not least, salah satu alasan dibalik pencapaian penulis
dalam menyelesaikan dua skripsi dalam waktu setahun ini, ialah berkat
dukungan dan do’a dari seseorang yang jauh disana, Muhammad Farraz.
Terima kasih telah meluangkan banyak waktunya demi mendengarkan
keluh kesah penulis dalam penyusunan skripsi. Yang selalu mengingatkan
penulis untuk tetap semangat dan berusaha meski harus melalui semuanya
dengan berbagai macam cobaan, membantu penulis dalam mendapatkan
referensi skripsi dengan mengirimkan buku-buku dari Bandung. Of course,
selain untuk orang tua, this double degree I dedicated for you, too! Jarak
dan ruang tidak menghalangimu untuk selalu ada untuk penulis. Semoga
doa dan harapan kita kedepannya bisa terwujudkan dan dimudahkan oleh
Allah SWT, amiiin.
Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga kedepannya penulis bisa lebih baik lagi
dan berguna untuk masyarakat.
Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamith Thariq
Wassalamu Alaikum Wr. Wb
Makassar, 29 Agustus 2017
Nadiah Khaeriah Kadir
Penulis
ABSTRAKSI
Nadiah Khaeriah Kadir, E13113512. "Diplomasi Ekonomi Republik Rakyat
Tiongkok Terhadap Kawasan Eropa Barat" dibawah bimbingan Patrice
Lumumba, selaku pembimbing I, dan Burhanuddin selaku pembimbing II,
pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Hasanuddin.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan diplomasi ekonomi Republik
Rakyat Tiongkok (RRT) terhadap kawasan Eropa Barat. Secara spesifik penelitian
ini bertujuan untuk , mengetahui (1) penerapan diplomasi ekonomi RRT (2)
wujud diplomasi ekonomi RRT terhadap Jerman dan Belanda.
Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah metode
analisis deskriptif, yang bertujuan untuk menggambarkan tentang diplomasi
ekonomi RRT terhadap kawasan Eropa Barat. Teknik pengumpulan data yang
digunakan penulis adalaha metode berbasis telaah pustaka, yang bersumber dari
berbagai literatur, seperti buku-buku, jurnal-jurnal, artikel, surat kabar harian, dan
internet yang terkait dengan permasalahan dalam penelitian ini. Dalam penelitian
ini, penulis juga menggunakan teknik analisis data kualitatif, yang menganalisa
penerapan diplomasi ekonomi RRT dan wujud diplomasi ekonomi RRT terhadap
Jerman dan Belanda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa diplomasi ekonomi RRT terhadap
kawasan Eropa Barat merupakan salah satu penerapan kebijakan luar negeri RRT,
yaitu dengan menjalin hubungan dengan negara-negara lain untuk meningkatkan
perekonomian RRT. Hubungan RRT dengan kawasan Eropa Barat merupakan
salah satu tujuan utama RRT di dalam memainkan perannya dalam bidang
ekonomi di kawasan Eropa secara keseluruhan.
Kata Kunci: Diplomasi Ekonomi, Republik Rakyat Tiongkok, Kepentingan
Nasional, Kawasan Eropa Barat.
ABSTRACT
Nadiah Khaeriah Kadir, E13113512. "Economic Diplomacy of the People's
Republic of China towards Western Europe" under the guidance of Patrice
Lumumba, as advisor I, and Burhanuddin as advisor II, at the Department
of International Relations, Faculty of Social and Political Sciences,
Hasanuddin University.
This study aims to describe the economic diplomacy of the People's Republic of
China (PRC) Towards the Western European region. Specifically, this study aims
to determine (1) The application of economic diplomacy of PRC (2) Forms of
economic diplomacy of PRC towards Germany and the Netherlands.
The research method used in the preparation of this thesis is descriptive analysis,
which aims to analyze economic diplomacy of PRC towards the Western Europe
region. Data completion technique used is literature based study method from
various literatures, such as books, journals, articles, daily newspapers, and internet
for data related to the research. In this study, the authors also used qualitative data
analysis techniques, which analyzed the application of economic diplomacy of
PRC and the form of economic diplomacy of PRC towards Germany and the
Netherlands.
The results of this study indicate that the economic diplomacy of PRC towards
Western Europe is one of the implementation of China's foreign policy, namely by
establishing relationships with other countries to improve the PRC economy.
China's relations with Western Europe is one of the main goals of PRC in playing
its role in the economic field in the European region.
Keywords: Economic Diplomacy, People's Republic of China, National Interest,
Western Europe Region.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi saat ini, adanya interaksi dengan negara lain sangat
diperlukan oleh suatu negara. Selain untuk menunjukkan eksistensinya dengan
negara lain, interaksi antarnegara juga bertujuan untuk dapat menjalin hubungan
antara satu negara dengan negara lain, salah satunya dengan cara diplomasi.
Diplomasi adalah mengelola suatu urusan untuk kepentingan tertentu melalui
wakilnya. Diplomasi erat kaitannya dengan negara sebagai salah satu instrumen
penting dalam pelaksanaan politik luar negeri.
Diplomasi dilakukan untuk menjalin, mempererat, dan meningkatkan
hubungan antara suatu negara dengan negara lain guna mencapai kepentingan
bersama, dengan cara mengutus seorang diplomat yang menguasai banyak hal
terkait dengan pemerintah/negara lain sebagai wakilnya. Inti diplomasi adalah
kesediaan untuk saling memberi dan menerima guna mencapai saling pengertian
antara dua negara, tiga negara, atau banyak negara.
Diplomasi pada umunya dilakukan secara resmi antar pemerintah negara
namun, bisa juga secara tidak resmi melalui antar lembaga informal atau
antarpenduduk atau antarkomunitas dari negara yang berbeda. Tindakan
diplomatik digunakan dalam rangka untuk menjaga maupun meningkatkan
kepentingan nasional yang harus bisa dilaksanakan dengan cara yang baik. Maka
dari itu, pemeliharaan perdamaian dengan tidak merusak kepentingan dari negaranegara merupakan tujuan utama dari adanya diplomasi.
Diplomasi mewakili tekanan politik, ekonomi, dan militer kepada negaranegara yang terlibat dalam aktivitas diplomasi, yang diformulasikan dalam
pertukaran permintaan dan konsesi antara para pelaku negosiasi.1 Diplomasi dapat
dilakukan dalam berbagai bidang, misalnya pertahanan keamanan dan politik,
ekonomi, dan budaya.
Diplomasi ekonomi diartikan sebagai berbagai upaya yang dilakukan
dalam kerjasama antar dua Negara untuk memperoleh hasil-hasil ekonomi yang
akan dapat dinikmati oleh keduanya. Hal ini biasanya meliputi berbagai upaya
dibidang pemberdayaan perdagangan dan investasi. Diplomasi ekonomi akan
menyertakan berbagai organ ekonomi negara misalnya kementerian perdagangan,
kementerian perindustrian, bank sentral, bea dan cukai, dan tentunya kementerian
luar negeri. Namun diplomasi ekonomi masa kini, dimana peran serta masyarakat
disertakan didalamnya, juga akan memasukkan asosiasi bisnis.2
Diplomasi ekonomi merupakan perpanjangan dari politik dalam negeri,
dan melayani konstruksi ekonomi domestik. Selain bantuan dan perdagangan luar
negeri, asisten perusahaan ekspansi ke luar negeri, investasi luar negeri dan
berpartisipasi dalam kerja sama keuangan telah menjadi komponen yang semakin
penting dari diplomasi ekonomi.3
1
Hal. 4.
2
Sukawarsini Djelantik, 2008, Diplomasi antara Teroi & Praktik, Yogyakarta : Graha Ilmu,
A. Irawan J.H, Giandi Kartasasmita, 2015, Diplomasi Komersial Indonesia ke Belanda
Masa Kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2014),
https://media.neliti.com/media/publications/12723-ID-diplomasi-komersial-indonesia-kebelanda-masa-kepemimpinan-presiden-susilo-bamba.pdf, Diakses pada 11 Agustus 2017.
3
Ye Hao, 2013, Some Thoughts on Deepening Economic Diplomacy, China International
Studies, China : Beijing Shengtong Printing Co., Ltd, Hal. 118.
Diplomasi ekonomi juga didefinisikan sebagai seni di dalam melayani
adanya
keamanan
ekonomi
dan
kepentingan
strategis
negara
dengan
menggunakan instrument ekonomi di dalam melakukan hubungan antara satu
negara dengan negara yang lain. Diplomasi ekonomi tersebut dirancang untuk
mempengaruhi kebijakan dan keputusan peraturan pemerintah asing, serta anggota
dari organisasi internasional. Agenda diplomasi ekonomi mencakup isu-isu yang
berkaitan dengan hubungan perdagangan luar negeri, seperti ekspor-impor dan
mempromosikan kepentingan ekonomi nasional di negara-negara lain.4
Building a Harmonius World adalah prinsip utama Republik Rakyat
Tiongkok (RRT) dalam menetapkan kebijakan luar negeri. Diplomasi memiliki
kaitan yang erat dengan politik luar negeri RRT yang mana hal tersebut telah
dilakukan oleh RRT sejak lama.5 Selain menjalin hubungan diplomatik dengan
negara lain, RRT juga turut berperan aktif dan ikut tergabung di dalam berbagai
organisasi internasional, salah satunya ialah tergabung dalam World Trade
Organization (WTO).
RRT telah menjalin hubungan diplomatik dengan hampir seluruh negara di
dunia, dan lebih berfokus kepada kerjasama ekonomi sebagai salah satu tujuan
utama dari negara RRT yaitu untuk terus meningkatkan perekonomiannya agar
bisa melampaui perekonomian negara maju lainnya. Adanya globalisasi ekonomi
4
Ditmir Bushati, 2013, Economic Diplomacy on The Focus of Foreign Policy, Diakses dari
http://www.punetejashtme.gov.al/en/mission/economic-diplomacy, Diakses pada tanggal 23
Januari 2017.
5
Sukawarsini Djelantik, Op cit, Hal. 12.
saat ini memaksa banyak negara, termasuk RRT, untuk mengkaji kebijakan luar
negerinya agar dapat terus memajukan kehidupan ekonomi masyarakatnya. 6
Menurut International Monetary Fund (IMF), RRT merupakan negara
superpower urutan kedua di dunia, dengan perekonomian yang hampir setara
dengan Amerika Serikat (AS) berdasarkan jumlah nominal Gross Domestic
Product (GDP) dan keseimbangan kemampuan berbelanja/Purchasing Power
Parity (PPP) yang stabil dari tahun ke tahun. PDB RRT pada tahun 2014
berdasarkan PPP sudah menembus 18,1 trilyun dollar AS, sedangkan AS 17,3
trilyun dollar, yang mana terjadi peningkatan pada tahun-tahun sebelumnya.7
Kemampuan RRT dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi semakin
memperlihatkan masa depan RRT. Bergsten menyebutkan bahwa jika RRT dapat
terus mempertahankan pertumbuhan ekonominya, maka dapat dipastikan pada
tahun 2035 RRT akan mengambil alih posisi AS sebagai ekonomi terbesar di
dunia.8
Kawasan ini tumbuh menjadi negara yang maju, termasuk dalam aspek
perekonomiannya yang terus meningkat, dilihat dari banyaknya produk-produk
buatan RRT yang tersebar di negara lain, yang dikenal juga sebagai Made In
China. Mulai dari telepon genggam, tekstil, atau mobil, menjadi salah satu contoh
produk yang dihasilkan, dengan mengandalkan sumber daya alam maupun sumber
6
Banyu Perwita, 2011, Optimalisasi Diplomasi Ekonomi Untuk Meningkatkan Ekonomi
Nasional, Diakses dari http: // www. Tabloid diplomasi. org / pdf /2011/ Diplomasi % 20Februari
%202011. pdf, Diakses pada tanggal 23 Januari 2017.
7
Republika, 2015, China Sudah Menyalip As?
http://www.republika.co.id/berita/koran/teraju/15/10/20/nwicea1-cina-sudah-menyalip-as,
Diakses pada 1 Agustus 2017.
8
Bergsten, 2009, China as an Economic Power in The Contemporary Era of Globalization,
Jurnal of Asian and African Studies, Vol. 35 No. 5, Hal. 497-521.
daya manusia, dengan jumlah penduduk mencapai sekitar 1,3 milyar jiwa.
Walaupun produk RRT ini dijual dengan harga yang relatif murah, tetapi kualitas
dari barang-barang tersebut tidak dapat diragukan., yang dikenal dengan sebutan
“cheap but well made. 9
Bukan hanya dalam bentuk produk saja, RRT mulai memainkan perannya
dalam bentuk perdagangan melalui e-niaga. Saat ini, beberapa pemilik toko di
RRT sangat disibukkan dengan pelayanan konsumennya melalui dunia maya.
Dengan kata lain, RRT berusaha untuk mengembangkan perekonomiannya
dengan memanfaatkan internet. Karena itu pula, berbelanja melalui internet di
RRT jauh lebih popular daripada di negara-negara Barat. Jack Ma, CEO
perusahaan terkemuka Alibaba, mengatakan bahwa di negara-negara lain, e-niaga
hanya salah satu cara berbelanja, sedangkan di RRT telah menjadi gaya hidup 10.
Pada saat ini, 40% konsumen di RRT membeli kebutuhan sembakonya
melalui internet. Pada tahun 2014, penjualan sembako melalui internet di RRT
meningkat 50%. Ini berarti bahwa rata-rata konsumen di RRT lebih
mengandalkan berbelanja melalui internet atau e-niaga daripada berbelanja
langsung di pusat perbelanjaan.11
Hal tersebut juga dirasakan oleh negara-negara di Eropa, khususnya Eropa
Barat. Salah satu contohnya ialah negara Jerman. Hubungan ekonomi RRTJerman telah berlangsung lama dan berjalan dengan baik. RRT telah tumbuh
9
Tiara Maharani, 2013, Pertumbuhan dan Perkembangan China sebagai Tanda
Kemunculan Kekuatan Baru Dilihat dari Teori Poer Transition, Universitas Indonesia, Hal. 8.
10
Duncan Clark, 2017, Alibaba : Kerajaan Yang Dibangun oleh Jack Ma, Jakarta : PT. Elex
Media Komputindo, Hal. 11.
11
Ibid, Hal. 12.
menjadi salah satu mitra utama perdagangan Jerman dan bahkan mungkin menjadi
mitra dagang terbesar kedua setelah Perancis.
Pada tahun 2006, contoh diplomasi ekonomi RRT di Jerman ialah ekspor
barang dalam jumlah besar seperti mainan, pakaian, sepatu, dan produk
elektronik. Seperempat dari semua produk tekstil impor berasal dari RRT.
Begitupun dengan mainan dan elektronik berteknologi tinggi yang diimpor
langsung dari RRT sebanyak 60 persen, yang mana sejak tahun 1996 gadget
buatan RRT telah popular di Jerman, beserta televisi, radio, komputer, dan
elektronik lainnya. 12 Hal tersebut merupakan bukti dari keberhasilan diplomasi
ekonomi RRT di Jerman.
Tidak hanya Jerman, hubungan RRT-Belanda juga terjalin cukup baik
dilihat dari berbagai kerjasama ekonomi yang dilakukan oleh kedua negara
tersebut. Pada tahun 2014, Belanda merupakan tujuan investasi terbesar kedua
untuk perusahaan RRT di Eropa Barat, setelah Inggris. Investasi perusahaan RRT
di Belanda mencapai $ 1,2 Milyar, dimana tiga puluh tujuh perusahaan dengan
terciptanya lebih dari 500 lapangan kerja baru di Greenfield.13 Perusahaan tersebut
sebagian besar meliputi elektronik, teknik industri, pertanian, makanan, teknologi
informasi dan komunikasi, serta industri kimia.
Tujuan RRT berinvestasi di Belanda ialah karena lebih banyak perusahaan
yang mulai berkolaborasi dengan perusahaan teknologi tinggi dan perguruan
12
Vera Tellmann, Christoph Jumpelt, 2007, “Made In China” Large Hugely Popular In
Germany, Diakses dari http://www.dw.com/en/made-in-china-label-hugely-popular-ingermany/a-2845341, Diakses pada tanggal 22 Januari 2017.
13
Chen Yingqun, 2015, Chinese investments In Netherlands Hit Record High, Diakses dari
http://www.chinadaily.com.cn/world/2015-03/20/content_19868111.htm, Diakses pada tanggal
22 Januari 2017.
tinggi di Belanda. Hal tersebut membuat RRT melakukan diplomasi ekonomi di
Belanda dengan memasukkan perusahaan-perusahaan RRT ke Belanda agar
terciptanya peluang dalam aspek industri, pertanian, dan jasa. Baik yang
dilakukan oleh RRT di Jerman dan Belanda merupakan salah satu contoh
bagaimana penerapan diplomasi ekonomi RRT di Kawasan Eropa Barat.
Melihat jalinan hubungan dengan beberapa negara di kawasan Eropa Barat
tersebut, RRT telah berusaha memainkan peran strategisnya dalam memainkan
kapasitas diplomasinya dengan mengutamakan kerjasama ekonomi dalam
kerangka hubungan bilateral dengan negara-negara di kawasan Eropa Barat di era
modernisasi ini. Usaha ini telah dilakukan dalam bentuk adaptasi dan transformasi
diplomasi dan kebijakan luar negeri RRT di Kawasan Eropa Barat.
Meskipun dalam praktiknya, RRT tetap menghadapi tantangan dalam
menjalankannya. Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk
mengangkat judul yang membahas tentang “Diplomasi Ekonomi Republik Rakyat
Tiongkok terhadap Kawasan Eropa Barat”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Untuk lebih memudahkan pembahasan ini, penulis tidak akan mengkaji
secara menyeluruh bagaimana Diplomasi RRT terhadap seluruh negara di
Kawasan Eropa Barat, tetapi hanya berfokus pada bagaimana diplomasi ekonomi
RRT dengan beberapa negara di Kawasan Eropa Barat, yaitu
Belanda.
Jerman dan
Dengan batasan tersebut dan agar penilitian ini terarah, maka penulis
merumuskan dua (2) rumusan masalah dalam penelitian ini, antara lain:
1. Apa yang mendasari penerapan Diplomasi Ekonomi Republik Rakyat
Tiongkok ?
2. Bagaimana wujud Diplomasi Ekonomi Republik Rakyat Tiongkok terhadap
Jerman dan Belanda ?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini diciptakan dengan tujuan yaitu:
a. Untuk mengetahui Penerapan Diplomasi Ekonomi Republik Rakyat
Tiongkok.
b. Untuk mengetahui wujud Diplomasi Ekonomi Republik Rakyat Tiongkok
terhadap Jerman dan Belanda.
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini yaitu:
a. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan
ide untuk nantinya dapat diaplikasikan demi kebaikan bangsa dan Negara.
b. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat sebagai informasi dan
referensi bagi pelajar ilmu hubungan internasional terkait isu diplomasi
ekonomi antara RRT dengan kawasan Eropa Barat.
D. Kerangka Konseptual
1. Diplomasi Ekonomi
Pada tulisan kali ini, penulis menggunakan konsep diplomasi ekonomi dan
menjadi salah satu sasaran dan topik utama di dalam menjelaskan dan
menganalisa hubungan RRT terhadap negara-negara di Kawasan Eropa Barat.
Dalam dunia internasional, interaksi antar aktor atau pelaku ekonomi
dicapai melalui komunikasi, salah satunya dengan diplomasi. Diplomasi sendiri
merupakan suatu aktivitas yang pada awalnya dilakukan oleh pihak tertentu yang
mewakili negaranya di negara lain dengan tujuan mencapai kepentingan nasional.
Diplomasi adalah ekspresi dari pemerintahan suatu negara membagi-bagikan
untuk dirinya sendiri dalam hubungan eksternal. Seperti bentuk-bentuk lain dari
pemerintahan, ia berakar dalam visi, khasiat, organisasi dan motivasi dari orangorang dan lembaga, termasuk para pemimpin, pejabat, dan masyarakat sipil pada
umumnya14.
Diplomasi secara umum dapat dipahami sebagai cara mengelola hubungan
antar bangsa melalui jalan perundingan. Tujuan utama diplomasi sesungguhnya
adalah untuk menemukan solusi atas persoalan-persoalan yang timbul dalam
hubungan antara negara dengan mengutamakan perundingan untuk menghindari
sejauh mungkin penggunaan kekerasan yang sering merugikan banyak pihak.
14
Kishan S. Rana, 2007, Economic Diplomacy: the Experience of Developing Countries,
http://www.cuts-citee.org/CDS03/pdf/CDS03-Session1-02.pdf. DIakses pada tanggal 19
Desember 2016.
Menurut Brian Hocking, diplomasi ekonomi merupakan perkembangan
baru dari istilah diplomasi secara umum dan baru mulai berkembang pada tahun
1980-an, walaupun praktek diplomasi ekonomi sesungguhnya jauh lebih tua dari
definisinya.15
Salah satu tugas utama diplomasi yang lainnya adalah mendorong
hubungan ekonomi negara yang diwakili terhadap negara tujuan, khususnya
dalam hal menjaga hubungan pasar, proteksi, dan pengawasan. Aktivitas inilah
yang kemudian disebut sebagai diplomasi ekonomi sebagaimana dikemukakan
oleh Pavol Baranay yaitu :
Diplomasi ekonomi merupakan aktivitas resmi diplomatik yang
fokus pada tujuan kepentingan ekonomi suatu negara dalam level
internasional. Hal ini mencakup upaya peningkatan ekspor, menarik
investasi asing, dan partisipasi kerja dalam berbagai organisasi
ekonomi internasional.16
Dalam kaitannya dengan hubungan RRT terhadap negara-negara di
Kawasan Eropa Barat, diplomasi ekonomi kerap dilakukan guna mencapai
kepentingan nasional kedua pihak. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Rana
yaitu :
Diplomasi ekonomi merupakan suatu proses dimana negara
berhubungan dengan dunia luar dalam upaya memaksimalkan
tujuannya di segala bentuk aktivitas, seperti perdagangan, investasi,
dan bentuk lainnya dari interaksi ekonomi.17
15
Lee, Donna, Brian Hocking, 2010, Economic Diplomacy, The International Studies
Encyclopedia, Vol. II Hal. 1216-1227.
16
Pavol Baranay, 2009, Modern Economic Diplomacy, Latvia: Publications of Diplomatic
Economic Club, Hal. 1.
17
Ibid, Hal. 7
RRT dalam hal ini mencoba untuk menunjukkan nya Great Power Style
melalui diplomasi ekonomi.18 Diplomasi ekonomi mampu menjalankan peran
yang fleksibel, berbeda dengan persaingan ideologi terdahulu yang cenderung
menghalangi terjalinnya kerjasama ekonomi. Lebih jelasnya lagi, dalam hubungan
RRT dengan negara-negara di Kawasan Eropa Barat, diplomasi ekonomi juga
membantu RRT di dalam meningkatkan pengaruh internasionalnya secara luas di
Kawasan Eropa Barat. Selain itu, diplomasi ekonomi dapat memdorong hubungan
internasional yang terlepas dari perbedaan ideologi, mendorong terjalinnya
hubungan antarnegara, ketergantungan, dan hubungan win-win atau saling
menguntungkan.19
Hal yang serupa dikemukakan Gao dimana terdapat empat prinsip dasar
diplomasi ekonomi. Pertama, diplomasi harus lebih terbuka dalam aspek
ekonomi. Karena diketahui bahwasanya diplomasi ekonomi adalah bagian paling
penting dari diplomasi. Kedua, diplomasi ekonomi dan kebijakan RRT harus
berjalan beriringan dan negara harus merencanakan diplomasi ekonomi melalui
pikiran yang terbuka. Ketiga, RRT harus mempertahankan dan memperluas peran
perdagangan dan kerjasama ekonomi sebagai saluran utama dalam diplomasi
ekonominya. Keempat, diplomasi ekonomi tidak harus dikejar sebagai “zero-sum
game” melainkan menciptakan rasa saling menguntungkan sehingga baik RRT
18
Yang Jiang, 2011, Great Power Style’ in China’s Economic Diplomacy: Filling the Shoes
of a Benign Hegemon?, Hague Journal of Diplomacy Vol.6 No.1 Hal. 63-81.
19
Ye Hao, 2013, China International Studies, Beijing: Beijing Shengtong Printing, Hal. 114.
maupun negara-negara di kawasan Eropa Barat dapat mencapai tujuan yang
diingankan.20
2. Eropa Barat
Eropa Barat dalam pengertiannya yang paling umum adalah konsep politik
yang muncul dan dipakai pada Perang Dingin. Perbatasannya terbentuk pada akhir
Perang Dunia II, dan terdiri dari negara-negara yang tidak diduduki oleh tentara
Uni Sovyet dan tidak dikuasai oleh rezim komunis. Erropa Barat ini berbeda
dengan Eropa Timur lebih unggul dalam bidang ekonomi dan politik dibandingan
dengan geografi.21
Konsep Eropa Barat ini lebih dihubungkan dengan konsep demokrasi
liberal, kapitalisme, dan Uni Eropa. Negara - negara anggotanya memiliki
kebudayaan Barat, dan hubungan ekonomi dan politik yang baik dengan Amerika
Utara, Amerika Selatan, dan Oceania.
Dalam pengertian lain, Eropa Barat juga merupakan subbagian dari Eropa
yang lebih kecil dari pembagian politik tradisionalnya. Negara-negara yang
termasuk dalam Eropa Barat yang didefinisikan oleh PBB adalah Austria, Belgia,
Perancis, Liechtenstein, Jerman, Luksemburg, Monako, Belanda, dan Swiss.
20
Hucheng Gao, 2015, Let Chinese Dream Lighten a Beautiful World: Study and
Implement General Secretary Xi Jinping’s Economic Diplomacy Thought.
http://english.mofcom.gov.cn/article/newsrelease/significantnews/201404/20140400552783.sh
tml. Diakses pada tanggal 6 Januari 2017.
21
Wikipedia. 2017, Eropa Barat, https://id.wikipedia.org/wiki/Eropa_Barat, Diakses pada
1 Agustus 2017.
Pembagian ini merupakan bagian dari geoscheme untuk benua Eropa yang
dikembangkan oleh Divisi Statistik PBB.22
Diantara beberapa negara yang termasuk dalam kawasan Eropa Barat,
maka penelitian ini hanya membahas dua negara, yaitu Jerman dan Belanda.
E. Metode Penelitian
1. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penulisan ini ialah tipe deskriptif
analitik yaitu penelitian yang menggunakan pola penggambaran keadaan fakta
empiris yang disertai argument yang relevan. Hasil uraian tersebut dilanjutkan
dengan analisis yang berujung pada kesimpulan bersifat analitik. Penelitian ini
dimaksudkan untuk memberikan gambaran terkait kasus ataupun fenomena
yang terjadi yang relevan dengan masalah penelitian. Metode penelitian
deskriptif digunakan untuk menggambarkan fakta terkait diplomasi ekonomi
RRT terhadap kawasan Eropa Barat.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
Library Research untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk penelitian
ini. Data – data tersebut dapat didapatkan melalui buku, jurnal, artikel,
dokumen, serta berbagai media terkait lainnya seperti situs resmi maupun surat
kabar. Adapun bahan- bahan tersebut dapat diperoleh melalui:
a. Situs Resmi RRT
22
Tedi Mulyadi, 2016, Kondisi Geografis dan Penduduk Eropa Barat,
http://budisma.net/2016/11/kondisi-geografis-dan-penduduk-eropa-barat.html, Diakses pada 1
Agustus 2017.
b. Perpustakaan Wilayah Makassar
c. Perpustakaan Pusat Universitas Hasanuddin di Makassar
3. Sumber Data
Dalam tulisan ini, penulis menggunakan data yang diperoleh melalui studi
literatur seperti buku, jurnal, artikel, situs resmi, surat kabar, insititusi, lembaga
terkait dan sumber pendukung lainnya.
4. Teknik Analisis Data
Penulis menggunakan teknik analisis data kualitatif berupa data-data
deskriptif dan data pendukung lainnya yang menunjukkan bentuk diplomasi
ekonomi RRT terhadap kawasan Eropa Barat.
5. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan adalah metode deduktif, yaitu dengan
menggambarkan secara umum masalah yang diteliti, kemudian menarik
kesimpulan secara khusus dalam menganalisis data.
BAB III
GAMBARAN UMUM TENTANG DIPLOMASI EKONOMI REPUBLIK
RAKYAT TIONGKOK DAN KAWASAN EROPA BARAT
A. Diplomasi Ekonomi RRT
1. Landasan Diplomasi Ekonomi RRT
Salah satu diplomasi terpenting yang mendorong kebangkitan RRT adalah
diplomasi ekonomi. Diplomasi ini dimulai dengan RRT membuka pasarnya yang
besar bagi investor yang datang. RRT berhasil menumbuhkan kepercayaan
masyarakat internasional mengenai keuntungan berbisnis dengan RRT dengan
menyediakan lingkungan bisnis yang prospektif, kondusif, dan visioner. Tidak
hanya berhasil memenangkan kepercayaan negara-negara maju, RRT juga
berhasil menarik negara-negara berkembang untuk berinvestasi dan melakukan
berbagai kerjasama perdagangan.
Dilihat dari sudut pandang pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan RRT
dalam kurun waktu tiga puluh tahun terakhir memang terlihat lebih menjanjikan.
Reformasi ekonomi RRT dimulai pada tahun 1978 yang dicetuskan oleh mantan
pemimpin Partai Komunis RRT kala itu, Deng Xiaoping. 23 RRT telah
bertransformasi dari sebuah negara dengan sistem perekonomian tertutup menjadi
sebuah negara dengan sistem ekonomi terbuka, yang berorientasi pada pasar
dengan pertumbuhan sektor swasta yang cepat dan telah menjadi pemain utama
dalam perekonomian global. Reformasi yang dimulai sekitar tiga puluh tahun ini
23
Martin Jacques, 2011, When China Rules The World : Kebangkitan Dunia Timur dan
Akhir Dunia Barat, Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara, Hal. 169.
bermula dari sistem ekonomi berbasis pertanian menjadi sistem liberalisasi harga,
desentralisasi fiskal, meningkat dan bertumbuhnya badan usaha milik negara,
sistem perbankan yang mengacu pada sistem ekonomi liberal, dan pemaparan diri
RRT terhadap perdagangan dan investasi asing.
RRT baru secara signifikan aktif melakukan diplomasi ekonomi sejak
tahun 1978. Sebelumnya, aktivitas diplomasi RRT pada masa Mao Zedong sangat
fokus pada aspek-aspek politik hingga pasca sepeninggal Mao Zedong, RRT
mengalami krisis yang cukup menyusahkan perekonomian.
Setelah masa pemerintahan diganti oleh Deng Xiaoping, tepatnya sejak
tahun
1978,
RRT
melakukan
reformasi
ekonomi
dengan
membuka
perekonomiannya terhadap asing.24 Kebijakan ini diambil karena RRT sangat
membutuhkan banyak dana setelah mengalami kekacauan selama satu dasawarsa
yang hampir menyebabkan negara ini jatuh ke dalam jurang kebangkrutan.25
Proses reformasi pada tahun 1978 dimulai dengan pembentukan beberapa
zona ekonomi khusus di sepanjang pesisisir tenggara, termasuk Provinsi
Guangdong, dimana komune pedesaan dibubarkan dan petani diberi kontrol atas
tanah dengan sewa jangka panjang dan didorong untuk memasarkan hasil panen
mereka. Reformasi ini didasarkan pada pendekatan selangkah demi selangkah,
sepotong-sepotong, dan coba-coba.26
24
Peter Nolan, 2005, Transforming China : Globalization, Transition and Development,
London : Anthem Press, hal. 217.
25
Duncan Clark, Op cit, Hal. 45.
26
John Gitting, 2005, The Changing Face of China, Oxford : Oxford University Press, hal.
186.
Pada 1976, Deng Xiaoping memperkuat posisinya dengan segera
mengupayakan hubungan yang lebih dekat dengan negara barat. Pada Tahun
1979, Amerika Serikat memberikan pengenalan diplomatik penuh pada RRT dan
menandatangani kesepakatan Presiden Carter dalam kunjungan historis ke
Amerika
Serikat.
Deng
Xiaoping
secara
konsisten
mengubah
sistem
perekonomian RRT dari sistem komunis menjadi sistem kapitalis. Komune
dibubarkan, "periuk nasi besi" (lambang welfare state) dihancurkan, perusahaan
milik negara diprivatisasikan, pengusaha swasta diberi ruang, investor asing diberi
insentif tinggi, pasar saham diizinkan, dan sebagainya. Perdagangan internasional
digalakkan seraya memacu ekspor ke negara lain.27
Reformasi ekonomi tersebut dapat dijelaskan dalam tiga preposisi, yaitu
berupa mulai dibukanya ekonomi RRT terhadap investasi asing dan private
ownership, memperbolehkan kekuatan pasar mempengaruhi harga dan alokasi
barang, serta mengharuskan material incentives menjadi mekanisme utama dalam
menstimulus peningkatan produktivitas dan efisiensi.28
Reformasi ini sendiri dilakukan dengan slogan “reforming and opening”,
yaitu modernisasi yang dilakukan dengan menggunakan ilmu dan teknologi Barat
yang dilakukan dengan aturan sosialis.29 Sejak saat itu, diplomasi ekonomi RRT
dilakukan melalui bantuan dan perdagangan luar negeri, bantuan terhadap
ekspansi perusahaan domestik, penyebaran investasi asing ke luar negeri, serta
27
A, Zaenurrofik, 2008, China Naga Raksasa Asia, Yogyakarta: Garasi, Hal. 162.
Harry Harding, 1987, China’s Second Revolution: Reform After Mao, Washington: Allen
&Unwin, Hal. 99-100.
29
Kokubun Ryosei dan Wang Jisi, 2004, The Rise of China and a Changing East Asian
Order, Tokyo: Japan Center for International Exchange, Hal. 25.
28
berpartisipasi dalam kerjasama finansial. 30 Bagi kepemimpinan RRT, tujuan
reformasi ekonomi sama sekali bukan pembaratan, melainkan keinginan untuk
memulihkan legitimasi partai sepeninggal Mao melalui pertumbuhan ekonomi dan
demikian dapat membangun sebuah bangsa dan negara yang kuat.31
Semenjak reformasi yang dicanangkan oleh Deng Xiaoping, RRT
mengalami ledakan jumlah wirausahawan yang mulai menggantikan Marxisme
dengan pasar, sehingga menjadi negara sosialis yang “berkarakter China”. 32
Penetapan “sistem tanggung jawab kontrak rumah tangga” memberi kesempatan
bagi petani untuk menjual kelebihan hasil panen mereka ke pasar terbuka.
Perintis bisnis swasta mulai berkembang dalam bentuk perusahaan desa
dan kota, yaitu Perusahaan desa yang dikendalikan oleh pemerintah, namun
sepenuhya dijalankan oleh swasta. Rintisan ini kemudian memicu sektor bisnis
swasta di RRT.33 Sejak awal tahun 1980-an, pemerintah RRT mulai mengakui
keberadaan para wirausahawan, yang diawali dari wirausahawan perorangan lalu
meluas ke bisnis yang mereka jalankan.
Nyaris sejak awal mula terjadinya diberlakukannya reformasi ekonomi,
tingkat pertumbuhan ekonomi mengalami transformasi dari 4 - 5 persen dari
periode Mao menjadi 9,5 persen per tahun antara tahun 1978 dan 1992.34 Selama
30
Ye Hao, 2014, Some Thoughts on Deepening Economic Diplomacy, China Institute of
International Studies, http://www.ciis.org.cn/english/2014-01/20/content_6623715.htm diakses
pada 10 April 2017.
31
John Gitting, Op cit, Hal. 186.
32
Duncan Clark, Op cit, Hal. 84.
33
Ibid, Hal. 63.
34
Zheng Youngnian, 1999, Discovering Chinese Nationalism in China : Modernization
Identitiy, and International Relation, Cambridge : Cambridge University Press, Hal. 31-32.
tahun 1990-an, dengan menyingkirkan hambatan tariff dan mengizinkan arus
besar investasi asing secara langsung, RRT menciptakan lingkungan kompetitif
yang brutal dimana perusahaan-perusahaan domestik mati-matian bertahan
menghadapi pesaing-pesaing Barat yang lebih kaya dan maju.
RRT memanfaatkan arus deras modal asing terebut dan membuat
perusahaan-perusahaan RRT dapat memanfaatkannya untuk dapat belajar dari
dunia luar, walaupun dengan biaya yang cukup mahal.35
Diplomasi ekonomi RRT saat ini telah menganut prinsip interest-oriented.
Sebelumnya, diplomasi ekonomi dilaksanakan berdasarkan faktor ideologi. RRT
hanya memberikan bantuan kepada negara-negara yang setuju dengan ideologi
RRT. Namun, kepentingan utama pembangunan RRT saat ini adalah konstruksi
ekonomi nasional, yang mana hal ini ditunjang melalui diplomasi ekonomi. 36
Li dan Sun mengidentifikasi empat tahap utama dalam evolusi diplomasi
ekonomi RRT. Pertama, era reformasi dan keterbukaan pada tahun 1970an dan
1980an menandai pertunangan awal RRT, membangun hubungan dengan sistem
ekonomi internasional dan prinsip dasarnya. Selanjutnya, RRT memasuki fase
"integrasi" dari tahun 1990an, membangun kerjasama ekonomi dengan Jepang,
negara-negara Eropa, dan akhirnya Amerika Serikat sebagai sarana untuk
35
Yu Yongding, 2005, China’s Structural Adjusment, Konferensi Seoul, Hal. 2.
melawan sanksi internasional setelah insiden Tiananmen. RRT juga menjadi
bagian dari dialog internasional dan regional.37
Selanjutnya, RRT memulai diplomasi ekonomi "partisipatif", secara aktif
mempromosikan tata kelola ekonomi global serta zona perdagangan bebas di
tingkat regional. Akhirnya, sejak krisis keuangan 2008 dan setelah RRT menjadi
ekonomi terbesar kedua di dunia pada tahun 2010, ia telah meluncurkan
"kepemimpinan" diplomasi ekonomi, mendorong inisiatif ekonominya sendiri,
mengambil
peran
kepemimpinan
dalam
organisasi
internasional,
dan
mengemukakan prinsip-prinsip baru.
Pada abad ke-21, RRT dapat dikatakan sebagai salah satu negara yang
berpengaruh dalam perdagangan internasional. Telah banyak kerjasama yang
dilakukan oleh RRT kepada negara-negara di dunia. RRT cukup peka dalam
melihat sebuah peluang untuk menguntungkan negaranya dalam melakukan
kerjasama. Sebagai salah satu negara yang berada di kawasan Asia, RRT melihat
banyaknya peluang yang bisa dilakukan untuk memajukan perekonomian
negaranya, mengingat negara yang berbatasan dengan RRT baik secara daratan
maupun lautan merupakan negara-negara yang strategis bagi RRT dalam
melakukan kerjasama.38
Melihat adanya peluang kekuatan yang RRT miliki dan sesuatu yang
dibutuhkan oleh negara tersebut, RRT melakukan kerjasama dengan negara37
Audrye Wong, 2017, Chinese Perspectives On Economic Diplomacy,
http://www.theasanforum.org/chinese-perspectives-on-economic-diplomacy/. The Asan Forum,
Vol. 5, No. 3. Diakses pada 10 Juli 2017
38
Bob Widyahartono, 2004, Bangkitnya Naga Besar Asia, Yogyakarta : ANDI, hal. 131135.
negara disekitarnya. Banyak negara-negara yang menjadi perhatian RRT untuk
menjalin maupun meningkatkan kerjasama, termasuk di kawasan Eropa Barat.
Maka dari itu, RRT tentunya perlu menjalin dan meningkatkan kerjasama
dengan negara-negara yang berada di sekitarnya, dikarenakan RRT menempati
posisi yang cukup strategis dalam menjalin hubungan kerjasama dengan negaranegara di kawasan Eropa Barat, yaitu Jerman dan Belanda, untuk meningkatkan
pertumbuhan negaranya serta mempererat hubungannya dengan kedua negara
tersebut.
2. Tujuan Diplomasi Ekonomi RRT
Sebagai hasil dari globalisasi ekonomi yang semakin dalam dan
peningkatan kekuatan ekonomi RRT, diplomasi ekonomi secara bertahap
dianggap penting di dalam keseluruhan komponen diplomasi RRT. Wang Yei,
seorang peneliti The Institute of International Studies di Universitas Fudan telah
mendefinisikan diplomasi ekonomi sebagai “kesatuan dialektis ekonomi dan
diplomasi”. Dia menekankan bahwa diplomasi ekonomi terdiri dari kebijakan
yang tidak hanya mencakup tujuan ekonomi, tetapi mencakup tujuan politik dan
strategis juga.39
Zhen Bingxi, seorang peneliti dari The China Institute of International
Studies juga memdefinisikan diplomasi ekonomi secara rinci sebagai berikut :
“Diplomasi ekonomi menurut karakteristik RRT yaitu pemanfaatan
langkah ekonomi eksternal dalam kerangka kerja dari keseluruhan
39
Wang
Yiwei,
2004,
Economic
Diplomacy
Unveils
China’s
http://www.people.com.cn/GB/guoji/1030/3034453.html. Diakses pada 22 Juli 2017.
Appeal,
diplomasi negara untuk melindungi dan meneruskan kepentingan
nasional, melakukan tindakan seperti membimbing ekonomi dengan
kebijakan, menggunakan ekonomi untuk mempromosikan politik,
dan penggabungan politik dan dibutuhkannya sumber daya, pasar,
modal, teknologi, dan orang-orang berbakat untuk pembangunan
nasional dan untuk mempertahankannya secara efektif dan merespon
berbagai resiko yang datang dari arena ekonomi internasional”.40
Menurut pemaparan Zhen diatas, terdapat beberapa hal yang penting
tentang diplomasi ekonomi RRT. Pertama, diplomasi ekonomi melibatkan
keseluruhan ekonomi dan langkah-langkah keuangan, termasuk perdagangan,
investasi, dan segala bentuk kerjasama ekonomi. Dan juga mencakup diplomasi,
militer, dan jenis kebijakan lainnya, asalkan kebijakan tersebut mendorong
keuntungan ekonomi.
Kedua, diplomasi ekonomi dirancang untuk mengamankan sumber daya,
pasar, modal, teknologi, dan tenaga kerja yang terampil yang mana diperlukan
untuk menopang pembangunan nasional. Ketiga, diplomasi ekonomi beroperasi
sebagai kerangka tujuan diplomatik negara yang lebih luas dan objektif. Hal ini
menunjukkan bahwa koordinasi yang cukup besar sangat diperlukan untuk
memastikan kemajuan yang mantap menuju tujuan diplomasi ekonomi.
Keempat, pemahaman RRT mengenai diplomasi ekonomi dikaitkan
dengan masalah keamanan, yang banyak diantaranya berkaitan dengan struktur
ekonomi internasional dan keamanan limgkungan yang beroperasi di dalamnya.
Zhen
menjelaskan
40
bahwa
“pertahanan”
melawan
ancaman
ekonomi
Zhen Bingxi. 2009. How to Protect National Interests Overseas in the New Situation,
http://www.nbr.org/publications/asia_policy/free/AP22/AsiaPolicy22_Heath_July2016.pdf,
Diakses pada 22 Juli 2017.
mengharuskan RRT untuk berpartisipasi aktif dalam proses arus reformasi sistem
ekonomi, perdagangan, dan keuangan internasional untuk meningkatkan
kemampuan RRT di dalam mengatur wacana, harga dan kebijakan sistem
internasional dan untuk membangun lingkungan internasional yang lebih
menguntungkan bagi perlindungan kepentingan luar negeri RRT.41
Keadaan internal RRT telah berubah dan begitu juga dengan diplomasi
ekonomi. Pemikiran baru di RRT mengenai diplomasi ekonomi adalah cerminan
dari perkembangan ekonomi negara dan kekuatan material yang baru ditemukan.
Dalam konteks sekarang ini, kepentingan ekonomi dan diplomatik saling terkait
dan kompleks, memerlukan strategi kebijakan luar negeri yang terus berlanjut.
Dengan demikian, diplomasi ekonomi sekarang perlu lebih proaktif dalam
memecahkan
masalah
baru,
berbeda
dengan
pendekatan
konservatif
sebelumnya.42
Diplomasi ekonomi yang direalisasikan dalam bentuk kerjasama ekonomi
tersebut akan membuka peluang bagi RRT dalam melebarkan kerjasama ke
bidang-bidang lain, baik politik maupun pertahanan. Pada intinya, RRT ingin
membagi kue ekonomi yang selama ini dinikmatinya sendiri dengan negara lain
agar dapat mempererat hubungan bilateralnya dengan negara lain.43
41
Ibid.
Ibid.
43
Untung Suropati, Yohanes Sulaiman, Ian Montratama, 2016, Arungi Samudra Bersama
Sang Raja : Sinergi Poros Maritim Dunia dan Jalur Sutra Maritim Abad ke-21, Jakarta : PT. Elex
Media Komputindo, Hal. 113.
42
B. Kawasan Eropa Barat
1. Potensialitas Kawasan Eropa Barat
Negara-negara Eropa Barat adalah penentu perekonomian Eropa.
Perekonomian negara-negara di kawasan ini didasarkan pada industri, meskipun
pertanian akan selalu menjadi bagian yang penting. Beberapa contoh ialah industri
mobil Jerman yang bernilai tinggi, industri jam Swiss dan instrument lainnya yang
berteknologi tinggi, serta kereta api berkecepatan tinggi yang dimiliki oleh
Perancis. Sebuah tambahan baru untuk perekonomian Eropa Barat adalah dimana
Perancis dan Jerman berupaya untuk memasuki industri pesawat terbang. Upaya
mereka disebut Airbus, dengan pabrik-pabrik di Perancis dan Jerman, yang
melayani semua maskapai besar di seluruh dunia.44
Salah satu negara yang masih unggul di bidang pertanian adalah Belanda,
terutama di dalam menghasilkan produk susu, daging, sayuran, dan makanan
lainnya. Amsterdam adalah sebuah kota pelabuhan yang sibuk yang memiliki
perdagangan berlian yang sangat makmur serta berbagai jenis manufaktur ringan.
Jerman pun tak kalah unggul. Produk Jerman memiliki reputasi yang luar
biasa di seluruh dunia, karena produk asal Jerman mengandalkan standar kualitas
tinggi, penelitian, dan pendidikan profesional khusus. Standar kebersihan yang
ketat juga berlaku dalam industri makanan dan fokus pada sumber daya lokal.
“Made in Germany” sudah terkenal atas kualitasnya dengan kehandalan, daya
tahan, dan inovasi energik selama beberapa dekade terakhir. Jadi, tidak
mengherankan jika Jerman adalah termasuk salah satu eksportir terkemuka di
44
Jessica Davis, 2008, Western Europe,
http://maps.unomaha.edu/peterson/geog1000/notes/notes_exam2/we.html, Diakses pada 22
Juli 2017.
Eropa, kawasan Eropa Barat, bahkan dunia. Produksi susu tunduk pada peraturan
ketat dan ekstensif di Jerman dan dikombinasikan dengan teknologi mutakhir,
menjamin bahwa bahan baku berkualitas tinggi diproses secara sehat dan aman.45
Walaupun demikian, produk buatan Jerman masih akan terus bersaing
dengan produk buatan RRT. Persaingan terus meningkat pada hampir semua
sektor dan perusahaan.46 Meningkatkan kualitas produk buatan masing-masing
menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan agar dapat lebih unggul dalam
perdagangan internasional yang sangat kompetitif saat ini.
2.
Nilai Ekonomis Kawasan Eropa Barat
Sebagai sebuah benua, Eropa memiliki ekonomi terbesar. Perekonomian
nasional terbesar di Eropa ialah Jerman, yang terletak di Barat dan menempati
peringkat ketiga dalam PDB nominal secara global, dan keempat dalam paritas
daya beli PDB (PPP).
Eropa Barat adalah salah satu daerah terkaya di dunia. Jerman memiliki
GDP tertinggi di Eropa dan surplus keuangan terbesar dari negara manapun,
Luksemburg memiliki GDP per kapita tertinggi, dan Perancis memiliki Kekayaan
Nasional Bersih tertinggi dari setiap negara Eropa. Liechtenstein memiliki upah
45
Made In Germany, http://www.oldenburger-dairy.com/products.html, Diakses pada
23 Juli 2017
46
Rolf Wenker, 2014, How Much is “Made in Germany” really worth?”
http://www.dw.com/en/how-much-is-made-in-germany-really-worth/a-17372908, Diakses pada
23 Juli 2017.
rata-rata tertinggi dari setiap negara di Eropa dan Swiss peringkat tertinggi di
Eropa pada Indeks Kemajuan Sosial.47
Seperti benua lain, kekayaan negara-negara di benua Eropa bervariasi.
Perbedaan kekayaan di seluruh Eropa dapat dilihat pada pembagian secara kasar
antara Timur dan Barat. Semua Negara-negara Eropa Barat memiliki PDB dan
standar hidup yang tinggi, sedangkan banyak ekonomi Eropa Timur muncul dari
runtuhnya Uni Soviet dan Yugoslavia. Eropa Barat, dengan sejarah panjang dalam
bidang perdagangan, sistem pasar bebas, dan tingkat tinggi pembangunan di abad
sebelumnya, lebih kaya dan stabil jika dibandingkan dengan Eropa Timur.
Pada permulaan abad ke-19, PDB per kapita di Eropa Barat dua kali lebih
besar jika dibandingkan dengan Asia Selatan dan kira-kira setara dengan Jepang
dan pesisir selatan serta timur RRT. Dan pada tahun 1900, pendapatan per kapita
di Eropa Barat melampaui RRT dengan selisih sekurang-kurangnya sepuluh kali
lipat.48
Jerman merupakan salah satu negara maju di Eropa Barat yang berbatasan
dengan enam negara-negara lainnya di wilayah Eropa. Karena lokasinya yang
menguntungkan, negara ini selain menjadi tujuan pasar ekspor yang prospektif,
juga sebagai salah satu pintu gerbang untuk memperluas pasar ekspor ke wilayah
Eropa lainnya. Dengan 12.600 km jalan bebas hambatan, 37.900 km jalur kereta
api, 7500 km jalur laut, serta 26 bandara internasional, maka lalu lintas
47
Wikipedia, 2017, Western Europe, https://en.wikipedia.org/wiki/Western_Europe,
Diakses pada 22 Juli 2017.
48
Martin Jacques, Op cit, Hal. 37.
perdagangan bisnis dan pengiriman barang di Jerman dapat dilakukan dengan
cepat dan efisien.49
Dalam hal perekonomian, Jerman merupakan negara terbesar ke-5 (lima)
di dunia dalam hal paritas daya beli dengan GDP (PPP) US$ 3.979 triliun (est.
2017) dan terbesar di Eropa sekaligus sebagai eksportir terkemuka mesin,
kendaraan, bahan kimia, dan peralatan rumah tangga dengan dukungan dari
tenaga kerja terampil yang dimilikinya. 50
Jerman adalah negara dengan perekonomian terbesar di Eropa, dengan
ekspor barang-barang manufaktur yang kuat. Untuk mendapatkan pendapatan
nasional, Jerman telah mempromosikan manufaktur sebagai komponen utama
ekonominya. Sebagian besar ekspor ada di mobil, mesin, logam, dan barangbarang kimia. Selain itu, sektor jasa juga berkontribusi besar terhadap
perekonomiannya. Deutsche Bank memegang posisi yang patut ditiru sebagai
salah satu perusahaan paling menguntungkan dalam daftar Fortune 500. 51
Dalam sektor perdagangan, Jerman adalah salah satu negara yang paling
penting untuk perdagangan di seluruh dunia. Menurut data dari World Trade
49
Ibid
http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/admin/docs/researchcorner/2901377080
246.pdf. DIakses pada 2 Mei 2017.
51
Saylor Academy, 2012, Regions of Western Europe,
https://saylordotorg.github.io/text_world-regional-geography-people-places-andglobalization/s05-04-regions-of-western-europe.html, Diakses pada 1 Agustus 2017.
50
Organization (WTO), Jerman merupakan negara eksportir terbesar dan importir
terbesar ketiga di dunia pada tahun 2009.52
Jerman juga dikenal sebagai pembuat mobil, pemasok mobil, perusahaan
mesin, dan pembuat alat mesin yang telah lama dianggap sebagai pemimpin dunia
di bidang manufaktur. Hal ini karena sebagian besar kemampuan sumber daya
manusia Jerman untuk membuka potensi pada perangkat lunak, sensor, jaringan,
dan perangkat elektronik dan mengubahnya menjadi sebuah barang jadi yang
berkualitas. Kini, Jerman juga merintis fase baru yaitu manufaktur digital global
yang akan mengubah “proses” pembuatan segala sesuatu mulai dari mobil hingga
kereta, pesawat, mesin, dan lain-lain.53
Strategi Jerman yaitu “Industrie 4.0” merupakan salah satu langkah
Jerman di dalam mengembangkan perekonomiannya melalui sektor industri.
Industrie 4.0 adalah inisiatif strategis Jerman untuk mengambil peran dalam
industri IT yang saat ini merevolusi sektor manufaktur. Strategi Industrie 4.0 akan
memungkinkan Jerman untuk tetap memiliki ekonomi upah tinggi yang
kompetitif secara global. Jerman memiliki potensi untuk mengembangkan
posisinya sebagai pemasok terkemuka dan menjadi pasar terdepan untuk solusi
Industrie 4.0, sehingga memperkuat ekonomi Jerman, mengintensifkan kerja sama
internasional dan menciptakan pasar baru yang berbasis internet. 54 Untuk
52
Holger Gorg, Dennis Gorlich, 2012, Trade and Labour Market Outcomes in Germany,
https://www.oecd.org/site/tadicite/50287849.pdf, Diakses pada 1 Agustus 2017.
53
Thomas Kautzsch, 2016, German Manufacturing Is Leading a Digital Industrial
Revolution, https://hbr.org/2016/06/german-manufacturing-is-leading-a-digital-industrialrevolution, Diakses pada 22 Juli 2017.
54
William MacDougall, 2014, INDUSTRIE 4.0 : Smart Manufacturing for The Future,
Berlin : Germany Trade and Invest, Hal. 3.
menunjang hal tersebut, Jerman memungkinkan untuk dapat menjalin hubungan
kerjasama dengan RRT yang notabene merupakan negara manufaktur terbesar
pada tahun 2017.
Jerman, dengan produksi tahunan hampir 43 juta ton baja mentah pada
tahun 2014, adalah produsen baja terbesar ketujuh di dunia dan terbesar di Uni
Eropa. Dengan 17,2 miliar euro, industri baja di Jerman bertanggung jawab atas
sekitar 30 persen dari penciptaan nilai yang dicapai oleh industri baja Eropa. 55
Sebagai industri dasar, sektor baja sangat penting bagi rantai penciptaan
nilai di Jerman. Berbagai inovasi yang diimplementasikan oleh industri ini
berkaitan yang erat dengan sektor industri lainnya, misalnya, industri mobil atau
konstruksi mesin. Sektor baja memasok sekitar seperlima dari pembelian input
untuk konstruksi mesin dan 12 persen untuk industri otomotif. Sektor penting
lainnya termasuk teknik elektro, sektor bangunan serta pengolahan baja dan
logam. Sektor baja merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Jerman.
Selain Jerman, Belanda memiliki sejumlah kekuatan yang membuatnya
menarik perusahaan RRT ingin masuk ke pasar Eropa. Kekuatan dari Belanda
antara lain lokasi geografis, infrastruktur yang baik, iklim fiskal yang
menguntungkan,
keahlian
logistik,
pengetahuan
teknologi,
fleksibilitas,
kemampuan bahasa yang luas dan masyarakat yang berorientasi internasional.
55
Martin Theuringer, 2017, Steel Industry in Germany, http://en.stahlonline.de/index.php/topics/economics/steel-industry-in-germany/, Diakses pada 23 Juli 2017.
Belanda merupakan negara yang menerapkan sistem perekonomian
terbuka, yaitu dengan mengikuti alur perdagangan internasional.56 Walaupun dari
sejumlah negara di benua eropa, Belanda tidak termasuk negara paling maju, akan
tetapi Belanda termasuk negara dengan kondisi perekonomian paling stabil di
Eropa jika dibandingkan dengan negara besar lainnya.
Sektor utama ekonomi di Belanda ialah industri jasa, seperti pelabuhan
dan bandara. Belanda berfungsi sebagai pintu gerbang ke Eropa karena
infrastrukturnya yang sangat baik dengan pelabuhan terbesar di Eropa, yaitu
Pelabuhan Rotterdam, dan bandara terbesar keempat, Bandara Schiphol
Amsterdam.57
Sektor agrikultur, yaitu sektor pertanian dan pangan, juga menjadi salah
satu sektor utama perekonomian Belanda yang menyumbang 20% dari pendapatan
keuangan Belanda. Hasil pertanian yang diandalkan adalah gandum, perkebunan
anggur, susu sapi, dan makanan olahan seperti keju, dan lain-lain.
Sektor agribisnis dan makanan di Belanda semakin memperkuat posisinya
di pasar dunia. Pada tahun 2016, ekspor agribisnis dan makanan mencapai hampir
94 miliar euro, dibandingkan dengan 90 miliar pada tahun 2015. Produk pertanian
menyumbang 85 miliar euro dan bahan pertanian, pengetahuan dan teknologi
menyumbang 9 miliar euro, yang mana hal ini merupakan rekor baru bagi
Belanda.
56
Anne Ahira, 2014, Menengok Budaya, Politik, dan Sistem Perekonomian Belanda,
http://www.anneahira.com/perekonomian-belanda.htm, Diakses pada 11 Agustus 2017.
57
Ibid.
Pada tahun 2015, sektor agribisnis dan pangan sekarang mencapai 22%
dari total ekspor. Barang yang banyak diekspor adalah bahan makanan, seperti
sayuran, buah, susu, daging dan produk olahan. Hal yang mendasari ekspor
agribisnis dan makanan secara besar-besaran adalah meningkatnya permintaan
akan bahan pertanian Belanda yang memiliki inovasi dan teknologi berkualitas
tinggi.58
Menteri Pertanian Belanda, Van Dam, mengatakan bahwa Belanda telah
berhasil memperkuat posisinya di Eropa bahkan dunia dengan ekspor agribisnis
dan makanan yang telah tumbuh secara signifikan. “Made in Holland” tidak lagi
menjadi label yang hanya diperuntukkan bagi tulip dan keju, tetapi juga terdapat
pada bidang pengetahuan dan teknologi pertanian yang terus berkembang. Van
Dem berharap bahwa kedepannya Belanda dapat berkontribusi terhadap
penyediaan makanan yang efektif, sehat dan berkelanjutan di seluruh dunia,
dengan modal produk dan teknologi inovatif yang telah ada.59
Dengan ekspor pertanian sebesar 85 milyar euro, Belanda menempati
pengekspor pertanian terbesar kedua di dunia, dibawah AS, dan diikuti oleh
Jerman, Brazil dan RRT. Produk yang paling banyak di ekspor ke luar Eropa yaitu
bunga, tanaman, yang diikuti oleh produk daging dan susu. Belanda merupakan
eksportir nomor satu bunga tulip di seluruh dunia, dan juga eksportir tomat
terbesar di dunia. Ekspor utama lainnya dari Belanda terdiri dari sepatu, berbagai
58
Kamerbrief, 2017, Agri & Food Exports Achieve Record High In 2016,
https://www.government.nl/latest/news/2017/01/20/agri-food-exports-achieve-record-high-in2016, Diakses pada 23 Juli 2017.
59
Ibid
macam alas kaki dan pakaian, dengan jumlah sekitar 10 persen dan obat-obatan
sekitar 5 persen.60
Tidak hanya dalam bidang agribisnis dan makanan, Belanda juga dikenal
dengan peralatan dan mesin transportasi, dan juga dalam bidang bahan bakar
berbasis minyak dan mineral, yang mana merupakan seperempat dari seluruh
ekspor Belanda.
Pada tahun 2015, sektor mesin juga menempati peringkat pertama produk
ekspor utama Belanda.61 Total ekspor mesin Belanda hampir mencapai 13 milyar
euro atau setara dengan sekitar 2 persen dari PDB Belanda. Selanjutnya ialah gas
alam yang diproduksi di dalam negeri yang merupakan produk ekspor kedua yang
paling unggul di Belanda. Total pendapatan Belanda melalui ekspor barang dari
produk-produk agribisnis, makanan, mesin, dan gas alam tersebut ialah sebesar
53,5 milyar euro atau 7,9 persen dari PDB Belanda.
Selain itu, salah satu aspek yang juga menunjang perekonomian Belanda
yaitu terdapat pada sektor baja. Belanda adalah eksportir baja terbesar ke tiga
belas di dunia, yang mengekspor 10,7 juta metrik ton baja pada 2015. 62 Ekspor
dari Belanda mewakili sekitar 2 persen dari seluruh baja yang diekspor secara
global. Belanda mengekspor baja ke lebih dari 160 negara dan wilayah.
60
Jan M, 2017, What Are The Main Export Products of The Netherlands?,
http://www.netherlands-tourism.com/main-export-products-netherlands/, Diakses pada 23 Juli
2017.
61
Central Bureau voor de Statistiek, 2017, Machinery Most Profitable Dutch Export
Product, https://www.cbs.nl/en-gb/news/2017/06/machinery-most-profitable-dutch-exportproduct, Diakses pada 23 Juli 2017.
62
International Trade Administration, 2017, Steel Export Report : Netherlands,
http://www.trade.gov/steel/countries/pdfs/exports-dutch.pdf, Diakses pada 23 Juli 2017.
Perekonomian ekonomi RRT-Belanda sangat saling melengkapi satu sama
lain. Dalam bidang infrastruktur, pelabuhan Rotterdam memainkan peran penting
sebagai pusat transportasi internasional, dan menjadi peran penting dalam
hubungan ekonomi antara RRT dan Belanda, dan Eropa Barat secara
keseluruhan.63
Negara RRT dan negara-negara Eropa Barat, khususnya Jerman dan
Belanda, telah mengirim sinyal pada dunia, bahwa ketiga negara tersebut akan
bekerjasama dalam mempromosikan ekonomi terbuka untuk dunia sekaligus
menjaga sistem perdagangan global berdasarkan pada World Trade Organization
(WTO). Mogherini, seorang Diplomat Uni Eropa menegaskan bahwa situasi
internasional saat ini mendorong pentingnya bagi Jerman, Belanda, dan RRT
untuk memperkuat kerjasama bilateral. Uni Eropa selalu menganggap “Negeri
Tirai Bambu” itu sebagai mitra kerja dan bukan ancaman. 64
Selain itu, Belanda menawarkan tarif pajak rendah perusahaan hanya
dengan 25,5 persen dan telah menandatangani sejumlah besar perjanjian pajak
dengan negara-negara di seluruh dunia. Hal ini merupakan salah satu alasan
mengapa RRT tertarik untuk menjadikan Belanda sebagai wadah di dalam
memainkan perannya di Kawasan Eropa Barat.65
63
Trade and Development Cooperation, 2013, Trade and Investment between The
Netherlands and China, http://china. nlambassade. org/binaries /content/assets /postenweb/c
/china/zaken-doen-in-china/trade-relations-nl-and-cn-may-2013.pdf, Diakses pada 8 Juli 2017.
64
Dina Fadillah, 2017, China dan Eropa Kerja Sama Promosikan Ekonomi Terbuka,
www.jurnas.com/artikel/13944/China-dan-Eropa-KErja-Sama-Promosikan-Ekonomi-Terbuka/.
Diakses pada 8 Juli 2017.
65
Enzio Willemsen, 2014, Relationship between China and the Netherlands,
https://www.linkedin.com/pulse/20140901010935-242619421-relationship-between-china-andthe-netherlands, Diakses pada 11 Agustus 2017.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN
A. KESIMPULAN
1. Diplomasi Ekonomi Republik Rakyat Tiongkok (RRT) merupakan salah satu
penerapan dari kebijakan luar negerinya yaitu dengan menjalin hubungan dengan
negara-negara lain dengan tujuan untuk mencapai kepentingan nasional RRT,
salah satunya ialah meningkatkan perekonomian RRT, agar dapat menjadi negara
dengan ekonomi terbesar di dunia dan dapat terus bersaing di perdagangan
internasional. Dasar penerapan diplomasi ekonomi RRT yaitu adanya keruntuhan
ekonomi RRT pasca pemerintahan Mao Zedong, merupakan salah satu landasan
diterapkannya reformasi ekonomi RRT pada tahun 1978.
2. Wujud diplomasi ekonomi Republik Rakyat Tiongkok terhadap Jerman dan
Belanda berupa perjanjian kerjasama ekonomi antar negara RRT dan Jerman serta
Belanda, meliputi kerjasama dalam sektor manufaktur, ekspor impor, dan lain
sebagainya.
B. SARAN-SARAN
1. Republik Rakyat Tiongkok (RRT) perlu untuk mengembangkan kualitas produkproduk RRT terlebih jika ingin bersaing dengan Jerman dan Belanda, yang mana
kedua negara tersebut merupakan negara-negara yang unggul di kawasan Eropa
Barat. Hal ini harus diperhatikan guna mengembangkan penerapan Diplomasi
Ekonomi RRT di Kawasan Eropa Barat.
2. Republik Rakyat Tiongkok (RRT) perlu untuk menerapkan Diplomasi Ekonomi
nya dengan memperluas kerjasama ekonomi terhadap negara-negara di Kawasan
Eropa Barat, bukan hanya berfokus pada Jerman dan Belanda saja, agar terjadi
kesetaraan hubungan antara RRT dengan negara-negara di Kawasan Eropa Barat.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-Buku
Baranay, Pavol. 2009. Modern Economic Diplomacy, . Latvia: Publications of
Diplomatic Economic Club.
Budiono Kusumohamidjojo, Budiono. 1987. Hubungan Internasional : Kerangka
Studi Analitis. Jakarta: Bina Cipta.
Deutsch, Karl. 1969. Nationalism and Its Alternatives. New York : Alfred A.
Knopf.
Didi Krisna, Didi. 1993. Hubungan Bilateral dan Politik Internasional. Jakarta:
Gramedia.
Djelantik, Sukawarsini. 2008. Diplomasi Antara Teori dan Praktik. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Gitting, John. 2005. The Changing Face of China. Oxford : Oxford University
Press.
Hao, Ye. 2013. China International Studies, Beijing: Beijing Shengtong Printing.
Harding, Harry. 1987. China’s Second Revolution: Reform After Mao.
Washington: Allen & Unwin.
Hartshorne. 1959. Perspective on the Nature of Geography. Chicago : Rand
McNally.
Hooghe, Marks dan Schakel. 2010. Rise of Regional Authority. London :
Routledge.
Jack C. Plano, Roy Olton. 1969. The International Relationship Dictionary.
England and California: ABC-CLIO.
Jackson, Robert. 2009. Pengantar Hubungan Internasional. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Jacques, Martin. 2011. When China Rules The World : Kebangkitan Dunia Timur
dan Akhir Dunia Barat. Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara.
Jemadu, Aleksius. 2008. Politik Global dalam Teori dan Praktik. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Kokubun Ryosei, Wang Jisi. 2004. The Rise of China and a Changing East Asian
Order. Tokyo: Japan Center for International Exchange.
Kumar, Madam. 2008. Nepal : A Generic Guideline for Development through
Economic Diplomacy. Nepal : Institute Of Affairs, Kathmandu.
MacDougall, William. 2014. INDUSTRIE 4.0 : Smart Manufacturing for The
Future. Berlin : Germany Trade and Invest.
Maharani, Tiara. 2013. Pertumbuhan dan Perkembangan China sebagai Tanda
Kemunculan Kekuatan Baru Dilihat dari Teori Poer Transition. Universitas
Indonesia.
Ministry of Trade. 2015. Produk Sepatu Tekstil (HSD 6404) di Jerman. Atase
Perdagangan Kedutaan Besar Republik Indonesia Berlin.
Mochtar Mas’oed, Mochtar. 1994. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan
Metodologi. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES.
N. Rosenau, James. 2006. The Study of World Politics, Volume 2 : Globalization
and Governance. London and Newyork : Routledge.
Nicholas Bayne, Stephen Woolcock. 2003. The New Economic Diplomacy:
Decision Making and Negotiation in International Economic Relations.
Ashgate, London.
Nolan, Peter. 2005. Transforming China : Globalization, Transition and
Development. London : Anthem Press.
Nye, Joseph. 1971. Peace in Parts: Integration and Conflicts in Regional
Integration. Boston : Little, Brown and Company.
Paasi. 1986. The Institutionalisation of Regions: A Theoretical Framework for
Understanding the Emergence of Regions and the Constitution of Regional
Identity. Fennia.
Rana, S.K. 2007. Economic Diplomacy: the Experience of Developing States,
dalam The New Economic Diplomacy : Decision – Making and
Negotiation in International Economic Relations, ed. Nicholas Bayne dan
Stephen Woolcock. Hampshire: Ashgate Publishing.
Raphie Hayat, Raphie. 2007. Dutch Offshoring to and Trade with China : A
Quantitative Analysis. Amsterdam : Free University.
Robert Jackson, Georg Sorensen. 2009. Pengantar Studi Hubungan Internasional,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sitepu, P. Anthonius. 2011. Studi Hubungan Internasional, Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Theodore A. Coulumbis, James H. Walfe. 1990. Pengantar Hubungan
Internasional: Keadilan dan Power. Bandung : Abardin.
Untung Suropati, Yohanes Sulaiman, Ian Montratama. 2016. Arungi Samudra
Bersama Sang Raja : Sinergi Poros Maritim Dunia dan Jalur Sutra Maritim
Abad ke-21. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
Van Den, H, Berg. 2005. Economic Growth and Development. New York :
Mc.Graw Hill Irwin.
Widyahartono, Bob. 2004. Bangkitnya Naga Besar Asia. Yogyakarta : ANDI.
Yongding, Yu. 2005. China’s Structural Adjusment. Konferensi Seoul.
Younding, Yu. 2005. China’s Rise Twin Surplus and The Change of China’s
Development Strategy. Kyoto : Tokyo Club Conference.
Youngnian, Zheng. 1999. Discovering Chinese Nationalism in China :
Modernization Identitiy, and International Relation. Cambridge : Cambridge
University Press.
Zaenurrofik, A. 2008. China Naga Raksasa Asia. Yogyakarta: Garasi.
B. Jurnal
Bergsten. 2009. “China as an Economic Power in The Contemporary Era of
Globalization”, Jurnal of Asian and African Studies, Vol. 35 No. 5, Hal. 497521.
E, Nuechterlein, Donald. 1979. “The Concept of “National Interest”: A Time for
New Approaches”. Orbis : A Journal of World Affairs, Vol. 23, No. 1.
Fawn, Richard. 2009. Regions and Their Study: Wherefrom, What for a Whereto?
Review of International Studies. No. 35. Hal. 5-34
Jiang, Yang. 2011. “Great Power Style’ in China’s Economic Diplomacy: Filling
the Shoes of a Benign Hegemon?”, Hague Journal of Diplomacy Vol.6 No.1.
Hal. 63-81.
Lee, Donna, Brian Hocking. 2010. “Economic Diplomacy”, The International
Studies Encyclopedia, Vol. 2, Hal. 1216-1227.
Raymond Saner, Lichia Yiu. 2003. “International Economic Diplomacy :
Mutations In PostModern Times”, Discussion Paper in Diplomacy, No.48,
Hal. 13.
Van Langenhove, Luk. 2013. “What is a Region? Toward a Statehood Theory of
Region”, Journal Contemporary Politics. Vol. 19 Issue 4, Hal. 5.
Wong, Audrye. 2017. “Chinese Perspectives On Economic Diplomacy”, The
Asan Forum, Vol. 5, No. 3.
C. Internet
Adriyanto, Heru. 2013. “ Gusur AS, China Negara Dagang Terbesar di Dunia”.
http://www.beritasatu.com/ekonomi/96032-gusur-as-china-menjadi-negaradagang-terbesar-di-dunia.html. Diakses pada tanggal 19 Januari 2017.
Anne Ahira. 2014. “Menengok Budaya, Politik, dan Sistem Perekonomian
Belanda”. http://www.anneahira.com/perekonomian-belanda.htm. Diakses
pada 11 Agustus 2017.
Arum. 2014. “China dan Jerman Miliki Peluang Kerjasama Ekonomi”,
http://blj.co.id/2014/03/30/china-dan-jerman-miliki-peluang-kerjasamaekonomi/. Diakses pada 8 Juli 2017.
Bociaga, Robert. 2017. “Chinese Tech : The Made in China 2025 Strategy.
http://themarketmogul.com/chinese-tech/”. Diakses pada 23 Juli 2017.
Bushati, Ditmir. 2013. “Economic Diplomacy on The Focus of Foreign Policy”.
Diakses dari http:// www. punetejashtme. gov.al/en/mission/ economicdiplomacy. Diakses pada tanggal 23 Januari 2017.
Central Bureau voor de Statistiek. 2017. “Machinery Most Profitable Dutch
Export Product”. https://www.cbs.nl/en-gb/news/2017/06/machinery-mostprofitable-dutch-export-product. Diakses pada 23 Juli 2017.
Chu, Wung. 2016. “China’s 13th Five Year Plan : Made in China 2025 and
Industrie
4.0
Cooperative
Opportunities”.http://economists-pickresearch.hktdc.com/business-news/article/Research-Articles/China-s-13thFive-Year-Plan-Made-in-China-2025-and-Industrie-4-0-CooperativeOpportunities/rp/en/1/1X000000/1X0A6AZ7.htm. Diakses pada 11 Agustus
2017.
Deutsche Welle. 2014. “Cina dan Jerman Tingkatkan Hubungan Dagang”.
http://m.dw.com/id/cina-dan-jerman-tingkatkan-hubungan-dagang/a17527929. Diakses pada 11 Agustus 2017.
Diplomat Magazine. 2017. “A Brighter Future for China-The Netherlands
Friendship”. http://www.diplomatmagazine.nl/2017/06/03/a-brighter-futurefor-the-china-netherlands-friendship/. Diakses pada 11 Agustus 2017.
EU SME Centre. 2011. “The Machinery Sector in China”.
https://www.ccilc.pt/sites/default/files/machinery_sectorreport_v3_en.pdf,
DIakses pada 23 Juli 2017.
Fadillah, Dina. 2017. “China dan Eropa Kerja Sama Promosikan Ekonomi
Terbuka”.
www.jurnas.com/artikel/13944/China-dan-Eropa-KErja-SamaPromosikan-Ekonomi-Terbuka/. Diakses pada 8 Juli 2017.
Foreign Trade and Development Organization. 2013. “The Netherland and
China”.
http://china.nlambassade.org/binaries/content/assets/postenweb/c/china/zaken
-doen-in-china/trade-relations-nl-and-cn-may-2013.pdf. Diakses pada 1
Agustus 2017.
Gao, Hucheng. 2015. “Let Chinese Dream Lighten a Beautiful World: Study and
Implement General Secretary Xi Jinping’s Economic Diplomacy Thought”.
http://english.mofcom.gov.cn/article/newsrelease/significantnews/201404/201
40400552783.sh tml. Diakses pada tanggal 6 Januari 2017.
Hao, Ye. 2014. “Some Thoughts on Deepening Economic Diplomacy”, China
Institute of International Studies, http://www.ciis.org.cn/english/201401/20/content_6623715.htm diakses pada 10 April 2017.
Hauser, Jens. 2010. “Export Marketing Survey : German Market for Textile and
Clothing”. http:// ukrexport. gov.ua /i/imgsupload /file/ Market
_Survey_Textile_Germany_en.pdf. Diakses pada 19 Juli 2017.
Hisyam, Amdya. 2010. “Organisasi dan Kerjasama Internasional : Uni Eropa
(European
Union)”.
https://amdyahisyam.com/2010/10/31/organisasikerjasama-internasional-uni-eropa-european-union/. Diakses pada 1 Agustus
2017.
Holger Gorg, Dennis Gorlich. 2012. “Trade and Labour Market Outcomes in
Germany”. https://www.oecd.org/site/tadicite/50287849.pdf. Diakses pada 1
Agustus 2017.
http://www.kemendag.go.id/files/pdf/2016/09/20/report-1474352918.pdf. Diakses
pada tanggal 6 Januari 2017.
Institute Of Exports & International Trade News. 2017. “China Now Germany’s
largest trading partner”, www.eksport.org.uk/news/334787/china-nowgermanys-largest-trading-partner.htm. diakses pada 8 Juli 2017.
International Trade Administration, 2017, Steel Export Report : Netherlands,
http://www.trade.gov/steel/countries/pdfs/exports-dutch.pdf, Diakses pada 23
Juli 2017.
International Trade Center. 2011. “The Chinese Market for Clothing”.
http://www.intracen.org/uploadedFiles/intracenorg/Content/Exporters/Sectors
/Food_and_agri_business/Cotton/AssetPDF/China%20final%20technical%20
document%20for%20print1.pdf. Diakses pada 11 Juli 2017.
ITI Manufacturing Staff. 2015. Product Quality and Chinese Manufacturing.
https://www.itimanufacturing.com/chinese-manufacturing/product-qualityand-chinese-manufacturing/. Diakses pada 19 Juli 2017.
Jane,
Anastacia.
2015.
“Karakteristik
Kawasan
Eropa”.
http://www.academia.edu/ 10392096/Karakteristik_Kawasan_Eropa. Diakses
pada 1 Agustus 2017.
Jessie Bakens, Ray Barrell, Piet Buitelaar. 2006. “China and Ducth Economy”.
http://dare.ubvu.vu.nl/bitstream/handle/1871/21819/china-and-dutcheconomy.pdf?sequence=2. Diakses pada 11 Agustus 2017.
Kamerbrief. 2017. “Agri & Food Exports Achieve Record High In 2016”.
https://www.government.nl/latest/news/2017/01/20/agri-food-exportsachieve-record-high-in-2016. Diakses pada 23 Juli 2017.
Kautzsch, Thomas. 2016. “German Manufacturing Is Leading a Digital Industrial
Revolution”.
https://hbr.org/2016/06/german-manufacturing-is-leading-adigital-industrial-revolution. Diakses pada 22 Juli 2017.
M, Jan. 2017. “What Are The Main Export Products of The Netherlands?”,
http://www.netherlands-tourism.com/main-export-products-netherlands/,
Diakses pada 23 Juli 2017.
Monexnews. 2013. “PM Li Keqiang : China-Jerman Bisa Jadi “Dream Team”.
http://www.monexnews.com/world-economy/pm-li-keqiang-china-jermanbisa-jadi-dream-team.htm. Diakses pada 23 Agustus 2017.
Morrison, Wayne. 2015. “China’s Economic Rise : History, Trends, Challenges,
and
Implications
for
the
United
States”.
https://fas.org/sgp/crs/row/RL33534.pdf. Diakses pada 11 Juli 2017.
Muhammad Nugraha, Fajar. 2012. “Berkenalan dengan Uni Eropa / European
Union (EU)”, http://nederindo.com/2012/04/berkenalan-dengan-uni-eropaeuropean-union-eu. Diakses pada 1 Agustus 2017.
Mulyadi, Tedi. 2016. “Kondisi Geografis dan Penduduk Eropa Barat”.
http://budisma.net/2016/11/kondisi-geografis-dan-penduduk-eropabarat.html. Diakses pada 1 Agustus 2017.
Otero, Miguel. 2015. “The rise of ‘Chermany’: Germany and China, the big
winners
in
economic
globalization”.
http://www.realinstitutoelcano.org/wps/portal/rielcano_en/contenido?WCM_
GLOBAL_CONTEXT=/elcano/elcano_in/specials/globalpresenceindexiepg/ari55-2015-oteroiglesias-chermany-germany-china-big-winnerseconomic-globalisation. Diakses pada tanggal 19 Januari 2017.
Perwita, Banyu. 2011. “Optimalisasi Diplomasi Ekonomi Untuk Meningkatkan
Ekonomi Nasional”. Diakses dari http://www. tabloiddiplomasi.org/
pdf/2011/Diplomasi %20Februari%202011.pdf, Diakses pada tanggal 23
Januari 2017.
R.A.
Kaliwarang,
Renne.
2010.
“Pembentukan
Uni
Eropa”.
http://dunia.news.viva.co.id/
news/read/127178-pembentukan_uni_eropa.
Diakses pada 1 Agustus 2017.
Rana, Kishan S. 2007. “Economic Diplomacy: the Experience of Developing
Countries”. http://www.cuts-citee.org/CDS03/pdf/CDS03-Session1-02.pdf.
Diakses pada tanggal 19 Desember 2016.
Saylor
Academy.
2012.
“Regions
of
Western
Europe”.
https://saylordotorg.github.io/text_world-regional-geography-people-places-
and-globalization/s05-04-regions-of-western-europe.html. Diakses pada 1
Agustus 2017.
Sun, P, Heshmati, A. 2010. “International Trade and its Effects on Economic
Growth in China”. Discussion Paper Series, IZA DP No. 5151, August.
http://ftp.iza.org/dp5151.pdf. Diakses pada 11 Agustus 2017.
Syamsiar Larasati, Syamsiar. 2015. “China is a New Super Power”,
www.academia.edu/12974364/China_is_a_new_super_power. Diakses pada
8 Juli 2017.
The Ministry of Economic Affairs Of The Kingdom Of The Netherlands and
Ministry of Agriculture of P. R. China. 2014. “The Framework Agreement on
Dairy Industry Development Cooperation between The Ministry of Economic
Affairs Of The Kingdom Of The Netherlands and Ministry of Agriculture of P.
R. China”. http: //china. nlambassade. org/binaries /content/ assets/
postenweb/c/china/zaken-doen-in-china/2014/dairy-framework-mou-eng.pdf.
Diakses pada 10 Juli 2017.
Theuringer, Martin. 2017. “Steel Industry in Germany”. http://en.stahlonline.de/index.php/topics/economics/steel-industry-in-germany/.
Diakses
pada 23 Juli 2017.
Trade and Development Cooperation. 2013. “Trade and Investment between The
Netherlands and China”. http:// china.nlambassade.org/ binaries/ content/
assets/postenweb/c/china/zaken-doen-in-china/trade-relations-nl-and-cn-may2013.pdf. Diakses pada 8 Juli 2017.
Trading
Economics.
2015.
“China
Exports
Netherlands”.
https://tradingeconomics.com/china/exports/netherlands. Diakses pada 22 Juli
2017..
Trading
Economics.
2016.
“Germany
Import
By
Category”.
https://tradingeconomics.com/germany/imports-by-category. Diakses pada 1
Agustus 2017.
Vera Tellmann, Christoph Jumpelt. 2007. “Made In China” Large Hugely
Popular In Germany. Diakses dari http://www.dw.com/en/made-in-chinalabel-hugely-popular-in-germany/a-2845341, Diakses pada tanggal 22 Januari
2017.
Von Hein, Matthias. 2012. “Hubungan Jerman-Cina Bukan Sekedar Diplomasi
Panda”. www.dw.com/id/hubungan-jerman-cina-bukan-sekedar-diplomasipanda/a-16199700. diakses pada tanggal 8 Juli 2017.
Wang Yi, Foreign Minister. 2016. “Stakeholder : China’s Diplomacy and ChinaEurope Relation in 2015”. https://euobserver.com/stakeholders/131704.
Diakses pada tanggal 6 Januari 2017.
Weiguo
Lu, Dr.
1995.
“Reforms
of
China’s
Trade
Policy”.
http://www.aph.gov.au/binaries/library/pubs/rp/1995-96/96rp19.pdf. Diakses
pada 11 Agustus 2017.
Wikipedia. 2017. “Eropa Barat”. https://id.wikipedia.org/wiki/Eropa_Barat.
Diakses pada 1 Agustus 2017.
Wikipedia. 2017. “Western Europe”. https://en. wikipedia.org /wiki /Western __
Europe. Diakses pada 22 Juli 2017.
Willemsen, Enzio. 2014. “Relationship between China and the Netherlands”.
https://www.linkedin.com/pulse/20140901010935-242619421-relationshipbetween-china-and-the-netherlands. Diakses pada 11 Agustus 2017.
Yingqun, Chen. 2015. “Chinese investments In Netherlands Hit Record High”.
http://www.chinadaily.com.cn/world/2015-03/20/content_19868111.htm.
Diakses pada tanggal 22 Januari 2017.
Z. Lawrence, Robert. 2006. “China And The Multilateral Trading System”.
National
Bureau
Of
Economic
Research. http://www.nber.org/papers/w12759. Diakses pada 11 Agustus
2017.
Zhang, Allan. 2017. “Why is The “Made in China 2025” initiative important to
China and Foreign Firms?”. https://www.linkedin.com/pulse/why-madechina-2025-initiative-important-foreign-firms-allan-zhang. Diakses pada 23
Juli 2017.
Download