HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGAJAR DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh: SARI JULIANTI F 100 110 162 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 IIT]BI}NEAN AITTARA I(EITfiAIITP. BAN IIIENGAJAR DENEAN MOfiVASI BERPRESTASI Yang diajukanoleh: ' $rriJulhnti F 100 ttotcL Telah diB€rtahairkan di depan Deumn Pengujl padatanggal 0I JuNt "to(r dan dinyatakan tclah mernenuhi syarat Penguji Utama Achmad Dwitvanto, Sfsi.. M.Si Penguji Pendamping I Drs. Moch. Amir S.Fsi;. M.Si Penguji Pendamping II Yudhi Satria R S.Psi.. SE.. M.Si 2015 {*/ ' t.r, NI lfr.$"ti'f' ,}1I tiEt s o -\:tr: +* t,trt, lv ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MENGAJAR DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU ABSTRAK SARI JULIANTI Achmad Dwityanto, S.Psi, M.Si Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta [email protected] Semua kemampuan yang dimiliki guru harus didasari dengan motivasi yang tinggi untuk mewujudkan kemajuan yang lebih baik dari kemampuan yang guru miliki sebelumnya. Namun, adanya motivasi rendah cenderung cepat menyerah apabila berhadapan dengan tugas yang semakin sulit sehingga menimbulkan kemampuan yang kurang optimal dalam mengajar. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ada hubungan kemampuan mengajar dengan motivasi berprestasi guru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kemampuan mengajar dengan motivasi berprestasi. Hipotesis yang diajukan yaitu ada hubungan positif antara kemampuan mengajar dengan motivasi berprestasi. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 42 guru di 5 Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Tuntang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah random sampling. Analisis data dilakukan dengan analisis korelasi product moment menggunakan program bantu SPSS 19,0 For Windows Program. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil koefisien korelasi rxy= 0,317 dengan sig= 0,02 (p ≤ 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kemampuan mengajar dengan motivasi berprestasi. Sumbangan efektif (SE) kemampuan mengajar dengan motivasi berprestasi sebesar 10,1% ditunjukkan oleh koefisien determinasi (r²) sebesar 0,101. Tingkat kemampuan mengajar guru tergolong cukup sedangkan tingkat motivasi berprestasi tergolong rendah. Kata Kunci : Kemampuan mengajar, Motivasi berprestasi Keberhasilan pembangunan ditingkat yang diharapkan dilaksanakan kemampuan mengajarnya akan lebih baik daerah maupun tingkat sehingga hasil belajar siswa akan nasional, ditentukan terutama oleh meningkat. Oleh karena itu, guru keberadaan sumber daya manusia mempunyai tugas untuk menyusun (SDM) yang berkualitas dan untuk program menghasilkan SDM yang berkualitas bahan pengajaran yang tepat bagi tersebut siswanya tentunya harus melalui pendidikan yang berkualitas pula. pembelajaran, dan memilih menyampaikan dengan terorganisasi dengan baik. Berbicara tentang mutu pendidikan, Hal tersebut penting tentu tidak dapat dilepaskan dari dibuktikan adanya hasil penelitian peranan guru baik dalam kuantitas yang dilakukan oleh Nana Sudjana maupun kualitas. dalam Dengan selayaknya dimiliki hal demikian kemampuan seorang guru Widoyoko (2009:2) menunjukkan bahwa 76,6% hasil yang belajar siswa dipengaruhi harus kinerja guru, dengan oleh rincian: diimbangi dengan semnagat juang kemampuan guru mengajar yang tinggi dan dorongan-dorongan memberikan sumbangan 32,43%, didalam atau diluar guru untuk penguasaan meningkatkan mutu pendidikan yang memberikan sumbangan 32,38% dan hakiki. Perlu adanya motivasi dalam sikap guru terhadap mata pelajaran diri guru merupakan salah satu unsur memberikan sumbangan 8,60%. pelajaran penting, karena dengan adanya motivasi, maka semangat untuk motivasi berprestasi guru, Perhia mengajar siswa-siswa yang diajar (dalam Hartanto, 2005) melakukan akan lebih menambah semangat dan penelitian untuk melihat hubungan antusias siswa. antara motivasi guru, komitmen dan Dalam kemampuan Dalam materi kaitannya kaitan dengan prestasi di guru dengan sekolah menengah. keikutsertaan guru dalam pelatihan kalangan dengan guru-guru Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan Strata 1 (S-1). Jumlah itu setara antara motivasi berprestasi dengan dengan 49,3 persen dari total guru di komitmen terhadap organisasi. Dari Indonesia. kedua dapat kekurangan guru, perbandingan guru kemampuan untuk sekolah di perkotaan, desa dan kegiatan disimpulkan mengajar tersebut bahwa guru dengan motivasi daerah Saat ini terpencil juga masih masing-masing berprestasi tinggi, maka komitmen 21%, 37%, dan 66%. Guru yang terhadap memiliki organisasinya tinggi, kualitas bagus enggan prestasi kerjanya tinggi dan gaya ditempatkan di daerah jauh dan mengajarnya tinggi. terpencil. Dengan demikian, Menurut data lapangan yang kemampuan mengajar guru sangat telah diambil menyatakan bahwa diperlukan dalam pengajaran pembelajaran dalam proses guru masih terkandung maksud meliputi kesulitan dalam penggunaan bahwa kemampuan guru merupakan teknologi, menuliskan daftar evaluasi salah satu orang kunci yang mampu secara mempengaruhi proses pembelajaran feedback secara gamblang kepada untuk mencapai tujuan pendidikan. yang kurang dipahami siswa ataupun Akan tetapi dari seluruh guru di Jawa Tengah yang telah memiliki mandiri dan pemaparan saat menerimaan raport kepada orang tua siswa. kualifikasi S1 dan D4 sebanyak Selaras dengan 165.355 orang atau 46,37 persen, Cooper sehingga yang belum berkualifikasi mengatakan bahwa orang dengan S1 dan D4 sebanyak 191.227 orang motivasi berprestasi tinggi akan lebih atau 53,63 persen (Hasanah, 2011). bertahan Dalam harian menyatakan bahwa Pendidikan Muhammad Okezone Pengamat Zuhdan dalam pendapat Diaz atau tekun (2007) dalam mengerjakan tugas walaupun tugas tersebut menjadi semakin sulit. Dalam konteks insitusi sekolah, guru mengungkap, di antara 2,92 juta guru dengan hasrat berprestasi di Indonesia, ternyata masih ada 1,44 mempunyai juta guru yang belum berpendidikan orang yang memiliki motivasi rendah keuleta. tinggi Sebaliknya cenderung cepat menyerah apabila cenderung kurang inisiatif dalam berhadapan pekerjaan sebagai guru. dengan tugas yang semakin sulit. Hal Menurut Eeinberg dan Gould ini berdampak pada dalam Woolfolk (2012) motivasi pengajaran yang kurang optimal berprestasi adalah upaya seseorang karena dalam standar kompetensi untuk menguasahi tugas, mencapai yang telah dipaparkan memerlukan keunggulan, mengatasi hambatan, pemaparan menggunakan berforma lebih baik daripada yang komputer dan proyektor. Sementara lain, dan bangga dalam menjalankan itu, talentanya. materi pengajar belum mengoperasikan media bisa komputer karena Gagasan ini motivasi penting berprestasi ataupun proyektor secara mandiri. membantu kita memahami kenapa Hal tersebut disebabkan karena para sebagian orang termotivasi untuk guru kurang aktif dalam mempelajari mencapai kembali bahan evalusi, menunda- lainnya nunda sekali. waktu kembali untuk materi mengulas dan malas sesuatu tidak Menurut dan sebagian termotivasi sama Mulianto dalam mempelajari teknologi baru hal ini Riani (2014) motivasi berprestasi karena sebagian guru beranggapan berhubungan erat dengan dua faktor adanya aktivitas lain selain pekerjaan yaitu kecerdasan dan kepribadian. IQ sebagai guru misalnya mengelola adalah tugas kepribadian rumah tangga, PKK, kemampuan potensi adalah dan kemampuan keterbatasan fisik dan beberapa hal seseorang untuk mengintegrasikan lain. fungsi psiko fisiknya yang sangat yang Dari paparan data lapangan menentukan telah menyesuiakan didapat menegaskan dirinya diri dalam terhadap bahwa motivasi yang dimiliki para lingkungannya. guru rendah, hal tersebut tercermin Terdapat empat aspek utama yang dari sikap guru yang menunda-nunda membedakan pekerjaan, berprestasi individu Asnawi dalam mengoperasikan malas komputer, dalam dan tingkat Handayani (2013) : motivasi a. Tanggung jawab. Individu faktor motivasi berprestasi yang memiliki motivasi yang adalah kemampuan. tinggi akan merasa dirinya Dalam hal ini adalah kemampuan bertanggung jawab atas tugas mengajar yang (2014), kemampuan (ability) adalah diberikan. Ia akan guru. Menurut menyelesakan setiap tugas suatu yang dikerjakannya dan tidak seseorang akan meninggalkan tugas itu keahlian sebelum selesai. mengerjakan beragam tugas dalam b. Mempertimbangkan Individu dengan berprestasi kecakapan Riani atau untuk dalam potensi menguasahi melakukan atau resiko. suatu pekerjaan atau sutu penilaian motivasi atas tindakan seseorang. Sehingga tinggi akan kemampuan mengajar adalah memilih tugas dengan derajat kesanggupan seorang guru dalam kesukaran yang sedang, yang melaksanakan menantang kemampuannya, mengajar yang bermutu, bertanggung namun masih memungkinkan jawab pada tugasnya, menguasahi untuk berhasil menyelesaikan dan dengan baik. menguasahi c. Memperhatikan umpan balik, individu dengan kegiatan mengembangkan sumber dan belajar, belajar metode, menggunakan memantau hasil motivasi belajar mengajar dan membentuk berprestasi tinggi menyukai kedisiplinan dalam mengajar. Aspek- pemberian umpan balik atas aspek kemampuan mengajar hasil kerjanya. terdapat dalam Hartanto (2005) yaitu d. Kreatif-inovatif. Individu yang (1) merencanakan pembelajaran, (2) dengan motivasi berprestasi melaksanakan yang Menurut Cruickshank (2014) faktor- tinggi bertindak mencari cenderung kreatif, cara menyelesaikan dengan baru tugas untuk dan seefektif mungkin.Salah satu pembelajaran. faktor yang mempengaruhi dalam kemampuan mengajar adalah : 1) Karakteristik pribadi Dalam melakukan pengajaran menurut karakteristik pribadi mencakup jenis gender, usia, pilih, serta jenis dan jumlah pengalaman, persiapan pengajaran yang kepribadian, kepercayaan dan gaya belajar. guru Dari Pengalaman masa lalu dalam jenis mengajar dan cara-cara seorang harus akan berikan. pendidikan akan memiliki pengetahuan akan mempengaruhi materi yang akan diajarkan yang guru lakukan. Cara guru yang tentu akan membawa mengajar keuntungan penting karena guru pemula tertentu. Umumnya setiap memiliki guru pengajaran adalah biasanya sangat meniru atau karakteristik mengimitasi guru-guru disposisi dan kebutuhan yang sebelumnya. Pengetahuan unik, guru akan mengajar guru peningkatan dengan tertentu, subjek pengajaran seharusnya membuat kelas yang berbeda rasa kepercayaan diri dan dengan lain. kompetensi mengajar guru para serta cara yang Bagaimanapun juga, tentang kecenderungan guru memiliki sifat yang siswa kurang lebih sama seperti menghargai memiliki diajarkan. komitmen satu sama lain, keinginan untuk akan belajar hal Faktor kecemasan mempengaruhi yang yang ini berelasi dengan kesuksesan guru. mengajar. mengenali 2) Pengalaman dan persiapan dan 3) Konteks pengajaran menjalin relasi yang baik dan tertentu para akan pengajaran Kemampuan dan keberagaman untuk menerima pelajar serta pendidikan mengadaptasi Pengalaman-pengalaman sesuai keberagaman tersebut, yang didapati oleh guru meliputi pengetahuan dalam bidang pengajaran yang guru pengajaran menjadi faktor yang semakin lama semakin penting. Hipotesis dalam penelitian ini kemampuan mengajar dengan adalah Ada hubungan positif antara motivasi berprestasi pada guru. Hasil kemampuan dengan penelitian ini sesuai dengan hipotesis motivasi berpretasi. Semakin tinggi yang diajukan oleh peneliti, yaitu kemampuan mengajar maka akan adanya semakin mengajar tinggi hubungan positif antara pula motivasi kemampuan Sebaliknya, semakin motivasi berpretasi. Semakin tinggi rendah kemampuan mengajar maka kemampuan mengajar maka akan akan semakin rendah pula motivasi semakin berprestasi. berprestasi. METODE rendah kemampuan mengajar maka berprestasi. Subjek yang diambil dalam penelitian adalah Kecamatan 42 guru Tuntang. di Dengan mengajar tinggi dengan pula motivasi Sebaliknya, semakin akan semakin rendah pula motivasi berprestasi. Hal ini dapat diartikan bahwa kemampuan mengajar menggunakan teknik pengambilan mempengaruhi motivasi berprestasi. sampel random sampling. Metode Tingkat motivasi berprestasi guru pengumpulan dalam data menggunakan penelitian ini termasuk skala kemampuan mengajar dan kategori rendah Sedangkan tingkat skala motivasi berprestasi. Teknik kemampuan mengajar guru dalam analisis data menggunakan korelasi penelitian Product Moment Pearson. tinggi. HASIL DAN PEMBAHASAN pendapat Berdasarkan hasil penelitian menggunakan teknik analisis ini Hal 2005) orang kategori sesuai dengan (Hartanto, yang motivasi berprestasinya tinggi (n-Ach tinggi), yang dengan berprestasi, bantuan ini McClelland Product Moment dari Carl Pearson menggunakan termasuk memiliki kebutuhan mengalami untuk kepuasan program SPSS 19 For Windows bukan karena mendapatkan imbalan dapat dari diketahui nilai koefisien hasil kerjanya, kepuasan 0,02 yang berarti terdapat hubungan berhasil menyelesaikan pekerjaannya positif dengan sempurna. Kepuasan disini signifikan antara tersendiri ada korelasi (rxy) = 0,317, dengan sig = yang batin tetapi ketika diartikan hasil dari kemampuan kerja sendiri sebelumya. Jika hasil mengajar guru itu sendiri. Sedangkan kerjanya lebih baik dari sebelumnya, Atkinson melihat motif berprestasi maka motif berprestasinya tinggi. sebagai Tetapi jika hasil kerjanya tidak baik dorongan untuk sukses. Artinya jika dorongan itu tinggi dari maka sukses pun tinggi. Itu berarti berprestasinya motif berprestasi tinggi. Sebaliknya keunggulan jika dorongan itu rendah maka dengan sukses pun rendah. Itu berarti motif membandingkan hasil kerja sendiri berprestasi maka motif rendah; (3) yang berhubungan orang lain, dapat rendah. Heckhausen dengan orang lain. Jika hasil kerja motif berprestasi sendiri lebih baik dari orang lain, menentukan seseorang sebelumnya, dari aktivitasnya dan maka motif berprestasinya tinggi. ukuran keunggulannya. Aktivitas itu Tetapi jika hasil kerja orang lain berhubungan dengan berhasil/sukses lebih dan gagal. Bahwa dalam aktivitas, berprestasinya rendah. orang berhasil atau gagal dapat baik, Hasil diketahui melalui aspirasinya, artinya variabel orang mempunyai berhasil/sukses biasanya maka motif analisis motivasi rerata diketahui berprestasi empirik (RE) aspirasinya sedang, sebaliknya orang sebesar 64,60 dan rerata hipotetik gagal biasanya aspirasinya tinggi (RH) atau rendah. Sedangkan dalam kaitan motivasi berprestasi pada subjek dengan keunggulan, maka untuk: (1) tergolong keunggulan berhubungan kategori skala motivasi berprestasi dengan tugas, dapat dilihat dari hasil diketahui bahwa terdapat 74% ( 31 kerjanya. Jika hasil kerjanya baik orang) yang tergolong rendah, 24% maka motif berprestasinya tinggi. (10 orang) yang tergolong sedang Tetapi jika hasil kerjanya kurang dalam motivasi berprestasi; 2% (1 baik orang) yang tergolong tinggi dalam maka rendah; (2) yang motif berprestasinya keunggulan yang sebesar motivasi 80 rendah. yang berarti Berdasarkan berprestasi. Ini berhubungan dengan diri sendiri, menunjukkan bahwa prosentase dari dapat dibandingkan dengan hasil jumlah terbanyak berada pada posisi rendah. Sehingga hal tersebut dapat Hal tersebut dapat diartikan bahwa diartikan bahwa belum begitu cukup guru sudah memenuhi aspek-aspek memenuhi kemampuan aspek-aspek berprestasi seperti motivasi yang mengajar memiliki kemampuan merencanakan dikemukakan oleh Asnawi (2013) pembelajaran yakni jawab, pembelajaran. resiko, SIMPULAN DAN SARAN bertanggung mempertimbangkan memperhatikan umpan balik, dan yakni dan melaksanakan a) Simpulan kreatif-inovatif. Hal ini berarti subjek Berdasarkan hasil analisis data cenderung kurangnya kemampuan dan pembahasan yang telah diuraikan dan keterampilan sebelumnya guru sehingga menurunkan motivasi berprestasinya yang terbentuk dari disimpulkan bahwa : sikap 1. Ada hubungan positif yang menghadapi situasi kerja. signifikan antara kemmapuan Sedangkan kemampuan dapat variabel mengajar mengajar dengan motivasi diketahui berprestasi guru. rerata empirik (RE) sebesar 93,98 2. Tingkat kemampuan dan rerata hipotetik (RH) sebesar mengajar yang dimiliki Guru 72,5 tergolong tinggi. yang berarti kemampuan mengajar pada subjek tergolong 3. Tingkat motivasi berprestasi yang dimiliki Guru tergolong tinggi. Berdasarkan kategorisasi skala kemampuan mengajar rendah. dinyatakan bahwa terdapat 5% (5 Sumbangan efektif orang) yang tergolong tinggi dalam mengajar dengan kemampuan mengajar; dan 95% (40 berprestasi sebesar 10,1%, hal ini orang) yang tergolong sangat tinggi. berarti masih terdapat 89,9% faktor- Ini menunjukkan bahwa prosentase faktor dari jumlah terbanyak berada pada motivasi berprestasi selain karena posisi menunjukkan kemampuan dari persepsi, harga diri, kepuasan kerja, bahwa tinggi. Ini prosentase jumlah terbanyak berada pada posisi tinggi. dll. lain yang kemampuan motivasi mempengaruhi mengajar, misalnya b) Saran penggunaan Disarankan dapat menjadikan komputer, aplikasi membuat dalam susunan hasil penelitian ini sebagai kajian perencanaan bahan ajar yang akan dalam digunakan. pengembangan ilmu pengetahuan di bidang psikologi dan memberi kontribusi khususnya mengenai teoritis kemampuan mengajar dan motivasi berprestasi. Bagi Guru sebaiknya meningkatkan dalam sekolah lebih kualitas mengajar seperti membaca buku,jurnal ataupun karya ilmiah terbaru untuk referensi bahan ajar yang lebih meningkatkan mutu pembelajaran, memberikan latihan secara efektif setiap pemberian pembelajaran bagi siswa dan siswi, mempelajari Daftar Pustaka teknologi komputer Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Puataka Pelajar. Bramantyo. (2013). Astaga, 49,3% Guru di Indonesia Belum Sarjana. Jakarta: Okezone (Kampus). Chaplin, J. (2011). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Pers. Darmadi, Hamid. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Alfabeta. beserta aplikasi-aplikasi yang ada didalamnya untuk menambah daya kemampuan dan efisiensi dalam mengajar mengajar ataupun dalam perencanaan pembelajaran. Bagi sekolah sangat memiliki peranan penting dalam tempat pembentukan sikap dan kemampuan, hendaknya sekolah memberikan fasilitas, kapasitas dan sumber daya manusia yang dapat melatih dan mengembangkan potensi yang guru miliki seperti melatih dalam Dian Nugraheni, Sri Mulyani, Sri Retno Dwi Ariani. (2013). Pengaruh Pembelajaran Bervisi Dan Berpendekatan Sets Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Sman 2 Sukoharjo Pada Materi Minyak Bumi Tahun Pelajaran 2011/2012. Pendidikan Kimia (JPK), 34-35. Diaz, R. (2007). Hubungan Antara Burnout dengan Motivasi Berprestasi pada Mahasiswa yang Bekerja. Fakultas Psikologi . Depok: Universitas Gunadarma. Terhadap Sertifikasi Guru Dengan Motivasi . Tesis. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Donald R Cruickshank, Deborah B. Jenkins, Kim K. Metcalf. (2014). Perilaku Mengajar (Buku 1). Jakarta: Salemba Humanika. Mona, S. (2013). Motivasi Kerja Guru Dalam Melaksanakan Tugas Di SMP 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Lima. Jurnal Administrasi Pendidikan (hal. 120461). Palangkaraya: UNP. Donald R Cruickshank, Deborah B. Jenkins, Kim K. Metcalf. (2014). Perilaku Mengajar (Buku 2). Jakarta: Salemba Humanika. Hartanto. 2005. Hubungan Antara Kepribadian Guru Dengan Motivasi Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran Di SMA Negeri 1 Getasan. Penelitian. Purnamasari, Mega, I. 2014. Hubungan Self efficacy, dan Motivasi Berprestasi Dengan Kecemasan Mahasiswa Yang Sedang Mengerjakan Skripsi. Tesis. Fakultas Psikologi : UMS. Sri. 2013. Peranan Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Terhadap Kemampuan Guru Dalam Mengelola Proses Belajar Mengajar Di Smp Negeri 1 Sambi Boyolali Tahn Ajaran 2012/2013. Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan : UMS Prasetyo, Zuhdan K. (2004). "Model Perkuliahan untuk Meningkatkan Kemampuan Mengajar IPA Mahasiswa Calon Guru Sekolah Dasar." Desertasi. PPs UPI. Bandung. Lampiran: Contoh pengembangan model pembelajaran IPA di PGSD dengan Model Four-D 1. Hasanah, Y. F. (2011). Hubungan Antara Persepsi Rahardja, Tjandralilah Alice. 2004. “Hubungan Antar Handayani, Komunikasi Guru Dan Motivasi Kerja Guru Dengan Kinerja Guru SMUK BPK Penabur Jakarta”. Jurnal Pendidikan Penabur No. 3 tahun III, hal 47. Riani, Azizah Hevi Al. 2014. Kemampuan Guru Biologi negeri 1 gondang sragen dalam penyusunan penilaian autentik (authenthic assesment) sebagai evaluasi pembelajaran. Skripsi. Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan : UMS. Suastuti, Rasni, Ratih. 2014. Hubungan antara kepuasan kerja dengan motivasi berprestasi pada karyawan. Skripsi. Fakultas Psikologi : UMS Sulastri, Tuti. 2007. Hubungan Motivasi berprestasi dan disiplin dengan kinerja dosen. Jurnal Otimal vol, 1 No, 1 : Bekasi. Wijaya, C., & Rusyan, A. T. (1991). Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Penerbit PT Remaja Rosdakarya. Wiprana, Y. V. (2006). Motivasi Berprestasi dalam Bidang Akademik Pada Mahasiswa Pekerja Sales Promotion Girl Ditinjau dari Konsep Diri. Fakultas Psikologi. Semarang: Universitas Soegijapranata. Woolfolk, A. (2008). Educational Psychology. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Yogaswara, Atep. 2010. “Kontribusi Manajerial Kepala Sekolah Dan Sistem Informasi Kepegawaian Terhadap Kinerja Mengajar Guru”. Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol 11 No. 2, Hal 62-63.