Pemerintah Provinsi Kaltara “Kaltara Sejahtera” 2016 BAB II KONDISI UMUM DAERAH Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) merupakan provinsi termuda di Indonesia saat ini yang berada di bagian utara Pulau Kalimantan. Pembentukan Provinsi Kaltara berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2012 tentang Pembentukan Provinsi Kaltara. Provinsi Kaltara terdiri atas lima wilayah administrasi dengan empat kabupaten, yaitu Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Tana Tidung, dan Kota Tarakan. Ibukota Provinsi Kaltara terletak di Kecamatan Tanjung Selor, yang saat ini berada di Kabupaten Bulungan yang juga merupakan ibukota Kabupaten Bulungan. 2.1. Luas dan Letak Wilayah Provinsi Kaltara yang memiliki luas ± 75.467,70 km2, terletak pada posisi antara 114035’22” – 118003’00” Bujur Timur dan antara 1021’36” - 4024’55” Lintang Utara. Selain itu, berdasarkan batas kewenangan provinsi, Provinsi Kaltara memiliki luas lautan seluas 11.579 Km2 (13% dari luas wilayah total). Secara administratif Provinsi Kaltara berbatasan dengan negara Malaysia tepatnya dengan negara bagian Sabah dan Serawak, Malaysia. Batas daerah daratan terdapat sekitar 1.038 km garis perbatasan antara Provinsi Kaltara dengan Negara Malaysia. Sebelah Utara : Negara Sabah (Malaysia) Sebelah Timur : Laut Sulawesi Sebelah Selatan : Provinsi Kalimantan Timur Sebelah Barat : Negara Sarawak (Malaysia) Posisi geografis Provinsi Kaltara yang berbatasan langsung dengan Malaysia membuat provinsi ini berada di lokasi strategis terutama dalam pertahanan dan keamanan negara, dan Kaltara juga berada di jalur pelayaran internasional (Alur Laut Kepulauan Indonesia/Archipelagic Sealand Passage) dan merupakan pintu keluar/outlet ke Asia Pasifik. Tabel 2.1 Wilayah Administrasi Provinsi Kaltara Kabupaten/Kota Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Tarakan Kalimantan Utara Ibukota Tanjung Selor Malinau Nunukan Tideng Pale Tarakan Luas Daratan (Km2) 13.925,72 42.620,70 13.841,90 4.828,58 250,80 75.467,70 Jumlah Kecamatan 10 15 16 5 4 50 Jumlah Desa 81 109 240 29 20 479 Sumber: Kaltara Dalam Angka Tahun 2015 dan Kaltara.bps.go.id, diakses pada Maret 2016 SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 8 Pemerintah Provinsi Kaltara “Kaltara Sejahtera” 2016 Kabupaten Malinau merupakan kabupaten dengan wilayah terluas di Provinsi Kalimantan Utara (56% dari total luasan), sedangkan daerah dengan luas wilayah terkecil adalah Kota Tarakan (1% dari total luasan Provinsi Kaltara). Kondisi geografis Provinsi Kaltara selain berupa pegunungan juga merupakan daerah kepulauan. Pulau-pulau kecil di Provinsi Kaltara terletak di Kabupaten Nunukan, Bulungan, Tana Tidung dan Kota Tarakan. Jumlah pulau-pulau kecil di Provinsi Kaltara adalah 161 pulau dengan luas total mencapai 3.597 m2. Pulau-pulau terbesar diantaranya yaitu Pulau Tarakan (249 m2), Pulau Sebatik (245 m2), Pulau Nunukan (233 m2), Pulau Tanah Merah (352 m2). Sementara, panjang garis pantai provinsi ini adalah 3.955 Km, 908 Km (23%) merupakan garis pantai daratan, dan 3.047 Km (77%) merupakan garis pantai kepulauan. 2.2. Kondisi Topografi Hampir setengah dari total luasan wilayah provinsi ini memiliki kelas ketinggian antara 500-1.000 m di atas permukaan laut (38,77%), hanya sekitar 5,92% yang memiliki kelas ketinggian 0-7 m di atas permukaan laut. Perkembangan pembangunan diperkirakan akan mengelompok di wilayah yang memiliki ketinggian relatif lebih landai, sedangkan wilayah pegunungan di Provinsi Kaltara dapat dijadikan kawasan lindung dan recharge area (daerah resapan air). Tabel 2.2 Kelas Ketinggian dari Permukaan Laut di Provinsi Kaltara (Ha) No. Kabupaten 1 Bulungan 2 Malinau 3 Nunukan 4 Tana Tidung 5 Tarakan Kaltara 0-7 m 213.561 11.687 174.434 11.034 6.920 417.636 7-25 m 249.257 77.937 138.156 246.733 18.160 730.243 Kelas Ketinggian 25-100 m 100-500 m 220.119 531.364 532.349 831.204 199.312 115.112 51.029 22 1.002.809 1.477.702 500-1000 m 193.172 2.258.433 284.981 302 2.736.888 >1000m 273.749 151.317 269.467 694.533 Sumber: Kalimantan Utara.bps.go.id, diakses pada Maret 2016 Sebagian besar wilayah Kabupaten Bulungan berada pada ketinggian 100-500 m di atas permukaan laut (31,61%). Kabupaten Malinau dan Nunukan didominasi oleh wilayah yang berada di kelas ketinggian 500-1.000 m di atas permukaan laut, yaitu masing-masing 58,46% dan 24,12%. Kabupaten Tana Tidung didominasi oleh wilayah dengan ketinggian 725 m di atas permukaan laut dan hanya sebagian kecil yang memiliki ketinggian 100-500 m di atas permukaan laut (0,01%). Sedangkan Kota Tarakan didominasi oleh kelas ketinggian 7-25 m di atas permukaan laut (72,41%), sementara sisanya (27,59%) berada pada ketinggian 0-7 m di atas permukaan laut. SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 9 Pemerintah Provinsi Kaltara “Kaltara Sejahtera” 2016 Tabel 2.3 Kelas Kemiringan Lereng di Provinsi Kaltara (Ha) No. Kabupaten 1 Bulungan 2 Malinau 3 Nunukan 4 Tana Tidung 5 Tarakan Kaltara Persentase (%) 0-2% (Datar) 319.440 13.500 287.739 134.202 6.154 761.035 10,85 Kelas Lereng/Kemiringan 2-15% 15-40% (Sangat Landai(Agak CuramLandai/Bergelombang) Curam) 185.018 216.359 72.500 147.177 6.039 81.639 159.013 15.573 1.984 17.044 424.554 477.792 6,06 6,81 >40% (Sangat Curam-Terjal) 590.017 3.745.417 990.129 22.052 0 5.347.615 76,27 Jumlah (Ha) 1.310.834 3.978.594 1.365.546 330.840 25.182 7.010.996 100 Sumber: Kalimantan Utara Dalam AngkaTahun 2014 Sebagian besar wilayah di Provinsi Kaltara didominasi oleh wilayah dengan kemiringan lereng >40%, dengan persentase mencapai 76,27% dari luas wilayah provinsi ini (5.347.615 Ha). Kondisi topografi Kabupaten Malinau, Nunukan, dan Bulungan didominasi oleh kemiringan lereng di atas 40%, khususnya wilayah bagian tengah dan barat yang sebagian besar merupakan hulu sungai. Kabupaten Tana Tidung didominasi oleh kemiringan lereng 0-2% dan 2-15%. Sedangkan Kota Tarakan didominasi oleh wilayah yang landai (2-15%). Pegunungan atau perbukitan yang tersebar di Provinsi Kaltara, yaitu sebagai berikut: a. Kabupaten Bulungan, yaitu Gunung/Bukit Brun, Ubut Lebung, Sombang, Bekayan, Sondong, Gunung Putih, Mara, Sekatak, Kelu, Kundas, Setarat, Takin, Silid, Rian, Aung, Jatu; b. Kabupaten Malinau, yaitu gunung/bukit Laga Tumu, Murjake, Bukit Kalung, Bukit Rapat, Bulu, Kujan, Kelembit, Bukit Lalau, Bakayan, dan Klawit; dan c. Kabupaten Nunukan, yaitu Gunung/Bukit Krayan, Tidaliputu, Pawan, Bukit Titeh, Tudadaun, Depuan, Pangodam, Budukusia, Tungkam, Lelangit, Ruanting, Batu Maja, Pempuanang, Mansel, Ambalia, Muluk, Batu Bengalun, Klawit (Kalimantan Utara Dalam Angka Tahun 2015). Sementara wilayah pantai, rawa pasang surut, daratan aluvial, jalur endapan, dan sungai berada di kawasan pesisir timur, sedangkan wilayah dataran dan lembah aluvial umumnya mengikuti arah aliran sungai. 2.3. Kondisi Klimatologi Kondisi klimatologi Provinsi Kaltara hampir sama dengan wilayah lain di Indonesia yaitu beriklim tropis, terlebih letak provinsi ini berada di utara lintang 00. Suhu udara maksimal terjadi pada bulan November dengan 34,40o C dan minimal terjadi pada bulan SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 10 Pemerintah Provinsi Kaltara “Kaltara Sejahtera” 2016 Februari yaitu 23,400 C. Kondisi rata-rata kelembapan udara tahun 2014 di provinsi ini mencapai angka 84% serta memiliki tekanan udara rata-rata 1.009,7 Mbs. Untuk keadaan kecepatan angin terdapat dalam range yang tidak terlalu fluktuatif, yaitu 4-5 knot dari tahun 2008-2014. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember dengan 410 mm, sedangkan paling rendah terjadi pada bulan Agustus dengan 132 mm. Rata-rata penyinaran matahari di Provinsi Kaltara selama tahun 2008-2014 diketahui cukup fluktuatif dengan rata-rata terjadi 51 penyinaran matahari pada tahun 2014. Tabel 2.4 Kondisi Klimatologi di Provinsi Kaltara Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember 2014 2013 2012 2011* 2010* 2009* 2008* Suhu Udara (◦C) RataMin Max Rata 23,50 31,60 27,55 23,40 32,00 27,70 24,00 32,50 28,25 24,20 33,30 28,75 24,40 33,40 28,90 24,00 33,70 28,85 23,60 33,60 28,60 24,00 33,20 28,60 23,70 33,60 28,65 24,50 33,90 29,20 24,20 34,40 29,30 24,00 32,10 28,05 23,96 33,11 28,53 24,10 27,40 32,80 23,80 27,30 32,40 25,73 31,60 28,40 23,40 32,70 27,70 22,85 33,40 28,14 23,27 32,20 27,73 Kelembapan Udara (%) 84 83 82 83 85 85 84 84 83 81 85 86 84 84 79 85,00 85,00 83,75 84,33 Tekanan Udara (Mbs) 1.010,2 1.010,1 1.010,6 1.009,8 1.009,6 1.008,7 1.009,4 1.010,2 1.010,2 1.009,4 1.009,4 1.009,3 1.009,7 1.009,6 1.011,0 1.010,05 1.010,48 1.010,28 1.009,23 Kecepatan Angin (Knot) 3 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4,00 4,15 4,00 5,33 Curah Hujan (mm) 216 172 218 159 181 211 263 132 230 149 315 410 221,3 262,9 228,2 298,64 255,20 248,28 274,83 Penyinaran Matahari (%) 34 42 64 43 56 60 50 63 58 54 47 43 51 51 51 41,77 45,86 42,19 52,00 Sumber: Kabupaten Dalam Angka Tahun 2009-2013 dan 2015 Keterangan: * Rata-rata Kondisi Iklim per bulan Diambil dari data Stasiun Meteorologi Tanjung Selor (Badan Meteorologi dan Geofisika Bulungan) 2.4. Kondisi Geologi Kondisi geomorfologi atau fisiografi Provinsi Kaltara meliputi daratan dan lautan. Daratan berada di bagian barat, sedangkan lautan berada di bagian timur hingga kawasan perairan Ambalat. Bagian barat yang berupa daratan tercermin sebagai pegunungan hingga perbukitan yang merupakan unit geomorfologi (bentang alam) struktur baik berupa lipatan maupun patahan, sedangkan bagian timur sebagai dataran hingga pantai atau dikenal sebagai bentang alam aluvial, sedangkan bentang alam laut berada di bagian paling timur wilayah. Litostratigrafi tersusun atas batuan Paleozoikum, Mesozoikum, Kenozoium dan Kwarter. Batuan Paleozoikum, Mesozoikum, Kenozoikum dan Kwarter banyak tersingkap di bagian barat Provinsi Kaltara (Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Bulungan, dan Kota Tarakan). Batuan tersier yang belum banyak SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 11 Pemerintah Provinsi Kaltara “Kaltara Sejahtera” 2016 tersingkap terdapat di kawasan pantai dan di bawah laut (Selat Sulawesi). Batuan Paleozoikum dan Mesozoikum berupa batuan metamorfosa seperti sekis, pilit, marmer, gneiss, dan kwarsit, maupun batuan beku seperti granit/diorit, dan batuan sedimen seperti batu pasir, batu lanau, batu lempung, batu gamping yang umumnya telah mengalami diagenesis atau metamorfisme. Batuan Kenozoikum (Tersier) antara lain terdiri dari beberapa formasi yang berupa batuan sedimen seperti batu pasir, batu lanau, batu lempung, batubara dan batu gamping, serta batuan volkan atau batuan beku seperti granit, rhyolit, trachit, diorit dan andesit. Batuan sedimen Tersier tersebut terbentuk dalam suatu cekungan yang dikenal sebagai Cekungan Tarakan dan termasuk salah satu cekungan penghasil minyak dan gas di Kalimantan Utara. Struktur geologi berupa lipatan yang berarah barat daya-timur laut berupa antiklin dan sinklin serta struktur patahan geser dengan arah barat laut-tenggara hingga utaraselatan dan sesar naik berarah barat daya-timur laut. Struktur antiklin dan patahan seringkali berfungsi sebagai perangkap minyak dan gas. Perangkap minyak dan gas dapat pula berupa perangkap stratigrafi. Berdasarkan stratigrafi tersier di Cekungan Tarakan yang terdiri dari bermacam batuan sedimen yang dapat berfungsi sebagai batuan induk, batuan reservoir, dan batuan penutup, sedangkan kondisi gradient geothermis dan perangkap geologi minyak dan gas bumi baik struktur geologi dan stratigrafi, maupun terjadinya migrasi minyak dan gas bumi memenuhi syarat bagi sistem perminyakan yang ada di Cekungan Tarakan. Dengan demikian Cekungan Tarakan yang termasuk dalam wilayah Provinsi Kalimantan Utara mempunyai potensi minyak dan gas bumi yang sebagian besar masih dalam taraf penyelidikan eksplorasi, dan sebagian kecil sudah berproduksi seperti di Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Bulungan. Dari stratigrafinya, Cekungan Tarakan mempunyai potensi batubara yang melimpah pada formasi batuan sedimen yang berumur Tersier. Penambangan batubara sudah dilakukan di Kabupaten Nunukan, Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Bulungan. Selain itu terdapat batuan beku asam hingga batuan beku menengah seperti granit, rhyolit, trachyt, diorit, dan andesit yang mengindikasikan adanya kegiatan magmatik pada saat Miosen. Adanya kegiatan magmatik asam hingga menengah ini dapat menyebabkan terjadinya mineralisasi bijih dalam bentuk senyawa sulfida yang mengandung unsur emas, tembaga, perak, seng, dan timbal sebagai endapan epitermal maupun mesotermal. Dampak lain dari kegiatan magmatik ini adalah terjadinya alterasi hidrotermal terhadap batuan batuan yang lebih tua sehingga menghasilkan bahan galian seperti kaolin dan bentonit yang berpotensi sebagai bahan dasar untuk industri keramik. Kondisi stratigrafi juga memungkinkan terbentuknya batu gamping dari formasi yang berumur tersier dan SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 12 Pemerintah Provinsi Kaltara “Kaltara Sejahtera” 2016 tersingkap di permukaan seperti di Kabupaten Bulungan dalam jumlah yang cukup besar dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku semen. Ditemukan juga pasir kwarsa yang merupakan hasil rombakan batuan tersier baik batuan beku, sedimen, maupun metamorf seperti yang terdapat di Kabupaten Nunukan. Pasir kwarsa ini berpotensi sebagai bahan dasar untuk industri kaca atau bahan bangunan yang lain. Potensi sumberdaya geologi yang berupa sumberdaya mineral khususnya emas secara informasi tidak resmi terdapat di Kabupaten Nunukan yang diperkirakan mempunyai cadangan cukup besar, namun belum dikelola dengan baik. Penambangan sumberdaya mineral khususnya emas harus memperhatikan masalah lingkungan yang terkait dengan pencemaran unsur unsur berbahaya seperti As dan Hg terhadap air tanah maupun air permukaan. Jika dilihat berdasarkan jenis tanah yang terbentuk dan tersedia di Provinsi Kalimantan Utara, antara lain yaitu: a. Organosol (Hiplohemist, Hiplofibrists), berupa tanah gambut pada bentuklahan dataran berawa permanen, dataran bergambut dan dataran aluvial berawa, yang terletak di muara Sekatak Kabuapaten Bulungan; b. Aluvial Hidromorf (Hidraquents, Sulfaquents, Endoaquepts) adalah tanah lapisan atas warna kelabu sangat gelap/ hitam oleh endapan bahan organik, tekstur lempung, struktur masif, konsistensi lekat liat, berupa gunungan endapan pasir pantai, dataran lumpur bawah bakau dan nipah, batuan pasir paduan muara sungai. Sebaran dataran pasang surut, delta, dataran estuarin yang terdapat di Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan; c. Aluvial (Endoaquepts, Distrodepts), merupakan tanah dengan kesuburan dan potensi untuk pertanian sedang-tinggi. Sebaran tanah ini pada dataran aluvial sungai (tanggul alam dan dataran banjir), dataran aluvial depresi antar perbukitan sepanjang sungai-sungai terletak di Kabupaten Bulungan; d. Organosol, (alluvial gambut) hanya terdapat di Kecamatan Tarakan Barat Kota Tarakan; e. Rendsina (Hapludolls, Eutrodepts), tanah dengan kesuburan dan potensi untuk pertanian sedang, faktor pembatas topografi dan jeluk tanah (soil/ dangkal). Sebaran pada dataran berombak bergelombang, perbukitan terdapat di Kabupaten Bulungan; f. Podsolik Merah Kuning (Hapludults, Paeudults), tanah kesuburan dan potensi untuk pertanian sedang. Sebaran di Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan; SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 13 Pemerintah Provinsi Kaltara “Kaltara Sejahtera” 2016 g. Podsol (Haplorthods, Palehumulds), tanah mudah lapuk, sebaiknya dihutankan atau penggembalaan (pasture). Sebaran tanah di daerah datar berombak, di Kabupaten Bulungan; h. Latosol (Hapludults, Dystrondepts), tanah ini memiliki kesuburan dan potensi untuk pertanian sedang-tinggi. Sebaran pada perbukitan dan pegunungan tektonik, pegunungan volkan yang melereng sedang di Kabupaten Bulungan, Kota Tarakan; i. Podsolik Coklat (Dystrondepts, Eutrodepts) tanah dengan kesuburan dan potensi untuk pertanian sedang. Jenis tanah dijumpai di Kabupaten Bulungan; j. Latosol/ Lateritik (Hapludoxs, Kandiudults, Palehumults), kesuburan dan potensi tanah untuk pertanian rendah. Sebaran tanah di dataran berombak-bergelombang di Kabupaten Bulungan; k. Andosol (Hipludands, Udivitrands), dan kesuburan dan potensi untuk pertanian sedang – tinggi terutama untuk tanaman hortikultura. Sebaran terdapat di Kabupaten Bulungan; l. Podsolik Coklat Kelabu (Hapluhumults, Hapludox), kesuburan dan potensi untuk pertanian sedang. Sebaran pada volkan yang terdenudasi terletak di Kabupaten Bulungan; dan m. Jenis tanah alluvial endapan/aliran sungai, tanah berlapis-lapis hasil proses pengendapan dengan kesuburan dan potensi untuk pertanian sedang-tinggi. Sebaran pada dataran aluvial sungai (meander sungai, dataran banjir, danau, lembahlembah sempit) pada tepi sungai-sungai terutama Sungai Kayan, Sungai Sekatak, dan anak–anak sungainya (Percepatan Penyusunan RTRW Provinsi Kalimantan Utara dan Kabupaten Mahakam Ulu (Provinsi dan Kabupaten Pemekaran). 2.5. Kondisi Hidrologi Kondisi hidrologi wilayah Provinsi Kaltara dapat berupa air permukaan dan air bawah permukaan (air tanah). Air permukaan tercermin sebagai aliran sungai yang terbagi menjadi beberapa DAS (daerah aliran sungai), mata air, dan air tanah. Kawasan resapan air terletak di daerah pegunungan dan perbukitan yang terletak di bagian barat, diantaranya terdapat di Kabupaten Malinau, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Tana Tidung, dan Kabupaten Nunukan, sedangkan kawasan tangkapan air terletak di bagian timur yang berupa dataran aluvial dan dataran fluvial. Provinsi Kaltara memiliki potensi Sumber Daya Air (SDA) yang sangat besar. SDA tersebut terdiri dari jumlah curah hujan di Kalimantan Utara yang cukup tinggi, sungaisungai besar, mata air yang banyak, dan rawa yang luas. Potensi yang besar tersebut banyak dimanfaatkan untuk menunjang kesejahteraan dan membantu kehidupan SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 14 Pemerintah Provinsi Kaltara “Kaltara Sejahtera” 2016 masyarakat Kaltara. Namun, karena peran SDA sangat besar tersebut juga membuat potensi daya rusak dan pencemaran sangat mungkin meningkat. Sungai merupakan bagian penting dari DAS, sangat berperan penting bagi kehidupan dan aktivitas masyarakat Provinsi Kaltara. Sungai-sungai yang ada di wilayah ini antara lain adalah Sungai Kayan, Sungai Sesayap, Sungai Pimping, Sungai Bandan, Sungai Sekatak, Sungai Jelarai, Sungai Linuang Kayan, Sungai Betayau, Sungai Sembakung, Sungai mandul, Sungai Semandak, Sungai Mintut, Sungai Manguli. Sungai tersebut merupakan media transportasi air bagi masyarakat. Selain itu, sungai tersebut juga sebagai sumber mata pencaharian nelayan tradisional di wilayah ini (Profil Daerah Provinsi Kaltara, 2014). Tabel 2.5 Nama dan Panjang Sungai Utama di Provinsi Kaltara (Km) No. 1 2 Kabupaten/Kota Bulungan Malinau 3 Nunukan 4 5 Tana Tidung Tarakan Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Panjang Sungai (Km) Nama Sungai Kayan/Kahayan Sesayap Sembakung Sembakung Sebuku Sesayap Binalatung Bengawan 550 262 241 241 152 262 13 12 Sumber: Laporan Akhir Peningkatan Konservasi Daerah Tangkapan Air dan Sumber-Sumber Air Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2015 Berdasarkan hasil inventarisasi jumlah sungai dalam dokumen SLHD tiap Kabupaten/Kota, Provinsi Kalimantan Utara memiliki 123 sungai dengan sungai terpanjang yaitu Sungai Pamusian dengan panjang 20.178 km, sungai terpendek yaitu Sungai Bebakin yang hanya memiliki panjang 1 Km. Untuk kategori sungai terlebar, Sungai Kayan menjadi yang utama dengan lebarnya yang mencapai 550 km. Sementara Sungai Bebakil menjadi sungai tersempit karena hanya memiliki lebar 2 km. Walaupun bukan sungai yang terpanjang ataupun terlebar di Kalimantan Utara, Sungai Naha Aya memiliki debit maksimum yaitu 1.992,52 m3/detik. Kaltara hanya memiliki 1 danau yaitu Danau Kelaputan Mangkupadi yang terletak di Kabupaten Bulungan seluas 6 ha. Sementara untuk waduk dan embung semakin bertambah. Pada 2014, Kaltara memiliki 24 buah waduk dan 10 embung, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya terdapat 9 buah waduk dan 11 embung. Sedangakan situ tidak terdapat di wilayah Provinsi Kaltara. Waduk yang terluas dan volume paling besar di Provinsi Kaltara yaitu Waduk Irigasi Binusan di Kabupaten Nunukan dengan luas 3,6 ha dan volume 3000 m3. Sementara itu, Embung Air Baku Bolong di Kabupaten Nunukan menjadi embung terluas dan memiliki volume terbesar di provinsi ini. Luas embung tersebut yaitu 13,44 ha dengan volume 294.500 m3. SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 15 Pemerintah Provinsi Kaltara “Kaltara Sejahtera” 2016 Tabel 2.6 Inventarisasi Danau/Waduk/Situ/Embung di Provinsi Kaltara No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Jenis Danau Waduk Waduk Waduk Waduk Waduk Waduk Waduk Waduk Waduk Waduk Waduk Waduk Waduk Waduk Waduk Waduk Waduk Waduk Waduk Waduk Waduk Waduk Waduk Waduk Embung Embung Embung Embung Embung Embung Embung Embung Embung Embung Embung Nama Kelaputan Mangkupadi Waduk Irigasi Binusan, Nunukan Bendung Irigasi Kp. Tator I, Binusan Bendung Irigasi Kp. Tator II, Binusan Bendung Irigasi Kp. Tator III, Binusan Bendung Irigasi Binusan Kecil, Nunukan Bendung Irigasi Sei Jepun, Nunukan Selatan Bendung Irigasi Mansapa, Nunukan Selatan Bendung Irigasi Mamolo, Tanjung Harapan Bendung Irigasi Lancang I, Nunukan Selatan Bendung Irigasi Lancang II, Nunukan Selatan Bendung Irigasi Lancang III, Nunukan Selatan Bendung Irigasi Kp. Solok, Simengkadu Bendung Irigasi Liang Bunyu, Sebatik Barat Bendung Irigasi Kp. Enrekang 1, Sebatik Bendung Irigasi Enrekang 2, Sebatik Barat Bendung Irigasi Enrekang 3, Sebatik Barat Bendung Irigasi Kp. Sinjai, Sebatik Barat Bendung Irigasi Kp. Tellang 1, Sebatik Barat Bendung Irigasi Kp. Tellang 2, Sebatik Barat Bendung Irigasi Kp. Tellang 3, Sebatik Barat Bendung Irigasi Batu Satu 1, Sebatik Barat Bendung Irigasi Batu Satu 2, Sebatik Barat Bendung Irigasi Tembaring Atas, Sebatik Barat Bendung Irigasi Tembaring Bawah, Sebatik Barat Embung Air Baku Bilal, Nunukan Embung Air Baku Bolong, Nunukan Embung Sei Pancang Embung Air Baku Tanjung Karang, Sebatik Embung Air Baku Lapio, Sebatik Barat Embung Air Baku Sianak, Sebatik Barat Embung Irigasi Bebakil 1, Sebatik Barat Embung Irigasi Bebakil 2, Sebatik Barat Embung Persemaian, Tarakan Embung Binalatung, Tarakan Embung Bengawan, Tarakan Luas (Ha) 6 3,6 0,16 0,16 0,16 0,16 0,3 2,5 2,5 0,75 0,75 1,5 0,3 1 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,25 11,7 13,44 0,75 2 2 1 0,5 13,018 ±70 16,22 Volume (m3) 3000 45 45 45 600 60 360 720 270 30 225 30 450 270 37,5 90 90 90 90 90 30 30 30 72 139.000 294.500 756 986,53 7.537,5 12,5 400 130,730 666,66 174.000 Sumber: Buku Dara Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2015 Keterangan : ( - ) Tidak dilakukan pengukuran Kabupaten Malinau tidak terdapat danau/waduk/situ/embung Kabupaten Tana Tidung tidak terdapat danau/waduk/situ. Sementara Embung masih dalam tahap perencanaan 2.6. Penggunaan Lahan Penggunaan lahan di Provinsi Kaltara didominasi oleh hutan, dengan luasan mencapai 6.440.254 Ha atau sekitar 90,06% dari luasan total wilayah. Luasan pertanian tersebar sekitar 1,55% atau 110.751 Ha dari total luas wilayah. Penggunaan lahan hutan negara mendominasi di seluruh kabupaten, namun terbanyak terdapat di Kabupaten Malinau. Kondisi geografis provinsi ini yang didominasi oleh pegunungan dan perbukitan dengan kemiringan lereng yang curam, sebagian besar dimanfaatkan sebagai hutan lindung. Penggunaan lahan permukiman hanya 19.090 Ha atau 0,27% dari total luasan SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 16 Pemerintah Provinsi Kaltara “Kaltara Sejahtera” 2016 wilayah provinsi ini, dengan sebaran lahan permukiman paling tinggi berada di Kabupaten Nunukan. Tabel 2.7 Luas Wilayah Menurut Jenis Penggunaan Tanah di Provinsi Kaltara (Ha) No. Kabupaten Jenis Penggunaan Tanah Hutan Pertanian Pertambangan 1.086.969 12.040 3.927.395 2.301 1.550 1.167.764 87.254 250.506 3.786 1.415 7.620 5.370 5.914 6.440.254 110.751 8.879 90,06 1,55 0,12 Pemukiman 4.925 2.687 6.609 1.867 3.002 19.090 0,27 1 Bulungan 2 Malinau 3 Nunukan 4 Tana Tidung 5 Tarakan Kalimantan Utara Persentase (%) Lainnya 237.497 42.808 166.952 77.563 47.363 572.183 8 Sumber: Kalimantan Utara Dalam AngkaTahun 2014 Sedangkan, jika dilihat dari SK Menteri Kehutanan No. 718 Tahun 2014, perbandingan luas areal penggunaan lahan dengan areal hutan dan tubuh air dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.8 Perbandingan Luas Areal Penggunaan Lahan, Areal Hutan, dan Tubuh Air di Provinsi Kaltara Kawasan Areal Penggunaan Lain Hutan Lindung Hutan Produksi Hutan Produksi yang Dapat Dikonversi Hutan Produksi Terbatas Tubuh Air Sumber: SK Kabupaten Bulungan Luas (Ha) % 412.587,27 29,2 Kota Tarakan Kabupaten Malinau Luas (Ha) 18.147,74 % 72,2 Luas (Ha) 320.337,60 % 8,08 Kabupaten Nunukan Luas (Ha) % 451.545,18 32,7 Kabupaten Tana Tidung Luas (Ha) % 161.242,51 46,4 Provinsi Kalimantan Utara Luas (Ha) % 1.363.860,30 19,1 224.769,60 15,9 6.997,33 27,83 675.398,51 17,04 158.014,95 11,45 0 0 1.065.180,39 14,9 259.162,53 18,33 0 0 365.157,98 9,21 275.774,53 19,98 151.120,97 43,47 1.051.216,01 14,7 0 0 0 0 30.117,50 0,76 13.513,89 0,98 9.876,67 2,84 53.508,06 0,75 507.803,51 35,92 0 0 1.565.329,71 39,5 190.350,83 13,79 9.084,26 2,61 2.272.568,31 31,9 0 0 1.272.079,60 17,8 0 0 0 0 997.699,21 25,17 274.380,39 19,88 Menhut No. 718/2014 dalam Materi Teknis RTRW Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2015-2035 SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 17 Pemerintah Provinsi Kaltara 2.7. “Kaltara Sejahtera” 2016 Kependudukan Jumlah penduduk Provinsi Kaltara dari tahun 2010 sampai 2015 selalu mengalami peningkatan. Jumlah penduduk terbanyak di Kota Tarakan (235.565 jiwa tahun 2015), sedangkan jumlah penduduk paling sedikit di Kabupaten Tana Tidung (21.891 jiwa tahun 2015). SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 18 Pemerintah Provinsi Kaltara “Kaltara Sejahtera” 2016 Tabel 2.10 Perkembangan Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2010-2015 di Provinsi Kaltara Kabupaten/Kota Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Tarakan Kalimantan Utara 2010 112.663 59.555 141.927 15.202 194.800 524.147 Jumlah Penduduk 2012 2013 120.600 122.985 66.845 71.501 155.680 162.711 17.079 18.985 210.700 218.800 570.904 594.982 2011 117.019 62.580 148.822 16.356 202.600 547.377 2014 126.096 74.469 170.042 20.400 227.200 618.207 2015 129.381 77.492 177.607 21.891 235.565 641.936 Pertumbuhan (%) 2,8 5,3 4,5 7,3 3,8 4,1 Sumber : 1) Kabupaten Malinau Dalam Angka 2013-2015 2) Kabupaten Bulungan Dalam Angka 2011-2015 3) Kabupaten Nunukan Dalam Angka 2013-2015 4) Kabupaten Tana Tidung Dalam Angka 2012-2015 5) Kota Tarakan Dalam Angka 2015 6) Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Kalimantan Utara 2015 7) Hasil Analisis, 2016 Pertumbuhan penduduk Provinsi Kaltara selama tahun 2010-2015 adalah sebesar 4,1% dengan pertumbuhan penduduk tertinggi adalah Kabupaten Tana Tidung yaitu sebesar 7,3%. Relatif tingginya rata-rata pertumbuhan penduduk di kabupaten ini jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya mungkin disebabkan karena kabupaten ini merupakan daerah otonom baru, yang merupakan wilayah pemekaran dari 3 (tiga) kecamatan di Kabupaten Bulungan, yaitu Kecamatan Sesayap, Sesayap Hilir, dan Tanah Lia sejak tahun 2012, sehingga menyebabkan meningkatnya migrasi penduduk ke wilayah ini. Sedangkan pertumbuhan penduduk paling rendah adalah Kabupaten Bulungan yaitu sebesar 2,8% selama 5 (lima) tahun tersebut. Terdapat kesenjangan persebaran penduduk di Kaltara, terutama antar kabupaten dengan kota. Kepadatan penduduk di Kota Tarakan mencapai 906 jiwa/km2 (tahun 2014), akan tetapi berbeda dengan kabupaten/kota lainnya yang memiliki kepadatan hanya 1-12 jiwa/km2. Sedangkan kabupaten yang memiliki kepadatan penduduk paling rendah adalah Kabupaten Malinau, yakni 2 jiwa/km2. Tabel 2.11 Kepadatan Penduduk Tahun 2010-2014 di Provinsi Kaltara Kabupaten/Kota Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Tarakan Kalimantan Utara Luas Wilayah (Km2) 13.181,92 40.088,41 14.247,5 4.828,58 250,8 72.597,21 2010 9 2 10 5 777 7 Jumlah Penduduk 2011 2012 2013 9 9 12 2 2 2 11 11 11 5 4 4 808 840 872 8 8 8 2014 12 2 12 4 906 9 Sumber: 1) Kabupaten Malinau Dalam Angka 2010-2015 2) Kabupaten Bulungan Dalam Angka 2011-2015 3) Kabupaten Nunukan Dalam Angka 2011, 2013-2015 4) Kabupaten Tana Tidung Dalam Angka 2012-2013, 2015 5) Kota Tarakan Dalam Angka 2012-2015 6) Hasil Analisis, 2016 SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 19 Pemerintah Provinsi Kaltara “Kaltara Sejahtera” 2016 Komposisi penduduk menurut umur dapat menggambarkan distribusi penduduk sesuai kelompok umur. Penduduk dengan kelompok usia 5-9 dan 10-14 mempunyai jumlah paling tinggi, yang dapat dilihat dari piramida penduduk yang mengembang di bagian bawah, artinya penduduk usia muda cukup dominan di provinsi ini. Komposisi penduduk menurut umur ini memperlihatkan bahwa warga usia produktif harus menanggung warga yang sudah tidak/belum produktif. Semakin besar proporsi penduduk usia tidak produktif, maka semakin besar beban yang ditanggung oleh penduduk usia produktif. Grafik 2.1 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2012 di Provinsi Kaltara Sumber: Hasil Olahan, 2016 Rasio jenis kelamin Provinsi Kaltara selama tahun 2010-2015 relatif tetap, karena selama enam tahun terakhir memiliki jumlah rasio yang sama, yakni 113 yang mengartikan bahwa terdapat 113 penduduk laki-laki untuk setiap 100 penduduk perempuan. Tabel 2.12 Rasio Jenis Kelamin Penduduk Tahun 2010-2015 di Provinsi Kaltara Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Jumlah Penduduk (Jiwa) Laki-laki Perempuan 278.395 245.752 290.839 256.538 303.278 267.626 316.057 278.925 328.602 289.605 340.811 301.125 Rasio Jenis Kelamin 113 113 113 113 113 113 Sumber: 1) Kabupaten Malinau Dalam Angka 2013-2015 2) Kabupaten Bulungan Dalam Angka 2011-2015 3) Kabupaten Nunukan Dalam Angka 2013-2015 4) Kabupaten Tana Tidung Dalam Angka 2012-2015 5) Kota Tarakan Dalam Angka 2015 6) Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Kalimantan Utara 2015 7) Hasil Analisis, 2016 SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 20 Pemerintah Provinsi Kaltara “Kaltara Sejahtera” 2016 Rasio jenis kelamin paling tinggi terdapat di Kabupaten Tana Tidung, yaitu 124 artinya terdapat 124 penduduk laki-laki untuk setiap 100 penduduk perempuan. Sedangkan, Kota Tarakan memiliki rasio jenis kelamin terendah, yaitu 110 yang mengartikan bahwa terdapat 110 penduduk laki-laki untuk setiap 100 penduduk perempuan. Tabel 2.13 Rasio Jenis Kelamin Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015 di Provinsi Kaltara Jumlah Penduduk (Jiwa) Laki-laki Perempuan 69.095 60.286 41.801 35.691 94.517 83.090 12.092 9.799 123.306 112.259 340.811 301.125 Kabupaten/Kota Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Tarakan Kalimantan Utara Rasio Jenis Kelamin 115 117 114 123 110 113 Sumber : 1) Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Kalimantan Utara 2015 2) Hasil Analisis, 2016 2.8. Komposisi Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan tenaga honorer di kantor pemerintah kabupaten/kota se-Kaltara berjumlah 17.237 orang dengan jumlah terbanyak berada di Pemerintah Kabupaten Nunukan yaitu 4.360 orang, sedangkan paling sedikit berada di Pemerintah Kabupaten Tana Tidung yaitu sebanyak 1.604 orang. Tabel 2.14 Banyaknya Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Tenaga Honorer Daerah Tahun 2014 di Provinsi Kaltara Pemerintah Daerah Kabupaten Bulungan Kabupaten Malinau Kabupaten Nunukan Kabupaten Tana Tidung Kota Tarakan Pemprov Kalimantan Utara Kalimantan Utara Kalimantan Utara 2014 2015 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 3.731 4.312 1.604 4.360 4.025 885 18.917 17.236 Tenaga Honorer - Jumlah 3.731 4.312 1.604 4.360 4.025 885 18.917 17.236 Sumber: Kalimantan Utara Dalam Angka 2015 SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 21 Pemerintah Provinsi Kaltara “Kaltara Sejahtera” 2016 Tabel 2.15 Banyaknya Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kaltara Berdasarkan Eselon dan Jenis Kelamin Tahun 2014 Eselon I II III IV Non Eselon Kalimantan Utara Kalimantan Utara 2014 2015 Jenis Kelamin Pegawai Negeri Sipil (PNS) Laki-laki Perempuan 1 30 1 112 22 172 58 297 192 612 273 319 89 Jumlah 1 32 134 230 489 885 408 Sumber: Kalimantan Utara Dalam Angka 2015 2.9. Rasio Tempat Ibadah per Satuan Penduduk Indikator tempat ibadah per satuan penduduk sebagaimana yang disebutkan dalam Lampiran 1 Permendagri 54/2010 didapatkan dari perbandingan jumlah tempat ibadah dengan jumlah penduduk per 1000 penduduk. Berkaitan dengan tempat ibadah, indikator rasio tempat ibadah per satuan penduduk ini akan lebih tepat apabila pembanding yang digunakan dalam penghitungan indikator tersebut menggunakan jumlah pemeluk agama. Dengan demikian, indikator ini berganti menjadi rasio tempat ibadah per satuan pemeluk agama. SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 22 Pemerintah Provinsi Kaltara “Kaltara Sejahtera” 2016 Tabel 2.16 Jumlah Tempat Ibadah Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2010-2014 di Provinsi Kaltara Uraian Masjid/Musholla Gereja Katolik Gereja Protestan Pura Vihara Kabupaten/Kota Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Tarakan Kalimantan Utara Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Tarakan Kalimantan Utara Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Tarakan Kalimantan Utara Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Tarakan Kalimantan Utara Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Tarakan Kalimantan Utara 2010 143 33 219 2011 223 37 - 206 601 206 466 25 30 - 33 30 12 75 145 125 12 67 88 147 - 53 323 1 0 0 53 288 1 0 - 1 2 1 0 1 2 1 1 - 7 8 7 9 2012 233 43 204 30 189 699 28 33 30 15 6 112 82 176 130 8 50 446 1 0 0 0 1 2 1 1 1 0 6 9 2013 241 43 219 30 158 691 35 33 30 15 6 119 116 176 128 8 45 473 1 0 0 0 1 2 1 1 1 0 4 7 2014 253 35 208 39 195 730 35 33 39 15 6 128 116 157 74 8 50 405 1 0 0 0 1 2 1 1 1 4 7 Sumber : Kabupaten/Kota Dalam Angka Tahun 2008-2015 dengan Hasil Olahan Jumlah tempat ibadah di Provinsi Kaltara secara umum memiliki kecenderungan meningkat dalam kurun waktu tahun 2010 hingga tahun 2014. Jumlah masjid hingga tahun 2014 tercatat sebannyak 730 unit dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,98% per tahun. Jumlah gereja Katolik juga memiliki peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 14,30% per tahun, sedangkan untuk jumlah gereja Protestan mengalami penurunan sebesar 5,82% per tahun. Jumlah pura memiliki kecenderungan tetap dari tahun 2010 hingga tahun 2014, yakni sebanyak 2 unit, sedangkan jumlah vihara memiliki kecenderungan menurun dalam kurun waktu tahun 2010 hingga tahun 2014. SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 23 Pemerintah Provinsi Kaltara “Kaltara Sejahtera” 2016 Tabel 2.17 Jumlah Pemeluk Agama Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2010-2014 di Provinsi Kaltara Uraian Islam Katolik Protestan Hindu Budha Kabupaten/ Kota Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung *) Tarakan Kalimantan Utara Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung *) Tarakan Kalimantan Utara Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung *) Tarakan Kalimantan Utara Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung *) Tarakan Kalimantan Utara Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung *) Tarakan Kalimantan Utara 2010 96.528 21.927 84.088 2011 101.752 24.769 106.408 2012 105.342 26.520 106.406 2013 112.924 28.327 106.406 2014 118.325 23.565 124.646 154.523 357.066 8.416 6.030 10.513 157.653 390.582 8.546 6.336 10.660 157.653 395.921 8.773 6.441 10.815 157.653 405.310 9.212 6.608 10.615 172.469 439.005 9.661 5.916 11.930 7.606 32.565 30.151 42.830 46.035 3.751 29.293 30.698 45.215 42.754 6.458 32.487 31.251 46.080 43.995 6.458 32.893 32.613 47.965 43.995 5.727 33.234 33.706 42.130 31.521 25.883 144.899 95 51 43 12.889 131.556 102 60 15 19.886 141.212 88 75 415 19.886 144.459 96 84 415 27.868 135.225 96 60 98 359 548 720 244 162 90 267 733 274 146 1.100 1.678 741 305 687 1.100 1.695 758 293 687 103 357 768 241 280 4.999 6.125 2.157 3.310 9.600 11.333 9.600 11.338 3.238 4.527 Sumber : Kabupaten/Kota Dalam Angka Tahun 2008-2015 dengan Hasil Olahan Jumlah pemeluk agama didominasi oleh pemeluk agama Islam, yakni sebanyak 439.005 jiwa, pemeluk agama Protestan sebanyak 135.225 jiwa, dan pemeluk agama Katolik sebanyak 33.234 jiwa. Secara umum, jumlah pemeluk agama pada masing-masing agama memiliki kecenderungan meningkat, kecuali pada pemeluk agama Protestan, Hindu, dan Budha yang memiliki kecenderungan menurun dalam kurung waktu tahun 2010 hingga tahun 2014. SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 24 Pemerintah Provinsi Kaltara “Kaltara Sejahtera” 2016 Tabel 2.18 Rasio Tempat Ibadah per Satuan Pemeluk Agama Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2010-2014 di Provinsi Kaltara Uraian Islam Katolik Protestan Hindu Budha Kabupaten/ Kota Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Tarakan Kalimantan Utara Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Tarakan Kalimantan Utara Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Tarakan Kalimantan Utara Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Tarakan Kalimantan Utara Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Tarakan Kalimantan Utara 2010 1,48 1,50 2,60 2011 2,19 1,49 2012 2,21 1,62 1,92 2013 2,13 1,52 2,06 2014 2,14 1,49 1,67 1,33 1,68 5,47 2,85 1,31 1,19 2,93 4,73 1,20 1,77 3,19 5,12 2,77 1,00 1,70 3,80 4,99 2,83 1,13 1,66 3,62 5,58 3,27 1,58 2,30 3,39 2,72 3,20 2,29 2,87 3,25 0,93 3,45 2,62 3,82 2,95 0,93 3,62 3,56 3,67 2,91 1,05 3,85 3,44 3,73 2,35 2,05 2,23 10,53 - 4,11 2,19 9,80 - 2,51 3,16 11,36 - 2,26 3,27 10,42 - 1,79 3,00 10,42 - 2,79 3,65 4,10 - 11,11 7,49 1,36 3,65 0,91 1,19 1,35 3,28 1,46 0,91 1,18 1,32 3,41 1,46 9,71 5,60 1,30 4,15 1,40 1,31 3,25 2,72 0,63 0,79 0,42 0,62 1,24 1,55 Sumber : Kabupaten/Kota Dalam Angka Tahun 2008-2015 dengan Hasil Olahan Rasio tempat ibadah per satuan pemeluk agama memiliki kecenderungan meningkat dalam kurun waktu tahun 2010 hingga tahun 2014, kecuali pada rasio gereja Protestan per satuan pemeluk agama Protestan yang memiliki kecenderungan menurun. Pada tahun 2011, rasio tempat ibadah per satuan pemeluk Provinsi Kaltara tidak dapat digunakan untuk melihat gambaran kondisi rasionya, hal ini dikarenakan pada tahun berkenaan (tahun 2011) tidak dapat ditemukan data tempat ibadah di Kabupaten Nunukan, sehingga apabila tetap dilakukan perhitungan maka hasilnya akan bias. SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 25 Pemerintah Provinsi Kaltara “Kaltara Sejahtera” 2016 2.10. Pertumbuhan PDRB Meski termasuk provinsi baru, perekonomian Provinsi Kaltara beberapa tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan positif yang signifikan, yang ditandai dengan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) selama tahun 2010-2015. Pada tahun 2010 PDRB atas harga konstan Provinsi Kaltara mencapai 34,9 triliun dan terus meningkat menjadi 40,7 triliun di tahun 2012 dan mencapai 49,2 triliun pada tahun 2015. Sektor yang paling dominan dalam menunjang perekonomian daerah di Provinsi Kaltara adalah sektor primer yaitu sektor pertambangan dan penggalian dengn kontribusi sebesar 30,25% pada tahun 2011. Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian terhadap PDRB sangat fluktuatif. Angka ini cenderung menurun hingga mencapai 30,48% pada tahun 2015. Meski demikian sektor ini tetap menjadi sektor yang berkontribusi paling besar selama lima tahun berturut-turut. Sektor primer penyumbang terbesar kedua setelah sektor pertambangan dan penggalian adalah sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 17,43% di tahun 2015. Penyumbang ketiga setelah sektor pertanian adalah sektor sekunder yakni konstruksi mencapai 11,37% pada tahun 2015, yang kemudian diikuti oleh perkembangan sektor perdagangan 9,92% di tahun 2015 dan industri pengolahan sebesar 9,55 % pada tahun yang sama. Meski sektor yang tersebut di atas menduduki sektor penyumbang terbesar dalam PDRB Provinsi Kaltara, sektor yang kontribusinya terus menunjukkan pertumbuhan terbesar selama tahun 2010 hingga 2015 adalah sektor jasa pendidikan dengan laju pertumbuhan sektornya mencapai 22,82% terhadap PDRB. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pendidikan telah menjadi fokus kegiatan dan perhitungan kontribusinya terhadap perekonomian daerah Provinsi Kaltara. Angka ini kemudian disusul oleh sektor Jasa Kesehatan dan Administrasi Pemerintahan. Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa sektor yang berperan dalam pelayanan publik tumbuh pesat dalam kurun waktu 6 tahun terakhir. SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 26 Pemerintah Provinsi Kaltara “Kaltara Sejahtera” 2016 Tabel 2.19 Pertumbuhan Kontribusi Sektor dan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan harga Konstan (Hk) Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2015 di Provinsi Kaltara No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estate Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa Lainnya PDRB Pertumbuhan Hb Hk % % 12,20 6,45 11,59 7,15 11,40 5,68 8,61 9,93 9,64 4,37 13,20 6,61 11,90 4,55 15,82 7,82 15,37 5,95 13,40 12,15 13,69 6,38 11,84 7,56 12,29 5,21 15,87 6,72 22,80 14,17 16,12 12,08 14,85 7,92 12,58 6,81 Sumber: Disperindagkop Provinsi Kalimantan Utara 2016 dengan hasil olahan SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 27 Pemerintah Provinsi Kaltara “Kaltara Sejahtera” 2016 Tabel 2.20 Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2010-2015 Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) di Provinsi Kaltara No Sektor 1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estate Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa Lainnya PDRB 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 2010 Hb Hk % % 17,86 17,86 2011 Hb Hk % % 16,72 17,65 2012 Hb Hk % % 16,52 17,49 2013 Hb Hk % % 16,34 17,00 2014 Hb Hk % % 17,10 16,81 Hb 2015 Hk 17,61 17,43 30,33 30,33 33,92 30,25 33,25 30,50 33,84 31,76 32,14 32,29 28,05 30,48 10,23 10,23 9,8 9,95 9,42 9,73 9,28 9,58 9,41 9,32 9,73 9,55 0,05 0,05 0,04 0,05 0,04 0,05 0,03 0,05 0,03 0,05 0,04 0,06 0,07 0,07 0,07 0,07 0,06 0,07 0,06 0,07 0,06 0,07 0,06 0,07 11,68 10,7 11,68 10,70 10,77 10,37 11,45 10,81 11,66 10,11 11,43 10,70 11,44 9,73 11,25 10,42 11,62 9,86 11,40 10,07 12,02 10,40 11,37 9,92 5,43 5,43 5,1 5,62 5,23 5,69 5,39 5,56 5,67 5,60 6,29 5,83 1,27 1,27 1,23 1,26 1,28 1,26 1,30 1,22 1,33 1,19 1,44 1,22 2,11 2,11 1,97 2,19 1,99 2,27 2,01 2,33 2,02 2,41 2,19 2,66 1,13 1,13 1,05 1,15 1,11 1,17 1,12 1,11 1,10 1,08 1,19 1,13 0,91 0,29 0,91 0,29 0,83 0,29 0,96 0,31 0,80 0,29 0,96 0,31 0,82 0,28 0,99 0,30 0,83 0,29 0,97 0,30 0,89 0,29 0,99 0,29 5,01 5,01 4,86 5,13 5,11 5,01 5,08 4,89 5,16 4,90 5,81 5,11 1,61 1,61 1,76 1,81 1,94 2,02 2,09 2,15 2,15 2,19 2,48 2,36 0,82 0,82 0,76 0,83 0,75 0,86 0,74 0,85 0,76 0,88 0,95 1,01 0,52 100 0,52 100 0,47 100 0,51 100 0,46 100 0,50 100 0,45 100 0,47 100 0,46 100 0,47 100 0,57 100,00 0,53 100 Sumber: Publikasi PDRB Provinsi Kalimantan Utara 2016 dengan hasil olahan SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 28 Pemerintah Provinsi Kaltara “Kaltara Sejahtera” 2016 2.11. Panjang Jalan Dilalui Roda 4 Indikator panjang jalan dilalui roda empat merupakan hasil perbandingan dari jumlah panjang jalan baik jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten/kota, dan jalan desa (lokal) dengan jumlah penduduk. Indikator ini digunakan untuk menunjukkan rasio panjang jalan di suatu wilayah yang dapat dilalui oleh kendaraan roda empat untuk melayani per 1000 penduduk. Tabel 2.21 Panjang Jalan Dilalui Roda 4 Tahun 2010-2014 di Provinsi Kaltara Uraian Jumlah panjang jalan Jumlah penduduk Panjang jalan dilalui roda 4 2010 2.913,00 524.147 0,0056 2011 3.134,99 547.377 0,0057 2012 3.446,99 570.904 0,0060 2013 3.866,97 594.982 0,0065 2014 4.055,21 618.207 0,0066 Indikator panjang jalan dilalui roda empat di Provinsi Kaltara dalam kurun waktu tahun 2010 hingga tahun 2014 memiliki kecenderungan meningkat dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 4,23% per tahun, yakni 0,0056 pada tahun 2010 meningkat menjadi 0,0066 pada tahun 2014. Berdasarkan pedoman penentuan standar pelayanan minimal bidang penataan ruang, perumahan dan permukiman dan pekerjaan umum (Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001), SPM panjang jalan dilalui roda 4 adalah 0,6 km per 1000 penduduk sehingga dengan melihat kondisi yang terjadi di Provinsi Kaltara masih perlu banyak pembangunan jalan khususnya yang dapat dilalui oleh kendaraan roda 4. Tabel 2.22 Panjang Jalan Dilalui Roda 4 Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2010-2014 di Provinsi Kaltara Uraian Jumlah panjang jalan (Km) Jumlah penduduk Panjang jalan dilalui Roda 4 Kabupaten/ Kota Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Tarakan Kalimantan Utara Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Tarakan Kalimantan Utara Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Tarakan Kalimantan Utara 2010 840,52 1.053,75 694,97 103,70 220,06 2.913,00 112.663 59.555 141.927 15.202 194.800 524.147 0,007 0,018 0,005 0,007 0,001 0,0056 2011 857,21 1.033,54 777,24 246,94 220,06 3.134,99 117.019 62.580 148.822 16.356 202.600 547.377 0,007 0,016 0,005 0,015 0,001 0,0057 2012 932,80 1.105,98 828,73 354,47 225,00 3.446,99 120.600 66.845 155.680 17.079 210.700 570.904 0,008 0,017 0,005 0,021 0,001 0,0060 2013 960,47 1.467,99 856,94 354,47 227,10 3.866,97 122.985 71.501 162.711 18.985 218.800 594.982 0,008 0,021 0,005 0,019 0,001 0,0065 2014 1.003,68 1.640,49 934,92 248,09 228,03 4.055,21 126.096 74.469 170.042 20.400 227.200 618.207 0,008 0,022 0,005 0,012 0,001 0,0066 Sumber : Kabupaten/Kota Dalam Angka Tahun 2008-2015 dengan Hasil Olahan SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 29 Pemerintah Provinsi Kaltara 2.12. “Kaltara Sejahtera” 2016 Panjang Jalan Kabupaten (Provinsi) Dalam Kondisi Baik (>40 Km/Jam) Berdasarkan Data Dasar Prasarana Provinsi, Kabupaten/Kota Tahun 2015 sebagaimana yang tertuang dalam Keputusan Gubernur Kaltara Nomor 188.44/K.128/2015 dan Nomor 188.44/K.129/2015, terdapat 60 ruas jalan yang telah ditetapkan sebagai jalan provinsi. Keputusan Gubernur Kaltara Nomor 188.44/K.128/2015 tentang Penetapan RuasRuas Jalan Menurut Statusnya Sebagai Jalan Provinsi Kaltara menetapkan 28 ruas jalan sebagai jalan provinsi, dan menurut Keputusan Gubernur Kaltara Nomor 188.44/K.128/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan Sebagai Jalan Strategis Provinsi Kaltara menetapkan 32 ruas jalan sebagai jalan strategis provinsi. Tabel 2.23 Kondisi Jalan per Ruas Jalan Menurut Data Dasar Prasarana Provinsi, Kabupaten/Kota Tahun 2015 di Provinsi Kaltara No Nama Ruas Jalan Kecamatan yang dilalui 1 Sabanar Raya Tanjung Selor 2 Sabanar Lama Sabanar Baru Sabanar Baru Selimau I Selimau I Selimau III Manunggal Tanjung Selor Ulin Bandara Tanjung Harapan Tanjung Selor Jeruk Tanjung Selor Durian Tanjung Selor Semangka Tanjung Selor Pahlawan Tanjung Selor Cendana Tanjung Selor Padaelo Tanjung Selor Trans 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Baik Panjang Tiap Kondisi (%) Rusak Rusak Sedang Ringan Berat 6,526 0,8 Akses ke Jalan N/P/K N 3,2 P Tanjung Selor 3,585 P Tanjung Selor Tanjung Selor 2,285 P 2,72 N Tanjung Selor 0,18 N Tanjung Selor 1,133 N Tanjung Selor 1,24 N Tanjung Selor 1,12 Tanjung Selor 0,303 Tanjung Selor 0,64 Tanjung Selor Tanjung 0,28 N N 0,96 0,9 N N 5,2 SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 N Keterangan Mendukung Jalan Status Yang Lebih Tinggi Mendukung Jalan Status Yang Lebih Tinggi Mendukung Jalan Status Yang Lebih Tinggi Menunjang Daerah Potensial Mendukung Jalan Status Yang Lebih Tinggi Mendukung Jalan Status Yang Lebih Tinggi Mendukung Jalan Status Yang Lebih Tinggi Mendukung Jalan Status Yang Lebih Tinggi Mendukung Jalan Status Yang Lebih Tinggi Mendukung Jalan Status Yang Lebih Tinggi Mendukung Jalan Status Yang Lebih Tinggi Mendukung Jalan Status Yang Lebih Tinggi Mendukung Jalan 30 Pemerintah Provinsi Kaltara No 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Nama Ruas Jalan Kecamatan yang dilalui “Kaltara Sejahtera” Baik Panjang Tiap Kondisi (%) Rusak Rusak Sedang Ringan Berat Akses ke Jalan N/P/K 2016 Keterangan Kalimantan Kasimuddin - Lebong Budiman Arifin Salimbatu Salimbatu Klubir (Sp III) Trans Kalimantan - Klubir (Sp III) Palas Status Yang Lebih Tinggi Selimau III Pelabuhan Pesawan Outer Ring Road Tanjung Selor Trans Kalimantan (Sp. 3 Tanah Kuning) Tanah Kuning Tanah Kuning Mangkupadi Mangkupadi - Pindada Pindada Kampung Baru Kampung Baru Karang Tigau Batas Bulungan Berau Trans Kalimantan - Pelabuhan Ferry Ancam Gunung Seriang Long Beluah Long Beluah - Long Peso Koridor Bulungan Tarakan Ruas Sekatak Buji - Liagu Koridor Bulungan - Tanjung Selor 3,2 P Menunjang Daerah Potensial Tanjung Selor 75 N Proses perencanaan 28,988 P Menunjang Daerah Potensial 10,124 P Menunjang Daerah Potensial P Menunjang Daerah Potensial Menunjang Daerah Potensial Tanjung Palas Tanjung Palas Tengah Tanjung Palas Utara Tanjung Palas Timur Tanjung Palas Timur Tanjung Palas Timur Tanjung Palas Timur 16,565 N 15,854 P 6,5 N 43,482 5,554 6,2 P Mendukung Jalan Status Yang Lebih Tinggi Mendukung Jalan Status Yang Lebih Tinggi Mendukung Jalan Status Yang Lebih Tinggi Tanjung Palas Timur 24,9 P Menunjang Daerah Potensial Tanjung Palas Utara 4,8 N Menunjang Daerah Potensial 49,55 P Menunjang Daerah Potensial 90 P Tanjung Palas Barat Peso Tanjung Palas Utara 30 N Menunjang Daerah Potensial Proses perencanaan Tanjung Palas Utara 50 N Proses perencanaan SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 31 Pemerintah Provinsi Kaltara No 29 Nama Ruas Jalan Tarakan Ruas Ancam Jenderal Sudirman Kecamatan yang dilalui “Kaltara Sejahtera” Panjang Tiap Kondisi (%) Rusak Rusak Sedang Ringan Berat Baik Akses ke Jalan N/P/K Tarakan Barat 1,68 0,42 N 30 Gajah Mada Tarakan Barat 0,84 0,21 N 31 Kusuma Bangsa Tarakan Barat 2,8 0,7 N 32 Sungai Sesayap Tarakan Timur 1,84 0,46 P 33 Sungai Kapuas Tarakan Timur 1,08 0,27 P 34 Sungai Brantas Tarakan Timur 1,08 0,27 P 35 Sungai Kayan Tarakan Timur 5 1,25 P 36 Amal Baru 0,6 0,15 P 37 Amal Lama 2,16 0,54 P 38 Gunung Selatan Tarakan Timur Tarakan Timur Tarakan Tengah 3,6 0,9 P 39 Aki Balak Tarakan Barat 5 1,25 N 40 Aji Iskandar Tarakan Barat 5,76 1,44 P 41 Bhayangkara Tarakan Barat 3,6 0,9 N 42 Ring Road Kota Tarakan (Juata Laut - Pantai Amal) Aki Pingka Suwaran Koridor Bulungan Tarakan Sisi Tarakan Ahmad Yani KTT Tarakan Utara Trans Kalimantan - Tideng Pale Trans Kalimantan 43 44 45 46 Tarakan Barat 28,6 2,8 P 2016 Keterangan Mendukung Jalan Status Yang Lebih Tinggi Mendukung Jalan Status Yang Lebih Tinggi Mendukung Jalan Status Yang Lebih Tinggi Mendukung Jalan Status Yang Lebih Tinggi Mendukung Jalan Status Yang Lebih Tinggi Mendukung Jalan Status Yang Lebih Tinggi Mendukung Jalan Status Yang Lebih Tinggi Menunjang Daerah Potensial Menunjang Daerah Potensial Mendukung Jalan Status Yang Lebih Tinggi Mendukung Jalan Status Yang Lebih Tinggi Mendukung Jalan Status Yang Lebih Tinggi Mendukung Jalan Status Yang Lebih Tinggi Menunjang Daerah Potensial 0,7 P Mendukung Jalan Status Yang Lebih Tinggi Sesayap 1,75 P Sesayap 7,6 1,9 N Mendukung Jalan Status Yang Lebih Tinggi Mendukung Jalan Status Yang Lebih Tinggi Sesayap 10,325 4,425 N SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 Menunjang Daerah Potensial 32 Pemerintah Provinsi Kaltara No 47 Nama Ruas Jalan - Pelabuhan Sesayap KTT Long Bawan - Long Midang Batas Negara Long Bawan - Lembudud - Ruan Bekang Lembudud Long Layu Kecamatan yang dilalui “Kaltara Sejahtera” Baik Panjang Tiap Kondisi (%) Rusak Rusak Sedang Ringan Berat Akses ke Jalan N/P/K 2016 Keterangan Krayan 11 P Membuka Daerah Perbatasan dan Terisolir Krayan 24,7 P Membuka Daerah Perbatasan dan Terisolir Krayan Selatan 28,15 P Long Layu Sumur Garam Long Layu Pa'upan Krayan Selatan 15,3 P Krayan Selatan 9,3 P 52 Pa'upan Long Rungan Krayan Selatan 20,7 P 53 Long Rungan - Long Padi Krayan Selatan 16 P 54 Long Padi Binuang Krayan Selatan 7,4 P 55 Long Bawan - Kampung Baru Pa'betung Pa'pani Kampung Baru - Long Umung Pa'raye Long Umung - Wa'yagung Krayan 37,5 P Membuka Daerah Perbatasan dan Terisolir Membuka Daerah Perbatasan dan Terisolir Membuka Daerah Perbatasan dan Terisolir Membuka Daerah Perbatasan dan Terisolir Membuka Daerah Perbatasan dan Terisolir Membuka Daerah Perbatasan dan Terisolir Membuka Daerah Perbatasan dan Terisolir Krayan 16,5 P Membuka Daerah Perbatasan dan Terisolir Krayan 14,25 P Lingkar Pulau Nunukan Coastal Road Nunukan Ring Road Malinau Nunukan 70 P Nunukan 15 N Malinau 20 N Membuka Daerah Perbatasan dan Terisolir Mendukung Jalan Status Yang Lebih Tinggi Mendukung Jalan Status Yang Lebih Tinggi Mendukung Jalan Status Yang Lebih Tinggi 48 49 50 51 56 57 58 59 60 TOTAL 45,176 103,197 223,262 527,854 Sumber : Bidang Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Provinsi Kalimantan Utara dalam Data Dasar Prasarana Provinsi, Kabupaten/Kota Tahun 2015 Ke-60 ruas jalan provinsi yang telah ditetapkan dalam Keputusan Gubernur Kaltara tersebut, 28 ruas jalan terdapat di Kabupaten Bulungan, 1 ruas jalan di Kabupaten SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 33 Pemerintah Provinsi Kaltara “Kaltara Sejahtera” 2016 Malinau, 13 ruas jalan di Kabupaten Nunukan, 3 ruas jalan di Kabupaten Tana Tidung, dan 15 ruas jalan di Kota Tarakan, dengan total panjang jalan provinsi sepanjang 899,489 km. Tabel 2.24 Kondisi Jalan per Ruas Jalan Provinsi Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015 di Provinsi Kaltara NO 1 2 3 4 5 Kabupaten/kota Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Tarakan Kalimantan Utara Persentase Baik 7,336 0 0 0 37,840 45,176 5,02 Kondisi Jalan (km) Sedang Rusak Ringan 74,062 216,937 0 0 0 0 19,675 6,325 9,460 0 103,197 223,262 11,47 24,82 Rusak Berat 193,454 20 285,8 0 28,6 527,854 58,68 Jalan secara keseluruhan 491,789 20 285,8 26 75,9 899,489 Sumber : Bidang Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Provinsi Kalimantan Utara dalam Data Dasar Prasarana Provinsi, Kabupaten/Kota Tahun 2015 Indikator panjang jalan kabupaten (provinsi) dalam kondisi baik (>40 km/jam) merupakan hasil perbandingan antara panjang jalan kabupaten (provinsi) dalam kondisi baik dengan panjang seluruh jalan kabupaten (provinsi) di daerah tersebut dikalikan dengan bilangan 100. Berdasarkan tabel kondisi jalan per ruas jalan provinsi tersebut, kondisi jalan provinsi di Provinsi Kalimantan Utara masih didominasi oleh kondisi jalan rusak, yakni sepanjang 527,854 km atau sebesar 58,68% dan kondisi jalan rusak sepanjang 223,262 km atau sebesar 24,82%. Selanjutnya 103,197 km atau 11,47% kondisi ruas jalan provinsi memiliki kondisi jalan sedang dan hanya 45,176 km atau sebesar 5,02% saja jalan provinsi yang memiliki kondisi baik. Hal tersebut membutuhkan perhatian besar dari Pemerintah Provinsi Kaltara untuk terus berupaya memperbaiki kondisi jalan khususnya untuk ruas jalan provinsi guna menunjang berbagai kegiatan, khususnya untuk kegiatan perekonomian, juga untuk meningkatkan interkonektivitas antar wilayah. Tabel 2.25 Persentase Panjang Jaringan Jalan Provinsi Kondisi Baik dan Sedang Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2015 di Provinsi Kaltara Kabupaten/kota Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Tarakan Jumlah Jalan Kondisi Baik dan Sedang (km) 81,398 47,3 19,675 0 0 148,373 Total Panjang Jaringan Jalan Provinsi (km) 491,789 75,9 26 285,8 20 899,489 Persentase Panjang Jalan Provinsi Kondisi Baik dan Sedang (%) 9,05 5,26 2,19 0,00 0,00 16,50 Hingga tahun 2015, panjang jalan provinsi yang memiliki kondisi baik dan sedang di Provinsi Kaltara sepanjang 148,373 km atau sebesar 16,50%. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 01/PRT/M/2014, tingkat kondisi jalan baik dan sedang di Provinsi Kaltara belum mencapai target yang ditetapkan (60%). SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 34 Pemerintah Provinsi Kaltara “Kaltara Sejahtera” 2016 2.13. Sempadan Sungai yang Dipakai Bangunan Liar Indikator persentase sempadan sungai yang bangunan liar didapatkan dari perbandingan antara panjang sempa dan sungai yang dipakai bangunan liar dengan panjang seluruh jalan sempadan sungai. Data yang didapatkan untuk indikator ini adalah data panjang sempadan sungai yang dipakai bangunan liar di Kabupaten Tana Tidung tahun 2015, yakni sepanjang 5 km. 2.14. Drainase Dalam Kondisi Baik/Pembuangan Air Tidak Tersumbat Indikator drainase dalam kondisi baik/pembuangan aliran air tidak tersumbat merupakan hasi dari perbandingan antara panjang drainase tidak tersumbat pembuangan aliran air dengan panjang seluruh drainase. Data panjang drainase yang tersedia hanya Kabupaten Tana Tidung, yakni sepanjang 5,315 km pada tahun 2014. 2.15. Pembangunan Turap di Wilayah Jalan Penghubung dan Aliran Sungai Rawan Longsor Indikator persentase pembangunan turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor didapatkan dari hasil perbandingan jumlah lokasi pembangunan turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor dengan jumlah seluruh wilayah longsor. Jumlah lokasi pembangunan turap yang tersedia datanya hanya di Kabupaten Tana Tidung, yakni sebanyak tiga kecamatan. 2.16. Aksesibilitas Indikator aspek aksesbilitas merupakan indikator di luar Lampiran 1 Permendagri 54/2010. Indikator aksesibilitas didapatkan dari hasil perbandingan antara panjang jalan seluruhnya dengan luas wilayah. Dikutip dari Lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang menargetkan untuk indikator aksesibilitas adalah sebesar 100% pada tahun 2014. Tabel 2.26 Aksesibilitas Tahun 2010-2014 di Provinsi Kaltara Uraian Jumlah panjang jalan (km) Luas wilayah (km2) Aksesibilitas Persentase 2010 2.913,00 72.324,88 0,040 4,03 2011 3.134,99 72.324,88 0,043 4,33 2012 3.446,99 72.275,12 0,048 4,77 2013 3.866,97 72.275,12 0,054 5,35 2014 4.055,21 72.597,21 0,056 5,59 Sumber : Kabupaten/Kota Dalam Angka Tahun 2008-2015 dengan Hasil Olahan SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 35 Pemerintah Provinsi Kaltara “Kaltara Sejahtera” 2016 Persentase aksesibilitas di Provinsi Kaltara masih berada jauh di bawah target yang ditetapkan oleh SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Hingga taun 2014, persentase aksesibilitas masih sebesar 5,59%, meskipun demikian persentase tersebut selalu mengalami peningkatan dalam kurun waktu tahun 2010 hingga tahun 2014 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 8,52% per tahun. Apabila dilihat dari aksesibilitas masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Kaltara, persentase aksesbilitas yang sudah mencapai bahkan melampaui target SPM terdapat di Kota Tarakan yakni sebesar 90,92%, sedangkan empat kabupaten lainnya masih berada jauh dibawah target SPM. Tabel 2.27 Aksesibilitas Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2010-2014 di Provinsi Kaltara Uraian Panjang jalan seluruhnya (km) Luas wilayah Aksesibilitas Kabupaten/ Kota Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Tarakan Kalimantan Utara Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Tarakan Kalimantan Utara Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Tarakan Kalimantan Utara 2010 2011 2012 2013 840,52 1.053,75 694,97 103,70 220,06 2.913,00 857,21 1.033,54 777,24 246,94 220,06 3.134,99 932,80 1.105,98 828,73 354,47 225,00 3.446,99 960,467 1467,99 856,94 354,47 227,101 3866,968 1.003,683 1.640,49 934,92 248,09 228,031 4055,214 2014 13.181,92 39.799,90 14.263,68 4.828,58 250,80 72.324,88 13.181,92 39.799,90 14.263,68 4.828,58 250,80 72.324,88 13.181,92 39.766,32 14.247,50 4.828,58 250,80 72.275,12 13.181,92 39.766,32 14.247,50 4.828,58 250,80 72.275,12 13.181,92 40.088,41 14.247,50 4.828,58 250,80 72.597,21 0,064 0,026 0,049 0,021 0,877 0,040 0,065 0,026 0,054 0,051 0,877 0,043 0,071 0,028 0,058 0,073 0,897 0,048 0,073 0,037 0,060 0,073 0,906 0,054 0,076 0,041 0,066 0,051 0,909 0,056 Sumber : Kabupaten/Kota Dalam Angka Tahun 2008-2015 dengan Hasil Olahan Kabupaten Bulungan memiliki persentase aksesibilitas sebesar 7,61%, Kabupaten Malinau sebesar 4,09%, Kabupaten Nunukan sebesar 6,56%, dan Kabupaten Tana Tidung sebesar 5,14%. Hal tersebut perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah untuk dapat meningkatkan kondisi jalan di lingkup Provinsi Kaltara dalam kaitannya untuk meningkatkan aksesibilitas wilayah. 2.17. Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Ruang terbuka hijau kota merupakan kawasan perlindungan, yang ditetapkan dengan kriteria: a. Lahan dengan luas paling sedikit 2.500 (dua ribu lima ratus) meter persegi, SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 36 Pemerintah Provinsi Kaltara b. “Kaltara Sejahtera” 2016 berbentuk satu hamparan, berbentuk jalur, atau kombinasi dari bentuk satu hamparan dan jalur, dan c. didominasi komunitas tumbuhan. Agar kegiatan budidaya tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan, pengembangan ruang terbuka hijau dari luas kawasan perkotaan paling sedikit 30%. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber-HPL/HGB didapatkan dari perhitungan luas ruang terbuka hijau dibagi dengan luas wilayah ber-HPL/HGB. Data mengenai rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber-HPL/HGB ini bersumber dari Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah dari masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Kaltara. Keterbatasan data untuk semua kabupaten dan kota menyebabkan perubahan rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber-HPL/HGB selama tahun 2010 hingga tahun 2013 di provinsi ini tidak dapat diketahui. Tabel 2.28 Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah Ber-HPL/HGB Tahun 2010-2013 di Provinsi Kaltara Kabupaten/Kota Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Tarakan Kaltara Rasio Ruang Terbuka Hijau Per Satuan Luas Wilayah Ber-HPL/HGB 2010 2011 2012 2013 0,01 0,22 0,22 n/a 0,96 0,96 0,00 n/a n/a n/a n/a 0,25 0,27 0,00 0,00 n/a n/a n/a 0,22 n/a n/a n/a 0,07 n/a Sumber: 1) LPPD Kabupaten Malinau Tahun 2011, 2012 2) LPPD Kabupaten Bulungan Tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012, dan 2013 3) LPPD Kabupaten Nunukan Tahun 2010 4) LPPD Kabupaten Tana Tidung Tahun 2012 5) LPPD Kota Tarakan Tahun 2009, 2010, 2011, 2012, dan 2013 Catatan : Data Provinsi Kaltara tidak dapat dijumlahkan, karena data tidak lengkap per kabupaten/kota Sebagai catatan, rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber-HPL/HGB yang tercantum dalam Lampiran 1 Permendagri No. 54 Tahun 2010 adalah ruang terbuka hijau untuk kawasan perkotaan. Sementara sebagian besar luas wilayah Provinsi Kaltara masih berupa kawasan perdesaan. 2.18. Rasio Bangunan ber-IMB per Satuan Bangunan Izin mendirikan bangunan gedung adalah perizinan yang diberikan oleh pemerintah kabupaten/kota kepada pemilik bangunan gedung untuk membangun baru, mengubah, SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 37 Pemerintah Provinsi Kaltara “Kaltara Sejahtera” 2016 memperluas, mengurangi, dan/atau merawat bangunan gedung sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang berlaku. Formula yang digunakan untuk menghitung rasio bangunan ber-IMB per satuan bangunan adalah dengan membagi jumlah bangunan ber-IMB dengan jumlah seluruh bangunan yang ada. Berikut adalah data rasio bangunan ber-IMB per satuan bangunan di Provinsi Kaltara tahun 2010-2015 dirinci menurut kabupaten/kota. Tabel 2.29 Rasio Bangunan ber-IMB per Satuan Bangunan Tahun 2010-2015 di Provinsi Kaltara Kabupaten/Kota 2010 0,01 n/a 0,05 n/a 0,94 n/a Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Tarakan Kaltara Rasio Bangunan Ber-IMB Per Satuan Bangunan 2011 2012 2013 2014 0,01 0,01 0,01 0,09 0,13 0,18 0,10 n/a 0,03 n/a 0,00 0,00 n/a 0,02 0,05 0,07 -0,03 n/a n/a n/a 2015 0,11 0,07 Sumber: 1) LPPD Kabupaten Malinau Tahun 2011, 2012 2) LPPD Kabupaten Bulungan Tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012, dan 2013 3) LPPD Kabupaten Nunukan Tahun 2010 4) LPPD Kabupaten Tana Tidung Tahun 2012 5) LPPD Kota Tarakan Tahun 2009, 2010, 2011, 2012, dan 2013 6) Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu, 2016 Catatan : Data Provinsi Kaltara tidak dapat dijumlahkan, karena data tidak lengkap per kabupaten/kota 2.19. Sarana Sosial (Panti Asuhan, Panti Jompo dan Panti Rehabilitasi) Sarana sosial yang dimaksud adalah panti asuhan, panti jompo, panti rehabilitasi, rumah singgah. Penyediaan sarana sosial merupakan tanggung jawab pemerintah. Penyediaan fasilitas sosial ditujukan untuk membantu masyarakat yang kurang beruntung. Fasilitas sosial yang diberikan oleh pemerintah merupakan wujud tanggung jawab pemerintah untuk memelihara masyarakat yang kurang beruntung. Berikut merupakan data sarana sosial yang tersedia di Provinsi Kaltara. Tabel 2.30 Jumlah Total Sarana Sosial Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2010 s.d. 2015 di Provinsi Kaltara Uraian Jumlah total sarana sosial Kabupaten/Kota Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Tarakan Prov. Kaltara 2010 na na 5 0 6 13 2011 2 17 4 0 10 33 2012 na 17 7 0 2 26 2013 na 7 na 0 1 8 2014 7 7 4 0 13 30 2015 9 6 8 0 14 37 Sumber: 1) Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Rencana Jangka Panjang Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2005-2025 2) Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigras Provinsi Kalimantan Timur, 2016 Berdasarkan informasi yang tersedia terlihat jumlah sarana sosial antar kabupaten/kota bervariasi. Kabupaten Malinau pada tahun 2011 dan 2012 jumlah sarana SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 38 Pemerintah Provinsi Kaltara “Kaltara Sejahtera” 2016 sosial tertinggi yakni 17 sarana sosial. Data lain yang dapat terlihat yakni Kabupaten Tana Tidung tidak memiliki sama sekali sarana sosial pada tahun 2010 sampai 2015. Khusus untuk informasi Kabupaten Bulungan, Kabupaten Nunukan, dan Kota Tarakan jumlah sarana sosial mengalami fluktuasi dibandingkan tahun sebelumnya. 2.20. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang Memperoleh Bantuan Sosial Berdasarkan data yang tersedia secara umum terlihat bahwa jumlah PMKS yang memperoleh bantuan sosial di kabupaten/kota Provinsi Kaltara mengalami kenaikan dari tahun ke tahunnya. Kabupaten Malinau merupakan salah satu kabupaten yang telah mampu memetakan jumlah PMKS yang memperoleh bantuan sosial sampai 100% pada tahun 2011 dan 2012. Kota Tarakan telah melakukan pemetaan PMKS yang memperoleh bantuan secara baik, dengan pencapaian sebesar 96,1% PMKS yang memperoleh bantuan sosial dibandingkan dengan jumlah PMKS total. Berikut merupakan data jumlah PMKS yang memperoleh bantuan sosial yang tersedia di Provinsi Kalimantan Utara. Tabel 2.31 Jumlah PMKS yang Memperoleh Bantuan Sosial Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2010 s.d. 2015 di Provinsi Kaltara Uraian Jumlah PMKS yang Memperoleh Bantuan Sosial Kabupaten/Kota Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Tarakan Prov. Kalimantan Utara 2010 na 80 2 30 1,50 na 2011 3 100 na 50 1,82 na 2012 71 100 na 50 4,09 na 2013 na na na na 88,29 na 2014 na na na na 93.47 na 2015 na na na na 96,1 na Sumber: 1) Naskah Akademik Rancangan Perda RPJPD Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2005-2025 2) Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigras Provinsi Kalimantan Timur, 2016 Keterangan: Jumlah PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk tingkat Provinsi Kaltara tidak dapat dihitung karena data tersedia berupa persentase. 2.21. Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Informasi yang tersedia terlihat bahwa penanganan PMKS pada Kabupaten Nunukan, Kabupaten Tana Tidung dan Kota Tarakan mengalami kenaikan. Di Kabupaten Nunukan penanganan PMKS pada awalnya masih cukup rendah terlihat pada tahun 2010 hanya 0,02%, tetapi seiring berjalannya waktu, penanganan PMKS semakin mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik, terlihat dari persentase penanganan PMKS yang mencapai 144.29% di tahun 2015. Hal ini berarti penanganan PMKS yang dilakukan di tahun tersebut melampaui data jumlah PMKS yang ada. Kabupaten Bulungan memiliki kecenderungan penurunan penanganan PMKS terlihat pergerakan dari tahun 2010 sampai 2011. Berikut merupakan data penananan PMKS yang tersedia di Provinsi Kaltara. SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 39 Pemerintah Provinsi Kaltara “Kaltara Sejahtera” 2016 Tabel 2.32 Persentase Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2010 s.d. 2015 di Provinsi Kaltara Uraian Persentase Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Kabupaten/Kota Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Tarakan Prov. Kalimantan Utara 2010 0,20 10,6 0,02 0,31 3,70 na 2011 0,03 18,8 na 0,55 1,86 na 2012 na 33,6 83,79 0,55 4,58 na 2013 na 0,3 80 na 88,29 na 2014 na na 138 na na na 2015 na na 144.29 na na na Sumber: 1) Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Rencana Jangka Panjang Pembangunan Daerah Provinsi Kaltara Tahun 2005-2025 2) Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigras Provinsi Kalimantan Timur, 2016 Keterangan: Jumlah PMKS yang memperoleh bantuan sosial untuk tingkat Provinsi Kaltara tidak dapat dihitung karena data tersedia berupa persentase 2.22. Kepemilikan KTP KTP merupakan identitas wajib Warga Negara Indonesia (WNI). Kepemilikan KTP juga dapat menunjukkan seseorang telah terdaftar dalam database kependudukan. KTP mempunyai beberapa manfaat seperti dapat mengakses program pemerintah, seperti Jamkesmas, BOS, ataupun bantuan lainnya. KTP juga merupakan syarat utama dalam beberapa pembuatan surat seperti SKCK, kartu kuning, dan lain-lain. Tabel 2.33 Kepemilikan KTP Tahun 2010-2014 di Provinsi Kaltara Kabupaten/Kota Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Tarakan Kaltara 2010 56,18 90,00 40,52 49,15 62,25 Kepemilikan KTP 2011 2012 72,18 79,06 90,71 72,08 67,03 39,74 28,91 57,34 91,95 65,58 75,06 2013 63,91 60,04 29,98 75,97 65,71 2014 59,98 113,65 Sumber: 1) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Malinau 2008-2013 2) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bulungan 2008-2013 3) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Nunukan 2008-2013 4) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tana Tidung 2010-2013 5) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tarakan 2008-2013 6) Kabupaten Bulungan Dalam Angka 2015 Kabupaten dengan kepemilikan KTP terbanyak berada di Kota Tarakan yang mencapai angka 92% pada tahun 2012. Disusul dengan Kabupaten Malinau yang sempat mencapai angka 91% pada tahun 2011 dan kemudian menurun pada tahun 2012-2015. Secara umum, dapat dikatakan bahwa kepemilikan KTP masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Utara sangat fluktuatif. Kabupaten dengan kepemilikan KTP terendah ditempati oleh Kabupaten Tana Tidung yang sampai tahun 2013 hanya mencapai angka 30%. Untuk Provinsi Kaltara sendiri, kepemilikan KTP terbanyak berada pada tahun 2014 SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 40 Pemerintah Provinsi Kaltara “Kaltara Sejahtera” 2016 yang mencapai angka 113,65 dan mengartikan bahwa kepemilikan KTP pada tahun ini sudah sangat banyak dan meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. 2.23. Penerapan KTP Nasional Berbasis NIK Aturan pemerintah pusat mulai menyeragamkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) adalah mengacu pada penerapan KTP berbasis NIK sesuai dengan pasal 6 Perpres No. 26 Tahun 2009. Aturan ini pada dasarnya bertujuan untuk memudahkan mengidentifikasi dan menghindari pemalsuan data maupun data ganda. Kartu Tanda Penduduk berbasis NIK adalah KTP yang memiliki spesifikasi dan format KTP Nasional dengan sistem pengamanan khusus yang berlaku sebagai identitas resmi yang diterbitkan oleh instansi pelaksana. Semua kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Utara diketahui telah menerapkan KTP Nasional berbasis NIK, sehingga hal ini diharapkan akan memudahkan dalam proses administrasi kependudukan secara nasional. Tabel 2.34 Penerapan KTP Nasional Berbasis NIK Tahun 2008-2015 di Provinsi Kaltara Kabupaten/Kota 2010 Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Tarakan Kaltara Ketersediaan Database Kependudukan Skala 2011 2012 2013 Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Sudah Provinsi 2014 2015 Sudah Sudah Sudah Sudah Sumber: 1) LPPD Kabupaten Malinau 2008-2013 2) LPPD Kabupaten Bulungan 2008-2013 3) LPPD Kabupaten Nunukan 2008-2013 4) LPPD Kabupaten Tana Tidung 2010-2012 5) LPPD Kota Tarakan 2008-2013 2.24. Rasio Penduduk ber-KTP per Satuan Penduduk Kota Tarakan memiliki rasio penduduk ber-KTP yang tinggi, bahkan rasionya di atas angka 1 selama tahun 2010-2013. Rasio penduduk ber-KTP di kabupaten/kota lainnya, masih relatif rendah, seperti Kabupaten Malinau yang rasionya stagnan 0,66-0,96 selama 2010-2015. Kabupaten Tana Tidung memiliki rasio penduduk ber-KTP hanya 0,3 di tahun 2013. Pemerintah daerah yang masih memiliki rasio penduduk ber-KTP rendah di daerahnya diharapkan dapat segera menyelesaikan masalah ini. Karena data penduduk yang tidak valid akan menyulitkan pemerintah dalam melakukan perencanaan pembangunan, selain itu pula akan menyebabkan kesulitan dalam mengidentifikasi kondisi masyarakat. SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 41 Pemerintah Provinsi Kaltara “Kaltara Sejahtera” 2016 Tabel 2.35 Rasio Penduduk Ber-KTP per Satuan Penduduk Tahun 2010-2014 di Provinsi Kaltara Kabupaten/Kota Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Tarakan Kaltara Sumber: 1) Dinas Kependudukan 2) Dinas Kependudukan 3) Dinas Kependudukan 4) Dinas Kependudukan 5) Dinas Kependudukan 6) Dinas Kependudukan 2010 Rasio Penduduk Ber-KTP 2012 2013 2011 0,69 0,68 1,11 0,51 1,16 0,59 0,66 0,58 0,29 1,20 0,58 0,68 0,60 0,30 1,21 0,55 2014 2015 0,87 0,60 0,96 0,60 dan Catatan Sipil Kabupaten Malinau 2008-2013 dan Catatan Sipil Kabupaten Bulungan 2008-2013 dan Catatan Sipil Kabupaten Nunukan 2008-2013 dan Catatan Sipil Kabupaten Tana Tidung 2010-2013 dan Catatan Sipil Kota Tarakan 2008-2013 dan Catatan Sipil, 2016 2.25. Rasio Bayi Berakte Kelahiran Belum semua bayi di kabupaten/kota memiliki akte kelahiran. Diketahui bahwa Kota Tarakan selama tahun 2010-2013 mengalami peningkatan rasio bayi berakte, yaitu yang semula di tahun 2010 rasionya hanya 0,69, pada tahun 2013 mengalami kenaikan yang cukup signifikan menjadi 1,03. Belum semua bayi Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Tana Tidung memiliki akte kalahiran, sedangkan di Kabupaten Bulungan kondisinya adalah belum tersedia data bayi berakte kelahiran. Rasio bayi berakte kelahiran di Kabupaten Malinau meningkat dengan range 0,54-0,67 untuk tahun 2010-2015. Berbeda dengan Kabupaten Nunukan di tahun 2012-2013 yang memiliki angka stagnan. Berdasarkan SPM (Standar Pelayanan Minimal), diketahui bahwa standar untuk kepemilikan akte lahir adalah 100% atau memiliki rasio 1 (Permendagri No. 62 Tahun 2008), dan dalam hal ini dapat diidentifikasi bahwa hanya Kota Tarakan yang sudah memenuhi standar tersebut, dan untuk kabupaten/kota lainnya masih jauh di bawah standar, yaitu seperti Kabupaten Malinau yang rasionya hanya 0,67, Kabupaten Nunukan yang rasionya hanya 0,58, dan Kabupaten Tana Tidung yang rasionya hanya 0,68. Tabel 2.36 Rasio Bayi Berakte Kelahiran Tahun 2010-2014 di Provinsi Kaltara Kabupaten/Kota Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Tarakan Kaltara Sumber: 1) Dinas Kependudukan 2) Dinas Kependudukan 3) Dinas Kependudukan 4) Dinas Kependudukan 5) Dinas Kependudukan 6) Dinas Kependudukan dan dan dan dan dan dan 2010 2011 Rasio Bayi Berakte Kelahiran 2012 2013 0,54 0,69 0,69 0,69 0,72 0,72 0,67 0,58 0,70 1,00 0,77 0,67 0,58 0,68 1,03 0,79 2014 0,62 2015 0,67 0,58 Catatan Sipil Kabupaten Malinau 2008-2013 Catatan Sipil Kabupaten Bulungan 2008-2013 Catatan Sipil Kabupaten Nunukan 2008-2013 Catatan Sipil Kabupaten Tana Tidung 2010-2013 Catatan Sipil Kota Tarakan 2008-2013 Catatan Sipil, 2016 SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 42 Pemerintah Provinsi Kaltara “Kaltara Sejahtera” 2016 2.26. Rasio Pasangan Berakte Nikah Kepemilikan akte nikah yang dimiliki oleh pasangan suami istri masih sangat minim. Dari data yang ada diketahui bahwa hanya Kota Tarakan yang memiliki rasio kepemilikan akte nikah paling baik, yaitu pada tahun 2011-2013 memiliki angka rasio antara 20,5024,22. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat di Kota Tarakan banyak yang sudah memiliki akte nikah dan hal ini menunjukkan bahwa bukti pernikahan tersebut sangat penting untuk dimiliki karena berkaitan pula dengan legalitas pernikahan yang mereka lakukan, khususnya bagi seorang wanita/istri. Sama halnya dengan Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara sendiri memiliki rasio kepemilikan akte nikah paling baik hanya pada tahun 2011-2013 yaitu mencapai angka rasio 13,15-15,11, dan kondisinya menurun pada tahun 2014 menjadi 0,28. Untuk Kabupaten Bulungan, rasio kepemilikan akte nikah paling baik berada pada tahun 2012 karena memiliki rasio > 1, dan tahun lainnya masih di bawah 1. Kabupaten Malinau memiliki rasio kepemilikan akte nikah paling baik mulai tahun 2011-2013 karena memiliki rasio 1, dan menurun menjadi 0,22 pada tahun 2014 dan meningkat kembali menjadi 0,73 pada tahun 2015. Rasio kepemilikan akte nikah di Kabupaten Nunukan paling minim, begitupun dengan Kabupaten Tana Tidung yang tidak tersedia datanya, dan hal ini menunjukkan bahwa kesadaran pasangan suami istri untuk mencatatkan pernikahannya secara resmi masih sangat kurang. Tabel 2.37 Rasio Pasangan Berakte Nikah Tahun 2010-2014 di Provinsi Kaltara Kabupaten/Kota Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Tarakan Kaltara 2010 0,36 0,97 0,00 0,13 0,48 Rasio Pasangan Berakte Nikah 2011 2012 2013 0,38 1,41 0,38 1,00 1,00 1,00 0,00 23,28 14,02 0,00 20,50 13,15 0,00 24,22 15,11 2014 0,35 0,22 0,00 0,13 0,28 Sumber: 1) Kabupaten Bulungan Dalam Angka 2012-2015 2) Kabupaten Malinau Dalam Angka 2012-2015 3) Kabupaten Nunukan Dalam Angka 2010, 2011, 2015 4) Kabupaten Tana Tidung 2012-2015 5) Kota Tarakan Dalam Angka 2012-2015 6) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, 2016 SPKD Prov. Kaltara, 2016-2021 43