BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran

advertisement
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 3 Tuladenggi Kecamatan Telaga Biru Kabupaten
Gorontalo. SDN 3 Tuladenggi didirikan
pada tahun 1974 dengan nama SDN INPRES
TULADENGGI. Berdasarkan keputusan Bupati Gorontalo Nomor 500 Tahun 2006 tentang
Nomenklatur Institusi TK, SD, SMP, SMA dan SMK Negeri / Swasta dilingkungan Dinas
Pendidikan Nasional Kabupaten Gorontalo telah berubah menjadi SDN 3 Tuladenggi. Yang
menjabat sebagai kepala sekolah mulai dari tahun 2008 sampai dengan sekarang adalah bapak
Husin Amu, S.Pd.
Pada saat ini guru yang ada di SDN 3 Tuladenggi berjumlah Jumlah guru 13 orang, 1
kepala sekolah, 8 orang perempuan PNS sebagai wali – wali kelas, dan 4 orang perempuan
sebagai GTT.
4.2
Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1 Hasil Identifikasi Kesulitan Membaca Siswa Kelas III
Observasi terhadap tiga orang siswa yang sulit membaca dilaksanakan selama tiga hari,
yaitu dari hari Senin 11 Juli 2012, Selasa 12 Juli 2012 dan Rabu 13 Juli 2012. Nama – nama
siswa yang sulit membaca menggunakan Kode informan yaitu JM, PL, dan RI.
Tabel 4.1
Kode
Informan
Hari dan
Tanggal
Sub Idikator
Hasil Identifikasi
Melalui Pengmatan
JM
Senin 11
Juni 2012
1.1 Menunjuk tiap kata
yang dibaca
Hasil observasi yang
telah
dilakukan
terhadap
JM
menunjukkan
bahwa
setiap kali membaca JM
hanya menunjuk kata –
kata yang dianggapnya
sulit.
Seperti
kata
“menyanyi”.
Kadang – kadang
menelusuri setiap baris
yang dibacanya dari kiri
kekanan dengan jari.
1.3 Menelusuri setiap
Tidak menelusuri setiap
baris bacaan ke
baris bacaan dengan
bawah dengan jari
jari.
1.4 Menggerakkan
Membaca
tidak
kepala bukan matanya menggerakkan
mata
yang bergerak.
tapi kepalanya bergerak
dari kiri ke kanan.
1.5 Menempatkan buku
Membaca meletakkan
dengan cara yang
buku dengan cara yang
aneh.
aneh,
yaitu
buku
diletakkan
terlalu
miring didepannya dan
jika meletakkan buku
dengan cara yang wajar
responden
akan
kesulitan membaca.
1.6 Menempatkan buku
Responden tidak
terlalu dekat dengan
meletakkan buku terlalu
mata
dekaat denga mata.
1.7 Sering melihat pada
Kadang – kadang
gambar jika ada
responden melihat
gambar – gambar yang
ada pada buku yang
dibacanya.
1.8 Mulutnya komat –
Jika membaca kata
kamit waktu
yang dianggapnya sulit,
membaca
hanya mulutnya yang
bergerak dan selanutnya
membaca kalimat yang
dianggapnya mudah,
respoonden
membacanya dengan
suara yang keras.
1.2 Menelusuri tiap baris
yang dibaca dari kiri
kekanan dengan jari
1.9 Membaca kata demi
kata
1.10 Membaca terlalu
cepat
1.11Membaca tanpa
ekspresi
1.12 Adanya nada suara
yang aneh
PL
Selasa 12
Juni 2012
1.1 Menunjuk tiap kata
yang sedang dibaca
1.2 Menelusuri tiap baris
yang sedang dibaca
dari kiri kekanan
dengan jari
1.3 Menelusuri tiap baris
bacaan ke bawah
dengan jari.
1.4 Menggerakkan
kepala bukan
matanya yang
bergerak.
1.5 Menempatkan buku
dengan cara yang
aneh.
1.6 Menempatkan buku
terlalu dekat dengan
mata.
Responden membaca
kata demi kata, dan
sering kali responden
membaca kata terbalik.
kata “pada” dibaca “.
Masih lambat membaca
dan menunjuk setiap
kata atau kalimat yang
dibacanya.
Responden belum dapat
menghayati apa yang
dibaca, tapi jika
membaca raut muka
responden agak tegang.
Sering kali terdengar
suara yang tidak sesuai
dengan kalimat yang
dibaca.
Dari awal membaca
hingga terakhir selalu
menunjuk tiap kata
yang dibaca
Hal ini dilakukan oleh
responden untuk
mengatasi jangan
samapai kalimat yang
dibaca tidak berurut.
Sering kali menelusuri
tiap baris bacaan ke
bawah dengan jari.
Ketika membaca selalu
mengerakkan kepal dari
kiri kekanan.
Ketika membaca tidak
meletakkan buku
dengan cara yang aneh.
Ketika membaca
menundukkan
kepalanya sehingga
buku yang dibaca
terlalu dekat dengan
matanya dan membaca
1.7 Sering, melihat pada
gambar, jika ada.
1.8 Mulutnya komat –
kamit waktu
membaca.
1.9 Membaca kata demi
kata.
1.10 Membaca terlalu
cepat
1.11 Membaca tanpa
ekspresi
1.12 Adanya nada suara
yang aneh atau
tegang yang
menandakan
keputusasaan.
RI
Rabu 13
Juni 2012
1.1 Menunjuk tiap kata
yang dibaca.
1.2 Menelusuri tiap baris
yang sedang dibaca
dari kiri kekanan
dengan jari.
1.3 Menelusuri setiap
baris bacaan ke
selalu menunjuk kata
yang dibacanya.
Responden tidak
melihat gambar yang
ada pada buku bacaan
yang dibacanya.
Jika membaca kata
yang dianggapnya sulit,
hanya mulutnya yang
bergerak dan selanutnya
membaca kalimat yang
dianggapnya mudah,
respoonden
membacanya dengan
suara yang keras.
Responden membaca
kata demi kata, dan
sering kali sulit
membedakan atara huru
“d dan b, huruf w dan m
dan huruf n”.
Membaca masih sangat
lambat.
Responden belum
dapat membaca dengan
ekspresi karena
membaca masih sangat
lambat.
Jika ada kata yang tidak
dapat dibacanya
“bernyanyi,pengembala,
panggung” hanya
terdengar suara yang
tidak jelas kata yang
dibacanya.
Jika membaca selalu
menunjuk kata yang
dianggap sulit untuk
dibacanya.
Tidak menelusuri
kalimat yang dibacanya
tapi jika membaca
kedua tangannya berada
diatas buku bacaannya
Kedua tangannya
diletakkan diatas buku
bawah dengan jari.
1.4 Menggerakkan
kepala, bukan
matanya yang
bergerak.
1.5 Menempatkan buku
dengan cara yang
aneh.
1.6 Menempatkan buku
terlalu dekat dengan
mata.
1.7 Sering melihat pada
gambar, jika ada.
1.8 Mulutnya komat
kamit ketika
membaca.
1.9 Membaca kata demi
kata.
1.10 Membaca terlalu
cepat.
1.11 Membaca tanpa
ekspresi.
1.12 Adanya nada suara
yang aneh atau
tegang yang
menandakan
keputusasaan.
dan menelusuri setiap
baris bacaan ke bawah.
Membaca tidak
menggerakkan kepala
tapi matanya yang
bergerak jika membaca.
Tidak meletakkan buku
dengan cara yang
aneh.Ketika membaca
badanya tegap lulus
menghadap kebuku
yang dibacanya.
Tidak menempatkan
buku dekat dengan
mata.
Responden sering kali
melihat gambar yang
ada pada buku yang
sedang dibacanya.
Jika membaca kata atau
kalimat yang
dianggapnya sulit hanya
mulut yang komat –
kamit bahakan sering
terjadi pengulangan
pada kata “bab-ba-ba
Bapak menulis surat”.
Sering membaca kata
demi kata pada kalimat
yang dianggapnya sulit.
Responden belum dapat
membaca terlalu cepat.
Masih lambat membaca
sehingga belum dapat
membaca dengan
ekspresi.
Sering kali terdengar
kata yang dibacanya
tidak sesuai dengan
bacaan yang dibacanya.
Ketiga siswa – siswa yang telah diamati mengalami kesulitan membaca. Hal ini diperkuat
oleh wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada perwalian kelas III ( Tiga ). Wawancara ini
dilaksanakan pada hari Kamis, 14 Juni 2012 di ruang dewan guru. Petikan wawancaranya yaitu
sebagai berikut :
Tabel 4.2
No.
Pertanyaan
Tanggapan Informan
Asssalamu
Alaikum bu.
Maaf mengganggu
aktifitas ibu.
Boleh
saya
meminta
waktu
sebentar pada ibu
ingin
mewawancarai ibu
karena
ingin
mengetahui
bagaimana
kemampuan ketiga
orang siswa ibu
yang
memiliki
kesulitan
membaca.
Waalaikumussalam
( deangan wajah senyum )
Oh, Tidak apa – apa. Mari
silahkan duduk bu.
Boleh bu, silahkan !
4.
“Bagaimana
kemauan
ketiga
siswa ibu yang
memiliki kesulitan
membaca?”
5.
“Apakah
dalam
proses
pembelajaran ibu
selaku perwalian
kelas
selalu
memberikan
perhatian khusus
bagi siswa yang
sulit membaca?”
“Ketiga orang siswa saya
ini yang memiliki kesulitan
membaca,
kemauan
membacanya masih sangat
rendah. Mereka tidak mau
bertanya bertanya pada
teman –teman sekelas yang
sudah lancar membaca”.
“Hal ini selalu saya
lakukan, malahan mereka
saya tempatkan dibangku
paliing depan dan duduk
denga siswa yang memiliki
pretasi dengan tujuan siswa
– siswa ini dapat bertanya
pada teman sebangkunya
tentang pelajaran yang
tidak diketahuinya. Saya
juga sudah memberikan
informasi kepada siswa
1.
2.
3.
Hasil Analisis
Tidak
memiliki
kemauan.
Selalu
memberikan
perhatian
baik
guru
maupun
siswa yang sudah
mampu membaca.
6.
7.
“Selain
sebagai
guru kelas, ibu
juga
mengajar
bidang
studi
penjaskes. Apakah
ibu tidak kesulitan
membagi waktu
ketika
jam
mengajar ibu di
kelas
dan
mengajar
penjaskes di kelas
lain?”
“Apakah
ibu
pernah
memberikan
dorongan
pada
siswa
untuk
meminjam buku
diperpustakaan
agar
dapat
meningkatkan
kemampuan
membacanya?”
kelas tiga yang sudah
mampu membaca dengan
lancar untuk tidak sungkan
– sungkan memberikan
petunjuk pada siswa yang
masih sulit membaca tapi
ketiga siswa ini juga selalu
acuh tak acuh seolah – olah
mereka
sudah
tahu
membaca”.
“Jika ada jam pelajaran
Penjaskes di kelas lain,
saya membagikan buku
cetak pada siswa dan
memberikan tugas untuk
mengerjakan soal yang
sesuai dengan indikator
pelajaran pada saat itu”.
Tapi ketiga siswa ini
sampai jam istirahat tugas
yang saya berikan tidak
selesai – selesai.
Membagikan buku
cetak pada siswa
untuk
mengerjakan soal
yang
sesuai
dengan indikator
pelajaran saat itu.
“Saya selalu memberikan Siswa
engggan
dorongan pada semua siswa meminjam buku
kelas III untuk meminjam
buku diperpustakaan, tapi
siswa sendiri yang enggan
untuk meminjam buku di
perpustakaan dengan alasan
mereka takut mengunjungi
perpustakaan
karena
perpustakaan
masih
digabung dengan ruang
dewan guru dan ruan tamu.
Selain itu lemari yang
menyimpan buku sering
dikunci”.
8.
“Apakah
Ibu
selalu memotivasi
siswa untuk lebih
giat
belajar
membaca?”
9.
Baik,
kalau Sama – sama
demikian
( saling berjabatan tangan )
peremuan
ini
dapat saya akhiri,
atas kerjasama ibu
saya
ucapkan
terima kasih.
4.3
“Memberikan
motivasi
pada ketiga orang siswa ini
pernah
saya
lakukan
dengan cara memanggil
mereka ke depan kelas
untuk membaca dan jika
mereka sudah mampu
membaca dengan lancar
maka pada saat jam
istirahat akan diberikan
hadiah”
Selalu
memberikan
motivasi
pada
ketiga siswa yang
sulit membaca.
Pembahasan
4.3.1 Hasil Observasi Bagi Siswa Yang Sulit Membaca
a.
Menunjuk tiap kata yang dibaca
Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan, ditemukan ketiga siswa ini ketika
membaca selalu menunjuk tiap kata yang dibaca. Hal ini dilakukan karena mereka masih sulit
untuk merangkaikan huruf yang ada pada buku bacaan. Jika membaca dan tidak menunjuk setiap
kata, maka mereka tidak dapat membaca. Oleh sebebab itu guru perlu mengingatkan anak untuk
tidak menggunakan jari telunjuknya dalam membaca.
a.
Menelusuri tiap baris yang dibaca dari kiri ke kanan dengan jari
Menelusuri tiap baris yang yang sedang dibaca dari kiri kekanan dengan jari dilakukann
oleh dua dari tiga responden yang diamati. Hal ini dilakukan untuk mengatasi jangan sampai
kalimat yang mereka baca tidak berurut.
b.
Menelusuri setiap baris bacaan kebawah dengan jari
Dua dari tiga responden yang diamati menelusuri setiap baris bacaan kebawah dengan
jari. Ini mereka lakukan untuk menghindari jangan sampai pada saat membaca akan kehilangan
jejak dan terjadi pengulangan atau ada baris yang terlompat ehingga tidak dibaca.
c.
Menggerakkan kepala bukan matanya yang bergerak
Seharusnya saat membaca hanya mata yang bergerak, Tapi
berdasarkan temuan
observasi satu dari tiga responden ketika membaca matanya yang bergerak mengikuti setiap
kalimat yang dibaca. Hal ini perlu dihindari oleh murid dan guru perlu memberikan petunjuk
bagi siswa tentang cara membaca yang baik dan benar.
d.
Menempatkan buku dengan cara yang aneh
Ketika dilakukan pengamatan ditemukan bahwa salah satu dari siswa yang diamati ketika
membaca meletakkan buku yang dibaca terlalu mering didepannya dan jika meletakkan buku
dengan cara yang wajar responden akan kesulitan membaca.
e.
Menempakan buku terlalu dekat dengan mata
Ketika membaca menundukkan kepala sehingga buku yang dibaca terlalu dekat dengan
mata. Hal ini perlu dihindari oleh siswa karena dapat merusak penglihatannya.
f.
Sering melihat pada gambar, jika ada
Melihat pada gambar pada gambar saat membaca akan mengurangi konsentrasi membaca
sehingga siswa tidak tertarik lagi membaca dan lebih memilih membuka halaman buku yang
bergambar. Guru perlu membimbing siswa agar lebih serius membaca sehingga tidak kesulitan
lagi membaca.
g.
Mulutnya komat – kamit waktu membaca
Jika membaca kata yang dianggap sulit, hanya mulut yang bergerak dan tidak jelas kata
yang dibaca. Hal seperti ini dilakuka siswa ketika terdapat kalimat yang tidak dapat dibacanya.
Siswa yang seperti ni memerlukan bantuan guru untuk melafalkan kata yang dibaca. Ini terjadi
karena siswa masih kurang mengenal huruf dan memiliki kepercaan diri yang kurang, terutama
pada saat menghadapi tugas membaca.
h.
Membaca kata demi kata
Responden masih membaca kata demi kata dan terjadi pengulangan kata, suku kata, atau
kalimat. Contoh pengulangan kata yang sering dilakukan oleh responden adalah “Me-me-me
Mereka. Pengulangan terjadi karena kurang mengenal huruf sehingga masih memperlambat
membaca sambil mengingat – ingat nama huruf yang kurang dikenal.
i.
Membaca terlalu cepat
Berdasarkan hasil pengamatan dari tiga responden belum dapat membaca terlalu cepat
karena kurang mengenal huruf, terkadang siswa sulit membedakan antara huruf “d dengan b, m
dengan n atau w.
j.
Membaca tanpa ekspresi
Responden belum dapat membaca dengan ekspresi hal ini terjadi karena mereka belum
dapat membaca lancar sehingga belum mampu memahami setiap kalimat yang dibaca.
k.
Adanya suara yang aneh atau tegang yang menandakan keputusasaan
Jika menemukan kata yang tidak dapat dibaca, hanya terdengar suara yang mendengung
dan responden tidak bersemangat lagi membaca. Guru perlu memberikan petunjuk bagi siswa
jika ada kata yang sulit dibacanya sehingga siswa lebih memahami huruf atau kata yang sulit
dibacanya.
4.3.2 Wawancara Dengan Guru Kelas
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas III SDN 3 Tuladenggi Kecamatan
Telaga Biru diperoleh informasi bahwa siswa yang sulit membaca kemauan membacanya masih
rendah dan jika sebelum pulang sekolah guru menyuruh mereka untuk membaca, mereka lebih
memilih untuk menyapu ruangan kelas dari pada membaca. Mereka juga sangat lambat dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Bahkan sampai bel tanda istirahat berbunyi tugas
itu tidak selesai.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi siswa sulit membaca, antaranya mereka
kurang mendapatkan perhatian dari guru kelas karena perwalian kelas tiga sebagai guru pada
mata pelajaran penjaskes sehingga siswa – siswa yang sulit membaca tidak mampu membaca
tidak dapat menyelesaika tugas yang diberikan oleh guru. Pada saat guru kelas memiliki jam
penjaskes di kelas lain, guru kelas hanya membagikan buku pada siswa dan menunjuk soal
halaman berapa yang harus diselesaikan oleh siswa. Siswa yang sudah mampu membaca dapat
menyesaikan tugas itu, tapi lain halnya dengan siswa yang sulit membaca mereka tidak dapat
memahami apa yang harus mereka kerjakan karena salah satu kendalanya yankni tidak mampu
membaca.
Di SDN 3 Tuladenggi Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo, terdapat
perpustakaan yang masih digabung dengan ruang dewan guru dan ruang tamu. Sehingga siswa
masih enggan untuk mengunjungi perpustakaan, mereka tidak merasa nyaman berada
diperpustakaan. Selain itu buku - buku yang ada di perpustakaan masih kurang lengkap, lemari –
lemari yang di isi dengan buku bacaan sering dikunci oleh guru honor yang berada di sekolah itu.
Temuan hasil penelitian yang dilaksanakan di SDN 3 Tuladenggi Kecamatan Telaga Biru
Kabupaten Gorontalo, menunjukan bahwa :
(1)
Letak kesulitan membaca siswa kelas kelas III SDN 3 Tuladenggi adalah sebagai berikut
: a) Sering memperlihatkan adanya gerakan – gerakan yang penuh ketegangan seperti
mengenyitkan kening, gelisah, menunjuk setiap kata yang dibaca, menempatkan buku
dengan cara yang aneh; b) Pada saat membaca mereka sering menunjuk kalimat yang
dibaca hal ini dilakukan untuk menghindari jangan sampai pada saat membaca akan
kehilangan jejak dan terjadi pengulangan atau ada baris yang terlompat sehingga tidak
dibaca; c) Membaca dengan tersendat – sendat atau membaca kata demi kata, sering pula
terjadi pengulangan pada kata, suku kata, atau kalimat; d) Membaca tanpa ekspresi dan
seringkali melihat – lihat gambar yang ada pada buku; e) Adanya nada suara yang aneh
atau tegang yang menandakan keputusasaan.
(2)
Dari hasil wawancara dengan perwalian kelas III SDN 3 Tuladenggi Kecamatan Telaga
Biru adalah terdapat beberapa
faktor penyebab siswa sulit membaca yakni sebagai
berikut : a) kurangnya kemamauan siswa untuk belajar membaca; b) kurangnya perhatian
khusus dari guru kelas; c) perwalian kelas tiga masih memegang mata pelajaran
penjaskes; d) siswa enggan untuk mengunjungi perpustakaan karena perpustakaan masih
digabung dengan ruangan dewan guru dan ruang tamu, buku – buku yang ada
diperpustakaan terkunci dalam lemari ; e) hadiah yang diberikan oleh guru tidak
memuaskan bagi siswa.
Download