Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam - e

advertisement
Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Mengemukakan Pendapat Dengan
Menggunakan Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw dan Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Komunikasi Kelas pkap X3 Smkn 2 Bukittinggi
Oleh:
Nanik Tri Sumarti
05667/2008
PROGRAM STUDI EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Wisuda Periode Juni 2013
Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Mengemukakan Pendapat Dengan Menggunakan
Pendekatan Kooperatif Tipe Jigsaw dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Komunikasi
Kelas PKAP X 3 SMKN 2 Bukittinggi
Nanik Tri Sumarti
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Air Tawar Padang
Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengemukakan
pendapat dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe Jigsaw dan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran komunikasi kelas X PKAP 3 SMKN 2 Bukitinggi. Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X PKAP 3 yang bejumlah 39
siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan dua kali pertemuan pada setiap
siklusnya. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes pilihan ganda dan lembar
pengamatan aktivitas guru. Hasil penelitian dari dua siklus yang telah dilaksanakan menunjukkan
bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II dengan rata-rata
ketuntasan klasikal sebesar 59,97% naik menjadi 84,62% dan mencapai batas KKK yang
diharapkan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan
kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat
dan hasil belajar komunikasi siswa kelas X PKAP 3 SMKN 2 Bukittinggi Tahun Ajaran
2012/2013.
Kata kunci : pendekatan Pembelajaran Kooperatif, Jigsaw, Hasil Belajar
ABSTRACT
This research aims to improve of student in adducing argument with cooperative
approach type of Jigsaw and learning result in communication subject in X PKAP 3 SMKN 2
Bukittinggi. The kind of research is classroom action research. The subject in X PKAP 3 SMKN
2 Bukittinggi as many as 39 students. This research is done in two cycles with two meetings each
of cycle. Equipment of data collecting is objective test and observation teacher activity paper.
The result of research from two cycle have done show that learning result of student have
improving from first cycle to second cycle with classical pass average 59,97% up to 84, 62% and
achieve the limit of KKK as wished. As result of researches are resumed that using cooperative
approach type of Jigsaw can improve ability of student in adducing argument and learning result
of student in X PKAP 3 classes SMKN 2 Bukittinggi 2012/2013 learning years.
Keyword : cooperative learning approach, Jigsaw, Learning Result
1
seluruh anggota kelompok dapat menguasai
materi dengan baik”.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu
kebutuhan
manusia,
karena
dengan
pendidikan
manusia
memperoleh
pengetahuan, nilai dan keterampilan.
Melalui pendidikan kualitas sumber daya
manusia dapat ditingkatkan, sehingga
memiliki kemampuan dan keteranpilan
untuk membawa bangsa ini kea rah yang
lebih baik. Salah satu upaya yang di lakukan
adalah meningkatkan profesionalisme guru.
Peningkatan profesionalisme guru
dapat
dilakukan
dengan
menambah
wawasan dan kemampuan guru dalam
merancang dan melaksanakan pembelajaran
di kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat
iskandar (2011:1) “Salah satu tugas pokok
guru dan dosen adalah melakukan
pembelajaran
mulai
dari
merancan,
menyajikan dan sampai kepada evaluasi
proses dan hasil pembelajaran agar
diperoleh hasil pembelajaran yang sesuai
dengan
tujuan
yang
direncanakan”.
Pelaksanaan pembelajaran dirancang sebaik
mungkin dengan menggunakan pendekatan,
metode dan model pembelajaran yang
menuntut keaktifan siswa.
Dalam pembelajaran kooperatif guru
perlu menumbuhkan aktivitas siswa dalam
berfikir maupun berbuat, pembelajaran yang
berorientasi pada kreativitas siswa, kesan
yang diterima tidak berlalu begitu saja,
melainkan dapat disimpan oleh siswa dalam
waktu yang lama. Menurut Nur Asma
(2008: 2) dengan pembelajaran kooperatif,
siswa dapat belajar bekerja sama
dalam kelompok dan sekaligus masingmasing bertanggung jawab pada aktivitas
belajar anggota kelompoknya, sehingga
2
Salah satu model pembelajaran yang
bias
mengaktifkan
siswa
dalam
pembelajaran adalah model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw. Menurut Savage
dalam Rusman (2010: 203) mengemukakan
bahwa kooperatif learning adalah suatu
pendekatan yang menekankan kerjasama
dalam kelompok. Sedangkan menurut
Nurulhayati dalam Rusman (2010:203)
pembelajaran kooperatif adalah strategi
pembelajaran yang melibatkan partisipasi
siswa dalam satu kelompok kecil untuk
saling berinteraksi.
Model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw adalah model belajar kooperatif yang
menitikberatkan pada kerja kelompok siswa
dalam bentuk kelompok kecil. Seperti yang
diungkapkan oleh Lie dalam Rusman
(2010:216) bahwa “pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw ini merupakan model belajar
kooperatif dengan cara siswa belajar dalam
kelompok kecil yang terdiri dari empat
sampai enam orang secara heterogen dan
siswa bekerjasama saling ketergantungan
positif dan bertanggung jawab secara
mandiri.
Mata
pelajaran
komunikasi
merupakan salah satu mata pelajaran yang
lebih banyak dituntut kepada siswa untuk
bisa berbicara. Mengharuskan siswa bekerja
dengan metode pembelajaran kooperatif atau
teknik khusus untuk mempelajarinya. Untuk
itu, guru komunikasi harus tepat dalam
menggunakan
dan
mengkombinasikan
model atau teknik dalam mengajar, sehingga
pembelajaran dapat lebih menyenangkan
dan hasil belajar siswa ikut meningkat.
Dalam model kooperatif Jigsaw ini,
siswa-siswa
bekerja
sama
untuk
menyelasaikan tugas kooperatifnya dalam:
(a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopic
bagiannya, (b) merencanakan bagaimana
mengajarkan subtopik bagiannya kepada
anggota kelompoknya semula.setelah itu
siswa tersebut kembali lagi ke kelompok
masing-masing sebagai “ahli” dalam
subtopiknya dan mengajarkan informasi
penting dalam subtopik tersebut kepada
temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga
bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa
bertanggung jawab untuk menunjukkan
penguasaannya terhadap seluruh materi yang
ditugaskan oleh guru. Dengan demikian,
setiap siswa dalam kelompok harus
menguasai topik secara keseluruhan.
kurang memberi peluang kepada siswa
untuk mengemukakan pendapatnya. Namun
kadangkala guru memberikan pelajaran
dengan metode diskusi tetapi masih belum
juga mampu meningkatkan keterampilan
mengemukakan pendapat siswa di kelas
tersebut. Penyebabnya antara lain yaitu
adanya dominasi dari siswa-siswa tertentu
yang tidak berani mengemukakan ide dan
gagasan, banyak diantara siswa tersebut
yang tidak focus dan konsentrasi dengan
materi pelajaran, adapula siswa yang ingin
mengemukakan pendapatnya tetapi tidak
memiliki
keberanian
dalam
menyampaikannya.
Pada saat sekarang ini, guru
umumnya hanya menggunakan strategi
pembelajaran yang bersifat konvensional
dalam mengajar misalnya menggunakan
metode ceramah dan siswa hanya menjadi
pendengar dengan kata lain siswa hanya
bersikap pasif dalam proses pembelajaran
sehingga berdampak terhadap hasil belajar
siswa yang rendah.
Berdasarkan
observasi
selama
melaksanakan
praktek
lapangan
kependidikan pada semester I tahun ajaran
2012/2013, diketahui bahwa siswa kurang
berani mengemukakan pendapat karena
malu dan dominannya siswa-siswa yang
aktif. Guru kurang dalam memotivasi siswa
untuk berpartisipasi secara aktif. Guru lebih
banyak memberi informasi, pengetahuan
dan pemecahan masalah. Selain itu guru
kurang memberi pemerataan pada siswa
dalam mengemukakan pendapat mereka.
Rendahnya hasil belajar mata
pelajaran komunikasi terlihat dari hasil
ulangan harian 1 semester ganjil siswa kelas
X PKAP 3 SMKN 2 Bukittinggi tahun
ajaran 2012/2013. Dari observasi awal yang
dilakukan diketahui bahwa persentase siswa
yang tuntas pada mata pelajaran komunikasi
pada kelas X PKAP 3 adalah 41,03%. Hal
ini jauh lebih rendah dari kriteria ketuntasan
klasikal (KKK) yaitu 80%.
Kendala yang ditemui dikelas X
PKAP 3 adalah keterampilan siswa dalam
mengemukakan
pendapat
waktu
pembelajaran siswa dalam mengemukakan
sangat minim karena adanya dominasi dari
beberapa orang siswa yang menyebabkan
siswa yang lainnya tidak mendapatkan
kesempatan
untuk
mengemukakan
pendapatnya. Permaalahan ini terlihat dari
guru, melakukan pembelajaran searah yang
Dari permasalan-permasalahan yang
terjadi pada pembelajaran komunikasi pada
kelas X PKAP 3 SMKN 2 Bukittinggi, maka
perlu satu pendekatan pembelajaran yang
dapat meningkatkan keaktifan siswa, hasil
belajar pun akan meningkat. Pendekatan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah
salah satu pendekatan pembelajaran yang
tepat
digunakan
untuk
mengatasi
permasalahan
ini
karena
dalam
pembelajaran yang tepat digunakan untuk
mengatasi masalah tersebut. Pendekatan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dipilih
untuk mengatasi permasalahan ini karena
dalam pembelajaran siswa dituntut untuk
menyampaikan ide, gagasan, pendapat atau
apapun yang ingin diungkapkan.
3
Berdasarkan latar belakang di atas,
maka penulis tertarik untuk mengetahui
sejauhmana pendekatan kooperatif tipe
Jigsaw dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam mengemukakan pendapat dan
hasil belajar siswa, sehingga dilakukanlah
penelitian
mengenai
“Peningkatan
Kemampuan Siswa Dalam Mengemukakan
Pendapat dengan Menggunakan Pendapat
Kooperatif Tipe Jigsaw dan Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Komunikasi
Kelas X PKAP 3 SMKN 2 Bukittinggi”.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas. Sumber data yang diperoleh
yakni dari siswa dan guru. Subjek peneliti
pada penelitian ini adalah siswa kelas X
PKAP 3 SMKN 2 Bukittinggi yang
berjumlah 39 orang, 4 orang siswa putra dan
35 orang siswa putrid. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian
adalah berupa tes ganda dan observasi.
Penelitian ini dilakukan dalam
siklus. Masing-masing siklus terdiri dari
perencanaan (planning), Tindakan (Action),
Pengamatan (observasi), dan refleksi
(reflection). Hasil yang didapat pada siklus I
akan direfleksikan untuk pelaksanaan siklus
II yaitu, hasil penelitian pada siklus I
dievaluasi dan direnungkan dengan melihat
kelemahan-kelemahan
dan
kelebihankelebihan
yang
terjadi
dalam
pelaksanaannya.
Setelah
diketahui
kekurangan-kekurangan yang ditemukan
pada siklus I maka diusahakan untuk
menghindari dan memperbaikinya pada
siklus II.
4
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa
menggunakan pendekatan kooperatif tipe
Jigsaw dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam mengemukakan pendapat
terhadap hasil belajar kedua siklus yang
telah dilaksanakan sebagai berikut:
Siklus I
Lembar
observasi
aktivitas
digunakan oleh guru untuk melihat kegiatan
atau aktivitas siswa dalam melaksanakan
pembelajaran
dengan
menggunakan
pendekatan kooperatif tipe Jigsaw. Aktivitas
siswa yang akan dinilai oleh guru adalah
peningkatan
aktivitas
belajar
dalam
mengemukakan pendapat. Pada siklus I
aktivitas
belajar
siswa
dalam
mengemukakan pendapat pada pertemuan I
adalah 47, 22% dan pada pertemuan II
mengalami peningkatan menjadi 57,69%.
Sedangkan hasil pengamatan dengan
menggunakan pendekatan kooperatif tipe
Jigsaw pada siklus I untuk hasil belajar
siswa diperoleh data sebagai berikut:
Tabel Hasil Belajar Siswa Kelas X PKAP
3 SMKN 2 Bukittinggi pada Siklus I
Keterangan
Jumlah siswa
Nilai min
Nilai max
nilai siswa
X nilai siswa
Jumlah siswa yang tuntas
Jumlah siswa yang tidak
tuntas
Persentase siswa yang
tuntas
Jumlah
39
45
85
2805
71,92
23
16
Tabel Hasil Belajar Siswa Kelas X PKAP
3 SMKN 2 Bukittinggi pada Siklus II
Keterangan
Jumlah siswa
Nilai min
Nilai max
nilai siswa
X nilai siswa
Jumlah siswa yang tuntas
Jumlah siswa yang tidak
tuntas
Persentase siswa yang tuntas
Jumlah
39
50
100
3210
82,31
33
6
84,62%
58,97
Sumber: Pengolahan data primer 2012
Sumber: Pengolahan data primer 2012
Berdasarkan Tabel di atas dapat
diketahui nilai rendah adalah 45 dan nilai
tertinggi 85, siswa yang tidak tuntas pada
siklus I sebanyak 16 orang siswa dengan
persentase 41,03% dan siswa yang tuntas 23
dengan persentase 58,97% dengan rata-rata
kelas 71,92. Hasil yang diperoleh pada
siklus I belum sesuai dengan apa yang
peneliti harapkan dari penelitian tindakan
kelas(PTK) ini, yaitu 80% siswa mencapai
nilai KKM yang ditetapkan sebesar 75. Oleh
karena itu penelitian akan dilanjutkan ke
siklus II.
Siklus II
Pada siklus II pada pertemuan I
aktivitas siswa dalam mengemukakan
pendapat adalah 64,96% dan pada
pertemuan II adalah 77,56%. Dari
pertemuan I ke pertemuan pada siklus II
aktivitas siswa dalam mengemukakan
pendapat mengalami kenaikan sebesar
12,60%. Sedangkan untuk hasil belajar
siswa pada siklus II untuk pertemuan I dan
II dapat dilihat data sebagai berikut:
Berdasarkan diatas tabel dapat
diketahui bahwa hasil tes yang peneliti
lakukan pada siklus II dengan penerapan
pendekatan kooperatif tipe Jigsaw sudah
mencapai nilai yang memuaskan dengan
nilai rata-rata kelas sudah melebihi KKM
yaitu 75, dan siswa telah memenuhi KKK
yang ditetapkan yaitu lebih dari 80% siswa
telah mencapai batas KKM yang ditetapkan
yaitu sebesar 75. Nilai rata-rata yang
diperoleh adalah sebesar 82,31. Pada siklus
II jumlah siswa tuntas 33 orang, siswa yang
tidak tuntas 6 orang di dalam tes. Dari data
yang peneliti peroleh dan menurut pendapat
peneliti bahwa pendekatan kooperatif tipe
Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar
komunikasi siswa.
PEMBAHASAN
Pelaksanaan
tindakan
yang
dilakukan peneliti pada pertemuan pertama
siklus I adalah memberikan tes awal untuk
mengetahui kemampuan awal dari siswa
sebelum menggunakan model pembelajaran
tipe
Jigsaw.
Selanjutnya
peneliti
memberikan penjelasan kepada siswa
tentang konsep komunikasi yang dilanjutkan
dengan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya tentang materi
tersebut.
5
Kemudian setelah itu guru memberikan
penjelasan
kepada
siswa
cara-cara
pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran. Model pembelajaran yang
digunakan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran tipe Jigsaw. Guru membagi
siswa dalam delapan kelompok dan setiap
kelompok beranggotakan 4-5 siswa. Setiap
kelompok diberi tugas sejumlah anggota
kelompok dan masing-masing siswa dalam
kelompok mendapatkan tugas yang berbeda.
Siswa yang mendapatkan tugas yang sama
untuk berkumpul membentuk kelompok
baru
sebagai
kelompok
ahli
dan
mendiskusikan tugas yang telah diberikan.
Saat diskusi berlangsung guru memantau
hasil kerja siswa dan memberikan
bimbingan jika diperlukan. Setiap siswa
yang
mewakili
kelompoknya
harus
memahami dan mencatat semua hasil dari
diskusi pada kelompok ahli. Setelah selesai
mereka kembali ke kelompok asal dan
menjelaskan semua hasil diskusinya sebagai
diskusinya sebagai kelompok ahli kepada
kelompok asalnya secara bergantian tentang
tugas dan materi yang mereka kuasai.
Setelah seluruh siswa selesai melaporkan
hasil diskusinya, wakil dari anggota
kelompok
mempresentasikan
hasil
kelompoknya dan ditanggapi oleh kelompok
yang lain. Selanjutnya dibahas bersamasama guru dengan siswa. Langkah
selanjutnya menyimpulkan hasil diskusi dan
diteruskan dengan tes ulangan harian untuk
mengetahui sampai dimana kemampuan
siswa dalam menyerap materi yang
dikerjakan masing-masing individu.
Berdasarkan hasil observasi dari
pelaksanaan tindakan pertama sampai
tindakan ketiga pada siklus I terlihat bahwa
siswa belum menunjukkan adanya respon
mereka masih terlihat bingung dan asing
dalam menggunakan model pembelajaran
tipe
Jigsaw
sehingga
menyebabkan
terjadinya sedikit kegaduhan dan juga siswa
mengalami kesulitan dalam mengikuti
6
proses
pembelajaran
dengan
model
pembelajaran tipe Jigsaw yang berdampak
pada aktivitas dan hasil belajarnya. Aktivitas
siswa dalam mengemukakan pendapat pada
siklus I hanya sebesar 10,47%. Jika dilihat
dari hasil belajar pertemuan pertama
diperoleh hasil sebesar 58,97 dan juga
dilihat dari cara kinerja guru.
Adapun kegagalan dan keberhasilan
yang terjadi pada siklus pertama adalah
sebagai berikut:
1. Siswa belum terbiasa dengan kondisi
belajar yang menggunakan model
pembelajaran tipe Jigsaw mereka
masih terlihat binggung dalam
melakukannya sehingga
timbul
kesulitan dan kegaduhan dalam
proses pembelajaran.
2. Siswa menunjukkan rasa senang dan
ketertarikan dalam pembelajaran,
mereka
menyimak
atau
mendengarkan penjelasan dari guru.
3. Siswa
belum
mempunyai
kemampuan untuk menyatakan,
mengajukan
dan
menjawab
pertanyaan serta dalam mengerjakan
tugas dengan teliti masih kurang.
4. Hasil tes ulangan harian dan aktivitas
guru selama proses pembelajaran
dengan
menggunakan
model
pembelajaran tipe Jigsaw sudah
mencapai predikat baik.
Hal ini tidak sesuai sejalan dengan
teori pembelajaran Jigsaw karena dalam
model pembelajaran Jigsaw mengharapkan,
yaitu (1) siswa memiliki banyak
kesempatan
untuk
mengemukakan
pendapat dan mengolah informasi yang di
dapat,
(2)
dapat
meningkatkan
keterampilan berkomunikasi, (3) anggota
kelompok bertanggung jawab terhadap
keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan
bagian materi yang dipelajarinya, (4) dapat
menyampaikan
informasinya
kepada
kelompok lain.
Untuk mempertahankan keberhasilan
dan memperbaiki kelemahan yang telah di
capai pada siklus I, maka pada pelaksanaan
siklus II, dapat dibuat suatu perencanaan
sebagai berikut:
1. Memberikan penjelasan bagianbagian yang siswa masih bingung
melakukannya supaya mereka dapat
mengikuti model pembelajaran ini
dengan lebih serius dan sungguhsungguh.
2. Memberikan
motivasi
kepada
kelompok agar lebih berpartisipasi
dan aktiff dalam proses pembelajaran
dengan
menggunakan
model
pembelajaran tipe Jigsaw.
3. Memberikan
penghargaan
atau
reward kepada kelompok yang
melakukan aktivitas tertinggi..
Pelaksanaan proses pembelajaran
dan banyak riset telah dilakukan
yang berkaitan dengan pendekatan
kooperatif dengan dasar Jigsaw.
Penelitian ini berkaitan dengan
penelitianterdahulu yang diteliti
oleh: (1) Penelitian Yetti Elfina
(2010) yang berjudul “ Peningkatan
Hasil
Belajar
IPS
dengan
Menggunakan Metoda Cooperative
Learning Model Jigsaw di Kelas IV
SDN 38 Lubuk Buaya Padang”.
Hasil penelitiannya adalah dengan
penggunaan metoda cooperative
learning
tipe
Jigsaw
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa
kelas IV SDN 38 Lubuk Buaya
Padang. (2) Penelitian Raddona
(2011) yang berjudul “Upaya
Meningkatkan Aktivitas Belajar
Biologi Siswa dengan Model
Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw
di kelas VII 3, SMPN 1 Kecamatan
Luak Kabupaten Lima Puluh Kota”.
Hasil penelitiannya adalah dengan
pendekatan kooperatif tipe Jigsaw
dapat meningkatkan hasil belajar
siswa VII 3, SMPN 1 Kecamatan
Luak Kabupaten Lima Puluh Kota”.
Dengan menggunakan pendekatan
kooperatif tipe Jigsaw dapat
meningkatkan hasil belajar yang
diperoleh
siswa
setelah
menggunakan pendekatan kooperatif
tipe Jigsaw ini sesuai dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Lie
dalam Rusman (1994:218) “
menyatakan
bahwa
Jigsaw
merupakan salah satu tipe atau
pendekatan yang fleksibel.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini dan
pembahasan pada BAB IV terhadap
penerapkan pendekatan kooperatif tipe
Jigsaw pada mata pelajaran komunikasi
pada siswa kelas X PKAP 3 SMKN 2 B
ukittinggi, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa penerapan pendekatan kooperatif tipe
Jigsaw telah berhasil meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran
komunikasi pada kelas X PKAP 3 di SMKN
2 Bukittinggi, hal ini dapat dilihat dari
ketuntasan belajar siswa secara klasikal
yang dicapai pada siklus I yaitu sebesar
71,92% kemudian rata-rata ketuntasan
belajar secara klasikal tersebut meningkat
pada siklus II yaitu menjadi 84,62%, ini
berarti adanya peningkatan hasil belajar
siswa sebesar 12,74%. Hal ini membuktikan
bahwa hasil belajar siswa telah mencapai
batas KKK (Kriteria Ketuntasan Klasikal)
yang ditetapkan yaitu, 80% siswa telah
mendapatkan nilai diatas KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimum). Hal ini sesuai
dengan indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
7
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah dibuat, maka
disarankan kepada guru untuk menggunakan
pendekatan kooperatif tipe Jigsaw sebagai
salah satu alternative dalam meningkatkan
kemampuan mengemukakan pendapat dan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran
komunikasi,
kemudian
bagi
siswa
disarankan untuk meningkatkan keberanian,
rasa percaya diri dan keinginan terutama
dalam mengajukan pertanyaan, menanggapi
pertanyaan dan menyempurnakan jawaban
yang diajukan guru ataupun teman.
DAFTAR PUSTAKA
Iskandar. 2011. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Gaung Persada Pers.
Nur Asma. 2008. Model Pembelajaran
Kooperatif. Padang: UNP Press.
Rusman. 2010. Model Pembelajaran.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
8
Download