BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Sebelumnya
Dalam melakukan penelitian, dibutuhkan referensi sebelumnya untuk dapat
membedakan bagaimana hasil yang dicapai dari penelitian yang dilakukan. Dibawah ini
adalah tabel 2.1 sampai tabel 2.5 penelitian sebelumnya (state of the art) yang berkaitan
dengan penelitian yang dilakukan oleh mengenai budaya organisasi terhadap efektivitas
komunikasi pada perusahaan Baidu Indonesia, sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penelitian sebelumnya (State of The Art)
Judul
Peneliti
Metode
Penelitian
Tahun
Variable
Hasil
Lembaga
Publikasi
Analisis Pengaruh Kepemimpinan Dan Budaya
Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi
Pada PT. Pos Indonesia Cabang Kudus)
Maulvi Nizar
Kuantitatif
2011
Variabel X : Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
Variabel Y : Kepuasan Kerja Karyawan
Hasil pada penelitian hipotesis pada penelitian ini adalah
budaya organisasi memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap kepuasan tenaga kerja. Sedangkan
kepemimpinan juga memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan tenaga kerja karyawan.
sedangkan hasil koefesieon determinasi yang kecil
menunjukan bahwa kemampuan variable x (
kepemimpinan
dan
budaya
organisasi)
dalam
menjelaskna variable y (kepuasan kerja karyawan).
Fakultas Ekonomi Universitas Diponogoro Semarang
Sumber : Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang
7
Tabel 2.2 Penelitian sebelumnya (State of The Art)
Judul
Peneliti
Metode
Penelitian
Tahun
Variable
Hasil
Lambaga
Publikasi
Judul
Peneliti
Metode
Penelitian
Tahun
Variable
Hasil
Lembaga
publikasi
Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Efektivitas
Komunikasi Internal pada PT. Krakatau Tirta Industri
Vina Ariani
Kuantitatif
2008
Variabel X : Budaya Organisasi
Variabel Y : Efektivitas Komunikasi Internal
Hasil penelitian pada penelitian ini adalah adanya
pengaruh antara budaya organisasi terhadap efektifitas
komunikasi internal pada PT. Krakatau Titra Industri
sebesar 52,1% yang bersifat positif dan signifikan antara
budaya organisasi terhadap efektivitas komunikasi
internal.
Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis dan Ilmu Komunikasi
Unika Atma Jaya
Sumber: e-journal.lib.unika
Tabel 2.3 Penelitian sebelumnya (State of The Art)
Budaya Oganisasi Dalam Meningkatkan Efektivitas
Organisasi
Lita Wulantika
Kualitatif
2010
Variable X : Budaya Organisasi
Variable Y : Efektivitas Organisasi
Budaya berguna bagi organisasi dan karyawan. budaya
mendorong terciptanya komitmen organisasi dan
meningkatkan konsistensi sikap karyawan. Budaya
merupakan suatu kecendrungan pada saat nilai – nilai
bersama tidak selaras dengan efektivitas organisasi untuk
waktu selanjutnya.
Universitas Komunikasi Indonesia
Sumber: e-journal.unikom
8
Judul
Peneliti
Metode
Penelitian
Tahun
Variabel
Hasil
Lembaga
Publikasi
Judul
Peneliti
Metode
Penelitian
Tahun
Variabel
Hasil
Lembaga
Publikasi
Tabel 2.4 Penelitian sebelumnya (State of The Art)
Managing Organizational Culture For Effective
Communication
Solomon George Anacto
Kualitatif
2010
Variabel X : Managing Organizational Culture
Variabel Y : Effective Communication
Setiap organisasi memiliki budaya dan budaya bisa di
mengatur sebuah keefktivitasan komunikasi didalam
sebuah organisasi tersebut. Setiap organisasi harus
memiliki strategi tentang apa yang mereka butuhkan
untuk membuat suatu budaya itu. Karena efektivitas
komunikasi menjadi kunci untuk menjadi budaya
organisasi yang positif.
Departement of Mass Communication, Babcook
Universit, Ilisan-Roma, Orgun State, Nigeria
Sumber: Medwell.mg.journal
Tabel 2.5 Penelitian sebelumnya (State of The Art)
Management: A Study of Organizational Culture and the
Relationship between Emotional Intelligent and
Communication
Effectiveness
(Case
Study
in
Organizational in Iran)
Hassan Jorfi
Kuantitatif
2011
Variabel X : Emotional Intellegent
Variabel Y : Communication Effectiveness
Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara
emotional intelligent dengan efektifivitas komunikasi
pada organisasi yang ada di Iran. Budaya organisasi
menjadi pengatur untuk keefektivitasan komunikasi
tersebut.
Universitas Technology Malaisya (UTM)
9
Sumber: e-journal macrothink institute
Seperti yang telah dijabarkan pada penelitian sebelumnya, bahwa budaya
organisasi memiliki pengaruh yang sangat penting didalam suatu organisasi. Menurut
Maulvi Nizar (2011) bahwa budaya organisasi dan kepemimpinan memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Pos Indonesia Cabang
Kudus. Sedangkan menurut Vina Ariani (2008) adalah adanya pengaruh antara budaya
organisasi terhadap efektifitas komunikasi internal pada PT. Krakatau Titra Industri
sebesar 52,1% yang bersifat positif dan signifikan antara budaya organisasi terhadap
efektivitas komunikasi internal.
Sedangkan menurut Lita Wulantika (2010) Budaya berguna bagi organisasi dan
karyawan. budaya mendorong terciptanya komitmen organisasi dan meningkatkan
konsistensi sikap karyawan. Budaya merupakan suatu kecendrungan pada saat nilai –
nilai bersama tidak selaras dengan efektivitas organisasi untuk waktu selanjutnya.
Menurut 2 Jurnal Internasional, dalam judul Managing Organizational Culture
For Effective Communication dari Solomon George Anacto (2010), Setiap organisasi
memiliki budaya dan budaya bisa mengatur sebuah keefktivitasan komunikasi didalam
sebuah organisasi tersebut. Setiap organisasi harus memiliki strategi tentang apa yang
mereka butuhkan untuk membuat suatu budaya itu. Karena efektivitas komunikasi
menjadi kunci untuk menjadi budaya organisasi yang positif.
Sedangkan menurut Hassan Jofri (2011) dalam jurnal internasionalnya yang
berjudul Management: A Study of Organizational Culture and the Relationship between
Emotional Intelligent and Communication Effectiveness (Case Study in Organizational in
Iran), bahwa Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara emotional intelligent
dengan efektifivitas komunikasi pada organisasi yang ada di Iran. Budaya organisasi
menjadi pengatur untuk keefektivitasan komunikasi tersebut.
2.2 Landasan Teoritis
2.2.1 Teori Budaya Organisasi
10
Budaya organisasi adalah pola asumsi bersama yang dipelajari oleh suatu
kelompok dalam memecahkan masalah melalui adaptasi eksternal dan integrasi
internal, yang telah bekerja cukup baik untuk dipertimbangkan kebenarannya.
Oleh karena itu, untuk diajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang benar
untuk melihat, berfikir, dan merasakan kaitannya dengan masalah – masalah yang
ada. (Schein, 2010 : 27)
Menurut Robbins (2013 : 256), budaya organisasi “a system of shared
meaning held by members that distinguishes the organization from other
organization”budaya organisasi merupakan sebuah sistem makna bersama yang
dianut oleh para anggota yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi
lainnya.
Dengan mendasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa budaya
organisasi merupakan unsur terpenting dalam perusahaan yang hakikatnya
mengarah pada perilaku – perilaku yang dianggap tepat, megikat, dan memotivasi
setiap individu yang ada didalamnya. Menurut Schein (2010 : 28) hal yang dapat
kita sadari bahwa budaya itu bersifat stabil dan sulit untuk berubah karena budaya
mencerminkan akumulasi pembelajaran dari sebuah kelompok (cara mereka
berfikir, merasakan, meyakinkan dunia bahwa budaya dapat menciptakan
kesuksesan suatu organisasi.
2.2.2 Asumsi Budaya Organisasi
Menurut Pacanowsky dan O’Donnell Trujillo dalam West dan Turner
(2012, 320), terdapat tiga asumsi yang mengarahkan pada teori budaya organisasi,
yaitu:
1. Anggota – anggota organisasi menciptakan dan mempertahankan
perasaan yang dimiliki bersama mengenai realitas organisasi, yang
berakibat pada pemahaman yang lebih baik mengenai nilai – nilai
sebuah organisasi.
2. Penggunaan dan interprestasi symbol sangat penting dalam budaya
organisasi
11
3. Budaya bervariasi dalam organisasi – organisasi yang berbeda, dan
interprestasi tindakan dalam budaya ini juga beragam.
2.2.3 Karakteristik Budaya Organisasi
Budaya organisasi mengacu pada sebuah sistem makna bersama yang
dianut oleh para anggota yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi
lainnya. Sistem makna bersama ini, adalah sekumpulan karakteristik kunci yang
ditunjang oleh organisasi. Ada tujuh karakteristik utama yang secara keseluruhan,
merupakan hakikaat budaya sebuah organisasi (Robbins, 2013 : 256)
1. Inovasi dan keberanian mengambil resiko, sejauh mana karyawan
didorong untuk bersikap inovatif dan berani mengambil resiko.
2. Perhatian kepada hal – hal rinci, sejauh mana karyawan diharapkan
menjalankan presisi, analisis, dan perhatian pada hal – hal detail.
3. Orientasi hasil, sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil
ketimbang pada teknik dan proses yang digunakan untuk
mencapai hasil tersebut.
4. Orientasi orang, sejauh mana keputusan – keputusan manajemen
mempertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang yang ada
dalam organisasi.
5. Orientasi tim, sejauh mana kegiatan – kegiatan kerja diorganisasi
pada tim ketimbang pada individu – individu.
6. Keagresifan, sejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif
ketimbang santai.
7. Stabilitas, sejauh mana kegiatan – kegiatan organisasi menekankan
dipertahankan
status
pertumbuhan.
12
quo
dalam
perbandingan
dengan
Masing – masing karakteristik ini berada di suatu kontinum mulai
dari rendah sampai tinggi. Karenanya, menilai organisasi berdasarkan
tujuh karakteristik ini akan menghasilkan suatu gambaran utuh mengenai
kultur sebuah organisasi.
2.2.4 Fungsi – Fungsi Budaya Dalam Organisasi
Menurut Robbins (21013 : 262), Budaya memiliki sejumlah fungsi dalam
organisasi, yaitu:
1. Budaya berperan sebagai penentu batas – batas, artinya: budaya
menciptakan perbedaan atau distingsi antara satu organisasi
dengan organisasi lainnya.
2. Budaya memuat rasa identitas organisasi
3. Budaya memfasilitasi lahirnya komitmen terhadap sesuatu yang
lebih besar daripada kepentingan individu.
4. Budaya meningkatkan stabilitas sistem sosial. Budaya adalah
perekat sosial yang membantu menyatukan organisasi dengan cara
menyediakan standar mengenai apa yang sebaiknya dikatakan dan
dilakukan karyawan.
5. Budaya bertindak sebagai mekanisme sense-making serta kendali
yang menuntun dan membentuk sikap dan perilaku karyawan.
2.2.5 Tingkatan Budaya Organisasi
Menurut Schein (2010, 26) mengidentifikasikan budaya organisasi
memiliki tiga tingkatan, yaitu:
1. Artifact
Budaya yang dilihat secara nyata, hasil proses kebudayaan semua
hal dapat dilihat, didengar dan diamati seseorang dan penglihatan
para anggota organisasi (misalnya: pakaian, pola perilaku, symbol
fisik, upacara organisasi, tata letak kantor)
2. The Norm and Values
13
Pemahaman tentang norma dan nilai yang berlaku untuk
menunjukan benar atau salah, baik atau buruk dan penting atau
tidak
penting.
Dilihat
dari
seseorang
menjelaskan
dan
membenarkan apa yang mereka perbuat dan diinterprestasikan dan
kisah – kisah, bahasa dan symbol organisasi yang dapat digunakan
para anggota untuk menggambarkan mereka.
3. Basic Underlying Assumtions
Asumsi dasar yang menjadi pedoman seseorang memahami nilai –
nilai dan norma yang berlaku. Inti dari budaya dan secara dibawah
sadar membimbing perilaku dan keputusan.
2.2.6 Komunikasi Organisasi
Komunikasi Organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan
penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu
organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam
hubungan hierarkis antara yang satu dengan yang lainnya. Sifat terpenting
komunikasi organisasi adalah penciptaan pesan, penafsiran, dan penanganan
kegiatan anggota organisasi. Bagaimana komunikasi berlangsung dalam
organisasi dan apa maknanya bergantung pada konsepsi seseorang mengenai
organisasi. (Pace & Faules, 2010 : 34)
Komunikasi
dalam
organisasi
penting berfungsi
sebagai
adanya
penciptaan dan pendistribusian pesan dari satu anggota kepada anggota organisasi
yang lainnya. Pesan tersebut diciptakan, ditafsirkan, dan dicipta ulang dalam
suatu proses berkelanjutan. Dicipta ulang fungsinya agar apa yang dikerjakan di
dunia nyata dapat sesuai dengan pesan yang telah diterima.
Dari beberapa definisi mengenai komunikasi organisasi para ahli, ada
beberapa hal umum yang dapat disimpulkan, yaitu komunikasi organisasi terjadi
dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang mempengaruhi oleh
lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal; komunikasi organisasi
meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media; komunikasi organisasi
14
meliputi orang dan sikapnya, perasaannya, hubungannya dan keterampilan /
skilnya. (Muhammad, 2011 : 67)
Komunikasi organisasi hanya terjadi dalam sistem yang terbuka, karena
merupakan organisasi segala informasi yang ada tidak tertutup melainkan
diberitahukan secara umum kepada seluruh anggota organisasi. Konteks dalam
komunikasi organisasi harus diperhatikan sehingga mampu mengetahui
bagaimana strategi dalam penyampaian pesan dan penerimaan pesan serta strategi
dalam mengolah pesan. Dalam komunikasi organisasi terdapat beberapa hal yang
harus diperhatikan yaitu orang serta sikap orang tersebut ketika memperoleh
informasi, perasaan orang tersebut bila menerima informasi tersebut dan
hubungan serta keterampilan / skil.
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan
organisasi didalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi.
Komunikasi formal merupakan komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu
sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja
didalam organisasi, produktifitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan
didalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers dan
surat-surat resmi. Sedangkan informasi informal merupakan komunikasi yang
disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada
anggotanya secara individual. (Romli, 2011 : 2)
Komunikasi pada umumnya cenderung menggunakan komunikasi
informal karena manusia memiliki keegoisan dalam dirinya maupun dalam
berorganisasi, sehingga manusia lebih menginginkan kepentingan individualnya
diutamakan dibandingkan kepentingan bersama. Namun, mayoritas perusahaan
lebih menggunakan komunikasi formal, karena manusia akan cenderung besar
kepala jika segala keinginannya diikuti.
2.2.7 Efektivitas Komunikasi
Pengertian efektivitas menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah
keberhasilan, kemujaraban, pengaruh dan kesan. Efektivitas berarti sejauh mana
suatu kelompok mencapai tujuannya. Jadi, jika seseorang melakukan perbuatan
15
dengan tujuan tertentu, maka orang tersebut dikatakan efektif apabila sasaran atau
tujuan dapat tercapai sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya. Dengan kata
lain, sesuatu disebut efektif apabila proses kegiatan itu waktunya singkat, tenaga
sedikit, hemat biaya, tetapi hasilnya sesuai dengan target.
Definisi komunikasi menurut Joseph De Vito, (2012, 24) komunikasi
adalah mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan
menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan atau (noise), terjadi dalam satu
konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk
melakukan umpan balik.
Efektifnya sebuah komunikasi adalah jika pesan yang dikirimkan
memberikan pengaruh terhadap komunikan, artinya bahwa informasi yang
disampaikan dapat diterima dengan baik sehingga menimbulkan respon atau
umpan balik dari penerimanya.
Menurut Joseph De Vito, (2012, 285) ada lima kualitas umum yang
dipertimbangkan untuk efektivitas sebuah komunikasi, yaitu:
1. Keterbukaan
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya t Openese : adanya
keterbukaan. Untuk mencapai komunikasi yang efektif dibutuhkan
sikap terbuka terhadap perbedaan yang ada diantara orang – orang.
Terutama bersikap terbuka terhadap perbedaan nilai, kepercayaan,
dan sikap, selain juga terhadap perilaku. Sikap tertutup individu
dalam perbedaan yang ada dapat menghambat proses efektivitas
komunikasi.
2. Saling Mendukung
Kualitas saling mendukung yang dimaksud adalah, adanya suasana
saling mendukung. Untuk mencapai komunikasi yang efektif
dibutuhkan sikap saling mendukung, menjelaskan semua dengan
deskriptif, tidak evaluatif. Saling bersaing dan menjatuhkan dapat
menghambat proses efektivitas komunikasi.
16
3. Sikap Positif
Bersikap positif. Untuk mencapai komunikasi yang efektif
dibutuhkan sikap positif. Ini khususnya penting penting dalam
situasi antar budaya. Karena begitu banyak hal yang tidak dikenal
atau diketahui. Sebagai akibatnya, individu tidak akan mampu
memperkirakan apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain.
4. Empati
Memahami perasaan orang lain. untuk mencapai komunikasi yang
efektif dibutuhkan sikap empati. Cara ini akan lebih efektif dan
memberikan perspektif baru. Dengan memahami perasaan orang
lain , mereka akan merasakan kenyamanan. Isyaratkan rasa empati
ini dengan ekspresi wajah, gerak – gerik yang penuh minat dan
perhatian, serta tanggapan yang mencerminkan pengertian dam
kesependapatan.
5. Kesetaraan
Untuk mencapai komunikasi yang efektif dibutuhkan sikap
kesetaraan. Hilangkan reputasi diri lebih unggul , dengan selalu
bersikap bahwa kita berkomunikasi dengan pihak yang setara.
2.2.8 Komunikasi Antar Budaya
Komunikasi antar budaya terjadi bila komunikator (si pemberi pesan)
adalah anggota suatu budaya dan penerima pesan (komunikan) adalah suatu
budaya lainnya. (Mulyana, 2006 : 20)
Artinya, budaya dan komunikasi tidak dapat dipisahkan, oleh karena
budaya tidak hanya menentukan siapa bicara siapa, tentang apa, dan bagaimana
komunikasi berlangsung, tetapi budaya juga turut menentukan orang menyandi
pesan, maka yang dimiliki oleh pesan tersebut dan kondisi – kondisinya untuk
mengirim, memperhatikan, dan menafsirkan pesan. Budaya merupakan landasan
komunikasi. Bila budaya beraneka ragam, maka beragam pula praktik – praktik
komunikasi. (Sihabudin, 2011 : 20)
17
2.2.9 Model Komunikasi Antar Budaya
Pengaruh budaya atas individu dan masalah – masalah penyandian dan
penyandian balik pesan, terlukis dalam model dibawah ini:
B
A
C
Gambar 2.1 Model Komunikasi Antar Budaya (Sihabudin, 2011 : 22)
Pengertian gambar:
1. Budaya A dan B relative serupa: diawali oleh segiempat dan segi delapan
tidak beraturan yang menyerupai segi empat.
2. Budaya C sangat berbeda dari budaya A dan B. perbedaannya tampak
pada bentuk melingkar dan jarak fisiknya dari budaya A dan B.
3. Proses komunikasi antar budaya dilukiskan oleh panah – panah yang
menghubungkan antarbudaya.
a. Pesan mengandung makna yang dikehendaki oleh pemberi pesan
(komunikator)
b. Pesan mengalami suatu perubahan dalam arti pengaruh budaya
penerima pesan (komunikan), telah menjadi bagian dari makna
pesan.
18
c. Makna pesan berubah selama fase penerimaan / feedback dalam
komunikasi antar budaya karena makna yang dimiliki oleh
penerima pesan (komunikan) tidak mengandung makna budaya
yang sama dengan pemberi pesan (komunikator).
4. Panah – panah pesan menunjukan:
a. Perubahan antara budaya A dan Budaya B lebih kecil daripada
perubahan A ke C.
b. Karena budaya C tampak berbeda dari budaya A dan B, feedback
nya juga sangat berbeda dan lebih menyerupai pola budaya C.
Model menunjukan bahwa bisa terdapat banyak ragam perbedaan budaya dalam
komunikasi antarbudaya. Komunikasi antar budaya terjadi dalam banyak ragam
situasi, yang berkisar dari ragam interaksi antara orang – orang yang memiliki
budaya dominan yang sama, tetapi memiliki sub kultur dan subkelompok yang
berbeda.
2.2.10 Subbudaya dan Subkelompok
Suatu
komunitas
rasial,
regional,
ekonomi
atau
sosial
yang
memperlihatkan pola – pola perilaku yang membedakannya dari subkultur –
subkultur lainnya dalam suatu budaya atau masyarakat yang melingkupinya.
Contoh subkultur di Jawa Barat: Cirebon, Parahyangan. Subkultur Timur:
Indonesia, China, dan daerah Asia Lainnya. (Sihabudin, 2011 : 20)
Suatu unsur masyarakat penting tidak memenuhi kriteria disebut
subkultur. Namun, menghadapi masalah – masalah komunikasi serupa, adalah
subkelompok menyimpang, misalnya: homoseksual, germo, pelacur, pecandu
obat bius, dll. Subkelompok ini merupakan produk budaya yang dominan, tetapi
keberadaan kelompok mereka belum berlangung cukup lama dan belum
mengembangkan pola perilaku (menyimpang) yang memadai untuk disebut
sebagai suatu budaya atau subbudaya. (Sihabudin, 2011 : 21)
2.2.11 Pentingnya Komunikasi Antar Budaya
19
Beberapa faktor menyebabkan pentingnya komunikasi antar budaya antara
lain: (Sihabudin, 2011 : 6 – 9)
1) Mobilitas
Mobilitas masyarakat di seluruh dunia sedang mencapai puncaknya.
Perjalanan dari satu Negara ke negera lain, dari satu benua ke benua lain
banyak dilakukan, termasuk juga perjalanan domestik, banyak dilakukan
orang. Saat ini orang seringkali mengunjungi budaya – budaya lain untuk
mengenal daerah baru dan orang – orang yang berbeda serta untuk menggali
peluang – peluang bisnis. Hubungan antarpribadi semakin menjadi hubungan
antar budaya.
2) Pola Imigrasi
Pola imigrasi pada setiap tempat itu hadir dengan segala konsekuensinya.
Hampir setiap kota besar didunia, dapat menjumpai orang – orang dari bangsa
lain.
3) Saling Ketergantungan Ekonomi
Kebanyakan Negara secara ekonomi bergantung pada Negara lain. Banyak
kegiatan perdagangan dilakukan oleh bangsa – bangsa lain yang berbeda
budaya dan bahasa.
4) Teknologi Komunikasi
Teknologi komunikasi yang berkembang pesat telah membawa kultur luar
yang masuk kedalam kehidupan tanpa disadari maupun tidak disadari. Film –
film import yang ditayangkan ditelevisi telah membuat lebih mengenal adat
kebiasaan dan riwayat bangsa – bangsa lain.
5) Stabilitas Politik
Stabilitas politik pada masa sekarang ini sangat tergantung pada stabilitas
politik kultur Negara lain. Kekacauan politik di belahan dunia lain misalnya
Vietnam. Polandia, Timur Tengah mempengaruhi keamanan Indonesia.
Komunikasi dan saling pengertian antarbudaya sangat penting untuk stabilitas
politik.
20
2.3 Kerangka Berfikir
Pada penelitian pengaruh budaya organisasi terhadap efektivitas komunikasi pada
perusahaan Baidu Indonesia mempunyai dua variable, satu variable X (variable bebas)
pada penelitian ini yaitu Budaya Organisasi. Satu variable Y (variable terikat) pada
penelitian ini yaitu efektivitas komunikasi.
VARIABEL X
VARIABEL Y
BUDAYA ORGANISASI
EFEKTIFITAS
KOMUNIKASI
1. Inovasi dan keberanian
mengambil resiko
2. Perhatian pada hal –
hal kecil
3. Orientasi hasil
4. Orientasi orang
5. Orientasi tim
6. Keagresifan
7. Stabilitas
1.
2.
3.
4.
5.
Keterbukaan
Saling mendukung
Sikap positif
Empati
Kesetaraan
Joseph De Vito
Robbins
(2013)
(2011)
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir
21
Download