64 ABM Investama Laporan Tahunan 20133 II. INDUSTRI PEMBANGKIT LISTRIK II. INDUSTRIAL POWER PLANT A. Lingkungan Usaha Industri ketenagalistrikan nasional diatur dalam UndangUndang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (UU 30/2009). Sesuai amanat UU 30/2009, pemerintah dalam hal ini kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN). RUKN berisikan tentang kebijakan ketenagalistrikan nasional, arah pengembangan penyediaan tenaga listrik ke depan, kondisi kelistrikan saat ini, rencana kebutuhan dan penyediaan tenaga listrik untuk kurun waktu dua puluh tahun ke depan, potensi sumber energi primer di berbagai provinsi yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik serta kebutuhan investasinya. A. Business Environment The national electricity industry is regulated in the Law No. 30 of 2009 concerning Electricity (Law 30/2009). As mandated by the Law 30/2009, the government in this case the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM) establishes National Electricity General Plan (RUKN). The RUKN contains national electricity policy, development direction of future electricity supply, current electricity condition, electricity demand and supply plans for the next twenty years, potential source of primary energy in various provinces that can be utilized for power plants and investment needs. Berdasarkan RUKN, Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bertanggung jawab di sektor kelistrikan nasional menyusun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUTPL). RUPTL terkini adalah RUTPL 2013 – 2022 yang telah disahkan oleh Menteri ESDM pada 31 Desember 2013. RUPTL memuat proyeksi kebutuhan tenaga listrik, rencana pengembangan kapasitas pembangkit, rencana pengembangan transmisi dan gardu induk, serta pengembangan distribusi. Proyeksi kebutuhan tenaga listrik dibuat rinci per provinsi dan per sistem tenaga listrik, termasuk sistem kelistrikan yang tersendiri di pulau-pulau terpencil. Rencana pengembangan kapasitas pembangkit, transmisi dan gardu induk juga dibuat rinci hingga proyek-proyeknya. Based on the RUKN, State Electricity Company (PLN) as a State Owned Enterprise (SOE) that is responsible in national electricity sector for preparing Electricity Supply Business Plan (RUTPL). Recent RUPTL is RUTPL 2013 - 2022 which was approved by the Minister of Energy and Mineral Resources on December 31, 2013. RUPTL contains projected electricity demand, generation capacity expansion plan, transmissions and substations expansion plan and distribution development. Projected electricity demand is prepared in details by province and electricity system, including electricity system isolated on remote islands. Development plans of plants capacity, transmission and substation are also prepared in details to the projects. Secara umum perencanaan penyediaan tenaga listrik dalam RUPTL ini telah mempertimbangkan perencanaan penyediaan tenaga listrik yang ada dalam RUKN 2008 – 2027 dan RUKN 2012 – 2031. RUKN telah mengakomodasi diversifikasi energi untuk pembangkit tenaga listrik ke non-BBM dan peningkatan pengembangan energi baru terbarukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga listrik. In general, electricity supply plan in this RUPTL has electricity supply plan in RUKN 2008 - 2027 and RUKN 2012-2031. RUKN accommodates energy diversification for power plants to nonfuel and renewable new energy development in order to meet electricity demand. B. Kondisi Kelistrikan Saat Ini Dalam lima tahun terakhir, yaitu antara tahun 2008 dan 2012, penjualan listrik PLN meningkat dari 128 TWh pada 2008 menjadi 172 TWh pada 2012. Jumlah pelanggan meningkat dari 39 juta pada 2008 menjadi 50 juta pada 2012 dan rasio elektrifikasi meningkat dari 62,3% pada 2008 menjadi 75,9% pada 2012. B. Current Electricity Condition In the last five years, between 2008 and 2012, sales of PLN electricity increased from 128 TWh in 2008 to 172 TWh in 2012. Number of customers increased from 39 million in 2008 to 50 million in 2012 and electrification ratio increased from 62.3% in 2008 to 75.9% in 2012. Hingga September 2013 kapasitas terpasang pembangkit PLN dan IPP di Indonesia adalah 40.533 MW yang terdiri dari 31.815 MW di Jawa – Bali dan 8.718 MW di Sumatera dan Indonesia Timur, tidak termasuk pembangkit sewa sebanyak 2.933 MW. Kapasitas pembangkit di Sumatera dan Indonesia Timur tersebut pada dasarnya belum menyediakan cadangan As of September 2013 the installed capacity of PLN and IPP power plants in Indonesia is 40,533 MW consisting of 31,815 MW in Java - Bali and 8,718 MW in Sumatra and eastern Indonesia, excluding 2,933 MW rented power plants. Power plant capacities in Sumatra and eastern Indonesia basically