BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Pimpinan pada suatu perusahaan memerlukan suatu alat yang memiliki peranan untuk mengendalikan dan memproduktifkan aktifitas perusahaan agar dapat mengembangkan perusahaannya tersebut. Dengan berkembangnya perusahaan diharapkan akan meningkatkan pendapatan perusahaan. Pengertian peranan yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto (2003:244) adalah sebagai berikut : 1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan. 2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi. 3. Peranan juga dapat diartikan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat. 2.2 Akuntansi Manajemen 2.2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Akuntansi manajemen adalah salah satu bagian dari ilmu akuntansi yang sangat berperan serta dalam pengambilan keputusan khususnya bagi perusahaan. Akuntansi manajemen merupakan suatu sistem informasi yang digunakan pihak 9 10 manajemen untuk membuat keputusan-keputusan untuk memimpin dan mengendalikan perusahaannya. Akuntansi manajemen bertujuan untuk mengolah dan menghasilkan laporan-laporan yang mendetail mengenai keadaan perusahaan untuk kepentingan internal perusahaan yang akan digunakan untuk membantu manajer dalam mengambil keputusan. Pengertian akuntansi manajemen menurut Mulyadi (2001:2), adalah sebagai berikut: “Akuntansi manajemen adalah informasi keuangan yang merupakan keluaran yang dihasikan oleh tipe akuntansi manajemen, yang dimanfaatkan terutama oleh pemakai internal organisasi.” Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa, akuntansi manajemen adalah proses identifikasi, pengukuran, pengumpulan, analisis, penyiapan, dan komunikasi informasi keuangan yang digunakan oleh manajemen untuk perencanaan, evaluasi, pengendalian dalam suatu organisasi, serta untuk menjamin ketepatan penggunaan sumber-sumber dan pertanggungawaban sumber tersebut. 2.2.2 Tujuan Akuntansi Manajemen a) Tujuan primer, yaitu untuk membantu manajemen dalam pembuatan keputusan manajemen. b) Tujuan sekunder, terdiri dari: a. Membantu manajemen dalam melaksanakan fungsi perencanaan yang meliputi pengidentifikasian tujuan dan sasaran yang akan dicapai dan perencanaan organisasi secara optimal. pengalokasian sumber-sumber 11 b. Membantu manajemen dalam menjawab masalah organisasi yang meliputi stuktur organisasi atau perusahaan dengan tujuan yang akan dicapai, membangun dan memelihara sistem komuikasi dan pelaporan yang efektif serta mengukur penggunaan sumbersumber, menemukan prestasi dan penyimpangan dan mengidentifikasi penyebabnya. c. Membantu manajemen melaksanakan fungsi pengendalian. d. Membantu manajemen dalam melaksanakan sistem kegiatan manajemen yang meliputi pengukuran masukan (biaya) dan keluaran (pendapatan) yang relevan untuk tiap pusat pertanggungjawaban. Akuntansi manajemen merupakan suatu sistem pengolahan informasi keuangan yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan bagi kepentingan pemakai internal perusahaan. Akuntansi manajemen juga merupakan salah satu tipe informasi kuantitatif yang menggunakan uang sebagai satuan ukuran, yang digunakan untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan pengelolaan perusahaan. 2.3 Pengertian Informasi Akuntansi Secara umum informasi adalah hasil atau output pengolahan data yang terorganisir dan berguna bagi orang yang menerimanya. Informasi dibutuhkan manusia baik kelompok, lembaga, organisasi, perusahaan untuk mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. 12 Ditinjau dari suatu sistem akuntansi informasi adalah data yang sudah diolah sehingga siap digunakan untuk membuat simpulan, argument, peramalan, keputusan, dan tindakan. Informasi akuntansi manajemen digunakan oleh para manajer dalam melaksanakan fungsi pokok manajemen yaitu : perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian aktivitas perusahaan. Perencanaan adalah proses pengambilan keputusan mengenai tindakan yang akan dilaksanakan di masa depan. Koordinasi adalah suatu proses yang bertujuan agar kegiatan-kegiatan berbagai bagian dalam organisasi secara bersama-sama dapat mencapai tujuan. Pengendalian merupakan proses yang digunakan oleh manajemen agar para pelaksana bekerja dengan efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan organisasi atau mencapai tujuan bagian organisasi yang telah ditentukan terlebih dulu. Infromasi akuntansi juga dapat digolongkan menjadi tiga tipe yaitu: 1. Informasi akuntansi penuh (full Accounting Information) Yaitu jumlah seluruh biaya langsung yang berkenaan dengan produk ditambah bagian yang layak dibebankan pada produk biaya tidak langsung. 2. Informasi akuntansi differensial (Differential Accounting Infromation) Yaitu informasi keuangan yang akan digunakan dalam membantu menemukan alternatif mana yang dipilih, dimana biaya-biaya yang berbeda antara satu kondisi dengan kondisi yang lain merupakan biaya yang akan datang. 13 3. Informasi akuntansi pertanggungjawaban (Responsibility Accounting Information) Yaitu informasi aktiva, pendapatan, dan/atau biaya yang dihubungkan dengan manajer yang pertanggungjawaban bertanggungjawab tertentu. atas Informasi pusat akuntansi pertanggungjawaban merupakan dasar untuk menganalisa kinerja manajer dan sekaligus untuk memotivasi para manajer dalam melaksanakan rencana mereka yang dituangkan dalam anggaran mereka masing-masing. Informasi akuntansi pertanggungjawaban bermanfaat untuk mempengaruhi perilaku manusia dalam organisasi. Jika informasi akuntansi manajemen dihubungkan dengan wewenang manajer, maka dihasilkan konsep informasi akuntansi pertanggungjawaban yang bermanfaat untuk memperngaruhi perilaku manusia dalam organisasi. 2.3.1 Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam proses perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi, karena informasi tersebut menekankan hubungan antara informasi dengan manajer yang bertanggungjawab terhadap perencanaan dan realisasinya. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara memberikan peran bagi setiap manajer untuk merencanakan pendapatan dan/atau biaya yang menjadi tanggung jawabnya, dan kemudian menyajikan informasi realisasi pendapatan dan/atau biaya tersebut menurut manajer yang bertanggungjawab. Dengan demikian, informasi akuntansi 14 pertanggungjawaban mencerminkan skor (score) yang dibuat oleh setiap manajer dalam menggunakan berbagai sumber daya untuk melaksanakan peran manajer dalam mencapai sasaran perusahaan. Adapun pengertian menurut Sunarto (2002:217), menyatakan bahwa: “Informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagai informasi aktiva, pendapatan, dan biaya yang dihubungkan dengan manajer yang bertanggungjawab terhadap pusat pertanggungjawaban tertentu.” Informasi akuntansi pertanggungjawaban sangat dibutuhkan dalam pengendalian manajemen sebagai sarana untuk komunikasi, motivasi dan penilaian. Manajemen bertanggungjawab untuk memastikan bahwa pekerjaan itu telah dilaksanakan, maka informasi akuntansi membantu pembentukan orangorang dalam organisasi dan memotivasi agar bersedia melaksanakan apa yang diinginkan manajer dan melakukan penilaian terhadap karyawan secara periodik untuk mengetahui sejauh mana perkerjaan telah dilaksanakan (Suwandi, 2008). 2.3.2 Manfaat Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Menurut Soekarno (2002:38) manfaat informasi akuntansi pertanggungjawaban adalah sebagai berikut : 1. Sebagai dasar penyusunan anggaran yang lebih teratur Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran (role setting) dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan. Dalam proses penyusuanan anggaran ditetapkan siapa yang akan berperan dalam melaksanakan sebagian aktivitas pencapaian sasaran perusahaan serta di tetapkan pula sumber daya yang disediakan 15 bagi pemegang peran tersebut untuk memungkinkannya yang berupa informasi akuntansi. Oleh karena itu, penyusunana anggaran hanya memungkinkan dilakukan jika tersedianya informasi akuntansi pertanggungjawaban, yang mengukur berbagai nilai sumber daya yang disediakan bagi setiap manajer yang berperan dalam usaha pencapaian sasaran yang ditetapkan. Karena sistem akuntansi pertanggungjawaban ini merupakan sistem akuntansi yang dibuat sesuai dengan tanggung jawab dari setiap bagian dalam organisasi, maka sistem ini didesain untuk menyediakan informasi keuangan secara terpisah bagi setiap unit organisasi yaitu berdasarkan wewenang dan tanggung jawabnya. Aspek penting sistem akuntansi pertanggungjawaban dalam penganggaran terutama karena didalamnya mencakup struktur akuntansi, klasifikasi biaya, pendapatan dan data atau informasi lainnya yang relevan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. 2. Menilai kinerja pusat pertanggungjawaban Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam proses perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi, karena informasi tersebut menekankan hubungan anatara informasi dengan manajer yang bertanggungjawab terhadap perencanaaan realisasinya. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara memberikan peran bagi setiap manajer untuk merencanakan pendapatan dan biaya yang menjadi tanggung jawabnya meurut manajer yang bertanggungjawab. Dengan demikian, informasi 16 akuntansi pertanggungjawaban mencerminkan skor (score) yang dibuat oleh setiap manajer dalam menggunakan berbagai sumber daya dalam melaksanakan peran manajer tersebut dalam mencapai sasaran perusahaan. Informasi akuntansi adalah salah satu hal terpenting bagi perusahaan. Namun informasi akuntansi bukanlah merupakan satusatunya informasi formal yang digunakan oleh perusahaan. Selain informasi akuntansi, perusahaan juga menggunakan informasi manajemen. Tujuannya adalah untuk menyajikan kepada para manajer mengenai informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan. Informasi akuntansi sangat berguna bagi pihak internal orgaisasi perusahaan maupun pihak eksternal perusahaan. Bagi pihak internal perushaan informasi akuntansi sangat diperlukan untuk mengetahui hasil kerja dari para manajer, hasil kerja tersebut dapat berupa laporan. Sistem pelaporan pertanggungjawaban menyajikan informasi untuk pengendalian manajemen. pertanggungjawaban juga Pada hakekatnya, dikenal sebagai sistem pelaporan sistem akuntansi pertanggungjawaban yang terdiri dari seperangkat laporan didalam suatu perusahaan. Dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban, manajer pusat pertanggungjawaban akan diberi wewenang dalam menjalankan tanggung jawab dan mencapai sasaran yang diberikan manajemen puncak. Dengan tanggung jawab da sasaran yang jelas, maka kinerja manajer akan lebih mudah dinilai. 17 Penilaian kinerja dilakukan dengan menetapkan ukuran kinerja yang sesuai dengan karakteristik setiap unit organisasi. Secara umum, karakteristik yang menonjol dalam laporan kinerja dinyatakan dengan unit moneter, karena dapat dijumlahkan dan diperbandingkan. Biaya, pendapatan, laba, return on investment atau residual income menjadi ukuran kinerja yang secara luas digunakan. Dalam mengevaluasi pengukuran kinerja manajer pusat pertanggungjawaban ada tiga kriteria yang digunakan yaitu efisiensi, efektifitas, dan ekonomis. Efisiensi adalah perbandingan antara output yang dihasilkan dengan besarnya input yang digunakan, efektifitas adalah hubungan antara output suatu pusat pertanggungjawaban yang sasarannya harus dicapai. Sedangkan ekonomis adalah penggunaan sumber dana seminimal mungkin. Suatu pusat pertanggungjawaban dalam melaksanakan operasinya harus memenuhi ketiga kriteria di atas. Pusat pertanggungjawaban diukur kinerjanya berdasarkan karakteristik masukan dan keluaran. 3. Untuk memotivasi manajer Motivasi adalah proses dilakukannya suatu tindakan secara sadar dan bertujuan. Pemotivasian adalah sesuatu yang digunakan untuk mendorong timbulnya seseorang untuk melaksanakan tindakan secara sadar dan bertujuan. Dalam sistem penghargaan perusahaan, inromasi akuntansi merupakan bagian yang penting, maka informasi akuntansi 18 ini akan berdampak terhadap motivasi manajer melalui dua jalur berikut ini: 1) Menimbulkan pengaruh langsung terhadap motivasi manajer dengan mempengaruhi kemungkinan usaha diberi penghargaan. Struktur penghargaan sebagian didasarkan atas informasi akuntansi, maka manejer akan berkeyakinan bahwa prestasinya yang diukur dengan informasi akuntansi pertanggungawaban akan diberi penghargaan yang sebagian besar didasarkan pada informsi akuntansi. 2) Informasi pertanggungjawaban berdampak terhadap motivasi melalui nilai penghargaan. Informai akuntansi pertanggungjawaban digunakan untuk mengukur prestasi manajer. Jika struktur penghargaan sebagian besa didasarkan pada informasi akuntansi, manajer akan memperoleh kepuasan. Wewenang didelegasikan kepada setiap manajer bawah kemudian mempertangungjawabkan pelaksanaan wewenang tersebut kepada manajer atasannya. Tanggung jawab timbul sebagai akibat adanya pendelegasian wewenang yang dilakukan oleh suatu tingkat yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah. Manajemen tingkat lebih rendah berkewajiban mempertanggungjawabkan pelaksanaan tersebut kepada manajer atasannya. Wewenang mengalir dari tingkat manajer atas ke bawah, sedangkan tanggung jawab mengalir sebaliknya. Informasi akuntansi yang bersangkutan dengan 19 pertanggungjawaban pelaksanaan wewenang disebut dengan informasi akuntansi pertanggungjawaban. 2.3.3 Pengertian akuntansi pertanggungjawaban Pertanggungjawaban adalah kewajiban seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan yang telah diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Dalam suatu organisasi pertanggungjawaban adalah kewajiban yang harus dilaksanakan karena tugas, fungsi, pengangkatan, atau pekerjaannya. Pertanggungjawaban timbul dalam suatu organisasi karena adanya pendelegasian wewenang. Pengertian akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem akuntansi yang mengakui adanya pusat-pusat pertanggungjawaban pada sebuah perusahaan. Akuntansi pertanggungjawaban timbul sebagai akibat adanya wewenang yang diberikan dan bagaimana mempertanggungjawabkan dalam laporan tertulis. Laporan tersebut berupa prestasi kerja manajer untuk setiap pusat pertanggungjawaban dan pengendalian biaya (Iswahyudi, 2007). Menurut Horngren dan kawan-kawan (2003:191), pusat pertanggungjawaban adalah sebagai berikut : 1. Cost center-the manager is accountable for costs only. 2. Revenue center-the manager is accountable for revenues only. 3. Profit center-the manager is accountable for revenue and costs. 4. Investment center-the manager is accountable for invesment, revenues and costs. 20 Pengertian akuntansi pertanggungjawaban menurut Mahfud Sholihin (2004:109) adalah sebagai berikut: “Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang mengukur hasil pusat-pusat pertanggungjawaban dengan hasil yang diharapkan.” Sedangkan menurut Anthony & Govindarajan (2004), “Akuntansi pertanggungjawaban merupakan bagian dari sistem pengontrolan akunting yang merupakan salah satu faktor yang mendukung implementasi strategi, sedangkan strategi itu sendiri merupakan rencana pencapaian tujuan organisasi.” Dari beberapa kutipan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa akuntansi pertanggungjawaban adalah informasi yang mengukur berbagai hasil yang dicapai dari suatu pusat pertanggungjawaban (responsibility center) dengan membandingkan hasil yang dicapai dengan rencana yang dianggarkan dan bertujuan untuk mengetahui orang atau kelompok orang yang bertanggungjawab bila ada penyimpangan yang dianggarkan. Pada suatu perusahaan pemimpin perusahaan harus dapat mengambil keputusan dan mengawasi setiap aktivitas perusahaan. Hal ini menyebabkan timbunya pendelegasian wewenang dari pemimpin perusahaan kepada manajermanajer di bawahnya agar tetap terkendali. Pendelegasian wewenang ini mengharuskan manajer bawah agar dapat mempertanggungjawabkan pelaksanaan wewenang ke manajer atas. Oleh karena itu timbul kebutuhan manajemen akan informasi akuntansi untuk menilai pertanggungjawaban pelaksanaan wewenang. Informasi akuntansi yang bersangkutan dengan mempertanggungjawabkan pelaksanaan wewenang disebut akuntansi pertanggungjawaban. 21 2.3.4 Konsep Dasar Akuntansi Pertanggungjawaban Konsep dasar pertanggungjawaban akuntansi yang pertanggungjawaban didasarkan atas adalah penggolongan akuntansi tanggungjawab manajemen pada setiap tingkatan dalam suatu organisasi dengan tujuan membentuk anggaran bagi masing-masing departemen, individu yang mengepalai klasifikasi pertanggungjawaban harus mempertanggungjawabkan biay-biaya dari kegiatan. Konsep ini menekankan perlunya penggolongan biaya menurut biaya yang dapat atau tidak dapat dikendalikan oleh kepala departemen. Umumnya biaya-biaya yang secara langsung dapat dibebankan pada departemen kecuali biaya tetap yag dapat dikendalikan departemen tersebut. Titik awal dari sistem informasi akuntansi pertanggungjawaban terletak pada bagan organisasi dimana ruang lingkup wewenang mendasari pertanggungjawaban biaya-biaya tertentu dengan mempertimbangkan kerjasama antara para manejer, biaya tersebut diajukan dalam anggaran perusahaan. Setiap anggaran harus secara jelas menunjukkan biaya-biaya yang dapat dikendalikan oleh orang yang bersangkutan. 2.3.5 Tujuan dan Manfaat Akuntansi Pertanggungawaban Menurut Ronald (2002) akuntansi pertanggungjawaban selain menghasilkan laporan juga bertujuan untuk memotivasi manajer untuk menampilkan kinerja yang efektif dan efisein. Selain itu upan balik berupa informasi membuat keputusan untuk mengestimasi hasil-hasil kegiatan perusahaan di masa yang akan datang melakukan perencanaan selanjutnya. 22 Sistem akuntansi pertanggungjawaban, menurut Horngren yang dialih bahasakan oleh Gunawan Hutauruk (2003:413), yang diharapkan suatu organisasi atau perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Organisasi akan lebih mudah dikendalikan karena organisasi dibagi menjadi unit-unit kecil pengendalian yang berupa pusat-pusat pertanggungjawaban. 2. Keputusan-keputusan operasional akan lebih baik karena dilakukan oleh manajer pusat-pusat pertanggungjawaban yang mengetahui permasalahan dan informasi untuk pemecahan masalah. 3. Secara cepat dapat diambil keputusan yang tepat. 4. Para manajer pusat-pusat pertanggungjawaban dapat mengebangkan kemampuan manajerial. 5. Meningkatkan rasa tanggung jawab dan keputusan kerja para manajer pusat pertanggungjawaban. Menurut Leaners (2010) informasi akuntansi pertanggungjawaban dapat berupa informasi masa lalu dan informasi masa yang akan datang. Informasi masa yang akan datang bermanfaat untuk penyusunan anggaran, sedangkan informasi akuntansi masa lalu bermanfaat sebagai penilai kinerja manajer akuntansi pertanggungjawaban dan memotivasi manajer. Dalam hal ini akuntansi pertanggungjawaban berperan penting dalam pendelegasian wewenang dan memiliki manfaat seperti: 23 1. Penyusunan anggaran Dalam proses anggaran di tetapkan siapa yang akan berperan dalam pelaksanaan sebagai aktivitas pencapaian sasaran perusahaan dan di tetapkan juga sumber daya yang disediakan yang memungkinkan manajer berperan dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan. Oleh karena itu penyusunan anggaran hanya dilakukan apabila tersedia informasi akuntansi pertanggungjawaban yang berfungsi untuk mengukur berbagai nilai sumber daya yang disediakan bagi setiap manajer. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa informasi akuntansi manajemen merupakan suatu alat untuk mengirim pesan (role sending device) kepada manajer yang diberi peran dalam pencapaian sasaran atau tujuan perusahaan. 2. Menilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban Informasi akuntansi pertanggungjawaban menekankan hubungan antara informasi dengan manajer yang bertanggungjawab terhaap suatu perencanaan dan realisasinya. Pengendalian tersebut dapat dilakukan dengan cara memberikan peran bagi setiap manajer untuk merencanakan pendapatan dan/atau biaya yang menjadi tanggung jawabnya kemudian menyajikan informasi realisasi pendapatan dan/atau biaya tersebut menurut manajer yang bertanggungjawabnya. 3. Memotivasi manajer Manajemen dituntut untuk melakukan peningkatan aktivitas secara berkesinambungan. Hal ini memungkinkan manajer untuk selalu meningkatkan usaha yang secara tidak langsung berdampak pada motivasi 24 melalui nilai penghargaan dimana informasi akuntansi pertanggungjaaban digunakan untuk mengukur kinerja manajer. 4. Meningkatkan pengelolaan aktivitas Manajemen dapat memperoleh infromasi biaya yang menggambarkan besarnya pemborosan yang dialami suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan customer. Sehingga manajemen berupaya untuk melakukan penyempurnaan efisiensi aktivitas penambahan nilai agar dapat mengendalikan besarnya biaya yang dikeluarkan. 5. Pemantauan efektifitas program pengelolaan aktivitas Manajemen harus melakukan peningkatan secara terus menerus dengan menyajikan informasi biaya yang dipisahkan kedalam biaya penambahan dan bukan penambahan nilai. Dengan demikian manajemen dapat memantau efektivitas progra, pengelolaan aktivitas dan merumuskan keputusan-keputusan stratejik. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikatakan bahwa akuntansi pertanggungawaban bermanfaat terhadap jalannya perusahaan yaitu berupa keputusan yang diambil tepat pada waktunya serta sesuaidengan tingkat manajemen yang ada dan organisasi terbagi menjadi unit yang dikendalikan. Bagi para manajer manfaat yang didapat adalah meningkatkan keahlian manajerialnya serta berpartisipasi aktif dalam embuat keputusan, sehingga keputusan kerja dan moralnya dapat lebih ditingkatkan. 25 2.3.6 Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban Menurut Mulyadi (2001), akuntansi pertanggungawaban memiliki empat karakteristik yaitu: 1. Adanya identifikasi pusat pertanggungawaban. Akuntansi pertanggungjawaban mengidentifikasi pusat pertanggungjawaban sebagai unit suatu organisasi seperti divisi, produk, tim kerja ataupun individu. Sistem akuntansi pertanggungjawaban membebankan tanggung jawab kepada individu yang diberi wewenang. Tanggung jawab tersebut dikemukakan dalam satuan keuangan (satuan biaya). 2. Standar ditetapkan sebagai tolok ukur kinerja manajer yang bertanggungjawab atas pusat-pusat pertanggungjawaban. Setelah mengidentifikasi dan menetapkan pusat pertanggungjawban sistem akuntansi pertanggungjawaban menghendaki ditetapkannya biaya standar sebagai dasar untuk menyusun anggaran. Anggaran tersebut berisi biaya standar yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Biaya standar dan anggaran merupakan ukuran kinerja manajer pusat pertanggungjawaban dalam mewujudkan sasaran yang ditetapkan dalam anggaran. 3. Kinerja manajer diukur dengan membandingkan realisasi dengan anggaran. Anggaran merupakan penggunaan sumber daya yang dilakukan oleh manajer pusat pertanggungjaaban dalam mewujudkan sasaran yang 26 ditetapkan dalam anggaran. Anggaran ini diukur dengan informasi akuntansi pertanggungjawaban yang mencerminkan ukuran kinerja manajer pusat pertanggungjawaban dalam mencapai sasaran anggaaran. 4. Manajer secara individual diberi penghargaan atau hukuman berdasarkan kebijakan manajemen yang lebih tinggi. Penghargaan atau hukuman dirancang untuk memacu para manajer dalam mengelola biaya untuk mencapai target standar biaya yang dicantumkan dalam anggaran. Atas dasar evauasi penyebab terjadinya penyimpangan biaya yang direalisasikan dari biaya yang dianggarkan, para manejer secara individual diberi peghargaan atau hukuman menurut sistem penghargaan dan hukuman yang telah ditetapkan 2.3.7 Pengertian Pusat Pertanggungjawaban Pusat pertanggungjawaban mengandung arti unit-unit pada sebuah organisasi yang memiliki tugas, tanggungjawaban dan wewenang tertentu untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dipimpin oleh manajemen. Pengertian pusat pertanggungjawaban menurut L.M Samryn (2001:259), adalah sebagai berikut: “Suatu bagian dalam organisasi yang dimiliki kendali atas terjadinya biaya, perolehan pendapatan, atau penggunaan dana investasi.” Sedangkan menurut Supriyono (2001:22), pengertian pusat pertanggungjawaban adalah sebagai berikut: “Bahwa pusat pertanggungjawaban digunakan untuk menunjukkan unit organisasi yang dikelola oleh seorang manajer yang bertanggungjawab”. 27 Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pusat pertanggungjawaban adalah suatu unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas dan melaporkan hasil yang menyangkut aktivitas operasionalnya. 2.3.8 Jenis-jenis Pusat Pertanggungjawaban Menurut Mulyadi (2001:426), berdasarkan karakteristik masukan dan keluaran dalam hubungan diantara keduanya, pusat pertanggungjawaban dapat dibagi menjadi empat macam yaitu: 1. Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya di ukur prestasinta atas dasar biayanya (nilai masukannya). Dalam pusat biaya, keluarannya tidak dapat atau tidak perlu diukur dalam wujud pendapatan. Hal ini disebabkan karena kemungkinan keluaran pusat biaya tersebut tidak dapat diukur secara kuantitatif, atau kemungkinan manajer pusat biaya tersebut tidak dapat bertanggungjawab atas keluaran pusat biaya tersebut. Berdasarkan karakteristik hubungan anatara masukan dan keluarannya, pusat biaya dibagi lebih lanjut lagi menjadi dua yaitu : 1) Pusat biaya teknik (engineered expense center) Pusat biaya teknik adalah pusat pertanggungjawaban yang sebagian besar masukannya mempunyai hubungan yang nyata dan erat dengan keluarannya. 28 2) Pusat biaya kebijakan (discretionary expense center) Pusat biaya kebijakan adalah pusat pertanggungjawaban yang sebagian besar masukannya tidak mempunyai hubungan dengan keluarannya. 2. Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya bertanggungjawab atas pendapatan dan diberi wewenang untuk mengendalikan pendapatan pusat pertanggungjawaban tersebut. Manajer pusat pendapatan diukur kinerjanya dari pendapatan yang diperoleh pusat pertanggungjawabannya dan tidak dimintai pertanggungjawabannya mengenai masukannya, karena dia tidak dapat mempengaruhi pemakaian masukan tersebut. 3. Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya bertanggungjawab atas biaya dan pendapatan, serta manajernya diberi wewenang untuk mengendalikan pendapatan dan biaya pusat pertanggungjawaban tersebut. Manajer pusat laba diukur kinerjanya dari selisih antara pedpatan dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. 4. Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya bertanggungjawab atas invstasi, pendapatan, dan biaya. Serta manajernya diukur prestasinya dengan menghubungkan selisih pendapatan dan biaya yang diperoleh pusat pertanggungjawaban tersebut dengan investasi yang bersangkutan. Ukuran prestasi manajer 29 pusat investasi dapat berupa rasio antara laba dengan investasi yang akan digunakan untuk memperoleh laba tersebut. 2.3.9 Syarat-syarat Penerapan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Informasi akuntansi pertanggungjawaban tidak dapat begitu saja diterapkan oleh setiap perusahaan, karena untuk menerapkan hal tersebut harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Agar suatu sistem akuntansi pertanggungjawaban dapat diterapkan dan terlaksana dengan baik, maka harus dipenuhi lima syarat seperti yang diungkapkan oleh Mulyadi (2005:381), yaitu sebagai berikut : 1. Struktur organisasi yang menetapkan secara tegas wewenang dan tanggung jawab untuk setiap tingkatan dalam struktur organisasi. 2. Anggaran biaya yang disusun untuk tiap tingkatan manajemen. 3. Penggolongan biaya sesuai dengan dapat dikendalikan tidaknya (control ability) biaya oleh manajemen tertentu dalam organisasi. 4. Terdapat susunan kode rekening perusahaan yang dikaitkan dengan kewenangan pengendalian pusat pertanggungjawaban. 5. Sistem pelaporan biaya kepada manajer yang bertanggungjawab (responsibility reporting). Berdasarkan pernyataan diatas dapat diketahui bahwa pada prinsipnya konsep pelaksanaan informasi akuntansi pertanggungjawaban itu adalah menekankan pada tugas dan tanggung jawab dari setiap bagian serta membuat pusat-pusat pertanggungjawaban terhadap masing-masing bagian. 30 Penerapan syarat-syarat tersebut berbeda antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya, tergantung dari jenis perusahaan, ukurannya, jumlah operasi tambahan ataupun faktor-faktor khusus menjadi ciri perusahaan. 2.4 Struktur Organisasi 2.4.1 Struktur Organisasi dalam Pendelegasian Wewenang Dalam akuntansi pertanggungjawaban setiap manajer bertanggungjawab kepada atasannya atas segala kegiatan yang berada dibawah taggungjawabnya. Maka dari itu, perlu disusun secara jelas suatu struktur organisasi agar wewenang dan tanggung jawab dari setiap pemimpin. Menurut Supriyono (2001:2) pengertian organisasi adalah sebagai berikut: “Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja bersama-sama untuk mencapai satu atau beberapa tujuan.” Adapun pengertian struktur organisasi menurut Jeff Madura (2002:16) yaitu: “Struktur organisasi mengidentifikasi peran dan tanggung jawab karyawan yang dipekerjakan oleh perusahaan.” Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa organiasi terdiri dari dua unsur yaitu: a) Suatu organisasi terdiri dari orang-orang (sumber daya manusia). b) Saling bekerjasama untuk mencapai satu tujuan. Dapat dikatakan bahwa struktur organisasi merupakan satu bagian dalam organisasi yang dapat digunakan untuk mengendaliakn bagian-bagian yang ada di dalamnya. Oleh karena itu salah satu tujuan struktur organisasi adalah 31 mengendalikan, menyalurkan, dan mengarahkan perilaku orang yang terlibat didalamnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam organisasi tersebut. Menurut Irma Nilasari dan Sri wilujeng (2008:90) dalam hubungan dengan pemberian wewenang struktur organisasi dibagi menjadi dua bagian yaitu: 1. Organsasi tersentralisasi. Yaitu pengelolaan organisasi dimana pembuatan keputusan lebih banyak dimiliki oleh pihak manajemen puncak yang kebanyakan bekerja pada kantor organisasi. 2. Organisasi terdesentralisasi Yaitu pengelolaan organisasi yang dimana para manajer tingkat menengah atau yang tingkatannya lebih rendah memiliki kewenangan dalam pembuatan keputusan dalam organisasi. 2.4.2 Hubungan Struktur Organisasi dengan Pusat Pertanggungjawaban Untuk mencapai tujuan organisasi, struktur organisasi harus disusun sedemikian rupa anatara wewenang, tanggung jawab dan peran setiap manajer. Tanggung jawab ini timbul akibat adanya pendelegasian wewenang dari tingkat manajemen yang lebih tinggi ke tingkat manajemen yang lebih rendah. Untuk dapat dimintai pertanggungjawabannya, manajemen pada tingkat yang lebih renah harus mengetahui secara terperinci wewenang apa yang didelegasikan kepadanya oleh atasannya. 32 Ada dua tipe struktur organisasi berkaitan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban, yaitu organisasi fungsional dan organisasi divisional (Supriyono, 2001): a. Organisasi Fungsional Dalam organsasi fungsional, pembagian pusat pertanggungjawaban didasarkan atas fungsi, yaitu fungsi produksi, fungsi penjualan (pemasaran) dan fungsi administrasi. b. Organisasi Divisional Dalam orgaisasi divisional, pembagian organisasi didasarkan pada divisi-divisi penghasil laba. Struktur organisaasi dapat dikatakan sebagai suatu ciri organisasi atau perusahaan yang dapat digunakan untuk mengendalikan bagian-bagian yang ada didalamnya. Oleh karena itu salah satu tujuan organisasi adalah mengendalikan, menyalurkan, dan mengarahkan perilaku orang yang terlibat dalam organisasi tersebut untuk mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan. Tujuan dari pembentukan struktur organisasi adalah : 1. Mempermudah pelaksanaan tugas 2. Mempermudah pembagian tugas kepada bawahan tertentu. 3. Menghindari duplikasi tugas. 4. Mempermudah penempatan pegawai yang tepat untuk melaksanakan tugas tertentu. 33 2.5 Pengertian Biaya Terkendali dan Biaya Tak Terkendali Terjadinya biaya dalam suatu pusat pertanggungjawaban tidak selalu sebagai akibat dari keputusan yang diambil oleh manajer pusat pertanggungawaban yang bersangkutan. Karena tidak semua biaya yang terjadi dalam suatu pusat pertanggungjawaban dapat dikendalikan oleh manajer yang bersangkutan, maka di dalam pengumpulan dan pelaporan biaya setiap pusat pertanggungjawaban harus dipisahkan antara biaya-biaya yang terkendalikan dengan biaya yang tidak terkendalikan. Pengertian biaya terkendalikan dan biaya tak terkendilakam menurut Supriyono dalam buku akuntansi Manajemen 2 (2001:15), adalah sebagai berikut: “Biaya terendalikan adalah biaya yang dapat memperngaruhi secara signifikan oleh manajer pusat pertanggungjawaban tertentu dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan biaya tidak terkendalikan adalah biaya yang tidak dapat mempengaruhi secara signifikan oleh manajer pusat pertanggungjawaban tertentu dalam janga waktu tertentu.” Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa biaya terkendali adalah biaya yang dapat dipengaruhi secara langsung oleh manajer pusat pertanggungjawaban tertentu dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan biaya tak terkendali adalah biaya yang secara tidak langsung dapat dipengaruhi oleh manajer pusat pertanggungjawaban tertentu dalam jangka waktu tertentu. Tanggung jawab yang diminta dari tiap departemen adalah tanggung jawab yang dapat mereka kendalikan secara langsung. Dengan demikian manajer tiap pusat pertanggungjawaban harus dapat mengdentifikasi pendapatan dan/atau biaya yang berada dalam pengawasannya (controllable) dan yang tidak dalam 34 pengawasannya (uncontrollable). Hanya biaya terkendali saja yang menjadi tanggungjawab tiap manajer pusat pertanggungjawaban. Untuk memisahkan biaya kedalam biaya terkendali dan biaya tak terkendali pada kenyataannya seringkali menemukan kesulitan, hanya sedikit biaya yang menjadi tanggung jawab seseorang dalam suatu organisasi. Pedoman untuk menetapkan apakah suatu biaya dapat dibebankan sebagai tanggung jawab seorang manajer pusat pertanggungjawaban seperti yang dikemukakan oleh Mulyadi (2001:168) sebagai berikut: 1. Apabila seseorang yang memiliki wewenang dalam perolehan dan penggunaan jasa, ia harus dibebani dengan biaya tertentu. 2. Apabila seseorang dapat secara signifikan mempengaruhi jumah biaya tertentu melalui tindakannya sendiri, ia dapat dibebani dengan biaya tersebut. 3. Apabila seseorang yang tidak dapat secara signifikan memperngaruhi jumlah biaya tertentu, ia dapat dibebani biaya tersebut jika manajemen puncak menghendaki agar ia menaruh perhatian dan dapat membantu orang-orang yang bertanggungjawab untuk mempengaruhi biaya tersebut. 2.6 Anggaran 2.6.1 Definisi Anggaran Dalam pengelolaan perusahaan, manajemen manetapkan tujuan (goal) dan sasaran (objectives) serta membuat rencana kegiatan untuk mencapai tujuan dan 35 sasaran tersebut. Dampak keuangan yang diperkirakan akan terjadi sebagai akibat dari rencana kerja tersebut kemudian disusun dan dievaluasi kembali melalui proses penyusunan anggaran. Menurut Hansen dan Mowen (2001:714) anggaran adalah bentuk kuantitatif dalam mencapai tujuan dan tindakan yang akan dilakukan oleh perusahaan yang dinyatakan dalam istilah fisik atau keuangan. Menurut Horngren (2003:176) pengertian anggaran adalah sebagai berikut: “A budget is quantitative expression of a proposed plan of action by management for a specified period and an id to coordinating what needs to be done to implement that plan.” Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa suatu anggaran merupakan alat yang dapat digunkan dalam melaksanakan proses perencanaan dan pengendalian manajemen. Dengan demikian manajer akan merasakan bahwa anggaran biaya untuk pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya adalah anggarannya dan manajer tersebut bersedia dinilai atas tolok ukur anggaran tersebut. 2.6.2 Fungsi dan Karakteristik Anggaran Fungsi anggaran adalah : a) Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja. b) Anggaran merupakan alat komunikasi intern yang menguhungkan berbagai unit organisasi dalam suatu perusahaan dan yang menghubungkan antara manajer atas dan manajer bawah. c) Anggaran berfungsi menjadi tolok ukur yng dipakai sebgai pembandin hasil operasi sesungguhnya. 36 d) Anggaran berfungsi sebagai alat pengendliam yang memungkinkan manajemen menunjukkan bidang yang kuat dan lemah bagi perusahaan. e) Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan agar senantiasa bekerja secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan organisasi. Karakteristik anggaran yaitu : a) Anggaran disusun berdasarkan program. b) Anggaran disusun berdasarkan karakteristik pusat pertanggungjawaban yang dibentuk dalam organisasi perusahaan. c) Anggaran digunakan sebagai alat untuk perencanaan dan pengendalian. Adapun keterbatasan angaran yaitu : a. Anggaran disusun berdasarkan estimasi, terlaksananya dengan baik atau tidaknya kegiatan-kegiatan tergantug pada ketepatan estimasi tersebut. b. Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan anggapan sehingga memiliki unsur ketidakpastian. c. Menyusun anggaran memerlukan waktu, uang, dan tenaga yang tidak sedikit sehinga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap dan akurat. d. Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang diramalkan sebelumnya. 37 2.6.3 Jenis-jenis anggaran Terdapat tiga jenis anggaran menurut pusa-pusat pertanggungjawaban yait: 1. Anggaran biaya Anggaran biaya dibagi menjadi dua jenis yaitu : a. Anggaran biaya yangmenyangkut pengeluaran terukur dalam pusat tanggug jawab dimana keluaran dapat diukur. b. Anggaran yang menyangkut pengeluaran diskresioner dipusat tanggung jawab dimana keluarannya tidak dapat diukur. 2. Anggaran pendapatan Anggaran pendapatan empunyai karakteristik yaitu : a. Anggaran dirancang untuk mengukur efektifitas pemasaran. Penyimpangan yang tidak menguntungkan dar anggaran ini menunjukkan bahwa volume penjualan atau harga jual lebih rendah dari ada yang diyakini manajemen puncak sebagai sasaran yang pantas. b. Manajer pemasaran tidak dapat dituntut sepenuhnya bertanggungjawab atas pencapaian sasaran yang dianggarkan seperti halnya dengan anggaran biaya. Banyak ketidakpastian di pasar yang berada di luar jangkauan manajer ini, terutama dalam jangka pendek. 3. Anggaran laba Jika seorang manajer dapat mengendalikan pendapatan dan biaya, maka anggaran pendapatan dan biaya dapat digabungkan menjadi anggaran laba. Anggaran laba perusaaan dan pusat-pusat labanya digunakan untuk : 38 a. Alokasi sumber daya. b. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan perusahaan. c. Sebagai alat pengecek terakhir tentang kememadaian anggaran biaya. d. Membagi tanggung jawab kepada semua manajer atas kinerja keuangan perushaan atau divisi. 2.6.4 Hubungan antara Anggaran dan Pusat Pertanggungjawaban Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran (role setting) dalam usaha pencapaian sasaram perusahaan. Sumber daya yang disediakan unuk memungkinkan manajer berperan dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan diukur dengan satuan moneter standar yang berupa informasi akuntansi. Oleh karena itu, penyusunan anggaran hanya mungkin dilakukan jika tersedia informasi akuntansi pertanggungjawaban yang mengukur berbagai nilai sumber daya yang disediakan bagi setiap manajer yang berperan dalam usahab pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam tahun anggaran. 2.7 Laporan Pertanggungjawaban Laporan hasil akuntansi pertanggungjawaban disebut sebagai laporan pertanggungjawaban. Laporan pertanggungjawaban digunakan oleh manajemen untuk mengambil keputusan. Laporan pertanggungjawaban merupakan ikhtisar hasil-hasil yang dicaai oleh seorang manajer bidang pertanggungawaban dalam melaksankan tugas atau pekerjaan selama periode tertentu. Di dalam pengumpulan dan pelaporan biaya tiap bidang pertanggungjawaban harus dipisahkan antara biaya terkenali dengan biaya tidak terkendali. 39 Penanggung jawab tersebut harus selalu melaporkan perkembanganperkembangan perusahaan dan masalah-masalah yang dihadapinya, laporan lisan tentu saja tidak efektif sehingga memerlukan laporan tertulis disamping laporan lisan yang kadang masih juga diperlukan. Secara umum, tujuan dari laporan pertanggungjawaban adalah untuk memberikan informasi kepada para pemimpin tentang hasil-hasil pelaksanaan suatu pekerjaan yang berada dalam lingkup tanggungjawabnya dan memberikan motivasi kepada manajer untuk mengambil satu tindakan dalam upaya meningkatkan hasil bagi perusahaan. Isi laporan pertanggungjawaban harus disesuaikan dengan tingkatan manajemen yang akan menerimanya. Laporan pertanggungjawaban harus mencantumkan semua biaya yang sesungguhnya dikelurkan disertai dengan jumlah biaya yang dianggarkan. Selisih anggaran merupakan prestasi manajer. Selisih anggaran dapat menguntungkan atau pun merugikan, oleh karena itu diperlukan perhatian dari manajer. Namun tidak semua selisih yang merugikan harus diperhatikan karena waktu yang dimiliki terbatas. 2.7.1 Prinsip-Prinsip Dasar Penyajian Laporan Pertanggungjawaban Menurut Supriyono (2001:124) laporan pertanggungjawaban harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Laporan menyajikan selisih antara anggaran dan realisasinya, faktorfaktor, selisih, dan manajer yang bertanggungjawabnya. 2. Laporan kinerja untuk manajer tingkat bawah harus berisi informasi rinci dan laporan kinerja untuk tingkat atas harus berisi informasi yang lebih ringkas. 40 3. Laporan kinerja berisi unsur terkendalikan dan unsur tak terkendalikan yang disajikan secara terpisah, sehingga manajer yang bertanggungjawab atas kinerja dapat dimintai pertanggungjawaban atas unsur yang terkendalikan olehnya. 4. Laporan mancakup ramalan tahunan. 5. Laporan mencakup penjelasan mengenai penyebab selisih, tindakan koreksi atas selisih dan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan koreksi secara kolektif. Adapun penambahan menurut Abdul (2010) ada beberapa faktor yang merupakan prinsip dasar suatu sistem pelaporan yang baik yaitu : 1. Laporan harus tepat waktu. 2. Laporan harus sederhana dan jelas. 3. Laporan harus dinyatakan dalam bahasa dan istilah yang dikenakal oleh pimpinan yang akan memakainya. 4. Informasi harus disajikan dalam urutan yang logis. 5. Laporan harus akurat, bentuk penyajian harus disesuaikan dengan pimpinan yang akan menggunakannya. 2.7.2 Jenis Laporan Menurut Wilson dan Campbel (2002:553), laporan dibagi menjadi tiga golongan yaitu: 1. Laporan perencanaan a. Taksiran atau anggaran jangka pendek perusahaan secara menyeluruh atau perdivisi. 41 b. Telaah khusus perencanaan jangka pendek mengenai segmen tertentu dari perusahaan. c. Taksiran atau anggararan jangka panjang. 2. Laporan pengendalian a. Laporan singkat pengendalian. b. Laporan pengendalian berjalan. 3. Laporan informasi a. Laporan trends b. Laporan analitis 2.7.3 Frekuensi Laporan Elfiraworotitjan (2010) mengatakan frekuensi pelaporan prestasi harus dsesuaikan dengan kebutuhan agar manajer dapat melakukan tindakan perbaikan dengan tepat. Periode pelaporan terdiri dari harian, mingguan, bulanan, dan tahunan disesuaikan dengan kebutuhan agar manajer dapat melakukan tindakan perbaikan dengan benar. 2.7.4 Prosedur Penyusunan Laporan dalam Akuntansi Pertanggungajawaban Prosedur penyusunan laporan akuntansi pertanggungjawaban pertamatama dimulai dengan pusat-pusat pertanggungjawaban mengirim bukti-bukti setiap periode sekali (bulanan/triwulan) sebagai dasar menyusun laporan atas biaya yang terjadi dan menjadi tanggung jawab departemen atau bagiannya, data biaya yang dilaporkan oleh pusat pertanggungjawaban adalah biaya yang sesungguhnya (actual cost) dan data biaya yang sesungguhnya terjadi ini dikirim 42 ke penyusun laporan perusahaan (biasanya ke departemen controller atau pengawasan intern atau bagian akuntansi) selanjutnya bagian penyusunan laporan perusahaan keseluruhan mengelola data-data yang berasal dari laporan pusat-pusat pertanggungajawaban dan menyusun laporan pertanggungjawaban dengan membandingkan antara anggaran yang tersedia dan biaya sesungguhnya yang terjadi pada pusat pertanggungjawaban. Tahapan terakhir, controller atau pengawas intern mengirimkan laporan pertanggungjawaban tersebut ke pusat-pusat pertanggungjawaban yang dinilai maupun atasan dari pusat pertanggungjawaban yang dinilai. 2.8 Penilaian Kinerja 2.8.1 Definisi Penilaian Kinerja Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang diinginkan dalam mencapai tujuan organisasi. Menurut Rudianto (2006:311) penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dam kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Tahapan penilaian terdiri dari : a. Perbandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. b. Penentuan penyebab timbulnya penyimpngan kinerja sesungguhnya dari yang telah ditetapkan sebelumnya dalam standar. 43 c. Penegakkan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk mengecek perlaku yang tidak diinginkan. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa dapat diketahui penilaian kinerja adalah suatu proses dimana organisasi mengevaluasi secara sistematis efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasran atau kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dengan menggunkan segala potensi yang dimiliki oleh individu untuk mencapai pengembangan organisasi. Ada beberapa metode penilaian kinerja yang dapat digunakan menurtu Rudianto (2006:315) yaitu: 1. Analisis rasio 2. Anggaran 3. Balance Scorecard 4. Economic Value Added (EVA) 2.8.2 Manfaat Penilaian Kinerja Menurut Mulyadi (201:416) penilaian kinerja dimanfaatkan oleh manajemen untuk : 1. Mengelola operasi organisasi secara efeltif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum. 2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan. 44 3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan. 4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka. 5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan. 2.8.3 Tahapan Penilaian Kinerja Menurut Mulyadi (2001:420) penilaian kinerja dilaksanakan dalam dua tahap yaitu: 1. Tahap persiapan a. Penentuan daerah pertanggungjawaban dan manajer yang bertanggungjawab. b. Penetapan kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja. c. Pengukuran kinerja yang sesungguhnya. 2. Tahap penilaian a. Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. b. Penentuan penyebab tibulnya penyimpangan kinerja sesungguhnya dari yang ditetapkan dalam standar. c. Penegakkan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk mencegah perilaku yang tidak diinginkan. Sedangkan menurut Gary Dessler (2003:241) tahap penilaian kinerja mencakup : 45 1. Setting work standards 2. Assending feed back to the employee with aim of motivating that person to eliminate deficiencies or continue to perform above par Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat dsimpulkan tahap-tahap enilaian kinerja adalah sebagai berikut : 1. Menentukan daerah pertanggungjawaban dan manajer yang bertanggungjawab berdasarkan standar yang ditetapkan sebelumnya. 2. Membandingkan kinerja aktual dengan sasaran yang ditetapkan sebelumnya. 3. Menyediakan umpan balik untuk para manajer dengan tujuan memotivasi agar lebih meningkatkan kinerjanya. 2.8.4 Ukuran Kinerja Menurut Mulyadi (2001:434) terdpat tiga macam ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja secara kuantitatif yaitu: 1. Ukuran kinerja tunggal Ukuran kinerja yang hnya menggunakan suatu ukuran menilai kinerja manajer. Jika kriteria tunggal digunakan untuk mengukur kinerja, orang akan cenderung memusatkan usahanya kepada kriteria tersebut dengan akibat diabaikannya kriteriayang lain yang berkemungkinan sama pentingnya dalam menentukan sukses atau tidaknya perusahaan atau bagiannya. 2. Ukuran kriteria beragam 46 Kriteria yang menggunakan berbagai macam ukuran untuk menilai kinerja manajer. Kriteria beragam, merupakan cara untuk mengatasi kelemahan kriteria tunggal dalam pengukuran biaya. Tujuan penggunaan kriteria beragam adalah manajer yang diukur kinerjanya mengarahkan usahanya kepada berbagai kinerja. 3. Ukuran kriteria gabungan Ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran, memperhitungkan bobot masing-masng ukuran dan memperhitungkan rata-ratanya sebagai ukuran menyeluruh kinerja manajer. 2.8.5 Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Informasi akuntansi yang dipakai sebagai ukuran kinerja manajer pusat pendapatan adalah pendapatan. Untuk pengukuran kinerja pusat pendapatan, seluruh pendapata baik yang berasal dari transaksi penjualan produk atau jasa kepada pihak luar perusahaan mapun dari transfer produk atau jasa kepada pusat pertanggungjawaban lain dalam perusahaan dipakai sebagai tolok ukur kinerja pusat pendapatan. Kinerja pusat pendapatan diukur atas dasar pendapatam yang diperoleh yaitu dengan cara membandingkan antara pendapatan yang diperoleh dengan pendapatan yang dianggarkan Jika pusat pendapatan hanya menjual produk atau jasanya kepada pihak luar perusahaan, pengukuran pendapatan dilaksanakan dengan mudah, yaitu dengan cara mengalikan kuantitas produk atau jasa yang dijual dengan harga jual yang dibebankan kepada pelanggan 47 Menurut Supriyono (2001:46) pusat pendapatan adalah suatu pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi yang prestasi manajernya dinilai atas dasar pendapatan pusat pertanggungjawaban tersebut. Prestasi pusat pendapatan diukur berdsarkan yang diperolehnya selama satu periode dimana pendapatan tersebut diukur berdasarkan jumlah penjualan yang dicapai lalu dibandingkan dengan penjualan yang dianggarkan. Sedangkan menurut Gary Dessler (2003) informasi akuntansi yang dipakai sebagai ukuran kinera pusat pendaptan adalah pendaptan itu sendiri. Terdapat dua unsur yang dapt dijadikan ukuran dalam penilaian kinerja pusat pendapatan yaitu: 1. Tercapainya target pendapatan yang diharapkan. 2. Peningkatan pendapatan dari periode ke periode. Dalam menetapkan kriteria kinerja manaje menurut Halim dkk (2001) berbagai faktor ini perlu dipertimbangkan yaitu: 1. Dapat diukur atau tidaknya kriteria. 2. Rentang waktu sumber daya dan biaya. 3. Bobot yang diperhitungkan atas kritra. 4. Tipe kriteria yang digunakan dan aspke perilaku yang ditimbulkan. 2.9 Kerangka Pemikiran Pengertian informasi akuntansi pertanggungjawaban adalah keluaran dari sistem akuntansi pertanggungjawaban yaitu sistem akuntansi yang disusun sehingga pengumpulan pelaporan dilakukan sesuai dengan pusat pertanggungjawaban. Pada intinya informasi akuntansi pertanggungjawaban 48 mensyaratkan setiap manajer untuk berpartisipasi dalam membuat susunan rencana-rencana keuangan dan menyajikan laporan kinerja tepat waktu yang dapat membandingkan hasil yang aktual dengan yang direncanakan sebelumnya. Informasi akuntansi mencerminkan nilai sumber daya yang diperoleh perusahaan dari bisnisnya dan yang dikorbankan oleh para manajer untuk menjalankan aktivitas bisnis perusahaan. Kinerja para manajer diwujudkan dalam berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dan karena setiap kegiatan tersebut memerlukan sumber daya, maka kinerja manajemen akan tercermin dari penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan perusahaan. Di samping itu, informasi akuntansi merupakan dasar yang objektif bukan subjektif, sebagai dasar penilaian kinerja manajer (Mulyadi, 2001:475). Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam proses perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi, karena informasi tersebut menekankan hubungn antara informasi dengan manajer yang bertanggungjawab terhadap perencanaan dan realisasinya. Informasi akuntansi pertanggungjawban mencerminkan skor (score) yang dibuat oleh setiap manajer dalam melaksanakan peran manajer untuk mencapai sasaran perusahaan. Organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia, maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan di dalam organisasi. Oleh karena itu, jika informasi akuntansi dipakai sebagai salah satu dasar penilaian kinerja, maka informasi akuntansi yang memenuhi kebutuhan tersebut adalah informasi akuntansi 49 manajemen yang dihubungkan dengan individu yang memiliki peran tertentu dalam organisasi. Pusat pertanggungjawaban dibagi menjadi empat yaitu pusat pendapatan, pusat biaya, pusat laba dan pusat invetasi. Dalam enelitian ini peneliti memfokuskan pada pusat pendpatan perusahaan. Pusat pendapatan merupakan pusat pertanggungjawaban dimana outputnya dikur dalam satuan moneter, tetapi tidak dihubungkan dengan inputnya. Kinerja keuangan pusat pendapatan diukur atas dasar pendapatan yang diperoleh (Anthony & Govindrajan 2002). Dari penjelasan yang telah dibahas dalam kerangka pemikiran, maka dapat dibuat kaitan antara peranan informasi akuntansi pertanggungjawaban terhadap penilaian kinerja pusat pendapatan dengan kerangka pemikiran di bawah ini: Gambar 2.1 Paradigma Penelitian Peranan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Variable independen (x) Variabel dependen (y) 50 2.10 Hipotesis Pengujian hipotesis untuk menguji apakah terdapat peranan yang signifikan atau tidak antara kedua variabel dengan menggunakan uji-t sebagai berikut : H0 : Informasi akuntansi pertanggungjawaban tidak memberikan peranan yang signifikan terhadap penilaian kinerja pusat pendapatan. H1 : Informasi akuntansi pertanggungjawaban memberikan peranan yang signifikan terhadap penilaian kinerja pusat pendapatan. 2.11 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan Dadan Ilyas Lesmana (2013) yang berjudul “Peranan Informasi Akuntansi Pertanggungjawanan dalam Menilai Kinerja Manajer Pusat Laba”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban dan Kinerja Manajer Pusat Laba cukup memiliki peranan yang signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Maulidinni (2014) yang berjudul Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban dalam Peniliaian Kinerja Pusat Pendapatan”, hasil penelitian menunjukkan Akuntansi Pertanggungjawaban memiliki peranan terhadap Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan secara efektif.