MANAJEMEN KRISIS PT. ANGKASA PURA I

advertisement
MANAJEMEN KRISIS PT. ANGKASA PURA I CABANG BANDAR UDARA
INTERNASIONAL ADISUTJIPTO YOGYAKARTA DALAM MENGATASI ABU
KELUD
Annisa IhtiarinaYustinsani
20120530043
Email: [email protected]
Diajukan Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
ABSTRAK
Manajemen Krisis merupakan sebuah perencaaan krisis yang dibutuhkan oleh perusahaan
dalam menangani krisis yang sedang dialami oleh suatu perusahaan. PT. Angkasa Pura I
Cabang Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta adalah perusahaan yang bergerak
dibidang kebandarudaraan menerapkan manajemen krisis dalam menangani krisis akibat abu
vulkanik Gunung Kelud yang terjadi pada Februari 2014.
Melalui penelitian ini terdapat tiga aspek yang menjadi acuan analisis peneliti terkait dengan
strategi manajemen krisis PT. Angkasa Pura I Cabang Bandar Udara Internasional
Adisutjipto Yogyakarta yaitu strategi perencanaan, strategi penanganan dan strategi evaluasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen krisis PT. Angkasa Pura I
Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta dalam menangani krisis bencana alam
akibat abu vulkanik Gunung Kelud. Metode penelitian berjenis deskriptif kualitatif. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan wawancara serta studi literatur dan dokumen. Analisis
data yang digunakan yaitu analisis data kualitatif.
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah PT. Angkasa Pura I Cabang Bandar Udara
Internasional Adisutjipto Yogyakarta mengadopsi konsep manajemen krisis menurut Cutlip,
Center dan Broom mulai dari proses identifikasi masalah, menyusun rencana dan program,
mengambil tindakan dan komunikasi serta evaluasi. Perusahaan juga menggunakan konsep
Adaptif Strategy pada penanganannya sehingga PT. Angkasa Pura I Cabang Bandar Udara
Internasional Adisutjipto Yogyakarta dapat mengatasi krisis akibat bencana alam abu
vulkanik Gunung Kelud dengan cukup baik tanpa adanya dampak krisis yang berlarut.
Kata kunci : manajemen, krisis, abu kelud, adisutjipto.
Halaman | 1
melalui usaha jasa penunjang bandara
A. PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara kepulauan
terbesar di dunia dengan luas mencapai
1.904.569
km2.
Indonesia
sebanyak
Jumlah
pulau
13.466
di
yang
terbentang dari Sabang sampai Merauke.
Mobilitas ke berbagai penjuru Indonesia
bahkan dunia tentunya tidak cukup hanya
melalui transportasi darat atau laut.
Mobilitas yang tinggi dan cepat dapat
dilayani
melalui
transportasi
udara.
Sehingga, begitu penting peran bandara
untuk
membantu
memobilisasi
masyarakat
Indonesia
transportasi
udara.
dalam
Menurut
hal
data
Direktorat Perhubungan Udara, pada
tahun 2014 penumpang angkutan udara
mencapai 72,6 juta meningkat sebesar
5,6% dari tahun 2013 sebanyak 68,5 juta
orang
(http://hubud.dephub.go.id/?id/news/detail/
2374, diakses pada tanggal 28/12/2015).
Peningkatan
jumlah
pendapatan
operasional bandara sebagai salah satu
transportasi
udara
mulai
mengalami
kenaikan setiap tahunnya, terlebih pada
triwulan III tahun 2013 PT. Angkasa Pura
I mampu membukukan laba sebesar Rp
933,5
miliar
(http://www.angkasapura1.co.id/detail/beri
ta/laba-angkasa-pura-i-naik-158-persen,
diakses 10/02/2016). Selain itu, PT.
Angkasa Pura I berhasil menaikkan laba
(non-aeronautika) mencapai 79% yaitu
sebesar
1,9
triliun
(http://bisniskeuangan.kompas.com/read/201
5/05/12/164300226/2014.Laba.Angkasa.Pura
.I.Capai.Rp.1.1.Triliun,
diakses
10/02/2016). Hal ini membuktikan betapa
pentingnya
peran
bandara
perekonomian
bangsa
dilihat
peningkatan
dari
untuk
Indonesia
jika
pendapatan
operasional bandara berdasarkan data di
atas.
Menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Penerbangan Pasal 1 ayat 30 menjelaskan
penyelenggaraan bandar udara tidak lagi
hanya
sebagai
bandara
fasilitas
juga
dapat
transportasi,
memperlancar
pergerakan dan perekonomian daerah yang
berefek kepada negara. Untuk itu, bandara
cabang
dinilai
sebagai
penggiat
dan
penggerak perekonomian daerah. Salah
satu bandara yang memberikan pemasukan
terbesar untuk daerahnya yaitu Bandar
Udara
Internasional
Yogyakarta
Istimewa
yang
Adisutjipto
terletak
Yogyakarta
di
(DIY).
Daerah
DIY
memiliki luas daerah 3.185,80 km2.
Yogyakarta memiliki 1 kota dan 4
kabupaten yaitu Kota Yogyakarta, Bantul,
Sleman, Kulon Progo dan Gunung Kidul
banyak
memiliki
dikunjungi
wisatawan
tempat-tempat
wisata
karena
alam
maupun belanja yang cukup variatif,
Halaman | 2
sehingga menarik minat wisatawan untuk
Rahman (Malang), Adi Sumarmo (Solo),
berkunjung
Ahmad
ke
Yogyakarta,
bahkan
Yani
(Semarang),
Tunggul
berdasarkan data yang diperoleh peneliti
Wulung (Cilacap), Husein Sastranegara
sepanjang tahun 2013 grafik wisatawan
(Bandung)
domestik
ke
(Yogyakarta). Dari tujuh (7) bandara
Yogyakarta cenderung naik mencapai
terdampak tersebut, Bandara Adisutjipto
4.672.365.
sebagai
maupun
mancanegara
Arus
keberangkatan
Internasional
kedatangan
melalui
Bandar
Adisutjipto
pun
dan
Udara
selalu
dan
Bandara
bandara
Adisutjipto
terdampak
terparah
dibandingkan bandara terdampak lainnya.
Bandara Internasional Adisutjipto
meningkat setiap tahunnya. Total data
Yogyakarta
kedatangan penumpang pesawat hingga
terhitung mulai tanggal 14 Februari 2014.
tahun 2014 di Bandara Internasional
Tidak ada penerbangan yang beroperasi,
Adisutjipto Yogyakarta sebesar 2.903.915
aktivitas bandara lumpuh total akibat dari
orang.
bencana tersebut. Ketebalan abu di apron
Arus
kedatangan
selama
5
hari,
ke
terpantau mencapai 2 cm sedangkan pada
Yogyakarta sempat mengalami penurunan
runway mencapai 6 cm. Abu Kelud
pada bulan Februari 2014, hal tersebut
menyebabkan jarak pandang di landasan
dikarenakan terjadinya bencana alam abu
terbatas yaitu hanya 200 meter. Padahal
vulkanik Gunung Kelud, di Jawa Timur,
jarak pandang ideal minimal 1200 meter.
sehingga mematikan segala aktivitas baik
Tentunya hal ini dikategorikan berbahaya
jalur
apabila
darat
maupun
wisatawan
ditutup
udara,
termasuk
pesawat
dipaksakan
untuk
Bandara Adisutjipto dalam waktu beberapa
beraktivitas. Untuk itu, 16.000 orang
pekan.
penumpang
Berdasarkan
data
statistik
dengan
136
jadwal
kepariwisataan DIY (2014), akibat dari
penerbangan dan 12 rute dari dan ke
bencana
Bandara Adisutjipto dibatalkan. Hal ini
Gunung
Kelud
tersebut,
persentase arus kedatangan wisatawan baik
menyebabkan
domestik maupun mancanegara hanya
penumpang.
mampu mencapai 5,94% (Tim Penulis
terjadinya
penumpukan
Dalam hal ini penumpang dapat
Buku Tahunan Dinas Pariwisata DIY,
dikategorikan
2014: 66). Jumlah terbilang cukup kecil
eksternal dari pihak Bandara Adisutjipto,
jika
terjadinya
sehingga keterlibatan dalam krisis tersebut
bencana Gunung Kelud. Tujuh (7) bandara
memiliki peranan yang cukup penting,
terkena dampak bencana alam ini yaitu
namun melalui kerjasama dengan masing-
Bandara
masing
dibandingkan
Juanda
sebelum
(Surabaya),
Abdul
sebagai
perusahaan
stakeholder
atau
Airlines
Halaman | 3
penumpang yang mengalami pembatalan
dengan koordinasi yang baik antara pihak
penerbangan diberikan kebijakan dengan
Bandara dengan media massa, pada situasi
me-reschedule (menjadwal ulang) atau
krisis tersebut media massa memberitakan
me-refund (mengganti uang tiket) yang
situasi yang terjadi dengan berimbang,
telah
penumpang
seperti dikutip dalam Koran Harian Jogja
(http://adisutjiptoairport.co.id/detail/berita/
pada tanggal 16 Februari 2014, dijelaskan
akibat-letusan-gunung-kelud-bandara-
pembersihan
adsutjipto-di-tutup-
dengan
dibeli
oleh
#sthash.OQtC7jX6.dpuf,
bandara
mobil
terus
dilakukan
kebakaran
dari
diakses
kabupaten/kota dan water canon yang
15/12/2015). Koordinasi yang dilakukan
sudah mencapai 60% walaupun menemui
baik oleh pihak Airport Service selaku
kendala berupa kesulitan sumber air serta
manajemen Pihak Bandara Adisutjipto
turunnya hujan justru semakin melekatkan
dengan Air Traffic Service dan LANUD
abu ke landasan, namun pembersihan akan
(Pangkalan Udara TNI-AU) Adisutjipto
terus dilakukan hingga bandara dapat
mengutamakan
kepentingan-kepentingan
dinyatakan aman dari abu. Bandara dapat
penumpang, agar melalui krisis ini pihak
beroperasi kembali ketika situasi sudah
Bandara tetap melakukan koordinasi dan
benar-benar aman dari abu sehingga tidak
komunikasi yang baik dengan penumpang.
membahayakan
Untuk memusatkan sumber informasi yang
para penumpang (sumber : Harian Jogja,
diperoleh
16 Februari 2014).
penumpang,
pihak
Bandara
penerbangan
terutama
membentuk posko pelayanan informasi
Terlepas dari koordinasi antara pihak
yang dibangun berlokasi di underpass
Bandara dengan stakeholder-stakeholder
sekaligus membagi-bagikan masker bagi
eksternal, penanganan internal pun turut
para pengguna bandara. Fungsi dari posko
menjadi prioritas utama pihak Bandara,
pelayanan informasi tersebut tidak hanya
yaitu dalam membersihkan Abu Kelud
tertuju bagi penumpang, namun juga bagi
yang berada di landasan pacu. Proses
media massa yang mencari informasi
pembersihan terus berlangsung selama
terkait krisis tersebut.
bandara ditutup hingga 18 Februari 2014.
Dalam hal ini media massa memiliki
Upaya pembersihan melibatkan sekitar
peranan penting bagi pihak Bandara
1300 orang yang terdiri dari seluruh
maupun Airport Service yaitu dengan
personil PT. Angkasa Pura I Yogyakarta,
memberitakan kepada masyarakat terkait
LANUD
Adisutjipto,
Brimob
Polri,
situasi dan juga penanganan yang telah
Pemadam
Kebakaran
Sleman,
BNPB
dilakukan oleh pihak Bandara. Sejalan
(Badan
Nasional
Penanggulangan
Halaman | 4
Bencana), personil dari tenan di bandara
merupakan salah satu
yaitu (Air Asia, Garuda Maintenance
masuknya para wisatawan ke daerah Jawa
Facility, Groundhandling, Kokapura Avia,
Tengah
JAS, PT. Armada) dengan menggunakan
bandara
kendaraan mower 1 (satu) buah, 1 (satu)
menyebabkan
unit water canon, 3 (tiga) mobil nurse
seperti perhotelan, rumah makan atau
tender, 1 (satu) unit tangki penyiram
restoran serta daerah wisata ikut sepi.
taman, 1 (satu) unit PT. Armada kendaraan
Association of The Indonesian Tours and
dan alat pembersih tradisional. Area
Travel Agencies (Asita) DIY selaku usaha
pembersihan dibagi menjadi 3 (tiga)
dibidang travel agent, terkena dampak
bagian yaitu area runway, apron, dan taxi
secara tidak langsung dari kebijakan
way. Angin kencang membuat debu
refund tiket, namun hal ini tidak menjadi
beterbangan membuat jarak pandang tidak
kendala
normal bahkan hujan turun membuat abu
bertanggung jawab secara penuh terhadap
licin dan lengket menjadi kendala pihak
tiket yang telah terbeli baik oleh travel
bandara saat itu.
agent maupun calon penumpang sehingga
dan
pintu gerbang
sekitarnya.
selama
pula
dikarenakan
Lumpuhnya
beberapa
hari
sektor-sektor
lain
setiap
maskapai
Krisis yang dialami oleh Bandara
tidak ada yang dirugikan. G. Harrison
Adisutjipto turut mempengaruhi keuangan
(2005) dalam Rachmat Kriyantono (2012)
pihak Bandara. Dari hasil wawancara yang
mengatakan
dilakukan oleh peneliti dengan Staff
memungkinkan berdampak negatif bagi
Finance and IT Department, selama empat
perusahaan yang menuntut bersikap cepat
hari lumpuhnya aktivitas Bandara akibat
dan
Abu
operasional perusahaan disebut dengan
Kelud
mengalami
tersebut,
kerugian
pihak
Bandara
sebesar
Rp
tepat
suatu
agar
peristiwa
tidak
yang
mempengaruhi
krisis. Krisis bersumber dari berbagai hal,
1.798.386.651. Selain itu perusahaan juga
mulai
mengeluarkan dana Rp 202.500.000 untuk
malevolence, manajemen, produk dan
biaya pembersihan bandara. Sehingga
krisis karena bencana alam. Dalam hal ini
secara keseluruhan bencana alam Abu
PT. Angkasa Pura I Bandara Internasional
Kelud menyebabkan Bandara Adisutjipto
Adisutjipto Yogyakarta mengalami krisis
Yogyakarta merugi mencapai 2 miliar
bencana alam berdasarkan warning time
rupiah (Diana, Staff Finance and IT
bersifat Sudden Crisis (mendadak) berupa
Department, 28 Januari 2016).
gangguan yang terjadi tanpa peringatan
Selain itu, diketahui pula bahwa
Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta
yang
dari
teknologi,
berdampak
pada
konfrontasi,
operasional
perusahaan (Nova, 2011: 100-103). Akibat
Halaman | 5
dari bencana Kelud tersebut pihak Bandara
C. PEMBAHASAN
mengalami dampak kerugian yang cukup
1. Strategi Perencanaan Krisis
besar, terutama dalam sektor penanganan
manajemen krisis.
Suatu
keadaan
yang
cenderung
menimbulkan efek negatif dibandingkan
Atas dasar identifikasi di atas tujuan
efek positif terhadap perusahaan yang
penelitian ini yaitu untuk mengetahui
tidak disangka dapat terjadi di waktu yang
bagaimana manajemen krisis PT. Angkasa
tidak diharapkan disebut dengan krisis.
Pura I Cabang Bandar Udara Internasional
Keadaan ini pasti pernah dialami berbagai
Adisutjipto Yogyakarta dalam Bencana
tingkatan perusahaan maupun instansi.
Abu
Sehingga banyak dari mereka yang telah
Vulkanik
Gunung
Kelud
pada
Februari 2014.
bersiap sebelum krisis datang. Untuk
mendeteksi krisis dapat dilakukan dengan
mengklasifikasinya dalam beberapa jenis
B. METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
menggunakan
yaitu krisis bencana alam, konfrontasi,
metode kualitatif dengan desain deskriptif.
manajemen,
Objek penelitian penulis pada penelitian
malevolence (kedengkian). Dikarenakan
ini adalah PT. Angkasa Pura I Bandar
krisis diumpamakan seperti penyakit yang
Udara
apabila ingin disembuhkan atau dihindari
Internasional
Adisutjipto
teknologi,
dan
Yogyakarta yang beralamat di Jalan Solo
perlu
Kilometer
Yogyakarta.
dengan jenis penyakitnya. Oleh karena itu,
Teknik pengumpulan data menggunakan
sebelum terjadi krisis perusahaan ataupun
teknik wawancara dan studi literatur.
organisasi
Adapun karakteristik informan yang dipiih
rencana menghadapi krisis. Perencanaan
peneliti yaitu pihak-pihak yang terjun
berfungsi untuk memberikan gambaran
langsung dan menguasai permasalahan
terhadap apa yang akan dilakukan dan cara
yang diteliti untuk memudahkan peneliti
untuk mengatasi (Nova. 2011 : 124).
9
(Sembilan)
menggunakan
produk
memiliki
treatment
persiapan
sesuai
berupa
dalam mendapatkan data yang dibutuhkan.
Manajemen PT. Angkasa Pura I
Uji validitas data dilakukan dengan Teknik
Bandar Udara Internasional Adisutjipto
Triangulasi data berupa membandingkan
Yogyakarta
hasil wawancara dengan isi suatu dokumen
kebandarudaraan
yang berkaitan Teknik ini dapat dicapai
kemungkinan masalah yang akan muncul
dengan (Moleong 2011 : 331).
dan cara untuk mengatasinya. Termasuk
sebagai
telah
perusahaan
mempersiapkan
mempersiapkan penangan terhadap situasi
darurat
yang
menimpa
Bandara
Halaman | 6
Internasional Adisutjipto Yogyakarta yang
terkena air hujan yang sebenarnya dapat
dinamakan dengan
dilakukan sejak pagi hari ketika Abu
Plan
(AEP).
Airport Emergency
Kondisi
yang
Kelud di area apron telah dinyatakan harus
dimaksud yaitu antisipasi adanya bom,
dilakukan pembersihan, sehingga estimasi
kecelakaan pesawat, kebakaran gedung
waktu yang ada dapat dimaksimalkan
dan bencana alam. Kategori bencana Abu
pembersihan pada area lain. Investasi
Kelud termasuk dalam penanganan akibat
waktu merupakan hal terpenting dari
bencana alam. Namun sayangnya tidak ada
bandara dikarenakan tutup beberapa jam
penjelasan lebih lanjut mengenai jenis
dapat membatalkan beberapa penerbangan
bencana alam serta penanganannya secara
yang
khusus
jumlah kerugian bandara.
dan
darurat
terperinci.
perencanaan
juga
berfungsi
mengurangi
dampak
krisis,
Padahal
berdampak
pada
bertambahnya
untuk
Pada AEP prosedur yang dimiliki
sehingga
oleh manajemen walaupun PT. Angkasa
resiko krisis tidak terlalu besar apabila
Pura
I
Bandar
Udara
memiliki perencanaan yang baik (Nova.
Adisutjipto Yogyakarta tidak memiliki
2011 : 125).
perencanaan
secara
Internasional
spesifik
terhadap
Perencanaan krisis yang strategis
penanganan bencana alam abu vulkanik
justru memudahkan perusahaan untuk
gunung merapi, namun pada prosedur
mempunyai action plan ketika krisis
tersebut telah dijelaskan susunan tim krisis
terjadi serta mampu untuk memahami
yang diberi nama “Organisasi Komite
tahapan yang harus dilakukan selanjutnya
Penanggulangan Keadaan Darurat”. Firsan
(Nova. 2011 : 125). Dikarenakan, tanpa
Nova (2011 : 125) menyatakan bahwa
adanya action plan menyebabkan krisis
perencanaan krisis dapat dilakukan dengan
terus berkembang. Hal ini terjadi karena
membentuk tim krisis yang bertanggung
tidak cepat ditanganinya krisis. Adanya
jawab secara spesifik dengan tugas yang
slot
jelas dalam mengelola krisis.
waktu
memperhatikan
yang
dibuang
untuk
perkembangan
krisis
Struktur tim manajemen krisis yang
menyebabkan krisis berkembang walaupun
beranggotakan
kecil bentuknya.
Internasional
Terkait Abu Kelud pada hari pertama
penutupan
bandara,
pembersihannya
secara
manajemen
Adisutjipto
Bandara
Yogyakarta,
pihak Airlines, pihak rumah sakit, dan
proses
badan pemerintahan terkait penanganan
baru
bencana dan informasi. Badan Organisasi
dimulai pukul 13.00 siang hari, di mana
Komite Penanggulangan Keadaan Darurat
keadaan abu sudah mulai lengket karena
atau yang disebut sebagai tim krisis
massal
Halaman | 7
tersebut
memiliki
tanggung
jawab
pelatihan
yaitu
untuk
memastikan
miliki secara spesifik dan jelas (Nova.
penanggulangan keadaan darurat dipahami
2011 : 125). Tim Manajemen Krisis aktif
oleh semua tim krisis sesuai dengan tugas
disaat krisis melanda dan merekalah
dan
orang-orang pilihan yang bertanggung
Sehingga, hal ini berdampak pada perlu
jawab untuk memecahkan segala bentuk
adanya waktu bagi General Manager
krisis dengan solusi terbaik.
tersebut untuk memahami kondisi bandara
peneliti
terbentuknya
tanggung
dokumen
dan
sebagaimana kompetensi yang mereka
Menurut
bahwa
menguji
jawab
rencana
masing-masing.
yang terkena krisis abu vulkanik, serta
Badan Organisasi Komite Penanggulangan
memahami
Keadaan
dapat
strategi perencanaan krisis yang akan
dalam
diambil.
Darurat
memudahkan
seharusnya
manajemen
menyelesaikan krisis dikarenakan Tim
kembali
dan
memastikan
Aktivitas Media Monitoring PR
Krisis responsif terhadap situasi krisis
yaitu
yang melanda. Namun, dalam proses
dan berita terkait Bandara Internasional
perencanaannya Tim Krisis belum dapat
Aidsutjipto Yogyakarta merupakan bentuk
merencanakan strategi krisis dengan sigap.
pengendalian
Hal ini dikarenakan General Manager
perusahaan. Media Monitoring digunakan
dalam hal ini ketua Tim krisis yang
sebagai pengukuran dalam bentuk kliping
bertanggungjawab
terhadap
media ini digunakan hingga 80% praktisi
Adisutjipto
PR (Agung, 2006: 310). Konten media
Yogyakarta merupakan General Manager
dinilai positif, netral dan negatif yang
baru. Sehingga dibutuhkan adaptasi yang
sejatinya dibuat berdasarkan kepercayaan
cukup dalam menangani permasalahan
sehingga belum dapat dipastikan secara
krisis yang terjadi.
validitas dan nilainya. Apabila positif
Bandara
penuh
Internasional
Selain itu, General Manager yang
menghimpun
mengarah
PR
pada
informasi-informasi
terhadap
objektif,
kondisi
pemberitaan
menjabat tidak pernah mendapatkan kasus
netral setidaknya dapat mempengaruhi
krisis maupun pelatihan terkait kondisi
kesadaran (Agung, 2006 : 311).
bandara yang diselimuti abu vulkanik
Melalui aktivitas Media Monitoring
sebelumnya. Dikarenakan tidak adanya
setidaknya PR manapun untuk mendeteksi
panduan dalam AEP yang menjelaskan
adanya berita negatif yang kemungkinan
aturan penanganan terkait kondisi krisis
besar akan terjadi dalam situasi krisis.
akibat bencana alam abu vulkanik gunung
Sehingga, melakukan perencanaan sebagai
meletus.
salah
Padahal
fungsi
diadakannya
satu
cara
untuk
membantu
Halaman | 8
manajemen menghindari dampak negatif
mengetahui
krisis. PR PT. Angkasa Pura I Bandar
2011: 125). Sama halnya dengan krisis,
Udara
petunjuk
Internasional
Adisutjipto
petunjuk
penyelesaian
tersebut
sebuah
(Nova.
krisis
Yogyakarta telah memahami bahwa pada
sangatlah penting mengingat penanganan
saat krisis fase operasi yang sering kali
krisis dapat memakan waktu. Waktu yang
dianggap tidak penting dan menjadi salah
dibutuhkan beragam, tergantung dari jenis
satu
sensitif adalah ketersediaan
krisis yang melanda. Semakin lama krisis
informasi (Cutlip, Center dan Broom. 2006
diselesaikan semakin banyak juga kerugian
: 377). Informasi yang tidak jelas akan
yang akan ditanggung perusahaan terlebih
menimbulkan rumor yang dikhawatirkan
PT. Angkasa Pura I Bandar Udara
justru akan berdampak negatif saat krisis.
Internasional
hal
PR PT. Angkasa Pura I Bandar
Udara
Internasional
Yogyakarta
Adisutjipto
Yogyakarta
sebagai perusahaan kebandarudaraan yang
Adisutjipto
dasarnya meraup untung dari perputaran
informasi
waktu. Melalui pernyataan tersebut PT.
merencanakan
publik saat krisis dengan direncanakannya
Angkasa
Press Converence, Posko Pelayanan dan
Internasional
Adisutjipto
Informasi Pasca erupsi dan pemaksimalan
seharusnya
telah
Customer Services yang berprinsip pada
sistematika
keberlanjutan
informasi yang seragam terhadap kondisi
penanganan krisis yang sewaktu-waktu
terbaru bandara. Rencana yang diusung
dapat terjadi.
oleh PR yang bertujuan untuk menghindari
2. Strategi Penanganan Krisis
terbentuknya rumor saat krisis peneliti rasa
Pura
Kegiatan
I
Bandar
Udara
Yogyakarta
mempersiapkan
dalam
penanganan
tepat. Dikarenakan ketika manajemen
merupakan
krisis
mencegah
perencanaan setelah rencana dianggap
kemungkinan-kemungkinan
dampak
matang, strategi penanganan diupayakan
negatif
dengan
untuk menyelesaikan krisis yang terjadi.
telah
Perencanaan yang cermat terhadap krisis
kemungkinan
akan berdampak pada kesuksesan tindakan
berhasil
krisis
demikian
dengan
yang
baik,
membantu
dikelola
setidaknya
menghindari
PR
terburuk akibat pengembangan krisis.
lanjutan
dari
krisis
proses
penanganan (Butterick, 2012: 83). Melihat
Perencanaan krisis ibarat membuat
dari krisis yang dialami manajemen PT.
petunjuk pembangunan sebuah pesawat
Angkasa Pura I Cabang Bandar Udara
terbang, tim pembuat pesawat terbang
Internasional
tidak
proses
bisa
pesawat
menyelesaikan
terbang
jika
pembuatan
mereka
Adisutjipto
perencanaannya
Yogyakarta
yang
bersifat
tidak
Halaman | 9
mendadak,
hal
ini
mengakibatkan
penanganan menjadi sedikit lamban.
Pura
Internasional
I
Bandar
Adisutjipto
Udara
Yogyakarta
terdiri dari dua tindakan yaitu tindakan
komunikasi dan tindakan pembersihan.
Menurut
peneliti
manajemen
sesuai
spesifikasi
tanggung
jawab dalam Tim Krisis yang diemban
Tindakan penanganan krisis PT.
Angkasa
maksimal
dapat dipastikan Bandara Internasional
Adisutjipto
sesuai
Yogyakarta
dengan
dapat
jadwal
dibuka
yang
telah
ditentukan di awal yaitu 18 Februari 2014.
Sejak
14
Februari
Bandara
telah
Internasional Adisutjipto ditutup, namun
memahami bahwa tindakan komunikasi
sayangnya pembersihan secara maksimal
menjadi suatu cara untuk mengurangi
yang melibatkan Komite Penanggulangan
kepanikan
Keadaan Darurat selaku tim krisis tidak
stakeholder-nya,
untuk
mendukung tindakan tersebut dilakukan
langsung
tindakan
pembersihan
kembali
beroperasi
dilakukan
bandara
Keterkaitan
sebagai
harapan
berdampak kepada jumlah orang secara
seluruh stakeholder. Tindakan komunikasi
massal untuk ikut berpartisipasi dalam
menjadi sangat penting dalam situasi
membersihkan bandara, namun juga terkait
krisis, namun tindakan komunikasi tidak
penyusunan
strategi
akan cukup apabila tidak ada aksi yang
pembersihan
agar
jumlahnya
dikomunikasikan (Etling dalam Cutlip,
dengan
area
yang
Center dan Broom. 2006 : 389).
Terlebih
landasan
tidak
pengadaan
hanya
alat
sesuai
dibersihkan.
pesawat
yang
secara
panjangnya mencapai 2200 meter dengan
manual sejatinya telah dimulai sejak hari
ketebalan abu sekitar 2 (dua) cm ini
pertama turunnya Abu Kelud, sayangnya
menjadi area sensitif bandara yang harus
hal ini tidak semestinya terus dilakukan.
segera dibersihkan.
Menggunakan
pembersihan
luas
krisis
pertama.
agar
Tindakan
tim
hari
alat-alat
dari
Komite Penanggulangan Keadaan
berbagai pihak seharusnya dimulai sejak
Darurat pada dasarnya telah diposisikan
hari pertama. Sehingga, bandara tidak
sesuai dengan potensi dan spesifikasinya,
membutuhkan
namun
banyak
bantuan
waktu
untuk
sayangnya
merespon
dampak negatif yang timbul dari krisis
dimiliki. Hal ini pun disebabkan oleh tidak
Abu Kelud tersebut. Berdasarkan data
adanya pelatihan sesuai AEP terkait
peneliti
bahwa
kondisi krisis akibat abu vulkanik gunung
adanya bantuan Badan Organisasi Komite
meletus. Selain itu anggota tim krisis yang
Penanggulangan Keadaan Darurat secara
berubah-ubah yang diakibatkan pergantian
menyimpulkan
belum
dalam
pembersihan, terlebih dapat mengurangi
dapat
krisis
kesigapan
sepenuhnya
Halaman | 10
manajemen yang secara tidak langsung
memaksimalkan tanggung jawab spesifik
diperlukan adanya kekompakan baru yang
yang dimiliki dan ikut andil secara
harus dibangun. Tidak adanya pelatihan ini
langsung dalam penanganan krisis. Karena
juga mengakibatkan tindakan pembersihan
tim krisis tidak bekerja hanya dihari
terlihat seperti “meraba-raba” saat hari
pertama, kedua maupun ketiga. Melainkan
pertama dan kedua krisis melanda yang
tim krisis inilah yang bertanggung jawab
didasari oleh ketakutan tim krisis akan
sejak awal krisis hingga krisis dinyatakan
resiko yang akan didapat ketika salah
telah selesai.
dalam menangani krisis.
Sedangkan
tindakan
komunikasi
Peneliti tidak menemukan adanya
dilakukan oleh PR PT. Angkasa Pura I
target atau capaian tindakan pembersihan
Bandara Udara Internasional Adisutjipto
setiap
Yogyakarta. Tindakan komunikasi ini
hari.
tindakan
Perusahaan
pembersihan
melakukan
berupa
untuk mendukung aksi pembersihan yang
memperluas lingkup pembersihan dan
telah dilakukan manajemen sehingga apa
menambah jumlah tenaga dan alat-alat
yang
pendukung
pemahaman
untuk
yaitu
membersihkan
area
telah
dilakukan
stakeholder
mendapat
atas
kondisi
bandara hingga melibatkan seluruh otoritas
bandara saat itu bentuk pemahaman PR
bandara yang ada. Menurut peneliti, hal ini
atas konsep two way communications.
menjadi
Tindakan
tindakan
dikarenakan
yang kurang tepat
target
capaian
dalam
perharinya belum dimaksimalkan oleh
komunikasi
komunikasi pendukung lainnya.
Press
Conference
I Bandar Udara Internasional Adisutjipto
sebanyak
tiga
Yogyakarta.
bandara.
Setiap
perusahaan
dilakukan
dengan Press Conference dan media
manajemen perusahaan PT. Angkasa Pura
Terlebih
ini
kali
oleh
Press
diagendakan
manajemen
Conference
kebandarudaraan ini seharusnya memiliki
memiliki tujuan yang berbeda. Press
perhitungan
Conference
yang
matang.
Sehingga,
hari
pertama
dan
kedua
perhitungan tersebut tidak sampai meleset
menginformasikan bandara ditutup hingga
dan
dapat
18 Februari 2014. Sehingga diharapkan
dikomunikasikan dengan penuh tanggung
bagi seluruh stakeholder yang terkait dapat
jawab oleh PR kepada stakeholder.
memaklumi kondisi tersebut. Serta pada
tindakan
pembersihan
Penanganan yang kurang strategis
Press
Conference
menginformasikan
diawal diakibatkan oleh perencanaan yang
alasan
ditambahnya
waktu
tidak matang. Tim manajemen krisis yang
bandara demi keselamatan berbagai pihak
telah terbentuk seharusnya mampu untuk
dan sekaligus dibukanya bandara pada hari
penutupan
Halaman | 11
yang sama. GM selaku penanggung jawab
manajemen dapat memanfaatkan jalur
penuh terhadap manajemen bandara serta
informasi
selaku Ketua Komite Penanggulangan
stakeholder-nya
Keadaan Darurat menjadi Spoke Persons
(Agung, 2006 : 84).
atau
juru
bicara.
Terlebih
Press
tersebut
secara
sesuai
dengan
lebih
optimal
Setiap Press Conference memiliki
Conference ketiga juru bicara didampingi
informasi
oleh Otband III Surabaya sebagai pihak
dengan kebutuhan stakeholder. PR PT.
yang
Angksa Pura I Bandar Udara Internasional
berkapasitas
untuk
menjelaskan
kepada stakeholder terkait.
yang
berbeda-beda
sesuai
Adisutjipto Yogyakarta dalam aktivitas ini
Pemilihan GM sebagai penyampai
membingkai
pesan
informasi utama (spoke persons) atau juru
kebutuhan.
Menurut
bicara adalah hal yang tepat menurut
Conference sebagai aktivitas PR yang
peneliti. Dikarenakan nilai GM sebagai
dipilih oleh PR PT. Angkasa Pura I Bandar
penanggung jawab Bandara Internasional
Udara
Yogyakarta
Komite
Yogyakarta dalam mengkomunikasikan
Penanggulangan Keadaan Darurat akan
krisis sudah tepat. Bandara Internasional
bernilai tinggi terhadap kredibilitas dan
Adisutjipto Yogyakarta merupakan salah
objektivitas publik terhadap informasi
satu akses keluar masuknya publik dari
yang disampaikan GM. Bagi media massa,
dan ke Yogyakarta. Sehingga informasi ini
GM
narasumber
dibutuhkan berbagai pihak baik Airlines,
mempengaruhi
Pemerintah, tour and travel, maupun calon
ketertarikan stakeholder untuk menerima
penumpang domestik dan internasional
informasi yang mereka berikan. Sehingga
agar menjadwalkan kembali rencana yang
dengan
PR
mungkin terjadwal pada tanggal tutupnya
persons
bandara. Terlebih dari data didapat bahwa
narasumber
yang meliput saat Press Conference tidak
terpercaya lainnya mampu mempengaruhi
hanya datang dari media lokal namun
stakeholder
banyak juga diantaranya berasal dari
dan
tentunya
terpercaya
Ketua
menjadi
dapat
hal
menyiapkan
didukung
tersebut,
strategi
dengan
terkait
tujuan
spoke
adanya
untuk
mencapai
pemahaman yang sama dengan manajemen
sesuai
peneliti
Internasional
dengan
Press
Adisutjipto
media nasional.
bandara yaitu ikut memahami kondisi
Pasca diadakannya Press Conference
Bandara Internasional Adisutjipto saat itu.
oleh PR PT. Angkasa Pura I Bandar Udara
Kredibilitas dan objektivitas sumber lain di
Internasional
mata publik jauh lebih baik ketimbang
berdampak
pihak internal perusahaan, dengan begitu
penumpukan calon penumpang di bandara,
Adisutjipto
pada
Yogyakarta
berkurangnya
Halaman | 12
dikarenakan
penumpang
mendapatkan
penjelasan
telah
Bahkan
untuk
mendukung
informasi
terkait
dalam Press Conference tersebut, media
permasalahan yang terjadi melalui Press
informasi lainnya turut menyampaikan hal
Conference tersebut. Hal tersebut menjadi
yang sama. Media website resmi Bandara
capain yang baik bagi PR PT. Angkasa
Internasional Adisutjipto Yogyakarta yaitu
Pura
di adisutjipto-airport.co.id ditujukan bagi
I
Bandar
Adisutjipto
Internasional
Yogyakarta
menyamakan
dengan
Udara
keinginan
publiknya.
untuk
perusahaan
Pada
dasarnya
ketercapaian ini menegaskan fungsi utama
publik
yang
menggunakan
mengakses
kesehariannya
layanan
informasi
terbiasa
internet
terkait
dapat
Bandara
Internasional Adisutjipto Yogyakarta.
PR dalam organisasi atau perusahaan
Adanya pelayanan terkait kondisi
sesuai dengan yang peneliti paparkan
bandara juga dapat diakses melalui pusat
menurut Edward L. Bernays (1952) dalam
pelayanan
Rosady Ruslan (2006) yaitu :
Adisutjipto Yogyakarta. Posko pelayanan
1) Memberikan penerangan kepada publik.
yang berlokasi di underpass bandara ini
2) Melakukan tindakan persuasi untuk
menargetkan tidak hanya bagi para calon
mengubah
sikap
dan
perbuatan
masyarakat secara langsung.
di
Bandara
penumpang saja melainkan juga teruntuk
para
3) Melakukan upaya integrasi sikap dan
informasi
awak
membutuhkan
media
yang
informasi
lebih
mungkin
terkait
perbuatan organisasi sesuai dengan
informasi terkini bandara saat itu. Terlebih
sikap dan perbuatan masyarakat atau
hadirnya para pejabat manajemen PT.
sebaliknya.
Angkasa Pura I bandar Udara Internasional
PR dalam Press Conference terlihat
telah
mempersiapkan
informasi-informasi
dengan
yang
disampaikan
kepada
penumpang.
Informasi
media
ini
Adisutjipto Yogyakarta demi memastikan
baik
kondisi-kondisi terkini terkait bandara
akan
tersampaikan
dengan
stakeholder terkait. Serta dengan adanya
terbingkai
pemaksimalan layanan Customer Services
menjadikan
publik. Mengetahui dari dekat pandangan
mengakses informasi.
dalam
situasi
kepada
dan
sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh
stakeholder
baik
krisis
stakeholder
lebih
mudah
dan
Berbagai tindakan komunikasi ini
mengetahui kebutuhan, kepentingan dan
dirancang PR guna tersampainya informasi
perhatian yang dibutuhan stakeholder-nya
yang diharapkan dan dapat diterima oleh
sebagai prinsip pembingkaian isi pesan
masyarakat.
(Cutlip, Center dan Broom, 2006: 392).
pernyataan Cutlip, Center dan Broom
Hal
ini
sesuai
dengan
Halaman | 13
(2006: 389) bahwa strategi komunikasi
negatif, sesuai dengan yang diungkapkan
mendukung program aksi untuk :
Rachmat (2012) yaitu melalui upaya
1) Memberikan informasi kepada publik
persiapan, penerapan beberapa strategi dan
tentang tindakan tersebut.
taktik dapat mengurangi dampak negatif
2) Membujuk publik untuk mendukung
dan menerima tindakan tersebut.
krisis
cara merubah sikap publik.
sangat
tujuan
disusunnya
manajemen krisis.
3) Memberikan petunjuk kepada publik
Namun
menjadi
Dari
tutupnya
bandara
selama
beberapa hari tersebut turut berdampak
disayangkan,
pada pihak Airlines. Pihak Airlines tidak
berdasarkan hasil Media Monitoring yang
hanya mengalami kerugian terkait tidak
dilakukan PR pada tanggal 18 Februari
adanya
2014 yang seharusnya hari dibukanya
pendapatan
bandara justru munculnya beberapa berita
dengan 420 rute penerbangan dengan
negatif terkait pembatalan pembukaan
biaya
bandara. G. Harrison (2005) dalam Kasali
penumpang serta pesawat yang terjebak
(2000) mengatakan bahwa krisis tidak
karena Abu Kelud. Sehingga solusi satu-
dipicu oleh sebuah peristiwa melainkan
satunya bagi Airlines saat itu adalah
diakibatkan dari penanganannya. Hal ini
dibukanya bandara dan mengaktifkan rute
pula yang terjadi pada manajemen PT. AP
penerbangan yang telah off sebelumnya
I Yogyakarta bahwa
untuk mengembalikan kerugian.
dengan adanya
penerbangan.
dari
72.000
tambahan
Hilangnya
penumpang
penginapan
kru,
komentar negatif dari Gubernur DIY yaitu
Penutupan bandara saat itu bertujuan
Sri Sultan Hamengku Buwono X yang
demi keselamatan Airlines dan juga para
menyesalkan pembersihan bandara yang
calon penumpang. Terlebih para calon
lamban.
penumpang merupakan pihak utama yang
menjadi
Komentar
headline
negatif
pada
tersebut
media
cetak
perlu diperhatikan baik oleh pihak Airlines
Kedaulatan Rakyat, Harian Jogja dan
maupun manajemen Bandara Internasional
Tribunjogja.com.
Adisutjipto. Menurut peneliti manajemen
Hal tersebut akibat penanganan yang
kurang
tepat
sehingga
menimbulkan
bandara
telah
melakukan
terbaik,
penutupan
pelayanan
dilakukan
untuk
dampak negatif pada perusahaan. Dari
menghindari adanya kerugian yang lebih
penanganan
besar apabila tetap dipaksakan melakukan
Abu
Kelud
yang
tidak
sistematik oleh manajemen bandara mulai
aktivitas
dari
proses
manajemen telah membantu pihak Airlines
penanganan menimbulkan adanya dampak
untuk mengkomunikasikan pada calon
perencanaan
hingga
penerbangan.
Terlebih
Halaman | 14
penumpangnya terkait tiket yang telah
daerah destinasi wisata yang telah dipesan
terbeli melalui media komunikasi yang
oleh para wisatawan dikarenakan masih
dilakukan manajemen. Sehingga pihak
tebalnya Abu Kelud yang menyelimuti
Airlines berfokus untuk mengatur jadwal
wilayah wisata tersebut. Sehingga Asita
sesuai
DIY harus memikirkan destinasi wisata
yang
diinginkan
calon
penumpangnya.
pengganti dengan biaya yang tidak jauh
Para calon penumpang tentunya
kecewa
dengan
kondisi
ditutupnya
berbeda dengan paket yang telah dipesan
sebelumnya.
bandara, sehingga yang bisa dilakukan
Beda halnya dengan PHRI, justru
manajemen bandara adalah mengurangi
merugi mencapai 2 Miliar per harinya
rasa kekecewaan tersebut. Seperti yang
bersumber dari banyaknya hotel dan
telah dijelaskan sebelumnya bahwa krisis
penginapan yang dibatalkan. Menurut
pasti memiliki dampak negatif sehingga
peneliti, karena Yogyakarta adalah salah
yang bisa dilakukan suatu organisasi
satu kota wisata yang ada di Indonesia
adalah
negatif
sehingga Yogyakarta cukup dipadati oleh
tersebut. Penanganan penumpang berikut
wisatawan pada waktu tertentu yaitu waktu
koordinasi dengan pihak Airlines telah
libur sekolah, hari raya dan sabtu Minggu.
dilakukan langsung oleh Airport Services.
Terjadinya Abu Kelud disaat weekend
Informasi-informasi
yang valid selalu
(sabtu dan minggu) berdampak pada
disampaikan manajemen bandara kepada
pembatalan pertemuan yang seringkali
Airlines, yang selanjutnya pihak Airlines
diadakan di hotel ataupun penginapan.
menyampaikan informasi tersebut kepada
Sehingga pihak Perhotelan dan Penginapan
para calon penumpangnya secara cepat.
mengalami kerugian yang cukup besar
Kesigapan
karena peristiwa tersebut.
mengurangi
dampak
merespon
situasi
ancaman
krisis dengan tindakan yang tepat menjadi
Selain berdampak pada stakeholder
perlu untuk sebuah organisasi (Butterick,
eksternal, krisis tentunya berdampak pada
2012: 73).
internal manajemen Bandara Internasional
Asita DIY sebagai agen tour and
Adisutjipto Yogyakarta.
travel pada kenyataannya tidak merugi
Abu
secara
pendapatan
langsung,
dikarenakan
pihak
Kelud
sangat
Dampak krisis
berdampak
Bandara
Selama
bagi
Internasional
Airlines telah menjamin tiket yang telah
Yogyakarta.
5
(lima)
hari
terbeli dengan reschedule dan refund.
manajemen
bandara
Justru yang membuat Asita DIY kecewa
pendapatannya
hingga
adalah banyaknya pembatalan daerah-
2.247.893.314,00 dan ditambah adanya
kehilangan
mencapai
Rp
Halaman | 15
dana
pembersihan
sebesar
Rp
3. Evaluasi
202.500.000,00. Sehingga total kerugian
Tahap akhir dari proses manajemen
mencapai Rp 2.450.393.314 (dua miliar
adalah
empat ratus lima puluh juta tiga ratus
perusahaan dapat mengukur “seberapa
sembilan puluh tiga ribu tiga ratus empat
baik langkah yang telah dilakukan?.”
belas rupiah). Kerugian yang didapatkan
Evaluasi saat Abu Kelud menimpa Bandar
oleh
Udara
pihak
Internasional
Manajemen
Adisutjipto
Bandara
evaluasi.
Pada
tahap
Internasional
inilah
Adisutjipto
Yogyakarta
Yogyakarta dilakukan manajemen dalam
tersebut dapat dikatakan cukup besar.
kondisi krisis bencana alam Abu Kelud ini
Kerugian financial tersebut merupakan
sebaiknya dilakukan setiap hari diakhir
bagian dari krisis manajemen perusahaan.
waktu kerja. Dikarenakan pada proses
Menurut peneliti, masalah keuangan
perencanaan manajemen bandara tidak
acapkali menjadi bagian dari dampak
memiliki target pasti terkait tindakan
krisis. Penanganan yang matang oleh
pembersihan. Sehingga, penanganan yang
manajemen
keuangan
diambil
sangatlah
dibutuhkan.
merupakan
sesuatu
ketika
yang
krisis
Kerugian
tidak
bisa
untuk
esok
hari
merupakan
langkah terbaik yang telah didiskusikan
manajemen
untuk
meminimalisir
dihindari ketika krisis terjadi, namun
kesalahan-kesalahan terlebih agar tidak
dengan penanganan yang baik maka
mengulur-ngulur waktu yang berdampak
kerugian tersebut dapat di minimalisir.
pada pendapatan bandara serta stakeholder
Dalam hal ini penanganan manajemen
terkait (Otto Nugroho Soharno, Airport
keuangan Bandara Adisutjipto Yogyakarta
Service Staff, 21 Maret 2016).
ketika bencana Abu Kelud terjadi dirasa
Evaluasi
dilakukan
pada
level
sudah cukup baik. Hal ini dikarenakan
persiapan, implementasi dan dampak yang
pasca
terjadinya
memiliki
bencana Abu Kelud pihak manajemen
Evaluasi
persiapan
telah dapat mengontrol kembali keuangan
menilai
kualitas
perusahaan. Hal tersebut terbukti capaian
informasi
keberhasilan perusahaan di tahun tersebut
evaluasi implementasi pada kecakapan
dapat
taktik dan upaya serta evaluasi dampak
satu
bulan
tercapai,
setelah
meskipun
sempat
porsinya
dan
masing-masing.
dilakukan
dan
ketersediaan
perencanaan
mempersiapkan
untuk
mendapatkan kendala ketika bencana Abu
yaitu
Kelud terjadi.
merespon konsekuensi terhadap strategi
yang digunakan
strategi
strategis,
(Cutlip,
dalam
Center
dan
Broom. 2006 : 420). Dapat dikatakan
Halaman | 16
bahwa
secara
perencanaan
terkait
Sehingga diharapkan dengan dibukanya
informasi kondisi krisis Abu Kelud yang
bandara
dimiliki oleh manajemen bandara terbilang
dalam menormalisasikannya.
sudah
memadai
dikarenakan
setiap
dapat
membantu
pemerintah
Evaluasi dampak dari krisis Abu
bandara tentu memiliki akses informasi
Kelud
yang
dengan
Internasional Adisutjipto Yogyakarta ini
yang
dirasa peneliti dilakukan dengan cukup
disayangkan adalah tindakan perencanaan
baik. Adapun yang dilakukan berupa
yang
rencana
baik
berkaitan
kebandarudaraan.
Namun
diusung,
strategical
peneliti
dan
rasa
kurang
kurang
terhadap
manajemen
pembuatan
Bandara
AEP
terkait
mendukung
penanganan bencana alam abu vulkanik.
informasi aktual yang sudah dimiliki.
Pembuatan AEP memerlukan prosedur
Terkait
yang
yang cukup rumit dan memakan waktu (I
semaksimal
Made Darma, Airport Fire Fighting &
mungkin tanpa adanya target perhari,
Rescue Section Head, 13 April 2016).
menjadikan
dibukanya
Selain rencana tersebut untuk mewanti-
bandara pun menjadi tak pasti. Akibatnya
wanti krisis sejenis abu vulkanik telah
perlu diadakan pengumuman kembali atas
dirancang dan diterbitkan pada 1 Agustus
kepastian dibukanya bandara.
2014 yaitu Prosedur Pembukuan dan
tindakan
dilakukan
pembersihan
dengan
upaya
perhitungan
Spekulasi
spoke
person
telah
memberikan informasi kepada stakeholder
terkait
terhadap
prakiraan
Akibatnya
kembali
hanya
kepercayaan
ketika
pada
calon
tersebut
kekecewaan
tidak
penumpang
saja,
melainkan pada pihak Airlines dan juga
pihak
pemerintah.
Adanya
komentar
negatif opinion leader yaitu Gubernur DIY
Sri Sultan Hamengku Buwono X terhadap
pembersihan bandara
menjadi
terlihat
wajar dikarenakan kekhawatiran beliau
atas
Yogyakarta
yang
D. KESIMPULAN
publik.
informasi
dibatalkan
Udara Akibat Abu Vulkanik.
dibukanya
bandara pada tanggal 18 Februari 2014
menimbulkan
Penutupan Kegiatan Operasional Bandar
saat
itu
perekonomiannya belum normal kembali.
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan
bahwa PT. Angkasa Pura I Bandar Udara
Adisutjipto Yogyakarta mengalami krisis
disebabkan oleh bencana alam. Bencana
alam
tersebut
vulkanik
menimpa
dari
diakibatkan
Gunung
bandara
oleh
Kelud
hingga
abu
yang
mencapai
ketinggian 2 (dua) cm. Ketebalan Abu
Kelud memaksa bandara untuk tutup
selama 5 (lima) hari, sehingga pihak
Halaman | 17
bandara mengalami kerugian sebesar Rp
Airport Emergency Plan pada teknik
2.450.393.314 (dua miliar empat ratus
pembersihan area bandara yang dimulai
lima puluh juta tiga ratus sembilan puluh
dari area sensitif bandara (area runaway,
tiga ribu tiga ratus empat belas rupiah).
apron dan taxi way) hingga area luar
Manajemen krisis yang dilakukan
oleh PT. Angkasa Pura I Bandar Udara
Internasional
Adisutjipto
Yogyakarta
secara garis besar mengadopsi konsep
manajemen menurut Cutlip, Center dan
Broom mulai dari proses identifikasi
masalah, menyusun rencana dan program,
mengambil tindakan dan komunikasi serta
evaluasi.
Tindakan
manajemen
bandara sesuai dengan kondisi bandara
yang diselimuti abu vulkanik Gunung
Kelud, serta upaya PR dalam menjalankan
fungsi two way communications dalam
mengurangi dampak negatif akibat krisis
dengan melaksanakan Press Conference
dan memaksimalkan media komunikasi
lainnya.
krisis
Secara struktural di PT. Angkasa
tersebut belum sepenuhnya dilaksanakan
Pura
oleh perusahaan. Hal ini dikarenakan
Adisutjipto Yogyakarta PR tidak termasuk
ketidaksiapan pihak Bandara Adisutjipto
dalam Badan Organisasi Penanggulangan
Yogyakarta pada proses perencanaan,
Keadaan
dibuktikan dengan tidak adanya panduan
menjalankan fungsinya terkait koordinasi
khusus terkait penanganan krisis bencana
dan penanganan komunikasi dengan baik.
alam akibat abu vulkanik pada Airport
Oleh karena itu, PT. Angkasa Pura I
Emergency Plan.
Bandar Udara Internasional Adisutjipto
Menurut
peneliti
Strategi
penanganan krisis yang dilakukan PT.
Angkasa
Pura
I
Bandar
Udara
I
Bandar
Darurat.
Udara
Namun,
Internasional
PR
tetap
Yogyakarta dapat melewati krisis dengan
cukup baik tanpa adanya dampak negatif
krisis yang berlarut.
Internasional Adisutjipto Yogyakarta yaitu
dengan
menerapkan
strategy
(strategi
prinsip
Adaptive
adaptasi).
Strategi
penanganan krisis yang dilakukan PT.
Angkasa
Pura
I
Bandar
Udara
Internasional Adisutjipto Yogyakarta yaitu
dengan menjalankan Badan Organisasi
Komite Penanggulangan Keadaan Darurat
selaku tim krisis dengan memodifikasi
Halaman | 18
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Agung, Silih Wasesa, Jim Macnamara.
2006. Strategi Public Relations.
Jakarta : PT Gramedia.
Butterick, Keith. 2012. Pengantar Public
Relations : Teori dan Praktik.
Jakarta : RajaGrafindo Persada.
Cutlip, Scoot M., Allen H. Center and
Glen M. Broom diterjemahkan oleh
Wibowo, Tri B.S. 2006. Effective
Public Relations 9th Edition. New
Jersey : Prentice Hall, Inc.
Kasali, Rhenald. 2000. Manajemen Public
Relations : Konsep dan Aplikasinya
Di Indonesia. Jakarta : PT
Temprint.
Kriyantono, Rachmat, Ph. D. 2012. Public
Relations & Crisis Management.
Jakarta : Kencana.
Maria, Sr. Assumpta Rumanti OSF. 2004.
Dasar-Dasar Public Relations :
Teori dan Praktik. Jakarta :
Grasindo.
Moleong, Lexy J. M.A. 2011. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung :
Remaja Rosdakarya
Nova, Firsan. 2009. Crisis Public
Relations (Bagaimana PR Menangani
Krisis
Perusahaan). Jakarta : Grasindo.
------------------2014.
PR
WAR
(Pertarungan Mengalahkan Krisis,
Menaklukkan
Media
dan
Memenangi
Simpati
Jakarta : Gramedia.
Publik).
Rakhmat, Jalaludin, M.Sc. 1993. Metode
Penelitian Komunikasi. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Ruslan, Rosady. 2006. Manajemen Public
Relations & Media Komunikasi :
Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta.
RajaGrafindo Persada.
Internet
http://www.angkasapura1.co.id/,
pada 26/11/2015
diakses
http://adisutjipto-airport.co.id/,
pada 26/11/2015
diakses
http://adisutjiptoairport.co.id/detail/berita/akibatletusan-gunung-kelud-bandaraadsutjipto-di-tutup#sthash.OQtC7jX6.dpuf, diakses
pada 15/12/2015
http://www.angkasapura1.co.id/detail/berit
a/laba-angkasa-pura-i-naik-158persen diakses pada 10/02/2016
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/20
15/05/12/164300226/2014.Laba.An
gkasa.Pura.I.Capai.Rp.1.1.Triliun,
diakses pada 10/02/2016
http://hubud.dephub.go.id/?id/news/detail/
2374, diakses pada 28/12/2015
http://nasional.kompas.com/read/2014/02/
15/0802440/Selimut.Abu.Gunung.
Kelud.hingga.700.Kilometer,
diakses pada 5/04/2016
http://dephub.go.id/welcome/readPost/deb
u-vulkanik-penuhi-runwayHalaman | 19
adisutjipto-ditutup-1-jam-20-menit2767/, diakses 5/04/2016
http://nasional.republika.co.id/berita/breaki
ngnews/nasional/10/10/30/143492hujan-abu-merapi-bandaraadisutjipto-ditutup, 9/05/2016
http://www.antaranews.com/berita/419691
/menghitung-kerugian-akibatbencana-kelud, diakses 11/08/2016
http://entertainment.kompas.com/read/2014/02/23/
1708101/Akibat.Kelud.Industri.Pariwisat
a.Sleman.Rugi.Rp.1.Miliar.Per.Hari?utm
_source=RD&utm_medium=box&utm_
campaign=Kaitrd, diakses 11/08/2016
http://nationalgeographic.co.id/berita/2014
/02/akibat-hujan-abu-vulkanikpengusaha-hotel-di-yogyakartamerugi, diakses 11/08/2016
Jurnal
Handayani, Kiki dan Erman Anom. 2010.
Peran PR Menerapkan Manajemen
Krisis dalam Memulihkan Citra
PT. Garuda Indonesia Pasca
Kecelakaan
Pesawat
Boeing
G.737/400 Di Yogyakarta. Vol. 7
No. 1
Sumber Lain
Dinas
Pariwisata Daerah Istimewa
Yogyakarta.
2014.
Statistik
Kepariwisataan 2014. Yogyakarta.
Undang-Undang
Republik
Indonesia
Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Penerbangan pasal 1 ayat 30.
Halaman | 20
Download