MANAJEMEN KRISIS PT. ANGKASA PURA I CABANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL ADISUTJIPTO YOGYAKARTA DALAM MENGATASI ABU KELUD Annisa IhtiarinaYustinsani 20120530043 Email: [email protected] Diajukan Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ABSTRAK Manajemen Krisis merupakan sebuah perencaaan krisis yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam menangani krisis yang sedang dialami oleh suatu perusahaan. PT. Angkasa Pura I Cabang Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta adalah perusahaan yang bergerak dibidang kebandarudaraan menerapkan manajemen krisis dalam menangani krisis akibat abu vulkanik Gunung Kelud yang terjadi pada Februari 2014. Melalui penelitian ini terdapat tiga aspek yang menjadi acuan analisis peneliti terkait dengan strategi manajemen krisis PT. Angkasa Pura I Cabang Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta yaitu strategi perencanaan, strategi penanganan dan strategi evaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen krisis PT. Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta dalam menangani krisis bencana alam akibat abu vulkanik Gunung Kelud. Metode penelitian berjenis deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara serta studi literatur dan dokumen. Analisis data yang digunakan yaitu analisis data kualitatif. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah PT. Angkasa Pura I Cabang Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta mengadopsi konsep manajemen krisis menurut Cutlip, Center dan Broom mulai dari proses identifikasi masalah, menyusun rencana dan program, mengambil tindakan dan komunikasi serta evaluasi. Perusahaan juga menggunakan konsep Adaptif Strategy pada penanganannya sehingga PT. Angkasa Pura I Cabang Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta dapat mengatasi krisis akibat bencana alam abu vulkanik Gunung Kelud dengan cukup baik tanpa adanya dampak krisis yang berlarut. Kata kunci : manajemen, krisis, abu kelud, adisutjipto. Halaman | 1 melalui usaha jasa penunjang bandara A. PENDAHULUAN Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas mencapai 1.904.569 km2. Indonesia sebanyak Jumlah pulau 13.466 di yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Mobilitas ke berbagai penjuru Indonesia bahkan dunia tentunya tidak cukup hanya melalui transportasi darat atau laut. Mobilitas yang tinggi dan cepat dapat dilayani melalui transportasi udara. Sehingga, begitu penting peran bandara untuk membantu memobilisasi masyarakat Indonesia transportasi udara. dalam Menurut hal data Direktorat Perhubungan Udara, pada tahun 2014 penumpang angkutan udara mencapai 72,6 juta meningkat sebesar 5,6% dari tahun 2013 sebanyak 68,5 juta orang (http://hubud.dephub.go.id/?id/news/detail/ 2374, diakses pada tanggal 28/12/2015). Peningkatan jumlah pendapatan operasional bandara sebagai salah satu transportasi udara mulai mengalami kenaikan setiap tahunnya, terlebih pada triwulan III tahun 2013 PT. Angkasa Pura I mampu membukukan laba sebesar Rp 933,5 miliar (http://www.angkasapura1.co.id/detail/beri ta/laba-angkasa-pura-i-naik-158-persen, diakses 10/02/2016). Selain itu, PT. Angkasa Pura I berhasil menaikkan laba (non-aeronautika) mencapai 79% yaitu sebesar 1,9 triliun (http://bisniskeuangan.kompas.com/read/201 5/05/12/164300226/2014.Laba.Angkasa.Pura .I.Capai.Rp.1.1.Triliun, diakses 10/02/2016). Hal ini membuktikan betapa pentingnya peran bandara perekonomian bangsa dilihat peningkatan dari untuk Indonesia jika pendapatan operasional bandara berdasarkan data di atas. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan Pasal 1 ayat 30 menjelaskan penyelenggaraan bandar udara tidak lagi hanya sebagai bandara fasilitas juga dapat transportasi, memperlancar pergerakan dan perekonomian daerah yang berefek kepada negara. Untuk itu, bandara cabang dinilai sebagai penggiat dan penggerak perekonomian daerah. Salah satu bandara yang memberikan pemasukan terbesar untuk daerahnya yaitu Bandar Udara Internasional Yogyakarta Istimewa yang Adisutjipto terletak Yogyakarta di (DIY). Daerah DIY memiliki luas daerah 3.185,80 km2. Yogyakarta memiliki 1 kota dan 4 kabupaten yaitu Kota Yogyakarta, Bantul, Sleman, Kulon Progo dan Gunung Kidul banyak memiliki dikunjungi wisatawan tempat-tempat wisata karena alam maupun belanja yang cukup variatif, Halaman | 2 sehingga menarik minat wisatawan untuk Rahman (Malang), Adi Sumarmo (Solo), berkunjung Ahmad ke Yogyakarta, bahkan Yani (Semarang), Tunggul berdasarkan data yang diperoleh peneliti Wulung (Cilacap), Husein Sastranegara sepanjang tahun 2013 grafik wisatawan (Bandung) domestik ke (Yogyakarta). Dari tujuh (7) bandara Yogyakarta cenderung naik mencapai terdampak tersebut, Bandara Adisutjipto 4.672.365. sebagai maupun mancanegara Arus keberangkatan Internasional kedatangan melalui Bandar Adisutjipto pun dan Udara selalu dan Bandara bandara Adisutjipto terdampak terparah dibandingkan bandara terdampak lainnya. Bandara Internasional Adisutjipto meningkat setiap tahunnya. Total data Yogyakarta kedatangan penumpang pesawat hingga terhitung mulai tanggal 14 Februari 2014. tahun 2014 di Bandara Internasional Tidak ada penerbangan yang beroperasi, Adisutjipto Yogyakarta sebesar 2.903.915 aktivitas bandara lumpuh total akibat dari orang. bencana tersebut. Ketebalan abu di apron Arus kedatangan selama 5 hari, ke terpantau mencapai 2 cm sedangkan pada Yogyakarta sempat mengalami penurunan runway mencapai 6 cm. Abu Kelud pada bulan Februari 2014, hal tersebut menyebabkan jarak pandang di landasan dikarenakan terjadinya bencana alam abu terbatas yaitu hanya 200 meter. Padahal vulkanik Gunung Kelud, di Jawa Timur, jarak pandang ideal minimal 1200 meter. sehingga mematikan segala aktivitas baik Tentunya hal ini dikategorikan berbahaya jalur apabila darat maupun wisatawan ditutup udara, termasuk pesawat dipaksakan untuk Bandara Adisutjipto dalam waktu beberapa beraktivitas. Untuk itu, 16.000 orang pekan. penumpang Berdasarkan data statistik dengan 136 jadwal kepariwisataan DIY (2014), akibat dari penerbangan dan 12 rute dari dan ke bencana Bandara Adisutjipto dibatalkan. Hal ini Gunung Kelud tersebut, persentase arus kedatangan wisatawan baik menyebabkan domestik maupun mancanegara hanya penumpang. mampu mencapai 5,94% (Tim Penulis terjadinya penumpukan Dalam hal ini penumpang dapat Buku Tahunan Dinas Pariwisata DIY, dikategorikan 2014: 66). Jumlah terbilang cukup kecil eksternal dari pihak Bandara Adisutjipto, jika terjadinya sehingga keterlibatan dalam krisis tersebut bencana Gunung Kelud. Tujuh (7) bandara memiliki peranan yang cukup penting, terkena dampak bencana alam ini yaitu namun melalui kerjasama dengan masing- Bandara masing dibandingkan Juanda sebelum (Surabaya), Abdul sebagai perusahaan stakeholder atau Airlines Halaman | 3 penumpang yang mengalami pembatalan dengan koordinasi yang baik antara pihak penerbangan diberikan kebijakan dengan Bandara dengan media massa, pada situasi me-reschedule (menjadwal ulang) atau krisis tersebut media massa memberitakan me-refund (mengganti uang tiket) yang situasi yang terjadi dengan berimbang, telah penumpang seperti dikutip dalam Koran Harian Jogja (http://adisutjiptoairport.co.id/detail/berita/ pada tanggal 16 Februari 2014, dijelaskan akibat-letusan-gunung-kelud-bandara- pembersihan adsutjipto-di-tutup- dengan dibeli oleh #sthash.OQtC7jX6.dpuf, bandara mobil terus dilakukan kebakaran dari diakses kabupaten/kota dan water canon yang 15/12/2015). Koordinasi yang dilakukan sudah mencapai 60% walaupun menemui baik oleh pihak Airport Service selaku kendala berupa kesulitan sumber air serta manajemen Pihak Bandara Adisutjipto turunnya hujan justru semakin melekatkan dengan Air Traffic Service dan LANUD abu ke landasan, namun pembersihan akan (Pangkalan Udara TNI-AU) Adisutjipto terus dilakukan hingga bandara dapat mengutamakan kepentingan-kepentingan dinyatakan aman dari abu. Bandara dapat penumpang, agar melalui krisis ini pihak beroperasi kembali ketika situasi sudah Bandara tetap melakukan koordinasi dan benar-benar aman dari abu sehingga tidak komunikasi yang baik dengan penumpang. membahayakan Untuk memusatkan sumber informasi yang para penumpang (sumber : Harian Jogja, diperoleh 16 Februari 2014). penumpang, pihak Bandara penerbangan terutama membentuk posko pelayanan informasi Terlepas dari koordinasi antara pihak yang dibangun berlokasi di underpass Bandara dengan stakeholder-stakeholder sekaligus membagi-bagikan masker bagi eksternal, penanganan internal pun turut para pengguna bandara. Fungsi dari posko menjadi prioritas utama pihak Bandara, pelayanan informasi tersebut tidak hanya yaitu dalam membersihkan Abu Kelud tertuju bagi penumpang, namun juga bagi yang berada di landasan pacu. Proses media massa yang mencari informasi pembersihan terus berlangsung selama terkait krisis tersebut. bandara ditutup hingga 18 Februari 2014. Dalam hal ini media massa memiliki Upaya pembersihan melibatkan sekitar peranan penting bagi pihak Bandara 1300 orang yang terdiri dari seluruh maupun Airport Service yaitu dengan personil PT. Angkasa Pura I Yogyakarta, memberitakan kepada masyarakat terkait LANUD Adisutjipto, Brimob Polri, situasi dan juga penanganan yang telah Pemadam Kebakaran Sleman, BNPB dilakukan oleh pihak Bandara. Sejalan (Badan Nasional Penanggulangan Halaman | 4 Bencana), personil dari tenan di bandara merupakan salah satu yaitu (Air Asia, Garuda Maintenance masuknya para wisatawan ke daerah Jawa Facility, Groundhandling, Kokapura Avia, Tengah JAS, PT. Armada) dengan menggunakan bandara kendaraan mower 1 (satu) buah, 1 (satu) menyebabkan unit water canon, 3 (tiga) mobil nurse seperti perhotelan, rumah makan atau tender, 1 (satu) unit tangki penyiram restoran serta daerah wisata ikut sepi. taman, 1 (satu) unit PT. Armada kendaraan Association of The Indonesian Tours and dan alat pembersih tradisional. Area Travel Agencies (Asita) DIY selaku usaha pembersihan dibagi menjadi 3 (tiga) dibidang travel agent, terkena dampak bagian yaitu area runway, apron, dan taxi secara tidak langsung dari kebijakan way. Angin kencang membuat debu refund tiket, namun hal ini tidak menjadi beterbangan membuat jarak pandang tidak kendala normal bahkan hujan turun membuat abu bertanggung jawab secara penuh terhadap licin dan lengket menjadi kendala pihak tiket yang telah terbeli baik oleh travel bandara saat itu. agent maupun calon penumpang sehingga dan pintu gerbang sekitarnya. selama pula dikarenakan Lumpuhnya beberapa hari sektor-sektor lain setiap maskapai Krisis yang dialami oleh Bandara tidak ada yang dirugikan. G. Harrison Adisutjipto turut mempengaruhi keuangan (2005) dalam Rachmat Kriyantono (2012) pihak Bandara. Dari hasil wawancara yang mengatakan dilakukan oleh peneliti dengan Staff memungkinkan berdampak negatif bagi Finance and IT Department, selama empat perusahaan yang menuntut bersikap cepat hari lumpuhnya aktivitas Bandara akibat dan Abu operasional perusahaan disebut dengan Kelud mengalami tersebut, kerugian pihak Bandara sebesar Rp tepat suatu agar peristiwa tidak yang mempengaruhi krisis. Krisis bersumber dari berbagai hal, 1.798.386.651. Selain itu perusahaan juga mulai mengeluarkan dana Rp 202.500.000 untuk malevolence, manajemen, produk dan biaya pembersihan bandara. Sehingga krisis karena bencana alam. Dalam hal ini secara keseluruhan bencana alam Abu PT. Angkasa Pura I Bandara Internasional Kelud menyebabkan Bandara Adisutjipto Adisutjipto Yogyakarta mengalami krisis Yogyakarta merugi mencapai 2 miliar bencana alam berdasarkan warning time rupiah (Diana, Staff Finance and IT bersifat Sudden Crisis (mendadak) berupa Department, 28 Januari 2016). gangguan yang terjadi tanpa peringatan Selain itu, diketahui pula bahwa Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta yang dari teknologi, berdampak pada konfrontasi, operasional perusahaan (Nova, 2011: 100-103). Akibat Halaman | 5 dari bencana Kelud tersebut pihak Bandara C. PEMBAHASAN mengalami dampak kerugian yang cukup 1. Strategi Perencanaan Krisis besar, terutama dalam sektor penanganan manajemen krisis. Suatu keadaan yang cenderung menimbulkan efek negatif dibandingkan Atas dasar identifikasi di atas tujuan efek positif terhadap perusahaan yang penelitian ini yaitu untuk mengetahui tidak disangka dapat terjadi di waktu yang bagaimana manajemen krisis PT. Angkasa tidak diharapkan disebut dengan krisis. Pura I Cabang Bandar Udara Internasional Keadaan ini pasti pernah dialami berbagai Adisutjipto Yogyakarta dalam Bencana tingkatan perusahaan maupun instansi. Abu Sehingga banyak dari mereka yang telah Vulkanik Gunung Kelud pada Februari 2014. bersiap sebelum krisis datang. Untuk mendeteksi krisis dapat dilakukan dengan mengklasifikasinya dalam beberapa jenis B. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan yaitu krisis bencana alam, konfrontasi, metode kualitatif dengan desain deskriptif. manajemen, Objek penelitian penulis pada penelitian malevolence (kedengkian). Dikarenakan ini adalah PT. Angkasa Pura I Bandar krisis diumpamakan seperti penyakit yang Udara apabila ingin disembuhkan atau dihindari Internasional Adisutjipto teknologi, dan Yogyakarta yang beralamat di Jalan Solo perlu Kilometer Yogyakarta. dengan jenis penyakitnya. Oleh karena itu, Teknik pengumpulan data menggunakan sebelum terjadi krisis perusahaan ataupun teknik wawancara dan studi literatur. organisasi Adapun karakteristik informan yang dipiih rencana menghadapi krisis. Perencanaan peneliti yaitu pihak-pihak yang terjun berfungsi untuk memberikan gambaran langsung dan menguasai permasalahan terhadap apa yang akan dilakukan dan cara yang diteliti untuk memudahkan peneliti untuk mengatasi (Nova. 2011 : 124). 9 (Sembilan) menggunakan produk memiliki treatment persiapan sesuai berupa dalam mendapatkan data yang dibutuhkan. Manajemen PT. Angkasa Pura I Uji validitas data dilakukan dengan Teknik Bandar Udara Internasional Adisutjipto Triangulasi data berupa membandingkan Yogyakarta hasil wawancara dengan isi suatu dokumen kebandarudaraan yang berkaitan Teknik ini dapat dicapai kemungkinan masalah yang akan muncul dengan (Moleong 2011 : 331). dan cara untuk mengatasinya. Termasuk sebagai telah perusahaan mempersiapkan mempersiapkan penangan terhadap situasi darurat yang menimpa Bandara Halaman | 6 Internasional Adisutjipto Yogyakarta yang terkena air hujan yang sebenarnya dapat dinamakan dengan dilakukan sejak pagi hari ketika Abu Plan (AEP). Airport Emergency Kondisi yang Kelud di area apron telah dinyatakan harus dimaksud yaitu antisipasi adanya bom, dilakukan pembersihan, sehingga estimasi kecelakaan pesawat, kebakaran gedung waktu yang ada dapat dimaksimalkan dan bencana alam. Kategori bencana Abu pembersihan pada area lain. Investasi Kelud termasuk dalam penanganan akibat waktu merupakan hal terpenting dari bencana alam. Namun sayangnya tidak ada bandara dikarenakan tutup beberapa jam penjelasan lebih lanjut mengenai jenis dapat membatalkan beberapa penerbangan bencana alam serta penanganannya secara yang khusus jumlah kerugian bandara. dan darurat terperinci. perencanaan juga berfungsi mengurangi dampak krisis, Padahal berdampak pada bertambahnya untuk Pada AEP prosedur yang dimiliki sehingga oleh manajemen walaupun PT. Angkasa resiko krisis tidak terlalu besar apabila Pura I Bandar Udara memiliki perencanaan yang baik (Nova. Adisutjipto Yogyakarta tidak memiliki 2011 : 125). perencanaan secara Internasional spesifik terhadap Perencanaan krisis yang strategis penanganan bencana alam abu vulkanik justru memudahkan perusahaan untuk gunung merapi, namun pada prosedur mempunyai action plan ketika krisis tersebut telah dijelaskan susunan tim krisis terjadi serta mampu untuk memahami yang diberi nama “Organisasi Komite tahapan yang harus dilakukan selanjutnya Penanggulangan Keadaan Darurat”. Firsan (Nova. 2011 : 125). Dikarenakan, tanpa Nova (2011 : 125) menyatakan bahwa adanya action plan menyebabkan krisis perencanaan krisis dapat dilakukan dengan terus berkembang. Hal ini terjadi karena membentuk tim krisis yang bertanggung tidak cepat ditanganinya krisis. Adanya jawab secara spesifik dengan tugas yang slot jelas dalam mengelola krisis. waktu memperhatikan yang dibuang untuk perkembangan krisis Struktur tim manajemen krisis yang menyebabkan krisis berkembang walaupun beranggotakan kecil bentuknya. Internasional Terkait Abu Kelud pada hari pertama penutupan bandara, pembersihannya secara manajemen Adisutjipto Bandara Yogyakarta, pihak Airlines, pihak rumah sakit, dan proses badan pemerintahan terkait penanganan baru bencana dan informasi. Badan Organisasi dimulai pukul 13.00 siang hari, di mana Komite Penanggulangan Keadaan Darurat keadaan abu sudah mulai lengket karena atau yang disebut sebagai tim krisis massal Halaman | 7 tersebut memiliki tanggung jawab pelatihan yaitu untuk memastikan miliki secara spesifik dan jelas (Nova. penanggulangan keadaan darurat dipahami 2011 : 125). Tim Manajemen Krisis aktif oleh semua tim krisis sesuai dengan tugas disaat krisis melanda dan merekalah dan orang-orang pilihan yang bertanggung Sehingga, hal ini berdampak pada perlu jawab untuk memecahkan segala bentuk adanya waktu bagi General Manager krisis dengan solusi terbaik. tersebut untuk memahami kondisi bandara peneliti terbentuknya tanggung dokumen dan sebagaimana kompetensi yang mereka Menurut bahwa menguji jawab rencana masing-masing. yang terkena krisis abu vulkanik, serta Badan Organisasi Komite Penanggulangan memahami Keadaan dapat strategi perencanaan krisis yang akan dalam diambil. Darurat memudahkan seharusnya manajemen menyelesaikan krisis dikarenakan Tim kembali dan memastikan Aktivitas Media Monitoring PR Krisis responsif terhadap situasi krisis yaitu yang melanda. Namun, dalam proses dan berita terkait Bandara Internasional perencanaannya Tim Krisis belum dapat Aidsutjipto Yogyakarta merupakan bentuk merencanakan strategi krisis dengan sigap. pengendalian Hal ini dikarenakan General Manager perusahaan. Media Monitoring digunakan dalam hal ini ketua Tim krisis yang sebagai pengukuran dalam bentuk kliping bertanggungjawab terhadap media ini digunakan hingga 80% praktisi Adisutjipto PR (Agung, 2006: 310). Konten media Yogyakarta merupakan General Manager dinilai positif, netral dan negatif yang baru. Sehingga dibutuhkan adaptasi yang sejatinya dibuat berdasarkan kepercayaan cukup dalam menangani permasalahan sehingga belum dapat dipastikan secara krisis yang terjadi. validitas dan nilainya. Apabila positif Bandara penuh Internasional Selain itu, General Manager yang menghimpun mengarah PR pada informasi-informasi terhadap objektif, kondisi pemberitaan menjabat tidak pernah mendapatkan kasus netral setidaknya dapat mempengaruhi krisis maupun pelatihan terkait kondisi kesadaran (Agung, 2006 : 311). bandara yang diselimuti abu vulkanik Melalui aktivitas Media Monitoring sebelumnya. Dikarenakan tidak adanya setidaknya PR manapun untuk mendeteksi panduan dalam AEP yang menjelaskan adanya berita negatif yang kemungkinan aturan penanganan terkait kondisi krisis besar akan terjadi dalam situasi krisis. akibat bencana alam abu vulkanik gunung Sehingga, melakukan perencanaan sebagai meletus. salah Padahal fungsi diadakannya satu cara untuk membantu Halaman | 8 manajemen menghindari dampak negatif mengetahui krisis. PR PT. Angkasa Pura I Bandar 2011: 125). Sama halnya dengan krisis, Udara petunjuk Internasional Adisutjipto petunjuk penyelesaian tersebut sebuah (Nova. krisis Yogyakarta telah memahami bahwa pada sangatlah penting mengingat penanganan saat krisis fase operasi yang sering kali krisis dapat memakan waktu. Waktu yang dianggap tidak penting dan menjadi salah dibutuhkan beragam, tergantung dari jenis satu sensitif adalah ketersediaan krisis yang melanda. Semakin lama krisis informasi (Cutlip, Center dan Broom. 2006 diselesaikan semakin banyak juga kerugian : 377). Informasi yang tidak jelas akan yang akan ditanggung perusahaan terlebih menimbulkan rumor yang dikhawatirkan PT. Angkasa Pura I Bandar Udara justru akan berdampak negatif saat krisis. Internasional hal PR PT. Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Yogyakarta Adisutjipto Yogyakarta sebagai perusahaan kebandarudaraan yang Adisutjipto dasarnya meraup untung dari perputaran informasi waktu. Melalui pernyataan tersebut PT. merencanakan publik saat krisis dengan direncanakannya Angkasa Press Converence, Posko Pelayanan dan Internasional Adisutjipto Informasi Pasca erupsi dan pemaksimalan seharusnya telah Customer Services yang berprinsip pada sistematika keberlanjutan informasi yang seragam terhadap kondisi penanganan krisis yang sewaktu-waktu terbaru bandara. Rencana yang diusung dapat terjadi. oleh PR yang bertujuan untuk menghindari 2. Strategi Penanganan Krisis terbentuknya rumor saat krisis peneliti rasa Pura Kegiatan I Bandar Udara Yogyakarta mempersiapkan dalam penanganan tepat. Dikarenakan ketika manajemen merupakan krisis mencegah perencanaan setelah rencana dianggap kemungkinan-kemungkinan dampak matang, strategi penanganan diupayakan negatif dengan untuk menyelesaikan krisis yang terjadi. telah Perencanaan yang cermat terhadap krisis kemungkinan akan berdampak pada kesuksesan tindakan berhasil krisis demikian dengan yang baik, membantu dikelola setidaknya menghindari PR terburuk akibat pengembangan krisis. lanjutan dari krisis proses penanganan (Butterick, 2012: 83). Melihat Perencanaan krisis ibarat membuat dari krisis yang dialami manajemen PT. petunjuk pembangunan sebuah pesawat Angkasa Pura I Cabang Bandar Udara terbang, tim pembuat pesawat terbang Internasional tidak proses bisa pesawat menyelesaikan terbang jika pembuatan mereka Adisutjipto perencanaannya Yogyakarta yang bersifat tidak Halaman | 9 mendadak, hal ini mengakibatkan penanganan menjadi sedikit lamban. Pura Internasional I Bandar Adisutjipto Udara Yogyakarta terdiri dari dua tindakan yaitu tindakan komunikasi dan tindakan pembersihan. Menurut peneliti manajemen sesuai spesifikasi tanggung jawab dalam Tim Krisis yang diemban Tindakan penanganan krisis PT. Angkasa maksimal dapat dipastikan Bandara Internasional Adisutjipto sesuai Yogyakarta dengan dapat jadwal dibuka yang telah ditentukan di awal yaitu 18 Februari 2014. Sejak 14 Februari Bandara telah Internasional Adisutjipto ditutup, namun memahami bahwa tindakan komunikasi sayangnya pembersihan secara maksimal menjadi suatu cara untuk mengurangi yang melibatkan Komite Penanggulangan kepanikan Keadaan Darurat selaku tim krisis tidak stakeholder-nya, untuk mendukung tindakan tersebut dilakukan langsung tindakan pembersihan kembali beroperasi dilakukan bandara Keterkaitan sebagai harapan berdampak kepada jumlah orang secara seluruh stakeholder. Tindakan komunikasi massal untuk ikut berpartisipasi dalam menjadi sangat penting dalam situasi membersihkan bandara, namun juga terkait krisis, namun tindakan komunikasi tidak penyusunan strategi akan cukup apabila tidak ada aksi yang pembersihan agar jumlahnya dikomunikasikan (Etling dalam Cutlip, dengan area yang Center dan Broom. 2006 : 389). Terlebih landasan tidak pengadaan hanya alat sesuai dibersihkan. pesawat yang secara panjangnya mencapai 2200 meter dengan manual sejatinya telah dimulai sejak hari ketebalan abu sekitar 2 (dua) cm ini pertama turunnya Abu Kelud, sayangnya menjadi area sensitif bandara yang harus hal ini tidak semestinya terus dilakukan. segera dibersihkan. Menggunakan pembersihan luas krisis pertama. agar Tindakan tim hari alat-alat dari Komite Penanggulangan Keadaan berbagai pihak seharusnya dimulai sejak Darurat pada dasarnya telah diposisikan hari pertama. Sehingga, bandara tidak sesuai dengan potensi dan spesifikasinya, membutuhkan namun banyak bantuan waktu untuk sayangnya merespon dampak negatif yang timbul dari krisis dimiliki. Hal ini pun disebabkan oleh tidak Abu Kelud tersebut. Berdasarkan data adanya pelatihan sesuai AEP terkait peneliti bahwa kondisi krisis akibat abu vulkanik gunung adanya bantuan Badan Organisasi Komite meletus. Selain itu anggota tim krisis yang Penanggulangan Keadaan Darurat secara berubah-ubah yang diakibatkan pergantian menyimpulkan belum dalam pembersihan, terlebih dapat mengurangi dapat krisis kesigapan sepenuhnya Halaman | 10 manajemen yang secara tidak langsung memaksimalkan tanggung jawab spesifik diperlukan adanya kekompakan baru yang yang dimiliki dan ikut andil secara harus dibangun. Tidak adanya pelatihan ini langsung dalam penanganan krisis. Karena juga mengakibatkan tindakan pembersihan tim krisis tidak bekerja hanya dihari terlihat seperti “meraba-raba” saat hari pertama, kedua maupun ketiga. Melainkan pertama dan kedua krisis melanda yang tim krisis inilah yang bertanggung jawab didasari oleh ketakutan tim krisis akan sejak awal krisis hingga krisis dinyatakan resiko yang akan didapat ketika salah telah selesai. dalam menangani krisis. Sedangkan tindakan komunikasi Peneliti tidak menemukan adanya dilakukan oleh PR PT. Angkasa Pura I target atau capaian tindakan pembersihan Bandara Udara Internasional Adisutjipto setiap Yogyakarta. Tindakan komunikasi ini hari. tindakan Perusahaan pembersihan melakukan berupa untuk mendukung aksi pembersihan yang memperluas lingkup pembersihan dan telah dilakukan manajemen sehingga apa menambah jumlah tenaga dan alat-alat yang pendukung pemahaman untuk yaitu membersihkan area telah dilakukan stakeholder mendapat atas kondisi bandara hingga melibatkan seluruh otoritas bandara saat itu bentuk pemahaman PR bandara yang ada. Menurut peneliti, hal ini atas konsep two way communications. menjadi Tindakan tindakan dikarenakan yang kurang tepat target capaian dalam perharinya belum dimaksimalkan oleh komunikasi komunikasi pendukung lainnya. Press Conference I Bandar Udara Internasional Adisutjipto sebanyak tiga Yogyakarta. bandara. Setiap perusahaan dilakukan dengan Press Conference dan media manajemen perusahaan PT. Angkasa Pura Terlebih ini kali oleh Press diagendakan manajemen Conference kebandarudaraan ini seharusnya memiliki memiliki tujuan yang berbeda. Press perhitungan Conference yang matang. Sehingga, hari pertama dan kedua perhitungan tersebut tidak sampai meleset menginformasikan bandara ditutup hingga dan dapat 18 Februari 2014. Sehingga diharapkan dikomunikasikan dengan penuh tanggung bagi seluruh stakeholder yang terkait dapat jawab oleh PR kepada stakeholder. memaklumi kondisi tersebut. Serta pada tindakan pembersihan Penanganan yang kurang strategis Press Conference menginformasikan diawal diakibatkan oleh perencanaan yang alasan ditambahnya waktu tidak matang. Tim manajemen krisis yang bandara demi keselamatan berbagai pihak telah terbentuk seharusnya mampu untuk dan sekaligus dibukanya bandara pada hari penutupan Halaman | 11 yang sama. GM selaku penanggung jawab manajemen dapat memanfaatkan jalur penuh terhadap manajemen bandara serta informasi selaku Ketua Komite Penanggulangan stakeholder-nya Keadaan Darurat menjadi Spoke Persons (Agung, 2006 : 84). atau juru bicara. Terlebih Press tersebut secara sesuai dengan lebih optimal Setiap Press Conference memiliki Conference ketiga juru bicara didampingi informasi oleh Otband III Surabaya sebagai pihak dengan kebutuhan stakeholder. PR PT. yang Angksa Pura I Bandar Udara Internasional berkapasitas untuk menjelaskan kepada stakeholder terkait. yang berbeda-beda sesuai Adisutjipto Yogyakarta dalam aktivitas ini Pemilihan GM sebagai penyampai membingkai pesan informasi utama (spoke persons) atau juru kebutuhan. Menurut bicara adalah hal yang tepat menurut Conference sebagai aktivitas PR yang peneliti. Dikarenakan nilai GM sebagai dipilih oleh PR PT. Angkasa Pura I Bandar penanggung jawab Bandara Internasional Udara Yogyakarta Komite Yogyakarta dalam mengkomunikasikan Penanggulangan Keadaan Darurat akan krisis sudah tepat. Bandara Internasional bernilai tinggi terhadap kredibilitas dan Adisutjipto Yogyakarta merupakan salah objektivitas publik terhadap informasi satu akses keluar masuknya publik dari yang disampaikan GM. Bagi media massa, dan ke Yogyakarta. Sehingga informasi ini GM narasumber dibutuhkan berbagai pihak baik Airlines, mempengaruhi Pemerintah, tour and travel, maupun calon ketertarikan stakeholder untuk menerima penumpang domestik dan internasional informasi yang mereka berikan. Sehingga agar menjadwalkan kembali rencana yang dengan PR mungkin terjadwal pada tanggal tutupnya persons bandara. Terlebih dari data didapat bahwa narasumber yang meliput saat Press Conference tidak terpercaya lainnya mampu mempengaruhi hanya datang dari media lokal namun stakeholder banyak juga diantaranya berasal dari dan tentunya terpercaya Ketua menjadi dapat hal menyiapkan didukung tersebut, strategi dengan terkait tujuan spoke adanya untuk mencapai pemahaman yang sama dengan manajemen sesuai peneliti Internasional dengan Press Adisutjipto media nasional. bandara yaitu ikut memahami kondisi Pasca diadakannya Press Conference Bandara Internasional Adisutjipto saat itu. oleh PR PT. Angkasa Pura I Bandar Udara Kredibilitas dan objektivitas sumber lain di Internasional mata publik jauh lebih baik ketimbang berdampak pihak internal perusahaan, dengan begitu penumpukan calon penumpang di bandara, Adisutjipto pada Yogyakarta berkurangnya Halaman | 12 dikarenakan penumpang mendapatkan penjelasan telah Bahkan untuk mendukung informasi terkait dalam Press Conference tersebut, media permasalahan yang terjadi melalui Press informasi lainnya turut menyampaikan hal Conference tersebut. Hal tersebut menjadi yang sama. Media website resmi Bandara capain yang baik bagi PR PT. Angkasa Internasional Adisutjipto Yogyakarta yaitu Pura di adisutjipto-airport.co.id ditujukan bagi I Bandar Adisutjipto Internasional Yogyakarta menyamakan dengan Udara keinginan publiknya. untuk perusahaan Pada dasarnya ketercapaian ini menegaskan fungsi utama publik yang menggunakan mengakses kesehariannya layanan informasi terbiasa internet terkait dapat Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta. PR dalam organisasi atau perusahaan Adanya pelayanan terkait kondisi sesuai dengan yang peneliti paparkan bandara juga dapat diakses melalui pusat menurut Edward L. Bernays (1952) dalam pelayanan Rosady Ruslan (2006) yaitu : Adisutjipto Yogyakarta. Posko pelayanan 1) Memberikan penerangan kepada publik. yang berlokasi di underpass bandara ini 2) Melakukan tindakan persuasi untuk menargetkan tidak hanya bagi para calon mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung. di Bandara penumpang saja melainkan juga teruntuk para 3) Melakukan upaya integrasi sikap dan informasi awak membutuhkan media yang informasi lebih mungkin terkait perbuatan organisasi sesuai dengan informasi terkini bandara saat itu. Terlebih sikap dan perbuatan masyarakat atau hadirnya para pejabat manajemen PT. sebaliknya. Angkasa Pura I bandar Udara Internasional PR dalam Press Conference terlihat telah mempersiapkan informasi-informasi dengan yang disampaikan kepada penumpang. Informasi media ini Adisutjipto Yogyakarta demi memastikan baik kondisi-kondisi terkini terkait bandara akan tersampaikan dengan stakeholder terkait. Serta dengan adanya terbingkai pemaksimalan layanan Customer Services menjadikan publik. Mengetahui dari dekat pandangan mengakses informasi. dalam situasi kepada dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh stakeholder baik krisis stakeholder lebih mudah dan Berbagai tindakan komunikasi ini mengetahui kebutuhan, kepentingan dan dirancang PR guna tersampainya informasi perhatian yang dibutuhan stakeholder-nya yang diharapkan dan dapat diterima oleh sebagai prinsip pembingkaian isi pesan masyarakat. (Cutlip, Center dan Broom, 2006: 392). pernyataan Cutlip, Center dan Broom Hal ini sesuai dengan Halaman | 13 (2006: 389) bahwa strategi komunikasi negatif, sesuai dengan yang diungkapkan mendukung program aksi untuk : Rachmat (2012) yaitu melalui upaya 1) Memberikan informasi kepada publik persiapan, penerapan beberapa strategi dan tentang tindakan tersebut. taktik dapat mengurangi dampak negatif 2) Membujuk publik untuk mendukung dan menerima tindakan tersebut. krisis cara merubah sikap publik. sangat tujuan disusunnya manajemen krisis. 3) Memberikan petunjuk kepada publik Namun menjadi Dari tutupnya bandara selama beberapa hari tersebut turut berdampak disayangkan, pada pihak Airlines. Pihak Airlines tidak berdasarkan hasil Media Monitoring yang hanya mengalami kerugian terkait tidak dilakukan PR pada tanggal 18 Februari adanya 2014 yang seharusnya hari dibukanya pendapatan bandara justru munculnya beberapa berita dengan 420 rute penerbangan dengan negatif terkait pembatalan pembukaan biaya bandara. G. Harrison (2005) dalam Kasali penumpang serta pesawat yang terjebak (2000) mengatakan bahwa krisis tidak karena Abu Kelud. Sehingga solusi satu- dipicu oleh sebuah peristiwa melainkan satunya bagi Airlines saat itu adalah diakibatkan dari penanganannya. Hal ini dibukanya bandara dan mengaktifkan rute pula yang terjadi pada manajemen PT. AP penerbangan yang telah off sebelumnya I Yogyakarta bahwa untuk mengembalikan kerugian. dengan adanya penerbangan. dari 72.000 tambahan Hilangnya penumpang penginapan kru, komentar negatif dari Gubernur DIY yaitu Penutupan bandara saat itu bertujuan Sri Sultan Hamengku Buwono X yang demi keselamatan Airlines dan juga para menyesalkan pembersihan bandara yang calon penumpang. Terlebih para calon lamban. penumpang merupakan pihak utama yang menjadi Komentar headline negatif pada tersebut media cetak perlu diperhatikan baik oleh pihak Airlines Kedaulatan Rakyat, Harian Jogja dan maupun manajemen Bandara Internasional Tribunjogja.com. Adisutjipto. Menurut peneliti manajemen Hal tersebut akibat penanganan yang kurang tepat sehingga menimbulkan bandara telah melakukan terbaik, penutupan pelayanan dilakukan untuk dampak negatif pada perusahaan. Dari menghindari adanya kerugian yang lebih penanganan besar apabila tetap dipaksakan melakukan Abu Kelud yang tidak sistematik oleh manajemen bandara mulai aktivitas dari proses manajemen telah membantu pihak Airlines penanganan menimbulkan adanya dampak untuk mengkomunikasikan pada calon perencanaan hingga penerbangan. Terlebih Halaman | 14 penumpangnya terkait tiket yang telah daerah destinasi wisata yang telah dipesan terbeli melalui media komunikasi yang oleh para wisatawan dikarenakan masih dilakukan manajemen. Sehingga pihak tebalnya Abu Kelud yang menyelimuti Airlines berfokus untuk mengatur jadwal wilayah wisata tersebut. Sehingga Asita sesuai DIY harus memikirkan destinasi wisata yang diinginkan calon penumpangnya. pengganti dengan biaya yang tidak jauh Para calon penumpang tentunya kecewa dengan kondisi ditutupnya berbeda dengan paket yang telah dipesan sebelumnya. bandara, sehingga yang bisa dilakukan Beda halnya dengan PHRI, justru manajemen bandara adalah mengurangi merugi mencapai 2 Miliar per harinya rasa kekecewaan tersebut. Seperti yang bersumber dari banyaknya hotel dan telah dijelaskan sebelumnya bahwa krisis penginapan yang dibatalkan. Menurut pasti memiliki dampak negatif sehingga peneliti, karena Yogyakarta adalah salah yang bisa dilakukan suatu organisasi satu kota wisata yang ada di Indonesia adalah negatif sehingga Yogyakarta cukup dipadati oleh tersebut. Penanganan penumpang berikut wisatawan pada waktu tertentu yaitu waktu koordinasi dengan pihak Airlines telah libur sekolah, hari raya dan sabtu Minggu. dilakukan langsung oleh Airport Services. Terjadinya Abu Kelud disaat weekend Informasi-informasi yang valid selalu (sabtu dan minggu) berdampak pada disampaikan manajemen bandara kepada pembatalan pertemuan yang seringkali Airlines, yang selanjutnya pihak Airlines diadakan di hotel ataupun penginapan. menyampaikan informasi tersebut kepada Sehingga pihak Perhotelan dan Penginapan para calon penumpangnya secara cepat. mengalami kerugian yang cukup besar Kesigapan karena peristiwa tersebut. mengurangi dampak merespon situasi ancaman krisis dengan tindakan yang tepat menjadi Selain berdampak pada stakeholder perlu untuk sebuah organisasi (Butterick, eksternal, krisis tentunya berdampak pada 2012: 73). internal manajemen Bandara Internasional Asita DIY sebagai agen tour and Adisutjipto Yogyakarta. travel pada kenyataannya tidak merugi Abu secara pendapatan langsung, dikarenakan pihak Kelud sangat Dampak krisis berdampak Bandara Selama bagi Internasional Airlines telah menjamin tiket yang telah Yogyakarta. 5 (lima) hari terbeli dengan reschedule dan refund. manajemen bandara Justru yang membuat Asita DIY kecewa pendapatannya hingga adalah banyaknya pembatalan daerah- 2.247.893.314,00 dan ditambah adanya kehilangan mencapai Rp Halaman | 15 dana pembersihan sebesar Rp 3. Evaluasi 202.500.000,00. Sehingga total kerugian Tahap akhir dari proses manajemen mencapai Rp 2.450.393.314 (dua miliar adalah empat ratus lima puluh juta tiga ratus perusahaan dapat mengukur “seberapa sembilan puluh tiga ribu tiga ratus empat baik langkah yang telah dilakukan?.” belas rupiah). Kerugian yang didapatkan Evaluasi saat Abu Kelud menimpa Bandar oleh Udara pihak Internasional Manajemen Adisutjipto Bandara evaluasi. Pada tahap Internasional inilah Adisutjipto Yogyakarta Yogyakarta dilakukan manajemen dalam tersebut dapat dikatakan cukup besar. kondisi krisis bencana alam Abu Kelud ini Kerugian financial tersebut merupakan sebaiknya dilakukan setiap hari diakhir bagian dari krisis manajemen perusahaan. waktu kerja. Dikarenakan pada proses Menurut peneliti, masalah keuangan perencanaan manajemen bandara tidak acapkali menjadi bagian dari dampak memiliki target pasti terkait tindakan krisis. Penanganan yang matang oleh pembersihan. Sehingga, penanganan yang manajemen keuangan diambil sangatlah dibutuhkan. merupakan sesuatu ketika yang krisis Kerugian tidak bisa untuk esok hari merupakan langkah terbaik yang telah didiskusikan manajemen untuk meminimalisir dihindari ketika krisis terjadi, namun kesalahan-kesalahan terlebih agar tidak dengan penanganan yang baik maka mengulur-ngulur waktu yang berdampak kerugian tersebut dapat di minimalisir. pada pendapatan bandara serta stakeholder Dalam hal ini penanganan manajemen terkait (Otto Nugroho Soharno, Airport keuangan Bandara Adisutjipto Yogyakarta Service Staff, 21 Maret 2016). ketika bencana Abu Kelud terjadi dirasa Evaluasi dilakukan pada level sudah cukup baik. Hal ini dikarenakan persiapan, implementasi dan dampak yang pasca terjadinya memiliki bencana Abu Kelud pihak manajemen Evaluasi persiapan telah dapat mengontrol kembali keuangan menilai kualitas perusahaan. Hal tersebut terbukti capaian informasi keberhasilan perusahaan di tahun tersebut evaluasi implementasi pada kecakapan dapat taktik dan upaya serta evaluasi dampak satu bulan tercapai, setelah meskipun sempat porsinya dan masing-masing. dilakukan dan ketersediaan perencanaan mempersiapkan untuk mendapatkan kendala ketika bencana Abu yaitu Kelud terjadi. merespon konsekuensi terhadap strategi yang digunakan strategi strategis, (Cutlip, dalam Center dan Broom. 2006 : 420). Dapat dikatakan Halaman | 16 bahwa secara perencanaan terkait Sehingga diharapkan dengan dibukanya informasi kondisi krisis Abu Kelud yang bandara dimiliki oleh manajemen bandara terbilang dalam menormalisasikannya. sudah memadai dikarenakan setiap dapat membantu pemerintah Evaluasi dampak dari krisis Abu bandara tentu memiliki akses informasi Kelud yang dengan Internasional Adisutjipto Yogyakarta ini yang dirasa peneliti dilakukan dengan cukup disayangkan adalah tindakan perencanaan baik. Adapun yang dilakukan berupa yang rencana baik berkaitan kebandarudaraan. Namun diusung, strategical peneliti dan rasa kurang kurang terhadap manajemen pembuatan Bandara AEP terkait mendukung penanganan bencana alam abu vulkanik. informasi aktual yang sudah dimiliki. Pembuatan AEP memerlukan prosedur Terkait yang yang cukup rumit dan memakan waktu (I semaksimal Made Darma, Airport Fire Fighting & mungkin tanpa adanya target perhari, Rescue Section Head, 13 April 2016). menjadikan dibukanya Selain rencana tersebut untuk mewanti- bandara pun menjadi tak pasti. Akibatnya wanti krisis sejenis abu vulkanik telah perlu diadakan pengumuman kembali atas dirancang dan diterbitkan pada 1 Agustus kepastian dibukanya bandara. 2014 yaitu Prosedur Pembukuan dan tindakan dilakukan pembersihan dengan upaya perhitungan Spekulasi spoke person telah memberikan informasi kepada stakeholder terkait terhadap prakiraan Akibatnya kembali hanya kepercayaan ketika pada calon tersebut kekecewaan tidak penumpang saja, melainkan pada pihak Airlines dan juga pihak pemerintah. Adanya komentar negatif opinion leader yaitu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X terhadap pembersihan bandara menjadi terlihat wajar dikarenakan kekhawatiran beliau atas Yogyakarta yang D. KESIMPULAN publik. informasi dibatalkan Udara Akibat Abu Vulkanik. dibukanya bandara pada tanggal 18 Februari 2014 menimbulkan Penutupan Kegiatan Operasional Bandar saat itu perekonomiannya belum normal kembali. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa PT. Angkasa Pura I Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta mengalami krisis disebabkan oleh bencana alam. Bencana alam tersebut vulkanik menimpa dari diakibatkan Gunung bandara oleh Kelud hingga abu yang mencapai ketinggian 2 (dua) cm. Ketebalan Abu Kelud memaksa bandara untuk tutup selama 5 (lima) hari, sehingga pihak Halaman | 17 bandara mengalami kerugian sebesar Rp Airport Emergency Plan pada teknik 2.450.393.314 (dua miliar empat ratus pembersihan area bandara yang dimulai lima puluh juta tiga ratus sembilan puluh dari area sensitif bandara (area runaway, tiga ribu tiga ratus empat belas rupiah). apron dan taxi way) hingga area luar Manajemen krisis yang dilakukan oleh PT. Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta secara garis besar mengadopsi konsep manajemen menurut Cutlip, Center dan Broom mulai dari proses identifikasi masalah, menyusun rencana dan program, mengambil tindakan dan komunikasi serta evaluasi. Tindakan manajemen bandara sesuai dengan kondisi bandara yang diselimuti abu vulkanik Gunung Kelud, serta upaya PR dalam menjalankan fungsi two way communications dalam mengurangi dampak negatif akibat krisis dengan melaksanakan Press Conference dan memaksimalkan media komunikasi lainnya. krisis Secara struktural di PT. Angkasa tersebut belum sepenuhnya dilaksanakan Pura oleh perusahaan. Hal ini dikarenakan Adisutjipto Yogyakarta PR tidak termasuk ketidaksiapan pihak Bandara Adisutjipto dalam Badan Organisasi Penanggulangan Yogyakarta pada proses perencanaan, Keadaan dibuktikan dengan tidak adanya panduan menjalankan fungsinya terkait koordinasi khusus terkait penanganan krisis bencana dan penanganan komunikasi dengan baik. alam akibat abu vulkanik pada Airport Oleh karena itu, PT. Angkasa Pura I Emergency Plan. Bandar Udara Internasional Adisutjipto Menurut peneliti Strategi penanganan krisis yang dilakukan PT. Angkasa Pura I Bandar Udara I Bandar Darurat. Udara Namun, Internasional PR tetap Yogyakarta dapat melewati krisis dengan cukup baik tanpa adanya dampak negatif krisis yang berlarut. Internasional Adisutjipto Yogyakarta yaitu dengan menerapkan strategy (strategi prinsip Adaptive adaptasi). Strategi penanganan krisis yang dilakukan PT. Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta yaitu dengan menjalankan Badan Organisasi Komite Penanggulangan Keadaan Darurat selaku tim krisis dengan memodifikasi Halaman | 18 DAFTAR PUSTAKA Buku Agung, Silih Wasesa, Jim Macnamara. 2006. Strategi Public Relations. Jakarta : PT Gramedia. Butterick, Keith. 2012. Pengantar Public Relations : Teori dan Praktik. Jakarta : RajaGrafindo Persada. Cutlip, Scoot M., Allen H. Center and Glen M. Broom diterjemahkan oleh Wibowo, Tri B.S. 2006. Effective Public Relations 9th Edition. New Jersey : Prentice Hall, Inc. Kasali, Rhenald. 2000. Manajemen Public Relations : Konsep dan Aplikasinya Di Indonesia. Jakarta : PT Temprint. Kriyantono, Rachmat, Ph. D. 2012. Public Relations & Crisis Management. Jakarta : Kencana. Maria, Sr. Assumpta Rumanti OSF. 2004. Dasar-Dasar Public Relations : Teori dan Praktik. Jakarta : Grasindo. Moleong, Lexy J. M.A. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya Nova, Firsan. 2009. Crisis Public Relations (Bagaimana PR Menangani Krisis Perusahaan). Jakarta : Grasindo. ------------------2014. PR WAR (Pertarungan Mengalahkan Krisis, Menaklukkan Media dan Memenangi Simpati Jakarta : Gramedia. Publik). Rakhmat, Jalaludin, M.Sc. 1993. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya. Ruslan, Rosady. 2006. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi : Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta. RajaGrafindo Persada. Internet http://www.angkasapura1.co.id/, pada 26/11/2015 diakses http://adisutjipto-airport.co.id/, pada 26/11/2015 diakses http://adisutjiptoairport.co.id/detail/berita/akibatletusan-gunung-kelud-bandaraadsutjipto-di-tutup#sthash.OQtC7jX6.dpuf, diakses pada 15/12/2015 http://www.angkasapura1.co.id/detail/berit a/laba-angkasa-pura-i-naik-158persen diakses pada 10/02/2016 http://bisniskeuangan.kompas.com/read/20 15/05/12/164300226/2014.Laba.An gkasa.Pura.I.Capai.Rp.1.1.Triliun, diakses pada 10/02/2016 http://hubud.dephub.go.id/?id/news/detail/ 2374, diakses pada 28/12/2015 http://nasional.kompas.com/read/2014/02/ 15/0802440/Selimut.Abu.Gunung. Kelud.hingga.700.Kilometer, diakses pada 5/04/2016 http://dephub.go.id/welcome/readPost/deb u-vulkanik-penuhi-runwayHalaman | 19 adisutjipto-ditutup-1-jam-20-menit2767/, diakses 5/04/2016 http://nasional.republika.co.id/berita/breaki ngnews/nasional/10/10/30/143492hujan-abu-merapi-bandaraadisutjipto-ditutup, 9/05/2016 http://www.antaranews.com/berita/419691 /menghitung-kerugian-akibatbencana-kelud, diakses 11/08/2016 http://entertainment.kompas.com/read/2014/02/23/ 1708101/Akibat.Kelud.Industri.Pariwisat a.Sleman.Rugi.Rp.1.Miliar.Per.Hari?utm _source=RD&utm_medium=box&utm_ campaign=Kaitrd, diakses 11/08/2016 http://nationalgeographic.co.id/berita/2014 /02/akibat-hujan-abu-vulkanikpengusaha-hotel-di-yogyakartamerugi, diakses 11/08/2016 Jurnal Handayani, Kiki dan Erman Anom. 2010. Peran PR Menerapkan Manajemen Krisis dalam Memulihkan Citra PT. Garuda Indonesia Pasca Kecelakaan Pesawat Boeing G.737/400 Di Yogyakarta. Vol. 7 No. 1 Sumber Lain Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta. 2014. Statistik Kepariwisataan 2014. Yogyakarta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan pasal 1 ayat 30. Halaman | 20