PROTOZOA DARAH DAN JARINGAN ”Trypanosoma” OLEH NURHALINA AHMADI, SKM,M.Epid ANALISIS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA Klasifikasi • Genus Trypanosoma dapat menyebabkan penyakit Trypanosomiasis dan genus ini mempunyai spesies yang penting dalam ilmu kedokteran yaitu : 1. Trypanosoma Gambiense 2. Trypanosoma Rhodisiense 3. Trypanosoma Cruzi • Genus Trypanosoma dalam siklus hidupnya mempunyai empat bentuk stadium yaitu : 1. Bentuk stadium Trypanosoma 2. Bentuk stadium Kritidia 3. Bentuk stadium Leptomonas 4. Bentuk stadium Leismania Gbr. Trypanosoma SIKLUS HIDUP • Siklus hidup Trypanosomiasis mempunyai dua tuan rumah yang berbeda yaitu : 1. Tuan rumah vertebrata ( vertebrata host ) Dalam tuan rumah yang vertebrata hanya didapatkan untuk Trypanosoma, kecuali pada Trypanosoma Cruzi yang dapat diperoleh bentuk stadium : - Trypanosome - Kritidia ( kadang – kadang ) - Leismania 2. Tuan rumah invertebrate Dalam tuan rumah invertebrata dapat ditemukan bentuk stadium : - Trypanosoma dan bentuk stadium Kritidia Morfologi umum 1. Bentuk stadium Trypanosoma a. Berukuran 14 – 33 x 1,5 – 3,5 mikron dan rata – rata 15 – 20 mikron. b. Membrane bergelombang terdapat diseluruh tubuh. c. Kinetoplas letaknya lebih ke posterior dekat axonema. d. Letak nucleus di tengah – tengah ( sentral ). e. Bentuk ini terdapat pada tuan rumah perantara maupun sebenarnya. f. Trypanosome masuk didalam tuan rumah perantara pada waktu menghisap darah sebagai makanannya. g. Didalam tubuh manusia trypanosome hidup ekstraseluler dalam darah, limfe, dan cairan otak. h. Terdapat Granula spesifik. i. Tidak berwarna, bergerak aktif, berkembang biak membelah memanjang. j. Bila diwarnai dengan giemza / wright, inti akan berwarna merah udang dan sitoplasma berwarna biru. 2. Bentuk stadium Kritidia a. b. c. d. e. f. g. h. Berukuran 15 – 20 mikron dan rata – rata 15 mikron. Membrane bergelombang terdapat pada bagian tubuh ke anterior. Kinetoplas letaknya ke tengah dengan axonema. Letak nucleus di tengah – tengah Terdapat granula spesifik ( seperti Trypanosoma ). Terdapat sebagai stadium sementara pada lalat genus Glosssina sp. Untuk Tripanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodesiense sedangkan untuk Trypanosoma cruzi adalah serangga genus Triatoma. Berkembang biak membelah dua dan memanjang. Didalam kelenjar liur lalat Glossina tadi, Kritidia tersebut mengalami metamorphose menjadi Trypanosoma yang siap untuk ditularkan. Siklus Hidup umum • Siklus hidup Trypanosomiasis sebagian besar terjadi berganti – ganti tuan rumah hospes vertebrata dan invertebrate. • Penularan infeksi pada vertebrata dapat secara : Langsung dan tidak langsung • Penularan tidak langsung Trypanosoma harus mengalami pertumbuhan siklik di dalam tubuh serangga penghisap darah sebelum menjadi infektif. Pertumbuhan siklik ada dua macam yakni : a. Anterior station • Pada species Trypanosona gambiense dan Trypanosoma rhodesiense yang tertelan lalat Glossina ( lalat tse – tse ) mula – mula Trypanosoma tumbuh di dalam alat pencernaan dan menjadi infektif setelah sampai di dalam kelenjar liur lalat tersebut. • Bila Glossina itu mengambil makanan / darah bentuk parasit infektif dimasukkan bersama dengan air liur. • Pertumbuhan di dalam usus tengah dan usus akhir, menghasilkan sejumlah bentuk – betuk lebar, yang berubah menjadi bentuk panjang dan langsing di dalam proventikulus, lalu pindah melalui oesofagus, hifofaring dan saluran kelenjar liur. • Disini parasit berubah menjadi bentuk Kristidia. b. Posterior station • Pada Trypanosoma cruzi bentuk Trypanosoma yang tertelan dan terdapat di dalam usus tengah ( midgud ) dalam tubuh vector Triatoma ( Famili Reduvidae ) mula – mula berubah menjadi pendek, gemuk, lalu menjadi bentuk Trypanosoma metasiklik yang infektif didalam usus akhir dan rectum. • Bila Tryatoma mengambil makanan / darah, bentuk infektif dikeluarkan bersama dengan feces / tinja, terjadilah penularan secara posterior station ( melalui feces ). Diagnosa laboratorium 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pada penderita yang sedang mengalami demam yang hebat, dapat dilakukan pemeriksaan darah, dibuat preparat dengan sederhana dengan menggunakan pertolongan pertama, maka akan didapatkan Trypanosome. Pemeriksaan darah tetes / hapus dengan pewarnaan giemsa atau dengan wright. Pemeriksaan getah dari bagian tubuh yang membengkak, kemudiaan obat preparat langsung / pewarnaan. Pemeriksaan bahan – bahan dari sternum fungsi. Pemeriksaan Cerebro Spinal ( CSF Fluid dengan sidimenter dulu ) Inokulasi pada binatang percobaan atau disuntikan darah manusia / penderita 2 – 10 cc, bahan – bahan dari fungsi ke dalam marmot / tikus, anjing kemudian sesudah satu minggu akan didapatkan parasit – parasit tersebut pada binatang percobaan. Pembiakan • Parasit – parasit dari genus Trypanosoma ini yang sudah dapat dibiakan hanyalah species Trypanosoma cruzi, dari species yang lain seperti Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodesiense masih belum bisa. • Media – media yang dapat digunakan seperti berikut ini : 1) NNN media ( Novy mac Neal Nicolle ) 2) Tissu culture ( digunakan untuk diagnosa serta untuk penyelidikan virulensi ) 3) Embrio ayam 4) Embrio tikus Trypanosoma Gambiense • Trypanosoma gambiense ini merupakan penyebab penyakit sleeping sickness, dan daerah penyebarannya di daerah afrika barat, sedangkan nama penyakit yang disebabkan oleh Trypanosoma gambiense dapat disebut gambie trypanosomiasis, dan vector penyebarannya adalah lalat glossina palpalis. Gbr. Siklus Hidup Trypanosoma Gambiense Gbr. Penderita Sleeping Sickness Morfologi 1. Morfologi T. gambiense dapat dilihat bentuknya memanjang dan seluruh tubuhnya diliputi oleh gelombang membrane. 2. T. gambiense didalam darah adalah polimorfik, dari bentuk Trypanosoma yang khas panjang dan langsing, hingga bentuk pendek tumpul tanpa flagella bebas, malahan juga terdapat bentuk degeneraso yang ganjil. 3. Di dalam cairan otak parasit ini dapat ditemukan dalam berbagai ukuran, bentuk termasuk yang multiple dan yang bulat yang menyerupai buah jambu. 4. Mempunyai panjang antara 15 – 30 mikron dan lebarnya antara 1,5 – 3,5 mikron. Gejala Klinis 1. 2. Inkubasi atau masa tunas 2 – 3 minggu, pada periode ini tidak didapatkan gejala – gejala klinis. Pada fase ini atau permulaan timbul gejala – gejala berupa : Remitten fever, Sakit kepala,Malise, Winter bottom’s sign, yaitu pembesaran kelenjar – kelenjar post ervical yang biasanya disertai rasa nyeri yang hebat dan penderita sulit untuk menggerakkan kepala 3. Pada fase lanjut Parasit – parasit masuk ke otak dan menimbulkan gejala yang disebut karandel’s sign yang berupa delayed sensation of pain ( penundaan perasaan susah di usahakan ) dan hipersenthesia deep sense ( perasaan sulit sangat dalam ) 4. Pada fase akhir Penderita tidur untuk tidak dapat dibangunkan lagi Epidemiologi 1. Distribusi parasit T. gambiense ini terutama di daerah afrika barat, biasanya pada daerah pedalaman 2. Insiden penyakit ini berkisar antara 3 – 43 % 3. Lebih banyak didapatkan pada laki – laki daripada perempuan, terutama pada usia antara 20 – 40 tahu Diagnosa 1. Pada daerah endemis apabila didapatkan gejala – gejala yang khas seperti tersebut di atas maka diagnosenya suspect Trypanosoma trypanosomiasis 2. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan : - Rasio albumin / globulin yang terbaik - LED yang meningkat - Perubahan cairan CSF ( Cerebro Spinal Fluid ) 3. Untuk diagnose pasti harus ditemukan adanya parasit - Dari serum penderita - Dari cairan limfe - Dari CSF - Dari bone marrow ( sumsum tulang ) Yang kemudian dapat diperiksa secara langsung atau tidak langsung ataupun secara inokulasi pada hewan – hewan tertentu 4. Untuk melihat parasit – parasit dapat menggunakan dengan cara : - Wet aresh film - Pengecatan giemsa / wright 5. Pemeriksaan serologi - CFT - Formal gel test Pencegahan • 1. Pemberantas vector dengan insektisida • 2. Personal hygiene • 3. Aktif imunisa pada parasit ini tidak efektif Trypanosoma Rhodosiense Morfologi 1. Tidak berbeda dengan T. gambiense ( juga polimorfik ) 2. Perbedaan dengan T. gembiense adalah : - Virulensinya lebih besar dari pada T. gambiense - Vector penularan pada T. rhodesiense adalah : Glossina morsitans, Glossina swynnertoni Epidemiologi 1. Distribusi penyakit ini sporadic di eropa timur 2. Insiden lebih kecil daripada T. gambiense Gbr. Penderita T.Rhodosiense Gbr.Siklus Rhodosiense Gejala Klinis 1. Periode inkubasi antara 2 – 3 minggu 2. Penyakit ini ganas dan akut, dalam satu bulan penderita akan mati 3. Pada fase ini adalah 4. Adanya chancre pada tempat gigitan, demam parokismal nyeri kepala serta timbulnya udema systemic ( sistemik ) 5. Fase lanjut - Kelainan neurogi setempat - Mental retardation - Sleeping - Meningo enchepalitis Diagnosa dan Pencegahan Diagnosa - Cara – cara sama pada diagnose T. gambiense Pencegahan - Terutama ditujukan untuk pemberantasan vector penularannya. T. Cruzi • Trypanosoma cruzi adalah spesies trypanosomes euglenoid parasit. Spesies ini menyebabkan penyakit trypanosomiasis pada manusia dan hewan di Amerika. Transmisi terjadi ketika bug deposito kotoran pada permukaan kulit reduvid dan kemudian gigitan, host manusia maka goresan pada daerah gigitan yang memfasilitasi penetrasi dari kotoran yang terinfeksi. Gbr. Trypanosoma Cruzi Gejala Klinis • Manusia trypanosomiasis Amerika, atau penyakit Chagas, adalah penyakit berpotensi fatal manusia. Parasit ini memiliki dua bentuk, sebuah trypomastigote ditemukan dalam darah manusia dan amastigote ditemukan dalam jaringan. • Bentuk akut biasanya terjadi tanpa disadari dan mungkin hadir sebagai pembengkakan lokal di tempat masuk. Bentuk kronis dapat berkembang 10 sampai 20 tahun setelah infeksi. Formulir ini mempengaruhi organ internal (misalnya jantung, kerongkongan, usus dan sistem saraf perifer). orang yang terkena mungkin meninggal karena gagal jantung. Pengobatan • kasus akut diperlakukan dengan nifurtimox dan benznidazole, tetapi saat ini belum ada terapi yang efektif untuk kasus-kasus kronis. Gbr. Trypanosoma Cruze dan vektor