BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PERENCANAAN KAPASITAS 2.1.1 Definisi Kapasitas Kapasitas adalah kemampuan pembatas dari unit produksi untuk berproduksi dalam waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan dalam bentuk keluaran (output) per satuan waktu. Pengertian kapasitas ini harus dilihat dari tiga perspektif agar lebih jelas, yaitu: • kapasitas Desain: Menunjukkan output maksimum pada kondisi ideal di mana tidak terdapat konflik penjadwalan, tidak ada produk yang rusak atau cacat, perawatan hanya yang rutin, dsb. • kapasitas Efektif: Menunjukkan output maksimum pada tingkat operasi tertentu. Pada umumnya kapasitas efektif lebih rendah dari pada kapasitas desain. • kapasitas Aktual: Menunjukkan output nyata yang dapat dihasilkan oleh fasilitas produksi. Kapasitas actual sedapat mungkin harus diusahakan sama dengan kapasitas efektif. Dalam kaitannya dengan definisi di atas maka perencanaan kapasitas berusaha untuk mengintegrasikan factor – factor produksi untuk 8 meminimasi ongkos fasilitas produksi. Dengan kata lain, keputusan – keputusan yang menyangkut kapasitas produksi harus mempertimbangkan factor – factor ekonomis fasilitas produksi tersebut, termasuk di dalamnya efisiensi dan utilisasinya. 2.1.2 Ukuran Kapasitas Apabila satu output homogen, satuan kapasitasnya jelas. Misalnya, ssebagai satuan output pabrik mobil menggunakan jumlah mobil, pabrik bir menggunakan jumlah krat botol bir, dan pembangkit listrik tenaga nuklir menggunakan megawatt listrik. Kalau satuan output itu berbeda – beda, biasanya digunakanlah ukuran pembats pada kemampuan peralatannya sebagai ukuran kapasitas. 2.1.3 Proses Perencanaan Kapasitas Proses dalam perencanaan kapasitas dapat diringkaskan sebagai berikut : • Memperkirakan permintaan di masa depan, termasuk dampak dari teknologi, persaingan dan lainnya. • Menjabarkan perkiraan itu dalam kebutuhan kapasitas fisik. • Menyusun pilihan rencana kapasitas yang berhubungan dengan kebutuhan itu. • Menganalisis pengaruh ekonomi pada pilihan rencana. • Meninjau resiko dan pengaruh strategi pada pilihan rencana 9 • memutuskan rencana pelaksanaan 2.1.4 Perhitungan Ketersedian Kapasitas Rumus yang biasanya digunakan untuk menghitung ketersediaan kapasitas ialah : Kapasitas tersedia = Waktu tersedia + Efisiensi + Utilisasi Kenyataannya, kapasitas ialah suatu bilangan acak. Jam kerja dapat dianggap konstan, misalnya 40 jam per minggu walau tingkat efisiensi dan utulisasi dapat dianggap acak. Utilisasi merupakan variable acak karena sebuah mesin dapat saja idle karena rusak, atau karena pekerjaan absent, atau karena tidak ada pekerjaan yang dilakukan. Efisiensi adalah bilangan acak karena kita tidak dapat menyamaratakan keecepatan kerja satu pekerja dengan pekerja lainnya. Tingkat efisiensi akan sangat tergantung pada keahlian / keterampilan pekerjanya. Tingkat utilisasi tidak mudah dihitung. Dua variabel yang secara implisit ada di dalam tingkat utilisasi, yaitu idle akibat kegiatan perawatan dan idle akibat pekerja absen. Idealnya ttingkat absensi dan kerusakan mesin adalah nol, tetapi praktis hal ini tidak mungkin terjadi. Untuk itu perlu disadari bahwa besaran kapasitas tidak mungkin dinyatakan dalam satuan absolut / mutlak, tetapi hanya merupakan nilai perkiraan saja. 10 2.1.5 Strategi Pemenuhan Kapasitas Tindakan atau strategi untuk memenuhi kekurangan kapasitas, dapat berupa penyesuaian rencana produksi, penambahan mesin atau subkontrak yang masing –masing memiliki kelebihan / kelemahan sendir – sendiri : Dalam jangka pendek, kebutuhan kapasitas mungkin saja dapat dipenuhi dengan peningkatan jumlah tenaga kerja. Produksi dikendalikan dengan merekrut tenaga kerja baru sesuai kebutuhan. Selain dengan meningkatkan jumlah tenaga kerja, sering pula digunakan strategi variasi jam kerja, misalnya lembur. Kecepatan produksi diatur dengan menggunakan lembur. Biaya langsung akibat lembur dapat diketahui dengan pasti, tetapi seringkali dibatasi oleh peraturan ketenaga kerjaan. Variasi lainnya ialah penambahan shift kerja sehingga untuk satu lintas produksi yang sama kapasitas dapat ditingkatkan sebesar dua atau tiga kali lipat sesuai jumlah shift. Cara lain yang sering ditempuh ialah subkontrak, yaitu dengan menggunakan jasa subkontraktor. Biaya yang timbul sebagai akibat subkontrak ini ialah perbedaan harga satua produk antara subkontraktor dengan harga satuan perusahaan. Alternatif pembelian mesin merupakan alternatif terakhir yang dapat dipilih seorang perencana produksi. Alternatif ini akan memberikan 11 peningkatan kapasitas yang paling tinggi, tetapi seringkali dibatasi oleh ketersediaan mesin tersebut serta waktu pengadaan yang lama, sehingga tidak dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan kapasitas mendesak. 2.2 Peralatan Produksi 2.2.1 Definisi Peralatan Produksi Pada umumnya peralatan produksi ditujukan bagi peningkatan produktivitas buruh dalam rangka memperbanyak produk, baik dari segi variasinya maupun jumlahnya untuk memenuhi. kebutuhan manusia. Peralatan produksi akan mencakup berbagai sarana yang digunakan dalam proses produksi, yang berupa mesin atau jenis-jenis perkakas lain yang dipergunakan untuk melakukan pekerjaan dalam mengerjakan produk atau bagian-bagian produk. Adapun jenis-jenis mesin yang digunakan dalam proses produksi terdiri dari mesin yang bersifat umum atau mesin serba guna (General Purpose Machines). Mesin serba guna ini yaitu mesin yang dibuat untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu untuk berbagai jenis barang produk atau bagian produk. Mesin yang bersifat khusus (special purpose machines) yaitu mesin-mesin yang direncanakan untuk mngerjakan satu atau beberapa jenis kegiatan yang sama. 12 2.2.2 Kriteria Pemilihan Alat Produksi Alasan diadakannya pembelian peralatan antara lain: peralatan baru diperlukan untuk memproduksi produk dan jasa lebih hanya volume penjualan yang terus meningkat, peralatan yang ada telah usang, dan peralatan yang ada telah memasuki masa aus serta harus diganti. Untuk memutuskan membeli peralatan baru maka perlu dilaksanakan survei terlebih dahulu, yang dilakukan melalui dua tahap, yaitu: pertama tahap pemakaian (penyaringan teknologi) yang meliputi kapasitas, kedua perhitungan biaya atau analisis ekonomi yang akan menentukan sejumlah alternatif teknis yang dipilih. 2.3 Studi Kelayakan Proyek Dalam menilai suatu proyek, perlu diadakannya studi kelayakan untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Dan penilaian tersebut mencakup berbagai aspek dan membutuhkan pertimbangan tertentu untuk memutuskannya. Selain untuk menilai layak atau tidaknya proyek tersebut, studi kelayakan ini juga bertujuan untuk mempelajari kelangsungan dari proyek yang akan dijalankan. Mungkin saja proyek yang dinilai itu ternyata layak, tetapi bisa saja kelangsungan dari proyek tersebut ternyata kurang memuaskan, atau jauh dari harapan. 13 2.4 Aspek Pasar Mengkaji aspek pasar berfungsi menghubungkan manajemen suatu informasi dengan pasar yang bersangkutan melalui informasi. Selanjutnya informasi ini digunakan untuk mengidentifikasi kesempatan dan permasalahan yang berkaitan dengan pasar dan pemasaran. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan kualitas keputusan – keputusan yang akan diambil. Meskipun aspek pasar secara keseluruhan mencakup lingkup yang amat luas, tetapi untuk studi kelayakan suatu usulan proyek dengan tujuan menghasilkan produk tertentu umumnya membatasi penekanan kepada analisis masalah – masalah berikut: 1. Prakiraan penawaran dan permintaan 2. Pangsa Pasar 3. Strategi pamasaran Bagi usulan proyek, terutama yang bersifat komersial, mengkaji aspek pasar harus dimulai paling awal karena ada tidaknya pasar yang cukup menarik dari produk yang dihasilkan atau servis yang ditawarkan merupakan faktor pokok dalam menentukan keputusan proyek. Untuk membuat analisis yang berhubungan dengan 3 hal diatas diperlukan data-ata serta informasi mengenai beberapa hal berikut. 14 2.4.1 Penawaran dan Permintaan • Perincian Permintaan Permintaan produk dapat dirinci menjadi: 1. Area. Dibagi menjadi area yang kemudian dikaji potensi daya serapnya. 2. Spesifikasi produk. Dibedakan atas berbagai tingkat spesifikasi, model yang bermutu tinggi, sedang atau normal. • Permintaan Masa Depan dan Saat Ini Permintaan saat ini sering dapat dikumpulkan dari satatan statistik. Sedangkan untuk masa yang akan datang perlu diadakan peramalan dengan menggunakan berbagai variabel yang didasarkan pada informasi saat ini. • Penawaran Dalam hal penawaran produk yang perlu diamati adalah: 1. penawaran saat ini dan potensi dimasa datang; 2. kapasitas produksi terpasang; 3. impor ataukah produk domestik. • Konsumen 15 Informasi perihal konsumen menyangkut maslah demografi dan sosiologi yang dapat ditelusuri dari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut: siapakah mereka, umurnya, jumlahnya, pekerjaannya dan lainlain. 1. Mengapa mereka membeli: keperluan mutlak, motivasi, menaikan pandangan sosial dan lain-lain. 2. Di mana mereka membeli: distributor, pengecer, dan lain-lain. 3. Kapan mereka membeli: musiman, atau terus menerus. • Kebijakan, Peraturan dan Perencanaan Pemerintah Perencanaan, kebijakan, dan peraturan pemerintah amat besar pengaruhnya terhadap penawaran dan permintaan produk hasil proyek serta menjangkau aspek yang amat luas seperti: 1. perencanaan nasional yang berkaitan dengan pembangunan fisilitas dan prasarana produksi; 2. peraturan pengendalian impor-ekspor; 3. kebijakan dan peraturan aspek finansial; 4. pajak dan bea masuk; 5. kebijakan pemakaian produk dan sumber-sumber domestik; 6. rangsangan ekspor; 7. pemberian subsidi dan lain-lain. 2.4.2 Pangsa Pasar dan Persaingan 16 Dalam hal ini yang perlu dikaji meliputi: • Pangsa Pasar 1. Menentukan sasaran pangsa pasar yang ingin diraih. 2. Upaya penetrasi pasar. 3. Komposisi marketing mix. • Persaingan Dalam hal ini perlu perhatian berikut. 1. Monopoli, setengah monopoli, persaingan bebas. 2. Identifikasi perusahaan pesaing, beberapa besarnya, bagaimana kinerja pesaing, serta strategisnya. 3. Produk yang dihasilkan jumlah serta kualifikasinya. 4. Kemungkinan adanya subsitusi produk. • Harga Penentuan harga besar pengaruhnya terhadap pangsa pasar dan persaingan. Dalam masalah harga yang perlu diperhatikan adalah: 1. struktur dan beberapa sasaran total harga; 2. berapa besar tingkat harga produk sejenis; 3. bagaimana tanggapan terhadap fluktuasi harga dan pesaing; 4. adakah harga berubah berdasarkan musiman. 2.4.3 Strategi Pemasaran 17 • Promosi Lingkup yang diteliti meliputi: 1. luas dan lingkup jangkauan. 2. metode yang dipakai (advertensi, hadiah dan lain-lain) • Distribusi Ini meliputi pengkajian terhadap:: 1. cara distribusi (eceran, grosir, dan lain-lain). 2. metode transportasi. 3. pembungkusan. Setelah pengumpulan data dan informasi mengenai segala sesuatu yang diutarakan di atas dianggap cukup, maka dilakukan analisis dan peramalan untuk akhirnya disusun sebagai suatu laporan kepada manajemen sebagai masukan guna pengambilan keputusan. 2.5 Aspek Teknis Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkaitan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut dibangun. Pengkajian aspek teknis di dalam studi kelayakan bertujuan untuk memberikan batasan dan parameter teknis yang berkaitan dengan perwujudan fisik proyek. Selain itu aspek teknis sangat berpengaruh terhadap perkiraan biaya dan jadwal dari proyek. 18 2.5.1 Letak Lokasi Penetapan lokasi industri merupakan hal yang sangat penting dalam proses perancangan pembuatan industri itu sendiri. Ada beberapa hal utama yang harus diperhatikan dalam penentuan lokasi industri yaitu identifikasi daerah, lokasi atau site, dan faktor pendukung atau penunjang. Hal-hal yang berkaitan dengan identifikasi daerah adalah faktor-faktor sumber bahan baku, area pemasaran dan tersedianya tenaga kerja. Suatu industri memerlukan bahan baku yang nantinya akan diproses menjadi produk, untuk sampai ke area industri bahan baku tersebut perlu diangkut dari sumbernya. Dan setiap perusahaan industri akan berusaha menjaga agar suplai bahan baku tersebut dapat berkesinambungan, dengan harga yang layak dan transportasi rendah. Oleh karena itu, salah satu pertimbangan dalam memilih lokasi industri adalah dekat dengan sumber bahan baku. Berbagai macam industri juga banyak yang memilih tempat fasilitas produksinya di dekat area pemasaran, dengan tujuan untuk memperpendek jaringan distribusi produk sehingga cepat sampai ke tangan konsumen. Untuk ketersediaan tenaga kerja juga menjadi hal yang sangat penting 19 karena tenaga kerja inilah yang nantinya akan mengoperasikan fasilitasfasilitas produksi dari industri tersebut. Faktor lokasi atau site berkaitan dengan sarana penghubung, listrik, transportasi, dan jarak dengan pusat kegiatan kota. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka timbul kecenderungan dalam memilih lokasi, yaitu mengarah ke pinggir kota, daerah indstri eksklusif, dan resource based. • Proyek-proyek pembangunan industri yang cenderung memilih lokasi pinggiran kota biasanya dikarenakan oleh harga tanah yang umumnya lebih rendah dan upah untuk tenaga kerja yang cenderung juga lebih rendah. • Daerah industri eksklusif adalah suatu daerah yang disiapkan oleh pihak pemerintah atau swasta untuk menampung fasilitas-fasilitas produksi yang akan didirikan. Di daerah ini pada umumnya disediakan infrastruktur dan keperluan utility untuk menunjang kegiatan industri tersebut. • Untuk industri yang bersifat resource based yaitu mengarah ke penggunaan resource yang tersedia seperti kekayaan alam, maka industri ini cenderung memilih lokasi yang dekat dengan sumber daya yang bersangkutan. Faktor pendukung atau penunjang seperti penyediaan air, listrik dan pembuangan limbah juga memiliki peranan penting dalam penentuan lokasi 20 industri. Jika semakin dekat dengan sumber penunjang tersebut akan dapat mengurangi biaya pertama investasi, seperti pada halnya dekat dengan sumber bahan baku. 2.5.2 Kapasitas Produksi Ukuran besar dari kapasitas produksi merupakan hal yang penting sebagai masukan perhitungan aspek finansial dan aspek ekonomi pada studi kelayakan proyek. Kapasitas produksi tersebut juga nantinya akan memberikan batasan yang dapat ditampung oleh alat atau fasilitas produksi. Oleh karena itu, dalam menentukan kapasitas bahan mentah dan ongkos produksi sebelum sampai kepada penentuan angka kapasitas, dalam kalangan industri dibedakan antara kapasitas desain dengan kapasitas efektif. Kapasitas desain adalah maksimum output yang dapat dicapai oleh suatu fasilitas produksi menurut perhitungan rancangan dari desain engineering. Sedangkan kapasitas efektif adalah ukuran kapasitas output setelah memasukkan parameter-parameter seperti faktor service, maintenance, dan kondisi-kondisi lainnya yang dihadapi ketika fasilitas produksi terebut beroperasi. Perencanaan kapasitas produksi meliputi pertimbangan jangka waktu dari proyek, bisa jangka panjang ataupun jangka pendek. Untuk jangka panjang berhubungan dengan tingkat perkiraan produksi jangka panjang, 21 sedangkan untuk jangka pendek memperhitungkan perubahan produksi sewaktu-waktu seperti fluktuasi permintaan pasar, ketersediaan bahan mentah atau raw material, dan lain-lain. 2.5.3 Teknologi Untuk memilih teknologi industri yang tepat, harus dilakukan analisa terhadap kebutuhan produksi. Sekali keputusan tentang pemilihan teknologi tersebut dipastikan, maka keputusan tersebut akan berpengaruh terhadap penentuan denah lokasi, peralatan penunjang, jenis perawatan dan perbaikan yang nantinya akan dibutuhkan beserta proyeksi biayanya dan lain-lain. 2.6 Aspek Finansial Untuk menanamkan investasi yang layak bagi sebuah proyek, maka perlu dilakukan studi kelayakan yang berkaitan dengan aspek finansial. Pada aspek finansial ini dilakukan analisis untuk mengetahui berapa besarnya investasi yang diperlukan, selain itu kebutuhan akan modal operasional kerja juga menjadi salah satu pertimbangan yang penting. Pada aspek ini juga mengkaji tentang pengaruh indikator ekonomi makro terhadap kelayakan keuangan proyek, baik itu aliran kas masuk maupun aliran kas keluar, dan salah satu dari indikator tersebut adalah inflasi. 2.6.1 Investasi 22 Investasi adalah suatu kebutuhan modal yang nantinya akan digunakan untuk menjalankan suatu proyek atau mendirikan bidang usaha tertentu. Istilah modal tersebut mengacu pada kekayaan dalam bentuk uang, ataupun barang yang dapat digunakan untuk menghasilkan lebih banyak kekayaan. Tujuan ditanamkannya suatu investasi adalah untuk memperoleh manfaat dimasa mendatang baik itu berupa manfaat keuangan maupun bukan keuangan ataupun kedua-duanya. 2.6.2 Aliran Kas Aliran kas adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukan aliran masuk dan keluar uang tunai (kas) perusahaan (Iman Soeharto, 1999, p407). Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat dibagi menjadi tiga kelompok (Iman Soeharto, 1999, p408), yaitu: • Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi. • Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek. • Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek. 23 Dalam menyusun aliran kas proyek diperlukan untuk memperhatikan hal-hal berikut: • Prinsip Aliran Kas Yaitu dengan menyusun aliran kas masuk dan aliran kas keluar secara sistematis. • Aliran Kas Inkremental (Incremental) Adalah aliran kas proyek apabila hanya memperhitungkan arus dana masuk dan keluar yang terdapat kaitannya dengan proyek yang bersangkutan. • Aliran Kas Diperhitungkan Setelah Pajak Adalah keuntungan yang akan diperoleh dengan adanya investasi di perhitungkan setelah kewajiban pajak. • Incidental Effect Dengan memperhitungkan pengaruh diadakannya proyek baru atau proyek yang akan dijalankan terhadap laba perusahaan. • Opportunity Cost Yaitu kemungkinan memperoleh tingkat keuntungan yang diterima dari penggunaan alternatif terbaik suatu asset. • Bunga Utang 24 Untuk mengevaluasi kelayakan proyek, dipisahkan antara keputusan investasi dengan keputusan pendanaan. 2.6.3 Depresiasi Depresiasi pada dasarnya adalah penurunan nilai suatu properti atau aset karena waktu pemakaian, dan dampak yang ditimbulkan dari depresiasi ini adalah pengurangan jumlah penghasilan yang dikenakan pajak dan penurunan kemampuan fungsi kerja aset tersebut (I Nyoman Pujawan, 2003, 186). Salah satu metode yang digunakan untuk menghitung depresiasi adalah metode garis lurus atau straight line method. Pada metode ini memberikan kemungkinan untuk menyusutkan nilai suatu aset pada laju konstan selama periode penyusutan berlangsung. AD = Keterangan: AD = Arus depresiasi P = Biaya awal atau nilai investasi S = Nilai sisa n = Usia ekonomis 2.6.4 Inflasi 25 Adalah kenaikan harga-harga barang, jasa, atau faktor-faktor penunjang produksi secara umum dan meluas. Dengan adanya inflasi tersebut maka daya beli uang akan semakin rendah dari waktu ke waktu. Secara umum inflasi terbagi atas tiga kategori yang berbeda, yaitu inflasi yang diakibatkan permintaan, inflasi yang diakibatkan oleh dorongan ongkos dan inflasi struktural. • Inflasi karena tekanan permintaan terjadi karena terlalu banyak uang untuk jumlah barang yang sedikit, dengan kata lain penawaran tidak mampu memenuhi permintaan sehingga harga-harga barang akan naik. • Untuk inflasi yang diakibatkan oleh dorongan ongkos terjadi karena naiknya ongkos-ongkos yang dibutuhkan untuk memproduksi barang atau jasa, seperti naiknya ongkos pekerja. • Sedangkan untuk struktural terjadi karena pergeseran permintaan dari satu produk industri ke produk industri lainnya. 2.7 Konsep Analisa Ekonomi Teknik Secara umum analisis ekonomi teknik bisa dikatakan sebagai analisis ekonomi dari investasi teknik, dan untuk menganalisis investasi teknik ini membutuhkan pengetahuan tentang aspek teknis serta aspek kinerja ekonomi. Terdapat dua sudut pandang yang berbeda dalam pengambilan keputusan pada ekonomi teknik, yaitu sudut pandang ekuntansi dan sudut pandang ekonomi 26 teknik. Sudut pandang akuntan lebih berkaitan kepada penyajian dan analisa performansi keuangan yang telah terjadi pada periode yang telah lewat, sedangkan sudut pandang ekonomi teknik akan banyak terlibat dalam proses estimasi aliran kas masa mendatang dan juga memberikan gambaran tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan dihadapi seandainya variabel-variabel pengambilan keputusan berubah dari satu kondisi ke kondisi lain. 2.7.1 Klasifikasi Dan Struktur Biaya Produksi Agar bisa melakukan analisa dan evaluasi altrnatif-alternatif yang berkaitan dengan suatu proyek, maka diperlukan kemampuan untuk bisa mengidentifikasikan jenis dan macam-macam biaya yang diperlukan atau yang akan dikeluarkan. Biaya awal (first cost) adalah biaya yang harus dikeluarkan pada awal sebelum kegiatan produksi diselenggarakan. Biaya awal ini cenderung besar dan memiliki nilai strategis yang mencakup dimensi waktu jangka panjang (long-term). Untuk memperoleh kembali biaya tersebut bisa dilakukan melalui biaya penyusutan yang besarnya akan tergantung pada metode perhitungan depresiasi yang diterapkan. Biaya awal dikeluarkan hanya sekali saja untuk setiap aset yang ditamankan. Sedangkan biaya operasional adalah biaya yang harus dikeluarkan secara rutin untuk mendukung proses industri. 27 Biaya langsung adalah biaya yang dikeluarkan karena terkait secara langsung dengan suatu proses produksi tertentu atau hasil dari output produksi. Sedangkan untuk biaya tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan tetapi biaya tersebut tidak terkait atau tidak diidentifikasikan dengan proses produksi ataupun output dari produk. Biaya tetap adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan dan jumlah biaya tersebut tidak berubah atau tetap tanpa terkait oleh besar kecilnya proses produksi. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan dan besar kecilnya biaya tersebut terpengaruh oleh proses produksi. 2.7.2 Minimum Attractive Rate of Return (MARR) Adalah suatu nilai minimal dari tingkat pengembalian bunga yang diinginkan oleh investor. Dengan kata lain apabila suatu investasi menghasilkan bunga atau tingkat pengembalian yang lebih kecil dari MARR ini maka investasi tersebut dinilai tidak ekonomis atau tidak layak untuk dikerjakan. Ada beberapa cara yang disarankan untuk menetapkan besarnya MARR, yaitu: • Tambahkan suatu persentase tetap pada ongkos modal (cost of capital) perusahaan. • Nilai rata-rata tingkat pengembalian selama 5 tahun yang lalu digunakan sebagai MARR tahun sekarang. 28 • Gunakan MARR yang berbeda untuk perencanaan yang berbeda dari investasi awal. • Gunakan MARR yang berbeda pada investasi baru dan investasi yang berupa proyek perbaikan ongkos. • Gunakan rata-rata tingkat pengembalian modal para pemilik saham untuk semua perusahaan pada kelompok industri yang sama. Besarnya MARR dipengaruhi oleh ketersediaan modal, ketersediaan kesempatan investasi, kondisi bisnis, tingkat inflasi, ongkos modal perusahaan, peraturan pajak, peraturan pemerintah, tingkat keberanian menanggung resiko bagi pengambil keputusan, tingkat resiko atau ketidakpastian yang dihadapi dan berbagai hal lainnya. 2.7.3 Metode Payback Period Adalah suatu metode analisa kelayakan investasi untuk menilai persoalan kelayakan investasi tersebut menurut jangka waktu pemilihan modal yang diinvestasikan, dan biasanya dinyatakan dalam satuan tahun untuk pengembalian investasi tersebut. Ada dua macam acuan yang digunakan untuk menghitung jangka waktu pengembalian investasi tersebut, yaitu metode arus kumulatif dan metode arus rata-rata. Metode arus kumulatif digunakan jika aliran kas proyek tidak seragam atau berubah-ubah. Dalam hal ini digunakan rumus sebagai berikut. 29 Payback Period = Keterangan: Cf = Biaya pertama An = Aliran kas pada tahun n n = Tahun pengembalian ditambah 1 Sedangkan metode arus rata-rata digunakan jika aliran kas proyek sama besarnya dari tahun ke tahun selama usia ekonomis proyek. Dan untuk perhitungan rumusnya adalah sebagai berikut. Payback Period = Keterangan: Cf = Biaya pertama A = Aliran kas bersih (neto) per tahun Untuk kriteria kelayakan dari metode ini adalah: • Proyek dikatakan layak jika jangka waktu pengembalian investasi lebih pendek dari umur ekonomis proyek. • Proyek dikatakan tidak layak jika jangka waktu pengembalian investasi lebih lama dari umur ekonomis proyek. 2.7.4 Metode Present Value (PV) Adalah suatu metode kelayakan investasi yang menyelaraskan nilai yang akan datang menjadi nilai sekarang dengan melalui pemotongan aliran 30 kas menggunakan faktor pengurang (diskonto) pada tingkat biaya modal tertentu yang diperhitungkan. Apabila aliran kas tidak seragam dari periode ke periode berikutnya, maka digunakan rumus berikut untuk menghitungnya. PVt = At (1 + i)-t Keterangan: PVt = Nilai sekarang dari aliran kas periode ke -t At = Aliran kas nominal pada periode ke -t i = Tingkat bunga yang diperhitungkan t = Periode 1,2,…, n Sedangkan perhitungan untuk nilai sekarang total adalah sebagai berikut. TPV = Keterangan: TPV = Nilai sekarang total = Nilai Sekarang aliran kas A setiap periode ke -t Lalu untuk perhitungan net present value (NPV) adalah sebagai berikut. NPV = -Io + TPV Keterangan: 31 NPV = Net present value Io = Nilai sekarang investasi inisial TPV = Nilai sekarang total Kriteria kelayakan dari metode net present value (NPV) ini adalah sebagai berikut. • Proyek layak jika net present value bertanda positif (NPV > 0) • Proyek tidak layak jika net present value bertanda negatif (NPV < 0) Kelebihan dari metode net present value ini adalah sebagai berikut. • Memasukkan faktor nilai waktu dari uang. • Mempertimbangkan semua aliran kas proyek. • Mengukur besaran absolute dan bukan relatif, sehingga mudah mengikuti kontribusinya terhadap usaha peningkatan kekayaan perusahaan atau pemegang saham. 2.7.5 Metode Profitability Index (PI) Profitability index (PI) merupakan variasi lain dari kriteria NPV yang menunjukkan kemampuan mendatangkan laba per satuan nilai investasi. PI = Keterangan: PI = Profitability index TPV = Nilai sekarang arus masuk total Io = Nilai sekarang pengeluaran investasi inisial 32 Karakteristik untuk metode ini adalah. • Proyek dapat dikatakan layak jika profitability index lebih besar dari 1 (PI>1). • Proyek dikategorikan tidak layak jika profitability index lebih kecil dari 1 (P<1). Sedangkan kelebihan dari metode ini adalah. • Memperhitungkan nilai waktu dari uang atau aliran kas. • Mempertimbangkan seluruh aliran kas selama usia ekonomis proyek. • Memperhitungkan nilai sisa proyek. • Menyajikan data surplus aliran kas terhadap nilai investasi inisial. Jika hasil bagi NPV dengan Io positif, maka dinilai surplus dan sebaliknya. 2.7.6 Metode Internal Rate Of Return (IRR) Adalah suatu metode perhitungan aliran pengembalian internal dengan menghitung jumlah NPV aliran kas masuk sama dengan NPV aliran kas keluar dalam waktu tertentu. Keterangan: (C)t = Aliran kas masuk pada tahun t (Co)t = Aliran kas keluar pada tahun t i = Arus pengembalian (diskon) 33 n = Tahun Karena aliran kas keluar proyek umumnya merupakan biaya pertama (Cf) maka persamaan diatas dapat disederhanakan menjadi: Sementara itu untuk mendapatkan nilai IRR dengan menggunakan rumus interpolasi sebagai berikut. IRR = Keterangan: p% = Persen tingkat bunga yang lebih kecil daripada perkiraan IRR q% = Persen tingkat bunga yang lebih besar daripada IRR Δ1 = Faktor diskon kumulatif untuk p% pada n yang sesuai dikurangi dengan masa pemulihan modal. Δ2 = Faktor diskon kumulatif untuk p% pada n yang sesuai dikurangi dengan faktor diskon kumulatif untuk q% pada n yang sesuai. Kriteria kelayakan untuk metode IRR ini adalah dengan membandingkan antara hasil i dari IRR dengan i dari MARR. Apabila i IRR lebih besar atau sama dengan i MARR, maka proyek tersebut dapat diterima, atau layak, namun jika tidak maka proyek tersebut kemungkinan tidak layak untuk dijalankan. 34 2.8 Bank Indonesia (BI) Rate BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/ N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan. (http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/BI+Rate/Penjelasan+BI+Rate/)