ARTIKEL YANG MELAPORKAN PERCOBAAN OBAT Epidemiologi Kontemporer Oleh ARWAH RAHMAN EMMA KHUMAIRAH HENTIHU RIDWAN AMIRUDDIN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2007 ARTIKEL YANG MELAPORKAN PERCOBAAN OBAT 6.1 “Bukti” dan Pemasaran Jika anda adalah seorang dokter klinik atau perawat (Misalnya jika engkau meresepkan obat), industri farmasi tertarik denganmu dan mengirimkan seporsi multimillon pound badget iklan yang mencoba mempengaruhimu (lihat Kotak 6.1). Cara yang paling baik untuk merubah kebiasaan ahli klinik dalam meresepkan obat ialah melalui perwakilan individu (dikenal umum di UK dengan istilah “rep obat” {reprepresentative/perwakilan} dan untuk kawan-kawan North Amerika kami mengenal istilah ini dengan “detailer”), yang berkeliling dengan koper yang penuh dengan “bukti” untuk mendukung penjelasan produknya. Sebenarnya, sebagaimana yang telah didiskusikan pada Bab 12 secara detail, bukti berdasarkan pergerakan obat telah belajar banyak dari industri obat selama tahun terakhir ini tentang bagaimana mengubah perilaku para dokter dan sekarang menggunakan tehnik yang canggih untuk mendekati yang dikenal sebagai “memberikan detail informasi yang akademik” oleh profesi-pofesi kesehatan individu. Sebelum engkau setuju untuk bertemu dengan rep, ingatkan dirimu mengenai beberapa aturan tentang metodologi penelitian. Seperti argumen di bagian 3.4 dan 3.6, pertanyaan mengenai manfaat dari pengobatan idealnya harus disinggung dengan percobaan kontrol secara random. Tetapi pertanyaan pendahuluan mengenai farmakokonetik (misalnya bagaimana perilaku obat jika obat itu telah beraksi), khususnya hal-hal yang berkaitan dengan bioavailabiliti, membutuhkan eksperimen langsung terhadap relawan sehat (dan, jika secara etik dan praktis, orang yang sakit). Umumnya (dan diharapkan tidak bermakna) efek samping reaksi obat mungkin ditemukan, dan insidennya dapat dihitung, dalam melaksanakan RCTs untuk mendemonstrasikan efikasi obat. Namun jarang (dan biasanya lebih serius) efek samping reaksi obat membutuhkan keduanya survey farmakovigilans (pengumpulan data secara prospektif pada pasien yang menerima obat berlisensi baru) dan penelitian case-control (lihat bagian 3.5) untuk membangun hubungan. Idealnya, individu eksperimen berulang (dimana Epidemiologi Kontemporer 2 pasien yang telah mendapatkan reaksi obat diberi obat kembali secara hati-hati di bawah pengawasan) harus dilakukan untuk membangun suatu hubungan. Kotak 6.1 Sepuluh tips untuk industri farmasi: bagaimana mempresentasikan produkmu dengan cara terbaik Berpikirlah secara rasional mengenai mekanisme fisiologis mengapa obat bekerja dan menjadi rasional pada saat mempresentasikannya. Sebaiknya, temukan endpoint pengganti yang sangat dipengaruhi oleh obat, meskipun hal itu tidak begitu valid (lihat bagian 6.3) Ketika mendesain percobaan klinis, pilihlah populasi pasien, gambaran klinis, dan lama percobaan yang menggambarkan kemungkinan respon maksimum terhadap obat. Jika mungkin, bandingkan produkmu hanya dengan placebo. Jika engkau harus membandingkannya dengan obat saingannya, pastikanlah bahwa obat tersebut diberikan pada dosis sub terapi. Masukkan hasil dari test penelitian pada gambaran penelitian yang pasti (“publikasi boneka orang Rusia”), sehingga kelihatan lebih banyak pasien yang telah dirandom dari jumlah kasus yang sebenarnya. Jangan sebutkan percobaan yang fatal atau reaksi serius efek samping obat pada kelompok pengobatan. Jika perlu, jangan mempublikasikan penelitian semacam itu. Tambahkan bagian grafik untuk memaksimalkan dampak visual pesanmu. Akan membantu jika tidak memberikan label pada axis dari grafik atau menyebutkan apakah skalanya linear atau logaritma. Pastikan engkau tidak memperlihatkan data pasien secara individu atau confidence interval. Menjadilah ahli dalam membuat perbandingan (“lebih baik” – tetapi lebih baik dari apa?) Balikkan standar hirarki dari bukti-bukti sehingga anekdot mengambil prioritas selama percobaan random dan metaanalisis. Sebutkan nama sekurangnya opini pemimpin lokal yang menggunakan obat dan menawarkan “paket awal” untuk dokter untuk mencoba. Presentasikan analisa “efektive cost” yang menunjukkan bahwa produkmu, “sebenarnya lebih murah” (lihat bagian 10.1). Epidemiologi Kontemporer 3 Rep farmasi tidak berkata sebanyak kebohongan yang biasa mereka gunakan (pemasaran obat telah menjadi ilmu yang lebih canggih), tetapi mereka diperkenalkan untuk menabur benih kekurangpemahaman buruk terhadap epidemiologi dasar dan desain percobaan klinik jika hal tersebut sesuai dengan mereka. Hal tersebut sering membantu kasus mereka, sebagai contoh, untuk mempresentasikan percobaan yang tidak terkontrol dan mengekspresikannya berdasarkan perbedaan sebelum dan sesudah pada suatu pengukuran outcome tertentu. Merujuk kembali ke bagian 3.6 dan lihat seri Lancet yang klasik tentang efek placebo atau pandangan terbaru dari UK Health Technology Assessment Programme harus mengingatkan anda mengapa penelitian sebelum dan sesudah yang tidak terkontrol adalah pekerjaan majalah remaja, tidak begitu ilmiah. Dr. Andrew Herxheimer, yang mengedit Buletin Drugs and Therapeutics selama beberapa tahun, sekali melakukan survey “referens/daftar pustaka”yang dikutip dalam iklaniklan untuk produk farmasi yang mengarah pada jurnal medik UK. Dia mengatakan bahwa terdapat proporsi yang tinggi pada kutipan referensi semacam itu “data pada file”dan banyak lagi yang merujuk pada publikasi yang ditulis, diedit, dan diterbitkan seluruhnya oleh industri itu sendiri. Bukti dari sumber ini kadang (meskipun tidak berarti tidak bervariasi) nampak rendah kualitasnya secara ilmiah dibandingkan dengan yang tidak dipengaruhi iklan farmasi tersebut, tinjauan kritis jurnal. Dan mari kita hadapi, jika anda bekerja untuk perusahaan obat yang telah membuat terobosan ilmiah besar, mungkin mengirimkan penemuanmu anda ke penerbitan semacam Lancet atau New England Journal of Medicine sebelum menerbitkannya secara lokal. Dengan kata lain, anda tidak perlu “membuang” artikel tentang percobaan obat karena tempat dimana artikel tersebut diterbitkan, tetapi anda perlu meneliti metode dan analisis statistik untuk percobaan semacam itu. 6.2 Membuat keputusan mengenai pengobatan Sackett dkk, dalam bukunya Epidemiologi klinik – ilmu dasar untuk obat klinis, berpendapat bahwa sebelum memberikan pasien obat, dokter harus: Mengidentifikasi untuk pasien ini tujuan utama pengobatan (pengobatan, mencegah supaya tidak terjadi lagi, membatasi ketidakmampuan fungsi, mencegah komplikasi lebih lanjut, menghilangkan kekuatiran, menghilangkan rasa sakit, menghilangkan gejala, dsb). Pilihlah pengobatan yang paling sesuai menggunakan semua bukti yang tersedia (ini termasuk pertanyaan apakah memang pasien tersebut membutuhkan obat). Epidemiologi Kontemporer 4 Menentukan target pengobatan (bagaimana engkau tahu kapan menghentikan pengobatan, mengubah intensitasnya atau mengubah ke pengobatan lainnya?). Misalnya, pada pengobatan tekanan darah tinggi, dokter atau perawat mungkin memutuskan bahwa: Tujuan utama pengobatan adalah untuk mencegah (lebih lanjut) target kerusakan organ terhadap otak, mata, jantung, ginjal, dsb. (dengan demikian mencegah kematian) Pilihan pengobatan tertentu adalah antara kelas bervariasi dari obat anti hipertensi yang dipilih berdasarkan random, dikontrol oleh placebo dan percobaan yang dibandingkan, dan juga antara pengobatan tanpa-obat misalnya dengan pelarangan mengkonsumsi garam. Target pengobatan mungkin telah berada pada fase V tekanan darah diastolik (lengan kanan, dalam keadaan duduk) kurang dari 90 mmHg atau yang hampir sama dengan yang masih dapat ditoleransi dalam menghadapi efek samping obat. Jika fase-fase ini tidak diikuti (sebagaiman kasus umumnya, contohnya pada perawatan terakhir), dapat menyebabkan pengobatan yang buruk. Dalam menutupi endpoint pengganti, Sackett dan timnya mengingatkan kita bahwa pilihan pengobatan tertentu ditentukan oleh bukti apa yang bekerja dan bukan pada apa yang nampak berkerja atau apa yang seharusnya bekerja. “Pengobatan terkini”, mereka memperingatkan (hal 188), “jika diperoleh dari fakta biologis atau pengalaman klinis yang tidak dikontrol, mungkin akan menjadi lelucon buruk hari esok” 6.3 Endpoint pengganti Saya belum mencakup bagian ini hanya semata-mata karena ini adalah hobi berkudaku. Jika anda seorang dokter praktek (dan non-akademik), hubungan utama anda dengan artikel yang diterbitkan mungkin akan berjalan melalui apa yang bisa disuap untuk anda oleh seorang rep obat. Industri farmasi adalah pemain yang mahir pada permainan endpoint pengganti dan saya tidak membuat penjelasan untuk tetap pada poin tersebut misalnya pengukuran outcome harus dievaluasi dengan hati-hati. Saya akan mendifinisikan endpoint pengganti sebagai “variabel yang relatif mudah diukur dan memprediksi outcome yang jarang terjadi atau jauh dari stimulus yang beracun (misalnya, pollutan) atau intervensi pengobatan (misalnya obat, prosedur bedah, beberapa anjuran), yang bukan sebagai pengukur langsung dari efek yang membahayakan maupun Epidemiologi Kontemporer 5 manfaat klinis”. Besarnya manfaat dari endpoint pengganti pada penelitian medis merefleksikan dua gambaran penting dari penggunaannya. Dapat secara signifikan mengurangi besar sampel, durasi dan, oleh karena itu biaya dari percobaan klinis. Pengobatan dapat dinilai pada kondisi dimana penggunaan outcome primer akan menjadi secara berlebihan invasive atau tidak etis. Pada evaluasi produk farmasi, endpoint pengganti mencakup: Pengukuran farmakokinetik (misalnya, kurva waktu-konsentrasi dari suatu obat atau metabolit aktifnya dalam aliran darah). Pengukuran in vitro (misalnya laboratorium) seperti alat konsentrasi penghambat (MIC) dari suatu anti mikroba terhadap kultur bakteri pada agar. Penampilan makroskopi dari jaringan (misalnya erosi lambung yang nampak pada endoskopi). Perubahan tingkat (yang telah disebutkan) “tanda-tanda biologis penyakit” (misalnya, microalbuminuria pada pengukuran penyakit ginjal diabetes). Penampilan radiologis (misalnya, adanya kekaburan pada sinar X pada dada). Endpoint pengganti mempunyai sejumlah kelemahan. Pertama, perubahan dalam endpoint pengganti tidak bisa menjawab pertanyaan terdahulu yang penting “Apakah tujuan pengobatan pasien ini?” dan “Apakah, menurut penelitian yang valid dan reliabel, adalah pengobatan terbaik yang ada untuk kondisi ini?”. Kedua, endpoint pengganti mungkin tidak begitu menggambarkan target pengobatan; dengan kata lain, mungkin itu tidak valid dan reliabel. Ketiga, penggunaan endpoint pengganti mempunyai keterbatasan yang sama dengan penggunaan satu pengukuran apa saja dari keberhasilan atau kegagalan pengobatan-itu mengabaikan semua pengukuran lainnya! Sangat bergantung pada endpoint pengganti single sebagai suatu pengukuran keberhasilan pengobatan selalu menggambarkan suatu wawasan klinis yang sempit atau naif. Yang terakhir, endpoint pengganti selalu dikembangkan pada penyakit pola hewan, karena perubahan pada variabel yang spesifik dapat diukur pada kondisi yang dikontrol pada populasi yang telah didefinisikan dengan baik. Bagaimanapun, perkiraan penemuan ini terhadap penyakit manusia cenderung menjadi tidak valid. Pada penelitian hewan, populasi yang diteliti haruslah memiliki karakteristik biologis yang seragam dan mungkin secara genetik tidak alamiah. Epidemiologi Kontemporer 6 Keduanya jaringan dan penyakit yang dipelajari mungkin bervariasi dalam karakteristik penting (misalnya, adanya kemungkinan menyebabkan penyakit, angka replikasi sel) dari kondisi paralel pada subyek manusia. Hewan disimpan disimpan dalam lingkungan yang terkontrol yang meminimalan pengaruh variabel gaya hidup (misalnya, diet, olah raga, stress) dan pengobatan yang saling berkaitan. Memberikan dosis kimia yang tinggi untuk hewan percobaan mungkin merusak proses metabolisme yang sebenarnya dan sehingga memberikan hasil yang kurang tepat. Spesies hewan paling baik disesuaikan untuk disiapkan sebagai pengganti untuk manusia bervariasi untuk kimia yang berbeda. Epidemiologi Kontemporer 7 Kotak 6.2 Gambaran ideal dari suatu endpoint pengganti Endpoint pengganti harusnya reliabel, dapat bereproduksi, secara klinis tersedia, mudah dihitung, dapat diusahakan, dan memperlihatkan efek “respon-dosis” (yaitu, semakin tinggi level endpoint pengganti semakin besar kemungkinan penyakit) Harusnya menjadi prediktor yang benar untuk penyakit (atau resiko penyakit) dan tidak hanya menggambarkan keterpaparan terhadap variabel-variabel yang berhubungan. Hubungan antara endpoint pengganti dan penyakit harus mempunyai penjelasan rasional secara biologis Endpoint pengganti harus sensitif-yaitu, hasil yang “positif” untuk endpoint pengganti harus meliputi semua atau sebagian besar pasien pada resiko yang meningkat dari outcome yang buruk Harus spesifik – yaitu, hasil yang “negatif” haruslah mengeluarkan semua atau sebagian besar dari pasien yang tanpa resiko yang meningkat pada outcome yang buruk Harusnya ada nilai batas antara normal dan abnormal Harusnya memiliki nilai prediksi positif yang dapat diterima – yaitu, hasil yang “positif” haruslah selalu atau selamanya berarti bahwa pasien teridentifikasi pada resiko yang meningkat dari outcome yang buruk (lihat bagian 7.2) Harusnya memiliki nilai prediksi negatif yang dapat diterima – yaitu, hasil yang “negatif” harusnya selalu atau selamanya berarti bahwa pasien kemudian teridentifikasi tidak berada pada resiko yang meningkat dari outcome yang buruk (lihat bagian 7.2) Harusnya dapat disetujui terhadap kualitas kontrol monitoring Perubahan dalam endpoint pengganti harusnya cepat dan akurat menggambarkan respon terhadap pengobatan – khususnya, level harus normal pada bagian yang dapat dikontrol atau pengobatan. Gambaran ideal dari endpoint pengganti diperlihatkan pada Kotak 6.2 – dan mikroalbuminoria pada penyakit ginjal diabetes merupakan contoh yang bagus dari penandaan yang memenuhi hampir semua jika tidak bisa semua dari kriteria tersebut. Jika rep yang mencoba membujukmu mengenai nilai obat tanpa membuktikan endpoint yang digunakan, kamu harus menantang dia untuk memproduksi bukti tambahan. Epidemiologi Kontemporer 8 Satu dari contoh yang penting dari penggunaan yang salah dari endpoint pengganti adalah perhitungan sel CD4 (suatu pengukuran dari satu tipe sel darah putih, yang ketika saya di sekolah kedokteran dikenal sebagai “sel T-helper”) dalam memonitor kemajuan AIDS pada subyek yang positif HIV. Percobaan CONCORDE adalah RCT yang membandingkan antara memulai awal versus memulai akhir pengobatan zidovune pada pasien yang positif HIV tetapi secara klinis tidak menunjukkan gejala. Penelitian yang lalu telah menunjukkan bahwa memulai lebih awal pengobatan akan mengarah pada penurunan yang lebih lambat dalam perhitungan sel CD4 (suatu variabel yang telah menunjukkan penurunan pada kemajuan AIDS) dan diasumsikan bahwa jumlah sel CD4 yang lebih tinggi mengakibatkan peningkatan peluang bertahan hidup. Akan tetapi, percobaan CONCORDE menunjukkan bahwa ketika jumlah sel CD4 menurun lebih lambat pada kelompok pengobatan, angka ketiga tahun bertahan hidup identik pada kedua kelompok. Pengalaman ini memberikan issu peringatan lebih awal oleh oleh pengarang mencurigakan dengan validitas endpoint ini. Penelitian yang berikutnya pada bidang ini telah mencoba mengidentifikasi endpoint pengganti yang berkorelasi dengan manfaat pengobatan yang sebenarnya, misalnya kemajuan infeksi HIV tanpa gejala terhadap AIDS klinis dan waktu bertahan hidup setelah mulainya AIDS. Tinjauan baru memberikan ringkasan cerita dan mengambil kesimpulan bahwa kombinasi beberapa tanda (termasuk persentase sel CD4 C29, derajat kelelahan, umur, dan tingkat haemoglobin) memprediksi kemajuan yang lebih baik dari jumlah CD4. Jika engkau berpikir bahwa ini adalah contoh yang terisolasi dari ilmuan terbaik di dunia semua kulit kayu yang menutupi pohon yang salah untuk mencapai endpoint yang palsu, periksalah literatur atau daftar pustakanya dengan menggunakan rute prematur ventrikular (detak jantung kecil yang tidak teratur) untuk memprediksi kematian dari gangguan serius ritme jantung, tingkatan darah dari antibiotik untuk memprediksi pengobatan klinis infeksi, plak pada scan MRI untuk membuat grafik kemajuan sclerosis berganda, dan penggunaan dari tes antigen spesifik prostat (PSA) untuk mengukur respon untuk pengobatan pada kanker prostat (lihat halaman 116). Engkau juga mungkin ingin melihat literatur yang bagus untuk pengembangan endpoint pengganti yang valid dan relevan dalam bidang pencegahan kanker. Terjadi peningkatan para dokter yang memiliki argumen yang ragu untuk menggunakan obat baru, atau obat lama dalam indikasi baru, yang tidak terbukti melalui bukti langsung mengenai keefektifannya. Sebelum endpoint pengganti dapat digunakan pada Epidemiologi Kontemporer 9 pemasaran farmasi, mereka yang di dalam industri harus membuktikan kegunaan pengukuran ini dengan mendemonstrasikan hubungan yang rasional dan konsisten antara endpoint dengan perkembangan kemajuan penyakit. Adalah salah menyarankan bahwa industri farmasi mengembangkan endpoint pengganti dengan tujuan yang bebas untuk menyalahgunakan otoritas lisensi dan para profesi kesehatan. Endpoint pengganti, sebagaimana yang saya kemukakan pada bagian 6.1, keduanya memiliki kepentingan yang etis dan ekonomis. Namun industri tersebut sangat memiliki kepentingan yang tetap dalam melebih-lebihkan perkataan kasusnya pada kekuatan endpoint ini. Memberikan data yang banyak yang berhubungan dengan validasi endpoint pengganti tidaklah tercantum pada jurnal klinik yang diterbitkan, dan perkembangan dari tanda-tanda seperti itu selalu dalam proses yang panjang dan mahal, seorang pengarang menyarankan setting arsip data yang akan menggabungkan data ke dalam penelitian. Jika, seperti saya, engkau akan terus menerus mempertanyakan validitas endpoint pengganti, kamu mungkin perlu membaca lebih banyak tentang subyek dalam suatu tinjauan baru. 6.4 Bagaimana memperoleh bukti-bukti selain dari rep obat Dokter manapun yang pernah berkomunikasi dengan seorang rep yang menjual obat antiinflammatory non-steroid akan mengenali contoh erosi lambung. Pertanyaan untuk ditanyakan kepada mereka bukanlah “Apakah insiden dari erosi lambung pada obatmu?” tetapi “Apakah insiden dari potensi pendarahan lambung yang mengancam kehidupan?”. Pertanyaan lain untuk dipertanyakan kepada rep obat, yang diproduksi kembali dari suatu artikel Drug and Therapeutics Bulletin dan sumber lain yang terdaftar di bawah ini. 1. Bertemulah dengan rep hanya melalui perjanjian. Pilihlah untuk hanya melihat yang produknya menarik untukmu dan batasilah wawancara untuk produk tersebut. 2. Ambillah manfaat dari wawancara tersebut. Jangan mendengarkan penjual yang mempersiapkan diri secara rutin tetapi tanyakanlah langsung informasi di bawah ini. 3. Mintalah bukti yang diterbitkan secara independen dari jurnal yang telah ditinjau yang mempunyai reputasi. 4. Jangan melihat brosur promosi, yang selalu berisi materi yang tidak terpublikasi, grafik yang salah, dan kutipan yang sudah dipilih. 5. Abaikan “bukti” yang berdasarkan pertimbangan pribadi misalnya fakta bahwa seorang selebriti medis meresepkan produk tersebut. 6. Menggunakan akronim “STEP”, tanyakanlah bukti-bukti untuk empat bidang spesifik. Epidemiologi Kontemporer 10 Safety (aman) – misalnya kecenderungan dari waktu yang lama atau efek samping yang serius yang disebabkan oleh obat tersebut (ingatlah bahwa reaksi yang jarang tetapi berdampak buruk yang serius dari obat baru mungkin kurang didokumentasikan) Tollerability, yang sangat baik diukur dengan membandingkan angka kesakitan jika menghentikan obat antara obat tersebut dengan obat saingannya. Efficacy, adalah dimensi yang paling relevan yaitu bagaimana produk tersebut dibandingkan dengan obat favoritmu yang terbaru. Price, yang harus dipertimbangkan baik biaya tidak langsung maupun biaya langsung (lihat bagian 10.3). 7. Evaluasi bukti dengan ketat, berikan perhatian khusus terhadap kekuatan (besar sampel) dan kualitas metodologi dari percobaan klinik dan penggunaan endpoint pengganti. Jangan menerima argumen teoritis mengenai kelebihan obat (misalnya, “dua kali lebih lama hidup”) tanpa bukti langsung yang mengartikannya ke dalam manfaat klinis. 8. Jangan menerima kebaruan dari suatu produk sebagai suatu argumen untuk perubahan terhadap kebaruan itu. Sesungguhnya, ada argumen ilmiah yang bagus untuk melakukan hal yang sebaliknya. 9. Kurangilah untuk mencoba suatu produk melalui paket awal atau melalui partisipasi dalam skala kecil, studi “penelitian” yang tidak terkontrol. 10. Catatlah dalam tulisan isi dari wawancara dan kembalilah ke catatan tersebut jika rep tersebut meminta audiens yang lain. Epidemiologi Kontemporer 11