BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Pembahasan mengenai Produk Makanan Olahan Korea Yang Halal Untuk Dikonsumsi, penulis dapat menyimpulkan bahwa : Upaya Pemerintah Korea Selatan dalam meningkatkan jumlah produksi produk makanan olahan Korea yang halal untuk dikonsumsi dimulai dengan meningkatkan jumlah produk makanan olahan Korea yang bersertifikasi halal, membuat aplikasi untuk masyarakat mengenai halal Korea, melakukan promosi halal dalam rangka menarik wisatawan muslim untuk mengunjungi Korea Selatan, serta meningkatkan jumlah ekspor produk makanan olahan Korea ke negara-negara yang bermayoritaskan muslim. Berdasarkan definisi, batasan dan sumber-sumber penetapan syubhat maka dapat disimpulkan bahwa produk makanan olahan Korea yang sudah mendapatkan sertifikat halal, aman untuk dikonsumsi, bahan yang digunakan berasal dari tumbuhan, dalam proses produksinya tidak disatukan dengan bahan yang haram atau terkontiminasi bahan yang haram,dan meskipun bahan yang berasal dari hewan sudah disembelih dengan ketentuan Islam, namun bagi produk makanan olahan Korea yang belum bersertifikat halal merupakan produk yang hukumnya tidak jelas halal atau haramnya. Hal ini didasarkan pada beberapa alasan. Pertama, produk makanan atau minuman olahan Korea tidak diketahui secara jelas bahan dan asal bahan yang digunakan dalam pengolahannya, apakah halal atau tidak. Kedua, secara teknis produk tersebut tidak diketahui secara jelas bagaimana proses produksi atau pengolahannya. Bisa saja tercampur bahan haram atau najis atau diolah dengan cara yang tidak sesuai dengan ketentuan halal dalam syari’at Islam, maka produk makanan olahan Korea yang tidak jelas halal haramnya sebaiknya dihindari. Hasil penelitian yang penulis lakukan pada beberapa contoh produk makanan olahan Korea yang paling sering dikonsumsi oleh masyarakat pada umumnya, seperti: produk makanan olahan mie instan, makanan ringan (snack), sereal, keju, dan yogurt, menunjukkan ada beberapa alasan dan faktor yang mempengaruhi mengapa produk makanan olahan Korea yang belum bersertifikat halal hukumnya haram untuk dikonsumsi, seperti: a. Mie instan, didalamnya terdapat bahan makanan yang haram seperti geluten, ekstrak ayam panggang, dan dalam proses pembuatannya satu tempat dengan bahan yang haram atau daging babi. b. Makanan ringan (snack), didalamnya terdapat bahan makanan yang haram seperti, bahan perasa tambahan yang berasal dari bubuk daging sapi. maka harus dipastikan bahwa bahan perasa tambahan ini berasal dari hewan halal yang disembelih secara syar’i, tetapi karena Korea Selatan merupakan negara yang mayoritas non Islam maka dipastikan hewan tersebut tidak disembelih dengan syariat atau ketentuan Islam c. Roti, didalamnya terdapat lesitin dari hewan yang tidak disembelih secara syar’i dan fermentasi alkohol, sudah jelas bahwa bagi seorang muslim dilarang untuk mengkonsumsi alkohol meskipun dalam kadar yang sedikit. d. Keju, didalamnya terdapat zat pewarna makanan yang berasal dari paprika, meskipun bahan yang digunakan adalah alami namun, dalam proses pembuatan zat pewarna ini tidak terlepas dari bahan yang haram seperti penggunaan gelatin untuk bahan pelapisnya. e. Yogurt, didalamnya terdapat gelatin yang berasal dari babi, sudah jelas bahwa didalam islam, babi atau turunannya sangat dilarang untuk dikonsumsi. 4.2 Saran Diharapkan bagi masyarakat muslim yang berada di Korea selatan, hendaklah senantiasa berpegang pada sumber hukum Islam yaitu Al-Quran dan As-Sunnah sebelum mengkonsumsi suatu produk makanan olahan Korea. Mengingat banyaknya sumber bahan hasil rekayasa genetika dan teknologi pangan dengan berbagai jenis dan variasi yang bisa dijadikan sebagai bahan baku makanan, maka diperlukan sosialisasi terhadap informasi manfaat sumber bahan pangan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh masyarakat muslim yang berada di Korea Selatan.