NASKAH PELATIHAN TEKNIK SILVIKULTUR JABON (Anthocephalus cadamba) Oleh : A.Syaffari Kosasih Pusat Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan Kampus Balitbang Kehutanan, Jl. Gunung Batu No. 5, PO Box 331, Bogor Telp. (0251) 631238; Fax. (0251) 7520005 I. PENDAHULUAN Salah satu jenis pohon asli Indonesia dan telah dikembangkan yaitu Jabon (Anthocephalus cadamba Miq) Pohon jabon memiliki fungsi ekonomi dan ekologi. Fungsi ekonomi karena kayunya diperjual belikan dan menjadi komoditi ekspor, kayunya untuk kontruksi ringan ( Hyne, 1984). Fungsi ekologi dengan cepat dapat menutup tanah dan menjadi hutan sekunder di areal bekas tebangan. Kawasan hutan tropika mengalami kerusakan yang cukup parah. pembalakan resmi dan tidak resmi,tanpa diimbangi dengan upaya penanaman. Kenyataan tersebut telah mendorong organisasi international perkayuan (ITTO) untuk ikut serta menentukan masa depan perdagangan kayu tropika. Organisasi ITTO telah mengumumkan beberapa langkah untuk melindungi hutan tropika yang telah dilaksanakan mulai tahun 2002. menjelang abad yang mendatang, ITTO menggunakan syarat bahwa kayu-kayu tropika tidak boleh diekspor kecuali kayu tersebut merupakan hasil pengolahan. Oleh karena itu sangat diperlukan program pembudidayaan kayu secara komersial untuk menghasilkan kayu 1 bermutu dengan nilai yang lebih tinggi. Adapun jenis pohon yang dapat segera menhasilkan kayu bermutu tinggi , adalah jabon. Jabon memiliki beberapa keunggulan di bandingkan dengan tanaman kayu rimba lainnya. Selain daya tumbuhnya yang sangat cepat, tingkat kelurusannya juga tinggi, berbatang silinder dan cabang yang ada pada masa pertumbuhan akan rontok dengan sendirinya ketika pohon meninggi. Sifat ini menguntungkan karena tidak memerlukan pemangkasan. Kayunya berwarna putih agak kekuningan tanpa terlihat serat sangat baik dipergunakan untuk pembuatan kayu lapis (playwood), mebeler, bahan bangunan non kontruksi, maupun kayu gergajian, tanaman Jabon menpunyai usai optimal berkisar 12 tahun tetapi pada usia 6 – 8 tahun sudah dapat di tebang (วพ 30 up). II. MENGENAL JABON Jabon Nama umum Indonesia: Jabon, jabun, kelampayan, empayang, worotua Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Asteridae Ordo: Rubiales Famili: Rubiaceae (suku kopi-kopian) Genus: Anthocephalus Spesies: Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq. 2 b. Nama Daerah Kadam (India, Perancis dan nama perdagangan);Kelampayan, Kawak, Jabon (Indonesia) cPenyebaran Distribusi alami di mulai dari india, Nepal dan India, menuju Thailand dan Indochina serta bagian timur Kepulauan Malaya hingga Papua Nugini. Tanaman ini telah di introduksi di Afrika serta Amerika Tengah dan mampu beradaptasi dengan baik. Di Indonesia, tanaman ini terdapat di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sumbawa dan Irian Jaya. Merupakan tipikal tanaman pioner dan umum terdapat di hutan sekunder. Jenis yang memerlukan cahaya dan tidak toleran terhadap cuaca dingin. Pada distribusi alaminya, tanaman ini tumbuh baik pada ketinggian 0-1000 m dpl dengan rata-rata curah hujan lebih dari 1.500 mm/tahun, pada jenis tanah lempung, Podsolik coklat, dan aluvial lembab yang umumnya terdapat di sepanjang sungai yang beraerasi baik. Namun demikian jabon dapat pula tumbuh pada daerah kering dengan curah hujan sedikitnya 200 mm/tahun d Ciri umum Anthocephalus cadamba adalah sebuah pohon besar dengan mahkota yang luas dan lurus silindris bole. . Pohon: dapat mencapai ketinggian 45 m dengan diameter batang 100 - (160) cm. . Kadang-kadang pohon penopang kecil dan mahkota yang luas. Kulit kayu abu-abu, mulus di pohon-pohon muda, kasar dan longitudinal fissured di pohon-pohon tua. Daun hijau mengkilap, sebaliknya, kurang lebih sederhana sessile untuk petiolate, ovate untuk elips (15-50 x 8-25 cm). perbungaan dalam gugus; terminal bundar kepala tanpa bracteoles, subsessile harum, kuning oranye atau bunga; Bunga biseksual, 5merous, tabung kelopak berbentuk corong, mahkota berbentuk piring gamopetalous dengan tabung sempit,. Benang sari 5, terpasang pada tabung mahkota, filamen pendek, kepala putik basifixed. , kadang-kadang 4-locular di bagian atas, gaya exserted dan stigma berbentuk gelendong. Fruitlets banyak dengan bagian atas terdiri dari 4 struktur berongga atau padat. Seed trigonal atau tak beraturan. A. cadamba erat bersekutu dengan Upabangsa Naucleinae 3 (Rubiaceae), tetapi berbeda dari mereka dalam modus placentation. . Spesies ini dalam fokus kontroversi klasifikasi berdasarkan nama jenis asli spesimen dijelaskan oleh Lamarck. .. Pada usia 4 tahun Jabon mungkin mulai berbunga. . Di Indonesia, bunga mulai dari April-Agustus, kadang-kadang dari Maret-November, tetapi, di India berbunga dimulai dari Desember-Juli.. Bunga biseksual. Diperkirakan Jabon akan menjadi andalan industri perkayuan, termasuk kayu lapis, karena Jabon memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan tanaman kayu lainnya termasuk sengon/albasia. Dari hasil uji coba yang telah dilakukan, keunggulan tanaman jabon dapat diuraikan dari beberapa sisi, diantaranya adalah: 1. 2. 3. 4. Diameter batang dapat tumbuh berkisar 10 cm/th Masa produksi jabon yang singkat – hanya 5 – 6 tahun Berbatang silinder dengan tingkat kelurusan yang sangat bagus Tidak memerlukan pemangkasan karena pada masa pertumbuhan cabang akan rontok sendiri (self purning) Ciri dan karakteristik batang jabon adalah : Permukaan kayu licin serta arah tegak lurus, berwarna putih kekuningan mirip meranti kuning, batang mudah dikupas, dikeringkan, direkatkan, bebas dari cacat mata kayu dan susutnya rendah III. BUDIDAYA JABON Sejarah budidaya . A. cadamba adalah jenis pohon yang dapat ditanam di dalam dan di luar hutan. . Di Sumatra telah dibudidayakan di perkebunan, di mana rotasi adalah 5 tahun. Sedangkan di Jawa Timur ditanam sebagai hutan tanaman, dan kini telah menyebar hampir di seluruh p. Jawa baik diluar maupun dalam kawasan hutan Secara alam jabon bisa mencapai suksesi awal , tumbuh paling baik di daerah lembab, tanah aluvial, sering di hutan sekunder di sepanjang bantaran sungai dan di zona transisi antara daerah berawa dan kering.,Secara permanen dan atau secara berkala merupakan area banjir. 4 Batas persyaratan biofisik, ketinggian: 0 - 800 m dari permukaan laut (dpl) o Rata-rata suhu tahunan: 23 C Rata-rata curah hujan tahunan: 1600 mm. Tanah Lebih menyukai yang sarang. Jabon tidak tumbuh dengan baik pada tanah yg aerasinya buruk. A. Persemaian Bahan untuk benih. Jabon berbuah setiap tahun,untuk mengunduh biji sebagai benih, sebaiknya diambil dari sumber benih yang telah bersertifikat, atau dari pohon plus. Di Indonesia buah jabon masak antara bulan Juni sampai Agustus, setiap Kilogram terdapat 30 s/d 35 buah. Jumlah biji per kilogram sebanyak 26.000.000 butir. Cara mengumpulkan benih 1. Ambil sebuah baskom atau wadah berisi air, kemudian buah jabon yang sudah masak dan rendam dalam air selama 5 sampai 7 hari sampai lunak. Cara lain masukkan buah jabon kedalam karung goni, lalu rendam dalam air yang mengalir sampai daging buahnya lunak atau busuk. 2. Setelah daging buah lunak, remes-remas dengan telapak tangan sampai bijinya terpisah dan terkumpul didasar wadah. Bagian daging buah yang terapung dibuang. 3. Biji –biji yang terkumpul disaring dengan ayakan, sampai airnya hilang. Selanjutnya biji dikering udarakan selama 2 hari, lalu bersihkan kembali dari sisa-sisa kotoran dengan saringan Mesh 4. Penyimpanan biji dalam kaleng atau botol yang tertutup rapat pada cold storage, dapat bertahan hingga 1 tahun, dengan daya kecambah sebesar 25 sampai 35 %. Jika disimpan selama 2,5 bulan daya kecambahnya mencapai 70%. 5 Cara penyemaian 1. Bersihkan dan sterilkan pasir halus dengan cara disangrai diatas ketel 2. Masukan pasir yang telah steril kedalam wadah semacam baki yang dilobangi bagian bawahnya, tebal pasir 8 sampai 10 cm. 3. Ambil 1 sendok teh benih jabon dan campur dengan pasir sebanyak 1 sendok makan, aduk sampai benar-benar tercampur rata. 4. Taburkan secara merata campuran benih jabon dan pasir, diatas baki yang sudah berisi media pasir steril, lalu tutup dengan pasir tipis saja. 5. Simpan baki yang telah berisi benih jabon, dibawah paranet 60 % 6. Untuk penyiraman, celupkan baki kedalam air secara pelahan sampai media pasir basah atau semprot dengan sprayer halus jaga kecambah dari serangan jamur dengan pestisida ringan. 7. Benih akan mulai berkecambah setelah 10 sampai 14 hari 8. Semai bila telah berumur 2 bulan , dengan tinggi 2 sampi 3 cm, sapih kedalam polybag ukuran 12 cm dan tempatkan pada bedeng semai yang dinaungi paranet. 9. Bibit sudah bisa ditempatkan kelapangan terbuka setelah muncul daun keempat. 10. Bibit dengan tinggi 30 cm dan berkayu sudah bisa ditanam kelapangan. B. Teknik Penanaman Penanaman bibit jabon dilakukan pada saat musim hujan sudah mulai merata, ditandai dengan basahnya tanah sedalam 30 cm atau curah hujan mencapai 100 mm. Buat lubang tanam berukuran 30 X 30 X 30 cm, kemudian pada dasarnya beri pupuk kandang yang telah masak atau kompos 2 s/d 5 Kg dan Nematisida berbahan aktif karbofuran secukupnya. Tutup kembali lubang tanam tersebut dengan tanah , tandai dengan ajir dan biarkan selama 1 minggu. Setelah satu minggu, gali kembali lubang tanam secukupnya agar bibit bisa dimasukan dengan mudah. Keluarkan bibit dari wadahnya, dan tanam secara tegak lurus sampai leher akar, lalu ikat pada ajir agar bibit tidak goyah. Penanaman dapat juga dilakukan segera setelah lubang tanam digali, langsung bibit ditanam setelah bagian dasarnya diberi kompos dan Nematisida. 6 Jarak tanam yang dianjurkan untuk penanaman sebagai hutan tanaman adalah 2 X 3 m. 3 x 3 m ., 4 X 4 m Jarak tersebut akan memberi ruang yang cukup bagi tanaman, untuk berkembang membentuk batang dan percabangannya. Cabang jabon akan segera luruh secara alami,sehingga membentuk batang yang lurus dan tinggi. C. Pemeliharaan Bertanam jabon tidak terlepas dari gangguan hama, penyakit dan gulma, ditandai dengan layunya daun pada siang hari, kemudian daun menjadi kusam dan rontok. Peristiwa tersebut kalau dibiarkan, dalam waktu 2 minggu tanaman akan mati. Penyebabnya adalah hama uret, yang memakan bagian akar pohon di dalam tanah.Untuk mengatasinya sebelum tanaman mati, jika terdapat tanda –tanda terserang hama uret, segera lakukan pengendalian dengan memberikan Nematiseda. Benamkan obat tersebut disekeliling batang dan perakaran, hingga hama uret mati. Selanjutnya sirami terus tanaman dan beri pupuk secukupnya hingga tanaman sehat kembali, ditandai dengan munculnya pucuk-pucuk baru. Hal lain yang mengganggu adalah gulma dan ulat daun, tetapi ulat tersebut hanya merusak sebagian helai daun yang jadi makanannya. Sedangkan gulma, bisa diatasi dengan melakukan penyiangan dan pendangiran setiap 3 bulan pada tahun pertama. Selanjutnya 6 bulan pada tahun kedua, jika diperlukan tanaman bisa dipupuk sebanyak 100 gram NPK per pohon. 7