S U M M E R Edisi kelima 2 0 1 5 IRECT Mission Newsletter Editorial Editor Pdt. Agus Sadewa Ev. Chandra Wim Tony A. Tan MISSISSAUGA Sunday Service 4:00 PM Glenbrook Presbyterian Church 3535 South Common Court Mississauga, ON L5L 2B3 Pdt. Agus Sadewa phone (647) 238 1897 [email protected] www.irect.org Orientasi misi selalu bersifat keluar. Misi mengajak kita untuk keluar dari zona aman-nyaman kita, dari perhatian yang terlalu berlebihan akan diri kita, keluarga kita, komunitas dekat kita, dan bahkan gereja kita. Misi mendorong kita untuk melihat keluar, ke neighborhood sekitar, ke komunitas yang lain, ke negara-negara yang belum pernah dan mungkin tidak akan pernah kita kunjungi, ke dunia ini. Misi menunjukkan kepada kita bahwa Tuhan juga berkarya dan sedang bekerja di tempat-tempat yang lain, di gereja-gereja yang lain, di organisasi-organisasi yang lain. Misi meminta kita untuk berpikir secara berbeda (teologis-misiologis), bertindak secara berbeda (melayani, bukan dilayani), dan berdoa secara berbeda (mendoakan orang-orang yang sebenarnya tidak ingin kita doakan). Mission Newsletter ini—dengan Artikel, Kesaksian, Update Misi, Info Gereja yang Teraniaya, serta Pojok Doa—kiranya menolong saudara untuk melakukan hal ini. Selamat membaca! Selamat berdoa! Selamat bermisi! DAFTAR ISI Update Misi Teologi and Misi Kesaksian Halaman 2 Jesus Network, The Open Door, Penganiayaan di Syria, Compassion Halaman 3 Holistic Mission On Embodiment Halaman 5 Pelayanan: Dari Tugas ke Kerinduan Hati (Ibu Francisca Noegroho) IRECT MISSION NEWSLETTER – EDISI KELIMA SUMMER 2015 Update Misi dan Gereja Teraniaya Jesus Network 26 September nanti, Jesus Network akan mengadakan pesta makan (banquet) ala Persian. Menarik bukan? Lebih dari sekadar banquet, dalam acara ini beberapa Muslims yang pernah mendapat mimpi mengenai Yesus juga akan memberikan kesaksian tentang bagaimana Tuhan selanjutnya mengubah hidup mereka. Acara ini akan dimulai pada 5:45 pm. Sdr/i yang berminat menghadirinya harap menghubungi Pdt. Agus Sadewa. The Open Door Lembaga outreach di Mississauga ini ternyata telah melayani masyarakat sejak 1974. Pada tahun ini mereka mengadakan lagi program penyediaan perlengkapan sekolah. Pada tahun lalu lewat program ini mereka berhasil membantu kira-kira 200 anak miskin. Jika Sdr/i tergerak, mari berpartisipasi. Berikut ini daftar barang-barang yang mereka sarankan: Backpacks, lunch bags, Tupperware container (for lunches), BPA free water bottles, USB sticks, thermoses, pencil cases, markers, highlighters, binders, calculators, geometry set. Satu item yang semua sekolah wajibkan adalah sepasang sepatu yang sol-nya tidak meninggalkan bercak di lantai (non-marking soles shoes). Seandainya Sdr/i tidak sempat berbelanja, WalMart gift cards boleh dipertimbangkan. The Open Door berharap seluruh donasi dapat sampai paling lambat 31 Agustus (10 am - 4:30 pm). Pada Sabtu, 3 Oktober, IRECT berencana untuk terlibat dalam penyediaan lunches bagi para homeless atau mereka yang needy. Jemaat IRECT diharap dapat berpartisipasi. Bersambung ke halaman 7 2 2 1 IRECT MISSION NEWSLETTER – EDISI KELIMA SUMMER 2015 Artikel Teologi and Misi Holistic Mission: On Embodiment Di balik konsep keselamatan seperti ini biasanya ada asumsi yang tak tertulis mengenai tubuh kita dan dunia ini: bahwa roh/jiwa lebih penting daripada tubuh, dan bahwa dunia ini pada dasarnya adalah jahat. Meskipun sekilas nampak benar, namun asumsi ini lebih dekat ke ajaran Gnostik dan Marcion dibanding ajaran Alkitab. Mengikuti Plato, kaum Gnostik mengajarkan bahwa tubuh adalah penjara bagi roh, dan bahwa roh dapat dibebaskan dari tubuh jika seseorang menerima pengetahuan (gnosis) khusus. Di artikel Teologi & Misi yang lalu, kita sudah membahas tentang hubungan antara kebangkitan Kristus dengan misi gereja. Momen kebangkitan Kristus menjadi titik balik di mana scope, power, dan content dari Injil yang dibawa oleh murid-­‐ murid mendapat bentuk dan menjadi semakin jelas. Salah satu implikasi dari kebangkitan Kristus terhadap bagaimana gereja seharusnya bermisi ialah lahirnya realisasi akan ketuhanan Kristus (the lordship of Christ) atas segala sesuatu: atas jiwa maupun tubuh, atas hal-­‐hal yang “rohani” maupun hal-­‐hal yang “duniawi”, atas umat manusia maupun seluruh ciptaan, di sorga maupun di bumi. Di edisi ini kita akan melanjutkan perenungan kita akan misi gereja dilihat dari perspektif kebangkitan Kristus, namun kali ini dalam kaitannya dengan theology of body. Hari ini, banyak orang Kristen yang menganggap bahwa keselamatan dalam Kristus adalah sekadar tiket pass untuk masuk ke sorga setelah mereka meninggal dunia. Mereka mengidam-­‐idamkan sorga yang non-­‐material di mana roh mereka dapat melayang-­‐layang setelah dilepaskan dari tubuh yang hina dina ini. Bagi mereka, misi gereja hanyalah untuk menarik jiwa-­‐jiwa yang sedang berbaris menuju neraka agar berbalik arah ke sorga. Motif mereka, tentu saja, adalah baik: agar orang-­‐orang terhindar dari neraka yang jahanam dan menikmati sorga yang mulia. Namun sayangnya, teologi yang melandasi motif dan misi ini seringkali keliru. Setali tiga uang, bidat Marcionisme mengajar bahwa materi (termasuk tubuh) ialah jahat adanya. Marcion percaya bahwa dunia ini diciptakan oleh "allah" yang jahat, yang lebih rendah dari allah yang baik. Allah yang baik, yang digambarkan oleh Yesus, adalah roh adanya; oleh karena itu ia tidak dapat menciptakan dan berhubungan dengan materi. Sedangkan "allah" Israel, yang menciptakan langit dan bumi, ialah allah yang berbeda dengan allah yang baik itu. Itu sebabnya Marcion menolak Perjanjian Lama dan menerima (sebagian) Perjanjian Baru sebagai kanon Kitab Suci-­‐nya. Baik kaum Gnostik maupun Marcion sama-­‐sama dualistic in theology and philosophy, yaitu penganut paham bahwa ada dua kuasa/prinsip/allah yang saling berlawanan sejak mulanya: yang satu lebih tinggi, spiritual, dan baik; yang lain lebih rendah, material, dan jahat. Bersambung ke halaman 4 3 2 1 IRECT MISSION NEWSLETTER – EDISI KELIMA SUMMER 2015 Holistic Mission: On Embodiment (Lanjutan) Alkitab, di lain pihak, mengajarkan bahwa pada mulanya adalah Allah. Dan hanya Allah; tidak ada yang lain. Allah Tritunggal ialah sumber dari segala sesuatu yang ada, baik yang bersifat spiritual maupun material. Dunia ini dan segala isinya diciptakan oleh Allah. Tubuh kita, sebagaimana juga roh/jiwa kita, diciptakan oleh Allah. Dan Ia mengatakan bahwa segala ciptaanNya itu adalah baik adanya. Baik jiwa maupun raga sama-­‐sama baik di mata Allah, sebab keduanya berasal dari Allah yang baik! Di antara semua ciptaanNya, manusia secara khusus diciptakan sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Manusia seutuhnya-­‐-­‐tubuh dan jiwa-­‐-­‐ ialah gambar dan rupa Allah. Meski kemudian manusia jatuh dalam dosa, dan dunia ini ikut terkena dampaknya, namun ini tidak membuat ciptaan Allah serta merta menjadi tidak baik. Dan perlu diingat bahwa yang jatuh ke dalam dosa bukan hanya tubuh saja, atau jiwa saja; melainkan manusia seutuhnya jatuh dalam dosa. Sesungguhnya Alkitab tidak pernah memisahkan, apalagi mempertentangkan, keduanya. Meski secara konseptual kita bisa membedakan tubuh dan jiwa, namun secara konkret kita tidak dapat memisahkan keduanya. Ketika Alkitab (dan juga kita!) menyebut manusia, maka yang dimaksud selalu ialah embodied human being, dan bukan disembodied soul/spirit. In fact, to be human is to be embodied in a particular human body within a particular space and time. Lebih lanjut, ketika Pribadi Kedua dari Allah Tritunggal itu berinkarnasi menjadi manusia, Ia menjadi manusia seutuh-­‐utuhnya, yaitu dalam darah dan daging. Kata inkarnasi itu sendiri pun sebenarnya mengindikasikan hal ini, yaitu “in + carnal”: di dalam daging. The Word became flesh. Dalam hikmat and anugerahNya, Allah memutuskan untuk menyelamatkan kita bukan dengan menghancurkan dunia ini (beserta tubuh kita) dan mengangkat roh kita ke sorga (alias rapture), namun dengan turun ke dunia ini dan mengambil tubuh manusia menjadi milik AnakNya. Tindakan inkarnasi (atau boleh juga kita sebut embodiment) ini bukanlah tindakan yang sementara sifatnya. Alkitab menunjukkan bahwa Yesus yang disalib itu dibangkitkan dengan tubuh kebangkitan. Benar, bahwa tubuh pasca-­‐ kebangkitan ini bukan tubuh yang sama persis dengan tubuh pra-­‐kebangkitan. Ada both continuity and discontinuity antara keduanya, dan seperti apa persisnya masih merupakan misteri. Namun apapun karakteristiknya, tubuh kebangkitan ini tetap adalah sebuah tubuh! Kebangkitan Kristus adalah kebangkitan tubuh (bodily resurrection), dan bukan (hanya) kebangkitan roh (spiritual resurrection). Bersambung ke halaman 6 4 2 1 IRECT MISSION NEWSLETTER – EDISI KELIMA SUMMER 2015 Pelayanan: Dari Tugas ke Kerinduan Hati (Kesaksian oleh Ibu Francisca Noegroho) Melayani. Melakukan pelayanan. Istilah-istilah ini adalah sesuatu yang “asing” bagi saya dulu. Puji Tuhan, berkat penerangan Roh Kudus dan anugerah Tuhan, sekarang melayani/pelayanan bukanlah sesuatu yang asing lagi bagi saya. melayani orang lain. Hal ini, awalnya, membuat saya heran sekali: “Kok bisa ya, dia mau melakukan pelayanan di gereja dan kepada orang lain walaupun tidak ada yang ‘menyuruh’ dia?” Saya dilahirkan di tengah keluarga Katolik Roma. Dibaptis ketika saya masih belum juga berumur 6 bulan sebagai seorang Katolik. Dididik di sekolah Katolik dari TK sampai SMA. Singkatnya, saya adalah seorang Kristen Katolik. Kami sekeluarga selalu ke gereja untuk mengikuti misa setiap Minggu. Sejak kecil, saya cukup sering diberi tugas oleh guru-guru sekolah saya untuk membaca Alkitab dalam misa sekolah. Sewaktu di SMP and SMA, setiap kelas biasanya diberi giliran untuk mempersiapkan misa di sekolah. Dari situ, saya juga ikut membantu mempersiapkan misa bersama teman-teman sekelas. Apakah ini semua merupakan pelayanan? Well, apapun jawabannya, yang pasti ini semua adalah pelayanan yang dilakukan karena kami diberi “tugas” untuk melakukannya. Unfortunately, saya hanya terbiasa dengan bentuk pelayanan yang begini ini – pelayanan karena “ditugaskan” – dan bukan pelayanan yang keluar dari inisiatif dalam diri saya sendiri karena saya ingin melayani. Suami saya tidak pernah menyuruh saya untuk melakukan pelayanan seperti yang dia lakukan. Dia juga selalu berusaha untuk tetap menjaga keseimbangan antara pelayanannya dan tanggung jawab keluarga. Misalnya, jika dia hendak melakukan pelayanan, dia akan bicarakan dahulu dengan saya untuk mendiskusikan apakah ini akan mengganggu aktivitas keluarga kami — berhubung anakanak yang masih kecil dan butuh banyak perhatian waktu itu. Bersama berjalannya waktu, contoh hidup dari suami saya serta bimbingan dan pengajaran Roh Kudus lewat firmanNya perlahan-lahan menimbulkan kerinduan dalam diri saya untuk melayani orang lain dan gerejaNya. Saya mulai dengan melayani di bidang-bidang yang saya tahu saya bisa lakukan, seperti membantu memasak untuk kegiatan gereja. Namun kemudian saya juga memberanikan diri untuk melakukan hal-hal yang belum pernah saya lakukan sebelumnya, seperti mengajar anakanak sekolah minggu. Saya belajar bahwa melayani Tuhan dan orang lain bukanlah sesuatu yang mudah. Namun ketika saya memenuhi kerinduan di dalam hati saya untuk melayani, saya merasakan sukacita dan kepuasan yang sulit dijelaskan. Perubahan sedikit demi sedikit terjadi setelah saya menikah, pindah ke Canada, dan bergereja di IRECT. Dengan berjalannya pernikahan kami, saya bisa menyaksikan bahwa suami saya sungguh-sungguh mempunyai jiwa yang mau untuk melakukan pelayanan di gereja, ataupun Bersambung ke halaman 6 5 IRECT MISSION NEWSLETTER – EDISI KELIMA SUMMER 2015 Pelayanan: Dari Tugas ke Kerinduan Hati (Lanjutan) Saya percaya ini semua bisa terjadi karena Tuhan bekerja di dalam hati saya. Dan untuk ini saya sungguh bersyukur. Sungguh, melakukan pelayanan adalah sesuatu yang tidak bisa dipaksakan. Asalkan kita tidak mengeraskan hati, dan kita membiarkan Tuhan bekerja mengajar dan membentuk kita, kita bisa melakukan pelayanan untuk Tuhan. Sebab itu, marilah kita semua semakin membuka hati kita untuk diajar dan dibentuk olehNya. He has good plans for each of us. Let us be humble and willing to be taught by Him to fulfill His plan for each one of us. Holistic Mission: On Embodiment (Lanjutan) Namun yang paling mencengangkan ialah fakta bahwa Tuhan Yesus kembali ke sorga dengan tubuhNya! Tubuh manusiawi/inkarnasi Yesus tidak pernah meninggalkan Pribadi Yesus Kristus sang Anak Allah itu. Tidak dalam kematianNya, tidak dalam kebangkitanNya, dan tidak juga dalam kenaikanNya ke sorga. Dan Alkitab menyaksikan bahwa Ia akan datang kembali dengan tubuhNya itu. Ia akan selama-­‐lamanya menjadi Imam Besar Agung kita, Pengantara/Mediator antara Allah dan manusia, sebab Ia selama-­‐ lamanya adalah the God-­‐Man Jesus Christ. Saya tergelitik untuk menyimpulkan: for Jesus, to be the Son of God is to be embodied in the particular, incarnate body of Jesus of Nazareth. Lalu apa implikasi semuanya ini dengan misi kita sebagai gereja dan sebagai individu? Kita akan mengupas hal ini dalam edisi berikutnya. Namun izinkan saya menutup dengan mengutip perkataan apik dari seorang blogger sebagai bahan perenungan kita: "Ours is a God not of escape but of engagement.” 6 IRECT MISSION NEWSLETTER – EDISI KELIMA SUMMER 2015 Update Misi dan Gereja Teraniaya (Lanjutan) Penganiayaan di Syria IS menculik sejumlah orang Kristen di Syria minggu lalu. Mereka diculik di kota al-Quaryatayn. Belum diketahui persisnya berapa orang yang diculik. The Assyrian International News Agency (AINA) melaporkan 250 Assyrians (termasuk perempuan dan anak-anak) ditawan oleh IS. IS juga bertanggung jawab atas penculikan lebih dari 200 Assyrian Christians dari daerah Khabur River di northeastern Syria. Kebanyakan dari mereka masih belum diketemukan. Syria menduduki peringkat #4 dalam Open Doors’ 2015 World Watch List of the 50 worst persecutors of Christians. Kurang lebih 4 juta Syrians telah meninggalkan negeri itu. Di antaranya kira-kira 700,000 orang Kristen yang mengungsi sejak perang dimulai 4 tahun lalu. Open Doors bekerja sama dengan gereja-gereja dan organisasi Kristen di Syria untuk menyediakan makanan, pakaian, medical supplies, dan konseling trauma. Injil Menyebar di Timur Tengah Di antara Syrian and Iraqi refugees, beberapa orang mulai menjadi percaya pada Kristus ketika menyaksikan orang-orang Kristen yang dianiaya menghidupi iman mereka. Berikut ini kutipan dari Voice of the Martyrs: “For some reason, there is a significant number of Muslims coming to church, especially those women who wear the hijab. We also will go to the streets on daily basis during the breakfast time in the month of Ramadan and will share the love of Christ with Muslim people directly.” Ketika mereka mendistribusi bala bantuan, ada seorang ibu yang begitu excited mengambil Alkitab. Nampaknya beberapa refugees sempat mendengar mengenai mukjizat Tuhan Yesus dan ingin membacanya. Tetaplah berdoa bagi gereja-gereja teraniaya agar kuasa-kasih Tuhan makin nyata dalam kehidupan dan kesaksian mereka. Compassion Menulis surat bagi anak-anak Compasion yang kita sponsor merupakan encouragement besar bagi mereka. Mereka tahu bahwa ada orang-orang Kristen lain yang sungguh peduli dan mendoakan mereka. Dorongan-dorongan kita akan menyemangati mereka menempuh studi hingga tamat, bekerja dan melayani Tuhan. Tahukah Sdr bahwa menulis surat bagi anak-anak sponsor kita itu mudah? Sdr dapat melakukannya via internet. Pergi ke www.compassion.ca/writing-your-child/#write. Setelah tiba di sana, klik tombol Write your child. Lalu isi informasi yang diminta. Nama anak-anak sponsor kita dan supporter numbers dapat Sdr lihat di bulletin Minggu IRECT. Mudah bukan? Oh ya, jangan lupa mengucapkan selamat pada Mardius Putra yang berulang tahun pada 29 September! 7 IRECT MISSION NEWSLETTER – EDISI KELIMA SUMMER 2015 Pojok Doa Tema doa di edisi ini adalah mendoakan suku-suku bangsa dari daerah Asia Selatan. 1. Doakan teman di kantor atau tetangga saudara yang berasal dari Asia Selatan. Doakan supaya saudara bisa menjalin persahabatan dengan mereka dan bisa punya kesempatan untuk membagikan Injil kepada mereka. Bawa nama mereka dalam doa-doa saudara. 2. Doakan untuk orang-orang muda yang telah dijangkau Injil di Nepal, bersyukur untuk mereka yang telah bertobat dan dibaptis di Kathmandu, Nepal. Doakan untuk pertumbuhan rohani dan pengenalan mereka akan Yesus Kristus. (source: “bulletin Open Doors, August 2015”) 3. Kini, tak ada lagi bangunan gereja yang berdiri secara resmi di Bhutan. Gereja Katolik, Gereja Sidang Jemaat Allah, dan berbagai Gereja Pentakosta lainnya telah ditutup oleh pemerintah. Di jalanan hanya ada lambang-lambang agama Budha, sementara orang percaya hanya dapat bertemu dalam ibadah secara tertutup di rumah-rumah. Berdoalah untuk situasi ini, dan untuk pertumbuhan gereja di Bhutan. (source: “bulletin Open Doors, August 2015”) 4. Berdoa untuk Asia Bibi, seorang wanita Kristen di Pakistan. Saat ini pelaksanaan hukuman mati karena tuduhan penghujatan telah ditunda pada tanggal 22 Juli oleh hakim di Pakistan. Kasus ini akan dikaji ulang oleh Pengadilan Negara sebelum keputusan akhir bisa diambil. Hal ini adalah jawaban Tuhan atas doa-doa dari berbagai negara. Doakan untuk proses pengadilan ini agar ada kebenaran dan keadilan dari Tuhan untuk Asia Bibi. (Source: Voice of Martyr website) 5. Doakan untuk keluarga dari pemimpin Kristen di India (Mohammad Yousf Bhat). Beliau yang telah percaya kepada Kristus ditembak di rumahnya di Kashmir. Pada tanggal 1 Juli, 4 orang memaksa masuk ke dalam rumah Yousf dan menembak dia. Sebelum beliau meninggal, Yousf aktif mengabarkan Injil kepada orang-orang Muslim selama 15 tahun dan telah menjadi pemimpin Kristen di daerah dia tinggal. Yousf meninggalkan istri dan ketiga anaknya. (Source: Voice of Martyr website)