daftar isi - Universitas Sumatera Utara

advertisement
Histologi Lambung
Alya Amila Fitrie
Fakultas Kedokteran
Bagian Histologi
Universitas Sumatera Utara
Pendahuluan (1,2,3,4,5)
Lambung, seperti usus halus, merupakan organ gabungan eksokrin dan endokrin
yang mencernakan makanan dan sekresi hormon. Lambung merupakan segmen saluran
pencernaan yang melebar, yang fungsi utamanya adalah menambah cairan pada makanan
yang dimakan, mengubahnya menjadi bubur yang liat dan melanjutkan proses pencernaan
karbohidrat yang diawali di daerah mulut, menambah cairan asam untuk mencerna
makanan, mentransformasikannya dengan aktivitas otot menjadi massa yang viskus
(chyme), dan memulai pencernaan protein dengan enzim pepsin. Lambung juga
memproduksi enzim lipase lambung yang akan mencerna trigliserida dengan bantuan
lipase ludah.
Pada inspeksi makro terlihat 4 regio, yakni : kardia, fundus, korpus dan pilorus.
Karena fundus dan korpus memiliki struktur histologis yang identik, hanya 3 regio
histologis yang akan dibicarakan.
Permukaan lambung ditandai oleh adanya peninggian atau lipatan yang
dinamakan rugae. Saat lambung terisi oleh makanan , lipatan-lipatan ini menjadi rata.
Mukosa(1,2,3,4)
Mukosa lambung terdiri dari epitel permukaan yang mengalami invaginasi
dengan berbagai kedalaman di dalam lamina propria, membentuk foveola gastrika. Di
seluruh mukosa, sejumlah kelenjar-kelenjar mukosa kecil, yang terletak jauh di dalam
lamina propria, bermuara ke dalam dasar sumur ini. Masing-masing dari 3 bagian
lambung ini mengandung kelenjar-kelenjar gastrik dengan struktur yang berbeda,
sedangkan foveola gastrika mempunyai morfologi yang sama pada semua bagian
lambung. Kelenjar-kelenjar gastrik terletak dalam lamina propria dan tidak pernah meluas
melalui muskularis mukosa sampai ke dalam submukosa. Lamina propria lambung terdiri
atas jaringan penyambung jarang yang diselingi dengan sel-sel otot polos dan limfoid.
1
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Gambaran potongan gaster . Terlihat foveola gastrika yang dalam dengan kelenjarkelenjar pylorus pada lamina propria. Pewarnaan H&E. Pembesaran tingkat rendah (1)
Aplikasi Medis(1)
Stres dan faktor-faktor psikosomatik lain; konsumsi substansi seperti aspirin,
OAINS atau etanol; makanan yang hiperosmolar; dan beberapa mikroorganisme misalkan
Helicobacter pylori dapat mengganggu permukaan epitel ini dan membawa ke arah ulkus.
Ulkus yang pertama ini dapat sembuh atau bisa lebih diperparah oleh agen lokal yang
agresif.
Daerah Kardia (1,2,3)
Kardia merupakan pita sirkuler sempit pada peralihan antara esophagus dan
lambung. Lamina proprianya mengandung kelenjar-kelenjar kardia tubular simpleks
bercabang. Bagian terminal kelenjar-kelenjar ini seringkali bergelung dan sering
mempunyai lumen yang besar. Sel-sel sekresi mereka menghasilkan mucus dan lisozim
2
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
(enzim yang berfungsi menyerang dinding bakteri). Kelenjar-kelenjar ini strukturnya
sama seperti kelenjar kardia bagian terminal esophagus.
Daerah Korpus dan Fundus (1,2,3,4,5)
Lamina propria korpus dan fundus terisi oleh kelenjar gastric tubulosa bercabang
yang bermuara ke dalam dasar foveola gastrika. Sel-sel dan susunan dalam kelenjarkelenjar ini tidak uniform. Biasanya mereka dianggap terdiri atas 3 bagian dari ujung
foveola gastrika sampai dasar kelenjar, yakni ; ismus, leher dan basis. Bagian leher dari
kelenjar terdiri atas sel stem, sel mukus leher dan sel parietal (oksintik). Bagian basis
kelenjar terdiri dari sel parietal, sel zimogen dan sel enteroendokrin.
Gambar 2. Gambaran potongan kelenjar lambung di daerah fundus. Sel Parietal (light-stained)
mendominasi di regio atas dan tengah dari kelenjar.Sel zimogen/sel chief (dark-stained)
mendominasi di region bawah dari kelenjar. MM, muskularis mukosa. PT stain. Pembesaran
tingkat rendah (1)
3
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
Sel stem (1)
Dijumpai di regio leher dalam jumlah yang sedikit., sel stem merupakan sel
kolumnar pendek dengan nukleus oval dekat ke dasar sel. Sel ini memiliki kecepatan
mitosis yang tinggi; beberapa dari sel ini bergerak ke atas untuk menggantikan sel mukus
pada permukaan dan sumur., yang memiliki masa turnover 4-7 hari. Sel-sel muda yang
lain bermigrasi lebih ke dalam kelenjar dan berdiferensiasi menjadi sel mukus leher, sel
parietal, sel zimogen dan sel enteroendokrin. Sel-sel ini digantikan lebih lambat
dibandingkan sel mukus permukaan.
Sel Mukus Leher (1,2,3,4)
Sel mukus leher terdapat dalam kelompokan atau sel-sel tunggal antara sel-sel
parietal dalam leher kelenjar gastrik. Sekresi mukus sel ini sangat berbeda dengan mukus
yang disekresikan sel mukus permukaan. Terdapat perbedaan bentuk sel, dengan nukleus
pada dasar sel dan granul sekresi dekat permukaan apikal. Tidak seperti sekresi mukus
netral dari sel-sel mukus permukaan, sekret sel mukus leher kaya akan
glikosaminoglikans.
Sel Parietal (Oksintik) (1,2,3,4,5)
Sel ini terutama terdapat pada bagian setengah atas kelenjar dan tersisip antara
sel-sel mukus leher. Mereka jarang terdapat pada dasar kelenjar gastrik. Sel ini berbentuk
bulat atau piramid, dengan satu nukleus sferis di tengah dan sitoplasma yang jelas
eosinofilik. Bila dilihat di bawah mikroskop elektron, sel parietal memiliki gambaran
sebagai berikut :
1. Invaginasi sirkuler dari membrane plasma apikal, membentuk kanalikuli
intraseluler.
2. Sitoplasma eosinofilik mempunyai banyak sekali mitokondria dengan krista yang
banyak, apparatus Golgi yang tersebar dekat basis sel.
3. Pada sel yang sedang istirahat, dapat dilihat sejumlah struktur tubulovesikuler
pada daerah apikal sel tepat di bawah plasmalemmanya.. Bila dirangsang untuk
menghasilkan asam klorida, tubulovesikuler ini bersatu dengan membran sel dan
membentuk mikrovili yang menonjol ke dalam invaginasi sitoplasmik. Filamenfilamen aktin terdapat antara tubulovesikuler ini, mungkin memegang peranan
dalam pengeluaran struktur ini.
Sel parietal mensekresi asam klorida (pada dasarnya H+ dan Cl-.) 0,16 mol/L,
Natrium klorida 0,07 mol /L, sedikit elektrolit lainnya dan factor intrinsic gaster. Ion H+
berasal dari disosiasi H2CO3 yang berasal dari kerja enzim karbonik anhidrase, sejenis
enzim yang sangat banyak terdapat di sel parietal.Ketika diproduksi, H2CO3 berdisosiasi
di dalam sitoplasma menjadi H+ dan HCO3-. Sel parietal yang aktif juga mensekresi KCl
di kanalikuli, yang berdisosiasi menjadi K+ dan Cl-. K+ bertukar tempat dengan H+ oleh
kerja pompa H+/K+, sehingga Cl- membentuk HCl. Adanya mitokondria dalam jumlah
besar dalam sel parietal menunjukkan bahwa proses metabolisme sangat membutuhkan
energi. Telah terbukti bahwa sel ini mempunyai sifat histokimia yang menyatakan bahwa
ia merupakan salah satu sel yang memperlihatkan metabolisme energi yang terbesar.
Telah terbukti bahwa sel ini mempunyai sifat histokimia yang menyatakan bahwa
ia merupakan salah satu sel yang memperlihatkan metabolisme energi yang terbesar.
4
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. Gambaran permukaan epitel yang mensekresi mucus (A) dan sel mukosa leher
terdapat di antara sel parietal yang berlokasi di bagian tengah kelenjar gaster (B). Banyak kapiler
dapat terlihat. PT stain. Pembesaran tingkat menengah. (1)
Gambar 4. Sel parietal dan sel zimogen/sel chief. Dengan fiksasi glutaraldehyde-osmium,
pewarnaan toluidin biru, Pembesaran tingkat tinggi (1416 x). (5)
5
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
Gambar 5. Diagram komposisi sel parietal, menunjukkan perbedaan ultrastruktur antara sel
istirahat (kiri) dengan sel aktif(kanan). Terlihat bahwa tubulovesikel (TV) di sitoplasma sel
istirahat bergabung membentuk mikrovili (MV) yang terdapat di kanalikulus intraseluler (IC) G,
kompleks Golgi; M, mitokondria. (1)
Gambar 6. Diagram sel parietal, menunjukkan langkah-langkah utama dalam sintesis asam
klorida. Transpor aktif oleh ATPase ini ditunjukkan dengan panah dan difusi ditunjukkan dengan
panah putus-putus. Di bawah pengaruh karbonik anhidrase, CO2 darah memproduksi asam
karbonat. Asam karbonat berdissosiasi menjadi sebuah ion bikarbonat sebuah H+, saat
6
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
dipompakan ke dalam lumen lambung , bertukar dengan K+. Konsentrasi tinggi K+ intraseluler
dijaga oleh Na+,K+ ATPase, saat HCO3— digantikan dengan Cl— oleh sebuah antiport.
Tubulovesikel dari apeks sel berhubungan dengan sekresi asam hidroklorat,karena jumlahnya
menurun setelah stimulasi sel parietal. Ion bikarbonat kembali ke darah. (1)
Aplikasi Medis (1)
Pada kasus gastritis atropikans, jumlah sel parietal dan sel zimogen sangat sedikit,
dan cairan lambung hanya sedikit atau tidak sama sekali tidak memiliki aktivitas asam
dan pepsin. Pada manusia, sel parietal merupakan tempat produksi factor intrinsic, suatu
glikoprotein yang mengikat vitamin B12. Akan tetapi pada spesies lain zat ini mungkin
terdapat pada sel lain.
Adanya factor intrinsic dalam keadaan normal dibutuhkan untuk absorbsi vitamin
B12, dan vitamin ini berikatan dengan kuat dalam lumen lambung dengan faktor
intrinsic. Kompleks ini diabsorbsi oleh sel-sel ileum. Hal ini dapat menerangkan mengapa
kekurangan factor intrinsic dapat mengakibatkan defisiensi vitamin B12 – suatu penyakit
yang mengakibatkan gangguan mekanisme pembentukan sel darah merah yang dikenal
sebagai anemia pernisiosa dan biasanya disebabkan gastritis atrofikans.. Pada sebagian
besar kasus, anemia pernisiosa tampaknya merupakan penyakit autoimun, karena sering
ditemukan adanya antibody terhadap protein sel parietal dalam daerah penderita penyakit
ini..
Sekresi sel parietal diaktifkan oleh berbagai mekanisme. Salah satu di antaranya
melalaui ujung saraf kolinergik. Histamin dan polipeptida gastrin, keduanya disekresi
dalam mukosa lambung, bekerja kuat merangsang pembentukan asam klorida.
Sel Zimogen (1,2,3)
Sel ini dominant pada daerah bawah kelenjar-kelenjar tubulosa dann mempunyai
semua sifat sel yang mensintesis dan mengeluarkan protein. Granula-garnula yang
terdapat dalam sitoplasma mengandung enzim inaktif pepsinogen. Sifat basofilnya
disebabkan karena terdapat banyak ribosom dalam sitoplasma dan pada retikulum
endoplasma granular. Pada manusia, sel-sel ini menghasilkan enzim pepsin dan lipase.
Bila granula pepsinogen inaktif dikeluarkan ke dalam lingkungan lambung yang asam,
enzim diubah menjadi enzim proteolitik yang sangat aktif, pepsin. Akan tetapi aktivitas
lipolitik adalah lemah dan dianggap secara fisiologik tidak penting.
Sel Enteroendokrin (1,2,3)
Sel ini ditemukan di dasar kelenjar lambung. Pada fundus lambung 5hidroksitriptamin (serotonin) merupakan produk sekresi yang paling prinsip. Produk lain
dari sel enteroendokrin dalam saluran gastrointestinal dapat dilihat dalam tabel.
Carcinoid merupakan tumor yang ditandai dengan adanya peningkatan sel
enteroendokrin, gejala klinisnya sangat jelas , yang disebabkan oleh produksi serotonin
yang berlebih. Serotonin meningkatkan motilitas usus, tetapi level tinggi dari
hormone/neurotransmitter ini memiliki hubungan dengan vasokonstriksi dan kerusakan
mukosa.
7
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
Gambar 7. Gambaran mikroskop electron potongan kelenjar lambung pada daerah fundus.
Terlihat lumen dan sel parietal, berisi sangat banyak mitokondria ; sel zimogen, dengan retikulum
endoplasma yang kasar dan sel enteroendokrin dengan granul yang disekresi di basal. Pembesaran
tingkat tinggi . (5300x).
8
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
1. Junquiera L.C, Carneiro J, Kelley R.O. Basic Histology. 10th edition, Washington,
Lange, 2003: 316-23
2. Ross M.H. Histology, A Text And Atlas, New York, Harper & Row 1985:416-23
3. Bloom & Fawcett. Buku Ajar Histologi. Edisi ke-12, Jakarta, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 11994 : 536-46
4. Cormack D.H. Introduction to Histology. Philadelphia, J.B. Lippincott Company,
1984:299-303
5. Digestion System. Available from URL:
http://www.vh.org/adult/provider/anatomy/MicroscopicAnatomy/Section10/Section1
0.html
9
e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara
Download