faktor – faktor yang berhubungan dengan tingkat penetahuan dan

advertisement
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PENETAHUAN
DAN SIKAP IBU DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI
PUSKESMAS TELUK MELANO KALIMANTAN BARAT
FACTORS ASSOCIATED WITH THE KNOWLEDGE AND ATTITUDES MOTHER
WITH BEHAVIOR GIVING EXCLUSIVE BREAST FEEDING IN PUSKESMAS
TELUK MELANO WEST KALIMANTAN
OLEH:
ESTER TAMBUNAN1
MARIANI SUBRATA2
WILHELMUS HARY SUSILO3
ARTIKEL ILMIAH
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN A
STIK SINT CAROLUS, JAKARTA
MARET, TAHUN 2014
1 Mahasiswa
STIK Sint Carolus
Tetap STIK Sint Carolus
3 Dosen Tidak Tetap STIK Carolus
2 Dosen
1
2
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SINT CAROLUS
PROGRAM S- 1 KEPERAWATAN
Laporan penelitian
25 februari 2014
Ester Tambunan
Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan
Perilaku Pemberian ASI Eksklusif Di Puskesmas Teluk Melano Kalimantan Barat 2013
xi + 81 halaman, 13 tabel, 3 gambar, 13 lampiran
ABSTRAK
Air susu ibu ( ASI ) merupakan salah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh kebutuhan
bayi baik, fisik, psikologi, sosial, maupun spiritual. Pemberian ASI pada bayi adalah cara paling
baik meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejak dini, karena ASI merupakan makanan
paling sempurna bagi bayi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran tentang
perilaku pemberian ASI eksklusif pada ibu yang memiliki bayi 6 – 12 bulan di Puskesmas Teluk
Melano Kalimantan Barat dan faktor – faktor yang berhubungan dengan perilaku pemberian ASI
eksklusif. Penelitian ini mengunakan desain penelitian deskriptif korelatif dan desain penelitian
cross sectional dengan metode penelitian kuantitatif. Analisa yang digunakan dalam penelitian
ini adalah anlisa univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Sampel yang diambil convenience
sampling dengan responden ibu yang memiliki bayi 6 – 12 bulan sejumlah 40 responden.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2013 dengan hasil penelitian yang di dapatkan ada
hubungan tingkat pendidikan ( p = 0,022 ) dengan perilaku pemberian ASI eksklusif, tidak ada
hubungan bermakna antara umur ( p = 0,536 ), paritas ( p = 0,816 ), tingkat pengetahuan ( p =
0,816 ), sikap inisiasi menyusui dini dan rawat gabung ( p = 0,385 ) dengan perilaku pemberian
ASI eksklusif. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat bermanfaat bagi ibu, puskesmas dan
peneliti. Diharapkan Puskesmas Teluk Melano dapat memberikan penuluhan mengenai
pemberian ASI eksklusif tentang pentingnya pemberian ASI guna meningkatkan motivasi ibu
dalam pemberian ASI eksklusif.
Kata kunci
Daftar Pustaka
: Pemberian ASI eksklusif
: 22 buku ( 1980-2010 )
3
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SINT CAROLUS
PROGRAM S- 1 KEPERAWATAN
Research Report
25 February 2014
Ester Tambunan
FACTORS ASSOCIATED WITH THE KNOWLEDGE AND ATTITUDES MOTHER
WITH BEHAVIOR GIVING EXCLUSIVE BREAST FEEDING IN PUSKESMAS
TELUK MELANO WEST KALIMANTAN
xii + 80 pages, 13 tables, 3 images, 13 attachments
ABSTRACT
Breast Milk is one of many kinds of foods which suffice baby needs according to physical,
psychology, social, and apiritual. Giving the breast milk to baby is the best way for increase
quality of source power from the beginning. The purpose of this research for know
representation about attitude breast feeding to mothers who have baby 6-12 months in
Puskesmas Melano West Kalimantan and factors associated with attitude mother with behavior
giving exclusive breast feeding. This research used descriptive corelative desain and cross
sectional desain with quantitative method. Analysis used in this research is analysis univariat and
bivariat by Chi-Square test. Samples taken by convenience sampling with a respendent’s mother
who has a baby 6-12 months a number of 40 respondent’s. This research is done in august 2013
with the result is there’s a relation between level education (p=0,022) with attitude giving
exclusive breast feeding, no relation between ages (p=0,536) parity ( p=0,816), level education
(p=0,816), initiation give sucking posture and bundle care (p=0,385) with attitude giving
exclusive breast feeding. from the result of this research, researcher hope this result can useful
for mothers and community health center. Expected puskesmas teluk melano can giving
information about importance giving the exclusive breast feeding for increase mother’s
motivation on giving exclusive breast feeding.
Key word : Giving Exclusive Breast Feeding
Bibliography : 22 books (1980-2010)
4
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia sehat 2010 yang telah dicanangkan oleh Departemen Kesehatan,
mempunyai visi yang sangat ideal, yaitu agar penduduk Indonesia hidup dalam
lingkungan dan prilaku yang sehat. Diharapkan pula masyarakat dapat menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya (Notoatmodjo,2003). Salah satu kebutuhan dasar anak untuk
tumbuh dan berkembang adalah kebutuhan akan nutrisi yang adekuat dan seimbang.
Nutrisi yang baik mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan,
terutama pada tahun-tahun pertama kehidupan dalam mana anak mengalami
pertumbuhan yang sangat pesat (Suprapti,2006)
ASI sangat baik manfaatnya bagi kesehatan bayi. Hal ini dapat dipahami dari
hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tidak ada makanan di dunia yang sesempurana
ASI. ASI adalah salah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh kebutuhan bayi baik
fisik, psikologi, sosial, maupun spiritual (Sri Purwanti, Hubertin, 2004). Menyusui adalah
suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu diseluruh dunia berhasil menyusui bayinya tanpa
pernah membaca buku tentang Asi. Bahkan ibu yang buta huruf pun dapat menyusui
anaknya dengan baik. Walaupun demikian, dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini
melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah (Utami Roesli,2004).
Rendahnya pengetahuan ibu tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif akan
mempengaruhi prilaku pemberian ASI Eksklusif. Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Apabila penerimaan
5
perilaku didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap positif maka prilaku tersebut
akan bersifat langgeng (Notoatmodjo, 2007).
berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 20022003 persentasi anak dibawah usia 6 bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif adalah
39,5%. Berdasarkan data profil kesehatan dalam 2 tahun terakhir di Kalimantan Barat
menunjukkan terjadinya angka cakupan pemberian ASI Eksklusif dari 37,59% tahun
2008 menjadi 35,08% tahun 2009 . Sedangkan data profil kesehatan dalam 2 tahun
terakhir di wilyah Kabupaten Kayong Utara adalah pemberian ASI Eksklusif yang
diberikan kepada bayi selama 6 bulan tanpa pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) pada tahun 2012 jumlah bayi sebanyak 46 bayi dari 396 bayi atau 11,62 %, bila
dibandingkan pada tahun 2011 dimana bayi yang diberi ASI Eksklusif sebanyak 82 bayi,
lebih banyak dibandingkan 2012 yang hanya 46 bayi atau mengalami penurunan sebesar
36 bayi atau 44 %.(Profil Kesehatan Kab.Kayong Utara,2012). Berdasarkan pendataan
dua kali setahun, telah dilakukan pendataan di bulan februari tahun 2013 di Puskesmas
Teluk Melano Kalimantan Barat bayi yang terdaftar 105 orang dan pendataan yang kedua
akan dilakukan di bulan Agustus 2013.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Perilaku Pemberian
ASI Eksklusif Di Puskesmas Teluk Melano Kalimantan Barat.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah belum diketahuinya faktor – faktor yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan
6
dan sikap ibu dengan prilaku pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Teluk Melano
Kalimantan barat
Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui Faktor – faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Pengetahuan dan
Sikap Ibu Dengan Prilaku Pemberian ASI Esklusif di Puskesmas Teluk Melano
Kalimantan Barat.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran mengenai ASI Eksklusif pada ibu yang memilik bayi 6 –
12 bulan
b. Diketahuinya gambaran karakteristik ibu ( umur, pendidikan, pekerjaan, paritas )
c. Diketahuinya gambaran tingkat pengetahuan ibu
d. Diketahuinya gambaran sikap ibu
e. Diketahuinya hubungan antara karakteristik dengan pemberian ASI eksklusif
f. Diketahuinya hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan perilaku
pemberian ASI eksklusif
g. Diketahuinya hubungan antara sikap ibu dengan perilaku pemberian ASI ekslusif
METODE PENELITIAN
Penelitian ini mengunakan deskriptif korelatif dan desain penelitian
potong lintang ( cross sectional ) dan metode penelitian kuantitatif. Penelitian ini
dilakukan di Puskesmas Teluk melano Kalimantan Barat. Dengan kriteria
7
penelitian ibu yang memiliki bayi 6 – 12 bulan, jumlah sampel 40 responden
mengunakan convenience sampling.
Instrumen dan alat pengumpulan data mengunakan kuesioner. Kuesioner
terdiri dari variabel independen dan variabel dependen. Sudah dilakukan uji
validitas dan reliabilitas di Posyandu Harapan Kita II RT 4,5,6,10 dan Posyandu
Mawar 1 Desa Rantau Panjang. Diperoleh Cronbach’s Alfa 0,832 yang
menyatakan bahwa pertanyaan yang ada sudah valid. Analisis data menggunakan
SPSS yang mencakup analisis univariat statistik deskriptif dan analisis bivariat
dengan mengunakan rumus Chi- Square. Nilai signifikan >0.05 yang berarti Ha
diterima.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisi Univariat
Tabel 1
Distribusi Karakteristik Responden Ibu di Puskesmas Teluk melano Kalimantan Barat
Variabel
Frekuensi
Presentase ( % )
Umur ( tahun )
20th s/d 30th
21
52,5
th
th
<20 dan >30
19
47,5
Tingkat Pendidikan
Lebih Rendah
29
72,5
Lebih Tinggi
11
27.5
Pekerjaan
Bekerja
7
17,5
Tidak Bekerja
33
82,5
Paritas
Satu
14
35,0
Lebih dari satu
26
65,0
Tingkat Pengetahuan
Baik
39
97,5
Kurang baik
1
2,5
Sikap terhadap IMD dan RG
Sangat Setuju
4
10,0
Setuju
19
47,5
Kurang Setuju
17
42,5
8
Tidak Setuju
0
0
Perilaku
Iya
Tidak
21
19
52,5
47,5
Berdasarkan data dari tabel 1 diatas dapat disimpulkan bahwa dari 40 responden ada 21
responden ( 52,5% ) yang berusia 20 tahun sampai 30 tahun, responden yang memiliki tingkat
pendidikan lebih rendah sebanyak 29 responden ( 72,5% ), responden yang tidak bekerja 33
responden ( 82,5% ), responden yang memiliki >1 anak sebanyak 26 responden ( 65,0% ),
responden yang dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 39 responden ( 97,5% ), responden
yang setuju dengan sikap terhadap IMD dan rawat gabung sebanyak 19 responden ( 47,5% ),
responden yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 21 responden ( 52,5% ) di Puskesmas
Teluk melano Kalimantan Barat.
Analisa Bivariat
Tabel 2
Distribusi deskriptif dari umur, tingkat pendidikan, Pekerjaan, Paritas, Tingkat Pengetahuan,
Sikap Terhadap IMD dan Rawat gabung dengan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Teluk
Variabel
Umur
20th/30th
<20th dan >30th
Tingkat Pengetahuan
Rendah
Tinggi
Pekerjaan
Bekerja
Tidak Bekerja
Perilaku Pemberian ASI
Tidak ASI
ASI Eksklusif
Eksklusif
N
%
N
%
9
10
47,4
52,6
12
9
57,1
42,9
Nilai P
0,536
17
2
89,5
10,5
12
9
57,1
42,9
0,022
4
15
21,1
78,9
3
18
14,3
85,7
0,574
9
Paritas
Satu
Lebih dari satu
Tingkat Pengetahuan
Baik
Kurang Baik
Sikap Terhadap IMD
dan Rawat gabung
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
7
12
36,8
63,2
7
14
33,3
66,7
0,816
19
0
100
0
20
1
95,2
4,8
0,335
1
8
10
0
5,3
42,1
52,6
0
3
11
7
0
14,3
52,4
33,3
0
0,385
Berdasarkan tabel 2 diatas dikatakan bahwa, responden dengan perilaku pemberian
ASI Eksklusif pada kelompok umur 20 – 30 tahun ( 57,1% ) dan kelompok umur <20
tahun dan >30 tahun ( 42,9% ), ( nilai p=0,536 ). Responden dengan perilaku pemberian
ASI Eksklusif pada tingkat pendidikan rendah ( 57,1% ), pada pendidikan tinggi ( 42,9%
), ( nilai p=0,022 ). Responden dengan perilaku pemberian ASI Eksklusif pada responden
yang tidak bekerja ( 85,7%), pada responden yang bekerja ( 14,3% ), (nilai p=0,574).
Responden dengan perilaku pemberian ASI Eksklusif yang memiliki anak lebih dari satu (
66,7% ), pada responden yang memiliki anak satu ( 33,3% ), ( nilai p=0,816 ). Responden
yang berperilaku ASI Eksklusif yang memiliki pengetahuan baik (95,2%), pada responden
yang memiliki pengetahuan kurang baik ( 4,8%), (nilai p=0,335). Responden yang
memiliki perilaku ASI Eksklusif yang memiliki sikap tidak setuju ( 0% ), yang memiliki
sikap kurang setuju ( 33,3% ), yang memiliki sikap setuju sebesar ( 52,4% ), yang
memiliki sikap sangat setuju sebesar ( 14,3%) ( nilai p=0,385 ) .
10
Hubungan antara umur dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas
Teluk Melano Kalimantan Barat
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara umur dengan
perilaku pemberian ASI Eksklusi di Puskesmas Teluk Melano. Pemberian ASI eksklusif
pada umur 20 – 30 tahun lebih banyak dibandingkan dengan ibu – ibu pada umur <20
tahun dan >30 tahun. Sedangakan perilaku pemberian tidak ASI eksklusif lebih banyak
pada umur <20 tahun dan >30 tahun dibandingkan dengan umur 20 – 30 tahun. Menurut
Ebrahim (1978) yang dikutip oleh Yamin (2007) dalam skripsi Ida (2011), tidak semua
wanita mempunyai kemampuan baik yang sama dalam menyusui. Pada umumnya wanita
lebih muda, kemampuan menyusui lebih baik dari pada wanita yang lebih tua. Menurut
peneliti umur pada ibu – ibu di Puskesmas Teluk Melano tidak mempengaruhi dalam
pemberian ASI. Karena ibu tetap memberikan ASI kepada anaknya, semua ibu
beranggapan bahwa ASI penting dalam pemenuhan asupan makanan. Sehingga tidak ada
bayi yang tidak mendapatkan ASI dari ibunya.
Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif
di Puskesmas Teluk Melano Kalimantan Barat
Hasil Penelitian menunjukkan ada hubungan bermakna antara tingkat pendidikan
dengan pemberian ASI Eksklusi di Puskesmas Teluk Melano. Pendidikan adalah salah
satu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan
pengetahuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri ( Notoatmodjo,
2003 ). Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Agam, Syam, dan
Kesumasari ( 2011 ) Hasil uji statistik pendidikan ibu dengan pemberian ASI eksklusif
diperoleh nilai p = 0,954, p > α (0,05). Ketidaksamaan ini terjadi mungkin dikarenakan
11
adanya perbedaan tingkat pengetahuan. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap
perilaku seorang ibu dalam pemberian ASI eksklusif karena semakin rendah tingkat
pendidikan seseorang maka semakin rendah pula pengetahuan yang dimilikinya. Pada
hasil penelitian di lapangan didapatkan bahwa jumlah antara ibu dengan tingkat
pendidikian rendah lebih banyak yang tidak Asi eksklusif dibandingkan dengan ibu
dengan tingkat pendidikan tinggi. Dari data yang didapatkan sebagian besar ibu-ibu di
Puskesmas Teluk Melano pendidikan terakhir adalah SD ( sekolah dasar ) sehingga
perilaku ibu pada pemberian ASI eksklusif
sangat
rendah, para ibu tidak banyak
mengetahui tentang baiknya pemberian ASI selama 6 bulan pertama kelahiran dan
bahaya memberikan makan sebelum usia bayi diatas enam bulan. Sehingga banyak para
ibu yang sudah memberikan makanan pendamping ASI diusia 3 bulan yang di sebut
“Kole-kole”, ini adalah makanan yang terbuat dari tepung sagu yang disangrai lalu
dicampurkan dengan air dan diberikan kepada bayi. Akan tetapi jumlah antara ibu dengan
Tingkat pendidikan rendah lebih banyak yang memberikan ASI eksklusif dibandingkan
dengan ibu yang berpendidikan tinggi. Hal ini dapat terjadi dikarenakan ekonomi yang
tidak mendukung seorang ibu untuk membeli susu formula dan makanan pendamping
ASI karena biaya yang cukup besar, sehingga ibu dengan tingkat pendidikan rendah
memberikan ASI eksklusif kepada anakanya. Sedang ibu dengan pendidikan tinggi lebih
sedikit yang meberikan ASI eksklusif kepada anaknya dikarenakan biasanya para ibu
memiliki banyak kesibukan diluar rumah selain menjadi ibu rumah tangga sehingga ibu
sering meninggalkan bayinya dan tidak memiliki banyak waktu untuk memberikan ASI
eksklusif kepada anaknya.
12
Hubungan Antara Pekerjaan Dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusi di
Puskesmas Teluk Melano
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara pekerjaan
dengan pemberian ASI Eksklusi di Puskesmas Teluk Melano. Bekerja selalu dijadikan
alasan tidak memberikan ASI eksklusif ada bayi karena ibu meninggalkan rumah
sehingga waktu pemberian ASI pun berkurang, akan tetapi, seharusnya seorang ibu yang
bekerja tetap dapat memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya dengan
pengetahuan yang benar tentang menyusui, perlengkapan memerah ASI, dan dukungan
lingkungan kerja (Soetjiningsih,1997). Tidak ada hubungan bermakna antara pekerjaan
dengan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Teluk Melano membuktikan bahwa
sebagian besar ibu tidak bekerja dan hanya mengurusi rumah sebagai ibu rumah tangga
yang memiliki waktu luang untuk mengurusi keluarga terutama anak dalam pemberian
ASI eksklusif. Sedangkan bagi ibu yang bekerja, upaya pemberian ASI eksklusif sering
kali mengalami hambatan dikarenakan singkatnya masa cuti hamil dan melahirkan.
Sebelum pemberian ASI eksklusif berakhir secara sempurna, dia harus kembali bekerja.
Namun ada sebagian kecil ibu yang bekerja memberikan ASI eksklusif kepada anakannya
dengan cara menyiapkan persedian susu yang di letakkan di lemari pendingin selama ibu
tersebut bekerja sehingga anaknya tetap mendapatkan ASI eksklusif. Sampai saat ini
belum ada kebijakan dari institusi pekerjaan mengenai fasilitas atau ruangan khusus yang
disediakan bagi para ibu yang bekerja agar bisa memerah dan menyimpan Asinya. Hal ini
sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Ida ( 2011 ) tentang pekerjaan ibu dengan
perilaku pemberian ASI eksklusif yang didapat dengan nilai p = 0,244 ( p> 0,05 )
menyatakan tidak ada hubungan bermakna.
13
Hubungan Antara Paritas Dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusi di Puskesmas
Teluk Melano Kalimantan Barat
Hasil peneilitian menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara paritas
dengan pemberian ASI Eksklusi di Puskesmas Teluk Melano. Berdasarkan uraian diatas
maka peneliti menggolongkan menjadi ibu yang pernah melahirkan > 3 kali termasuk ibu
dengan paritas sedikit dan ibu yang pernah melahirkan ≤ 3 kali termasuk ibu dengan
paritas banyak. Hal tersebut berkaitan dengan faktor pengalaman, dimana seorang ibu
yang primipara yang berusia muda cenderung akan mengalami kesulitan, tidak tahu apa
yang harus dilakukan dalam menghadapi masalah yang berkaitan dengan pemberian ASI
(Rifayani,1993). hasil penelitian di lapangan bahwa jumlah ibu yang memiliki anak lebih
dari satu lebih banyak yang memberikan ASI eksklusif kepada anaknya. Dibandingkan
ibu yang memiliki satu anak antara yang memberikan ASI eksklusif dan yang tidak
memberikan ASI eksklusif sama banyaknya. Banyak jumlah anak yang dimiliki para ibuibu di puskemas Teluk melano tidak berpengeruh besar karena ibu yang memiliki anak
lebih dari satu maupun hanya satu tetap memberikan ASI kepada anaknya. Hanya saja
yang membedakan adalah pengalaman ibu yang memiliki anak lebih dari satu memiliki
pengetahuan lebih banyak karena sudah lebih dari sekali melakukan pemberian ASI, di
bandingkan dengan ibu yang hanya memiliki satu anak.
14
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif
di Puskesmas Teluk Melano Kalimantan Barat
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara tingkat
pengetahuan dengan pemberian ASI Eksklusi di Puskesmas Teluk Melano. Pengetahuan
adalah merupakan hasil .“ tahu.”, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2003). Menurut Taufik (2007), pengetahuan
merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui
indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga,dan lain sebagainya). Dari hasil penelitian
yang dilakukan, ibu yang memiliki pengetahuan baik lebih banyak yang memberikan
ASI eksklusif dibandingkan dengan
yang tidak memberikan ASI eksklusif kepada
anaknya. Sedangkan pada kelompok ibu yang memiliki pengetahuan kurang baik juga
memberikan ASI eksklusif. Hasil ini menunjukkan bahwa dengan pengetahuan ibu yang
baik dan kurang baik bukanlah menjadi halangan untuk
memberikan
ASI secara
eksklusif. Ibu tetap memberikan ASI dengan pengetahuan yang dimilikinya. Dengan
edukasi dan penyuluhan tentang pemberian ASI selama 6 bulan pertama yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Teluk Melano membantu para ibu mengetahui
pentingnya ASI bagi bayi dan meningkatkan pengetahuan para ibu. Hal ini sama dengan
penelitian yang di lakukan oleh Ida ( 2011) hubungan tingkat pengetahuan
dengan
perilaku pemberian ASI eksklusif yang didapat dengan nilai p = 0,539 ( p> 0,05 ) yang
menyatakan tidak ada hubungan bermakna.
15
Hubungan Antara Sikap Terhadap Inisiasi Menyusui Dini dan Rawat Gabung
Dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif di Pusksesmas Teluk Melano Kalimantan
Barat
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara sikap terhadap
inisiasi menyusui dini dan rawat gabung dengan pemberian ASI Eksklusi di Puskesmas
Teluk Melano. Sikap merupakan organisasi pendapat,, keyakinan seseorang mengenai
objek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan
memberikan dasar pada orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku dalam cara
tertentu yang dipilihnya ( Bimo Walgito, 2001 ) dalam buku Suanrjo 2004. Dari hasil
penelitian yang dilakukan ditemukan sikap ibu yang menujukan respon baik terhadap
dilakukannya insiasi menyusui dini ( IMD ) dan rawat gabung. Sebagian besar para ibu
setuju dengan dilakukannya IMD dan rawat gabung, dan ada beberapa ibu yang kurang
setuju dikarenakan mereka khawatir jika dilakukan IMD akan terjadi sesuatu pada
anaknya yang baru lahir. Dari hasil wawancara kepada petugas kesehatan bahwa kendala
yang terjadi pada saat dilakukannya persalinan adalah tempat yang tidak mendukung
untuk dilakukannya IMD, sering kali persalinan dilakukan di rumah penduduk, di lantai
dan hanya beralaskan kain yang secukupnya. Kondisi inilah yang tidak memungkinkan
untuk dilakukannya IMD pada bayi yang baru lahir.
16
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Gambaran distribusi frekuensi dari 40 responden di Puskesmas Teluk Melano Kalimantan
Barat, presentase terbesar berusia 20 sampai 30 tahun yaitu sebanyak 52,5%, tingkat
pendidikan rendah dengan responden terbesar persentasenya yaitu 72,5%, pekerjaan
dengan responden tidak bekerja terbanyak yaitu 82,5%, jumlah anak ( paritas ) dengan
responden terbanyak lebih dari satu anak yaitu 65,0%, pengetahuan dengan responden
terbanyak pada pengetahuan baik dengan presentase yaitu 65,0%, dan sikap inisiasi
menyusui dini dan rawat gabung dengan responden terbanyak pada sikap setuju yaitu
47,5%. Dari anlisa bivariat dengan mengunakan uji chi – square didapatkan Ada
hubungan bermakna antara tingkat pendidikan dengan pemberian ASI Eksklusi di
Puskesmas Teluk Melano Kalimantan Barat ( P Value 0,022). Tidak ada hubungan
bermakna antara Umur ( P Value 0,536 ), pekerjaan ( P Value 0,574), paritas ( P Value
0,816 ), tingkat pengetahuan ( P Value 0,816 ), sikap terhadap IMD dan rawat gabung
dengan perilaku pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Teluk Melano Kalimantan Barat.
Saran
Bagi Puskesmas Teluk melano Kalimantan Barat
Pelayanan Kesehatan (Puskesmas) diharapkan dapat memberikan penyuluhan mengenai
pemberian ASI eksklusif. Hampir sebagian besar tingkat pendidikan ibu di wilayah kerja
Puskesmas Teluk Melano adalah tingkat pendidikan rendah. Petugas kesehatan perlu
meningkatkan pengetahuan ibu dan kesadaran tentang pentingnya pemberian ASI guna
meningkatkan motivasi ibu dalam memberikan ASI pada bayi sedini mungkin setelah
lahir sampai berusia 6 bulan pertama
17
DAFTAR PUSTAKA
A. Alimul Hidayat. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Dan Tehnik Analisa Data: Salemba
Agam, I, Syam, A ,kesumasari, 2011. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI
Eksklusif Di Kelurahan Tamamaung Kecamatan Panakkukang Kota Makassar.
Diakses dari
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/7827/JURNAL.pdf?sequen
ce=1 (14.50 Wib Senin, 17 Februari 2014)
Arikunto, Suharsini, 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan dan Praktik).Jakarta,
Rineka Cipta
Bahiyatun., 2009. Buku Ajar Kebidanan Asuhan Nifas Normal. Jakarta: EGC
Cooper, D.R. dan Emory, C.W. 1995. Business Research Methods. US: Irwin
Depkes RI.(2007). Pelatihan Konseling Menyusui ; panduan peserta, Jakarta.
Depkes RI. 2008. Paket Modul Kegiatan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI Eksklusif 6
Bulan. Departemen Kesehatan.Jakarta
Depkes RI (2009) Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak.
Jakarta
G.J Ibrahim 1991. Air Susu Ibu. Jakarta: Esemtia Medika
Gafriela, Khrist 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pemberian ASI
Eksklusif Pada Ibu (Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Manyaran, Kecamatan
Semarang Barat). diakses dari: http://eprints.undip.ac.id/33391/1/Khrist_Gafriela.pdf
(15.20wib Senin, 17 Februari 2014)
Green, L, Kreuter, M (2005). Health Education Planning an Educational and
Environmental Approach. Mayfield Publishing Health.
Ida, 2011. Faktor Faktor yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif 6 Bulan di
Wilayah Kerja Puskesmas Kemiri Kota Depok Tahun 2011. Diakses dari
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source= web&cd=
2&cad=rja&ved=0CCgQFjAB&url=http%3A%2F%2Flontar.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile
%3Ddigital%2F20297960-T30146 Ida.pdf&ei=AvIBU4
LAY_JrAeJ14CYCw&usg=AFQjCNFUGSCbtVgYPlr9oCsDGQHF3UO0iw&bvm=
bv.61535280,d.bmk (18.20 wib Senin, 17 Februari 2014)
Lawrence, R. A (1980) . Breast feeding a guide for Medical Profession. The C. V. Mosby
Company, St. Louis, Toronto, London
Manuaba, Ida Bagus Dde (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Penelitian Bidan.EGC:Jakarta
Notoatmodjo, Soekidjo 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo 2002. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Notoatmodjo, Soekidjo 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Notoatmotdjo, Soekidjo.(2005). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta : Rineka
Cipta
Notoatmotdjo, Soekidjo.(2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta :Rineka
Cipta
Notoatmotdjo, Soekidjo.(2010). Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam, 2001. Metodologi Penelitian Keperawatan. EGC:Yogyakarta
Nursalam. 2008. Konsep dan penerapan metodologi penelitian keperawatan. Jakarta
18
Nurheti, Yuliarti. (2010). Keajaiban ASI-Makanan Terbaik untuk Kesehatan, Kecerdasan,
dan Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta : C.V Andi
Nursalam, 2001. Metodologi Penelitian Keperawatan. EGC. Yogyakarta
Oei, Istijanto, 2005. Riset Sumber Daya Manusia. PT Gramedia Pustaka Utama:Jakarta
Prasetyono Sunar. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta. : DIVA Press
Profil Kesehatan Profinsi Kalimantan Barat (Diakses pada tanggal 28 juni 2013)
Profil Kesehatan Kabupaten Kayong Utara Tahun 2012
Roesli Utami. 2004. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Try.bus Ariwidya
Roesli, Utami (2009). Panduan Praktis Menyusui. Penerbit Pustaka Bunda, Jakarta
Sinelair, Constance (2009). Buku Saku Kebidanan. EGC: Jakarta
Siregar, Arifin. Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. 2004.
Dalam www.library.usu.ac.id/ (Diakses Tanggal 2 Juni 2013)
Sri Purwanti, Hubertin (2004). Konsep Penerapan ASI Eksklusif.Jakarta
Suhartin, Rabaniyah, 2011. Gambaran Perilaku dan Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Kessilampe Wilayah Puskesmas Mata
tahun 2011 Skripsi, FKM UI
Sumarwan, U, 1993. Keluarga Masa Depan dan Perubahan Pola Konsumsi, Warta
Demografi, tahun ke 23 no.5 1993, hal 28-31, Jakarta.
Sunarjo 2004. Psikologi untuk keperawatan.EGC:Jakarta
Suprapti. 2006. “Perbedaan Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi Usia 6 Bulan Antara
Yang Mendapat ASI Eksklusif Dengan PASI Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngenpit
Kecamatan Kraton Pasuruan”, Jurnal Kesehatan Vol 4 no 2 hal 61 - 121
Soetjiningsih, 1997. Asi Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan Kerja. Jakarta: EGC
Taufik, M 2007. Prinsip – prinsip Promosi Kesehatan Dalam Bidang Keperawatan. Jakarta:
CV. Infomedika
Unicef, WHO, Idai (2005). Rekomendasi tentang Pemberian Makan Bayi Pada Situasi
Darurat.Jakarta
19
Download