PENGARUH JENIS PAKAN TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT DAN KELULUSHIDUPAN BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio L.) STRAIN PUNTEN The Influence of Various Feed on the Increasing Weight and Survival Rate Seeds Carp (Cyprinus carpio L.) strain Punten. Luluk Husniya1, Abdul Gofur2, Dwi Listyorini2 Universitas Negeri Malang E-mail: [email protected] 1. Mahasiswa Jurusan Biologi, Universitas Negeri Malang 2. Dosen Jurusan Biologi, Universitas Negeri Malang ABSTRAK Budidaya ikan mas punten sangat ditentukan oleh jenis pakan yang dikonsumsi, terutama pada stadium benih. Terdapat dua jenis pakan, yaitu pakan alami dan pakan buatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis pakan terhadap pertambahan bobot benih dan kelulushidupan benih ikan mas (Cyprinus carpio L.) strain punten. Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 9 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah perlakuan kontrol, P1, dan P2 (Pelet, Daphnia, dan cake). Benih ikan mas punten yang digunakan berumur 14 hari setelah menetas dengan penebaran 5 ekor benih. Frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali sehari.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pakan memberikan pengaruh nyata terhadap pertambahan bobot, tetapi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kelulushidupan benih ikan mas punten. Kata Kunci: pakan alami, pakan buatan, pertambahan bobot benih, kelulushidupan, ikan mas punten. ABSTRACT Cultivation of carp punten determined by the feed consumed, especially on seeds stadia. There are two type of feed, namely natural and synthetic feed. The purpose of this research is to find influence kind of feed on the increasing weight and survival rate seeds carp (Cyprinus carpio L.) strain punten. The method of research is experimental and used Completely Randomized Design (CRD), with 3 treatment and 9 replicates. Treatment that is used is control, P1, and P2 (Pellets, Daphnia, and cake). Seed carp punten used was 14 days after hatches out with its density 5 fish. The frequency of the feeds as much as 3 times a day. The results of this research is show that the different feeds give the significant effect on increasing weight but the result is not significant in survival rate. Keywords: natural feed, synthetic feed, increasing weight seeds, survival rate, carp punten. Ikan mas (Cyprinus carpio L.) atau karper merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang permintaannya sangat banyak di pasaran. Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2014 melaporkan bahwa perkembangan produksi ikan mas mengalami peningkatan produksi rata-rata dari tahun 2010-2014 sebesar 14,44%, begitu pula dengan angka nilai produksi selama kurun waktu yang sama menunjukkan kenaikan rata-rata per tahun sebesar 18,67% (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2014). Ikan mas memiliki banyak varietas dengan ciri khas yang berbeda-beda. Ikan mas dapat digolongkan ke dalam dua kelompok yaitu ikan konsumsi dan ikan hias. Ikan konsumsi meliputi ikan mas punten, majalaya, sinyonya, merah, dan taiwan, sedangkan ikan hias adalah ikan mas kancra domas, kaca, kumpay, dan koi (Susanto, 2002). Ikan mas punten merupakan salah satu varietas ikan mas yang pertama kali dikembangkan di desa Punten, Batu, Jawa Timur, oleh karena itu dinamakan ikan mas punten. Budidaya ikan mas ditentukan oleh jenis pakan yang dikonsumsi, terutama pada stadium benih. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam penyediaan pakan, yaitu jumlah dan kualitas pakan, kemudahan untuk menyediakannya, serta lama waktu benih mengambil pakan (Priyambodo & Wahyuningsih, 2002). Terdapat dua jenis pakan untuk benih ikan, yaitu pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami merupakan pakan hidup, mencakup fitoplankton, zooplankton, dan benthos yang telah tersedia secara alami di alam, baik dengan atau tanpa bantuan manusia. Salah satu contoh pakan alami yang baik untuk benih ikan mas adalah Daphnia. Daphnia adalah zooplankton sebagai pakan alami terbaik untuk pemeliharaan benih ikan air tawar, hal ini karena kandungan nutrisi dan ukuran Daphnia yang sesuai dengan bukaan mulut dan kebutuhan nutrisi benih ikan (Herawati & Agus, 2013). Pengadaan pakan buatan diperlukan untuk mengatasi beberapa permasalahan pakan alami yang kurang memadai. Contoh pakan buatan yang sering digunakan oleh banyak kalangan pembudidaya adalah pelet yang dijual di pasaran umum. Pakan pelet banyak digunakan karena mudah diperoleh dan harganya bervariasi, mulai dari yang murah sampai yang mahal. Selain itu juga terdapat pakan buatan berupa cake yang dibuat sendiri di IBAT Punten untuk ikan yang dibudidayakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis pakan terhadap pertambahan bobot benih dan kelulushidupan benih ikan mas (Cyprinus carpio L.) strain punten. METODE PENELITIAN Benih ikan mas punten yang digunakan berumur 14 hari dipelihara dalam toples pemeliharaan sebanyak 27 buah, tiap toples diisi 5 ekor dan diberi perlakuan selama 7 hari sampai benih ikan mas punten berumur 20 hari. Pakan diberikan sebanyak 5% dari bobot populasi benih. Menurut Daelami (2001) Takaran ransum harian diberikan sekitar 3-5% per hari dari berat total populasi yang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu untuk pagi, siang, dan sore hari. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang diberikan adalah 3 perlakuan dan 9 ulangan. Kontrol : pemberian pakan pelet P1 : pemberian pakan Daphnia sp P2 : pemberian pakan cake Prosedur penelitian yang pertama dilakukan kultur Daphnia sebagai berikut. Dipersiapkan drum dengan tinggi kurang lebih 80 cm kapasitas 8000 liter. Kemudian Daphnia yang sudah dikultur sebelumnya dipanen dan disimpan terlebih dahulu. Drum dibersihkan dari kotoran dan ditunggu hingga kering. Setelah kering, drum diisi air yang telah ditumbuhi plankton kurang lebih 4000 liter. Daphnia yang sudah dipanen sebelumnya dimasukkan ke dalam drum sebanyak 5g/1000 liter. Drum kultur Daphnia diberi pelet kurang lebih 250 gram untuk menumbuhkan plankton yang akan menjadi pakan Daphnia dalam drum kultur. Dibiarkan kurang lebih 14 hari untuk dapat memanen Daphnia. Pemberian pelet dilakukan tiap 3 hari sekali agar plankton dapat terus tumbuh. Selanjutnya dilakukan penggilingan pelet produksi dari PT. Central Proteinaprima dengan mesin penggiling. Setelah proses persiapan selesai dilaksanakan kemudian dilakukan pemijahan ikan mas punten. Ketika telur ikan mas punten menetas maka dilakukan pembuatan pakan berupa cake sebagai berikut dengan prosedur sebagai berikut. 1. Dipersiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat cake sebagai berikut: 20 butir kuning telur ayam, 5 sdm putih telur, 150 gram tepug terigu, 500 gram susu skim bubuk, 4 sdm Scott’s Emulsion, 20 ml madu, 200 ml air, 300 gram buah labu kuning. 2. Kuning telur dan putih telur dimixer hingga mengembang. 3. Tepung terigu dan susu dimasukkan sedikit demi sedikit sambil dimixer. 4. Ditambahkan air jika terlalu kental. 5. Labu kuning diblender hingga halus. 6. Labu kuning yang telah diblender dimasukkan sambil dimixer. 7. Dimasukkan Scott’s Emulsion dan madu. 8. Dimixer hingga tercampur rata. 9. Setelah tercampur dituang ke dalam loyang dan dikukus selama 45 menit (IBAT Punten, 2016). Data hasil penelitian yang didapatkan berupa kelulushidupan (%) dan pertambahan bobot (gram). Untuk mengetahui kelulushidupan benih ikan mas punten, dihitung dengan rumus sebagai berikut. SR = Nt x 100% No Keterangan: SR = kelulushidupan benih ikan mas punten (%). Nt = jumlah benih yang hidup pada akhir penelitian (individu). No = jumlah benih yang hidup pada awal penelitian. Untuk mengetahui pertambahan bobot benih ikan mas punten, dihitung dengan rumus sebagai berikut. W = Wt – W0 Keterangan : W = pertambahan bobot (g) Wt = bobot rata-rata benih ikan pada waktu t (g) W0 = bobot rata-rata benih ikan pada waktu awal penelitian (g) Selanjutnya data pertambahan bobot diolah dengan menggunakan Anova, sedangkan data kelulushidupan berupa persentase yang ditransformasi terlebih dahulu menggunakan arcsin selanjutnya hasil transformasi dianalisis menggunakan Anova. Apabila data penelitian menunjukkan nilai yang signifikan maka dilanjutkan dengan uji BNT 5% untuk mengetahui perlakuan yang berbeda nyata terhadap pertambahan bobot dan kelulushidupan benih ikan mas punten. Parameter kualitas air yang diukur meliputi suhu air, oksigen terlarut (DO), dan derajat keasaman air (pH). Pengukuran kualitas air dilakukan setiap tiga hari sekali. HASIL DAN ANALISIS Kualitas Air Hasil pengukuran suhu air terendah selama penelitian adalah 22,20C dan suhu air tertinggi adalah 23,40C. Kemudian hasil pengukuran pH air terendah adalah 6,0 sedangkan pH air tertinggi adalah 7,9. selain suhu dan pH kualitas air yang diukur adalah Oksigen terlarut (DO) air. Hasil pengukuran DO air terendah 4,36 ppm dan tertinggi adalah 7,94 ppm. Pertambahan Bobot Benih Ikan Mas Punten Hasil penelitian menunjukka pemberian pakan Daphnia dapat memberikan hasil pertambahan bobot lebih besar dibandingkan dengan pakan pelet dan cake dapat dilihat pada Gambar 1. Pertambahan Bobot Diagram Pertambahan Bobot 0,250 0,240 0,230 0,220 0,210 0,200 0,190 0,180 0,170 0,160 0,150 Kontrol P1 P2 Hari ke-14 Hari ke-17 Hari ke-20 Gambar 1. Grafik Pertambahan Bobot Benih Ikan Mas Punten Hasil uji analisis statistik Anova menunjukkan bahwa nilai F hitung lebih besar dibandingkan dengan F tabel. Hal tersebut menunjukkan hipotesis penelitian diterima, yang berarti terdapat pengaruh jenis pakan terhadap pertambahan bobot benih ikan mas (Cyprinus carpio L.) strain punten. Ringkasan analisis statistik Anova disajikan pada Tabel 1. berikut. Tabel 1. Ringkasan Analisis Statistik Anova Pertambahan Bobot Benih Ikan Mas Punten SK db JK KT Fhitung Ftabel Perlakuan 2 0,0056 0,0028 6,46154 3,4 Galat 24 0,0104 0,000433333 Total 26 0,016 Selanjutnya hasil uji Beda Nyata Terkecil (BNT) 5% menunjukkan bahwa perlakuan yang signifikan berbeda adalah perlakuan dengan diberi pakan Daphnia (P1). Ringkasan hasil uji BNT 5% disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji BNT 5% Pertambahan Bobot Benih Ikan Mas Punten Perlakuan Rerata Pertambahan Bobot Ikan Mas Punten (g) Notasi BNT Kontrol 0,033 a P1 0,063 b P2 0,032 a Kelulushidupan Benih Ikan Mas Punten Kelulushidupan benih ikan mas punten yang diberikan pakan pelet, Daphnia, dan cake menunjukkan hasil yang berbeda. Kelulushidupan tertinggi ditunjukkan pada benih ikan mas punten yang diberi pakan cake dengan persentase 76% ditunjukkan pada Gambar 2. Kelulushidupan Benih Ikan Mas Persentase SR 80% 75% 70% Kelulushidupan 65% 60% 55% Kontrol P1 P2 Gambar 2. Grafik Kelulushidupan Benih Ikan Mas Punten. Hasil analisis uji statistik Anova menunjukkan bahwa nilai F hitung lebih kecil dibandingkan F tabel. Hal tersebut menunjukkan hipotesis penelitian ditolak, yang berarti tidak terdapat pengaruh jenis pakan terhadap kelulushidupan benih ikan mas (Cyprinus carpio L.) strain punten. Ringkasan analisis statistik Anova disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Ringkasan Analisis Statistik Anova Kelulushidupan Benih Ikan Mas Punten SK db JK KT Fhitung Ftabel Perlakuan 2 383,492 191,746 1,07265 3,4 Galat 24 4290,22 178,759 Total 26 4673,71 PEMBAHASAN Pertambahan Bobot Benih Ikan Mas Punten Penelitian menggunakan benih ikan mas punten berumur 14 dan diberi perlakuan hingga umur 20 hari yang merupakan tahap kebul. Benih berumur 14 hari digunakan dalam penelitian untuk mengurangi risiko kematian. Benih yang berumur kurang dari 14 hari masih terlalu kecil sehingga masih rentan dengan kematian, sedangkan untuk benih yang berumur lebih dari 20 hari sudah tidak membutuhkan pakan berupa larutan sehingga pakan harus diganti dengan pakan tepung pelet (Mantau, et al., 2004). Pemberian pakan Daphnia merupakan yang signifikan berbeda terhadap pertambahan bobot benih ikan mas punten. Peningkatan bobot diduga kerena Daphnia mengandung sejumlah enzim pencernaan yang berfungsi sebagai ekso-enzim pada pencernaan benih ikan umur 5 sampai 20 hari (Pangkey, 2009). Kandungan gizi Daphnia adalah 94,78% air; 42,65% protein; 8,00% lemak; 2,58% serat; dan 4,00% abu (Saparinto & Susiana, 2013). Berdasarkan hasil analisis proksimat menunjukkan bahwa kandungan gizi pelet adalah 26,65% protein; 2,34% lemak; 49,02% karbohidrat; 14,05% air; dan 7,94% abu. Sedangkan kandungan gizi cake adalah 7,09% protein; 2,33% lemak; 68,85% karbohidrat; 20,81% air; dan 0,92% abu. Ikan pada tingkatan stadium dini yaitu umur 5 sampai 90 hari umumnya memerlukan komposisi pakan dengan kandungan protein lebih tinggi dibandingkan dengan stadium lanjut yaitu setelah umur 90 hari (Sahwan, 2001). Daphnia mengandung jumlah protein tinggi, kebutuhan protein dalam tubuh benih ikan mas sekurang-kurangnya adalah 30% (Masitoh, et al., 2015). Protein di dalam tubuh ikan dibutuhkan untuk memperbaiki jaringan, pertumbuhan jaringan baru, metabolisme energi, metabolisme ke dalam zat-zat vital dalam fungsi tubuh, enzim-enzim yang esensial bagi fungsi tubuh yang normal, dan hormon-hormon tertentu (Murtidjo, 2001). Fungsi protein bagi benih ikan umur 14 hari banyak digunakan untuk zat pembangun yang membentuk jaringan baru untuk pertumbuhan (Sahwan, 2001). Sehingga kandungan pakan yang baik adalah pakan dengan kandungan protein tinggi yaitu pada pakan Daphnia. Kelulushidupan Benih Ikan Mas Punten Salah satu parameter keberhasilan kegiatan budidaya adalah kelulushidupan atau Survival Rate (SR). Kelulushidupan adalah perbandingan antara jumlah individu yang hidup pada akhir percobaan dengan jumlah individu pada awal percobaan (Djunaidah, et al., 2004). Faktor yang mempengaruhi kelulushidupan adalah faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik meliputi kemampuan berenang, menangkap makanan, tingkat stres, dan umur. Faktor abiotik yang mempengaruhi adalah ketersediaan pakan dan kualitas air. Benih ikan mas punten yang diberi pakan Daphnia faktor persaingan makanan lebih tinggi dibandingkan dengan benih yang diberi pakan pelet dan cake. Daphnia merupakan pakan alami yang bergerak cepat, sehingga benih ikan harus mengejar mangsa dan bersaing dengan benih lainnya. Kelulushidupan benih ikan mas punten diduga juga dipengaruhi oleh kemampuan renang. Benih ikan mas yang berumur 14 hari kemampuan renangnya masih terbatas, yaitu berenang bergerombol di permukaan tepi wadah (SNI, 1999). Oleh karena hal tersebut, ikan yang kemampuan renangnya masih terbatas menyebabkan kemampuan untuk mencari mangsa juga terbatas, sehingga ikan cenderung memakan pakan yang berada di dekatnya (Melianawati & Imanto, 2004). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis menunjukkan hasil bahwa. 1. Jenis pakan memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertambahan bobot benih ikan mas (Cyprinus carpio Linn.) strain punten. Pakan yang paling berpengaruh terhadap pertambahan bobot benih ikan mas punten adalah pakan Daphnia. 2. Jenis pakan memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap terhadap kelulushidupan benih ikan mas (Cyprinus carpio Linn.) strain punten. Saran Bagi pembudidaya ikan mas punten umur 14 sampai 20 hari dapat digunakan pakan alami berupa Daphnia untuk mempercepat pertumbuhan. DAFTAR RUJUKAN Daelami A.S., Deden. 2001. Usaha Pembenihan Ikan Hias Air Tawar. Jakarta: Penebar Swadaya. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. 2014. Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Jakarta: Kementerian Kelautan dan Perikanan. Djunaidah, I. S., M. R. Toelihere, M. I. Effendie, S. Sukimin, & E. Riani. 2004. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Kepiting Bakau (Scylla paramamosain) yang Dipelihara pada Substrat Berbeda. Jurnal Akuakultur Indonesia, 9(1): 20-25. Herawati V.E. & Muhammad A. 2013. Analisis Pertumbuhan dan Kelulushidupan Larva Lele (Clarias gariepinus) yang Diberi Pakan Daphnia sp. Hasil Kultur Massal Menggunakan Pupuk Organik Difermentasi. Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Mantau, Z., J. B. M. Rawung, & Sudarty. 2004. Pembenihan Ikan Mas yang Efektif dan Efisien. Jurnal Litbang Pertanian. 23(2) : 68-73 Masitoh, D., Subandiyono, & Pinandoyo. 2015. Pengaruh Kandungan Protein Pakan yang Berbeda dengan Nilai E/P 8,5 kkal/g Terhadap Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio). Journal of Aquaculture Management and Technology, 4 (3): 46-53. Melianawati, R. & P. T. Imanto. 2004. Pemilihan Pakan Alami Larva Ikan Kakap Merah, Lutjanus sebae. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. 10(1) : 21-24. Murtidjo, B. A. 2001. Pedoman Meramu Pakan Ikan. Yogyakarta: Kanisius. Priyambodo, K. & Tri W. 2002. Budidaya Pakan Alami Untuk Ikan. Jakarta: Penebar Swadaya. Pangkey, H. 2009. Daphnia dan Penggunaannya. Jurnal Perikanan dan Kelautan.5(3) : 33-36. Sahwan, M. F. 2001. Pakan Ikan dan Udang. Jakarta: Penebar Swadaya. Susanto, H. 2002. Budidaya Ikan di Pekarangan. Jakarta: Penebar Swadaya. SNI : 01 – 6132 – 1999. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar. Badan Standardisasi Nasional (BSN), Jakarta.