laporan pengabdian kepada masyarakat program studi pendidikan

advertisement
LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
(PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIMBINGAN PTK
PADA GURU-GURU SMP NEGERI 25 PURWOREJO)
Oleh :
Dr. Bambang Priyo Darminto, M.Kom.
Drs. Lilik Wahyu Utomo, M.Pd.
Nila Kurniasih, M.Si.
Erni Puji Astuti, M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
JULI 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadlirat Allah SWT, karena limpahan nikmat
dan karunia-Nya kami telah selesai melaksanakan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat di SMP Negeri 25 Purworejo yang terletak di Kecamatan Loano.
Bentuk pengabdian masyarakat yang telah dilaksanakan adalah Bimbingan PTK
kepada Guru-guru SMP Negeri 25 Purworejo. Alhamdulillah, kegiatan pengabdian
kepada masyarakat ini telah berjalan dengan baik, aman, dan lancar. Oleh karena
itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo;
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan;
3. Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat;
4. Drs. Paijo, selaku Kepala SMP Negeri 25 Purworejo.
Selanjutnya, kami berharap mudah-mudahan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat ini bermanfaat bagi para guru di SMP Negeri 25 Purworejo.
Tim Pengabdian
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...............................................................................................
Halaman Pengesahan .....................................................................................
Kata Pengantar ...............................................................................................
Daftar Isi ........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................
A. Analisis Situasi .......................................................................................
B. Permasalahan Khalayak Sasaran ............................................................
C. Tujuan dan Manfaat ................................................................................
D. Solusi yang Ditawarkan ..........................................................................
E. Target Luaran ..........................................................................................
BAB II METODE PENGABDIAN ...............................................................
BAB III DESKRIPSI KEGIATAN ...............................................................
A. Waktu Pelaksanaan .................................................................................
B. Banyaknya Peserta ..................................................................................
C. Persiapan Tim Pengabdian ......................................................................
D. Deskripsi Pelaksanaan ............................................................................
BAB IV EVALUASI KEGIATAN ...............................................................
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..............................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
i
ii
iii
iv
1
1
4
4
5
6
7
8
8
8
8
9
10
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. ANALISIS SITUASI
Kegiatan penelitian menjadi salah satu kompetensi yang harus
dimiliki oleh seorang guru yang profesional, karena salah satu guru yang
berhasil (efektif) adalah bersifat reflektif. Guru yang demikian selalu belajar
dari pengalaman, sehingga dari hari ke hari kinerjanya menjadi semakin
baik. Namun kenyataan yang ada di lapangan, guru jarang melakukan
kegiatan yang satu ini. Bermacam alasan disampaikan seperti: kurang
memiliki kemamppuan meneliti/ kurang pengalaman, keterbatasan waktu
karena penelitian sering kali harus meninggalkan jam mengajar, penelitian
membutuhkan dana yang besar, dan sebagainya. Kenyataan di atas rupanya
menjadi perhatian, sehingga akhirnya diciptakanlah formulasi penelitian
yang sesuai untuk guru yakni Classroom Action Research atau yang lebih
dikenal dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK akhir-akhir ini telah
menjadi trend untuk dilakukan oleh guru sebagai upaya pemecahan masalah
dan peningkatan kualitas pembelajaran. PTK merupakan suatu jenis
penelitian yang dilakukan oleh guru untuk memecahkan masalah
pembelajaran di kelasnya.
Menurut Arikunto PTK merupakan paparan gabungan definisi dari
tiga kata ”penelitian, tindakan, dan kelas”. Penelitian adalah kegiatan
mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat bagi peneliti atau orangorang yang berkepentingan dalam rangka peningkatan kualitas diberbagai
bidang. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu yang dalam pelaksanaannya berbentuk rangkaian
periode/siklus kegiatan. Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa yang
dalam waktu yang sama dan tempat yang sama menerima pelajaran yang
sama dari seorang guru yang sama.
Penelitian tindakan kelas (PTK)
merupakan terjemahan dari classroom Action Research yaitu suatu Action
Research (penelitian tindakan) yang dilakukan di kelas.
Pendapat lain, Kemmis dan Mc Taggart mengatakan bahwa PTK
adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh pelakunya
(peneliti) dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan praktik
sosial. Sedangkan Carr dan Kemmis menyatakan bahwa PTK merupakan
suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan (guru, siswa,
atau kepala sekolah) dalam situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk
memperbaiki rasionalitas dan kebenaran dari: (a) praktik-parktik sosial atau
pendidikan yang dilakukan sendiri, (b) pengertian mengenai praktik-praktik
tersebut, (c) situasi-situasi (lembaga-lembaga) tempat praktik-praktik
tersebut dilaksanakan.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa
PTK merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya
sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas
proses pembelajaran di kelas, sehingga hasil belajar siswa dapat
ditingkatkan. Dengan demikian, PTK berfokus pada kelas atau pada proses
pembelajaran yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi,
dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau
mengkaji mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas. Agar dapat lebih
memahami makna PTK secara utuh dan benar, sebaiknya dikaji juga makna
kelas dalam PTK.
Makna kelas dalam PTK adalah sekelompok peserta didik (siswa)
yang sedang belajar yang tidak hanya terbatas di dalam ruangan tertutup
saja, tetapi dapat juga ketika siswa sedang melakukan karyawisata, praktik
di laboratorium, bengkel, di rumah, atau di tempat lain, atau ketika siswa
sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Dengan demikian,
komponen dalam suatu kelas yang dapat dikaji melalui PTK adalah siswa,
guru, materi pelajaran, peralatan atau sarana pembelajaran, hasil
pembelajaran, dan pengelolaan.
Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan, khususnya tingkat
SMP di Kabupaten Purworejo berbagai program peningkatan kualitas guru
telah dilaksanakan melalui pelatihan berkaitan dengan PBM, Uji
Kompetensi Guru, MGMP, pelatihan di bidang evaluasi pembelajaran dan
Penelitian Tindak lanjut dari pelatihan penelitian yang telah dilaksanakan.
Penelitian Tindakan Kelas dipandang sebagai bentuk penelitian peningkatan
kualitas pembelajaran yang paling tepat karena selain sebagai peneliti guru
juga bertindak sebagai pelaksana PBM sehingga tahu betul permasalahan
yang dihadapi, dan kondisi yang ingin dicapai. Namun antusiasme guru
masih kurang karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman penelitian,
sehingga serapan dana kurang optimal (sumber : Tim penyeleksi proposal
PTK SG-SMP di PPM). Disamping itu karena keterbatasan pengetahuan
dan pengalaman penelitian, hasil-hasil pelaksanaan PTK yang terlaksana
masih kurang mencerminkan PTK, kebanyakan hasil penelitian tindakannya
masih rancu dengan penelitian dengan analisis statistik. Oleh karena itu
dipandang perlu untuk meningkatkan pemahaman, kemampuan guru SMP
dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas agar upaya yang telah dirintis
Dinas Pendidikan Kabupaten Purworejo dapat budayakan di sekolah.
B. PERMASALAHAN KHALAYAK SASARAN
Guru SMP Negeri 25 pada umumnya merupakan khalayak sasaran
yang menjadi fokus pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini.
Sebagai khalayak sasaran antara strategis, adalah para guru yang sudah
sangat membutuhkan adanya karya ilmiah sebagai persyaratan untuk
kenaikan jabatan fungsionalnya.
C. TUJUAN DAN MANFAAT
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan dari kegiatan
pengabdian ini sebagai berikut.
1. Memberikan gambaran kepada guru-guru tentang PTK.
2. Memberikan pemahaman kepada guru-guru akan pentingnya PTK.
3. Memberikan bimbingan mengenai apa saja yang perlu dipersiapkan
sebelum penelitian dilakukan.
4. Memberikan bimbingan mengenai penyusunan proposal PTK.
5. Memberikan motivasi kepada guru-guru agar melakukan PTK.
D. SOLUSI YANG DITAWARKAN
Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh mitra dan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan di atas, maka kegiatan pengabdian
masyarakat ini akan dilaksanakan dalam bentuk pemberian materi dan
workshop. Materi yang diberikan kepada peserta disajikan dalam bentuk
ceramah dan dilengkapi dengan makalah. Materi yang diberikan kepada
peserta kegiatan sebagai berikut.
Materi I
: Pentingnya PTK Bagi Pengembangan Profesi Guru oleh
Dr. Bambang Priyo Darminto, M. Kom.
Materi II
: Konsep Dasar, Prinsip, dan Model PTK oleh Drs. Lilik
Wahyu Utomo, M.Pd.
Materi III : Rencana dan Pelaksanaan PTK oleh Nila Kurniasih, M.Si.
Materi IV : Membuat Laporan PTK oleh Erni Puji Astuti, M.Pd.
Setelah penyampaian materi, peserta akan dibimbing dalam kegiatan
workshop. Tujuan workshop ini adalah agar peserta kegiatan benar-benar
dapat menerapkan materi pelatihan dalam menyusun proposal dan laporan
PTK.
E. TARGET LUARAN
Target yang ingin dicapai setelah pelaksanaan kegiatan pengabdian
pada msyarakat ini adalah guru menjadi terampil dalam menyusun proposal
maupun laporan PTK.
BAB II
METODE PENGABDIAN
Metode kegiatan pengabdian pada masyarakat ini sebagai berikut.
1.
Metode ceramah untuk memberi penjelasan tentang pentingnya PTK bagi
pengembangan profesi guru; konsep dasar, prinsip, dan model PTK; rencana
dan pelaksanaan PTK; dan membuat laporan PTK.
2.
Metode praktik untuk menyusun proposal PTK.
3.
Metode tanya jawab dan diskusi.
BAB III
DESKRIPSI KEGIATAN
A. WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan ini dilaksanakan pada:
Hari
: Sabtu
Tanggal
: 23 Juli 2016
Waktu
: 13.00 - 15.00
B. BANYAKNYA PESERTA
Banyaknya peserta yang hadir dalam kegiatan ini adalah 39 orang
yang terdiri dari guru dan kepala sekolah.
C. PERSIAPAN TIM PENGABDIAN
Persiapan yang dilakukan oleh tim pengabdian dalam kegiatan ini
sebagai berikut.
1.
Melakukan
koordinasi
dengan
kepala
sekolah
terkait
waktu
pelaksanaan kegiatan, tempat, dan persiapan kegiatan yang perlu
dilakukan.
2.
Masing-masing anggota tim mempersiapkan modul yang akan
dijadikan bahan dalam pelatihan.
3.
Menentukan susunan acara kegiatan.
4.
Mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan saat kegiatan.
5.
Melakukan checking terhadap kelengkapan peralatan kegiatan.
D. DESKRIPSI PELAKSANAAN PELATIHAN
Secara umum, hasil pelaksanaan pengabdian pada masyarakat ini
adalah cukup baik dan reponsif, artinya terdapat pemahaman para guru
tentang profesinya, terutama dalam hal pemahaman penulisan/ pembuatan/
pelaksanaan PTK. Para guru SMP Negeri 25 Purworejo sangat tertarik
untuk meningkatkan profesinya. Pernyataan ini didukung oleh antusiasnya
para guru dalam mengikuti dan mengajukan pertanyaan selama pelaksanaan
kegiatan pengabdian pada masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, para
guru mempunyai kehendak untuk melakukan penelitian dalam rangka
meningkatkan kualitas pembelajaran. Di samping itu, para guru sudah dapat
memahami Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009 tentang Pengembangan
Keprofesian Berlanjut (PKB) sebagai bekal untuk meningkatkan diri.
BAB IV
EVALUASI KEGIATAN
Dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini tidak
terlepas dari faktor-faktor pendukung dan penghambat keterlaksanaan
kegiatan. Faktor yang mendukung keterlaksanaan kegiatan ini adalah
semangat para guru yang sangat tinggi dalam mengikuti kegiatan dan juga
semangat pengabdian tim dalam memberikan materi pelatihan. Terlepas
dari faktor pendukung tersebut, terdapat faktor penghambat yang dapat
dijadikan evaluasi untuk pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat
di periode yang akan datang yaitu faktor waktu yang sangat terbatas.kendala
ini dapat diatasi dengan penggunaan alokasi waktu yang efisien dan efektif.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Kegiatan
ini
sangat
membantu
guru
dalam
mengembangkan profesinya dengan menyusun proposal,
melaksanakan penelitian, dan menyusun laporan PTK.
B. SARAN
Mengingat manfaat yang dapat diperoleh para guru dari
kegiatan ini, maka kegitan ini dapat dilakukan berkelanjutan
disertai dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas bagi
guru.
DAFTAR PUSTAKA
Babang Robandi. 2008. Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEDAGOGIK/196108141986031BABANG_ROBANDI/Makalah_Laporan_PTK_Babang.pdf.
Basrowi. 2006. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Kediri: Jenggala Pustaka
Utama.
Endang R Winarti. 2005. Usulan Penelitian Tindakan Kelas: Penerapan
Pembelajaran Kooperatif dengan Memanfaatkan Media Kartu dan Poster
dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita
Matematika di SD Sekaran 01 Semarang. Semarang: Unnes.
Mills G. E. 2000. Action Research: Guide for the Teacher Researcher.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196005051
986032-JUHANAINI/PENELITIAN_TINDAKAN_kELAS.pdf.
Suyono. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Lampung: FKIP Universitas Lampung.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan
Dosen. Jakarta: Setjen Depdiknas.
LAMPIRAN
ANGGARAN BELANJA
Anggaran pembiayaan kegiatan pengabdian masyarakat ini sebagai berikut.
1. Pemasukan dari LPPM UMP
= Rp. 1.500.000,00
2. Pengeluaran
a.
Pembuatan Proposal, Modul, dan Survey
= Rp
90.000,00
b.
Bahan Habis (Spanduk, Kertas, CD, Tinta Catridge) = Rp
150.000,00
c.
Penyiapan Modul (Rp 4.000,00 × 40 eks)
= Rp
160.000,00
d.
Konsumsi
= Rp
731.000,00
e.
Pembuatan Laporan
= Rp
369.000,00
(Rp 17.000,00 × 43 orang)
+
Jumlah
= Rp 1.500.000,00
Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat bagi Guru-guru SMP Negeri 25
Purworejo
Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Muhammadiyah Purworejo
Sambutan Kepala SMP Negeri 25 Purworejo
Peserta Pengabdian Kepada Masyarakat (Guru-guru SMP Negeri 25 Purworejo)
Penyampaian materi Pentingnya PTK Bagi Pengembangan Profesi Guru oleh
Dr. Bambang Priyo Darminto, M. Kom
Penyampaian materi Pentingnya PTK Bagi Pengembangan Profesi Guru oleh
Dr. Bambang Priyo Darminto, M. Kom.
Penyampaian materi Konsep Dasar, Prinsip, dan Model PTK oleh
Lilik Wahyu Utomo, M. Pd.
Penyampaian materi Konsep Dasar, Prinsip, dan Model PTK oleh
Lilik Wahyu Utomo, M. Pd.
Penyampaian materi Rencana dan Pelaksanaan PTK oleh
Nila Kurniasih, M. Si.
Penyampaian materi Rencana dan Pelaksanaan PTK oleh
Nila Kurniasih, M. Si.
Penyampaian materi Membuat Laporan PTK oleh
Erni Puji Astuti, M. Pd
Penyampaian materi Membuat Laporan PTK oleh
Erni Puji Astuti, M. Pd
Peserta terlihat antusias mengikuti kegiatan bimbingan PTK bagi guru-guru
SMP Negeri 25 Purworejo
Dr. Bambang Priyo Darminto, M. Kom sedang menjawab pertanyaan dari peserta
Pentingnya PTK bagi Pengembangan Profesi Guru
(Oleh: Dr. Bambang Priyo Darminto, M. Kom)
Memasuki tahun 2015, arus globalisasi sudah semakin tidak
terbendung lagi. Hal ini mengakibatkan persaingan semakin tinggi di
berbagai bidang. Untuk mengha-dapi kondisi seperti ini diperlukan sumber
daya manusia (SDM) Indonesia yang bermutu dan profesional. Oleh karena
itu, selain pembangunan nasional di bidang fisik (infra struktur-sarana dan
prasarana), maka pembangunan manusia juga perlu juga dilaksanakan
dengan baik.
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah
meningkatkan mutu pendidikan pada setiap jenjang. Sekolah merupakan
lembaga formal yang mempunyai tugas strategis untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan mutu SDM. Oleh karena itu, agar upaya ini berhasil dengan
baik maka guru-guru sebagai figur sentral dan pengendali proses
pembelajaran harus semakin bermutu dan profesional.
Guru sebagai ujung tombak dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan, masih perlu ditingkatkan kemampuan atau kompetensi dan
profesionalismenya, mengingat ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini
berkembang dengan begitu cepatnya. Menurut Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pengem-bangan profesi guru meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional. Ke-empat kompetensi guru tersebut harus terusmenerus ditingkatkan agar tercapai kemampuan profe-sional yang memadai
yakni dapat: (1) menguasai landasan dan bahan pengajaran, (2)
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengan baik, (3) menilai
kemajuan kegiatan pembelajaran dengan tepat, (4) memiliki kepribadian
yang dapat diteladani, (5) berinteraksi dengan teman sejawat dan
masyarakat,
(6)
melaksanakan
penelitian
sederhana.
Dalam
hal
melaksanakan penelitian, fokus penelitian guru-guru diarahkan pada
penelitian tindakan kelas (PTK), yakni penelitian yang menitikberatkan
pada proses dan perbaikan pembelajaran. Oleh karena itu, para guru perlu
memahami langkah-langkah pelaksanaan PTK.
Dalam melaksanakan tugas-tugas akademik di sekolah, para guru
sering mengalami banyak hambatan dalam menjalankan profesinya
sehingga tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Akibatnya,
pencapaian proses pembelajaran kurang optimal sehingga mutu pendidikan
tidak meningkat. Hal ini sering ditandai oleh banyaknya siswa yang
memperoleh nilai ujian atau ulangan di bawah batas kriteria ketuntasan
minimal (KKM). Jika hal ini dibiarkan terus menerus, tidak dipungkiri lagi
bahwa mutu pendidikan di Indonesia semakin terpuruk. Untuk mengatasi
hal ini, guru diharapkan dapat mengembangkan diri keprofesiannya secara
berkelanjutan.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) merupakan
bentuk pem-belajaran berkelanjutan yang merupakan kendaraan utama dari
para guru dalam upaya membawa perubahan yang diinginkan berkaitan
dengan keberhasilan siswa. Oleh karena itu, PKB mencakup kegiatan
perencanaan, pelaksanaan (implementasi), evaluasi, dan refleksi yang
didesain untuk meningkatkan karakteristik, pengetahuan, pemahaman, dan
keterampilan. PKB mencakup berbagai cara dan/atau pendekatan di mana
guru-guru
secara
berkesinambungan
belajar
setelah
memperoleh
pendidikan dan/atau pelatihan.
Berdasarkan Permenegpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 16
Tahun 2009, PKB merupakan salah satu komponen pada unsur utama yang
kegiatannya diberikan angka kredit. Dengan demikian, bagi guru yang
mengusulkan kenaikan pangkat maka ia harus memenuhi persyaratan angka
kredit yang dibituhkan. Unsur-unsur PKB terdiri dari (1) pengembangan
diri, (2) publikasi ilmiah, dan (3) karya inovatif. Dalam implentasinya,
setiap guru harus meningkatkan mutu profesionalitasnya. Khusus dalam
unsur pengem-bangan diri, guru-guru diharapkan meningkatkan: (1)
kompetensi penyusunan RPP, program kerja, perencanaan pendidikan, dan
evaluasi; (2) kompetensi profesional (penguasaan materi dan kurikulum);
(3) kompetensi pedagogis (penguasaan metode mengajar dan evaluasi); (4)
kompetensi teknologi informasi dan komputer; (5) kompetensi inovasi
pembelajaran dan teori-teori belajar terbaru.
a. Prinsip-prinsip PKB
1) PKB harus fokus kepada keberhasilan atau berbasis hasil belajar peserta
didik.
2) PKB merupakan bagian integral dari tugas-tugas guru sehari-hari.
3) PKB harus dimulai dari sekolah untuk memberi kesempatan setiap guru
dalam mengembangkan diri.
4) PKB harus berkontribusi untuk mewujudkan visi, misi, dan nilai-nilai
yang berlaku di sekolah dan/atau kabupaten/kota.
5) PKB harus mendorong pengakuan profesi guru menjadi lapangan kerja
yang bermartabat dan memiliki makna dalam pencerdasan bangsa, dan
sekaligus mendukung perubahan dan pengembangan karir guru secara
objektif, transparan, dan akuntabel.
b. Unsur-unsur PKB
Unsur-unsur PKB terdiri dari tiga macam kegiatan sebagaimana
disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Unsur-unsur PKB
Macam Pengembangan PKB
Macam Kegiatan
1. Pengembangan Diri
a. Mengikuti diklat fungsional
b. Melaksanakan kegiatan kolektif guru
2. Publikasi Ilmiah
a. Membuat publikasi ilmiah atas hasil penelitian
b. Membuat publikasi buku
3. Karya Inovatif
a. Menemukan teknologi tepat guna
b. Menemukan/menciptakan karya seni
c. Membuat/memodifikasi alat pengajaran
d. Mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal, dan sejenisnya.
c. Jumlah Angka Kredit pada Kegiatan PKB yang Diperlukan untuk
Memenuhi Persyaratan Kenaikan Pangkat.
Tabel 2.
Jumlah Angka Kredit pada Kegiatan PKB yang Diperlukan
untuk Memenuhi Persyaratan Kenaikan Pangkat
Dari Jabatan
Guru Pertama
Gol.III/a
Guru Pertama
Gol.III/b
Guru Muda
Gol.III/c
Guru Muda
Gol.III/d
Guru Madya
Gol.IV/a
Guru Madya
Gol.IV/b
Guru Madya
Gol.IV/c
Guru Utama
Gol.IV/d
Ke Jabatan
Guru Pertama
Gol.III/b
Guru Muda
Gol.III/c
Guru Muda
Gol.III/d
Guru Madya
Gol.IV/a
Guru Madya
Gol.IV/b
Guru Madya
Gol.IV/c
Guru Utama *)
Gol.IV/d
Guru Utama
Gol.IV/e
Jumlah Angka Kredit Minimum dari Sub
unsur
Pengemb.
Publikasi Ilmiah dan/ atau
Diri
Karya Inovatif
3
-
3
4
3
6
4
8
4
12
4
12
5
14
5
20
*) presentasi ilmiah
d. Ragam Jenis Publikasi Ilmiah/Karya Inovatif yang Dapat Dinilai
No. Jenis Publikasi Ilmiah hasil Penelitian di Bidang Pendidikan Angka
Formal
Kredit
1 Berupa buku yang diterbitkan ber ISBN dan diedarkan secara
4
nasional atau ada pengakuan dari BSNP
2 Berupa tulisan (artikel ilmiah) yang dimuat di jurnal ilmiah
3
tingkat nasional yang terakreditasi
3 Berupa tulisan (artikel ilmiah) yang dimuat di jurnal ilmiah
2
tingkat provinsi
4 Berupa tulisan (artikel ilmiah) yang dimuat di jurnal ilmiah
1
tingkat kabupaten/kota
5 Berupa makalah hasil penelitian dan telah diseminarkan di
4
sekolah/ madrasah penulis
e. PTK merupakan salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan profesi guru.
PTK dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran. Hasil PTK dapat disajikan dalam bentuk laporan hasil
penelitian, tulisan ilmiah populer, maupun artikel ilmiah. Khusus untuk
artikel ilmiah, publikasinya dapat melalui jurnal ilmiah baik baik
dipublikasikan
secara
lokal,
nasional,
maupun
internasioal
atau
dipublikasikan melalui media teknologi informasi yang di-unggah ke
internet.
Konsep dasar, prinsip, dan model PTK
(Oleh: Drs. Lilik Wahyu Utomo, M.Pd.)
Berbagai definisi dikemukakan oleh para pakar pendidikan tentang
pengertian PTK. Namun demikian, dari beberapa definisi tersebut
hakikatnya mempunyai pengertian dan konsep-konsep dasar yang hampir
sama. Penelitian Tindakan Kelas (Class Action Research) merupakan suatu
penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan
tertentu dalam suatu usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas secara profesional (Endang R Winarti;2005;7).
Tindakan-tindakan tertentu dalam penelitian ini merupakan tindakan ilmiah
dan profesional yang dimaksudkan untuk menemukan jawaban terhadap
masalah-masalah yang muncul dalam proses pembelajaran sebelumnya.
Jika masalah-masalah ini tidak segera ditemukan solusinya, maka hal ini
dapat menyebabkan mutu pendidikan secara umum tidak meningkat atau
bahkan semakin menurun.
Tugas utama guru adalah mengajar di kelas. Di samping itu, guru
selalu berkeinginan bahwa proses pembelajarannya berjalan dengan baik
sehingga siswanya selalu meningkat kemampuan dan prestasinya. Oleh
karena itu, PTK merupakan salah satu jenis penelitian yang tepat untuk
dilaksanakan guru.
a. Prinsip PTK yang perlu diketahui guru, yaitu:
1) Pelaksanaan PTK tidak boleh mengganggu proses pembelajaran. Oleh
karena itu, guru perlu memperhatikan
bahwa tindakan yang akan
dilakukan harus dapat memberi sesuatu yang terbaik bagi siswa,
terutama dalam hal peningkatan kemampuan siswa dalam menguasai
materi pembelajaran.
2) Pelaksanaan PTK bersifat situasional, artinya masalahnya diangkat dari
pelaksanaan pembelajaran keseharian (faktual dan merisaukan), dan
penyelesaiannya ditujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan,
profesi guru, dan mutu sekolah.
3) PTK merupakan upaya kolaboratif antara guru, siswa, kepala sekolah,
dan stakeholder lain yang terkait masalah pendidikan.
4) PTK mempunyai sasaran yang bersifat spesifik, yaitu memecahkan
masalah praktis.
5) Metodologi yang digunakan harus tepat dan reliable sehingga rumusan
hipotesis tepat, serta pengumpulan dan analisis data tidak menyita
banyak waktu.
6) PTK dimulai dengan hal-hal yang sederhana namun nyata.
7) PTK menuntut guru untuk membuat jurnal tentang kemajuan, refleksi
pembelajaran.
b. Tujuan dan Manfaat PTK
Permasalahan yang muncul dalam dunia pendidikan sangatlah beragam.
Berkaitan dengan mutu pendidikan dan keberhasilan peserta didik dalam
pembelajaran, maka masalah rendahnya mutu pendidikan dapat berasal dari
proses pembelajaran yang kurang berjalan baik. Meskipun demikian, rendahnya
mutu pendidikan dapat juga berasal dari mutu guru, penyediaan sarana belajar,
pengaruh lingkungan, dan motovasi orang tua. Berdasarkan konsep dasar di
atas, tujuan utama PTK adalah memperbaiki atau meningkatkan mutu proses
pembelajaran sebagai bagian dalam meningkatkan mutu pendidikan secara
umum. Di samping itu, tujuan lain PTK adalah mengembangkan kemampuan
dan keterampilan guru untuk menghadapi dan menemukan solusi terhadap
permasalahan pembelajaran yang muncul dalam proses pembelajaran seharisehari. Selanjutnya, dengan mengembangkan dan keterampilan guru dalam
melaksanakan PTK, diharapkan dapat menumbuhkan budaya meneliti
dikalangan pendidik.
PTK mempunyai banyak manfaat bagi peningkatan mutu pendidikan
secara umum. Menurut Basrowi (2006: 108) menjelaskan bahwa manfaat PTK
antara lain: (1) meningkatkan inovasi pembelajaran, (2) mengembangkan
kurikulum, (3) meningkatkan profesionalisme guru. Berkaitan inovasi
pembelajaran, guru perlu menerapkan dan mengembangkankan model
pembelajaran
yang sesuai dengan tuntutan kelasnya. Dalam aspek
pengembangan kurikulum, hasil temuan PTK diharapkan dapat memberi
masukan guna pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kondisi setempat.
Dalam periode tertentu sebaiknya kurikulum disesuaikan dengan tuntutan
zaman berdasarkan gagasan dan temuan-temuan dalam PTK. Dalam aspek
peningkatan profesionalisme guru, PTK memiliki peran yang sangat penting.
Melalui PTK, guru melakukan aktivitas perubahan-perubahan dalam praktik
pembelajarannya sesuai dengan kondisi kelasnya.
Guru akan memiliki
pengalaman-pengalaman baru dalam hal penguasaan materi belajar dan
peningkatan kompetensi pedagogik.
Di samping beberapa manfaat PTK yang telah diuraikan di atas, hasilhasil PTK dapat diwujudkan dalam bentuk karya ilmiah yang dapat
dipresentasikan dalam seminar-seminar pendidikan atau forum-forum ilmiah.
Dengan demikian, hasil PTK dalam bentuk karya ilmiah ini dipublikasikan
kepada peserta seminar atau masyarakat tertentu sebagai salah satu bentuk
kontribusi guru terhadap peningkatan mutu SDM.
c. Model dan Bentuk PTK
PTK mempunyai banyak model, antara lain: (1) model Kurt Lewin, (2)
model Kemmis & Mc Taggart, (3) model John Elliot, dan (4) model Hopkins.
1) PTK Model Kurt Lewin
acting
planning
observing
------------- Siklus 1
reflecting
acting
planning
observing
------------ Siklus 2
reflecting
...............................
------------ Siklus 3
Gambar 1 PTK Model Kurt Lewin
Model Kurt Lewin menjadi acuan pokok dari berbagai model PTK.
Dalam model Kurt Lewin ini, PTK mempunyai empat kegiatan yaitu: (1)
perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) pengamatan (observing), dan
(4) refleksi (reflecting). Keseluruhan rangkaian dari keempat kegiatan tersebut
dinamakan satu siklus.
Sebuah PTK dapat terdiri dari beberapa siklus,
tergantung dari macam permasalahan yang perlu diselesaikan.
2) PTK Model Kemmis & Mc Taggart
Model Kemmis & Mc Taggart merupakan pengembangan dari model
Kurt Lewin. Kom-ponen kegiatan acting dan observing, pada model Kemmis
& Taggart dijadikan satu kesatuan, karena implementasi kedua kegiatan itu
dilaksanakan pada waktu yang bersamaan. Kemudian, pengembangan lainnya
adalah melakukan revisi perencanaan (revised plan) dalam setiap siklus PTK.
Kemudian dilaksanakan kegiatan lain seperti siklus sebelumnya.
planning
acting &observing
reflecting
-------------------------------------- Siklus 1
acting & observing
revised plan
reflecting
--------------------------------------- Siklus 2
...................................................... Siklus 3
Gambar 2 PTK Model Kemmis & Mc Taggart
3) PTK Model John Elliot
Model PTK yang dikembangkan John Elliot memiliki banyak langkah
dan tindakan, namun intinya hampir sama dengan model-model PTK
sebelumnya. Secara rinci PTK yang dikembangkan oleh John Elliot ini
digambarkan sebagai berikut.
Ide Awal
Temuan dan Analisis
Revisi Perencanaan Umum
Revisi Tindakan 1,2,3, dst.
Perencanaan Umum
Tindakan 1,2,3, dst.
Implementasi
Implementasi
Monitoring Implementasi dan Efeknya
Monitoring Implemen-tasi
dan Efeknya
Penjelasan Kegagalan
Penjelasan Kegagalan
Gambar 3 PTK Model John Elliot
4) PTK Model Hopkins
Hopkins mengembangkan model PTK digambarkan pada gambar
berikut.
Start
Audit
Perencanaan
Konstruk
Perencanaan Tindakan, Target,
Tugas, Kriteria Keberhasilan
Implementasi
Evaluasi
Menopang
Komitmen
Cek Kemajuan
Mengatasi
Masalah
Cek Hasil
Pengambilan
Stok
Gambar 4. PTK Model Hopkins
Pelaporan
Rencana dan Pelaksanaan
(Oleh: Nila Kurniasih, M. Si)
Sebelum melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas, terlebih dahulu
dibuat rencana karena rencana merupakan satu kebutuhan pokok dalam
melaksanakan setiap kegiatan. Meskipun membuat rencana seperti
membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sudah merupakan
kegiatan rutin namun ada kalanya rencana harus dibuat secara khusus.
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan melalui proses pengkajian berulang
yang terdiri dari 4 tahap, yaitu merencanakan, melakukan tindakan,
mengamati dan melakukan refleksi. Hasil refleksi terhadap tindakan yang
dilakukan akan digunakan kembali untuk merevisi rencana jika ternyata
tindakan yang dilakukan belum berhasil memperbaiki praktek atau belum
berhasil memecahkan masalah yang menjadi kerisauan para guru. Setelah
siklus berulang beberapa kali, barangkali perbaikan yang diinginkan sudah
diperoleh. Dalam hal ini siklus PTK dengan tujuan perbaikan yang
direncanakan sudah berakhir, namun biasanya akan muncul kembali
masalah baru dari guru. Selanjutnya masalah baru tersebut akan kembali
dipecahkan dengan siklus PTK. Jika guru melakukan hal ini, berarti guru
sedang mengembangkan kemampuan profesionalnya secara sistematis.
Langkah merencanakan adalah langkah pertama dalam setiap
kegiatan supaya kegiatan yang dilakukan menjadi terarah yang selanjutnya
akan menjadi acuan dalam melaksanakan tindakan. Melakukan tindakan
sebagai langkah kedua yang merupakan realisasi dari rencana yang telah
dibuat. Selanjutnya agar rencana yang dilakukan dapat diketahui
kualitasnya, apakah sudah sesuai rencana
pengamatan.
Selanjutnya
berdasarkan
maka perlu dilakukan
pengamatan
tersebut
dapat
ditentukan apakah ada hal-hal yang harus segera diperbaiki agar tindakan
mencapai tujuan seperti yang sudah direncanakan. Jika pengamatan
dilakukan selama proses tindakan
berlangsung, maka refleksi sebagai
langkah keempat, dilakukan setelah tindakan berakhir.
Keempat tahapan PTK merupakan satu siklus. Setiap tahap
didahului oleh beberapa langkah, misalnya langkah merencanakan
didahului oleh munculnya masalah yang diidentifikasi guru. Dalam kegiatan
ini akan dikaji dua tahap yaitu ,merencanakan dan melakukan tindakan
dengan empat langkah utama yaitu : (1) Mengidentifikasi masalah, (2)
Mengidentifikasi dan merumuskan masalah, (3) Merencanakan PTK, serta
(4) Melaksanakan PTK.
a. Mengidentifikasi Masalah
Suatu rencana PTK diawali dengan adanya masalah yang dirasakan
atau disadari oleh guru. Masalah berasal dari orang yang terlibat praktek,
dalam hal ini guru sebagai pengelola pembelajaran. Guru merasa bahwa ada
sesuatu yang tidak beres di kelasnya. Jika dibiarkan lebih lanjut akan
berdampak buruk bagi proses dan hasil belajar siswa. Mungkin masalah
yang dirasakan guru masih kabur, sehingga guru perlu melakukan refleksi
agar masalah tersebut semakin jelas. Pada awalnya guru mungkin bingung
untuk mengidentifikasi masalah, oleh karena itu, guru tidak selalu harus
mulai dengan masalah. Guru dapat memulai dengan suatu gagasan untuk
mulai melakukan perbaikan yang kemudian mencoba memfokuskan
gagasan tersebut. Untuk mengidentifikasi masalah, guru dapat mengajukan
beberapa pertanyaan kepada diri sendiri.
1) Apa yang terjadi di kelas saya?
2) Masalah apa yang ditimbulkan oleh kejadian itu?
3) Apa pengaruh masalah tersebut bagi kelas saya?
4) Apa yang akan terjadi jika masalah tersebut saya biarkan?
5) Apa yang dapat saya lakukan untuk mengatasi masalah tersebut atau
memperbaiki situasi yang ada?
Jika setelah menjawab pertanyaan tersebut guru sampai pada
kesimpulan bahwa ia memang menghadapi masalah dalam bidang tertentu,
berarti masalah sudah berhasil diidentifikasi. Jika masalah sudah berhasil
diidentifikasi, mungkin muncul pertanyaan, masalah mana yang mungkin
dipecahkan melalui PTK? Apakah semua masalah layak dipecahkan melalui
PTK? Selanjutnya untuk menjawab pertanyaan ini, ada beberapa ramburambu yang dapat dijadikan pegangan.
Bidang yang layak dijadikan fokus PTK adalah: (1) Melibatkan
kegiatan pembelajaran, (2) Memungkinkan ditangani oleh guru, (3) Sangat
menarik minat guru, serta (4) Ingin diubah/diperbaiki oleh guru. (dalam
Mills, 2000). Berdasarkan rambu-rambu tersebut, masalah yang akan
dijadikan fokus PTK dapat ditetapkan.
b. Menganalisis dan Merumuskan Masalah
Setelah masalah teridentifikasi, perlu dilakukan analisis sehingga
masalah dapat dirumuskan dengan jelas. Tanpa melakukan analisis,
mungkin masalah yang teridentifikasi masih kabur. Analisis dilakukan
dengan mengajukan refleksi dan dapat pula dengan mengkaji ulang berbagai
dokumen seperti pekerjaan siswa, daftar hadir atau daftar nilai atau bahkan
mungkin bahan pelajaran yang telah disiapkan. Jika masalah yang
diidentifikasi adalah rendahnya motivasi belajar siswa, barangkali yang
perlu dianalisa adalah dokumen hasil belajar siswa, catatan harian guru
tentang respon siswa dalam pembelajaran dan yang tak kalah pentingnya
melakukan refleksi sehingga didapat gambaran yang jelas tentang perilaku
pembelajaran.
Sebuah masalah pada umumnya dirumuskan dalam bentuk kalimat
tanya yang menggambarkan sesuatu yang ingin dipecahkan atau dicari
jawabannya melalui penelitian tindakan kelas (PTK). Masalah yang
dihadapi guru mungkin sangat luas, oleh karena itu guru perlu
memfokuskan
perhatiannya
pada
masalah
yang
mungkin
dapat
ditanggulangi dan yang memang memerlukan prioritas untuk ditangani.
Selanjutnya masalah perlu dijabarkan secara operasional agar
rencana perbaikannya lebih terarah. Misalnya masalah tugas dan bahan
belajar yang bagaimana yang dapat meningkatkan motivasi siswa dapat
dijabarkan sebagai berikut.
1) Bagaimana frekuensi pemberian tugas yang dapat meningkatkan
motivasi siwa?
2) Bagaimana bentuk dan materi tugas yang memotivasi siwa?
3) Bagaimana syarat bahan belajar yang menarik?
4) Bagaimana kaitan materi bahan belajar dengan tugas yang diberikan?
c. Merencanakan PTK
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, guru perlu membuat
rencana tindakan. Langkah-langkah dalam menyusun rencana adalah
sebagai berikut.
1)
Rumuskan cara perbaikan yang akan ditempuh dalam bentuk hipotesis
tindakan.
Hipotesis tindakan adalah dugaan guru tentang cara yang terbaik untuk
mengatasi masalah. Hipotesis ini dibuat berdasarkan kajian berbagai
teori, kajian hasil penelitian yang pernah dilakukan dalam masalah
yang serupa, diskusi dengan teman sejawat atau dengan pakar, serta
refleksi pengalaman sendiri sebagai guru. Berdasarkan kajian tersebut,
guru menyusun alternatif tindakan. Selanjutnya guru perlu mengkaji
setiap alternatif terutama keterkaitannya dengan tujuan tindakan serta
kelayakan pelaksanaan.
2)
Analisis kelayakan hipotesis tindakan
Setelah menetapkan alternatif hipotesis yang terbaik, hipotesis ini
masih
perlu
dikaji
kembali
kelayakannya
dikaitkan
dengan
kemungkinan pelaksanaannya. Dengan kata lain guru harus bertanya,
mungkinkah rencana tersebut dilaksanakan. Hal ini terutama dikaitkan
dengan hal-hal berikut.
a) Kemampuan dan komitmen guru sebagai aktor pelaksana karena
pelaksanaan PTK memang harus tumbuh dari keinginan guru
sendiri.
b) Kemampuan dan kondisi fisik siswa dalam mengikuti tindakan
tersebut.
c) Ketersediaan sarana/fasilitas yang diperlukan.
d) Iklim belajar dan iklim kerja sekolah.
d. Melaksanakan PTK
Setelah meyakini bahwa hipotesis tindakan atau rencana perbaikan
sudah cukup layak, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan diri untuk
pelaksanaan perbaikan. Langkah ini merupakan bagian dari perencanaan
tetapi dapat pula disebut sebagai bagian awal dari pelaksanaan. Setelah
persiapan lengkap kemudian dimulai pelaksanaannya.
1) Menyiapkan Pelaksanaan
Ada beberapa langkah yang perlu disiapkan sebelum merealisasikan
tindakan.
a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran beserta skenario tindakan
yang akan dilaksanakan.
b) Menyiapkan fasilitas atau sarana pendukung yang diperlukan, misalnya
gambar-gambar, meja tempat mengumpulkan tugas atau sarana
pendukung.
c) Menyiapkaan cara merekam dan menganalisis data yang berkaitan
dengan proses dan hasil perbaikan.
d) Jika
perlu,
untuk
memantapkan
keyakinan
diri,
guru
perlu
mensimulasikan pelaksanaan tindakan. Dalam hal ini guru dapat bekerja
sama dengan teman sejawat.
2) Melaksanakan Tindakan
Setelah persiapan selesai, selanjutnya tindakan dalam kelas yang
sebenarnya dapat dilaksanakan. Agar pelaksanaan ini dapat berlangsung
secara terarah, guru perlu mempersiapkan beberapa prinsip yang oleh
Hopkins disebut kriteria PTK yang dilaksanakan oleh guru.
a) Pekerjaan utama guru adalah mengajar. Oleh karena itu metode
penelittian yang sedang dilaksanakan tidak bolehn mengganggu
komitmen guru dalam mengajar, guru tidak boleh mmengorbankan
siswa deni penelitian. Dengan kata lain guru harus mengutamakan siswa
karena tujuannya memang untuk memperbaiki proses dan hasil belajar
siswa.
b) Cara pengumpulan atau perekaman data jangan sampai terlalu menyita
waktu guru.
c) Metodologi yang diterapkan haruslah reliable atau handal, sehingga
memungkinkan guru mengembangkan strategi pembelajaran yang
sesuai dengan situasi kelasnya.
d) Masalah yang ditangani guru haruslah sesuai dengan kemampuan dan
komiten guru.
e) Sebagai peneliti, guru harus memperhatikan berbagai aturan atau etika
yang terkait dengann tugas-tugasnya.
f) PTK harus dapat dukungan dari seluruh personil sekolah. Artinya
seluruh personil sekolah harus mempunyai persepssi yang benar tentang
PTK dan apa yang ingin dicapai melalui PTK.
Penyusunan Laporan PTK
(Oleh: Erni Puji Astuti, M. Pd)
Seorang guru dituntut untuk lebih peka terhadap prestasi belajar
siswanya. Kepekaan dan sensitivitas inilah yang akan mendorong naluri
guru untuk memperbaiki proses pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) merupakan salah satu jalan bagi guru untuk memperbaiki proses
pembelajaran tersebut. Setelah memahami hakikat PTK, langkah-langkah
dalam melakukannya, serta telah marencanakan proposal, maka langkah
selanjutnya adalah meneliti atau mengenakan tindakan di kelas. Menyusun
laporan PTK berarti menuliskan secara detail seluruh kegiatan penelitian.
a. Pengertian Laporan Penelitian Tindakan Kelas
Laporan penelitian tindakan kelas merupakan karya tulis ilmiah
yang disusun secara sistematis berdasarkan penelitian terhadap suatu gejala.
Laporan penelitian tindakan kelas memberikan gambaran lengkap tentang
gejala yang terjadi/ dialami, permasalahan yang dihadapi dalam
pembelajaran di kelas, dan upaya tindakan yang dilakukan guru di kelasnya
guna memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran. Dalam laporan
penelitian tersebut, selain permasalahan dan tindakan yang dilakukan diuraikan pula bagai mana hasilnya setelah dilakukan tindakan-tindakan
tertentu terutama pengaruhnya terhadap perbaikan dan peningkatan mutu
pembelajaran di kelas.
b. Tujuan Penulisan Laporan Penelitian Tindakan Kelas
Penyusunan laporan penelitian merupakan upaya terakhir untuk
mengkomunikasikan hasil yang diperoleh dari sebuah kegiatan penelitian.
Laporan penelitian merupakan bentuk karya tulis ilmiah yang disusun
dengan maksud agar hasil-hasil yang diperoleh dari kegiatan penelitian
dapat disebarluaskan pada masyarakat, dalam rangka pengembangan ilmu
pengetahuan.
Menurut Babang Robandi (2008: 2), tujuan atau manfaat dari
penulisan laporan PTK diantarnya adalah mendapat pengalaman nyata
untuk memperbaiki pembelajaran, dapat digunakan sebagai bahan masukan
untuk inovasi pembelajaran, dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk
mengembangkan kurikulum tingkat kelas, dapat digunakan untuk
meningkatkan kepekaan atau profesionalisme guru.
c. Sistematika Penulisan Laporan Penelitian Tindakan Kelas
Laporan penelitian biasanya terdiri dari tiga bagian, bagian awal,
bagian isi atau pokok, dan bagian akhir. Namun, aspek-aspek yang tercakup
dalam masing-masing bagian bisa bervariasi. Hal ini bergantung pada jenis
penelitian maupun lembaga penelitian atau lembaga penyandang dana
penelitian. Berikut ini adalah sistematika penulisan laporan PTK secara
umum.
1) Bagian awal
a) Halaman Judul (Cover luar dan cover dalam)
b) Lembar Pengesahan
c) Abstrak
d) Pengantar
e) Daftar Isi ( bila ada daftar tabel dan daftar gambar)
2) Bagian Isi
Bagian isi laporan PTK terdiri dari lima bab utama, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
BAB II KAJIAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori tentang Variabel Masalah
B. Kajian Teori Variabel Tindakan, serta Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
BAB III METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
B. Prosedur/ Siklus Penelitian
C. Teknik Pengumpulan Data
D. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Subjek penelitian
B. Sajian Hasil Penelitian
C. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
3) Bagian Akhir
a) Daftar Pustaka
b) Lampiran
d. Penjelasan Isi Komponen Laporan Penelitian Tindakan Kelas
Pada bagian ini akan dijelaskan tentang isi dari komponen laporan
PTK
1) Bagian Awal
Bagian pembukaan terdiri dari:
a) Halaman Judul
Halaman judul adalah halaman paling depan yang berisi judul penelitian
dan diikuti nama penulis serta instansi tempat peneliti bertugas.
b) Halaman Pengesahan disertai tanggal pengesahan
c) Abstrak
Abstrak menyajikan saripati komponen-komponen penelitian mulai dari
judul, permasalahan, tujuan, prosedur pelaksanaan penelitian, hasil
temuan dan rekomendasi. Melalui abstrak para pembaca dalam waktu
yang cepat akan memperoleh gambaran umum dan menyeluruh tentang
hasil penelitian yang dilaporkan. Abstrak yang baik tidak lebih dari satu
halaman, diketik satu spasi.
d) Kata Pengantar disertai tanggal penyusunan
Minimal memuat ucapan syukur kepada Allah SWT, dan ucapan
terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu pelaksanaan
PTK.
e) Daftar Isi
Memuat pokok-pokok PTK dari halaman judul sampai laporan-laporan.
f) Daftar Tabel ((jika ada)
Jika dalam laporan PTK terdapat lebih dari dua tabel, maka perlu dibuat
daftar tabel tersendiri. Daftar tabel memuat nomor tabel, judul tabel, dan
halaman tabel.
g) Daftar Gambar (jika ada)
h) Daftar Lampiran
Segala sesuatu yang dilampirkan ditulis di sini. Berisi nomor lampiran,
halaman berapa lampiran tersebut dilampirkan. Sebaiknya lampiranlampiran disusun secara kronologis.
2) Bagian Inti /Isi Laporan Penelitian Tindakan Kelas
Bagian inti memuat pendahuluan, kajian pustaka, prosedur
pelaksanaan penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, dan Kesimpulan
serta saran.
I. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan komponen awal isi laporan penelitian yang
memuat latar belakang masalah, identifikasi dan analisis masalah,
perumusah masalah, tujuan penelitian ( tujuan perbaikan), manfaat
penelitian, garis besar metode penelitian dan teknik pengumpulan serta
pengolahan data, lokasi dan sampel penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah berisi uraian yang menjelaskan mengapa
masalah itu timbul dan penting dipecahkan melalui penelitian. Di samping
itu berbagai kondisi empiris di lapangan yang mendorong dilakukannya
identifikasi masalah dan perumusan masalah dan mendorong perlunya
penelitian tindakan dan peningkatan mutu pembelajaran dilakukan.
Ungkapkan pula kerugian apa yang akan timbul apabila masalah tersebut
dibiarkan tidak diteliti dan dipecahkan, dan keuntungan apa yang akan
diperokleh apabila masalah tersebut diteliti dan dipecahkan.
B. Perumusan Masalah
Pengetahuan yang luas dan terpadu mengenai teori-teori dan hasilhasil penelitian para pakar terdahulu akan sangat membantu memudahkan
merumuskan masalah yang akan diteliti. Untuk mempermudah perumusan
masalah dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya, setelah didahului
uraian tentang masalah penelitian, variabel-variabel yang diteliti serta kaitan
antar variabel.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian
PTK
terkait
dengan
tujuan
perbaikan
pembelajaran yang meng-gambarkan hasil yang ingin dicapai. Oleh karena
itu, tujuan harus konsisten dengan rumusan masalah dan sekaligus
mencerminkan proses penelitiannya. Rumusan tujuan penelitian biasanya
terdiri atas tujuan umum yang menggambarkan secara singkat tentang apa
yang ingin dicapai, dan tujuan khusus yang secara spesifik dirumuskan
dalam bentuk butir-butir yang mengacu pada pertanyaan-pertanyaan
penelitian.
D. Kegunaan Penelitian
Pada bagian ini cantumkan nilai kegunaan hasil penelitian
khususnya bagi peningkatan kualitas pembelajaran, bagi guru, bagi sekolah
bahkan umumnya manfaat hasil penelitian bagi inovasi pendidikan pada
umumnya dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
E. Metode Penelitian
Metode penelitian yang diuraikan dalam pendahuluan ini hanya
garis besarnya yang mencakup juga garis besar teknik pengumpulan dan
pengolahan data. Sedangkan secara rinci metode penelitian diuraikan pada
prosedur penelitian.
II. Kajian Pustaka
Memuat hasil kajian pustaka berupa teori-teori, pengalaman empiris
hasil penelitian terdahulu, pendapat para pakar yang relevan dengan
masalah yang menjadi fokus penelitian. Kajian Pustaka dimaksudkan untuk
menampilkan mengapa dan bagaimana teori dan hasil penelitian terdahulu
dipergunakan oleh peneliti.
III. Metode Penelitian
Pada bagian ini diuraikan tahapan dan siklus pelaksanaan penelitian
tindakan kelas yang mencakup subyek penelitian terdiri atas tempat (di
mana penelitian dilakukan, di elas, di sekolah); waktu penelitian ( termasuk
jadwal dan siklus penelitian), dalam mata pelajaran apa, karakteristik siswa
yang menjadi sampel penelitian meliputi (jumlah, usia, jenis kelamin,
kemampuan, prestasi, latar belakang sosial ekonomi, psikologis dan lainlain). Cantumkan pula prosedur setiap siklus kegiatan penelitian mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data, refleksi. Pada tahap ini yang
disajikan adalah cerita tentang apa yang terjadi dalam pelaksanaan
penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan refleksi, berapa lama
kegiatan itu dilakukan siapa yang membantu pelaksanaan penelitian,
instrumen apa yang digunakan, teknik apa yang digunakan untuk
pengumpulan dan pengolahan data dan sebagainya.
IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bagian ini disajikan hasil penelitian sesuai dengan urutan
tujuan penelitian dan perbaikan. Setiap sajian hasil dapat disertai dengan
pembahasan yang merupakan alasan mengapa hasilnya seperti itu.
Pembahasan hasil harus dikaitkan dan mengacu pada teori, pengalaman
praktis atau hasil penelitian terdahulu yang terdapat dalam kajian pustaka.
Pada umumnya pembahasan ini merupakan hasil refleksi mengenai rencana
dan tindakan yang dikaitkan dengan berbagai teori. Kualitas pembahasan
hasil penelitian menggambarkan tingkat profesionalitas peneliti untuk
memperbaiki mutu pembelajaran.
V. Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini disajikan pemaknaan penelitian berupa kesimpulan
tentang hasil penelitian yang diperoleh. Saran mesti disusun merujuk pada
kesimpulan, yang merujuk pada tujuan penelitian. Saran dapat ditujukan
pada pembuat kebijakan, pengguna hasil penelitian dan para peneliti
berikutnya yang berminat melakukan penelitian selanjutnya.
3) Bagian Akhir
Bagian akhir biasanya berisi Daftar Pustaka dan Lampiran. Daftar
pustaka, di samping berfungsi sebagai bacaan lanjut, juga dapat digunakan
untuk melacak berbagai sumber yang berkaitan. Penulisan daftar pustaka
dalam laporan PTK harus menggunakan aturan baku yang telah ditetapkan.
Biasanya, masing-masing instansi/ lembaga peneliti mempunyai aturan
tersendiri dalam penulisan daftar pustaka. Lampiran memuat instrumen
yang digunakan dalam penelitian, seperti RPP, lembar jawaban siswa, hasil
kerja siswa dan guru, daftar hadir siswa, foto kegiatan beserta
penjelasannya, izin penelitian dan bukti lain yang dipandang perlu.
IDENTITAS TIM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
1. Judul Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat
Bimbingan PTK pada Guru-guru SMP Negeri 39 Purworejo
2. Ketua Pelaksana
a. Nama Lengkap
b. Jenis Kelamin
c. NIP
d. NIDN
e. Pangkat/Golongan
f. Jabatan Fungsional
g. Fakultas/Jurusan
: Nila Kurniasih, M. Si
: Perempuan
:: 0613117501
: Penata/ Gol. IIIc
: Lektor
: FKIP/ Pendidikan Matematika
3. Anggota Pengabdian kepada Masyarakat:
No
1.
Nama dan Gelar
Dr. Bambang Priyo Darminto,
M. Kom
Pangkat/Gol./Jabatan
Dosen Tetap pada
Pembina Tk. I/ IV b/
Lektor Kepala
Prodi. Pend. Mat.
FKIP UMP
Pembina Tk. I/ IV b/
Lektor Kepala
Prodi. Pend. Mat.
FKIP UMP
Penata Muda/III-a/
Prodi. Pend. Mat.
FKIP UMP
NIP. 195710251983031003
NIDN . 0025105701
2.
Drs. Lilik Wahyu Utomo, M.Pd
NIP. 195204271982031003
NIDN. 0027045201
Erni Puji Astuti, M.Pd.
3.
NIDN. 0613058401
Asisten Ahli
Download