1 Penerapan Metode Pemberian Tugas untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 011 Sungai Jalau Kecamatan Kampar Utara Rosni Hartati1, Erlisnawati2, Neni Hermita3 Abstract The objective of the research is to increase the ability of the fourth year students in IPS subject at SDN 011 Sungai Jalau North Kampar subdistrict by using giving task method application. The formulation of the research is the application of giving task method to increase the ability of the fourth year students in IPS subject at SDN 011 Sungai Jalau North Kampar subdistrict ? The hypothesis of the research is if it was applicated by giving task method so that can increase the ability of the fourth year students in IPS subject at SDN 011 Sungai Jalau North Kampar subdistrict. The teacher activity percentage at cycle I and cycle II is 77,5% became 96,25% it rose 18,75%. Beside that the increasing of student activity percentage at cycle I and cycle II is 73,75% became 95% it rose 21,25%. Then increasing of students ability from base score to cycle I is the mean score is 58,88 became 75 it rose 16,12 and the increasing of students ability from cycle I to cycle II is the mean score 75 became 77,22 it rose 2,22. It can be seen that the students ability in IPS subject before and after action have increasing, that is the mean score 58,88 became 77,22 it rose 18,34. Based on the result of the research can be concluded that the hypothesis is accepted. Keyword : Giving task, output. PENDAHULUAN Pembelajaran IPS adalah aktivitas perkembangan dan permasalahan sosial di masyarakat. Melalui proses pembelajaran dimaksud untuk membantu anak didik memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, dan cara berpikir. IPS juga membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya. Pendidikan IPS berupa membantu siswa dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikannya semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakat. Tujuan pendidikan IPS adalah membina anak didik menjadi warga Negara yang baik dan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kepedulian sosial yang berguna bagi masyarakat dan Negara. Berdasarkan observasi ke SD Negeri 011 Sungai Jalau Kecamatan Kampar Utara, proses belajar mengajarnya masih berpusat pada guru saja, sehingga membuat siswa menjadi pasif, hanya menerima materi yang disampaikan guru. Hal ini membuat mereka menjadi tidak aktif. Selain itu guru sering kali menggunakan metode konvensional atau ceramah yang sering membuat siswa 1 Mahasiswa PGSD FKIP Universitas Riau, NIM 0805135244, e-mail [email protected]. Dosen Pembimbing I, Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,e-mail [email protected]. 3 Dosen Pembimbing II, Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,e-mail [email protected] 2 2 bosan dan mengantuk, sehingga mereka lebih banyak melakukan kegiatan yang lebih menarik bagi mereka. Saat guru menjelaskan, siswa hanya diam mendengarkan, namun ketika ditanya oleh guru tidak ada tanggapan ataupun respon dari siswa. bahkan pada saat yang bersamaan ada sejumlah siswa yang kehilatan mengobrol, berlari-lari dan lain-lain. Walaupun ada juga 1-3 orang siswa yang menanggapi pertanyaan gurunya. Kejadian seperti di atas inilah yang dapat membuat hasil belajar siswa dapat turun dan cenderung rendah. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Negeri 011 Sungai Jalau Kecamatan Kampar Utara mempunyai tujuan yang sejalan dengan tujuan pendidikan IPS yang telah dijelaskan sebelumnya. IPS bukan hanya semata-mata membekali anak didik dengan pengetahuan sosial melainkan juga membuat siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Awal observasi ke SD Negeri 011 Sungai Jalau Kecamatan Kampar Utara, bahwa hasil belajar siswa kelas IV untuk mata pelajaran IPS masih tergolong rendah. Hal ini didasarkan dari rata-rata hasil ulangan harian IPS yang belum mencapai standar ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh sekolah yaitu 58. Dari jumlah siswa 18 orang, yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 10 orang siswa dengan persentase 55,55%. Sedangkan siswa yang telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) hanya berjumlah 8 orang siswa dengan persentase 44,44%. Berdasarkan dari kondisi di atas perlu adanya suatu perubahan serta perbaikan yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam proses pembelajaran IPS. Salah satu metode pembelajaran yang saya harapkan sebagai seorang peneliti dapat efektif membantu guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa SD kelas IV ini adalah metode pemberian tugas. Dalam metode pembelajaran ini siswa diberi tugas berupa soal-soal yang berkaitan dengan materi pembelajaran, sehingga dengan persoalan tersebut siswa lebih dahulu belajar secara keseluruhan pokok bahasan yang berhubungan dengan permasalahan tersebut. Metode pemberian tugas biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan latihanlatihan selama melakukan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Di samping itu untuk memperoleh pengetahuan secara melaksanakan tugas akan memperluas dan memperkaya pengetahuan serta keterampilan siswa di sekolah, melalui kegiatan-kegiatan di luar sekolah itu. Dengan kegiatan melaksanakan tugas siswa aktif belajar, dan merasa terangsang untuk meningkatkan belajar yang lebih baik, memupuk inisiatif dan berani bertanggung jawab sendiri, (Roestiyah 1991 : 131). Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul yaitu “Penerapan Metode Pemberian Tugas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 011 Sungai Jalau Kampar Utara”. 3 METODE PENELITIAN Tempat dilakukannya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah Sekolah Dasar Negeri 011 Sungai Jalau Kecamatan Kampar Utara. Waktu penelitian ini dilakukan pada awal bulan Januari sampai akhir bulan Januari. Subjek penelitian ini adalah siswa SD kelas IV Sekolah Dasar Negeri 011 Sungai Jalau Kecamatan Kampar Utara, pada tahun pelajaran 2011/ 2012. Dengan jumlah siswanya 18 orang siswa, yang terdiri dari 8 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan. Desain penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Instrumen pengumpulan data terdiri dari yang pertama lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa. Yang kedua adalah lembar ulangan harian I dan II yaitu berupa lembar soal-soal ulangan harian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan teknik pengamatan/observasi data tentang aktifitas guru dan siswa, teknik tes, teknik wawancara dan teknik dokumentasi. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data-data dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif deskriptif. Analisis kuantitatif deskriptif bertujuan untuk menggambarkan aktifitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran berlangsung dan data peningkatan hasil belajar IPS siswa. Analisis Data Tentang Aktifitas Guru dan Siswa Data tentang aktifitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran berdasarkan lembar pengamatan yang dianalisis dengan cara menentukan nilai persentase yang diperoleh dalam pembelajaran dapat diketahui dengan rumus yaitu : = 100% Tabel 1 Kategori Aktifitas Guru dan Siswa % interval 85-100 75-84 65-74 <65 Kriteria Sangat baik Baik Cukup Kurang Sumber : Isanuddin (dalam Iin, 2012: 24) Analisis Data Hasil Belajar Untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa dengan menggunakan rumus : a. Nilai Individu = Sumber : Trianto (241 : 2009) 100 4 b. Ketuntasan hasil belajar individu digunakan rumus : SP K x100 SM Keterangan : K = Ketercapaian indikator SP = Skor yang diperoleh siswa SM = Skor maksimum Tabel 2 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa % Interval 80-100 70-79 65-69 50-64 0-49 Kategori Amat baik Baik Cukup Kurang Kurang sekali Sumber : KTSP (dalam Yuliati, 2011: 27) Dengan kriteria apabila siswa secara individu telah mencapai 58% dari jumlah soal yang diberikan atau dengan nilai 58 maka siswa secara individu dikatakan tuntas. c. Rata-rata Kelas M = x/n Keterangan : M = Nilai rata-rata kelas hasil belajar siswa n = Banyaknya siswa x = Jumlah nilai seluruh siswa Sumber : Remenmaos (dalam Iin, 2012: 25) d. Ketuntasan Klasikal Ketuntasan klasikal tercapai apabila 75% dari seluruh siswa memperoleh nilai minimal 58 maka kelas itu dikatakan tuntas. Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan ketuntasan klasikal adalah sebagai berikut : ST PK x100% N Keterangan : PK = Ketuntasan klasikal ST = Jumlah siswa yang tuntas N = Jumlah siswa seluruhnya Sumber : KTSP (dalam Yuliati, 2011: 28) HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Penelitian 1. Siklus Pertama Siklus pertama merupakan tahap awal penelitian ini yaitu dengan penerapan metode pemberian tugas. Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus pertama terdiri dari tiga kali pertemuan dimana pertemuan pertama dan pertemuan kedua untuk menyajikan materi dan pertemuan ketiga untuk ulangan harian pertama. 5 a. Pertemuan Pertama ( Kamis, 5 Januari 2012 ) Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 5 Januari 2012 mulai pukul 11.20 - 12.30 dengan materi pelajaran Kegiatan Ekonomi Penduduk. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan penerapan metode pemberian tugas. Dari 18 orang jumlah siswa kelas IV, salah seorang siswa tidak hadir untuk mengikuti proses pembelajaran karena sakit. Pada pertemuan pertama aktifitas siswa ini masih ditemui kekurangan. Hal ini terlihat pada saat guru menjelaskan tentang materi pelajaran hanya beberapa siswa yang memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru, siswa sibuk melakukan aktifitasnya sendiri. Pada saat membentuk kelompok siswa tidak teratur, sehingga kelas menjadi ribut. Begitupun dalam mengerjakan LKS siswa juga banyak yang tidak serius dan berpartisipasi dalam kelompok belajarnya. Dalam penyajian hasil kerja kelompok, masih banyak siswa yang tidak aktif dalam menanggapi hasil kerja kelompok temannya. b. Pertemuan Kedua ( Jumat, 6 Januari 2012) Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 6 Januari 2012 mulai pukul 09.30 - 10.40 dengan materi pelajaran Kegiatan Pemanfaatan Sumber Daya Alam. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan penerapan metode pemberian tugas. Dari 18 orang jumlah siswa kelas IV, semua siswa hadir untuk mengikuti proses pembelajaran. Aktifitas siswa pada pertemuan ini sudah terdapat kemajuan. Siswa sudah mulai tampak mengikuti pelajaran dengan serius. Meskipun ada beberapa orang siswa yang kurang memperhatikan penjelasan dari guru, tetapi tidak terlalu mengganggu aktifitas pembelajaran karena masih bisa diatasi oleh guru. Pada waktu perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi, keaktifan siswa dalam menanggapi masih kurang. Jadi suasana diskusi masih biasa-biasa saja. c. Pertemuan Ketiga ( Senin, 9 Januari 2012 ), Ulangan Harian Pertama Siklus Pertama Setelah diadakan dua kali pertemuan tentang materi pelajaran Kegiatan Ekonomi Penduduk dan Kegiatan Pemanfaatan Sumber Daya Alam, maka langkah selanjutnya sesuai dengan silabus pada pertemuan ketiga ini Senin, 9 Januari 2012 mulai pukul 11.20 - 12.30 dilaksanakan ulangan harian pertama yang bertujuan untuk melihat hasil belajar siswa. Soal disediakan oleh guru yang berbentuk objektif sebanyak 20 soal. Dari 18 orang jumlah siswa kelas IV, semua siswa hadir untuk mengikuti ulangan harian pertama. Siswa yang mencapai KKM sebanyak 14 orang. Tetapi di samping kelebihan masih ada kelemahan yang peneliti temukan. Dari hasil refleksi siklus pertama, maka perencanaan perbaikan yang akan peneliti lakukan pada siklus kedua yaitu dengan melibatkan seluruh siswa lebih aktif dalam belajar, membina rasa tanggungjawab yang dibebankan kepada siswa dalam kelompok belajar sehingga semua siswa aktif dan bekerja sama dan terciptanya persaingan sehat antar siswa. 6 2. Siklus Kedua Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus kedua ini masih sama dengan siklus pertama yaitu dengan penerapan metode pemberian tugas. Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus kedua ini terdiri dari tiga kali pertemuan dimana pertemuan keempat dan pertemuan kelima untuk menyajikan materi dan pertemuan keenam untuk ulangan harian kedua. Pengamatan pada masing-masing pertemuan adalah sebagai berikut : a. Pertemuan Keempat ( Kamis, 12 Januari 2012 ) Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Kamis, 12 Januari 2012 mulai pukul 11.20 - 12.30 dengan materi pelajaran Memanfaatkan Sumber Daya Alam. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan penerapan metode pemberian tugas. Dari 18 orang jumlah siswa kelas IV, semua siswa hadir untuk mengikuti proses pembelajaran. Pada pertemuan ini untuk aktifitas siswa sudah terdapat kemajuan. Kerjasama antar siswa dalam kelompok sudah mulai tampak. Siswa sudah mulai banyak yang mengikuti pelajaran dengan serius. Pada waktu perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi, keaktifan siswa dalam menanggapi sudah ada peningkatan. Hal ini terlihat dari adanya beberapa orang siswa yang mulai berani menanggapi hasil diskusi temannya. b. Pertemuan Kelima ( Jumat, 13 Januari 2012 ) Pertemuan kelima dilaksanakan pada hari Jumat, 13 Januari 2012 mulai pukul 09.30 - 10.40. Dari 18 orang jumlah siswa kelas IV, semua siswa hadir untuk mengikuti proses pembelajaran. Terjadi peningkatan terhadap aktifitas siswa pada pertemuan ini yaitu semua siswa sudah serius untuk mengikuti proses pembelajaran dan kompaknya siswa dalam kelompok belajar. Siswa sangat semangat dan antusias dalam mengerjakan LKS. Sehingga tujuan pada pertemuan ini dapat dicapai dengan baik. c. Pertemuan Keenam ( Senin, 16 Januari 2012 ), Ulangan Harian kedua Siklus kedua Pada ulangan harian kedua ini, semua siswa hadir untuk mengikuti ulangan harian pertama. Siswa yang mencapai KKM sebanyak 16 orang. Dari data yang diperoleh peneliti pada siklus kedua dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan metode pemberian tugas dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 011 Sungai Jalau Kecamatan Kampar Utara. Analisis Hasil Penelitian Aktifitas Guru dan Siswa Dalam Proses Pembelajaran a. Aktifitas guru dalam proses pembelajaran Aktifitas guru selama proses pembelajaran pada siklus pertama dan siklus kedua dapat dilihat pada tabel persentase aktivitas guru di bawah ini : 7 Tabel 3 Persentase aktifitas guru pada siklus I dan siklus II No. 1. Aktivitas yang diamati Mempersiapkan siswa untuk belajar dan melakukan appersepsi 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa 3. Menjelaskan secara garis besar materi pelajaran yang akan diajarkan 4. Membagi siswa dalam beberapa kelompok 5. Membagi LTS dan LKS kepada siswa 6. Menjelaskan rincian tugas dan cara mengerjakannya 7. Memberi waktu kepada siswa untuk mengerjakan tugas dengan sesuai kesepakatan 8. Membimbing dan memotivasi siswa dalam mengerjakan LKS 9. Meminta setiap perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapi 10. Menyuruh dan membimbing siswa untuk merangkum materi pelajaran yang telah dipelajari Jumlah skor Rata-rata Persentase Kategori Siklus I P1 P2 Skor Skor 3 3 Siklus II P4 P5 Skor Skor 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 30 3 75% Baik 32 3,2 80% Baik 38 39 3,8 3,9 95% 97,5% Sangat Sangat Baik Baik Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pada pertemuan pertama aktivitas guru diperoleh skor 30 dengan persentase 75% kategori baik, sedangkan pada pertemuan kedua perolehan skornya adalah 32 dengan persentase 80% berkategori baik. Pada siklus pertama ini ada beberapa aktivitas guru yang belum dikuasai sepenuhnya dan tidak terlaksana yaitu guru lupa menyampaikan tujuan pembelajaran, dalam membagi kelompok belajar guru masih susah mengontrol siswa sehingga kelas menjadi ribut. Pada pertemuan keempat dan kelima pada siklus kedua aktivitas guru berkategori sangat baik yaitu pada pertemuan keempat skor yang diperoleh 38 dengan persentase 95%, sedangkan pada pertemuan kelima dengan skor yaitu 39 dengan persentase 97,5% berkategori sangat baik. Pada setiap pertemuannya mengalami peningkatan skor karena peneliti sudah sangat terbiasa dengan penerapan metode pemberian tugas dalam proses pembelajaran. Di bawah ini ada perbandingan persentase aktifitas guru pada siklus pertama dan siklus kedua yang ditunjukkan pada tabel berikut : 8 Tabel 4 Perbandingan persentase aktifitas guru pada siklus pertama dan siklus kedua Siklus I II Pertemuan P1 P2 P4 P5 Persentase aktifitas 75% 80% 95% 97,5% Kategori Baik Baik Sangat baik Sangat baik Dari tabel di atas dapat dilihat persentase aktivitas guru pada siklus pertama pertemuan pertama adalah 75% berkategori baik, pada pertemuan kedua siklus pertama persentase aktifitas guru adalah 80% berkategori baik. Persentase kenaikan yang terjadi pada pertemuan pertama ke pertemuan kedua pada siklus pertama adalah sebesar 5%. Pada siklus kedua pertemuan keempat persentase aktifitas guru adalah 95% berkategori sangat baik, sedangkan pada pertemuan kelima pada siklus kedua persentase aktifitas guru adalah 97,5% berkategori sangat baik. Persentase kenaikan yang terjadi pada pertemuan keempat ke pertemuan kelima pada siklus kedua adalah sebesar 2,5%. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa aktifitas guru selalu meningkat pada setiap pertemuan. b. Aktifitas siswa dalam proses pembelajaran Aktifitas siswa selama proses pembelajaran pada siklus pertama dan siklus kedua dapat dilihat pada tabel persentase aktivitas siswa di bawah ini : Tabel 5 Persentase aktifitas siswa pada siklus I dan siklus II No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Aktivitas yang diamati Siklus I P1 P2 Skor Skor 3 3 3 3 Siklus II P4 P5 Skor Skor 4 4 4 4 Mendengarkan appersepsi yang diberikan guru Mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru Memperhatikan dan mendengarkan penjelasan 2 3 4 4 guru tentang materi pelajaran Membentuk kelompok 2 3 3 3 Menerima LTS dan LKS 3 3 3 4 Mengerjakan tugas sesuai dengan petunjuk 3 3 4 4 atau cara yang diberikan guru Mengerjakan tugas sesuai dengan waktu yang 3 3 4 4 telah disepakati Mengerjakan LKS 2 3 4 4 Setiap perwakilan kelompok secara bergantian 3 3 3 4 mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapinya Merangkum materi pelajaran yang telah 4 4 4 4 dipelajari dengan bimbingan guru Jumlah skor 28 31 37 39 Rata-rata 2,8 3,1 3,7 3,9 Persentase 70% 77,5% 92,5% 97,5% Kategori Cukup Baik Sangat Sangat Baik Baik 9 Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pada pertemuan pertama aktivitas siswa diperoleh skor 28 dengan persentase 70% kategori cukup, sedangkan pada pertemuan kedua perolehan skornya adalah 31 dengan persentase 77,5% berkategori baik. Pada siklus pertama ini ada beberapa aktivitas siswa yang belum terlaksana sepenuhnya sesuai dengan apa yang diharapkan pada proses pembelajaran dengan penerapan metode pemberian tugas misalnya ada beberapa diantara siswa yang masih belum mengerti dengan tugas yang diberikan guru, dalam membentuk kelompok siswa kurang teratur sehingga kelas menjadi ribut. Dalam berkelompok ada kemungkinan beberapa siswa saja yang aktif, dan pada saat mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas masing-masing kelompok masih malu-malu dan belum berani untuk bertanya. Pada pertemuan keempat dan kelima pada siklus kedua aktivitas siswa berkategori sangat baik yaitu pada pertemuan keempat skor yang diperoleh 37 dengan persentase 92,5%, sedangkan pada pertemuan kelima dengan skor yaitu 39 dengan persentase 97,5% berkategori sangat baik. Dapat dilihat bahwa pada setiap pertemuannya mengalami peningkatan skor. Di bawah ini ada perbandingan persentase aktifitas siswa pada siklus pertama dan siklus kedua yang ditunjukkan pada tabel berikut : Tabel 6 Perbandingan persentase aktifitas siswa pada siklus pertama dan siklus kedua Siklus Pertemuan Persentase aktifitas Kategori I P1 70% Cukup P2 77,5% Baik II P4 92,5% Sangat baik P5 97,5% Sangat baik Dari tabel di atas dapat dilihat persentase aktifitas siswa pada siklus pertama pertemuan pertama adalah 70% berkategori cukup, pada pertemuan kedua siklus pertama persentase aktifitas siswa adalah 77,5% berkategori baik. Persentase kenaikan yang terjadi pada pertemuan pertama ke pertemuan kedua pada siklus pertama adalah sebesar 7,5%. Pada siklus kedua pertemuan keempat persentase aktifitas siswa adalah 92,5% berkategori sangat baik, sedangkan pada pertemuan kelima pada siklus kedua persentase aktifitas siswa adalah 97,5% berkategori sangat baik. Persentase kenaikan yang terjadi pada pertemuan keempat ke pertemuan kelima pada siklus kedua adalah sebesar 5%. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa aktifitas siswa selalu meningkat pada setiap pertemuan. c. Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa pada siklus pertama dan siklus kedua melalui penerapan metode pemberian tugas di kelas IV SDN 011 Sungai Jalau Kecamatan Kampar Utara, data tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini : 10 Tabel 7 Hasil belajar kognitif IPS siswa Siklus Jumlah Siswa Siswa yang tuntas Persentase ketuntasan Rata-rata kelas Ketuntasan klasikal 8 Siswa yang tidak tuntas 10 Skor Dasar 18 44,44% 58,88 14 16 4 2 77,28% 88,88% 75 77,22 Tidak tuntas Tuntas Tuntas Siklus I (UH I) Siklus II (UH II) 18 18 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada skor dasar hanya 8 orang siswa yang tuntas dengan persentase 44,44% dan yang tidak tuntas sebanyak 10 orang dengan persentase 55,55% dengan nilai rata-rata yaitu 58,88 dikatakan tidak tuntas secara klasikal. Pada siklus pertama pada ulangan harian pertama siswa yang tuntas sebanyak 14 orang dengan persentase 77,78% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 4 orang dengan persentase 22,22% dengan rata-rata yaitu 75 dikatakan tuntas secara klasikal. Sedangkan pada siklus kedua pada ulangan harian kedua siswa yang tuntas sebanyak 16 orang dengan persentase 88,88% dan siswa yang tidak tuntas hanya 2 orang dengan persentase 11,11% dengan nilai rata-rata yaitu 77,22 dikatakan tuntas secara klasikal. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa meningkat. Rata-rata Peningkatan hasil belajar IPS yang terjadi dari skor dasar sebelum penerapan metode pemberian tugas ke siklus kedua ulangan harian kedua dengan penerapan metode pemberian tugas yaitu sebesar 18,34. Pembahasan a. Peningkatan aktifitas guru dan siswa Berdasarkan tabel peningkatan persentase aktivitas guru pada siklus pertama dan kedua diketahui bahwa persentase aktifitas guru selalu meningkat pada setiap petemuan. Pada siklus pertama pertemuan pertama aktifitas guru adalah 75% sedangkan pada pertemuan kedua siklus pertama persentase aktifitas guru adalah 80% dengan persentase peningkatan sebesar 5%. Pada siklus kedua pertemuan keempat persentase aktifitas guru adalah 95% dan pada pertemuan kelima pada siklus kedua persentase aktifitas guru adalah 97,5%. Persentase kenaikan yang terjadi pada pertemuan keempat ke pertemuan kelima pada siklus kedua adalah sebesar 2,5%. Untuk lebih jelasnya mengenai peningkatan persentase aktifitas guru pada siklus pertama dan kedua maka dapat dilihat pada grafik di bawah ini : 11 Gambar 1 Peningkatan aktifitas guru pada siklus pertama dan kedua 120 100 80 60 40 20 0 75 80 P1 P2 95 97.5 P4 P5 Siklus I Siklus II Terlihat pada grafik di atas bahwa adanya peningkatan aktifitas guru dari siklus pertama ke siklus kedua pada setiap pertemuan, ini membuktikan bahwa guru telah memilih metode pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Aktifitas siswa dari siklus pertama ke siklus kedua pada setiap pertemuan juga meningkat. Untuk lebih jelasnya mengenai peningkatan persentase aktifitas siswa pada siklus pertama dan kedua pada setiap pertemuan maka dapat dilihat pada grafik di bawah ini : Gambar 2 Peningkatan aktifitas siswa pada siklus pertama dan kedua 120 100 80 77.5 70 92.5 97.5 P4 P5 60 40 20 0 P1 P2 Siklus I Siklus II Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa keaktifan siswa meningkat dari siklus pertama ke siklus kedua. Pada siklus pertama pertemuan pertama dan kedua aktifitas siswa masih rendah yaitu 70% dan 77,5% karena siswa belum terbiasa dengan penerapan metode pemberian tugas. Setelah siklus kedua pada pertemuan keempat dan kelima ktifitas siswa meningkat yaitu 92,5% dan 97,5% yang disebabkan karena siswa sudah terbiasa dan mengetahui secara jelas mengenai langkah-langkah pembelajaran dalam penerapan metode pemberian tugas. 12 b. Perbandingan Hasil Belajar IPS Siswa Sebelum dan Sesudah Tindakan Hasil Belajar IPS Siswa Berdasarkan ketuntasan skor dasar dapat dilihat perbandingan hasil belajar siswa yang menggunakan penerapan metode pemberian tugas dengan hasil belajar siswa yang belum menggunakan penerapan metode pemberian tugas. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel di bawah ini : Tabel 8 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Rata-rata hasil belajar siswa Skor dasar Siklus I Siklus II 58,88 75 77,22 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar yang menggunakan penerapan metode pemberian tugas lebih tinggi dari pada hasil belajar yang belum menggunakan penerapan metode pemberian tugas. Peningkatan hasil belajar IPS dari skor dasar ke siklus pertama yaitu dari rata-rata 58,88 menjadi 75 dengan peningkatan sebesar 16,12. Peningkatan hasil belajar IPS dari siklus pertama ke siklus kedua yaitu dari rata-rata 75 menjadi 77,22 dengan peningkatan sebesar 2,22. Dapat dilihat bahwa hasil belajar IPS sebelum dan sesudah tindakan mengalami peningkatan, yaitu dari rata-rata 58,88 menjadi 77,22 dengan peningkatan sebesar 18,34. Peningkatan hasil belajar itu dapat ditunjukkan pada grafik di bawah ini : Gambar 3 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Metode Pemberian Tugas 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 75 77.22 Siklus I Siklus II 58.88 Skor Dasar Dari analisis data hasil belajar pada siklus pertama dan kedua menunjukkan bahwa penerapan metode pemberian tugas dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV di SD Negeri 011 Sungai Jalau Kecamatan Kampar Utara. Dengan demikian, hasil analisis tindakan ini mendukung hipotesis yang diajukan yaitu Jika diterapkan Penerapan Metode Pemberian Tugas Maka Dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 011 Sungai Jalau Kecamatan Kampar Utara. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan dapat diterima. 13 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : 1. Persentase aktifitas guru siklus pertama dan kedua yaitu dari 77,5% menjadi 96,25% dengan peningkatan sebesar 18,75%. Sedangkan peningkatan persentase aktifitas siswa pada siklus pertama dan kedua yaitu dari 73,75% menjadi 95% dengan peningkatan sebesar 21,25%. 2. Penerapan metode pemberian tugas dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa dari skor dasar ke siklus pertama yaitu dari rata-rata 58,88 menjadi 75 dengan peningkatan sebesar 16,12. Peningkatan hasil belajar dari siklus pertama ke siklus kedua yaitu dari ratarata 75 menjadi 77,22 dengan peningkatan sebesar 2,22. Dapat dilihat bahwa hasil belajar IPS sebelum dan sesudah tindakan mengalami peningkatan, yaitu dari rata-rata 58,88 menjadi 77,22 dengan peningkatan sebesar 18,34. 3. Berdasarkan hasil di atas maka mendukung hipotesis yang diajukan yaitu Jika diterapkan Penerapan Metode Pemberian Tugas Maka Dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 011 Sungai Jalau Kecamatan Kampar Utara. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan dapat diterima. Saran Dari kesimpulan dan pembahasan hasil penelitian di atas maka peneliti mengajukan beberapa saran yang berhubungan dengan penerapan metode pemberian tugas pada pembelajaran IPS, yaitu : 1. Bagi guru, sebaiknya guru memilih penerapan metode pemberian tugas sebagai salah satu metode pembelajaran alternatife yang dapat dilaksanakan di dalam kelas. Hal ini disebabkan penerapan metode pemberian tugas ini dapat meningkatkan keaktifan siswa di dalam kelas serta meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Bagi sekolah, sebaiknya kepala sekolah perlu mendukung metode pemberian tugas yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran karena apabila metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat meningkatkan hasil belajar siswa maka kualitas keberhasilan pengajaran di sekolah pun akan meningkat. 3. Bagi peneliti, sebelum mengadakan penelitian dengan penerapan metode pemberian tugas agar terlebih dahulu mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan, sehingga diperoleh hasil yang maksimal dan hendaknya melanjutkan penelitian ini dalam ruang lingkup lebih luas agar dapat memperbaiki kelemahan dalam penelitian ini. UCAPAN TERIMAKASIH Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat dorongan, saran dan kritik dari berbagai pihak termasuk dosen, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada : 1. H. M. Nur Mustafa, M.Pd selaku Dekan Universitas Riau 14 2. Drs. Zairul Antosa, M.Sn selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan 3. Drs. H. Lazim. N, M.Pd selaku Ketua Prodi PGSD 4. Erlisnawati, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan dan masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Neni Hermita, M.Pd selaku pembimbing II yang telah bimbingan dan memberikan motivasi bagi penulis. 6. Bapak dan Ibu dosen PGSD yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama perkuliahan. 7. Ayahanda (Baharuddin) dan Ibunda (Roslinar, S.Pd) yang telah memberikan doa dan dukungan sehingga penulis mampu menyelesaikan program sarjana S1 ini. 8. Alizar Abdul Hamid, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 011 Sungai Jalau Kecamatan Kampar Utara yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut. 9. Herdanengsi, S.Pd selaku guru kelas IV SDN 011 Sungai Jalau Kecamatan Kampar Utara yang telah membantu penulis selama penelitian 10. Serta teman-teman seperjuangan yang telah membantu penulis dalam memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. DAFTAR PUSTAKA Aminah. 2011. Penerapan Metode Pemberian Tugas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 012 Tanjung Peranap Kecamatan Tebing Tinggi Barat. UNRI (Skripsi tidak diterbitkan). Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta: PT Bumi Aksara. Asy’ari, dkk. 2007. Ilmu Pengetahuan Sosial SD untuk Kelas IV. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama. Dewi, Iin Rahila. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IVC SDN 013 Tampan. UNRI (Skripsi tidak diterbitkan). Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. 15 Hisnu P, Tantya dan Winardi. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas 4. Jakarta : CV Putra Nugraha. Mulyasa, E. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Roestiyah, NK. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers. Sudjana, Nana. 2009. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo. Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Pengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Surti. 2009. Penerapan Metode Pemberian Tugas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 007 Kecamatan Senapelan Pekanbaru. UNRI (Skripsi tidak diterbitkan). Trianto. 2007. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progres. Jakarta : Prenada Media Group. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisitik. Jakarta : Prestasi Pustaka. Werkanis dan Marlius Hamadi. 2003. Strategi Mengajar Dalam Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Pekanbaru : PT Sutra Benta Perkasa. Winataputra, Udin S, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka. Yuliati. 2011. Penggunaan Media Objek Langsung Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Materi Pokok Proses Pembentukan Tanah Siswa Kelas V di SD Negeri 012 Bukit Raya Pekanbaru. UNRI (Skripsi tidak diterbitkan).