Volume 13 ISSN 9 Nomor 2 September 2016 0216-8537 77 0 21 6 8 5 3 7 21 13 2 Hal. 107 - 286 Tabanan September 2016 Kampus : Jl. Wagimin No.8 Kediri - Tabanan - Bali 82171 Telp./Fax. : (0361) 9311605 MENINGKATKAN PERTUMBUHAN BIBIT JAMBU METE (ANACARDIUM OCCIDENTALE L.) DENGAN MENGATUR KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI ZPT ROOTMOST PADA TINGKAT YANG BERBEDA I NENGAH KARNATA PANDE GEDE GUNAMANTA WAYAN LANA PS. Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tabanan Email :[email protected] ABSTRAK Penelitian untuk mengetahui pengaruh komposisi media tanam dan konsentrasi ZPT Rootmost serta interaksinya terhadap pertumbuhan bibit jambu mete dilaksanakan di Desa Sanggulan, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, dengan ketinggian tempat ± 200 m dari permukaan laut (dpl) dengan curah hujan 2.000 – 2.500 mm tahun-1 . Penelitian ini berlangsung selama 86 hari dari tanggal 6 Mei – 30 Juli 2015. Penelitian ini menggunakan pola faktorial dengan rancangan dasar Rancangan Acak Kelompok (RAK). Percobaan ini menggunakan dua perlakuan yaitu faktor media tanam (M) dan faktor konsentrasi ZPTRootmost (R). Faktor perlakuan media tanam (M) terdiri dari 3 komposisi yaitu : M1 = Media tanah + pasir (3 : 1); M2 = Media tanah + pasir + kompos (2 : 1 :1); M3 = Media tanah + pasir + kompos (2 : 2 : 1). Faktor konsentrasi ZPT Rootmost terdiri 4 (empat) tingkat : R 0 = 0 ml liter air-1 ; R1 = 2 ml liter air-1 ; R2 = 4 ml liter air-1 ; R3 = 6 ml liter air-1 , setiap perlakuan diulang tiga kali. Hasil analisis statistika menunjukkan bahwa pengaruh interaksi antara perlakuanmedia tanam dan konsentrasi ZPT Rootmost terhadap seluruh parameter yang diamati adalah tidak nyata (p < 0,05).Perlakuan media tanam memberikan pengaruh sangat nyata (p < 0,01) terhadap parameter saat muncul tunas, tinggi bibit, jumlah daun, luas daun total bibit-1 dan berat basah bagian bibit di atas tanah dan total berat basah bibit, selanjutnya terhadap parameter diameter batang, berat basah bagian bibit di bawah tanah, berat kering oven bagian bibit di atas tanah, berat kering oven bagian bibit di bawah tanah, total berat kering oven bibit dan rasio laju pertumbuhan memberikan pengaruh tidak nyata (p < 0,05). Total berat basah bibit terberat ditunjukkan oleh perlakuan media tanah + pasir + kompos (2 : 1 : 1) yaitu 24,17 g atau lebih berat 19,83 % dibandingkan media tanah + pasir (3 : 1) seberat 20,17 g. Perlakuan konsentrasi ZPT Rootmost memberikan pengaruh sangat nyata (p < 0,01) terhadap parameter saat muncul tunas, tinggi bibit, luas daun total bibit-1 dan berat basah bagian bibit di atas tanah dan total berat basah bibit,selanjutnya berpengaruh nyata (p < 0,05) terhadap parameter jumlah daun dan terhadap parameter diameter batang, berat basah bagian bibit di bawah tanah, berat kering oven bagian bibit di atas tanah, berat kering oven bagian bibit di bawah tanah, total berat kering oven bibit dan rasio laju pertumbuhan memberikan pengaruh tidak nyata. Total berat basah bibit terberat ditunjukkan oleh perlakuan konsentrasi 6 ml liter air-1 yaitu 24,78 g atau lebih berat 28,93 % dibandingkan konsentrasi 0 ml liter air-1 seberat 19,22 g. Kata kunci : Komposisi media tanam, (Anacardiumoccidentale L.). PENDAHULUAN Jambu mete merupakan tanaman ekspor yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan melestarikan lingkungan pada lahan kritis. 124 konsentrasi ZPT Rootmost, jambu mete Seiring dengan perkembangan teknologi, dewasa ini jambu mete dapat diolah sehingga menghasilkan berbagai produk untuk berbagai sektor usaha seperti: biji dapat dipakai campuran coklat sabagai makanan ringan. Buah Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016 semu dapat diolah menjadi pakan ternak, minuman beralkohol dan ampasnya dapat diolah menjadi abon. Cairan cangkang dapat diolah menjadi tir dan lem kayu. Kulit viber dapat diolah menjadi kampas rem dan kampas kopling yang anti panas (Anon., 2008). Mengingat banyaknya manfaat dari tanaman jambu mete ini khususnya bagi pelaku usaha tani di daerah kristis diharapkan dapat meningkatkan kesejahtraan mereka. Untuk itu, pembudidayaan jambu mete harus dilakukan secara optimal. Pada tahun 2007 areal jambu mete tersebar di 24 provinsi dan yang dikatagorikan sentra produksi utama jambu mete adalah 9 provinsi, yaitu terdiri atas Nusa Tenggara Timur dengan luas 170.191 ha dan produksi 37.331 t, Sulawesi Tenggara dengan luas 121.511 ha dan produksi 34.696 t, Sulawesi Selatan dengan luas 65.363 ha dan produksi 24.401 t, Nusa Tenggara Barat dengan luas 63.909 ha dan produksi 13.497 t, Jawa Timur dengan luas 48.497 ha dan produksi 14,161 t, Jawa Tengah dengan luas 26.512 ha dengan produksi 8.314 t, Bali dengan luas 10.329 ha dengan produksi 2.971 t,D I Yogyakarta dengan luas 21.211 ha dengan produksi 631 t, Sulawesi Tengah dengan luas 21.221 ha dengan produksi 5.315 t ( Anon., 2008). Jambu mete (Anacardium occidentale L.) merupakan salah satu komoditi perkebunan unggulan Bali khususnya pada lahan kritis.Beberapa tanaman yang lain tidak mampu tumbuh dan berproduksi optimal di lahan kritis, hal ini menjadikan salah satu keunggulan dari tanaman jambu mete(Anon., 2006).Luas areal perkebunan jambu mete di Bali tahun 2012 seluas 12.444 ha dan terdapat sisa potensi sebesar8.070 ha, dan produksi sebesar 3.735,817 t (Anon., 2012). Beberapa faktor utama yang diduga menjadi penyebab rendahnya prouktivitas mete di daerah ini selain karena mutu genetik dan rendahnya mutu bahan tanam yang digunakan, juga kurangnya pemeliharaan tanaman. Menurut Nunung (2012 dalam Anon., 2011), bahwa untuk usaha budidaya tanaman jambu mete yang harus perhatikan adalah tersedianya bibit yang baik.Pengadaan bibit yang bermutu baik melalui pembibitan dengan menggunakan benih bermutu.Bibit bermutu baik didapat apabila selama kurun waktu pembibitan unsur hara yang diperlukan tanaman dalam pertumbuhannya terpenuhi dan media tumbuhnya dapat menunjang perakaran tanaman (Sukawidana, 2011). Media tanam diartikan sebagai wadah atau tempat tinggal tanaman. Sebagai tempat tinggal yang baik, media tanam harus dapat mendukung pertumbuhan dan kehidupan tanaman (Anon., 2007). Media tanam yang baik juga sangat penting bagi berlangsungnya pertumbuhan bibit jambu mete. Benih akan terhambat berkecambah pada tanah yang padat, karena benih berusaha keras untuk dapat menembus permukaan tanah (Sutopo, 2002). Guna mendapatkan media tanam yang baik pada penelitian ini dicoba menggukan media tanah, pasir dan kompos. Sesuai pendapat Syarif (1984) yang menyatakan bahwa, tanah yang berstruktur baik akan membantu berfungsinya faktor – faktor pertumbuhan tanaman secara optimal sedangkan tanah dengan struktur jelek akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman. Lingga dan Marsono (2004 dalam Turaini dkk., 2012) menyatakan penambahan bahan organik kedalam media tanam merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk menambah kesuburan media tanam sehingga penyediaan unsur hara bagi tanaman akan lebih terpenuhi. Nurhayati Hakim dkk. (1986) menyatakan bahwa bahan organik akan sangat mempengaruhi sifat fisik, kimia dan biologi tanah.Pengaruh bahan organik pada ciri fisik tanah seperti kemampuan menahan air meningkat, warna tanah menjadi coklat hingga hitam, merangsang granulasi agregat dan memantapkannya, menurunkan plastisitas, kohesi dan sifat buruk lainnya dari liat. Pengaruh bahan organik pada biologi tanah seperti jumlah dan aktifitas metabolik organisme tanah meningkat dan kegiatan jasad mikro dalam membantu dekomposisi bahan organik juga meningkat. Buckman dan Brady (1982) mengemukakan bahwa, media yang baik untuk pembibitan kakao adalah campuran tanah atas (top soil), pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1 : 1, namun bibit perlu I Nengah Karnata, Pande Gede Gunamanta, Wayan Lana, Meningkatkan Pertumbuhan Bibit.... 125 diberikan pupuk tambahan. Pemberian pupuk pada pembibitan tanaman akan mendorong pertumbuhan bibit lebih cepat dan merata sehingga lebih cepat pula dapat ditanam di lapangan, menurut hasil penelitian Suka (2004) komposisi media tanam yang paling baik adalah tanah : pasir : kompos dengan perbandingan 2 : 1 : 1 pada bibit kakao. Hasil penelitian Suparta (2013) menunjukkan bahwa perbandingan komposisi media tanam 2 : 1 : 1 memberikan total berat kering oven bibit tertinggi. Hasil penelitian Yuwita (2012) pada bibit kopi arabika perbadingan komposisi media tanam yang paling baik adalah 1 : 2 : 1. Pembibitan adalah langkah awal untuk pertanaman berikutnya, oleh karena itu pembibitan harus memperoleh perlakuan tertentu agar kelak diperoleh bibit yang siap tanam (Supriyadi, 1985). Situmorang (1974) menyatakan pembibitan sangat perlu karena jarang langsung biji ditanam di lapangan, dalam pembibitan perawatan lebih sempurna, kebutuhan air dalam musim kemarau harus dapat terpenuhi dengan baik dan cepat, sehingga pertumbuhan tanaman jauh lebih baik, selanjutnya tanaman yang sehat dan kuat dapat dipilih untuk kemudian ditanam di lapangan. Untuk memacu perkecambahan benih, maka perlu perlakuan pemberian zat perangsang tumbuh (ZPT) pada benih. Kadang-kadang rendahnya tingkat perkecambahan benih kemungkinan disebabkan rendahnya tingkat phenol, atau kofektor auksin dalam pembentukan akar (Hartmann dan Kester, 1983). Banyak zat perangsang tumbuh yang beredar dipasar, yang gunanya untuk pembibitan tanaman, maka penulis ingin menguji “Merk Rootmost” sebagai zat perangsang tumbuh (mempercepat tumbuhnya akar) dalam penelitian ini, yang diharapkan dapat menjawab masalah tersebut di atas. Sebagai ilustrasi, berdasarkan penelitian Astawa (2008) pada stek panili mendapatkan hasil perlakuan 4 g liter air-1 memberikan total berat kering oven tanaman-1 terberat, yaitu seberat 1,69 g. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin meneliti pengaruh komposisi media tanam kompos dan konsentrasi ZPT 126 Rootmost terhadap pertumbuhan bibit jambu mete. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komposisi media tanam kompos dan konsentrasi ZPT Rootmost serta interaksinya terhadap pertumbuhan bibit jambu mete. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah dengan penggunaan perbandingan media tumbuh tanah, pasir dan kompos (2 : 1 : 1) serta menggunakan dengan konsentrasi 4 ml Rootmost liter air-1 diharapkan memberikan pertumbuhan bibit jambu mete yang terbaik. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pola faktorial dengan rancangan dasar Rancangan Acak Kelompok (RAK). Percobaan ini menggunakan dua perlakuan yaitu faktor Media Tanam (M) dan faktorkonsentrasi ZPT Rootmost (R). Faktor perlakuan Media Tanam (M) terdiri dari 3 komposisi yaitu :M1 = Media tanah + pasir (3 : 1), M2 = Media tanah + pasir + kompos (2 : 1 :1), M3 = Media tanah + pasir + kompos (2 : 2 : 1). Faktor konsentrasi ZPT Rootmost terdiri 4 (empat) tingkat : R 0 = 0 ml liter air-1 , R1 = 2 ml liter air-1 , R2 = 4 ml liter air-1 dan R3 = 6 ml liter air-1 . Dari kedua faktor perlakuan tersebut terdapat 12 kombinasi perlakuan yang masing masing diulang sebanyak 3 kali sehingga diperlukan 36 polibag percobaan.Penempatan masing – masing kombinasi perlakuan polibag dilakukan secara acak, dengan jarak antar polibag dengan polibag yang lainnya dalam satu ulangan adalah 15 cm dan jarak antar ulangan dengan ulangan lainnya 35 cm. Penelitian ini dilaksanakan di Sanggulan, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, dengan ketinggian tempat ± 200 m dari permukaan laut (dpl) dengan curah hujan 2000 – 2500 mm tahun-1. Penelitian ini berlangsung selama 86 hari yakni dari tanggal 6 Mei – 30 Juli 2015. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah, tanah, pasir, pupuk kompos (kotoran sapi), ZPT Rootmost, polibag ukuran 15 x 35 cm, bambu, plastik lembaran, tali rafia, triplek dan benih mete. Alat-alat yang digunakan yaitu cangkul, timbangan, ayakan, jangka sorong, Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016 penggaris, oven, cangkul, pisau, sabit, palu, dan lain – lain. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah, pasir dan kompos, yang telah dikering anginkan terlebih dahulu dan diayak, kemudian 12 polibag diisi tanah + pasir ( 3 : 1 ), 12 polibag lainnya diisi tanah + pasir + kompos ( 2 : 1 : 1 ) dan 12 polibag lainnya diisi tanah + pasir + kompos ( 2 : 2 : 1 ). Sebelum polibag diisi bahan – bahan tersebut sebelumnya dicampur hingga rata dan masing – masing polibag diisi 3 kg. Kemudian polibag diatur letaknya pada meja penelitian sesuai dengan hasil pengacakan pada masing – masing ulangan, jarak antar ulangan 35 cm dan jarak dalam ulangan 15 cm, kemudian media disiram air sampai betul – betul basah semua sampai ke bawah. Benih yang telah diambil dicuci bersih kemudian dikeringanginkan, sebelum dilakukan perlakuan konsentrasi ZPT Rootmost.Biji yang digunakan sebagai benih dipilih yang baik selanjutnya diperlakukan dengan Rootmost dengan konsentrasi masingmasing 0 ml liter air-1 , 2 ml liter air-1 , 4 ml liter air-1 , dan 6 ml liter air-1 dengan perendaman selama 24 jam. Penanaman benih dilakukan tanggal 6 Mei – 30 Juli 2015 , benih ditanam langsung dalam polibag ukuran 15 x 35 cm dengan berat media 3 kg. Benih ditanam 2 biji polibag-1 dan dibuatkan polibag cadangan untuk mencegah apabila terdapat benih yang tidak dapat tumbuh. Setelah semua bibit tumbuh maka perlu diadakan penjarangan bibit dengan tujuan disetiap polibag hanya ada satu bibit jambu mete yang akan digunakan sebagai objek penelitian. Penjarangan bibit dilakukan dengan memotong menggunakan gunting.Penjarangan dilakukan bersamaan dengan pengamatan saat muncul tunas. Pemeliharaan bibit meliputi : penyiraman, penyiangan,dan pengendalian hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan 1 kali sehari tergantung juga pada keadaan, seandainya hujan maka penyiraman tidak dilakukan. Jadi Penyiraman pada polibag dilakukan hati – hati agar tanah dalam polibag tidak tumpah keluar, tidak kering dan tidak terlalu basah / becek. Penyiraman dilakukan menggunakan gelas air mineral, dengan takaran air ½ gelas. Penyiangan dilakukan setiap saat tergantung dari pertumbuhan gulma yang ada.Rumput yang tumbuh di dalam polibag dan di petakan percobaan segera dicabut dan di buang keluar. Dalam penelitian ini tidak ditemukan serangan hama dan penyakit sehingga tidak dilakukan tindakan pengendalian hama dan penyakit. Pengamatan dilakukan terhadap beberapa parameter yang meliputi bagian tanaman diatas tanah dan dibawah tanah. Adapun parameter yang diamati adalah : Saat muncul tunas (hst),Tinggi bibit (cm), Jumlah daun (helai), Luas daun total bibit-1 (cm2 ), Diameter batang (cm), Berat basah bagian bibit di atas tanah (g), Berat basah bagian bibit di bawah tanah (g), Total berat basah bibit (g), Berat kering oven bagian tanaman di atas tanah (g), Berat kering oven bagian bibit di bawah tanah (g), Total berat kering oven tanaman (g) dan Rasio laju pertumbuhan (%). Penelitian ini diakhiri sampai saat bibit berumur 86 hari setelah tanam (hst). Pengamatan dilakukan dengan membongkar bibit tanaman dengan hati-hati agar tidak ada akar yang terputus.Bibit yang sudah dibongkar dibersihkan dengan air secara perlahan-lahan, selanjutnya dilakukan pengukuran sesuai dengan parameter yang sudah ditentukan. Data hasil pengamatan dianalisis secara statistika dengan analisis keragaman.Apabila faktor tunggal (M dan R) menunjukkan pengaruh yang nyata atau sangat nyata, maka dilanjutkan dengan uji Beda Nilai Terkecil (BNT) 5%.Apabila interaksi perlakuan berpengaruh nyata atau sangat nyata, dilanjutkan dengan uji Duncan’s taraf 5% (Gomez dan Gomez, 1995). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil analisis statistika menunjukkan bahwa pengaruh interaksi antara perlakuan media tanam dan konsentrasi ZPT Rootmost terhadap seluruh parameter yang diamati adalah tidak nyata (p < 0,05) (Tabel 1). Perlakuan media tanam memberikan pengaruh sangat nyata (p < 0,01) terhadap parameter saat muncul tunas, tinggi bibit, jumlah daun, luas daun total bibit-1 dan berat I Nengah Karnata, Pande Gede Gunamanta, Wayan Lana, Meningkatkan Pertumbuhan Bibit.... 127 basah bagian bibit di atas tanah dan total berat basah bibit, selanjutnya terhadap parameter diameter batang, berat basah bagian bibit di bawah tanah, berat kering oven bagian bibit di atas tanah, berat kering oven bagian bibit di bawah tanah, total berat kering oven bibit dan rasio laju pertumbuhan memberikan pengaruh tidak nyata (p < 0,05) (Tabel 1). Perlakuan konsentrasi ZPT Rootmost memberikan pengaruh sangat nyata (p < 0,01) terhadap parameter saat muncul tunas, tinggi bibit, luas daun total bibit-1 dan berat basah bagian bibit di atas tanah dan total berat basah bibit, selanjutnya berpengaruh nyata (p < 0,05) terhadap parameter jumlah daun dan terhadap parameter diameter batang, berat basah bagian bibit di bawah tanah, berat kering oven bagian bibit di atas tanah, berat kering oven bagian bibit di bawah tanah, total berat kering oven bibit dan rasio laju pertumbuhan memberikan pengaruh tidak nyata (p < 0,05) (Tabel 1). Tabel 1. Signifikansi pengaruh media tanam (M) dan konsentrasi ZPT Rootmost (R) serta interaksinya (M x R) terhadap variabel yang diamati No Parameter 1. 2. 3. 4. 5. 6. Saat muncul tunas (hst) Tinggi bibit (cm) Jumlah daun (helai) Luas daun total bibit-1 (cm 2 ) Diameter batang (cm) Berat basah bagian bibit di atas tanah (g) Berat basah bagian bibit di bawah tanah (g) Total berat basah bibit (g) Berat kering oven bagian bibit di atas tanah (g) Berat kering oven bagian bibit di bawah tanah (g) Total berat kering oven bibit (g) Rasio laju pertumbuhan (%) 7. 8. 9. 10. 11. 12. Pengaruh Perlakuan M R MxR ** ** ns ** ** ns ** * ns ** ** ns ns ns ns ** ** ns ns ns ns ** ns ** ns ns ns ns ns ns ns ns ns ns ns ns Keterangan : ns = berpengaruh tidak nyata (< 0,05) * = berpengaruh nyata (p < 0,05) ** = berpengaruh sangat nyata (p< 0,01) hst = hari setelah tanam Saat muncul tunah (hst) Perlakuan media tanam dan konsentrasi ZPT Rootmost berpengaruh sangat nyata (p< 0,01) terhadap parameter saat muncul tunas, sedangkan interaksi antara kedua perlakuan terhadap saat muncul tunas adalah berpengaruh 128 tidak nyat(p<0,05) (Tabel 1).Perlakuan tunggal media tanam mampu mempercepat tumbuhnya tunassecara nyata. Saat muncul tunas tercepatditunjukkan oleh perlakuan media tanah + pasir + kompos (2 : 1 : 1) (M2 ) yaitu 13,58 hst atau lebih cepat 8,03 % dibandingkan media tanah + pasir (3 : 1) (M1 ) yaitu 14,67 hst (Tabel 2). Perlakuan tunggal konsentrasi ZPT Rootmost juga mampu mempercepat tumbuhnya tunassecara nyata. Saat muncul tunas tercepatditunjukkan oleh perlakuan konsentrasi 6 ml liter air-1 (R3 ) yaitu 12,78 hst atau lebih cepat 19,95 % dibandingkan dengan konsentrasi 0 ml liter air-1 (R0 ) yaitu 15,33 hst (Tabel 2). Tinggi bibit (cm) Perlakuan media tanam dan konsentrasi ZPT Rootmost berpengaruh sangat nyata (p< 0,01) terhadap parameter tinggi bibit, sedangkan interaksi antara kedua perlakuan terhadap tinggi bibit adalah berpengaruh tidak nyata (p < 0,05) (Tabel 1).Perlakuan tunggal media tanam mampu meningkatkan tinggi bibitsecara nyata, dimana tinggi bibit tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan media tanah + pasir + kompos (2 : 1 : 1) (M2 ) yaitu 23,83 cm atau lebih tinggi 15,29 % dibandingkan media tanah + pasir (3 : 1) (M1 ) sebesar 20,67 cm (Tabel 2). Perlakuan tunggal konsentrasi ZPT Rootmost juga mampu meningkatkan tinggi bibitsecara nyata, dimana tinggi bibit tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan konsentrasi 6 ml liter air-1 (R3 ) yaitu 24,67 cm atau lebih tinggi 28,36 % dibandingkan dengan konsentrasi 0 ml liter air1 (R0 ) sebesar 19,22 cm (Tabel 2). Jumlah daun (helai) Perlakuan media tanam berpengaruh sangat nyata (p < 0,01) terhadap parameter jumlah daun, sedangkan konsentrasi ZPT Rootmost berpengaruh nyata (p< 0,05). Selanjutnya interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata(p < 0,05) terhadap jumlah daun (Tabel 1).Perlakuan tunggal media tanam mampu meningkatkan jumlah daunsecara nyata, dimana jumlah daunterbanyak ditunjukkan oleh perlakuan media tanah + pasir + kompos (2 : 1 : 1) (M2 ) yaitu 13,33 helai atau lebih banyak 11,83 % Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016 dibandingkan media tanah + pasir (3 : 1) (M1 ) sebanyak 11,92 helai (Tabel 3). Perlakuan tunggal konsentrasi ZPT Rootmost juga mampu meningkatkan jumlah daunsecara nyata, dimana jumlah daunterbanyak ditunjukkan oleh perlakuan konsentrasi 6 ml liter air-1 (R3 ) yaitu 13,22 helai atau lebih banyak 11,19 % dibandingkan konsentrasi 0 ml liter air-1 (R0 ) sebanyak 11,89 helai (Tabel 3). Tabel 2. Pengaruh tunggal media tanam dan konsentrasi ZPT Rootmost terhadap saat muncul tunas dan tinggi bibit Perlakuan Media Tanam (M): Media tanah + pasir (3 : 1) (M 1 ) Media tanah + pasir + kompos (2 : 1 :1) (M 2 ) Media tanah + pasir + kompos (2 : 2 : 1) (M 3 ) BNT 5 % Saat muncul tunas (hst) 14,67 a 13,58 b Tinggi bibit (cm) 20,67 b 23,83 a 13,67 b 0,579 22,25 ab 1,86 0 ml liter air-1 (R0 ) 2 ml liter air-1 (R1 ) 15,33 a 19,22 b 4 ml liter air (R2 ) 14,56 b 21,00 b 13,22 c 24,11 a 12,78 c 0,668 24,67 a 2,15 Konsentrasi ZPT Rootmost (R) -1 6 ml liter air-1 (R3 ) BNT 5 % Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan kolom yang sama adalah tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%. Luas daun total bibit-1 (cm) Perlakuan media tanam dan konsentrasi ZPT Rootmost berpengaruh sangat nyata (p< 0,01) terhadap parameter luas daun total bibit-1 , sedangkan interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata (p < 0,05) terhadap luas daun total bibit-1 (Tabel 1).Perlakuan tunggal media tanam mampu meningkatkan luas daun total bibit-1 secara nyata, dimana luas daun total bibit-1 terluas ditunjukkan oleh perlakuan media tanah + pasir + kompos (2 : 1 : 1) (M2 ) yaitu 126,58 cm2 atau lebih luas 14,55 % dibandingkan media tanah + pasir (3 : 1) (M1 ) seluas 110,50 cm2 (Tabel 3). Perlakuan tunggal konsentrasi ZPT Rootmost juga mampu meningkatkan luas daun total bibit-1 secara nyata, dimana luas daun total bibit-1 terluas ditunjukkan oleh perlakuan konsentrasi 6 ml liter air-1 (R3 ) yaitu 135 cm2 atau lebih luas 31,21 % dibandingkan dengan konsentrasi 0 ml liter air-1 (R0 ) seluas 102,89 cm2 (Tabel 3). Diameter batang (cm) Pengaruh perlakuan media tanam dan konsentrasi ZPT Rootmost serta interaksi antara kedua perlakuan terhadap diameter batang adalah berpengaruh tidak nyata (p < 0,05) (Tabel 1). Perlakuantunggal media tanam dengan komposisi yang berbeda tidak mampu meningkatkan diameter batang secara nyata, dimana rata-rata diameter batang ketigakomposisi perlakuan, sebesar 0,30 cm (Tabel 3). Perlakuan tunggal konsentrasiZPT Rootmost pada tingkat yang berbeda juga tidak mampu meningkatkan diameter batang secara nyata, dimana rata-rata diameter batang keempat tingkat perlakuan, sebesar 0,30 cm (Tabel 3). Tabel 3. Pengaruh tunggal media tanam dan konsentrasi ZPT Rootmost terhadap jumlah daun dan luas daun total bibit-1 dan diameter batang Perlakuan Jumlah daun (helai) Luas daun total bibit-1 (cm 2 ) Diamet er batang (cm) 110,50 b 0,30 a 126,58 a 0,31 a Media Tanam (M): Media tanah + pasir (3 : 1) (M1 ) Media tanah + pasir +kompos (2 : 1 :1) (M 2 ) Media tanah + pasir +kompos (2 : 2 : 1) (M 3 ) BNT 5 % 11,92 b 13,33 a 123,42 a 0,29 a 12,67 a 0,71 8,565 ns 11,89 b 102,89 b 0,27 a Konsentrasi ZPT Rootmost (R) 0 ml liter air -1 (R0 ) 2 ml liter air -1 (R1 ) 4 ml liter air -1 (R2 ) 6 ml liter air -1 (R3 ) BNT 5 % 112,00 b 0,29 a 13,00 a 12,44 ab 130,78 a 0,33 a 13,22 a 0,81 135,00 a 9,89 0,31 a ns Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan kolom I Nengah Karnata, Pande Gede Gunamanta, Wayan Lana, Meningkatkan Pertumbuhan Bibit.... 129 yang sama adalah tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%. Berat basah bagian bibit di atas tanah (g) Perlakuan media tanam dan konsentrasi ZPT Rootmost berpengaruh sangat nyata (p< 0,01) terhadap parameter berat basah bagian bibit di atas tanah, sedangkan interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata (p ≥ 0,05) terhadap berat basah bagian bibit di atas tanah(Tabel 1). Perlakuan tunggal media tanam mampu meningkatkan berat basah bagian bibit di atas tanahsecara nyata, dimana berat basah bagian bibit di atas tanah terberat ditunjukkan oleh perlakuan media tanah + pasir + kompos (2 : 1 : 1) (M2 ) yaitu 17,50 g atau lebih berat 28,87 % dibandingkan media tanah + pasir (3 : 1) (M1 ) seberat 13,58 g (Tabel 4). Perlakuan tunggal konsentrasi ZPT Rootmost juga mampu meningkatkan berat basah bagian bibit di atas tanah secara nyata, dimana berat basah bagian bibit di atas tanah terberat ditunjukkan oleh perlakuan konsentrasi 6 ml liter air-1 (R3 ) yaitu 18,00 g atau lebih berat 53,67 % dibandingkan dengan konsentrasi 0 ml liter air1 (R0 ) seberat 12,00 g (Tabel 4). Berat basah bagian bibit di bawah tanah (g) Pengaruh perlakuan media tanam dan konsentrasi ZPT Rootmost serta interaksi antara kedua perlakuan terhadap berat basah bagian bibit di bawah tanahadalah berpengaruh tidak nyata (p < 0,05) (Tabel 1).Perlakuan tunggal media tanam pada komposisi yang berbeda tidak mampu meningkatkan berat basah bagian bibit di bawah tanahsecara nyata, dimana rata-rata berat basah bagian bibit di bawah tanahketigakomposisi perlakuan, seberat6,78 g (Tabel 4). Perlakuan tunggal konsentrasiZPT Rootmost pada tingkat yang berbeda juga tidak mampu meningkatkan berat basah bagian bibit di bawah tanahsecara nyata, dimana rata-rata berat basah bagian bibit di bawah tanahkeempat tingkat perlakuan, sebesar 6,72 g (Tabel 4). Total berat basah bibit (g) Perlakuan media tanam dan konsentrasi ZPT Rootmost berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap parameter total berat basah 130 bibit, sedangkan interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata (p < 0,05) terhadap total berat basah bibit (Tabel 1).Perlakuan tunggal media tanam mampu meningkatkan total berat basah bibit secara nyata, dimana total berat basah bibitterberat ditunjukkan oleh perlakuan media tanah + pasir + kompos (2 : 1 : 1) (M2 ) yaitu 24,17 g atau lebih berat 19,83 % dibandingkan media tanah + pasir (3 : 1) (M1 ) seberat 20,17 g (Tabel 4). Perlakuan tunggal konsentrasi ZPT Rootmost juga mampu meningkatkan total berat basah bibit secara nyata, dimana total berat basah bibitterberat ditunjukkan oleh perlakuan konsentrasi 6 ml liter air-1 (R3 ) yaitu 24,78 g atau lebih berat 28,93 % dibandingkan dengan konsentrasi 0 ml liter air-1 (R0 ) seberat 19,22 g (Tabel 4). Tabel 4. Pengaruh tunggal media tanam dan konsentrasi ZPT Rootmost terhadap berat basah bagian bibit di atas tanah, berat basah bagian bibit di bawah tanah dan total berat basah bibit Perlakuan Berat basah bagian bibit di atas tanah (g) Berat basah bagian bibit di bawah tanah (g) Total berat basah bibit (g) 6,58 a 20,17 b 6,67 a 24,17 a 7,08 a 22,50 a ns 2,192 6,44 a 19,22 c 6,78 a 21,67 b Media Tanam (M): Media tanah + pasir (3 : 1) (M1) Media tanah + pasir + kompos (2 : 1 :1) (M 2 ) Media tanah + pasir + kompos (2 : 2 : 1) (M 3 ) BNT 5 % Konsentrasi ZPT Rootmost (R) 0 ml liter air -1 (R0 ) 2 ml liter air -1 (R1 ) 4 ml liter air -1 (R2 ) 6 ml liter air -1 (R3 ) BNT 5 % 13,58 c 17,50 a 15,42 b 1,594 12,00 c 15,11 b 16,44 b 18,44 a 1,841 7,00 a 23,44 ab 6,67 a 24,78 a ns 1,898 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan kolom yang sama adalah tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%. Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016 Berat kering oven bagian bibit di atas tanah (g) Pengaruh perlakuan media tanam dan konsentrasi ZPT Rootmost serta interaksi antara kedua perlakuan terhadap berat kering oven bagian bibit di atas tanah adalah berpengaruh tidak nyata (p < 0,05) (Tabel 1).Perlakuan tunggal media tanam pada komposisi yang berbeda tidak mampu meningkatkan berat kering oven bagian bibit di atas tanah secara nyata, dimana rata-rata berat kering oven bagian bibit di atas tanah ketigakomposisi perlakuan, seberat5,56 g (Tabel 5). Perlakuan tunggal konsentrasiZPT Rootmost pada tingkat yang berbeda juga tidak mampu meningkatkan berat kering oven bagian bibit di atas tanah secara nyata, dimana rata-rata berat kering oven bagian bibit di atas tanah keempat tingkat perlakuan sebesar 5,56 g (Tabel 5). Berat kering oven bagian bibit di bawah tanah (g) Pengaruh perlakuan media tanam dan konsentrasi ZPT Rootmost serta interaksi antara kedua perlakuan terhadap berat kering oven bagian bibit di bawah tanah adalah berpengaruh tidak nyata (p < 0,05) (Tabel 1). Perlakuan tunggal media tanam pada komposisi yang berbeda tidak mampu meningkatkan berat kering oven bagian bibit di bawah tanah secara nyata, dimana rata-rata berat kering oven bagian bibit di bawah tanah ketigakomposisi perlakuan, seberat5,08 g (Tabel5). Perlakuan tunggal konsentrasiZPT Rootmost pada tingkat yang berbeda juga tidak mampu meningkatkan berat kering oven bagian bibit di bawah tanah secara nyata, dimana rata-rata berat kering oven bagian bibit di bawah tanah keempat tingkat perlakuan sebesar 5,08 g (Tabel 5). Total berat kering oven bibit (g) Pengaruh perlakuan media tanam dan konsentrasi ZPT Rootmost serta interaksi antara kedua perlakuan terhadap total berat kering oven bibit adalah berpengaruh tidak nyata (p ß0,05) (Tabel 1).Perlakuan tunggal media tanam pada komposisi yang berbeda tidak mampu meningkatkan total berat kering oven bibit secara nyata, dimana rata-rata total berat kering oven bibit ketigakomposisi perlakuan, seberat10,64 g (Tabel 6). Perlakuan tunggal konsentrasiZPT Rootmost pada tingkat yang berbeda juga tidak mampu meningkatkan total berat kering oven bibit secara nyata, dimana rata-rata total berat kering oven bibit keempat tingkat perlakuan sebesar 10,64 g (Tabel 6). Tabel 5. Pengaruh tunggal media tanam dan konsentrasi ZPT Rootmost terhadap berat kering oven bagian bibit di atas tanah dan berat kering oven bagian bibit di bawah tanah Perlakuan Berat kering oven bagian bibit di atas tanah (g) Media Tanam (M): Media tanah + pasir (3 : 1) (M1 ) Media tanah + pasir + kompos (2 : 1 :1) (M 2 ) Media tanah + pasir + kompos (2 : 2 : 1) (M 3 ) BNT 5 % 5,42 a 5,67 a Berat kering oven bagian bibit di bawah tanah (g) 5,00 a 5,25 a 5,00 a 5,58 a ns ns Konsentrasi ZPT Rootmost (R) 0 ml liter air -1 (R0 ) 5,56 a 5,22 a 2 ml liter air -1 (R1 ) 5,44 a 4,89 a 4 ml liter air -1 (R2 ) 5,56 a 5,22 a 6 ml liter air -1 (R3 ) 5,67 a 5,00 a BNT 5 % ns ns Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan kolom yang sama adalah tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%. Rasio laju pertumbuhan (%) Pengaruh perlakuan media tanam dan konsentrasi ZPT Rootmost serta interaksi antara kedua perlakuan terhadap rasio laju pertumbuhan adalah berpengaruh tidak nyata (p ≤ 0,05) (Tabel 1). Perlakuan tunggal media tanam pada komposisi yang berbeda tidak mampu meningkatkan rasio laju pertumbuhan secara nyata, dimana rata-rata rasio laju pertumbuhan ketigakomposisi perlakuan I Nengah Karnata, Pande Gede Gunamanta, Wayan Lana, Meningkatkan Pertumbuhan Bibit.... 131 adalah113,05 % (Tabel 6). Perlakuan tunggal konsentrasiZPT Rootmost pada tingkat yang berbeda juga tidak mampu meningkatkan rasio laju pertumbuhan secara nyata, dimana rata-rata rasio laju pertumbuhan keempat tingkat perlakuan adalah 113,05 % (Tabel 6). Tabel 6. Pengaruh tunggal media tanam dan konsentrasi ZPT Rootmost terhadap total berat kering oven bibit dan rasio laju pertumbuhan Perlakuan Total berat kering oven bibit (g) Rasio laju pertumbuhan (%) Media Tanam (M): Media tanah + pasir (3 : 1) (M1 ) Media tanah + pasir + kompos (2 : 1 :1) (M 2 ) Media tanah + pasir +kompos (2 : 2 : 1) (M 3 ) BNT 5 % 10,42 a 10,92 a 110,69 a 108,89 a 119,58 a 10,58 a ns ns Konsentrasi ZPT Rootmost (R) 0 ml liter air -1 (R0 ) 10,78 a 108,52 a 2 ml liter air -1 (R1 ) 10,33 a 111,67 a 4 ml liter air -1 (R2 ) 10,78 a 117,22 a 6 ml liter air -1 (R3 ) 10,67 a 114,81 a BNT 5 % ns ns Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan kolom yang sama adalah tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%. Pembahasan Interaksi antara perlakuan media tanam dan konsentrasi ZPT Rootmost berpengaruh tidak nyata (p < 0,05) terhadap seluruh parameter yang diamati (Tabel 1). Jadi secara bersamaan perlakuan media tanam dan konsentrasi ZPT Rootmost memberikan pengaruh yang kecil terhadap parameter yang diamati sehingga berpengaruh tidak nyata(p < 0,05).Pertumbuhan bibit jambu mete lebih banyak dipengaruhi oleh perlakuan tunggal media tanam danperlakuankonsentrasi ZPT Rootmost . 132 Perlakuan tunggal media tanam mampu meningkatkan total berat basah bibit secara nyata, dimana total berat basah bibitterberat ditunjukkan oleh perlakuan media tanah + pasir + kompos (2 : 1 : 1) (M2 ) yaitu 24,17 g atau lebih berat 19,83 % dibandingkan media tanah + pasir (3 : 1) (M1 ) seberat 20,17 g (Tabel 4). Akan tetapi, peningkatan total berat basah bibit ini tidak mampu meningkatkan total berat kering oven. Hal ini diduga disebabkan oleh belum optimalnya assimilat atau bahan kering (fotosintat) yang dihasilkan oleh tanaman. Belum optimalnya bahan kering yang dihasilkan diduga disebabkan oleh masa pertumbuhan bibit yang hanya berlangsung lebih kurang 3 bulan. Tanaman jambu mete termasuk tanaman industri yang tergolong tanaman tahunan. Sebagai tanaman tahunan, jambu mete memerlukan waktu yang panjang untuk meningkatkan bahan kering atau assimilate. Meningkatnya total berat basah bibitpada perlakuan media tanah + pasir + kompos (2 : 1 : 1) (M2 ) berarti komposisi media ini paling baik dibandingkan dengan komposisi media tanam lainnya, terutama perbandingan komposnya. Penggunaan media tanam organik dalam hal ini kompos dengan komposisi yang tepat berdampak terhadap perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi media tanam yang lebih baik sehingga dapat merangsang pembentukan dan perkembangan akar (Hendromono, 2003). Walaupun dalam konteks penelitian ini tidak dianalisis sifat fisik, kimia dan biologi media, akan tetapi diduga perlakuan media tanah + pasir + kompos (2 : 1 : 1) (M2 ) mampu memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan bibit jambu mete. Penggunaan kompos sebagai media tanam organik penting dalam pengikatan kemampuan tanah untuk menahan air lebih lama serta mempertahankan kelembaban terutama pada tanah – tanah berpasir (Syarif, 1985). Sifat kimia ditunjukkan dengan meningkatnya unsur hara makro dan mikro dalam media tanam, secara biologi meningkatkan jumlah dan aktivitas mikroba, menggemburkan tanah, merangsang pertumbuhan akar dan tunas (Mulat, 2003). Meningkatnya total berat basah bibitpada perlakuan media tanah + pasir + Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016 kompos (2 : 1 : 1) (M2 ) disebabkan oleh peningkatan bagian bibit di atas tanah. Selanjutnya peningkatan berat basah bagian bibit di atas tanah lebih disebabkan oleh meningkatnya organ-organ tanaman di atas tanah seperti batang dan daun.Lebih awalnya munculnya tunas juga menyebabkan meningkatnya total berat basah bibitpada perlakuan media tanah + pasir + kompos (2 : 1 : 1) (M2 ) yaitu 13,58 hst atau lebih cepat 8,03 % dibandingkan media tanah + pasir (3 : 1) (M1 ) yaitu 14,67 hst (Tabel 2). Dengan lebih awalnya munculnya tunas maka akar bibit lebih lama dan lebih banyak berkesempatan menyerap unsur hara dan air untuk keperluan pertumbuhan bibit selanjutnya. Perlakuan tunggal konsentrasi ZPT Rootmost juga mampu meningkatkan total berat basah bibit secara nyata, dimana total berat basah bibitterberat ditunjukkan oleh perlakuan konsentrasi 6 ml liter air-1 (R3 ) yaitu 24,78 g atau lebih berat 28,93 % dibandingkan dengan konsentrasi 0 ml liter air-1 (R0 ) seberat 19,22 g (Tabel 4). Seperti halnya pada perlakuan media tanam, peningkatan total berat basah bibit ini tidak mampu meningkatkan total berat kering oven. Meningkatnya total berat basah bibit pada konsentrasi 6 ml ZPT Rootmost liter air-1 (R3 ) dibandingkan dengan perlakuan 0 ml liter air-1 (R0 ) berarti pada tingkat konsentrasi 6 ml liter air-1 (R3 ) bahan aktif I-naftalenaselamida 0,067%, 2-metil - I nagtalenasetamida 0,013%, 2- metil- I naftalena asetat 0,33% dan indol – 3 butirat 0,057% memberikan pengaruh yang terbaik terhadap pertumbuhan total berat basah bibit. Di samping itu, kandungan fungisida thiram 4% mampu melindungi bibit dari serangan jamur yang sering menyerang bibit (Hartmann dan Kester, 1983). Meningkatnya total berat basah bibitpada pada konsentrasi 6 ml ZPT Rootmost liter air-1 (R3 ) disebabkan oleh peningkatan bagian bibit di atas tanah. Selanjutnya peningkatan berat basah bagian bibit di atas tanah lebih disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan batang dan daun. Pengaruh ZPT Rootmost dilihat dari segi fisiologi, akan berpengaruh terhadap pengembangan sel (perkecambahan) dan pertumbuhan akar dan tunas (Abidin, 1985). Lebih lanjut dinyatakan bahwa penggunaan Rootmost akan memacu pertumbuhan akar biji atau benih. Hal ini terlihat dari parameter munculnya tunas. Pada konsentrasi 6 ml ZPT Rootmost liter air-1 (R3 ) mampu mempercepat munculnya tunas 19,95 % dibandingkan dengan konsentrasi 0 ml liter air-1 (R0 ) yaitu 15,33 hst (Tabel 2). Dengan lebih awalnya munculnya tunas maka akar bibit lebih lama dan lebih banyak berkesempatan menyerap unsur hara dan air untuk keperluan pertumbuhan bibit selanjutnya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Interaksi antara perlakuan media tanam dan konsentrasi ZPT Rootmost berpengaruh tidak nyata (p < 0,05) terhadap seluruh parameter yang diamati. 2. Perlakuan komposisi media tanam memberikan pengaruh sangat nyata (p < 0,01) terhadap parameter saat muncul tunas, tinggi bibit, jumlah daun, luas daun total bibit-1 dan berat basah bagian bibit di atas tanah dan total berat basah bibit, selanjutnya terhadap parameter diameter batang, berat basah bagian bibit di bawah tanah, berat kering oven bagian bibit di atas tanah, berat kering oven bagian bibit di bawah tanah, total berat kering oven bibit dan rasio laju pertumbuhan memberikan pengaruh tidak nyata (p < 0,05). Total berat basah bibitterberat ditunjukkan oleh perlakuan media tanah + pasir + kompos (2 : 1 : 1) (M2 ) yaitu 24,17 g atau lebih berat 19,83 % dibandingkan media tanah + pasir (3 : 1) (M1 ) seberat 20,17 g. 3. Perlakuan konsentrasi ZPT Rootmost memberikan pengaruh sangat nyata (p < 0,01) terhadap parameter saat muncul tunas, tinggi bibit, luas daun total bibit-1 dan berat basah bagian bibit di atas tanah dan total berat basah bibit, selanjutnya berpengaruh nyata (p < 0,05) terhadap parameter jumlah daun dan terhadap parameter diameter batang, berat basah I Nengah Karnata, Pande Gede Gunamanta, Wayan Lana, Meningkatkan Pertumbuhan Bibit.... 133 bagian bibit di bawah tanah, berat kering oven bagian bibit di atas tanah, berat kering oven bagian bibit di bawah tanah, total berat kering oven bibit dan rasio laju pertumbuhan memberikan pengaruh tidak nyata (p ≥ 0,05). Total berat basah bibitterberat ditunjukkan oleh perlakuan konsentrasi 6 ml liter air-1 (R3 ) yaitu 24,78 g atau lebih berat 28,93 % dibandingkan dengan konsentrasi 0 ml liter air-1 (R0 ) seberat 19,22 g. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini maka disarankan: 1. Pembibitan jambu mete yang mengikuti perlakuan penelitian ini, maka dapat disarankan menggunakanmedia tanah + pasir + kompos (2 : 1 : 1)yang dikombinasikan dengan ZPT Rootmost dengan konsentrasi 4 ml liter air-1 . 2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan perlakuan yang sama atau perlakuan perbandingan komposnya dipertajam tetapi pada tanaman industri (tahunan) yang berbeda sehingga hasilnya dapat dibandingkan dengan hasil penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Abidin. 1985. Dasar-Dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh. Jakarta : Penerbit PT Angkasa Raya Anonimus. 2006. Informasi Perkebunan. Pemerintah Provinsi Bali Dinas Perkebunan. Denpasar -------------. 2007. Media Tanam Untuk Tanaman Hias. Jakarta : Penebar Swadaya -------------. 2008. Profil Tanaman Jambu Mete. Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta. -------------. 2011. Budidaya Tanaman Jambu Mete. (Makalah Budidaya Jambu Mete).http:/salminm0inti.wordpress.com/ 2011/06/11/makalah-budidaya-jambumente di unduh tanggal 7 Januari 2014 -------------. 2012. Statistik Perkebunan Provinsi Bali. Denpasar : Pemerintah Provinsi Bali Dinas Perkebunan. 134 Astawa, I K. 2008. Pengaruh Letak Bahan Setek dan Konsentrasi Rootone F terhadap Pertumbuhan Setek Bibit Panili ( Vanilla planifolia Andrews )” (Skripsi). Tabanan :Universitas Tabanan Buckman,O.H., Nyle C. Brady.1982. Ilmu Tanah.Jakarta : Bhatara Karya Aksara (Terjemahan). Gomes,K.,Gomes,A.1995.Prosedur Statistik Untuk Peneletian Pertanian. Jakarta : Universitas Indonesia. Hartmann, G.H., Kester, J. 1983. Plant Progation.Jakarta : Penerbit PT.Mediatama Sarana Perkasa. Hendromono.2003.Increasing The Quality of Forest Tree Seeling by Using Appropriate organic Medium an Container.Bogor : Forestry Research adng Development.Vol 4 no.2 Mulat, T. 2003. Membuat dan Memanfaatkan Kascing Pupuk Organik Berkualitas. Cetakan pertama.Jakarta : PT. Agro Media Pustaka. Nurhayati,H.,Nyakpa.Y., Lubis.A.M., Nugroho.G.S., Diha.A.M., Hong.B.G., Balley.H.H. 1986. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung. Situmorang. 1974. Budidaya dan Pengolahan Coklat. Balai Penelitian Pertanian Bogor. Sub Penelitian Jember. Suka,I.W. 2004. Pengaruh Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea Terhadap Pertumuhan Bibit Kakao( Theobroma cocoa L.)( Skripsi ). Tabanan : Universitas Tabanan. Suparta,A.I.P. 2013. Pengaruh Komposisin Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan Bibit Pepaya (Caraica papaya L.)(skripsi).Tabanan : Universitas Tabanan. Supriyadi,G. 1985. Manageman Pembibitan Cokelat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Balai Penelitian Perkebunan Jember, hal 13 – 18. Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Jakarta : Penerbit Rajawali Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016 Syarif,S. 1985. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Bandung : Pustaka Buana. Turaini,I.W.K.,Karnata,N.,Rusdianta,M.G. 2012. Pengaruh Komposisi Media Kascing dan Umur Bibit Terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Majegau (Dysoxylum Parasikum Osbeck Kostrem). Tabanan: Majalah Ilmiah Universitas Tabanan Vol .9 No.2 September 2012. Sukawidana,I.M. 2011. Kondisi Fisik, Kimia dan Biologi Tanah Pembibitan Jambu Mete Akibat Inokulasi Mikoriza dan Pupuk Organik. Tabanan : Ganesa Swara Vol 5 No.1,Pebruari 2011. Yuwita,P.D.S. 2012. Respon Pertumbuhan Bibit Kopi Arabika (Coffea Arabica L.) Pada Perlakuan Kombinasi Media Tanam Organik dan Kosentrasi Zat Pengatur Tumbuh Atonik ( Skripsi ). Tabanan :Universitas Tabanan I Nengah Karnata, Pande Gede Gunamanta, Wayan Lana, Meningkatkan Pertumbuhan Bibit.... 135