BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bakteri selulolitik merupakan bakteri yang memiliki kemampuan mensintesis selulase yang berfungsi menghidrolisis selulosa. Bakteri tersebut di antaranya ialah bakteri dari jenis Pseudomonas, Cellulomonas, Bacillus, Micrococcus, Cellovibrio, dan Sporosphytophaga (Lynd et al., 2002). Bakteri ini banyak bersimbiosis dengan saluran pencernaan hewan termasuk berbagai jenis ikan dan rayap pemakan kayu. Bandeng (Chanos chanos Forsskäl) merupakan salah satu jenis ikan herbivora yang mengonsumsi fitoplankton dan mikroalga. Di dalam saluran pencernaan ikan bandeng kemungkinan terdapat berbagai bakteri selulolitik yang membantu proses pencernaannya. Adapun rayap merupakan salah satu serangga yang mengonsumsi seresah kayu sebagai makanannya. Sebagai serangga pemakan kayu, rayap bersimbiosis dengan berbagai macam protozoa dan bakteri selulolitik dalam organ pencernaannya. Karakterisasi bakteri selulolitik dapat dilakukan secara fenotip dan genotip. Karakterisasi secara fenotip memiliki beberapa kelemahan diantaranya kerapnya terjadi kesalahan dalam mendeteksi spesies dan galur bakteri serta karakter fenotipik bakteri yang tidak bersifat stabil. Oleh karena itu, diperlukan karakterisasi lebih akurat yaitu karakterisasi molekular secara genotip. Menurut Hestiningtyas dalam Sugianto dkk. (2015), karakterisasi atau identifikasi molekular dapat dilakukan melalui amplifikasi DNA dengan Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk memperoleh amplikon dari sekuen gen 16S rRNA dalam jumlah yang banyak dengan waktu yang cepat. Gen 16S rRNA sering digunakan untuk mengetahui hubungan filogenetik organisme sebab gen ini bersifat ubiquitos dengan fungsi yang identik pada seluruh organisme dan terdiri dari conserved area yang bersifat relatif konstan dan memiliki laju mutasi yang rendah. 1 Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang telah mengisolasi dan mengarakterisasi bakteri selulolitik dari ikan bandeng dan rayap. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya berhasil mengisolasi delapan bakteri selulolitik dari saluran pencernaan ikan bandeng (Chanos chanos Forsskäl). Delapan isolat tersebut adalah BSA B1, BSA B3, BSA E2, BSA E2, BSA D1, LBA, LBD, LBC (Lathifah dkk., 2009). Isolat bakteri selulolitik BSA B1 memiliki aktivitas enzim selulase ekstrak kasar terbesar yaitu 0,35 U/ml (Nindyasari dkk., 2011) dan selulase dari isolat tersebut telah mengalami tahap purifikasi enzim dengan aktivitas enzim spesifik sebesar 7,543 U/mg (Janatunaim, 2015). Adapun penelitian Janatunaim (2014) berhasil mengisolasi bakteri selulolitik dari saluran pencernaan rayap ordo isoptera sebanyak empat isolat yaitu BSR 2, BSR 3, BSR 8 dan BSR 9. Penelitian menunjukkan aktivitas selulolitik terbaik dimiliki oleh BSR 8 dan BSR 3. Penelitian mengenai bakteri selulolitik tersebut masih terbatas pada isolasi enzim tanpa karakterisasi dan identifikasi jenis bakteri. Oleh karena itu, perlu dilakukan isolasi DNA dan karakterisasi sekuen 16S rRNA dari bakteribakteri selulolitik tersebut sehingga dapat diketahui jenis dan keberagaman bakteri dari saluran pencernaan ikan bandeng dan rayap. B. Permasalahan Berdasarkan dari latar belakang di atas maka penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah DNA genom bakteri selulolitik isolat BSA B1, BSR 2, BSR 3, BSR 8, BSR 9 dapat diisolasi dengan metode konvensional? 2. Jenis bakteri selulolitik apa saja yang terdapat pada saluran pencernaan ikan bandeng dan rayap berdasarkan gen 16S rRNA? 3. Apakah jenis bakteri selulolitik yang ditemukan pada saluran pencernaan ikan bandeng berbeda dengan saluran pencernaan rayap? 2 C. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengisolasi DNA genom bakteri selulolitik isolat BSA B1, BSR 2, BSR 3, BSR 8 dan BSR 9 dengan metode konvensional 2. Mengetahui jenis bakteri selulolitik isolat BSA B1, BSR 2, BSR 3, BSR 8 dan BSR 9 berdasarkan karakterisasi molekular gen 16S rRNA 3. Mengetahui perbedaan jenis bakteri seluloltik yang terdapat pada saluran pencernaan ikan bandeng dan rayap D. Manfaat Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Memberikan informasi mengenai jenis spesies atau keberagaman bakteri selulolitik yang berasal dari saluran pencernaan bandeng dan rayap sehingga dapat dikembangkan lebih baik untuk memproduksi selulase komersial 2. Memberikan informasi mengenai identifikasi jenis bakteri selulolitik melalui analisis rangkaian PCR gen 16S rRNA yang tepat sehingga dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya. 3