UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54 ISSN : 2541-6693 Untirta Civic Education Journal PENERAPAN MODEL PENILAIAN BERBASIS PORTFOLIO PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Penelitian Tindakan Kelas di kelas X Pariwisata SMK Multiguna Sumedang) (Diterima 22 Februari 2016; direvisi 10 Maret 2016; disetujui 20 Maret 2016) Wika Hardika Legiani1 1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan , FKIP, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang e-mail : [email protected] Abstrak Penelitian ini memberi gambaran tentang penerapan model penilaian berbasis portofolio (Portofolio based assessment) pada mata pelajaran PKn untuk meningkatkan berpikir kritis siswa. Masalah penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah mutu pendidikan dan kemampuan profesional guru dalam melakukan penilaian hasil belajar yang masih rendah,sehingga berpengaruh terhadap tingkat berpikir kritis dan prestasi belajar terhadap pelajaran PKn, maka dikembangkan model penilaian pembelajaran yang dapat merubah siswa dalam cara belajar dan cara penilaian hasil belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengkaji penerapan model penilaian berbasis portofolio (portofolio based assessment) dalam pelajaran PKn untuk meningkatkan berpikir kritis siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan subjek penelitian yaitu siswa kelas X Pariwisata SMK Multiguna Darmaraja, dengan teknik penelitian yang dilakukan yaitu melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi literatur. Berdasarkan hasil penelitian dari mulai tindakan siklus pertama sampai tindakan siklus ketiga, diperoleh hasil penelitian yaitu dengan penerapan Model Penilaian Berbasis Portofolio (Portofolio Based Assessment) Pada Mata Pembelajaran Pkn untuk Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa, mengalami perubahan dalam setiap siklusnya dari mulai proses pembelajaran, nilai tes tulis yang diberikan oleh guru, tugas-tugas lapangan dengna wawancara, maupun tugas pembuatan makalah, adapun beberapa kendala yang dialami oleh guru diantaranya yaitu suasana belajar dan kebiasaan belajar yang pasif, monoton dan hanya terfokus pada guru saja. Interaksi antara peneliti dan siswa sulit dilakukan karena siswa merasa asing dengan proses pemberian tugas seperti observasi, wawancara, siswa masih menganggap tugas yang diberikan oleh guru adalah beban dan seringkali sangat sulit untuk mengumpulkan tugas tepat pada waktunya,siswa tidak terbiasa dengan penilaian portofolio dan proses pembelajaran yang kritis dan membahas masalah sosial yang dibawa ke dalam kelas, sehingga kegiatan proses belajar menjadi pasif. Adapun upaya yang dilakukan oleh guru yaitu, guru 35 UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54 ISSN : 2541-6693 Untirta Civic Education Journal berusaha meningkatkan cara penilaian hasil belajar dan membangun suasana kelas yang demokratis, kondusif, aktif dan menyenangkan. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan model penilaian berbasis portofolio (portofolio based assessment) pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah merupakan model penilaian pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar, keterampilan berpikir kritis, serta aktivitas belajar, melatih keterampilan dan menumbuhkan keberanian siswa untuk bertanya, berpendapat, menyanggah pendapat orang lain dan berfikir kritisanalitis melalui partisipasi siswa secara aktif dengan melatih siswa untuk memecahkan masalah-masalah sosial yang terjadi, hal itu sebagai penunjang dalam peningkatan prestasi belajar siswa yang menghasilkan nilai yang cukup memuaskan dan prestasi belajar siswa mengalami perubahan yang sangat baik. Dari penelitian ini Guru diharapkan merencanakan strategi, model maupun penilaian pembelajaran dengan baik sehingga proses pembelajaran berjalan dengan lancar dan target yang direncanakan dapat tercapai. Kata Kunci : Penilaian Berbasis Portofolio, Berfikir Kritis 36 37 mengembangkan semua aspek dan PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah potensi yang ada dalam diri anak, satu kebutuhan hidup yang sangat baik aspek kognitif, afektif, maupun penting bagi masyarakat, hal ini psikomotor. dikarenakan tingkat kesejahteraan pendidikan yang terus dan akan seseorang yang tinggal di masyarakat selalu dibicarakan adalah masalah dipengaruhi oleh kualitas pendidikan mutu pendidikan yang masih rendah, yang masalah didapatkannya di sekolah. Salah mutu satu masalah pendidikan Dalam perspektif konstruktivisme, banyak belajar pada dasarnya merupakan rendahnya hasil belajar peserta didik. proses pengkonstruksian Padahal kita tahu, bahwa hasil pengetahuan dalam pikiran anak. belajar banyak dipengaruhi oleh Pengetahuan dibentuk sendiri oleh berbagai faktor, antara lain : sikap individu dan pengalaman merupakan dan kunci utama dari belajar bermakna. belajar, Melalui keterlibatannya secara aktif, pergaulan, lingkungan keluarga, dan anak bisa secara terus menerus yang tak kalah pentingnya adalah mendapatkan pengalaman belajar. kemampuan profesional guru dalam belajar yang bermakna tidak akan melakukan penilaian hasil belajar itu terwujud sendiri, dengan kata lain guru harus hanya mendengarkan membaca dengan ceramah buku saja atau tetapi dibicarakan yang kebiasaan dapat belajar, motivasi, minat, meningkatkan pembelajaran adalah dan fasilitas bakat, proses penilaian di mengalami sendiri merupakan kunci sekolah serta mampu meningkatkan untuk kebermaknaan. Oleh karena itu sumber daya manusia itu sendiri. para pendidik dituntut untuk mampu Mata pelajaran PKn merupakan salah menciptakan kegiatan pembelajaran satu mata pelajaran di sekolah yang yang dapat mengoptimalkan kegiatan mempunyai peranan yang sangat peserta didiknya. Dengan melibatkan penting dalam meningkatkan kualitas seluruh aspek perkembangan anak sumber daya manusia. PKn menurut didik dan melibatkan siswa secara Somantri aktif sebagai berikut : dalam pembelajaran belajar, diharapkan maka (2001:299) dirumuskan dapat UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54 ISSN : 2541-6693 Legiani 38 Pendidikan Kewarganegaraan adalah orang. Dari hasil observasi yang program pendidikan yang demokrasi dilakukan di kelas X Pariwisata politik yang di perluas dengan SMK Multiguna, diketahui bahwa sumber-sumber pengetahuan lainnya, kejenuhan dan ketidakaktifan siswa pengaruh-pengaruh dari untuk berpikir kritis pada mata pendidikan sekolah masyarakat, dan pelajaran PKn dikarenakan beberapa orang tua yang kesemuannya itu hal, diantaranya yaitu: diproses guna melatih para siswa 1. Banyak untuk berfikir positif kritis, siswa yang tingkat analitis, berpikir kritisnya masih rendah, bersikap dan bertindak demokratis hal ini disebabkan strategi dan dalam hidup metode yang disampaikan kurang berdasarkan menarik dalam keaktifan belajar mempersiapkan demokratis yang pancasila dan UUD 1945. siswa serta kurangnya variasi Dari pernyataan diatas, dapat diketahui model pembelajaran bahwa pelajaran Pkn merupakan mata pelajaran yang kegiatan pembelajaran. Adapun dapat melatih siswa dalam berpikir keaktifan hanya dimiliki oleh kritis, dan siswa tertentu saja sedangkan yaitu siswa lain bersikap pasif, acuh analitis, bertindak bersikap demokratis dilakukan oleh membiasakan siswa belajar dengan dan proses yang baik, yang berkadar terhadap aktivitas diberikan oleh guru. tinggi yang dapat meningkatkan daya penalaran siswa itu sendiri. Pariwisata, karena menurut model proses berpikir kritis dan aktivitas belajar sekolah kelas ini siswa yang memiliki memperhatikan pelajaran yang kurang memvariasikan pembelajaran dan penilaian yang diterapkan dalam peneliti, kemampuan akademik, cara siswa-siswinya sangat kurang. Di dalam 2. Masalah lain yang muncul yaitu guru Penelitian dilakukan di kelas X kurang guru yang belajar mengajar di 3. Pengelolaan kelas belum mampu menciptakan suasana yang kemampuan akademiknya berada di kondusif dan produktif untuk bawah rata-rata, dari jumlah siswa 17 memberikan pengalaman belajar UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54 ISSN : 2541-6693 Legiani 39 kepada siswa melalui faktor penunjang keberhasilan dalam pelibatannya secara proaktif dan belajar. Sebagaimana dikemukakan interaktif oleh Hamzah B. Uno (2008:17) baik dalam proses pembelajaran di dalam maupun bahwa di luar kelas berpengaruh terhadap hasil belajar Dilihat dari karakteristik "Seorang guru sangat yang dapat ditunjukkan oleh peserta siswa yang rata-rata memiliki latar didiknya". belakang pengetahuan yang relatif perubahan-perubahan rendah, perlu dikembangkan model dengan tugas mengajar guru harus penilaian yang selalu ditingkatkan. Menyinggung memungkinkan terjadinya perubahan tentang kemampuan profesional guru prestasi belajar dan berpikir kritis dalam melakukan penilaian hasil siswa, diberikan belajar, memang kesempatan untuk belajar secara rendah. Guru intraktif kerjasama dengan teman kegiatan-kegiatan dalam mengembangkan pemahaman yang sifatnya praktis dan ekonomis, terhadap konsep-konsep dan prinsip- sehingga tidak heran bila guru prinsip banyak menggunakan soal pembelajaran siswa perlu penting sehingga timbul Oleh itu, berkaitan masih sangat terbiasa dengan penilaian ke yang sama sedang berkembang saat ini. Bertolak Sebenarnya, dari karakteristik masalah dan akar mengikuti pelatihan tentang evaluasi masalah tampaknya tahun rutin sikap kritis terhadap masalah yang yang dari karena tahun. gurupun sering perlu diatasi atau penilaian hasil belajar, tetapi penetapan model setelah pelatihan mereka tetap penilaian berbasis portofolio dalam kembali ke habitatnya semula, yaitu pembelajaran yang berfokus pada memberikan tes tertulis, atau tes pengembangan perbuatan, penilaian, baik dalam formatif pemahaman konsep, pengembangan maupun sumatif, tanpa melakukan intraksi kelompok dan kerjasama, perbaikan, dan latihan memecahkan masalah inovasi dalam pelaksanaan penilaian. merupakan pilihan yang terbaik serta profesionalisme mengajar guru merupakan salah dalam satu UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54 ISSN : 2541-6693 penyempurnaan Mengingat atau cara-cara penilaian selama ini banyak terdapat kelemahan, maka sejak Legiani 40 diberlakukannya Kurikulum Berbasis peran Kompetensi diperkenalkan membuat penilaian dan pembelajaran suatu konsep penilaian yang baru, PKn menjadi lebih baik, menarik dan yang disebut “penilaian berbasis disukai oleh peserta didik. Suasana kelas” (classroom based assessment) kelas dengan atau dibangun sedemikian rupa dengan “penilaian menggunakan model pembelajaran 2004, salah pendekatannya satu model adalah guru kreatif perlu yang dapat direncanakan dan berbasis portofolio” (portfolio-based yang assessment), yaitu suatu pendekatan memperoleh penilaian yang sistematis dan logis berinteraksi satu sama lain sehingga untuk mengungkapkan dan menilai siswa dapat memperoleh hasil belajar peserta didik secara komprehensif, yang objektif, akurat, dan sesuai dengan berkembangnya penelitian dibidang bukti-bukti (dokumen) yang dimiliki pendidikan maka ditemukan model – peserta didik. model pembelajaran baru yang dapat Upaya pembaharuan di tepat agar siswa kesempatan optimal. Sejalan meningkatkan kualitas dapat untuk dengan belajar, bidang pendidikan pada dasarnya interaksi siswa dalam proses belajar diarahkan pada usaha antara lain: mengajar. Model penilaian berbasis penguasaan materi, media dan model portopolio diharapkan siswa dapat pembelajaran meningkatkan berpikir kritis siswa, yang digunakan. Model pembelajaran diarahkan pada mengembangkan peningkatan aktivitas siswa dalam berfikir proses belajar mengajar sehingga komunikasi antara satu dengan yang proses belajar mengajar berlangsung lain. dan keterampilan menjawab dalam secara optimal antara guru dan siswa. Berangkat dari situasi dan Interaksi antara guru dan siswa yang kondisi diatas, maka sangat penting optimal berimbas pada penigkatan bagi penyusun untuk meneliti sebuah penguasaa konsep siswa yang pada tesis dengan tema “Penerapan Model gilirannya Penilaian Berbasis Portfolio Pada prestasi dapat belajar meningkatkan siswa. Dengan Mata Pelajaran perkataan lain, untuk ,meningkatkan Kewraganegaraan prestasi belajar siswa diperlukan Meningkatkan UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54 ISSN : 2541-6693 Pendidikan Aktivitas Untuk Belajar Legiani 41 Siswa (Penelitian Tindakan Kelas di dan studi dokumentasi. Adapun yang Kelas menjadi lokasi penelitian ini adalah X SMK Sumedang)”. Multiguna Adapun rumusan SMK Multiguna Darmaraja masalah dalam peneltian ini adalah Sumedang. Sedangkan yang menjadi (1) subjek dalam penelitian inii adalah bagaimana perencanaan penerapan model penilaian berbasis siswa-siswi portfolio pelajaran Teknik analisis data mengacu pada pendidikan kewarganegaraan untuk langkah-langkah yang dipakai oleh meningkatkan berpikir kritis siswa? Miles & Huberman (2007: 21-22) (2) pelaksanaan yang terdiri dari tiga alur kegiatan penerapan model penilaian berbasis yang dilakukan secara bersamaan portfolio pelajaran yaitu: reduksi data, penyajian data, pendidikan kewarganegaraan untuk dan penarikan kesimpulan/verifikasi. pada mata bagaimana pada mata kelas X Pariwisata. meningkatkan berpikir kritis siswa? (3) kendala yang dihadapi dalam HASIL DAN PEMBAHASAN penerapan model penilaian berbasis portfolio pada mata pelajaran Berdasarkan pada pelaksa naan penelitian dari mulai tindakan pendidikan kewarganegaraan untuk siklus meningkatkan berpikir kritis siswa? tindakan siklus ketiga, beberapa (4) bagaimana upaya yang dilakukan analisis yang dilakukan oleh peneliti dalam penerapan model penilaian berdasarkan berbasis meningkatkan keterampilan berpikir portfolio pada mata pertama sampai kepada pada pelajaran pendidikan kewarganega kritis raan untuk meningkatkan berpikir penilaian berbasis portofolio kritis siswa? dilaksanakan di Sekolah Menengah METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif siswa melalui upaya penerapan yang Kejuruan (SMK) Multiguna Darmaraja Kabupaten Sumedang diantaranya terkait dengan perencanaan penilaian berbasis pelaksanaan penilaian dengan metode penelitian tindakan portopolio, kelas, data diperoleh melalui teknik berbasis observasi, wawancara, studi literatur, meningkatkan berpikir kritis siswa, UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54 ISSN : 2541-6693 portofolio dalam Legiani 42 kendala-kendala pada proses portofolio yang ditemukan keberhasilan. Hal tersebut sangat berbasis penting diingat oleh guru, karena penilaian dalam meningkatkan bagaimanapun guru harus tahu berpikir kritis siswa, dan upaya yang kondisi kelas. Kemudian penelitipun dilakukan oleh guru dalam mengatasi menyebutkan nama-nama anggota kendala kelompok yang penerapan portofolio diadapi penilaian dalam selama berbasis meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. menurut kemampuan keaktifan belajar siswa. Dalam kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan yang terdiri atas 1. Perencanaan dalam daftar presensi siswa secara acak dan Untuk lebih jelasnya maka diuraikan sebagai berikut : berdasarkan Pembelajaran Penerapan Metode pra pembelajaran dan pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir atau Penilaian Berbasis Portofolio penutup. (Assessment Based Portfolio) pembelajaran merupakan interaksi Pada antara guru dengan siswa serta Mata Pelajaran Pkn Pada dasarnya untuk Meningkatkan Keteram dengan pilan Berpikir Kritis Siswa dalam pembelajaran terdapat dua Rencana pembelajaran yang lingkungannya, sehingga kegiatan yang tidak terpisahkan yaitu digunakan guru dalam pembelajaran kegiatan belajar dan PKn merupakan hasil musyawarah Djahiri (1985) mengemukakan guru mata pelajaran, perencanaan bahwa pada hakikatnya pembelajaran pembelajaran perlu disiapkan secara adalah sebagai berikut: matang, agar guru tidak mengalami hambatan dalam belajaran. Rencana proses mengajar. Pembelajaran memuat makna pem dua proses kegiatan ialah kegiatan pembelajaran belajar siswa (KBS) dan kegiatan yang baik hendaknya mengandung perencanaan tiga komponen yakni 1) tujuan mengajar guru (KGM). Berbeda pengajaran; dengan 2) materi pelajaran/ serta faham pelaksanaan/ lama yang bahan ajar, pendekatan dan metode menetapkan KGM sebagai kiblat mengajar, media pengajaran dan pembelajaran; maka dalam pemba pengalaman belajar; dan 3) evaluasi haruan pendidikan kini, KBS adalah UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54 ISSN : 2541-6693 Legiani 43 hal yang paling utama dan menjadi pembelajaran, yang terdiri dari 12 penjuru dari seluruh perancangan komponen yaitu : (1) mata pelajaran, pengajaran (2) kelas, semester, (3) alokasi maupun proses dan perolehan hasilnya. waktu, (4) standar kompetensi (5) Perencanaan pembelajaran kompetensi dasar (6) materi pokok yang dilakukan pada silkus pertama, (7) indikator (8) tujuan pembelajaran kedua dan ketiga guru menyiapkan (9) alat, sumber. Media (10) metode perangkat pembelajaran diantaranya (11) sumber (12) penilaian dari silabus. kedua belah komponen tersebut, Dalam pengembangan silabus pada pelaksanaan penelitian untuk ini kepada diperlukan metode mengajar yang sebagaimana yang dikemukakan E. dipandang mampu untuk mengatasi Mulyasa kesulitan guru dalam tugas mengajar. peneliti mengacu (2007:190) bahwa : pelaksanaan pembelajaran pengembangan silabus KTSP harus Setelah mampu menjawab tiga pertanyaan menganalisis pokok, yaitu : pertama kompetensi membuat apakah yang harus dimiliki peserta pembelajaran (RPP) sebanyak tiga didik?, kedua bagaimanakah cara RPP, dalam satu RPP terdiri dari satu yang harus dilakkan untuk mencapai pertemuan dengan durasi waktu 2x40 atau membentuk kompetensi tersebut menit, pada pelaksanaan tiap siklus ?, dan tiga bagaimana mengetahui peneliti bahwa peserta didik telah memiliki mendiskusikan kompetensi tersebut?. Silabus yang sebelum dilaksanakannya digunakan lajaran. Rencana adalah dalam silabus ada/tersedia Multiguna penelitian di ini silabus selanjutnya rencana dan /dan pelaksanaan kedua observer pembuatan pembe Pelaksanaan telah Pembelajaran sekolah SMK penerang/lentera/peta/petunjuk Darmaraja hasil dari kabupaten kemudian (RPP) RPP yang merupakan dalam pembelajaran. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) memperhatikan Selanjutnya peneliti menulis kan Standar Kompetensi dan dianalisis oleh peneliti bersama guru Kompetensi dasar yaitu : Kompe mitra. Dari kurikulum dijabarkan tensi dasar pada materi tindakan kedalam siklus rencana program UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54 ISSN : 2541-6693 penelitian ini adalah Legiani 44 menganalisis sistem di pelaksanaan siklus pertama ialah Indonesia dan Kompetensi dasarnya supra struktur politik di Indonesia :(1) mendeskripsikan suprastruktur dan dan infrastruktur di Indonesia,(2) Indonesia. mendeskripsikan perbedaan sistem pokoknya Sistem politik Indonesia politik diberbagai negara dan, (3) dan Sistem politik diberbagai Negara menampilkan peran dalam (Sistem politik Indonesia, Sistem sistem politik di Indonesia. Standar politik di Negara Amerika Serikat, kompetensi Sistem politik di Negara Cina, maupun politik serta Kompetensi dasar baiknya pada semua siklus infra struktur Siklus politik kedua di materi Sistem Politik di Negara Malaysia). ditulis di papan tulis tetapi pada Media pembelajaran yang pelaksanaan siklus pertama hal ini dilakukan dibuat oleh peneliti yang tidak dilaksanakan padahal siswa didiskusikan bersama dengan teman harus tahu kompetensi apa yang akan sejawat. dimiliki indikator untuk siklus pertama yaitu : oleh siswa setelah pembelajaran tersebut. (1) Dalam perencanaan pembe sistem Kemudian mendeskripsikan politik menyusun pengertian indonesia, (2) lajaran peneliti membuat lembar mendeskripsikan suprastruktur poli observer dan media pembelajaran, tik Indonesia, (3) mendeskripsikan lembar observasi terdiri dari dua Infrastruktur politik Indonesia, siklus bagian (format), pertama lembar kedua : (1) menguraikan dinamika observasi untuk melihat aktivitas/ politik Indonesia, (2) menunjukan kegiatan pembelajaran guru/peneliti kelebihan dan kelemahan sistem dan kedua lembar observasi untuk politik yang dianut di Indonesia (3) melihat aktivitas pembelajaran siswa mendeskripsikan perbedaan sistem yang masing-masing dicatat oleh politik Indonesia kedua sejawat) Liberal dan komunis, siklus ketiga didalamnya tertuang hal-hal yang (1) menganalisis peran serta dalam menjadi acuan yang harus diamati politik di negara Indonesia (2) oleh observer dengan dilengkapi menunjukan kolom untuk catatan lapangan (field kelemahan demokrasi Indonesia (3) note). Untuk materi pokok dalam mendeskripsikan observer (teman UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54 ISSN : 2541-6693 dengan negara kelebihan dan prinsip-prinsip Legiani 45 demokrasi di indonesia dan (4) kedua : diharapkan siswa mampu berperan secara aktif dalam sistem menguraikan politik di Indonesia. Indonesia, dinamika menunjukan politik kelebihan Dalam hal ini tidak lupa guru dan kelemahan sistem politik yang membuat model pembelajaran yang dianut di Indonesia mendeskripsikan sesuai dengan materi yang akan perbedaan sistem politik Indonesia dibahas dengan negara Liberal dan komunis, Berkaitan tersebut, dengan Djahiri hal (1985:28) siklus ketiga siswa diharapkan mengemukakan bahwa “ Guru harus mampu memiliki strategi yang merupakan dalam politik di negara Indonesia, sejumlah menunjukan metode/cara atau pola menganalisis peran serta kelebihan dalam mencapai atau melaksanakan kelemahan sesuatu atau dalam mengajar sesuatu. mendeskripsikan Dan guru pun harus menguasai demokrasi di indonesia dan berperan metode secara aktif dalam sistem politik di mengajar serta menggunakan dapat pendekatan- proses adalah suatu hal yang ingin dicapai pembelajaran di sekolah senantiasa setelah dipengaruhi pembelajaran, pembelajaran belum model-model tersebut maksimal, prinsip-prinsip Dalam pembelajaran, tujuan disimpulkan oleh Indonesia, Indonesia. pendekatan yang baik”. Dapat demokrasi dan meskipun tetapi model menjalani kegiatan karena tujuan pembelajaran merupakan suatu titik yang menjadi acuan dalam pembelajaran sangat penting dalam merencanakan menunjang dan sehingga pembelajaran akan terarah, pencapaian tujuan belajar yang ingin terfokus untuk menanamkan nilai- dicapai. nilai pendidikan Kewarganegaraan keberhasilan Dengan tujuan pembe lajarannya siswa diharapkan mampu mendeskripsikan pengertian sistem politik indonesia, kepada siswa. Langkah-langkah pembelajaran struktur langkah yaitu : kegiatan awal selama politik Indonesia, mendeskripsikan 10 menit, kegiatan inti selama 45 Infrastruktur politik Indonesia, siklus menit dan kegiatan penutup/akhir supra UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54 ISSN : 2541-6693 terdiri dalam mampu mendeskripsikan siswa pembelajaran dari tiga Legiani 46 selama 25 menit akan dianalisis pada karena penilaian memiliki arti yang tahap sangat pelaksanaan. sumber yang Selanjutnya digunakan dalam penting untuk perkembangan dan pembelajaran tindakan ini adalah akademik peserta didik. buku paket PKn kelas X untuk SMA/ 2. Pelaksanaan SMK dan Lembar Kerja Siswa Metode (LKS). Portofolio Buku sumber sebagai kemajuan Penerapan Penilaian Berbasis (Portofolio pendukung dalam pembelajaran amat Assessment) penting untuk dipilih dan dipilah Pelajaran karena hal ini akan menjadi acuan Meningkatkan bagi guru dan siswa. Penilaian yang Berpikir Kritis Siswa direncanakan Based Pada Mata Pkn untuk Keterampilan tindakan Dalam penelitian ini adalah jenis tagihan pembelajaran baik tertulis, penugasan maupun pertemuan presentasi, penilaian pertemuan kedua dan ketiga, guru bentuk diharapkan membuka pembelajaran instrumennya soal uraian dengan dengan melakukan entry behavior, memperhatikan bobot penskoran dan untuk mengetahui pengetahuan awal laporan hasil diskusi kelas. Dalam siswa tentang pokok bahasan sistem melakukan politik terhadap pada melihat wawancara, proses penilaian memperhatikan penting, dan beberapa sesuai dikemukakan hendaknya dengan oleh pelaksanaan berlangsung pertama Indonesia baik maupun yang akan prinsip dipelajari, hal ini dilakukan guru yang dengan menanyakan kepada siswa Komalasari tentang berita ditelevisi. Guru (2011: 151) prinsip yang dimaksud melakukan pengabsenan di awal adalah sebagai berikut : (a) validitas, pembelajaran dan (b) reliabilitas, (c) menyeluruh, (d) menuliskan tujuan berkesinambungan, (e) onjektif, (f) pembelajaran. Dalam pelaksanaan mendidik, pembelajaran dari beberapa prinsip peneliti langsung dari merasa diatas penilaian merupakan hl yang nervous dan merasa kaku dalam sangat menerapkan penting dilakukan dan model, kemudian menjadi salah satu tuntutan penilaian peneliti mengenalkan topik bahasan yang harus dilakukan oleh guru, kepada siswa dengan menuliskan UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54 ISSN : 2541-6693 Legiani 47 dipapan tulis. Pada siklus pertama pada kegiatan inti peneliti d. Menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan menerapkan model Think Pair Share membantu dan membagi siswa berkelompok menentukan jawaban yang baik. dengan menyesuaikan kepada tingkat siswa e. Memusatkan agar perhatian dapat murid heterogenitas kemampuan akademik. terhadap masalah yang sedang Pada siklus kedua peneliti tetap dibahas membuat kelompok untuk Dari kelima peranan penting melakukan wawancara kepada tokoh bertanya politik, ketiga mengajar di atas, yang mempunyai peneliti memberikan tugas kelompok peranan lebih adalah meningkatkan untuk membuat makalah dan di pertisifasi presentasikan kedepan. belajar dan pada siklus dalam proses siswa dan dalam belajar kegiatan mengajar, untuk Pada diskusi kelas pada siklus merangsang siswa dalam bertanya pertama, terlibat penyajian untuk dan berpikir kritis. Dan pada akhir menjawab pembelajaran masih kurang karena guru menugaskan siswa belum menanamkan sikap untuk membuat laporan diskusi kelas bertanya, kepada siswa untuk masing-masing alam mengajar, proses bertanya belajar memegang kelompok dengan memberikan peranan penting sebab pertanyaan petunjuk-petunjuk yang tersusun baik dengan teknik laporan pengajuan yang tepat akan: sistematikanya kecuali pada siklus a. Meningkatkan partisipasi siswa pertama dalam kegiatan belajar mengajar dengan pembuatan memberikan guru tidak memberikan rambu-rambu sistematika laporan. b. Membangkitkan minat siswa dan Dalam akhir pembelajaran, indikator rasa ingin tahu siswa terhadap yang dipakai dalam model penilaian masalah berbasis portofolio yaitu sesuai yang yang sedang dibicarakan. dikemukakan oleh Budimansyah, c. Mengembangkan pola berfikir (2002: 177-122) yang menyatakan dan belajar aktif siswa, sebab indikator dalam model penilaian berpikir berbasis portofolio yaitu ulangan itu sendiri adalah bertanya. UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54 ISSN : 2541-6693 Legiani 48 harian, tugas-tugas, catatan perilaku, dan siswa sulit dilakukan karena laporan kegiatan siswa. siswa merasa asing dengan proses 3. Kendala yang dihadapi dalam pemberian tugas seperto observasi, Penerapan Metode Penilaian wawancara, Berbasis Portofolio (Assessment menganggap tugas yang diberikan Based Portfolio) Pada Mata oleh Pelajaran seringkali Pkn Meningkatkan untuk Keterampilan penilaian penerapan berbasis guru masih beban sangat sulit dan untuk mengumpulkan tugas tepat pada Dalam melakukan metode pengembangan pembelajaran di kelas portofolio peneliti mengalami kesulitan karena (assessment based portfolio) pada siswa mata merespon pembelajaran adalah waktunya. Berpikir Kritis Siswa Dalam siswa PKn untuk tidak aktif dan terhadap kurang materi yang meningkatkan keterampilan berpikir peneliti berikan karena siswa sudah kritis siswa yang dilaksanakan di terbiasa dengan proses belajar satu kelas X Pariwisata, peneliti arah dengan hanya mendengarkan beberapa kendala. materi yang diberikan oleh guru Hambatan atau kendala yang dialami tanpa dibiasakan untuk bertanya oleh ataupun mengungkapkan pendapat mengalami peneliti pelaksanaan terjadi pada tindakan saat proses pembelajaran berlangsung, Kendalakendala tersebut diantaranya: Kendala pertama maupun berpikir kritis. Kendala kedua siswa tidak terbiasa dengan proses pembelajaran yang yang kritis dan membahas masalah dihadapi dalam penerapan metode sosial yang dibawa ke dalam kelas, penilaian sehingga kegiatan proses belajar berbasis portofolio (assessment based portfolio) pada menjadi mata dibiasakan pembelajaran PKn untuk pasif. diberi Siswa tidak tugas untuk meningkatkan keterampilan berpikir mencari masalah-masalah apa saja kritis siswa, suasana belajar dan yang sedang hangat terjadi saat ini kebiasaan pasif, dengan kata lain siswa kurang dalam monoton dan hanya terfokus pada pengetahuan secara umum, siswa belajar yang guru saja. Interaksi antara peneliti UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54 ISSN : 2541-6693 Legiani 49 kurang menonton televisi yang sifatnya berita. yang sudah jadi di buku teks ataupun buku penunjang lainnya. Kendala yang ketiga yaitu sebagian besar mempunyai sumber buku belajar, siswa tidak paket sebagai harus lebih menekannkan pada aktivitas siswa dalam proses berfikir materi yang diarahkan oleh guru sebagai yang diberikan, karena buku paket fasilitator untuk memperbaiki dan merupakan hal yang sangat penting meningkatkan kemampuan berfikir bagi kegiatan belajar, sedangkan kritis siswa, dan membangun suasana buku Lembar Kerja Siswa (LKS) yang aktif. Dalam hal ini masih sebagian besar siswa memilikinya. banyak kendala yang dihadapi oleh pemahaman Kendala peneliti ini dapat terlihat bahwa pembelajaran dapat mempersulit hal Berdasarkan paparan di atas selanjutnya temukan pembelajaran, diungkapkan dalam proses pertanyaan yang oleh bersifat konseptual terbiasa untuk pertanyaan yang kritis, peneliti dalam Penerapan metode penilaian berbasis portofolio (assessment based portfolio) pada siswa masih mata dan belum meningkatkan keterampilan berpikir memberikan kritis siswa yang dilaksanakan di siswa akan pembelajaran PKn untuk kelas X Pariwisata. Hal lain yang termotivasi memberikan pertanyaan sangat apabila diberikan nilai oleh guru. keberhasilan Kendala adalah apabila semua fasilitas sekolah dapat sejauhmana guru dapat mensiasati terpenuhi dengan baik karena hal ini pembelajaran lebih bermakna, aktif, merupakan kreatif, enjoy, kritis serta partisipatif mempengaruhi pembelajaran. dengan selanjutnya lancar. kompetensi yang Kurangnaya Sejalan terhadap pembelajaran yaitu, faktor dengan yang pendapat guru Komalasari, (2011: 4) komponen mengakibatkan sulitnya merancang yang dapat mempengaruhi proses perencanaan, dan pembelajaran Kewarganegaraan dimiliki menunjang sebab setiap Pendidikan guru kualitas pembelajaran yaitu meliputi: sudah a. Raw Input, adalah keterkaiatan terbiasa menggunakan perencanaan belajar dan pembelajaran dapat UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54 ISSN : 2541-6693 Legiani 50 digambarkan sistem, dalam proses sebuah akan lebih termotivasi dalam belajar dan dan dapat menciptakan interaksi memerlukan positif yang baik antara siswa dan belajar pembelajaran masukan dasar. guru yang dapat mengarahkan pada b. Instrumental Input, adalah faktor instrumental yang proses pemberlajaran aktif dengan merupakan bersama-sama memecahkan masalah faktor yang sengaja dirancang yang terjadi di dalam kelas dengan untuk menunjang proses belajar mencari solusi yang baik antara mengajar dan keluaran yang siswa dan guru agar tercipta suasana ingin dihasilkan. belajar yang aktif, dan kondusif. c. Environmental situasi Input, dan adalah keberadaan 4. Upaya untuk Mengatasi Hambatan atau Kendala yang lingkungan baik fisik, sosial Dihadapi maupun budaya dimana kegiatan Metode pembelajaran dilaksanakan. Portofolio (assessment based Mata d. Learning Dalam Penerapan Penilaian Berbasis teaching process, portfolio) harapan berubah menjadi Pembelajaran Pkn keluaran (output) dengan Meningkatkan Keterampilan kompetensi tertentu. Keempat pembelajaran untuk Berpikir Kritis Siswa komponen di Pada atas Berdasarkan pengamatan di sangat lapangan dengan melihat berbagai mempengaruhi keberhasilan proses kendala yang dihadapi dan fakta pembelajaran sedang yang ada ketika peneliti menerapkan berlangsung, mengingat komponen penerapan metode penilaian berbasis yang satu dengan yang lainnya saling portofolio berkaitan. portfolio) pada mata pembelajaran yang Melihat banyaknya (assessment kendala tersebut, maka peneliti dan PKn guru mitra sebagai pengelola kelas keterampilan berpikir kritis siswa harus dapat meminimalisir kendala maka atau hambatan tersebut. Dengan mengatasi kendala tersebut. Kendala meminimalisir kendala yang terjadi yang dihadapi oleh guru maupun suasana belajar akan efektif, siswa peneliti UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54 ISSN : 2541-6693 untuk based meningkatkan diperlukan yaitu upaya berkenaan untuk dengan Legiani 51 masalah pengelolaan kelas dan (assessment based portfolio) pada masalah administrasi. Masalah yang mata dihadapi guru maupun peneliti dalam meningkatkan berpikir kritis siswa di pengelolaan kelas dapat dikatakan kelas sebagai yaitu: kendala dalam proses pembelajaran, sehingga guru harus mampu mengidentifikasi memecahkan Berkaitan masalah dengan hal pembelajaran X Pariwisata, Pelaksanaan dan Pembelajaran (RPP) perlu di tersebut. susun dengan baik dan matang, tersebut, dalam hal materi, media, metode pembelajaran, bahwa evaluasi/penilaian Guru harus untuk diantaranya a. Rencana Djahiri (1985:28) mengemukakan “ PKn memiliki maupun sehingga strategi yang merupakan sejumlah membantu guru dalam metode/cara pelaksanaan proses belajar atau pola dalam mencapai atau melaksanakan sesuatu mengajar di dalam kelas agar atau dalam mengajar sesuatu. Dan kegiatan belajar menjadi tidak guru pun harus menguasai metode kaku dan arah tujuan yang ingin mengajar serta dapat menggunakan di capai lebih jelas. Maka dengan pendekatan-pendekatan yang baik “. itu guru berusaha lebih baik Dari paparan di atas dapat dalam menyelesaikan diketahui bahwa kemampuan guru administrasi seperti pembuatan memegang peranan yang sangat Silabus dan Rencana Pelaksanaan penting, belajar Pembelajaran (RPP), pembuatan mengajar, guru harus mempunyai format penilaian atau rekapan berbagai strategi dalam mengajar penilaian agar proses pembelajaran menjadi pembuatan media pembelajaran aktif dan berjalan dengan tujuan yang yang ingin dicapai. maupun siswa dalam pemahaman dalam Adapun kegiatan upaya yang dilakukan guru dan peneliti dalam siswa dapat serta dalam membantu guru materi yang akan di berikan. b. Guru berusaha membangun menghadapi kendala yang terjadi di suasana kelas yang demokratis, dalam kelas dalam penerapan metode kondusif, penilaian menyenangkan, misalnya dengan berbasis portofolio UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54 ISSN : 2541-6693 aktif dan Legiani 52 memberikan kesempatan kepada d. Guru berusaha untuk lebih siswa untuk bertanya maupun banyak memberikan tugas luar berpendapat serta menyanggah kepada siswa misalnya tugas pendapat dari temannya, hal itu observasi, wawancara sehingga menanamkan dan membiasakan hal ini bisa melatih siswa untuk siswa untuk belajar aktif dan berpikir lebih kritis terhadap hal- kritis hal atau masalah yang terjadi. dalam menghadapi masalah-masalah yang Hal ini sesuai yang dikemukakan terjadi dan melatih keterampilan oleh Hanna (1963:62,68) dalam kewarganegaraan skill) Somantri guru untuk program disekolah harus berusaha lebih profesional lagi memperhatikan motivasi, tugas dalam perkembangan siswa. Maka sosial (civic dari itu menjalankan perannya fasilitator maupun sebagai sebagai guru di kelas. (developmental Dengan demikian, bahan untuk PKn disamping berbasis portofolio demokrasi based portfolio) penyusunannya (assessment bahwa tasks) siswa, dan “basic human activities”. c. Guru berusaha mendalami model penilaian (2001:307), politik, maka harus pada mata pembelajaran PKn memperhatikan pula: (a) formal untuk meningkatkan content (bahan pelajaran yang keterampilan berpikir kritis siswa diambil dari disiplin ilmu sosial), agar (b) guru dapat menginformasikan kembali informal pelajaran content yang (bahan diambil dari masyarakat), (c) kepada siswa sehingga guru dan lingkungan siswa respon siswa terhadap formal dan melakukan langkah- langkah pembelajaran, hal ini dapat membuat siswa termotivasi untuk lebih mengetahui dan informal content. e. Guru berusaha aktif dalam memotifasi siswa untuk lebih berfartisifasi aktif dalam mencari kritis dalam hal bertanya, solusi masalah yang terjadi di berpendapat, dalam kelas. pendapat dari orang lain dan menyanggah menanggapi masalah sosial yang UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54 ISSN : 2541-6693 Legiani 53 terjadi saat ini. Siswa di latih program pembelajaran dikelas untuk lebih aktif dan kritis dalam yaitu menanggapi masalah. Selain itu berbagai macam fasilitas dan memotivasi media siswa untuk dengan memanfaatkan yang ada untuk secara optimal menciptakan suasana kelas yang dimanfaatkan demokratis, aktif, dan kondusif dalam pembelajaran Pendidikan sehingga proses belajar mengajar Kewarganegaraan. Seperti hasil- menjadi hasil menarik dan aktif. penataran/pelatihan, Dalam hal ini guru berusaha perpustakaan, yang berada di meningkatkan lingkungan sekolah. kreatifitas terutama dalam hal pemilihan Guru metode pembelajaran maupun kepada siswa akan pentingnya media yang sistem teknologi dan informasi berbeda dan menarik, sehingga yang dapat mendukung proses siswa pembelajaran. pembelajaran lebih penyampaian diberikan fokus dalam materi yang guru, proses oleh belajar mengajar pun akan lebih menyenangkan. f. Guru berusaha untuk meningkatkan pembelajarn proses dengan menerapkan model-model hal ini mensosialisasikan DAFTAR PUSTAKA Anshori, Sodiq. (2008). Implementasi Asesmen Portofolio dalam Pembelajran IPS di Sekolah Dasar. Makalah cara pembelajaran di setiap proses pembelajarn, harus Arifin, Zainal (2010) Kerangka Pedoman Penilaian Portofolio. Makalah dapat memberikan perubahan dalam cara belajar siswa dengan kata Arikunto, Suharsimi. (2002). Dasardasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara lain guru harus lebih kreatif dalam menciptakan model-model pembelajaran baru. g. Guru berusaha kreatif, inovatif, kritis untuk Baedhowi (2006). Kebijakan Assessment dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Makalah mengembangkan UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54 ISSN : 2541-6693 Legiani 54 Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Komalasari. (2011). Pembelajaran Kontekstual konsep dan aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama. Budimansyah, Dasim. (2002). Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio. Bandung: PT. Genesindo. Wiriaatmadja . R. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Costa, V.B. (1995). “ When Science is “ Another World”: Relationships Between Worlds of Family, Friends, School, and Science”. Science Education. 79 (3), 313-333 Departemen Pendidikan Nasional. Kurikulum 2004: Pedoman Khusus Pengembangan Portofolio untuk Penilaian. Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Permendiknas No 22/2006 : Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta BSNP Djahiri, A. Kosasih. (1985). Strategi Pengajaran Afektif-NilaiMoral-VCT dan Games dalam VCT. Bandung: Jurusan PMPKN IKIP. E. Mulyasa, M.Pd. (2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54 ISSN : 2541-6693 Legiani