2541-6693 35 PENERAPAN MODEL PENILAIAN BE

advertisement
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54
ISSN : 2541-6693
Untirta Civic Education Journal
PENERAPAN MODEL PENILAIAN BERBASIS PORTFOLIO PADA
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK
MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA
(Penelitian Tindakan Kelas di kelas X Pariwisata SMK Multiguna
Sumedang)
(Diterima 22 Februari 2016; direvisi 10 Maret 2016; disetujui 20 Maret 2016)
Wika Hardika Legiani1
1
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan , FKIP, Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa, Serang
e-mail : [email protected]
Abstrak
Penelitian ini memberi gambaran tentang penerapan model penilaian
berbasis portofolio (Portofolio based assessment) pada mata pelajaran PKn untuk
meningkatkan berpikir kritis siswa. Masalah penelitian ini dilatarbelakangi oleh
masalah mutu pendidikan dan kemampuan profesional guru dalam melakukan
penilaian hasil belajar yang masih rendah,sehingga berpengaruh terhadap tingkat
berpikir kritis dan prestasi belajar terhadap pelajaran PKn, maka dikembangkan
model penilaian pembelajaran yang dapat merubah siswa dalam cara belajar dan
cara penilaian hasil belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
dan mengkaji penerapan model penilaian berbasis portofolio (portofolio based
assessment) dalam pelajaran PKn untuk meningkatkan berpikir kritis siswa.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (Classroom Action Research) dengan subjek penelitian yaitu siswa kelas X
Pariwisata SMK Multiguna Darmaraja, dengan teknik penelitian yang dilakukan
yaitu melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan studi literatur.
Berdasarkan hasil penelitian dari mulai tindakan siklus pertama sampai
tindakan siklus ketiga, diperoleh hasil penelitian yaitu dengan penerapan Model
Penilaian Berbasis Portofolio (Portofolio Based Assessment) Pada Mata
Pembelajaran Pkn untuk Meningkatkan Berpikir Kritis Siswa, mengalami
perubahan dalam setiap siklusnya dari mulai proses pembelajaran, nilai tes tulis
yang diberikan oleh guru, tugas-tugas lapangan dengna wawancara, maupun tugas
pembuatan makalah, adapun beberapa kendala yang dialami oleh guru diantaranya
yaitu suasana belajar dan kebiasaan belajar yang pasif, monoton dan hanya
terfokus pada guru saja. Interaksi antara peneliti dan siswa sulit dilakukan karena
siswa merasa asing dengan proses pemberian tugas seperti observasi, wawancara,
siswa masih menganggap tugas yang diberikan oleh guru adalah beban dan
seringkali sangat sulit untuk mengumpulkan tugas tepat pada waktunya,siswa
tidak terbiasa dengan penilaian portofolio dan proses pembelajaran yang kritis dan
membahas masalah sosial yang dibawa ke dalam kelas, sehingga kegiatan proses
belajar menjadi pasif. Adapun upaya yang dilakukan oleh guru yaitu, guru
35
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54
ISSN : 2541-6693
Untirta Civic Education Journal
berusaha meningkatkan cara penilaian hasil belajar dan membangun suasana kelas
yang demokratis, kondusif, aktif dan menyenangkan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan
model penilaian berbasis portofolio (portofolio based assessment) pada mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah merupakan model penilaian
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar, keterampilan berpikir kritis,
serta aktivitas belajar, melatih keterampilan dan menumbuhkan keberanian siswa
untuk bertanya, berpendapat, menyanggah pendapat orang lain dan berfikir kritisanalitis melalui partisipasi siswa secara aktif dengan melatih siswa untuk
memecahkan masalah-masalah sosial yang terjadi, hal itu sebagai penunjang
dalam peningkatan prestasi belajar siswa yang menghasilkan nilai yang cukup
memuaskan dan prestasi belajar siswa mengalami perubahan yang sangat baik.
Dari penelitian ini Guru diharapkan merencanakan strategi, model maupun
penilaian pembelajaran dengan baik sehingga proses pembelajaran berjalan
dengan lancar dan target yang direncanakan dapat tercapai.
Kata Kunci : Penilaian Berbasis Portofolio, Berfikir Kritis
36
37
mengembangkan semua aspek dan
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah
potensi yang ada dalam diri anak,
satu kebutuhan hidup yang sangat
baik aspek kognitif, afektif, maupun
penting bagi masyarakat, hal ini
psikomotor.
dikarenakan tingkat kesejahteraan
pendidikan yang terus dan akan
seseorang yang tinggal di masyarakat
selalu dibicarakan adalah masalah
dipengaruhi oleh kualitas pendidikan
mutu pendidikan yang masih rendah,
yang
masalah
didapatkannya
di
sekolah.
Salah
mutu
satu
masalah
pendidikan
Dalam perspektif konstruktivisme,
banyak
belajar pada dasarnya merupakan
rendahnya hasil belajar peserta didik.
proses
pengkonstruksian
Padahal kita tahu, bahwa hasil
pengetahuan dalam pikiran anak.
belajar banyak dipengaruhi oleh
Pengetahuan dibentuk sendiri oleh
berbagai faktor, antara lain : sikap
individu dan pengalaman merupakan
dan
kunci utama dari belajar bermakna.
belajar,
Melalui keterlibatannya secara aktif,
pergaulan, lingkungan keluarga, dan
anak bisa secara terus menerus
yang tak kalah pentingnya adalah
mendapatkan pengalaman belajar.
kemampuan profesional guru dalam
belajar yang bermakna tidak akan
melakukan penilaian hasil belajar itu
terwujud
sendiri, dengan kata lain guru harus
hanya
mendengarkan
membaca
dengan
ceramah
buku
saja
atau
tetapi
dibicarakan
yang
kebiasaan
dapat
belajar,
motivasi,
minat,
meningkatkan
pembelajaran
adalah
dan
fasilitas
bakat,
proses
penilaian
di
mengalami sendiri merupakan kunci
sekolah serta mampu meningkatkan
untuk kebermaknaan. Oleh karena itu
sumber daya manusia itu sendiri.
para pendidik dituntut untuk mampu
Mata pelajaran PKn merupakan salah
menciptakan kegiatan pembelajaran
satu mata pelajaran di sekolah yang
yang dapat mengoptimalkan kegiatan
mempunyai peranan yang sangat
peserta didiknya. Dengan melibatkan
penting dalam meningkatkan kualitas
seluruh aspek perkembangan anak
sumber daya manusia. PKn menurut
didik dan melibatkan siswa secara
Somantri
aktif
sebagai berikut :
dalam
pembelajaran
belajar,
diharapkan
maka
(2001:299)
dirumuskan
dapat
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54
ISSN : 2541-6693
Legiani
38
Pendidikan Kewarganegaraan adalah
orang. Dari hasil observasi yang
program pendidikan yang demokrasi
dilakukan di kelas X Pariwisata
politik yang di
perluas dengan
SMK Multiguna, diketahui bahwa
sumber-sumber pengetahuan lainnya,
kejenuhan dan ketidakaktifan siswa
pengaruh-pengaruh
dari
untuk berpikir kritis pada mata
pendidikan sekolah masyarakat, dan
pelajaran PKn dikarenakan beberapa
orang tua yang kesemuannya itu
hal, diantaranya yaitu:
diproses guna melatih para siswa
1. Banyak
untuk
berfikir
positif
kritis,
siswa
yang
tingkat
analitis,
berpikir kritisnya masih rendah,
bersikap dan bertindak demokratis
hal ini disebabkan strategi dan
dalam
hidup
metode yang disampaikan kurang
berdasarkan
menarik dalam keaktifan belajar
mempersiapkan
demokratis
yang
pancasila dan UUD 1945.
siswa serta kurangnya variasi
Dari pernyataan diatas, dapat
diketahui
model
pembelajaran
bahwa
pelajaran
Pkn
merupakan mata
pelajaran
yang
kegiatan pembelajaran. Adapun
dapat melatih siswa dalam berpikir
keaktifan hanya dimiliki oleh
kritis,
dan
siswa tertentu saja sedangkan
yaitu
siswa lain bersikap pasif, acuh
analitis,
bertindak
bersikap
demokratis
dilakukan
oleh
membiasakan siswa belajar dengan
dan
proses yang baik, yang berkadar
terhadap
aktivitas
diberikan oleh guru.
tinggi
yang
dapat
meningkatkan daya penalaran siswa
itu sendiri.
Pariwisata,
karena
menurut
model
proses
berpikir kritis dan aktivitas belajar
sekolah
kelas
ini
siswa
yang
memiliki
memperhatikan
pelajaran
yang
kurang
memvariasikan
pembelajaran
dan
penilaian yang diterapkan dalam
peneliti, kemampuan akademik, cara
siswa-siswinya sangat kurang. Di
dalam
2. Masalah lain yang muncul yaitu
guru
Penelitian dilakukan di kelas
X
kurang
guru
yang
belajar
mengajar
di
3. Pengelolaan kelas belum mampu
menciptakan
suasana
yang
kemampuan akademiknya berada di
kondusif dan produktif untuk
bawah rata-rata, dari jumlah siswa 17
memberikan pengalaman belajar
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54
ISSN : 2541-6693
Legiani
39
kepada
siswa
melalui
faktor penunjang keberhasilan dalam
pelibatannya secara proaktif dan
belajar. Sebagaimana dikemukakan
interaktif
oleh Hamzah B. Uno (2008:17)
baik
dalam
proses
pembelajaran di dalam maupun
bahwa
di luar kelas
berpengaruh terhadap hasil belajar
Dilihat
dari
karakteristik
"Seorang
guru
sangat
yang dapat ditunjukkan oleh peserta
siswa yang rata-rata memiliki latar
didiknya".
belakang pengetahuan yang relatif
perubahan-perubahan
rendah, perlu dikembangkan model
dengan tugas mengajar guru harus
penilaian
yang
selalu ditingkatkan. Menyinggung
memungkinkan terjadinya perubahan
tentang kemampuan profesional guru
prestasi belajar dan berpikir kritis
dalam melakukan penilaian hasil
siswa,
diberikan
belajar,
memang
kesempatan untuk belajar secara
rendah.
Guru
intraktif kerjasama dengan teman
kegiatan-kegiatan
dalam mengembangkan pemahaman
yang sifatnya praktis dan ekonomis,
terhadap konsep-konsep dan prinsip-
sehingga tidak heran bila guru
prinsip
banyak menggunakan soal
pembelajaran
siswa
perlu
penting
sehingga
timbul
Oleh
itu,
berkaitan
masih
sangat
terbiasa
dengan
penilaian
ke
yang
sama
sedang berkembang saat ini. Bertolak
Sebenarnya,
dari karakteristik masalah dan akar
mengikuti pelatihan tentang evaluasi
masalah
tampaknya
tahun
rutin
sikap kritis terhadap masalah yang
yang
dari
karena
tahun.
gurupun
sering
perlu
diatasi
atau penilaian hasil belajar, tetapi
penetapan
model
setelah
pelatihan
mereka
tetap
penilaian berbasis portofolio dalam
kembali ke habitatnya semula, yaitu
pembelajaran yang berfokus pada
memberikan tes tertulis, atau tes
pengembangan
perbuatan,
penilaian,
baik
dalam
formatif
pemahaman konsep, pengembangan
maupun sumatif, tanpa melakukan
intraksi kelompok dan kerjasama,
perbaikan,
dan latihan memecahkan masalah
inovasi dalam pelaksanaan penilaian.
merupakan pilihan yang terbaik serta
profesionalisme
mengajar
guru
merupakan
salah
dalam
satu
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54
ISSN : 2541-6693
penyempurnaan
Mengingat
atau
cara-cara
penilaian selama ini banyak terdapat
kelemahan,
maka
sejak
Legiani
40
diberlakukannya Kurikulum Berbasis
peran
Kompetensi
diperkenalkan
membuat penilaian dan pembelajaran
suatu konsep penilaian yang baru,
PKn menjadi lebih baik, menarik dan
yang disebut “penilaian berbasis
disukai oleh peserta didik. Suasana
kelas” (classroom based assessment)
kelas
dengan
atau
dibangun sedemikian rupa dengan
“penilaian
menggunakan model pembelajaran
2004,
salah
pendekatannya
satu
model
adalah
guru
kreatif
perlu
yang
dapat
direncanakan
dan
berbasis portofolio” (portfolio-based
yang
assessment), yaitu suatu pendekatan
memperoleh
penilaian yang sistematis dan logis
berinteraksi satu sama lain sehingga
untuk mengungkapkan dan menilai
siswa dapat memperoleh hasil belajar
peserta didik secara komprehensif,
yang
objektif, akurat, dan sesuai dengan
berkembangnya penelitian dibidang
bukti-bukti (dokumen) yang dimiliki
pendidikan maka ditemukan model –
peserta didik.
model pembelajaran baru yang dapat
Upaya
pembaharuan
di
tepat
agar
siswa
kesempatan
optimal.
Sejalan
meningkatkan
kualitas
dapat
untuk
dengan
belajar,
bidang pendidikan pada dasarnya
interaksi siswa dalam proses belajar
diarahkan pada usaha antara lain:
mengajar. Model penilaian berbasis
penguasaan materi, media dan model
portopolio diharapkan siswa dapat
pembelajaran
meningkatkan berpikir kritis siswa,
yang
digunakan.
Model pembelajaran diarahkan pada
mengembangkan
peningkatan aktivitas siswa dalam
berfikir
proses belajar mengajar sehingga
komunikasi antara satu dengan yang
proses belajar mengajar berlangsung
lain.
dan
keterampilan
menjawab
dalam
secara optimal antara guru dan siswa.
Berangkat dari situasi dan
Interaksi antara guru dan siswa yang
kondisi diatas, maka sangat penting
optimal berimbas pada penigkatan
bagi penyusun untuk meneliti sebuah
penguasaa konsep siswa yang pada
tesis dengan tema “Penerapan Model
gilirannya
Penilaian Berbasis Portfolio Pada
prestasi
dapat
belajar
meningkatkan
siswa.
Dengan
Mata
Pelajaran
perkataan lain, untuk ,meningkatkan
Kewraganegaraan
prestasi belajar siswa diperlukan
Meningkatkan
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54
ISSN : 2541-6693
Pendidikan
Aktivitas
Untuk
Belajar
Legiani
41
Siswa (Penelitian Tindakan Kelas di
dan studi dokumentasi. Adapun yang
Kelas
menjadi lokasi penelitian ini adalah
X
SMK
Sumedang)”.
Multiguna
Adapun
rumusan
SMK
Multiguna
Darmaraja
masalah dalam peneltian ini adalah
Sumedang. Sedangkan yang menjadi
(1)
subjek dalam penelitian inii adalah
bagaimana
perencanaan
penerapan model penilaian berbasis
siswa-siswi
portfolio
pelajaran
Teknik analisis data mengacu pada
pendidikan kewarganegaraan untuk
langkah-langkah yang dipakai oleh
meningkatkan berpikir kritis siswa?
Miles & Huberman (2007: 21-22)
(2)
pelaksanaan
yang terdiri dari tiga alur kegiatan
penerapan model penilaian berbasis
yang dilakukan secara bersamaan
portfolio
pelajaran
yaitu: reduksi data, penyajian data,
pendidikan kewarganegaraan untuk
dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
pada
mata
bagaimana
pada
mata
kelas
X
Pariwisata.
meningkatkan berpikir kritis siswa?
(3) kendala yang dihadapi dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN
penerapan model penilaian berbasis
portfolio
pada
mata
pelajaran
Berdasarkan
pada
pelaksa
naan penelitian dari mulai tindakan
pendidikan kewarganegaraan untuk
siklus
meningkatkan berpikir kritis siswa?
tindakan siklus ketiga, beberapa
(4) bagaimana upaya yang dilakukan
analisis yang dilakukan oleh peneliti
dalam penerapan model penilaian
berdasarkan
berbasis
meningkatkan keterampilan berpikir
portfolio
pada
mata
pertama
sampai
kepada
pada
pelajaran pendidikan kewarganega
kritis
raan untuk meningkatkan berpikir
penilaian berbasis portofolio
kritis siswa?
dilaksanakan di Sekolah Menengah
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
pendekatan
kualitatif
deskriptif
siswa
melalui
upaya
penerapan
yang
Kejuruan
(SMK)
Multiguna
Darmaraja
Kabupaten
Sumedang
diantaranya
terkait
dengan
perencanaan
penilaian
berbasis
pelaksanaan
penilaian
dengan metode penelitian tindakan
portopolio,
kelas, data diperoleh melalui teknik
berbasis
observasi, wawancara, studi literatur,
meningkatkan berpikir kritis siswa,
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54
ISSN : 2541-6693
portofolio
dalam
Legiani
42
kendala-kendala
pada
proses
portofolio
yang
ditemukan
keberhasilan. Hal tersebut sangat
berbasis
penting diingat oleh guru, karena
penilaian
dalam
meningkatkan
bagaimanapun
guru
harus
tahu
berpikir kritis siswa, dan upaya yang
kondisi kelas. Kemudian penelitipun
dilakukan oleh guru dalam mengatasi
menyebutkan nama-nama anggota
kendala
kelompok
yang
penerapan
portofolio
diadapi
penilaian
dalam
selama
berbasis
meningkatkan
keterampilan berpikir kritis siswa.
menurut
kemampuan
keaktifan
belajar siswa.
Dalam kegiatan pembelajaran
meliputi kegiatan yang terdiri atas
1. Perencanaan
dalam
daftar
presensi siswa secara acak dan
Untuk lebih jelasnya maka diuraikan
sebagai berikut :
berdasarkan
Pembelajaran
Penerapan
Metode
pra pembelajaran dan pembukaan,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir atau
Penilaian Berbasis Portofolio
penutup.
(Assessment Based Portfolio)
pembelajaran merupakan interaksi
Pada
antara guru dengan siswa serta
Mata
Pelajaran
Pkn
Pada
dasarnya
untuk Meningkatkan Keteram
dengan
pilan Berpikir Kritis Siswa
dalam pembelajaran terdapat dua
Rencana pembelajaran yang
lingkungannya,
sehingga
kegiatan yang tidak terpisahkan yaitu
digunakan guru dalam pembelajaran
kegiatan
belajar
dan
PKn merupakan hasil musyawarah
Djahiri
(1985)
mengemukakan
guru mata pelajaran, perencanaan
bahwa pada hakikatnya pembelajaran
pembelajaran perlu disiapkan secara
adalah sebagai berikut:
matang, agar guru tidak mengalami
hambatan
dalam
belajaran.
Rencana
proses
mengajar.
Pembelajaran memuat makna
pem
dua proses kegiatan ialah kegiatan
pembelajaran
belajar siswa (KBS) dan kegiatan
yang baik hendaknya mengandung
perencanaan
tiga komponen yakni 1) tujuan
mengajar guru (KGM). Berbeda
pengajaran;
dengan
2) materi
pelajaran/
serta
faham
pelaksanaan/
lama
yang
bahan ajar, pendekatan dan metode
menetapkan KGM sebagai kiblat
mengajar, media pengajaran dan
pembelajaran; maka dalam pemba
pengalaman belajar; dan 3) evaluasi
haruan pendidikan kini, KBS adalah
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54
ISSN : 2541-6693
Legiani
43
hal yang paling utama dan menjadi
pembelajaran, yang terdiri dari 12
penjuru dari seluruh perancangan
komponen yaitu : (1) mata pelajaran,
pengajaran
(2) kelas, semester, (3) alokasi
maupun
proses
dan
perolehan hasilnya.
waktu, (4) standar kompetensi (5)
Perencanaan
pembelajaran
kompetensi dasar (6) materi pokok
yang dilakukan pada silkus pertama,
(7) indikator (8) tujuan pembelajaran
kedua dan ketiga guru menyiapkan
(9) alat, sumber. Media (10) metode
perangkat pembelajaran diantaranya
(11) sumber (12) penilaian dari
silabus.
kedua belah komponen tersebut,
Dalam
pengembangan
silabus pada pelaksanaan penelitian
untuk
ini
kepada
diperlukan metode mengajar yang
sebagaimana yang dikemukakan E.
dipandang mampu untuk mengatasi
Mulyasa
kesulitan guru dalam tugas mengajar.
peneliti
mengacu
(2007:190)
bahwa
:
pelaksanaan
pembelajaran
pengembangan silabus KTSP harus
Setelah
mampu menjawab tiga pertanyaan
menganalisis
pokok, yaitu : pertama kompetensi
membuat
apakah yang harus dimiliki peserta
pembelajaran (RPP) sebanyak tiga
didik?, kedua bagaimanakah cara
RPP, dalam satu RPP terdiri dari satu
yang harus dilakkan untuk mencapai
pertemuan dengan durasi waktu 2x40
atau membentuk kompetensi tersebut
menit, pada pelaksanaan tiap siklus
?, dan tiga bagaimana mengetahui
peneliti
bahwa peserta didik telah memiliki
mendiskusikan
kompetensi tersebut?. Silabus yang
sebelum
dilaksanakannya
digunakan
lajaran.
Rencana
adalah
dalam
silabus
ada/tersedia
Multiguna
penelitian
di
ini
silabus
selanjutnya
rencana
dan
/dan
pelaksanaan
kedua
observer
pembuatan
pembe
Pelaksanaan
telah
Pembelajaran
sekolah
SMK
penerang/lentera/peta/petunjuk
Darmaraja
hasil
dari
kabupaten
kemudian
(RPP)
RPP
yang
merupakan
dalam pembelajaran.
Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP)
memperhatikan
Selanjutnya peneliti menulis
kan
Standar
Kompetensi
dan
dianalisis oleh peneliti bersama guru
Kompetensi dasar yaitu : Kompe
mitra. Dari kurikulum dijabarkan
tensi dasar pada materi tindakan
kedalam
siklus
rencana
program
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54
ISSN : 2541-6693
penelitian
ini
adalah
Legiani
44
menganalisis
sistem
di
pelaksanaan siklus pertama ialah
Indonesia dan Kompetensi dasarnya
supra struktur politik di Indonesia
:(1) mendeskripsikan suprastruktur
dan
dan infrastruktur di Indonesia,(2)
Indonesia.
mendeskripsikan perbedaan sistem
pokoknya Sistem politik Indonesia
politik diberbagai negara dan, (3)
dan Sistem politik diberbagai Negara
menampilkan peran
dalam
(Sistem politik Indonesia, Sistem
sistem politik di Indonesia. Standar
politik di Negara Amerika Serikat,
kompetensi
Sistem politik di Negara Cina,
maupun
politik
serta
Kompetensi
dasar baiknya pada semua siklus
infra
struktur
Siklus
politik
kedua
di
materi
Sistem Politik di Negara Malaysia).
ditulis di papan tulis tetapi pada
Media
pembelajaran
yang
pelaksanaan siklus pertama hal ini
dilakukan dibuat oleh peneliti yang
tidak dilaksanakan padahal siswa
didiskusikan bersama dengan teman
harus tahu kompetensi apa yang akan
sejawat.
dimiliki
indikator untuk siklus pertama yaitu :
oleh
siswa
setelah
pembelajaran tersebut.
(1)
Dalam perencanaan pembe
sistem
Kemudian
mendeskripsikan
politik
menyusun
pengertian
indonesia,
(2)
lajaran peneliti membuat lembar
mendeskripsikan suprastruktur poli
observer dan media pembelajaran,
tik Indonesia, (3) mendeskripsikan
lembar observasi terdiri dari dua
Infrastruktur politik Indonesia, siklus
bagian (format), pertama lembar
kedua : (1) menguraikan dinamika
observasi untuk melihat aktivitas/
politik Indonesia, (2) menunjukan
kegiatan pembelajaran guru/peneliti
kelebihan dan kelemahan sistem
dan kedua lembar observasi untuk
politik yang dianut di Indonesia (3)
melihat aktivitas pembelajaran siswa
mendeskripsikan perbedaan sistem
yang masing-masing dicatat oleh
politik Indonesia
kedua
sejawat)
Liberal dan komunis, siklus ketiga
didalamnya tertuang hal-hal yang
(1) menganalisis peran serta dalam
menjadi acuan yang harus diamati
politik di negara Indonesia (2)
oleh observer dengan dilengkapi
menunjukan
kolom untuk catatan lapangan (field
kelemahan demokrasi Indonesia (3)
note). Untuk materi pokok dalam
mendeskripsikan
observer
(teman
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54
ISSN : 2541-6693
dengan negara
kelebihan
dan
prinsip-prinsip
Legiani
45
demokrasi di indonesia dan (4)
kedua : diharapkan siswa mampu
berperan secara aktif dalam sistem
menguraikan
politik di Indonesia.
Indonesia,
dinamika
menunjukan
politik
kelebihan
Dalam hal ini tidak lupa guru
dan kelemahan sistem politik yang
membuat model pembelajaran yang
dianut di Indonesia mendeskripsikan
sesuai dengan materi yang akan
perbedaan sistem politik Indonesia
dibahas
dengan negara Liberal dan komunis,
Berkaitan
tersebut,
dengan
Djahiri
hal
(1985:28)
siklus
ketiga
siswa
diharapkan
mengemukakan bahwa “ Guru harus
mampu
memiliki strategi yang merupakan
dalam politik di negara Indonesia,
sejumlah
menunjukan
metode/cara
atau
pola
menganalisis peran serta
kelebihan
dalam mencapai atau melaksanakan
kelemahan
sesuatu atau dalam mengajar sesuatu.
mendeskripsikan
Dan guru pun harus menguasai
demokrasi di indonesia dan berperan
metode
secara aktif dalam sistem politik di
mengajar
serta
menggunakan
dapat
pendekatan-
proses
adalah suatu hal yang ingin dicapai
pembelajaran di sekolah senantiasa
setelah
dipengaruhi
pembelajaran,
pembelajaran
belum
model-model
tersebut
maksimal,
prinsip-prinsip
Dalam pembelajaran, tujuan
disimpulkan
oleh
Indonesia,
Indonesia.
pendekatan yang baik”.
Dapat
demokrasi
dan
meskipun
tetapi
model
menjalani
kegiatan
karena
tujuan
pembelajaran merupakan suatu titik
yang
menjadi
acuan
dalam
pembelajaran sangat penting dalam
merencanakan
menunjang
dan
sehingga pembelajaran akan terarah,
pencapaian tujuan belajar yang ingin
terfokus untuk menanamkan nilai-
dicapai.
nilai pendidikan Kewarganegaraan
keberhasilan
Dengan
tujuan
pembe
lajarannya siswa diharapkan mampu
mendeskripsikan pengertian sistem
politik
indonesia,
kepada siswa.
Langkah-langkah
pembelajaran
struktur
langkah yaitu : kegiatan awal selama
politik Indonesia, mendeskripsikan
10 menit, kegiatan inti selama 45
Infrastruktur politik Indonesia, siklus
menit dan kegiatan penutup/akhir
supra
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54
ISSN : 2541-6693
terdiri
dalam
mampu
mendeskripsikan
siswa
pembelajaran
dari
tiga
Legiani
46
selama 25 menit akan dianalisis pada
karena penilaian memiliki arti yang
tahap
sangat
pelaksanaan.
sumber
yang
Selanjutnya
digunakan
dalam
penting
untuk
perkembangan
dan
pembelajaran tindakan ini adalah
akademik peserta didik.
buku paket PKn kelas X untuk SMA/
2. Pelaksanaan
SMK dan Lembar Kerja Siswa
Metode
(LKS).
Portofolio
Buku
sumber
sebagai
kemajuan
Penerapan
Penilaian
Berbasis
(Portofolio
pendukung dalam pembelajaran amat
Assessment)
penting untuk dipilih dan dipilah
Pelajaran
karena hal ini akan menjadi acuan
Meningkatkan
bagi guru dan siswa. Penilaian yang
Berpikir Kritis Siswa
direncanakan
Based
Pada
Mata
Pkn
untuk
Keterampilan
tindakan
Dalam
penelitian ini adalah jenis tagihan
pembelajaran
baik tertulis, penugasan maupun
pertemuan
presentasi,
penilaian
pertemuan kedua dan ketiga, guru
bentuk
diharapkan membuka pembelajaran
instrumennya soal uraian dengan
dengan melakukan entry behavior,
memperhatikan bobot penskoran dan
untuk mengetahui pengetahuan awal
laporan hasil diskusi kelas. Dalam
siswa tentang pokok bahasan sistem
melakukan
politik
terhadap
pada
melihat
wawancara,
proses
penilaian
memperhatikan
penting,
dan
beberapa
sesuai
dikemukakan
hendaknya
dengan
oleh
pelaksanaan
berlangsung
pertama
Indonesia
baik
maupun
yang
akan
prinsip
dipelajari, hal ini dilakukan guru
yang
dengan menanyakan kepada siswa
Komalasari
tentang
berita
ditelevisi.
Guru
(2011: 151) prinsip yang dimaksud
melakukan pengabsenan di awal
adalah sebagai berikut : (a) validitas,
pembelajaran
dan
(b) reliabilitas, (c) menyeluruh, (d)
menuliskan
tujuan
berkesinambungan, (e) onjektif, (f)
pembelajaran. Dalam pelaksanaan
mendidik,
pembelajaran
dari
beberapa
prinsip
peneliti
langsung
dari
merasa
diatas penilaian merupakan hl yang
nervous dan merasa kaku dalam
sangat
menerapkan
penting
dilakukan
dan
model,
kemudian
menjadi salah satu tuntutan penilaian
peneliti mengenalkan topik bahasan
yang harus dilakukan oleh guru,
kepada siswa dengan menuliskan
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54
ISSN : 2541-6693
Legiani
47
dipapan tulis. Pada siklus pertama
pada
kegiatan
inti
peneliti
d. Menuntun proses berpikir siswa,
sebab pertanyaan yang baik akan
menerapkan model Think Pair Share
membantu
dan membagi siswa berkelompok
menentukan jawaban yang baik.
dengan menyesuaikan kepada tingkat
siswa
e. Memusatkan
agar
perhatian
dapat
murid
heterogenitas kemampuan akademik.
terhadap masalah yang sedang
Pada siklus kedua peneliti tetap
dibahas
membuat
kelompok
untuk
Dari kelima peranan penting
melakukan wawancara kepada tokoh
bertanya
politik,
ketiga
mengajar di atas, yang mempunyai
peneliti memberikan tugas kelompok
peranan lebih adalah meningkatkan
untuk membuat makalah dan di
pertisifasi
presentasikan kedepan.
belajar
dan
pada
siklus
dalam
proses
siswa
dan
dalam
belajar
kegiatan
mengajar,
untuk
Pada diskusi kelas pada siklus
merangsang siswa dalam bertanya
pertama, terlibat penyajian untuk
dan berpikir kritis. Dan pada akhir
menjawab
pembelajaran
masih
kurang
karena
guru
menugaskan
siswa belum menanamkan sikap
untuk membuat laporan diskusi kelas
bertanya,
kepada siswa untuk masing-masing
alam
mengajar,
proses
bertanya
belajar
memegang
kelompok
dengan
memberikan
peranan penting sebab pertanyaan
petunjuk-petunjuk
yang tersusun baik dengan teknik
laporan
pengajuan yang tepat akan:
sistematikanya kecuali pada siklus
a. Meningkatkan partisipasi siswa
pertama
dalam kegiatan belajar mengajar
dengan
pembuatan
memberikan
guru tidak memberikan
rambu-rambu sistematika laporan.
b. Membangkitkan minat siswa dan
Dalam akhir pembelajaran, indikator
rasa ingin tahu siswa terhadap
yang dipakai dalam model penilaian
masalah
berbasis portofolio yaitu sesuai yang
yang
sedang
dibicarakan.
dikemukakan
oleh
Budimansyah,
c. Mengembangkan pola berfikir
(2002: 177-122) yang menyatakan
dan belajar aktif siswa, sebab
indikator dalam model penilaian
berpikir
berbasis portofolio yaitu ulangan
itu
sendiri
adalah
bertanya.
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54
ISSN : 2541-6693
Legiani
48
harian, tugas-tugas, catatan perilaku,
dan siswa sulit dilakukan karena
laporan kegiatan siswa.
siswa merasa asing dengan proses
3. Kendala yang dihadapi dalam
pemberian tugas seperto observasi,
Penerapan Metode Penilaian
wawancara,
Berbasis Portofolio (Assessment
menganggap tugas yang diberikan
Based Portfolio) Pada Mata
oleh
Pelajaran
seringkali
Pkn
Meningkatkan
untuk
Keterampilan
penilaian
penerapan
berbasis
guru
masih
beban
sangat
sulit
dan
untuk
mengumpulkan tugas tepat pada
Dalam
melakukan
metode
pengembangan pembelajaran di kelas
portofolio
peneliti mengalami kesulitan karena
(assessment based portfolio) pada
siswa
mata
merespon
pembelajaran
adalah
waktunya.
Berpikir Kritis Siswa
Dalam
siswa
PKn
untuk
tidak
aktif
dan
terhadap
kurang
materi
yang
meningkatkan keterampilan berpikir
peneliti berikan karena siswa sudah
kritis siswa yang dilaksanakan di
terbiasa dengan proses belajar satu
kelas
X
Pariwisata,
peneliti
arah dengan hanya mendengarkan
beberapa
kendala.
materi yang diberikan oleh guru
Hambatan atau kendala yang dialami
tanpa dibiasakan untuk bertanya
oleh
ataupun mengungkapkan pendapat
mengalami
peneliti
pelaksanaan
terjadi
pada
tindakan
saat
proses
pembelajaran berlangsung, Kendalakendala tersebut diantaranya:
Kendala
pertama
maupun berpikir kritis.
Kendala kedua siswa tidak
terbiasa dengan proses pembelajaran
yang
yang kritis dan membahas masalah
dihadapi dalam penerapan metode
sosial yang dibawa ke dalam kelas,
penilaian
sehingga kegiatan proses belajar
berbasis
portofolio
(assessment based portfolio) pada
menjadi
mata
dibiasakan
pembelajaran
PKn
untuk
pasif.
diberi
Siswa
tidak
tugas
untuk
meningkatkan keterampilan berpikir
mencari masalah-masalah apa saja
kritis siswa, suasana belajar dan
yang sedang hangat terjadi saat ini
kebiasaan
pasif,
dengan kata lain siswa kurang dalam
monoton dan hanya terfokus pada
pengetahuan secara umum, siswa
belajar
yang
guru saja. Interaksi antara peneliti
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54
ISSN : 2541-6693
Legiani
49
kurang
menonton
televisi
yang
sifatnya berita.
yang sudah jadi di buku teks ataupun
buku penunjang lainnya.
Kendala yang ketiga yaitu
sebagian
besar
mempunyai
sumber
buku
belajar,
siswa
tidak
paket
sebagai
harus
lebih
menekannkan
pada
aktivitas siswa dalam proses berfikir
materi
yang diarahkan oleh guru sebagai
yang diberikan, karena buku paket
fasilitator untuk memperbaiki dan
merupakan hal yang sangat penting
meningkatkan kemampuan berfikir
bagi kegiatan belajar, sedangkan
kritis siswa, dan membangun suasana
buku Lembar Kerja Siswa (LKS)
yang aktif. Dalam hal ini masih
sebagian besar siswa memilikinya.
banyak kendala yang dihadapi oleh
pemahaman
Kendala
peneliti
ini
dapat terlihat bahwa pembelajaran
dapat
mempersulit
hal
Berdasarkan paparan di atas
selanjutnya
temukan
pembelajaran,
diungkapkan
dalam
proses
pertanyaan
yang
oleh
bersifat
konseptual
terbiasa
untuk
pertanyaan
yang
kritis,
peneliti dalam Penerapan metode
penilaian
berbasis
portofolio
(assessment based portfolio) pada
siswa
masih
mata
dan
belum
meningkatkan keterampilan berpikir
memberikan
kritis siswa yang dilaksanakan di
siswa
akan
pembelajaran
PKn
untuk
kelas X Pariwisata. Hal lain yang
termotivasi memberikan pertanyaan
sangat
apabila diberikan nilai oleh guru.
keberhasilan
Kendala
adalah
apabila semua fasilitas sekolah dapat
sejauhmana guru dapat mensiasati
terpenuhi dengan baik karena hal ini
pembelajaran lebih bermakna, aktif,
merupakan
kreatif, enjoy, kritis serta partisipatif
mempengaruhi pembelajaran.
dengan
selanjutnya
lancar.
kompetensi
yang
Kurangnaya
Sejalan
terhadap
pembelajaran
yaitu,
faktor
dengan
yang
pendapat
guru
Komalasari, (2011: 4) komponen
mengakibatkan sulitnya merancang
yang dapat mempengaruhi proses
perencanaan,
dan
pembelajaran
Kewarganegaraan
dimiliki
menunjang
sebab
setiap
Pendidikan
guru
kualitas
pembelajaran
yaitu
meliputi:
sudah
a. Raw Input, adalah keterkaiatan
terbiasa menggunakan perencanaan
belajar dan pembelajaran dapat
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54
ISSN : 2541-6693
Legiani
50
digambarkan
sistem,
dalam
proses
sebuah
akan lebih termotivasi dalam belajar
dan
dan dapat menciptakan interaksi
memerlukan
positif yang baik antara siswa dan
belajar
pembelajaran
masukan dasar.
guru yang dapat mengarahkan pada
b. Instrumental Input, adalah faktor
instrumental
yang
proses pemberlajaran aktif dengan
merupakan
bersama-sama memecahkan masalah
faktor yang sengaja dirancang
yang terjadi di dalam kelas dengan
untuk menunjang proses belajar
mencari solusi yang baik antara
mengajar dan keluaran yang
siswa dan guru agar tercipta suasana
ingin dihasilkan.
belajar yang aktif, dan kondusif.
c. Environmental
situasi
Input,
dan
adalah
keberadaan
4. Upaya
untuk
Mengatasi
Hambatan atau Kendala yang
lingkungan baik fisik, sosial
Dihadapi
maupun budaya dimana kegiatan
Metode
pembelajaran dilaksanakan.
Portofolio (assessment
based
Mata
d. Learning
Dalam
Penerapan
Penilaian
Berbasis
teaching
process,
portfolio)
harapan
berubah
menjadi
Pembelajaran
Pkn
keluaran
(output)
dengan
Meningkatkan
Keterampilan
kompetensi tertentu.
Keempat
pembelajaran
untuk
Berpikir Kritis Siswa
komponen
di
Pada
atas
Berdasarkan pengamatan di
sangat
lapangan dengan melihat berbagai
mempengaruhi keberhasilan proses
kendala yang dihadapi dan fakta
pembelajaran
sedang
yang ada ketika peneliti menerapkan
berlangsung, mengingat komponen
penerapan metode penilaian berbasis
yang satu dengan yang lainnya saling
portofolio
berkaitan.
portfolio) pada mata pembelajaran
yang
Melihat
banyaknya
(assessment
kendala tersebut, maka peneliti dan
PKn
guru mitra sebagai pengelola kelas
keterampilan berpikir kritis siswa
harus dapat meminimalisir kendala
maka
atau hambatan tersebut. Dengan
mengatasi kendala tersebut. Kendala
meminimalisir kendala yang terjadi
yang dihadapi oleh guru maupun
suasana belajar akan efektif, siswa
peneliti
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54
ISSN : 2541-6693
untuk
based
meningkatkan
diperlukan
yaitu
upaya
berkenaan
untuk
dengan
Legiani
51
masalah
pengelolaan
kelas
dan
(assessment based portfolio) pada
masalah administrasi. Masalah yang
mata
dihadapi guru maupun peneliti dalam
meningkatkan berpikir kritis siswa di
pengelolaan kelas dapat dikatakan
kelas
sebagai
yaitu:
kendala
dalam
proses
pembelajaran, sehingga guru harus
mampu
mengidentifikasi
memecahkan
Berkaitan
masalah
dengan
hal
pembelajaran
X
Pariwisata,
Pelaksanaan
dan
Pembelajaran (RPP) perlu di
tersebut.
susun dengan baik dan matang,
tersebut,
dalam hal materi, media, metode
pembelajaran,
bahwa
evaluasi/penilaian
Guru
harus
untuk
diantaranya
a. Rencana
Djahiri (1985:28) mengemukakan
“
PKn
memiliki
maupun
sehingga
strategi yang merupakan sejumlah
membantu
guru
dalam
metode/cara
pelaksanaan
proses
belajar
atau
pola
dalam
mencapai atau melaksanakan sesuatu
mengajar di dalam kelas agar
atau dalam mengajar sesuatu. Dan
kegiatan belajar menjadi tidak
guru pun harus menguasai metode
kaku dan arah tujuan yang ingin
mengajar serta dapat menggunakan
di capai lebih jelas. Maka dengan
pendekatan-pendekatan yang baik “.
itu guru berusaha lebih baik
Dari paparan di atas dapat
dalam
menyelesaikan
diketahui bahwa kemampuan guru
administrasi seperti pembuatan
memegang peranan yang sangat
Silabus dan Rencana Pelaksanaan
penting,
belajar
Pembelajaran (RPP), pembuatan
mengajar, guru harus mempunyai
format penilaian atau rekapan
berbagai strategi dalam mengajar
penilaian
agar proses pembelajaran menjadi
pembuatan media pembelajaran
aktif dan berjalan dengan tujuan
yang
yang ingin dicapai.
maupun siswa dalam pemahaman
dalam
Adapun
kegiatan
upaya
yang
dilakukan guru dan peneliti dalam
siswa
dapat
serta
dalam
membantu
guru
materi yang akan di berikan.
b. Guru
berusaha
membangun
menghadapi kendala yang terjadi di
suasana kelas yang demokratis,
dalam kelas dalam penerapan metode
kondusif,
penilaian
menyenangkan, misalnya dengan
berbasis
portofolio
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54
ISSN : 2541-6693
aktif
dan
Legiani
52
memberikan kesempatan kepada
d. Guru
berusaha
untuk
lebih
siswa untuk bertanya maupun
banyak memberikan tugas luar
berpendapat serta menyanggah
kepada siswa misalnya tugas
pendapat dari temannya, hal itu
observasi, wawancara sehingga
menanamkan dan membiasakan
hal ini bisa melatih siswa untuk
siswa untuk belajar aktif dan
berpikir lebih kritis terhadap hal-
kritis
hal atau masalah yang terjadi.
dalam
menghadapi
masalah-masalah
yang
Hal ini sesuai yang dikemukakan
terjadi dan melatih keterampilan
oleh Hanna (1963:62,68) dalam
kewarganegaraan
skill)
Somantri
guru
untuk program disekolah harus
berusaha lebih profesional lagi
memperhatikan motivasi, tugas
dalam
perkembangan
siswa.
Maka
sosial
(civic
dari
itu
menjalankan
perannya
fasilitator
maupun
sebagai
sebagai guru di kelas.
(developmental
Dengan
demikian,
bahan untuk PKn disamping
berbasis
portofolio
demokrasi
based
portfolio)
penyusunannya
(assessment
bahwa
tasks) siswa, dan “basic human
activities”.
c. Guru berusaha mendalami model
penilaian
(2001:307),
politik,
maka
harus
pada mata pembelajaran PKn
memperhatikan pula: (a) formal
untuk
meningkatkan
content (bahan pelajaran yang
keterampilan berpikir kritis siswa
diambil dari disiplin ilmu sosial),
agar
(b)
guru
dapat
menginformasikan
kembali
informal
pelajaran
content
yang
(bahan
diambil
dari
masyarakat),
(c)
kepada siswa sehingga guru dan
lingkungan
siswa
respon siswa terhadap formal dan
melakukan
langkah-
langkah pembelajaran, hal ini
dapat membuat siswa termotivasi
untuk
lebih
mengetahui
dan
informal content.
e. Guru
berusaha
aktif
dalam
memotifasi siswa untuk lebih
berfartisifasi aktif dalam mencari
kritis
dalam
hal
bertanya,
solusi masalah yang terjadi di
berpendapat,
dalam kelas.
pendapat dari orang lain dan
menyanggah
menanggapi masalah sosial yang
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54
ISSN : 2541-6693
Legiani
53
terjadi saat ini. Siswa di latih
program pembelajaran dikelas
untuk lebih aktif dan kritis dalam
yaitu
menanggapi masalah. Selain itu
berbagai macam fasilitas dan
memotivasi
media
siswa
untuk
dengan
memanfaatkan
yang
ada
untuk
secara
optimal
menciptakan suasana kelas yang
dimanfaatkan
demokratis, aktif, dan kondusif
dalam pembelajaran Pendidikan
sehingga proses belajar mengajar
Kewarganegaraan. Seperti hasil-
menjadi
hasil
menarik
dan
aktif.
penataran/pelatihan,
Dalam hal ini guru berusaha
perpustakaan, yang berada di
meningkatkan
lingkungan sekolah.
kreatifitas
terutama dalam hal pemilihan
Guru
metode pembelajaran maupun
kepada siswa akan pentingnya
media
yang
sistem teknologi dan informasi
berbeda dan menarik, sehingga
yang dapat mendukung proses
siswa
pembelajaran.
pembelajaran
lebih
penyampaian
diberikan
fokus
dalam
materi
yang
guru,
proses
oleh
belajar mengajar pun akan lebih
menyenangkan.
f. Guru
berusaha
untuk
meningkatkan
pembelajarn
proses
dengan
menerapkan
model-model
hal
ini
mensosialisasikan
DAFTAR PUSTAKA
Anshori,
Sodiq.
(2008).
Implementasi
Asesmen
Portofolio
dalam
Pembelajran IPS di Sekolah
Dasar. Makalah
cara
pembelajaran di setiap proses
pembelajarn,
harus
Arifin,
Zainal (2010) Kerangka
Pedoman
Penilaian
Portofolio. Makalah
dapat
memberikan perubahan dalam
cara belajar siswa dengan kata
Arikunto, Suharsimi. (2002). Dasardasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta : PT Bumi Aksara
lain guru harus lebih kreatif
dalam menciptakan model-model
pembelajaran baru.
g. Guru berusaha kreatif, inovatif,
kritis
untuk
Baedhowi
(2006).
Kebijakan
Assessment dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Makalah
mengembangkan
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54
ISSN : 2541-6693
Legiani
54
Budiningsih, Asri. (2005). Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta:
Rineka Cipta
Komalasari. (2011). Pembelajaran
Kontekstual konsep dan
aplikasi. Bandung: PT Refika
Aditama.
Budimansyah, Dasim. (2002). Model
Pembelajaran dan Penilaian
Portofolio. Bandung: PT.
Genesindo.
Wiriaatmadja . R. (2008). Metode
Penelitian Tindakan Kelas.
Bandung:
PT.
Remaja
Rosdakarya.
Costa, V.B. (1995). “ When Science
is “ Another World”:
Relationships
Between
Worlds of Family, Friends,
School,
and
Science”.
Science Education. 79 (3),
313-333
Departemen Pendidikan Nasional.
Kurikulum 2004: Pedoman
Khusus
Pengembangan
Portofolio untuk Penilaian.
Departemen Pendidikan Nasional.
(2006). Permendiknas No
22/2006 : Standar Isi untuk
Satuan Pendidikan Dasar
dan
Menengah.
Jakarta
BSNP
Djahiri, A. Kosasih. (1985). Strategi
Pengajaran
Afektif-NilaiMoral-VCT
dan
Games
dalam
VCT.
Bandung:
Jurusan PMPKN IKIP.
E. Mulyasa, M.Pd. (2009). Praktik
Penelitian Tindakan Kelas.
Bandung:
PT.
Remaja
Rosdakarya.
UCEJ, Vol. 1, No. 1, April 2016, Hal. 35-54
ISSN : 2541-6693
Legiani
Download