UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.) TERHADAP SERANGAN PENYAKIT ANTRAKNOSA DENGAN PEMAKAIAN MULSA PLASTIK SKRIPSI OLEH : ERIK MELPIN GIRSANG 030302003 HPT DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.) TERHADAP SERANGAN PENYAKIT ANTRAKNOSA DENGAN PEMAKAIAN MULSA PLASTIK SKRIPSI OLEH : ERIK MELPIN GIRSANG 030302003 HPT Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar sarjana Di Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas pertanian , Universitas Sumatera Utara, Medan. Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing ( Dr. Ir. Hasanuddin, MS. ) Ketua ( Ir. Syamsinar Yusuf, MS. ) Anggota DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 ABSTRAK Erik Melpin Girsang, Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik dibawah bimbingan Dr. Ir. Hasanuddin, MS. selaku ketua dan Ir. Syamsinar Yusuf, MS. sebagai anggota. Penelitian ini bertujuan untuk menguji ketahanan beberapa varietas tanaman cabai (Capsicum annum L.) terhadap serangan penyakit antraknosa dan untuk mengetahui pemakaian mulsa plastik terhadap penyakit antraknosa pada tanaman cabai (Capsicum annum L.). Jenis penyakit yang merusak tanaman cabai adalah penyakit antraknosa menyerang tanaman cabai dengan menginfeksi kulit buah yang muda maupun tua sehingga buah akan mengerut, mengeriting, warna buah berubah menjadi kehitaman dan membusuk dan keguguran, akhirnya produksi menurun kalau serangannya dibiarkan maka tanaman akan mati. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari dua faktor perlakuan, yaitu faktor varietas cabai :V1 (Varitas TM-999), V2 (Varietas Hot Beauty), V3 (Varietas Laris), V4 (Varietas Lokal) dan faktor mulsa : M0 (tanpa Mulsa), M1 (Mulsa Plastik Hitam Perak), M2 (Mulsa Plastik Hitam), dan diulang sebanyak 3 kali. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Merek, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, dari bulan September 2007 sampai April 2008. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berbagai varietas dengan mulsa berbeda nyata dalam persentase serangan pada buah, dimana persentase serangan terendah dengan faktor mulsa terdapat pada M1 (Mulsa Hitam Perak) pada pengamatan 17 MST yaitu sebesar 33,60 % dan persentase serangan tertinggi dengan faktor mulsa terdapat pada M0 (tanpa mulsa) pada pengamatan 17 MST yaitu sebesar 41,38 % dan persentase serangan terendah pada faktor varietas pada V1 (TM-999) sebesar 30,60 % pada pengamatan 17 MST dan persentase serangan yang tertinggi pada faktor varietas pada V3 (Varietas Laris) yaitu sebesar 41,83 %. Sedangkan persentase serangan terendah dengan interaksi kedua faktor adalah pada perlakuan M1V1 (Mulsa Hitam Perak dengan Varietas TM-999) yaitu sebesar 16,97 % pada pengamatan 17 MST dan persentase serangan tertinggi pada perlakuan M0V3 (tanpa mulsa dengan varietas Laris) yaitu sebesar 29,65 % pada pengamatan 17 MST. Perlakuan berbagai varietas dengan mulsa berbeda nyata dalam produksi buah, dimana produksi buah tertinggi dengan faktor mulsa terdapat pada M1 (Mulsa Hitam Perak) pada pengamatan 20 MST yaitu sebesar 3,657 ton/ha dan produksi buah terendah dengan faktor mulsa terdapat pada M0 (tanpa mulsa) pada pengamatan 20 MST yaitu sebesar 2,733 ton/ha dan produksi buah tertinggi pada faktor varietas pada V1 (TM-999) sebesar 3,605 ton/ha pada pengamatan 20 MST dan produksi buah yang terendah pada faktor varietas pada V3 (Varietas Laris) yaitu sebesar 2,478 ton/ha. Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Sedangkan produksi buah tertinggi dengan interaksi kedua faktor adalah pada perlakuan M1V1 (Mulsa Hitam Perak dengan Varietas TM-999) yaitu sebesar 2,627 ton/ha pada pengamatan 20 MST dan produksi buah terendah pada perlakuan M0V3 (tanpa mulsa dengan varietas Laris) yaitu sebesar 1,400 ton/ha pada pengamatan 20 MST. Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 ABSTRACT Erik Melpin Girsang, Resistence Test of Chilli Varieties (Capsicum annum L.) on Attact of Antracnosa diseases Using Plastic Mulsa Under Supervision of Dr. Ir. Hasanuddin, MS. As Chairman and Ir. Syamsinar Yususf, MS. as member. This research aims to test the resistence of any varieties of chilli (Capsicum annum L.) on the attact of Antracnosa disease on chilli (Capsicum annum L). The disease damage the chilli crop is antracnosa by infect the young or od fruit of chilli that make the chilli folded in black color, demaged and fall and the production will decrease if the disease is not eliminated. This research applies the Faktorial Group Random Sampling (RAK) that consists of two treatments, i.e chilli variety factor : V1 ( Variety TM999), V2 (Variety Hot Beauty), V3 ( Variety of Laris), V4 (Local Variety) and mulsa factors : M0 (Without mulsa), M1 (Silver Black plastic mulsa), M2 (Black plastic mulsa) and repeated for 3 times. This reseach was conducted at village of Merek, subdistrict of Merek, regency of Karo since September 2007 up April 2008. The results of research indicates that the treatment on varieties with mulsa has a significant diference in attaction percentage on fruit in which the lower attact percentage by mulsa factor found on M1 (silver black mulsa) on observation 17 MST i.e 33,60 % and the higehr attact percentage with mulse factor on M0 (without mulse) on observation of 17 MST i.e 41,38 %. And the lower attact on varicety factor on V1 (TM-999) for 40,60 % on observation of 17 MST and the higher attact on variety factor on V3 (Variety Laris) for 41.83 %. While the lower attact with interaction of both factors is on treatment of M1V1 (Slver blackmulsa and variety of TM-999) i.e 26,65 % on observatio of 17 MST. The treatment on various varieties with mulsa has a significant different on fruit production, in which the higher fruit production with mulsa factor on M1 (Silver black mulsa on observation of 20 MST for 3,657 ton/ha and the lower production with mulsa factor on M0 (without mulsa) on observation 20 MST for 2,733ton/ha and the higher fruit production on variety factor on V1 (TM999) for 3,605 ton/ha on observatio of 20 MST and the lower production with variety factor on V3 (variety of Laris) for 2,478 ton/ha. While the higher fruit production with interaction of the both factors on the treatment of M1V1 (Silver black plastic mulsa with variety of TM-999) for 2,627 ton/ha on observation of 20 MST and the lower fruit production on treatment of M0V3 (without mulsa with variety of Laris) for 1,400 ton/ha on observation of 20 MST Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 RIWAYAT HIDUP Erik Melpin Girsang, lahir pada tanggal 04 april 1985 di Medan, anak ke 4 dari 5 bersaudara. Bapak Drs. St. Apul Girsang dan Ibu Sarianna Br. Sembiring Meliala. Pendidikan yang ditempuh : Tahun 1997 : Lulus dari SD Negeri 064026 Ladang Bambu, Medan Tuntungan. Tahun 2000 : Lulus dari SLTP Negeri 1 Pancur Batu, Deli Serdang. Tahun 2003 : Lulus dari SMU Negeri 1 Pancur Batu, Deli Serdang. Tahun 2003 : Diterima di Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Juni – Juli 2007 Lapangan) : Melaksanakan PKL (Praktek Kerja di Desa Kerasaan, Kecamatan Kerasaan Kabupaten Simalungun. September 2007 April 2008 : Melaksanakan praktek skripsi di Desa Merek Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatNya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Adapun judul dari skripsi ini adalah “ UJI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.) TERHADAP SERANGAN PENYAKIT ANTRAKNOSA DENGAN PEMAKAIAN MULSA PLASTIK ” yang disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Ir. Hasanuddin, MS. selaku ketua komisi pembimbing dan ibu Ir. Syamsinar Yusuf, MS. Selaku anggota yang telah banyak memberikan saran dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaannya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihakpihak yang membutuhkan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Penulis Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 DAFTAR ISI ABSTRAK……………………………………………………………………...…i RIWAYAT HIDUP………………………………………………………………ii KATA PENGANTAR…………………………………………………..………iii DAFTAR ISI……………………………………………………………………..iv DAFTAR TABEL………………………………………………………………vi DAFTAR GAMBAR……………………………………………………..……vii PENDAHULUAN………………………………………………………………..1 Latar Belakang……………………………………………..……………1 Tujuan Penelitian……………………………………………………..…4 Hipotesa Penelitian..…………………………………………………….4 Kegunaan Penelitian…………………………………………………….5 TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………….6 Tanaman Cabai (Capsicum annum L.)………………………………..6 Botani tanaman cabai………………………………………...…6 Morfologi tanaman cabai………………………………………..7 Penyakit Antraknosa…………………………………………………….8 Penyebab Penyakit………………………………………….…..8 Gejala Serangan……………………………………………….10 Daur Penyakit…………………………………………………..11 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyakit……………….12 Pengendalian………………………………………………...…13 Varietas Tahan…………………………………………………………15 Pengaruh Pemberian Mulsa…………………………………………..19 BAHAN DAN METODA………………………………………………………23 Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………..23 Bahan dan Alat…………………………………………………………23 Metode Penelitian…………………………………………………...…23 Pelaksanaan Penelitian……………………………………………….25 Parameter Pengamatan………………………………………………26 HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………………...28 Hasil……………………………………………………………………..28 1. Persentase Serangan Buah……………………………..28 2. Produksi Buah………………………………………………31 Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Pembahasan……………………………………………………………34 1. Persentase Serangan Buah……………………………….34 2. Produksi Buah……………………………………………….39 KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………………44 Kesimpulan……………………………………………………………..44 Saran……………………………………………………………………45 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 DAFTAR TABEL Nomor Judul Hal 1. Persentase serangan pada buah dengan uji jarak duncan 30 dengan faktor mulsa dan varietas 2. Persentase serangan pada buah dengan uji jarak duncan 30 dengan interaksi mulsa dan varietas 3. Produksi buah dengan uji jarak duncan dengan faktor 33 4. Produksi buah dengan uji jarak duncan dengan interaksi 33 mulsa dan varietas varietas dengan mulsa Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 DAFTAR GAMBAR Nomor Judul 1. Gambar 1. Histogram Persentase serangan pada buah Hal 34 dengan faktor mulsa 2. Gambar 2. Histogram Persentase serangan pada buah 35 dengan faktor varietas 3. Gambar 3. Histogram Persentase serangan pada buah 37 dengan interaksi faktor varietas dan mulsa 4. Gambar 4. Histogram produksi buah dengan faktor mulsa 39 5. Gambar 5. Histogram produksi buah dengan faktor 41 varietas 6. Gambar 6. Histogram Produksi buah dengan interaksi 42 faktor varietas dan mulsa Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 PENDAHULUAN Latar Belakang Cabai (Capsicum spp.) merupakan sayuran dan rempah paling penting di dunia. Genus Capsicum berasal dari dunia baru, spesies C. annum dari Meksiko dan spesies lain (C. frustescens, C. Baccatum, C. Chinense, dan C. Pubescens) dari Amerika Selatan. Oleh pedagang portugis dan Spanyol, cabai diintroduksikan ke Asia pada abad ke-16, dan spesies cabai pedas tersebar paling luas di Asia Tenggara (Sanjaya, dkk, 2002). Aspek penting pertanian berkelanjutan antara lain, bagaimana sistem budidaya pertanian tetap memelihara kesehatan tanaman dengan kapasitas produksi maksimum, serta mengurangi dampak kegiatan pertanian yang dapat menimbulkan pencemaran dan penurunan kualitas lingkungan hidup. Berbagai jenis organisme pengganggu tanaman (OPT) dapat mengganggu kesehatan tanaman, yang mengakibatkan penurunan hasil produksi dan penurunan kualitas produk ( Siwi, 2006). Untuk memenuhi kebutuhan tersebut telah dilakukan penanaman secara intensif maupun ekstensif, tetapi produktivitas cabai merah sampai saat ini belum mengembirakan. Beberapa kendala yang menyebabkan rendahnya rata-rata hasil diantaranya faktor varietas yang berdaya hasil rendah (Wardani dan Ratnawilis, 2002). Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Sekarang ini, sisa pestisida pertanian telah menjangkau air permukaan dibanyak tempat di dunia, dan yang telah menjadi masalah internasional sehingga memerlukan upaya detoksifikasi (penyehatan) air-air permukaan terkontaminasi tersebut. Dalam hal ini termasuk teknik yang mengkombinasikan pengelolaan hama terpadu (PHT), praktik pengolahan tanah sesuai kondisi, dan pengembangan tanaman lebih tahan hama (Hanafiah, dkk, 2005). Dewasa ini penggunaan insektisida sangat tinggi untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Diperkirakan 50 % dari biaya produksi digunakan untuk membeli insektisida. Penggunaan insektisida oleh para petani bawang-cabai dilapangan sudah sangat intensif, baik jenis maupun dosis yang digunakan, serta interval penyemprotan yang sudah sangat pendek tenggang waktunya. Keadaan ini akan menimbulkan berbagai permasalahan serius karena insektisida dapat mencemari lingkungan. Oleh karena itu, pada sistem pertanian sekarang diperkenalkan sistem PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yaitu suatu sistem yang menggunakan berbagai cara selain insektisida agar populasi hama/penyakit tetap berada dalam ambang toleransi (Sanjaya, 2004). Antraknosa merupakan salah satu penyakit penting dalam produksi cabai di daerah tropis yang panas dan lembab, dan juga dikenal sebagai penyakit busuk buah prapanen dan pasca panen. Serangan penyakit ini disebabkan oleh cendawan Colletotrichum spp, dan dapat menurunkan produksi sebesar 45-60 % dan kualitas cabai (Hidayat, dkk, 2004). Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Untuk mengatasi penyakit antraknosa pada tanaman cabai, umumnya dilakukan pengendalian secara kimiawi. Cara ini memberikan hasil yang memuaskan, tetapi akan mengakibatkan terjadinya kekebalan penyebab penyakit terhadap fungisida. Selain itu berdampak negatif terhadap lingkungan, terjadinya resurgensi, dan kecenderungan konsumen memilih produk yang bebas pestisida (Tenaya, 2001). Tingkat keberhasilan suatu program perbenihan sangat ditentukan oleh keunggulan benih yang tersedia bagi konsumen. Penggunaan benih yang unggul dan bermutu tinggi merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan produksi tanaman yang menguntungkan secara ekonomis. Sebaliknya, penggunaan benih yang bermutu rendah akan menghasilkan persentase pemunculan bibit yang rendah dan kurang toleran terhadap cekaman abiotik, lebih sensitif terhadap penyakit tanaman, serta memberikan pengaruh negatif terhadap mutu dan hasil tanaman (Syamsuddin, 2007). Menurut Muhuria (2003) suatu varietas disebut tahan apabila : (1) memiliki sifat-sifat yang memungkinkan tanaman itu menghindar, atau pulih kembali dari serangan hama/penyakit pada keadaan yang akan mengakibatkan kerusakan pada varietas lain yang tidak tahan, (2) memiliki sifat-sifat genetik yang dapat mengurangi tingkat kerusakan yang disebabkan oleh serangan hama, (3) memiliki sekumpulan sifat yang dapat mengurangi kemungkinan hama untuk diwariskan, yang dapat menggunakan tanaman tersebut sebagai inang, atau Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 (4) mampu menghasilkan produk yang lebih banyak dan lebih baik dibandingkan dengan varietas lain pada tingkat populasi hama/penyakit yang sama. Penggunaan mulsa ditujukan untuk mencegah terjadinya pemadatan tanah, terutama pada lapisan tanah bagian atas, mengurangi fluktuasi suhu tanah, dan mencegah terjadinya kontak langsung antara buah dengan tanah yang dapat menyebabkan busuk buah (Wardjito, 2001). Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui ketahanan beberapa varietas tanaman cabai (Capsicum annum L.) terhadap serangan penyakit antraknosa. 2. Untuk mengetahui pengaruh pemakaian mulsa plastik terhadap serangan penyakit antraknosa. 3. Untuk mengetahui varietas tanaman cabai (Capsicum annum L.) yang tahan dan pemakaian mulsa plastik yang sesuai untuk menekan serangan penyakit antraknosa. Hipotesa Penelitian 1. Varietas tanaman cabai yang berbeda mempunyai tingkat ketahanan yang berbeda terhadap serangan penyakit antraknosa. 2. Dengan pemakaian mulsa plastik dapat mengurangi serangan penyakit antraknosa. Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 3. Dengan tingkat ketahanan varietas cabai dengan pemakaian mulsa plastik dapat mengurangi serangan penyakit antraknosa. Kegunaan Penelitian 1. Sebagai salah syarat untuk dapat menempuh ujian sarjana di Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. 2. Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan untuk usaha pengendalian penyakit antraknosa tanaman cabai. Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Botani Tanaman Cabai Tanaman cabai (Capsicum annum Linn) adalah merupakan tanaman sayuran yang tergolong tanaman setahun, berbentuk perdu, dari suku (famili) terong-terongan (Solanaceae). Menurut Tindall (1983) tanaman ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub-divisio : Angiospermae Ordo : Polemoniales Famili : Solanaceae Genus : Capsicum Spesies : Capsicum annum L. Tanaman cabai termasuk tanaman semusim yang tergolong ke dalam famili Solanaceae, buahnya sangat digemari, karena memiliki rasa pedas dan merupakan perangsang bagi selera makan. Selain itu buah cabai memiliki kandungan vitamin-vitamin, protein dan gula fruktosa. Di Indonesia tanaman ini mempunyai arti ekonomi penting dan menduduki tempat kedua setelah sayuran kacang-kacangan (Rusli dkk, 1997). Cabai (Capsicum spp.) merupakan sayuran dan rempah penting.Spesies C. annum berasal dari Meksiko, spesies yang lain seperti Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 spesies C. frustescens, C. baccatu, C. chinense, dan C. pubescens berasal dari Amerika Selatan. Oleh pedagang Portugis dan spanyol, cabai diintroduksikan ke Asia pada abad ke-16, dan spesies cabai pedas tersebar paling luas di Asia Tenggara (Sanjaya, dkk, 2002). Morfologi Tanaman Cabai Secara umum cabai merah dapat di tanam di lahan basah (sawah) dan lahan kering (tegalan) dan dapat di budidayakan di saat musim dan kering. Cabai merah dapat tumbuh dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian sampai 900 m dari permukaan laut, tanah kaya akan bahan organik dengan pH 6-7, tekstur tanah remah (Sudiono, 2006). Cabai merupakan salah satu komoditi hortikultura yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, karena selain sebagai penghasil gizi, juga sebagai bahan campuran makanan dan obat-obatan. Daerah pertanaman cabai di Indonesia tersebar di Pulau Jawa seperti Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah, sedangkan kawasan luar Jawa meliputi Lampung, Sumatera Barat dan Aceh bagian Timur (Rompas, 2001). Tanaman ini berbentuk perdu yang tingginya mencapai 1,5 – 2 m dan lebar tajuk tanaman dapat mencapai 1,2 m. Daun cabai pada umumnya berwarna hijau cerah pada saat masih muda dan akan berubah menjadi hijau gelap bila daun sudah tua. Daun cabai ditopang oleh tangkai daun yang mempunyai tulang menyirip. Bentuk daun umumnya bulat telur, lonjong dan oval dengan ujung runcing, tergantung pada jenis dan varietasnya. Bunga cabai berbentuk terompet atau campanulate, sama Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 dengan bentuk bunga keluarga solanaceae lainnya. Bunga cabai merupakan bunga sempurna dan berwarna putih bersih, bentuk buahnya berbeda-beda menurut jenis dan varietasnya (Tindall, 1983). Buahnya bulat sampai bulat panjang, mempunyai 2-3 ruang yang berbiji banyak. Letak buah cabai besar pada umumnya adalah bergantung pada varietasnya. Tetapi buah yang telah tua (matang) umumnya kuning sampai merah dengan aroma yang berbeda sesuai dengan varietasnya. Bijinya kecil, bulat pipih seperti ginjal (buah pinggang) yang warnanya kuning kecoklatan. Berat 1000 biji kering berkisar antara 3-6 gram. Proses penuaan buah berlangsung antara 50-60 hari sejak bunga mekar (Sunaryono, 1996). Penyakit Antraknosa Penyebab Penyakit Menurut Alexopoulus (1952) jamur yang disebut Colletotrichum capsici dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Phylum : Eumycophyta Class : Deuteromycetes (Fungi Imperfecti) Ordo : Melanconiales Family : Melanconiales Genus : Colletotrichum Spesies : Colletotrichum capsici (Sydow Butler dan Disbey) Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Salah satu kendala rendahnya produksi adalah adanya gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), satu diantaranya penyakit antraknosa. Penyebab penyakit antraknosa pada cabai adalah jamur Colletotrichum capsici. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman cabai karena dapat menyebabkan kerugian antara 20 – 50 % (Rompas, 2001). Rendahnya tingkat produksi diberbagai daerah disamping disebabkan oleh faktor-faktor agronomis juga oleh adanya serangan penyakit. Kerusakan oleh penyakit seringkali mencapai 80 % hingga 100 %. Dari hasil inventarisasi didapatkan bahwa antraknosa merupakan penyakit yang sering menimbulkan kerugian. Penyakit disebabkan oleh jamur Colletotrichum sp (Wiratma, dkk, 1983). Serangan antraknosa ini disebabkan cendawan genus Colletotrichum. Cendawan ini mempunyai enam spesies utama yaitu C. gloeosporiodes, C.acutatum, C.dematium, C.capsici dan C.acutatum. Colletotrichum gloeosporiodes dan C.acutatum mengakibatkan kerusakan buah dan kehilangan hasil paling besar. Lebih dari 90 persen antraknosa yang gloeosporiodes. menginfeksi Namun cabai akhir-akhir ini, diakibatkan Colletotrichum Colletotrichum acutatum menggantikan 'posisi' gloeosporiodes (Syukur, 2007). Ordo ini terdiri dari satu family khusus, yaitu Melanconiaceae. Banyak spesies yang masuk family khusus ini merupakan parasit yang Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 menyebabkan penyakit tumbuhan yang dikenal dengan antraknosa (Dwidjoseputro, 1978). Ordo dari class Deuteromycetes ini mempunyai konidiofor yang pendek dan beragrasi pada permukaan yang tipis dari parenkimoid dan stroma (suatu aservulus) konidia dibentuk dalam aservulus (Djas, 1980). Acervulus tersusun di bawah epidermis tumbuhan inang. Epidermis pecah apabila konidia telah dewasa. Konidia keluar sebagai percikan berwarna putih , kuning, jingga, hitam atau warna lain sesuai dengan pigmen yang dikandung konidia. Diantara melanconiales yang konidianya cerah (hialin) adalah gleosporium dan colletrotichum, keduanya mempunyai konidia yang memanjang dengan penciutan di tengah (Dwidjoseputro, 1978). Colletotrichum mempunyai stroma yang terdiri dari massa miselium yang berbentuk aservulus, bersepta, panjang antara 30-90 µm , umumnya berkembang merupakan perpanjangan dari setiap aservulus. Konidia berwarna hialin, bersel tunggal dan berukuran 5-15 µm (Daniel, 1972). Gejala Serangan Kehilangan hasil buah cabai merah yang disebabkan penyakit antraknosa ini bervariasi antara 21 % - 65 %. Terdapat dua jamur yang dapat menyebabkan penyakit antraknosa pada tanaman cabai merah. Kedua patogen termasuk dalam ordo Melanconiales, yaitu : Colletotrchum gloeosporioides dan Colletotrichum capsici (Pranoto, 2005). Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Penyakit antraknosa pada tanaman mudah kelihatan oleh ciri becak yaitu bulat panjang, berwarna merah kecoklatan, dengan meninggalkan sepanjang becak luka. Infeksi ini terjadi dalam lokasi potongan kecil tersebar kemana-mana dan menyerang daun (Dehne, et all, 1997). Gejala penyakit ini berupa bercak kecil pada buah cabai. Selama musim hujan bercak ini berkembang cepat. Bahkan pada lingkungan kondusif penyakit ini dapat menghancurkan seluruh areal pertanaman cabai (Syukur, 2007). Serangan terjadi pada buah muda maupun yang sudah masak. Gejala segera nampak berupa titik gelap, sedikit cekung dan bergaris tengah 1 mm. Bercak akan segera berkembang hingga mencapai seluruh permukaan buah. Patogen dapat masuk menginfeksi buah melalui luka maupun secara langsung. Sedangkan keadaan yang basah dan adanya air hujan sangat berperanan dalam penyebaran spora dari satu tanaman ke tanaman lain (Wiratma, dkk, 1983). Penyakit antraknosa ini menyerang buah cabai yang masih muda melalui luka akibat lalat buah. Gejalanya ialah noda lekukan berwarna hitam kelam pada buahnya, dan dapat pula pada batang serta rantingrantingnya. Penyakit ini dapat ditularkan melalui benih (biji) yang ditanam (Seed borne). Pada serangan hebat dapat merusakkan tanaman sehingga tidak dapat dipanen karena buahnya tidak dapat dijual. Biji cabai yang terserang penyakit ini biasanya berkerut dan berwarna kehitaman hitaman (Sunaryono, 1992). Daur Penyakit Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Jamur menyerang daun dan batang, kelak dapat menginfeksi buahbuah. Jamur pada buah masuk ke dalam ruang biji dan menginfeksi biji. Kelak jamur menginfeksi semai yang tumbuh dari biji buah sakit. Jamur hanya sedikit sekali mengganggu tanaman yang sedang tumbuh, tetapi memakai tanaman ini untuk bertahan sampai terbentuknya buah hijau. Selain itu jamur dapat mempertahankan diri dalam sisa-sisa tanaman sakit. Seterusnya konidium disebarkan oleh angin (Semangun, 2004). Jamur Colletotrichum dapat menginfeksi, cabang ranting, daun dan buah. Infeksi pada buah terjadi biasanya pada buah menjelang tua dan sudah tua. Gejala diawali berupa bintik-bintik kecil yang berwarna kehitam-hitaman dan sedikit melekuk. Serangan lebih lanjut mengakibatkan buah mengerut, kering, membusuk dan jatuh. Jamur dapat terbawa biji dari buah sakit dan menginfeksi tanaman di persemaian (Rusli, dkk, 1997). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyakit Antraknosa adalah penyakit terpenting yang menyerang cabai di Indonesia. Penyakit ini distimulir oleh kondisi lembab dan suhu relatif tinggi. Penyakit antraknosa dapat menyebabkan kerusakan sejak dari persemaian sampai sampai tanaman cabai berbuah, dan merupakan masalah utama pada buah masak, serta berakibat serius terhadap penurunan hasil dan penyebaran penyakit (Syamsuddin, 2007). Penyakit kurang terdapat pada musim kemarau, di lahan yang mempunyai drainase baik, dan gulmanya terkendali dengan baik. Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Perkembangan becak dari kedua penyakit tersebut paling baik terjadi pada suhu 30 o C, sedang sporulasi jamur G. piperatum pada suhu 23 o C, dan C. capsici pada suhu 30 o C. Buah yang muda cenderung lebih rentan dari pada yang setengah masak. Tetapi perkembangan becak karena C. capsici lebih cepat terjadi pada buah yang lebih tua, meskipun buah muda lebih cepat gugur karena infeksi ini (Semangun, 2004). Serangan penyakit antraknosa pada buah masak lebih parah dibandingkan dengan buah yang belum masak (masih hijau). Buah cabai yang masak, selain mengandung glukosa dan sukrosa, juga mengandung fruktosa, sedangkan buah yang hijau hanya mengandung sukrosa dan glukosa. Dengan demikian, diduga fruktosa merupakan jenis gula mempunyai korelasi dengan penyakit antraknosa, sehingga fruktosa dalam buah dapat dijadikan karakter seleksi ketahanan tanaman cabai terhadap serangan antraknosa (Tenaya, 2001). Pengendalian Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan tidak menanam biji yang terinfeksi. Buah-buah yang terinfeksi jangan diambil bijinya. Biji dapat diobati dengan thiram 0,2 %. Jika diperlukan, penyakit dapat dikendalikan dengan menggunakan fungisida. Bermacam-macam fungisida dapat dipakai untuk keperluan ini, antara lain Antracol (propineb), Velimek (maneb dan zineb), Delsene MX-200 (karbendazim dan mankozeb), Benlate dan Manzate (benomyl dan maneb), DithaneZ-78 (zineb), dan fungisida tembaga (Semangun, 2004). Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Pada tanaman cabai secara in-vitro dan in-vivo menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak daun nimba dapat digunakan untuk mengendalikan patogen Gloeosporium piperatum yang juga menyebabkan penyakit antraknosa pada cabai. Beberapa jenis tanaman lain yang dapat menghasilkan produk baik dalam bentuk tepung, ekstrak atau minyak atsiri yang memiliki potensi sebagai pengendali patogen tanaman (Kaempferia adalah cengkeh galanga) dan (Syzgium kunyit aromaticum), (Curcuma kencur domestica) (Syamsuddin, 2007). Penyakit antraknosa yang disebabkan oleh Colletotrichum capsici dan Gloeosporium piperatum merupakan penyakit penting pada tanaman cabai merah. Usaha pengendalian penyakit antraknosa salah satunya adalah dengan menginduksi ketahanan tanaman cabai. Pengendalian yang sering digunakan oleh petani adalah dengan menggunakan fungisida. Prinsip penggunaan fungisida didasarkan pada prinsip antibiotik terhadap tanaman. Prinsip lainnya yang berpotensi untuk mengendalikan penyakit yaitu penggunaan bahan kimia sintetik yang mampu memicu ketahanan tanaman (Hersanti, dkk, 2001). Penyakit antraknosa buah cabai ditemukan menginfeksi buah cabai diseluruh pertanaman cabai di Sumatera Barat. Penyebab penyakit antraknosa buah cabai adalah jamur Colletotrichum capsici. Dengan ditemukannya penyakit ini diseluruh pertanaman cabe Sumatera Barat, maka usaha pengendalian penyakit dengan menggunakan varietas tahan yang digemari konsumen perlu dikembangkan (Rusli, dkk, 1997). Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Usaha pengendalian penyakit antraknosa dengan cara biologis adalah paling ekonomis yaitu dengan penanaman kultivar yang tahan. Usaha pemuliaan untuk mendapatkan varietas cabai yang tahan dapat dilakukan dengan cara persilangan antarspesies antara cabai rawit dengan cabai merah (Tenaya, 2001). Menurut Muhuria (2003) menggunakan varietas resisten dalam pengendalian hama/penyakit antara lain : (1) mengendalikan populasi hama/penyakit tetap di bawah ambang kerusakan dalam jangka panjang, (2) tidak berdampak negative, (3) tidak membutuhkan alat dan teknik aplikasi tertentu, dan (4) tidak membutuhkan biaya tambahan. Pengelolaan tanaman terpadu (PTT) bertujuan untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman dan mengurangi masalah-masalah hama dan penyakit. Mulsa dapat menjadi salah satu komponen PTT. Penggunaan mulsa sintetis dapat menjadi salah satu metode untuk menolak serangga tertentu, untuk mengendalikan beberapa patogen yang ditularkan melalui tanah dan rumput-rumputan, untuk memodifikasi suhu tanah, mengurangi penguapan, mengendalikan pencucian unsur hara, untuk meningkatkan hasil pane dan memperbaiki kualitas produk panen (Vos, 1994) Varietas Tahan Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Banyak kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi cabai di Indonesia, kendala produksi yang paling penting yaitu sebagai berikut : a. kurangnya kuantitas benih cabai yang tersedia dan bermutu tinggi b. kehilangan hasil yang tinggi karena serangan hama penyakit di pertanaman dan kehilangan hasil karena penanganan pasca panen c. menurunnya tingkat kesuburan tanah karena penanaman cabai dan sayuran lainnya secara terus menerus (Duriat dan Sastrosiswojo, 1995). Produksi cabai yang dipanen umumnya hasilnya rendah, ini dikarenakan pertumbuhan tanaman kurang baik, kualitas benih rendah dan pengetahuan petani yang kurang tentang aspek budidaya. Teknik pembudidayaan menurunkan akan dapt kemampuan mengubah hidup dan lingkungan virulensi tanaman jasad dan pengganggu (Vos, 1994) Peningkatan produksi cabai dapat dilakukan dengan menggunakan varietas yang berdaya hasil tinggi. Varietas yang berdaya hasil tinggi yang ditanam pada kondisi lingkungan yang sesuai, tentunya perlu didukung dengan teknologi kultur teknis yang memadai (Hayati, 2001). Jika kita membandingkan serangan suatu patogen terhadap beberapa kultivar (varietas, klon) satu jenis tumbuhan tertentu, sering tampak adanya reaksi yang berbeda-beda dari kultivar-kultivar itu, yang berkisar antara sangat rentan, dan sangat tahan. Ketahanan dan kerentanan adalah pengertian yang relatif, dengan tidak ada batasErik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 batasnya yang tajam. Jika suatu kultivar tumbuhan disebut tahan terhadap serangan patogen tertentu, sedangkan kultivar lainnya dikatakan rentan, maka ini berarti bahwa kultivar yang pertama mempunyai ketahanan lebih tinggi dari pada kultivar kedua. Bahkan ketahanan dan kerentanan ini dapat bervariasi karena pengaruh lingkungan dan ras patogen (Semangun, 1996). Setiap spesies tanaman diganggu oleh hampir seratus jenis cendawan, bakteri, molikut, virus dan nematoda yang berbeda-beda. Seringkali, satu tanaman diserang oleh ratusan bahkan ribuan patogen. Walaupun tanaman mungkin menderita kerusakan ringan atau berat, tetapi banyak diantaranya yang tetap dapat bertahan hidup dari semua serangan itu, bahkan bukan tidak mungkin dapat membuatnya untuk tumbuh lebih baik dan memberikan hasil yang memuaskan (Lisnawita, 2003). Jenis ketahanan tanaman yang bersifat palsu atau sering disebut dengan ketahanan fungsional, dimana tanaman akan terbebas dari patogen karena pengaruh lingkungan yang belum mendukung patogen tersebut melakukan infeksi terhadap tanaman tersebut (Fry, 1982). Mekanisme resistensi pada tanaman yang resisten cepat terjadi setelah patogen muncul, sehingga dapat menghambat atau mencegah perkembangan patogen, sebaliknya pada tanaman yang rentan, mekanisme tersebut lebih lambat terjadi sehingga patogen telah berkembang terlebih dahulu. Keberhasilan patogen berkembang di dalam inang sangat tergantung dari pengenalan inang terhadap patogen suatu Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 interaksi yang kompatibel antara inang dan patogen akan menyebabkan patogen mampu menekan kemampuan tanaman untuk menghambat inokulasi berikutnya dari patogen yang tidak kompatibel dan sebaliknya interaksi yang tidak kompatibel dapat melidungi tanaman dari infeksi patogen yang kompatibel (Lisnawita, 2003). Ketahanan suatu varietas tahan tidak berlangsung lama, karena satu varietas yang semula tahan, kemudian menjadi rentan setelah ditanam 2-3 musim berturut-turut. Dominasi populasi ras di suatu daerah berbeda pada lokasi dan musim yang berbeda sehingga varietas yang tahan disuatu daerah, di daerah lain rentan (Sudir, dkk, 1999). Setiap varietas cabai memiliki ketahanan yang berbeda dengan varietas lainnya terhadap penyakit. Ketahanan tanaman mempunyai beberapa macam ketahanan tanaman terhadap penyakit yaitu ketahanan mekanis, ketahanan kimiawi dan ketahanan fungsional. Ketahanan mekanis dan ketahanan kimiawi dapat terdiri atas ketahanan pasif dan ketahanan aktif. Pada ketahanan pasif atau statis sifat-sifat tersebut baru terjadi setelah tumbuhan terinfeksi (Semangun, 1996). Ketahanan mekanis pasif, yaitu ketahanan yang dimiliki oleh tanaman karena memiliki suatu struktur-struktur morfologis yang sukar diinfeksi oleh patogen, misalnya tanaman yang memiliki epidermis yang tebal, adanya lapisan lilin, mempunyai mulut kulit yang sempit dan sedikit, adanya bulu-bulu di permukaan daun dan sebagainya. Sedangkan ketahanan mekanis aktif adalah ketahanan tumbuhan yang bekerja Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 setelah inang mengalami invasi patogen. Mekanisme ketahanan aktif merupakan hasil interaksi antara sistem-sistem genetik tumbuhan inang dengan patogen. Pertahanan mekanis yang aktif terutama terdiri atas reaksi ketahanan yang bersifat histologis. Ini terjadi dengan pembentukan lapisan sel yang membatasi bagian tumbuhan yang terinfeksi dan terbentuknya bengkakan mirip kalus (kalosit) pada dinding sel. Di sekitar bagian yang terinfeksi dapat terbentuk lapisan pemisah yang terdiri atas lapisan gabus, sel-sel yang terisi gom (blendok), sel-sel absisi dan tilosis (Semangun, 1996). Ketahanan fungsional terjadi karena pertumbuhan tanaman yang sedemikian rupa sehingga tanaman dapat menghindari penyakit, meskipun tanaman itu sendiri rentan. Tumbuhan melewati fase rentannya pada saat tidak ada patogen atau pada waktu lingkungan tidak cocok untuk infeksinya. Karena itu ketahanan ini sering disebut ketahanan palsu (Semangun, 1996). Menurut Muhuria (2003) pemanfaatan varietas unggul dengan tipe ketahanan vertikal hanya akan efektif bila : (1) hama/penyakit yang dikendalikan merupakan satu-satunya hama yang menyebabkan turunnya produksi (tidak ada hama lain) (2) varietas ini tidak ditanam secara terus menerus tetapi harus dirotasikan dengan tanaman lain (3) tidak diusahakan secara besar-besaran dalam hamparan yang luas (4). ditanam dengan sistem tumpang sari (multiple cropping). Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Penyerangan suatu penyakit meliputi tahapan inokulasi, penetrasi, infeksi sampai berkembang menjadi penyakit sehingga tanaman digolongkan sebagai tanaman peka (Utami, 1999). Pengaruh Pemberian Mulsa Mulsa adalah setiap bahan yang dapat diaplikasikan ke permukaan tanah, terdiri dari bahan-bahan organik dan anorganik. Mulsa anorganik (sintetis) misalnya plastik hitam perak digunakan untuk memodifikasi suhu tanah, mengurangi penguapan, mengendalikan pencucian hara, memacu pertumbuhan dan perkembangan tanaman untuk meningkatkan hasil panen serta memperbaiki kualitas produk (Vos, 1994). Berdasarkan bahan dan cara pembuatan, mulsa dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu mulsa organik, mulsa anorganik, dan mulsa sintetis. Mulsa organik berasal dari bahan sisa pertanian seperti jerami dan daun-daunan. Mulsa anorganik berasal dari bahan batu-batuan dalam berbagai bentuk dan ukuran seperti batu kerikil, dan mulsa kimia sintetis berasal dari bahan plastik seperti mulsa plastik hitam perak mulsa jerami dapat dimanfaatkan untuk tiap jenis tanah dan tanaman. Karena sifatnya yang mudah lapuk, mulsa jerami banyak diaplikasikan pada tanah yang telah dieksploitasi berat agar kesuburan tanah pada jangka waktu tertentu dapat dikembalikan melalui pelapukan mulsa jerami tersebut. Dewasa ini mulsa plastik hitam perak telah diterapkan secara luas, karena warna perak dapat memantulkan cahaya matahari sehingga energi cahaya matahari yang diterima oleh tanaman lebih besar Energi matahari Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 yang diterima tanaman akan mempengaruhi aktivitas fotosintesis; makin besar energi yang diterima tanamanmakin tinggi aktivitas fotosintesisnya (Abdurahman, 2004). Pengaruh mulsa organik dan mulsa sintetis terhadap beberapa hama dan penyakit utama pada tanaman cabai diantaranya adalah busuk buah antraknosa, bercak daun cercospora, lalat buah, trips, virus dan tungau (Vos, 1994). Untuk keberhasilan tanaman sayuran selain perlu dipenuhi persyaratan tumbuh pokok, diperlukan teknik budidaya yang tepat. Penggunaan mulsa sudah dianggap kebutuhan karena banyak manfaatnya antara lain dapat meningkatkan produksi. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa mulsa berperan baik dalam mempertahankan suhu optimum dan kandungan air dalam tanah sehingga tercipta kondisi yang baik untuk pertumbuhan tanaman (Asnawi dan Dwiwarni, 2000). Penggunaan mulsa merupakan salah satu alternatif atau cara untuk mengendalikan gulma dalam upaya peningkatan produksi. Pemulsaan sangat berfaedah dalam hal mempertahankan kondisi lingkungan tanah yang dapat menjamin pertumbuhan dan produksi tanaman yang optimal. Adanya mulsa pada permukaan tanah dapat mengubah iklim mikroklimat disekitar tanaman sehingga dapat memperbaiki perkembangan tanaman pokok. Mulsa dapat menekan pertumbuhan gulma, mereduksi penguapan, dan kecepatan alir permukaan, sehingga kelembaban tanah dan persediaan air dapat terjaga (Wardjito, 2001). Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Pemberian mulsa pada tanaman, selain ditujukan untuk mempertahankan kelengasan tanah, menekan pertumbuhan gulma, memantapkan agregat tanah, menekan terjadinya erosi juga untuk menambahkan unsur hara kedalam tanah untuk dimanfaatkan oleh tanaman (Priyambada, 2005). Produksi cabai merah di Indonesia belum mencukupi kebutuhan nasional, karena produktivitasnya ditingkat petani masih rendah. Teknologi penggunaan mulsa dan pola tanam telah diuji untuk melihat pengaruhnya terhadap produksi cabai merah. Lokasi percobaan terletak di Kecamatan Sumber jaya, kabupaten Majalengka. Percobaan ini menggunakan rancangan petak terpisah dengan ulangan empat kali. Petak utama adalah perlakuan penggunaan mulsa plastik hitam perak (MPHP) dengan anak petak perlakuan pola tanam. Perlakuan penggunaan MPHP menunjukkan tinggi tanaman, diameter kanopi dan produksi lebih tinggi daripada tanpa MPHP. (Kusbiantoro, dkk, 2007). Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 BAHAN DAN METODA Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di desa Merek. Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Dengan ketinggian 1350 m dpl. Dimulai dari bulan September 2007 sampai dengan April 2008. Bahan dan Alat Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain mulsa plastik , bibit dari 4 varietas cabai merah, pupuk kandang, pupuk urea, SP-36 dan KCL. Alat yang digunakan dalam penelitian adalah cangkul, gembor, plakat nama, timbangan, tali, pacak, gembor, label, alat tulis dan kalkulator. Metoda Penelitian Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari dua faktor perlakuan, yaitu : I. Varietas cabai, yaitu : V1 = varietas TM-999 V2= Varietas Hot Beauty V3 = Varietas Laris V4 = Varietas Lokal Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 II. Jenis Mulsa, yaitu : M0 = Tanpa mulsa M1 = Mulsa plastik hitam perak M2 = Mulsa plastik hitam Sehingga didapat 12 kombinasi perlakuan, yaitu : M0V1 M1V1 M2V1 M0V2 M1V2 M2V2 M0V3 M1V3 M2V3 M0V4 M1V4 M2V4 Jumlah ulangan :3 Jumlah plot : 36 Jarak tanam : 55 cm x 60 cm Jumlah tanaman per plot : 20 tanaman Jumlah tanaman sampel : 3 tanaman Jarak antar plot : 1 meter Ukuran Plot : 2 x 3 meter Dari hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam berdasarkan model linier sebagai berikut : Yiijk = µ + i + αj + βk + (αβ)jk + εjk dimana : Yiijk : Hasil pengamatan dari plot yang mendapat perlakuan varietas cabai taraf ke-j dan jenis mulsa taraf ke-k pada blok ke-i µ : Rataan atau nilai tengah umum Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Pengaruh blok taraf ke-i i : αj : Pengaruh varietas cabai taraf ke-j βk : Pengaruh jenis mulsa taraf ke-k (αβ)jk : Pengaruh interaksi antara varietas cabai taraf ke-j dan jenis mulsa taraf ke-k εjk : Pengaruh eror dari blok ke-i yang mendapat perlakuan varietas cabai taraf ke-j dan jenis mulsa taraf ke-k Bila dalam pengujian sidik ragam diperoleh pengaruh perlakuan berbeda nyata atau sangat nyata, maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Duncan. Pelaksanaan Penelitian Pembibitan Benih cabai disemaikan dalam media campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 dan tempat persemaian diberi naungan. Persemaian disiram tiap hari pada pagi dan sore hari. Persiapan lahan Pengolahan lahan dilakukan 2 minggu sebelum tanam. Lahan yang akan ditanam diolah sebanyak 2 kali, kemudian tanah dihaluskan. Tanah dibagi menjadi 3 blok sebagai ulangan. Dalam setiap plot 2 x 3 m, jarak antar blok 100 cm. Jumlah plot sebanyak 36 plot. Dalam setiap plot dibuat lubang untuk memberi pupuk kandang atau kompos 1-1,5 kg/tanaman. Penanaman Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Setelah bibit berumur 14 hari, bibit cabai dapat dipindahkan kepertanaman. Penanaman dilakukan pada sore hari. Perawatan Tanaman Perawatan yang dilakukan terhadap tanaman meliputi penyiraman, pemupukan dan pengendalian gulma atau penyulaman. Penyulaman dilakukan dua minggu setelah tanam. Bila terdapat tanaman yang mati atau menunjukkan pertumbuhan yang kurang baik. Pemupukan dilakukan pada saat tanaman cabai ditanam, saat berumur 30 hari dan 60 hari dengan menggunakan pupuk urea, SP-36, KCL masing-masing 10 gram : 13,5 gram : 10 gram. Pemupukan kedua, yaitu urea : SP-36 : KCL masing-masing 10 gram : 6,5 gram : 13,5 gram. Pemupukan dilakukan dengan jarak 10-15 cm dari tanaman. Pemasangan Mulsa Cara pemasangan mulsa plastik yaitu dengan menarik kedua ujungmulsa ke masing-masing ujung bedengan dengan arah memanjang, kemudian dikuatkan dengan jepitan yang terbuat dari bilah bambu yang berbentuk “V”, yang ditancapkan di setiap sisi bedengan, kemudian mulsa plastik tersebut ditarik ke bagian sisi kanan bedengan hingga tampak rata menutupi seluruh permukaan bedengan. Parameter Pengamatan Persentase Serangan Buah Pengamatan persentase serangan buah antraknosa yaitu dengan mengamati gejala busuk pada buah. Pengamatan dilakukan pada saat 12 Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 MST (Minggu Setelah Tanam). Pengamatan dilakukan sebanyak 10 kali pengamatan dengan interval 1 minggu sekali dengan rumus sebagai berikut : P= a b x 100 % keterangan : P : Persentase serangan buah a : Jumlah buah yang terserang / sampel b : Jumlah buah / sampel (Moekasan, dkk, 2000). Produksi Cabai Produksi dihitung mulai dari cabai siap panen yaitu pada saat 15 MST (Minggu Setelah Tanam), dilakukan sebanyak 10 kali pemanenan dengan interval 1 minggu sekali, dengan menimbang berat cabai yang dipanen dari setiap plot perlakuan (Kg/plot) dari 3 tanaman sampel, kemudian dikonversikan kedalam ton/Ha dengan menggunakan rumus : Produksi Ton/Ha = Data Pendukung Luas areal dalam 1 ha (10.000 m2) X Produksi per plot Luas plot Data pendukung yang digunakan adalah data curah hujan dan kelembaban selama musim tanam. Kategori ketahanan cabai terhadap antraknosa berdasarkan kriteria Intensitas Serangan adalah : Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 0 – 20 % = tahan 41 – 50 % = sedang 21 – 40 % = agak tahan > 50 % = peka (Wardani dan Ratnawilis, 2002). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil 1. Persentase Serangan Buah Hasil pengamatan pengamatan persentase serangan 12,13,14,15,16,17,18,19,20,21 MST pada buah (Minggu pada Setelah Tanam) dapat dilihat pada lampiran 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10. Dari hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa mulsa berpengaruh sangat nyata pada pengamatan 17,18,19,20,21 MST terhadap persentase serangan pada buah. Demikian juga pengaruh varietas terhadap persentase serangan pada buah berpegaruh sangat nyata pada pengamatan 18,19,20,21 MST. Tetapi interaksi varietas dengan mulsa tidak nyata pada pengamatan 12,13 MST. Untuk mengetahui perlakuan mana yang berbeda nyata dan sangat nyata maka dilakuakan Uji Jarak Duncan dengan faktor varietas dan mulsa dapat dilihat pada tabel 1. Untuk mengetahui perlakuan mana yang berbeda nyata dan sangat nyata maka dilakuakan Uji Jarak Duncan dengan interaksi kedua faktor varietas dengan mulsa yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 2. Dari tabel 1 diperoleh bahwa persentase serangan pada buah yang terendah dengan faktor mulsa terdapat pada M1 (Mulsa Perak Hitam) Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 pada pengamatan 17 MST yaitu sebesar 33,60 % dan yang tertinggi dengan faktor mulsa terdapat pada M0 (tanpa mulsa) pada pengamatan 17 MST yaitu sebesar 41,38 %. Dari tabel 1 diperoleh bahwa persentase serangan pada buah yang terendah pada faktor varietas pada V1 (TM-999) yaitu sebesar 30,60 % pada pengamatan 17 MST dan yang tertinggi pada V3 (varietas laris) yaitu sebesar 41,83 % pada pengamatan 17 MST. Dari tabel 2 diperoleh persentase serangan pada buah yang terendah dengan interaksi kedua faktor tersebut pada perlakuan M1V1 (Mulsa hitam perak dengan varietas TM-999) yaitu sebesar 16,97 % pada pengamatan 17 MST dan yang tertinggi pada perlakuan M0V3 (tanpa mulsa dengan varietas laris) yaitu sebesar 29,65 % pada pengamatan 17 MST. Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Tabel 1. Persentase serangan pada buah dengan uji jarak duncan dengan faktor mulsa dan varietas Perlakuan 12 Persentase serangan (%) / Pengamatan Minggu Setelah Tanam 14 15 16 17 18 19 13 20 21 Faktor Mulsa M0 0.00 M1 0.00 M2 0.00 tn tn tn 2.18 0.00 0.00 tn tn tn 11.3 6.78 11 tn tn tn 17 9.23 12.3 tn tn tn 30.37 19.41 25.27 a b ab 41.38 33.69 37.67 A B AB 21.27 18.99 20.96 A B C 18.6 16.5 16 A C B 16.65 14.63 15.85 A C B 17.4 14.2 15.8 A C B Faktor Varietas V1 0.00 V2 0.00 V3 0.00 V4 0.00 tn tn tn tn 0.00 0.93 1.81 0.00 tn tn tn tn 5.17 9.57 13 8.62 tn tn tn tn 9.29 12.7 15.30 10.9 b ab a ab 17.54 26.03 28.37 21.87 b ab ab ab 30.61 34.24 41.84 34.14 c b a b 17.18 19.92 20.86 18.57 D B A C 14.5 17.1 16.2 32.2 D A B C 12.38 15.45 17.11 13.98 D B A C 12.9 14.7 17.3 14.4 C B A B 20 8.62 10.76 12.42 9.82 7.77 9.72 10.33 8.76 8.37 10.42 11.47 9.36 DE BC A CD E CD BC DE DE BC AB CD ket: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 1 % dan 5 % Tabel 2. Persentase serangan pada buah dengan uji jarak duncan dengan interaksi mulsa dengan varietas Perlakuan M0V1 M0V2 M0V3 M0V4 M1V1 M1V2 M1V3 M1V4 M2V1 M2V2 M2V3 M2V4 12 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn 13 0.00 1.85 3.61 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn 14 4.15 7.59 10.38 6.13 1.70 4.78 6.28 4.19 4.49 6.76 9.31 6.92 Persentase Serangan (%) / Pengamatan Minggu Setelah Tanam 15 16 17 18 19 D 8.27 ABC 15.29 AB 23.05 AB 11.85 DE 10.31 B 11.16 ABC 21.15 AB 24.33 AB 13.96 AB 12.32 A 14.11 ABC 22.16 A 29.66 A 14.61 AB 12.59 C 9.07 ABC 17.34 AB 26.42 AB 12.77 CD 11.34 F 4.38 C 7.23 B 16.97 A 10.53 F 8.83 E 6.14 BC 13.58 AB 20.62 AB 12.44 DE 10.79 D 7.45 BC 14.87 AB 26.89 AB 12.83 CD 11.60 E 5.08 C 12.84 AB 19.54 AB 11.67 E 10.08 E 5.94 BC 12.59 AB 21.18 AB 11.98 DE 9.85 D 8.00 BC 17.33 AB 23.54 AB 13.44 BC 11.14 B 9.05 ABC 19.70 AB 27.13 AB 14.28 AB 8.28 D 7.67 BC 13.55 AB 22.32 AB 12.70 CD 10.82 DEF AB AB C G CDE BC EF F CDE G CDE 21 9.64 11.04 12.34 10.35 7.48 8.54 10.78 8.78 8.73 9.72 11.55 9.61 CD ABC A BC E DE BC DE DE CD ABC CD ket: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 1 % Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Tabel 3. Produksi buah dengan uji jarak duncan dengan faktor mulsa dan varietas Perlakuan 15 Produksi buah (ton/ha) / Pengamatan Minggu Setelah Tanam 17 18 19 20 21 16 22 23 24 Faktor Mulsa M0 0.38 M1 0.55 M2 0.44 B A AB 0.56 0.84 0.70 C A B 0.80 1.09 1.02 B A A 1.21 1.92 1.47 tn tn tn 1.91 2.51 2.30 b a a 2.73 3.66 3.42 C A B 0.70 1.02 0.90 C A B 0.43 0.78 0.65 tn tn tn 0.38 0.54 0.44 B A B 0.02 0.03 0.04 tn tn tn Faktor Varietas V1 0.56 V2 0.43 V3 0.33 V4 0.40 A AB B AB 0.77 0.66 0.53 0.67 A AB B AB 1.02 0.91 0.78 0.99 a ab b ab 1.97 1.38 1.08 1.32 a b b b 2.52 2.13 1.68 2.07 tn tn tn tn 3.61 3.02 2.48 3.15 A B C B 0.95 0.82 0.70 0.79 A A B A 0.77 0.55 0.38 0.63 tn tn tn tn 0.56 0.41 0.34 0.38 A AB B AB 0.07 0.01 0.00 0.04 tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn 23 0.33 0.23 0.19 0.21 0.42 0.33 0.28 0.31 0.37 0.26 0.22 AB AB B B AB AB AB AB AB AB B 24 0.02 0.01 0.00 0.01 0.03 0.01 0.00 0.01 0.08 0.01 0.00 tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn ket: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 1 % dan 5 % Tabel 4. Produksi buah dengan uji jarak duncan dengan interaksi kedua faktor mulsa dan varietas Perlakuan M0V1 M0V2 M0V3 M0V4 M1V1 M1V2 M1V3 M1V4 M2V1 M2V2 M2V3 15 0.34 0.23 0.18 0.21 0.42 0.35 0.27 0.34 0.37 0.23 0.20 abc de e de abc abc bcd abc abc bcd de 16 0.41 0.37 0.29 0.35 0.80 0.54 0.40 0.55 0.54 0.41 0.37 cd d e d a ab cd b ab cd d 17 0.56 0.50 0.42 0.51 0.77 0.67 0.60 0.67 0.71 0.65 0.53 produksi buah (ton/ha) / Pengamatan Minggu Setelah Tanam 18 19 20 21 22 CDE 1.15 abc 1.55 bc 2.07 DEF 0.51 BCD 0.11 EF 0.65 bc 1.24 e 1.59 GH 0.45 CDE 0.09 F 0.57 c 0.90 g 1.40 H 0.37 E 0.06 EF 0.65 bc 1.08 f 1.78 FG 0.40 DE 0.10 A 1.51 a 1.84 a 2.63 A 0.73 A 0.22 ABC 1.18 ab 1.58 bc 2.26 BCD 0.61 AB 0.15 BCDE 0.93 abc 1.28 e 1.87 EFG 0.55 BC 0.11 BCDE 1.18 ab 1.59 bc 2.38 ABC 0.65 AB 0.17 ABC 1.28 ab 1.65 b 2.52 AB 0.65 AB 0.18 ABCD 0.93 abc 1.44 d 2.19 CD 0.58 AB 0.12 DE 0.65 bc 1.18 e 1.69 GH 0.47 CDE 0.09 Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 M2V4 0.26 cde 0.43 c 0.66 ABC 0.81 bc 1.48 cd 2.14 CDE 0.53 BC 0.15 tn 0.25 AB 0.00 tn Ket: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 1% dan 5 % Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 2. Produksi Buah Hasil pengamatan produksi buah pada pengamatan 15,16,17,18,19,20,21,22,23,24 MST (Minggu Setelah Tanam) dan sidik ragamnya dapat dilihat pada lampiran 11,12,13,14,15,16,17,18,19,20. Dari hasil sidik ragam menunjukkan bahwa mulsa berpengaruh sangat nyata pada pengamatan 15,16,17,20,21,23 MST terhadap produksi buah. Demikian juga pengaruh varietas terhadap produksi buah berpengaruh sangat nyata pada pengamatan 15,16,20,21,23 MST. Tetapi interaksi varietas dengan mulsa tidak nyata pada pengamatan 22 dan 24 MST. Untuk mengetahui perlakuan mana yang berbeda nyata dan sangat nyata maka dilakukan Uji Jarak Duncan dengan faktor varietas dan mulsa yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 3. Untuk mengetahui perlakuan mana yang berbeda nyata dan sangat nyata maka dilakukan Uji Jarak Duncan dengan interaksi kedua faktor varietas dan mulsa yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 4. Dari tabel 3 diperoleh produksi buah yang tertinggi dengan faktor mulsa terdapat pada M1 (Mulsa Perak Hitam) pada pengamatan 20 MST yaitu sebesar 3,66 ton/ha dan yang terendah terdapat pada M0 (tanpa mulsa) pada pengamatan 20 MST yaitu sebesar 2,73 ton/ha Dari tabel 3 diperoleh produksi buah yang tertinggi dengan faktor varietas terdapat pada V1(TM-999) yaitu sebesar 3,61 ton/ha pada pengamatan 20 MST dan yang terendah pada V3 (Varietas laris) yaitu sebesar 2,73 ton/ha pada pengamatan 20 MST. Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Produksi buah yang tertinggi dengan interaksi kedua faktor tersebut dapat dilihat pada tabel 4 yaitu pada perlakuan M1V1 (Mulsa hitam perak dengan varietas TM-999) yaitu sebesar 2,63 ton/ha pada pengamatan 20 MST dan yang terendah pada M0V3 (tanpa mulsa dengan varietas laris) yaitu sebesar 1,40 ton/ha pada pengamatan 20 MST. Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Pembahasan 1. Persentase serangan buah Dari tabel 1 diperoleh bahwa persentase serangan pada buah yang terendah dengan faktor mulsa terdapat pada M1 (Mulsa Hitam Perak) pada pengamatan 17 MST yaitu sebesar 33,60 % dan yang tertinggi pada M0 (tanpa mulsa) pada pengamatan 17 MST yaitu sebesar 41,38 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1. histogram persentase serangan pada buah dengan faktor mulsa sebagai berikut : persentase serangan buah (%) Gambar 1. Histogram persentase serangan pada buah dengan faktor mulsa 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 pengamatan Minggu Setelah Tanam (MST) M0 M1 M2 Rendahnya persentase serangan buah pada M1 yang ditunjukkan pada gambar 1, disebabkan karena M1 memakai mulsa plastik hitam perak yang dapat menekan pertumbuhan gulma, meeduksi penguapan dan kecepatan alir permukaan, sehingga kelembaban tanah dan pesediaan air terjaga sehingga mengurangi sumber inokulum (sumber Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 penyakit) antraknosa pada tanaman cabai. Hal ini sesuai dengan literatur yang dikemukakan oleh Wardjito (2001) yang menyatakan bahwa mulsa dapat menekan pertumbuhan gulma, mereduksi penguapan dan kecepatan alir permukaan, sehingga kelembaban tanah dan persediaan air dapat dapat terjaga. Dari tabel 1 diperoleh bahwa persentase serangan pada buah yang terendah dengan faktor varietas terdapat pada V1 (varietas TM-999) pada pengamatan 17 MST yaitu sebesar 30,60 % dan yang tertinggi pada V3 (varietas laris) pada pengamata 17 MST yaitu sebesar 41,83 % yang dapat dilihat pada gambar 2. histogram persentase serangan pada buah dengan faktor varietas sebagai berikut : Gambar 2. Histogram persentase serangan pada buah dengan faktor varietas persentase serangan (%) 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 pengamatan Minggu Setelah Tanam (MST) V1 V2 V3 V4 Faktor varietas yang ditunjukkan pada gambar 2 menandakan bahwa perlakuan dengan faktor varietas V1 (varietas TM-999) dapat Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 menurunkan persentase serangan pada buah hal ini disebabkan karena varietas TM-999 memiliki morfologi yang strukturnya menyebabkan varietas TM-999 tahan terhadap serangan penyakit antraknosa, yaitu adanya lapisan kutikula pada kulit buah yang tebal dibandingkan dengan varietas lain. Ketahanan yang dimiliki tanaman cabai yang mekanismenya seperti ini disebut dengan ketahanan mekanis pasif. Hal ini sesuai dengan literatur yang dikemukakan oleh Semangun (1996) yang menyatakan bahwa Ketahanan mekanis pasif, yaitu ketahanan yang dimiliki oleh tanaman karena memiliki suatu struktur-struktur morfologis yang sukar diinfeksi oleh patogen, misalnya tanaman yang memiliki epidermis yang tebal, adanya lapisan lilin, mempunyai mulut kulit yang sempit dan sedikit, adanya bulu-bulu di permukaan daun dan sebagainya. Dari tabel 2 diperoleh bahwa persentase serangan buah yang terendah dengan interaksi kedua faktor varietas dengan mulsa terdapat pada M1V1 (Mulsa plastik hitam perak dengan varietas TM-999) pada pengamatan 17 MST yaitu sebesar 16,97 % dan yang tertinggi pada perlakuan M0V3 (tanpa mulsa dengan varietas Laris) sebesar 29,65 % pada pengamatan 17 MST yang dapat dilihat pada gambar 3. histogram rata-rata jumlah persentase serangan pada buah dengan interaksi kedua faktor varietas dengan mulsa sebagai berikut : Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Gambar 3. Histogram persentase serangan pada buah dengan interaksi kedua faktor varietas dengan mulsa 35.000 30.000 25.000 perentase serangan (%) 20.000 15.000 10.000 5.000 0.000 M0V1 M0V2 12 13 14 M0V3 M0V4 M1V1 15 M1V2 16 M1V3 17 M1V4 18 M2V1 19 20 M2V2 pengamatan Minggu Setelah Tanam (MST) Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 M2V3 21 M2V4 Interaksi kedua faktor mulsa dan varietas yang ditunjukkan pada gambar 3 menandakan bahwa perlakuan dengan M1V1 dapat menurunkan persentase serangan pada buah hal ini disebabkan oleh karena varietas V1 (TM-999) perlakuan M1V1 yang digunakan dalam penelitian menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap perlakuan lain, karena penggunaan varietas unggul sangat mendukung penekanan persentase serangan pada buah dan merupakan varietas yang berdaya hasil tinggi karena memiliki karakteristik yang cukup baik seperti ketebalan kulit buah dan kerapatan kanopi yang kompak sehingga kelembaban dapat terjaga dan perkembangan penyakit dapat ditekan pertumbuhannya demikian juga penggunaan mulsa hitam perak (M1) dengan warna perak diatasnya sehingga dapat memantulkan cahaya matahari yang mengakibatkan berkurangnya serangan penyakit karena permukaan mulsa perak dapat memantulkan cahaya matahari yang diterima oleh tanaman lebih besar yang akan mempengaruhi aktivitas fotosintesis sehingga membantu ketahanan tanaman terhadap serangan antraknosa. Demikian juga warna hitam pada bagian bawah menimbulkan kesan gelap sehingga dapat menekan pertumbuhan rumput-rumput liar atau gulma yang merupakan host alternatif bagi patogen dan hama yang menyebarkan penyakit antraknosa. Hal ini sesuai dengan literatur yang dikemukakan oleh Vos (1994) yang menyatakan bahwa pengaruh mulsa organik dan mulsa sintetis terhadap beberapa hama dan penyakit utama pada tanaman cabai diantaranya adalah busuk buah antraknosa, bercak daun cercospora, lalat buah, trips, virus dan tungau. Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 2. Produksi Dari tabel 3 diperoleh bahwa produksi buah yang tertinggi dengan faktor mulsa terdapat pada M1 (Mulsa hitam perak) pada pengamatan 20 MST yaitu sebesar 3,66 ton/ha dan yang terendah pada M0 (tanpa mulsa) pada pengamatan 21 MST yaitu sebesar 2,73 ton/ha yang dapat dilihat pada gambar 4. histogram produksi buah dengan faktor mulsa sebagai berikut : produksi buah (ton/ha) Gambar 4. Histogram produksi buah dengan faktor mulsa 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 pengamatan Minggu Setelah Tanam (MST) M0 M1 M2 Faktor mulsa yang ditunjukkan pada gambar 4. menandakan bahwa perlakuan dengan mulsa perak hitam (M1) dapat menaikkan produksi buah hal ini disebabkan penggunaan mulsa dapat mengendalikan gulma dan mempertahankan kondisi lingkungan tanah yang dapat menjamin pertumbuhan dan produksi tanaman yang optimal, karena dapat mengubah iklim mikroklimat disekitar tanaman sehingga dapat memperbaiki perkembangan tanaman. Hal ini sesuai dengan literatur yang dikemukakan oleh Wardjito (2001) yang menyatakan bahwa Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 penggunaan mulsa merupakan slah satu alternatif atau cara untuk mengendalikan gulma dalam upaya untuk peningkatan produksi. Rendahnya produksi pada M0 sebesar 2,733 ton/ha pada pengamatan 20 MST juga disebabkan oleh persentase serangan buah oleh antraknosa dengan faktor mulsa M0 cukup tinggi dengan persentase serangan tertinggi mencapai 41,38 % pada pengamatan 17 MST . hal ini disebabkan karena pada bulan desember (16,17,18 MST) menunjukkan curah hujan yang cukup tinggi mencapai rata-rata 7,7 mm dengan kelembaban 89,1 % sehingga membantu perkembangan penyakit antraknosa karena dengan kelembaban relatif antara 80-92 % merupakan saat yang tepat untuk periode inkubasi antraknosa. Hal ini sesuai dengan literatur yang dikemukakan oleh Syamsuddin (2007) yang menyatakan bahwa antraknosa adalah penyakit terpenting yang menyerang cabai di Indonesia. Penyakit ini distimulir oleh kondisi lembab dan suhu relatif tinggi. Penyakit antraknosa dapat menyebabkan kerusakan sejak dari persemaian sampai sampai tanaman cabai berbuah, dan merupakan masalah utama pada buah masak, serta berakibat serius terhadap penurunan hasil dan penyebaran penyakit. Dari tabel 3 diperoleh bahwa produksi buah yang tertinggi dengan faktor varietas terdapat pada V1 pada pengamatan 20 MST yaitu sebesar 3,61 ton/ha dan yang terendah pada V3 pada pengamatan 20 MST yaitu sebesar 2,48 ton/ha yang dapat dilihat pada gambar 5. histogram produksi buah dengan faktor varietas sebagai berikut : Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 produksi buah (ton/ha) Gambar 5. Histogram produksi buah dengan faktor varietas 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 pengamatan Minggu Setelah Tanam (MST) V1 V2 V3 V4 Faktor varietas yang ditunjukkan pada gambar 5 menandakan bahwa perlakuan dengan varietas V1 (TM-999) dapat menaikkan jumlah produksi buah. Hal ini disebabkan karena varietas V1 (TM-999) memiliki ukuran buah yang lebih besar dibandingkan dengan varietas lainnya. Selain itu juga varietas TM-999 merupakan varietas yang super tahan terhadap penyakit antraknosa. Hal ini sesuai dengan literatur yang dikemukakan oleh Hayati (2001) yang menyatakan bahwa peningkatan produksi cabai dapat dilakukan dengan menggunakan varietas yang berdaya hasil tinggi. Dari tabel 4 diperoleh bahwa produksi buah yang tertinggi dengan interaksi kedua faktor varietas dengan mulsa terdapat pada M1V1 pada pengamatan 20 MST yaitu sebesar 2,63 ton/ha dan yang terendah pada perlakuan M0V3 sebesar 1,40 ton/ha pada pengamatan 20 MST yang dapat dilihat pada gambar 6 berikut ini : Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Gambar 6. Histogram produksi buah dengan interaksi kedua faktor varietas dengan mulsa 3.000 produksi buah (ton/ha) 2.500 2.000 1.500 1.000 0.500 0.000 15 16 17 18 19 20 21 22 23 pengamatan Minggu Setelah Tanam M0V1 M0V2 M0V3 M0V4 M1V1 M1V2 M1V3 M1V4 M2V1 M2V2 M2V3 M2V4 Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 24 Interaksi kedua faktor mulsa dan varietas yang ditunjukkan pada gambar 6 menandakan bahwa perlakuan dengan M1V1 dapat menaikkan produksi buah, hal ini disebabkan oleh karena varietas V1 (TM-999) perlakuan M1V1 yang digunakan dalam penelitian menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap perlakuan lain, karena penggunaan varietas unggul sangat mendukung penekanan persentase serangan pada buah dan karena varietas V1 (TM-999) merupakan varietas yang berdaya hasil tinggi demikian juga halnya dengan penggunaan mulsa plastik hitam perak yang sangat mempengaruhi produksi tanaman cabai dan mengurangi persentase serangan antraknosa. Hal ini sesuai dengan literatur yang dikemukakan oleh Tenaya (2001) yang menyatakan bahwa usaha pengendalian penyakit antraknosa dengan cara biologis adalah paling ekonomis yaitu dengan penanaman kultivar yang tahan. Serta literatur yang dikemukakan Wardjito (2001) yang menyatakan bahwa penggunaan mulsa merupakan salah satu alternatif atau cara untuk mengendalikan gulma dalam upaya peningkatan produksi. Pemulsaan sangat berfaedah dalam hal mempertahankan kondisi lingkungan tanah yang dapat menjamin pertumbuhan dan produksi tanaman yang optimal. Adanya mulsa pada permukaan tanah dapat mengubah iklim mikroklimat disekitar tanaman sehingga dapat memperbaiki perkembangan tanaman pokok. Mulsa dapat menekan pertumbuhan gulma, mereduksi penguapan, Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 dan kecepatan alir permukaan, sehingga kelembaban tanah dan persediaan air dapat terjaga KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Persentase serangan pada buah yang terendah dengan faktor mulsa terdapat pada M1 (Mulsa Hitam Perak) pada pengamatan 17 MST yaitu sebesar 33,60 % dan yang tertinggi pada M0 yaitu sebesar 41,38 % pada 17 MST sedangkan persentase serangan pada buah yang terendah dengan faktor varietas pada V1 (TM999) sebesar 30,60 % pada pengamatan 17 MST dan yang tertinggi pada V3 yaitu sebesar 41,83 % pada pengamatan 17 MST. 2. Persentase serangan buah yang terendah dengan interaksi kedua faktor adalah pada perlakuan M1V1 (Mulsa hitam perak dengan varietas TM-999) yaitu sebesar 16,97 % pada pengamatan 17 MST dan yang tertinggi pada perlakuan M0V3 (tanpa mulsa dengan varietas laris) yaitu sebesar 29,65 % pada pengamatan 17 MST. 3. Produksi pada buah yang tertinggi dengan faktor mulsa terdapat pada M1 (Mulsa Hitam Perak) pada pengamatan 20 MST yaitu sebesar 3,66 ton/ha dan yang terendah pada M0 yaitu sebesar 2,73 ton/ha pada 20 MST sedangkan produksi pada buah yang Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 tertinggi dengan faktor varietas pada V1 (TM-999) sebesar 3,61 ton/ha pada pengamatan 20 MST dan yang terendah pada V3 yaitu sebesar 2,73 ton/ha pada pengamatan 20 MST. 4. Produksi buah yang tertinggi dengan interaksi kedua faktor adalah pada perlakuan M1V1 (Mulsa hitam perak dengan varietas TM-999) yaitu sebesar 2,63 ton/ha pada pengamatan 20 MST dan yang terendah pada perlakuan M0V3 (tanpa mulsa dengan varietas laris) yaitu sebesar 1,40 ton/ha pada pengamatan 20 MST. 5. Dengan perlakuan M1V1 (Mulsa Hitam Perak dengan Varietas TM-999) dapat menekan perkembangan penyakit antraknosa. Saran Cabai varietas TM-999 dengan mulsa plastik hitam perak sebaiknya digunakan oleh para petani dalam hal mengurangi serangan penyakit antraknosa pada cabai Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 DAFTAR PUSTAKA Abdurahman, 2004. Teknik Pemberian Pupuk Organik dan Mulsa Pada Budidaya Mentimun Jepang., Buletin Teknik Pertanian Vol. 10 No.2, 20005 diakses dari http://www.pustaka .deptan .go.id /publication/bt102054,pdf pada tanggal 5 maret 2007. Asnawi, R. dan Dwiwarni, I., 2000. Pengaruh Mulsa Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Enam Varietas Cabai (Capsicum annum Liin). Jurnal Agrotropika Vol. V No. 1 Juni 2000 : 5-8. Alexopolus, C. J., 1952. Introductory Mycology. Jhon Willey and Son. New York. Chapman and Hall. Limited . London. Page :324-332. Daniel, A., 1972. Fundameantal Of Plant Pathology. W.H.Reemen and Company. San Fransisco. Toppan Limited Tokyo. Japan. P:409. Dehne, W.H., Adam, G., Diekmann, M., Frahm, J., Machnik, M.A., and Halteren, V.P., 1997. Diagnosis and Identification of Plant Pathogens, Kluwer Academic Publishers, London. Duriat, A.S., dan S., Sastrosiswojo, 1995. Pengendalian Hama Penyakit Terpadu Pada Agribisnis Cabai. Dalam Santika A., (1995) Agribisnis Cabai : Penebar Swadaya , Jakarta. Hal : 98-99. Djas, F., 1980. Classification Of Fungi and Spesific Characteristic of Each Class. Fakultas Pertanian USU. Medan. Hal:29. Dwidjoseputro, 1978. Pengantar Mikologi. Penerbit Alumni Bandung. Hal : 123. Fry, W.W., 1982. Principles of Plant Diseases Management, Academic Press. New York. Hanafiah, A. K., Anas, I., Napoleon, A., dan Ghoffar, N., 2005. Biologi Tanah Ekologi dan Mikrobiologi Tanah, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hersanti, Ling, F., dan Zulkarnaen, I., 2001. Pengujian Kemampuan Campuran Senyawa benzothiadiazole 1%-mankozeb 48% Dalam Meningkatkan Ketahanan Tanaman Cabai Merah Terhadap Penyakit Antraknosa. Prosiding Kongres Nasional XVI dan Seminar Ilmiah, Bogor, 22-24 Agustus 2001. Perhimpunan Fitopatologi Indonesia. 160,162. Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Hayati, M., 2001. Pengujian Pertumbuhan, Hasil dan Rendemen Oleoresin Pada Dua Varietas Cabai Merah (Capsicum annum L.) Dengan Pemberian Dekamon. Jurnal Agrista Vol. 5 No. 3, 2001:266. Hidayat, I. M., Sulastrini, I., Kusandriani, Y. dan Permadi, A. H., 2004. Lesio Sebagai Komponen Tanggap Buah 20 Galur dan atau Varietas Cabai Terhadap Inokulasi Colletotrichum capsici dan Colletotrichum gloeosporioides. Jurnal Hortikultura Vol. 14 No. 3 2004: 161-162. Kusbiantoro, B., Sukarna, E. dan Djakaria, M., 2007. Pengaruh Penggunaan Mulsa Plastik Hitam dan Pola Tanam Pada Produksi Cabe Merah., Seminar hasil pengkajian dan desiminasi 12 januari 2007. Diakses dari http://jabar.litbang.deptan.go.id/html/tp-023html. Pada tanggal 5 maret 2007. Lisnawita, 2003. Penggunaan Tanaman Resisten: Suatu Strategi Pengendalian Nematoda Parasit Tanaman. Laporan Penelitian 2003 Digitized by USU digital library. Diakses dari http://www.library.usu.ac.id/modules.php?op=modload&name=Do wnloads&file=index&req=getit&lid=742. Pada tanggal 10 maret 2007. Muhuria, L., 2003. Strategi Perakitan Gen-Gen Ketahanan Terhadap Hama. Pengantar Falsafah Sains (PPS702) Program Pasca sarjana/S3 Institut Pertanian Bogor November 2003. diakses dari http://tumoutou.net/702_07134/la_muhuria.pdf. Pada Tanggal 10 Maret 2007. Priyambada, 2005. Pengaruh Pengolahan Tanah Latosol & Penggunaan Mulsa Alang-Alang Untuk Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.). Buletin Ilmiah Instiper Vol. 12 No. 12, oktober 2005, 17-25. Pranoto, I., 2005. Pengujian Khamir Untuk Menghambat Patogen Penyakit Antraknosa Pada Buah Cabai Merah ((Capsicum annnum L.) di Laboratorium. Undergraduate Theses dari JIPTUMMPP/2005. Diakses dari http://digilib.umm.ac.id/go.php?id=jiptimmpp-gdl-s12005-idiansiswo-3303. pada tanggal 3 maret 2007. Rompas, J.P., 2001. Efek Isolasi Bertingkat Colletotrichum capsici Terhadap Penyakit Antraknosa Pada Cabai. Prosiding Kongres Nasional XVI dan Seminar Ilmiah, Bogor, 22-24 Agustus 2001. Perhimpunan Fitopatologi Indonesia. 163. Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Rusli, I., Mardinus dan Zulpadli, 1997. Penyakit Antraknosa Pada Buah Cabai Di Sumatera Barat. Prosiding Kongres Nasional XIV dan Seminar Ilmiah, Palembang, 27-29 Oktober 1997. Perhimpunan Fitopatologi Indonesia. 187,190. Sanjaya, Y., 2004. Perbandingan Penggunaan Insektisida dan Sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Terhadap Kelimpahan Plankton. Journal of Biological Science, Biosmart. Volume 6, nomor 2., 135. Sanjaya, L. Wattimena , G.A., Guharja, E., Yusuf, M., Aswidinnoor, H. dan Stam, P., 2002. Keragaman Ketahanan Aksesi Capsicum Terhadap Antraknosa (Colletotrichum capsici) Berdasarkan Penanda RAPD. Jurnal Bioteknologi Pertanian. Vol. 7.No. 2. 2002. pp 37-42. Siwi, S. S., 2006. Peran Ilmu Biotaksonomi Serangga Dalam Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Di Era Globalisasi. Berita Biologi Vol. 8, No. 1. April 2006:1. Sudir, Wahyuni, T., Suparyono, dan Amir, M., 1999. Pengaruh Varietas, Pupuk dan Cara Bertanam Terhadap Penyakit Blas Leher Padi. Prosiding Kongres Nasional XV dan Seminar Ilmiah PFI Purwokerto, 16-18 September 1999: 140. Sudiono., 2006. Pengaruh Fungisida dan Waktu Aplikasi Terhadap Penyakit Antraknosa Buah Cabai, LAPTUNILAPP, diakses dari http://digilib.unila.ac.id/go.php?id=laptunilapp-gdl-res-2006-sudiono127&node=19&start=185. Sumaryono, H., 1992. Budidaya Cabai Merah (Capsicum annum L.). Sinar Baru Algesindo. Bandung. Hal :27-28. ____________, 1996. Budidaya Cabai Merah, Sinar Baru Algesindo, Bandung. Hal : 9-10. Semangun, H., 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan, Universitas Gajah Mada Press, Yogyakarta. ___________, 2004. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura Indonesia, Gajah Mada University Press, Yogyakarta. di Syukur, M., 2007. Mencari Genotip Cabai Tahan Antraknosa, diakses dari http://ipb.bogor.Agricultural.university/mencari.genotip.cabai.tahan. antraknosa.htm. Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Tenaya, I. M. N., 2001. Pewarisan Kandungan Fruktosa dan Kapsaisin Serta Aktivitas Enzim Peroksidase Pada Tanaman Hasil Persilangan Cabai Rawit Dengan Cabai Merah. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Agritop Vol 20, No. 2, Juni 2001:80. Tindall, H.D., 1983. Vegetable in the Tropics. Mac Milan Press Ltd., London. Syamsudin, 2007. Pengendalian Penyakit Terbawa Benih (Seed Born Diseases) pada Tanaman Cabai (Capsicum annnum Liin).menggunakan agen Biokontrol dan Ekstrak Botani, diakses darihttp://www.indobiogen.or.id/terbitan/agrobio/abstrak/agrobiovol2-no2-1999-dwinita.php. Pada tanggal 10 maret 2007. Utami, D. W., 1999. Interaksi Poligenik Ketahanan Tanaman Padi Terhadap Patogen Blas. Buletin Agrobio, Jurnal Tinjauan Ilmiah Riset Biologi dan Bioteknologi Pertanian Vol. 2 No. 2. Tahun 1999. diakses dari http://www.indobiogen.or.id/ terbitan /agrobio /abstrak/agrobio_vol2_no2_1999_Dwinita.php. Pada tanggal 10 maret 2007. Vos, J.G.M., 1994. Pengolahan Tanaman Terpadu Pada Tanaman Cabai (Capsicum spp) Dataran Rendah Tropic. Balai Penelitian Hortikultura. Lembang. Wardjito, 2001. Pengaruh Penggunaan Mulsa Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Zuchini (Cucurbitae pepo L.). Jurnal Hortikultura. Vol. 11 No. 4:244, 2001. Wardani, N. dan Ratnawilis, 2002. Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai Terhadap Penyakit Antraknosa (Colletotrichum sp). Jurnal Agrotropika, Vol. VII No. 1. Juni 2002: 25. Wiratma, D. A., Murwani, E. R. dan Sastrahidayat, I. R., 1983. Pengaruh Komponen Cuaca Terhadap Tingkat Serangan Jamur Colletotrichum sp. Penyebab Antraknose Pada Cabe Rawit di Laboratorium. Kongres Nasional PFI Ke VII Medan, 21-23 September 1983. Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Lampiran 1. Intensitas serangan pengamatan 1 Perlakuan M0V1 M0V2 M0V3 M0V4 M1V1 M1V2 M1V3 M1V4 M2V1 M2V2 M2V3 M2V4 Total Rataan 1 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 Ulangan 2 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 Total 3 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 Rataan 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 Transformasi Arcsin Vp Data pengamatan presentase Pengamatan 1 Perlakuan Ulangan Total Rataan 1 2 3 M0V1 5.030 5.030 5.030 15.090 5.030 M0V2 5.030 5.030 5.030 15.090 5.030 M0V3 5.030 5.030 5.030 15.090 5.030 M0V4 5.030 5.030 5.030 15.090 5.030 M1V1 5.030 5.030 5.030 15.090 5.030 M1V2 5.030 5.030 5.030 15.090 5.030 M1V3 5.030 5.030 5.030 15.090 5.030 M1V4 5.030 5.030 5.030 15.090 5.030 M2V1 5.030 5.030 5.030 15.090 5.030 M2V2 5.030 5.030 5.030 15.090 5.030 M2V3 5.030 5.030 5.030 15.090 5.030 M2V4 5.030 5.030 5.030 15.090 5.030 Total 60.360 60.360 60.360 181.080 Rataan 5.030 5.030 5.030 5.030 Dwikasta Total Serangan C.capsici Pada Pengamatan 1 Mulsa Varietas Total Rataan V1 V2 V3 V4 M0 15.090 15.090 15.090 15.090 60.360 24.144 M1 15.090 15.090 15.090 15.090 60.360 24.144 M2 15.090 15.090 15.090 15.090 60.360 24.144 Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Total Rataan 45.270 22.635 45.270 22.635 45.270 22.635 45.270 22.635 Analisis Sidik Ragam Pengamatan 1 SK db JK KT Fh Ulangan 2.000 0.000 0.000 Perlakuan 11.000 0.000 0.000 M 2.000 0.000 0.000 V 3.000 0.000 0.000 MxV 5.000 0.000 0.000 Galat 23.000 Total Keterangan : FK = KK = 910.832 0.000 tn 0.000 tn 0.000 tn 0.000 tn 0.000 tn Ket : 181.080 24.144 F0.05 F0.01 3.420 5.660 2.240 3.140 3.420 5.660 3.030 4.760 2.640 3.940 tn : * : ** : tidak nyata nyata sangat nyata Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Lampiran 2. Intensitas serangan pengamatan 2 Perlakuan M0V1 M0V2 M0V3 M0V4 M1V1 M1V2 M1V3 M1V4 M2V1 M2V2 M2V3 M2V4 Total Rataan 1 0.000 5.550 10.830 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 16.380 1.365 Ulangan 2 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 Total 3 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 5.550 10.830 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 16.380 Rataan 0.000 1.850 3.610 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.455 Transformasi Arcsin Vp Data pengamatan presentase Pengamatan 2 Perlakuan Ulangan Total Rataan 1 2 3 M0V1 5.030 5.030 5.030 15.090 5.030 M0V2 13.690 5.030 5.030 23.750 7.917 M0V3 19.190 5.030 5.030 29.250 9.750 M0V4 5.030 5.030 5.030 15.090 5.030 M1V1 5.030 5.030 5.030 15.090 5.030 M1V2 5.030 5.030 5.030 15.090 5.030 M1V3 5.030 5.030 5.030 15.090 5.030 M1V4 5.030 5.030 5.030 15.090 5.030 M2V1 5.030 5.030 5.030 15.090 5.030 M2V2 5.030 5.030 5.030 15.090 5.030 M2V3 5.030 5.030 5.030 15.090 5.030 M2V4 5.030 5.030 5.030 15.090 5.030 Total 83.180 60.360 60.360 203.900 Rataan 6.932 5.030 5.030 5.664 Dwikasta Total Serangan C.capsici Pada Pengamatan 2 Mulsa Varietas Total Rataan V1 V2 V3 V4 M0 15.090 23.750 29.250 15.090 83.180 33.272 M1 15.090 15.090 15.090 15.090 60.360 24.144 M2 15.090 15.090 15.090 15.090 60.360 24.144 Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Total Rataan 45.270 22.635 53.930 26.965 59.430 29.715 45.270 22.635 Analisis Sidik Ragam Pengamatan 2 SK db JK KT Fh Ulangan 2 28.931 14.465 Perlakuan 11 77.368 7.033 M 2 28.931 14.465 V 3 16.146 5.382 MxV 5 32.292 9.766 Galat 23 76.053 3.307 Total 46 259.721 Keterangan : FK = KK = 1154.867 4.218 % 1.094 tn 5.349 ** 4.375 * 1.628 tn 2.311 tn Ket : 203.900 27.187 F0.05 F0.01 3.420 5.660 2.240 3.140 3.420 5.660 3.030 4.760 2.640 3.940 tn : * : ** : tidak nyata nyata sangat nyata Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Lampiran 3. Intensitas serangan pengamatan 3 Perlakuan M0V1 M0V2 M0V3 M0V4 M1V1 M1V2 M1V3 M1V4 M2V1 M2V2 M2V3 M2V4 Total Rataan 1 4.600 10.520 12.370 8.180 2.380 5.710 6.860 4.440 7.900 9.290 13.450 7.900 93.600 7.800 Ulangan 2 4.160 6.950 11.380 4.760 0.000 5.120 6.660 4.860 2.560 6.740 8.900 8.370 70.460 5.872 Total 3 3.700 5.310 7.390 5.450 2.720 3.510 5.310 3.260 3.000 4.240 5.570 4.480 53.940 4.495 12.460 22.780 31.140 18.390 5.100 14.340 18.830 12.560 13.460 20.270 27.920 20.750 218.000 Rataan 4.153 7.593 10.380 6.130 1.700 4.780 6.277 4.187 4.487 6.757 9.307 6.917 6.056 Transformasi Arcsin Vp Data pengamatan presentase Pengamatan 3 Perlakuan Ulangan Total Rataan 1 2 3 M0V1 12.390 19.820 11.090 43.300 14.433 M0V2 18.910 23.030 13.310 55.250 18.417 M0V3 20.620 26.350 15.790 62.760 20.920 M0V4 16.640 20.880 13.560 51.080 17.027 M1V1 8.910 5.030 9.460 23.400 7.800 M1V2 13.810 13.050 10.780 37.640 12.547 M1V3 15.230 15.000 13.310 43.540 14.513 M1V4 12.250 12.790 10.470 35.510 11.837 M2V1 16.320 8.720 9.980 35.020 11.673 M2V2 17.760 15.000 11.970 44.730 14.910 M2V3 21.560 17.360 13.690 52.610 17.537 M2V4 16.320 16.850 12.250 45.420 15.140 Total 190.720 193.880 145.660 530.260 Rataan 15.893 16.157 12.138 14.729 Dwikasta Total Serangan C.capsici Pada Pengamatan 3 Mulsa Varietas Total Rataan V1 V2 V3 V4 M0 43.300 55.250 62.760 51.080 212.390 84.956 M1 23.400 37.640 43.540 35.510 140.090 56.036 M2 35.020 44.730 52.610 45.420 177.780 71.112 Total 101.720 137.620 158.910 132.010 530.260 Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Rataan 50.860 68.810 79.455 66.005 Analisis Sidik Ragam Pengamatan 3 SK db JK KT Fh Ulangan 2 121.265 60.633 Perlakuan 11 407.705 37.064 M 2 217.936 108.968 V 3 185.704 61.901 MxV 5 4.065 1.675 Galat 23 55.815 2.427 Total 46 992.490 Keterangan : FK = KK = 7810.435 61.174 % 70.701 F0.05 F0.01 3.420 5.660 2.240 3.140 3.420 5.660 3.030 4.760 2.640 3.940 2.499 tn 6.724 ** 4.490 * 5.102 ** 3.690 * Ket : tn : * : ** : tidak nyata nyata sangat nyata Uji Jarak Duncan Intensitas Serangan C.Capsici Pengamatan 3 Sy = P SSR0.05 LSR0.05 Perlakuan Rataan 0.405 0.405 0.405 0.405 0.405 0.405 0.405 0.405 0.405 0.405 0.405 0.405 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2.93 3.08 3.17 3.24 3.29 3.32 3.35 3.37 3.39 3.42 3.44 1.185 1.246 1.282 1.311 1.331 1.343 1.355 1.363 1.371 1.383 1.391 M1V1 M2V1 M1V4 M1V2 M0V1 M1V3 M2V2 M2V4 M0V4 M2V3 M0V2 M0V3 6.277 9.307 6.757 4.187 10.380 4.487 6.917 6.056 4.780 72.667 6.130 1.700 a b c d e . f Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Lampiran 4. Intensitas serangan pengamatan 4 Perlakuan Ulangan Total 1 2 3 M0V1 4.790 10.690 9.330 24.810 M0V2 8.700 14.700 10.070 33.470 M0V3 10.760 18.940 12.620 42.320 M0V4 6.670 10.900 9.630 27.200 M1V1 3.460 5.120 4.550 13.130 M1V2 4.600 6.820 7.100 18.520 M1V3 5.310 8.570 8.480 22.360 M1V4 4.300 5.380 5.550 15.230 M2V1 4.100 7.220 6.500 17.820 M2V2 6.400 9.530 8.080 24.010 M2V3 6.820 10.990 9.330 27.140 M2V4 6.740 8.900 7.360 23.000 Total 72.650 117.760 98.600 289.010 Rataan 6.054 9.813 8.217 Rataan 8.270 11.157 14.107 9.067 4.377 6.173 7.453 5.077 5.940 8.003 9.047 7.667 8.028 Dwikasta Total Serangan C.capsici Pada Pengamatan 4 Mulsa Varietas Total Rataan V1 V2 V3 V4 M0 24.810 33.470 42.320 27.200 127.800 51.120 M1 13.130 18.520 22.360 15.230 69.240 27.696 M2 17.820 24.010 27.140 23.000 91.970 36.788 Total 55.760 76.000 91.820 65.430 289.010 Rataan 27.880 38.000 45.910 32.715 38.535 Analisis Sidik Ragam Pengamatan 4 SK db JK KT Fh Ulangan 2 85.428 42.714 Perlakuan 11 237.652 21.605 M 2 145.270 72.635 V 3 79.498 26.499 MxV 5 12.884 1.236 Galat 23 239.677 10.421 Total 46 800.409 Keterangan : FK = KK = 2320.188 5.114 % 1.025 tn 5.564 ** 6.970 ** 3.543 * 3.119 * Ket : F0.05 F0.01 3.420 5.660 2.240 3.140 3.420 5.660 3.030 4.760 2.640 3.940 tn : * : ** : tidak nyata nyata sangat nyata Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Uji Jarak Duncan Intensitas Serangan C.Capsici Pengamatan 4 Sy = P SSR0.05 LSR0.05 Perlakuan Rataan 1,737 M1V1 4,377 1,737 2 2,93 5,089 M1V4 5,007 1,737 3 3,08 5,349 M2V1 5,940 1,737 4 3,17 5,506 M1V2 6,173 1,737 5 3,24 5,627 M1V3 7,453 1,737 6 3,29 5,714 M2V4 7,667 1,737 7 3,32 5,766 M2V2 8,003 1,737 8 3,35 5,818 M0V1 8,207 1,737 9 3,37 5,853 M2V3 9,047 1,737 10 3,39 5,888 M0V4 9,067 1,737 11 3,42 5,940 M0V2 11,157 1,737 12 3,44 5,975 M0V3 14,107 B C UJD Pengaruh Varietas Terhadap Intensitas Serangan C.capsici Sy = P SSR0.05 LSR0.05 Perlakuan Rataan 1,737 V1 9,293 1,737 2 2,93 5,089 V4 10,905 1,737 3 3,08 5,349 V2 12,667 1,737 4 3,17 5,506 V3 15,303 a b Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Lampiran 5. Intensitas serangan pengamatan 5 Perlakuan Ulangan Total 1 2 3 M0V1 16.520 14.760 14.500 45.780 M0V2 21.950 20.580 20.920 63.450 M0V3 23.520 20.99 21.980 66.490 M0V4 18.850 16.930 16.250 52.030 M1V1 7.550 7.050 7.100 21.700 M1V2 14.780 12.710 13.250 40.740 M1V3 15.680 14.490 14.450 44.620 M1V4 12.830 14.490 11.210 38.530 M2V1 12.580 14.490 10.710 37.780 M2V2 17.680 17.210 17.100 51.990 M2V3 20.320 19.440 19.330 59.090 M2V4 14.280 13.460 12.900 40.640 Total 196.540 186.600 179.700 562.840 Rataan 16.378 15.550 14.975 Rataan 15.260 21.150 22.163 17.343 7.233 13.580 14.873 12.843 12.593 17.330 19.697 13.547 15.634 Dwikasta Total Serangan C.capsici Pada Pengamatan 5 Mulsa Varietas Total Rataan V1 V2 V3 V4 M0 45.780 63.450 66.490 52.030 227.750 91.100 M1 21.700 40.740 44.620 38.530 145.590 58.236 M2 37.780 51.990 59.090 40.640 189.500 75.800 Total 105.260 156.180 170.200 131.200 562.840 Rataan 52.630 78.090 85.100 65.600 75.045 Analisis Sidik Ragam Pengamatan 5 SK db JK KT Fh Ulangan 2 11.944 5.972 Perlakuan 11 576.783 52.435 M 2 281.706 140.853 V 3 272.903 90.968 MxV 5 22.174 0.902 Galat 23 565.315 24.579 Total 46 1730.825 Keterangan : FK = KK = 8799.691 0.982 % 0.243 tn 9.658 ** 5.731 ** 3.701 * 3.037 * Ket : F0.05 F0.01 3.420 5.660 2.240 3.140 3.420 5.660 3.030 4.760 2.640 3.940 tn : * : ** : tidak nyata nyata sangat nyata Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Uji Jarak Duncan Intensitas Serangan C.Capsici Pengamatan 5 Sy = 4.097 4.097 4.097 4.097 4.097 4.097 4.097 4.097 4.097 4.097 4.097 4.097 P 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 SSR0.05 2.93 3.08 3.17 3.24 3.29 3.32 3.35 3.37 3.39 3.42 3.44 LSR0.05 12.003 12.617 12.986 13.273 13.477 13.600 13.723 13.805 13.887 14.010 14.092 Perlakuan M1V1 M2V1 M1V4 M2V4 M1V2 M1V3 M0V1 M2V2 M0V4 M2V3 M0V2 M0V3 Rataan 7.233 12.593 12.843 13.547 13.580 14.873 15.260 17.330 17.343 19.697 21.150 22.153 A B UJD Pengaruh Varietas Terhadap Intensitas Serangan C.capsici Sy = 4.097 4.097 4.097 4.097 P 2 3 4 SSR0.05 2.93 3.08 3.17 LSR0.05 12.003 12.617 12.986 Perlakuan V1 V4 V2 V3 Rataan 17.543 21.867 26.030 28.367 a b UJD Pengaruh Mulsa Terhadap Intensitas Serangan C.capsici Sy = P SSR0.05 LSR0.05 Perlakuan Rataan 3,110 M1 3,110 2 2,93 9,112 M2 19,412 3,110 3 3,08 9,579 M0 25,267 30,367 a b Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Lampiran 7. Intensitas serangan pengamatan 7 Perlakuan Ulangan 1 2 3 M0V1 11,820 12,140 11,580 M0V2 14,270 13,840 13,760 M0V3 14,980 14,560 14,280 M0V4 12,800 12,850 12,670 M1V1 10,520 10,460 10,610 M1V2 12,660 12,090 12,580 M1V3 13,680 12,890 11,920 M1V4 11,920 11,920 11,160 M2V1 11,360 11,150 13,430 M2V2 13,580 13,300 13,430 M2V3 14,590 14,380 13,870 M2V4 12,760 13,050 12,300 Total 154,940 152,630 151,590 Rataan 12,912 12,719 12,633 Total Rataan 35,540 41,870 43,820 38,320 31,590 37,330 38,490 35,000 35,940 40,310 42,840 38,110 459,160 11,847 13,957 14,607 12,773 10,530 12,443 12,830 11,667 11,980 13,437 14,280 12,703 12,754 Dwikasta Total Serangan C.capsici Pada Pengamatan 7 Mulsa Varietas V1 V2 V3 V4 M0 35,540 41,870 43,820 38,320 M1 31,590 37,330 38,490 35,000 M2 35,940 40,310 42,840 38,110 Total 103,070 119,510 125,150 111,430 Rataan 51,535 59,755 62,575 55,715 Analisis Sidik Ragam Pengamatan 7 SK db JK KT Ulangan 2 0,490 0,245 Perlakuan 11 45,989 4,181 M 2 14,390 7,195 V 3 30,917 10,306 MxV 5 0,681 0,392 Galat 23 40,011 1,740 Total 46 132,478 Keterangan : FK = 5856,331 KK = 0,244 % Fh 0,141 18,771 4,136 5,924 3,225 Ket : tn ** * ** * Total 159,550 142,410 157,200 459,160 Rataan 63,820 56,964 62,880 61,221 F0.05 3,420 2,240 3,420 3,030 2,640 F0.01 5,660 3,140 5,660 4,760 3,940 tn : * : ** : tidak nyata nyata sangat nyata Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Uji Jarak Duncan Intensitas Serangan C.Capsici Pengamatan 7 Sy = P SSR0.05 LSR0.05 Perlakuan Rataan 0,290 M1V1 16,973 0,290 2 2,93 0,850 M1V4 19,543 0,290 3 3,08 0,893 M0V1 20,167 0,290 4 3,17 0,919 M2V1 21,183 0,290 5 3,24 0,940 M1V2 22,317 0,290 6 3,29 0,954 M2V4 23,053 0,290 7 3,32 0,963 M0V4 23,540 0,290 8 3,35 0,972 M1V3 24,327 0,290 9 3,37 0,977 M2V2 26,442 0,290 10 3,39 0,983 M0V2 26,887 0,290 11 3,42 0,992 M2V3 27,127 0,290 12 3,44 0,998 M0V3 29,657 A B UJD Pengaruh Varietas Terhadap Intensitas Serangan C.capsici Sy = 0,290 0,290 0,290 0,290 P 2 3 4 SSR0.05 2,93 3,08 3,17 LSR0.05 0,850 0,893 0,919 Perlakuan V1 V4 V2 V3 Rataan 51,535 55,715 59,755 62,575 UJD Pengaruh Mulsa Terhadap Intensitas Serangan C.capsici Sy = P SSR0.05 LSR0.05 Perlakuan Rataan 0,290 M1 56,964 0,290 2 2,93 0,850 M2 62,880 0,290 3 3,08 0,893 M0 63,820 a b c Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Lampiran 8. Intensitas serangan pengamatan 8 Perlakuan Ulangan 1 2 3 M0V1 9,950 10,610 10,380 M0V2 12,270 12,390 12,310 M0V3 12,520 12,730 12,520 M0V4 10,940 11,310 11,770 M1V1 8,270 8,550 9,660 M1V2 10,810 11,030 10,520 M1V3 11,870 11,080 11,840 M1V4 9,800 10,020 10,420 M2V1 9,130 10,310 10,100 M2V2 11,290 11,310 10,810 M2V3 12,220 0,420 12,200 M2V4 10,660 10,810 10,990 Total 129,730 120,570 133,520 Rataan 10,811 10,048 11,127 Total Rataan 30,940 36,970 37,770 34,020 26,480 32,360 34,790 30,240 29,540 33,410 24,840 32,460 383,820 10,313 12,323 12,590 11,340 8,827 10,787 11,597 10,080 9,847 11,137 8,280 10,820 10,662 Dwikasta Total Serangan C.capsici Pada Pengamatan 8 Mulsa Varietas V1 V2 V3 V4 M0 30,940 36,970 37,770 34,020 M1 26,480 32,360 34,790 30,240 M2 29,540 33,410 24,840 32,460 Total 86,960 102,740 97,400 96,720 Rataan 43,480 51,370 48,700 48,360 Analisis Sidik Ragam Pengamatan 8 SK db JK KT Ulangan 2 7,388 3,694 Perlakuan 11 54,731 4,976 M 2 17,833 8,917 V 3 14,402 4,801 MxV 5 22,496 15,381 Galat 23 33,639 1,463 Total 46 150,490 Keterangan : FK = 4092,161 KK = 1,132 % Fh 2,526 14,816 6,097 3,282 10,516 Ket : tn ** ** * ** Total 139,700 123,870 120,250 383,820 Rataan 55,880 49,548 48,100 51,176 F0.05 3,420 2,240 3,420 3,030 2,640 F0.01 5,660 3,140 5,660 4,760 3,940 tn : * : ** : tidak nyata nyata sangat nyata Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Uji Jarak Duncan Intensitas Serangan C.Capsici Pengamatan 8 Sy = 0,244 0,244 0,244 0,244 0,244 0,244 P 2 3 4 5 6 SSR0.05 2,93 3,08 3,17 3,24 3,29 LSR0.05 0,714 0,751 0,773 0,790 0,802 Perlakuan M2V3 M1V1 M2V1 M1V4 M0V1 M1V2 Rataan 10,530 11,667 11,847 11,880 12,443 12,703 0,244 7 3,32 0,810 M2V4 12,773 0,244 8 3,35 0,817 M2V2 12,830 0,244 9 3,37 0,822 M0V4 13,347 0,244 10 3,39 0,827 M1V3 13,957 0,244 11 3,42 0,834 M0V2 14,280 0,244 12 3,44 0,839 M0V3 14,607 a b c d e f g UJD Pengaruh Varietas Terhadap Intensitas Serangan C.capsici Sy = P SSR0.05 LSR0.05 Perlakuan Rataan 0,244 V1 43,480 0,244 2 2,93 0,714 V4 48,360 0,244 3 3,08 0,751 V3 48,700 0,244 4 3,17 0,773 V2 51,370 a b c d UJD Pengaruh Mulsa Terhadap Intensitas Serangan C.capsici Sy = P SSR0.05 LSR0.05 Perlakuan 0,244 M1 0,244 2 2,93 0,714 M2 0,244 3 3,08 0,751 M0 Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Rataan 48,100 49,548 55,880 a b c Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Lampiran 9. Intensitas serangan pengamatan 9 Perlakuan Ulangan 1 2 3 M0V1 8,290 8,490 9,090 M0V2 10,520 10,450 11,300 M0V3 12,080 12,340 12,850 M0V4 9,460 9,780 10,220 M1V1 7,630 7,260 8,410 M1V2 9,360 9,620 10,180 M1V3 9,910 9,970 11,100 M1V4 8,420 8,690 9,190 M2V1 8,050 8,220 8,840 M2V2 10,190 9,960 11,100 M2V3 11,290 11,120 12,000 M2V4 9,110 8,920 10,060 Total 114,310 114,820 124,340 Rataan 9,526 9,568 10,362 Total Rataan 25,870 32,270 37,270 29,460 23,300 29,160 30,980 26,300 25,110 31,250 34,410 28,090 353,470 8,623 10,757 12,423 9,820 7,767 9,720 10,327 8,767 8,370 10,417 11,470 9,363 9,819 Dwikasta Total Serangan C.capsici Pada Pengamatan 9 Mulsa Varietas V1 V2 V3 V4 M0 25,870 32,270 37,270 29,460 M1 23,300 29,160 30,980 26,300 M2 25,110 31,250 34,410 28,090 Total 74,280 92,680 102,660 83,850 Rataan 37,140 46,340 51,330 41,925 Analisis Sidik Ragam Pengamatan 9 SK db JK KT Ulangan 2 5,319 2,660 Perlakuan 11 60,206 5,473 M 2 9,673 4,836 V 3 49,082 16,361 MxV 5 1,451 0,557 Galat 23 59,878 2,603 Total 46 185,609 Keterangan : FK = 3470,584 KK = 1,043 % Fh 1,022 22,637 1,858 6,284 3,214 Ket : tn ** tn ** * Total 124,870 109,740 118,860 353,470 Rataan 49,948 43,896 47,544 47,129 F0.05 3,420 2,240 3,420 3,030 2,640 F0.01 5,660 3,140 5,660 4,760 3,940 tn : * : ** : tidak nyata nyata sangat nyata Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Uji Jarak Duncan Intensitas Serangan C.Capsici Pengamatan 9 Sy = P SSR0.05 LSR0.05 Perlakuan Rataan 0,434 M1V1 10,553 0,434 2 2,93 1,271 M2V1 10,553 0,434 3 3,08 1,336 M0V1 11,667 0,434 4 3,17 1,375 M1V4 11,847 0,434 5 3,24 1,406 M2V4 11,980 0,434 6 3,29 1,427 M1V2 12,443 0,434 7 3,32 1,440 M0V4 12,703 0,434 8 3,35 1,453 M1V3 12,773 0,434 9 3,37 1,462 M2V2 12,830 0,434 10 3,39 1,471 M0V2 13,437 0,434 11 3,42 1,484 M2V3 14,280 0,434 12 3,44 1,492 M0V3 14,607 a b c d e UJD Pengaruh Varietas Terhadap Intensitas Serangan C.capsici Sy = P SSR0.05 LSR0.05 Perlakuan Rataan 0,434 V1 37,140 0,434 2 2,93 1,271 V4 41,925 0,434 3 3,08 1,336 V2 46,340 0,434 4 3,17 1,375 V3 51,330 a b c d UJD Pengaruh Mulsa Terhadap Intensitas Serangan C.capsici Sy = P SSR0.05 LSR0.05 Perlakuan Rataan 0,434 M1 43,896 0,434 2 2,93 1,271 M2 47,544 0,434 3 3,08 1,336 M0 49,948 Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 a b c Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Lampiran 10. Intensitas serangan pengamatan 10 Perlakuan Ulangan 1 2 3 M0V1 9,300 9,470 10,160 M0V2 10,700 10,420 11,990 M0V3 12,110 12,820 12,090 M0V4 10,140 9,800 11,100 M1V1 7,230 7,080 8,120 M1V2 9,090 7,500 9,030 M1V3 11,280 9,760 11,300 M1V4 8,800 8,870 8,660 M2V1 8,330 8,870 9,000 M2V2 9,420 9,420 10,330 M2V3 11,480 11,440 11,720 M2V4 9,560 9,440 9,820 Total 117,440 114,890 123,320 Rataan 9,787 9,574 10,277 Total Rataan 28,930 33,110 37,020 31,040 22,430 25,620 32,340 26,330 26,200 29,170 34,640 28,820 355,650 9,643 11,037 12,340 10,347 7,477 8,540 10,780 8,777 8,733 9,723 11,547 9,607 9,879 Dwikasta Total Serangan C.capsici Pada Pengamatan 10 Mulsa Varietas Total V1 V2 V3 V4 M0 28,930 33,110 37,020 31,040 130,100 M1 22,430 25,620 32,340 26,330 106,720 M2 26,200 29,170 34,640 28,820 118,830 Total 77,560 87,900 104,000 86,190 355,650 Rataan 38,780 43,950 52,000 43,095 Analisis Sidik Ragam Pengamatan 10 SK db JK KT Ulangan 2 3,115 1,558 Perlakuan 11 64,362 5,851 M 2 22,786 11,393 V 3 40,550 13,517 MxV 5 1,027 0,395 Galat 23 59,781 2,599 Total 46 191,621 Keterangan : FK = 3513,526 KK = 0,794 % Fh 0,599 41,323 4,383 5,200 3,152 Ket : tn ** * ** * Rataan 52,040 42,688 47,532 47,420 F0.05 3,420 2,240 3,420 3,030 2,640 F0.01 5,660 3,140 5,660 4,760 3,940 tn : * : ** : tidak nyata nyata sangat nyata Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Uji Jarak Duncan Intensitas Serangan C.Capsici Pengamatan 10 Sy = P SSR0.05 LSR0.05 Perlakuan Rataan 0,433 M1V1 7,767 0,433 2 2,93 1,269 M1V2 8,370 0,433 3 3,08 1,334 M2V1 8,370 0,433 4 3,17 1,373 M1V4 8,623 0,433 5 3,24 1,403 M2V4 8,767 0,433 6 3,29 1,425 M0V1 9,363 0,433 7 3,32 1,438 M2V2 9,720 0,433 8 3,35 1,451 M0V4 9,820 0,433 9 3,37 1,460 M1V3 10,327 0,433 10 3,39 1,468 M0V2 10,417 0,433 11 3,42 1,481 M2V3 11,470 0,433 12 3,44 1,490 M0V3 12,423 a b c d e UJD Pengaruh Varietas Terhadap Intensitas Serangan C.capsici Sy = P SSR0.05 LSR0.05 Perlakuan Rataan 0,433 V1 38,780 0,433 2 2,93 1,269 V4 43,095 0,433 3 3,08 1,334 V3 43,950 0,433 4 3,17 1,373 V2 52,000 a b c d UJD Pengaruh Mulsa Terhadap Intensitas Serangan C.capsici Sy = P SSR0.05 LSR0.05 Perlakuan Rataan 0,433 M1 42,688 0,433 2 2,93 1,269 M2 47,532 0,433 3 3,08 1,334 M0 52,040 a Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 b c Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Lampiran 11. Data Produksi pengamatan 15 MST Perlakuan Ulangan 1 2 3 M0V1 0,330 0,340 0,350 M0V2 0,220 0,230 0,230 M0V3 0,180 0,170 0,190 M0V4 0,200 0,210 0,210 M1V1 0,410 0,420 0,420 M1V2 0,340 0,350 0,350 M1V3 0,260 0,270 0,270 M1V4 0,320 0,340 0,350 M2V1 0,360 0,370 0,370 M2V2 0,270 0,270 0,290 M2V3 0,200 0,200 0,210 M2V4 0,250 0,260 0,270 Total 3,340 3,430 3,510 Rataan 0,278 0,286 0,293 Total 1,020 0,680 0,540 0,620 1,250 1,040 0,800 1,010 1,100 0,830 0,610 0,780 10,280 Rataan 0,340 0,227 0,180 0,207 0,417 0,347 0,267 0,337 0,367 0,277 0,203 0,260 0,286 Dwikasta Rataan Produksi Pada Pengamatan 15 MST Mulsa M0 M1 M2 Total Rataan Varietas V1 0,340 0,417 0,367 1,123 0,562 V2 0,227 0,347 0,277 0,850 0,425 V3 0,180 0,267 0,203 0,650 0,325 Total V4 0,207 0,337 0,260 0,803 0,402 Transformasi Arcsin Vp Data Produksi Pengamatan 15 MST Perlakuan Ulangan Total 1 2 3 M0V1 3,290 3,340 3,390 10,020 M0V2 2,690 2,750 2,750 8,190 M0V3 2,430 2,360 2,500 7,290 M0V4 2,560 2,630 2,630 7,820 M1V1 3,670 3,720 3,720 11,110 M1V2 3,340 3,390 3,390 10,120 M1V3 2,920 2,980 2,980 8,880 M1V4 3,240 3,340 3,390 9,970 M2V1 3,440 3,490 3,490 10,420 M2V2 2,980 2,980 3,090 9,050 M2V3 2,560 2,560 2,630 7,750 M2V4 2,870 2,920 2,980 8,770 Total 35,990 36,460 36,940 109,390 Rataan 2,999 3,038 3,078 0,953 1,367 1,107 3,427 Rataan 0,381 0,547 0,443 0,457 Rataan 3,340 2,730 2,430 2,607 3,703 3,373 2,960 3,323 3,473 3,017 2,583 2,923 3,039 Dwikasta Rataan Produksi Pada Pengamatan 15 MST Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Mulsa M0 M1 M2 Total Rataan Varietas V1 3,340 3,703 3,473 10,517 5,258 V2 2,730 3,373 3,017 9,120 4,560 V3 2,430 2,960 2,583 7,973 3,987 Total Rataan V4 2,607 3,323 2,923 8,853 4,427 11,107 13,360 11,997 36,463 Fh F0.05 F0.01 3,420 3,030 2,640 5,660 4,760 3,940 4,443 5,344 4,799 4,862 Analisis Sidik Ragam Pengamatan 15 MST SK Ulangan M V MxV Galat Total Keterangan : db 2 2 3 11 18 36 FK = KK = JK 25,733 9,917 7,356 18,287 8,459 69,753 1,970 62,043 KT 12,866 4,959 2,452 1,662 0,470 10,551 5,217 3,537 Ket : % ** ** * tn : * : ** : tidak nyata nyata sangat nyata Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Uji Jarak Duncan Data Produksi Pengamatan 15 MST Sy = P SSR0.05 LSR0.05 Perlakuan Rataan 0,167 M0V3 2,430 0,167 2 2,93 0,488 M2V3 2,583 0,167 3 3,08 0,513 M0V4 2,607 0,167 4 3,17 0,528 M0V2 2,730 0,167 5 3,24 0,540 M2V4 2,923 0,167 6 3,29 0,548 M1V3 2,960 0,167 7 3,32 0,553 M2V2 3,017 0,167 8 3,35 0,558 M1V4 3,323 0,167 9 3,37 0,562 M0V1 3,340 0,167 10 3,39 0,565 M1V2 3,373 0,167 11 3,42 0,570 M2V1 3,473 0,167 12 3,44 0,573 M1V1 3,703 A B C D E UJD Pengaruh Varietas Terhadap Produksi Sy = 0,167 0,167 0,167 0,167 P 2 3 4 SSR0.01 2,93 3,08 3,17 LSR0.01 0,488 0,513 0,528 Perlakuan V3 V4 V2 V1 Rataan 3,987 4,427 4,560 5,258 A B UJD Pengaruh Mulsa TerhadapProduksi Sy = P SSR0.01 LSR0.01 Perlakuan Rataan 0,167 M0 4,443 0,167 2 2,93 0,488 M2 4,799 0,167 3 3,08 0,513 M1 5,344 A B Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Lampiran 12. Data Produksi pengamatan 16 MST Perlakuan Ulangan 1 2 3 M0V1 0,410 0,400 0,420 M0V2 0,370 0,350 0,380 M0V3 0,290 0,280 0,290 M0V4 0,350 0,350 0,340 M1V1 0,600 0,600 0,600 M1V2 0,550 0,530 0,550 M1V3 0,400 0,400 0,410 M1V4 0,560 0,530 0,570 M2V1 0,530 0,550 0,530 M2V2 0,420 0,410 0,410 M2V3 0,370 0,380 0,350 M2V4 0,430 0,450 0,420 Total 5,280 5,230 5,270 Rataan 0,440 0,436 0,439 Total 1,230 1,100 0,860 1,040 1,800 1,630 1,210 1,660 1,610 1,240 1,100 1,300 15,780 M0 M1 M2 Total Rataan V2 0,367 0,543 0,413 1,323 0,662 V3 0,287 0,403 0,367 1,057 0,528 0,410 0,367 0,287 0,347 0,600 0,543 0,403 0,553 0,537 0,413 0,367 0,433 0,438 Dwikasta Rataan Produksi Pada Pengamatan 16 MST Mulsa Varietas V1 0,410 0,600 0,537 1,547 0,773 Rataan V4 0,347 0,553 0,433 1,333 0,667 Transformasi Arcsin Vp Data Produksi Pengamatan 16 MST Perlakuan Ulangan Total 1 2 3 M0V1 3,670 3,630 3,720 11,020 M0V2 3,490 3,390 3,530 10,410 M0V3 3,090 3,030 3,090 9,210 M0V4 3,390 3,390 3,340 10,120 M1V1 4,440 4,440 4,440 13,320 M1V2 4,250 4,170 4,250 12,670 M1V3 3,630 3,630 3,670 10,930 M1V4 4,290 4,170 4,000 12,460 M2V1 4,170 4,250 4,330 12,750 M2V2 3,720 3,670 3,670 11,060 M2V3 3,490 3,530 3,390 10,410 M2V4 3,760 3,850 3,720 11,330 Total 45,390 45,150 45,150 135,690 Rataan 3,783 3,763 3,763 Dwikasta Rataan Produksi Pada Pengamatan 16 MST Mulsa Varietas V2 V3 V4 Total 1,410 2,100 1,750 5,260 Rataan 0,564 0,840 0,700 0,701 Rataan 3,673 3,470 3,070 3,373 4,440 4,223 3,643 4,153 4,250 3,687 3,470 3,777 3,769 Total Rataan Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 M0 M1 M2 Total Rataan V1 3,673 4,440 4,250 12,363 6,182 3,470 4,223 3,687 11,380 5,690 3,070 3,643 3,470 10,183 5,092 3,373 4,153 3,777 11,303 5,652 13,587 16,460 15,183 45,230 5,435 6,584 6,073 6,031 Analisis Sidik Ragam Pengamatan 16 MST SK Ulangan M V MxV Galat Total Keterangan : db 2 2 3 11 18 36 FK = KK = JK 39,589 15,264 11,242 27,920 13,083 107,099 3,031 69,096 KT 19,795 7,632 3,747 2,538 0,727 Fh 10,501 5,156 3,492 Ket : % F0.05 ** ** * 3,420 3,030 2,640 tn : * : ** : F0.01 5,660 4,760 3,940 tidak nyata nyata sangat nyata Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Uji Jarak Duncan Data Produksi Pengamatan 16 MST Sy = P SSR0.01 LSR0.01 Perlakuan Rataan 0,067 M0V3 3,070 0,067 2 2,93 0,195 M0V4 3,373 0,067 3 3,08 0,205 M2V3 3,470 0,067 4 3,17 0,211 M0V2 3,470 0,067 5 3,24 0,216 M1V3 3,643 0,067 6 3,29 0,219 M0V1 3,673 0,067 7 3,32 0,221 M2V2 3,687 0,067 8 3,35 0,223 M2V4 3,777 0,067 9 3,37 0,225 M1V4 4,153 0,067 10 3,39 0,226 M1V2 4,223 0,067 11 3,42 0,228 M2V1 4,250 0,067 12 3,44 0,229 M1V1 4,440 A B C D .E UJD Pengaruh Varietas Terhadap Produksi Sy = P SSR0.01 LSR0.01 Perlakuan Rataan 0,067 V3 5,092 0,067 2 2,93 0,195 V2 5,690 0,067 3 3,08 0,205 V4 5,652 0,067 4 3,17 0,211 V1 6,182 A B UJD Pengaruh Mulsa Terhadap Produksi Sy = P SSR0.01 LSR0.01 Perlakuan Rataan 0,067 M0 5,435 0,067 2 2,93 0,195 M2 6,073 0,067 3 3,08 0,205 M1 6,584 A B Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 C Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Lampiran 13. Data Produksi pengamatan 17 MST Perlakuan Ulangan 1 2 3 M0V1 0,550 0,570 0,560 M0V2 0,500 0,500 0,510 M0V3 0,420 0,430 0,420 M0V4 0,500 0,520 0,500 M1V1 0,780 0,770 0,760 M1V2 0,680 0,680 0,650 M1V3 0,600 0,610 0,600 M1V4 0,670 0,680 0,670 M2V1 0,700 0,710 0,710 M2V2 0,650 0,660 0,630 M2V3 0,530 0,540 0,530 M2V4 0,660 0,670 0,640 Total 7,240 7,340 7,180 Rataan 0,603 0,612 0,598 Total 1,680 1,510 1,270 1,520 2,310 2,010 1,810 2,020 2,120 1,940 1,600 1,970 21,760 M0 M1 M2 Total Rataan V2 0,503 0,670 0,647 1,820 0,910 V3 0,423 0,603 0,533 1,560 0,780 0,560 0,503 0,423 0,507 0,770 0,670 0,603 0,673 0,707 0,647 0,533 0,657 0,604 Dwikasta Rataan Produksi Pada Pengamatan 17 MST Mulsa Varietas V1 0,560 0,770 0,707 2,037 1,018 Rataan V4 0,507 0,673 0,657 1,837 0,918 Transformasi Arcsin Vp Data Produksi Pengamatan 17 MST Perlakuan Ulangan Total 1 2 3 M0V1 4,250 4,330 4,290 12,870 M0V2 4,050 4,050 4,090 12,190 M0V3 3,720 3,760 3,720 11,200 M0V4 4,050 4,130 4,050 12,230 M1V1 5,070 5,030 5,000 15,100 M1V2 4,730 4,730 4,620 14,080 M1V3 4,440 4,480 4,440 13,360 M1V4 4,690 4,730 4,090 13,510 M2V1 4,800 4,830 4,830 14,460 M2V2 4,620 4,660 4,550 13,830 M2V3 4,170 4,210 4,170 12,550 M2V4 4,660 4,690 4,590 13,940 Total 53,250 53,630 52,440 159,320 Rataan 4,438 4,469 4,370 Dwikasta Rataan Produksi Pada Pengamatan 17 MST Mulsa Varietas V1 V2 V3 V4 Total 1,993 2,717 2,543 7,253 Rataan 0,797 1,087 1,017 0,967 Rataan 4,290 4,063 3,733 4,077 5,033 4,693 4,453 4,503 4,820 4,610 4,183 4,647 4,426 Total Rataan Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 M0 M1 M2 Total Rataan 4,290 5,033 4,820 14,143 7,072 4,063 4,693 4,610 13,367 6,683 3,733 4,453 4,183 12,370 6,185 4,077 4,503 4,647 13,227 6,613 16,163 18,683 18,260 53,107 6,465 7,473 7,304 7,081 Analisis Sidik Ragam Pengamatan 17 MST SK Ulangan M V MxV Galat Total Keterangan : db 2 2 3 11 18 36 FK = KK = JK 54,584 20,988 15,451 38,223 1,783 131,029 KT 27,292 10,494 5,150 3,475 0,099 Fh 10,593 5,199 35,076 ** * ** Ket : 4,178 69,056 F0.05 F0.01 3,420 3,030 2,640 5,660 4,760 3,940 tn : * : ** : % tidak nyata nyata sangat nyata Uji Jarak Duncan Data Produksi Pengamatan 17 MST Sy = P SSR0.05 LSR0.05 Perlakuan Rataan 0,167 M0V3 3,733 0,167 2 2,93 0,488 M0V2 4,063 0,167 3 3,08 0,513 M0V4 4,077 0,167 4 3,17 0,528 M2V3 4,183 0,167 5 3,24 0,540 M0V1 4,290 0,167 6 3,29 0,548 M1V3 4,453 0,167 7 3,32 0,553 M1V4 4,503 0,167 8 3,35 0,558 M2V2 4,610 0,167 9 3,37 0,562 M2V4 4,647 0,167 10 3,39 0,565 M1V2 4,693 0,167 11 3,42 0,570 M2V1 4,820 0,167 12 3,44 0,573 M1V1 5,033 A B C D E F UJD Pengaruh Varietas Terhadap Produksi Sy = P SSR0.05 LSR0.05 0,167 0,167 2 2,93 0,488 0,167 3 3,08 0,513 0,167 4 3,17 0,528 Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Perlakuan Rataan V3 6,185 V4 6,613 V2 6,683 V1 7,072 A B UJD Pengaruh Mulsa Terhadap Produksi Sy = P SSR0.05 LSR0.05 Perlakuan Rataan 0,167 M0 6,465 0,167 2 2,93 0,488 M2 7,304 0,167 3 3,08 0,513 M1 7,473 0,167 A B Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Lampiran 14. Data Produksi pengamatan 18 MST Perlakuan Ulangan 1 2 3 M0V1 1,150 1,150 1,150 M0V2 0,570 0,810 0,570 M0V3 0,570 0,570 0,570 M0V4 0,570 0,810 0,570 M1V1 1,520 1,400 1,620 M1V2 1,280 0,990 1,280 M1V3 0,990 0,810 0,990 M1V4 1,280 0,990 1,280 M2V1 1,280 1,280 1,280 M2V2 0,990 0,810 0,990 M2V3 0,810 0,570 0,570 M2V4 0,810 0,810 0,810 Total 11,820 11,000 11,680 Rataan 0,985 0,917 0,973 Total Rataan 3,450 1,950 1,710 1,950 4,540 3,550 2,790 3,550 3,840 2,790 1,950 2,430 34,500 1,150 0,650 0,570 0,650 1,513 1,183 0,930 1,183 1,280 0,930 0,650 0,810 0,958 Dwikasta Rataan Produksi Pada Pengamatan 18 MST Mulsa M0 M1 M2 Total Rataan Varietas V1 1,150 1,513 1,280 3,943 1,972 V2 0,650 1,183 0,930 2,763 1,382 V3 0,570 0,930 0,650 2,150 1,075 Total V4 0,650 1,183 0,810 2,643 1,322 3,020 4,810 3,670 11,500 Fh F0.05 Rataan 1,208 1,924 1,468 1,533 Analisis Sidik Ragam Pengamatan 18 MST SK Ulangan M V MxV Galat Total Keterangan : db 2 2 3 11 18 36 FK = KK = JK 32,899 0,414 0,771 2,630 1,445 38,158 0,196 124,916 KT 16,449 0,207 0,257 0,239 0,080 2,576 3,199 2,977 Ket : % tn * * 3,420 3,030 2,640 tn : * : ** : F0.01 5,660 4,760 3,940 tidak nyata nyata sangat nyata \ Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Uji Jarak Duncan Data Produksi Pengamatan 18 MST Sy = P SSR0.01 LSR0.01 Perlakuan Rataan 0,183 M0V3 0,570 0,183 2 2,93 0,537 M2V3 0,650 0,183 3 3,08 0,565 M0V4 0,650 0,183 4 3,17 0,581 M0V2 0,650 0,183 5 3,24 0,594 M2V4 0,810 0,183 6 3,29 0,603 M2V2 0,930 0,183 7 3,32 0,609 M1V3 0,930 0,183 8 3,35 0,614 M0V1 1,150 0,183 9 3,37 0,618 M1V4 1,183 0,183 10 3,39 0,622 M1V2 1,183 0,183 11 3,42 0,627 M2V1 1,280 0,183 12 3,44 0,631 M1V1 1,513 A B C UJD Pengaruh Varietas Terhadap Produksi Sy = P SSR0.01 LSR0.01 Perlakuan Rataan 0,183 V3 1,073 0,183 2 2,93 0,537 V4 1,322 0,183 3 3,08 0,565 V2 1,382 0,183 4 3,17 0,581 V1 1,972 A B UJD Pengaruh Mulsa Terhadap Produksi Sy = P SSR0.01 LSR0.01 Perlakuan Rataan 0,183 M0 1,208 0,183 2 2,93 0,537 M2 1,468 0,183 3 3,08 0,565 M1 1,924 tn Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Lampiran 15. Data Produksi pengamatan 19 MST Perlakuan Ulangan 1 2 3 M0V1 1,520 1,620 1,520 M0V2 1,280 1,150 1,280 M0V3 0,990 0,570 1,150 M0V4 1,150 1,280 0,810 M1V1 1,810 1,990 1,720 M1V2 1,620 1,720 1,400 M1V3 1,280 1,400 1,150 M1V4 1,620 1,620 1,520 M2V1 1,720 1,620 1,620 M2V2 1,520 1,400 1,400 M2V3 1,280 1,280 0,990 M2V4 1,520 1,520 1,400 Total 17,310 17,170 15,960 Rataan 1,443 1,431 1,330 Total Rataan 4,660 3,710 2,710 3,240 5,520 4,740 3,830 4,760 4,960 4,320 3,550 4,440 50,440 1,553 1,237 0,903 1,080 1,840 1,580 1,277 1,587 1,653 1,440 1,183 1,480 1,401 Dwikasta Rataan Produksi Pada Pengamatan 19 MST Mulsa M0 M1 M2 Total Rataan Varietas V1 1,553 1,840 1,653 5,047 2,523 V2 1,237 1,580 1,440 4,257 2,128 V3 0,903 1,277 1,183 3,363 1,682 Total V4 1,080 1,587 1,480 4,147 2,073 4,773 6,283 5,757 16,813 Fh F0.05 Rataan 1,909 2,513 2,303 2,242 Analisis Sidik Ragam Pengamatan 19 MST SK Ulangan M V MxV Galat Total Keterangan : db 2 2 3 11 18 36 FK = KK = JK 0,073 2,125 1,584 9,632 5,504 18,917 0,419 1,659 KT 0,036 1,063 0,528 0,876 0,306 3,475 1,727 2,864 Ket : % * tn * 3,420 3,030 2,640 tn : * : ** : F0.01 5,660 4,760 3,940 tidak nyata nyata sangat nyata Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Uji Jarak Duncan Data Produksi Pengamatan 19 MST Sy = P SSR0.01 LSR0.01 Perlakuan Rataan 0,032 M0V3 0,903 0,032 2 2,93 0,093 M0V4 1,080 0,032 3 3,08 0,098 M2V3 1,183 0,032 4 3,17 0,100 M0V2 1,237 0,032 5 3,24 0,103 M1V3 1,277 0,032 6 3,29 0,104 M2V2 1,440 0,032 7 3,32 0,105 M2V4 1,480 0,032 8 3,35 0,106 M0V1 1,553 0,032 9 3,37 0,107 M1V2 1,580 0,032 10 3,39 0,107 M1V4 1,587 0,032 11 3,42 0,108 M2V1 1,653 0,032 12 3,44 0,109 M1V1 1,840 A B C D E F . G UJD Pengaruh Varietas Terhadap Produksi Sy = P SSR0.01 LSR0.01 Perlakuan Rataan 0,032 V3 1,682 0,032 2 2,93 0,093 V4 2,073 0,032 3 3,08 0,098 V2 2,128 0,032 4 3,17 0,100 V1 2,523 A B C UJD Pengaruh Mulsa Terhadap Produksi Sy = P SSR0.01 LSR0.01 Perlakuan Rataan 0,032 M0 1,909 0,032 2 2,93 0,093 M2 2,303 0,032 3 3,08 0,098 M1 2,513 Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 A B Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Lampiran 16. Data Produksi pengamatan 20 MST Perlakuan Ulangan 1 2 3 M0V1 2,070 1,990 2,140 M0V2 1,620 1,520 1,620 M0V3 1,400 1,280 1,520 M0V4 1,810 1,720 1,810 M1V1 2,690 2,560 2,630 M1V2 2,290 2,140 2,360 M1V3 1,900 1,810 1,900 M1V4 2,430 2,290 2,430 M2V1 2,560 2,430 2,560 M2V2 2,430 2,070 2,070 M2V3 1,620 1,720 1,720 M2V4 2,220 2,070 2,140 Total 25,040 23,600 24,900 Rataan 2,087 1,967 2,075 Total Rataan 6,200 4,760 4,200 5,340 7,880 6,790 5,610 7,150 7,550 6,570 5,060 6,430 73,540 2,067 1,587 1,400 1,780 2,627 2,263 1,870 2,383 2,517 2,190 1,687 2,143 2,043 Dwikasta Rataan Produksi Pada Pengamatan 20 MST Mulsa M0 M1 M2 Total Rataan Varietas V1 2,067 2,627 2,517 7,210 3,605 V2 1,587 2,263 2,190 6,040 3,020 V3 1,400 1,870 1,687 4,957 2,478 Total Rataan V4 1,780 2,383 2,143 6,307 3,153 6,833 9,143 8,537 24,513 Fh F0.05 F0.01 3,420 3,030 2,640 5,660 4,760 3,940 2,733 3,657 3,415 3,268 Analisis Sidik Ragam Pengamatan 20 MST SK Ulangan M V MxV Galat Total Keterangan : db 2 2 3 11 18 36 FK = KK = JK 11,637 4,528 3,354 8,456 0,574 28,549 0,890 33,688 KT 5,819 2,264 1,118 0,769 0,032 71,010 35,073 24,113 Ket : % ** ** ** tn : * : ** : tidak nyata nyata sangat nyata Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Uji Jarak Duncan Data Produksi Pengamatan 20 MST Sy = P SSR0.01 LSR0.01 Perlakuan Rataan 0,083 M0V3 1,400 0,083 2 2,93 0,244 M0V2 1,587 0,083 3 3,08 0,257 M2V3 1,687 0,083 4 3,17 0,264 M0V4 1,780 0,083 5 3,24 0,270 M1V3 1,870 0,083 6 3,29 0,274 M0V1 2,067 0,083 7 3,32 0,277 M2V4 2,143 0,083 8 3,35 0,279 M2V2 2,190 0,083 9 3,37 0,281 M1V2 2,263 0,083 10 3,39 0,283 M1V4 2,383 0,083 11 3,42 0,285 M2V1 2,517 0,083 12 3,44 0,287 M1V1 2,627 0,083 A B C D E F G H UJD Pengaruh Varietas Terhadap Produksi Sy = P SSR0.01 LSR0.01 Perlakuan Rataan 0,083 V3 2,478 0,083 2 2,93 0,244 V2 3,020 0,083 3 3,08 0,257 V4 3,153 0,083 4 3,17 0,264 V1 3,605 A B C UJD Pengaruh Mulsa Terhadap Produksi Sy = P SSR0.01 0,083 0,083 2 2,93 0,083 3 3,08 Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 LSR0.01 Perlakuan Rataan M0 2,733 0,244 M2 3,415 0,257 M1 3,657 A B C Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Lampiran 17. Data Produksi pengamatan 21 MST Perlakuan Ulangan 1 2 3 M0V1 0,500 0,510 0,510 M0V2 0,450 0,460 0,450 M0V3 0,380 0,370 0,370 M0V4 0,400 0,410 0,400 M1V1 0,720 0,750 0,730 M1V2 0,600 0,620 0,600 M1V3 0,550 0,550 0,550 M1V4 0,650 0,660 0,650 M2V1 0,650 0,700 0,600 M2V2 0,600 0,620 0,530 M2V3 0,480 0,490 0,450 M2V4 0,610 0,610 0,370 Total 6,590 6,750 6,210 Rataan 0,549 0,563 0,518 Total 1,520 1,360 1,120 1,210 2,200 1,820 1,650 1,960 1,950 1,750 1,420 1,590 19,550 Transformasi Arcsin Vp Data Produksi Pengamatan 21 MST Perlakuan Ulangan Total 1 2 3 M0V1 4,250 4,090 4,090 12,430 M0V2 3,850 3,890 3,850 11,590 M0V3 3,530 3,490 3,490 10,510 M0V4 3,630 3,670 3,630 10,930 M1V1 4,870 4,970 4,900 14,740 M1V2 4,440 4,520 4,440 13,400 M1V3 4,250 4,250 4,250 12,750 M1V4 4,620 4,660 4,620 13,900 M2V1 4,620 4,800 4,440 13,860 M2V2 4,440 4,520 4,170 13,130 M2V3 3,970 4,010 3,850 11,830 M2V4 4,480 4,480 3,490 12,450 Total 50,950 51,350 49,220 151,520 Rataan 4,246 4,279 4,102 Dwikasta Rataan Produksi Pada Pengamatan 21 MST Mulsa Varietas V2 V3 0,507 0,453 0,373 0,403 0,733 0,607 0,550 0,653 0,650 0,583 0,473 0,530 0,543 Dwikasta Rataan Produksi Pada Pengamatan 21 MST Mulsa Varietas V1 V2 V3 V4 M0 0,507 0,453 0,373 0,403 M1 0,733 0,607 0,550 0,653 M2 0,650 0,583 0,473 0,530 Total 1,890 1,643 1,397 1,587 Rataan 0,945 0,822 0,698 0,793 V1 Rataan Total 1,737 2,543 2,237 6,517 Rataan 0,695 1,017 0,895 0,869 Rataan 4,143 3,863 3,503 3,643 4,913 4,467 4,250 4,633 4,620 4,377 3,943 4,150 4,209 Total Rataan V4 Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 M0 M1 M2 Total Rataan 4,143 4,913 4,620 13,677 6,838 3,863 4,467 4,377 12,707 6,353 3,503 4,250 3,943 11,697 5,848 3,643 4,633 4,150 12,427 6,213 Analisis Sidik Ragam Pengamatan 21 MST SK db JK KT Fh Ulangan 2 49,383 24,691 M 2 19,027 9,514 10,106 V 3 13,992 4,664 49,541 MxV 11 34,713 3,156 33,521 Galat 18 1,695 0,094 Total 36 118,810 Keterangan Ket : : FK = 3,779 KK = 73,029 % 15,153 18,263 17,090 50,507 6,061 7,305 6,836 6,734 ** ** ** F0.05 F0.01 3,420 3,030 2,640 5,660 4,760 3,940 tn : * : ** : tidak nyata nyata sangat nyata Uji Jarak Duncan Data Produksi Pengamatan 21 MST Sy = P SSR0.01 LSR0.01 Perlakuan Rataan 0,177 M0V3 3,503 0,043 2 2,93 0,519 M0V4 3,643 0,043 3 3,08 0,546 M0V2 3,863 0,043 4 3,17 0,562 M2V3 3,943 0,043 5 3,24 0,574 M0V1 4,143 0,043 6 3,29 0,583 M2V4 4,150 0,043 7 3,32 0,588 M1V3 4,250 0,043 8 3,35 0,593 M2V2 4,377 0,043 9 3,37 0,597 M1V2 4,467 0,043 10 3,39 0,601 M2V1 4,620 0,043 11 3,42 0,606 M1V4 4,633 0,043 12 3,44 0,609 M1V1 4,913 A B C D E UJD Pengaruh Varietas Terhadap Produksi Sy = P SSR0.05 LSR0.05 Perlakuan 0,177 V3 0,043 2 2,93 0,519 V4 0,043 3 3,08 0,545 V2 0,043 4 3,17 0,561 V1 Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Rataan 5,848 6,213 6,353 6,838 A B UJD Pengaruh Mulsa Terhadap Produksi Sy = P SSR0.01 LSR0.01 Perlakuan Rataan 0,177 M0 6,061 0,043 2 2,93 0,519 M2 6,836 0,043 3 3,08 0,545 M1 7,305 A B C Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Lampiran 18. Data Produksi pengamatan 22 MST Perlakuan Ulangan 1 2 3 M0V1 0,120 0,110 0,110 M0V2 0,090 0,085 0,090 M0V3 0,060 0,060 0,065 M0V4 0,100 0,090 0,100 M1V1 0,210 0,220 0,220 M1V2 0,150 0,160 0,150 M1V3 0,100 0,110 0,110 M1V4 0,170 0,170 0,180 M2V1 0,180 0,180 0,190 M2V2 0,120 0,140 0,110 M2V3 0,090 0,090 0,080 M2V4 0,150 0,150 0,150 Total 1,540 1,565 1,555 Rataan 0,128 0,130 0,130 Total 0,340 0,265 0,185 0,290 0,650 0,460 0,320 0,520 0,550 0,370 0,260 0,450 4,660 M0 M1 M2 Total Rataan V2 0,265 0,460 0,370 1,095 0,548 V3 0,185 0,320 0,260 0,765 0,383 0,113 0,088 0,062 0,097 0,217 0,153 0,107 0,173 0,183 0,123 0,087 0,150 0,129 Dwikasta Rataan Produksi Pada Pengamatan 22 MST Mulsa Varietas V1 0,340 0,650 0,550 1,540 0,770 Rataan V4 0,290 0,520 0,450 1,260 0,630 Transformasi Arcsin Vp Data Produksi pengamatan 22 MST Perlakuan Ulangan Total 1 2 3 M0V1 1,990 1,900 1,900 5,790 M0V2 1,720 1,720 1,720 5,160 M0V3 1,400 1,400 1,520 4,320 M0V4 1,810 1,720 1,810 5,340 M1V1 2,630 2,690 2,690 8,010 M1V2 2,220 2,290 2,220 6,730 M1V3 1,810 1,900 2,220 5,930 M1V4 2,360 2,360 2,430 7,150 M2V1 2,430 2,430 2,500 7,360 M2V2 1,990 2,140 1,900 6,030 M2V3 1,720 1,720 1,620 5,060 M2V4 2,220 2,220 2,220 6,660 Total 24,300 24,490 24,750 73,540 Rataan 2,025 2,041 2,063 Dwikasta Rataan Produksi Pada Pengamatan 22 MST Mulsa Varietas Total 1,080 1,950 1,630 4,660 Rataan 0,432 0,780 0,652 0,621 Rataan 1,930 1,720 1,440 1,780 2,670 2,243 1,977 2,383 2,453 2,010 1,687 2,220 2,043 Total Rataan Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 M0 M1 M2 Total Rataan V1 1,930 2,670 2,453 7,053 3,527 V2 1,720 2,243 2,010 5,973 2,987 V3 1,440 1,977 1,687 5,103 2,552 V4 1,780 2,383 2,220 6,383 3,192 Analisis Sidik Ragam Pengamatan 22 MST SK db JK KT Fh Ulangan 2 11,629 5,815 M 2 4,530 2,265 1,420 V 3 3,338 1,113 0,698 MxV 11 8,411 52,728 3,306 Galat 18 2,871 0,160 Total 36 30,779 Keterangan Ket : : FK = 0,890 KK = 50,869 % Lampiran 19. Data Produksi pengamatan 23 MST Perlakuan Ulangan 1 2 3 M0V1 0,320 0,350 0,330 M0V2 0,210 0,250 0,220 M0V3 0,180 0,200 0,190 M0V4 0,195 0,220 0,200 M1V1 0,400 0,450 0,410 M1V2 0,330 0,350 0,300 M1V3 0,270 0,300 0,270 M1V4 0,300 0,360 0,280 M2V1 0,350 0,380 0,370 M2V2 0,250 0,270 0,250 M2V3 0,200 0,230 0,220 M2V4 0,230 0,280 0,230 Total 3,235 3,640 3,270 Rataan 0,270 0,303 0,273 6,870 9,273 8,370 24,513 3,268 tn tn tn Total 1,000 0,680 0,570 0,615 1,260 0,980 0,840 0,940 1,100 0,770 0,650 0,740 10,145 M0 M1 M2 Total Rataan V2 0,227 0,327 0,257 0,810 0,405 V3 0,190 0,280 0,217 0,687 0,343 F0.05 F0.01 3,420 3,030 2,640 5,660 4,760 3,940 tn : * : ** : tidak nyata nyata sangat nyata Rataan 0,333 0,227 0,190 0,205 0,420 0,327 0,280 0,313 0,367 0,257 0,217 0,247 0,282 Dwikasta Rataan Produksi Pada Pengamatan 23 MST Mulsa Varietas V1 0,333 0,420 0,367 1,120 0,560 2,748 3,709 3,348 V4 0,205 0,313 0,247 0,765 0,383 Total 0,955 1,340 1,087 3,382 Rataan 0,382 0,536 0,435 0,451 Transformasi Arcsin Vp Data Produksi Pengamatan 23 MST Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Perlakuan M0V1 M0V2 M0V3 M0V4 M1V1 M1V2 M1V3 M1V4 M2V1 M2V2 M2V3 M2V4 Total Rataan 1 3,240 2,630 2,430 2,560 3,630 3,290 2,980 3,140 3,390 2,870 2,560 2,750 35,470 2,956 Ulangan 2 3,390 2,870 2,560 2,690 3,850 3,390 3,140 3,440 3,530 2,980 2,750 3,030 37,620 3,135 Total 3 3,290 2,690 2,500 2,560 3,670 3,140 2,980 3,030 3,490 2,870 2,090 2,750 35,060 2,922 Rataan 9,920 8,190 7,490 7,810 11,150 9,820 9,100 9,610 10,410 8,720 7,400 8,530 108,150 3,307 2,730 2,497 2,603 3,717 3,273 3,033 3,203 3,470 2,907 2,467 2,843 3,004 Dwikasta Rataan Produksi Pada Pengamatan 23 MST Mulsa Varietas M0 M1 M2 Total Rataan V1 3,307 3,717 3,470 10,493 5,247 V2 2,730 3,273 2,907 8,910 4,455 V3 2,497 3,033 2,467 7,997 3,998 Total V4 2,603 3,203 2,843 8,650 4,325 Analisis Sidik Ragam Pengamatan 23 MST SK db JK KT Fh Ulangan 2 25,176 12,588 M 2 9,689 4,845 16,937 V 3 5,115 1,705 5,960 MxV 11 19,953 1,814 6,341 Galat 18 5,149 0,286 Total 36 65,082 Keterangan Ket : : FK = 1,925 KK = 61,719 % 11,137 13,227 11,687 36,050 Rataan 4,455 5,291 4,675 4,807 ** ** ** F0.05 F0.01 3,420 3,030 2,640 5,660 4,760 3,940 tn : * : ** : tidak nyata nyata sangat nyata Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Uji Jarak Duncan Data Produksi Pengamatan 23 MST Sy = P SSR0.01 LSR0.01 Perlakuan Rataan 0,309 M2V3 2,467 2 2,93 0,905 M0V3 2,497 3 3,08 0,951 M0V4 2,603 4 3,17 0,979 M0V2 2,730 5 3,24 1,000 M2V4 2,843 6 3,29 1,016 M2V2 2,907 7 3,32 1,025 M1V3 3,033 8 3,35 1,034 M1V4 3,203 9 3,37 1,041 M1V2 3,273 10 3,39 1,047 M0V1 3,307 11 3,42 1,056 M2V1 3,470 12 3,44 1,062 M1V1 3,717 A B UJD Pengaruh Varietas Terhadap Produksi Sy = 0,309 0,150 0,150 0,150 P 2 3 4 SSR0.01 2,93 3,08 3,17 LSR0.01 0,905 0,952 0,980 Perlakuan V3 V4 V2 V1 Rataan 3,998 4,325 4,455 5,247 A B UJD Pengaruh Mulsa Terhadap Produksi Sy = 0,309 0,150 0,150 P 2 3 SSR0.01 2,93 3,08 LSR0.01 0,905 0,952 Perlakuan M0 M2 M1 Rataan 4,455 4,675 5,291 A B Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Lampiran 20. Data Produksi pengamatan 24 MST Perlakuan Ulangan 1 2 3 M0V1 0,020 0,030 0,020 M0V2 0,010 0,010 0,000 M0V3 0,000 0,000 0,000 M0V4 0,010 0,020 0,000 M1V1 0,030 0,040 0,030 M1V2 0,000 0,020 0,000 M1V3 0,010 0,000 0,000 M1V4 0,030 0,010 0,000 M2V1 0,200 0,030 0,020 M2V2 0,010 0,020 0,000 M2V3 0,000 0,000 0,000 M2V4 0,000 0,010 0,000 Total 0,320 0,190 0,070 Rataan 0,027 0,016 0,006 Total 0,070 0,020 0,000 0,030 0,100 0,020 0,010 0,040 0,250 0,030 0,000 0,010 0,580 Rataan 0,023 0,007 0,000 0,010 0,033 0,007 0,003 0,013 0,083 0,010 0,000 0,003 0,016 Dwikasta Rataan Produksi Pada Pengamatan 24 MST Mulsa M0 M1 M2 Total Rataan Varietas V1 0,023 0,033 0,083 0,140 0,070 V2 0,007 0,007 0,010 0,023 0,012 V3 0,000 0,003 0,000 0,003 0,002 Total V4 0,030 0,040 0,010 0,080 0,040 Transformasi Arcsin Vp Data Produksi Pengamatan 24 MST Perlakuan Ulangan Total 1 2 3 M0V1 0,810 0,990 0,810 2,610 M0V2 0,570 0,570 0,070 1,210 M0V3 0,070 0,070 0,070 0,210 M0V4 0,570 0,810 0,070 1,450 M1V1 0,990 1,150 0,990 3,130 M1V2 0,070 0,810 0,070 0,950 M1V3 0,570 0,070 0,070 0,710 M1V4 0,990 0,570 0,070 1,630 M2V1 0,810 0,990 0,810 2,610 M2V2 0,570 0,810 0,070 1,450 M2V3 0,070 0,070 0,070 0,210 M2V4 0,070 0,570 0,070 0,710 Total 6,160 7,480 3,240 16,880 Rataan 0,513 0,623 0,270 0,060 0,083 0,103 0,247 Rataan 0,024 0,033 0,041 0,033 Rataan 0,870 0,403 0,070 0,483 1,043 0,317 0,237 0,543 0,870 0,483 0,070 0,237 0,469 Dwikasta Rataan Produksi Pada Pengamatan 24 MST Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Mulsa M0 M1 M2 Total Rataan Varietas V1 0,870 1,043 0,870 2,783 1,392 V2 0,403 0,317 0,483 1,203 0,602 V3 0,070 0,237 0,070 0,377 0,188 Total V4 0,483 0,543 0,237 1,263 0,632 1,827 2,140 1,660 5,627 Rataan 0,731 0,856 0,664 0,750 Analisis Sidik Ragam Pengamatan 24 MST SK Ulangan M V MxV Galat Total Keterangan : db 2 2 3 11 18 36 FK = KK = JK 0,045 0,269 0,288 0,677 0,120 1,399 0,016 6,589 KT 0,022 0,134 0,096 0,062 0,007 Fh 0,500 0,333 0,091 Ket : % F0.05 tn tn tn 3,420 3,030 2,640 tn : * : ** : F0.01 5,660 4,760 3,940 tidak nyata nyata sangat nyata Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Lampiran 21 Deskripsi tanaman cabai 1. Varietas TM-999 Tinggi tanaman : ± 110 cm Umur berbunga : ± 35 hari Umur panen : ± 90 hari Kerapatan kanopi : ± sangat kompak Warna batang : hijau dengan garis ungu tua pada ruasruas batang Ukuran daun : panjang : ± 7 cm, lebar : ± 3 cm Warna daun : hijau Warna kelopak bunga : hiaju muda Warna tangkai bunga : hijau Warna mahkota bunga : putih Warna kotak sari : ungu Jumlah kotak sari : 6-7 Warna kepala putik : kuning Jumlah helai mahkota : 5-6 Bentuk buah : bulat panjang dengan ujung lancip Ukuran buah : panjang ± 20 cm, diameter ± 0,8 cm Permukaan kulit buah : halus mengkilap dan lapisan kutikula tebal dan kriting Tebal kulit buah : ± 0,09 cm Warna buah muda : hiaju muda Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Warna buah tua : merah cerah Berat/buah : ± 8 gr Rasa : pedas Berat/tanaman : ± 2 kg Hasil : ± 25 ton/ha Ket : beradaptasi baik di dataran sedang dan tinggi dengan elevasi 500-1500 m.dpl. Sumber : Center of Plant Variety ProtectionMinistry of Agriculture of The Repoblic of Indonesia Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Lampiran 22 2. Varietas Hot beuty Batang : Batang utama berwarna coklat hiaju, berkayu, panjang antara 20-28 cm dengan diameter 1,5 – 2,5 cm Daun : berwarna hijau, tulang daun menyirip dilengkapi urat daun, helaian daun bagian bawah berwarna hijau terang, sedangkan permukaan atasnya berwarna hijau tua Bunga : tanaman terus-menerus berbunga, bunga menggantung. Panjang bunga 1-1,5 cm pada saat diameter mencapai 2 cm . panjang tangkai bunga 1-2 cm. mahkota bunga berwarna putih dan memiliki 6 kelopak bunga Buah : rasa pedas, panjang buah berkisar antara 9-15 cm, diameter 1-1,75 cm Pertumbuhan : merupakan cabai yang memiliki kemampuan dalam beradaptasi dengan lingkungan tumbuh cukup tinggi. Dapat dipanen 75-80 HST dengan interval panen 1-3 hari sekali Produksi : berat buah/pohon : 1,6-2 kg/tanaman Berat/buah Sumber : 7,5-15 g/buah : Nawangsih, AA., HP. Imdad dan A. Wahyuni, 1995. Cabai Hot Beuty. Penebar Swadaya, Jakarta. Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Lampiran 23 3. varietas Laris Adaptasi lingkungan : beradaptasi baik pada dataran rendah sampai tinggi Kerebahan : tanaman tegar dan tahan rebah Kemurnian : 99 % Daya tumbuh : 85 % Tinggi tanaman : mencapai 100-140 cm Tipe buah : kriting Diameter buah : 0,9 cm Panjang buah : 14,5 cm Potensi hasil : 0,6 – 0,8 Kg/tanaman Warna buah : Buah muda berwarna hijau dan matang merah menyala kelihatan selalu segar Umur panen : 110-115 HST Umur berbunga : 60-75 HST Ketahanan terhadap OPT : Toleran sampai tahan Daya simpan : lama dan tahan transportasi jauh Rasa : pedas Sumber : cap panah merah. PT. East West Indonesia. PO.BOX.1. Cempaka. Purwakarta 41181 Indonesia. Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 4. Varietas Lokal (Kriting) Batang : Batang utama berwarna coklat hiaju, berkayu, panjang antara 25-32 cm dengan diameter 1,5 – 3 cm Daun : berwarna hijau, tulang daun menyirip dilengkapi urat daun, helaian daun bagian bawah berwarna hijau terang, sedangkan permukaan atasnya berwarna terang. Bunga : tanaman terus-menerus berbunga, bunga menggantung. Panjang bunga 1-2 cm pada saat diameter mencapai 2 cm . panjang tangkai bunga 1-2 cm. mahkota bunga berwarna putih dan memiliki 6 kelopak bunga Buah : rasa pedas, panjang, kecil dan keriting. Panjang buah berkisar antara 9-15 cm, diameter 1-1,5 cm Pertumbuhan : merupakan cabai yang memiliki kemampuan dalam beradaptasi dengan lingkungan tumbuh cukup tinggi. Dapat dipanen 75-85 HST dengan interval panen 10-13 kali Produksi : berat buah/pohon : 1-1,5 kg/tanaman Berat/buah Sumber : 4-4,5 g/buah : Soetrisno, 1992 dalam Santhika, 1995 Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009 Erik Melpin Girsang : Uji Ketahanan Beberapa Varietas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Terhadap Serangan Penyakit Antraknosa Dengan Pemakaian Mulsa Plastik, 2008. USU Repository © 2009