IbM Manajemen Usaha Tempe - Simpemaus

advertisement
LAPORAN AKHIR
IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)
IbM Manajemen Usaha Tempe
Ketua/ Anggota Tim :
Hj. Heni Sukmawati, S.Ag.,M.Pd./ NIDN : 0405097703
Fatimah Zahra Nasution, SEI.,M.A. / NIDN : 0429108501
UNIVERSITAS SILIWANGI
NOVEMBER2016
1
2
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
RINGKASAN ................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................
1.1 .Analisis Situasi .........................................................................
1.2. Permasalahan Mitra dan Solusi yang disepakati .......................
2
3
4
5
5
6
BAB 2. TUJUAN TARGET DAN LUARAN ...............................................
2.1. Target .......................................................................................
2.2. Luaran .....................................................................................
2.3. Publikasi Hasil Kegiatan ..........................................................
9
9
9
9
BAB 3. METODE PELAKSANAAN ...........................................................
3.1. Metode Pendekatan Masalah ....................................................
3.2. Rencana Kegiatan .....................................................................
3.3. Kontribusi dan Partisipasi Mitra ...............................................
10
10
11
11
BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI .........................................
4.1. Kinerja PT dalam Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ...
4.2. Kepakaran tim pengusul ...........................................................
12
12
13
BAB 5. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI......................................
5.1. Deskripsi Kondisi Awal ...........................................................
5.2. Hasil Kegiatan ...........................................................................
15
15
16
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA .......................................
17
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan ...............................................................................
7.2. Saran .........................................................................................
18
18
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
19
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Peta Lokasi Wilayah
Lampiran 2. Handout materi penyuluhan
Lampiran 3. Target danLuaran
Lampiran 4. Dokumentasi kegiatan
Lampiran 5. Publikasi
3
RINGKASAN
IbM Manajemen Usaha Tempe
Oleh :
Heni Sukmawati, Fatimah Zahra Nasution
Usaha Tempe merupakan usaha mikro yang potensial karena tempe
merupakan makanan substitusi yang digemari banyak orang di berbagai kalangan
masyarakat. Sebagian besar pengrajin tempe di kota Tasikmalaya kurang lebih
sebanyak 60 orang berada di Jl.Ampera Kelurahan Panglayungan Kecamatan
Cipedes Kota Tasikmalaya dan yang terbanyak berada di wilayah RW.016
berjumlah kurang lebih 40 orang pengrajin tempe, bahkan di wilayah tersebut,
usaha tempe menjadi penghasilan utama bagi warganya, ada yang menjadi buruh
pembuatan tempe, reseller tempe dan pemilik sekaligus penjual tempe.
Berdasarkan survei ditemukan beberapa permasalahan yang dihadapi mitra
yaitu : (1) tidak ada inovasi dalam proses produksi maupun pengembangan
produk (2) pengrajin tempe di Jl.Ampera masih menggunakan manajemen usaha
tradisional yang diwariskan turun temurun sehingga tidak mampu memecahkan
masalah yang terjadi, misalnya: fluktuasinya harga bahan baku, kayu bakar ygang
sudah mulai langka dan harganya mahal, banyak pesaing, tingkat penjualan
menurun, tidak ada standar harga tempe di pasaran dan lain sebagainya, (3)
Pengrajin belum menerapkan manajemen mutu produk, (4) pengrajin tempe
belum memahami tentang strategi pemasaran, (5) pengrajin tempe belum
menerapkan manajemen keuangan sehingga banyak pengrajin yang kehabisan
modal, mengalami kerugian dan terlilit hutang, (6) pengrajin tempe belum ada
yang mengembangkan
usahanya dengan membuat produk olahan tempe
(diversifikasi produk)
Untuk memecahkan permasalahan di atas maka kami mengusulkan IbM
Manajemen Usaha Tempe ( aspek manajemen produksi, manajemen mutu,
manajemen keuangan dan manajemen pemasaran ) dengan 2 mitra pengrajin
tempe, dan kegiatan yang disepakati adalah 1) Penyuluhan dan pendampingan
manajemen usaha dan etika bisnis, 2) Penyuluhan dan pelatihan manajemen mutu
pada produk tempe, 3) Monitoring dan pendampingan manajemen mutu tempe
dalam proses pembuatan tempe, 4) Penyuluhan, pelatihan dan pendampingan
aplikasi manajemen keuangan pada usaha tempe, 5) Penyuluhan dan pelatihan
strategi pemasaran dan 6) memfasilitasi pengurusan ijin usaha. Dengan luaran
yang diharapkan : SOP pembuatan tempe, strategi pemasaran tempe, buku
arus kas, iklan online produk tempe, sertifikat ijin usaha
Kata kunci : “Tempe, Manajemen Usaha Tempe, Strategi Pemasaran Tempe”
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Analisis Situasi
Usaha Tempe merupakan usaha mikro yang potensial karena tempe
merupakan makanan substitusi yang digemari banyak orang di berbagai
kalangan masyarakat.
Sebagian besarpengrajin tempe di kota Tasikmalaya kurang lebih
sebanyak 80orang berada di Jl.Ampera Kelurahan Panglayungan Kecamatan
Cipedes Kota Tasikmalaya dan yang terbanyak berada di wilayah RW.016
berjumlah kurang lebih 40 orang pengrajin tempe, bahkan di wilayah
tersebut, usaha tempe menjadi penghasilan utama bagi warganya, ada yang
menjadi buruh pembuatan tempe, reseller tempe dan pemilik sekaligus
penjual tempe. Usaha tempe di Jl.Ampera ini sudah dikenal masyarakat
kota Tasikmalaya mulai tahun 1960-an dan usaha ini diteruskan oleh
keturunan selanjutnya secara turun temurun. Bahkan mencapai puncak
produksinya sekitar tahun 1990 - 2000 dengan jumlah pengrajin tempe
kurang lebih 120 orang disertai dengan majunya KOPTI (Koperasi Tahu
Tempe Indonesia) Tasikmalaya.
Namun pada perkembangan selanjutnya dan sampai saat ini terjadi
penurunan produksi dan beberapa pengrajin tempe mengalami
kebangkrutan. Hal ini disebabkan karena; (1) tidak ada inovasi dalam proses
produksi maupun pengembangan produk (2) pengrajin tempe di Jl.Ampera
masih menggunakan manajemen usaha tradisional yang diwariskan turun
temurun sehingga tidak mampumemecahkan masalah yang terjadi,
misalnya: fluktuasinya harga bahan baku, kayu bakar yang sudah mulai
langka dan harganya mahal, banyak pesaing, tingkat penjualan menurun,
tidak ada standar harga tempe di pasaran dan lain sebagainya, (3) Pengrajin
belum menerapkan manajemen mutu produk, (4) pengrajin tempe belum
memahami tentang strategi pemasaran, (5) pengrajin tempe belum
menerapkan manajemen keuangan sehingga banyak pengrajin yang
kehabisan modal, mengalami kerugian dan terlilit hutang, (6) pengrajin
tempe belum ada yang mengembangkan usahanya dengan membuat produk
olahan tempe (diversifikasi produk). Semua permasalahan terus berlanjut
belum ada upaya untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, disamping
itubelum terdapat tranfer pengetahuan tentang bagaimana Manajemen
Usaha Tempe yang baik karena setelah lebih dari 15 tahun belum ada
program pemerintah atau lembaga lain yang mengatasi permasalahan
tersebut.Kondisi ini diperparah dengan rendahnya tingkat pendidikan
mayoritas pengrajin tempe.
5
Berdasarkan hasil survei di atas maka kami akan mengadakan
Program Pengabdian Ipteks bagi Masyarakat (IbM) Manajemen Usaha
Tempe( aspek manajemen produksi, manajemen mutu, manajemen
keuangan dan manajemen pemasaran ) dengan bekerja sama dengan 2
(dua) orang pengrajin tempe di wilayah Jl.Ampera Kelurahan Panglayungan
Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya sebagai mitra. Dari hasil konsultasi
yang kamilakukan dengan kedua mitra tersebutmaka kami memfokuskan
permasalahan IbM pada: (1) Solusi keterbatasan pengetahuan pengrajin
mengenai Manajemen dan Etika Bisnis. Hal ini akan dilaksanakan dengan
memberikan penyuluhan, pelatihan dan pendampingan aplikasi manajemen
bisnis dalam usaha tempe, (2)Solusi peningkatan mutu produk dalam proses
produksi tempe.Hal ini akan dilaksanakan dengan memberikan penyuluhan
dan pelatihan tentang kualitas produk kepada pengrajin tempe dan pegawai
produksi, (3) Solusi keterbatasan strategi pemasaran. Hal akan dilaksanakan
dengan memberikan penyuluhan dan pelatihan menggenai strategi
pemasaran (Marketing Mix; Price, Product, Place, Promotion), (4) Solusi
keterbatasan pengetahuan tentang manajemen keuangan. Hal akan
dilaksanakan dengan memberikan dengan memberikan pelatihan dan
pendampingan dalam aplikasi manajemen keuangan dalam usaha tempe, (5)
Hal ini akan dilaksanakan dengan memberikan masalah legalitas usaha
dengan memfasilitasi ke intansi terkait
1.2. Permasalahan Mitra dan Solusi
a. Permasalahan Mitra 1 dan solusi yang disepakati (pengusul dan
mitra)
No Permasalahan
Akar masalah
Solusi yang disepakati
1. Manajemen usaha Terbatasnya
1. Penyuluhan tentang
masih bersifat
pengetahuan
manajemen bisnis
tradisional
tentang
modern
manajemen bisnis 2. Pelatihan tentang
manajemen bisnis
modern
3. Pendampingan
manajemen usaha
2.
belum adanya
peningkatan
kualitas produk
Terbatasnya
keterampilan
danrendahnya
inovasi dalam
proses produksi
tempe
1. Penyuluhan tentang
manajemen mutu produk
2. Pelatihan pekerja tentang
proses pembuatan
tempedengan standar
mutu
3. Monitoring proses
pembuatan tempe
6
3.
Belum
melaksanakan
manajemen
keuangan
Terbatasnya
pengetahuan
mengenai
pencatatan
laporan keuangan
1. Penyuluhan dan
pelatihan pencatatan arus
kas (cash flow) dan
penganggaran biaya
produksi
2. Penyuluhan dan
pelatihan pencatatan
laporan laba rugi
4.
Tidak
meningkatnya
jumlah penjualan
dan market share
Terbatas
pengetahuan dan
pemahaman
mengenai strategi
pemasaran
1. Penyuluhan dan
pelatihan strategi
pemasaran
2. Penyuluhan tentang
Marketing Mix (Price,
Product, Place,
Promotion)
b. Permasalahan Mitra 2 dan solusi yang disepakati
No Permasalahan
Akar masalah
Solusi yang disepakati
1. Manajemen usaha Terbatasnya
1. Penyuluhan tentang
masih bersifat
pengetahuan
manajemen bisnis
tradisional
tentang
modern
manajemen bisnis 2. Pelatihan tentang
manajemen bisnis
modern
3. Pendampingan
manajemen usaha
2.
belum adanya
peningkatan
kualitas produk
Terbatasnya
1. Penyuluhan tentang
keterampilan dan
manajemen mutu produk
rendahnya inovasi 2. Pelatihan pekerja tentang
dalam proses
proses pembuatan tempe
produksi tempe
dengan standar mutu
3. Monitoring proses
pembuatan tempe
3.
Belum
melaksanakan
manajemen
keuangan
Terbatasnya
pengetahuan
mengenai
pencatatan
laporan keuangan
1. Penyuluhan dan
pelatihan pencatatan arus
kas (cash flow) dan
penganggaran biaya
produksi
2. Penyuluhan dan
pelatihan pencatatan
laporan laba rugi
7
4.
Tidak
meningkatnya
jumlah penjualan
dan market share
Terbatas
pengetahuan dan
pemahaman
mengenai strategi
pemasaran
1. Penyuluhan dan
pelatihan strategi
pemasaran
2. Pelatihan tentang
Marketing Mix (Price,
Product, Place,
Promotion)
5.
Belum memiliki
ijin usaha
Tidak adanya
fasilitator
1. Memberikan penyuluhan
tentang pentingnya
legalitas dan prosedur
pengurusan izin usaha
2. Memfasilitasi
pengurusan ijin usaha ke
intansi terkait
8
BAB II
TARGET DAN LUARAN
2.1. Target
Target yang ditetapkan dalam Ipteks bagi Masyarakat (IbM) Manajemen
Usaha Tempe adalah :
1. Mitra mampu memahami dan mengaplikasikan manajemen bisnis dalam
usahanya.
2. Mitra mampu meningkatkan kualitas produk tempe.
3. Mitra mampu menyusun pencatatan laporan keuangan.
4. Mitra mampu memahami dan mengaplikasikan strategi pemasaran tempe.
5. Mitra mampu memahami dan mengaplikasikan Marketing Mix dalam
menjalankan usahanya.
6. Mitra mampu memahami pentingnya legalitas usaha dan mengurus izin
usahanya.
2.2. Luaran
1.
2.
3.
4.
Standar Operasional (SOP) Produksi Tempe untuk tempe berkualitas
Buku pencacatan arus kas (cash flow)
Strategi pemasaran produk tempe
Iklan online produk tempe
2.3. Publikasi Hasil Kegiatan
Kegiatan IbM Manajemen Usaha Tempe akan dipublikasikan melalui :
1. Publikasi Ilmiah di jurnal nasional, jurnal masih berupa draft karena
kegiatan pelatihan dan pendampingan Manajemen Usaha Tempe masih
berlangsung.
2. Publikasi Media Massa yaitu media cetak, saat ini masih dalam
penyusunan materi berita dan akan dikirimkan ke redaktur Tasik Plus,
Radar Tasik dan Kabar Priangan.
9
BAB III
METODE KEGIATAN
3.1.Metode Pendekatan Masalah
Transfer IPTekS yang akan dilaksanakan oleh Tim Pelaksana IbM
dilakukan pada tiap tahapan dengan menggunakan prinsip learning by
doingdengan
melalui
tahapan
mendengar,
memahami,
mencoba
mempraktekkan, evaluasi, perbaikan, melaksanakan, membiasakan dengan
bahasa sederhana. Melalui proses-proses tersebut diharapkan inovasi dapat
diadopsi secara berkesinambungan, serta mitra IbM mempunyai kemampuan
untuk melakukan analisis terhadap perkembangan usahanya, serta mampu
mengembangkan inovasi yang telah dikuasainya. Hal ini bertujuan agar
setiap proses berlangsung dengan baik, maka penyampaian inovasi kepada
mitra ditempuh melalui tahapan penjelasan/penyuluhan, diskusi, praktek
melalui pelatihan serta dilakukan tahapan pendampingan.
Secara umum proses pendekatan untuk membantu Mitra (1) dan
Mitra (2) untuk pengembangan usaha tempe dapat digambarkan sebagai
berikut :
Mitra 1
1.
2.
3.
4.
Mitra 2
MANAJEMEN USAHA
Manajemen Bisnis
Manajemen Keuangan
Manajemen Mutu Produk
Manajemen Pemasaran
MASALAH
SOLUSI
1. Penyuluhan
2. Pelatihan
3. Pendampingan
MANAJEMEN USAHA
1. Manajemen Bisnis
2. Manajemen Keuangan
3. Manajemen Mutu
Produk
4. Manajemen Pemasaran
5. Legalitas Usaha
OUTPUT
Peningkatan dan pengembangan
usaha tempe
Gambar 1. Kerangka Pendekatan Masalah
10
3.2.Rencana Kegiatan
a. Survey pendahuluan
b. Sosialisasi Program dan Penyusunan Rencana Kegiatan
c. Penyuluhan dan pendampingan manajemen dan etika bisnis
d. Penyuluhan dan pelatihan manajemen mutu pada produk tempe
e. Monitoring dan pendampingan manajemen mutu tempe dalam proses
pembuatan tempe
f. Penyuluhan, pelatihan dan pendampingan aplikasi manajemen keuangan
pada usaha tempe
g. Penyuluhan dan pelatihan strategi pemasaran
h. Pelatihan aplikasi Marketing Mix (Price, Product, Place, Promotion)
i. Penyuluhan tentang pentingya legalitas usaha dan prosedur pengurusan
ijin usaha
j. Evaluasi penerapan manajemen usaha tempe pada kedua mitra
3.3.Kontribusi dan Partisipasi Mitra
Mitra 1 dan Mitra 2 saat ini masih aktif melakukan usaha tempe,
maka fasilitas/sarana/prasarana usaha sebenarnya sudah tersedia, seperti
tempat produksi, peralatan produksi manual, bahan baku dan tenaga kerja.
Modal operasional antara lain untuk pengadaan bahan baku, upah tenaga
kerja dan biaya distribusi sebagian besar sudah tersedia, namun demikian saat
ini pengelolaannyabelum optimal sehingga belum mampu menghasilkan
produksi dan pendapatan yang maksimal.
11
BAB IV
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
4.1. Kinerja LPPM Universitas Siliwangi dalam PPM
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) sebagai
salah satu bagian dari roda penggerak keilmuan pada Universitas Siliwangi
berkewajiban melaksanakan, memperkaya khazanah keilmuan dan meningkatkan
kualitas dharma perguruan tinggi dalam bidang penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat. LPPM Universitas Siliwangi telah berhasil meningkatkan kinerjanya
yang dibuktikan dengan bertambah dan semakin beragamnya judul penelitian dan
pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh para akademisi kampus. Dalam
kurun waktu 2013-2014, LPPM Universitas Siliwangi telah mengelola 15 judul
pengabdian masyarakat; dimana 10 judul didanai oleh Universitas Siliwangi dan
selebihnya didanai oleh DIKTI. Hal ini menunjukkan keseriusan LPPM dalam
mengakselerasi dan mendorong para akademisi untuk terus melakukan sumbang
karya bagi masyarakat. Selain itu, peran dan bantuan yang diberikan DIKTI
kepada para akademisi Universitas Siliwangi menunjukkan pengakuan atas karya
pengabdian masyarakat yang diusulkan oleh LPPM Universitas Siliwangi.
Berikut ini disajikan sebagian kinerja LPPM Universitas Siliwangi dalam
satu tahun terakhir.
Tabel 4.1. Kinerja periode 2013-2014
No.
1
2
3
4
Kinerja
Pembinaan tentang Model-Model Pembelajaran dan
Kurikulum 2013 bagi Guru –Guru Sekolah Menengah
Atas di Kabupaten Tasikmalaya
Peningkatan Kompetisi dan Kinerja Guru melalui
Sosialisasi Implementasi Kurikulum 2013 dan
Pelatihan Penulisan Karya Tulis Ilmiah ( PKM di
Kabupaten Pangandaran )
Peningkatan Kualitas SDM melalui Pelatihan
ManajemenUsaha mikro di Desa Wonoharjo Kec.
Pangandaran Kab. Pangandaran
Sosialisasi Kurikulum 2013 ( Mata pelajaran
Sumber Dana
UNSIL
UNSIL
UNSIL
UNSIL
12
Penjasorkes )
Sosialisasi Kurikulum 2013 bagi Guru-guru
SMP/MTs se-Kec. Tamansari Kota Tasikmalaya
5
UNSIL
Peningkatan Kualitas SDM melalui Pemberdayaan
Usaha Mikro di Desa Margalaksana Kec. Salawu
Kab. Tasikmalaya
6
UNSIL
Penyuluhan Entrepreneurship terhadap Kelompok
Usaha Komoditas Ikan Segar “KUB MARGA MINA”
di dusun Bojong Salawe Desa Karang Jagladri Kec.
UNSIL
Parigi Kab. Pangandaran
7
Meningkatkan Peran Pemilih Pemula pada Pemilu
2014 di Pondok Pesantren Miftahul Khoer Cintapada
Tasikmalaya
8
Pemanfaatan Alam dan Lingkungan Sekitar sebagai
Media Pengajaran Biologi untuk Guru-Guru SMP
Kec. Cipatujah Kab. Tasikmalaya
9
10
11
12
13
14
15
Progam Pembelajaran dan Pemberdayaan Guru dan
Siswa dalam Konsep Sekolah Berwawasan
Lingkungan di SMAN 2 Cipatujah (Boarding School
Nernasis Kelautan)
IbM ( Ipteks bagi Masyarakat )
UNSIL
UNSIL
UNSIL
DIKTI
IbM ( Ipteks bagi Masyarakat )
DIKTI
Pendampingan PKBM (LPPM-DIRJEN PAUD)
IbM untuk Pengrajin Mendong di Kecamatan
Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya
Ib-IKK Agribisnis Tanaman Hias
DIRJEN PAUD
IbM DIKTI
(pendanaan
2014)
IbIKK DIKTI
(pendanaan
2014)
4.2. Kepakaran Pengusul
Pengalaman
ketua
tim
dan
anggotanya
cukup
baik
dalam
kualifikasinya, Ketua Tim (Hj.Heni Sukmawati,S.Ag.,M.Pd.) aktif dalam
pengembangan usaha tempe diantaranya menjadi intruktur pada pelatihan
13
pembuatan tempe pada kegiatan KKN UNIDA Bogor dan membentuk
kelompok usaha tempe di Bogor Selatan dengan bekerja sama dengan
KOPTIBogor , disamping itu Ketua Tim juga lahir dan besar di daerah pusat
pengrajin tempe. Sedangkan Anggota Tim (Fatimah Zahra Nasution,
SEI.,MA.) merupakan dosen yang aktif dalam kegiatan kewirausahaan dan
program pemberdayaan ekonomi. Kemudian kami Tim pelaksana IbM ini
membagi tugas sesuai dengan kualifikasi masing-masing, pembagian tugas
tersebut disajikan pada tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2. Rincian Tugas Tim Pelaksana IbM
No
Nama Pelaksana
Keahlian
Manajemen Produksi
1.
Hj. Heni Sukmawati,
S.Ag., M.Pd
(Ketua Pelaksana)
Manajemen Mutu
Manajemen
Pemasaran
2.
Tugas yang ditangani
Perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi
produksi tempe
Dimensi kualitas produk
tempe
Strategi pemasaran dan
Marketing mix
Manajemen Keuangan
Legalitas usaha
Analisis keuangan pada
usaha teme (lana rugi)
Pencatatan keuangan
usaha tempe
Penyusunan cash flow
Kelayakan bisnis
Manajemen bisnis dan
etika bisnis
Kedudukan legalitas
usaha dan prosedur
pengurusan ijin usaha
Fatimah Zahra Nasution
(Anggota Pelaksana)
Legalitas usaha
14
BAB V
HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI
5.1. Deskripsi Awal
Sebagian besarpengrajin tempe di kota Tasikmalaya kurang lebih
sebanyak 80orang berada di Jl.Ampera Kelurahan Panglayungan Kecamatan
Cipedes Kota Tasikmalaya dan yang terbanyak berada di wilayah RW.016
berjumlah kurang lebih 40 orang pengrajin tempe, bahkan di wilayah
tersebut, usaha tempe menjadi penghasilan utama bagi warganya, ada yang
menjadi buruh pembuatan tempe, reseller tempe dan pemilik sekaligus
penjual tempe. Usaha tempe di Jl.Ampera ini sudah dikenal masyarakat kota
Tasikmalaya mulai tahun 1960-an dan usaha ini diteruskan oleh keturunan
selanjutnya secara turun temurun. Bahkan mencapai puncak produksinya
sekitar tahun 1990 - 2000 dengan jumlah pengrajin tempe kurang lebih 120
orang disertai dengan majunya KOPTI (Koperasi Tahu Tempe Indonesia)
Tasikmalaya.
Namun pada perkembangan selanjutnya dan sampai saat ini terjadi
penurunan produksi dan kualitas tempe dan beberapa pengrajin tempe
mengalami kebangkrutan. Hal ini disebabkan karena; (1) tidak ada inovasi
dalam proses produksi maupun pengembangan produk (2) pengrajin tempe di
Jl.Ampera masih menggunakan manajemen usaha tradisional yang
diwariskan turun temurun sehingga tidak mampumemecahkan masalah yang
terjadi, misalnya: fluktuasinya harga bahan baku, kayu bakar yang sudah
mulai langka dan harganya mahal, banyak pesaing, tingkat penjualan
menurun, tidak ada standar harga tempe di pasaran dan lain sebagainya, (3)
Pengrajin belum menerapkan manajemen mutu produk, (4) pengrajin tempe
belum memahami tentang strategi pemasaran, (5) pengrajin tempe belum
menerapkan manajemen keuangan sehingga banyak pengrajin yang
kehabisan modal, mengalami kerugian dan terlilit hutang, (6) pengrajin
tempe belum ada yang mengembangkan usahanya dengan membuat produk
olahan tempe (diversifikasi produk). Semua permasalahan terus berlanjut
belum ada upaya untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, disamping
itubelum terdapat tranfer pengetahuan tentang bagaimana Manajemen Usaha
Tempe yang baik karena setelah lebih dari 15 tahun belum ada program
pemerintah atau lembaga lain yang mengatasi permasalahan tersebut.Kondisi
ini diperparah dengan rendahnya tingkat pendidikan mayoritas pengrajin
tempe.
Berdasarkan permasalahan di atas maka kami mengadakan Program
Pengabdian Ipteks bagi Masyarakat (IbM) Manajemen Usaha Tempe( aspek
15
manajemen produksi, manajemen mutu, manajemen keuangan dan
manajemen pemasaran )dengan bekerja sama dengan 2 (dua) orang pengrajin
tempe di wilayah Jl.Ampera Kelurahan Panglayungan Kecamatan Cipedes
Kota Tasikmalaya sebagai mitra. Kegiatan Ipteks bagi Masyarakat yang
dilaksanakan adalah dengan memberikan penyuluhan, pelatihan dan
pendampingan aplikasi manajemen bisnis dalam usaha tempe, penyuluhan
dan pelatihan tentang kualitas produk kepada pengrajin tempe dan pegawai
produksi, memberikan penyuluhan dan pelatihan menggenai strategi
pemasaran (Marketing Mix; Price, Product, Place, Promotion), memberikan
dengan memberikan pelatihan dan pendampingan dalam aplikasi manajemen
keuangan dalam usaha tempe, penyuluhan tentang pentingnya legalitas usaha
dengan memfasilitasi ke intansi terkait
5.2. Luaran dan Hasil Kegiatan
a. Target yang dicapai
Kegiatan IbM Manajemen Usaha Tempe yang sudah dilaksanakan
dengan mitra adalah :
1. Penyuluhan dan pendampingan Manajemen Bisnis/usaha
2. Penyuluhan dan pendampingan studi kelayakan usaha
3. Penyuluhan, pelatihan da pendampingan manajemen mutu
4. Penyuluhan dan pendampingan strategi pemasaran
5. Penyuluhan, pelatihan dan pendampingan manajemen keuangan
usaha (arus kas)
Kegiatan tersebut sudah dilaksanakan dengan rincian dapat dilihat pada
tabel 5.1
No.
1
Waktu
09-04-2016
2.
17-04-2016
3.
23-04-2016
4.
14-05-2016
Tabel 5.1
Hasil kegiatan yang telah dicapai
Uraian Kegiatan
Capaian
Penyuluhan manajemen Bisnis,
Pemahaman
menjelaskan bagaimana membuat
pentingnya
perencanaan, pelaksanaan dan
perencanaan
dan
evaluasi usaha
evaluasi usaha
Penyuluhan Studi Kelayakan Pemahaman
Bisnis
menjelaskan
standar- kelayakan sebuah
standar/ uji kelayakan sebuah usaha/bisnis
usaha
Pendampingan manajemen bisnis Pembuatan
profil
dan kelayakan usaha
perusahaan
dan
merek produk
Penyuluhan manajemen keuangan, Pengetahuan
dan
menjelaskan tentang pengelolaan pemahaman tentang
keuangan usaha
pengelolaan
16
keuangan
5.
21-05-2016
6.
29-05-2016
7.
18-06-2016
8.
22-06-2016
9.
16-07-2016
10.
24-07-2016
11.
21-08-2016
Penyuluhan pembuatan (Standar
Operating
Procedure)
SOP
pembuatan Tempe
12.
04-09-2016
13.
15-10-2016
Pendampingan
pembuatan
(Standar Operating Procedure)
SOP pembuatan Tempe
Monitoring dan evaluasi kemajuan
usaha tempe
Monitoring dan evaluasi proses
produksi berdasarkan SOP
Monitoring dan evaluasi pencatatan
arus kas dan peningkatan laba
Monitoring dan Evaluasi kegiatan
promosi
23-10-2016
14.
29-10-2016
15.
05-11-2016
Penyuluhan
mutu
produk,
menjelaskan
tentang
kualitas/mutu,
dimensi mutu
produk dan pentingnya mutu
produk
Pendampingan pencatatan arus kas
harian
Pendampingan penyusunan tahapan
produksi tempe untuk bahan SOP
Produksi Tempe
Penyuluhan strategi pemasaran,
menjelaskan konsep pemasaran dan
bauran pemasaran (produk, price,
promotion, place, people)
Pendampingan pencatatan arus kas
harian ke-2
Pendampingan promosi produk
Pengetahuan
dan
pemahaman tentang
kualitas
produk
Pencatatan arus kas
harian
Rancangan
SOP
Produksi Tempe
Pengetahuan
dan
pemahaman tentang
pemasaran
dan
bauran pemasaran
(produk,
price,
promotion, place,
people
Realisasi pencatatan
arus kas harian
Kegiatan
promosi;tagline
produk,
spanduk
dan media sosial
Pengetahuan
dan
pemahaman tentang
penyusunan
SOP
proses
produksi
tempe
(Standar Operating
Procedure)
SOP
produksi Tempe
Peningkatan
manajemen usaha
Perbaikan
proses
dan mutu produk
Efesiensi biaya
Produk dan lokasi
usaha dikenal oleh
sasaran pasar
Materi penyuluhan, dokumentasi kegiatan dan luaran yang sudah
tercapai terlampir
17
b. Luaran
Luaran kegiatan IbM manajemen Usaha Tempe :
1. Standart Operating Procedure (SOP) proses produksi tempe
2. Profil Iklan usaha tempe
3. Buku kas harian (arus kas)
18
BAB VI
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Pada Kegiatan IbM(Ipteks bagi Masyarakat) Manajemen UsahaTempe
tahun 2016 ini kami akan terus melakukan monitoring dan evaluasi pada
perkembangan usaha mitra dan mempunyai rancangan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat selanjutnya. karena dalam pelaksanaan kegiatan IbM
Manajemen Usaha Tempe ditemukan masalah-masalah terkait dengan usaha
tempe yang berpusat di Jl.Ampera Kel.Panglayungan Kec.Cipedes Kota
Tasikmalaya, diantaranya ; (1). Perkembangan usaha tempe stagnan dan
cenderung menurun karena tempe merupakan konsumsi substitusi maka
diperlukan diversifikasi produk, (2). Masalah lingkungan terkait produksi tempe
seperti berkurangnya ketersediaan air bersih, limbah produksi, penggunaan kayu
bakar dalam jumlah banyak dengan kurun waktu yang kontinue dan masalah
sanitasi lingkungan, (3). Beberapa pengrajin tempe bangkrut karena terlibat
hutang dengan rentenir, (4) belum adanya kelompok usaha pengrajin tempe, (5).
KOPTI (Koperasi Tahu Tempe Indonesia) dalam keadaan kolaps karena
mismanagemen.
Melihat permasalahan-permasalahan di atas maka perlu diadakan beberapa
kegiatan pengabdian kepada masyarakat pada tahun-tahun berikutnya dengan
bekerja sama dengan dosen-dosen dari Program studi atau fakultas atau bahkan
perguruan tinggi lain yang kepakarannya sesuai dengan solusi permasalahan di
atas. Rencana kegiatan pengabdian kepada masyarakat selanjutnya diantaranya :
1.
2.
3.
4.
5.
IbM Produk Olahan Tempe (diversifikasi produk)
IbM Olahan Nata de Soya dari limbah cair tempe
IbM Usaha tanpa Riba
IbM Sanitasi Lingkungan
IbM Manajemen Usaha dengan sasaran kelompok usaha pada UMKM di
Kota Tasikmalaya
6. IbW Rumah Tempe Terpadu di Kota Tasikmalaya
7. IbW Sentra Tempe; Pusat produksi, oleh-oleh dan kuliner berbahan dasar
tempe di Jl. Ampera Kel.Panglayungan Kec.Cipedes Kota Tasikmalaya
19
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Ipteks bagi Masyarakat (IbM) Manajemen Usaha Tempe terlaksana
dengan baik dan mitra berperan aktif dalam usaha melaksanakan Ipteks yang
kami berikan sehingga target yang kami rencanakan tercapai diantarannya;
meningkatnya pengetahuan dan pemahaman mitra tentang manajemen
bisnis, etika bisnis Islam, Studi Kelayakan bisnis, manajemen mutu, strategi
pemasaran dengan promosi, manajemen keuangan usaha. Dan luaran yang
tercapai adalah perbaikan proses produksi lebih higienis dan efisien,
pencatatan arus kas, kegiatan promosi, dan SOP proses produksi tempe.
7.2. Saran
Rekomendasi untuk kegiatan pengabdian selanjutnya :
a. Akademisi
Para akademisi berperan aktif untuk memberikan kontribusi sesuai
dengan kepakaran dalam upaya tumbuh kembang usaha kecil dan
menengah dan melakukan kegiatan pengabdian yang berkesinambungan
serta melakukan perbaikan program secara terus menerus.
b. Pelaku usaha
Pelaku usaha bersedia dan berusaha berkontribusi aktif dalam
mengembangkan usahanya
c. Pemerintah
Pemerintah hendaknya bersinergi dengan akademisi dalam program
pembangunan daerah.
20
DAFTAR PUSTAKA
Anak,
Surya. (2006). Akuntansi untuk UKM; Metode
Sederhana untuk UKM. Yogyakarta: Media Presinda
Brigham
& Houston, (2006).
Jakarta: Salemba Empat
Fahmi,
Irham.
Alfabeta.
Fandy
Tjiptono,
Anastasia
Diana
Management, Andi Offset Yogyakarta
(2011).
Analisis
Hermawan Kartajaya, M.Syakir
Jakarta: MIZAN.
Kottler,
Dasar-dasar
Keuangan.
Keuangan.
Bandung:
(2001).
Total
(2006).
Philip.
dan
Kevin
Lane
Pemasaran, Jakarta : ERLANGGA
dan
Manajemen
Kinerja
Syula.
Praktis
Keller.
Quality
Syariah
Marketing,
(2006).
Manajemen
Lubis, Nur Ahmad Fadhil dan Azhari Akmal Tarigan. (2001). Etika
Bisni dalam Islam. Jakarta: Hijri Pustaka Utama
Nasution
(2001).
Manajemen
Ghalia Indonesia
Mutu
Qardhawi,
Yusuf.
(1997).
Norma
Jakarta: Gema Insani Press.
Terpadu
dan
(TQM),
Etika
Ekonomi
Jakarta:
Islam.
Sarwoto. (1991). Pembuatan Tempe. Jakarta: Penebar Swadaya
Sofjan
Assauri.
(2004).
Manajemen
PT.RajaGrafindo Persada
Pemasaran,
Supranto,
Nandan
Limakrisna.
(2011). Perilaku
Strategi Pemasaran. Jakarta: Mitra Wacana Media
Yayat
M.Herujito,
2001.
RajaGrapindo Persada
Dasar-dasar
Jakarta
Konsumen
Manajemen.
:
Dan
Jakarta;
21
LAMPIRAN
22
Lampiran 1. Peta Lokasi Mitra
Peta Lokasi Mitra IbM Manajemen Usaha Tempe
Jl.Ampera Kel.Panglayungan Kec.Cipedes Kota Tasikmalaya
PETA KELURAHAN PANGLAYUNGAN
23
Lampiran 2. Materi Penyuluhan
MATERI PENYULUHANMANAJEMEN BISNIS
IbM MANAJEMEN USAHA TEMPE
Oleh:
Heni Sukmawati
Fatimah Zahra Nasution
 Pengertian Bisnis
Bisnis merupakan kegiatan yang dijalankan oleh sekelompok orang dalam bidang
perniagaan (produsen, pedagang, konsumen) untuk mencapai tujuan tertentu.
 Tujuan Kegiatan Bisnis
1. memperoleh laba (keuntungan material/finansial)
2. memberikan bantuan/manfaat bagi sesama (bisnis nirlaba bersifat sosial)
 Pengertian Etika Bisnis dan Etika Bisnis Islam:
Etika bisnis adalah studi tentang aspek-aspek moral dari kegiatan ekonomi dan bisnis.
Etika bisnis menjelaskan bahwa seseorang harus bertindak dan menerapkan nilai dan
etika dalam kegiatan bisnisnya. Adapun etika bisnis Islam adalah studi tentang baik
buruknya perilaku bisnis menurut ajaran Islam.
 Asas-asas Ekonomi dan Bisnis Islam:
1. Tauhid
2. Kekhalifahan Manusia
3. Ta’awun
4. Mashlahat
5. Keseimbangan dan Keadilan
 Hubungan Kontraktual Pengusaha-Pekerja
1. Pengakuan harkat dan martabat pekerja sebagai manusia
2. Sistem penggajian yang adil, wajar dan setara
3. Pemberian tugas sesuai skill dan kemampuan
4. Lingkungan kerja yang sehat dan nyaman
24
5. Peningkatan mutu hidup pekerja
6. Perlindungan keamanan dan kesehatan pekerja
 MANFAAT BISNIS
 Memperoleh keuntungan material dan non material
 Membuka peluang pekerjaan bagi masyarakat
 Menambah jumlah barang dan jasa kebutuhan masyarakat
 Menambah ketersediaan sarana dan prasarana
 Membuka isolasi wilayah
 Membantu pemerataan pembangunan
 JENIS-JENIS BISNIS
 Bisnis Manufaktur
 Bisnis Retail
 Bisnis Jasa
 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN USAHA
 Data dan Informasi tidak lengkap
 Tidak teliti
 Salah perhitungan
 Pelaksanaan pekerjaan secara salah
 Kondisi lingkungan (politik, ekonomi, hukum, bencana alam dll.)
 Unsur kesengajaan
 STUDI KELAYAKAN BISNIS
 Studi Kelayakan Bisnis merupakan kegiatan yang mempelajari secara mendalam
tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, yang bertujuan untuk
menentukan layak atau tidak suatu bisnis tersebut dijalankan.
 ASPEK-ASPEK PENILAIAN BISNIS
 Aspek Hukum
 Aspek Pasar dan Pemasaran
 Aspek Keuangan
 Aspek Teknis/Operasi
 Aspek Manajemen/Organisasi
 Aspek Ekonomi dan Sosial
25
 Aspek Dampak Lingkungan
MATERI PENYULUHAN
MANAJEMEN MUTU PRODUK
MANAGEMENT ?
QUALITY ?
KUALITAS
 Kualitas/mutu merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang
memenuhi/melebihi harapan pelanggan. (Goetsch dan Davis)
 Kualitas/mutu Penting ;
a. Dilihat dari sudut manajemen operasional ; merupakan salah satu
kebijakan untuk meningkatkan daya saing produk.
b. Dilihat dari sudut manajemen pemasaran; merupakan salah satu
unsur utama dalam bauran pemasaran (marketing mix) yang dapat
meningkatkan volume penjualan dan memperluas pangsa pasar.
 Dimensi Kualitas (Garvin)
1. Performa
2. features
3. Reliabilityi / Keandalan
4. Conform / Konformitas
5. Durability/ Daya Tahan
6. Service Ability / Kemampuan Pelayanan
7. Estetika
8. Kualitas yang dipersepsikan
26
 Sistem Kualitas Modern (Bounds)
PERMINTAAN PASAR
KUALITAS DESAIN
DESAIN PRODUK
SERTIFIKASI PRODUK
PRODUKSI
PEMASARAN & PELAYANAN PURNA
JUAL
KUALITAS KONFORMITAS
MUTU PEMASARAN & PELAYANAN
PURNA JUAL
PRODUK DALAM MASA PEMAKAIAN
TOTAL QUALITY MANAJEMEN
PENGERTIAN
TQM merupakan perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke dalam
falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork,
produktivitas, dan pengertian serta kepuasan pelanggan. (Ishikawa)
TQM adalah sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi
usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan
seluruh anggota organisasi (santosa)
TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang
mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan
terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya.
(Fandy)
27
Unsur Utama Komponen Bagaimana dalam TQM :
1. Fokus pada pelanggan
2. Obsesi terhadap kualitas
3. Pendekatan Ilmiah
4. Komitmen Jangka Panjang
5. Kerja Sama Tim (Team Work)
6. Perbaikan Sistem secara berkesinambungan
7. Pendidikan dan pelatihan
8. Kebebasan yang terkendali
9. Kesatuan tujuan
10. Ketelibatan dan pemberdayaan karyawan
PRINSIP TQM (Hensler dan Brunell)
1.
2.
3.
4.
Kepuasan pelanggan
Respek terhadap setiap orang
Manajemen berdasarkan fakta
Perbaikan berkesinambungan; siklus PDCAA
METODE TQM
 Metode W.Edwards Deming
a. Siklus Deming (Deming Cycle)
Plan
Do
Analyze
The Deming Cycle
Act
Check
MANFAAT TQM
1. Mengurangi biaya operasi
2. Meningkatkan penghasilan
3. Meningkatkan laba
28
MATERI PENYULUHAN
MANAJEMEN PEMASARAN
Definisi Pemasaran
Pemasaran adalah salah satu kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh
perusahaan
untuk
mempertahankan
kelangsungan
perusahaannya,
untuk
berkembang, dan untuk mendapatkan laba. Proses pemasaran itu dimulai jauh
sejak sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir dengan penjualan.
Kegiatan pemasaran perusahaan harus juga memberikan kepuasan kepada
konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen mempunyai
pandangan yang lebih baik terhadap perusahaan atau dapat di simpulkan bahwa
pemasaran adalah adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan
untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan
memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.
Fungsi-Fungsi Pemasaran
1. Fungsi Pertukaran
Dengan pemasaran pembeli dapat membeli produk dari produsen baik dengan
menukar uang dengan produk maupun pertukaran produk dengan produk
(barter) untuk dipakai sendiri atau untuk dijual kembali.
2. Fungsi Distribusi Fisik
Distribusi fisik suatu produk dilakukan dengan cara mengangkut serta
menyimpan produk. Produk diangkut dari produsen mendekati kebutuhan
konsumen dengan banyak cara baik melalui air, darat, udara, dsb. Penyimpanan
produk mengedepankan menjaga pasokan produk agar tidak kekurangan saat
dibutuhkan.
3. Fungsi Perantara
Untuk menyampaikan produk dari tangan produsen ke tangan konsumen dapat
dilakukan pelalui perantara pemasaran yang menghubungkan aktivitas
pertukaran dengan distribusi fisik. Aktivitas fungsi perantara antara lain seperti
pengurangan resiko, pembiayaan, pencarian informasi serta standarisasi /
penggolongan produk.
29
Implementasi syariah pada bidang ini dapat berupa penetapan segmentasi pasar,
targeting dan positioning, juga termasuk promosi. Dalam dunia pendidikan,
mislanya, segmen yang dibidik adalah SDM muslim. Target yang ingin dicapai
adalah output didik (SDM) yang profesional. Sedangkan posisi yang ditetapkan
adalah lembaga yang memiliki unique position sebagai lembaga pendidikan
manajemen syariah. Dalam promosi tidak melakukan kebohongan, penipuan
ataupun penggunaan wanita tanpa menutup aurat sempurna.
Pasar Konsumen
I.
Pengertian Pasar Konsumen
Pengertian pasar secara sempit adalah suatu tempat bertemunya penjual
dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli dan jasa. Sedangkan pengertian
pasar secara luas adalah tempat bertemunya penjual yang mempunyai kemampuan
untuk menjual barang atau jasa dan pembeli yang mengeluarkan uang untuk
membeli barang dengan harga tertentu. Pengertian pasar secara khusus adalah :
1. Sebagai sarana distribusi
2. Sebagai sarana harga
3. Sebagai sarana promosi
Pasar konsumen adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli
atau mendapatkan barang atau jasa untuk konsumen pribadi.
II. Perilaku Pembelian Konsumen
1. Perilaku Pembelian Konsumen
Perilaku pembelian konsumen akhir (individu dan rumah tangga) yang
membeli barang atau jasa untuk konsumsi pribadi
2. Tipe Perilaku Pembelian Konsumen
a.
Perilaku pembelian kompleks
b.
Perilaku pembelian pengurangan disonasi
30
3.

c.
Perilaku pembelian kebiasaan
d.
Perilaku pembelian pencarian variasi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
a.
Faktor kebudayaan
b.
Faktor sosial
c.
Faktor pribadi
d.
Faktor psikologi
Proses pengambilan keputusan (untuk membeli atau tidak membeli)
oleh konsumen meliputi kegiatan :

a.
Pengenalan kebutuhan
b.
Pencarian informasi
c.
Pengevaluasi alternatif
d.
Keputusan pembelian
e.
Perilaku setelah pembelian
Proses Keputusan Pembelian Produk Baru
Produk baru adalah barang, jasa atau ide yang dianggap oleh sebagai calon
konsumen sebagai hal yang baru. Dalam pengambilan keputusan produk
baru ini melalui proses adopsi yaitu proses mental yang dijalani oleh
individu melewati dari pertama mempelajari inovasi tertentu hingga ke
adopsi akhir.


Tahap-tahap Proses Adopsi
1.
Kesadaran
2.
Ketertarikan
3.
Pengevaluasian
4.
Percobaan
5.
Pengadopsiaan
Pengaruh Karakteristik Produk terhadap Tingkat Pengadopsian
1.
Keunggulan relatif
2.
Kompatibilitas
31
3.
Kompleksitas
4.
Divisibilitas
5.
Komunikabilitas
Peranan masing-masing pelaku ekonomi yaitu sebagai berikut :
a.
Rumah Tangga Konsumen
b.
Rumah Tangga Produsen
c.
Pemerintah
d.
Rumah Tangga Luar Negeri
PEMASARAN LANGSUNG
Pemasaran Langsung
1. Pengertian Pemasaran Langsung
Pemasaran langsung atau Direct Marketing adalah metode penjualan
dimana pengiklan atau penjual mendekati pelanggan potensial secara
langsung dengan produk atau jasa yang ditawarkan. Contoh dari
pemasaran langsung ialah penjualan lewat telepon, email diminta atau
tidak diminta, dan katalog mail, leaflet, iklan outdoor, brosur dan kupon.
2. Manfaat Pemasaran Langsung
Pemasaran langsung memberikan manfaat bagi pelanggan dalam banyak
hal seperti :
a.
Rasa senang, nyaman, dan bebas dari pertengkaran
b.
Menghemat waktu
c.
Pemilihan barang dagangan tang lebih banyak
Pemasaran langsung juga memberikan manfaat untuk penjual seperti :
a. Menekan biaya dan meningkatkan kecepatan dan efisiensi
b. Dapat ditentukan waktunya agar menjangkau calon pelanggan pada
saat yang paling tepat
32
3. Basis Data Pelanggan dan Pemasaran Langsung
Basis data pelanggan adalah kumpulan yang terorganisir atas data yang
menyeluruh tentang pelanggan atau calon pelanggan individu, yang
meliputi data geografis, demografis, psikografis dan perilaku.
4. Saluran-Saluran dalam Pemasaran Langsung

Surat Langsung

Pemasaran Katalog
SEGMENTASI PASAR
1. Pengertian Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar itu adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi
kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan,
karakteristik, atau perilaku yang berbeda
2. Langkah-langkah Membidik Pasar
a.
Segmentasi Pasar
Ada empat kriteria yang harus dipenuhi segmen pasar agar proses
segmentasi pasar dapat dijalankan dengan efektif dan bermanfaat bagi
perusahaan, yaitu :

Measurable

Accessible

Substantial

Actjonable
b.
Penetapan Pasar Sasaran (Target Market)
c.
Bauran Pemasaran
Keempat unsur atau variabel bauran pemasaran (Marketing Mix) tersebut
atau yang disebut 4P adalah sebagai berikut :

Strategi Product (Produk)

Strategi Price (Harga)

Strategi Penyaluran/Distribusi

Strategi Promotion
33
3. Memposisikan Produk dalam Jangka Medapatkan Keunggulan
Bersaing yang Maksimum
a)
Potensi Keunggulan Bersaing
b)
Posisi Keunggulan Bersaing
c)
Kinerja yang dihasilkan atau perfomance outcomes
4. Mengidentifikasi Segmen-Segmen Pasar yang Menarik Perhatian dan
Memiliki Strategi

Strategi Geografis

Strategi Demografis

Strategi Psikografis
34
Lampiran 3. Target dan Luaran
SOP PROSES PRODUKSI TEMPE
SOP PRODUKSI TEMPE HARI I
TAHAPAN
1. Kacang Kedelai ditimbang
2. Dicuci bersih
3. Kacang kedelai direbus selama
3 jam
4. Setelah matang kacang kedelai
direndam selama 1 malam
SOP
KACANG KEDELAI
DITIMBANG
PENCUCIAN KEDELAI
BERSIH/TIDAK
KACANG KEDELAI DIREBUS
3 JAM
KEDELAI MATANG DIRENDAM
SELAMA 1 MALAM
35
SOP PRODUKSI TEMPE HARI II
TAHAPAN
1. Kacang kedelai yang telah
direndam dipecahkan
2. Dicuci bersih dipisahkan dengan
SOP
PEMECAHAN KACANG
KEDELAI
kulit ari
3. Kacang kedelai disiram dengan
air panas
4. Kacang kedelai ditiriskan
selama 1 jam
PENCUCIAN DAN PEMISAHAN
KULIT ARI KEDELAI
BERSIH/TIDAK
KACANG KEDELAI DISIRAM AIR
PANAS
KACANG KEDELAI DITIRISKAN
SELAMA 1 JAM
36
SOP PRODUKSI TEMPE HARI II
TAHAPAN
5. Kacang Kedelai yang telah tiris
disimpan di bak besar
6. Dicampur ragi
7. Pengemasan dan pencetakan
8. Tempe diperam 2 malam
9. Tempe siap jual
SOP
KACANG KEDELAI
YANG SUDAH TIRIS
PENCAMPURAN DENGAN RAGI
RATA/TIDAK
DIKEMAS DAN DICETAK
TEMPE DIPERAM 2 MALAM
37
PROMOSI
38
BUKU KAS
39
Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan
KEGIATAN PENYULUHAN
40
41
42
KEGIATAN PENDAMPINGAN
43
PERBAIKAN PROSES PRODUKSI
Keterangan : Proses Pemecahan Kedelai asalnya dengan diinjak sekarang menggunakan mesin.
Keterangan : menggunakan sealer asalnya menggunakan lentera/lilin
44
Lampiran 5. Publikasi
MEDIA CETAK
POSTER PROGRAM IbM
45
Download