pengembangan modul pembelajaran menulis teks eksposisi

advertisement
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN
MENULIS TEKS EKSPOSISI BERBASIS TEKNIK CRITICAL INCIDENT UNTUK
SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 PADANG
Rizka Amalia Fitrah1, Indriani Nisja2, Yulia Pebriani2
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat
2
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat
[email protected]
1
ABSTRACT
This research is motivated by the problem of the ability to write expository text of
students who are still in the range of Minimum Criterion and have not shown satisfactory
results. Teachers who teach Indonesian have never made their own learning modules so that
teachers still use the draft and book of Indonesian students provided by the school. So students
are not interested in the existing draft because it is too rigid and very minimal material.
Students are still having difficulty in finding sources to write exposition texts and expository
text forms. This study aims to produce an expedition writing module text-based technique
incident critical incident for students of class VIII SMP Negeri 8 Padang.This research is a
type of quantitative research using research and development (R & D) method. The
development model used is 4-D. This development begins with Define (defining), Design
(designing), Development (developing), and Disseminate (deployment) stages. The results of
research on the development of learning expository writing module exposure-based techniques
critical incident for students of class VIII SMP Negeri 8 Padang. First, the validity of learning
expository writing module exposure based on critical incident technique developed is quite
valid that is 91.1%. Second, the practice of learning module of expository text writing based on
critical incident technique developed is quite practical ie 94.2% of teachers 'practicality, and
82.3% of students' practicality. Third, the effectiveness of learning expository writing module
of exposure based on critical incident technique developed is quite effective because the result
of observation on student activity obtained the average score of 97,7% and the mean score of
the students which is the subject of trial is 82,68%. So, it can be concluded that the learning
expository writing module exposure-based techniques developed critical incident can be used
as teaching materials in the learning process of Indonesian especially for the material of
writing exposition texts.
Keywords: Development, Learning Module, Writing, Text Exposition, and
Critical Incident Technique.
PENDAHULUAN
Menulis adalah suatu kegiatan
produktif
rangkaian
dalam
kata
menghasilkan
hingga
wacana.Tulisan
yang
tulisan
mampu
yang
baik
adalah
mewakili
perasaan dan pesan yang hendak
menjadi
disampaikan oleh si penulis. Selain
kalimat, kalimat menjadi paragraf, dan
itu, tulisan yang baik juga akan mudah
paragraf
dipahami oleh pembacanya.
menjadi
sebuah
Semi (2009:2) mengungkapkan
bahwa
menulis
adalah
upaya
adalah diketahui bahwa kemampuan
menulis
teks
eksposisi
siswa
di
memindahkan bahasa lisan ke dalam
sekolah ini berada pada kategori yang
wujud tulisan dengan menggunakan
belum memuaskan dan sempurna.
lambang-lambang
grafem.
Dalam menjelaskan materi menulis
Keterampilan menulis dalam proses
teks eksposisi hanya menggunakan
pembelajaran sangat penting untuk
sumber yang terdapat pada bahan ajar
diajarkan dan diterapkan kepada siswa
yang tersedia dan internet. Bahan ajar
agar mampu menuangkan ide ke
bahasa Indonesia yang tersedia di
dalam
sekolah hanya bahan ajar lengkap
bentuk tulisan (teks). Teks
tulis
yang dibuat oleh guru sendiri dan draf
untuk
yang diberikan oleh Dinas Pendidikan
mengekspresikan gagasan. Teks dapat
jarang menggunakan buku teks dan
dikelompokkan menjadi dua kategori
LKS. Selain itu, permasalahan yang
besar (genre), salah satu jenis teks
sering
yaitu genre faktual menghadirkan
pembelajaran materi menulis teks
informasi atau gagasan dan bertujuan
eksposisi sebagai berikut. Pertama,
untuk menggambarkan, menceritakan,
siswa
atau
pembaca
sumber-sumber untuk menulis teks
(penyimak). Termasuk dalam kategori
eksposisi. Kedua, siswa sulit dalam
genre
teks
mencari bentuk-bentuk tulisan teks
prosedur,
eksposisi. Ketiga, siswa kesulitan
adalah
ujaran
bermakna
(lisan)
yang
berfungsi
meyakinkan
faktual,
eksplanasi,
deskripsi,
atau
antara
eksposisi,
diskusi,
lain
laporan
hasil
dalam
dialami
saat
kesulitan
dalam
memahami
proses
mencari
materi
teks
observasi, dan lain-lain. Salah satu
eksposisi yang diajarkan karena materi
teks
teks eksposisi ini tergolong baru di
yang
memberikan
informasi
kepada pembaca adalah teks eksposisi.
Berdasarkan wawancara dengan
dalam
Kurikulum
Pemilihan
2013
modul
Revisi.
yang
Rozalinda, S.Pd., seorang guru bidang
diterapkan/digunakan berbasis teknik
studi bahasa Indonesia di SMPN 8
critical incident (pengalaman penting)
Padang, diperoleh informasi bahwa
dikarenakan di sekolah SMPN 8
masalah yang sering dikemukakan
Padang belum pernah menggunakan
dalam kegiatan menulis teks eksposisi
modul,
sehingga
dikembangkan
sebuah modul yang menarik perhatian,
teknik
memotivasi
diharapkan mampu menjadi bahan
dan
membangkitkan
minat belajar siswa. Hal terpenting
lainnya ialah penyajian materi belajar
critical
incident
juga
ajar yang valid, praktis, dan efektif.
Menurut
Zaini
(2002:2),
siswa yang lebih jelas, rinci dan
teknikCritical
modul ini akan mempermudah siswa
penting)
dalam belajar mandiri.
mengaktifkan siswa sejak dimulainya
Menurut Daryanto (2013: 9),
Incident(pengalaman
adalah
teknik
untuk
pembelajaran yaitu teknik yang mana
modul adalah salah satu bentuk bahan
siswa
ajar yang dikemas secara utuh dan
mendeskripsikan pengalaman masa
sistematis,
memuat
lalunya yang sesuai dengan topik
seperangkat pengalaman belajar yang
materi yang disampaikan. Menurut
terencana
dan
untuk
Sabri (2008: 2),
membantu
peserta
didik
untuk
Incident(CIT) adalah suatu cara yang
menguasai
tujuan
belajar
yang
di
dalamnya
didesain
harus
digunakan
mengingat
Teknik
untuk
dan
Critical
mengumpulkan
spesifik. Modul yang dikembangkan
pengamatan
berisi teori dan juga langkah-langkah
manusia
dalam
eksposisi
prosedural yang memenuhi kriteria
berdasarkan teknik critical incident
yang telah ditetapkan. Pengamatan ini
yang disertai dengan contoh-contoh,
kemudian disimpan melacak sebagai
kolom aktivitas, dan pengalaman-
insiden, yang kemudian digunakan
pengalaman
penulis-penulis
untuk memecahkan masalah praktis
professional dunia sehingga lebih
dan mengembangkan prinsip-prinsip
menarik
memberikan
psikologis secara luas. Suatu kritik
motivasi siswa untuk menulis. Modul
insiden dapat digambarkan salah satu
yang dihasilkan diharapkan dapat
hal yang memberi kontribusi positif
mendukung
maupun
menulis
dan
dari
teks
dapat
pelaksanaan
langsung
yang
secara
negatif
perilaku
kritis
yang
dan
signifikan
pembelajaran menulis teks eksposisi.
terhadap aktivitas atau fenomena.
Pengembangan modul berbasis teknik
Insiden
critical incident ini dirancang sebagai
dalam berbagai cara, tetapi biasanya
alternative bahan ajar yang menarik.
responden diminta untuk bercerita
Selain
tentang pengalaman mereka sendiri.
menarik,
modul
berbasis
kritis
dapat
dikumpulkan
ini
Metode penelitian ini merujuk
bertujuan sebagai berikut. Pertama,
pada model 4-D (four-D Models).
mendeskripsikan
proses
Dalam penelitian pengembangan ini,
pengembangan modul pembelajaran
menggunakan model pengembangan
pada materi menulis teks eksposisi
4-D
berbasis teknik critical incident untuk
dikemukakan oleh Thiagarajan dkk
siswa kelas VIII SMP Negeri 8
(dalam Trianto, 2010: 93). Model
Padang yang
dan
pengembangan 4-D (four D Models)
efektif. Kedua, mendeskripsikan hasil
dilakukan menggunakan 4 tahap, yaitu
pengembangan modul pembelajaran
(1)
pada materi menulis teks eksposisi
perancangan
berbasis teknik critical incident untuk
pengembangan (develop), dan (4)
siswa kelas VIII SMP Negeri 8
penyebaran (disseminate).
Penelitian
Padang yang
pengembangan
valid,
valid,
praktis,
praktis,
dan
(four-D
Models)
pedefinisian
yang
(define),
(2)
(design),
Penelitian
ini
(3)
menggunakan
model pengembangan 4-D (Four D
efektif.
Models)
METODOLOGI PENELITIAN
yang
Thiagarajan
dikemukakan
dan
Sammel
oleh
(dalam
adalah
Trianto, 2009:189-192). Pada awal
Model
penelitian
pengembangan pada penelitian ini
kurikulum
menggunakan metode research and
didik, dan analisis konsep. Pada
development(R&D).
penelitian
Jenis
penelitian
penelitian
ini
kuantitatif.
Metode
dilakukan
2013,
ini
analisis
analisis
hanya
peserta
melakukan
penelitian dan pengembangan adalah
sampai
metode penelitian yang digunakan
(pengembangan).
untuk menghasilkan produk tertentu
pengembangan pada penelitian ini
dan
sebagai
menguji
keefektifan
produk
pada
tahap
develop
Prosedur
berikut.
Pertama,
tahap
tersebut (Sugiyono, 2010: 407). Selain
pendefinisian (define) ini mencakup
itu, Trianto (2011: 245), penelitian
lima langkah pokok, yaitu analisis
dan pengembangan atau Research and
ujung depan (fornt –end analysis),
Development (R&D) adalah metode
analisis
penelitian
analisis tugas (task analysis), analisis
untuk
mengembangkan
produk atau menyempurnakan produk.
konsep
siswa
(learner
(concept
analysis),
analysis)
dan
perumusan
tujuan
pembelajaran
ajar lainnya. uji kepraktikalitas ini
instructional
dilakukan oleh guru dan siswa. 3) Uji
(specifying
objectives).Kedua, tahap perancangan
keefektifan
(design) yaitu. (1) Menyusun isi
langkah-langkah
modul,
modul
dalam uji keefektivitas ini adalah 1)
dilakukan berdasarkan hasil silabus;
pengamatan aktivitas siswa, 2) tes
dan (2) Menentukan format modul,
hasil belajar siswa.
penyusunan
isi
Uji
penentuan format dilakukan dengan
modul
coba
pembelajaran;
yang
dilakukan
dilakukan
untuk
menyusun aspek yang ditampilkan
mengetahui efektivitas dari produk
pada modul berupa: a. Cover
yang
dan
dikembangkan.
Teknik
b.
penarikan sampel yang digunakan
KD,
dalam penelitian ini adalah purposive
petunjuk belajar, materi, informasi
sampling. Uji coba produk dilakukan
pendukung, rangkuman, contoh soal,
pada kelas VIII.F SMP Negeri 8
latihan, follow up (tindak lanjut), serta
Padang yang berjumlah 28 orang.
sumber bacaan; dan c. Materi ajar
Subjek uji coba pada penelitian ini
yang disusun dengan memperhatikan
langsung uji coba lapangan, yaitu
komponen-komponen
kontekstual
SMP Negeri 8 Padang. Data yang
bertanya,
akan dihasilkan dari uji coba berupa
petunjuk
penggunaan
Tujuan
yaitu
modul;
pembelajaran,
KI,
kontruktivisme,
menemukan,
masyarakat
belajar,
penilaian
terhadap
produk
pemodelan, refleksi, dan penilaian
diujicobakan
autentik. Ketiga, tahap pengembangan
instrument evaluasi modul. Jenis data
(defelop) yaitu 1) Uji validasi modul
dalam penelitian ini berupa data
pembelajaran; aspek yang di uji pada
kuantitatif. Data tersebut diperoleh
modul
dari
pembelajaran
ini
adalah
skor
terhimpun
yang
angket
melalui
validitas,
kelayakan isi, penyajian dan bahasa.
praktikalitas, lembar observasi, dan
2)
modul
tes unjuk kerja siswa tentang materi
kepraktikalitas
menulis teks eskposisi. Instrumen
Uji
praktikalitas
pembelajaran;
uji
aspek
yang digunakan untuk pengumpulan
waktu,
mudah
data dalam penelitian ini adalah
dan
memiliki
angket, lembar observasi, dan tes
ekivalensi yang sama dengan bahan
unjuk kerja. Angket digunakan untuk
modul
ini
dilihat
kemudahan,
diinterpretasikan
pada
melihat validitas dan praktikalitas.
perancangan
Lembar observasi digunakan untuk
pengembangan
melihat aktivitas siswa dan tes unjuk
dilakukan
kerja
dilanjutkan
untuk
hasil
belajar
siswa.
(design),
dan
(develop).
Setelah
tahap
perancangan
dengan
tahap
Angket validitas dan praktikalitas
pengembangan. Tahap pengembangan
disusun menurut skala likert yang
yang
telah
Riduwan
modul pembelajaran dan uji coba
(2012: 13). Teknik analisis data yang
produk. Validitas modul pembelajaran
digunakan adalah teknik analisis data
dapat diketahui setelah divalidasi oleh
deskriptif. Teknik analisis deskriptif
validator ahli, yaitu dosen dan praktisi
dilakukan
menggunakan
(guru mata pelajaran bahasa Indonesia
statistik deskriptif. Statistik deskriptif
yang mengajar kelas VIII). Setelah
adalah statistik yang digunakan untuk
modul
menganalisis
cara
selanjutnya
atau
diujicobakan
telah
Berdasarkan hasil analisis yang telah
dimodifikasi
dari
dengan
data
dengan
mendeskripsikan
menggambarkan
data
yang
dilakukan
meliputi
pembelajaran
modul
validasi
divalidasi,
pembelajaran
kepada
terkumpul sebagaimana adanya tanpa
dilakukan,
bermaksud membuat kesimpulan yang
validasi modul pembelajaran secara
berlaku untuk umum atau generalisasi.
umum memperoleh skor rata-rata
Analisis
91,1% dengan kategori sangat valid.
data
hasil
penelitian
dapat
siswa.
diperoleh
terhadap
aspek
hasil
dilakukan untuk mengetahui validitas,
Penjabaran
yang
kepraktisan, dan efektivitas perangkat
dinilai di antaranya sebagai berikut.
pembelajaran yang telah dibuat.
Aspek kelayakan isi diperoleh ratarata persentase 91,5% dengan kategori
sangat valid. Aspek kelayakan bahasa
HASIL DAN PEMBAHASAN
modul
diperoleh rata-rata persentase 90,2%
pembelajaran berbasis teknik critical
dengan kategori sangat valid. Aspek
incident pada materi menulis teks
kelayakan
eksposisi menggunakan model 4-D.
rata-rata persentase 92,1% dengan
Pada penelitian ini, pengembangan
kategori
dilakukan terdiri atas tiga tahap, yaitu
kegrafikaan
Proses
tahap
pengembangan
pendefinisian
(define),
penyajian
sangat
mendapatkan
valid.
Aspek
mendapatkan
rata-rata
persentase 88,2% dengan kategori
Sumber: dimodifikasi dari Riduwan
sangat valid.
(2012: 15)
Setelah dilakukan penilaian dari
validasi
ahli,
diperoleh
Setelah
modul
pembelajaran
modul
dinyatakan valid oleh validator ahli
pembelajaran menulis teks eksposisi
dan praktisi, langkah selanjutnya yang
berbasis
akan
teknik
critical
incident.
dilakukan
adalah
Kegiatan untuk mendapatkan modul
mengujicobakan modul pembelajaran.
pembelajaran berbasis teknik critical
Uji
incident yang valid, praktis, dan
praktikalitas
efektif diawali dengan melewati tahap
yang telah digunakan guru dalam
pendefinisian.
produk
mengajar dan praktikalitas modul
hasil
pembelajaran yang digunakan siswa
yang
Berdasarkan
dirancang
diperoleh
praktikalitas
diperoleh
modul
untuk
pakar bahasa Indonesia. Hasil validasi
diperoleh dari angket yang telah diisi
modul pembelajaran menulis teks
oleh guru dan siswa. Berdasarkan
eksposisi
critical
hasil analisis data, praktikalitas modul
keseluruhan
pembelajaran bagi guru memperoleh
dikategorikan sangat valid dengan
skor rata-rata 94,2% dengan kategori
rata-rata nilai akhir 91,1%.
sangat
incident
teknik
secara
Uji
pembelajaran
validasi modul pembelajaran menurut
berbasis
belajar.
dari
praktis.
praktikalitas
Penjabaran
praktikalitas modul pembelajaran bagi
Validasi Modul Pembelajaran
No.
1.
Aspek
Penyajian
Aspek
kelayakan
isi
2.
Aspek
kelayakan
bahasa
3.
Aspek
kelayakan
penyajian
4.
Aspek
Kegrafikaa
n
Jumlah
Skor yang
Diperoleh
Nilai
Valid
asi
(%)
91,5
%
Kategori
90,2
%
Sangat
Valid
73,7
92,1
%
Sangat
Valid
24,7
88,2
%
Sangat
Valid
222,4
91,1
Sangat
Valid
91,5
32,5
guru
sebagai
kemudahan
berikut.
dalam
Aspek
penggunaan
memperoleh skor rata-rata 95,4%
dengan kategori sangat praktis. Aspek
Sangat
Valid
kesesuaian dengan waktu memperoleh
skor rata-rata 175% dengan kategori
sangat
praktis.
analisis
data,
Berdasarkan
praktikalitas
hasil
modul
pembelajaran bagi siswa secara umum
memperoleh skor rata-rata 82,3%
dengan
kategori
Penjabaran
sangat
praktis.
praktikalitas
modul
pembelajaran
bagi
siswa
sebagai
2.
siswa
selama
pembelajaran menggunakan
penggunaan memperoleh skor rata-
pembelajaran dan nilai yang diperoleh
rata 81,8% dengan kategori sangat
siswa ketika belajar menggunakan
praktis. Aspek kesesuaian dengan
modul pembelajaran. Uji efektivitas
waktu
yang digunakan dalam pengembangan
memperoleh
skor
rata-rata
Praktikalitas Modul Pembelajaran
Bagi Guru
1.
dilakukan
berikut. Aspek kemudahan dalam
81,2% dengan kategori sangat praktis.
No.
yang
Aspek
Penyajian
Aspek
kemudahan
dalam
penggunaan
Aspek
kesesuaian
dengan
waktu
Jumlah
Skor
yang
Dipero
leh
42
Nilai
Validasi
(%)
Kategori
95,4
Sangat
Praktis
modul
pembelajaran
pada
modul
materi
menulis teks eksposisi berbasis teknik
critical incident siswa kelas VIII SMP
Negeri 8 Padang dapat dilihat dari
hasil aktivitas siswa selama belajar
menggunakan
modul pembelajaran
dan nilai yang diperoleh siswa ketika
7
175
Sangat
Praktis
belajar
menggunakan
modul
pembelajaran. Aktivitas siswa selama
49
94,2
Sangat
Praktis
kegiatan berlangsung diamati dengan
Sumber: dimodifikasi dari Riduwan
menggunakan
lembar
(2012: 15)
Pengamatan
dilakukan
Kepraktisan Modul Pembelajaran Bagi Siswa
pertemuan,
mulai
pengamatan.
di
dari
tiap
pertemuan
pertama sampai pertemuan kedua.
No.
Aspek
Penyajia
n
1.
Aspek
kemudah
an dalam
penggun
aan
2.
Aspek
kesesuaia
n dengan
waktu
Jumlah
Skor yang
Diperoleh
Persentase
Kategori
1110
81,8
Sangat
Praktis
Pada
pertemuan
pertama,
guru
mengambil absen siswa setelah siswa
sudah siap untuk belajar, penulis
mulai membagikan modul berbasis
182
81,2
Sangat
Praktis
teknik critical incident kepada siswa,
setelah modul dibagikan penulis juga
membagikan
1292
82,3
Sangat
Praktis
lembar
pengamatan
kepada guru sebagai observer 1. Lalu,
siswa dengan bimbingan guru mulai
Setelah dilakukan uji praktikalitas
selanjutnya
Uji efektivitas modul
pembelajaran diperoleh dari aktivitas
belajar dengan menggunakan modul
berbasis teknik critical incident saat
berlangsungnya
proses
belajar
menggunakan modul tersebut observer
hasil pengamatan aktivitas belajar
mulai
siswa
siswa selama dua kali pertemuan,
dan
persentase rata-rata aktivitas siswa
mengamati
selama
proses
aktivitas
pembelajaran
berjumlah 90,7% dengan kategori
mengisi lembar aktivitas siswa.
Setelah
dilakukan
pengamatan
sangat berhasil.
pada pertemuan pertama, hal yang
Hasil belajar digunakan untuk
sama juga dilakukan pada pertemuan
mendapatkan data yang digunakan
kedua.
untuk
Pada
pertemuan
kedua,
menentukan
persentase
observer tidak lagi melihat aktivitas
keberhasilan siswa setelah belajar
siswa dalam mempelajari modul tetapi
dengan modul berbasis teknik critical
mengamati siswa dalam mengerjakan
incident. Hasil belajar meliputi ranah
tes unjuk kerja sebagai tujuan akhir
kognitif.
dari modul berbasis teknik critical
belajar ranah kognitif digunakan tes
incident yang akan dikembangkan.
unjuk kerja dan soal yang diberikan
Sebelum siswa mengerjakan tugas tes
kepada siswa adalah soal yang sudah
unjuk kerja terlebih dahulu semua
divalidasi oleh validator. Oleh sebab
siswa mengumpulkan semua modul
itu, tes unjuk kerja telah bisa diujikan
berbasis teknik critical incident ke
kepada siswa. Tes ini dilaksanakan
depan kelas setelah modul dikumpul,
pada
obsever membagikan selembar HVS
mengetahui tingkat kemampuan siswa
sebagai lembar jawabannya, setelah
dalam pembelajaran menulis teks
lembaran
eksposisi. Perolehan hasil efektivitas
HVS
dibagikan
guru
membacakan petunjuk umum dan
khusus tentang tes unjuk kerja menulis
Untuk
akhir
mengukur
pembelajaran
hasil
untuk
secara umum yaitu 90,1%.
Hasil analisis data efektivitas
teks eksposisi. waktu yang diberikan
yaitu
untuk mengerjakan tes unjuk kerjs ini
ketuntasan belajar siswa kelas VIII.F
adalah 90 menit. Pertemuan kedua ini
adalah 90,1%.
siswa dituntut untuk menulis teks
eksposisi
berdasarkan
penting
dengan
struktur
dan
pengalaman
memperhatikan
kaidah
kebahasaan.
Berdasarkan hasil analisis terhadap
dengan
melihat
persentase
No.
Hasil Efektivitas Secara Umum
dan bahasa yang digunakan sesuai
Aspek
Penyajian
dengan karakteristik peserta didik.
Skor
Kategori
yang
Diperoleh
Sangat
97,7
Hasil
Aktivitas
Siswa
Hasil
2.
Belajar
Jumlah
1.
Praktis
Rata-rata
Sangat
Praktis
ini
180,3
Sangat
Praktis
berbasis
teknik
bahwa
critical
incident sangat valid, praktis, dan
efektif. Modul pembelajaran menulis
teks eksposisi berbasis teknik critical
incident
sudah
berdasarkan
hasil
sangat
penilaian
valid
dari
validator sebagai berikut. Pertama,
modul
pembelajaran
yang
dikembangkan telah sesuai dengan
Kompetensi Inti (KI), Kompetensi
Dasar (KD), indikator, dan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
Kedua,
penyajian
memaparkan
gagasan
materi
telah
yang
ingin
disampaikan dan penyajian gambar
telah
sesuai
dengan
konteksnya.
Ketiga, kalimat yang digunakan pada
modul
pembelajaran
telah
pembelajaran
yang
dikembangkan
siswa dan mudah dibaca.
modul pembelajaran menulis teks
eksposisi
modul
telah dapat membangkitkan aktivitas
secara
menunjukkan
warna
pembelajaran
keseluruhan = 180,3:200x100= 90,1%
Hal
dan
menarik bagi peserta didik, dan modul
82,6
efektivitas
Keempat, tampilan desain, gambar,
sesuai
dengan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI),
mudah dipahami oleh peserta didik,
Modul pembelajaran menulis teks
eksposisi
berbasis
incident
sudah
teknik
sangat
critical
praktis
berdasarkan hasil penilaian dari guru
dan siswa sebagai berikut. Pertama,
modul
pembelajaran
mudah
digunakan oleh guru maupun siswa
karena petunjuk yang ada di dalam
modul pembelajaran mudah dipahami
dan modul pembelajaran ini dapat
digunakan oleh guru dan siswa.
Kedua, modul pembelajaran yang
telah dikembangkan sesuai dengan
alokasi waktu yang ditetapkan untuk
pembelajaran menulis teks eksposisi.
Modul pembelajaran menulis teks
eksposisi
berbasis
incident
sudah
teknik
critical
sangat
efektif
berdasarkan hasil penilaian tes unjuk
kerja
dan
penggunaan
dinyatakan
modul
bahwa
pembelajaran
berbasis teknik critical incident ini
sudah mampu membuat hasil belajar
siswa tuntas dan memberikan hasil
aktivitas dan hasil belajar menulis teks
yang sesuai dengan harapan.
eksposisi siswa. Hal inilah yang
Pada tahap ini penulis melakukan
menjadi tujuan modul pembelajaran
revisi produk yang telah diujicobakan.
yaitu
Revisi produk dimaksudkan untuk
berdasarkan
mendapatkan gambaran yang utuh dari
dengan memperhatikan struktur dan
modul yang dikembangkan sehingga
kaidah kebahasaan.
dapat
memberikan
apakah
modul
atau
teks
eksposisi
pengalaman
penting
pertimbangan
yang
telah
dikembangkan tersebut masi perlu
direvisi
menulis
tidak.
Berdasarkan
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dalam penelitian ini,
klarifikasi data yang didapat dari
maka
angket berupa tanggapan dari guru
berikut.
dan peserta didik, serta terhadap
pembelajaran berbasis teknik critical
kompetensi,
incident
pengetahuan
dan
dapat
disimpulkan
sebagai
Pertama,
Modul
pada materi menulis teks
keterampilan dan sikap yang harus
eksposisi untuk siswa kelas VIII SMP
dimiliki oleh peserta didik setelah
N 8 Padang yang dirancang tergolong
mengikuti
pembelajaran,
pada kategori sangat valid yakni
maka angket tersebut dapat melihat
91,1%. Dengan demikian, modul telah
kekurangan dari modul tersebut, dan
dapat
direvisi lagi sesuai dengan masukan
siswa.Kevalidan
yang diberikan. Sebelum diujicobakan
tergambar dari empat aspek penilaian,
kepada siswa, modul pembelajaran
yakni aspek kelayakan isi, kelayakan
harus divalidasi oleh validator. Selain
bahasa, kelayakan penyajian, dan
memberikan penilaian, validator juga
aspek kegrafikaan.
kegiatan
uji
coba
oleh
modul
guru
dan
tersebut
Aspek kelayakan isi tergambar
memberikan saran-saran.
Hasil
digunakan
di
lapangan
bahwa
modul yang
dibuat
telah
modul
merujuk pada KI, KD, dan indikator
pembelajaran tergolong praktis dan
yang ada di dalam Kurikulum 2013
efektif.
modul
Revisi dan mutakhir, modul yang
dikembangkan
dibuat juga dapat menambah wawasan
dapat digunkan untuk meningkatkan
dan pengetahuan siswa, penyajian
menyatakan
Oleh
pembelajaran
bahwa
sebab
yang
itu,
materi di dalam LKS melibatkan
mudah ke yang sulit dan dari yang
siswa secara aktif dalam menemukan
kongkret ke yang abstrak, soal-soal
konsep
yang disajikan dalam modul dapat
pembelajaran.
Dengan
demikian, materi yang terdapat di
menambah
dalam modul dapat digunakan guru
terhadap materi, serta pada bagian
dalam proses pembelajaran khususnya
akhir terdapat kesimpulan materi.
pada materi menulis teks eksposisi.
Skor rata-rata yang diperoleh untuk
Hasil
aspek
kelayakan
kevalidan modul dari segi kelayakan
92,1%
(sangat
isi, diperoleh skor rata-rata 91,5%
demikian, dari aspek penyajian modul
(sangat valid). Dengan demikian, dari
sangat valid digunakan untuk guru dan
aspek kelayakan isi modul sangat
siswa.
penelitian
diperoleh
nilai
pemahaman
siswa
penyajian
valid).
ialah
Dengan
Aspek kegrafikaan, diketahui
valid untuk digunakan oleh guru dan
bahwa modul berbasis teknik critical
siswa.
Aspek
diketahui
kelayakan
bahwa
bahasa,
modul
yang
incident dirancang dengan jenis huruf
yang
sesuai
dengan
karakteristik
dirancang telah sesuai dengan EBI,
siswa, memiliki kepaduan warna,
kata-kata dan istilah yang digunakan
gambar, dan sampul modul yang
mudah dipahami oleh peserta didik,
sesuai
bahasa yang digunakan dalam modul
materi teks eksposisi yang hendak
sederhana
disampaikan.
dan
sesuai
dengan
dan
mendukung
Skor
terhadap
rata-rata
yang
kelayakan bahasa ialah 90,2% (sangat
diperoleh untuk aspek kegrafikaan
valid). Dengan demikian, dari aspek
ialah 88,2% (sangat valid). Dengan
kelayakan bahasa modul sangat valid
demikian, dari segi kegrafikaan modul
untuk digunakan oleh guru dan siswa.
telah sangat valid digunakan oleh guru
Aspek
kelayakan
penyajian
tergambar bahwa modul yang dibuat
sesuai
dengan
Kedua, modul pembelajaran
yang
berbasis teknik critical incident pada
diturunkan dalam bentuk penyajian
materi menulis teks eksposisi siswa
KI,
kelas VIII SMP yang dirancang
KD,
kurikulum,
dan siswa.
indicator
dan
tujuan
pembelajaran dengan jelas, kajian
tergolong
sangat
materi ditulis dalam modul dari yang
demikian,
modul
praktis.Dengan
telah
dapat
dan
yang menyatakan bahwa sewaktu
siswa.Kepraktisan modul tergambar
belajar menggunakan modul semua
dari dua aspek, yakni segi aspek
siswa terlihat aktif yaitu dengan nilai
kemudahan
rata-rata
digunakan
oleh
guru
dalam
penggunaan
keaktifan
97,7%
(sangat
mudah
berhasil), serta hasil belajar siswa
digunakan oleh guru dan siswa. Guru
berdasarkan penilaian guru pertama
dapat menjadikan modul ini menjadi
dan guru kedua, siswa mendapatkan
referensi karena materi yang ada di
nilai rata-rata 82,68% dengan kategori
dalam modul telah jelas dan mudah
baik.
tergambar
bahwa
modul
dipahami. Siswa bisa belajar dengan
Modul pembelajaran berbasis
mudah walaupun tidak ada guru dan
teknik critical incident sudah layak
siswa bisa belajar di mana saja.Dari
dan mudah untuk digunakan siswa
aspek
dengan
waktu
kelas VIII SMP. Tampilan modul
modul
yang
pembelajaran ini dirancang dengan
dirancang telah sesuai dengan waktu
berbasis teknik critical incident dapat
yang ditetapkan di dalam Kurikulum
memotivasi dan meningkatkan minat
2013 Revisi. Hasil penilaian terhadap
belajar
angket kepraktisan modul yang diisi
membantu dan memperlancar proses
oleh guru, didapatkan skor secara
pembelajaran menulis teks eksposisi.
umum
Hal
kesesuaian
tergambar
bahwa
94,2%
(sangat
praktis).
siswa,
ini
sesuai
sehingga
dengan
dapat
tujuan
Sedangkan penilaian terhadap angket
pembelajaran yang akan dicapai, yaitu
kepraktisan modul yang diisi oleh
meningkatkan kemampuan menulis
siswa, didapatkan skor secara umum
teks eksposisi.
82,3% (sangat praktis).
Ketiga, modul pembelajaran
berbasis teknik critical incident pada
materi menulis teks eksposisi siswa
kelas VIII SMP yang dirancang
tergolong
sangat
efektif
untuk
membangkitkan aktivitas dari hasil
belajar siswa. Hal itu tergambar dari
pengamatan yang dilakukan observer
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. (2013). Menyusun Modul
Bahan Ajar Untuk Persiapan
Guru
Dalam
Mengajar.
Yogyakarta. Gava Media.
Riduwan. (2012). Skala Pengukuran
Variabel-variabel
Penelitian.
Bandung: Alfabeta.
Sabri, A. (2005). Strategi Belajar
Mengajar dan Microteaching.
Jakarta: Quantum Teaching.
Semi, A. (2009). Menulis Efektif.
Padang: UNP Press.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Pendidikan:
Pendekatan
Kuantitatif,
Kualitatif,
dan
R&D.
Bandung:
Alfabeta
Bandung.
Trianto. (2009) Mendesai Model
Pembelajaran
Inovatif-
Progresif: Konsep, Landasan,
dan Implementasinya Pada
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Trianto. (2011). Pengantar Penelitian
Pendidikan Bagi Pengembangan
Profesi Pendidikan Tenaga
Kependidikan. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Zaini,H.
(2002).
Strategi
Pembelajaran Aktif. (Edisi
Revisi)Yogyakarta: CTSD.
Download