1 penerapan model pembelajaran discovery learning disertai media

advertisement
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING
DISERTAI MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR
BIOLOGI SISWA KELAS VIII DI SMPN 13 PADANG
Minda Erwina1, Mulyati2, Lince Meriko2
1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
2
Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
[email protected]
ABSTRACT
The student are less active during the learning process of VIII class in SMP N 13
Padang. The teacher still use talkative method, catechizing, and group discussion
which make the learning outcomes low and its effected to students score below
standard of value (KKM 78). It can be done by discovery learning with media
animation to break a way the problem. The purpose of this research is to knowing
the aplication of discovery learning with media animation to the learning
outcomes in VIII 1 class adn VIII 3 class. The instrument for affective part is the
observation sheet of student attitude during the learning, cognitive instrument is
validity test, reliabilyty test, distinguishing power, difficulty index quetion, and
psikomotor instrumen based on students group discussion results. The analyisis of
data use T-test. Based on the result of this research is affective part in experiment
class gets 84,35 and control class get 51,66. The hypothesis get Thitung = 11,69 and
Ttabel =5,51 so it is acceptable. The result of psychomotor analysis research in
experiment class get 3,75 (A) and for control class get 2,80 (B). The conclusion is
the discovey learning with media animation can increase learning outcomes in
biology subjectsi in class VIII SMP N 13 Padang.
Keywords :The Result Of Biology Learning, Discovery Learning
kreatifitas siswa. Dan dalam proses
PENDAHULUAN
Belajar merupakan suatu proses
pembelajaran
seseorang
dapat
yang komplek dari tidak mengerti
mengalami perubahan tingkah laku
menjadi
dalam dirinya.
mengerti
dan
membuat
perubahan pada semua orang karena
Belajar dapat membuat seseorang
memperoleh pengalaman baru, baik
mengalami perubahan tingkah laku
secara formal maupun informal.
dalam dirinya, berupa perubahan
Belajar dalam lingkungan formal
pengetahuan (kognitif), keterampilan
dilakukan oleh guru dan siswa, peran
(psikomotor) maupun sikap (afektif).
guru dalam pembelajaran sangat
Agar pembelajaran dapat optimal
penting
maka diperlukan dua unsur yang
untuk
meningkatkan
1
amat penting yaitu model dan media
siswa yang
pembelajaran yang keduanya saling
yang sulit dan banyak hafalan. Salah
berkaitan.
satu
Kedua
unsur
tersebut
beranggapan
materi
materi yang sulit dipahami
dapat meningkatkan aktivitas dan
adalah
penguasaan konsep siswa.
Dimana pada materi tersebut siswa
Berdasarkan hasil observasi dan
gerak
pada
tumbuhan.
sulit memahami bagaimana gerak
wawancara penulis dengan guru
yang
biologi pada tanggal 29 Desember
Kurangnya keaktifan siswa dalam
2016
Padang
belajar mengakibatkan nilai siswa
bahwa selama proses
banyak dibawah Kriteria Ketuntasan
di
SMPN
didapatkan
pembelajaran
13
berlangsung
siswa
guru
pada
tumbuhan.
Minimum (KKM).
kurang aktif. Selain itu, dalam proses
pembelajaran
terjadi
Hal ini terlihat dari rata-rata nilai
hanya
ulangan harian siswa kelas VIII
ceramah,
semester 2 SMPN 13 Padang tahun
tanya jawab dan diskusi kelompok.
pelajaran 2015/2016 pada materi
Ketika guru
menjelaskan
gerak
pembelajaran
banyak siswa
menggunakan
metode
materi
pada
tumbuhan
dibawah
yang
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
memperhatikan, dan ketika
yaitu 78 dengan rata-rata setiap kelas
guru bertanya siswa cenderung diam
yaitu sebagai berikut: kelas VIII 1
hanya
(62,00), kelas VIII 2 (62,05), VIII 3
tidak
beberapa
menjawab.
siswa
yang
itu
dalam
Selain
(66,93), VIII 4
(68,85) , VIII 5
penyampaian materi guru belum
(70,05), VIII 6 (64,55), dan VIII 7
menggunakan media yang bervariasi.
(65,55).
Kurangnya
guru
biologi
Mengatasi permasalahan tersebut
menggunakan model pembelajaran
maka dituntut keaktifan guru dalam
serta media yang bervariasi sehingga
menggunakan model pembelajaran
masih banyak siswa kelas VIII yang
yang tepat sehingga dalam proses
belum
dalam
pembelajaran siswa menjadi aktif,
biologi. Kurangnya
termotivasi, serta minat dan hasil
termotivasi
pembelajaran
motivasi dan minat belajar
disebabkan
karena
juga
belajarnya meningkat. Salah satu
masih banyak
model pembelajaran yang menuntut
2
keaktifan siswa dan kreativitas siswa
materi yang diberikan lebih mudah
adalah
ditangkap dan tidak membosankan.
model
pembelajaran
Discovery Learning.
Menurut
model
Berdasarkan uraian di atas tujuan
Supardi
(2013:204),
pembelajaran
dari penelitian ini adalah untuk
Discovery
mengetahui
penerapan
model
Learning adalah model pembelajaran
pembelajaran
discovery
learning
yang menekankan pada siswa untuk
disertai media animasi terhadap hasil
belajar mencari dan menemukan
belajar biologi siswa kelas VIII
sendiri. Dalam model pembelajaran
semester 2 SMPN 13 Padang”.
ini penyajian bahan pelajaran oleh
METODE PENELITIAN
guru tidak dalam bentuk final, tetapi
Jenis
siswa diberi peluang untuk mencari
penelitian
dan
dengan
Rancangan penelitian Randomized
pendekatan
Control Posted Only Design. dengan
menemukan
penggunaan
sendiri
teknik
pemecahan masalah.
ini
adalah
eksperimen
dengan
populasi siswa kelas VIII SMP
Agar proses pembelajaran dengan
menggunakan
penelitian
model
Negeri 13 Padang
Discovery
pada
tahun
yang terdaftar
2015/2016.
Kelas
Learning lebih baik maka perlu
eksperimen VIII 1 dan kelas kontrol
menggunakan
VIII 3
media,
salah
satu
yang diambil
media yang dapat digunakan adalah
menggunakan
media animasi. Media animasi dalam
sampling. Instrumen penelitian yang
pembelajaran yakni berupa sarana
digunakan pada kompetensi sikap
yang dapat memberikan pengalaman
adalah berupa lembar observasi yang
visual kepada siswa dalam rangka
bertujuan untuk melihat sikap siswa
mendorong
selama
motivasi
belajar,
teknik
dengan
proses
purposive
pembelajaran.
memperjelas konsep yang komplek
Kompetensi
dan abstrak menjadi lebih sederhana,
dilihat dari laporan diskusi yang
konkrit
dibuat siswa. Analisis data dilakukan
serta
mudah
dipahami.
dengan
untuk
dalam
thitung>ttabel. Teknik analisi data untuk
sehingga
penilaian pengetahuan dengan rumus
kegiatan
siswa
pembelajaran,
3
dengan
dapat
Tujuan dari media animasi ini adalah
memotivasi
uji-t,
ketrampilan
kriteria
uji T, kompetensi sikap dengan nilai
dengan nilai capaian optimum.
Nilai Rata-Rata
2,5
dilaksanakan di SMP N 13 Padang
diperoleh data tentang hasil belajar
2
1
hipotesis diterima. Dari data yang
0,5
menggunakan
model
Kelas
Eksperi
men
Kelas
Kontrol
1,5
>
Ttabel dimana Tt=5,51 Th=11,69 maka
diperoleh,
3,3
3
Berdasarkan penelitian yang telah
telah
3,9
3,3
3,5
HASIL DAN PEMBAHASAN
siswa untuk ranah kognitif
3,9
4
modus, dan kompetensi keterampilan
pembelajaran
0
Discovery
Rasa
Ingin
Tahu
Learning disertai media animasi
Bekerja
Sama
Gambar 1. Hasil Belajar Pada
Kompetensi Sikap
dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Hasil penelitian yang telah
90
meliputi ranah kognitif, ranah afektif,
80
dan ranah psikomotor dapat dilihat
70
pada gambar 1,2, dan 3 berikut ini.
60
Nilai Rata-Rata
dilakukan pada kedua kelas sampel
84,35
51,66
50
40
Kelas
Eksperime
n
Kelas
Kontrol
30
20
10
0
A
B
Gambar 2. Hasil Belajar Pada
Kompetensi Pengetahuan
4
Nilai Rata-Rata
4
3,4
3,3
3
2,5
2,4
2
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
1
0
Kelengkapan
laporan diskusi
Kerapian dan
Kebersihan
Laporan
Gambar 3. Hasil Belajar Kompetensi Keterampilan
Penilaian sikap yang dilakukan
PEMBAHASAN
pada kelas eksperimen dan kontrol
1. Kompetensi Sikap
Penilaian pada ranah afektif
dilakukan
pada
saat
adalah rasa ingin tahu dan bekerja
proses
sama.
Pada
kelas
eksperimen
pembelajaran berlangsung setiap
mendapatkan nilai predikat Sangat
pertemuan.
Baik
Berdasarkan
observasi,
kelas
Kontrol
mendapatkan nilai dengan predikat
kompetensi
Baik, kelas eksperimen 3,90 (SB)
ranah afektif kelas eksperimen
dan pada kelas kontrol 3,30 (B).
memiliki
Berdasarkan
siswa
dan
dan
aktivitas
belajar
sikap
hasil
pada
rata-rata
lebih
tinggi
indikator
yang
dibandingkan dengan kelas kontrol.
diamati, kedua indikator rasa ingin
Menurut Latisma (2011:192) hasil
tahu dan bekerja sama memiliki
efektif akan tampak pada peserta
predikat yang sama yaitu sangat
didik dalam berbagai tingkah laku
baik (SB). Hal ini disebabkan pada
seperti perhatiannya terhadap mata
kelas eksperimen siswa dituntut
pelajaran, kedisiplinannya dalam
untuk menganalisis media animasi
mengikuti
pembelajaran,
secara individu dan mendiskusikan
motivasinya yang tinggi untuk tahu
media animasi secara berkelompok
lebih
materi
yang mana satu kelompok terdiri
pelajaran, penghargaan atau rasa
atas 5 orang, pada kelas kontrol
hormatnya terhadap pendidik dan
hanya beberapa siswa yang aktif
sebagainya.
sedangkan siswa yang lain hanya
proses
banyak
mengenai
5
menyalin
yang
dibuat
oleh
dipelajari,
sebab
temannya. Kunandar (2013:100)
eksperimen
menyatakan
pembelajarannya
bahwa
sikap
pada
kelas
proses
menggunakan
menentukan keberhasilan belajar
model Discovery Learning siswa
seseorang.
dilatih untuk mencari tahu sendiri
memiliki
tertentu
Orang
minat
sulit
yang
tidak
pada pelajaran
untuk
dan
mencapai
animasi yang ditayangkan.
Dalam pembelajaran discovery
Seseorang yang berminat dalam
diharapkan
sendiri
permasalahan yang ada dari video
keberhasilan belajar secara optimal.
pelajaran
menemukan
akan
learning
siswa
diberi
keluasan
mencapai hasil pembelajaran yang
untuk mencari dan menemukan
optimal. Oleh karena itu, semua
sendiri, sehingga mereka memiliki
pendidik
mampu
rasa ingin tahu dan minat yang
semua
tinggi dengan pembelajaran yang
mencapai
sedang dipelajari. Pada indikator
harus
membangkitkan
peserta
didik
minat
untuk
kompetensi yang telah ditentukan.
bekerja
Penilaian indikator rasa ingin
sama
eksperimen
3,90
pada
kelas
(SB).
Model
tahu pada kelas eksperimen 3,90
pembelajaran discovery learning
(SB) sedangkan kelas kontrol 3,30
siswa dituntut untuk bekerja sama
(B). Rata-rata kelas eksperimen
dalam kelompok untuk menyatukan
lebih tinggi dibandingkan kelas
pendapat
kontrol. Hal itu disebabkan siswa
informasi,
pada kelas eksperimen lebih aktif
menanggapi pendapat teman dalam
untuk mencari tahu sendiri jawaban
proses pembelajaran. Sebagaimana
dari pertanyaan yang ada dari
pendapat
berbagai
Kemendikbud,
buku
sumber
dan
atau
saling
berbagi
mendengarkan
Bruner
dan
(dalam
2013b:4)
memperhatikan video animasi yang
mengemukakan
ditayangkan oleh guru dalam proses
belajar akan berjalan dengan baik
pembelajaran, serta siswa memiliki
dan
minat dan rasa ingin tahu yang
kesempatan
tinggi
menemukan suatu konsep, teori,
terhadap
materi
yang
6
kreatif
bahwa
jika
pada
proses
memberikan
siswa
untuk
aturan, atau pemahaman melalui
karena
contoh-contoh
baginya.
yang
dijumpai
tidak
ada
ketertarikkan
dalam kehidupannya.
Pada kelas kontrol saat proses
pembelajaran
siswa
2. Kompetensi Pengetahuan
kurang
Penilaian pada ranah kognitif
memiliki rasa ingin tahu dan minat
dilakukan pada akhir penelitian
belajar
yang
masih
beberapa
rendah
siswa
hanya
yang
memiliki
diambil
dari
tes
akhir
penelitian dengan jumlah soal 36
keingin tahuan yang tinggi hal ini
dalam
dapat
guru
Berdasarkan hasil penelitian yang
pelajaran
diperoleh, hasil belajar siswa kelas
menggunakan metode ceramah dan
eksperimen lebih tinggi dari pada
diskusi kelompok siswa kurang
kelas kontrol. Hal ini menunjukan
memperhatikan
model
terlihat
menjelaskan
pada
saat
materi
penjelasan
yang
bentuk
pilihan
pembelajaran
ganda.
Discovery
disampaikan. Sedangkan pada kelas
Learning disertai media animasi
kontrol memiliki indikator 3,30 (B)
memiliki dampak positif terhadap
kurang
siswa
hasil belajar biologi siswa, dampak
dalam proses pembelajaran yang
positif tersebut dapat dilihat dari
mengakibatkan kerja sama antar
nilai
siswa pun tidak terbentuk, hal
eksperimen adalah 84,35 sedangkan
tersebut
kelas kontrol 51,66.
bersemangatnya
terjadi
karena
hanya
beberapa siswa yang aktif dan
rata-rata
Pembelajaran
pada
kelas
pada
kelas
siswa yang lain cendrung diam
eksperimen dengan menggunakan
pada
model pembelajaran
saat
proses
pembelajaran
Discovery
berlangsung. Hal ini sesuai dengan
Learning disertai media animasi
pendapat Slameto (2013: 57) minat
membuat
yang besar berpengaruh terhadap
bersemangat. Karena siswa dalam
belajar, karena bila bahan pelajaran
model
yang dipelajari tidak sesuai dengan
learning dibagi kedalam beberapa
minat siswa, siswa tidak akan
kelompok.
belajar
dibagi secara heterogen yaitu siswa
dengan
sebaik-baiknya,
7
siswa
pembelajaran
aktif
dan
discovery
Pengelompokkannya
dibagi
berdasarkan
akademisnya.
kemampuan
Siswa
yang
telah
dikemukakannya.
yang
Dengan membuat hipotesis sendiri
akan
siswa akan lebih mudah mengingat
kurang
dan memahami hasil temuan yang
mampu dalam belajar sehingga
telah dikemukan, sehingga dapat
dengan kelompok heterogen ini
meningkatkan kemampuan belajar
akan menciptakan kompetisi sehat
siswa dan berpikir siswa. Hal ini
dikelas. Lie (2010 : 43) menyatakan
sejalan dengan pendapat Supardi
bahwa
(2013:
berkemampuan
membantu
lebih
siswa
yang
pertama,
kelompok
204),
yang menyatakan
heterogen memberikan kesempatan
bahwa dengan strategi discovery
untuk
pengetahuan kecakapan siswa akan
saling
mengajar
(peer
tutoring) dan saling mendukung.
lebih
Kedua kelompok ini meningkatkan
menumbuhkan motivasi intrinsik,
relasi
antar ras,
karena siswa merasa puas atas
agama, etnik, dan gender. Terakhir
usahanya menggali permasalahan
kelompok heterogen memudahkan
dan mencari pemecahannya sendiri.
pengelolaan kelas karena dengan
Pada kelas eksperimen ini setiap
dan interaksi
adanya
satu
orang
yang
berkembang
yang
guru mendapatkan asisten untuk
pembelajaran.
setiap tiga orang.
sebuah
pada
dapat
siswa membuat sebuah pertanyaan
berkemampuan akademis tinggi,
Pembelajaran
serta
relevan
dengan
Siswa
pertanyaan
tujuan
membuat
ini
dapat
kelas
membantu semua siswa terlibat
eksperimen dengan menggunakan
aktif dalam proses pembelajaran,
model
membuat
pembelajaran
Discovery
siswa
berani
Learning disertai media animasi
mengeluarkan
siswa dituntut untuk menemukan
mengemukakan
sendiri permasalahan dari media
yang telah mereka temukan, selain
animasi yang ditampilkan dengan
itu siswa juga bertanggung jawab
model
memecahkan permasalahan dalam
learning,
pembelajaran discovery
siswa
sudah
bisa
kelompoknya.
membuat hipotesis atas pertanyaan
pendapatnya
dalam
hasil
dan
penemuan
Kesulitan
dalam
menemukan permasalahan hal ini
8
karena siswa telah terbiasa dengan
komputer yang bertujuan untuk
metode
Sebagaimana
memaksimalkan efek visual dan
pendapat Uno (2011: 76), yaitu
memberikan interaksi berkelanjutan
keterlibatan aktif dengan objek-
sehingga pemahaman bahan ajar
objek
meningkat. Sementara pada kelas
ceramah.
pembelajaran
dapat
mendorong motivasi siswa untuk
kontrol
dapat
tidak
berfikir,
menyimpulkan
pemahaman
menganalisa,
dan
menemukan
konsep
baru
mengintegrasikannya
proses
disertai
animasi,
dan
pembelajarannya
dengan
siswa
mendiskusikan
dengan
media
diberikan
hanya
pertanyaan
oleh
guru
yang
dengan
konsep yang sudah mereka ketahui
anggota
kelompoknya,
sehingga
sebelumnya.
siswa kurang aktif dan kurang
Kelas eksperimen menggunakan
termotivasi dalam mengikuti proses
media animasi. Penggunaan media
pembelajaran. Hal ini didukung
animasi pada materi gerak pada
dengan pendapat Lufri (2007 : 112)
tumbuhan siswa lebih termotivasi
bahwa
untuk belajar dan lebih mudah
materi pelajaran menjadi kurang
memahami materi yang dijelaskan
menarik, bahkan materi menjadi
guru karena prinsip dari media
sulit diapahami dan membosankan.
animasi adalah mewujudkan ilusi
bagi
pergerakkan
memaparkan
atau
Pada
dengan
tanpa
media,
kelas
penyajian
kontrol
pembelajarannya
proses
menggunakan
menampilkan
metode diskusi kelompok dan tanya
satu urutan gambar yang berubah
jawab. Dengan metode diskusi dan
sedikit demi sedikit pada kecepatan
tanya
yang tinggi atau dapat disimpulkan
berdiskusi dalam kelompok yang
animasi merupakan objek diam
homogennya. Pada kelas kontrol
yang
kebanyakan siswa jarang dan tidak
diproyeksikan
menjadi
jawab
ini
berani
Menurut Utami (2007:2) animasi
meskipun ada materi yang tidak
merupakan
diapahaminya.
pembelajaran
satu
yang
media
berbasis
kepada
hanya
bergerak sehingga kelihatan hidup.
salah
bertanya
siswa
guru
Kelemahan
pembelajaran dikelas kontrol yaitu
9
siswa kurang aktif, hanya siswa
Siswa saling bekerja sama sehingga
yang berkemampuan tinggi saja
jawaban yang dibuat pada laporan
yang berkeinginan untuk belajar
hasil diskusi lebih bersih dan
serius, interaksi siswa dengan guru
tulisan pun menjadi lebih rapi.
kurang,
Sementara
siswa
hanya
pada
kelas
kontrol
memperhatiakn guru. Pada saat
kurang bekerja sama antara siswa,
berdiskusi yang tidak saling bekerja
sehingga jawaban yang dibuat tidak
sama dengan anggota kelompoknya
lengkap, memiliki banyak coretan,
sehingga
pembelajaran
laporan hasil diskusi kurang bersih
kurang terlaksana dengan baik.
dan tulisan pun menjadi kurang
Adapun menurut Lie (2010 : 34)
rapi.
keberhasilan suatu kelompok juga
pendapat Sugono (2009:23) bahwa
bergantung pada kesediaan para
teknik penulisan dikatakan baik
anggotanya
untuk
saling
apabila suatu penulisan itu mudah
mendengarkan
dan
kemampuan
dipahami sesuai dengan topik yang
proses
mereka
untuk
mengutarakan
Hal
ini
sesuai
dengan
dibicarakan dan ditata rapi.
pendapat mereka.
Berdasarkan data yang diperoleh
dari kedua indikator yang diamati,
maka penilaian psikomotor pada
3. Kompetensi Ketrampilan
Berdasarkan analisis data yang
telah
dilakukan
kelas eksperimen lebih baik dari
didapatkan
kompetensi keterampilan
pada
kelas
kontrol.
Dimana
kelas
penilaian psikomotor pada kelas
eksperimen berada pada predikat A-
eksperimen berada pada predikat
(3,63)
kelas
sangat baik sedangkan kelas kontrol
-
pada predikat baik, pada kelas
Sedangkan
pada
kontrol berada pada predikat B
(3,28)
meningkatnya
keterampilan
eksperimen
pada
sudah
penilaian
kontrol
kelas
belajar
menggunakan
dengan
buku
panduan
menunjukkan
membuat siswa kesulitan dalam
sikap bekerja sama yang tinggi
memfokuskan materi yang sesuai
sehingga siswa sudah
dengan
membuat
laporan hasil diskusi yang lengkap.
ditentukan.
10
tujuan
Siswa
yang
telah
juga
merasa
kesulitan
dalam
menjawab
bahwa penilaian kompetensi sikap
pertanyaan dari buku yang ada,
dapat mempengaruhi kompetensi
sehingga
siswa
penilaian pengetahuan. Jika dalam
mengandalkan
teman
hanya
kelompok
proses
yang lebih pintar saja.
sikap
Meningkatnya
kompetensi
kelas
karena
penilaian
keterampilan
eksperimen
siswa
menyesuaikan
siswa
pada
termotivasi
mampu
Apabila
penilaian
siswa
tercapai
menyelesaiakan
dalam
mengikuti
penilaian
sikap
pengetahuan
dan
siswa
maka
penilaian
dengan
keterampilan siswa akan menonjol,
benar melalui buku sumber yang
karena adanya respon positif dan
ada. Selain itu siswa sudah mulai
kemauan siswa dalam mengikuti
menunjukkan
dalam
proses pembelajaran. Apabila nilai
kompetensi
efektif seorang tinggi maka nilai
belajar.
tersebut
merespon
hasil belajar yang memuaskan.
dengan tujuan pembelajaran serta
permasalahan
dapat
pembelajaran sehingga didapatkan
permasalahan
mampu
penilaian
pembelajaran maka siswa akan
disebabkan
sudah
pembelajaran
keseriusan
Penilaian
keterampilan ini bertujuan untuk
kognitif
mengetahui
siswa
tinggi. Hal ini diperkuat lagi oleh
memahami
Sudjana ( 2014: 29) bahwa sikap
setelah
pemahaman
mereka
dan
kompetensi sikap dan pengetahuan.
seseorang
Rendahnya
perubahannya,
kompetensi
psikomotor
dapat
bila
keterampilan pada kelas kontrol
tersebut
disebabkan karena siswa belum
kognitif yang tinggi.
mampu
permasalahan
menyesuaikan
dengan
memiliki
juga
diramalkan
seseorang
penguasaan
Penilaian pada ketiga ranah yaitu
tujuan
afektif,
kognitif,
dan
ranah
pembelajaran serta jawaban dari
psikomotor pada kelas eksperimen
permasalahan mereka masih belum
lebih baik dari pada kelas kontrol.
tepat.
Dari analisis data yang diperoleh
Ditinjau dari ketiga kompetensi
siswa yang memiliki nilai tes akhir
penilaian siswa maka didapatkan
yang tinggi umumnya memiliki
11
predikat sangat baik dan ranah
ranah psikomotor kelas VIII 1
afektif
SMPN 13 Padang.
dan
psikomotor.
Nilai
afektif, kognitif, dan psikomotor
saling mempengaruhi satu sama
DAFTAR PUSTAKA
lainnya.
Annurahman. 2010. Belajar dan
Pembelajaran.Bandung:
Alfabeta.
Menurut
Aunurrahman
(2010: 54) bahwa hasil belajar dari
ketiga ranah bukan merupakan
Kemendikbud. 2014. Model
Pembelajaran
Penemuan
(Discovery
Learning).
Kementrian Pendidikan Dan
Kebudayaan. Jakarta.
bagian-bagian yang terpisah, akan
tetapi merupakan satu kesatuan
yang saling terkait.
Kunandar.
2013.
Penilaian
Autentik (Penilaian Hasil
Belajar
Peserta
Didik
Berdasarkan
Kurikulum
2013) Suatu Pendekatan
Praktis Disertai Contoh.
Jakarta: Rajawali Press.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan,
maka
dapat
di
simpulkan bahwa
1. Penerapan
model
Discovery
Latisma.
2011.
Evaluasi
Pendidikan. Padang: Unp
Press
Lie, Anita. 2010. Cooperative
Learning. Jakarta: Grasindo.
Learning disertai dengan media
animasi
dapat
meningkatkan
hasil belajar biologi siswa pada
ranah afektif kelas VIII 1 SMPN
Lufri, dkk. (2007). Strategi
Pembelajaran
Biologi.
Padang: Universitas Negeri
Padang.
13 Padang.
2. Penerapan
model
Discovery
Learning disertai dengan media
animasi
dapat
meningkatkan
Sudjana, Nana.2014. Penilaian
Hasil
Proses
Belajar
Mengajar. Bandung: Pt
Remaja Rosdakarya
hasil belajar biologi siswa pada
ranah kognitif
kelas VIII 1
SMPN 13 Padang.
3. Penerapan
model
Sugono. 2009. Mahir Berbahasa
Indonesia Dengan Benar.
Jakarta: Gramedia Pusat
Utama
Discovery
Learning disertai dengan media
animasi
dapat
meningkatkan
hasil belajar biologi siswa pada
12
Supardi. 2013. Sekolah Eefektif
Konsep
Dasar
dan
Pratiknya. Jakarta : Raja
Grafindo.
Slameto. 2013. Belajar dan
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Utami,D. 2007. Animasi dalam
pembelajaran
(online).
Ebookbrows.com/animasimultimedia-pembelajaranpdf-d39656778. Diakses 1
maret 2017
Uno, H. B. & Muhammad, N.
2011.
Belajar
Dengan
Pendekatan
Pailkem.
Jakarta : Bumi Aksara
Zalfendi. 2011. Pembelajaran
Aktif. Bandung : Remaja
Rosdakarya
13
Download