PEMERIKSAAN LABORATORIUM INFEKSI HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS PADA BAYI DAN ANAK Endang Retnowati Departemen/Instalasi Patologi Klinik Tim Medik HIV FK Unair-RSUD Dr. Soetomo Surabaya, 15 – 16 Juli 2011 Pendahuluan • 85-90% infeksi HIV pada anak melalui penularan dari ibu dengan infeksi HIV. • Penularan dari ibu terjadi saat: dalam kandungan intrapartum pasca persalinan saat pemberian air susu ibu (ASI) 2 Pendahuluan • Waktu pemeriksaan dan pemilihan metode pemeriksaan diperlukan untuk - Penentuan status HIV pada anak yang dilahirkan dari ibu dengan HIV - Pemberian terapi HIV • Pemeriksaan HIV pada bayi dan anak < 18 bulan berbeda dengan anak > 18 bulan. 3 4 Gambar 1. Struktur Virus HIV TYPES OF HIV HIV TYPE GROUP HIV-1 M (A) HIV-1 HIV-1 (M) HIV-1 M (C) HIV-1 M (B) HIV-2 HIV-1 (O) HIV-1 M (E) HIV-1 M (D) HIV-1 M (G) HIV-1 M (F) HIV-1 M (I) HIV-1 M (H) HIV-1 M (J) SUBTYPE Genus Lentivirus, Famili Retroviridae Also reported are Group “N” and Subtype “K” 5 Source: http://www.avert.org/hivtypes.htm Gambar 2. Siklus Hidup HIV ( Schochetman G, 1994 ) 6 DIAGNOSIS HIV PADA BAYI DAN ANAK • Diagnosis dini HIV anak menentukan waktu mulainya pengobatan. • Bayi dan anak lebih cepat progresivitas penyakit dibanding dewasa. 7 Bagan 1. Penilaian dan tata laksana awal Anak dengan pajanan HIV Penilaian kemungkinan infeksi HIV dengan memeriksa: - Status penyakit HIV pada ibu - Pajanan ibu dan bayi terhadap ARV - Cara kelahiran dan laktasi Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta evaluasi bila anak mempunyai tanda dan gejala infeksi HIV atau infeksi oportunistik. Lakukan pemeriksaan dan pengobatan yang sesuai. Lakukan uji diagnostik HIV Metode yang digunakan tergantung usia anak. Identifiksai kebutuhan untuk ART dan kotrimoksazol untuk mencegah PCP. Identifikasi kebutuhan anak usia > 1 tahun untuk meneruskan kotrimoksazol. 8 Bagan 2. Penilaian dan tata laksana awal Anak sakit berat, pajanan HIV tidak diketahui, dicurigai terinfeksi HIV. Identifikasi faktor risiko HIV: - Status penyakit HIV pada ibu - Tranfusi darah - Penularan seksual - Pemakaian narkotika suntik - Cara kelahiran dan laktasi Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta evaluasi bila anak mempunyai tanda dan gejala infeksi HIV atau infeksi oportunistik Lakukan pemeriksaan dan pengobatan yang sesuai. Identifikasi faktor risiko dan atau tanda/gejala yang sesuai dengan infeksi HIV atau infeksi oportunistik yang mungkin disebabkan HIV. Pertimbangkan uji diagnostik HIV dan konseling. Metode yang digunakan tergantung usia anak. Pada kasus status HIV ibu tidak dapat ditentukan dan uji virologik tidak dapat dikerjakan untuk diagnosis infeksi HIV pada anak usia < 18 bulan, uji antibodi harus dikerjakan. 9 • Ab-HIV maternal yang ditransfer secara pasif selama kehamilan dapat terdeteksi sampai umur anak 18 bulan→ interpretasi hasil positif uji Ab HIV menjadi lebih sulit pada usia < 18 bulan • Bayi yang terpajan HIV dengan uji Ab-HIV pada usia 9-18 bulan → dianggap berisiko tinggi mendapat inf HIV → diagnois menggunakan uji Ab-HIV hanya pada usia 18 bulan • Untuk diagnosis pasti HIV pada anak dengan usia < 18 bulan → diperlukan uji virologi HIV yang dapat memeriksa virus atau komponennya. • Uji Virologi : - PCR HIV-DNA - PCR HIV-RNA - p24 • Anak dengan hasil positif pada uji virologi HIV pada usia berapapun dikatakan terinfeksi HIV • Anak yang mendapat ASI akan terus berisiko terinfeksi HIV → infeksi HIV baru bisa disingkirkan bila pemeriksaan dilakukan setelah ASI dihentikan > 6 minggu • Anak > 18 bulan uji antibodi HIV sama seperti dewasa • Diagnosis definitif menggunakan uji antibodi HIV hanya dapat dilakukan saat usia ≥ 18 bulan. 13 Cara untuk menyingkirkan diagnosis infeksi HIV pada bayi dan anak menurut buku Pedoman Tatalaksana Infeksi HIV pada Anak dan Terapi Antiretroviral di Indonesia, 2008: • Uji virologi HIV negatif pada anak dan ASI sudah dihentikan > 6 minggu. • Uji antibodi HIV negatif pada usia 18 bulan dan ASI sudah dihentikan > 6 minggu. 14 Pemeriksaan HIV-DNA, HIV-RNA, atau antigen p24 dilakukan minimal usia 1 bulan, idealnya 6-8 minggu untuk menyingkirkan infeksi HIV selama persalinan. Idealnya dilakukan pengulangan uji virologi HIV pada spesimen yang berbeda untuk konfirmasi hasil uji virologi positif yang pertama. Uji antibodi HIV dapat dikerjakan sedini-dininya usia 9-12 bulan karena 74-96% bayi yang tidak terinfeksi HIV akan menunjukkan hasil antibodi negatif pada usia tersebut. Pada anak dengan pajanan HIV tidak pasti, lakukan pemeriksaan pada ibu terlebih dahulu sebelum dilakukan uji virologi pada anak, apabila hasil pemeriksaan HIV pada ibu negatif, cari faktor risiko lain untuk transmisi HIV. 15 Bagan 3. Diagnosis HIV pada Bayi dan Anak < 18 bulan dengan status HIV ibu tidak diketahui Anak usia < 18 bulan, sakit berat, pajanar HIV tidak diketahui dengan tanda dan gejala mendukung infeksi HIV Uji Virologi HIV Tersedia Tidak tersedia Positif Uji antibodi HIV HIV positif Prosedur penilaian tindak lanjut dan tata laksana setelah konfirmasi diagnosis HIV Negatif Positif Lihat Bagan 4 Apakah mendapat ASI selama 6-12 minggu terakhir Tidak HIV negatif Ya Lihat Bagan 4. Diagnosis HIV pada Bayi dan Anak < 18 bulan dan mendapat ASI Bagan 4. Diagnosis HIV pada Bayi dan Anak < 18 bulan dan mendapat ASI Anak usia < 18 bulan dan mendapat ASI Ibu terinfeksi HIV Ya Tidak diketahui Hentikan ASI Uji virologi HIV Positif Uji antibodi HIV Negatif HIV positif Prosedur penilaian tindak lanjut dan tata laksana setelah konfirmasi diagnosis HIV Ulang uji virologi atau antibodi HIV setelah ASI sudah dihentikan > 6 minggub Positif Negatif, hentikan ASI Lihat Bagan 5 Bagan 5. Pemberian ART pada anak < 18 bulan tanpa konfirmasi infeksi HIV dengan tanda dan gejala penyakit HIV yang berat Anak usia < 18 bulan dengan Status infeksi belum pasti Tidak Uji antibodi HIV positif Ya Diagnosis presumptif Infeksi HIV Ya Mulai ART Jangan mulai ART lanjutkan pemantauan Bagan 6. Diagnosis HIV pada Bayi dan Anak < 18 bulan, status ibu HIV Positif, dengan hasil Negatif Uji Virologi Awal dan terdapat tanda/gejala HIV pada kunjungan berikutnya Anak usia < 18 bulan dengan hasil negatif uji virologi awal dan terdapat tanda dan gejala HIV selama tindak lanjut Negatif Ulang uji virologi HIV Positif HIV positif Tidak Apakah mendapat ASI Ya Ulang uji virologi atau antibodi HIV setelah ASI dihentikan > 6 minggu HIV negatif Catatan • Bila anak tidak pernah diperiksa uji virologi sebelumnya → masih mendapat ASI dan status ibu positif → segera lakukan uji virologi Bagan 7. Diagnosis HIV pada Bayi dan Anak ≥18 bulan Anak usia ≥ 18 bulan dengan pajanan HIV atau anak sakit berat, pajanan HIV tidak diketahui dengan tanda dan gejala mendukung infeksi HIV Negatif Uji antibodi HIV Mendapat ASI dalam 6 minggu terakhir Tidak HIV negatif Ya Positif Ulang uji antibodi HIV setelah ASI dihentikan > 6 minggu Negatif Konfirmasi uji antobodi HIV Inkonklusif. Lanjutkan sesuai Pedoman uji HIV pada dewasa Positif Tidak Tanda / gejala Sesuai infeksi HIV Ya HIV positif Konfirmasi uji antibodi HIV Positif HIV positif Negatif Inkonslusif. Lanjutkan sesuai pedoman uji HIV pada dewasa A1 Strategi III A1 + Diagnosis pada anak > 18 bulan A1 - Laporkan negatif A2 Anggap indeterminate Anggap Negatif A1+A2+ A1+A2Ulangi A1 dan A2 Risiko tinggi Risiko rendah A1+A2+ A3 A1+ A2- A3- A1+ A2+ A3- A1+ A2- A3+ A1+A2- A1-A2Laporkan negatif A1+ A2+ A3+ Laporkan positf Anggap indeterminate 22 Pemilihan reagensia ELISA Rapid test ? 3 metode : 3 ELISA 1 ELISA + 2 rapid test 3 rapid test Penggunaan dan pemilihan reagensia DEPKES RI 2006 • Sensitivitas dan spesifisitas reagensia • Tujuan untuk penggunaan reagensia Diagnosis pasien (strategi III) dengan persyaratan reagensia : - sensitivitas reagen I > 99% - spesifisitas reagen II > 98% - spesifisitas reagen III > 99% Anti HIV Positif Palsu - Reaksi silang dengan antibodi HLA-DR Lepra, tuberkulosis, malaria Penyakit autoimun Otoreaktif antibodi Steven-Johnson Syndrom Penyakit hati yang berat Pemberian imunoglobulin secara pasif Keganasan tertentu Vaksinasi Flu Serum lipemik Hiperbilirubinemia Anti HIV Negatif Palsu - Kesalahan penanganan sampel Pemeriksaan terlalu dini Disfungsi sel B Defek sintesis antibodi Pemeriksaan Limfosit T-CD4+ • Parameter terbaik untuk mengukur imunodefisiensi • Digunakan bersaman dengan penilaian klinis.Limfosit T-CD4+→ petunjuk dini progresifitas penyakit, karena ↓lebih dahulu dibandingkan kondisi klinis. • Pemantauan Limfosit T-CD4+ dapat digunakan untuk mulai pemberian ARV atau penggantian obat. • Jumlah limfosit T-CD4+ anak < 5 tahun lebih tinggi dari dewasa. Bagan 8. Pemberian ART menggunakan Kriteria Klinis Anak dengan HIV positif CD4+ Menunjukkan Imonodefisiensi berat yang dikatkan dengan HIV Tidak Stadium WHO 3 atau 4 Ya Anak usia > 12 bulan Tidak Ya TB, LIP, OHL atau trombositopenia Ya Pemeriksaan CD4+ tersedia Ya Jika CD4+ tidak Menunjukkan imunodefisiensi berat yang dikaitkan dengan HIV, tunda ART Ya Tidak Mulai ART Tidak Tidak Ulang pemeriksaan CD4+ dengan sampel berbeda Tabel 2. Klasifikasi imunologi pada bayi dan anak yang terinfeksi HIV. Klasifikasi WHO Tentang Imunodefisiensi HIV Menggunakan Limfosit T-CD4+ Jumlah Limfosit T-CD4+ Berdasarkan Umur sel/µL (%) Imunodefisiensi 1 2– 35 bulan 36 – 59 bulan > 5 tahun (%) (%) (sel/mm3) > 35 > 30 > 25 > 500 Ringan 30-35 25-30 20-25 350-499 Sedang 25-30 20-25 15-20 200-349 Berat < 25 < 20 < 15 < 200 atau 15% < 1 bulan (%) Tidak ada 29 Tabel 2. Klasifikasi berdasarkan hitung Limfosit Total Klasifikasi WHO Tentang Imunodefisiensi HIV Menggunakan Hitung Limfosit Total Nilai Limfosit Total Berdasarkan Umur Imunodefisiensi < 1 bulan 1 2– 35 bulan 36 – 59 bulan (sel/mm3) (sel/mm3) (sel/mm3) (sel/mm3) Hitung Limfosit Total Limfosit T-CD4+ > 5 tahun < 4000 < 3000 <2500 < 200 < 1500 < 750 < 350 Atau < 200 30 Gambar 3. Perjalanan Penyakit HIV 1 (Schochetman, 1994) 32 Pustaka • • • Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit menular dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan RI, Pedoman Tatalaksana Infeksi HUV dan Terapi Antiretroviral Pada Anak Indonesia.Jakarta, 2008, 1-20 Roitt I, Brostoff J, Male D. Secondary immunodeficiency. In Immunology. Roitt,Brostoff, Male editors, sixth ed. Mosby, Spain,2002, 317-32 A Service of the U.S. Department of Health and Human Service, 2005. The HIV Life Cycle. AIDS Info. Accessed October 27, 2009. Alur pemeriksaan anti-HIV untuk penyaring darah donor & transplantasi organ A1 A1 positif Anggap sebagai “positif” A1 negatif Anggap sebagai “negatif” Jangan dipakai !! 34 Strategi II A1 Surveilans, Diagnosis A1 + A1 - Laporkan negatif A2 A1+A2Ulangi A1 dan A2 A1+A2+ Laporkan positf A1+A2+ Laporkan positf A1+A2Laporkan indeterminate A1-A2Laporkan negatif 35 Tabel 1. Protein pada HIV-1 dan HIV-2 Inti HIV-1 p 24 HIV-2 p 26 Transmembran gp 41 gp 34 Membran luar gp 160/120 gp 140 36