4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Bank merupakan

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Bank
Bank merupakan suatu badan usaha yang kegiatan utamanya menerima
simpanan dari masyarakat dan/atau pihak lainnya, kemudian mengalokasikannya
kembali untuk memeperoleh keuntungan serta menyediakan jasa-jasa dalam lalu
lintas pembayaran (Subagio, dkk).
Menurut Suyatno, 1996:1, bank adalah badan yang usaha utamanya
menciptakan kredit.
Menurut UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah
dengan UU No. 10 Tahun 1998:
(1) Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup masyarakat banyak.
(2) Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
(3) Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Definisi bank di atas memberi tekanan bahwa fungsi pokok bank dalam
melakukan usahanya terutama menghimpun dana dalam bentuk simpanan yang
merupakan sumber dana bank, serta menyalurkannya kembali pada masyarakat
tidak semata-semata memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya, tapi juga
diarahkan pada peningkatan taraf hidup masyarakat.
4
5
Selanjutnya, definisi bank umum pada angka (2) di atas pada dasarnya
merupakan penekanan pada fungsi tambahan bank umum dalam hal pemberian
pelayanan atau jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Selain fungsi pokok di atas ada beberapa fungsi lain dari bank umum, fungsifungsi tersebut antara lain:
1. Agen of Trust
Fungsi ini menunjukkan bahwa aktivitas intermediasi yang dilakukan oleh
dunia perbankan dilakukan berdasarkan kepercayaan, dalam pengertian bahwa
kegiatan pengumpulan dana yang dilakukan oleh bank tentu harus didasari rasa
percaya dari masyarakat atau nasabah terhadap kredibilitas dan eksistensi dari
masing-masing bank, karena tanpa rasa percaya masyarakat tidak akan menitipkan
dananya di bank yang bersangkutan. Kepercayaan itu berkaitan dengan masalah
keamanan dana masyarakat yang ada di setiap bank. Sebaliknya bank dalam
kedudukannya sebagai kreditur yang memberikan pinjaman kredit kepada
masyarakat atau pihak borrower, dalam menjalankan aktivitas kredit sebagai core
business-nya harus merasa yakin dan percaya terhadap calon penerima kredit atau
debitur.
2. Agen of Development
Fungsi ini sangat berkaitan dengan tanggung jawab bank dalam menunjang
kelancaran transaksi ekonomi yang dilakukan oleh setiap pelaku ekonomi. Dalam
kegiatan ekonomi, dapat diketahui bahwa kegiatan produksi, distribusi, dan
konsumsi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, dimana semua
kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan uang sebagai alat pembayaran, alat
kesatuan hitung, dan alat pertukaran. Oleh karena itu, bank sebagai lembaga
keuangan tentu mempunyai peran yang sangat strategis, sehingga dari aspek ini
bank berfungsi untuk menjembatani semua kepentingan pelaku ekonomi dalam
transaksi ekonomi yang dilakukan.
3. Agent of Service
Industri perbankan adalah lembaga yang bergerak di bidang jasa keuangan
maupun jasa nonkeuangan. Sebagai bank, di samping memberikan pelayanan jasa
keuangan sebagaimana kegiatan intermediasi yang selalu dilakukan, maka bank
6
juga turut serta dalam memberikan jasa yang lain seperti jasa transfer (payment
order), jasa kotak pengaman (safety box), jasa penagihan, atau inkaso (Collection)
yang saat ini telah mengalami perubahan dengan nama city clearing. Dengan
pemahaman ini maka dapat diketahui bahwa sesungguhnya bank tidak hanya
dipahami dalam kedudukannya sebagai lembaga intermediasi semata, tetapi juga
memiliki fungsi-fungsi lainnya.
2.2
Peran SDM dalam Strategi Operasi Pelayanan Jasa
Russel dan Taylor, pada penelitiannya tahun 2001,
menyatakan bahwa
strategi adalah visi umum yang menyatukan organisasi, menyediakan acuan
konsistensi dalam pembuatan keputusan, dan akan tetap menjaga agar perusahaan
bergerak pada arah yang benar. Rumusan menyeluruh dari strategi disebut strategi
perusahaan (corporate strategy) dan untuk melaksanakannya, rumusan itu dibagi
menjadi rumusan fungsional, sehingga terdiri atas strategi pemasaran, strategi
operasi, strategi keuangan, serta strategi administrasi dan personalia. Chase dan
Aquilano, pada penelitiannya tahun 1995, menyatakan bahwa strategi operasi
adalah sesuatu yang berhubungan dengan penentuan kebijakan dan rencana umum
untuk memanfaatkan sumber daya produksi perusahaan agar dapat mendukung
sebaik-baiknya strategi bersaing jangka panjang.
Lebih lanjut, untuk mendukung pelaksanaan strategi operasi tersebut, Chase
dan Aquilano (1995) menyatakan perlunya memberdayakan 5P Manajemen
Operasional, yaitu Sumber Daya Manusia Perusahaan (People), pabrik dan atau
perusahaan produktif (plant), bahan baku dan komponen produk (parts), metode
pengolahan atau teknologi produksi (processes), serta sistem perencanaan dan
pengendalian yang menyangkut struktur organisasi dan gaya menajemen yang
diaplikasikan (planning and control system).
Berikut gambar yang menunjukkan strategi operasi sebagai bagian dari
strategi perusahaan yang menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan produksi dan
pelayanan kepada pelanggan guna mewujudkan tujuan perusahaan dan
menciptakan kepuasan pelanggan :
7
Gambar 2.1 Hubungan strategi, 5P Manajemen Perusahaan, dan Tujuan
Perusahaan
Strategi Perusahaan
1.
Strategi Pemasaranm 2. Strategi Operasi, 3. Strategi Keuangan, dan
4. Strategi Administrasi dan SDM
Strategi
Operasi
1.
2.
3.
4.
5.
Didukung pelaksanaannya oleh :
SDM Perusahaan
Peralatan produktif
Bahan dan komponen produk
Metode pengolahan dan teknologi
Organisasi dan manajemen
Production &
Customer Service
Tujuan Perusahaan dan Kepuasan Pelanggan
Sumber: Haming, Murfidin dan Mahfud Nurnajamuddin. 2007. Manajemen
Produksi Modern
Perbankan sebagai lembaga yang bergerak di bidang jasa (agent of service),
dituntut untuk peka terhadap mutu layanan yang dilihat dari persepsi pelanggan.
Pada konsep modern, jasa ini dapat meluas dan mencakup pelanggan eksternal
serta pelanggan internal perusahaan. Pelanggan eksternal perusahaan ialah
pelanggan yang membeli dan menggunakan produk yang dihasilkan. Sebaliknya,
pelanggan internal ialah segenap pegawai atau fungsi yang ada dalam perusahaan
yang akan menerima dukungan layanan dari fungsi lain, dalam usaha
menyelesaikan beban tugasnya dengan baik. Apabila kapasitas antardepartemen
8
tidak proporsional, maka akan terjadi, sebagian departemen akan memiliki
kapasitas yang tinggi sedang yang lainnya lebih rendah. Kondisi ini juga akan
melahirkan inefesiensi. Sebagian hasil kerja fungsi lain harus bertumpuk di depan
fungsi pemakainya sehingga perlu diseimbangkan. Dengan demikian dalam
perencanaan kapasitas jasa layanan, manajemen perusahaan harus melihat
kecukupan kapasitas layanan itu, baik dilihat dari sisi pelanggan internal maupun
eksternal.
2.3
Teori Kepuasan
a. Teori Dua Faktor (Two factor theory)
Teori dua faktor pertama kali dikemukakan oleh Frederick Herzberg. Dalam
penelitiannya, Herzberg membagi dua faktor yang memengaruhi kerja seseorang
dalam organisasi, antara lain faktor kepuasan dan ketidakpuasan.
Gambar 2.2 Teori Dua Faktor Herzberg
Sangat Puas
Satifier
Area
Positive
Tidak Puas dan
Bukan Tidak Puas
Dissatifier
Area
Sangat Tidak Puas
Sumber: Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Negative
9
Faktor kepuasan (satisfaction), biasa juga disebut sebagai motivator factor
atau pemuas (satisfier). Termasuk pada faktor ini adalah faktor-faktor pendorong
bagi prestasi dan semangat kerja antara lain, prestasi (achievement), pengakuan
(recognition), pekerjaan itu sendiri (work it self), tanggungjawab (responsibility),
dan kemajuan (advancement).
Faktor kepuasan dikatakan sebagai faktor pemuas karena dapat memberikan
kepuasan kerja seseorang dan juga dapat meningkatkan prestasi para pekerja,
tetapi faktor ini tidak dapat menimbulkan ketidakpuasan bila hal itu tidak
terpenuhi. Jadi faktor kepuasan bukanlah merupakan lawan dari faktor
ketidakpuasan. Faktor kepuasan disebut juga sebagai motivasi intrinsic (intrinsic
motivation).
Faktor ketidakpuasan (dissatisfaction), biasa juga disebut sebagai hygiene
factor yang merupakan faktor yang bersumber dari ketidakpuasan kerja. Faktorfaktor tersebut antara lain, kebijakan dan administrasi perusahaan (company
policy and administration), pengawasan (supervision), penggajian (salary),
hubungan kerja (interpersonal relation), kondisi kerja (working condition),
keamanan kerja (job security), dan status pekerjaan (job status). Faktor ketidak
puasan ini biasa juga disebut sebagai motivasi ekstrinsik (extrinsic motivation),
karena faktor-faktor yang bukan berasal dari diri seseorang, melainkan dari luar
dirinya.
b. The Job Descriptive Index (JDI)
The Job Descriptive Index (JDI) merupakan teori yang dikembangkan oleh
Smith, Kendall, dan Hulin (1969) untuk mengukur kepuasan kerja yang
ditegaskan sebagai sebuah perasaan yang dimiliki seorang pekerja terhadap
pekerjaannya. Teori ini telah direvisi pada tahun 1985, 1997, dan terakhir pada
2009. Berdasarkan revisi terakhir pada tahun 2009, The Job Descriptive Index
(JDI) memiliki enam dimensi guna mnegukur kepuasan karyawan. Enam dimensi
tersebut meliputi antara lain:
-
Kepuasan terhadap pekerjaan secara umum
-
kepuasan terhadap kepemimpinan,
-
kepuasan terhadap rekan kerja,
10
-
kepuasan terhadap gaji,
-
kepuasan terhadap peluang promosi, serta
-
kepuasan terhadap pekerjaan yang dilakukan.
Berdasarkan kedua teori di atas, teori JDI mengatakan terdapat lima faktor
yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu pekerjaan itu sendiri, gaji, promosi,
rekan kerja, serta kepemimpinan atasan. Berdasarkan teori dua faktor Herzberg,
dikatakan bahwa terdapat faktor-faktor ketidakpuasan yang berasal dari luar diri
karyawan, antara lain kebijakan dan administrasi perusahaan, pengawasan,
penggajian, hubungan kerja, kondisi kerja, keamanan kerja, dan status pekerjaan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja dipengaruhi oleh kebijakan
perusahaan mengenai gaji dan juga promosi/status pekerjaan. Berikut merupakan
penjelasan mengenai beberapa sistem penggajian serta beberapa sistem mengenai
manajemen karir (promosi) yang selama ini lazim diterapkan pada sebagian besar
perusahaan.
2.4
Manajemen Sumber Daya Manusia
Salah satu sumber daya organisasi yang memiliki peran penting dalam
mencapai tujuannya adalah sumber daya manusia. Oleh karena sumber daya
manusia
memiliki peranan penting dalam berkompetisi baik jangka panjang
maupun jangka pendek, maka para analis bisnis sangat memperhatikan kondisi
perusahaan dalam mengelola sumber daya manusia secara efektif. Manajemen
sumber daya manusia sendiri berkaitan dengan pengelolaan manusia melalui
aktivitas-aktivitas organisasinya dan fungsi-fungsi operasionalnya. Sehingga
manajemen sumber daya manusia dapat didefinisikan sebagai suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, penggerakan, dan pengawasan,
terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian,
pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja untuk mencapai tujuan organisasi.
Berikut merupakan fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia, antara
lain:
11
a. Pengadaan Sumber Daya Manusia
Fungsi ini merupakan aktivitas menajemen sumber daya manusia dalam
memperoleh tenaga sesuai dengan kebutuhan (jumlah dan mutu) untuk mencapai
tujuan organisasi. Pengadaan tenaga kerja mencakup analisis pekerjaan,
perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen sumber daya manusia, dan seleksi
serta penempatan sumber daya manusia.
b. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Merupakan proses peningkatan pengetahuan dan keterampilan melalui
pendidikan dan latihan. Pengembangan sumber daya manusia meliputi
perencanaan karir, pengembangan karir, pengembangan organisasi, serta
manajemen dan penilaian kinerja.
c. Pemberian Kompensasi
Kompensasi merupakan imbalan yang dibayarkan kepada karyawan atas jasajasa yang telah mereka sumbangkan kepada perusahaan. Sistem kompensasi yang
baik berarti memberikan penghargaan-penghargaan yang layak dan adil
sebagaimana kontribusi karyawan atas pekerjaannya. Kompensasi terdiri dari
kompensasi finansial, baik yang dibayarkan secara langsung berupa gaji/upah dan
insentif serta kompensasi tidak langsung berupa keuntungan dan kesejahteraan
karyawan, maupun kompensasi non finansial.
d. Pengintegrasian
Integrasi berarti mencocokkan keinginan karyawan dengan kebutuhan
organisasi. Pengintegrasian mencakup motivasi kerja, kepuasan kerja, dan
kepemimpinan.
e. Pemeliharaan Sumber Daya Manusia
Pemeliharaan sumber daya manusia berarti mempertahankan karyawan untuk
tetap berada pada organisasi sebagai anggota yang memiliki loyalitas dan
kesetiaan yang tinggi.
Berdasarkan teori mengenai fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia
di atas, berikut terdapat penjelasan secara lebih terperinci mengenai kepuasan
karyawan serta beberapa sistem penggajian dan promosi.
12
2.4.1
Manajemen Imbalan
Manajemen kompensasi adalah penyusunan, implementasi pemeliharaan,
komunikasi dan evaluasi proses kompensasi. Proses kompensasi meliputi
pengukuran nilai/bobot jabatan, desain dan manjemen struktur gaji, manajemen
kinerja, penggajian berbasis kinerja, kompetensi, atau keterampilan (gaji
kontingen), ketentuan tunjangan dan pension karyawan, serta manajemen
prosedur kompensasi (Amstrong dan Murlis, 2003).
Ada tiga cara dapat digunakan untuk menetapkan harga pekerjaan, anatra
lain, tingkat bayaran, rentang bayaran, broadbanding, serta penggajian yang
berbasis kompetensi.
a. Tingkat Bayaran
Suatu proses yang yang digunakan organisasi untuk menetapkan harga
pekerjaan adalah dengan mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan yang memiliki
karakteristik sama atau hampir sama. Sebetulnya, tidak ada ukuran tertentu yang
pasti dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk menetapkan tingkat bayaran,
sehingga ini merupakan permasalahan yang dihadapi setiap organisasi untuk
memecahkan permasalahan tersebut. Bagi organisasi, lebih mudah menetapkan 10
tingkatan bayaran dibandingkan 150 pekerjaan berbeda. Bagi organisasi
berukuran kecil yang mempekerjakan kurang dari 300 karyawan mungkin lebih
mudah menentukan tingkat bayaran dibandingkan organisasi besar. Untuk
pekerjaan yang dikelompokkan dalam satu kelompok berada pada tingkat harga
yang sama.
b. Rentang Bayaran
Kebijakan lainnya, memberikan bayaran yang sama kepada karyawan yang
mengerjakan pekerjaan sama, disebut rentang bayaran atau kisaran bayaran.
Terdapat harga minimum dan maksimum untuk jenis pekerjaan yang sama.
Banyak pertimbangan yang dihadapkan membuat harga suatu pekerjaan bukan
harga tunggal, pertimbangan itu antara lain faktor pendidikan, keterampilan,
pengalaman, tanggung jawab, dan lain sebagainya. Suatu jenis pekerjaan tertentu
mungkin memberi angka besar pada pendidikan, pekerjaan lain kurang dalam hal
pendidikan tetapi mementingkan keterampilan. Demikian pula, persyaratan-
13
persyaratan pekerjaan lainnya, pada faktor tertentu memiliki keunggulan tetapi
lemah pada faktor lain.
Menggunakan rentang bayaran terdapat garis yang menghubungkan antara
poin evaluasi pekerjaan dengan besarnya bayaran per periode, disebut kurva
bayaran (price curve). Pada titik bawah, pekerjaan diberi harga minimum dan
harga maksimum pada titik atas. Selisih antara keduanya disebut sebagai rentang
bayaran, untuk setiap tingkat bayaran minimum dan maksimum dibuat garis
bayaran pada titik tengahnya.
c. Broadbanding
Broadbanding berarti mengombinasikan tingkatan dan kisaran gaji menjadi
hanya beberapa level atau area yang luas, yang masing-masing berisi kisaran
pekerjaan dan level gaji yang relatif luas.
Sebuah perusahaan bisa menciptakan broadband bagi semua pekerjaan, atau
bagi kelompok khusus seperti para manager atau para profesional. Kisaran taraf
dari broadband, karena berkisar dari penggajian minimum dari tingkatan terendah
yang digabungkan perusahaan ke dalam broadband hingga penggajian maksimum
dari tingkatan tertinggi yang digabungkan. Oleh karena itu, untuk pekerjaan yang
berada dalam broadbrand ini, terdapat kisaran taraf penggajian yang jauh lebih
luas. Pemindahan karyawan dari pekerjaan yang satu ke pekerjaan yang lainnya di
dalam broadband akan lebih mudah, tanpa mengkhawatirkan tentang kisaran yang
relatif sempit yang terkait dengan tingkatan penggajian tunggal. Karenanya
broadbanding menghasilkan fleksibilitas.
d. Penggajian yang Berbasis Kompetensi
Penggajian berbasis kompetensi adalah saat perusahaan lebih mendasarkan
penggajian karyawan untuk jangkauan, kedalaman, dan jenis keahlian serta
pengetahuan mereka, daripada berdasarkan jenis pekerjaan yang dilakukannya.
Para ahli menamakannya penggajian berbasis kompetensi, karyawan yang berada
dalam kelompok pekerjaan I yang mampu (tapi tidak harus melakukannya pada
saat ini) melakukan pekerjaan kelompok II dibayar sebagai pekerja kelompok II,
bukan kelompok I. Secara sederhana kompetensi dapat didefinisikan sebagai
14
“karakteristik dari seseorang yang diperlihatkan, yang meliputi pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang dapat menghasilkan kinerja dan prestasi.
Berikut terdapat beberapa alasan untuk melakukan penggajian berbasis
kompetensi:
- Rencana penggajian tradisional dapat merugikan jika tujuannya adalah
sistem berkinerja tinggi.
- Membayar untuk keahlian, pengetahuan, dan kompetensi adalah lebih
strategik.
- Kompetensi, keahlian, dan pengetahuan yang terukur adalah inti dari
proses manajemen kinerja di semua perusahaan.
Program penggajian berbasis kompetensi umumnya berisi empat komponen
utama: (1) sebuah sistem yang mendefinisikan keterampilan khusus, dan sebuah
proses yang menghubungkan penggajian orang dengan keterampilannya; (2)
sebuah sistem pelatihan yang membiarkan karyawan mencari dan memperoleh
keterampilan; (3) sebuah sistem pengujian kompetensi formal; dan (4) sebuah
desain pekerjaan yang membiarkan karyawan berpindah antar tugas dalam
pekerjaan untuk memungkinkan fleksibilitas pekerjaan.
Tujuan manajemen kompensasi ini antara lain:
-
Mendukung pencapaian strategi dan sasaran jangka pendek organisasi
dengan memastikan bahwa organisasi memiliki tenaga kerja terampil,
kompeten, berkomitmen sesuai dengan kebutuhan.
- Membantu untuk mengomunikasikan nilai-nilai dan harapan (sasaran)
kinerja organisasi.
- Mendukung manajemen dan perubahan budaya dengan menyesuaikan
budaya gaji dengan budaya perusahaan dan memastikan bahwa
manajemen kompensasi sejalan dengan budaya organisasi yang ada atau
yang diinginkan dan membantu organisasi merespon perubahan.
- Memperoleh personel yang berkualitas.
- Mempertahankan karyawan yang ada.
- Memastikan keadilan.
- Menghargai perilaku yang diinginkan.
15
- Mendorong kinerja bernilai lebih dengan memfokuskan pada penggajian
kinerja dan skema bagi hasil pada bidang-bidang yang memungkinkan
dicapainya nilai lebih secara maksimal.
- Memajukan pengembangan berkelanjutan melalui skema gaji yang
dikaitkan
dengan
kompetensi,
dan
gaji
berbasis
keterampilan,
broadbanding dan manajemen kinerja yang efektif.
- Bersaing dalam pasar tenaga kerja dengan memberi gaji yang kompetitif
yang bisa menarik dan mempertahankan karyawan bermutu tinggi.
- Memotivasi semua anggota organisasi mulai dari level yang paling bawah
sampai level paling atas melalui kombinasi imbalan finansial dan non
finansial yang tepat.
- Memajukan kerjasama tim melalui penggunaan penggajian tim, dorongan
untuk memiliki multiketerampilan dan dengan memberi imbalan perilaku
kolaboratif.
- Meningkatkan fleksibilitas melalui penggantian hierarki dan struktur
penggajian yang kaku dengan yang lebih luwes dan biasanya struktur
broadbanding.
- Mengendalikan biaya.
- Memfasilitasi saling pengertian.
- Efisiensi administrasi selanjutnya.
2.4.2
Manajemen Pengembangan Karier
Proses karier adalah suatu proses yang sengaja diciptakan perusahaan untuk
membantu karyawan agar lebih meningkatkan karier. Karier adalah suatu
pekerjaan (jabatan) yang ditangani atau dipegang selama kehidupan kerja
seseorang. Pengembangan karier seseorang seharusnya tidak hanya tergantung
pada usaha-usaha individu saja, karena hal itu tidak selalu sesuai dengan
kepentingan organisasi (Handoko, 2003).
Ruky (2003),
menganjurkan langkah yang
harus ditempuh dalam
pengembangan karier, pertama yang harus dilakukan perusahaan membuat sebuah
16
pola jalur karier (career path). Berikut pilihan arah atau jalur pengembangan
karier, yang meliputi:
- Enrichment, yaitu pengembangan dan peningkatan melalui pemberian
tugas secara khusus, ini merupakan bentuk umum dari pengembangan
karier.
- Laternal, yaitu pengembangan ke arah samping sesuatu pekerjaan yang
lain mungkin lebih cocok dengan keterampilannya dan memberi
pengalaman yang lebih luas, tantangan baru serta memberi kepercayaan
dan kepuasan lebih besar.
- Vertical, yaitu pengembangan ke arah atas pada posisi yang mempunyai
tanggung jawab dan wewenang yang lebih besar di bidang keahlian
khusus.
- Relocation, yaitu perpindahan secara fisik ke unit organisasi lain atau ke
tempat yang dapat melengkapi kesempatan pertumbuhan dan peningkatan
dan kemampuan karyawan untuk tetap pada pekerjaan yang sama.
- Exploration, yaitu menjelajah ke arah yang lebih luas lagi kepada pilihan
karier di dalam unit organisasi maupun di luar unit organisasi untuk
mencari dan mengumpulkan informasi sehingga dapat menjawab
pertanyaan dan membuat suatu keputusan tentang potensi karier yang
akan dipilih.
- Realigment, yaitu pergerakan ke arah bawah yang mungkin dapat
merefleksikan sesuatu peralihan atau pertukaran prioritas pekerjaan bagi
karyawan untuk mengurangi risiko, tanggung jawab, dan stress,
menempatkan posisi karyawan tersebut ke arah yang lebih tepat sekaligus
sebagai kesempatan atau peluang yang baik.
Sebagaimana halnya penghasilan, maka karier jabatan juga memiliki tujuan
khusus, antara lain:
a. Memberikan kepastian arah karier jabatan karyawan dalam kiprahnya di
lingkup organisasi.
b. Meningkatkan daya tarik organisasi atau institusi bagi para karyawan yang
berkualitas.
17
c. Memudahkan manajemen dalam menyelenggarakan program-program
pengembangan
sumber
daya
manusia,
khususnya
dalam
rangka
mengambil keputusan di bidang karier serta perencanaan sumber daya
manusia organisasi atau perusahaan yang selaras dengan rencana
pengembangan organisasi.
d. Memudahkan administrasi kepegawaian, khususnya dalam melakukan
administrasi pergerakan karyawan dalam arah karier promosi, rotasi,
ataupun demosi jabatan.
Download