i PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYAMPAIKAN

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYAMPAIKAN LAPORAN DALAM
PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE
JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII C SMP ALOYSIUS TURI T/A 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Disusun oleh:
Karolina Candra Dewi
111224040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
 Untuk mendapatkan kesuksesan, keberanianmu harus lebih besar dari pada
ketakutanmu
 Sesungguhnya kesuksesan itu berjalan di atas kesusahan dan pengorbanan
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu mencintai, melindungi,
mengasihi, dan melindungi setiap hariku

Orangtuaku, Stefanus Gancur dan Remilgia Halija

Adikku: Valerianus F. Govadis

Sahabat-sahabat dan teman-temanku
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya orang lain atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 23 Maret 2016
Yang membuat pernyataan,
Karolina Candra Dewi
NIM: 111224040
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
: Karolina Candra Dewi
Nomor Mahasiswa
: 111224040
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYAMPAIKAN LAPORAN DALAM
PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE
JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII C SMP ALOYSIUS TURI T/A
2015/2016
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta izin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Dengan demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 23 Maret 2016
Yang menyatakan
Karolina Candra Dewi
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Dewi, Karolina Candra. 2016. Peningkatan Kemampuan Menyampaikan
Laporan dalam Pembelajaran Berbicara dengan Menggunakan Metode
Jigsaw pada Siswa Kelas VIII C SMP Aloysius Turi T/A 2015/2016.
Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD.
Penelitian ini mengkaji peningkatan kemampuan menyampaikan laporan
siswa kelas VIII C semester I SMP Aloysius Turi Sleman Yogyakarta tahun
ajaran 2015/ 2016 dalam metode Jigsaw bahwa siswa mengalami kesluitan dalam
berbicara lebih khusus dalam menyampaikan laporan. Tujuan penelitian ini adalah
mendeskripsikan peningkatan kemampuan menyampaikan laporan siswa kelas
VIII C semester I SMP Aloysius Turi yang berjumlah 22 siswa.
Penelitian tindakan kelas ini berbentuk siklus yang terdiri dari dua siklus.
Siklus pembelajaran ini mencakup empat langkah utama yaitu perencanaan,
tindakan, observasi, dn refleksi. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes
dan nontes. Instrumen tes yang digunakan adalah menghitung perbedaan dengan
menggunakan uji “t”. Istrumen nontes yang digunakan peneliti adalah pertanyaan
wawancara, panduan observasi, dan kamera. Analisis kemampuan menyampaikan
laporan berpedoman pada aspek berbicara, yaitu: (1) ketepatan intinasi, (2)
keruntutan, (3) kecepatan dan kejelasan, (4) ketepatan dalam menyampaikan
bunyi, (5) percaya diri.
Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa (1) penggunaan metode
Jigsaw dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menyampaikan laporan
pada siswa kelas VIII C semester I SMP Aloysius Turi 2015/2016, (2)
berdasarkan nilai tes siswa menunjukkan bahwa rata-rata pada kondisi awal 47,9,
pada siklus I meningkat menjadi 66,1, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi
81. Tidak ada siswa yang mencapai ketuntasan belajara pada kondisi awal atau
0%, pada siklus I meningkat menjadi 3 siswa atau 13,6 %, dan pada siklus II
meningkat menjadi 22 siswa atau 81,8 yang tuntas dalam pembelajaran
menyampaikan laporan. Pada siklus I kegiatan pembelajaran menggunakan
metode Jigsaw belum bisa dilaksanakan dengan baik, diskusi kelompok masih
kurang efektif dan aktif, dan belum semua siswa mampu menemukan solusi atas
permasalahan yang ada. Akan tetapi,siswa sudah sedikit mengerti dan memahami
kegiatan yang berlangsung dan materi dapat diterima dengan cukup baik maka
kegiatan pembelajaran berjalan cukup baik. Pada siklus II, karena siswa sudah
mengetahui dan memahami metode pembelajaran yang sudah diterapkan, maka
kegiatan pembelajaran berjalan dengan lancar. Siswa sudah mampu berdinamika
di dalam kelompok saat diskusi, dan siswa sudah mampu menyampaikan laporan
dengan baik. Siswa juga mampu mengerjakan tugas individu dengan maksimal.
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa t-hitung lebih besar dari t-tabel. Oleh
karena itu, hipotesis nol ditolak dan hiipotesis alternatif diterima, yang artinya
hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Dewi, Karolina Candra. 2016. The development of reporting skill on speaking
course using zigzaw method to the eighth graders class C, Aloysius Turi
Junior High School 2015/2016
This research project investigates the increased report-presenting abilities
of students in the Grade VIII C Class at Aloysius Junior High School, Turi,
Sleman, Yogyakarta, during the first semester of the 2015/2016 academic year
using jigsaw method. This study finds a fact that students have difficulty on
speaking, particularly when it comes to present reports. The goal of this research
is to describe the students’ report-presenting improvement of these twenty-two
students in the Grade VIII C Class at Aloysius Junior High School, Turi, Sleman,
Yogyakarta after learning process by jigsaw method.
This research into classroom acts takes the form of a cycle, consisting of
two sub-cycles. The learning cycle consists of four main steps: planning, action,
observation, and reflection. The instruments used are both tests and non-tests. The
test instrument used is unjuk kerja test. The ability of students to convey reports is
measured through five aspects of their speaking abilities: (1) correct intonation,
(2) appropriateness, (3) speed and clarity, (4) accuracy in pronouncing sounds, (5)
self-confidence. The non-test instruments are interviews, observation, and camera.
From the results of this research, we can conclude that (1) the use of
jigsaw method is able to increase students’ report-giving abilities in the Grade
VIII C Class at Aloysius Junior High School during the first semester of the
2015/2016 academic year, (2) students’ test scores initially averaged 47.9 and
increase to 66.1 during the first cycle and to 81 during the second cycle. Initially,
no students (0%) attain acceptable scores during report-giving; this figure increase
to three students (13.6%) during the first cycle and eighteen (81.8%) in the second
cycle.
This tested the hypothesis that the t-count is greater than the t-table. As
such, the null hypothesis is rejected and the alternative hypothesis is accepted,
meaning that the results of the research match the formulated hypothesis.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda
Maria yang telah memberikan rahmat dan cinta yang luar biasa sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul Peningkatan
Kemampuan Menyampaikan Laporan dalam Pembelajaran Berbicara dengan
Menggunakan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas Viii C Smp Aloysius Turi T/A
2015/2016 ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini berkat dukungan,
partisipasi, motivasi, bimbingan, nasihat, dan doa dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menyertai dan
melindungi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan FKIP Unversitas Sanata Dharma.
3. Dr. Yuliana Setiyaningsih selaku Ketua Program Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia.
4. Dr. Widharyanto, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan
penuh kesabaran dan ketelitian membimbing penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Para dosen PBSI yang penuh kesabaran mendidik dan mendampingi
penulis selama menempuh ilmu di Prodi PBSI.
6. Robertus Marsidiq, karyawan sekretariat PBSI yang selalu sabar
membantu dan memberikan kemudahan bagi penulis selama proses
menyelesaikan skripsi ini.
7. Gusti Dinda Damarsasi, selaku guru bahasa Indonesia di SMP Aloysius
Turi Sleman yang telah memberikan kesempatan dan bantuan dalam
menyelsaikan skripsi ini.
8. Seluruh siswa SMP Aloysisus Turi Sleman, khususnya kelas VIII C yang
membantu terlaksananya penelitian ini.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. Kedua orang tua tercinta Stefanus Gancur dan Remilgia Halija yang tidk
pernah berhenti memberikan motivasi, cinta, dan doa kepada penulis.
10. Adik penulis, Valerianus F. Govadis yang memberikan perhatian dan
semangat kepada penulis.
11. Sahabat penulis, Christine Dyah Prawesti dan Fransisca Ambar Widhyan
Rini yang selalu memberikan motivasi dan dukungan untuk penulis.
12. Teman-teman PBSI angkatan 2011 khususnya kelas A yang selalu
menemani, mendukung dan mau bekerja sama selama ini.
13. Teman-teman Sanggar Kopi Pa’it Yogyakarta dan teman-teman JX.COM
yang sudah memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis selama
menyelesaikan skripsi ini.
14. Seluruh keluarga, teman-teman, dan semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu per satu. Terima kasih atas bimbingan, dukungan, dan
doanya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun
demi penyempurnaan skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 10 Maret 2016
Peneliti
Karolina Candra Dewi
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...........................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
MOTTO ........................................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .....................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
ABSTRACT ...................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .....................................................................................
x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv
DAFTAR SKEMA .......................................................................................... xvi
DAFTAR DIAGRAM ..................................................................................... xvii
DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................
7
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................
7
1.4 Batasan Istilah .............................................................................................
8
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................
8
1.6 Ruang Lingkup ............................................................................................
9
BAB II LANDASAN TEORI .........................................................................
2.1 Penelitian yang Relevan .............................................................................. 10
2.2 Kajian Teori ............................................................................................... 10
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.2.1 Keterampilan Berbicara .......................................................................... 10
2.2.2 Tingkat Kemampuan Berbicara ............................................................... 13
2.3 Metode Jigsaw ............................................................................................. 14
2.3.1 Hakikat Metode Jigsaw ............................................................................ 14
2.3.2 Proses Metode Jigsaw .............................................................................. 14
2.3.3 Faktor Keberhasilan Metode Jigsaw ........................................................ 15
2.3.4 Hambatan Metode Jigsaw ....................................................................... 16
2.4 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 16
2.5 Hipotesis...................................................................................................... 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 19
3.2 Subjek Dan Objek Penelitian ...................................................................... 20
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 20
3.4 Prosedur Penelitian...................................................................................... 21
3.4.1 Siklus I ..................................................................................................... 22
3.4.2 Siklus II .................................................................................................... 27
3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 29
3.5.1 Teknik Tes ................................................................................................ 29
3.5.2 Teknik Nontes .......................................................................................... 29
3.6 Instrumen Penelitian.................................................................................... 30
3.6.1 Tes ............................................................................................................ 30
3.6.2 Intrumen Nontes ....................................................................................... 31
3.7 Teknik Analisis Data ................................................................................... 38
3.7.1 Teknik Kualitatif ...................................................................................... 38
3.7.2 Teknik Kuantitatif .................................................................................... 39
3.8 Indikator Keberhasilan ................................................................................ 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Penelitian ....................................................... 41
4.2 Analisis Data Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 41
4.2.1 Analisis Siklus I ....................................................................................... 42
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Ketuntasan
dan Ketidaktuntasan siklus I .................................................................... 51
4.2.3 Analisis Siklus II ...................................................................................... 52
4.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Ketuntasan
dan Ketidaktuntasan siklus 2..................................................................... 58
4.3 Pembahasan ................................................................................................. 59
4.5.1 Uji Perbdaan ............................................................................................. 61
4.5.2 Ui t Berpasangan untuk Siklus I dan II .................................................... 62
4.5 Refleksi ...................................................................................................... 64
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 66
5.2 Saran ............................................................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 68
LAMPIRAN ...................................................................................................... 69
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1Data Awal Kelas VIII C ....................................................................
5
Tabel 3.2 Observasi Kegiatan Pembelajaran .................................................... 35
Tabel 3.3 Obeservasi Siswa .............................................................................. 36
Tabel 3.4 Instrumen Wawancara Guru dan Siswa Prasiklus ............................ 37
Tabel 3.5 Indikator Keberhasilan ...................................................................... 39
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKEMA
Skema 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................... 25
Skema 3.1 Desain PTK ..................................................................................... 28
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DIAGRAM
Diagram 4.1 Presentase Ketuntasan Kemampuan
Menyampaikan Laporan Siklus I ................................................. 47
Diagram 4.2 Presentase Ketuntasan Kemampuan
Menyampaikan Laporan Siklus II ................................................ 56
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
GRAFIK
Grafik 4.1 Data Hasil Tes Siswa Pada Siklus I ................................................. 47
Grafik 4.2 Data Hasil Tes Siswa Pada Siklus II................................................ 56
Grafik 4.3 Nilai Rata-rata Kemampuan Menyampaikan laporan dari Prasiklus,
Siklus I dan Siklus II ...................................................................... 59
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Hadir Siswa Kelas VIII C Semester 1 ................................ 70
Lampiran 2 Daftar Nilai Prates, Siklus I, dan Siklus II .................................... 71
Lampiran 3 Daftar Wawancara untuk Mengetahui Permasalahan yang Dihadapi
Guru dan Siswa ............................................................................. 72
Lampiran 4 Transkrip Jawaban Wawancara Guru dan Siswa .......................... 74
Lampiran 5 Observasi Kegiatan Pembelajaran ................................................ 77
Lampiran 6 Observasi Siswa ............................................................................ 79
Lampiran 7 Lembar Pengamatan Keterampilan Menyampaika Laporan
Prasiklus ........................................................................................ 80
Lampiran 8 Silabus Siklus I .............................................................................. 82
Lampiran 9 RPP Siklus I ................................................................................... 84
Lampiran 10 Lembar Kerja Kelompok ............................................................. 90
Lampiran 11 Lembar Kerja Individu ................................................................ 91
Lampiran 12 Lembar Pengamatan Keterampilan Menyampaika Laporan
Siklus I .......................................................................................... 92
Lampiran 13 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran.................................. 95
Lampiran 14 Hasil Observasi Siklus I .............................................................. 96
Lampiran 15 Silabus Siklus II ........................................................................... 97
Lampiran 16 RPP Siklus II ............................................................................... 103
Lampiran 17Lembar Pengamatan Keterampilan Menyampaika Laporan
Siklus II ......................................................................................... 104
Lampiran 18 Hasil Observasi Siklus II ............................................................. 107
Lampiran 19 Uji T pada Kondisi Awal dan Siklus I......................................... 108
Lampiran 20 Uji T pada Siklus I dan Siklus II ................................................. 109
Lampiran 21 Surat Ijin Penelitian .................................................................... 110
Lampiran 22 Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II ..................... 112
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau
kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran,
gagasan, dan perasaan. Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi.
Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka seyogianyalah si
pembicara memhami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan (Tarigan,
1984:15). Kegiatan berbicara ini harus dapat dilakukan. Apalagi dalam proses
pembelajaran.kegiatan berbicara terdiri dari beberapa kegunaan, yaitu (a)
berbicara untuk melaporkan, (b) berbicara secara kekeluargaan, (c) berbicara
untuk meyakinkan, (d) berbicara untuk merundingkan. Pada kesempatan ini,
peneliti akan membahas mengenai berbicara untuk melaporkan. Hal ini
berhubungan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan
dibahas dalam skripsi ini. Standar Komptenesinya adalah mengungkapkan
berbagai informasi melalui wawancara dan presentasi laporan, dengan
Kompetensi Dasar menyampaikan laporan secara lisan dengan bahasa yang
baik dan benar.
Berbicara untuk melaporkan, untuk memberikan informasi, atau dalam
bahasa Inggris disebut informatife speaking dilaksanakan kalau seseorang
berkeinginan untuk memberikan atau menanamkan pengetahuan, menetapkan atau
menentukan
hubungan-hubungan
antara
benda-benda,
menerangkan
atau
menjelaskan suatu proses, menginterpretasikan atau menafsirkan sesuatu
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
persetujuan atau pun menguraikan suatu tulisan (Tarigan 1984:27). Kegiatan
berbicara untuk melaporkan ini, sudah pasti bersifat informati. Kegiatan berbicara
yang bersifat informatif biasanya bersifat intelektual. Hal ini terjadi karena, pada
saat kita berbicara untuk memberikan informasi, si pembicara harus
memperhatikan segala sesuatu pada posisi dan urutannya dengan benar, agar para
audiens mendapatkan informasi dengan benar. Kegiatan seperti ini biasa
dilakukan dalam situasi resmi, salah satunya adalah kegiatan guru memberikan
pengetahuan kepada murid melalui proses pembelajaran, dan kegiatan seperti ini
butuh sebuah perencanaan yang matang, agar informasi disampaikan dengan baik.
Tidak hanya itu, kegiatan berbicara seperti ini sangat bagus dilaukan oleh siswa di
kelas pada saat mempresentasikan hasil kerja. Baik dalam kelompok kecil
maupun dalam kelompok besar. Dalam hal ini, siswa diharapkan untuk mampu
berbicara di depan umum dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Jika dalam proses kegiatan ini masih ada siswa yang belum bisa melakukan
kegiatan melaporkan informasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar, maka perlu adanya peningkatan kemampuan berbicara pada siswa.
Untuk meningkatkan kemampuan berbicara, dibutuhkan minat yang sangat
tinggi. Minat merupakan sebuah situasi di mana siswa menginginkan sesuatu atau
tertarik terhadap sesuatu tanpa harus dipakasakan. Jika seseorang mempunyai
minat yang tinggi terhadap suatu objek, maka dia akan berjuang untuk
meneyelesaikannya. Minat dan ketekunan seseorang akan sangat membantu untuk
mencari jalan keluar dari sebuah persoalan. Jika minat sudah tumbuh dalam diri
siswa, maka kemampuannya akan bertambah. Kemampuan seseorang muncul jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dia dilatih secara terus-menerus. Begitu pula dalam kemampuan berbicara.
Kemampuan berbicara akan melekat pada siswa jika siswa tersebut sering
melakukan kegiatan berbicara pada saat proses pembelajaran. Hal ini bisa dimulai
dari hal kecil, yaitu misalnya siswa diminta untuk berdiskusi di dalam kelompok
kecil. Kelompok kecil ini terdiri dari 4-5 orang. Kegiatan ini bisa dilakukan
berkali-kali agar siswa benar-benar mendalami apa yang harus dilakukan pada
saat berdiskusi dan berbiacara di dalam kelompok. Jika ini dilakukan secara
berkali-kali, maka perlahan-lahan kemampuan berbicaranya akan membaik.
Kemudian, jika guru sudah merasa bahwa siswanya sudah mampu berbicara di
dalam kelompok kecil, maka bisa dilanjutkan kedalam kelompok besar.
Kelompokbesar dapat dibuat dengan cara membagi siswa dalam dua kelompok
dari jumlah seluruh siswa di dalam kelas tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan
berbicara di depan kelas.
Hal ini sangat mudah dilakukan jika guru mampu mengarahkan siswanya.
Di sini, guru harus lebih kreatif untuk memanajemen kelas dan siswanya.
Kegiatan pembelajrana seperti inilah yang sangat diharapkan untuk kemajuan
pendidikan di Indonesia. Siswa tidak hanya mempunyai teori, tetapi juga
mempunyai keterampilan.
Rendahnya
kemampuan
berbicara
pada
siswa
sangat
mempengaruhi kegiatan pembelajaran di kelas. Hal ini akan sangat menghambat
proses pembelajaran. Ada begitu banyak sekolah yang diketahui tingkat
kemampuan berbicaranya rendah. Lebih khusus berbicara di depan kelas, ketika
siswa diminta untuk mempresentasikan apa yang sudah mereka kerjakan. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
menjadi tugas seorang guru untuk meneliti mengapa hal demikian bisa terjadi.
Beberapa waktu lalu, peneliti melakukan observasi di sebuah Sekolah Menengah
Pertama (SMP), yaitu di SMP Aloysius Turi, Sleman untuk mengetahui
kemampuan berbicara para siswa. Peneliti melakukan wawancara terhadap guru
bahasa Indonesia.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran bahasa
Indonesia di SMP St. Aloysius Turi Sleman (Ibu Dinda, S.Pd), peneliti
mendapatkan informasi bahwa hasil belajar siswa kelas VIII C semester 2 SMP
St. Aloysius Turi Sleman tahun ajaran 2014/2015 dalam pembelajaran berbicara,
lebih khusus dalam SK
2.1 Mengungkapkan berbagai informasi melalui
wawancara dan presentasi laporan dan dalam KD 1.2 Menyampaikan laporan
secara lisan dengan bahasa yang baik dan benar.. Hal ini yang membuat
kemampuan berbicara dalam menyampaikan laporan belum sesuai dengan KKM
yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 78.
Peristiwa ini tampak dari beberapa kali siswa diberikan tugas menyampaikan
laporan di dalam kelompok dan di depan kelas. Oleh karena itu, peneliti ingin
melakukan penelitian untuk mengetahui tingkat kemampuan menyampaikan
laporan siswa. Akan tetapi, sebelum masuk ke tindakan inti, peneliti akan
melakukan tindakan observasi pra-siklus. Tindakan ini dibuat untuk mengetahui
skala awal kemampuan menyampaikan laporan siswa kelas VIII. Tindakan ini
juga diadakan untuk dapat membandingkan proses dan hasil kegiatan
pembelajaran sebelum penerapan metode Jigsaw dan setelah menerapkan metode
Jigsaw. Dari tindakan ini, peneliti akan mengetahui seberapa besar pengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
metode Jigsaw dalam proses peningkatan kemampuan menyampaikan laporan
siswa. Bentuk tindakan pra-siklus ini adalah peneliti mengamati siswa yang
sedang berdiskusi dalam kelompok dan mengamati siswa yang mempresentasikan
tugas di depan kelas.
Berikut merupakan data awal kemampuan menyampaikan laporan siswa.
Tabel Frekuensi Data Awal Kelas VIII C
No. Nilai
akhir
Kemampuan Menyampaikan Laporan
Freluensi (f)
Data awal
Persentase
Data awal
1.
90-99
-
0%
2.
80-89
-
0%
3.
70-79
-
0%
4.
60-69
3
14%
5.
50-59
10
45%
6.
40-49
5
23%
7.
30-39
4
18%
8.
20-29
-
0%
9.
0
-
0%
Jumlah siswa
22
Berdasarkan Tabel di atas, diketahui bahwa sebelum tindakan dilaksanakan
jumlah siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran menyampaikan laporan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
adalah 22 siswa. Dengan kata lain, tidak ada siswa yang tuntas pada penelitian
awal. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu (1) siswa tidak terbiasa
berdiskusi karena siswa selalu diberi tugas personal, (2) situasi kelompok diskusi
yang tidak kondusif, (3) guru belum menggunakan metode yang tepat untuk
proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran, ada beberapa metode yang akan membantu
proses pembelajaran itu berhasil. Metode ini digunakan untuk mengoptimalkan
hasil belajar siswa, terutama dalam hal keterampilan menyampaikan laporan.
Metode ini juga berfungsi untuk menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan dan tidak membosankan. Metode-metode tersebut juga akan
membantu siswa dalam proses pembelajaran. Ada beberapa metode yang dapat
dipakai dalam proses pembelajaran. Guru dapat menerapkan metode-metode
tersebut ke dalam proses pembelajaran. Salah satunya adalah metode Jigsaw.
Jigsaw adalah salah satu dari metode-metode kooperatif yang paling fleksibel
(Slavin, 2005:246). Model pembelajaran Jigsaw merupakan salah satu variasi
model Collaborative Learning yaitu proses belajar kelompok dimana setiap
anggota
menyumbangkan
informasi,
pengalaman,
ide,
sikap,
pendapat,
kemampuan, dan keterampilan yang dimilikinya, untuk secara bersama-sama
saling meningkatkan pemahaman seluruh anggota.
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif
yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab
atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut
kepada
anggota
lain
dalam
kelompoknya
(Sudrajat,
2008:1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Model pembelajaran Jigsaw merupakan strategi yang menarik untuk digunakan
jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi
tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan strategi ini adalah
dapat melibatkan seluruh peserta didik dalam belajar dan sekaligus mengajarkan
kepada orang lain (Zaini, 2008:56).
Untuk tindak lanjutnya, peneliti ingin menerapkan metode Jigsaw ini dalam
proses pembelajaran bahasa Indonesia. Peneliti dan guru mata pelajaran akan
mengambil satu KD yang berhubungan dengan berbicara untuk menyampaikan
laporan. Hal ini dibuat untuk mengetahui kemampuan menyampaikan laporan
siswa.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah
“Bagaimanakah Peningkatan Kemampuan Menyampaikan Laporan dengan
Menggunakan Metode Jigsaw pada siswa kelas VIII C SMP Aloysius Turi
Sleman?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk mengetahui kemampuan
menyampaikan laporan siswa kelas VIII C SMP St. Aloysius Turi Sleman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
tahun ajaran 2015/2016 dapat meningkat dengan menggunakan metode
Jigsaw.
1.4 Batasan Istilah
1) Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi
atau
kata-kata
untuk
mengekspresiakan,
menyatakan
serta
menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.
2) Menyampaikan laporan adalah kegiatan untuk memberikan informasi,
atau dalam bahasa Inggris disebut informatife speaking dilaksanakan
kalau seseorang berkeinginan untuk memberikan atau menanamkan
pengetahuan, menetapkan atau menentukan hubungan-hubungan
antara benda-benda, menerangkan atau menjelaskan suatu proses,
menginterpretasikan atau menafsirkan sesuatu persetujuan atau pun
menguraikan suatu tulisan
3) Metode Jigsaw adalah tipe pembelajaran yang kooperatif yang
dikembangkan oleh Elliot Aronson’s (Aronson, Blaney, Stephen,
sikes, and SNAPP, 1978). Model pembelajaran ini didesain untuk
meningkatkan rasa tanggungjawab siswa terhadap pembelajarannya
sendiri dan juga pembelajaran orang lain.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru, membantu
guru dalam mengembangkan metode pembelajaran yang kreatif guna
meningkatkan kualitas pembelajaran dalam berdiskusi.Penelitian dengan
menggunakan metode diskusi, memberi inspirasi baru bagi guru-guru
khususnya guru mata pelajaran bahasa Indonesia.
2. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berbicara
untuk menyampaikan laporan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.
Pembelajaran bahasa Indonesia lebih menarik dan tingkat kreativitas siswa
dapat lebih berkembang.
3. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi
peneliti lain agar penelitian yang berkaitan dengan keterampilan berbicara
untuk manyampaikan laporan dalam metode diskusi dapat dikembangkan
menjadi lebih baik.
1.6 Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada upaya meningkatkan
kemampuan menyampaikan laporan siswa dalam pembelajaran berbicara
dengan menggunakan metode Jigsaw pada siswa kelas VIII C semester I SMP
Aloysius
Turi
Sleman
2015/2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1 Penelitian yang Relevan
Berdasarkan studi kepustakaan, terdapat tiga penelitian yang relevan
dengan penelitian ini.
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Fransisca Ajeng Lestari
(091134053) dengan judul Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPS Melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw pada siswa kelas IV SD Negeri
Kalogan Depok Tahun Ajaran 2012/2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk
meningkatkan minat dan prestasi siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok,
untuk mata pelajaran IPS tahun ajaran 2012/2013 pada materi koperasi dengan
menggunakan pembelajaran koperatif metode jigsaw. Penelitian ini merupakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Subyek kelas IV SD Negeri Kalongan
Depok tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 20 siswa. Obyek penelitian ini
adalah peningkatan minat dan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS materi
koperasi menggunakan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw. Penelitian
ini dilaksanakan dalam dua siklus dan dalam setiap siklus memiliki empat tahap
yaitu perencanaa, pelaksanaan, pengamata, dan refleksi. Teknik yang digunakan
dalam pengumpulan data adalah tes tertulis, observasi, dan wawancara.
Instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan
Pelaksanaan Peembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Lembar
Observasi, Pedoman Wawancara, dan Sooal Evaluasi. Teknik yang digunakan
untuk menganalisis data adalah analisis deskriptif kuantitatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran
kooperatif metode jigsaw dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa
kelas IV SD Negeri Kalongan Depok tahun ajaran 2012/2013. Kondisi awal pada
rata-rata skor minat siswa sebelum dikenai tindakan adalah 38,12. Setelah dikenai
tindakan pada siklus I, rata-rata minat siswa mengalami peningkatan menjadi
66,54. Sedangkan pada siklus II, rata-rata minat siswa mengalami peningkatan
menjadi 75,95. Hasil penelitian mengenai prestasi belajar siswa sebelum dikenai
tindakan menggunakan model pembelajaran kreatif metode jigsaw, nilai rata-rata
siswa kelas IV tahun ajaran 2012/2013 adalah 65,37 dengan presentasi siswa yang
mencapai KKM sebesar 44% setelah dikenai tindakan pada siklus I, nilai rata-rata
siswa menjadi 75,95 dengan presentasi siswa yang mencapai KKM 60%,
sedangkan pada siklus II, nilai rata-rata siswa menjadi 83,05 dengan presentasi
siswa mencapai KKM 80%.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Haryana pada tahun 2012 dengan
judul Penerapan Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw pada materi Perubahan
dan Pencerahan Lingkungan untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajara
Siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Jaran 2011/2012. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa kelas
XC SMA Pangudi Luhur Sedayu mlalui penerapan pembelajaran kooperatif
metode jigsaw pada materi perubahan dan pencemaran lingkungan. Penlitian ini
merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanan dalam dua siklus,
masing-masing siklus terdiri dari identifikasi masalah perencanaa, pelaksanaan,
observasi, dan refleksi. Data hasil penelitian dianalisis secara kuantitatif dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
kualitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur Sedayu
tahun ajaran 2011/2012. Data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil pre-test dan
post-test akhir masing-masing siklus. Data motivasi diperoleh dari hasil kuisioner
dan didukung hasil bservasi dan wawancara siswa. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penerapan pembelajaran kooperatif metode Jigsaw (1) meningkatkan
motivasi belajar yang terlihat dari presentasi kondisi awal sebesar 65,71%
menjadi 77,14% pada siklus I dan meningkat menjadi 80% pada siklus II. (2)
meningkat hasil belajar siswa dari 50,14 menjadi 64,85 akhir siklus I dan
meningkat pada siklus II menjadi 71,42. Jumlah siswa yang tuntas KKM
meningkat dari 11,42% pada awal penelitian menjadi 51,43% pada akhir siklus I
dan menjadi 77,14% akhir siklus II. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan
bahwa penerapan pembelajaran kooperatif metode Jigsaw pada materi perubahan
dan pencemaran lingkungan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa
kelas XC SMA Pangudi Luhur Sedayu.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Chatarina Susanti Ready pada
tahun 2015 dengan judul Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPS I
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
peningkatan motivasi belajar siswa kelas XI IPS I SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan
menggunakan metode Jigsaw. Penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang dilaksanakan dengan dua siklus. Setiap siklus meliputi empat tahap,
yaitu (1) perancanaan, (2) pelaksanaan kegiatan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
Subyek penelitian adalah siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
berjumlah 33 siswa. Pengumpulan data diperoleh dari hasil angket yang dibagikan
kepada siswa. Angket tentang motivasi siswa terdiri dari aspek: (1) tekun
menghadapi tugas, (2) ulet menghadapi kesulitan, (3) menunjukkan minat
terhadap macam-macam masalah, (4) lebih senang bekerja mandiri, (5) cepat
bosan pada tugas-tugas rutin, (6) dapat mempertahankan pendapatnya, (7) tidak
mudah melepaskan hal yang diyakini, (8) senang mencari dan memecahkan
masalah soal-soal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran
kooperatif metode Jigsaw meningkatkan motivasi belajar. Hal ini sesuai dari hasil
data pada siklus I 70% motivasi siswa sedang dan 30% motivasi siswa tinggi,
sedangkan pada siklus II motivasi siswa pada kategori sedang turun dari 70%
menjadi 16,7% kategori tinggi meningkat dari 30% menjadi 50% dan kategori
sangat tinggi meningkat dari 0% menjadi 30%. Penggunaaa metode Jigsaw dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.
2.2 Kajian Teori
2.2.1
Keterampilan Berbicara
1. Pengertian berbicara
Menurut Tarigan, menjelaskan bahwa berbicara adalah kemampuan
mengucapkan
bunyi-bunyi
artikulasi
atau
kata-kata
untuk
mengekspresiakan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan
dan perasaan. Berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang
dapat
didengar
(audible)
dan
yang
kelihatan
(visible)
yang
memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan
gagasan-gagasan atau ide yang dikombinasikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2. Permasalahan dan Solusi Ketika Berbicara
I.
Kepercayaan diri
Beberapa hal yang akan dibahas berikut merupakan pengalaman
dari beberapa orang yang saya temukan saat orang lain berbicara,
yaitu:
1) percaya pada kemampuan diri sendiri.
2) berpikir optimis dan positif.
3) banyak membaca buku.
4) berlatih di depan cermin.
5) membiasakan diri berkomunikasi dengan orang lain, dimulai dari
keluarga dan teman dekat. yakin bisa melakukannya. selalu
berdoa kepada Tuhan, tumbuhkan keberanian dalam diri kita.
II.
Pengetahuan
Beberapa
faktor
yang
menyebabkan
kita
kurang
pengetahuan dikarenakan:
1) Daya ingat yang kurang. Cara mengatasinya yaitu
dengan
sering
mengulang
atau
berlatih
dan
memperbanyan membaca.
2) Kurangnya rasa ingin tahu. Ini dikarenakan motivasi
yang ada didalam diri kita kurang dan cara
mengatasinya yaitu dengan mencari inspirasi dan
terus memotivasi diri.
3) Ketidak sesuaian antara pemikiran dan bahasa yang
digunakan. Sebelum menyampaikan materi kita harus
bisa memahami materi yang akan disampaikan
terlebih dahulu agar audien tidak merasa bingung atau
tidak mengerti dengan apa yang kita sampaikan
karena bahasanya yang kurang dimenerti
III.
Penyampaian atau cara menyajikan
Agar materi yang akan kita sampaikan diterima denganbaik
oleh para pendengar kita harus punya strategi tersendiri dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
menyampaikan sebuah pembicaraan ini bertujuan agar para
pendengar bisa cepat memahami apa yang kita sampaikan.
Salah satun strateginya adalah dengan cara menyisipkan
gurauan-gurauan atau candaan ini damaksudkan agar para
pendengar tidak merasa jenuh dan bosan serta agar suasana tidak
terasa kaku dan terlalu serius.
1) Topik atau materi
Topik yang akan di bicarakan harus lah menarik
penyimak
sehingga
penyimak
sungguh-sungguh
memerhatikan pembicaraan tersebut. Pilih lah topik yang
sedang banyak di bicarakan, dan pilih lah topik yang
memiliki data dan fakta yang objektif.
2) Penguasaan materi
Penguasaan materi dapat ditempuh dengan cara
mempelajari, memahami, dan berusaha menguasai materi
materi pembicaraan. Yaitu dengan menelaah berbagai
sumber acuan yang berkaitan dengan topik pembicaraan.
3) Situasi dan kondisi
Situasi dan kondisi sangatlah berpengaruh dan
menentukan keefektifan berbicara. Beberapa hal yang
haru diperhatikan dalam situasik berbicara: ruangan atau
tempat
berlangsungnya
peristiwa
berbicara
harus
menunjang, waktu berlangsungnya peristiwa menyimak
harus diperhatikan dan diperhitungkan sebaiknya pasa
saat yang tepat misalnya pada pagi-pagi, saat pendengar
masih segar dan rileks, suasana dan lingkungan tenang
jauh
dari
kebisingan,
pemandangan
yang
tidak
mengganggu konsentrasi.
4) Penampilan
Persiapkan penampilan anda saat berbicara.
Perhatikan penampilan anda dari bawah sampai atas,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
sepatu, usahakan bersih, celana, kemeja, usahakan
warnanya selaras dengan dasi dan jas. Rambut rapih, dan
lain-lain, ini
merupakan faktor penting sehingga
membuat anda pecaya diri dalam berbicara.
5) Diksi atau pengetahuan bahasa
1.
Menggunakan
kata-kata
yang
banyak/
tidak
langsung (tidak to the point).
2.
Pembentukan kata baru (pilihan kata yang baru).
3.
Menggunakan kata-kata umum atau sudah dikenal.
4. Menggunakan gerak tubuh atau mimik untuk
meyakinkan maksud yang kita inginkan.
5.
Menggunakan ekspresi.
2.2.2 Tingkatan Kemampuan Berbicara
Berdasarkan tingkat kesulitannya, bentuk berbicara bermacam-macam,
antara lain sebagai berikut ini:
a) Merespon gambar
Bentuk berbicara ini dapat dilakukan dengan cara memperlihatkan sebuah
gambar, kemudian memberikan pertanyaan atau berceritra langsung tanpa
bantuan pertanyaan.
b) Mendeskripsikan benda
Bentuk berbicara ini dapat dilakukan dengancara siswa mendeskripsikan
benda yang ditunjukkan oleh guru atau yang dibawa oleh siswa sendiri.
c) Memperkenalkan diri
Pada bentuk ini, siswa diminta untuk memperkenalkan diri secara
bergantian di depan kelas.
d) Menceriterakan kembali
Pada bagian ini, siswa dibacakan sebuah teks, kemudian ia meceriterakan
kembali isi bacaan tersebut di depan teman-temannya
e) Percakapan terpimpin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Hal yang akan dilakukan dalam bentuk ini adalah guru menceriterakan
suatu situasi tertentu dalam bentuk percakapan. Lalu untuk kegiatan
berikutnya, dua siswa diminta untuk melanjutkan percakapan tersebut.
f) Diskusi
Bentuk ini dapat dilakukan secara berkelompok; selanjutnya masingmasing kelompok diberi topik diskusi secara berbeda-beda; kemudian guru
mengadakan evaluasi pada masing-masing kelompok untuk mengukur
kemampuan berbiacara siswa
g) Pidato atau bebas berbicara
Bentuk ini dilakukan dengan cara guru mempersilahkan siswa untuk
memilih salah satu topik yang ditawarkan kemudian menyusun menjadi
pokok-pokok pikiran.
2.3 Metode Jigsaw
2.3.1 Hakikat Metode Jigsaw
Metode Jigsaw pertama kali dikembangkan oleh Aronson (1975). Metode
ini memiliki dua versi tambahan, Jigsaw II (Slavin, 1989) dan Jigsaw III (Kagan,
1990). Metode ini dapat diterapkan untuk materi-materi yang berhubungan
dengan keterampilan membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Ia
menggabungkan keempat aktivitas keterampilan berbahasa itu. Dalam Jigsaw,
guru harus memahami kemampuan dan pengalaman siswa dan membantu siswa
mengaktifkan skema ini agar materi pelajaran menjadi lebih bermakna. Guru juga
memberi banyak kesempatan pada siswa untuk mengolah informasi dan
meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2.3.2 Proses metode Jigsaw
1) Guru membagi topik pelajaran menjadi empat bagian/subtopik.
Misalnya, topik tentang novel dibagi menjadi alur, tokoh, latar, dan
tema.
2) Sebelum subtopik-subtopik itu diberikan, guru memberikan
pengenalan mengenai topik yang akan dibahas pada pertemuan hari
itu. Guru bisa menuliskan topik ini di papan tulis dan bertanya
kepada siswa apa yang mereka ketahui mengenai topik tersebut.
Kegiatan brainstorming ini dimaksudkan untuk mengaktifkan
kemampuan siswa agar lebih siap menghadapi bahan pelajaran
yang baru.
3) Bagian/subtopik
pertama
diberikan
pada
siswa/anggota
1,
sedangkan siswa anggota 2 menerima bagian/subtopik yang kedua.
Demikian seterusnya.
4) Kemudian, siswa diminta membaca/ mengerjakan bagian/subtopik
mereka masing-masing.
5) Setelah selesai, siswa saling berdiskusi mengenai bagian/subtopik
yang dibaca/dikerjakan masing-masing bersama rekan-rekan satu
anggotanya. Dalam kegiatan ini, siswa bisa saling melengkapi dan
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.
6) Khusus untuk kegiatan membaca, guru dapat membagi bagianbagian sebuah cerita
yang belum utuh kepada masing-masing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
siswa.
Siswa
membaca
bagian-bagian
tersebut
untuk
memprediksikan apa yang dikisahkan dalam cerita tersebut.
7) Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik tersebut.
Diskusi ini bisa dilakukan antar kelompok atau bersama siswa.
2.3.3 Faktor Keberhasilan Metode Jigsaw
Faktor-faktor kunci keberhasilan yang harus diperhatikan dalam penerapan model
pembelajaran jigsaw adalah:
1. Positive interdependence. Setiap anggota kelompok harus memiliki
ketergantungan satu sama lain yang dapat menguntungkan dan merugikan
anggota kelompok lainnya.
2. Individual accountability. Setiap anggota kelompok harus memiliki rasa
tanggung jawab atas kemajuan proses belajar seluruh anggota termasuk
dirinya sendiri.
3. Face-to-face promotive interaction. Anggota kelompok melakukan
interaksi tatap muka yang mencakup diskusi dan elaborasi dari materi
pembahasan.
4. Social skills. Setiap anggota kelompok harus memiliki kemampuan
bersosialisasi dengan anggota lainnya sehingga pemahaman materi dapat
diperoleh secara kolektif.
5. Groups processing and Reflection. Kelompok harus melakukan evaluasi
terhadap proses belajar untuk meningkatkan kinerja kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
2.3.4 Hambatan Metode Jigsaw
Tidak selamanya proses belajar dengan model Jigsaw berjalan
dengan lancar. Ada beberapa hanbatan yang dapat muncul antara
lain:
1.
Kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan model
ini. Peserta didik dan pengajar masih terbawa kebiasaan model
konvensional, dimana pemberian materi terjadi secara satu arah.
2.
Terbatasnya waktu. Proses model pembelajaran ini
membutuhkan waktu yang lebih banyak, sementara waktu
pelaksanaan model ini harus disesuaikan dengan beban kurikulum.
2.4 Kerangka Berpikir
Kegiatan berbicara untuk menyampaikan laporan pada SMP
merupakan kegiatan yang wajib dilakukan. Akan tetapi, kenyataan yang terjadi
adalah siswa SMP saat ini sepertinya tidak tertarik dengan kegiatan berbicara.
Menurut guru mata pelajaran bahasa Indonesia, kemampuan berbicara pada siswa
kelas VIII C SMP Aloysius Turi Sleman belum maksimal. Penelitian difokuskan
pada kemampuan berbicara. Sebagai peningkatan kemapuan menyampaikan
laporan
pembelajaran
dilakukan
dengan
menggunakan
metode
Jigsaw.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian yang akan dilakukan diberi judul
“Peningkatan Kemampuan Menyampaikan Laporan dengan Menggunakan
Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII C, Semester II SMP Aloysius Sleman.”
Peningkatan kemampuan menyampaikan laporan dapat ditingkatkan
dengan menerapkan metode Jigsaw. Metode ini sangat membantu siswa untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
berpikir kritis, melatih siswa untuk dapat mengatasi masalah-masalah seputar
kendala dalam berbicara di depan umum karena tidak terbiasa atau bahkan tidak
mengetahui langkah-langkahnya. Penulis sangat yakin, dengan menggunakan
metode Jigsaw ini dapat meningkatkan kemampuan berbicara pada siswa.
Penelitian yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan dua siklus
yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Tahap ini akan memberikan data.
Data akan diperoleh melalui teknik tes dan non tes. Kemudian, data-data yang
sudah diperoleh akan diolah untuk mengetahui persentase ketuntasan belajar, nilai
rata-rata kelas, dan untuk mengetahui perbeda antara siklus I dan siklus II.
2.5 Hipotesis
Metode Jigsaw dapat meningkatkan kemampuan menyampaikan laporan pada
siswa kelas VIII C SMP Aloysius Turi semester 1 tahun ajaran 2015/2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai jenis penelitian, subjek
dan objek penelitian, waktu dan tempat penelitian, prosedur penelitian, teknik
pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, dan indikator
keberhasilan.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Penelitian tindakan kelas adalah belajar sambil bekerja (learning by
doing). Oleh sebab itu, penelitian ini disebut juga sebagai learning by doing
research. Dalam penelitian ini ada sekelompok orang bekerja sama melakukan
identifikasi sebuah masalah, melakukan sesuatu utnuk mencari pemecahannya,
mengadakan pengamatan bagaimana usaha tersebut dapat berhasil, jika tidak
berhasil, mencoba melakukan kembali. Secara singkat, batasan penelitian
tindakan kelas (cllasroom action reseacrc), sebagaimana dikemukakan oleh
Gilmore, Krantz, & Ramirez (1986) adalah sebagai berikut:
“penelitian tindakan kelas bertujuan untuk membantu pada hal-hal yang
bersifat praktis dalam suatu situasi problematik dan lebih jauh untuk tujuan
pengembangan ilmu-ilmu sosial. Dengan demikian, ada komitmen bersama dalam
penelitian tindakan kelas untuk mengkaji sebuah sistem dan secara bersamaan
melakukan kerja kolaborasi dengan para anggota.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
dan dari hasil pengamatan, peneliti dapat mengetahui perkembangan dan masalah
yang terjadi selama kegiatan berlangsung. Dengan demikian, peneliti dapat
melakukan perbaikan-perbaikan pada tahap atau siklus selanjutnya berdasarkan
hasil pengamatan.
Untuk mencapai tujuan tersebut memerlukan kolaborasi secara aktif antara
peneliatian dan partner (client), dengan demikian penelitian ini menekankan
pentingnya “co-learning” sebagai aspek utama proses penelitian”.
Berdasarkan batasan di atas, penelitian tindakan kelas dipakai dalam
situasi nyata karena fokus utamanya adalah pemecahan masalah-masalah riil di
lapangan. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dapat kita lakukan
dalam situasi praktis, dengan maksud untuk meningkatkan atau memperbaiki
situasi praktis. Penelitian tindakan kelas dapat dilakukan secara bersama-sama
dengan peneliti profesional dengan tujuan untuk meningkatkan, misalnya strategi,
praktik, dan pengetahuan dalam situasi riil di lapangan. Penelitian ini dibuat untuk
memberdayakan seluruh partisipan dalam proses pendidikan (peserta didik, guru,
dan pihak-pihak lain) dengan maksud untuk meningkatkan praktik pendidikan
atau pembelajaran yang dilakukan dalam pengalaman pendidikan (Hopkins,
1993).
3.2 Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C semester 2 yang berjumlah
35 orang, tahun ajaran 2014/2015, SMP Aloysius Turi Sleman. Objek penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
adalah pelaksanaan peningkatan kemampuan menyampaikan laporan dengan
menggunakan metode Jigsaw.
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Peneliti memilih SMP Aloysius Turi Sleman sebagai tempat penelitian
dalam penelitian ini. SMP Aloysius Turi Sleman beralamat di jalan Donokerto,
Turi, Sleman, Yogyakarta 55551.
3.4 Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dua siklus.
Sebelum pelaksanaan siklus, peneliti mengadakan observasi untuk mengetahui
kemampuan awal kemampuan berbicara siswa. Observasi ini dilakukan untuk
mngetahui kesulitan-kesulitan yang muncul pada saat proses pembelajaran
mengenai kegiatan berbicara.
Peneliti akan menerapkan dua silus. Pada siklus pertama, terdiri atas empat
tahap yaitu: (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) observasi, (d) refleksi. Keempat
langkah ini dilakukan secara berurutan dan diidentifikasi menjadi sebuah siklus.
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan PTK adaptasi dari Kemmis (dalam
Setyosari 2010:44-45).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
3.4 Siklus I
Siklus I terdiri dari empat tahap yaitu: perancanaan, tindakan, observasi,
dan refleksi.
1. Perencanaan (plan)
Rencana merupakan kegiatan awal untuk mengidentifikasi masalah
pembelajaran yang akan dihadapi di dalam kelas. Tindakan ini
akan dilakukan oleh guru di kelas. Dalam tahap ini, hal yang
dilakukan adalah mengadakan observasi di dalam kelas, dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
cara melakukan wawancara, membuat RPP sesuai dengan
proses/tindakan yang akan dilakukan, menentukan materi pokok
sesuai dengan pembelajaran yang akan dilakukan. Dalam
perencanaa ini bisa juga mengadakan penelitian awal untuk
mengetahui dan mengidentifikasi masalah dalam pembelajaran.
Kegiatan ini dapat dilakukan pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Kegiata berikutnya dalah membuat lembar observasi
dan pedoman wawancara untuk melihat proses pembelajaran yang
sedang berlangsung, lalu kegiatan selanjutnya adalah membuat
RPP, menentukan materi yang akan diterapkan pada saat proses
pembelajaran berlangsung sesuai dengan SK KD. Pada kegiatan
selanjutnya, guru menentukan topik dan teks bacaan untuk siswa,
melaksanakan
proses
pembelajaran,
menyiapkan
LKS,
mempersiapkan alat evaluasi untuk mengukur peningkatan hasil
belajar siswa dan yang terakhir adalah menyiapkan sumber dan
bahan pembelajaran.
2. Tindakan
Tahap ini dapat juga dikatakan sebagai tahap pelaksanaan. Pada
tahap pelaksanaan ini peneliti akan melaksanakan pembelajaran di
dalam kelas yang sudah ditentukan. Peneliti akan mengadakan
pertemuan sebanyak dua kali dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw. Peneliti akan menerapkan beberapa
langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran tindakan ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
a. Pertemuan I
1) Kegiatan pembelajaran dimulai dengan salam pembuka dari
guru, doa dan memaparkan apersepsi.
2) Pada apersepsi, guru dapat bertanya kepada siswa mengenai
isu yang sedang populer pada saat itu. Guru dapat bertanya
mengenai tanggapan siswa terhadap isu tersebut.
3) Setelah itu, guru dapat memberikan topik mengenai
perjalanan yang kemudian siswa diajak untuk memberikan
komentar
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
diterapkan selama proses pembelajaran
5) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap
beranggotakan 4-5 orang (kelompok asal). Setiap anggota
kelompok mendapatkan materi pelajaran yang berbeda.
6) Kemudian, untuk siswa yang mendapatkan nomor soal
yang sama akan bergabung dan menyelesaikan soal dalam
satu kelompok (kelompok ahli)
7) Siswa diminta mengamati teks yangg sudah diberikan di
dalam kelompok ASAL
8) Setelah mengamati, siswa diminta untuk menanya kepada
guru mengenai hal-hal yang belum mereka paham dalam
teks tersebut di dalam kelompok ASAL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
9) Setelah siswa selesai menanya kepada guru, siswa dapat
mengeksplorasikan apa yang sudah mereka pahami ke
dalam kelompok AHLI
10) Dalam
kelompok
AHLI,
siswa
diminta
untuk
mengasosiasikan informasi yang didapatkannya.
11) Kemudian, siswa dapat mengomunikasikan hasil kerjanya
di dalam kelompok ASAL dan di depan kelas.
12) Guru dan peserta didik mengevaluasi dan menyimpulkan
hasil belajar
13) Guru memberikan soal untuk evalusi pembelajajaran dan
siswa mengerjakannya
14) Doa penutup dan salam penutup sebagai kegiatan penutup
Pertemuan II
1) Kegiatan pembelajaran dimulai dengan salam pembuka dari
guru, doa dan memaparkan apersepsi.
2) Pada apersepsi, guru dapat bertnanya kepada siswa
mengenai isu yang sedang populer pada saat itu. Guru dapat
bertanya mengenai tanggapan siswa terhadap isu tersebut.
3) Setelah itu, guru dapat memberikan topik mengenai
perjalanan yang kemudian siswa diajak untuk memberikan
komentar
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
diterapkan selama proses pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
5) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap
beranggotakan 4-5 orang (kelompok asal). Setiap anggota
kelompok mendapatkan materi pelajaran yang berbeda.
6) Kemudian, untuk siswa yang mendapatkan nomor soal
yang sama akan bergabung dan menyelesaikan soal dalam
satu kelompok (kelompok ahli)
7) Siswa diminta mengamati teks yangg sudah diberikan di
dalam kelompok ASAL
8) Setelah mengamati, siswa diminta untuk menanya kepada
guru mengenai hal-hal yang belum mereka paham dalam
teks tersebut di dalam kelompok ASAL
9) Setelah siswa selesai menanya kepada guru, siswa dapat
mengeksplorasikan apa yang sudah mereka pahami ke
dalam kelompok AHLI
10) Dalam
kelompok
AHLI,
siswa
diminta
untuk
mengasosiasikan informasi yang didapatkannya.
11) Kemudian, siswa dapat mengomunikasikan hasil kerjanya
di dalam kelompok ASAL dan di depan kelas.
12) Guru dan peserta didik mengevaluasi dan menyimpulkan
hasil belajar
13) Guru memberikan soal untuk evalusi pembelajajaran dan
siswa mengerjakannya
14) Doa penutup dan salam penutup sebagai kegiatan penutup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3. Observasi
Observasi dilaksanakan pada saat tahap tindakan dilaksanakan.
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan pada saat proses
belajar berlangsung. Kegiatan yang dilakukan adalah menemukan dan
mencatat semua temuan yang ada selama proses pembelajaran
berlangsung. Kegiatan guru dan siswa dicatat sebagai pedoman
penyusunan hasil peneliti.
4. Refleksi
Tahap refleksi ini digunakan untuk mengevaluasi hasil pertemuan
bersama guru selama proses pembelajaran berjalan. Di sini akan
menyimpulkan bahwa apakah perlu diadakannya lagi penelitian
berikutnya atau tidak. Peneliti akan merefleksikan semua yang terjadi
pada siklus I, baik itu kelemahannya maupun kekurangannya. Hasil
refleksi siklus I digunakan sebagai bahan acuan untuk pelaksanaan
tindakan pada siklus II.
3.4.2 Siklus II
Pada dasarnya, tahap-tahap yang diterapkan pada siklus II sama
dengan tahap-tahap yang dilakukan pada siklus I. Siklus II bertujuan untuk
memperbaiki pembelajaran pada siklus I. Adapun tahapannya adalah
1) Perencanaan
Pada siklus kedua ini, peneliti akan membuat Rencana Proses
Pembelajaran (RPP) yang prosesnya sama dengan RPP pada siklus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
I. RPP ini dibuat berdasarkan semua evaluasi pada siklus I dengan
tujuan agar pembelajaran pada siklus 2 tercapai.
2) Tindakan
Pada kegiatan ini, siswa dapat memahami apa yang disampaikan
oleh guru, lalu menanyakan hal guru dapat bertanya kepada siswa
mengenai kesulitan dalam berbiacara di dalam kelompok maupun
di depan kelas. Setelah itu, guru dapat membagi kelompok seperti
pada siklus I yang terdiri dari 5 – 6 orang. Kegiatan ini sama
seperti kegiatan pada siklus I, siswa diminta untuk berdiskusi
mengenai bacaan yang sudah diberikan. Sama seperti kegiatan
pada siklus I, siswa diminta untk bekerja dalam kelompok asal, lalu
membetuk kelompok ahli untuk berisdkusi lebih lanjut. Setelah
beberapa waktu berdiskusi, siswa dapat kembali ke kelompk asal
untuk menyampaikan informasi yang telah didapatkan dari
kelompok ahli. Setelah itu, guru dapat meminta siswa tertentu
untuk mempresentasikan hasil diskusi, lalu pembelajaran dapat
diakhiri dengan membuat kesimpulan mengenai pembelajaran yang
telah berlangsung.
3) Observasi
Observasi pada siklus II dapat dilakukan secara bersamaan dengan
tindakan. Observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan data
mengenai kerja siswa pada siklus II. Pedoman observai ini sama
dengan pedoman observasi pada siklus I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
4) Refleksi
Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi dari tindakan siklus II.
Peneliti dan guru dapat mendiskusikan mengenai hal-hal yang
ditemui pada saat proses pembelajaran. Dalam tindakan ini juga
dapat
dilakukan
untuk
menyimpulkan
apakah
indikator
keberhasilan sudah tercapai atau belum.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam peelitian ini menggunakan dua teknik,
yaitu teknik tes dan nontes.
3.5.1 Teknik Tes
Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan menyampaikan laporan
siswa. Tes yang dilakukan adalah tes kemampuan menyampaikan laporan dengan
materi menyampaikan laporan dari sebuah teks laporan perjalanan. Data yang
dikumpulkan adalah hasil tes yang dilakukan pada setiap akhir siklus. Aspekaspek penilaian tes dalah: (1) ketepatan intoonasi, (2) kelancaran dalam berbicara,
(3) kecepatan dan kejelasan dalam berbicara, (4) ketepatan mengucapkan bunyi
(vokal dan konsonan), dan (5) keruntutan dalam menyampaikan informasi.
Format penilaian menyampaikan laporan lihat pada lampiran.
3.5.2 Teknik Nontes
Data yang dikumpulkan dengan teknik nontes adalah
a. Hasil observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Observasi dilakukan sebelum penelitian melaksanakan pembelajaran.
Observasi digunakan untuk mengetahui proses belajar yang dilakukan,
metode dan media yang digunakan guru dalam pembelajaran.
b. Hasil Wawancara
Wawancara dengan siswa dan guru sebelum peneliti melaksanakan
kegiatan
pembelajaran.
Wawancara
dilakukan
untuk
mengetahui
bagaimana kegiatan pembelajaran berbicara untuk menyampaikan laporan.
c. Pemotretan
Pemotretan
bertujuan
agar
kegiatan
belajar
mengajar
dapat
didokumentasikan sebagai data.
3.6 Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua bentuk instrumen, yaitu tes dan nontes.
Instrumen tes berupa kegiatan berbicara untuk mengetahui kemampuan berbicara
siswa, sedangkan instrument nontes diberikan dalam bentuk observasi dan
kamera. Tindakan ini dilakukan untuk mengetahui kegiatan pembelajaran di
dalam kelas.
3.6.1 Tes
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan berbicara siswa.
Adapun tindakan dilakukan dengan cara meminta siswa utnuk mencoba berbicara
di depan kelas. Dalam hal ini, ada kriteria yang harus diterapkan. Kriteria-kriteria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
tersebut adalah, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, berbicara
dengan runtut, intonasi yang jelas, dan ekspresi yang baik.
3.6.2 Nontes
Pada kegiatan ini, instrument nontes digunakan untuk mengamati sitauasi
pembelajaran. Kegiatan ini dapat dilihat melalui keterlibatan atau keaktifan siswa
di dalam kelas pada saat proses pembelajaran berbicara berlangsung. Instrument
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah berupa observasi, wawancara,
dan dokumentasi.
1) Observasi
Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik
mengumpulkan data dengan cara mengadakan pengamatan
kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan ini dilakukan dengan
mengamati proses pembelajaran bahasa Indonesia. Observasi
dilakukan oleh peneliti dan didampingi oleh guru bahasa Indonesia.
Berikut pedoman observasi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Observasi Kegiatan Pembelajaran
Mata Pelajaran
Kelas / semester
Jumlah siswa
Tanggal
No.
: Bahasa Indonesia
: VIII/ 1
:22 orang
:
Aspek yang Diamati
Ya
Tidak
Keterangan
Tambahan
A.
Aktivitas Guru di Kelas
Kegiatan Awal
1.
Guru guru menyapa peserta
didik
2.
Guru mempresensi kehadiran
siswa
3.
Guru melakukan apersesi
4.
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran
B.
Kegiatan Inti
5.
Guru membagi siswa dalam
beberapa kelompok (kelompok
ASAL)
6.
Siswa mengamati teks yang
diberikan oleh guru
7.
Siswa menannya mengenai hal
yang belum dimengerti
8.
Siswa membentuk kelompok
baru (kelompok AHLI)
9.
Siswa mengeksplorasi
informasi dari kelompok AHLI
10. Siswa mengasosiasi informasi
yang didapatkan dari kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
AHLI ke dalam kelompok
ASAL
11. Siswa mengomunikasikan
informasi di depan kelas
C.
Kegiatan Penutup
12. Siswa mengemukakan kesulitan
dan manfaat selama pelajaran
berlangsung
13. Siswa diminta untuk
memberikan komentar mengenai
kegiatan pembelajaran yang
telah berlangsung
14. Guru memberikan penjelasan
mengenai manfaat dari proses
pembelajaran yang telah
berlangsung
15. Guru memberikan motivasi
terhadap siswa
16. Guru menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Observasi Siswa
No.
Aspek
1.
Siswa memperhatikan guru
2.
Siswa mencoba memikirkan
masalah diberikan guru
3.
Siswa berdiskusi dalam kelompok
(kelompok ASAL)
4.
Siswa aktif mencari informasi
dalam buku atau mencari tahu
kepada teman kelompok (kelompok
ASAL)
5.
Siswa berani bertanya kepada guru
jika menemukan kesulitan
(kelompok ASAL)
6.
Siswa bergabung dalam kelompok
baru (kelompok AHLI)
7.
Siswa penuh konsentrasi menyimak
teman kelompok yang sedang
berbicara untuk menyampaikan
hasil diskusi dari kelompok ASAL
8.
Siswa mampu memahami semua
informasi yang didapatkan di dalam
kelompok AHLI
9.
Siswa kembali ke kelompok ASAL
Ya
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
untuk menyampaikan informasi
yang sduah didapatkan di dalam
kelompok AHLI
10.
Siswa memberikan tanggapan atas
hasil diskusi yang dipresentasikan
di depan kelas
11.
Siswa mampu membuat hasil
diskusi secara umum
2) Wawancara
Wawancara
(interview)
merupakan
suatu
metode
untuk
mendapatkan informasi melalui dialog antara nerasumber dan
peneliti. Narasumber yang diwawancarai adalah:
 Guru bahasa Indonesia kelas VII C SMP Aloysius Turi, Ibu
Gusti Dinda Damarsasi, S.Pd., peneliti bertanya tentang
bagaimana
kemampuan
berbicara
pada
siswa
yang
bersangkutan, strategi apa saja yang sudah digunakan dalam
proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan
berbicara
 Siswa kelas VIII C
Kegiatan wawancara terhadap siswa/i ini dilakukan untuk
mengetahui hal-hal mengenai proses pembelajaran di kelas.
Apakah mereka tertarik atau membosankan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Instrumen Wawancara Guru dan Siswa
Kemmpuan Menyampaikan Laporan Pra Siklus
No.
Pertanyaan
A.
Wawancara dengan Guru
1.
Sebelum memulai pembelajaran, apa saja
yang harus dipersiapkan?
2.
Bagaimana cara menyusun materi
pembelajaran agar sesuai dengan SK dan
KD yang berlaku?
3.
Dalam mengajarkan materi tentang
berbicara, aspek apa saja yang harus
diperhatikan?
4.
Metode apakah yang digunakan pada saat
membawakan materi tentang berbicara?
5.
Pada saat mengajarkan materi tentang
berbicara, apakah ada kesulitan yang cukup
mengganggu proses pembelajaran?
6.
Jika ada kesulitan, bagaimana caranya
untuk mengatasi kesulitan itu?
7.
Bagaimana cara Ibu untuk membangkitkan
minat bicara siswa?
8.
Bagaimana hasil kemampuan berbicara
siswa?
Jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
9.
Apakah Ibu sudah menerapkan semua
aspek yang sudah disiapkan untuk materi
berbicara?
10. Strategi apa yang digunakan agar dapat
memberi perhatian kepada siswa secara
menyeluruh?
11. Setelah menerapkan strategi, metode, dan
aspek yang sudah disampaikan, apakah
batas KKM kemampuan berbicara siswa
dapat tercapai?
B.
Wawancara dengan Siswa
1.
Bagaimana menurutmu pembelajaran
bahasa Indonesia selama ini?
2.
Menurutmu, bagaimana proses guru
mengajar?
3.
Dengan cara guru mengajar seperti itu,
apakah kamu memahami materi pelajaran?
4.
Menurutmu, apakah guru menguasai materi
pelejaran dengan baik?
5.
Apakah keterampilan berbicara sering
dilakukan oleh guru?
6.
Apa yang kamu ketahui tentang
keterampilan berbicara?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
7.
Apakah kamu suka dengan kegiatan
berbicara?
8.
Apakah kamu mempunyai kesulitan dalam
kagiatan berbicara?
9.
Apakah kamu dapat mengatasi kesulitan
dalam berbicara?
10. Apakah kamu dapat menyimpulkan sesuatu
melalui kegiatan berbicara?
3. Dokumentasi
Metode ini akan dilakukan dengan cara mengumpulkan data
melalui
arsip-
arsip di sekolah.
3.7 Teknik Analisis Data
Ada dua teknik yang dilakukan dalam dua teknik, yaitu teknik kualitatif dan
teknik kuantitatif.
3.7.1 Teknik Kualitatif
Teknik kualitatif diguanakan untuk data yang diperoleh dari hasil nontes.
Data yang akan dianalisis adalah data yang diperoleh pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung.
3.7.2 Teknik Kuantitatif
Teknik kuantitatif digunakan untuk menghitung kemampuan berbicara
siswa dalam menyampaikan informasi di dalam kelompok dan di depan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Penghitungan kemampuan menyampaikan laporan, rata-rata kelas dan uji
perbedaan.
a. Analisis kemampuan menyampaikan laporan
Nilai
=
jumlah skor perolehan
____________________ X 100
Jumlah skor maksimal
b. Perhitugan rata-rata kelas
Rata-rata =∑ nilai semua siswa
_________________
(Arikunto, 2002)
∑ Siswa
c. Uji perbedaan dengan menggunakan uji “t”
Data yang akan diuji yaitu data perbedaan hasil tes siswa pada
kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Apakah ada perbedaan yang
nyata antara data-data tersebut. Uji yang akan digunakan adalah
paired sample t test. Rumus sebagai berikut:
t hitung
–
dengan S=
3.8 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan pelaksanaan dapat dilihat dari peningkatan
kemampuan berbicara. Keberhasilan tidak ditentukan pada hasil akhr, tetapi dapat
dilihat pada proses yang sedang berlangsung pada saat pembelajaran atau pada
proses berlangsungnya penelitian dengan indikator keberhasilan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
No.
1.
Indikator
Menyampaikan
laporan
secara
lisan dengan bahasa yang baik
dan benar
Kondisi awal
Siklus I
Siklus II
Jumlah
siswa
yang
belum
tuntas
dalam
pembelajaran
berbicara adalah
22
siswa.
Dengan kata lain
tidak ada siswa
yang tuntas pada
penelitian awal
Enam
puluh
enam persen
(66%)
mencapai
KKM, dalam
kompetensi
dasar
menyampaikan
laporan
Delapan puluh
dua
persen
(82%)
mencapai
KKM, dalam
kompetensi
dasar
menyampaikan
laporan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini dibahas tentang deskripsi data pelaksanaan penelitian, hasil
penelitian, dan pembahasan. Deskripsi pelaksanaan penelitian berisi deskripsi
tempat penelitian, rencana penelitian siklus I dan siklus II, dan pelaksanaan
penelitian siklus I dan siklus II.
4.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan di SMP Aloysius Turi, Sleman. SMP
Aloysius Turi terletak di Donokerto, Turi, Sleman D.I. Yogyakarta 55551.
Pelaksanaan tindakan ini diadakan dengan dua siklus, siklus I dilaksanakan pada
hari Sabtu, 29 Agustus 2015 dan Selasa, 5 September 2015. Siklus II dilaksanakan
pada hari Sabtu, 19 September 2015 dan Sabtu, 26 September 2015 . Kelas yang
menjadi subjek penelitian ini adalah kelas VIII C dengan jumlah 22 siswa, yang
terdiri dari 18 orang laki-laki dan 4 orang perempuan.
Penelitian ini melibatkan guru bahasa Indonesia kelas VIII C yaitu Ibu
Gusti Dinda Damarsasi, S. Pd., yang ikut membantu pelaksanaan tindakan kelas
ini. Peneliti dan guru tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin
memecahkan masalah pembelajaran kemampuan menyampaikan laporan yang ada
di sekolah. Pada penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengajar sekaligus
sebagai pengamat. Peneliti bertugas untuk memberikan materi dan mengamati
kegiatan pembelajaran. Peneliti akan mengevaluasi hasil pembelajaran berbicara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
dan dari hasil pengamatan, peneliti dapat mengetahui perkembangan dan masalah
yang terjadi selama kegiatan berlangsung. Dengan demikian, peneliti dapat
melakukan perbaikan-perbaikan pada tahap atau siklus selanjutnya berdasarkan
hasil pengamatan.
Sebelum
diterapkan
tindakan
untuk
meningkatkan
kemampuan
menyampaikan laporan, peneliti mengadakan prates (tes awal). Tujuan melakukan
prates adalah agar peneliti dapat mengetahui kemampuan awal berbicara siswa.
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode Jigsaw. Evaluasi dari
penelitian ini adalah penilaian hasil tes kemampuan menyampaikan laporan. Pada
kegiatan prates, peneliti hanya mengamati siswa saat sedang mengikuti proses
pembelajaran tanpa meminta siswa untuk mengerjakan soal apapun.
4.2 Analisis Data Pelaksanaan Penelitian
4.2.1 Analisis Siklus I
Siklus pertama dilakukan dalam empat tahap, yakni (1) tahap perencanaan,
(2) tahap pelaksanaan tindakan (3) observasi, dan (4) refleksi. Setiap tahapan akan
diuraikan secara rinci. Siklus pertama dilaksanakan dalam 4 jam pelajaran.
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan peneliti melakukan berbagai persiapan yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan tindakan.Pertama, membuat scenario
pembelajaran yang meliputi silabus dan RPP, menyusun bahan
pembelajaran seperti mempersiapkan bahan tajuk rencana yang sedang
hangat dibicarakan dan lembar kerja siswa.Kedua, mempersiapkan alat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
pengumpulan data yaitu kamera.Ketiga, mempersiapkan rubric penilaian
(pedoman penilaian) dan pedoman observasi.
2. Pelaksaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dilakukan dalam 2 kali
pertemuan (4 jp).
Pertemuan I
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 29
Agustus 2015 berlangsung selama 80 menit dari pukul 07.30
sampai pukul 08.50 WIB.
Berdasarkan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran,
pelaksanaan tindakan dibagi menjadi tiga kegiatan, yaitu:
a) Kegiatan awal
Salam pembuka, mempresensi siswa, bertanya tentang
pelajaran minggu lalu, dan memberikan pertanyaan untuk
persiapan mengikuti pelajaran hari ini
b) Kegiatan inti
Eksplorasi
1) Guru menjelaskan tentang tujuan dan proses
pembelajaran hari ini
2) Guru
menayangkan
beberapa
video
tentang
menyampaikan laporan
3) Guru melakukan apersespsi setelah menonton video
tentang menyampaikan laporan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Elaborasi
1) Membentuk empat kelompok secara acak dengan
berhitung (kelompok ASAL)
2) Guru memberikan materi tentang menyampaikan
laporan dalam bentuk handout
3) Setiap kelompok mendapatkan teks yang berbeda
4) Siswa diminta untuk memahami semua materi di
dalam handout
5) Siswa membentuk kelompok baru yang terdiri dari
siswa
yang mendapatkan nomor
yang sama
(kelompok AHLI)
6) Siswa berdiskusi mengenai materi dari kelompok
ASAL
7) Setelah selesai berdiskusi, siswa diminta untuk
kembali ke kelompok ASAL untuk memaparkan
hasil diskusi dari kelompok AHLI secara bergiliran.
Konfirmasi
1) Setiap kelompok memaparkan hasil kerja
kelompok di depan kelas
c) Kegiatan akhir
1) Siswa dan guru menyimpulkan kegiatan
pembelajaran hari ini
2) Siswa dan guru melakukan refleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
3) Salam penutup dan doa
Pertemuan II
Pertemuan kedua dilaksanakan pada Selasa, 1 September
2015, berlangsung selama 80 menit dari pukul 08.50 sampai pukul
10.10 WIB.
a) Kegiatan awal
Salam pembuka, mempresensi siswa, bertanya tentang
pelajaran minggu lalu, dan memberikan pertanyaan untuk
persiapan mengikuti pelajaran hari ini
b) Kegiatan inti
Eksplorasi
1) Guru menjelaskan tujuan dan proses pembelajaran hari
ini
2) Guru
menayangkan
beberapa
video
tentang
menyampaikan laporan
3) Guru melakukan apersespsi setelah menonton video
tentang menyampaikan laporan
Elaborasi
1) Siswa kembali bergabung dalam kelompok asal
2) Guru meminta siswa untuk menentukan satu topik
secara bebas untuk melakukan kegiatan menyampaikan
laporan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3) Kemudian
siswa
diminta
untuk
mempraktekkan
kegiatan menyampaikan laporan di dalam kelompok
4) Guru mengamati kegiatan yang dilakukan oleh siswa
Konfirmasi
1) Siswa mempresentasikan laporan di depan kelas
c) Kegiatan akhir
1) Siswa
dan
guru
menyimpulkan
kegiatan
pembelajaran hari ini
2) Siswa diminta untuk membuat video tentang
menyampaikan laporan
Untuk pelajaran bahasa Indonesia, siswa dinyatakan tuntas apabila mencapai nilai
78.Berikut ini disajikan tabel frekuensi nilai kondisi awal dan siklus I kemampuan
menyampaikan laporan berdasarkan nilai akhir.
Tabel 4.1
Tabel Frekuensi Data Awal dan Siklus I
NO
Nilai akhir
1
88-97
Kemampuan Menyampaikan Laporan
Frekuensi (f)
Persentase
Data awal
Siklus I
Data awal
Silus I
1
0%
4%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
2
3
4
5
6
7
8
9
78-87
68-77
58-67
48-57
38-47
28-37
18-27
0
Jumlah siswa
3
10
5
4
22
2
6
9
3
1
-
0%
0%
14%
45%
23%
18%
0%
0%
22
10%
27%
41%
14%
4%
0%
0%
0%
Berdasarkan Tabel di atas, diketahui bahwa sebelum tindakan dilaksanakan
jumlah siswa yang belum tuntas dalam kegiatan berbicara adalah 22 siswa.
Dengan kata lain, tidak ada siswa yang tuntas pada penelitian awal. Sementara itu,
siswa yang sudah tuntas KKM pada siklus 1 ada 3 siswa sedangkan siswa dari
keseluruhan siswa yang berjumlah 22 orang belum tuntas. Hal ini berarti masih
ada 19 siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran berbicara khususnya dalam
berwawancara dan menyampaikan laporan.Setelah diketahui frekuensi nilai siswa
kelas VIII C dalam kemampuan melaporkan, peneliti melakukan perhitungan
presentae ketuntasan belajar. Dengan demikian, dapat diketahui jumlah frekuensi
siswa yang tuntas KKM mengalami peningkatan.
Adapun presentase ketuntasan kemampuan menyampaikan laporan pada
siklus 1 dibuat dalam bentuk diagaram berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Diagram Kemampuan Menyampaikan Laporan
14%
Tidak Tuntas
Tuntas
86%
Dari data di atas data dijelaskan bahwa pada siklus 1 dari 22 siswa, jumlah
siswa yang tuntas adalah 3 siswa dengan presentase 14%, 19 siswa dinyatakan
belum tuntas dengan jumlah presentase 86%.
Berdasarkan
data
di
atas,
dapat
dilihat
peningkatan
kemampuan
menyampaikan laporan dari kondisi awal hingga siklus I. data tersebut didapatkan
dari hasil tes kemampuan melaporkan yang menilai 5 aspek.Hasil tes kemampuan
melaporkan dengan menggunakan metode Jigsaw pada siklus I dapat dilihat pada
grafik berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
jumlah siswa
15
12
10
6
7
10
8
8
8
5
3
1
0
1
0
3
6
Cukup Baik
4
3
1
Baik
8
7
6
4
Sangat Baik
00
Kurang Baik
3
1
Sangat Kurang Baik
0
Data tersebut menunjukkan bahwa untuk aspek ketepatan intonasi terdapat
6 orang siswa yang mendapatkan skor dalam kategori sangat baik. Siswa yang
mendapatkan skor dalam kategori baik sebanyak 7 orang, dalam kategori sukup
baik ada 8 orang, sedangkan dalam kategori kurang baik ada 1 orang.
Pada aspek keruntutan, ada 8 siswa yang masuk dalam kategori sangat baik,
10 siswa dalam kategori baik, 8 siswa dalam kategori cuku baik, dan ada 1 siswa
dalam kategori kurang baik.
Pada aspek ketepatan dan kejelasan, terdapat 4 siswa dalam kategori sangat
baik, 8 siswa dalam kategori baik, 6 siswa dalam kategori cukup baik, dan 1 siswa
dalam kategori kurang baik.
Pada aspek ketepatan mengucapkan bunyi terdapat 7 siswa dalam kategori
sangat baik, 12 siswa dalam kategori baik, dan 3 siswa dalam kategori baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Pada aspek percaya diri, terdapat 6 siswa dalam kategori sangat baik, 8 siswa
dalam kategori baik, 4 siswa dalam kategori cukup baik, dan 1 siswa dalam
kategori kurang baik.
3. Observasi
Tahap observasi ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses
pembelajaran itu berlangsung. Bentuk kegiatan observasi ini merupakan
pengmatan
langsung
oleh
peneliti
untuk
mengetahui
proses
berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Kegiatan observasi ini dilakukan
pada saat siswa sedang berdiskusi baik di dalam kelompok asal, kelompok
ahli, maupun di depan kelas. Observasi ini dilakukan oleh peneliti, tim
peneliti, dan guru yang mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia kelas
VIII C. observasi yang dilakukan merupakan bentuk pengamatan langsung
proses pembelajaran. Dalam hal ini, untuk mengetahui kemampuan
berbicara siswa, guru melihat hasil nilai yang diperoleh siswa setelah
pelaksanaan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar
penilaian.
Pembelajaran dimulai dengan salam pembuka, doa, mengisi
presensi, dan memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran hari
ini. Kemudian, guru memberikan apresepsi mengenai pembelajaran yang
akan berlangsung. Selain itu, guru dapat mengaitkan materi pelajaran
dengan kehidupan nyata yang dekat dengan siswa yang sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
terjadi.Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, diperoleh beberapa
fakta yang menunjukkan bahwa guru melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan pedoman dalam RPP yang telah disusun.Awalnya, kelas cukup
ramai karena beberapa siswa tidak bisa terkendali dengan baik.Akan
tetapi, setelah dituntun dengan penuh kesabaran pada akhirnya siswa
cukup terkendali dengan baik.Hal ini terbukti pada saat guru memberikan
apersepsi terlihat siswa sangat antusias dalam memberikan komentar dan
masukan.Pada saat berdiskusi kelompok, siswa terlihat cukup antusias
meskipun ada beberapa yang kelihatan bingung tetapi sebagian besar
mengerti dengan perintah dari guru.Pada saat berdiskusi di kelompok
ASAL, ada siswa yang sangat antusias, ada pula siswa yang cukup pasif.
Sementara itu, pada saat berdiskusi di kelompok AHLI, rata-rata semua
siswa berbicara, namun ada siswa yang serius berbicara mengenai materi
ada juga siswa yang asal membacakan tetapi tidak mengerti apa yang dia
bacakan.
Selain itu, pada tahap observasi ini ditemukan fakta baru bahwa
siswa VIII C SMP Aloysius Turi memang butuh pendampingan khusus
pada saat berdiskusi. Hal ini terbukti pada saat siswa ingin menyampaikan
ide kepada teman kelompoknya dan teman kelompoknya itu tidak
menerima pendapat satu sama lain.
4. Refleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan observasi
dilakukan.Refleksi dimanfaatkan untuk berdiskusi mengenai beberapa
rangkaian kegiatan, seperti: (1) mengolah nilai siswa, dan (2) berdiskusi
dengan guru dan para observer. Tahap ini dilakukan oleh guru bidang studi
dan tim observer.
Berdasarkan hasil diskusi antara guru dan para observer, diketahui
bahwa penggunaan metode Jigsaw meningkatkan kemampuan berbicara
siswa dibandingkan dengan diskusi kelompok pada umumnya.Siswa lebih
antusias dalam berinteraksi dengan teman kelompok dalam mendiskusikan
dan melaporkan hasil diskusi. Kualitas pembelajaran bahasa Indonesia
menjadi lebih baik dari pada kondisi awal. Terlihat dari antusiasme siswa
dalam berdinamika di dalam kelas meskipun masih ada beberapa siswa
yang belum antusias dalam bersinamika atau berkomentar untuk
menanggapi kelompok lain.
Hasil daru kegiatan refleksi ini memperlihatkan beberapa
kelemahan yang masih tampak dalam pelaksanaan siklus I, yaitu:
a) Waktu yang kurang efektif
Waktu yang diberikan untuk berdiskusi tidak lama untuk siswa
dapat mengusai materi.Butuh waktu yang cukup lama untuk
menguasai materi. Dengan demikian pengaturan waktu dapat
distrategikan kembali agar lebih efisien
b) Materi yang terlalu banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Handout
yang diberikan kepada siswa terlampau panjang,
sehingga siswa kewalahan utnuk menguasai materi sebanyak
itu. hal ini mengakibatkan ada beberapa siswa yang mala
membaca handout. Oleh karena itu, untuk siklus berikutnya
materi yang diberikan akan lebih pendek agar siswa mudah
menguasai materi dengan baik.
c) Kurangnya motivasi
Kurangnya motivasi kepada siswa membuat siswa kurang
terpacu untuk berani mengungkapkan idea tau pendapat serta
komentar mengenai materi yang disampaikan. Ada beberapa
siswa yang sepertinya sudah mampu hanya belum didukung
oleh motiyasi akhirnya belum berani utnuk maju di depan
teman-temannya.
4.2.2
Faktor-
factor
yang
Mempengaruhi
Ketuntasan
dan
Ketidaktuntasan Siswa di Siklus I
Berdasarkan hasil observasi dan nilai yang diperoleh dari
tes berbicara diketahui ada beberapa factor yang mepengaruhi
ketuntasan dan ketidaktuntasan dalam berbicara.Pertama adalah
factor waktu yang tidak efektif.Waktu yang terlalu singkat
sehingga siswa tidak mampu menguasai materi.
Factor yang kedua, materi yang terlalu banyak. Dalam hal
ini, tim peneliti belum membuat materi sesimple mungkin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Sehingga materi terlampau banyak dan siswa susah untuk
menguasai materi.
4.2.3
Analisis Siklus II
Siklus pertama dilakukan dalam empat tahap, yakni (1) tahap
perencanaan, (2) tahap pelaksanaan tindakan (3) observasi, dan (4)
refleksi. Setiap tahapan akan diuraikan secara rinci. Siklus pertama
dilaksanakan dalam 4 jam pelajaran.
1. Perencanaan
Pada perancanaan siklus II dibuat didasarkan pada hasil
refleksi siklus I. dalam perancanaan siklus II ini peneliti ingin
memperbaiki manajemen waktu agar lebih efektif dan
pemilihan materi.Pemilihan materi akan dibuat lebih pendek
tetapi tidak terjangkau sempit juga. Peneliti juga akan
mengurangi soal pada LKS sehingga materi yang belum
dipahami dapat didiskusikan dengan baik.
Peneliti menyiapkan RPP hamper sama dengan RPP yang
dibuat pada siklus I, yang membedakannya adalah waktu
pembelajaran dan topic pembelajaran. Pada siklus II ini peneliti
lebih menekankan pada praktek siswa dalam berwawancara.
Siswa akan melakukan kegiatan berwawancara dalam bentuk
kelompok.
2. Pelaksanaan Tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II akan
mengikuti panduan dalam RPP. Pelaksanaan tindakan
siklus dua dilaksanakan pada hari Sabtu, 19 September
2015 dan thari Sabtu, 26 September 2015.
Pertemuan I
a) Kegiatan awal
Salam pembuka, mempresensi siswa, bertanya tentang
pelajaran minggu lalu, dan memberikan pertanyaan untuk
persiapan mengikuti pelajaran hari ini
b) Kegiatan inti
Eksplorasi
1) Guru memberikan apersepsi mengenai topic hari ini
Elaborasi
2) Siswa kembali bergabung di kelompok ASAL
3) Guru menentukan empat topic untuk dapat dijadikan
topic dalam melakukan kegiatan berwawancara. Topictopik tersebut adalah Tonti, pramuka, perpustakaan,
dan tata tertib di sekolah.
4) Masing-masing kelompok akan mendapatkan satu topic
5) Setelah memantapkan topic, siswa dapat menentukan
narasumber dan pewawancara
6) Setelah itu, siswa dapat menyususn pertanyaan dengan
baik dan guru akan selalu mendampingi siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
7) Pertanyaan disusun sesuai dengan ketentuan-ketentuan
dalam berwawancara
8) Siswa dapat bertanya kepada guru jika menemukan
kesulitan
Konfirmasi
c) Kegiatan akhir
1) Guru dan siswa menyimpulkan pelajaran hari ini
2) Guru
meminta
siswa
untuk
melanjutkan
tugas
kelompok di luar jam pelajaran (lembar kerja
kelompok)
3) Salam penutup dan doa
Pertemuan II
a) Kegiatan awal
Salam pembuka, mempresensi siswa, bertanya tentang
pelajaran minggu lalu, dan memberikan pertanyaan untuk
persiapan mengikuti pelajaran hari ini
b) Kegiatan inti
Eksplorasi
1) Guru melakukan apersepsi mengenai topic hari ini
Elaborasi
1) Siswa kembali bergabung di dalam kelompok ASAL
2) Setiap kelompok mempresentasikan tugas kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
3) Urutannya seperti ini: salam pembuka, penayangan
video berwawancara, salam penutup.
4) Kelompok lain wajib memberikan komentar untuk
kelompok yang sedang presentasi
5) Setelah semua kelompok melakukan presentasi, siswa
dapat kembali ke tempat duduk masing-masing
c) Kegiatan akhir
1) Guru
dan
siswa
melakukan
refleksi
kegiatan
pembelajaran hari ini
2) Siswa diminta untuk merefleksikan itu secara lisan
3) Guru dapat menyampaikan motivasi dan kegunaan dari
pembelajaran yang sudah dilakukan
Kemampuan
berbicara
siswa
pada
siklus
II
mengalami
peningkatan.Berdasarkan frekuensi nilai yang dicapai siswa pada siklus II
menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII C
SMP Aloysius Turi. Peningkatan ini terjadi pada skor tertinggi pada siklus II
adalah 95 dengan nilai terendah 60, sedangkan pada siklus I nilai tertinggi adalah
80 dan terendah adalah 40
Adapun presentase kemampuan berbicara siklus II siswa kelas VIII C
SMP Aloysius Turi, sebagai berikut:
Tabel 4.2
Frekuensi Kemampuan Menyampaikan Laporan pada Siklus I dan Siklus II
NO
Nilai akhir
1
88-97
Kemampuan Menyampaikan Laporan
Frekuensi (f)
Persentase
Siklus I
Siklus II
Siklus I
Silus II
1
8
4%
36%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
2
3
4
5
6
7
8
78-87
68-77
58-67
48-57
38-47
28-37
20-27
Jumlah siswa
2
6
9
3
1
-
11
2
1
-
10%
27%
41%
14%
0%
0%
0%
50%
10%
4%
0%
0%
0%
0%
22 siswa
Dari data dalam table di atas, 19 siswa memeroleh nilai ≥ 78 atau tuntas
dari KKM yang sudah ditentukan pada siklus II, 3 siswa yang lain masih
mendapatkan nilai ≤ 78 atau belum tuntas. Dari table juga terlihat adanya
peningkatan jumlah frekuensi siswa yang lulus KKM. Pada siklus I siswa lulus
KKM berjumlah 4 dan meningkat menjadi 18 pada siklus II, sedangkan jumlah
siswa yang tidak tuntas mengalami penurunan dari 19 menjadi 3 siswa. Lebih
jelasnya, dapat dilihat melalui diagram presentase ketuntasan kemampuan
menyampaikan dalam diagram berikut ini.
Diagram
Diagram Presentase Kemampuan
Menyampaikan Laporan
18 %
Tuntas
82 %
Tidak tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Grafik
jumlah siswa
20
16
Sangat Baik
15
12
1010
10
5
4
767
2
00
76
2
0
2
00
Baik
10
6
00
Cukup Baik
4
2
Kurang Baik
0
Sangat Kurang Baik
0
Dari data tersebut menunjukkan bahwa untuk aspek ketepatan intonasi
terdapat 16 orang siswa yang mendapatkan skor dalam kategori sangat baik.
Siswa yang mendapatkan skor dalam kategori baik sebanyak 4 orang siswa. Siswa
yang mendapatkan skor dalam kategori cukup baik sebanyak 2 orang. Sedangkan
dalam kategori kurang baik dan sangat kurang baik 0 siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa dilihat dari aspek
ketepatan intonasi, kemampuan siswa mengalami peningkatan yang signifikan,
dibandingkan dengan hasil pada siklus I. Peningkatan kemampuan dapat dilihat
dari jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik pada siklus I.
3. Observasi
Siklus II ini mengalami peningkatan, khusus dalam
pembelajaran di kelas dan dalam kegiatan berbicara.Pada siklus
II terlihat dalam bekerja di dalam kelompok dan saat berdiskusi
di
kelas,
siswa
mau
dan
mampu
berpendapat
dan
bertanya.Metode yang telah diterapkan sudah semakin jelas dan
siswa sudah mengerti. Bimbingan guru dan kerja sama siswa
mampu menjelaskan secara menyeluruh sehingga materi
disampaikan secara baik dan diterima dengan baik juga.
Sehingga siswa mampu memahami dengan baik.
4. Refleksi
Refleksi ini dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan
observasi
selesai
dilakukan.
Tahap
refleksi
ini
dimanfaatkan oleh tim peneliti untuk berdiskusi dengan
guru bidang studi. Di dalam kegiatan refleksi ini yang
dilakukan adalah (1) mengolah nilai siswa dan (2)
berdiskusi dengan guru dan para observer.Dari penelitian di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
siklus II diperoleh data bahwa metode yang digunakan
sudah baik dan jelas. Hal ini terlihat dari sudah
tersampaikan apa yang hendak disampaikan oleh tim
peneliti kepada siswa. Ini terbukti pada saat siswa
berdiskusi kelompok dan menyampaikan laporan di depan
kelas. Hal yang diubah adalah waktu yang diberikan pada
saat siswa mendiskusikan materi di dalam kelompok dari
25 menit ditambah menjadi 30 menit. Proses pembelajaran
siklus II jauh lebih baik.
4.2.4
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketuntasan dan
Ketidaktuntasan Siswa di Siklus II
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus II, dapat
dikatakan
bahwa
keberhasilan.Hal
ini
siklus
II
mengalami
terbukti
dengan
adanya
peningkatan jumlah siswa yang sudah tuntas KKM.
Dari hasil yang ditunjukkan pada silus II, siswa
yang susah menguasai materi yang cukuppanjang
diberikan materi yang pendek. Sehingga siswa bisa
menyelesaikan
menyampaikan
laporan
semua
materi dengan baik dan tepat waktu.
4.3 Pembahasan
Hasil penelitian peningkatan kemampuan menyampaikan
laporan dapat dilihat dari rata-rata yang diperoleh siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
mulai prasiklus, siklus I, dan siklus II.Secara umum, hasil
dari penelitian dapat dilihat pada grafik berikut ini.
120
100
80
Rata-rata
60
Tuntas
Tidak tuntas
40
20
0
prasiklus
siklus I
siklus II
...
Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan
berbicara siswa dalam menyampaikan laporan selalu mengalami peningkatan dari
prasiklus, siklus I, dan siklus II.
Hal ini dapat dilihat dari data yang telah diperoleh yaitu berupa lembaran
penilaian siswa. Hasil prasiklus menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang
mendapatkan nilai
atau dengan kata lain seluruh siswa tidak ada yang
tuntas. Nilai rata-rata kelas dari siswa yang berjumlah 22 adalah 47,9. Setelah
siklus I dilaksanakan terjadi peningkatan pada jumlah siswa yang tuntas adalah 3
siswa atau 13,6% dan 86,3% tidak tuntas. Nilai rata-rata siklus I mengalami
peningkatan dari siswa yang berjumlah 22 adalah 66,1. Siklus II juga
menunjukkan peningkatan, terdapat 18 siswa atau 81,8% siswa yang mencapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
KKM, dan 4 siswa atau 18,2% tidak tuntas. Nilai rata-rata siklus II dari 22 siswa
semkin meingkat menjadi 81.
Setelah mengetahui peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan di atas, ada
beberapa perbedaan tindakan dan hasil tindakan pada siklus I dan siklus II yang
mendukung bahwa penelitian ini cukup sampai pada siklus II. Perbedaanperbedaan itu dapat dilihat dari materi yang dipilih dan waktu pembelajaran lebih
khusus pada saat siswa diskusi.
Perbedaan pertama adaah materi yang dipilih. Pada siklus I, materi yang
dipilih sangat banyak yaitu tentang ruang lingkup berwawancara. Hal ini cukup
sulit untuk siswa. Pada saat berdiskusi, siswa kelihatan kebingungan karena waktu
tidak cukup untuk mendiskusikan materi yang cukup banyak. Oleh karena itu,
siswa tidak dapat menyelesaikan kerja kelompok dengan baik.
Perbedaan kedua adalah waktu yang diberikan terlalu pendek. Hal ini
terlihat dari managemen waktu yang tidak efektif. Pada siklus I, siswa cenderung
bermain pada saat pembagian kelompok, sehingga banyak waktu yang terbuang
begitu saja. Hal ini membuat siswa kekurangan waktu pada saat berdiskusi. Oleh
karena itu, peneliti melakukan suatu tindakan untuk memanage waktu agar siswa
bisa menggunakan waktu dengan efektif.
Berdasarkan deskripsi perbedaan tindakan di atas, dapat diketahui bahwa
pada siklus I dan siklus II terdapat perbedaan hasil kemampuan menyampaikan
laporan pada siswa. Perbedaa-perbedaan ini menunjukkan bahwa kemampuan
berbicara siswa dalam menyampaikan laporan dengan menggunakan metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Jigsaw pada tindakan siklus II lebih baik darp pada siklus I. Hal ini dapat dilihat
dari proses siswa yang semakin sktif dan antusias pada pembelajaran siklus II.
4.4
Uji Perbedaan
4.5.1
Uji T Berpasangan untuk Kondisi Awal dan Siklus I
a. Perumusan Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif
1. Ho (Hipotesis Nol)
: nilai hasil tes siswa kondisi
awal lebih besar
atau
sama dengan hasil tes siswa siklus I.
і
2. H (Hipotesis Alternatif)
: nilai hasil tes siswa
kondisi awal lebih kecil
dari nilai hasil tes siswa siklus I.
b. Aturan Perumusan
Jika t hitung lebih besar dari tabel dengan df= 22 dan alfa= 0,05,
i
maka Ho ditolak dan H diterima.
c. Pengujian Data Penelitian
Berikut ini akan dipaparkan langkah-langkah penghitungan data
berdasarkan uji t. Paparan data pada lampiran .... berdasarkan
pengolahan data yang sudah di dapat, diketahui bahwa kemampuan
menyampaikan laporan antara kondisi awal dan siklus I (d) = 12,5
dan banyaknya data (n) adalah 22 siswa. Jumlah
adalah
7839. Di bawah ini merupakan hasil analisis penghitungan uji t
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
dari data diatas. Menurut supranto (2009: 338-342), rumus yang
digunakan adalah:
t hitung
–
=
S=
=
=
=
=
t hitung =
=
= 7, 41
=
=
= 7,716
t tabel = 0,05 dengan df= 22 adalah 1,717
jadi, t hitung > t tabel yaitu 7,716 > 1,717
i
maka keputusannya adalah Ho ditolak H diterima, dengan kesimpulan
hasil nilai tes menyampaikan laporan pada kondisi awal lebih kecil dari pada hasil
tes menyampaikan laporan siklus I, dalam artian ada perbedaan yang signifikan
antara hasil tes awal dan siklus I. Dalam artian ada perbedaan yang signifikan
antara hasil tes awal dan siklus I.
4.5.2 Uji T Berpasangan untuk Siklus I dan Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
a. Perumusan Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif
Ho (Hipotesis Nol): nilai hasil tes siswa siklus I lebih besar
atau sama dengan hasil tes siswa siklus II
і
H (Hipotesis Alternatif) : nilai hasil tes siswa siklusI lebih kecil
dari nilai hasil tes siswa siklus II.
b. aturan perumusan
a. Aturan Perumusan
Jika t hitung lebih besar dari tabel dengan df= 28 dan alfa= 0,05, maka Ho
i
ditolak dan H diterima.
b. Pengujian Data Penelitian
Berikut ini akan dipaparkan langkah-langkah penghitungan data berdasarkan
uji t. Paparan data pada lampiran 20. Berdasarkan pengolahan data yang sudah
didapat, diketahui bahwa kemampuan membaca pemahaman antara kondisi
awal dan siklus I
= 13,7 Dan banyaknya data
adalah 25 siswa. Jumlah
adalah 9027. Di bawah ini merupakan hasil analisis penghitungan
uji t dari data di atas. Menurut Supranto (2009: 338-342), rumus yang
digunakan adalah:
t hitung
–
S=
=
=
–
=
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
=
=
=
t hitung =
=
=
=
= 8,285
t tabel = 0,05 df= 22 adalah 1,71
jadi t hitung > t tabel = 8,28>1,71
Berdasarkan pengujian di atas, dapat diputuskan bahwa Ho ditolak
H
i
diterima, dengan kesimpulan hasil nilai tes membaca pemahaman pada siklus I
lebih kecil daripada hasil tes membaca pemahaman siklus II, dalam artian ada
perbedaan yang signifikan antara siklus I dan siklus II.
4.1 Refleksi
Refleksi dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki kekurangankekurangan yang ditemui siswa setiap siklusnya. Hasil refleksi pada siklus I
terdapat beberapa kekurangan dan kelebihan dalam membaca pemahaman dengan
menggunakan pembelajaran berbasis masalah. Adapun kelebihannya yaitu siswa
terlihat bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa sangat tertarik
pada tema yang diberikan karena dekat dengan kehidupan siswa. Tema
“kegagalan ujian nasional tahun 2013” menjadi dasar permasalahan yang
diberikan oleh guru, dengan demikian keinginan siswa untuk membahas masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
tersebut menjadi hidup dan digunakan sebagai batu loncatan untuk membahas
materi yang akan mereka pelajari. Siswa lebih kritis dalam memberikan masukan.
Ide-ide yang mereka miliki bisa dengan leluasa mereka sampaikan.
Sedangkan kekurangan pada siklus I siswa mengeluh karena tajuk rencana
yang diberikan terlalu panjang. Hal ini menimbulkan rasa malas untuk membaca
sehingga siswa tidak maksimal dalam mengerjakan tugas kelompok dan individu.
Pemahaman mereka terhadap tajuk rencana masih kurang dipahami siswa karena
bacaan cukup sulit.
Pada pelaksanaan siklus II, peneliti memperbaiki kekurangan yang terdapat
pada siklus I. Perbaikan tersebut diantaranya, (1) menggunakan bacaan yang lebih
singkat dan (2) mengurangi waktu pertemuan sehingga pembelajaran lebih efektif
dan efisien. Oleh sebab itu, pada siklus II peneliti tidak mengalami kesulitan
dalam melakukan proses pembelajaran. Pada siklus II peneliti menemukan
kelebihan setelah dilangsungkannya perbaikan. Pada siklus II, siswa lebih kritis,
berani bertanya, dan kegiatan diskusi berjalan baik. Waktu yang ada dipergunakan
dengan baik sehingga pembelajaran sesuai dengan rencana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab IV, dapat dismpulkan bahwa penggunaan metode Jigsaw terbukti
meningkatkan kemampuan berbicara. Penelitian dilakukan pada pembelajaran
berbicara dengan kompetensi dasar mengunkapkan berbagai informasi melalui
wawancara dan presentasi laporan pada siswa kelas VIII C semester 1 SMP
Aloysius Turi, Sleman, Yogyakarta 2015/2016.
Hal ini dapat dilihat dari hasil tes kemampuan menyampaikan laporan
pada siswa. Berdasarkan analisis data, kemampuan menyampaikan laporan siswa
mengalami peningkatan. Pada kondisi awal, siswa yang tuntas adalah 0%, setelah
menerapkan metode Jigsaw, kemampuan berbicara siswa meningkat menjadi 14%
siswa yang tuntas, dan siklus II sebesar 73% siswa yang tuntas. Berdasarkan hasil
penelitian, siswa telah dapat meningkatkan kemampuan menyampaikan laporan
dengan baik. Aspek menyampaikan laporan yang menjadi indikator dalam
kegiatan pembelajaran meliputi (a) ketepatan intonasi, (b) keruntutan, (c)
kecepatan dan kejelasan, (d) ketepatan dalam menyampaikan bunyi, dan (e)
percya diri dapat ditingkatkan setelah pembelajaran menggunakan metode jigsaw.
Selain itu, efektivitas metode Jigsaw dalam pembelajaran berbicara untuk
menyampaikan laporan dapat pula dilihat dari hasil uji hipotesis yang di lakukan
peneliti. Setelah dilakukan analisis data menggunakan uji “t” dapat disimpulkan
bahwa jadi, t hitung > t tabel yaitu 8,285 > 1,717 maka, Ho ditolak dan Hi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
diterima dengan demikian, menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan
pada kemampuan menyampaikan laporan siswa kelas VIII C di siklus I dan II.
Kegiatan pembelajaran pada siklus I juga mengalami peningkatan.
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Jigsaw pada siklus I belum
bisa dilaksanakan dengan baik, diskusi kelompok masih kurang efektif dan
kondusif, presentasi laporan masih belum bisa dilaksanakan dengan baik. Akan
tetapi, sudah ada beberapa siswa yang sudah bisa memahami kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan metode Jigsaw sehingga materi dapat
diterima dengan baik. Pada siklus II, siswa sudah memahami metode Jigsaw
sehingga mampu menerima materi dan memahaminya dengan baik. Oleh karena
itu, siswa bisa menciptakan suasana diskusi kelompok yang efektif dan
melakukan kegiatan presentasi laporan dengan baik juga.
Di bawah ini merupakan sebuah grafik ketercapaian indikator kemampuan
menyampaikan laporan pada siswa kelas VIII C SMP Aloysius Turi Sleman.
90
80
70
60
50
Ketercapaian
40
Indikator
30
20
10
0
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Dari grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan KKM pada
indikator keberhasilan dan ketercapaian kemampuan menyampaikan laporan. Hai
ini dapat dilihat bahwa pada indikator keberhasilan, target yang ingin dicapai
adalah prasiklus: 49,7 dan pada ketercapaiannya tetap 49,7. Kemudian, pada
siklus I, indikator keberhasilannya adalah 60 sedanfkan ketercapaiannya adalah
66,1. Pada siklsu II, indikator keberhasilannya adalah 78, sedangkan
ketercapaiannya adalah 81.
Hal ini menyatakan bahwa ada peningkatan secara signifikan dalam
peningkatan kemampuan menyampaikan laporan pada siswa kelas VIII C SMP
Aloysius Turi.
Berdasarkan
uraian
tersebut
dapat
disimpulakan
bahwa
proses
pembelajaran dengan menggunakan metode Jigsaw dapat dikatakan berhasil.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa implementasi metode Jigsaw dalam
pembelajaran berbicara untuk menyampaikan laporan dapat memberikan dampak
yang baik pada kemampuan berbicara siswa. Pembelajaran dengan menggunakan
metode Jigsaw dapat meningktakan hasil dari proses pembelajaran berbicara
untuk menyampaikan laporan menjadi lebih baik dan efektif.
5.2 Saran
a) Bagi Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Bagi guru mata pelajaran Indonesia sebaiknya menggunakan metode
Jigsaw dalam pembelajaran karena hasil penelitian menunjukkan bahwa
metode Jigsaw dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa.
b) Bagi Sekolah
Sekolah seharusnya selalu memberikan dorongan kepada siswa dalam
proses pelajaran bahasa Indonesia maupun mata pelajaran lainnya. Selain
itu, sekolah mampu menerapkan metode-metode pembelajaran yang
kreatif dan inovatif agar siswa dapat meningkatkan kemampuan berbicara,
lebih khusus dalam berbicara di dalam kelompok dan di depan umum.
c) Bagi Peneliti Lain
Bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian tentang model
pembelajaran kooperaf tipe Jigsaw, diharapkan dapat menerapkan model
pembelajaran ini pada mata pelajaran bahasa Indonesia dan mata pelajaran
lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian SUATU PENDEKATAN PRAKTIK.
Jakarta: Rineka Cipta
Gilmore, Krantz, & Ramirez. 1986. Action Based Modus of Inquiry and the HostResearch Relationship Consultation 5.3 (fall 1986) : 161
Hamdayama, Jumata. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter.
Bogor: Ghalia Indonesia
Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Kagan, Spencer. 1990. Cooperative Learning Resource for Teacher. Tersedia:
www.ascd.org/ASCD/pdf/journals/ed_lead/el_198912_kagan.pdf.(3juni2013)
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan
Profesi Guru.Yogyakarta: PT Raja Grafindo Persada
Majid, Abdul. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurhadi, dkk. 2007. Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga
Nor. Juliansah. 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi, Thesis, Disertasi, dan
Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Penanda Media Group
Sani, Ridwan Abdulah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangannya. Jakarta:
Kencana
Suwandi, Sarwiji. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah.
Surakarta: Yuma Pressindo
Tarigan, Henry Guntur. 1984. BERBICARA: sebagai suatu keterampilan berbahasa.
Bandung: Angkasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Wirajaya, Asep Yudha & Sudarmawati. 2008. Berbahasa dan Bersastra Indonesia.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Download