PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYAMPAIKAN LAPORAN DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII C SMP ALOYSIUS TURI T/A 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Disusun oleh: Karolina Candra Dewi 111224040 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI MOTTO Untuk mendapatkan kesuksesan, keberanianmu harus lebih besar dari pada ketakutanmu Sesungguhnya kesuksesan itu berjalan di atas kesusahan dan pengorbanan iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEMBAHAN Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu mencintai, melindungi, mengasihi, dan melindungi setiap hariku Orangtuaku, Stefanus Gancur dan Remilgia Halija Adikku: Valerianus F. Govadis Sahabat-sahabat dan teman-temanku v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya orang lain atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 23 Maret 2016 Yang membuat pernyataan, Karolina Candra Dewi NIM: 111224040 vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Karolina Candra Dewi Nomor Mahasiswa : 111224040 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYAMPAIKAN LAPORAN DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII C SMP ALOYSIUS TURI T/A 2015/2016 Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Dengan demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 23 Maret 2016 Yang menyatakan Karolina Candra Dewi vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAK Dewi, Karolina Candra. 2016. Peningkatan Kemampuan Menyampaikan Laporan dalam Pembelajaran Berbicara dengan Menggunakan Metode Jigsaw pada Siswa Kelas VIII C SMP Aloysius Turi T/A 2015/2016. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD. Penelitian ini mengkaji peningkatan kemampuan menyampaikan laporan siswa kelas VIII C semester I SMP Aloysius Turi Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2015/ 2016 dalam metode Jigsaw bahwa siswa mengalami kesluitan dalam berbicara lebih khusus dalam menyampaikan laporan. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan kemampuan menyampaikan laporan siswa kelas VIII C semester I SMP Aloysius Turi yang berjumlah 22 siswa. Penelitian tindakan kelas ini berbentuk siklus yang terdiri dari dua siklus. Siklus pembelajaran ini mencakup empat langkah utama yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dn refleksi. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes dan nontes. Instrumen tes yang digunakan adalah menghitung perbedaan dengan menggunakan uji “t”. Istrumen nontes yang digunakan peneliti adalah pertanyaan wawancara, panduan observasi, dan kamera. Analisis kemampuan menyampaikan laporan berpedoman pada aspek berbicara, yaitu: (1) ketepatan intinasi, (2) keruntutan, (3) kecepatan dan kejelasan, (4) ketepatan dalam menyampaikan bunyi, (5) percaya diri. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa (1) penggunaan metode Jigsaw dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menyampaikan laporan pada siswa kelas VIII C semester I SMP Aloysius Turi 2015/2016, (2) berdasarkan nilai tes siswa menunjukkan bahwa rata-rata pada kondisi awal 47,9, pada siklus I meningkat menjadi 66,1, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 81. Tidak ada siswa yang mencapai ketuntasan belajara pada kondisi awal atau 0%, pada siklus I meningkat menjadi 3 siswa atau 13,6 %, dan pada siklus II meningkat menjadi 22 siswa atau 81,8 yang tuntas dalam pembelajaran menyampaikan laporan. Pada siklus I kegiatan pembelajaran menggunakan metode Jigsaw belum bisa dilaksanakan dengan baik, diskusi kelompok masih kurang efektif dan aktif, dan belum semua siswa mampu menemukan solusi atas permasalahan yang ada. Akan tetapi,siswa sudah sedikit mengerti dan memahami kegiatan yang berlangsung dan materi dapat diterima dengan cukup baik maka kegiatan pembelajaran berjalan cukup baik. Pada siklus II, karena siswa sudah mengetahui dan memahami metode pembelajaran yang sudah diterapkan, maka kegiatan pembelajaran berjalan dengan lancar. Siswa sudah mampu berdinamika di dalam kelompok saat diskusi, dan siswa sudah mampu menyampaikan laporan dengan baik. Siswa juga mampu mengerjakan tugas individu dengan maksimal. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa t-hitung lebih besar dari t-tabel. Oleh karena itu, hipotesis nol ditolak dan hiipotesis alternatif diterima, yang artinya hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan. viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT Dewi, Karolina Candra. 2016. The development of reporting skill on speaking course using zigzaw method to the eighth graders class C, Aloysius Turi Junior High School 2015/2016 This research project investigates the increased report-presenting abilities of students in the Grade VIII C Class at Aloysius Junior High School, Turi, Sleman, Yogyakarta, during the first semester of the 2015/2016 academic year using jigsaw method. This study finds a fact that students have difficulty on speaking, particularly when it comes to present reports. The goal of this research is to describe the students’ report-presenting improvement of these twenty-two students in the Grade VIII C Class at Aloysius Junior High School, Turi, Sleman, Yogyakarta after learning process by jigsaw method. This research into classroom acts takes the form of a cycle, consisting of two sub-cycles. The learning cycle consists of four main steps: planning, action, observation, and reflection. The instruments used are both tests and non-tests. The test instrument used is unjuk kerja test. The ability of students to convey reports is measured through five aspects of their speaking abilities: (1) correct intonation, (2) appropriateness, (3) speed and clarity, (4) accuracy in pronouncing sounds, (5) self-confidence. The non-test instruments are interviews, observation, and camera. From the results of this research, we can conclude that (1) the use of jigsaw method is able to increase students’ report-giving abilities in the Grade VIII C Class at Aloysius Junior High School during the first semester of the 2015/2016 academic year, (2) students’ test scores initially averaged 47.9 and increase to 66.1 during the first cycle and to 81 during the second cycle. Initially, no students (0%) attain acceptable scores during report-giving; this figure increase to three students (13.6%) during the first cycle and eighteen (81.8%) in the second cycle. This tested the hypothesis that the t-count is greater than the t-table. As such, the null hypothesis is rejected and the alternative hypothesis is accepted, meaning that the results of the research match the formulated hypothesis. ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah memberikan rahmat dan cinta yang luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menyampaikan Laporan dalam Pembelajaran Berbicara dengan Menggunakan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas Viii C Smp Aloysius Turi T/A 2015/2016 ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini berkat dukungan, partisipasi, motivasi, bimbingan, nasihat, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menyertai dan melindungi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan FKIP Unversitas Sanata Dharma. 3. Dr. Yuliana Setiyaningsih selaku Ketua Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 4. Dr. Widharyanto, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan penuh kesabaran dan ketelitian membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Para dosen PBSI yang penuh kesabaran mendidik dan mendampingi penulis selama menempuh ilmu di Prodi PBSI. 6. Robertus Marsidiq, karyawan sekretariat PBSI yang selalu sabar membantu dan memberikan kemudahan bagi penulis selama proses menyelesaikan skripsi ini. 7. Gusti Dinda Damarsasi, selaku guru bahasa Indonesia di SMP Aloysius Turi Sleman yang telah memberikan kesempatan dan bantuan dalam menyelsaikan skripsi ini. 8. Seluruh siswa SMP Aloysisus Turi Sleman, khususnya kelas VIII C yang membantu terlaksananya penelitian ini. x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. Kedua orang tua tercinta Stefanus Gancur dan Remilgia Halija yang tidk pernah berhenti memberikan motivasi, cinta, dan doa kepada penulis. 10. Adik penulis, Valerianus F. Govadis yang memberikan perhatian dan semangat kepada penulis. 11. Sahabat penulis, Christine Dyah Prawesti dan Fransisca Ambar Widhyan Rini yang selalu memberikan motivasi dan dukungan untuk penulis. 12. Teman-teman PBSI angkatan 2011 khususnya kelas A yang selalu menemani, mendukung dan mau bekerja sama selama ini. 13. Teman-teman Sanggar Kopi Pa’it Yogyakarta dan teman-teman JX.COM yang sudah memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini. 14. Seluruh keluarga, teman-teman, dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih atas bimbingan, dukungan, dan doanya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca. Yogyakarta, 10 Maret 2016 Peneliti Karolina Candra Dewi xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii MOTTO ........................................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................................................................... vii ABSTRAK ....................................................................................................... viii ABSTRACT ...................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ..................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv DAFTAR SKEMA .......................................................................................... xvi DAFTAR DIAGRAM ..................................................................................... xvii DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 7 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 7 1.4 Batasan Istilah ............................................................................................. 8 1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 8 1.6 Ruang Lingkup ............................................................................................ 9 BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 2.1 Penelitian yang Relevan .............................................................................. 10 2.2 Kajian Teori ............................................................................................... 10 xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2.2.1 Keterampilan Berbicara .......................................................................... 10 2.2.2 Tingkat Kemampuan Berbicara ............................................................... 13 2.3 Metode Jigsaw ............................................................................................. 14 2.3.1 Hakikat Metode Jigsaw ............................................................................ 14 2.3.2 Proses Metode Jigsaw .............................................................................. 14 2.3.3 Faktor Keberhasilan Metode Jigsaw ........................................................ 15 2.3.4 Hambatan Metode Jigsaw ....................................................................... 16 2.4 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 16 2.5 Hipotesis...................................................................................................... 18 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 19 3.2 Subjek Dan Objek Penelitian ...................................................................... 20 3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 20 3.4 Prosedur Penelitian...................................................................................... 21 3.4.1 Siklus I ..................................................................................................... 22 3.4.2 Siklus II .................................................................................................... 27 3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 29 3.5.1 Teknik Tes ................................................................................................ 29 3.5.2 Teknik Nontes .......................................................................................... 29 3.6 Instrumen Penelitian.................................................................................... 30 3.6.1 Tes ............................................................................................................ 30 3.6.2 Intrumen Nontes ....................................................................................... 31 3.7 Teknik Analisis Data ................................................................................... 38 3.7.1 Teknik Kualitatif ...................................................................................... 38 3.7.2 Teknik Kuantitatif .................................................................................... 39 3.8 Indikator Keberhasilan ................................................................................ 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Penelitian ....................................................... 41 4.2 Analisis Data Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 41 4.2.1 Analisis Siklus I ....................................................................................... 42 xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Ketuntasan dan Ketidaktuntasan siklus I .................................................................... 51 4.2.3 Analisis Siklus II ...................................................................................... 52 4.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Ketuntasan dan Ketidaktuntasan siklus 2..................................................................... 58 4.3 Pembahasan ................................................................................................. 59 4.5.1 Uji Perbdaan ............................................................................................. 61 4.5.2 Ui t Berpasangan untuk Siklus I dan II .................................................... 62 4.5 Refleksi ...................................................................................................... 64 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 66 5.2 Saran ............................................................................................................ 67 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 68 LAMPIRAN ...................................................................................................... 69 xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel 1.1Data Awal Kelas VIII C .................................................................... 5 Tabel 3.2 Observasi Kegiatan Pembelajaran .................................................... 35 Tabel 3.3 Obeservasi Siswa .............................................................................. 36 Tabel 3.4 Instrumen Wawancara Guru dan Siswa Prasiklus ............................ 37 Tabel 3.5 Indikator Keberhasilan ...................................................................... 39 xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKEMA Skema 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................... 25 Skema 3.1 Desain PTK ..................................................................................... 28 xvi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DIAGRAM Diagram 4.1 Presentase Ketuntasan Kemampuan Menyampaikan Laporan Siklus I ................................................. 47 Diagram 4.2 Presentase Ketuntasan Kemampuan Menyampaikan Laporan Siklus II ................................................ 56 xvii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI GRAFIK Grafik 4.1 Data Hasil Tes Siswa Pada Siklus I ................................................. 47 Grafik 4.2 Data Hasil Tes Siswa Pada Siklus II................................................ 56 Grafik 4.3 Nilai Rata-rata Kemampuan Menyampaikan laporan dari Prasiklus, Siklus I dan Siklus II ...................................................................... 59 xviii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Hadir Siswa Kelas VIII C Semester 1 ................................ 70 Lampiran 2 Daftar Nilai Prates, Siklus I, dan Siklus II .................................... 71 Lampiran 3 Daftar Wawancara untuk Mengetahui Permasalahan yang Dihadapi Guru dan Siswa ............................................................................. 72 Lampiran 4 Transkrip Jawaban Wawancara Guru dan Siswa .......................... 74 Lampiran 5 Observasi Kegiatan Pembelajaran ................................................ 77 Lampiran 6 Observasi Siswa ............................................................................ 79 Lampiran 7 Lembar Pengamatan Keterampilan Menyampaika Laporan Prasiklus ........................................................................................ 80 Lampiran 8 Silabus Siklus I .............................................................................. 82 Lampiran 9 RPP Siklus I ................................................................................... 84 Lampiran 10 Lembar Kerja Kelompok ............................................................. 90 Lampiran 11 Lembar Kerja Individu ................................................................ 91 Lampiran 12 Lembar Pengamatan Keterampilan Menyampaika Laporan Siklus I .......................................................................................... 92 Lampiran 13 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran.................................. 95 Lampiran 14 Hasil Observasi Siklus I .............................................................. 96 Lampiran 15 Silabus Siklus II ........................................................................... 97 Lampiran 16 RPP Siklus II ............................................................................... 103 Lampiran 17Lembar Pengamatan Keterampilan Menyampaika Laporan Siklus II ......................................................................................... 104 Lampiran 18 Hasil Observasi Siklus II ............................................................. 107 Lampiran 19 Uji T pada Kondisi Awal dan Siklus I......................................... 108 Lampiran 20 Uji T pada Siklus I dan Siklus II ................................................. 109 Lampiran 21 Surat Ijin Penelitian .................................................................... 110 Lampiran 22 Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II ..................... 112 xix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka seyogianyalah si pembicara memhami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan (Tarigan, 1984:15). Kegiatan berbicara ini harus dapat dilakukan. Apalagi dalam proses pembelajaran.kegiatan berbicara terdiri dari beberapa kegunaan, yaitu (a) berbicara untuk melaporkan, (b) berbicara secara kekeluargaan, (c) berbicara untuk meyakinkan, (d) berbicara untuk merundingkan. Pada kesempatan ini, peneliti akan membahas mengenai berbicara untuk melaporkan. Hal ini berhubungan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan dibahas dalam skripsi ini. Standar Komptenesinya adalah mengungkapkan berbagai informasi melalui wawancara dan presentasi laporan, dengan Kompetensi Dasar menyampaikan laporan secara lisan dengan bahasa yang baik dan benar. Berbicara untuk melaporkan, untuk memberikan informasi, atau dalam bahasa Inggris disebut informatife speaking dilaksanakan kalau seseorang berkeinginan untuk memberikan atau menanamkan pengetahuan, menetapkan atau menentukan hubungan-hubungan antara benda-benda, menerangkan atau menjelaskan suatu proses, menginterpretasikan atau menafsirkan sesuatu 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 persetujuan atau pun menguraikan suatu tulisan (Tarigan 1984:27). Kegiatan berbicara untuk melaporkan ini, sudah pasti bersifat informati. Kegiatan berbicara yang bersifat informatif biasanya bersifat intelektual. Hal ini terjadi karena, pada saat kita berbicara untuk memberikan informasi, si pembicara harus memperhatikan segala sesuatu pada posisi dan urutannya dengan benar, agar para audiens mendapatkan informasi dengan benar. Kegiatan seperti ini biasa dilakukan dalam situasi resmi, salah satunya adalah kegiatan guru memberikan pengetahuan kepada murid melalui proses pembelajaran, dan kegiatan seperti ini butuh sebuah perencanaan yang matang, agar informasi disampaikan dengan baik. Tidak hanya itu, kegiatan berbicara seperti ini sangat bagus dilaukan oleh siswa di kelas pada saat mempresentasikan hasil kerja. Baik dalam kelompok kecil maupun dalam kelompok besar. Dalam hal ini, siswa diharapkan untuk mampu berbicara di depan umum dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jika dalam proses kegiatan ini masih ada siswa yang belum bisa melakukan kegiatan melaporkan informasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka perlu adanya peningkatan kemampuan berbicara pada siswa. Untuk meningkatkan kemampuan berbicara, dibutuhkan minat yang sangat tinggi. Minat merupakan sebuah situasi di mana siswa menginginkan sesuatu atau tertarik terhadap sesuatu tanpa harus dipakasakan. Jika seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap suatu objek, maka dia akan berjuang untuk meneyelesaikannya. Minat dan ketekunan seseorang akan sangat membantu untuk mencari jalan keluar dari sebuah persoalan. Jika minat sudah tumbuh dalam diri siswa, maka kemampuannya akan bertambah. Kemampuan seseorang muncul jika PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 dia dilatih secara terus-menerus. Begitu pula dalam kemampuan berbicara. Kemampuan berbicara akan melekat pada siswa jika siswa tersebut sering melakukan kegiatan berbicara pada saat proses pembelajaran. Hal ini bisa dimulai dari hal kecil, yaitu misalnya siswa diminta untuk berdiskusi di dalam kelompok kecil. Kelompok kecil ini terdiri dari 4-5 orang. Kegiatan ini bisa dilakukan berkali-kali agar siswa benar-benar mendalami apa yang harus dilakukan pada saat berdiskusi dan berbiacara di dalam kelompok. Jika ini dilakukan secara berkali-kali, maka perlahan-lahan kemampuan berbicaranya akan membaik. Kemudian, jika guru sudah merasa bahwa siswanya sudah mampu berbicara di dalam kelompok kecil, maka bisa dilanjutkan kedalam kelompok besar. Kelompokbesar dapat dibuat dengan cara membagi siswa dalam dua kelompok dari jumlah seluruh siswa di dalam kelas tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan berbicara di depan kelas. Hal ini sangat mudah dilakukan jika guru mampu mengarahkan siswanya. Di sini, guru harus lebih kreatif untuk memanajemen kelas dan siswanya. Kegiatan pembelajrana seperti inilah yang sangat diharapkan untuk kemajuan pendidikan di Indonesia. Siswa tidak hanya mempunyai teori, tetapi juga mempunyai keterampilan. Rendahnya kemampuan berbicara pada siswa sangat mempengaruhi kegiatan pembelajaran di kelas. Hal ini akan sangat menghambat proses pembelajaran. Ada begitu banyak sekolah yang diketahui tingkat kemampuan berbicaranya rendah. Lebih khusus berbicara di depan kelas, ketika siswa diminta untuk mempresentasikan apa yang sudah mereka kerjakan. Hal ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 menjadi tugas seorang guru untuk meneliti mengapa hal demikian bisa terjadi. Beberapa waktu lalu, peneliti melakukan observasi di sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP), yaitu di SMP Aloysius Turi, Sleman untuk mengetahui kemampuan berbicara para siswa. Peneliti melakukan wawancara terhadap guru bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP St. Aloysius Turi Sleman (Ibu Dinda, S.Pd), peneliti mendapatkan informasi bahwa hasil belajar siswa kelas VIII C semester 2 SMP St. Aloysius Turi Sleman tahun ajaran 2014/2015 dalam pembelajaran berbicara, lebih khusus dalam SK 2.1 Mengungkapkan berbagai informasi melalui wawancara dan presentasi laporan dan dalam KD 1.2 Menyampaikan laporan secara lisan dengan bahasa yang baik dan benar.. Hal ini yang membuat kemampuan berbicara dalam menyampaikan laporan belum sesuai dengan KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 78. Peristiwa ini tampak dari beberapa kali siswa diberikan tugas menyampaikan laporan di dalam kelompok dan di depan kelas. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui tingkat kemampuan menyampaikan laporan siswa. Akan tetapi, sebelum masuk ke tindakan inti, peneliti akan melakukan tindakan observasi pra-siklus. Tindakan ini dibuat untuk mengetahui skala awal kemampuan menyampaikan laporan siswa kelas VIII. Tindakan ini juga diadakan untuk dapat membandingkan proses dan hasil kegiatan pembelajaran sebelum penerapan metode Jigsaw dan setelah menerapkan metode Jigsaw. Dari tindakan ini, peneliti akan mengetahui seberapa besar pengaruh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 metode Jigsaw dalam proses peningkatan kemampuan menyampaikan laporan siswa. Bentuk tindakan pra-siklus ini adalah peneliti mengamati siswa yang sedang berdiskusi dalam kelompok dan mengamati siswa yang mempresentasikan tugas di depan kelas. Berikut merupakan data awal kemampuan menyampaikan laporan siswa. Tabel Frekuensi Data Awal Kelas VIII C No. Nilai akhir Kemampuan Menyampaikan Laporan Freluensi (f) Data awal Persentase Data awal 1. 90-99 - 0% 2. 80-89 - 0% 3. 70-79 - 0% 4. 60-69 3 14% 5. 50-59 10 45% 6. 40-49 5 23% 7. 30-39 4 18% 8. 20-29 - 0% 9. 0 - 0% Jumlah siswa 22 Berdasarkan Tabel di atas, diketahui bahwa sebelum tindakan dilaksanakan jumlah siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran menyampaikan laporan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 adalah 22 siswa. Dengan kata lain, tidak ada siswa yang tuntas pada penelitian awal. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu (1) siswa tidak terbiasa berdiskusi karena siswa selalu diberi tugas personal, (2) situasi kelompok diskusi yang tidak kondusif, (3) guru belum menggunakan metode yang tepat untuk proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, ada beberapa metode yang akan membantu proses pembelajaran itu berhasil. Metode ini digunakan untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa, terutama dalam hal keterampilan menyampaikan laporan. Metode ini juga berfungsi untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan. Metode-metode tersebut juga akan membantu siswa dalam proses pembelajaran. Ada beberapa metode yang dapat dipakai dalam proses pembelajaran. Guru dapat menerapkan metode-metode tersebut ke dalam proses pembelajaran. Salah satunya adalah metode Jigsaw. Jigsaw adalah salah satu dari metode-metode kooperatif yang paling fleksibel (Slavin, 2005:246). Model pembelajaran Jigsaw merupakan salah satu variasi model Collaborative Learning yaitu proses belajar kelompok dimana setiap anggota menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan, dan keterampilan yang dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman seluruh anggota. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Sudrajat, 2008:1). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 Model pembelajaran Jigsaw merupakan strategi yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh peserta didik dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain (Zaini, 2008:56). Untuk tindak lanjutnya, peneliti ingin menerapkan metode Jigsaw ini dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia. Peneliti dan guru mata pelajaran akan mengambil satu KD yang berhubungan dengan berbicara untuk menyampaikan laporan. Hal ini dibuat untuk mengetahui kemampuan menyampaikan laporan siswa. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimanakah Peningkatan Kemampuan Menyampaikan Laporan dengan Menggunakan Metode Jigsaw pada siswa kelas VIII C SMP Aloysius Turi Sleman?” 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk mengetahui kemampuan menyampaikan laporan siswa kelas VIII C SMP St. Aloysius Turi Sleman PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 tahun ajaran 2015/2016 dapat meningkat dengan menggunakan metode Jigsaw. 1.4 Batasan Istilah 1) Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresiakan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. 2) Menyampaikan laporan adalah kegiatan untuk memberikan informasi, atau dalam bahasa Inggris disebut informatife speaking dilaksanakan kalau seseorang berkeinginan untuk memberikan atau menanamkan pengetahuan, menetapkan atau menentukan hubungan-hubungan antara benda-benda, menerangkan atau menjelaskan suatu proses, menginterpretasikan atau menafsirkan sesuatu persetujuan atau pun menguraikan suatu tulisan 3) Metode Jigsaw adalah tipe pembelajaran yang kooperatif yang dikembangkan oleh Elliot Aronson’s (Aronson, Blaney, Stephen, sikes, and SNAPP, 1978). Model pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggungjawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru, membantu guru dalam mengembangkan metode pembelajaran yang kreatif guna meningkatkan kualitas pembelajaran dalam berdiskusi.Penelitian dengan menggunakan metode diskusi, memberi inspirasi baru bagi guru-guru khususnya guru mata pelajaran bahasa Indonesia. 2. Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berbicara untuk menyampaikan laporan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia lebih menarik dan tingkat kreativitas siswa dapat lebih berkembang. 3. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi peneliti lain agar penelitian yang berkaitan dengan keterampilan berbicara untuk manyampaikan laporan dalam metode diskusi dapat dikembangkan menjadi lebih baik. 1.6 Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada upaya meningkatkan kemampuan menyampaikan laporan siswa dalam pembelajaran berbicara dengan menggunakan metode Jigsaw pada siswa kelas VIII C semester I SMP Aloysius Turi Sleman 2015/2016. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Penelitian yang Relevan Berdasarkan studi kepustakaan, terdapat tiga penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Fransisca Ajeng Lestari (091134053) dengan judul Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw pada siswa kelas IV SD Negeri Kalogan Depok Tahun Ajaran 2012/2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat dan prestasi siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok, untuk mata pelajaran IPS tahun ajaran 2012/2013 pada materi koperasi dengan menggunakan pembelajaran koperatif metode jigsaw. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Subyek kelas IV SD Negeri Kalongan Depok tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 20 siswa. Obyek penelitian ini adalah peningkatan minat dan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS materi koperasi menggunakan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan dalam setiap siklus memiliki empat tahap yaitu perencanaa, pelaksanaan, pengamata, dan refleksi. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes tertulis, observasi, dan wawancara. Instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Pelaksanaan Peembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Lembar Observasi, Pedoman Wawancara, dan Sooal Evaluasi. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis deskriptif kuantitatif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif metode jigsaw dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Kalongan Depok tahun ajaran 2012/2013. Kondisi awal pada rata-rata skor minat siswa sebelum dikenai tindakan adalah 38,12. Setelah dikenai tindakan pada siklus I, rata-rata minat siswa mengalami peningkatan menjadi 66,54. Sedangkan pada siklus II, rata-rata minat siswa mengalami peningkatan menjadi 75,95. Hasil penelitian mengenai prestasi belajar siswa sebelum dikenai tindakan menggunakan model pembelajaran kreatif metode jigsaw, nilai rata-rata siswa kelas IV tahun ajaran 2012/2013 adalah 65,37 dengan presentasi siswa yang mencapai KKM sebesar 44% setelah dikenai tindakan pada siklus I, nilai rata-rata siswa menjadi 75,95 dengan presentasi siswa yang mencapai KKM 60%, sedangkan pada siklus II, nilai rata-rata siswa menjadi 83,05 dengan presentasi siswa mencapai KKM 80%. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Haryana pada tahun 2012 dengan judul Penerapan Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw pada materi Perubahan dan Pencerahan Lingkungan untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajara Siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Jaran 2011/2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur Sedayu mlalui penerapan pembelajaran kooperatif metode jigsaw pada materi perubahan dan pencemaran lingkungan. Penlitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari identifikasi masalah perencanaa, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data hasil penelitian dianalisis secara kuantitatif dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 kualitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2011/2012. Data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil pre-test dan post-test akhir masing-masing siklus. Data motivasi diperoleh dari hasil kuisioner dan didukung hasil bservasi dan wawancara siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif metode Jigsaw (1) meningkatkan motivasi belajar yang terlihat dari presentasi kondisi awal sebesar 65,71% menjadi 77,14% pada siklus I dan meningkat menjadi 80% pada siklus II. (2) meningkat hasil belajar siswa dari 50,14 menjadi 64,85 akhir siklus I dan meningkat pada siklus II menjadi 71,42. Jumlah siswa yang tuntas KKM meningkat dari 11,42% pada awal penelitian menjadi 51,43% pada akhir siklus I dan menjadi 77,14% akhir siklus II. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif metode Jigsaw pada materi perubahan dan pencemaran lingkungan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur Sedayu. Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Chatarina Susanti Ready pada tahun 2015 dengan judul Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPS I SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan motivasi belajar siswa kelas XI IPS I SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode Jigsaw. Penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dengan dua siklus. Setiap siklus meliputi empat tahap, yaitu (1) perancanaan, (2) pelaksanaan kegiatan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 berjumlah 33 siswa. Pengumpulan data diperoleh dari hasil angket yang dibagikan kepada siswa. Angket tentang motivasi siswa terdiri dari aspek: (1) tekun menghadapi tugas, (2) ulet menghadapi kesulitan, (3) menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah, (4) lebih senang bekerja mandiri, (5) cepat bosan pada tugas-tugas rutin, (6) dapat mempertahankan pendapatnya, (7) tidak mudah melepaskan hal yang diyakini, (8) senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif metode Jigsaw meningkatkan motivasi belajar. Hal ini sesuai dari hasil data pada siklus I 70% motivasi siswa sedang dan 30% motivasi siswa tinggi, sedangkan pada siklus II motivasi siswa pada kategori sedang turun dari 70% menjadi 16,7% kategori tinggi meningkat dari 30% menjadi 50% dan kategori sangat tinggi meningkat dari 0% menjadi 30%. Penggunaaa metode Jigsaw dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. 2.2 Kajian Teori 2.2.1 Keterampilan Berbicara 1. Pengertian berbicara Menurut Tarigan, menjelaskan bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresiakan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide yang dikombinasikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 2. Permasalahan dan Solusi Ketika Berbicara I. Kepercayaan diri Beberapa hal yang akan dibahas berikut merupakan pengalaman dari beberapa orang yang saya temukan saat orang lain berbicara, yaitu: 1) percaya pada kemampuan diri sendiri. 2) berpikir optimis dan positif. 3) banyak membaca buku. 4) berlatih di depan cermin. 5) membiasakan diri berkomunikasi dengan orang lain, dimulai dari keluarga dan teman dekat. yakin bisa melakukannya. selalu berdoa kepada Tuhan, tumbuhkan keberanian dalam diri kita. II. Pengetahuan Beberapa faktor yang menyebabkan kita kurang pengetahuan dikarenakan: 1) Daya ingat yang kurang. Cara mengatasinya yaitu dengan sering mengulang atau berlatih dan memperbanyan membaca. 2) Kurangnya rasa ingin tahu. Ini dikarenakan motivasi yang ada didalam diri kita kurang dan cara mengatasinya yaitu dengan mencari inspirasi dan terus memotivasi diri. 3) Ketidak sesuaian antara pemikiran dan bahasa yang digunakan. Sebelum menyampaikan materi kita harus bisa memahami materi yang akan disampaikan terlebih dahulu agar audien tidak merasa bingung atau tidak mengerti dengan apa yang kita sampaikan karena bahasanya yang kurang dimenerti III. Penyampaian atau cara menyajikan Agar materi yang akan kita sampaikan diterima denganbaik oleh para pendengar kita harus punya strategi tersendiri dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 menyampaikan sebuah pembicaraan ini bertujuan agar para pendengar bisa cepat memahami apa yang kita sampaikan. Salah satun strateginya adalah dengan cara menyisipkan gurauan-gurauan atau candaan ini damaksudkan agar para pendengar tidak merasa jenuh dan bosan serta agar suasana tidak terasa kaku dan terlalu serius. 1) Topik atau materi Topik yang akan di bicarakan harus lah menarik penyimak sehingga penyimak sungguh-sungguh memerhatikan pembicaraan tersebut. Pilih lah topik yang sedang banyak di bicarakan, dan pilih lah topik yang memiliki data dan fakta yang objektif. 2) Penguasaan materi Penguasaan materi dapat ditempuh dengan cara mempelajari, memahami, dan berusaha menguasai materi materi pembicaraan. Yaitu dengan menelaah berbagai sumber acuan yang berkaitan dengan topik pembicaraan. 3) Situasi dan kondisi Situasi dan kondisi sangatlah berpengaruh dan menentukan keefektifan berbicara. Beberapa hal yang haru diperhatikan dalam situasik berbicara: ruangan atau tempat berlangsungnya peristiwa berbicara harus menunjang, waktu berlangsungnya peristiwa menyimak harus diperhatikan dan diperhitungkan sebaiknya pasa saat yang tepat misalnya pada pagi-pagi, saat pendengar masih segar dan rileks, suasana dan lingkungan tenang jauh dari kebisingan, pemandangan yang tidak mengganggu konsentrasi. 4) Penampilan Persiapkan penampilan anda saat berbicara. Perhatikan penampilan anda dari bawah sampai atas, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 sepatu, usahakan bersih, celana, kemeja, usahakan warnanya selaras dengan dasi dan jas. Rambut rapih, dan lain-lain, ini merupakan faktor penting sehingga membuat anda pecaya diri dalam berbicara. 5) Diksi atau pengetahuan bahasa 1. Menggunakan kata-kata yang banyak/ tidak langsung (tidak to the point). 2. Pembentukan kata baru (pilihan kata yang baru). 3. Menggunakan kata-kata umum atau sudah dikenal. 4. Menggunakan gerak tubuh atau mimik untuk meyakinkan maksud yang kita inginkan. 5. Menggunakan ekspresi. 2.2.2 Tingkatan Kemampuan Berbicara Berdasarkan tingkat kesulitannya, bentuk berbicara bermacam-macam, antara lain sebagai berikut ini: a) Merespon gambar Bentuk berbicara ini dapat dilakukan dengan cara memperlihatkan sebuah gambar, kemudian memberikan pertanyaan atau berceritra langsung tanpa bantuan pertanyaan. b) Mendeskripsikan benda Bentuk berbicara ini dapat dilakukan dengancara siswa mendeskripsikan benda yang ditunjukkan oleh guru atau yang dibawa oleh siswa sendiri. c) Memperkenalkan diri Pada bentuk ini, siswa diminta untuk memperkenalkan diri secara bergantian di depan kelas. d) Menceriterakan kembali Pada bagian ini, siswa dibacakan sebuah teks, kemudian ia meceriterakan kembali isi bacaan tersebut di depan teman-temannya e) Percakapan terpimpin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 Hal yang akan dilakukan dalam bentuk ini adalah guru menceriterakan suatu situasi tertentu dalam bentuk percakapan. Lalu untuk kegiatan berikutnya, dua siswa diminta untuk melanjutkan percakapan tersebut. f) Diskusi Bentuk ini dapat dilakukan secara berkelompok; selanjutnya masingmasing kelompok diberi topik diskusi secara berbeda-beda; kemudian guru mengadakan evaluasi pada masing-masing kelompok untuk mengukur kemampuan berbiacara siswa g) Pidato atau bebas berbicara Bentuk ini dilakukan dengan cara guru mempersilahkan siswa untuk memilih salah satu topik yang ditawarkan kemudian menyusun menjadi pokok-pokok pikiran. 2.3 Metode Jigsaw 2.3.1 Hakikat Metode Jigsaw Metode Jigsaw pertama kali dikembangkan oleh Aronson (1975). Metode ini memiliki dua versi tambahan, Jigsaw II (Slavin, 1989) dan Jigsaw III (Kagan, 1990). Metode ini dapat diterapkan untuk materi-materi yang berhubungan dengan keterampilan membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Ia menggabungkan keempat aktivitas keterampilan berbahasa itu. Dalam Jigsaw, guru harus memahami kemampuan dan pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skema ini agar materi pelajaran menjadi lebih bermakna. Guru juga memberi banyak kesempatan pada siswa untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 2.3.2 Proses metode Jigsaw 1) Guru membagi topik pelajaran menjadi empat bagian/subtopik. Misalnya, topik tentang novel dibagi menjadi alur, tokoh, latar, dan tema. 2) Sebelum subtopik-subtopik itu diberikan, guru memberikan pengenalan mengenai topik yang akan dibahas pada pertemuan hari itu. Guru bisa menuliskan topik ini di papan tulis dan bertanya kepada siswa apa yang mereka ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan brainstorming ini dimaksudkan untuk mengaktifkan kemampuan siswa agar lebih siap menghadapi bahan pelajaran yang baru. 3) Bagian/subtopik pertama diberikan pada siswa/anggota 1, sedangkan siswa anggota 2 menerima bagian/subtopik yang kedua. Demikian seterusnya. 4) Kemudian, siswa diminta membaca/ mengerjakan bagian/subtopik mereka masing-masing. 5) Setelah selesai, siswa saling berdiskusi mengenai bagian/subtopik yang dibaca/dikerjakan masing-masing bersama rekan-rekan satu anggotanya. Dalam kegiatan ini, siswa bisa saling melengkapi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. 6) Khusus untuk kegiatan membaca, guru dapat membagi bagianbagian sebuah cerita yang belum utuh kepada masing-masing PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 siswa. Siswa membaca bagian-bagian tersebut untuk memprediksikan apa yang dikisahkan dalam cerita tersebut. 7) Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik tersebut. Diskusi ini bisa dilakukan antar kelompok atau bersama siswa. 2.3.3 Faktor Keberhasilan Metode Jigsaw Faktor-faktor kunci keberhasilan yang harus diperhatikan dalam penerapan model pembelajaran jigsaw adalah: 1. Positive interdependence. Setiap anggota kelompok harus memiliki ketergantungan satu sama lain yang dapat menguntungkan dan merugikan anggota kelompok lainnya. 2. Individual accountability. Setiap anggota kelompok harus memiliki rasa tanggung jawab atas kemajuan proses belajar seluruh anggota termasuk dirinya sendiri. 3. Face-to-face promotive interaction. Anggota kelompok melakukan interaksi tatap muka yang mencakup diskusi dan elaborasi dari materi pembahasan. 4. Social skills. Setiap anggota kelompok harus memiliki kemampuan bersosialisasi dengan anggota lainnya sehingga pemahaman materi dapat diperoleh secara kolektif. 5. Groups processing and Reflection. Kelompok harus melakukan evaluasi terhadap proses belajar untuk meningkatkan kinerja kelompok. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 2.3.4 Hambatan Metode Jigsaw Tidak selamanya proses belajar dengan model Jigsaw berjalan dengan lancar. Ada beberapa hanbatan yang dapat muncul antara lain: 1. Kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan model ini. Peserta didik dan pengajar masih terbawa kebiasaan model konvensional, dimana pemberian materi terjadi secara satu arah. 2. Terbatasnya waktu. Proses model pembelajaran ini membutuhkan waktu yang lebih banyak, sementara waktu pelaksanaan model ini harus disesuaikan dengan beban kurikulum. 2.4 Kerangka Berpikir Kegiatan berbicara untuk menyampaikan laporan pada SMP merupakan kegiatan yang wajib dilakukan. Akan tetapi, kenyataan yang terjadi adalah siswa SMP saat ini sepertinya tidak tertarik dengan kegiatan berbicara. Menurut guru mata pelajaran bahasa Indonesia, kemampuan berbicara pada siswa kelas VIII C SMP Aloysius Turi Sleman belum maksimal. Penelitian difokuskan pada kemampuan berbicara. Sebagai peningkatan kemapuan menyampaikan laporan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode Jigsaw. Berdasarkan hal tersebut, penelitian yang akan dilakukan diberi judul “Peningkatan Kemampuan Menyampaikan Laporan dengan Menggunakan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII C, Semester II SMP Aloysius Sleman.” Peningkatan kemampuan menyampaikan laporan dapat ditingkatkan dengan menerapkan metode Jigsaw. Metode ini sangat membantu siswa untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 berpikir kritis, melatih siswa untuk dapat mengatasi masalah-masalah seputar kendala dalam berbicara di depan umum karena tidak terbiasa atau bahkan tidak mengetahui langkah-langkahnya. Penulis sangat yakin, dengan menggunakan metode Jigsaw ini dapat meningkatkan kemampuan berbicara pada siswa. Penelitian yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Tahap ini akan memberikan data. Data akan diperoleh melalui teknik tes dan non tes. Kemudian, data-data yang sudah diperoleh akan diolah untuk mengetahui persentase ketuntasan belajar, nilai rata-rata kelas, dan untuk mengetahui perbeda antara siklus I dan siklus II. 2.5 Hipotesis Metode Jigsaw dapat meningkatkan kemampuan menyampaikan laporan pada siswa kelas VIII C SMP Aloysius Turi semester 1 tahun ajaran 2015/2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, waktu dan tempat penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, dan indikator keberhasilan. 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah belajar sambil bekerja (learning by doing). Oleh sebab itu, penelitian ini disebut juga sebagai learning by doing research. Dalam penelitian ini ada sekelompok orang bekerja sama melakukan identifikasi sebuah masalah, melakukan sesuatu utnuk mencari pemecahannya, mengadakan pengamatan bagaimana usaha tersebut dapat berhasil, jika tidak berhasil, mencoba melakukan kembali. Secara singkat, batasan penelitian tindakan kelas (cllasroom action reseacrc), sebagaimana dikemukakan oleh Gilmore, Krantz, & Ramirez (1986) adalah sebagai berikut: “penelitian tindakan kelas bertujuan untuk membantu pada hal-hal yang bersifat praktis dalam suatu situasi problematik dan lebih jauh untuk tujuan pengembangan ilmu-ilmu sosial. Dengan demikian, ada komitmen bersama dalam penelitian tindakan kelas untuk mengkaji sebuah sistem dan secara bersamaan melakukan kerja kolaborasi dengan para anggota. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 dan dari hasil pengamatan, peneliti dapat mengetahui perkembangan dan masalah yang terjadi selama kegiatan berlangsung. Dengan demikian, peneliti dapat melakukan perbaikan-perbaikan pada tahap atau siklus selanjutnya berdasarkan hasil pengamatan. Untuk mencapai tujuan tersebut memerlukan kolaborasi secara aktif antara peneliatian dan partner (client), dengan demikian penelitian ini menekankan pentingnya “co-learning” sebagai aspek utama proses penelitian”. Berdasarkan batasan di atas, penelitian tindakan kelas dipakai dalam situasi nyata karena fokus utamanya adalah pemecahan masalah-masalah riil di lapangan. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dapat kita lakukan dalam situasi praktis, dengan maksud untuk meningkatkan atau memperbaiki situasi praktis. Penelitian tindakan kelas dapat dilakukan secara bersama-sama dengan peneliti profesional dengan tujuan untuk meningkatkan, misalnya strategi, praktik, dan pengetahuan dalam situasi riil di lapangan. Penelitian ini dibuat untuk memberdayakan seluruh partisipan dalam proses pendidikan (peserta didik, guru, dan pihak-pihak lain) dengan maksud untuk meningkatkan praktik pendidikan atau pembelajaran yang dilakukan dalam pengalaman pendidikan (Hopkins, 1993). 3.2 Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C semester 2 yang berjumlah 35 orang, tahun ajaran 2014/2015, SMP Aloysius Turi Sleman. Objek penelitian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 adalah pelaksanaan peningkatan kemampuan menyampaikan laporan dengan menggunakan metode Jigsaw. 3.3 Tempat dan Waktu Penelitian Peneliti memilih SMP Aloysius Turi Sleman sebagai tempat penelitian dalam penelitian ini. SMP Aloysius Turi Sleman beralamat di jalan Donokerto, Turi, Sleman, Yogyakarta 55551. 3.4 Prosedur Penelitian Prosedur dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dua siklus. Sebelum pelaksanaan siklus, peneliti mengadakan observasi untuk mengetahui kemampuan awal kemampuan berbicara siswa. Observasi ini dilakukan untuk mngetahui kesulitan-kesulitan yang muncul pada saat proses pembelajaran mengenai kegiatan berbicara. Peneliti akan menerapkan dua silus. Pada siklus pertama, terdiri atas empat tahap yaitu: (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) observasi, (d) refleksi. Keempat langkah ini dilakukan secara berurutan dan diidentifikasi menjadi sebuah siklus. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan PTK adaptasi dari Kemmis (dalam Setyosari 2010:44-45). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 3.4 Siklus I Siklus I terdiri dari empat tahap yaitu: perancanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. 1. Perencanaan (plan) Rencana merupakan kegiatan awal untuk mengidentifikasi masalah pembelajaran yang akan dihadapi di dalam kelas. Tindakan ini akan dilakukan oleh guru di kelas. Dalam tahap ini, hal yang dilakukan adalah mengadakan observasi di dalam kelas, dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 cara melakukan wawancara, membuat RPP sesuai dengan proses/tindakan yang akan dilakukan, menentukan materi pokok sesuai dengan pembelajaran yang akan dilakukan. Dalam perencanaa ini bisa juga mengadakan penelitian awal untuk mengetahui dan mengidentifikasi masalah dalam pembelajaran. Kegiatan ini dapat dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Kegiata berikutnya dalah membuat lembar observasi dan pedoman wawancara untuk melihat proses pembelajaran yang sedang berlangsung, lalu kegiatan selanjutnya adalah membuat RPP, menentukan materi yang akan diterapkan pada saat proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan SK KD. Pada kegiatan selanjutnya, guru menentukan topik dan teks bacaan untuk siswa, melaksanakan proses pembelajaran, menyiapkan LKS, mempersiapkan alat evaluasi untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa dan yang terakhir adalah menyiapkan sumber dan bahan pembelajaran. 2. Tindakan Tahap ini dapat juga dikatakan sebagai tahap pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan ini peneliti akan melaksanakan pembelajaran di dalam kelas yang sudah ditentukan. Peneliti akan mengadakan pertemuan sebanyak dua kali dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Peneliti akan menerapkan beberapa langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran tindakan ini: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 a. Pertemuan I 1) Kegiatan pembelajaran dimulai dengan salam pembuka dari guru, doa dan memaparkan apersepsi. 2) Pada apersepsi, guru dapat bertanya kepada siswa mengenai isu yang sedang populer pada saat itu. Guru dapat bertanya mengenai tanggapan siswa terhadap isu tersebut. 3) Setelah itu, guru dapat memberikan topik mengenai perjalanan yang kemudian siswa diajak untuk memberikan komentar 4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diterapkan selama proses pembelajaran 5) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap beranggotakan 4-5 orang (kelompok asal). Setiap anggota kelompok mendapatkan materi pelajaran yang berbeda. 6) Kemudian, untuk siswa yang mendapatkan nomor soal yang sama akan bergabung dan menyelesaikan soal dalam satu kelompok (kelompok ahli) 7) Siswa diminta mengamati teks yangg sudah diberikan di dalam kelompok ASAL 8) Setelah mengamati, siswa diminta untuk menanya kepada guru mengenai hal-hal yang belum mereka paham dalam teks tersebut di dalam kelompok ASAL PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 9) Setelah siswa selesai menanya kepada guru, siswa dapat mengeksplorasikan apa yang sudah mereka pahami ke dalam kelompok AHLI 10) Dalam kelompok AHLI, siswa diminta untuk mengasosiasikan informasi yang didapatkannya. 11) Kemudian, siswa dapat mengomunikasikan hasil kerjanya di dalam kelompok ASAL dan di depan kelas. 12) Guru dan peserta didik mengevaluasi dan menyimpulkan hasil belajar 13) Guru memberikan soal untuk evalusi pembelajajaran dan siswa mengerjakannya 14) Doa penutup dan salam penutup sebagai kegiatan penutup Pertemuan II 1) Kegiatan pembelajaran dimulai dengan salam pembuka dari guru, doa dan memaparkan apersepsi. 2) Pada apersepsi, guru dapat bertnanya kepada siswa mengenai isu yang sedang populer pada saat itu. Guru dapat bertanya mengenai tanggapan siswa terhadap isu tersebut. 3) Setelah itu, guru dapat memberikan topik mengenai perjalanan yang kemudian siswa diajak untuk memberikan komentar 4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diterapkan selama proses pembelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 5) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap beranggotakan 4-5 orang (kelompok asal). Setiap anggota kelompok mendapatkan materi pelajaran yang berbeda. 6) Kemudian, untuk siswa yang mendapatkan nomor soal yang sama akan bergabung dan menyelesaikan soal dalam satu kelompok (kelompok ahli) 7) Siswa diminta mengamati teks yangg sudah diberikan di dalam kelompok ASAL 8) Setelah mengamati, siswa diminta untuk menanya kepada guru mengenai hal-hal yang belum mereka paham dalam teks tersebut di dalam kelompok ASAL 9) Setelah siswa selesai menanya kepada guru, siswa dapat mengeksplorasikan apa yang sudah mereka pahami ke dalam kelompok AHLI 10) Dalam kelompok AHLI, siswa diminta untuk mengasosiasikan informasi yang didapatkannya. 11) Kemudian, siswa dapat mengomunikasikan hasil kerjanya di dalam kelompok ASAL dan di depan kelas. 12) Guru dan peserta didik mengevaluasi dan menyimpulkan hasil belajar 13) Guru memberikan soal untuk evalusi pembelajajaran dan siswa mengerjakannya 14) Doa penutup dan salam penutup sebagai kegiatan penutup PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 3. Observasi Observasi dilaksanakan pada saat tahap tindakan dilaksanakan. Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan pada saat proses belajar berlangsung. Kegiatan yang dilakukan adalah menemukan dan mencatat semua temuan yang ada selama proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan guru dan siswa dicatat sebagai pedoman penyusunan hasil peneliti. 4. Refleksi Tahap refleksi ini digunakan untuk mengevaluasi hasil pertemuan bersama guru selama proses pembelajaran berjalan. Di sini akan menyimpulkan bahwa apakah perlu diadakannya lagi penelitian berikutnya atau tidak. Peneliti akan merefleksikan semua yang terjadi pada siklus I, baik itu kelemahannya maupun kekurangannya. Hasil refleksi siklus I digunakan sebagai bahan acuan untuk pelaksanaan tindakan pada siklus II. 3.4.2 Siklus II Pada dasarnya, tahap-tahap yang diterapkan pada siklus II sama dengan tahap-tahap yang dilakukan pada siklus I. Siklus II bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus I. Adapun tahapannya adalah 1) Perencanaan Pada siklus kedua ini, peneliti akan membuat Rencana Proses Pembelajaran (RPP) yang prosesnya sama dengan RPP pada siklus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 I. RPP ini dibuat berdasarkan semua evaluasi pada siklus I dengan tujuan agar pembelajaran pada siklus 2 tercapai. 2) Tindakan Pada kegiatan ini, siswa dapat memahami apa yang disampaikan oleh guru, lalu menanyakan hal guru dapat bertanya kepada siswa mengenai kesulitan dalam berbiacara di dalam kelompok maupun di depan kelas. Setelah itu, guru dapat membagi kelompok seperti pada siklus I yang terdiri dari 5 – 6 orang. Kegiatan ini sama seperti kegiatan pada siklus I, siswa diminta untuk berdiskusi mengenai bacaan yang sudah diberikan. Sama seperti kegiatan pada siklus I, siswa diminta untk bekerja dalam kelompok asal, lalu membetuk kelompok ahli untuk berisdkusi lebih lanjut. Setelah beberapa waktu berdiskusi, siswa dapat kembali ke kelompk asal untuk menyampaikan informasi yang telah didapatkan dari kelompok ahli. Setelah itu, guru dapat meminta siswa tertentu untuk mempresentasikan hasil diskusi, lalu pembelajaran dapat diakhiri dengan membuat kesimpulan mengenai pembelajaran yang telah berlangsung. 3) Observasi Observasi pada siklus II dapat dilakukan secara bersamaan dengan tindakan. Observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai kerja siswa pada siklus II. Pedoman observai ini sama dengan pedoman observasi pada siklus I. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 4) Refleksi Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi dari tindakan siklus II. Peneliti dan guru dapat mendiskusikan mengenai hal-hal yang ditemui pada saat proses pembelajaran. Dalam tindakan ini juga dapat dilakukan untuk menyimpulkan apakah indikator keberhasilan sudah tercapai atau belum. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam peelitian ini menggunakan dua teknik, yaitu teknik tes dan nontes. 3.5.1 Teknik Tes Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan menyampaikan laporan siswa. Tes yang dilakukan adalah tes kemampuan menyampaikan laporan dengan materi menyampaikan laporan dari sebuah teks laporan perjalanan. Data yang dikumpulkan adalah hasil tes yang dilakukan pada setiap akhir siklus. Aspekaspek penilaian tes dalah: (1) ketepatan intoonasi, (2) kelancaran dalam berbicara, (3) kecepatan dan kejelasan dalam berbicara, (4) ketepatan mengucapkan bunyi (vokal dan konsonan), dan (5) keruntutan dalam menyampaikan informasi. Format penilaian menyampaikan laporan lihat pada lampiran. 3.5.2 Teknik Nontes Data yang dikumpulkan dengan teknik nontes adalah a. Hasil observasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 Observasi dilakukan sebelum penelitian melaksanakan pembelajaran. Observasi digunakan untuk mengetahui proses belajar yang dilakukan, metode dan media yang digunakan guru dalam pembelajaran. b. Hasil Wawancara Wawancara dengan siswa dan guru sebelum peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran. Wawancara dilakukan untuk mengetahui bagaimana kegiatan pembelajaran berbicara untuk menyampaikan laporan. c. Pemotretan Pemotretan bertujuan agar kegiatan belajar mengajar dapat didokumentasikan sebagai data. 3.6 Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan dua bentuk instrumen, yaitu tes dan nontes. Instrumen tes berupa kegiatan berbicara untuk mengetahui kemampuan berbicara siswa, sedangkan instrument nontes diberikan dalam bentuk observasi dan kamera. Tindakan ini dilakukan untuk mengetahui kegiatan pembelajaran di dalam kelas. 3.6.1 Tes Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan berbicara siswa. Adapun tindakan dilakukan dengan cara meminta siswa utnuk mencoba berbicara di depan kelas. Dalam hal ini, ada kriteria yang harus diterapkan. Kriteria-kriteria PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 tersebut adalah, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, berbicara dengan runtut, intonasi yang jelas, dan ekspresi yang baik. 3.6.2 Nontes Pada kegiatan ini, instrument nontes digunakan untuk mengamati sitauasi pembelajaran. Kegiatan ini dapat dilihat melalui keterlibatan atau keaktifan siswa di dalam kelas pada saat proses pembelajaran berbicara berlangsung. Instrument yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. 1) Observasi Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik mengumpulkan data dengan cara mengadakan pengamatan kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan ini dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran bahasa Indonesia. Observasi dilakukan oleh peneliti dan didampingi oleh guru bahasa Indonesia. Berikut pedoman observasi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 Observasi Kegiatan Pembelajaran Mata Pelajaran Kelas / semester Jumlah siswa Tanggal No. : Bahasa Indonesia : VIII/ 1 :22 orang : Aspek yang Diamati Ya Tidak Keterangan Tambahan A. Aktivitas Guru di Kelas Kegiatan Awal 1. Guru guru menyapa peserta didik 2. Guru mempresensi kehadiran siswa 3. Guru melakukan apersesi 4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran B. Kegiatan Inti 5. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok (kelompok ASAL) 6. Siswa mengamati teks yang diberikan oleh guru 7. Siswa menannya mengenai hal yang belum dimengerti 8. Siswa membentuk kelompok baru (kelompok AHLI) 9. Siswa mengeksplorasi informasi dari kelompok AHLI 10. Siswa mengasosiasi informasi yang didapatkan dari kelompok PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 AHLI ke dalam kelompok ASAL 11. Siswa mengomunikasikan informasi di depan kelas C. Kegiatan Penutup 12. Siswa mengemukakan kesulitan dan manfaat selama pelajaran berlangsung 13. Siswa diminta untuk memberikan komentar mengenai kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung 14. Guru memberikan penjelasan mengenai manfaat dari proses pembelajaran yang telah berlangsung 15. Guru memberikan motivasi terhadap siswa 16. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 Observasi Siswa No. Aspek 1. Siswa memperhatikan guru 2. Siswa mencoba memikirkan masalah diberikan guru 3. Siswa berdiskusi dalam kelompok (kelompok ASAL) 4. Siswa aktif mencari informasi dalam buku atau mencari tahu kepada teman kelompok (kelompok ASAL) 5. Siswa berani bertanya kepada guru jika menemukan kesulitan (kelompok ASAL) 6. Siswa bergabung dalam kelompok baru (kelompok AHLI) 7. Siswa penuh konsentrasi menyimak teman kelompok yang sedang berbicara untuk menyampaikan hasil diskusi dari kelompok ASAL 8. Siswa mampu memahami semua informasi yang didapatkan di dalam kelompok AHLI 9. Siswa kembali ke kelompok ASAL Ya Tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 untuk menyampaikan informasi yang sduah didapatkan di dalam kelompok AHLI 10. Siswa memberikan tanggapan atas hasil diskusi yang dipresentasikan di depan kelas 11. Siswa mampu membuat hasil diskusi secara umum 2) Wawancara Wawancara (interview) merupakan suatu metode untuk mendapatkan informasi melalui dialog antara nerasumber dan peneliti. Narasumber yang diwawancarai adalah: Guru bahasa Indonesia kelas VII C SMP Aloysius Turi, Ibu Gusti Dinda Damarsasi, S.Pd., peneliti bertanya tentang bagaimana kemampuan berbicara pada siswa yang bersangkutan, strategi apa saja yang sudah digunakan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berbicara Siswa kelas VIII C Kegiatan wawancara terhadap siswa/i ini dilakukan untuk mengetahui hal-hal mengenai proses pembelajaran di kelas. Apakah mereka tertarik atau membosankan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 Instrumen Wawancara Guru dan Siswa Kemmpuan Menyampaikan Laporan Pra Siklus No. Pertanyaan A. Wawancara dengan Guru 1. Sebelum memulai pembelajaran, apa saja yang harus dipersiapkan? 2. Bagaimana cara menyusun materi pembelajaran agar sesuai dengan SK dan KD yang berlaku? 3. Dalam mengajarkan materi tentang berbicara, aspek apa saja yang harus diperhatikan? 4. Metode apakah yang digunakan pada saat membawakan materi tentang berbicara? 5. Pada saat mengajarkan materi tentang berbicara, apakah ada kesulitan yang cukup mengganggu proses pembelajaran? 6. Jika ada kesulitan, bagaimana caranya untuk mengatasi kesulitan itu? 7. Bagaimana cara Ibu untuk membangkitkan minat bicara siswa? 8. Bagaimana hasil kemampuan berbicara siswa? Jawaban PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 9. Apakah Ibu sudah menerapkan semua aspek yang sudah disiapkan untuk materi berbicara? 10. Strategi apa yang digunakan agar dapat memberi perhatian kepada siswa secara menyeluruh? 11. Setelah menerapkan strategi, metode, dan aspek yang sudah disampaikan, apakah batas KKM kemampuan berbicara siswa dapat tercapai? B. Wawancara dengan Siswa 1. Bagaimana menurutmu pembelajaran bahasa Indonesia selama ini? 2. Menurutmu, bagaimana proses guru mengajar? 3. Dengan cara guru mengajar seperti itu, apakah kamu memahami materi pelajaran? 4. Menurutmu, apakah guru menguasai materi pelejaran dengan baik? 5. Apakah keterampilan berbicara sering dilakukan oleh guru? 6. Apa yang kamu ketahui tentang keterampilan berbicara? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 7. Apakah kamu suka dengan kegiatan berbicara? 8. Apakah kamu mempunyai kesulitan dalam kagiatan berbicara? 9. Apakah kamu dapat mengatasi kesulitan dalam berbicara? 10. Apakah kamu dapat menyimpulkan sesuatu melalui kegiatan berbicara? 3. Dokumentasi Metode ini akan dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui arsip- arsip di sekolah. 3.7 Teknik Analisis Data Ada dua teknik yang dilakukan dalam dua teknik, yaitu teknik kualitatif dan teknik kuantitatif. 3.7.1 Teknik Kualitatif Teknik kualitatif diguanakan untuk data yang diperoleh dari hasil nontes. Data yang akan dianalisis adalah data yang diperoleh pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. 3.7.2 Teknik Kuantitatif Teknik kuantitatif digunakan untuk menghitung kemampuan berbicara siswa dalam menyampaikan informasi di dalam kelompok dan di depan kelas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 Penghitungan kemampuan menyampaikan laporan, rata-rata kelas dan uji perbedaan. a. Analisis kemampuan menyampaikan laporan Nilai = jumlah skor perolehan ____________________ X 100 Jumlah skor maksimal b. Perhitugan rata-rata kelas Rata-rata =∑ nilai semua siswa _________________ (Arikunto, 2002) ∑ Siswa c. Uji perbedaan dengan menggunakan uji “t” Data yang akan diuji yaitu data perbedaan hasil tes siswa pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Apakah ada perbedaan yang nyata antara data-data tersebut. Uji yang akan digunakan adalah paired sample t test. Rumus sebagai berikut: t hitung – dengan S= 3.8 Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan pelaksanaan dapat dilihat dari peningkatan kemampuan berbicara. Keberhasilan tidak ditentukan pada hasil akhr, tetapi dapat dilihat pada proses yang sedang berlangsung pada saat pembelajaran atau pada proses berlangsungnya penelitian dengan indikator keberhasilan sebagai berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 No. 1. Indikator Menyampaikan laporan secara lisan dengan bahasa yang baik dan benar Kondisi awal Siklus I Siklus II Jumlah siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran berbicara adalah 22 siswa. Dengan kata lain tidak ada siswa yang tuntas pada penelitian awal Enam puluh enam persen (66%) mencapai KKM, dalam kompetensi dasar menyampaikan laporan Delapan puluh dua persen (82%) mencapai KKM, dalam kompetensi dasar menyampaikan laporan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dibahas tentang deskripsi data pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan. Deskripsi pelaksanaan penelitian berisi deskripsi tempat penelitian, rencana penelitian siklus I dan siklus II, dan pelaksanaan penelitian siklus I dan siklus II. 4.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan di SMP Aloysius Turi, Sleman. SMP Aloysius Turi terletak di Donokerto, Turi, Sleman D.I. Yogyakarta 55551. Pelaksanaan tindakan ini diadakan dengan dua siklus, siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu, 29 Agustus 2015 dan Selasa, 5 September 2015. Siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu, 19 September 2015 dan Sabtu, 26 September 2015 . Kelas yang menjadi subjek penelitian ini adalah kelas VIII C dengan jumlah 22 siswa, yang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 4 orang perempuan. Penelitian ini melibatkan guru bahasa Indonesia kelas VIII C yaitu Ibu Gusti Dinda Damarsasi, S. Pd., yang ikut membantu pelaksanaan tindakan kelas ini. Peneliti dan guru tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin memecahkan masalah pembelajaran kemampuan menyampaikan laporan yang ada di sekolah. Pada penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengajar sekaligus sebagai pengamat. Peneliti bertugas untuk memberikan materi dan mengamati kegiatan pembelajaran. Peneliti akan mengevaluasi hasil pembelajaran berbicara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 dan dari hasil pengamatan, peneliti dapat mengetahui perkembangan dan masalah yang terjadi selama kegiatan berlangsung. Dengan demikian, peneliti dapat melakukan perbaikan-perbaikan pada tahap atau siklus selanjutnya berdasarkan hasil pengamatan. Sebelum diterapkan tindakan untuk meningkatkan kemampuan menyampaikan laporan, peneliti mengadakan prates (tes awal). Tujuan melakukan prates adalah agar peneliti dapat mengetahui kemampuan awal berbicara siswa. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode Jigsaw. Evaluasi dari penelitian ini adalah penilaian hasil tes kemampuan menyampaikan laporan. Pada kegiatan prates, peneliti hanya mengamati siswa saat sedang mengikuti proses pembelajaran tanpa meminta siswa untuk mengerjakan soal apapun. 4.2 Analisis Data Pelaksanaan Penelitian 4.2.1 Analisis Siklus I Siklus pertama dilakukan dalam empat tahap, yakni (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan tindakan (3) observasi, dan (4) refleksi. Setiap tahapan akan diuraikan secara rinci. Siklus pertama dilaksanakan dalam 4 jam pelajaran. 1. Perencanaan Pada tahap perencanaan peneliti melakukan berbagai persiapan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tindakan.Pertama, membuat scenario pembelajaran yang meliputi silabus dan RPP, menyusun bahan pembelajaran seperti mempersiapkan bahan tajuk rencana yang sedang hangat dibicarakan dan lembar kerja siswa.Kedua, mempersiapkan alat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 pengumpulan data yaitu kamera.Ketiga, mempersiapkan rubric penilaian (pedoman penilaian) dan pedoman observasi. 2. Pelaksaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dilakukan dalam 2 kali pertemuan (4 jp). Pertemuan I Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 29 Agustus 2015 berlangsung selama 80 menit dari pukul 07.30 sampai pukul 08.50 WIB. Berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan tindakan dibagi menjadi tiga kegiatan, yaitu: a) Kegiatan awal Salam pembuka, mempresensi siswa, bertanya tentang pelajaran minggu lalu, dan memberikan pertanyaan untuk persiapan mengikuti pelajaran hari ini b) Kegiatan inti Eksplorasi 1) Guru menjelaskan tentang tujuan dan proses pembelajaran hari ini 2) Guru menayangkan beberapa video tentang menyampaikan laporan 3) Guru melakukan apersespsi setelah menonton video tentang menyampaikan laporan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 Elaborasi 1) Membentuk empat kelompok secara acak dengan berhitung (kelompok ASAL) 2) Guru memberikan materi tentang menyampaikan laporan dalam bentuk handout 3) Setiap kelompok mendapatkan teks yang berbeda 4) Siswa diminta untuk memahami semua materi di dalam handout 5) Siswa membentuk kelompok baru yang terdiri dari siswa yang mendapatkan nomor yang sama (kelompok AHLI) 6) Siswa berdiskusi mengenai materi dari kelompok ASAL 7) Setelah selesai berdiskusi, siswa diminta untuk kembali ke kelompok ASAL untuk memaparkan hasil diskusi dari kelompok AHLI secara bergiliran. Konfirmasi 1) Setiap kelompok memaparkan hasil kerja kelompok di depan kelas c) Kegiatan akhir 1) Siswa dan guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran hari ini 2) Siswa dan guru melakukan refleksi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 3) Salam penutup dan doa Pertemuan II Pertemuan kedua dilaksanakan pada Selasa, 1 September 2015, berlangsung selama 80 menit dari pukul 08.50 sampai pukul 10.10 WIB. a) Kegiatan awal Salam pembuka, mempresensi siswa, bertanya tentang pelajaran minggu lalu, dan memberikan pertanyaan untuk persiapan mengikuti pelajaran hari ini b) Kegiatan inti Eksplorasi 1) Guru menjelaskan tujuan dan proses pembelajaran hari ini 2) Guru menayangkan beberapa video tentang menyampaikan laporan 3) Guru melakukan apersespsi setelah menonton video tentang menyampaikan laporan Elaborasi 1) Siswa kembali bergabung dalam kelompok asal 2) Guru meminta siswa untuk menentukan satu topik secara bebas untuk melakukan kegiatan menyampaikan laporan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 3) Kemudian siswa diminta untuk mempraktekkan kegiatan menyampaikan laporan di dalam kelompok 4) Guru mengamati kegiatan yang dilakukan oleh siswa Konfirmasi 1) Siswa mempresentasikan laporan di depan kelas c) Kegiatan akhir 1) Siswa dan guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran hari ini 2) Siswa diminta untuk membuat video tentang menyampaikan laporan Untuk pelajaran bahasa Indonesia, siswa dinyatakan tuntas apabila mencapai nilai 78.Berikut ini disajikan tabel frekuensi nilai kondisi awal dan siklus I kemampuan menyampaikan laporan berdasarkan nilai akhir. Tabel 4.1 Tabel Frekuensi Data Awal dan Siklus I NO Nilai akhir 1 88-97 Kemampuan Menyampaikan Laporan Frekuensi (f) Persentase Data awal Siklus I Data awal Silus I 1 0% 4% PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 2 3 4 5 6 7 8 9 78-87 68-77 58-67 48-57 38-47 28-37 18-27 0 Jumlah siswa 3 10 5 4 22 2 6 9 3 1 - 0% 0% 14% 45% 23% 18% 0% 0% 22 10% 27% 41% 14% 4% 0% 0% 0% Berdasarkan Tabel di atas, diketahui bahwa sebelum tindakan dilaksanakan jumlah siswa yang belum tuntas dalam kegiatan berbicara adalah 22 siswa. Dengan kata lain, tidak ada siswa yang tuntas pada penelitian awal. Sementara itu, siswa yang sudah tuntas KKM pada siklus 1 ada 3 siswa sedangkan siswa dari keseluruhan siswa yang berjumlah 22 orang belum tuntas. Hal ini berarti masih ada 19 siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran berbicara khususnya dalam berwawancara dan menyampaikan laporan.Setelah diketahui frekuensi nilai siswa kelas VIII C dalam kemampuan melaporkan, peneliti melakukan perhitungan presentae ketuntasan belajar. Dengan demikian, dapat diketahui jumlah frekuensi siswa yang tuntas KKM mengalami peningkatan. Adapun presentase ketuntasan kemampuan menyampaikan laporan pada siklus 1 dibuat dalam bentuk diagaram berikut ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 Diagram Kemampuan Menyampaikan Laporan 14% Tidak Tuntas Tuntas 86% Dari data di atas data dijelaskan bahwa pada siklus 1 dari 22 siswa, jumlah siswa yang tuntas adalah 3 siswa dengan presentase 14%, 19 siswa dinyatakan belum tuntas dengan jumlah presentase 86%. Berdasarkan data di atas, dapat dilihat peningkatan kemampuan menyampaikan laporan dari kondisi awal hingga siklus I. data tersebut didapatkan dari hasil tes kemampuan melaporkan yang menilai 5 aspek.Hasil tes kemampuan melaporkan dengan menggunakan metode Jigsaw pada siklus I dapat dilihat pada grafik berikut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 jumlah siswa 15 12 10 6 7 10 8 8 8 5 3 1 0 1 0 3 6 Cukup Baik 4 3 1 Baik 8 7 6 4 Sangat Baik 00 Kurang Baik 3 1 Sangat Kurang Baik 0 Data tersebut menunjukkan bahwa untuk aspek ketepatan intonasi terdapat 6 orang siswa yang mendapatkan skor dalam kategori sangat baik. Siswa yang mendapatkan skor dalam kategori baik sebanyak 7 orang, dalam kategori sukup baik ada 8 orang, sedangkan dalam kategori kurang baik ada 1 orang. Pada aspek keruntutan, ada 8 siswa yang masuk dalam kategori sangat baik, 10 siswa dalam kategori baik, 8 siswa dalam kategori cuku baik, dan ada 1 siswa dalam kategori kurang baik. Pada aspek ketepatan dan kejelasan, terdapat 4 siswa dalam kategori sangat baik, 8 siswa dalam kategori baik, 6 siswa dalam kategori cukup baik, dan 1 siswa dalam kategori kurang baik. Pada aspek ketepatan mengucapkan bunyi terdapat 7 siswa dalam kategori sangat baik, 12 siswa dalam kategori baik, dan 3 siswa dalam kategori baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 Pada aspek percaya diri, terdapat 6 siswa dalam kategori sangat baik, 8 siswa dalam kategori baik, 4 siswa dalam kategori cukup baik, dan 1 siswa dalam kategori kurang baik. 3. Observasi Tahap observasi ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran itu berlangsung. Bentuk kegiatan observasi ini merupakan pengmatan langsung oleh peneliti untuk mengetahui proses berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Kegiatan observasi ini dilakukan pada saat siswa sedang berdiskusi baik di dalam kelompok asal, kelompok ahli, maupun di depan kelas. Observasi ini dilakukan oleh peneliti, tim peneliti, dan guru yang mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII C. observasi yang dilakukan merupakan bentuk pengamatan langsung proses pembelajaran. Dalam hal ini, untuk mengetahui kemampuan berbicara siswa, guru melihat hasil nilai yang diperoleh siswa setelah pelaksanaan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar penilaian. Pembelajaran dimulai dengan salam pembuka, doa, mengisi presensi, dan memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran hari ini. Kemudian, guru memberikan apresepsi mengenai pembelajaran yang akan berlangsung. Selain itu, guru dapat mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata yang dekat dengan siswa yang sedang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 terjadi.Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, diperoleh beberapa fakta yang menunjukkan bahwa guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan pedoman dalam RPP yang telah disusun.Awalnya, kelas cukup ramai karena beberapa siswa tidak bisa terkendali dengan baik.Akan tetapi, setelah dituntun dengan penuh kesabaran pada akhirnya siswa cukup terkendali dengan baik.Hal ini terbukti pada saat guru memberikan apersepsi terlihat siswa sangat antusias dalam memberikan komentar dan masukan.Pada saat berdiskusi kelompok, siswa terlihat cukup antusias meskipun ada beberapa yang kelihatan bingung tetapi sebagian besar mengerti dengan perintah dari guru.Pada saat berdiskusi di kelompok ASAL, ada siswa yang sangat antusias, ada pula siswa yang cukup pasif. Sementara itu, pada saat berdiskusi di kelompok AHLI, rata-rata semua siswa berbicara, namun ada siswa yang serius berbicara mengenai materi ada juga siswa yang asal membacakan tetapi tidak mengerti apa yang dia bacakan. Selain itu, pada tahap observasi ini ditemukan fakta baru bahwa siswa VIII C SMP Aloysius Turi memang butuh pendampingan khusus pada saat berdiskusi. Hal ini terbukti pada saat siswa ingin menyampaikan ide kepada teman kelompoknya dan teman kelompoknya itu tidak menerima pendapat satu sama lain. 4. Refleksi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 Refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan observasi dilakukan.Refleksi dimanfaatkan untuk berdiskusi mengenai beberapa rangkaian kegiatan, seperti: (1) mengolah nilai siswa, dan (2) berdiskusi dengan guru dan para observer. Tahap ini dilakukan oleh guru bidang studi dan tim observer. Berdasarkan hasil diskusi antara guru dan para observer, diketahui bahwa penggunaan metode Jigsaw meningkatkan kemampuan berbicara siswa dibandingkan dengan diskusi kelompok pada umumnya.Siswa lebih antusias dalam berinteraksi dengan teman kelompok dalam mendiskusikan dan melaporkan hasil diskusi. Kualitas pembelajaran bahasa Indonesia menjadi lebih baik dari pada kondisi awal. Terlihat dari antusiasme siswa dalam berdinamika di dalam kelas meskipun masih ada beberapa siswa yang belum antusias dalam bersinamika atau berkomentar untuk menanggapi kelompok lain. Hasil daru kegiatan refleksi ini memperlihatkan beberapa kelemahan yang masih tampak dalam pelaksanaan siklus I, yaitu: a) Waktu yang kurang efektif Waktu yang diberikan untuk berdiskusi tidak lama untuk siswa dapat mengusai materi.Butuh waktu yang cukup lama untuk menguasai materi. Dengan demikian pengaturan waktu dapat distrategikan kembali agar lebih efisien b) Materi yang terlalu banyak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 Handout yang diberikan kepada siswa terlampau panjang, sehingga siswa kewalahan utnuk menguasai materi sebanyak itu. hal ini mengakibatkan ada beberapa siswa yang mala membaca handout. Oleh karena itu, untuk siklus berikutnya materi yang diberikan akan lebih pendek agar siswa mudah menguasai materi dengan baik. c) Kurangnya motivasi Kurangnya motivasi kepada siswa membuat siswa kurang terpacu untuk berani mengungkapkan idea tau pendapat serta komentar mengenai materi yang disampaikan. Ada beberapa siswa yang sepertinya sudah mampu hanya belum didukung oleh motiyasi akhirnya belum berani utnuk maju di depan teman-temannya. 4.2.2 Faktor- factor yang Mempengaruhi Ketuntasan dan Ketidaktuntasan Siswa di Siklus I Berdasarkan hasil observasi dan nilai yang diperoleh dari tes berbicara diketahui ada beberapa factor yang mepengaruhi ketuntasan dan ketidaktuntasan dalam berbicara.Pertama adalah factor waktu yang tidak efektif.Waktu yang terlalu singkat sehingga siswa tidak mampu menguasai materi. Factor yang kedua, materi yang terlalu banyak. Dalam hal ini, tim peneliti belum membuat materi sesimple mungkin. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 Sehingga materi terlampau banyak dan siswa susah untuk menguasai materi. 4.2.3 Analisis Siklus II Siklus pertama dilakukan dalam empat tahap, yakni (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan tindakan (3) observasi, dan (4) refleksi. Setiap tahapan akan diuraikan secara rinci. Siklus pertama dilaksanakan dalam 4 jam pelajaran. 1. Perencanaan Pada perancanaan siklus II dibuat didasarkan pada hasil refleksi siklus I. dalam perancanaan siklus II ini peneliti ingin memperbaiki manajemen waktu agar lebih efektif dan pemilihan materi.Pemilihan materi akan dibuat lebih pendek tetapi tidak terjangkau sempit juga. Peneliti juga akan mengurangi soal pada LKS sehingga materi yang belum dipahami dapat didiskusikan dengan baik. Peneliti menyiapkan RPP hamper sama dengan RPP yang dibuat pada siklus I, yang membedakannya adalah waktu pembelajaran dan topic pembelajaran. Pada siklus II ini peneliti lebih menekankan pada praktek siswa dalam berwawancara. Siswa akan melakukan kegiatan berwawancara dalam bentuk kelompok. 2. Pelaksanaan Tindakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II akan mengikuti panduan dalam RPP. Pelaksanaan tindakan siklus dua dilaksanakan pada hari Sabtu, 19 September 2015 dan thari Sabtu, 26 September 2015. Pertemuan I a) Kegiatan awal Salam pembuka, mempresensi siswa, bertanya tentang pelajaran minggu lalu, dan memberikan pertanyaan untuk persiapan mengikuti pelajaran hari ini b) Kegiatan inti Eksplorasi 1) Guru memberikan apersepsi mengenai topic hari ini Elaborasi 2) Siswa kembali bergabung di kelompok ASAL 3) Guru menentukan empat topic untuk dapat dijadikan topic dalam melakukan kegiatan berwawancara. Topictopik tersebut adalah Tonti, pramuka, perpustakaan, dan tata tertib di sekolah. 4) Masing-masing kelompok akan mendapatkan satu topic 5) Setelah memantapkan topic, siswa dapat menentukan narasumber dan pewawancara 6) Setelah itu, siswa dapat menyususn pertanyaan dengan baik dan guru akan selalu mendampingi siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 7) Pertanyaan disusun sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam berwawancara 8) Siswa dapat bertanya kepada guru jika menemukan kesulitan Konfirmasi c) Kegiatan akhir 1) Guru dan siswa menyimpulkan pelajaran hari ini 2) Guru meminta siswa untuk melanjutkan tugas kelompok di luar jam pelajaran (lembar kerja kelompok) 3) Salam penutup dan doa Pertemuan II a) Kegiatan awal Salam pembuka, mempresensi siswa, bertanya tentang pelajaran minggu lalu, dan memberikan pertanyaan untuk persiapan mengikuti pelajaran hari ini b) Kegiatan inti Eksplorasi 1) Guru melakukan apersepsi mengenai topic hari ini Elaborasi 1) Siswa kembali bergabung di dalam kelompok ASAL 2) Setiap kelompok mempresentasikan tugas kelompok PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 3) Urutannya seperti ini: salam pembuka, penayangan video berwawancara, salam penutup. 4) Kelompok lain wajib memberikan komentar untuk kelompok yang sedang presentasi 5) Setelah semua kelompok melakukan presentasi, siswa dapat kembali ke tempat duduk masing-masing c) Kegiatan akhir 1) Guru dan siswa melakukan refleksi kegiatan pembelajaran hari ini 2) Siswa diminta untuk merefleksikan itu secara lisan 3) Guru dapat menyampaikan motivasi dan kegunaan dari pembelajaran yang sudah dilakukan Kemampuan berbicara siswa pada siklus II mengalami peningkatan.Berdasarkan frekuensi nilai yang dicapai siswa pada siklus II menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Aloysius Turi. Peningkatan ini terjadi pada skor tertinggi pada siklus II adalah 95 dengan nilai terendah 60, sedangkan pada siklus I nilai tertinggi adalah 80 dan terendah adalah 40 Adapun presentase kemampuan berbicara siklus II siswa kelas VIII C SMP Aloysius Turi, sebagai berikut: Tabel 4.2 Frekuensi Kemampuan Menyampaikan Laporan pada Siklus I dan Siklus II NO Nilai akhir 1 88-97 Kemampuan Menyampaikan Laporan Frekuensi (f) Persentase Siklus I Siklus II Siklus I Silus II 1 8 4% 36% PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 2 3 4 5 6 7 8 78-87 68-77 58-67 48-57 38-47 28-37 20-27 Jumlah siswa 2 6 9 3 1 - 11 2 1 - 10% 27% 41% 14% 0% 0% 0% 50% 10% 4% 0% 0% 0% 0% 22 siswa Dari data dalam table di atas, 19 siswa memeroleh nilai ≥ 78 atau tuntas dari KKM yang sudah ditentukan pada siklus II, 3 siswa yang lain masih mendapatkan nilai ≤ 78 atau belum tuntas. Dari table juga terlihat adanya peningkatan jumlah frekuensi siswa yang lulus KKM. Pada siklus I siswa lulus KKM berjumlah 4 dan meningkat menjadi 18 pada siklus II, sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas mengalami penurunan dari 19 menjadi 3 siswa. Lebih jelasnya, dapat dilihat melalui diagram presentase ketuntasan kemampuan menyampaikan dalam diagram berikut ini. Diagram Diagram Presentase Kemampuan Menyampaikan Laporan 18 % Tuntas 82 % Tidak tuntas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 Grafik jumlah siswa 20 16 Sangat Baik 15 12 1010 10 5 4 767 2 00 76 2 0 2 00 Baik 10 6 00 Cukup Baik 4 2 Kurang Baik 0 Sangat Kurang Baik 0 Dari data tersebut menunjukkan bahwa untuk aspek ketepatan intonasi terdapat 16 orang siswa yang mendapatkan skor dalam kategori sangat baik. Siswa yang mendapatkan skor dalam kategori baik sebanyak 4 orang siswa. Siswa yang mendapatkan skor dalam kategori cukup baik sebanyak 2 orang. Sedangkan dalam kategori kurang baik dan sangat kurang baik 0 siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa dilihat dari aspek ketepatan intonasi, kemampuan siswa mengalami peningkatan yang signifikan, dibandingkan dengan hasil pada siklus I. Peningkatan kemampuan dapat dilihat dari jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik pada siklus I. 3. Observasi Siklus II ini mengalami peningkatan, khusus dalam pembelajaran di kelas dan dalam kegiatan berbicara.Pada siklus II terlihat dalam bekerja di dalam kelompok dan saat berdiskusi di kelas, siswa mau dan mampu berpendapat dan bertanya.Metode yang telah diterapkan sudah semakin jelas dan siswa sudah mengerti. Bimbingan guru dan kerja sama siswa mampu menjelaskan secara menyeluruh sehingga materi disampaikan secara baik dan diterima dengan baik juga. Sehingga siswa mampu memahami dengan baik. 4. Refleksi Refleksi ini dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi selesai dilakukan. Tahap refleksi ini dimanfaatkan oleh tim peneliti untuk berdiskusi dengan guru bidang studi. Di dalam kegiatan refleksi ini yang dilakukan adalah (1) mengolah nilai siswa dan (2) berdiskusi dengan guru dan para observer.Dari penelitian di PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 siklus II diperoleh data bahwa metode yang digunakan sudah baik dan jelas. Hal ini terlihat dari sudah tersampaikan apa yang hendak disampaikan oleh tim peneliti kepada siswa. Ini terbukti pada saat siswa berdiskusi kelompok dan menyampaikan laporan di depan kelas. Hal yang diubah adalah waktu yang diberikan pada saat siswa mendiskusikan materi di dalam kelompok dari 25 menit ditambah menjadi 30 menit. Proses pembelajaran siklus II jauh lebih baik. 4.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketuntasan dan Ketidaktuntasan Siswa di Siklus II Berdasarkan hasil penelitian pada siklus II, dapat dikatakan bahwa keberhasilan.Hal ini siklus II mengalami terbukti dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang sudah tuntas KKM. Dari hasil yang ditunjukkan pada silus II, siswa yang susah menguasai materi yang cukuppanjang diberikan materi yang pendek. Sehingga siswa bisa menyelesaikan menyampaikan laporan semua materi dengan baik dan tepat waktu. 4.3 Pembahasan Hasil penelitian peningkatan kemampuan menyampaikan laporan dapat dilihat dari rata-rata yang diperoleh siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 mulai prasiklus, siklus I, dan siklus II.Secara umum, hasil dari penelitian dapat dilihat pada grafik berikut ini. 120 100 80 Rata-rata 60 Tuntas Tidak tuntas 40 20 0 prasiklus siklus I siklus II ... Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbicara siswa dalam menyampaikan laporan selalu mengalami peningkatan dari prasiklus, siklus I, dan siklus II. Hal ini dapat dilihat dari data yang telah diperoleh yaitu berupa lembaran penilaian siswa. Hasil prasiklus menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang mendapatkan nilai atau dengan kata lain seluruh siswa tidak ada yang tuntas. Nilai rata-rata kelas dari siswa yang berjumlah 22 adalah 47,9. Setelah siklus I dilaksanakan terjadi peningkatan pada jumlah siswa yang tuntas adalah 3 siswa atau 13,6% dan 86,3% tidak tuntas. Nilai rata-rata siklus I mengalami peningkatan dari siswa yang berjumlah 22 adalah 66,1. Siklus II juga menunjukkan peningkatan, terdapat 18 siswa atau 81,8% siswa yang mencapai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66 KKM, dan 4 siswa atau 18,2% tidak tuntas. Nilai rata-rata siklus II dari 22 siswa semkin meingkat menjadi 81. Setelah mengetahui peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan di atas, ada beberapa perbedaan tindakan dan hasil tindakan pada siklus I dan siklus II yang mendukung bahwa penelitian ini cukup sampai pada siklus II. Perbedaanperbedaan itu dapat dilihat dari materi yang dipilih dan waktu pembelajaran lebih khusus pada saat siswa diskusi. Perbedaan pertama adaah materi yang dipilih. Pada siklus I, materi yang dipilih sangat banyak yaitu tentang ruang lingkup berwawancara. Hal ini cukup sulit untuk siswa. Pada saat berdiskusi, siswa kelihatan kebingungan karena waktu tidak cukup untuk mendiskusikan materi yang cukup banyak. Oleh karena itu, siswa tidak dapat menyelesaikan kerja kelompok dengan baik. Perbedaan kedua adalah waktu yang diberikan terlalu pendek. Hal ini terlihat dari managemen waktu yang tidak efektif. Pada siklus I, siswa cenderung bermain pada saat pembagian kelompok, sehingga banyak waktu yang terbuang begitu saja. Hal ini membuat siswa kekurangan waktu pada saat berdiskusi. Oleh karena itu, peneliti melakukan suatu tindakan untuk memanage waktu agar siswa bisa menggunakan waktu dengan efektif. Berdasarkan deskripsi perbedaan tindakan di atas, dapat diketahui bahwa pada siklus I dan siklus II terdapat perbedaan hasil kemampuan menyampaikan laporan pada siswa. Perbedaa-perbedaan ini menunjukkan bahwa kemampuan berbicara siswa dalam menyampaikan laporan dengan menggunakan metode PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 Jigsaw pada tindakan siklus II lebih baik darp pada siklus I. Hal ini dapat dilihat dari proses siswa yang semakin sktif dan antusias pada pembelajaran siklus II. 4.4 Uji Perbedaan 4.5.1 Uji T Berpasangan untuk Kondisi Awal dan Siklus I a. Perumusan Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif 1. Ho (Hipotesis Nol) : nilai hasil tes siswa kondisi awal lebih besar atau sama dengan hasil tes siswa siklus I. і 2. H (Hipotesis Alternatif) : nilai hasil tes siswa kondisi awal lebih kecil dari nilai hasil tes siswa siklus I. b. Aturan Perumusan Jika t hitung lebih besar dari tabel dengan df= 22 dan alfa= 0,05, i maka Ho ditolak dan H diterima. c. Pengujian Data Penelitian Berikut ini akan dipaparkan langkah-langkah penghitungan data berdasarkan uji t. Paparan data pada lampiran .... berdasarkan pengolahan data yang sudah di dapat, diketahui bahwa kemampuan menyampaikan laporan antara kondisi awal dan siklus I (d) = 12,5 dan banyaknya data (n) adalah 22 siswa. Jumlah adalah 7839. Di bawah ini merupakan hasil analisis penghitungan uji t PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 dari data diatas. Menurut supranto (2009: 338-342), rumus yang digunakan adalah: t hitung – = S= = = = = t hitung = = = 7, 41 = = = 7,716 t tabel = 0,05 dengan df= 22 adalah 1,717 jadi, t hitung > t tabel yaitu 7,716 > 1,717 i maka keputusannya adalah Ho ditolak H diterima, dengan kesimpulan hasil nilai tes menyampaikan laporan pada kondisi awal lebih kecil dari pada hasil tes menyampaikan laporan siklus I, dalam artian ada perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan siklus I. Dalam artian ada perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan siklus I. 4.5.2 Uji T Berpasangan untuk Siklus I dan Siklus II PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 a. Perumusan Hipotesis Nol dan Hipotesis Alternatif Ho (Hipotesis Nol): nilai hasil tes siswa siklus I lebih besar atau sama dengan hasil tes siswa siklus II і H (Hipotesis Alternatif) : nilai hasil tes siswa siklusI lebih kecil dari nilai hasil tes siswa siklus II. b. aturan perumusan a. Aturan Perumusan Jika t hitung lebih besar dari tabel dengan df= 28 dan alfa= 0,05, maka Ho i ditolak dan H diterima. b. Pengujian Data Penelitian Berikut ini akan dipaparkan langkah-langkah penghitungan data berdasarkan uji t. Paparan data pada lampiran 20. Berdasarkan pengolahan data yang sudah didapat, diketahui bahwa kemampuan membaca pemahaman antara kondisi awal dan siklus I = 13,7 Dan banyaknya data adalah 25 siswa. Jumlah adalah 9027. Di bawah ini merupakan hasil analisis penghitungan uji t dari data di atas. Menurut Supranto (2009: 338-342), rumus yang digunakan adalah: t hitung – S= = = – = PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 = = = t hitung = = = = = 8,285 t tabel = 0,05 df= 22 adalah 1,71 jadi t hitung > t tabel = 8,28>1,71 Berdasarkan pengujian di atas, dapat diputuskan bahwa Ho ditolak H i diterima, dengan kesimpulan hasil nilai tes membaca pemahaman pada siklus I lebih kecil daripada hasil tes membaca pemahaman siklus II, dalam artian ada perbedaan yang signifikan antara siklus I dan siklus II. 4.1 Refleksi Refleksi dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki kekurangankekurangan yang ditemui siswa setiap siklusnya. Hasil refleksi pada siklus I terdapat beberapa kekurangan dan kelebihan dalam membaca pemahaman dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah. Adapun kelebihannya yaitu siswa terlihat bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa sangat tertarik pada tema yang diberikan karena dekat dengan kehidupan siswa. Tema “kegagalan ujian nasional tahun 2013” menjadi dasar permasalahan yang diberikan oleh guru, dengan demikian keinginan siswa untuk membahas masalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 tersebut menjadi hidup dan digunakan sebagai batu loncatan untuk membahas materi yang akan mereka pelajari. Siswa lebih kritis dalam memberikan masukan. Ide-ide yang mereka miliki bisa dengan leluasa mereka sampaikan. Sedangkan kekurangan pada siklus I siswa mengeluh karena tajuk rencana yang diberikan terlalu panjang. Hal ini menimbulkan rasa malas untuk membaca sehingga siswa tidak maksimal dalam mengerjakan tugas kelompok dan individu. Pemahaman mereka terhadap tajuk rencana masih kurang dipahami siswa karena bacaan cukup sulit. Pada pelaksanaan siklus II, peneliti memperbaiki kekurangan yang terdapat pada siklus I. Perbaikan tersebut diantaranya, (1) menggunakan bacaan yang lebih singkat dan (2) mengurangi waktu pertemuan sehingga pembelajaran lebih efektif dan efisien. Oleh sebab itu, pada siklus II peneliti tidak mengalami kesulitan dalam melakukan proses pembelajaran. Pada siklus II peneliti menemukan kelebihan setelah dilangsungkannya perbaikan. Pada siklus II, siswa lebih kritis, berani bertanya, dan kegiatan diskusi berjalan baik. Waktu yang ada dipergunakan dengan baik sehingga pembelajaran sesuai dengan rencana. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV, dapat dismpulkan bahwa penggunaan metode Jigsaw terbukti meningkatkan kemampuan berbicara. Penelitian dilakukan pada pembelajaran berbicara dengan kompetensi dasar mengunkapkan berbagai informasi melalui wawancara dan presentasi laporan pada siswa kelas VIII C semester 1 SMP Aloysius Turi, Sleman, Yogyakarta 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes kemampuan menyampaikan laporan pada siswa. Berdasarkan analisis data, kemampuan menyampaikan laporan siswa mengalami peningkatan. Pada kondisi awal, siswa yang tuntas adalah 0%, setelah menerapkan metode Jigsaw, kemampuan berbicara siswa meningkat menjadi 14% siswa yang tuntas, dan siklus II sebesar 73% siswa yang tuntas. Berdasarkan hasil penelitian, siswa telah dapat meningkatkan kemampuan menyampaikan laporan dengan baik. Aspek menyampaikan laporan yang menjadi indikator dalam kegiatan pembelajaran meliputi (a) ketepatan intonasi, (b) keruntutan, (c) kecepatan dan kejelasan, (d) ketepatan dalam menyampaikan bunyi, dan (e) percya diri dapat ditingkatkan setelah pembelajaran menggunakan metode jigsaw. Selain itu, efektivitas metode Jigsaw dalam pembelajaran berbicara untuk menyampaikan laporan dapat pula dilihat dari hasil uji hipotesis yang di lakukan peneliti. Setelah dilakukan analisis data menggunakan uji “t” dapat disimpulkan bahwa jadi, t hitung > t tabel yaitu 8,285 > 1,717 maka, Ho ditolak dan Hi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 diterima dengan demikian, menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada kemampuan menyampaikan laporan siswa kelas VIII C di siklus I dan II. Kegiatan pembelajaran pada siklus I juga mengalami peningkatan. kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Jigsaw pada siklus I belum bisa dilaksanakan dengan baik, diskusi kelompok masih kurang efektif dan kondusif, presentasi laporan masih belum bisa dilaksanakan dengan baik. Akan tetapi, sudah ada beberapa siswa yang sudah bisa memahami kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Jigsaw sehingga materi dapat diterima dengan baik. Pada siklus II, siswa sudah memahami metode Jigsaw sehingga mampu menerima materi dan memahaminya dengan baik. Oleh karena itu, siswa bisa menciptakan suasana diskusi kelompok yang efektif dan melakukan kegiatan presentasi laporan dengan baik juga. Di bawah ini merupakan sebuah grafik ketercapaian indikator kemampuan menyampaikan laporan pada siswa kelas VIII C SMP Aloysius Turi Sleman. 90 80 70 60 50 Ketercapaian 40 Indikator 30 20 10 0 Prasiklus Siklus I Siklus II PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 Dari grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan KKM pada indikator keberhasilan dan ketercapaian kemampuan menyampaikan laporan. Hai ini dapat dilihat bahwa pada indikator keberhasilan, target yang ingin dicapai adalah prasiklus: 49,7 dan pada ketercapaiannya tetap 49,7. Kemudian, pada siklus I, indikator keberhasilannya adalah 60 sedanfkan ketercapaiannya adalah 66,1. Pada siklsu II, indikator keberhasilannya adalah 78, sedangkan ketercapaiannya adalah 81. Hal ini menyatakan bahwa ada peningkatan secara signifikan dalam peningkatan kemampuan menyampaikan laporan pada siswa kelas VIII C SMP Aloysius Turi. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulakan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan metode Jigsaw dapat dikatakan berhasil. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa implementasi metode Jigsaw dalam pembelajaran berbicara untuk menyampaikan laporan dapat memberikan dampak yang baik pada kemampuan berbicara siswa. Pembelajaran dengan menggunakan metode Jigsaw dapat meningktakan hasil dari proses pembelajaran berbicara untuk menyampaikan laporan menjadi lebih baik dan efektif. 5.2 Saran a) Bagi Guru PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 Bagi guru mata pelajaran Indonesia sebaiknya menggunakan metode Jigsaw dalam pembelajaran karena hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Jigsaw dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa. b) Bagi Sekolah Sekolah seharusnya selalu memberikan dorongan kepada siswa dalam proses pelajaran bahasa Indonesia maupun mata pelajaran lainnya. Selain itu, sekolah mampu menerapkan metode-metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif agar siswa dapat meningkatkan kemampuan berbicara, lebih khusus dalam berbicara di dalam kelompok dan di depan umum. c) Bagi Peneliti Lain Bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian tentang model pembelajaran kooperaf tipe Jigsaw, diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran ini pada mata pelajaran bahasa Indonesia dan mata pelajaran lainnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian SUATU PENDEKATAN PRAKTIK. Jakarta: Rineka Cipta Gilmore, Krantz, & Ramirez. 1986. Action Based Modus of Inquiry and the HostResearch Relationship Consultation 5.3 (fall 1986) : 161 Hamdayama, Jumata. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Kagan, Spencer. 1990. Cooperative Learning Resource for Teacher. Tersedia: www.ascd.org/ASCD/pdf/journals/ed_lead/el_198912_kagan.pdf.(3juni2013) Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru.Yogyakarta: PT Raja Grafindo Persada Majid, Abdul. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nurhadi, dkk. 2007. Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga Nor. Juliansah. 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi, Thesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Penanda Media Group Sani, Ridwan Abdulah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangannya. Jakarta: Kencana Suwandi, Sarwiji. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Yuma Pressindo Tarigan, Henry Guntur. 1984. BERBICARA: sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 Wirajaya, Asep Yudha & Sudarmawati. 2008. Berbahasa dan Bersastra Indonesia. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional