Tidak Rahasia A. UMUM Asosiasi Pertekstilan Indonesia

advertisement
Tidak Rahasia
A. UMUM
Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) atas nama industri tekstil Indonesia dengan ini
mengajukan Permohonan kepada Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia
(KPPI) untuk memperpanjang tindakan pengamanan perdagangan (Safeguard)
terhadap produk benang dari kapas selain benang jahit (cotton yarn other than
sewing thread). API mengajukan permohonan ini karena tindakan pengamanan yang
dilakukan tahun 2011 – 2013 masih belum efektif membantu industri di dalam negeri
untuk meningkatkan daya saing di pasar domestik. Meskipun tindakan pengamanan
telah diterapkan namun impor produk tersebut masih tinggi. Hal ini akibat dalam
kebijakan tindakan pengamanan yang berlaku tahun 2011 – 2013, beberapa Negara
tertentu telah dikecualikan karena beberapa alasan tertentu. Pengecualian tersebut
membawa dampak pada peningkatan impor yang sangat besar atas produk ini dari
Negara tersebut.
1. PEMOHON
Nama Asosiasi
:
Asosiasi Pertekstilan Indonesia
Alamat Kantor
:
Graha Surveyor Indonesia lt. 16,
Jl. Gatot Subroto Kav. 56, Jakarta Selatan
Telp
:
021 - 5272171
Fax
:
021 - 5272166
E-Mail
:
[email protected]
Contact Person
:
Ade Sudrajat Usman
2. PRODUSEN DALAM NEGERI.
Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) berkedudukan di Indonesia mewakili industri
dalam negeri yang memproduksi benang katun tunggal. Industri dalam negeri telah
menyampaikan data dan informasi antara lain mengenai volume penjualan dalam
negeri, volume produksi, produktifitas, persediaan (stock), kapasitas terpakai, tenaga
kerja dan laba/rugi usaha (operasional). Pemohon meminta kepada KPPI agar semua
data yang disampaikan diperlakukan secara rahasia, sehingga dalam format ini semua
data-data yang sensitif disajikan dalam bentuk indeks, persentase atau keterangan.
1
Tidak Rahasia
B. PRODUK YANG DIPERMASALAHKAN
1. NAMA PRODUK
Produk yang dimaksud dalam pengajuan ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Produk Yang Dipermasalahkan
No
1
HS
5205
2
5206
Uraian Barang
Benang kapas (selain benang jahit), mengandung kapas 85%
atau lebih menurut beratnya, tidak disiapkan untuk penjualan
eceran.
Benang kapas (selain benang jahit), mengandung kapas kurang
dari 85% menurut beratnya, tidak disiapkan untuk penjualan
eceran.
Keteterangan:.
Tidak termasuk HS 5205270000, HS 5205280000, HS 5205330000, HS 5205340000, HS 5205460000, HS 6206330000,
HS 5206340000, HS 5206440000

Sumber: BTBM
2. PIHAK YANG BERKEPENTINGAN
a. Industri Dalam Negeri
Tabel 2. Nama Perusahaan yang mengajukan permohonan dan volume produksinya.
No
Nama Perusahaan
2010
2011
Januari-Juni
2012
2012
2013
1
PT Apac Inti Corpora
100
86
67
29
60
2
PT Danliris
100
98
129
72
62
3
PT Kukuh Tangguh Sandang Mills
100
77
8
-
26
4
PT Tiga Bintang Manunggal
100
53
24
14
18
5
PT Asia Cotton Industry
100
66
78
39
43
6
PT Pisma Putra Textile (Pismatex)
100
116
131
67
103
7
PT Sunrise Bumi Textile
100
108
118
60
60
8
PT Lawe Adyaprima Spinning Mills
100
63
95
49
57
9
PT Argo Pantes Tbk.
100
75
96
69
72
10
PT Primayudha Mandirijaya
100
87
64
32
31
11
PT Indorama Synthetics Tbk.
100
91
94
48
48
12
PT Sinar Pantja Djaja
100
100
111
51
57
13
PT Sinar Central Sandang
100
91
117
57
60
14
PT Bitratex
100
49
100
58
60
15
PT Lucky Abadi Textile Factory
100
65
79
41
54
16
PT Indah Jaya Textile Industry
100
97
124
61
68
Total
100
86
100
53
59
2
Tidak Rahasia
Dari sebanyak 16 (enam belas) perusahaan industri pemohon pada petisi ini secara
total Indeks Produksi Pemohon pada tahun 2012 adalah 100.
Sebagai informasi dari 14 pemohon pada petisi awal, ada tujuh perusahaan yang
sudah tidak menjadi pemohon pada petisi perpanjangan ini. Hal tersebut sebagai
dampak lonjakan impor benang kapas selain benang jahit yang mengakibatkan
perusahaan tersebut bangkrut bahkan ada yang tutup, mengalihkan dan
mengganti jenis produk yang dihasilkan, merumahkan sebagian karyawannya,
dan mengurangi produktifitas perusahaan. Tujuh perusahaan yang tidak menjadi
pemohon pada petisi perpanjangan ini adalah PT Industri Sandang Nusantara, PT
Adetex, PT Delta Merlin Sandang Tekstil, PT Rama Gloria, PT HP Spintex, PT.
Elegant Textile, PT Indo Liberty.
Untuk mengetahui produksi benang katun secara nasional dilakukan melalui
perhitungan berdasarkan impor kapas menggunakan faktor konversi standar dari
jumlah kapas yang diimpor dan menihilkan kapas lokal. Berikut skema
penghitungan estimasi produksi benang katun nasional.
Impor Kapas
(100%)
Diproduksi Menjadi
Benang Katun
70% = A
Benang Katun
Diekspor
C
Diproduksi menjadi
benang campuran
30% = B
Benang Katun
Dikonsumsi Lokal
A – C = D (100%)
Keterangan:
D
: Produksi benang kapas berdasarkan estimasi
E
: Data yang disediakan BPS
Gambar 1. Skema Penghitungan Produksi Benang Kapas
Berdasarkan perhitungan tersebut, Indeks Produksi Benang Kapas Nasional
tahun 2012 adalah 100 dan tahun 2013 (Januari-Juni) adalah 57. Dari total
volume produksi nasional, porsi perusahaan industri yang mengajukan
permohonan pada petisi perpanjangan ini adalah 55%.
3
Tidak Rahasia
Sementara itu Indeks Konsumsi Nasional tahun 2012 adalah 104 dan untuk
tahun 2013 (Januari-Juni) adalah 59.
C. PERKEMBANGAN IMPOR
1. VOLUME IMPOR
Impor barang yang dikenakan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) masih
tetap naik dalam kurun 2010 – 2012. Kenaikan dari tahun 2011 ke tahun 2012
mencapai 57.1%.
Tabel 4. Impor dari berbagai Negara
Volume Ton
% Perubahan
HS
5205
5206
2010
2011
2012
2010
ke
2011
2011
ke
2012
17,247
13,674
20,771
-20.7%
51.9%
1,714
1,629
3,267
-5.0%
100.6%
Januari-Juni
2013
%
Perubahan
Jan-June
2013/12
10,532
14,371
36.5%
1,732
1,646
-5.0%
2012
18,960
15,302
24,038
-19.3%
57.1%
12,264
16,017
Total
Keteterangan:.
Tidak termasuk HS 5205270000, HS 5205280000, HS 5205330000, HS 5205340000, HS
5205460000, HS 6206330000, HS 5206340000, HS 5206440000
Sumber: BPS
30.6%
Hal tersebut mengakibatkan dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun ini industri di dalam
negeri belum mampu mencapai tingkat pemulihan sebagaimana yang diharapkan
pada waktu inisiasi terhadap tindakan pengamanan untuk produk benang dari kapas
selain benang jahit yang dimulai pada tahun 2010 lalu.
4
Tidak Rahasia
2. PANGSA IMPOR
Pangsa Impor Produk yang dipermasalahkan.
Tabel 5. Pangsa Impor
Volume Ton
Perubahan
HS
2010
2011
2012
2010
Januari-Juni
2011
2012
ke 2011
ke 2012
2013
Perubahan
Jan-June
2013/12
Pangsa
impor
2012
1
Vietnam
2,330
2,362
7,243
1.3%
206.7%
3,758
4,517
20.2%
30.1%
2
India
2,185
1,307
4,782
-40.2%
265.7%
2,001
4,217
110.7%
19.9%
3
Korea Selatan
515
1,010
4,484
96.3%
343.8%
1,952
3,949
102.3%
18.7%
4
Rep.Rakyat Cina
4,218
3,780
3,746
-10.4%
-0.9%
2,316
1,936
-16.4%
15.6%
5
Hongkong
379
503
1,162
33.0%
130.8%
587
600
2.1%
4.8%
9,627
8,963
21,416
-6.9%
138.9%
10,615
15,219
43.4%
89.1%
Total 5 Besar
Total Dunia
18,960
15,302
24,038 -19.3%
57.1%
12,264
16,017
30.6% 100.0%
Keteterangan:.
Tidak termasuk HS 5205270000, HS 5205280000, HS 5205330000, HS 5205340000, HS 5205460000, HS 6206330000, HS
5206340000, HS 5206440000
Sumber: BPS
Lima Negara utama asal impor benang kapas adalah Vietnam, India, Korea
Selatan, Rep. Rakyat Cina Dan Hongkong. Pangsa pasar impor dari kelima
negara tersebut pada tahun 2012 masing-masing sebesar 30.1%, 19.9%, 18.7%,
15.6% dan 4.8%. Dan secara total dari kelima negara tersebut memiliki porsi
sebesar 89.1% dari total impor benang kapas selain benang jahit (produk yang
dipermasalahkan).
Kemudian, dari kelima negara asal impor tersebut Vietnam adalah Negara yang
memperoleh pengecualian dari dikenakannya BMTP untuk produk Benang dari
kapas selain benang jahit periode 2010–2013 (Januari-Juni). Namun nyatanya
Vietnam memiliki pangsa terbesar atas impor produk tersebut.
Dengan demikian, dalam perpanjangan Tindakan Pengamanan produk tersebut
yang kami usulkan, dimohon untuk tidak memberikan pengecualian kepada
Vietnam.
Karena meskipun Indonesia dan Vietnam merupakan dua Negara
anggota ASEAN namun ternyata dalam perdagangan benang kapas selain
benang jahit, Vietnam merupakan ancaman serius bagi industri di dalam negeri.
5
Tidak Rahasia
3. DAMPAK TERHADAP KERUGIAN
Tidak berkurangnya impor produk benang kapas tersebut telah mengakibatkan
kerugian pada beberapa perusahaan yang diantaranya ditandai dengan turunnya
tingkat produksi. Indikasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6. Kondisi Industri Benang Pemohon.
Tahun
No.
Uraian
Satuan
Januari-Juni
2010
2011
2012
2012
2013
1
Volume Penjualan Dalam Negeri
Indeks
100
87
118
60
2
Volume Produksi
Indeks
100
86
100
53
59
3
Produktivitas
Indeks
100
95
94
85
104
4
Persediaan (Stock )
Indeks
100
115
109
120
123
5
Kapasitas Terpakai
Indeks
100
88
93
84
96
6
Tenaga Kerja
Indeks
100
91
88
100
98
7
Laba/Rugi Usaha (Operasional)
Indeks
100
16
(85)
(22)
(18)
66
Terlihat dari tabel diatas, bahwa kondisi industri benang kapas selain benang jahit
mengalami penurunan volume produksi, penurunan tenaga kerja dan produktifitas, serta
terjadi kerugian finansial.
Tahun 2010 tindakan pengamanan perdagangan diberlakukan, tahun 2011 dan tahun
2012 keadaan pasar domestik mulai membaik karena adanya keenganan negara-negara
yang terkena tindakan pengamanan untuk mengekspor ke Indonesia, sehingga industri
dalam negeri merencanakan restrukturisasi mesin dan atau penambahan kapasitas.
Namun industri dalam negeri masih mengalami kerugian dikarenakan masih banyaknya
produk benang kapas selain benang jahit yang masuk ke pasar dalam negeri terutama
dari negara yang tidak terkena tindakan pengamanan. Apabila pengenaan bea masuk
tindakan pengamanan tidak diperpanjang maka impor akan masuk kembali dengan
jumlah yang lebih besar sehingga akan menambah kerugian industri dalam negeri
bahkan tidak tertutup kemungkinan akan ada industri pemintalan benang kapas selain
benang jahit akan tutup.
6
Tidak Rahasia
Kondisi Tak Terduga
Pada awal pengajuan Tindakan Pengamanan untuk produk benang dari kapas selain
benang jahit, Indonesia telah memberikan keleluasaan kepada beberapa Negara
untuk dikecualikan dalam kebijakan dengan berbagai alasan tertentu.
Namun
rupanya hal tersebut justru telah memberikan keuntungan kepada beberapa Negara
tertentu, sehingga secara umum impor dari Negara-negara tersebut belum
sepenuhnya berhasil dikurangi. Tindakan pengamanan yang seharusnya menjadi alat
bantu bagi industri di dalam negeri untuk bangkit dari kerugian yang serius menjadi
tidak efektif.
Dalam hal ini industri di dalam negeri telah berupaya meningkatkan efisiensi
produksi melalui revitalisasi dan restrukturisasi mesin dan peralatan. Namun karena
kegiatan tersebut dilakukan secara bertahap maka hingga saat ini industri dalam
negeri belum berhasil memenuhi target restrukturisasi secara keseluruhan.
Disamping itu, tindakan pengamanan yang diberikan berjalan kurang efektif
sehingga hasil revitalisasi dan peningkatan efisiensi tersebut belum berhasil
meningkatkan daya saing industri dalam negeri di pasar dalam negeri.
Prospek
Hingga saat ini kegiatan revitalisasi dan restrukturisasi mesin tekstil masih terus
berlanjut. Diharapkan ketika proses revitalisasi dan restrukturisasi mesin tekstil telah
selesai dengan sempurna, industri dalam negeri akan mampu bersaing secara wajar
dengan produk impor. Sehingga pada saat tersebut, tindakan pengamanan sudah tidak
lagi diperlukan.
D. PENYESUAIAN STRUKTURAL
Penyesuaian Struktural Melalui Restrukturisasi Mesin/Peralatan.
Sejak diberlakukannya Tindakan Pengamanan Perdagangan untuk produk Benang
Kapas
Selain
Benang
Jahit
(Peraturan
Menteri
Keuangan
Nomor
87/PMK.011/2011) perusahaan-perusahaan pemohon telah dan terus menerus
melakukan proses penyesuaian struktural agar produk yang dihasilkan bisa lebih
bersaing dengan produk sejenis asal impor. Penyesuaian struktural tersebut meliputi
bidang-bidang:
7
Tidak Rahasia
1)
Bidang Permesinan
Industri
pemohon
telah/sedang
melakukan
moderenisasi
peralatan/permesinan dengan mengganti peralatan/permesinan lama dengan
yang baru tujuannya adalah:.
•
efisiensi pada penggunaan energi;
•
efisiensi/minimalisasi pada sisa bahan baku dari proses produksi.
•
meningkatkan kualitas produk;
Selain untuk menganti permesinan lama, pembelian juga dilakukan sebagai
upaya untuk menambah kapasitas produksi. Hal ini merupakan salah satu
upaya untuk menekan biaya satuan produk.
Sejak diberlakukannya tindakan pengamanan melalui pengenaan bea masuk
impor hingga saat ini rata-rata industri pemintalan nasional baru mampu
menyelesaikan rata-rata 40%-50% dari total rencana keseluruhan. Walaupun
demikian dari hasil perbaikan yang dilakukannya rata-rata perusahaan telah
mampu melakukan peningkatan efisiensi dalam penggunaan energi hingga
10%. Bukan itu saja, dengan waktu yang dirasakan singkat untuk melakukan
restrukturisasi—perusahaan industri telah berhasil meningkatkan kapasitas
produksinya hingga 21% dari kapasitas semula.
2)
Bidang Manajemen
Dalam upaya melengkapi restrukturisasi permesinan yang rata-rata telah
mencapai 40%-50% industri juga telah melakukan perbaikan bidang
manajemen produksi yang mencakup perbaikan persediaan bahan baku dan
persediaan produk jadi. Perbaikan pada bidang ini rata-rata hampir sama
dengan progres restrukturisasi bidang permesinan yaitu 40%-50%.
3)
Bidang Sumber Daya Manusia (SDM)
Selain bidang permesinan dan SDM, hal yang tidak kalah pentingnya adalah
peningkatan kompetensi tenaga kerja. Peningkatan kompetensi tenaga kerja
ini antara lain melalui pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan
kompetensi sehingga dengan sendirinya akan meningkatkan produkstifitas
perusahaan secara umum. Dari upaya ini rata-rata perusahaan dapat
meningkatkan produkstifitas hingga 10%.
8
Tidak Rahasia
Langkah langkah penyesuaian struktural tersebut telah dan terus dilakukan hingga
saat ini, namun belum sempurna dan diperlukan tambahan waktu.
Secara umum dapat disimpulkan, dari hasil pencapaian penyesuaian struktural yang
belum mencapai 100% ini—perusahaan dihadapkan pada situasi pasar yang kurang
mendukung akibat masih tingginya impor untuk barang sejenis—yang secara
langsung bersaing, sehingga perbaikan kinerja internal masing-masing perusahaan
yang dilakukan selama ini belum dirasakan manfaatnya bahkan cenderung
menurunkan kinerja perusahaan secara umum. Oleh karenanya perusahaan industri
pemintalan nasional masih sangat memerlukan Perpanjangan Pengenaan Bea Masuk
Tindakan Pengamanan Terhadap Impor Produk Benang Kapas Selain Benang Jahit
(Cotton Yarn Other Than Sewing Thread).
E. USULAN
Mengingat industri dalam negeri masih belum siap untuk bersaing secara frontal
dengan produk impor maka API selaku pemohon mengusulkan kepada Pemerintah
untuk memperpanjang tindakan pengamanan (safeguard) untuk produk
Benang Dari Kapas Selain Benang Jahit.
F. PERNYATAAN PIHAK PEMOHON.
Pemohon bersedia untuk bekerjasama dengan KPPI.
Jakarta, 6 Desember 2013
Ade Sudrajat Usman
Ketua Umu
9
Download