Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2015 ISSN 2460-7800 ANALISIS KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA Muhammad Ilman Nafi'an STKIP PGRI Tulungagung email: [email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kemampuan kognitif yang dimiliki siswa secara lengkap dan terstuktur dalam memecahkan masalah yang timbul dalam matematika yang menggunakan sebuah tes yang disebut tes superitem. Penggunaan tes ini sebagai pilihan alternatif untuk mempersingkat waktu guru dalam melakukan penilaian di kelas, dengan mengidentifikasi tingkatan kemampuan ranah kognitif siswa yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, kreasi. Digolongkan kembali level kemampuan siswa menurut 5 tingkatan penalaran taksonomi SOLO prastuktural, unistruktural, multistruktural, relasional, dan abstrak diperpanjang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di SMP Khadijah Surabaya. Subjek penelitian dipilih berdasarkan data nilai ulangan selama pembelajaran dikelas serta tingkat keaktifannya, maka diperoleh 1 siswa dengan rata- rata tinggi, 1 siswa rata- rata rendah. Kata Kunci: kemampuan kognitif, memecahkan masalah matematika, solo PENDAHULUAN Penilaian merupakan salah satu (dalam Masbied, 2012). Tetapi, seperti yang akan peneliti penilaian diperdebatkan, yang melibatkan guru. ternilai harganya yang memungkinkan Penilaian menyita sepertiga waktu guru, guru untuk merencanakan pengajaran menurut pengertian Stinggins (dalam dengan baik, dengan mempertimbangkan Sudijono (2007:44)). Inilah salah satu kelebihan alasan mengapa penggunaan penilaian Pengukuran dengan porsi besar banyak dikritik, angka atau usaha memperoleh deskripsi karena waktu lebih baik digunakan untuk numerik dari suatu tingkatan dimana pengajaran aktual. Sedangkan penilaian seorang peserta didik telah mencapai adalah interaksi antara guru dan siswa karakteristik tertentu (Haryati, 2007: 26). dan alat nanti, kegiatan terpenting tetapi paling banyak dimana guru berusaha untuk memahami merupakan uraikan yang kekurangan tak siswa. adalah proses pemberian Jenis dari penilaian yang dapat apa yang dapat dilakukan siswa dan digunakan untuk memahami bagaimana seorang siswa pemahaman siswa tentang apa yang telah mampu melakukannya menurut Norman dipelajarinya dan mengidentifikasi bagaimana Muhammad Ilman Nafi'an: Analisis Kemampuan Kognitif Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika meng- 80 Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2015 identifikasi konsepsi kesalahpahaman siswa. dan Karakteristik ISSN 2460-7800 adalahuntukmeningkatkan siswa dalam pemahaman memecahkan masalah utama penilaian alternatif tidak hanya matematika, mengarahkan siswa untuk mengukur hasil belajar siswa, tetapi maju, kreatif, dan berperilaku positif secara lengkap memberikan informasi serta membantu peneliti mengidentifikasi yang kemampuan kognitif siswa memecahkan lebih jelas pembelajaran. tentang Dalam proses penelitian ini, peneliti mengeksplorasi jenis penelitian masalah matematika melalui tes superitem. alternatif yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi pemahaman siswa apa METODE yang telah dipelajarinya dan bagaimana mengidentifikasi konsepsi dan kesalahpahaman siswa dalam ranah kognitif siswa. Jenis penilaian yang Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan peneliti adalah instrumen kunci (utama), dan dokumen, soal tes soal wawancara dimaksud adalah tes Superitem. Tes sebagai untuk menunjukan kemampuan kognitif penelitian. Teknik pengumpulan data siswa masalah. menggunakan metode tes dan metode Batasan masalah dari penelitian ini wawancara. Penelitian ini menggunakan adalah: penelitian ini dilakukan pada dua triangulasi yaitu triangulasi sumber siswa SMP khadijah Surabaya sebanyak dan triangulasi teknik.Teknik analisis 2 orang sebagai subjek penelitian, dengan data 1 siswa kategori tinggi, dan 1 lainnya pemaparan rendah untuk menilai kemampuan siswa kesimpulan. dalam dalam memecahkan memecahkan masalah instrumen tes meliputi bantu dalam mereduksi data, dan data, penarikan aljabar khususnya persamaan linear satu variabel HASIL PENELITIAN dengan pola gambar. Penelitian mengidentifikasi siswa dalam ini bertujuan kemampuan memecahkan untuk kognitif masalah matematika melalui tes superitemdan mendiskripsikan kelebihan dan kekurangan tes superitem jika dilakukan pada siswa. Manfaat dari penelitian ini Subjek penelitian dipilih setelah dilakukan diskusi antara peneliti dengan guru matematika berdasarkan tingkat keaktifan siswa di kelas dan rata-rata ulangan siswa tinggi, sedang, rendah. Berikut adalah tabel yang menjabarkan penyelesaian dari soal per item dan karakteristik penilaian yang Muhammad Ilman Nafi'an: Analisis Kemampuan Kognitif Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika 81 Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2015 ISSN 2460-7800 diujikan per item nya, dapat ditunjukan Maka berdasarkan hasil analisis tes tulis sebagai berikut: dan wawancara untuk soal 1(a) dapat Tabel 1. Karakteristik Penilaian Soal Tes Tulis disimpulkan Tngkatan penalaran yang diuji No soal Kunci jawaban 1.a 10 1.b 11 dan 15 1.c 1.d 1.e Panjang benang= D+3 Panjang benang= (D+1)+3 R= D+3 (bentuk persamaan) Ranah kognitif Mengingat (c1) Memahami (c2) Menerapkan (c3) Menganalisis (c-4) Level taksonomi S0LO Unistruktural bahwa S1 tidak lagi menggunakan gambar untuk medapatkan jawaban, tetapi menggunakan nilai –nilai tertentu ke dalam bentuk aritmatika melalui perbandingan. Multistruktur al Relasional Relasional Menganalisis (c-4) Relasional Gambar 2. Hasil Wawancara 2 dengan S1 Penulis :”untuk soal 1.b, bagaimana?” 1.f 15 Mengevaluasi (c-5) Relasional 1.g Membentuk pola baru dan mencari solusi alternatifnya Mencipta(c-6) Abstrak diperpanjang S1 :”dengan cara menambahkan hasil perbandingan nya seperti soal (a) langsung ditambah 3 saja”. Berikut adalah hasil wawancara Berarti S1 mampu menstransferkan secara singkat yang diambil pada 2 orang bentuk aritmatika ke dalam dugaan siswa dari 9 orang siswa yang diteliti abstrak yaitu S1 dan S2 dimana S1 berada di masing 3 meter untuk panjang bambu peringkat tertinggi dan kesalahpahaman untuk mencari panjang benang. dengan menambah masing- dalam memahami soal oleh S2 . Gambar 3. Hasil Wawancara 3dengan S1 Gambar 1. Hasil Wawancara 1 dengan S1 Ia menggunakan persamaan: panjang Penulis: “dari soal nomor 1.a , bagaimana benang= D + 3. Berarti S1 sudah mampu S1 kamu bisa menjelaskannya?” menstransferkan soal ini ke dalam bentuk : “mencari perbandingan terlebih aljabar khususnya persamaan linear satu dahulu variabel. dan perbandingan menambahkan kepada panjang bambu untuk mencari panjang benang” Penulis :”untuk soal c bagaimana?” S1 :”itu juga perbandiangan seperti soal a Muhammad Ilman Nafi'an: Analisis Kemampuan Kognitif Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika 82 Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2015 Penulis :”tapi di soal itu dimisalkan panjang bambu adalah D, berapa panjang S1 Dari benang S1 ISSN 2460-7800 :”karena ada angka 1 dibelakang D.” yang Dapat disimpulkan bahwa S1 diperlukan?jelaskan!” kebingungan dalam menjawab soal (d), :”D adalah sebuah panjang bambu siswa ini kurang bisa dalam melakukan jika ditambah 3 maka itu adalah analisis soal dari satu persamaan panjang benang , dan merupakan dalam bentuk persamaan lainnya. Berarti perbandingan seperti soal a.” S1 belum bisa menyusun ulang atau hasil mengubah struktur satu ke dalam struktur wawancara dan lembar jawaban tes tulis dapat disimpulkan ke lainnya. bahwa S1 sudah dapat menstransferkan simbol ke dalam bentuk persamaan untuk menemukan penyelesaian alternatif dari masalah matematika yang diberikan. Gambar 5. Hasil Wawancara 5 dengan S1 S1 menjabarkan bahwa untuk mencari hasil yang ditambahkan jika mencari panjang benang yaitu dengan R-D. Dapat Gambar 4. Hasil Wawancara 4 dengan S1 dilihat S1 belum bisa mengintegrasikan Jawaban belum persamaan dengan baik ke dalam suatu tepat,persamaan yang diberikan masih kalimat matematika. Tetapi lebih banyak salah, S1 tidak bisa membuat persamaan menggunakan untuk mencari panjang benang jika menuangkan hasil pemikirannya di dalam panjang bambu adalah (D+1), ia masih lembar jawabannya. tetap Penulis :”S1 , coba jelaskan soal e!” S1 diatas menggunakan masih persamaan kata kata untuk sebelumnya pada soal (c). S1 Penulis :”sekarang coba jelaskan pada benang” soal D !” Penulis :”jadi bagaimana persamaanya?” S1 S1 :”Emmm.. ditambah 3... D+3..” :”D= Panjang bambu, R= panjang :”berarti... jika R-D hasil yang Penulis :”lalu?” akan ditambahkan untuk mencari S1 panjang benang ya 3 meter tadi.” :”saya bingung” Penulis :”kenapa?” Penulis :”apa menurutmu persamaan yang kamu buat sudah benar?” Muhammad Ilman Nafi'an: Analisis Kemampuan Kognitif Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika 83 Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2015 S1 ISSN 2460-7800 :”saya rasa belum, saya masih bingung.” Dari kedua disimpulkan data bahwa itu dapat S1 tidak menggunakan simbol atau persamaan secara lengkap dalam menemukan solusi Gambar 7. Hasil Wawancara 7 dengan S1 dalam penyelesaian masalah, ia lebih Penulis :”apa kamu menemukan pola baru senang menggunakan kata- kata atau untuk soal g?” jalan S1 fikirannya sendiri dibanding berpacu pada simbol atau aturan khusus. :”trapesium, jajar genjang, dan segitiga sama sisi.” Penulis :”lalu apa hubungannya trapesium, jajar genjang, dan segitiga sama sisi dengan pola yang ada pada soal?” Gambar 6. Hasil Wawancara 6 dengan S1 Hasil itu didapat S1 S1 dengan :”Bila 2 trapesium digabungkan menjadi satu akan membentuk mengurangkan 18 meter – 3 meter, segi dikurangi 3 meter karena merupakan jajargenjang dijadikan satu juga selisih dari panjang bambu dan panjang menjadi segi enam, begitu pula benang. Hasil wawancaranya yaitu: jika 6 segitiga digabungkan Penulis :”untuk menjadi satu akan membentuk soal(f) kenapa jawabanmu 15?” S1 S1 :”Sama sepeti soal (a)” bila 3 Penulis :”lalu dengan panjang benang dan panjang bambu?” : “berarti 18-3=15” mengintegrasikan dan pola segienam.” Penulis :”maksudnya?” S1 enam, S1 semua :”mungkin...panjang benang aspek pada trapesium berarti setengah informasi yang diberikan oleh masing- panjang benang pada segienam masing soal ke dalam struktur yang beraturan.” koheren. Informasi yang ia dapatkan Berdasarkan jawaban wawancara cukup untuk memecahkan masalah pada diatas dapat disimpulkan bahwa S1 sudah soal ini.sampai pada analisis saat ini bisa menemukan pola – pola gambar baru kemampuan berpikir tingkat relasional dan menghubungkannya dalam pola yang siswa sudah baik. ada pada soal tes, tapi belum bisa Muhammad Ilman Nafi'an: Analisis Kemampuan Kognitif Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika 84 Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2015 membuat struktur pesamaan ISSN 2460-7800 yang Berdasarkan jawaban diatas jawaban koheren dari masing- masing pola yang yang diberikan siswa masih salah, karena telah ia temukan. mungkin dari awal dia belum bisa memahami soal dengan baik. Penulis :”bagaimana 1 b?” S2 :”jika 8 meter lebihnya adalah 1 meter jadi panjang benang 10 Gambar 8. Hasil Wawancara 1 dengan S2 meter dan jika 12 Berdasarkan jawaban siswa diatas dapat meter dilihat bahwa jawaban yang diberikan meter masih belum tepat mungkin terjadi meter.” lebihnya 3 berarti 12 kesalahpahaman siswa dalam memahami Bisa disimpulkan berdasarkan hasil tes soal. Seharusnya jika panjang bambu 7 dan meter maka panjang benang 10 meter. menggunakan informasi yang relevan Penulis pada soal untuk melakukan perhitungan :”coba jelaskan jawaban kamu untuk soal 1(a)?” S2 wawancara siswa belum bisa dengan tepat :”jika panjang bambu 7 meter maka lebihnya 2 meter.” Penulis :”apa kamu yakin dengan jawabanmu?” S2 :”iya.” Berdasarkan hasil tes dan wawancara dapat mampu dianalisis bahwa siswa tidak menerapkan kesalahpahaman Gambar 10. Hasil Wawancara 3 dengan S2 dengan karena operasi perhitungannya. Berdasarkan jawaban diatas pada soal (c) siswa dapat membuat persamaan berdasarkan soal, dengan memberikan permisalan jika panjang bambu 6 panjang benang 9. Kemudian ia menggeneralisasikan ke persamaan jika panjang bambu menghitung Gambar 9. Hasil Wawancara 2 dengan S2 D panjang maka untuk benang D+3. Namun pada soal (d) siswa masih belum menerapkan panjang bambu (d+1) ke Muhammad Ilman Nafi'an: Analisis Kemampuan Kognitif Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika 85 Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2015 dalam persamaan, sangat terlihat yang digunakan siswa cara untuk ISSN 2460-7800 Penulis :”jelaskan yang e?” S2 :”panjang benang adalah r misal 9 menyelesaikan masalah tidak konsisten. meter dan panjang bambu 6 meter Penulis maka D +R yang dibutuhkan 3 :”coba jelaskan 1 d? Apa kamu yakin dengan jawabanmu?” S2 :”kurang yakin,karena menurut saya d +1 =.. 7 meter” meter” Penulis :”jelaskan yang f?” S2 :”jika panjang benang 18 meter maka panjang bambu 9 meter” Penulis :”mengapa panjang bambunya 9 meter” S2 :”eeee karena.......” Penulis :”kalau yang soal g apa kamu Gambar 11. Hasil Wawancara 4 dengan S2 menemukan pola baru?” S2 :”menemukan pola segitiga” Dari jawaban itu dapat dilihat bahwa Penulis :”lalu apa hubungan nya dengan konsep persamaan yang dibuat juga pola segitiga dengan pola yang ada pada masih salah, tetapi seharusnya persamaan soal?” yang didapat dari soal itu adalah R= D+3. S2 :”karena segienam ini ada benang yang memutuslkan jadi sebuah segitiga” Berdasarkan data wawancara diatas siswa sudah bisa menemukan beberapa pola baru yang berhubungan dengan soal tetapi seperti yang dijabarkan sebelumnya bahwa siswa ini belum mampu menganalisis soal dengan tepat Gambar 12. Hasil Wawancara 5 dengan S2 dan belum mampu menghubungkan pola Dapat dilihat siswa sudah berusaha dalam satu ke pola lainnya. Sehingga dari hasil menyelesaika seluruh soal, tetapi ia tes menggunakan cara yang berbeda di setiap disimpulkan bahwa kemampuan kognitif item soal dan belum bisa menemukan siswa dalam menganalisis masih rendah hubungan antar pola dari soal satu ke soal dan siswa juga belum bisa melakukan berikutnya hingga menemukan pola yang evaluasi dengan baik. berurutan. Hasil wawancara dan wawancara tersebut dapat siswa adalah: Muhammad Ilman Nafi'an: Analisis Kemampuan Kognitif Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika 86 Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2015 ISSN 2460-7800 Penulis :”menurut kamu apa cara yang rendah karena kurang teliti dan cermat kalian gunakan sudah tepat?” dalam operasi hitung matematika. S2 :”eee ...menurut saya masih kurang tepat karena saya belum bisa menghubungkan nya ke persamaan linear.” Dapat ditarik kesimpulan bahwa dari hasil tes dan wawancara diatas S1 Penulis :”apa ada cara lain selain cara penyelesaian yang sudah dibuat?” S2 KESIMPULAN dapat digolongkan pada kemampuan tinggi (abtended abstrac) karena ia :”....eee... mungkin tidak ada” mampu menstransferkan semua informasi Penulis :”apa kamu sudah melakukan yang ada untuk melakukan pemecahan pemeriksaan kembali?” masalah. S1 sudah mampu membentuk S2 pola–pola linear baru walau belum bisa :”sudah” Penulis :”apa kamu sempat berpikir cara mengkoordinasikan ke bentuk persamaan yang kamu gunakan ini bisa yang lebih koheren. Sedangkan karena S2 diterapkan masih banyak kesalahpahaman dalam untuk persoalan lainnya?” S2 mengerjakan tes maka ia digolongkan :”tidak” pada kemampuan rendah (multistuktural). Penulis :”dapatkah kamu mengungkap Kelebihannya Tes ini mampu membantu kelebihan dan kekuranganmu guru untuk melakukan penilaian lebih setelah mengerjakan tes ini?” menyeluruh pada ranah kognitif siswa S2 :”kelebihan saya bisa ... untuk memudahkan mereka menghadapi ini tapi pendekatan baru dalam pembelajaran kekurangan saya kurang cermat serta dapat melatih mereka untuk berpikir dalam meneliti” kritis hasil ini sesuai pada penelitian eee..memahami soal sebelumnya oleh LIM (dalam Masbied, Berdasarkan keseluruhan hasil tes dan 2012). Namun ada kekurangan dari tes wawancara disimpulkan ini jika dilakukan pada siswa setelah dapat dikategorikan pada dilakukan observasi ternyata tes ini bisa bahwa S2 kemampuan maka dapat (multistruktural) dikatakan berhasil atau mendapatkan karena belum bisa menggeneralisasikan hasil yang diinginkan secara maksimal, keseluruhan jawabannya dengan benar, jika siswa yang diuji benar –benar tingkatan dalam melaksanakan tes dengan baik walau masih hasil jawaban yang mereka dapat belum kemampuan rendah berpikir siswa kognitifnya juga Muhammad Ilman Nafi'an: Analisis Kemampuan Kognitif Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika 87 Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2015 tentu benar. Dalam arti tes ini tidak bisa memaksa atau mengontrol emosi siswa untuk melaksanakan tes dengan benar sehingga mendapat hasil yang maksimal. DAFTAR RUJUKAN Djumata, Wahyudi. 2006. Matematika untuk kelas IX. Bandung: Grafindo Media Pratama. Fisher, A. 2007. Berpikir Kritik. Jakarta: Erlangga. Haryati, Mimin. 2007. Model dan teknik penilaian pada tingkat satuan pendidikan. Jakarta: Gaun Persada Press. Solso, R dkk. 2007. Psikologi Kognitif edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga. Sudijono, Anas. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. ISSN 2460-7800 Sugiono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&G. Bandung: Alfabeta Masykur, M. 2007. Mathematical Intelegence. Yogyakarta: AR Ruzz Media. Ellis, Jeanne. 2008. Psikologi Pendidikan edisi ke enam. Jakarta: Erlangga. Ansori, Soemardji. 2009. Metode penelitian kualitatif. Penerbit: UNESA University Press. Mifta. 2011. Kemampuan Kognitif Menurut Taksonomi Bloom. Jurnal Theory into Practice. 6 desember, 11:53 PM. Zakiyah. 2012. Pengertian Taksonomi Solo. Jurnal Taksonomi Piramidal Bloom. 28 Januari. Masbied. 2012. Superitem tes;an Alternative tool to asses student algebraic solving. Jurnal Pendidikan Matematika. http.www.jurnal pendidikan masbied.com. Muhammad Ilman Nafi'an: Analisis Kemampuan Kognitif Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika 88