Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata

advertisement
Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah
Anatomi Tumbuhan Melalui Pemberian Tes Formatif dalam
Pembelajaran Kooperatif
Sri Harsono, Nur Rokhimah Hanik, dan Tri Wiharti
Pendidikan Biologi FKIP Univet Bantara Sukoharjo
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak, tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah; (1)Untuk meningkatkan
aktivitas belajar mahasiswa dalam proses pembelajaran matakuliah anatomi
tumbuhan melalui pemberian tes formatip dalam pembelajaran kooperatif. (2) Untuk
meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada matakuliah anatomi tumbuhan melalui
pemberian tes formatif dalam pembelajaran kooperatif. Metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan 3 siklus. Sampel penelitian yang
digunakan adalah mahasiswa semester iv regular program studi pendidikan biologi fkip
univet bantara sukoharjo sebanyak 28 orang. Waktu penelitian mul;ai bulan pebruari
sampai juli tahun 2013. Adapun hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut;
pada siklus i proses pembelajaran sudah dapat berjalan lancar dan terjadi peningkatan
aktivitas belajar mahasiswa (14 mahasiswa yang terlibat),dengan kategori aktivitas
cukup aktif, nilai rata-rata ulangan formatif sudah meningkat secara signifikan (72/b),
namun masih ada yang belum tuntas 1 orang (3,5%). Pada siklus ii mahasiswa yang
terlibat diskusi meningkatkan (18 orang), dengan kategori aktivitas aktif, nilai rata-rata
ulangan formatif lebih meningkat (85,07/a), masih ada yang belum tuntas 1 orang
(3,5%). Sedangkan pada kegiatan pembelajaran siklus iii, pembelajaran semakin dapat
meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa (24 dari 28 orang terlibat diskusi), dengan
kategori aktivitas aktif, rata-rata nilai ulangan formatif sedikit menurun menjadi
81,71/b namun masih dalam kategori bagus hal ini bisa disebabkan karena materi
organ akar sangat sulit, mahasiswa 100% mengalami tuntas belajar.
Kata-kata kunci: pembelajaran kooperatif, ulangan formatif, aktivitas dan hasil
belajar.
149
150
JURNAL PENDIDIKAN, VOLUME 22, NOMOR 2, JULI 2013
The Improvement of Activity and Learners’ Achievement in the Plant
Anatomy Subject through Formative Test Application in Cooperative
Learning
Sri Harsono, Nur Rokhimah Hanik, and Tri Wiharti
Biology Education Program
Teacher Training and Education Faculty
Veteran Bangun Nusantara University of Sukoharjo
Email: [email protected], [email protected]
Abstract, The objectives of this research were; (1) to improve the learners’ learning
activity in the instructions of plant anatomy subject through formative test in a
cooperative learning. (2) to improve learners’ achievement on the plant anatomy
subject through formative test application in cooperative learning. The method of this
research was classroom action fresearch by implementing 3 cycles. The sample of the
research was the 6th grade students of regular class of Biological Education Program,
Teacher Training and Education Faculty, Veteran Bangun Nusantara University of
Sukoharjo with the total of 28 person. The result of the research were; in cycle i, the
instruction run well and experienced improvement on the learners’ activity (14
learners involved), in the criteria of quite active activity, the average score of
formative test have developed significantly (72/b), yet there were 1 person did not pass
the average score (3,5%). In cycle ii, the learners who were involved in the discussion
increased (18 persons), in the criteria active activity, the average score of the
formative test increased (85,07/a), there still remain 1 person failed (3,5%). However,
in learning activity of cycle iii, the instruction could more improve learners’ learning
activity (24 of 28 persons involved the discussion), in the category of active activity,
the average score of formative test a little bit decreased into 81,71/b however thhat
was still in a good category. This can be caused by the root organs was quite difficult,
the learners got 100% succeed and pass the learning instruction
Keywords : cooperative learning, formative test, activity and learners’ achievement.
Pendahuluan
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan tinggi sangat ditentukan oleh dosen
dalam mempersiapkan kegiatan pembelajarannya. Dosen diharapkan juga dapat
merencanakan pembelajarannya dengan baik, mulai dari pemahaman terhadap landasan
kurikulum, pengembangan silabus, penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan
Lembar Kerja Mahasiswa, sampai pada penyusunan alat evaluasi pembelajaran.
Mengelola pembelajaran di kelas merupakan salah satu pekerjaan seorang dosen
profesional yang berorientasi pada kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu untuk
menjalankan profesi tersebut diperlukan penguasaan sejumlah kompetensi yang
Sri Harsono, Nur Rokhimah Hanik, dan Tri Wiharti. Peningkatan Aktivitas dan...
151
mendukung, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian,
dan kompetensi sosial. Sebagai wujud dari penguasaan kompetensi ini, setiap tindakan
dosen dalam mengelola pembelajaran merupakan tindakan pengambilan keputusan yang
dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan, professional dan secara moral.
Guru atau dosen sebenarnya mempunyai tugas yang cukup banyak dan berat, sebab
guru atau dosen tidak sekedar pemberi informasi materi kepada siswa/mahasiswa. Menurut
Soediarto (2000) menyatakan bahwa guru atau dosen yang memiliki kompetensi
profesional perlu menguasai: (a) disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan
pelajaran; (b) . bahan ajar yang diajarkan (c). pengetahuan tentang karakteristik siswa/
mahasiswa; (d). pengetahuan tentang filsafat dan tujuan pendidikan ; (e). pengetahuan serta
penguasaan metode dan model mengajar ; (f). penguasaan terhadap prinsip-prinsip
teknologi pembelajaran; (g) pengetahuan terhadap penilaian, dan mampu merencanakan,
memimpin, guna kelancaran proses pendidikan. Menurut Djohar (1985) menyatakan bahwa
guru/ dosen mempunyai dua fungsi: (a). fungsi instruktur; (b). fungsi pendidik
Sebagai instruktur, guru/ dosen harus memberikan pedoman belajar yang jelas bagi
siswa/mahasiswa, memberi petunjuk, mengarahkan, mengkondisikan belajar, serta
menyediakan perangkat kerja yang mungkin diperlukan dalam kegiatan belajar. Sedangkan
sebagai pendidik, guru/ dosen harus mampu melihat atau mendeteksi kelemahan
mahasiswa/ siswa, menolong mahasiswa/ siswa yang memerlukan bantuan, memberikan
bimbingan, mengevaluasi dan menilai keberhasilan mahasiswa/ siswa, serta mampu
memberikan remediasi atas kekurangan-kekurangan mahasiswa/ siswanya.
Kegiatan kependidikan tidak terlepas dari masalah kegiatan belajar mengajar
(KBM) antara pendidikan dan peserta didik, dan didukung oleh sarana dan prasarana serta
media pengajaran yang menunjang berlangsungnya KBM. Kemudian diadakan evaluasi
atau tes yang ikut berperan dalam dunia pendidikan. Tujuannya adalah mengetahui hasil
belajar siswa/ peserta didik, apakah sesuai dengan perencanaan yang telah dirumuskan
dalam tujuan pembelajaran khusus (TKP) yang tertera dalam kurikulum atau belum.
Evaluasi yang diadakan setelah terjadinya proses kegiatan belajar mengajar inilah yang
disebut ulangan formatif atau tes formatif.
Tes formatif merupakan salah satu cara atau sarana untuk mengetahui tingkat
penguasaan materi yang telah dijelaskan guru pada mereka apakah ada umpan balik yang
baik atau tidak. Yang dimaksud dengan “umpan balik ialah pemberian informasi yang
diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada peserta didik untuk memperbaiki atau
meningkatkan hasil belajar.” Jika hasil evaluasinya memuaskan, peserta didik akan
termotivasi untuk mengulangi pelajarannya untuk memperbaiki hasil tesnya agar mendapat
kepuasan yang serupa di waktu yang akan datang. Dengan demikian siswa merasa
termotivasi untuk mempertahankan tingkat belajarnya atau malahan lebih giat. Tetapi dapat
juga berakibat negatif sebagian peserta didik, mereka merasa putusasa dan motivasi dalam
belajar menurun bahkan hilang sama sekali andaikata hasil ulangan mereka jelek.
Berdasarkan penomena di atas maka yang berperan penting dalam pendidikan tinggi
adalah seorang dosen yang profesional, yang mampu merangsang mahasiswanya agar
selalu belajar dan dosen merupakan motivator dan fasilitatir bagi mahasiswanya. Dosen
harus memberikan motivasi bagi mahasiswanya untuk belajar agar proses belajar
mengajarnya berhasil sesuai dengan tujuan pembelajaran atau kurikulum yang berlaku.
152
JURNAL PENDIDIKAN, VOLUME 22, NOMOR 2, JULI 2013
Pendidikan/ belajar dikatakan berhasil apabila sesuai dengan tujuan pembelajaran dalam
artian mahasiswa mampu menguasai materi dalam satu kompetensi dasar tertentu.
Mata kuliah Anatomi Tumbuhan merupakan matakuliah penting yang sarat dengan
bahasa latin dan materi yang cukup padat. Matakuliah tersebut merupakan mata kuliah
prasarat bagi mata kuliah biologi lainnya antara lain: Biologi sel, Fisiologi Tumbuhan ,
Ekologi Tumbuhan, dll. Dalam mata kuliah ini dibahas tentang struktur dan fungsi
organella sel, macam-macam jaringan dan fungsinya, serta organologi pada tumbuhan.
Berdasarkan pengalaman pembelajaran pada tahun-tahun akademik sebelumnya, untuk
Pokok Bahasan Organologi pada tumbuhan, banyak mahasiswa yang kurang memahami
materi sehingga nilai ujian khusus organologi 70% dibawah 40 atau D. Mereka banyak
yang kurang faham terutama untuk perbedaan anatomi organ tumbuhan (daun, batang dan
akar) antara tanaman Dicotyl dengan tanaman Monocotyl. Pada kegiatan pembelajaran
mahasiswa yang belum faham kurang berani mengajukan pertanyaan pada dosen atau
teman. Pada proses pembelajaran dosen belum melaksanakan tes/ulangan formatif sebagai
umpan balik antara dosen dan mahasiswa, sehingga mahasiswa yang belum menguasai
materi organologi tidak terdeteksi secara dini.
Untuk mengatasi permasalahan pasifnya mahasiswa dalam proses belajar
matakuliah Anatomi Tumbuhan pada pokok bahasan Organologi maka diperlukan suatu
upaya peningkatan aktivitas belajar mahasiswa, karena dalam belajar sangat diperlukan
adanya aktivitas. Tanpa aktivitas kegiatan belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik.
Sardiman (2004) dalam Anonimus (2010) berpendapat bahwa “ belajar adalah berbuat,
berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Lebih lanjut Sardiman
(2004) dalam Anonimus (2010) mengatakan bahwa, aktivitas dalam proses belajar
mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti
pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berfikir, membaca, dan
segala kegiatan yang menunjang prestasi belajar.
Untuk meningkatkan aktivitas belajar dalam matakuliah Anatomi Tumbuhan pokok
bahasan Organologi perlu diterapkan pendekatan kooperatif. Lebih lanjut M. Sobry Sutikno
(2007) dalam Suyuti (2011) mengatakan bahwa untuk mencapai hasil belajar yang optimal,
dianjurkan agar pendidik membiasakan diri menggunakan komunikasi banyak arah atau
komunikasi sebagai transaksi, yakni komunikasi yang tidak hanya melibatkan interaksi
dinamis antara pendidik dengan siswa melainkan juga melibatkan interaksi dinamis antara
siswa yang satu denga siswa yang lainnya.
Dalam pendekatan kooperatif mahasiswa saling menghargai dan mengerti dibina
diantara peserta didik agar bekerja bersama. Peserta didik saling berkomunikasi dan saling
membimbing dengan menggunakan bahasa yang lebih akrab, yang akhirnya dapat
meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar mahasiswa.
Selain pendekatan kooperatif pada matakuliah Anatomi Tumbuhan juga perlu
diberikan ulangan formatif secara rutin sebagai umpan balik, sehingga mahasiswa yang
belum memahami pokok bahasan tertentu akan segera bisa diketahui dan segera teratasi.
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah: untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar mahasiswa dalam proses pembelajaran matakuliah Anatomi Tumbuhan melalui
pemberian tes formatip dalam pembelajaran kooperatif.
Sri Harsono, Nur Rokhimah Hanik, dan Tri Wiharti. Peningkatan Aktivitas dan...
153
Metode Penelitian
Penelitian PTK ini dilakukan di program studi Pendidikan Biologi, mulai bulan
Pebruari 2013 sampai bulan Juni 2013 dengan 3 siklus. Adapun Subyek penelitiannya
adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Angkatan tahun 2011 (Sem IV tahun
akademik 2012/ 2013) sebanyak 28 orang dan TIM dosen matakuliah Anatomi Tumbuhan
yang terdiri 3 orang.
Sumber data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah; mahasiswa pengambil mata
kuliah anatomi tumbuhan yang berupa nilai post tes, nilai tugas, serta hasil pengamatan
terhadap aktivitas saat berdiskusi dan mengerjakan tugas.
Target atau hasil yang diharapkan harus dicapai dari kegiatan ini adalah perbaikan
atau peningkatan kualitas pembelajaran pada mata Anatomi Tumbuhan, dengan indicator:
1. Untuk aktivitas belajar mahasiswa: (a). keaktifan dalam presentasi; (b). keaktifan dalam
mengajukan pendapat; (c). keaktifan dalam bertanya; (d). keaktifan dalam menjawab
pertanyaan; (e). keaktivan mendengarkan pendapat orang lain; 2. Untuk hasil belajar
mahasiswa : (a) Nilai ulangan/ tes formatif; (b). Nilai-nilai tugas
Hasil Penelitian
Kondisi awal pelaksanaan pembelajaran matakuliah Anatomi Tumbuhan, mahasiswa
semester 3 regular aktivitasnya sangat rendah, mereka dalam kerja kelompok banyak yang
apatis tak peduli dengan tugas dan tanggungjawab, mereka yang prestasinya rendah kadang
banyak yang tidak ikut dalam melaksanakan tugas, mereka hanya nebeng nama dalam
tugas. Selain itu anggota kelompok yang kebetulan prestasinya bagus tapi egois mereka
juga tidak peduli dengan teman yang hanya nebeng nama, yang penting aku bisa dan dia
tidak bisa. Prestasi belajar untuk Kompetensi Dasar tentang Sel Tumbuhan dan jaringan
nilai rata-rata hanya 64 dan yang tuntas belajar (memperoleh nilai C atau 56 keatas hanya
17 orang dan yang tidak tuntas 11 orang sedangkan total mahasiswa pengikut mata kuliah
Anatomi Tumbuhan 28 orang.
Dengan kondisi tersebut di atas kemudian strategi pembelajaran dirubah dengan
pendekatan pembelajaran kooperatif. Dibentuk kelompok belajar dan tiap kelompok terdiri
4-5 orang. Tiap kelompok ada anggota dari mahasiswa pintar dan tidak pintar. Selain itu
untuk mengetahui ketuntasan belajar pada tiap kompetensi dasar atau pokok bahasan
diberikan ulangan formatif. Dengan penerapan strategi pembelajaran tersebut ternyata
dalam 3 siklus terjadi peningkatan dalam aktivitas belajar dan hasil belajar.
Pembahasan
Dari hasil siklus i, ii, dan iii terlihat bahwa, hampir terjadi peningkatan pada semua
indikator, baik aktivitas belajar, product/ hasil, sikap, tugas, maupun prestasi belajar (nilai
pos test). Data selengkapnya bisa dilihat pada Tabel 1.
154
JURNAL PENDIDIKAN, VOLUME 22, NOMOR 2, JULI 2013
Tabel 1 : Perbandingan Hasil Siklus I, II, dan III
Siklus
Aktif
berdiskusi
Nilaiaktivitas
diskusi
Nilai
tertinggi
Nilai
terendah
Nilai
tugas
I
II
III
16
18
24
1,25/Cukup
1,7/Aktif
1,96/Aktif
95
100
93
38
55
70
73,96
76,53
77,50
Rata-rata
ulangan
formatif
72/B
85,07/A
81,71/B
Mahasiswa
tuntas
Peningkatan
/penurunan
96,5%
96,5%
100%
12,5%
18%
-4%
Kenaikan hasil pada siklus I, II, dan III tersebut (tabel 1) disebabkan dalam kegiatan
pembelajaran ini diterapkan pendekatan kooperatif. Dimana pembelajaran kooperatif
merupakan pembelajaran yang didasarkan pada faham kontruktivisme yang
mengasumsikan bahwa mahasiswa akan mudah mengkonstruksi pengetahuannya, lebih
mudah menemukan dan memahami pemecahan konsep konsep yang sulit jika mereka
saling mendiskusikannya dengan temannya (Erni Mardiyah, 1989 dalam Pujani, 2006).
Penerapan model pembelajaran kooperatif memang sangat relevan untuk meningkatkan
aktivitas belajar mahasiswa yang didasarkan pada pemanfaatan pengaruh teman sebaya
dalam memahami sesuatu permasalahan yang bersama-sama sedang dihadapi. Dengan
tingkat pengalaman yang relatif sama, maka diharapkan akan terjadi kerjasama dalam
kelompok. (Mulyadi, 2012).
Pendekatan kooperatif mendorong dan memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk terampil berkomunikasi. Artinya peserta didik didorong untuk mampu menyatakan
pendapat atu idenya dengan jelas, mendengarkan orang lain dan menanggapinya dengan
tepat, meminta feedback serta pengajukan pertanyaan- pertanyaan dengan baik. Peserta
didik juga mampu membangun dan menjaga kepercayaan, terbuka , untuk menerima dan
memberi pendapat serta ide-idenya, mau berbagi informasi dan sumber, mau memberi
dukungan pada orang lain dengan tulus. (Suwarto dan Djumadi, 2011).
Selain tersebut di atas tujuan dibentuk kelompok kecil dalam mengimplementasikan
model pembelajaran kooperatif adalah untuk memberi peluang kepada mahasiswa terlibat
secara aktif dalam kegiatan belajar. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah; (a). Setiap
anggota memiliki peran; (b). terjadi interaksi langsung antar anggota; (c). setiap anggota
bertanggungjawab atas belajarnya; (d). dosen membantu mahasiswa dalam
mengembangkan ketrampilan interpersonal kelompok; (e). dosen hanya berinteraksi dengan
kelompok saat diperlukan (Carin, 1993 dalam Pujani, 2006).
Dalam belajar juga diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas kegiatan belajar
tidak mungkin berlangsung dengan baik. Sardiman (2004) dalam Anonimus (2010)
berpendapat bahwa “ belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi
melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Gie (1985) dalam
Anonimus (2010) mengatakan bahwa, keberhasilan dalam belajar tergantung pada aktivitas
yang dilakukan selama proses belajar. Aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan
atau aktivitas secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam
dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya tergantung pada
sedikit banyaknya perubahan. Lebih lanjut Sardiman (2004) dalam Anonimus (2010)
mengatakan bahwa, aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan
yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas,
Sri Harsono, Nur Rokhimah Hanik, dan Tri Wiharti. Peningkatan Aktivitas dan...
155
mencatat, mendengar, berfikir, membaca, dan segala kegiatan yang menunjang prestasi
belajar. Dengan demikian mahasiswa dapat menemukan dan membentuk konsep sendiri
bersama teman-temannya. Keberhasilan belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa
aktivitas kegiatan belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Sardiman (2005)
berpendapat bahwa “ belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi
melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Gie (1985) mengatakan
bahwa, keberhasilan dalam belajar tergantung pada aktivitas yang dilakukan selama proses
belajar. Lebih lanjut Sardiman (2005) mengatakan bahwa, aktivitas dalam proses belajar
mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti
pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berfikir, membaca, dan
segala kegiatan yang menunjang prestasi belajar.
Selain pendekatan kooperatif yang menyebabkan mahasiswa menjadi aktif, dalam
pembelajaran mata kuliah Anatomi Tumbuhan ini setiap akhir Kompetensi Dasar atau
Pokok Bahasan juga diterapkan ulangan formatif. Dimana menurut Indrayanto (2010) dan
Sunandar (2008) bahwa Tes formatif merupakan salah satu cara atau sarana untuk
mengetahui tingkat penguasaan siswa tentang materi yang telah dijelaskan guru pada
mereka apakah ada umpan balik yang baik atau tidak. Yang dimaksud dengan “umpan balik
ialah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada siswa
untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil belajar.”
Dengan adanya ulangan formatif maka mahasiswa akar sering belajar dan
mengulang materi perkuliahannya sehingga akan semakin menguasai materi yang diberikan
oleh dosen, yang akhirnya akan meningkatkan prestasi belajarnya. Oleh karena itu dalam
sistem evaluasi dosen perlu mengintensifkan pelaksanaan tes formatif, karena tes formatif
yang dilakukan secara sistematis diharapkan dapat memperbaiki kualitas proses
pembelajaran setelah menerima informasi dari umpan balik tentang pembelajarannya
berhasil atau tidak. Ini sesuai dengan pendapat Asmawi dan Nochi dalam Made Pujani,
2006) yang menyatakan bahwa Tes sebagai alat pengukur dan penilaian hasil belajar dapat
memiliki manfaat, antara lain; sebagai diagnosis dan remedial untuk mengukur kekuatan
dan kelemahan seseorang dalam rangka memperbaiki penguasaan atau kemampuan dalam
suatu program pendidikan tertentu.
Dengan penerapan pembelajaran kooperati yang dapat membuat mahasiswa banyak
melakukan aktivitas dalam proses pembelajarannya dan suasana pembelajarannya lebih
menyenangkan, mereka saling berani bertanya pada temannya sendiri. sehingga akan
terbentuk konsep yang lebih matang. Banyak belajar, berlatih dan mengulang materi
perkuliahan dan selalu terpacu mempersiapkan ulangan formatif wajarlah jika akhirnya
prestasi belajar mereka akan lebih meningkat. Adanya sedikit penurunan rata-rata nilai
ulangan formatif pada siklus III (dari 85,07 menjadi 81,71), kemungkinan disebabakan
materi anatomi organ akar cukup sulit dibanding organ daun dan organ batang. Mahasiswa
masih belum bisa membedakan anatomi organ batang dengan organ akar secara jeli, namun
rata-rata nilai ulangan formatif pada ke 3 siklus tersebut nilai cukup bagus dibanding nilai
ulangan formatif pada pra siklus .
156
JURNAL PENDIDIKAN, VOLUME 22, NOMOR 2, JULI 2013
Simpulan dan Saran
Pemberian tes formatif secara teratur dan pendekatan kooperatif dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah Anatomi
Tumbuhan. Kepada para dosen Program Studi pendidikan Biologi (Non FKIP) mohon tidak
segan melaksanakan perkuliahan dengan metode pembelajaran aktif antara lain dengan
menerapkan pendekatan kooperatif dan penerapan ulangan formatif, sehingga bisa terjadi
sharing pengetahuan dan pengalaman antar mahasiswa untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dan prestasi belajar. (a). Kepada para dosen program study pendidikan
Biologi (non FKIP) mohon sering melakukan ulangan formatif, karena ulangan formatif
dapat sebagai umpan balik keberhasilan proses pembelajaran; (b). Kepada para mahasiswa
dimohon untuk selalu belajar dan mengulang materi untuk kesiapan menghadapi ulangan
formatif, karena ulanagn formatif dapat sebagai tolok ukur keberhasilan anda dalam setiap
Kompetensi Dasar; (c). Kepada Pimpinan Fakultas dan Universitas agar dapat
memfasilitasi dan memotivasi pada para dosen pendidikan Biologi dan para dosen lainnya
untuk melaksanakan kegiatan perkuliahan dengan metode pembelajaran aktif, khususnya
dengan penerapan pendekatan kooperatif dan ulangan formatif demi meningkatkan mutu
pembelajaran dan mutu lulusan.
Daftar Rujukan
Anonimus. (2010). Cara Meningkatkan Aktivitas Belajar Diakses dari file:///G:/aktivitasbelajar siswa.html pada hari minggu 30 Okt 2011 jam 13.15
Anonimus. (2011). Klasifikasi Aktivitas Belajar Diakses dari file:///F:/klasifikasi-aktivitasbelajar.html pada hari minggu 30 Okt 2011 jam 13.15
Djohar. (1985). Sejarah Pendidikan Sains dan Implikasinya bagi Pengembangan Konsep
Belajar Mengajar IPA. Cakrawala Pendidikan. No. 2 Volume IV 1985. IKIP
Yogyakarta
Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Indrayanto. (2010).Pengaruh Tes Formatif Dan Motivasi Belajar Siswa SMP. Diakses dari
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2027515-pengaruh-tes-formatif-danmotivasi/ pada hari Rabu 5 Desember 2012 jam 14.20 WIB.
Mulyadi. (2012). Bahan Ajar PLPG. Paedagogik Khusus Model Pembelajaran Inovatif Di
Sekolah Dasar/MI. Kementrian pendidikan Nasional .Universitas Muhammadiyah
Surakarta.Panitia Sertifikasi Guru Rayon 141 Surakarta.
Peraturan Pemerintah No.19 tahun (2005) tentang Standar Pendidikan Nasional. Diakses
darihttp://www.slideshare.net/Harunwira/3-pp-no19-tahun-2005-tentang-standarpendidikan-nasional-ppt pada hari Selasa 31 Januari 2012 pukul 22.50 W.I.B
Pujani, M. (2006). Peningkatan Kualitas Perkuliahan Termodinamika dengan
Mengintensifkan Penggunaan Tes Formatif . Jurnal Pendidikan dan Pengajaran
IKIP Negeri Singaraja. No 1.Th XXXIX. Januari 2006. Fakultas Pendidikan MIPAIKIP Negeri Singaraja.Bali.
Sunandar. (2008). Peningkatan Hasil Belajar Kalkulus I Melalui Umpan Balik Tes
Formatif Dengan Pembelajaran Remedial. Jurnal Media Penelitian Pendidikan
Volume 2 Nomor 2 Desember 2008
Download