Lengkuas Merah, Uji Daya Hambat, Escheria coli

advertisement
ARTIKEL PENELITIAN
UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK METANOL DAN FRAKSI RIMPANG LENGKUAS MERAH
(Alipinia purpuruta K Schoum) TERHADAP BAKTERI ESCHERIA COLI
REZQI HANDAYANI
Dosen Pengajar Program Studi D-III Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
1
e-mail : [email protected]
ABSTRAK
Secara umum lengkuas merah (Alipinia purpuruta K Schoum) sering digunakan
masyarakat sebagai bumbu dapur. Tetapi penggunaannya sekarang tidka hanya digunakan
sebagai bumbu dapaur tetapi digunakan sebgaai obat tradisional. Rimpang lengkuas merah
Alpinia purpuruta K. Schum dapat digunakan untuk mengobati masuk angin, diare, gangguan
perut, penyakit kulit, radang telinga, bronkhitis dan pereda kejang. Kemampuan rimpang
lengkuas merah sebagai obat dikarena berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan
rimpang lengkuas merah beberapa golongan senyawa seperti minyak atsiri, flavonoid,fenol dan
terpenoid yang dapat digunakan sebagai bahan dasar obat-obatan modern.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas daya hambat ekstrak metanol dan
fraksi rimpang lengkuas merah (Alipinia purpuruta K Schoum) terhadap pertumbuhan bakteri
E.coli serta mengetahui perbandingan efektivitas daya hambat ekstrak metanol dan fraksi
rimpang lengkuas merah (Alipinia purpuruta K Schoum) terhadap bakteri E.coli.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakognosi dan Mikrobiologi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Kegiatan penelitian yang dilakukan
adalah ekstraksi rimpang lengkuas merah, fraksinasi ekstrak etanol rimpang lengkuas merah
dan uji daya hambat ekstrak etanol dan fraksi rimpang lengkuas merah terhadap pertumbuhan
bakteri Escheria coli.
Hasil yang didapat pada penelitian ini adalah ekstrak etanol dan fraksi rimpang lengkuas
merah mempunyai daya hambat pada pertumbuhan bakteri E. coli dengan kekuatan daya
hambat pada kategori lemah dengan dibuktikan adanya zona hambat pada media uji.
Kata Kunci: Lengkuas Merah, Uji Daya Hambat, Escheria coli
PENDAHULUAN
Indonesia
rempah-rempah dan tanaman obat-obatan
merupakan
negara
(Nasution, 1992).
kepulauan yang sangat luas, mempunyai
Salah satu ciri budaya masyarakat di
kurang lebih 35.000 pulau yang besar dan
negara
kecil dengan keanekaragaman jenis flora dan
dominannya unsur-unsur tradisional dalam
fauna yang sangat tinggi. Di Indonesia
kehidupan sehari-hari. Keadaan ini didukung
diperkirakan terdapat 100 sampai dengan 150
oleh keanekaragaman hayati yang terhimpun
famili tumbuh-tumbuhan, dan dari jumlah
dalam
tersebut sebagian besar mempunyai potensi
pemanfaatannya telah mengalami sejarah
untuk
panjang sebagai bagian dari kebudayaan.
dimanfaatkan
sebagai
tanaman
industri, tanaman buah-buahan, tanaman
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016]
Salah
berkembang
berbagai
satu
tipe
aktivitas
adalah
ekosistem
tersebut
masih
yang
adalah
1
Uji Daya Hambat Ekstrak Metanol Dan Fraksi Rimpang Lengkuas Merah (Alipinia Purpuruta K
Schoum) Terhadap Bakteri Escheria Coli
penggunaan tumbuhan sebagai bahan obat
rimpang. Rimpang lengkuas mengandung
oleh berbagai suku bangsa atau sekelompok
minyak atsiri yang terdiri dari metilsinamat,
masyarakat
sineol,
yang
tinggal
di
pedalaman.
kamfer,
galangin
dan
euganol.
Tradisi pengobatan suatu masyarakat tidak
Rimpang lengkuas juga mengandung kamfor,
terlepas
setempat.
galangol, seskuiterpen dan kristal kuning
Persepsi mengenai konsep sakit, sehat, dan
(Hembing dan Wijayakusuma, 2001). Selain
keragaman jenis tumbuhan yang digunakan
itu,
sebagai obat tradisional terbentuk melalui
purpuruta K.Schum mengandung senyawa
suatu proses sosialisasi yang secara turun
flavonoid,
temurun
kaempferol-3-oliucronide
dari
kaitan
budaya
dipercaya
dan
diyakini
rimpang
2009).
semua upaya pengobatan dengan cara lain di
menjelaskan
luar
mengandung
kedokteran
berdasarkan
merah
Alpinia
kaempferol-3-rutinosida
kebenarannya. Pengobatan tradisional adalah
ilmu
lengkuas
Itokawa
(Victorio
dan
bahwa
Takeya
tanaman
golongan
dan
et
al,
(1993)
lengkuas
senyawa
tradisi
flavonoid,fenol dan terpenoid yang dapat
tertentu (Sosrokusumo, 1989). Hubungan
digunakan sebgaai bahan dasar obat-obatan
antara
modern. Rimpang lengkuas merah Alpinia
pengetahuan
yang
manusia
berakar
dengan
pada
lingkungannya
setempat
purpurat K. Schum dapat digunakan untuk
sebagai pengetahuan yang diyakini serta
mengobati masuk angin, diare, gangguan
menjadi sumber sistem nilai (Tax, 1953).
perut, penyakit kulit, radang telinga, bronkhitis
Sistem pengetahuan yang dimiliki masyarakat
dan pereda kejang (Soenanto dan Sri, 2009).
ditentukan
oleh
kebudayaan
secara tradisi merupakan salah satu bagian
Komponen terbesar senyawa kimia
dari kebudayaan suku bangsa asli dan petani
yang terkandung dalam lengkuas merah
pedesaan.
adalah minyak atsiri. Berdasarkan penelitian
Menurut Kainsa dan Reen (2012),
yang dilakukan oleh Sukandar et al (2009)
tumbuhan sering dimanfaatkan sebagai obat
mmebuktikan bahwa pada konsentrasi 20%
herbal
minyak atsiri dari rimpang lengkuas merah
samping
karena
yang
dapat
mengurangi
ditinngalkan
dan
efek
mudah
Alpinia
purpurat
K.
Schum
dapat
didapatkan. Salah satu tanaman yang dapat
mengahmbat bakteri Bacillus cereus dan
digunakan sebagai bahan obat-obatan herbal
Pseumomonas aeruginosa dengan diameter
adalah lengkuas merah Alipinia purpuruta K
zona hambat sebesar 17,6 mm. Senyawa
Schoum (Itokawa dan Takeya, 1993). Bagian
yang berperan penting sebagai antibakteri
tanaman dari lengkuas (Alipinia purpuruta K
adalah sineol, similaritas dan dodekatriena.
Schoum) yang sering digunakan adalah
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016]
2
Rezqi Handayani
infeksi
bakteri E.coli serta mengetahui perbandingan
pada perut dan usus yang disebabkan oleh
efektivitas daya hambat ekstrak metanol dan
banyak faktor, salah satunya disebabkan oleh
fraksi
bakteri Escherichia coli. Bakteri tersebut
purpuruta K Schoum) terhadap bakteri E.coli.
Penyakit
diare
merupakan
rimpang
lengkuas
merah (Alipinia
masuk ke dalam mukosa dan memperbanyak
diri, menghasilkan toksin yang selanjutnya
METODE PENELITIAN
diserap oleh darah dan menimbulkan gejala
Penelitian
ini
dilakukan
di
yang hebat seperti demam tinggi, kejang,
Laboratorium Farmakognosi dan Mikrobiologi
mencret berdarah dan berlendir. Supaya tidak
Fakultas
mengakibatkan diare yang berkepanjangan
Muhammadiyah
(lebih dari 14 hari) dan tidak menimbulkan
dilaksanakan selama 2 (dua) bulan dimulai
efek yang ebih fatal, maka penyakit ini harus
dari sejak penelitian ini disetujui oleh LP2M
segera diobati (Syaugi, 2008).
UM Palangkaraya. Kegiatan penelitian yang
Ilmu
Kesehatan
Universitas
Palangkaraya.
Penelitian
Berdasarkan penelitian yang pernah
dilakukan adalah ekstraksi rimpang lengkuas
dilakukan oleh Welly et al, 2013 ekstrak
merah, fraksinasi ekstrak etanol rimpang
metanol rimpang lengkuas merah mmepunyai
lengkuas merah dan uji daya hambat ekstrak
daya hambat yang tinggi pada bakteri E.coli.
etanol dan fraksi rimpang lengkuas merah
hal ini diperlihatkan pada hasil zona hambat
terhadap pertumbuhan bakteri Escheria coli.
yaitu 8,16 mm. Berdasarkan hasil penelitian
Ekstraksi
tersebut peneliti ingin mambandingkan daya
Ekstraksi rimpang tumbuhan lengkuas
hambat ekstrak metanol rimpang lengkuas
merah diekstraksi dengan cara sokhletasi.
pada bakteri E.coli yng telah positif dengan
Caranya adalah dengan membuat simplisia
fraksi rimpang lengkuas merah.
Fraksi
dari sampel rimpang Lengkuas kemudian
merupakan bagian terkecil dari suatu ektrak.
dibuat serbuk sesuai dengan derajat serbuk
Fraksi didapat dengan berdasarkan tingkat
yang ditentukan, yaitu tidak terlalu halus.
kepolaran suatau senyawa kimia. Dengan
Menimbang
mmebandingkan
fraksi
sebanyak 500 mg. Memasukkan serbuk
diharapakn dapat diketahui sifat senyawa
rimpang lengkuas merah ke dalam alat
kimia yang dapat menghambat pertumbuhan
sokhletasi. Menambahkan pelarut metanol
bakteri
hingga
E.coli
ekstrak
pada
dan
konsentrasi
terkecil.
serbuk
serbuk
rimpang
terendam,
lengkuas
kemudian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
merangkaikan alat sokhletasi dan dibiarkan
efektivitas daya hambat ekstrak metanol dan
sampel terekstrak selama 24 jam atau sampal
fraksi
warna sampel yang terendam pada pelarut
rimpang
lengkuas
merah (Alipinia
purpuruta K Schoum) terhadap pertumbuhan
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016]
telah berubah menjadi bening.
Mengambil
3
Uji Daya Hambat Ekstrak Metanol Dan Fraksi Rimpang Lengkuas Merah (Alipinia Purpuruta K
Schoum) Terhadap Bakteri Escheria Coli
kemudian
dan fraksi rimpang lengkuas merah) sesuai
menguapkan hingga diperoleh ektrak kental
dengan konsentrasinya yaitu 1%, 5% dan
sampel
10% menggunakan pinset steril. Perlakuan
ekstrak
cair
yang
rimpang
didapat
lengkuas.
Selanjutnya
menimbang ekstrak kental yang didapat.
dilakukan secara duplo untuk memastikan
Fraksinasi
hasil yang didapat. Selanjutnya semua media
Ekstrak
kental
lengkuas
terlebih
kemudian
ditimbang
metanol
dahulu
rimpang
dipekatkan
diinkubasi
ke
dalam
incubator.
Inkubasi
dilakukan pada suhu 370C selama 24 jam.
gram.
Kemudian diukur diameter zona bening yang
Menambahkan air hingga terbentuk suspensi
terbentuk dengan menggunakan penggaris
yang homogen. Memindahkan suspensi ke
millimeter.
dalam
corong pisah dan menambahkan
dengan mengukur zona bening pada media
pelarut berdasarkan tingkat kepolarannya
yang padat dan menjadi petunjuk ada atau
yaitu dari pelarut non polar (kloroform), semi
tidaknya bakteri yang tumbuh pada setiap
polar (etil acetat) dn polar (n-Butanol), setelah
perlakukan.
sebanyak
1
Aktivitas
antibakteri
diperoleh
itu corong pisah ditutup, dibalik dan kran
corong
dibuka
lalu
dikocok
satu
arah
beberapa kali hingga didapatkan massa yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ekstraksi Rimpang Lengkuas Merah
Ekstrak
terdistribusi. Setelah itu kran corong ditutup
yang
digunakan
pada
lalu corong dibalik dan dibiarkan hinga terjadi
penelitian ini adalah ektstrak kental rimpang
pemisahan. Lapisan air dikeluarkan dan
Lengkuas
lapisan pelarut ditampung. Lapisan pelarut
ekstrak
diuapkan hingga didapatkan fraksi rimpang
ekstraksi
lengkuas berdasarkan tingkat kepolaran.
Etanol 96%. Metode ektraksi yang digunakan
Uji Daya Hambat
adalah
Media EMB sebnayak 10 ml dituang
Merah.
kental
Untuk
maka
dengan
metode
mendapatkan
digunakan
metode
menggunakan
pelarut
ekstraksi
panas
yaitu
Sokhletasi. Pemilihan metode ini karena
dibiarkan
menyesuaikan dengan senyawa kimia yang
mamadat, kemudian memasukkan suspensi
terkandung pada rimpang lengkus merah.
bakteri E. coli dengan menggunakan lidi
Berdasarkan penelitian sebelumnya rimpang
kapas setril agar suspensi terserap pada
lengkuas
media. Kemudian di dalam cawan petri
minyak atsiri. Berdasarkan sifat fisiknya untuk
tersebut diletakkan disk yang sebelumnya
mengambil minyak atsiri dari suatu tumbuhan
telah direndam dengan larutan kontrol positif
harus menggunakan suhu tinggi. Oleh karena
(kotrimoksazol) dan sampel uji (ekstrak etanol
itu pada penelitian ini menggunakan metode
ke
dalam
cawan
petri
dan
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016]
merah
mengandung
senyawa
4
Rezqi Handayani
sohkletasi untuk menyari minyak astsiri yang
sifat kimia dari minyak atsiri yang bersifat non
diduga merupakan komponen kimia yang
polar maka hasil penelitian yang didapat
berkhasiat sebagai antibakteri. Dari 50 gram
sesuai dengan teori yang ada.
simplisia kasar rimpang lengkuas setelah
Uji
dilakukan ektraksi dengan metode sokhletasi
Rimpang Lengkuas Merah
yang
menggunakan
pelarut
Etanol
Daya
96%
Hambat
Ektrak
dan
Fraksi
Pada uji daya hambat menggunakan 5
didapatkan 16,984 gram ekstrak kental.
sampel
Fraksinasi
Kotrimoksazol dan sampel ujinya adalah
yaitu
control
positifnya
adalah
Setelah didapatkan ekstrak kental
ekstrak kental rimpang Lengkuas Merah,
kemudian dilakukan proses ektraksi cair-cair
Fraksi kloroform, fraksi etil acetat dan fraksi n-
atau fraksinasi untuk mendapatkan fraksi atau
Butanol
isolate dari ekstrak rimpang tanah. Fraksinasi
Lengkuas Merah. Konsentrasi larutan untuk
dilakukan dengan menggunakan prinsip kerja
masing-masing sampel adalah 1%, 5% dan
menyari senyawa kimia yang terdapat pada
10%.
ekstrak kental dengan menggunakan pelarut
didapatkan hasil uji daya hambat yang dapat
berdasarkan tingkat kepolaran. Ekstrak kental
dilihat pada Tabel 2. Untuk mengetahui
rimpang
dengan
apakah ekstrak atau fraksi rimpang lengkuas
menggunakan 3 pelarut yatiu kloroform (non
merah memiliki daya hambat pada bakteri
polar), etil acetat (semi polar) dan n-butanol
E.coli maka hasil pengukuran diameter zona
(polar). Berdasarkan hasil penelitain yang
hambatnya dibandingkan dengan klasifikasi
telah dilakukan fraksi terbanyak yang didapat
respon hambatan ekstrak pada pertumbuhan
dari ekstrak kental rimpang lengkuas adalah
bakteri yang dapat dilihat pada Tabel 1.
lengkuas
disari
dari
Dari
eksktrak
penelitian
kental
yang
rimpang
dilakukan
fraksi kloroform (non polar). Jika dilihat dari
Tabel 1. Klasifikasi Respon Hambatan Ekstrak Terhadap Pertumbuhan Bakteri
d Diameter (mm)
Respon hambatan pertumbuhan
0-3 mm
Lemah
3-6 mm
Sedang
>6 mm
Kuat
Sumber: Pan Chen Wu Tang and Zhao (2009)
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016]
5
Uji Daya Hambat Ekstrak Metanol Dan Fraksi Rimpang Lengkuas Merah (Alipinia Purpuruta K
Schoum) Terhadap Bakteri Escheria Coli
Tabel 2. Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat Terhadap Pertumbuhan E.coli
Sampel uji
Konsentrasi (ppm)
Kotrimoksazol
Ekstrak Kental
Fraksi Kloroform
Fraksi etil acetat
Fraksi n-Butanol
Diameter Zona
Interpretasi daya
Hambat (mm)
hambat
1%
0,64
Lemah
5%
0,772
Lemah
10%
0,53
Lemah
1%
1,0566
Lemah
5%
0,764
Lemah
10%
0,73
Lemah
1%
0,912
Lemah
5%
0.995
Lemah
10%
0,84
Lemah
1%
1,228
Lemah
5%
0,9
Lemah
10%
0,973
Lemah
1%
1,027
Lemah
5%
0,973
Lemah
10%
0,64
Lemah
Sumber: Data Primer 2015
Uji daya hambat pada penelitian ini
hambatan
terhadap
E.coli.
Respon
menggunakan metode Kirby Bauer yaitu
hambatan yang terjadi disebabkan karena
dengan
bakteri
adanyan kandungan senyawa aktif atau
kemudian
senyawa metabolit sekunder pada rimpang
E.coli
mengoleskan
pada
media
meletakkan
disk
dicelupkan
dengan
suspensi
EMB,
kosong
larutan
yang
telah
sampel
uji
Lengkuas Merah yang bersifat menghambat
pertumbuhan bakteri seperti minyak atsiri.
berdasarkan masing-masing konsentrasi.
Kemampuan
Kemudian media yang sudah berisi disk
menghambat bakteri E.coli terlihat pada
0
Rimpang Lengkuas Merah
diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam.
hasil pengukuran zona hambat yaitu untuk
Hasil uji daya hambat ekrstrak dan fraksi
ektrak kental pada konsentrasi 1%. Hasil
rimpang Lengkuas Merah terhadap bakteri
daya hambat yang didapat dari kontrol
E.coli
menunjukkan
adanya
respon
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016]
positif kotrimoksazol adalah konsentrasi 1%
6
Rezqi Handayani
sebesar 0,64 mm, konsentrasi 5% sebesar
tersebut hasilnya sesuai dengan hasil yang
0,772 mm dan konsentrasi 10% sebsar 0,53
didapat
mm. sebesar 1,0566 mm, konsentrasi 5%
lengkuas yang dapat disimpulkan bahwa
sebesar 0,764 mm dan konsentrasi 10%
ekstrak dan fraksi rimpang lengkuas pada
sebesar 0,73. Jika dibandingkan dengan
konsentrasi 1%, 5% dan 10% memiliki daya
hasil kontrol positif daya hambat ekstrak
hambat terhadap bakteri E.coli. walapun
etanol rimpang lengkuas lebih baik.
dari hasil yang didapat daya hambatya
Untuk mengetahui sifat senyawa
pada
ekstrak
etanol
rimpang
berada pada kategori lemah. Hal ini dapat
kimia yang berkhasiat dalam menghambat
dikarenakan
pertumbuhan bakteri maka dalam penelitian
digunakan oleh peneliti sehingga penelitian
juga
untuk
ini dapat dilanjutkan dengan menggunakan
mendapatkan senyawa kimia dari rimpang
konsentrasi yang lebih besar. Beberapa
lengkuas
sifat
penelitian menunjukkan ekstrak rimpang
kepolarannya. Dari hasil fraksinasi, fraksi
lengkuas merah memang mempunyai daya
yang banyak didapat adalah fraksi non polar
hambat pada pertumbuhan bakteri E.coli
yaitu fraksi koloroform. Jika dilihat dari
seperti yang dilakukan oleh Darwis et al
komponen senyawa kimia yang terdapat di
(2013)
rimpang lengkuas yaitu minyak atsiri yang
rimpang lengkuas merah memiliki daya
memilki sifat kelarutan non polar hasil yang
hambat sedang pada konsentrasi 5,75%
didapat sesuai. Hal ini juga terbukti dari
dengan zona hambat sebesar 8,16 mm.
hasil
fraksi
Tetapi pada penelitian lain yang pernah
koloroform memilki daya hambat yang
dilakukan oleh Midun (2012) menunjukkan
lemah dengan hasil yaitu konsentrasi 1%
ektstrak etanol rimpang lengkuas merah
0,912 mm, konsentrasi 5% sebesar 0.995
tidak memilki daya hambat terhadap bakteri
mm dan konsentrasi 10% 0,84 mm. Daya
E.coli.
hambat fraksi semi polar yaitu etil asetat
ditemukannya zona hambat. Hasil penelitian
hasil yang didapat untuk konsentrasi 1 %
tersebut tidak sejalan dengan penelitian
sebesar 1,228 mm, konsentrasi 5% sebesar
yang telah dilakukan oleh peneliti dengan
0,9 mm dan konsentrasi 10% sebsar 0,973
menggunakan
mm. Dan untuk hasil fraksi n-Butanol hasil
lengkuas merah memilki daya hambat
yang
1%
terhadap pertumbuhan bakteri E.coli. Hal ini
sebesar 1,027mm, konsentrasi 5% sebesar
dapat terjadi karena penggunaan rimpang
0,973 mm dan konsentrasi 10% sebesar
lengkuas merah yang berbeda dilihat dari
0,64 mm. Jika dilihat dari ketiga fraksi
tempat tumbuhnya. Tempat tumbuh suatu
dilakukan
uji
yang
daya
didapat
fraksinasi
sesuai
dengan
hambat
adalah
untuk
konsentrasi
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016]
kecilnya
menunjukkan
Karena
pada
ekstrak
konsentrasi
ekstrak
methanol
penelitian
etanol
yang
tidak
rimpang
7
Uji Daya Hambat Ekstrak Metanol Dan Fraksi Rimpang Lengkuas Merah (Alipinia Purpuruta K
Schoum) Terhadap Bakteri Escheria Coli
tanaman dapat mempengaruhi kandungan
3. Nasution, R.E. 1992. Prosiding Seminar
senyawa kimia dari tanaman tersebut.
dan Loka Karya Nasional Etnobotani.
KESIMPULAN
Departement
Dari hasil penelitian yang telah
Pendidikan
Kebudayaan
RI-LIPI.
dan
Perpustakaan
Nasional RI. Jakarta.
dilakukan dapat disimpulkan
a. Ekstrak etanol rimpang lengkuas merah
4. Sosrokusumo,
P.
1989.
Pelayanan
memiliki daya hambat pada bakteri
Pengobatan
E.coli dengan kekuatan daya hambat
Kesehatan Jiwa. Dalam: Salan, R.,
pada kategori lemah dengan dibuktikan
Boedihartono, P. Pakan, Z.S. Kuntjoro,
adanya zona hambat pada media uji.
dan I.B.I. Gotama (ed.). Lokakarya
b. Fraksi etanol rimpang lengkuas merah
tentang Penelitian Praktek Pengobatan
yang
terdiri
dari
fraksi
non
polar
Tradisional
Badan
Tradisonal.
Di
Bidang
Penelitian
dan
(kloroform), semi polar (etil acetat) dan
Pengembangan Kesehatan, Deparetem
polar (n-Butanol) memilki daya hambat
Kesehatan Republik Indonesia. Ciawi,
pada bakteri E.coli dengan kekuatan
14-17 Desember 1988.
5. Tax,
daya hambat pada kategori lemah.
S.
1953.
Anthropologi
DAFTAR PUSTAKA
An
Appraisal
of
Chicago:
Today.
University of Chicago Press.
1. Darwis, E, Dewi Chandra1, Choirul
6. Itokawa, H. And Takeya, K. 1993.
Muslim1, Rochmah Supriati1. 2013. Uji
Antitumor
Efektivitas Ekstrak Rimpang Lengkuas
Plants. Heterocycles. 35:1467-1501.
Merah (Alpinia Purpurata K.Schum)
7. Kainsa,
Subtances
S
dan
R.
From
Bhoria.
Higher
2012.
Sebagai Antibakteri Escherichia Coli
Medicinal Plants As A Source Of
Penyebab Diare. Universitas bengkulu.
Antiinflammatory
2. Midun.
2012.
Uji
Aktifitas
Esktrak
Lengkuas Merah (Alpinia Purpurata
Agent:
A
Review.
International Journal of Ayurvedic and
Herbal Medicine. 2(3):499-509
Menghambat
8. Hembing, H.M dan Wijakusuma. 2001.
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus
Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia:
aureus
Rempah, Rimpang Dan Umbi. Jakarta:
K.Schum)
dan
Dalam
Bakteri
Escheria
coli
Dengan Metode Disc Diffusion. Skripsi.
Universitas
Islam
Negeri
Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Milenia populer.
9. Soenanto, H dna S. Kuncoro. 2009.
Obat Tradisional. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo. Sukandar, D., N.
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016]
8
Rezqi Handayani
Radiastuti, S. Utami. 2009. Aktivitas
Minyak Atsiri Rimpang Lengkuas Merah
(Alpinia
Purpuruta)
Hasil
Distalasi.
Jurnal Biologi Lingkungan. 3(2): 94100.
10. Syaugi.
2008.
Diare
Jangan
Diremehkan.
http://www.indomedia.com.
(14
November 2015)
11. Victorio, C.P., R.M. Kuster and C.L.S
Lage. 2009. Detection Of Flavonoids In
Alpina Purpuruta (Viell) Schum. Leaves
Using
High
Performance
Ilquchromagraphy. Rev. Bras. Pl. Med.
Boutca (2):147-153.
Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016]
9
Download