ARTIKEL PENELITIAN UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK METANOL DAN FRAKSI RIMPANG LENGKUAS MERAH (Alipinia purpuruta K Schoum) TERHADAP BAKTERI ESCHERIA COLI REZQI HANDAYANI Dosen Pengajar Program Studi D-III Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Palangkaraya 1 e-mail : [email protected] ABSTRAK Secara umum lengkuas merah (Alipinia purpuruta K Schoum) sering digunakan masyarakat sebagai bumbu dapur. Tetapi penggunaannya sekarang tidka hanya digunakan sebagai bumbu dapaur tetapi digunakan sebgaai obat tradisional. Rimpang lengkuas merah Alpinia purpuruta K. Schum dapat digunakan untuk mengobati masuk angin, diare, gangguan perut, penyakit kulit, radang telinga, bronkhitis dan pereda kejang. Kemampuan rimpang lengkuas merah sebagai obat dikarena berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan rimpang lengkuas merah beberapa golongan senyawa seperti minyak atsiri, flavonoid,fenol dan terpenoid yang dapat digunakan sebagai bahan dasar obat-obatan modern. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas daya hambat ekstrak metanol dan fraksi rimpang lengkuas merah (Alipinia purpuruta K Schoum) terhadap pertumbuhan bakteri E.coli serta mengetahui perbandingan efektivitas daya hambat ekstrak metanol dan fraksi rimpang lengkuas merah (Alipinia purpuruta K Schoum) terhadap bakteri E.coli. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakognosi dan Mikrobiologi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Kegiatan penelitian yang dilakukan adalah ekstraksi rimpang lengkuas merah, fraksinasi ekstrak etanol rimpang lengkuas merah dan uji daya hambat ekstrak etanol dan fraksi rimpang lengkuas merah terhadap pertumbuhan bakteri Escheria coli. Hasil yang didapat pada penelitian ini adalah ekstrak etanol dan fraksi rimpang lengkuas merah mempunyai daya hambat pada pertumbuhan bakteri E. coli dengan kekuatan daya hambat pada kategori lemah dengan dibuktikan adanya zona hambat pada media uji. Kata Kunci: Lengkuas Merah, Uji Daya Hambat, Escheria coli PENDAHULUAN Indonesia rempah-rempah dan tanaman obat-obatan merupakan negara (Nasution, 1992). kepulauan yang sangat luas, mempunyai Salah satu ciri budaya masyarakat di kurang lebih 35.000 pulau yang besar dan negara kecil dengan keanekaragaman jenis flora dan dominannya unsur-unsur tradisional dalam fauna yang sangat tinggi. Di Indonesia kehidupan sehari-hari. Keadaan ini didukung diperkirakan terdapat 100 sampai dengan 150 oleh keanekaragaman hayati yang terhimpun famili tumbuh-tumbuhan, dan dari jumlah dalam tersebut sebagian besar mempunyai potensi pemanfaatannya telah mengalami sejarah untuk panjang sebagai bagian dari kebudayaan. dimanfaatkan sebagai tanaman industri, tanaman buah-buahan, tanaman Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016] Salah berkembang berbagai satu tipe aktivitas adalah ekosistem tersebut masih yang adalah 1 Uji Daya Hambat Ekstrak Metanol Dan Fraksi Rimpang Lengkuas Merah (Alipinia Purpuruta K Schoum) Terhadap Bakteri Escheria Coli penggunaan tumbuhan sebagai bahan obat rimpang. Rimpang lengkuas mengandung oleh berbagai suku bangsa atau sekelompok minyak atsiri yang terdiri dari metilsinamat, masyarakat sineol, yang tinggal di pedalaman. kamfer, galangin dan euganol. Tradisi pengobatan suatu masyarakat tidak Rimpang lengkuas juga mengandung kamfor, terlepas setempat. galangol, seskuiterpen dan kristal kuning Persepsi mengenai konsep sakit, sehat, dan (Hembing dan Wijayakusuma, 2001). Selain keragaman jenis tumbuhan yang digunakan itu, sebagai obat tradisional terbentuk melalui purpuruta K.Schum mengandung senyawa suatu proses sosialisasi yang secara turun flavonoid, temurun kaempferol-3-oliucronide dari kaitan budaya dipercaya dan diyakini rimpang 2009). semua upaya pengobatan dengan cara lain di menjelaskan luar mengandung kedokteran berdasarkan merah Alpinia kaempferol-3-rutinosida kebenarannya. Pengobatan tradisional adalah ilmu lengkuas Itokawa (Victorio dan bahwa Takeya tanaman golongan dan et al, (1993) lengkuas senyawa tradisi flavonoid,fenol dan terpenoid yang dapat tertentu (Sosrokusumo, 1989). Hubungan digunakan sebgaai bahan dasar obat-obatan antara modern. Rimpang lengkuas merah Alpinia pengetahuan yang manusia berakar dengan pada lingkungannya setempat purpurat K. Schum dapat digunakan untuk sebagai pengetahuan yang diyakini serta mengobati masuk angin, diare, gangguan menjadi sumber sistem nilai (Tax, 1953). perut, penyakit kulit, radang telinga, bronkhitis Sistem pengetahuan yang dimiliki masyarakat dan pereda kejang (Soenanto dan Sri, 2009). ditentukan oleh kebudayaan secara tradisi merupakan salah satu bagian Komponen terbesar senyawa kimia dari kebudayaan suku bangsa asli dan petani yang terkandung dalam lengkuas merah pedesaan. adalah minyak atsiri. Berdasarkan penelitian Menurut Kainsa dan Reen (2012), yang dilakukan oleh Sukandar et al (2009) tumbuhan sering dimanfaatkan sebagai obat mmebuktikan bahwa pada konsentrasi 20% herbal minyak atsiri dari rimpang lengkuas merah samping karena yang dapat mengurangi ditinngalkan dan efek mudah Alpinia purpurat K. Schum dapat didapatkan. Salah satu tanaman yang dapat mengahmbat bakteri Bacillus cereus dan digunakan sebagai bahan obat-obatan herbal Pseumomonas aeruginosa dengan diameter adalah lengkuas merah Alipinia purpuruta K zona hambat sebesar 17,6 mm. Senyawa Schoum (Itokawa dan Takeya, 1993). Bagian yang berperan penting sebagai antibakteri tanaman dari lengkuas (Alipinia purpuruta K adalah sineol, similaritas dan dodekatriena. Schoum) yang sering digunakan adalah Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016] 2 Rezqi Handayani infeksi bakteri E.coli serta mengetahui perbandingan pada perut dan usus yang disebabkan oleh efektivitas daya hambat ekstrak metanol dan banyak faktor, salah satunya disebabkan oleh fraksi bakteri Escherichia coli. Bakteri tersebut purpuruta K Schoum) terhadap bakteri E.coli. Penyakit diare merupakan rimpang lengkuas merah (Alipinia masuk ke dalam mukosa dan memperbanyak diri, menghasilkan toksin yang selanjutnya METODE PENELITIAN diserap oleh darah dan menimbulkan gejala Penelitian ini dilakukan di yang hebat seperti demam tinggi, kejang, Laboratorium Farmakognosi dan Mikrobiologi mencret berdarah dan berlendir. Supaya tidak Fakultas mengakibatkan diare yang berkepanjangan Muhammadiyah (lebih dari 14 hari) dan tidak menimbulkan dilaksanakan selama 2 (dua) bulan dimulai efek yang ebih fatal, maka penyakit ini harus dari sejak penelitian ini disetujui oleh LP2M segera diobati (Syaugi, 2008). UM Palangkaraya. Kegiatan penelitian yang Ilmu Kesehatan Universitas Palangkaraya. Penelitian Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan adalah ekstraksi rimpang lengkuas dilakukan oleh Welly et al, 2013 ekstrak merah, fraksinasi ekstrak etanol rimpang metanol rimpang lengkuas merah mmepunyai lengkuas merah dan uji daya hambat ekstrak daya hambat yang tinggi pada bakteri E.coli. etanol dan fraksi rimpang lengkuas merah hal ini diperlihatkan pada hasil zona hambat terhadap pertumbuhan bakteri Escheria coli. yaitu 8,16 mm. Berdasarkan hasil penelitian Ekstraksi tersebut peneliti ingin mambandingkan daya Ekstraksi rimpang tumbuhan lengkuas hambat ekstrak metanol rimpang lengkuas merah diekstraksi dengan cara sokhletasi. pada bakteri E.coli yng telah positif dengan Caranya adalah dengan membuat simplisia fraksi rimpang lengkuas merah. Fraksi dari sampel rimpang Lengkuas kemudian merupakan bagian terkecil dari suatu ektrak. dibuat serbuk sesuai dengan derajat serbuk Fraksi didapat dengan berdasarkan tingkat yang ditentukan, yaitu tidak terlalu halus. kepolaran suatau senyawa kimia. Dengan Menimbang mmebandingkan fraksi sebanyak 500 mg. Memasukkan serbuk diharapakn dapat diketahui sifat senyawa rimpang lengkuas merah ke dalam alat kimia yang dapat menghambat pertumbuhan sokhletasi. Menambahkan pelarut metanol bakteri hingga E.coli ekstrak pada dan konsentrasi terkecil. serbuk serbuk rimpang terendam, lengkuas kemudian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui merangkaikan alat sokhletasi dan dibiarkan efektivitas daya hambat ekstrak metanol dan sampel terekstrak selama 24 jam atau sampal fraksi warna sampel yang terendam pada pelarut rimpang lengkuas merah (Alipinia purpuruta K Schoum) terhadap pertumbuhan Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016] telah berubah menjadi bening. Mengambil 3 Uji Daya Hambat Ekstrak Metanol Dan Fraksi Rimpang Lengkuas Merah (Alipinia Purpuruta K Schoum) Terhadap Bakteri Escheria Coli kemudian dan fraksi rimpang lengkuas merah) sesuai menguapkan hingga diperoleh ektrak kental dengan konsentrasinya yaitu 1%, 5% dan sampel 10% menggunakan pinset steril. Perlakuan ekstrak cair yang rimpang didapat lengkuas. Selanjutnya menimbang ekstrak kental yang didapat. dilakukan secara duplo untuk memastikan Fraksinasi hasil yang didapat. Selanjutnya semua media Ekstrak kental lengkuas terlebih kemudian ditimbang metanol dahulu rimpang dipekatkan diinkubasi ke dalam incubator. Inkubasi dilakukan pada suhu 370C selama 24 jam. gram. Kemudian diukur diameter zona bening yang Menambahkan air hingga terbentuk suspensi terbentuk dengan menggunakan penggaris yang homogen. Memindahkan suspensi ke millimeter. dalam corong pisah dan menambahkan dengan mengukur zona bening pada media pelarut berdasarkan tingkat kepolarannya yang padat dan menjadi petunjuk ada atau yaitu dari pelarut non polar (kloroform), semi tidaknya bakteri yang tumbuh pada setiap polar (etil acetat) dn polar (n-Butanol), setelah perlakukan. sebanyak 1 Aktivitas antibakteri diperoleh itu corong pisah ditutup, dibalik dan kran corong dibuka lalu dikocok satu arah beberapa kali hingga didapatkan massa yang HASIL DAN PEMBAHASAN Ekstraksi Rimpang Lengkuas Merah Ekstrak terdistribusi. Setelah itu kran corong ditutup yang digunakan pada lalu corong dibalik dan dibiarkan hinga terjadi penelitian ini adalah ektstrak kental rimpang pemisahan. Lapisan air dikeluarkan dan Lengkuas lapisan pelarut ditampung. Lapisan pelarut ekstrak diuapkan hingga didapatkan fraksi rimpang ekstraksi lengkuas berdasarkan tingkat kepolaran. Etanol 96%. Metode ektraksi yang digunakan Uji Daya Hambat adalah Media EMB sebnayak 10 ml dituang Merah. kental Untuk maka dengan metode mendapatkan digunakan metode menggunakan pelarut ekstraksi panas yaitu Sokhletasi. Pemilihan metode ini karena dibiarkan menyesuaikan dengan senyawa kimia yang mamadat, kemudian memasukkan suspensi terkandung pada rimpang lengkus merah. bakteri E. coli dengan menggunakan lidi Berdasarkan penelitian sebelumnya rimpang kapas setril agar suspensi terserap pada lengkuas media. Kemudian di dalam cawan petri minyak atsiri. Berdasarkan sifat fisiknya untuk tersebut diletakkan disk yang sebelumnya mengambil minyak atsiri dari suatu tumbuhan telah direndam dengan larutan kontrol positif harus menggunakan suhu tinggi. Oleh karena (kotrimoksazol) dan sampel uji (ekstrak etanol itu pada penelitian ini menggunakan metode ke dalam cawan petri dan Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016] merah mengandung senyawa 4 Rezqi Handayani sohkletasi untuk menyari minyak astsiri yang sifat kimia dari minyak atsiri yang bersifat non diduga merupakan komponen kimia yang polar maka hasil penelitian yang didapat berkhasiat sebagai antibakteri. Dari 50 gram sesuai dengan teori yang ada. simplisia kasar rimpang lengkuas setelah Uji dilakukan ektraksi dengan metode sokhletasi Rimpang Lengkuas Merah yang menggunakan pelarut Etanol Daya 96% Hambat Ektrak dan Fraksi Pada uji daya hambat menggunakan 5 didapatkan 16,984 gram ekstrak kental. sampel Fraksinasi Kotrimoksazol dan sampel ujinya adalah yaitu control positifnya adalah Setelah didapatkan ekstrak kental ekstrak kental rimpang Lengkuas Merah, kemudian dilakukan proses ektraksi cair-cair Fraksi kloroform, fraksi etil acetat dan fraksi n- atau fraksinasi untuk mendapatkan fraksi atau Butanol isolate dari ekstrak rimpang tanah. Fraksinasi Lengkuas Merah. Konsentrasi larutan untuk dilakukan dengan menggunakan prinsip kerja masing-masing sampel adalah 1%, 5% dan menyari senyawa kimia yang terdapat pada 10%. ekstrak kental dengan menggunakan pelarut didapatkan hasil uji daya hambat yang dapat berdasarkan tingkat kepolaran. Ekstrak kental dilihat pada Tabel 2. Untuk mengetahui rimpang dengan apakah ekstrak atau fraksi rimpang lengkuas menggunakan 3 pelarut yatiu kloroform (non merah memiliki daya hambat pada bakteri polar), etil acetat (semi polar) dan n-butanol E.coli maka hasil pengukuran diameter zona (polar). Berdasarkan hasil penelitain yang hambatnya dibandingkan dengan klasifikasi telah dilakukan fraksi terbanyak yang didapat respon hambatan ekstrak pada pertumbuhan dari ekstrak kental rimpang lengkuas adalah bakteri yang dapat dilihat pada Tabel 1. lengkuas disari dari Dari eksktrak penelitian kental yang rimpang dilakukan fraksi kloroform (non polar). Jika dilihat dari Tabel 1. Klasifikasi Respon Hambatan Ekstrak Terhadap Pertumbuhan Bakteri d Diameter (mm) Respon hambatan pertumbuhan 0-3 mm Lemah 3-6 mm Sedang >6 mm Kuat Sumber: Pan Chen Wu Tang and Zhao (2009) Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016] 5 Uji Daya Hambat Ekstrak Metanol Dan Fraksi Rimpang Lengkuas Merah (Alipinia Purpuruta K Schoum) Terhadap Bakteri Escheria Coli Tabel 2. Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat Terhadap Pertumbuhan E.coli Sampel uji Konsentrasi (ppm) Kotrimoksazol Ekstrak Kental Fraksi Kloroform Fraksi etil acetat Fraksi n-Butanol Diameter Zona Interpretasi daya Hambat (mm) hambat 1% 0,64 Lemah 5% 0,772 Lemah 10% 0,53 Lemah 1% 1,0566 Lemah 5% 0,764 Lemah 10% 0,73 Lemah 1% 0,912 Lemah 5% 0.995 Lemah 10% 0,84 Lemah 1% 1,228 Lemah 5% 0,9 Lemah 10% 0,973 Lemah 1% 1,027 Lemah 5% 0,973 Lemah 10% 0,64 Lemah Sumber: Data Primer 2015 Uji daya hambat pada penelitian ini hambatan terhadap E.coli. Respon menggunakan metode Kirby Bauer yaitu hambatan yang terjadi disebabkan karena dengan bakteri adanyan kandungan senyawa aktif atau kemudian senyawa metabolit sekunder pada rimpang E.coli mengoleskan pada media meletakkan disk dicelupkan dengan suspensi EMB, kosong larutan yang telah sampel uji Lengkuas Merah yang bersifat menghambat pertumbuhan bakteri seperti minyak atsiri. berdasarkan masing-masing konsentrasi. Kemampuan Kemudian media yang sudah berisi disk menghambat bakteri E.coli terlihat pada 0 Rimpang Lengkuas Merah diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam. hasil pengukuran zona hambat yaitu untuk Hasil uji daya hambat ekrstrak dan fraksi ektrak kental pada konsentrasi 1%. Hasil rimpang Lengkuas Merah terhadap bakteri daya hambat yang didapat dari kontrol E.coli menunjukkan adanya respon Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016] positif kotrimoksazol adalah konsentrasi 1% 6 Rezqi Handayani sebesar 0,64 mm, konsentrasi 5% sebesar tersebut hasilnya sesuai dengan hasil yang 0,772 mm dan konsentrasi 10% sebsar 0,53 didapat mm. sebesar 1,0566 mm, konsentrasi 5% lengkuas yang dapat disimpulkan bahwa sebesar 0,764 mm dan konsentrasi 10% ekstrak dan fraksi rimpang lengkuas pada sebesar 0,73. Jika dibandingkan dengan konsentrasi 1%, 5% dan 10% memiliki daya hasil kontrol positif daya hambat ekstrak hambat terhadap bakteri E.coli. walapun etanol rimpang lengkuas lebih baik. dari hasil yang didapat daya hambatya Untuk mengetahui sifat senyawa pada ekstrak etanol rimpang berada pada kategori lemah. Hal ini dapat kimia yang berkhasiat dalam menghambat dikarenakan pertumbuhan bakteri maka dalam penelitian digunakan oleh peneliti sehingga penelitian juga untuk ini dapat dilanjutkan dengan menggunakan mendapatkan senyawa kimia dari rimpang konsentrasi yang lebih besar. Beberapa lengkuas sifat penelitian menunjukkan ekstrak rimpang kepolarannya. Dari hasil fraksinasi, fraksi lengkuas merah memang mempunyai daya yang banyak didapat adalah fraksi non polar hambat pada pertumbuhan bakteri E.coli yaitu fraksi koloroform. Jika dilihat dari seperti yang dilakukan oleh Darwis et al komponen senyawa kimia yang terdapat di (2013) rimpang lengkuas yaitu minyak atsiri yang rimpang lengkuas merah memiliki daya memilki sifat kelarutan non polar hasil yang hambat sedang pada konsentrasi 5,75% didapat sesuai. Hal ini juga terbukti dari dengan zona hambat sebesar 8,16 mm. hasil fraksi Tetapi pada penelitian lain yang pernah koloroform memilki daya hambat yang dilakukan oleh Midun (2012) menunjukkan lemah dengan hasil yaitu konsentrasi 1% ektstrak etanol rimpang lengkuas merah 0,912 mm, konsentrasi 5% sebesar 0.995 tidak memilki daya hambat terhadap bakteri mm dan konsentrasi 10% 0,84 mm. Daya E.coli. hambat fraksi semi polar yaitu etil asetat ditemukannya zona hambat. Hasil penelitian hasil yang didapat untuk konsentrasi 1 % tersebut tidak sejalan dengan penelitian sebesar 1,228 mm, konsentrasi 5% sebesar yang telah dilakukan oleh peneliti dengan 0,9 mm dan konsentrasi 10% sebsar 0,973 menggunakan mm. Dan untuk hasil fraksi n-Butanol hasil lengkuas merah memilki daya hambat yang 1% terhadap pertumbuhan bakteri E.coli. Hal ini sebesar 1,027mm, konsentrasi 5% sebesar dapat terjadi karena penggunaan rimpang 0,973 mm dan konsentrasi 10% sebesar lengkuas merah yang berbeda dilihat dari 0,64 mm. Jika dilihat dari ketiga fraksi tempat tumbuhnya. Tempat tumbuh suatu dilakukan uji yang daya didapat fraksinasi sesuai dengan hambat adalah untuk konsentrasi Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016] kecilnya menunjukkan Karena pada ekstrak konsentrasi ekstrak methanol penelitian etanol yang tidak rimpang 7 Uji Daya Hambat Ekstrak Metanol Dan Fraksi Rimpang Lengkuas Merah (Alipinia Purpuruta K Schoum) Terhadap Bakteri Escheria Coli tanaman dapat mempengaruhi kandungan 3. Nasution, R.E. 1992. Prosiding Seminar senyawa kimia dari tanaman tersebut. dan Loka Karya Nasional Etnobotani. KESIMPULAN Departement Dari hasil penelitian yang telah Pendidikan Kebudayaan RI-LIPI. dan Perpustakaan Nasional RI. Jakarta. dilakukan dapat disimpulkan a. Ekstrak etanol rimpang lengkuas merah 4. Sosrokusumo, P. 1989. Pelayanan memiliki daya hambat pada bakteri Pengobatan E.coli dengan kekuatan daya hambat Kesehatan Jiwa. Dalam: Salan, R., pada kategori lemah dengan dibuktikan Boedihartono, P. Pakan, Z.S. Kuntjoro, adanya zona hambat pada media uji. dan I.B.I. Gotama (ed.). Lokakarya b. Fraksi etanol rimpang lengkuas merah tentang Penelitian Praktek Pengobatan yang terdiri dari fraksi non polar Tradisional Badan Tradisonal. Di Bidang Penelitian dan (kloroform), semi polar (etil acetat) dan Pengembangan Kesehatan, Deparetem polar (n-Butanol) memilki daya hambat Kesehatan Republik Indonesia. Ciawi, pada bakteri E.coli dengan kekuatan 14-17 Desember 1988. 5. Tax, daya hambat pada kategori lemah. S. 1953. Anthropologi DAFTAR PUSTAKA An Appraisal of Chicago: Today. University of Chicago Press. 1. Darwis, E, Dewi Chandra1, Choirul 6. Itokawa, H. And Takeya, K. 1993. Muslim1, Rochmah Supriati1. 2013. Uji Antitumor Efektivitas Ekstrak Rimpang Lengkuas Plants. Heterocycles. 35:1467-1501. Merah (Alpinia Purpurata K.Schum) 7. Kainsa, Subtances S dan R. From Bhoria. Higher 2012. Sebagai Antibakteri Escherichia Coli Medicinal Plants As A Source Of Penyebab Diare. Universitas bengkulu. Antiinflammatory 2. Midun. 2012. Uji Aktifitas Esktrak Lengkuas Merah (Alpinia Purpurata Agent: A Review. International Journal of Ayurvedic and Herbal Medicine. 2(3):499-509 Menghambat 8. Hembing, H.M dan Wijakusuma. 2001. Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia: aureus Rempah, Rimpang Dan Umbi. Jakarta: K.Schum) dan Dalam Bakteri Escheria coli Dengan Metode Disc Diffusion. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Milenia populer. 9. Soenanto, H dna S. Kuncoro. 2009. Obat Tradisional. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Sukandar, D., N. Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016] 8 Rezqi Handayani Radiastuti, S. Utami. 2009. Aktivitas Minyak Atsiri Rimpang Lengkuas Merah (Alpinia Purpuruta) Hasil Distalasi. Jurnal Biologi Lingkungan. 3(2): 94100. 10. Syaugi. 2008. Diare Jangan Diremehkan. http://www.indomedia.com. (14 November 2015) 11. Victorio, C.P., R.M. Kuster and C.L.S Lage. 2009. Detection Of Flavonoids In Alpina Purpuruta (Viell) Schum. Leaves Using High Performance Ilquchromagraphy. Rev. Bras. Pl. Med. Boutca (2):147-153. Jurnal Surya Medika Volume 1 No. 2 [2016] 9