uji aktivitas dan formulasi krim anti jerawat dari beberapa bahan alam

advertisement
Prosiding Rakernas dan Pertemuan Ilmiah Tahunan
Ikatan Apoteker Indonesia 2016
e-ISSN : 2541-0474
UJI AKTIVITAS DAN FORMULASI KRIM ANTI JERAWAT DARI
BEBERAPA BAHAN ALAM
Aisyah Fatmawaty1*, Andi Nur Aisyah2, Michrun Nisa2, dan Sukriani Kursia3
1
Bagian Farmasetika, Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin, Makassarr, Indonesia
2
Bagian Farmasetika, Akademi Farmasi Kebangsaan Makassar, Makassar, Indonesia
3
Divisi Mikrobiologi Bagian Farmasetika, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar, Indonesia
*
Corresponding author email: [email protected]
Abstrak
Latar belakang: Penggunaan bahan alam dapat menjadi alternatif dalam pengobatan jerawat, seiring dengan
meningkatnya resistensi terhadap antibiotik. Rimpang lengkuas (Alpinia galangal L), Rimpang bangle (Zingiber
cassumunar Roxb) dan daun asam (Tamarindus indica L). Bahan-bahan alam tersebut mengandung senyawa aktif
diantaranya senyawa flavonoid, polifenol dan minyak atsiri yang berpotensi sebagai antibakteri. Bahan alam yang
memiliki aktivitas sebagai antibakteri berpotensi untuk dikembangkan dalam bentuk formulasi sediaan krim.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai penghambatan dan aktivitas antibakteri propionibacterium
acne dari ekstrak lengkuas,bangle, daun asam dan kombinasinya, serta memformulasi krim antijerawat yang
memenuhi persyaratan stabilitas fisik krim.
Metode: Simplisia di ekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut aseton, konsentrasi ekstrak tunggal
dan kombinasi yang digunakan untuk pengujian dengan metode paper disc sebesar 10%, dilanjutkan formulasi krim
dengan menggunakan ekstrak tunggal ataupun kombinasi ekstrak yang memiliki aktivitas penghambatan terbesar
terhadap bakteri propionibacterium acne, formulasi krim dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi emulgator
surfaktan nonionik span 60 dan tween 60 untuk melihat stabilitasnya melalui pengujian stabilitas fisik.
Hasil penelitian: Hasil pengujian daya hambat terhadap bakteri propionibacterium acne diperoleh hasil
penghambatan lengkuas sebesar 15,01 mm, daun asam 16,21 mm, bangle 9,88 mm, sedangkan untuk kombinasi
ekstrak diperoleh hasil penghambatan untuk kombinasi lengkuas dan daun asam sebesar 15,68 mm, bangle dan daun
asam sebesar 15,48 mm, lengkuas dan bangle sebesar 10,63 mm. Hasil formulasi dengan memvariasikan konsentrasi
surfaktan nonionik span dan tween 60 diperoleh hasil formula yang memenuhi persyaratan stabilitas fisik ditunjukkan
oleh formula krim dengan konsentrasi span tween 60 sebesar 3%.
Kesimpulan: Nilai daya hambat terbesar untuk ekstrak tunggal di tunjukkan oleh eksrak aseton daun asam,
sedangkan untuk ekstrak kombinasi ditunjukkan oleh ekstrak kombinasi lengkuas dan daun asam. Konsentrasi
emulgator span tween 60 sebesar 4% menghasilkan krim yang stabil secara fisik.
Kata kunci : ekstrak aseton, bakteri, jerawat, lengkuas, krim
1.
PENDAHULUAN
Penggunaan Bahan alam dapat
menjadi salah satu alternatif dalam pengobatan
jerawat, pasien berjerawat yang menerima terapi
antibiotik
klindamisin,
eritromisin,
atau
tetrasiklin sebagai pengobatannya, cenderung
menyebabkan peningkatan terjadinya infeksi
saluran nafas atas bila dibandingkan dengan
pasien berjerawat tanpa terapi antibiotik
(Margolis et al., 2005). Efek samping yang dapat
ditimbulkan tersebut menyebabkan dilakukan
pengembangan penelitian untuk melihat potensi
antibakteri dan formulasi terhadap tumbuhan
alami di Indonesia, selain karena efek
sampingnya yang relatif rendah juga karena
ketersediaan hayati bahan alam yang memadai.
Bahan alam yang telah dikembangkan sebagai
antibakteri diantaranya lengkuas (Alpinia
galanga L.), bangle (Zingiber cassumunar Roxb)
dan daun asam (Tamarindus indica L.).
Ketiga bahan alam tersebut merupakan
tanaman yang mudah dijumpai diseluruh
Indonesia dan secara empiris telah dimanfaatkan
sebagai pengobatan pada berbagai penyakit kulit
diantaranya panu, kudis, kurap, dan bisul.
Bahan-bahan alam tersebut mengandung
senyawa-senyawa aktif diantaranya senyawa
37
Prosiding Rakernas dan Pertemuan Ilmiah Tahunan
Ikatan Apoteker Indonesia 2016
e-ISSN : 2541-0474
flavonoid, polifenol, dan minyak atsiri yang
berpotensi sebagai antibakteri (Puspodewi, 2015
dan Tandy, 2012).
Penggunaan ekstrak lengkuas dan daun
asam secara langsung dinilai kurang efektif dan
efisien
sehingga
untuk
mempermudah
penggunaannya dapat diformulasi menjadi suatu
bentuk sediaan krim. Pemilihan krim sebagai
bentuk sediaan karena krim memiliki sifat umum
mampu melekat pada permukaan tempat
pemakaian dalam waktu cukup lama, krim
umumnya mudah menyebar, mudah dicuci, aksi
emulsi dapat diperpanjang dan efek emolien
yang lebih besar, serta bau zat aktif dapat
tertutupi (Ayuni, F. Lestari, F. Mulyanti, D.,
2015 ; Lachman, dkk. 2012).
Komponen utama dari krim adalah fase
air dan minyak. Untuk mencegah pemisahan dua
fase maka ditambahkan emulgator. Tween® 60
dan Span® 60 merupakan emulgator nonionik
yang bersifat netral dan stabil dengan adanya
asam/basa dari komponen krim, memiliki
keseimbangan lipofilik dan hidrofilik bersifat
tidak toksik, dan tidak iritatif (Nursalam H,
Isriany I, dan Saudi, A.D.A., 2014).
Berdasarkan latar belakang tersebut, untuk
mempertimbangkan kemungkinan penggunaan
lengkuas, bangle, daun asam dan kombinasi
ketiganya sebagai antibakteri alami pada
pengobatan jerawat , maka diperlukan kajian
mengenai aktivitas antbakterinya terhadap salah
satu
bakteri
penyebab
jerawat
yaitu
Propionibacterium
acne
sehingga
dapat
digunakan dalam pengobatan jerawat yang aman.
Konsentrasi yang diperoleh kemudian dijadikan
dasar untuk memformulasi krim yang memiliki
stabilitas secara fisik.
2. BAHAN DAN METODE
2.1 Bahan
Aquadest,
biakan
bakteri
Propionibacterium acne, daun asam, dimetyl
sulfoxide (DMSO) 10%, etanol 70%, paperdisc
tetrasiklin 30 µg, media FTM, media agar,
larutan NaCl, paperdisc, rimpang bangle, dan
rimpang lengkuas.
asam stearat, α-tokoferol, ekstrak lengkuas,
ekstrak daun asam, metil paraben, propil
paraben, propilenglikol, tween 60, span 60, setil
alkohol.
2.2 Metode
Metode dalam penyiapan ekstrak
meliputi penyiapan simplisia dan pembuatan
ekstrak dengan menyari simplisia rimpang
lengkuas,rimpang bangle dan daun asam
menggunakan pelarut aseton menggunakan
metode maserasi.
Tahapan berikutnya adalah pengujian
aktivitas antibakteri dari ekstrak aseton
menggunakan metode difusi menggunakan paper
disc berdiameter 6 mm yang diletakkan pada
medium FTM, sebagai control positif digunakan
paper disc tetrasiklin.
Formulasi dilakukan menggunakan
konsentrasi simplisia dari ekstrak tunggal atau
kombinasi yang memiliki aktivitas antibakteri
propionibacterium acne yang paling besar.
Tabel 1. Formula krim antijerawat
Nama Bahan
Eksrak Lengkuas
Ekstrak daun asam
Tween 60 dan Span 60
Propilenglikol
Setil Alkohol
Asam Stearat
Metil Paraben
Propil Paraben
α-tokoferol
Aquadest ad
F1
5
5
2
10
3
6
0,2
0,1
0,05
100
Konsentrasi (%)
F2
5
5
3
10
3
6
0,2
0,1
0,05
100
F3
5
5
4
10
3
6
0,2
0,1
0,05
100
38
Prosiding Rakernas dan Pertemuan Ilmiah Tahunan
Ikatan Apoteker Indonesia 2016
e-ISSN : 2541-0474
Keterangan :
F1 : Formula dengan variasi konsentrasi emulgator span® 60 dan tween® 60 2%
F2 : Formula dengan variasi konsentrasi emulgator span® 60 dan tween® 60 3%
F3 : Formula dengan variasi konsentrasi emulgator span® 60 dan tween® 60 4%
Evaluasi stabilitas fisik krim menggunakan
metode stabilitas dipercepat meliputi pengujian
pH, pengujian daya sebar,pengujian daya lekat,
pengujian visko sitas dan pengujian tipe krim.
3. HASIL
Tabel 2. Hasil uji daya hambat ekstrak aseton rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.), daun asam
(Tamarindus indica L.), dan rimpang bangle (Zingiber cassumunar Roxb) terhadap
Propionibacterium acne
Daya Hambat (mm)
Rata-rata
(mm)
Sampel
Lengkuas
Daun Asam
Bangle
Kontrol Negatif
Kontrol Positif
I
II
III
15.15
18.8
9.5
0
35.35
15.4
16.35
10.55
0
36.1
14.5
13.5
9.6
0
33.55
15.01
16.21
9.88
0
35
Tabel 3. Hasil uji daya hambat ekstrak kombinasi rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.), daun
asam (Tamarindus indica L.), dan ekstrak bangle (Zingiber cassumunar Roxb)
Sampel
Daya Hambat (mm)
I
16.3
15.4
10.1
14.1
Lengkuas + Daun Asam
Bangle + Daun Asam
Lengkuas + Bangle
Lengkuas + Bangle + Daun Asam
II
13.9
14.7
10.6
13.35
III
16.85
16.3
11.2
13
Rata-rata
(mm)
15.68
15.48
10.63
13.48
Tabel 4. Hasil Pengujian pH Sediaan
pH
Formula
F1
F2
F3
Sebelum accelerate
Sesudah accelerate
3,62
3,42
3,46
3,69
3,77
3,88
39
Prosiding Rakernas dan Pertemuan Ilmiah Tahunan
Ikatan Apoteker Indonesia 2016
e-ISSN : 2541-0474
Tabel 5. Hasil Pengujian viskositas (Cps)
Viskositas
Formula
F1
F2
F3
Sebelum accelerate
Sesudah accelerate
26400
47066,6
50000
37200
54933,3
55733,3
Tabel 6. Hasil uji sentrifugasi
Formula
Sentrifugasi
Sebelum accelerate
Sesudah accelerate
F1
Terjadi Pemisahan
Terjadi Pemisahan
F2
F3
Terjadi Pemisahan
Tidak Terjadi Pemisahan
Terjadi Pemisahan
Tidak Terjadi Pemisahan
4. PEMBAHASAN
Hasil penelitian pada tabel 2
menunjukkan bahwa aktivitas antibakteri
rimpang lengkuas, rimpang bangle dan daun
asam pada konsentrasi 10% memiliki hasil yang
berbeda. Begitupun dengan kontrol positif dan
kontrol negatif. Berdasarkan hasil tersebut dapat
dilihat bahwa daun asam memiliki aktivitas
antibakteri yang lebih baik dari rimpang
lengkuas dan rimpang bangle.. Berdasarkan hasil
pengukuran zona hambat dari ketiga ekstrak
bahan alam tersebut maka dapat diklasifikasikan
kedalam respon hambatan pertumbuhan bakteri
kategori kuat untuk ekstrak rimpang lengkuas
dan daun asam karena memiiki diameter zona
hambat antara 10-20 mm, sedangkan rimpang
bangle masuk kategori sedang karena diameter
zona hambat antara 5–10 mm, sedangkan hasil
kontrol positif tetrasiklin sangat efektif, dengan
respon hambatan pertumbuhan bakteri masuk
kedalam kategori sangat kuat dengan rata-rata
diameter zona hambat sebesar 35 mm. (Davis&
Stout, 1971)
Aktivitas antibakteri dari ketiga sampel
tersebut diduga berasal dari aktivitas senyawa
aktif yang terdapat pada ekstrak. Pada daun asam
senyawa aktif yang diduga memiliki aktivitas
sebagai anti bakteri yaitu flavonoid, tanin,
saponin dan fenol (Mun,im, 2009). Tanin
mempunyai daya antibakteri yaitu melalui reaksi
dengan membran sel dimana tanin menyerang
polipeptida dinding sel sehingga pembentukan
dinding sel menjadi kurang sempurna
menyebabkan sel bakteri lisis karena tekanan
osmotik sehingga sel bakteri akan mati (Sari,
2011), inaktivasi enzim dan inaktivasi fungsi
materi genetik dimana tanin menghambat enzim
reverse traskriptase dan DNA topoisomerase
sehingga mengakibatkan sel bakteri tidak dapat
terbentuk (Nuria dkk., 2009).
Senyawa fenol bekerja dengan cara
mendenaturasi protein sel dan membran sel,serta
bersifat fungistatik atau fungisidal tergantung
konsentrasinya. Pada konsentrasi 0,1-2% fenol
merusak
membran
sitoplasma
yang
menyebabkan kebocoran metabolit dan selain itu
menginaktifkan sejumlah enzim. Pada kadar
tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan
selmembran akan mengalami lisis (Salni, 2013).
Flavonoid bersifat desinfektan yang
bekerja dengan cara mendenaturasi protein yang
dapat menyebabkan aktifitas metabolisme sel
bakteri berhenti, sedangkan saponin dapat
meningkatkan permeabilitas membran sel bakteri
sehingga dapat mengubah struktur dan fungsi
membran, menyebabkan denaturasi protein
membran sehingga membran sel akan rusak dan
lisis yang berakibat pada kematian sel bakteri
(Wibowo, 2012).
40
Prosiding Rakernas dan Pertemuan Ilmiah Tahunan
Ikatan Apoteker Indonesia 2016
e-ISSN : 2541-0474
Pada sampel lengkuas dan bangle
senyawa aktif yang diduga memiliki aktivitas
antibakteri yaitu minyak atsiri. Minyak atsiri
pada rimpang lengkuas mengandung senyawa,
seperti sineol 12,64%, similiaritas 98% dan
dodekatriena 12,86% yang berperan penting
sebagai antibakteri (Sukandar et al. 2009).
Senyawa 4-tripeneol yang terkandung dalam
minyak atsiri rimpang bangle diduga merupakan
senyawa aktif antibakteri (Marliani, 2012).
Mekanisme penghambatan pertumbuhan
bakteri oleh minyak atsiri disebabkan karena
minyak atsiri dapat menyebabkan terjadinya
perubahan
permeabilitas
membran
dan
mengganggu sistem transpor (Ismaiel dan
Pierson, 1990).
Dari hasil yang diperoleh kemudian
dilanjutkan pengujian aktivitas antibakteri
dengan mengkombinasikan ketiga ekstrak
tersebut untuk melihat efek yang dapat
ditimbulkan. Pengujian dilakukan dengan
mengkombinasikan
ekstrak
dengan
perbandingan 50:50 dengan konsentrasi yang
sama yaitu 10%.
Uji aktivitas antibakteri kombinasi
ekstrak aseton rimpang lengkuas, rimpang
bangle, dan daun asam dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui aktivitas yang dihasilkan
ketika ekstrak tersebut dikombinasi. Hasil dari
kombinasi dapat bersifat sinergis atau antagonis.
Hasil yang dikatakan sinergis apabila hasil
kombinasi memiliki efek terapeutik yang lebih
besar dibandingkan dengan penggunaan tunggal,
sebaliknya hasil dikatakan antagonis apabila
hasil kombinasi memiliki efek terapeutik yang
lebih kecil atau saling meniadakan antara
antibakteri yang digunakan (Ayu, 2013). Hasil
dari uji kombinasi ekstrak menunjukkan bahwa
ekstrak dengan kombinasi rimpang lengkuas dan
daun asam memiliki diameter penghambatan
yang paling besar. Kombinasi ini selanjutnya
diformulasi dalam bentuk sediaan krim dengan
memvariasikan konsentrasi surfaktan nonionic.
Hasil pengujian pH (tabel 4)
menunjukkan bahwa ketiga formulasi sediaan
masih memenuhi standar nilai pH kulit yang
dipersyaratkan yaitu pH 3,5-5 (fatmawaty, A.,
Pakki, E dan Nisa, M., 2012). Pengujian
viskositas (tabel 5) menunjukkan hasil pada
formula dengan konsentrasi emulgator 2% dan 3
% berdasarkan hasil uji T menunjukkan
perubahan hasil yang signifikan, sedangkan pada
formula dengan konsentrasi 4% menunjukkan
hasil yang tidak signifikan.
Pengujian
sentrifugasi
(tabel
6)
dilakukan untuk mengamati pemisahan fase
dispersi, kriming dan koalesensi, hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa formula denga
konsentrasi emulgator 4% tidak menunjukkan
terjadinya pemisahan fase.
5. KESIMPULAN
Kombinasi ekstrak rimpang lengkuas
dan daun asam menghasilkan diameter
penghambatan yang paling besar yaitu 15,68
mm. Formula krim dengan kombinasi surfaktan
nonionic 4% menghasilkan krim yang stabil
secara fisik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Margolis, D.J., Bowe, B.P., Hoffstad, O.,
and Berlin J.A., 2005, Antibiotic Treatment
of Acne May Be Associated With Upper
Respiratory Tract Infections. Arch Dermatol,
141: 1132-1136
2. Puspodewi, Dini., Sri Darmawati, Endang
Triwahyuni Maharani., 2015, Daya Hambat
Daun Asam Jawa (Tamarindus indica)
Terhadap Pertumbuhan Salmonella Typhi
Penyebab Demam Tifoid. The 2nd University
Research Coloquium. ISSN 2407-9189. Hal.
45-50.
3. Tandy, Debora., Hosea Jaya Edi, Hamidah
Sri Supriati, 2012, Efek Antibakteri Salep
Ekstrak Rimpang Lengkuas Putih (Alpinia
galanga L. Swartz) Pada Kulit Punggung
Kelinci Yang Dibuat Infeksi Staphylococcus
aureus. Universitas Sam Ratulangi, Manado.
4. Ayu,
DwiPuspita.,
2013,
Aktivitas
Antibakteri Kombinasi EkstrakEtanol Daun
Jambu Monyet (Anacardium occidentale L.)
dan Vankomisin Terhadap Staphylococcus
aureusdan Staphylococccus epidermidis.
Naskah Publikasi, Surakarta
5. Nursalam H, Isriany I, dan Saudi, A.D.A.,
2014, Pengaruh Emulgator Terhadap
Aktivitas Antioksidan Krim Ekstrak Etanol
Kelopak Bunga Rosella
(Hibiscus
Sabdariffa Linn), Jurnal Kesehatan, 6 (2);
376-385
6. Mun’im A, E Hanani dan Rahmadiah. 2009.
Karakterisasi Ekstrak Etanolik Daun Asam
Jawa (Tamarindus indicaL.). Majalah Ilmu
Kefarmasian VI(1):38-44.
41
Prosiding Rakernas dan Pertemuan Ilmiah Tahunan
Ikatan Apoteker Indonesia 2016
e-ISSN : 2541-0474
7. Salni, Nita A., Reny S., 2013, Isolasi
Senyawa Antijamur dari Rimpang Lengkuas
Putih (Alpinia galanga (L.) Wild) dan
Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum
terhadap Candida albicans. Prosiding
Semirata FMIPA Universitas Lampung.
8. Nuria, maulita , Faizaitun, Arvin dan
Sumantri. 2009. Uji Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Etanol Daun Jarak Pagar (Jatropha
Curcas L) Terhadap Bakteri Staphylococcus
aureus Atcc 25923, Escherichia coli Atcc
25922, Dan Salmonella typhi ATCC 1408.
Mediagro 5(2):26–37.
9. Wibowo, S. 2012. Daya Hambat Biji Buah
Mahoni (Swietenia mahagoni) terhadap
Pertumbuhan
Bakteri
Salmonella
typhi.Skripsi. Unimus Press, Semarang.
10. Sukandar, E.Y, Suganda, A.G, Kristiana,
A.S., 1997, Efek Anthelmintika Zingiber
Zerumbet, Zingiber cassumunar, dan
Curcuma Xanthorrhiza terhadap Cacing
Ascaris Summ., Majalah Farmasi Indonesia,
8 (1), 12-23
11. Ismaiel, A.A and M.D. Pierson. 1990.
Inhibition of Germination Outgrowth and
Vegetative growth of Clostridium botilinum
67B By Spice oils. J. Food Protec. 53: 755.
12. Ayuni, F. Lestari, F. Mulyanti, D., 2015, Uji
Aktivitas Tepung Biji Bunga Pukul Empat
(Mirabilis Jalapa L.) terhadap Bakteri
Propionibacterium Acnes dan Formulasinya
dalam Bentuk Sediaan Krim, Prosiding
Penelitian SPESIA Unisba, 155-158
13. Fatmawaty, A., Pakki, E., dan Nisa, M.,
2012, Sains dan Teknologi Kosmetik,
Makassar.
42
Download