pendahuluan - SInTA UKDW

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Batasan Pengertian
1.1.1. Pengertian Museum Gamelan Jawa
a. Museum
Ada beberapa pengertian museum, namun menurut esensinya
secara umum
museum adalah gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap untuk
benda-benda yang patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni,
dan ilmu pengetahuan, atau tempat untuk menyimpan barang-barang kuno.1 Museum
juga dapat diartikan sebagai sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari
keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang
mengumpul, merawat, memamerkan, untuk tujuan-tujuan penelitian, pendidikan, dan
hiburan atau wadah bagi penyelamatan dan pemeliharaan benda-benda warisan budaya
dan sejarah alam, bertugas menghimpun, merawat serta memelihara, meneliti,
memamerkan, menerbitkan dan menyebarluaskan hasil-hasil penelitian kebudayaan dan
ilmu pengetahuan.2
b. Gamelan Jawa.
Secara fisik gamelan Jawa adalah sebuah pernyataan musikal berupa kumpulan alat-alat
musik (bunyi-bunyian) tradisional dalam jumlah besar yang terdapat di pulau Jawa.3
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi II, Balai Pustaka, Jakarta : 2005.
2
International Council of Museum (ICOM), Nov 2004
3
Bambang Yudoyono, Gamelan Jawa, PT. Karaya Unipress, Jakarta :1984.
c. Museum Gamelan Jawa di Yogyakarta
Dari uraian pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Museum Gamelan Jawa
di Yogyakarta adalah suatu wadah yang diusahakan untuk kepentingan umum, bertujuan
untuk melindungi dan melestarikan kebudayaan gamelan Jawa, dengan tugas
mengumpulkan, merawat, dan mempublikasikan untuk kepentingan pendidikan bangsa,
dan museum ini dibangun di Yoyakarta.
1.2.
Latar Belakang
1.2.1. Fenomena Gamelan Jawa
a. Kehilangan perangkat Gamelan Jawa yang memiliki nilai budaya yang tinggi.
Selain memiliki banyak kekayaan alam, Indonesia juga sangat dikenal dengan
Negara yang kaya akan seni dan budaya. Khususnya di bidang kesenian kita memiliki
beraneka ragam seni yang cukup popular baik di dalam negeri maupun di luar negeri,
yaitu kesenian yang bernuansa tradisional. Salah satu kesenian tradisional yang layak
dibanggakan adalah gamelan Jawa.
Gamelan Jawa yang yang merupakan alat musik tradisional yang sangat unik,
ternyata menarik perhatian warga asing untuk mempelajarinya dan bahkan sampai
memboyong gamelan itu sendiri ke negara mereka. Banyak sekali gamelan Jawa yang
sudah diboyong ke berbagai negara dengan tujuan selain sebagai bahan ilmiah untuk
musik (dipelajari) atau bahkan sebagai bahan koleksi permuseuman. Hal ini sudah
dimulai sejak sebelum Perang Dunia II. Misalnya saja gamelan-gamelan selendro di
museum Ethnografi Berlin, Tropenmuseum Amsterdam, Museum Ethnografi Hamburg
dan pelog di museum nasional Kopenhagen. Sungguh suatu keprihatinan bagi bangsa
Indonesia, karena gamelan-gamelan tersebut termasuk dalam kelas yang cukup tinggi.
Bangsa barat lain yang juga tertarik bahkan sampai melebihi, adalah Amerika
Serikat dan Australia. Melalui Profesor Doktor Mantle Hood, Institut Ethnomusicology
University of California Los Angeles mendapat dua pangkon gamelan selendro dan pelog
di tahun 1958 yang bernama Kyai Mendung. Menurut para ahli gamelan Jawa dan
Yogyakarta, gamelan tersebut berusia lebih dari 120 tahun dan termasuk tinggi
kualitasnya. Sedangkan pada tahun 1961 mendapat dua pangkon lagi. Dan di tahun 1969
ada dua pangkon gamelan lagi dari Yogyakarta yang diboyong ke Hawai. Padahal
gamelan tersebut termasuk kuno dan baik.
Di tahun 70-an akhir, sebenarnya ada dua perangkat (4 pangkon) gamelan Jawa
milik seorang bangsawan Yogyakarta yang akan diboyong ke Perancis. Namun
mengingat kualitasnya yang sangat tinggi, yang dua pangkon berhasil diselamatkan oleh
seorang pejabat tinggi asal dari Yogyakarta pula. Walaupun demikian entah berapa
jumlah gamelan Jawa yang berhasil diboyong orang-orang Australia.
Demikianlah gamelan Jawa sangat dikenal oleh bangsa-bangsa asing. Tetapi di
lain pihak, kita betul-betul cemas dan prihatin. Bahwa dengan banyaknya gamelan Jawa
kuno yang termasuk kualitas baik diboyong keluar negeri, kita kehilangan kekayaan senibudaya yang tak ternilai.4
4
Bambang Yudoyono, Gamelan Jawa, PT. Karaya Unipress, Jakarta :1984.
b. Musik tradisi mengalami kemunduran.
Kenyataan sekarang, kita tidak dapat menutup mata bahwa saat ini sebenarnya
telah terjadi proses kemunduran terhadap musik-musik tradisi tersebut. Hal ini
disebabkan antara lain oleh :
1. Rusak dan hilangnya alat musik tradisional.
2. Minimnya minat dan kepedulian masyarakat terhadap pelestarian musik tradisional.
3. Pelaku musik tradisional, memiliki ilmu pengetahuan yang diturunkan secara turuntemurun secara lisan, sehingga kalau musisi-musisi tradisional tersebut meninggal,
para peneliti musik tradisi akan kesulitan mencari nara sumber.5
Sementara itu disisi lain, kita melihat adanya kecendrungan para pemusik
(Komposer) di zaman ini mulai melakukan inovasi-inovasi seperti kolaborasi aliran
musik dengan memadukan unsur-unsur instrumen etnik ke dalam musik modern.
Misalnya kolaborasi antara gamelan dengan musik jazz. Akan tetapi ketika kegiatan
kolaborasi
musik tersebut dilakukan, para composer tersebut akan terbentur pada
kendala kesulitan dalam mempelajari musik-musik tradisi tersebut karena informasi dan
nara sumber yang terputus-putus serta kurangnya data yang autentik sebagai bahan
penelitian.
1.2.2. Fenomena Museum.
Yang menarik ketika kita membicarakan museum adalah bahwa minat masyarakat
Indonesia untuk mengunjungi museum sangat rendah. Jumlah pengunjung
museum
individual per hari rata-rata berkisar 10 orang, bahkan bisa juga kurang. Sesekali ada
5
Sukotjo, Teks dan Konteks dalam Musik Tradisional Indonesia, Lembaga Penelitian ISI
Yogyakarta : September 2004
kunjungan kelompok yang jumlahnya mencapai 50 orang. Sepinya pengunjung museum
di Indonesia menggambarkan bahwa6 :
1. Di pihak masyarakat sendiri belum tumbuh “kecenderungan pada museum “ (museum
minded)
2. Di pihak museum masih terdapat kelemahan dan manajemen permuseuman
menyangkut ; sistem organisasi, sistem informasi data, sistem koleksi, tata pamer,
marketing promosi dan kelengkapan infrastruktur fisik museum.
3. Tidak adanya daya tarik pada suatu museum, baik penampilan bangunannya maupun
fasilitas dan aktivitas yang disuguhkan yang bersifat rekreatif dan menghibur bagi
para pengunjungnya.
Museum sesungguhnya memiliki nilai lebih dibanding dengan tempat kunjungan
wisata lainnya. Di museum orang tidak hanya disuguhkan keindahan alam atau sesuatu
yang eksotis yang dapat memuaskan potensi estetis manusia. Di tempat tersebut juga
disuguhkan secara langsung sesuatu yang paling mendasar bagi manusia yaitu ilmu
pengetahuan.
Bahkan di dan dari museum seseorang kemudian belajar mengenali dirinya dari
mana ia berasal. Bagaimana masa lalunya hingga menjadi masa kininya, dan bagaimana
pula kira-kira bentuk masa depannya. Di dan dari museum pula manusia belajar
memahami konsep universalisme umat manusia yang satu dalam derajat, hak dan
tanggung jawabnya ketika harus hidup berdampingan dengan sesamanya. Di dan dari
museum pula manusia harus menjadi lebih arif terhadap persoalan waktu karena sebuah
kebudayaan itu tidak begitu saja dan bisa terbentuk dalam satu malam, tetapi mengalami
6
H. Ahmad Syarif, Republika, 1999
suatu proses interaksi yang komprehensif antara satu unsur dengan unsur yang lain
selama ratusan, ribuan, bahkan jutaan tahun.
Pernahkah kita menyadari bahwa apa yang telah kita nikmati saat ini adalah hasil
pembelajaran dan interaksi sosial budaya secara turun-temurun sampai pada kondisinya
sekarang. Banyak orang tiba-tiba saja menikmati alunan nada dan lagu dari sebuah
komposisi gending tanpa menyadari bahwa di dalamnya terjadi pergumulan budaya yang
sangat lama, dimulai dengan bunyi-bunyian dari alam sampai manusia mencoba
menghasilkan bunyi atau suara dari berbagai sumber hingga terlahir sebuah komposisi
bunyi sebagai unsur dasar pembentuk.
Tahukah kita kapan gamelan itu ditemukan atau kapan manusia menyadari adanya
gamelan sebagai sarana untuk berekpresi dan untuk keperluan manusia dalam
berinteraksi baik dengan sesama maupun Tuhan. Kapan masyarakat Jawa mulai
memainkan gamelan Jawa dan mengapa gamelan diciptakan? Di dan dari museumlah
seharusnya diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mendasar tersebut.
1.3.
Ungkapan Permasalahan
a. Mencermati isu-isu tersebut diatas, maka sudah selayaknya kita melakukan tindakan
penyelamatan dan upaya-upaya pelestarian gamelan Jawa dengan melakukan
kegiatan-kegiatan konservasi dan preservasi terhadap gamelan Jawa tersebut. Untuk
itu dibutuhkan suatu wadah museum sebagai tempat melakukan kegiatan konservasi
dan preservasi.
b. Kenyataan sekarang umumnya museum tidak memiliki daya tarik, baik dari segi
penampilan bangunan, fasilitas maupun atraksi-atraksi yang disuguhkan. Kondisi ini
menjadi salah satu penyebab masyarakat enggan untuk mengunjungi museum.
1.4.
Rumusan Masalah
Dari ungkapan permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1.4.1. Masalah Umum
a. Bagaimana mewujudkan wajah fisik museum dengan mengintegrasikan fungsi
utamanya terhadap kegiatan-kegiatan yang bersifat rekreatif untuk menciptakan
daya tarik para pengunjung?
b. Bagaimana penyelesaian masalah sirkulasi ruang dalam dan ruang luar bangunan
museum Gamelan Jawa ini?
1.4.2. Masalah Khusus
a. Bagaimana menentukan lokasi site yang potensial untuk mendukung misi yang
diemban museum Gamelan Jawa tersebut.
b. Fasilitas dan aktivitas apa saja yang akan disuguhkan, sebagai salah satu faktor
pembentuk daya tarik bagi museum Gamelan Jawa tersebut. Sekaligus menunjang
misi utama yang diemban museum Gamelan Jawa.
1.5.
Tujuan
Merancang Museum Gamelan Jawa yang memberikan informasi mengenai
gamelan Jawa, sebagai wadah memelihara, melestarikan dan memamerkan peninggalan
sejarah berupa gamelan Jawa.
1.6.
Sasaran
a. Melakukan studi tentang Museum
b. Melakukan studi tentang Museum yang sejenis
c. Melakukan studi tentang Gamelan Jawa
d. Melakukan studi tentang lokasi/site untuk Museum Gamelan Jawa di
Yogyakarta.
1.7.
Lingkup Pembahasan
a. Permasalahan yang dibahas adalah pengertian dan pemahaman mengenai
gamelan Jawa dan aktivitas seni pertunjukkan yang terkait dengan gamelan
Jawa
b. Pembahasan mengenai Museum dari sudut pandang tipologi fungsi, serta pada
khususnya mengenai Museum Gamelan Jawa.
1.8.
Metode Pembahasan
1.8.1. Pengumpulan Data
Langkah awal adalah mengumpulkan data dari issue-issue faktual yang
melatarbelakangi
pemilihan
judul
dan
kemudian
mengidentifikasikan
permasalahan.
1.8.2. Deskriptif
Menjelaskan data dan informasi berkaitan dengan latar belakang permasalahan,
tujuan, sasaran pembahasan.
1.8.3. Analisis dan Solusi
Menganalisis
permasalahan
untuk
merumuskan
pemecahannya
terhadap
perwujudan wadah fisik museum Gamelan Jawa dan fasilitas pendukungnya serta
untuk dapat mengetahui hakekat dari kegiatan sebuah museum musik dengan
pendekatan studi literatur dan observasi lapang sebagai acuan bagi implikasiimplikasi perencanaan dan perancangan arsitektural.
1.9.
Sistematika Penulisan.
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang batasan pengertian judul, latar belakang, ungkapan
permasalahan, rumusan masalah, tujuan, sasaran, lingkup pembahasan,
metode pembahasan, sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN GAMELAN JAWA
Berisi
tentang
pemahaman
gamelan
Jawa,
mengetahui
sejarah
terbentuknya gamelan Jawa, dan sekaligus mengenal alat-alat gamelan
Jawa.
BAB III : TINJAUAN MUSEUM GAMELAN JAWA
Berisi tentang pemahaman dan persyaratan Museum secara umum dan
lebih spesifik mengenai pemahaman Museum Gamelan jawa baik itu
pengertian, fungsi, pengelola, pengunjung, kegiatan dalam Museum
Gamelan Jawa. Selain itu, di bab ini membahas museum-museum yang
sejenis dengan Museum Gamelan Jawa dan pameran gamelan sebagai
bahan perbandingan.
BAB IV : ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Membahas dan menguraikan tentang analisis pendekatan konsep
perencanaan dan perancangan bangunan yaitu analisa site, program
ruang, penzoningan, sirkulasi, massa bangunan, penampilan bangunan,
dan pendekatan sistem struktur dan utilitas.
BAB V : KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Bab ini membahas tentang konsep perancangan bangunan Museum
Gamelan Jawa yaitu perencanaan tapak, program ruang, penzoningan,
sirkulasi, penampilan bangunan, struktur bangunan dan utilitas.
Download